Anda di halaman 1dari 12

Nama : Syah Roni Tondang

NIM : 17.01.1601
Tingkat/Jurusan : IV-D/Teologi
M. Kuliah : Teologi Perjanjian Lama II
Dosen Pengampu : Dr. Jontor Situmorang

ARTI DAN MAKNA HARI TUHAN atau ESKHATOLOGI DALAM PERJANJIAN


LAMA
I. Pendahuluan
Allah adalah Tuhan, sejarah dan penggenapan karya penebusan-Nya itu termasuk
karya penebusan terhadap sejarah itu sendiri. Di dalam Perjanjian Lama para nabi
menantikan “hari”, kapan Allah mengunjungi ulang umat-Nya pada penghakiman dan
penebusan orang benar dan melepaskan dunia dari kejahatan. Allah akan datang pada
hari akhir dan mendirikan kerajaan-Nya (Yes.2:2-4; Hos.3:5). Tuhan punya waktu-Nya
sendiri untuk bertindak. Hari itu adalah saat ketika Allah menghukum orang fasik
sebagaimana tak pernah terjadi sebelum dan sekaligus menggenapkan penyelamatan
pembebasan bagi yang ditebus. Bagaimana kah konsep pemahaman dan pemaknaan
hari Tuhan atau Eskhatologi dalam Perjanjian Lama? Di dalam paper ini akan di bahas
tentang arti dan makna hari Tuhan atau Eskhatologi dalam Perjanjian Lama.
II. Pembahasan
II.1. Pengertian Hari Tuhan
Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia dituliskan bahwa kata hari
berarti: Waktu dari pagi sampai pagi lagi (yaitu suatu edaran bumi pada
sumbunya, 24 jam); Waktu selama matahari menerangi tempat kita (dari
matahari terbit sampai matahari terbenam) Keadaan (udara, alam, dsb) yang
terjadi di waktu 24 jam; Banyaknya jam dalam sehari yang dipakai bekerja.1
Tuhan adalah sesuatu yang diyakini, dipuja, disembah oleh manusia sebagai
yang Mahakuasa, Mahaperkasa, dsb.2 Jadi dapat dikatakan bahwa hari Tuhan
secara umum adalah waktu, keadaan yang dipakai untuk sesuatu yang diyakini
dan dipuja oleh manusia sebagai Tuhan yang Mahakuasa.
Hari Tuhan dalam kepercayaan populer di Israel adalah akan datangnya
suatu hari ketika Allah secara dramatis campur tangan melepaskan umat Israel
dari berbagai ketakutan dan penindasan. Harapan ini kemungkinan dirayakan
1
..., Kamus Besar Bahasa Indonesia, (Jakarta: Balai Pusataka, 1999), 298.
2
Ibid, 965.

1
(dan diduga realisasinya semakin meningkat) melalui perayaan tahunan
dengan mengadakan upacara-upacara korban, yang diharapkan menjamin
kemakmuran dan kemenangan Israel atas musuh-musuhnya. Nabi Amos
menyerukan bahwa kemakmuran negara itu telah diperoleh dari pemerasan
dan agama palsu dan ketika “hari” itu tiba maka akan nyata bahwa hari itu
adalah hari penghakiman (Am. 5 :18-27).3 Dalam Perjanjian Lama, istilah hari
Tuhan ditandai dengan adanya hukuman atas Israel (Yoel. 1:15; Zef. 1:7, 14)
atau beberapa bangsa spesifik lainnya (Yer. 46:10) atau manusia pada
umumnya.4 Hari Tuhan adalah subjek yang terlalu rumit untuk dibahas secara
singkat, sebab para nabi menganggapnya sebagai topik yang paling berkaitan
dengan pelayanan dan penulisan mereka. Namun bukan penggambaran yang
sama sekali tak bisa diuraikan. Hari itu adalah saat ketika Allah menghukum
orang fasik sebagaimana tak pernah terjadi sebelumnya dan sekaligus
menggenapkan penyelamatan pembebasan bagi yang ditebus. Tuhan akan
datang untuk “menghakimi dunia” (Mzm. 9:9; 96:13; 98:9).5
II.2. Pengertian Eskhatologi
Istilah eskhatologi berasal dari kata eschata (ta eschata = hal-hal terakhir).
Eschatos = akhir dan logos = subjek. Eskhatologi dipahami sebagai “doktrin
atau pengajaran tentang zaman akhir”.6 Di dalam bahasa Yunani, kata
eskhatologi berasal dari kata eschatos (terakhir) dan logos (ilmu yang
mempelajari tentang). Secara hurufiah, eskhatologi berarti ilmu yang
mempelajari tentang akhir zaman.7 Yang menjadi persoalan dalam eskhatologi
ini bukanlah apa yang kita nantikan, melainkan siapa yang kita nantikan.8
II.3. Hari Tuhan atau Eskhatologi dalam PL
Bangsa Israel sejak awal sudah memiliki semacam harapan akan masa
depan. Eskhatologi Perjanjian Lama mempunyai dasar historis dan teologis.
Harapan-harapan akan masa depan dalam Perjanjian Lama berdasarkan pada:
a. Kepastian bahwa Allah tetap berkarya walaupun kehidupan bisa saja sulit.

