Anda di halaman 1dari 44

BAB V

KITAB-KITAB
SEJARAH

Setelah selesai membaca bagian ini , mahasiswa dapat


menyatakan kemampuanya sebagai berikut:
1. Mahasiswa mengetahui latar belakang, tema dan tujuan
kitab-kitab sejarah
2. Mahasiswa mengetahui penulis dan tahun penulisan
kitab-kitab sejarah
3. Mahasiswa mampu membuat garis besar kitab-kitab
sejarah

A. KITAB YOSUA

Penulis: Yosua.
Periode Penulisan: 1400-1370 SM.
Nama asli Yosua adalah Hosea (Bil. 13.8; Ul. 32:44). Musa
mengubah nama Hosea bin Nun menjadi Yoshua (atau Yehoshua) [Bil.
13:16), yang artinya “Yahweh keselamatan” atau “selamat, Yahweh”.

LATAR BELAKANG
Peristiwa-peristiwa dari kitab Yosua terjadi pada akhir abad ke- 15
atau sekitar abad ke-13, peristiwa-peristiwa itu terjadi sesudah pengusiran
orang Hiksos dari Mesir pada pertengahan abad ke-16 dan sebelum
serbuan orang laut pada tahun 1200 SM. Pengusiran bangsa Hiksos
membawa dinasti abad ke-18 yang perkasa itu ke tahta Mesir. Pada
sekitar pertengahan abad ke-15 dinasti tersebut semakin kokoh
kedudukannya dan mencapai puncak kekuasaannya. Pada waktu yang
sama ini (sekitar tahun 1460) kerajaan Neo-Het juga mulai terbentuk, dan
selama lebih dari dua abad berikutnya orang-orang Mesir dan orang-orang
Het saling bersaing untuk menguasai rute-rute perdagangan dan
pelabuhan-pelabuhan di Siro-Palestina. Selama sebagian terbesar kurun

1
waktu ini, pusat kekuatan ketiga terletak di Mesopotamia utara. Sampai
sekitar tahun 1350 kekuatan ketiga ini adalah Imperium orang Hur di
Mitanni di sepanjang sungai Efrat Hulu. Ketika bangsa Het
menggulingkan ibu kota Imperium Hur, kekosongan kekuasaan diisi oleh
bangsa Asyur, yang menguasai daerah timur hampir selama abad ke-13.
Sebagai akibat dari persaingan ketiga kekuatan politik ini terjadi jalan
buntu, dengan berbagai penyesuaian dan pergeseran keunggulan yang
tak putus-putusnya berdasarkan keahlian para raja dan angkatan perang
78
masing-masing dan keberhasilan strategi diplomatik mereka.

TEMA DAN TUJUAN:


Pendudukan, penaklukan, dan pembagaian tanah perjanjian adalah
tema dan tujuan Kitab Yosua. Kitab ini dirancang untuk menunjukkan
kesetiaan Allah terhadap kovenan-Nya (bd. Kej. 15:18 dengan Yos. 1:2-6
dan 21:43-45). Peristiwa-peristiwa yang dicatat dalam Kitab Yosua
merupakan yang dipilih untuk menyatakan campur tangan Allah secara
khusus demi umat-Nya untuk melawan segala macam rintangan yang
hebat. Penggenapan janji-janji Allah, yang terbukti pada kelahiran Ishak
melalui Abraham dan Sara dan dalam pemilikan tanah serta kota-kota
perlindungannya, adalah pekerjaan Allah dan yang tak seorang insan pun
akan pernah dapat melakukannya tak peduli sekuat apa ia berusaha (lih.
Rm. 4).

KRISTUS DALAM KITAB YOSUA:


Walau tak ada nubuatan Mesianik secara langsung, ada beberapa
tipe yang menunjuk kepada Sang Juruselamat. Yosua adal tipe Kristus
dengan dua cara unik. Pertama, karena nama ‘Yosua’ sama dengan
nama ‘Yesus’ (lih. KR 7:45). Kedua, karena tugasnya memimpin Israel

78
Andrew E. Hill & John H. Walton., 264.

2
untuk merebut tanah Kanaan (bd. Ibr. 4:8), mencerminkan peperangan
melawan seteru, yaitu dosa dan maut. Kemenangan yang dicapai-Nya di
atas salib itu, hanya dapat dinikmati oleh umat kovenan yang
diperkenankan masuk bersama-Nya ketanah perjanjian. Ia merupakan
bayang-bayang Mesias yan membawa banyak kaum beriman kedalam
kemuliaan (Ibr. 2:9-10).
Akhirnya, tali kirmizi (merah tua) yang diikatkan (tiqvah, tali) agar
selamat dari maut, karena seperti dosanya yang semerah kirmizi telah
diampuni, sehingga menjadi putih seperti salju (lih. Yes. 1:18), sebab ia
yang dulunya ‘wanita sundal’ telah meresponi tanda-tanda ajaib Allah
yang besar, dengan imannya, sehingga ia menyambut para pengintai
dengan taruhan nyawanya sendiri (Ibr. 11:31; Ya. 2:25). Ia dan seisi
rumahnya selamat, ketika Yerikho dihancurkan, dan namanya pun
dicabtumkan dalam silsilah Yesus (Mat. 1:5).

