Anda di halaman 1dari 8

BAB I

LATAR BELAKANG KITAB YESAYA

Latar belakang sejarah bagi pelayanan nubuat Yesaya, anak Amos adalah Yerusalem
pada masa pemerintahan empat raja Yehuda: Uzia, Yotam, Ahas, dan Hizkia (Yes 1:1). Raja
Uzia wafat pada tahun 740 SM (bd. 1Sam 6:1) dan Hizkia pada tahun 687 SM; jadi,
pelayanan Yesaya meliputi lebih daripada setengah abad sejarah Yehuda. Menurut tradisi
Yahudi, Yesaya mati syahid dengan digergaji menjadi dua (bd. Ibr 11:37) oleh Raja Manasye
putra Hizkia yang jahat dan penggantinya (+ 680 SM). Yesaya rupanya berasal dari keluarga
kalangan atas di Yerusalem; dia orang berpendidikan, memiliki bakat sebagai penggubah
syair dan berkarunia nabi, mengenal keluarga raja, dan memberikan nasihat secara nubuat
kepada para raja mengenai politik luar negeri Yehuda. Biasanya, Yesaya dipandang sebagai
nabi yang paling memahami kesusastraan dan paling berpengaruh dari semua nabi yang
menulis kitab. Ia menikahi seorang wanita yang juga berkarunia kenabian, dan pasangan ini
memiliki dua putra yang namanya mengandung pesan yang simbolik bagi bangsa itu.1

Kitab Yesaya adalah kumpulan perkataan nubuat dan pesan dari nabi Yesaya, yang
merupakan suara nabi yang berpengaruh pada paruhan ke-2 abad ke-8 SM yang penuh
dengan kekacauan (sekitar thn. 740-700). Beberapa sastra Ibrani yang paling indah terdapat
dalam kitab ini bersama dengan paparan yang tegas dan blak-blakan mengenai Allah Israel
yang mahakuasa dan dapat dipercaya.2

Yesaya adalah Nabi Yang Tertinggi tiada tandingannya pada zaman nabi klasik.
Bersama Amos, Hosea dai Mikha, ia laksana sebuah bintang yang cemerlang pada konstelasi
nabi pada abad kedelapan, yang membumbung tinggi seperti rajawali dalam kesusasteraan
dan jasa teologinya. Tidak ada nabi pada masanya yang memahami sepenuhnya betapa serius
ancaman Asyur dan implikasinya akan masa kini yang dekat serta masa depan yang jauh.
Sabda-sabdanya meliputi tindakan-tindakan hebat amanat nabi yang oleh para rabi disebut
sebagai "perkataan penghiburan" "perkataan teguran" dengan berbagai tingkat nasihat di
antaran) Variasi yang luas dari sabda-sabda itu, yang akan dibahas nar adalah suatu kesaksian
baik mengenai kejeniusannya dan karierny yang panjang dan kaya yang telah dilakukannya.
Bidang visi nubuatnya luas, hingga ke zaman Mesias, ketika pengharapan dan tujuan Israel

1
Donald C. Stamps, Alkitab Penuntun: Hidup Berkelimpahan,( Malang: Gandum Mas, 2010), 1037.

2
Andrew E. Hill, Survei Perjanjian Lama, (Malang: Gandum Mas, 1998), hlm. 523-532.
tergenapi dalam Kristus. Dengan mata yang tertuju pada masyarakat Israel dan Yehu yang
bermasalah dan hatinya yang berpaut pada Perjanjian Allah yang setia, Yesaya menjadi
contoh dari trauma rohani suatu yang tercipta oleh suatu dilema dalam hati seorang nabi.
Itulah dilema Yahweh sendiri yang dipraktikkan dalam hamba-hamba-Nya, para nabi.
Ucapan Yesaya, "sampai berapa lama?" (6:lla) adalah tanda bahaya dari hati yang hancur
oleh watak Israel yang keras kepala (6:9-10) dan dipaksa oleh panggilan yang tidak dapat
ditahan untuk bernubuat (6:6-8).3