3
W. R. F. Browning, Kamus Alkitab, (Jakarta: BPK Gunung Mulia, 2007), 132-133.
4
Matthew S. Demoss & J. Edward Miller, Dictionary Of Bible and Theology Words, (Grand Rapids,
Michigan USA: Zondervan, 2002), 64.
5
Walter C. Kaiser, Ucapan yang Sulit dalam Perjanjian Lama, (Malang: LITERATUR SAAT, 2007),
247.
6
W.R.F. Browning, Kamus Alkitab, 97-98.
7
Timotius Surbekti, Tafsiran Daniel;Nubuat Akhir Zaman, (Yogyakarta : Andi, 1994), 7.
8
W.R.F. Browning, Kamus Alkitab, 97-98.

2
b. Ketegangan antara kehadiran Allah dan ketersembunyian-Nya, yang
menimbulkan pengharapan akan kehadiran Allah secara sempurna pada
masa depan.
c. Pemahaman tentang dosa dan ketidakpercayaan Israel secara radikal, yang
hanya dapat diatasi oleh anugerah Allah.
d. Keyakinan para nabi bahwa Allah akan berkarya pada masa depan,
sebagaimana Ia berkarya pada masa lalu, walaupun dengan cara yang
baru.
Periode klasik dalam perkembangan eskhatologi Israel adalah zaman
nabi-nabi. Penghakiman dan keselamatan digambarkan dengan sejelas-
jelasnya dalam pemberitaan mereka seperti yang tampak pada hampir setiap
halaman tulisan mereka. Nabi-nabi sebelum pembuangan menyerang
optimisme Israel yang populer dan memberitakan penghakiman Allah yang
radikal, sedangkan nabi-nabi pada masa pembuangan memperkenalkan suatu
optimisme yang baru sambil menunjuk kepada permulaan baru, ciptaan baru
dan keselamatan baru. Sedikit-dikitnya ada empat ciri utama yang dapat
dalam pengharapan para nabi akan masa depan, yakni yang berhubungan
dengan waktu, umat, tempat dan tokoh. Sejak awal zaman para nabi terdapat
keyakinan akan waktu atau “hari” ketika Tuhan Allah akan campur tangan
dalam sejarah Israel (Am. 5: 18-20). Keyakinan itu nyata dalam ungkapan
“hari TUHAN” (lihat juga Yes 13: 6, 9; Yeh. 13: 5; Yl. 1:15; 2: 1,11,31;
3:14, Ob. 1:15; Zef. 1: 7,14; Za. 14: 1) dan juga mirip ungkapan-ungkapan
yang seperti “hari pembalasan” (Yes. 34:8; Yer. 46:10) dan “pada hari itu”
(Yes. 2: 11-12; Yeh. 29:21).9
Dalam Perjanjian Lama dikatakan bahwa Allah berdaulat atas segala
sesuatu. “TUHAN adalah Raja ......... Raja yang besar mengatasi segala allah”
(Mzm. 93:1; 95:3) adalah konsep dasar seluruh agama Perjanjian Lama (Yes.
43:15). Tetapi pemerintahan Allah ditentang dan dilawan. Iblis mengajak umat
manusia untuk memberontak terhadap Allah (Kej. 3), bangsa-bangsa memuja
berhala dan melakukan kejahatan (2 Raj. 17:19) dan Isarel sendiri mengalami
kemunduran dan dikalahkan oleh musuh-musuhnya. Di tingkat pribadi, setiap
orang Israel mengalami pertentangan antara kehendak Allah dan keberhasilan
moralnya. Dari pertentangan-pertentangan ini timbullah keyakinan bahwa
9
David L. Balker, Satu Alkitab Dua Perjanjian, (Jakarta: BPK Gunung Mulia, 2006), 21-23.