Yesaya hidup dalam zaman penting dalam sejarah bangsanya, pada parohan kedua
abad 8 sM, yg mempersaksikan tampilnya nubuat tertulis dalam Am, Hos, Mi, dan Yes
sendiri, tapi juga jatuhnya dan hilangnya sebahagian besar dari Israel, ke-10 suku kerajaan
utara. Pada thn 740 sM, kematian raja Uzia (6:1) menandai akhir suatu periode, ketika mana
baik Yehuda maupun Israel menikmati masa kelonggaran, sekitar 50 thn, dari agresi besar-
besaran. Ini segera —akan beralih menjadi ingatan saja. Sisa dari abad itu seterusnya
didominasi oleh raja-raja Asyur yg ganas: Tiglat-Pileser III (745-727), Salmaneser V (727-
722), Sargon II (722-705) dan Sanherib (705-681). Ambisi-ambisi mereka adalah memerintah
daerah yg sangat luas (kekaisaran), bukan hanya untuk menjarahi; dan dalam mencapai hal
tsb mereka menumbangkan dan memindahkan banyak penduduk, dan dengan cepat
menghajar setiap upaya pemberontakan dengan ganjar an-ganjaran yg sangat mengerikan.
Pada thn 735 Yerusalem merasakan gelombang pertama dari kedatangan mereka, ketika bala
tentara Israel dan Aram tiba untuk mendesak raja Ah as bergabung dalam koalisi anti-Asyur.
Konfrontasi Yesaya dengan raja Ah as (ps 7) menyingkapkan persoalan yg sebenarnya dari
zaman ini, yaitu pilihan antara kepercayaan yg tenang dan perserikatan yg nekat; dan
keputusan raja untuk mempertaruhkan seluruhnya, bukan kepada Allah tapi kepada Asyur
sendiri, mengundang suatu penolakan atas dirinya dan teman-temannya. Yesaya bernubuat
tentang raja yg sempurna, Imanuel, yang akan tampil dari batang yg sudah tertebang dari
wangsa Daud. Israel membayar untuk pemberontakannya dengan hilangnya daerah-daerah
utara ('wilayah bangsa-bangsa lain', Galilea, 8:23) kr thn 734, dan dengan hilangnya
keberadaan nasionalnya pada thn 722. Bagi Yehuda, bertapal b atas sekarang dengan suatu
propinsi Asyur yg kosmopolitan (2 Raj 17:24 dab) pada daerah di mana selama ini Israel
telah berdiri, menimbulkan kekuatiran akan segala tindakan nasionalis.4

3
C.Hassell Bullock, Kitab nabi-nabi Perjanjian Lama (Malang: Gandum Mas, 2003), 215.
4
Tafsiran Alkitab Masa Kini 1Kej-Ester (Jakarta: Yayasan Komunikasi Bina Kasih, 1990),365-366.
Kitab Yesaya dengan cara yang khas menyajikan dua masalah yang dihadapi oleh
para penafsir Perjanjian Lama. Pertama, menyangkut pertentangan antara kesan permukaan
mengenai teks dan rekonstruksi kritis modern mengenai sejarah dan maknanya- Tradisi
Kristen, seperti tradisi Yahudi, memandang seluruh kitab sebagai karya seorang nabi, Yesaya
dari Yerusalem Sementara itu, penyelidikan kritis membagi kitab ini dalam tiga bagian:
Yesaya pertama atau Proto-Yesaya (bab 1-39), Yesaya kedua atau Deutero-Yesaya (bab 40-
55), dan Yesaya ketiga atau Trito-Yesaya (bab 56-66). Yesaya kedua dan ketiga sekarang di-
tanggalkan akhir abad VI SM, dua ratus tahun sesudah Yesaya dari Yerusalem. Terlebih-
lebih sekarang tampak bahwa kurang dan separo Yesaya pertama berisikan kata-kata nabi
sendiri Yang lain ditambahkan oleh penulis tak dikenal selama seratus tahun. Legenda
Yahudi menceritakan bahwa Yesaya mati digergaji pada pemerintahan Raja Manasye.5

Tujuan dan Pesan

Tujuan lipat tiga jelas kelihatan dalam tulisan Yesaya.

1. Sang nabi pertama-tama menghadapi bangsanya sendiri dan bangsa lain yang
sezaman dengan firman Tuhan mengenai dosa mereka dan hukuman Allah yang akan
datang.
2. Lalu, melalui berbagai penglihatan yang mengandung wahyu dan Roh nubuat, Yesaya
menubuatkan pengharapan bagi angkatan masa depan orang Yahudi buangan. Mereka
akan dikembalikan dari pembuangan dan akan ditebus Allah untuk menjadi terang
bagi bangsa-bangsa bukan Yahudi.
3. Akhirnya, Yesaya bernubuat bahwa Allah akan mengirim Mesias dari keturunan
Daud, yang keselamatan-Nya pada akhirnya akan meliputi semua bangsa di bumi ini,
sehingga memberikan pengharapan bagi umat Allah di bawah perjanjian yang lama
dan yang baru.6

Materi kitab Yesaya disusun untuk menyoroti sifat dapat dipercayai dari Yahweh,
Allah perjanjian itu. Hal ini jelas terlihat dalam perbedaan antara tindakan-tindakan kedua
raja yaitu Ahas dan Hizkia. Ahas tidak mempercayai Yahweh, tetapi meiriinta orang
Asyur untuk memban-tu dia pada masa krisis politik (hal ini dilakukan berlawanan dengan
nasihat Yesaya). Ini hanya meng-akibatkan penggantian krisis yang satu dengan krisis yang
5
Dianne Bergant & Robert J. Kanis, Lembaga Biblika Indonesia Tafsir Alkitab Perjanjian Lama,
( Yogjakarta: Kanisius, ) 509.

6
Donald C. Stamps, Alkitab Penuntun: Hidup Berkelimpahan,( Malang: Gandum Mas, 2010), 1037.
lain. Walaupun Hizkia pa-da awalnya mengharapkan bantu an Mesir, akhirnya ia
mengandalkan Yahweh dan dilepaskan secara luar biasa. Dengan demikian Hizkia menjadi
contoh yang me-yakinkan mengenai bagai-mana Allah dalam kedau-latan-Nya dapat
mendatangkan kelepasan. Ini merupakan pelajaran penting bagi umat Israel di pembuangan,
yang dengan peristiwa itu diberi dorongan untuk menanggapi krisis mereka dengan penuh
ke-percayaan pada Allah.

Kendatipun beberapa ucapan ilahi secara tegas menekankan hal ini (misal-nya, ps. 30-
31), hal itu lebih jelas tampak dalam susunan ucapan-ucapan tersebut. Seorang nabi adalah
menyampaikan perkataan yang diberikan Allah kepadanya untuk disampaikan. Sebagian
besar ucapan-ucapan ilahi di bagian pertama kitab Yesaya (1-39) berisi tuduhan dan
hukuman. Pasal 40-66 lebih banyak berhubungan dengan pengampunan dan kelepasan dari
Allah serta pemulihan kembali7