3
Allah pasti akan menyatakan kuasa-Nya sebagai Raja (Yes. 2:1-5; Zef. 3;15;
Zak. 14:9-10) pada “hari Tuhan” yang akan datang (Am. 5:18; Mal. 4:1-2). 10
Istilah eskhatologi tidak ada disebutkan dan ditemukan dalam dalam dunia
Perjanjian Lama. Tetapi hakekat tentang eskhatologi memang sudah ada, yang
dikenal dengan istilah hari Tuhan ( ‫) יהוה יום‬. Istilah ‫ יום‬diartikan dengan waktu
yang sangat lama sekali, suatu musim tertentu dimana peristiwa luar biasa
terjadi, seperti kemakmuran, kejayaan, dan bahkan suatu peristiwa yang
merugikan yang mendatangkan bencana. Jadi dapat dikatakan bahwa hari
Tuhan bisa merupakan suatu hukuman dan rahmat/kesenangan.11
Istilah hari Tuhan pertama kali muncul di Amos: namun demikian, seperti
yang sering ditegaskan, ada sesuatu yang sudah dikenal baik. Sejak seruan,
“Hari Tuhan sudah dekat”, memiliki akar yang sangat dalam di seluruh siklus
tradisi (lih. Yes. 13:6; Ob. 1:15; Yoel 1:15; 2:1, 3:14 , Zef. 1:7, 14). 12 Pada hari
Tuhan ini yang lebih ditekankan ialah sifat kejadian, daripada waktunya. Hari
Tuhan berarti kepedulian Allah sudah terjadi dalam sejarah (Am. 5:18; Yl.
1:15) maupun kepedulian terakhir pada akhir zaman (Yl. 3:14,18; Zef.
3:11,16; Zak. 14:9. Pada hari-hari terakhir, Allah akan datang untuk
mendirikan kerajaan-Nya. Dengan demikian, apa yang telah dikehendaki dan
direncakan oleh Allah pada waktu penciptaan dunia, mencapai tujuannya pada
hari-hari terakhir. Akhir zaman akan menjadi awal zaman dan Firdaus akan
dipulihkan. Pengharapan semacam ini telah diungkapkan dalam nats Perjanjian
Lama (Yes. 11:6-8; Yeh. 34:25-27), dan menjadi ajaran yang diterima dalam
sastra para nabi Yahudi.13
II.3.1. Hari Tuhan dalam Kitab Yesaya
Tuhan semesta alam (Ibr: Yahweh Tsebaoth) akan ditinggikan, dimuliakan
mengatasi segala sesuatu yang tinggi dan mulia di alam semesta. Inilah hakikat
Tuhan. Dengan segala bahasa puitis yang indah, kemuliaan Tuhan
dipertentangkan dengan gunung-gunung, menara-menara dan kapal-kapal yang
megah di Tarsis. Pada Tuhan (Yahweh Tsebaoth) ada suatu hari yang sudah

10
Bruce Milne, Mengenali Kebenaran: Panduan Iman Kristen, (Jakarta: BPK Gunung Mulia, 2009),
345.
11
William Wilson, Old Testament Word Studies; The International Standard Bible Encyclopaedia vol.
II , (Peny. James Orr)  (Grand Rapids-Michigan: MWB. Eerdmans Publishing Co. Ltd.,  1980), 977.
12
Gerhad Von Rad, The Message of The Prophets, (London: SCM Press, 1968), 99.
13
V. M. Siringo-ringo, Theologi Perjanjian Lama,(Yogyakarta :ANDI, 2013), 221.

4
ditetapkan, yaitu hari Tuhan (Yes. 13:9)14 Penghakiman Tuhan pada hari itu
adalah menyeluruh dan meliputi seluruh alam dan kehidupan manusia di bumi.
Hari itu menyatakan murka Tuhan semesta alam menyala-nyala. Istilah “hari
Tuhan” mempunyai arti khusus sebagai suatu hari tertentu di mana Tuhan akan
menyatakan murka-Nya dan penghukuman-Nya secara universal. Dalam arti
yang terbatas dalam ayat ini, hukuman dan murka Tuhan terhadap bangsa-
bangsa sudahlah dekat. Murka Tuhan akan dicurahkan kepada dunia dengan
penghuninya, bahkan kepada seluruh alam semesta. Kebengisan itu merupakan
pernyataan murka Tuhan pada “hari itu” terhadap dunia yang fasik dan
berdosa (Yes. 13:13). Meskipun bangsa-bangsa itu dipakai sebagai “gada” dan
“tongkat” dalam tangan Tuhan, mereka sebagai manusia-manusia pelaksana
tetap bertanggungjawab atas tindakan-tindakan mereka dan pada gilirannya
mereka pun akan terkena penghukuman Tuhan.15
II.3.2. Hari Tuhan dalam Kitab Daniel
Kitab Daniel membagi sejarah dalam dua kutub, yaitu yang sekarang dan
sedang berjalan dan terakhir, serta di topang dalam kekekalan hikmat dan
pengetahuan Allah. Karena itulah kerajaan Allah melampaui sejarah tetapi
juga dibawa masuk kedalam sejarah dalam pemerintahan orang-orang kudus
(Dan. 7).16 Nubuat-nubuat yang terdapat di dalam kitab Daniel merupakan
nubuat tentang kedatangan hari Tuhan dimana bangsa Israel akan berjaya
kembali dalam perlakuan Allah terhadap umat manusia. Selaras dengan hal itu,
maka patung yang besar dalam Daniel pasal 2 menggambarkan pemerintahan
atas dunia yang dikendalikan atas setan dalam bentuk kerajaan Babel, Media
Persia, Yunani, dan Roma meneruskannya dalam bentuk tertentu sampai akhir
zaman ini. Akhirnya kerajaan itu akan mencapai puncaknya dalam sepuluh
kerajaan sebanyak yang akan dimusnahkan Kristus pada kedatangan-Nya di
dunia ini yang akan menjadi gunung besar dan akan memenuhi seluruh bumi.17
II.3.3. Hari Tuhan dalam Kitab Yoel
Tempat nubuat Yoel adalah Yehuda, dengan pusatnya di Yerusalem. Hari
Tuhan di kitab Yoel terdapat dalam Yoel 2:1-11. Disana menunjukkan kepada

14
S. H. Widyapranawa, Tafsiran Alkitab: Kitab Yesaya Pasal 1-39, (Jakarta: BPK Gunung Mulia,
2015), 18.
15
Ibid, 78-80.
16
V. M. Siringo-ringo, Theologi Perjanjian Lama, 220.
17
J. C. Whitcomd, “Daniel”, Ensiklopedi Alkitab Masa Kini Jilid A-L, (Jakarta : OMF, 2007), 234.

5
hubungan tulah dengan hari Tuhan. Hari Tuhan adalah sumber ketakutan.
Kejadian ini juga dihubungkan dengan tanda-tanda kosmis. Pasukan belalang
digambarkan tepat sekali dengan api yang menjalar ke segala penjuru. Tanah
subur di depannya berubah menjadi gurun tandus hitam. Hari Tuhan menurut
Yoel adalah keseluruhan pengharapan-pengharapan eskhatologis yang
memuncak dalam kedatangan Tuhan, unsur yang paling penting berkenaan
dengan itu adalah hukuman (Yoel 1:15).18 Yoel menjelaskan bahwa peristiwa
kedatangan kawasan belalang merupakan hukuman Allah atas dosa bangsa
Yehuda. Dia akan menyuruh mereka bertobat karena akan datang hari Tuhan
yang membawa hukuman atas orang berdosa dan berkat bagi umat pilihan
Allah dalam Yoel 2:28-32.19 Gambaran lain yang menjelaskan tentang
manifestasi dari hari Tuhan, dihukum pada hari Tuhan karena mengancam
keberadaan Israel dan di dalam pemusnahan itu mereka berbuat dosa dengan
berbuat jahat terhadap sesama manusia. Yerusalem dan pembinasaan bait
Allah oleh raja Nebukadnesar merupakan bencana bagi Israel yang juga
berfungsi sebagai latar belakang pengertian hari Tuhan, walaupun di dalam
pengertian hari Tuhan unsur hukum dititikberatkan, namun tidak boleh
dilupakan bahwa hari Tuhan selalu ditempatkan di dalam terang masa depan
dan konteks harapan. Istilah hari Tuhan menunjukkan bahwa bukan Allah
yang asing dan tidak dikenal yang menyatakan diri melainkan Allah yang
berjanji yang dipercayai dan yang telah menyatakan diri di dalam sejarah
keselamatan. Di dalam bencana alam yang dialami oleh rakyat yang
mengancam ekonomi dan kehidupan rohani juga. Inilah yang dilihat kitab
Yoel sebagai hari Tuhan. Ada suatu waktu Tuhan yang akan menyatakan diri-
Nya sendiri secara khusus.20 Meskipun hari Tuhan itu umumnya dituliskan di
dalam bagian-bagian eskhatologis-apokaliptis suatu hari yang mengejutkan,
namun maksud dan tujuan terakhir dari pernyataan hari Tuhan itu adalah untuk
meneguhkan orang-orang percaya, karena Tuhan mereka datang.21
Ada dua peristiwa penting untuk memahami bagaimana hari Tuhan yang
disebutkan oleh Nabi Yoel, yaitu:22
18
Mary Margaret Pazdan, Tafsiran Perjanjian Lama, (Yogyakarta : Kanisius, 2002), 649.
19
David L. Baker, Mari Mengenal Perjanjian Lama, (Jakarta : BPK-GM, 2008), 125.
20
Mary Margaret Pazdan, Tafsiran Perjanjian Lama, 459-460.
21
P. K. Pilon, Kitab Yoel, (Jakarta : BPK-GM, 2007), 75.
22
Duane A. Garett, Hasea, Yoel, New American Commetary 19A, (Nashville: Broadman & Holman,
1997), 306.