BAB II

7
Andrew E. Hill, Survei Perjanjian Lama, (Malang: Gandum Mas, 1998), hlm. 523-532.
STUDI-TEKTUAL DAN SASTRA

Kesatuan kitab Yesaya merupakan pokok perdebatan yang sengit. Kenyataan bahwa
nabi Yesaya hidup pada abad ke-8 SM menyebabkan beberapa sarjana hampir tidak dapat
menerima bahwa ia mampu mengetahui nama Raja Koresy dari Persia (44:28; 45:1), karena
Koresy sendiri baru tampil di panggung sejarah hampir dua ratus tahun kemudian. Bahkan
bagi orang-orang yang bersedia untuk menerima fenomena adikodrati dari nubuat yang
bersifat ramalan, hal ini kadang-kadang kelihatan luar biasa bila dibandingkan dengan pesan-
pesan nubuat lainnya. Satu-satunya contoh lain dalam Perjanjian Lama adalah penyebutan
nama Yosia dalam I Raj. 13:2, dan bagian tersebut menjadi semakin rumit karena dugaan
bahwa ayat-ayat itu ditulis pada zaman Yosia. Dengan demikian, secara teknis, pengenalan
yang bersifat amalan seperti ini tidak ada bandingannya. Bahkan ketika secara sambil lalu
kita membaca Yesaya dalam ahasa Inggris, kita dapat menemukan terjadinya perubahan yang
besar di pasal 40. Gaya penulisannya menjadi lebih puitis dan teoritis. Nadanya menjadi
bersifat mendamaikan daripada menghakimi. Tuduhan dan penghakiman yang merupakan
sebagian besar dari tiga puluh sembilan pasal yang pertama menjadi sangat jarang. Situasi
sejarah tampaknya telah berubah secara menakjubkan. Umat yang di-sapa dalam pasal-pasal
berikutnya berada di pembuangan dan tidak di Yehuda pada abad ke-8. Mengingat berbagai
pengamatan ini, maka dengan mudah dapat dipahami mengapa ada beberapa orang yang
tidak dapat menerima anggapan bahwa selurah kitab tersebut merupakan tulisan dari seorang
penulis tunggal pada abad ke-8.8

Kesaksian dari kitab itu sendiri tanpa ragu-ragu menegaskan ealitas nubuat adikodrati
yang bersifat ramalan. Seluruh kasus edaulatan Allah dalam Yesaya 40-48 dibangun sekitar
kemampuan han untuk mengatakan jauh sebelumnya apa yang akan dilakukan-Nya dan
tantangan kepada berhala-berhala untuk melakukan hal yang sama. Oleh karena itu unsur
ramalan yang merembes di bagian ini tidak dapat dinetralisir dengan mudah. Penyebutan
nama Koresy muncul pada suatu klimaks yang penting sekali dari sebuah gubahan puisi yang
tersusun dengan sangat rapi (44:24-28) dan tidak dapat dihapuskan dengan mudah seolah-
olah hal itu hanya merupakan sesuatu yang kurang penting atau tidak berguna. Lagi pula,
bukti bahwa kitab Raja-Raja yang diselesaikan sekitar pertengahan masa Pembuangan, telah
menggunakan seluruh kitab Yesaya sebagai sumber telah mendukun tarikh sebelum masa
pembuangan untuk penulisan seluruh kitab ini. Bagi orang-orang yang tidak memandang
pemyataan Kristus sebagai rujukan sastra tetapi sebagai penegasan terhadap penulisnya,
8
Andrew E. Hill, Survei Perjanjian Lama, (Malang: Gandum Mas, 1998), hlm. 523-532.
maka Perjanjian Baru menuntut Yesaya dianggap sebagai nabi yang menyampaikan nubuat-
nubuat ini kepada Israel, karena setidak-tidaknya ia dikenali sebagai sumbernya. Itu tidak
perlu berarti bahwa yang menulisnya, tetapi hal itu menunjukkan bahwa apa yang tertulis
menyatakan dengan saksama apa yang dikatakan Yesaya Jika II Raja-Raja menggunakan
kitab Yesaya sebagai sumber, maka kitab itu pasti telah ditulis segera sesudah Yesaya
meninggal, dan tidak ada alasan ntuk menyangkal bahwa kitab Yesaya itu sudah dituangkan
dalam entuk tulisan selama dia masih hidup, kendatipun hal itu tidak dapat dibuktikan. Pada
umumnya kami tetap tidak yakin bahwa kitab Yesaya arus dibagi di antara beberapa penulis.9