6
1. Wabah Belalang (Yoel. 1:2-20).
Kitab Yoel dimulai dengan peristiwa wabah belalang yang menjangkiti
tanah-tanah pertanian di Israel, wabah yang sangat parah hingga terjadi
gagal panen, dan kelaparan dimana-mana. Bagi nabi Yoel, peristiwa
wabah ini adalah penghukuman dari Allah supaya Israel bertobat dari
dosa-dosanya. Wabah ini merupakan peringatan kepada setiap orang yang
telah terikat kepada kelimpahan dan kekayaan untuk kembali mengingat
Tuhan.
2. Roh Allah yang dicurahkan (Yoel. 2:28-32).
Allah menyatakan janji bahwa Ia akan mencurahkan Roh-Nya kepada
umat manusia (Yoel. 2:28-29). Pada ayat ini, nabi Yoel tidak menekankan
tanda tersebut sebagai sesuatu yang harus dieksplisit terjadi, tetapi lebih
menekankan pada adanya keintiman relasi antara manusia dengan Allah.
Ketika Roh itu datang, manusia dapat berelasi langsung dengan Allah
tanpa melampaui nabi ataupun imam, berbeda dengan kebiasaan bangsa
Israel yang harus diwakili oleh imam atau melalui para nabi. Inilah hari
Tuhan itu, hari dimana Roh Allah dicurahkan kepada umat manusia.
II.3.4. Hari Tuhan dalam Kitab Obaja
Hari Tuhan adalah salah satu tema besar dalam Perjanjian Lama.
Sifatnya yang dititikberatkan, bukan waktunya yang tepat, sekali pun hal itu
adalah pokok persoalan terakhir bagi sejarah dan tantangannya sering
dikatakan sebagai sudah dekat. Karena hanya Tuhan sajalah yang Maha tinggi
pada hari itu (Yes. 2:11) maka itu adalah suatu ganti rugi yang adil yang
dibebankan atas segala “bangsa yang melupakan Allah (Mzm. 9:18). Diantara
mereka ini Edom akan menderita: “seperti yang engkau lakukan demikianlah
dilakukan kepadamu”.23 Penghukuman terhadap bangsa-bangsa lain terjadi
pada hari YHWH (hari Tuhan). Hari YHWH atau hari penghukuman selalu
dianggap sebagai suatu hari yang akan segera datang dengan pasti. Bukan
yang masih lama dinantikan pada masa mendatang. Hari ini bisa atau besok
atau bisa hari-hari sesudahnya dan akan berarti suatu puncak dan keggenapan
sejarah. Begitu dekatnya hari penghukuman itu sehingga pertobatan selalu
diserukan.24
23
..., Tafsiran Alkitab Masa Kini 2 Ayub- Maleakhi, (Jakarta: Yayasan Komunikasi Bina Kasih/OMF,
1994), 648.
24
J. Veitch, Obaja, (Jakarta: BPK Gunung Mulia, 2016), 21.

7
II.3.5. Hari Tuhan dalam Kitab Zefanya
Nubuat Zefanya tentang Hari Tuhan tentu saja merupakan salah satu
sumber bahan terpenting yang kita miliki untuk berbagai konsep yang
berhubungan dengan pokok bahasan ini (Zef. 1:7-18). (Ayat 7, 10-11, 13-18)
menjelaskan tentang seruan bahwa hari Tuhan sudah dekat. Hari ini
ditetapkan sebagai pesta pengorbanan yang dipersiapkan Tuhan untuk para
tamu yang diundang. Yeremia 46:10: dijelaskan tentang pesta-pesta besar
darah para korban mengalir deras, Tuhan melawan musuh-musuhnya akan
sama berdarahnya. Berikut ini juga menunjukkan bahwa peristiwa itu adalah
perang: tangisan dan ratapan terdengar di seluruh penjuru Yerusalem (Ayat
10-11). Hari ini adalah hari kesusahan, kegelapan dan kesuraman, hari
ledakan terompet dan seruan pertempuran di kota-kota berbenteng. Pria akan
diliputi rasa takut; kepanikan yang meletus menunjukkan dirinya dalam
kenyataan bahwa mereka "berjalan seperti orang buta" (Ayat17); mereka
tidak akan dapat menyelamatkan diri mereka sendiri, karena bumi akan
dihanguskan dengan api murka Tuhan yang membara.25
Zefanya memberitakan hari Tuhan (Yom Yahweh) sebagai hari yang
gelap, bukan hari terang seperti yang diharapkan para raja dan bangsa Israel
sendiri (Zef. 1:14; 2:1). Artinya nabi-nabi ini menubuatkan hari Tuhan yang
mendukacitakan; hari yang membawa penghukuman atau hari yang celaka.
Pemahaman para nabi sangat bertentangan dengan pengharapan bangsa Israel
yang tradisional tentang hari Tuhan itu. Menurut keyakinan bangsa Israel
pada umumnya, hari Tuhan yang akan datang merupakan hari terang
benderang. Artinya hari Tuhan yang akan datang itu merupakan hari yang
penuh berkat dan keselamatan. misalnya, kemenangan atas musuh-musuh dan
berkat-berkat lainnya.
Jadi, Zefanya sama dengan nabi-nabi sebelum pembuangan lainnya
yang melihat bahwa hari Tuhan yang akan datang itu bukanlah hari terang,
yang penuh berkat dan sukacita. Tetapi melihat hari Tuhan sebagai hari
kegelapan, hari pembinasaan. Nubuat Zefanya tentang hari Tuhan yang gelap
itu relevan dengan situasi bangsa yang kacau balau, yang mengalami
disintegrasi, karena ketidakadilan, penyembahan berhala yang merajalela di

25
Gerhard Von Rad, Old Testament Theology Volume II, (Louisville: Wesminster John Knox Press,
1960), 122.

8
mana-mana. Pengharapan akan hari Tuhan merupakan salah satu pemikiran
tentang masa depan. Secara tradisional, hari Tuhan diyakini sebagai hari yang
penuh kemenangan, sukacita, dan berkat. Itulah sebabnya pemberitaan
Zefanya bagaikan halilintar di siang hari, ketika umat mendengar bahwa hari
Tuhan yang akan datang itu merupkan hari penghukuman.26
Tema pokok dalam berita Zefanya adalah “hari Tuhan”, yang
diuraikannya sebagai:
1. Waktu yang sudah dekat, maka harus ada persiapan dari pihak manusia
yang berdosa (1:7,4)
2. Waktu pemberitaan besar (1:15)
3. Waktu penghukuman (1:12,17)
4. Waktu yang berakibat bagi seluruh cipataan (1:2-3; 2:14)
5. Waktu kemusnahan bagi semua lawan Allah (2:4-15; 3:8)
6. Waktu yang hanya dapat dihindarkan melalui pertobatan yang sungguh-
sungguh (2:1-3)
7. Waktu yang akan dipakai Tuhan untuk membersihkan dosa dan
memurnikan Israel sehingga sisa-sisa yang saleh akan diselamatkan dan
dipulihkan keadaannya (3:12-13; 17-20). Tuhan akan mendirikan
kerajaan-Nya sendiri yang berpusat di Yerusalem (3:14-15) dan akan
mendapatkan kesetiaan dari semua bangsa (3:9-10).27
II.3.6. Hari Tuhan dalam Kitab Maleakhi
Pada masa Maleakhi bernubuat, banyak orang tidak setia kepada Allah
dan tidak mengutamakan kehendak Allah. Umpamanya, mereka tidak
membayar persembahan persepuluhan dengan lengkap. Maleakhi mengajak
mereka supaya memulihkan hubungan yang baik dengan Allah dan
melaksanakan kewajiban-kewajiban mereka termasuk persembahan
persepuluhan itu. Jika mereka berbuat begitu, Allah akan mencurahkan berkat
kepada mereka hingga berkelimpahan (Mal. 3:6-12). Perjanjian Lama berakhir
dengan nubuat tentang hari Tuhan yang akan mendatangkan hukuman dan
berkat (Maleakhi 4).28
II.4. Makna Hari Tuhan atau Eskatologi dalam PL
26
Barnabas Ludji, Pemahaman Dasar Perjanjian Lama 2, (Bandung: Bina Media Informasi, 2009), 92-
93.
27
Denis Green, Pembimbing Pengenalan Perjanjian Lama, (Malang: Gandum Mas, 2008), 206.
28
David L. Balker, Mari mengenal Perjanjian Lama, 125.