Diduga bahwa "Deutero-Yesaya" hipotetis ini adalah salah seorang Yahudi dalam
pembuangan sekitar tahun 550 SM, jadi ia tinggal dan menulis di Babel. Tetapi, itu tidak
mungkin cocok dengan bukti internal. Yes 40; 41; 42; 43; 44; 45; 46; 47; 48; 49; 50; 51; 52;
53; 54; 55; 56; 57; 58; 59; 60; 61; 62; 63; 64; 65; 66 menunjukkan kalau penulisnya kurang
mengenal geografi Babel, tetapi dia sangat mengenai geografi Palestina. Pohon-pohon yang
disebut adalah asli Palestina dan tidak dikenal di Babel (pohon aras, pohon saru, pohon
tarbantin (Yes 44:14; 41:19). Sudut pandangnya adalah dari Palestina, sebab dikatakan bahwa
Tuhan menyampaikan pesan ke Babel (Yes 43:14); Israel digambarkan sebagai benih
Abraham yang diambil Tuhan dari "ujung-ujung bumi" (Yes 41:9), atau dari "timur," atau
dari "negeri yang jauh" (Yes 46:11). Orang-orang yang sezaman dengan sang nabi
diasumsikan tinggal di Palestina, bukan di negeri pengasingan. Misalnya: "Bukan! Berpuasa
yang Kukehendaki, ialah supaya engkau membuka belenggu-belenggu kelaliman, dan
melepaskan tali-tali kuk." Kesimpulan yang tidak bisa dibantah di sini adalah bahwa bangsa
Yahudi masih mempertahankan sistem peradilan dan pengelolaan keadilan (atau
ketidakadilan) mereka sebagai bangsa merdeka, bukan sebagai tawanan yang hidup di negara
asing. 10

BAB III

TAFSIRAN11

9
Andrew E. Hill, Survei Perjanjian Lama, (Malang: Gandum Mas, 1998), hlm. 523-532.
10
Charles F. Pfeiffer, The Wycliffe Bible Comentary (Malang: Gandum Mas, 2004),.
Yesaya 33:13

‫( ׁשִ מְעּו ְרחֹוקִ ים אֲ ׁשֶ ר עָׂשִ יתִ י ּודְ עּו קְ רֹובִים ְּגב ָֻרתִ י‬Yesaya 33:13)

Kata pertama ‫מעּו‬


ְ ִ‫ ׁש‬berasal dari kata ‫ ׁשמע‬Kata kerja qal imperatif maskulin jamak
Kata kedua ‫ ְרחֹו ִקים‬berasal dari kata‫ ָרחֹוק‬Kata sifat maskulin jamak absolut.

Kata ketiga ‫עׂשִיתִ י‬


ָ berasal dari kata ‫ עׂשה‬Kata kerja qal perfek orang pertama umum tunggal
homonym 1

Kata keempat ‫ ּודְ עּו‬berasal dari kata ‫ ְו‬particle conjunction ‫ ידע‬Kata kerja qal imperatif
maskulin jamak

Kata kelima ‫ קְרֹובִים‬berasal dari kata ‫ ָקרֹוב‬Kata sifat maskulin jamak absolut homonym 1

Kata keenam ‫ ְּגב ָֻרתִ י‬berasal dari kata ‫ְבּורה‬


ָ ‫ ּג‬Kata benda umum feminim tunggal konstruk
orang pertama umum tunggal.

11
Tekstual adalah suatu bentuk kritik teks yang diambil berdasarkan sumber-sumber atau bahan-bahan
yang ada. Penulis mengacu kepada teks Ibrani yang diambil dari A.Alt.P. Kahle Ediderat, R. Kittel, Biblia
Hebraic Stuttgartensia. (Jerman: Deutsche Biblegesellschaft Stuttgart,1990), 958. Karena dalam BHS dapat
dijumpai Teks Masoret. Teks Masoret ini mewakili tradisi kritik teks Yahudi yang berlangsung lama. BHS
memakai kodeks Leningard, yaitu kodeks abab pertengahan pada tahun 1008 dari tradisi Tiberias. Kodeks ini
dipakai dalam BHS tanpa perubahan berarti. Selain itu penulis juga menggunakan perbandingan dengan 5 kitab
dalam terjemaahan yang lainnya untuk membantu menyelesaikan masalah-masalah yang ada dalam teks yang
mendekati bahasa aslinya, yaitu KVJ, NIV, BHS, LXX, NRS, dan LAI.
BAB IV

TEMUAN TEOLOGIS

Anda mungkin juga menyukai