9
Tuhan punya waktu-Nya sendiri untuk bertindak. Amos. 5: 18-20, yang
menyatakan secara metaforis bahwa Tuhan telah menetapkan suatu “hari”
ketika Dia akan campur tangan, dan tidak akan ada yang bisa melarikan diri.
“Hari” ini akan membawa kebalikan dari apa yang diharapkan orang-orang
dari Tuhan yaitu bencana (“kegelapan”) daripada pembebasan (“terang”). Hari
Tuhan yang dibicarakan Amos dan Yesaya, masing-masing dalam latar
belakang sejarahnya sendiri, dengan demikian mengacu pada masa depan
orang-orang tersebut, yang akan berubah secara radikal.
Dalam nabi-nabi setelah Amos dan Yesaya, penyebutan “hari Tuhan”
tampaknya sangat informatif seperti yang terdapat dalam Zef. 1:7; 2:3 dan
Yeh. 7:2, 4, 5-27, dalam Zef. 1:7, 14-16; 2:2. Hari Tuhan masih merupakan
hari penghakiman Tuhan yang akan datang atas Israel dan bangsa-bangsa lain.
Dalam Rat. 1:12, 2:1,21, sebagai contoh orang melihat ke belakang pada “hari
murka Tuhan.” Dengan jatuhnya Yerusalem dan bait suci, “hari” telah datang
dan prediksi telah digenapi (lih. juga Ob. 1:15; Mzm. 137: 7). Tetapi sejarah
dari “hari Tuhan” belum berakhir. “Hari Tuhan” secara bertahap menjadi inti
yang mengkristalisasi drama eskatologis yang kompleks, seperti yang kita lihat
di atas dalam Yoel 1:4 (1-3) dan Za. 12-14. “Hari Tuhan” bisa membawa
bencana dan pembebasan; itu bisa datang baik kepada Israel maupun bangsa
lain.
“Hari Tuhan” semakin ditekankan. Hal ini ditunjukkan oleh berbagai kata
untuk waktu yang berkelompok tentang “hari Yahweh”: bayyôm hahu, “pada
hari itu”; bayyämim hahem, “pada masa itu”; ba 'et hahi, “pada waktu itu”;
hinneh yämim ba 'im, “lihatlah, hari-hari akan datang; be aha rit hayyämim,
“pada akhir hari.” Sebagian besar dari kalimat ini adalah yang telah
mengalami beberapa perkembangan dan mengambil karakter eskhatologis
hanya di teks-teks selanjutnya, tidak hanya mendefinisikan suatu titik waktu
yang penting, tetapi merujuk pada “hari-hari” atau “waktu” yang sebenarnya,
“waktu akhir”. Dalam konteks eskhatologi profetik, yang sebagian besar
merupakan pertanyaan tentang definisi di antara para nabi, terlalu banyak hal
penting yang tidak boleh dilampirkan pada yom YHWH; meskipun demikian,
ungkapan tersebut memberikan kontribusi penting bagi penekanan teosentris

10
dari pesan profetik (eskhatologis): Allahlah yang memegang inisiatif dalam
melakukan tindakan-tindakan besar.29
III.Refleksi Teologis
Dalam Perjanjian Lama, istilah hari Tuhan ditandai dengan adanya hukuman atas
Israel. Tuhan akan datang untuk “menghakimi dunia”. Begitu dekatnya hari
penghukuman itu sehingga pertobatan selalu diserukan/dilakukan dan tanggung jawab
harus dikerjakan. Dalam Yeh. 18:21 dikatakan: “Tetapi jikalau orang fasik bertobat dari
segala dosa yang dilakukannya dan berpegang pada segala ketetapan-Ku serta
melakukan keadilan dan kebenaran, ia pasti hidup, ia tidak akan mati.” Setiap orang
tidak terlepas dari kesalahan dan pelanggaran namun perlu kita sadari bahwa ketika
melakukan kesalahan ataupun pelanggaran perlu adanya pengakuan dan pertobatan
kepada Tuhan. Pertobatan berarti memiliki perubahan dalam hidup dan tidak
melakukan kesalahan yang sama. Setiap orang yang bertobat sadar akan pengharapan
pengampunan dan hidup sesuai janji (tanggung jawab).
IV.Kesimpulan
Hari Tuhan adalah waktu, keadaan yang dipakai untuk sesuatu yang diyakini
dan dipuja oleh manusia sebagai Tuhan yang Mahakuasa. Dalam Perjanjian Lama,
istilah hari Tuhan ditandai dengan adanya hukuman atas Israel atau beberapa bangsa
spesifik lainnya atau manusia pada umumnya. Eskhatologi dipahami sebagai “doktrin
atau pengajaran tentang zaman akhir” Yang menjadi persoalan dalam eskhatologi ini
bukanlah apa yang kita nantikan, melainkan siapa yang kita nantikan. Allah pasti akan
menyatakan kuasa-Nya sebagai Raja pada “hari Tuhan” yang akan datang. Istilah
“hari” diartikan dengan waktu yang sangat lama sekali, suatu musim tertentu dimana
peristiwa luar biasa terjadi, seperti kemakmuran, kejayaan, dan bahkan suatu peristiwa
yang merugikan yang mendatangkan bencana. Jadi dapat dikatakan bahwa hari Tuhan
bisa merupakan suatu hukuman dan rahmat/kesenangan. Pemahaman Perjanjian Lama
tentang hari Tuhan dibahas di dalam beberapa kitab diantaranya ialah: Kitab Yesaya,
Daniel, Yoel, Obaja, Zefanya, dan Maleakhi.
V. Daftar Pustaka

..., Kamus Besar Bahasa Indonesia, Jakarta: Balai Pusataka, 1999


..., Tafsiran Alkitab Masa Kini 2 Ayub-Maleakhi, Jakarta: Yayasan Komunikasi Bina
Kasih/OMF, 1994.
29
Grand Rapids, Theological Dictionary Of The Old Testament Volume VI, (Michigan: Publishing
Company, 1982), 30-31.

11
Baker, David L., Mari Mengenal Perjanjian Lama, Jakarta : BPK-GM, 2008.
Balker, David L., Satu Alkitab Dua Perjanjian, Jakarta: BPK Gunung Mulia, 2006.
Browning, W. R. F., Kamus Alkitab, Jakarta: BPK Gunung Mulia, 2007.
Demoss Matthew S., & J. Edward Miller, Dictionary Of Bible and Theology Words,
Grand Rapids, Michigan USA: Zondervan, 2002.
Garett, Duane A., Hasea, Yoel, New American Commetary 19A, Nashville:
Broadman & Holman, 1997.
Green, Denis, Pembimbing Pengenalan Perjanjian Lama, Malang: Gandum Mas,
2008.
Kaiser, Walter C., Ucapan yang Sulit dalam Perjanjian Lama, Malang: LITERATUR
SAAT, 2007.
Ludji, Barnabas, Pemahaman Dasar Perjanjian Lama 2, Bandung: Bina Media
Informasi, 2009.
Milne, Bruce, Mengenali Kebenaran: Panduan Iman Kristen, Jakarta: BPK Gunung
Mulia, 2009.
Pazdan, Mary Margaret, Tafsiran Perjanjian Lama, Yogyakarta : Kanisius, 2002.
Pilon, P. K., Kitab Yoel, Jakarta : BPK-GM, 2007.
Rad, Gerhad Von, The Message of The Prophets, London: SCM Press, 1968.
Rad, Gerhard Von Old Testament Theology Volume II, Louisville: Wesminster John
Knox Press, 1960.
Rapids, Grand, Theological Dictionary Of The Old Testament Volume VI, Michigan:
Publishing Company, 1982.
Siringo-ringo, V. M., Theologi Perjanjian Lama, Yogyakarta : Andi, 2013.
Surbekti, Timotius, Tafsiran Daniel;Nubuat Akhir Zaman, Yogyakarta : Andi, 1994.
Veitch, J., Obaja, Jakarta: BPK Gunung Mulia, 2016.
Whitcomd, J. C., “Daniel”, Ensiklopedi Alkitab Masa Kini Jilid A-L, Jakarta : OMF,
2007.
Widyapranawa, S. H., Tafsiran Alkitab: Kitab Yesaya Pasal 1-39, Jakarta: BPK
Gunung Mulia, 2015.
Wilson, William, Old Testament Word Studies; The International Standard Bible
Encyclopaedia vol. II , (Peny. James Orr), Grand Rapids-Michigan: MWB.
Eerdmans Publishing Co. Ltd.,  1980.

12

Anda mungkin juga menyukai