GARIS BESAR KITAB YOSUA


I. Penyerbuan Kanaan (1-5)
A. Pengangkatan Yosua (1)
B. Perintah Yosua kepada Israel
C. Penghancuran Yerikho (2)
D. Penyeberangan Yordan (3)
E. Peringatan dan Pentahiran Israel (4-5)
II. Penaklukan Kanaan (5-12)
A. Persyaratan Kemenangan (5)
B. Penyerbuan di Pusat (6-8)
C. Penyerbuan di Selatan (9-10)
D. Penyerbuan di Utara (11)
E. Peninjauan Kemenangan (12)
III. Pembagian Kanaan (13-21)
A. Untuk Ruben; Gad; Manaseh (13)
3
B. Untuk Yehuda; Kaleb (14-15)
C. Untuk Sembilan suku; Efraim (16-18)
D. Untuk Yosua (19)
E. Untuk Kubu-Kubu Perlindungan (20)
F. Untuk Kota-Kota Kaum Lewi (21)
IV. Penutupan (22-24)
A. Pertikaian Mezbah (22)
B. Pidato Yosua (23)
79
C. Pesan terakhir Yosua (24)

Kata Kunci
1. Milik

2. Takluk “Menaklukkan”

3. Menang

4. Tanah

Pasal Kunci
Peralihan kepemimpinan selalu merupakan saat kritis bagi bangsa
apapun. Pasal kunci dalam kitab Yosua:

1. Pasal 1, mencatat peralihan kepemimpinan dari Musa ke Yosua


dan janji-janji Allah bagi Yosua sebagai pengganti abdi-Nya;
menyebrangi sungai Yordan dengan kuasa Allah. Pengukuhan
posisi Yosua, “pada hari itu Tuhan mengangkat Yosua dimata
seluruh Israel, agar mereka menghormatinya, sama seperti mereka
menghormati Musa seumur hidupnya.

79
Jeane Ch. Obadja, Survei Ringkas Perjanjian Lama, (Surabya:
Momentum,2004), 26-30.

4
2. Pasal 24, menjaga natur peralihan kepemimpinan yg krusial. Disini
Yosua mengingatkan umat-Nya akan kesetiaan Allah melalui dari
zaman Abraham hingga keluarnya mereka dari Mesir, dari
penyebrangan Yordan hingga perebutan tanah Kanaan. Kemudian
ia mengajak mereka dan seluruh keluarga untuk senantiasa setia
beribadah dan melayani hanya Tuhan.

B. KITAB HAKIM-HAKIM

LATAR BELAKANG.
Peristiwa-peristiwa buku ini meliputi jangka waktu tahun 1380
sM. Sampai sebelum Saul muncul [kira-kira 1043 sM] Dinasti 19
[1318-1222 sM]. Pada zaman Ramses Mesir menaruh minat lagi
kepada Palestina. Markas-markas Mesir dipalestina dikuatkan dan
diperbanyak. Tugu kemenangan Firaun Merneptah menjelaskan suatu
serangan yang berhasil. Diantara suku-suku yang dikalahkan
terhadapat nama Israel. Kutipan dari tugu-tugu itu seperti berikut;
“Israel telah dirusakkan, benihnya tidak ada”. Pada zaman itu jalan-
jalan Kanaan tidak dipelihara dan banyak pohon-pohon besar yang
menutupi jalan sehingga banyak singa dan merampok. Informasi ini
barasal dari sepucuk surat yang ditulis oleh seorang Mesir mengenai
perjalanannya ke Palestina da Siria. Surat itu menunjukkan bahwa
keadaan di Kanaan sesuai dengan penjelasan dalam buku-buku
Hakim-hakim. Zaman ini zaman kacau Satu musuh mesir yang utama
ialah kekaisaran Het [1900-1200 sM]. Setelah mengalami beberapa
peperangan, kedua Negara itu mengikat perjanjian perdamaian.
Tetapi beberapa tahun kemudian Negara Het jatuh dibawah kuasa
“orang laut”. Kemudian orang mesir dibawah pimpinan Ramses III
[1190-1164 sM] memukul mndur orang laut itu. Setelah mereka
dikalahkan di Mesir beberapa banyak di antaranya tinggal di pantai
barat daya di Kanaan. Mereka bergabung dengan orang Filistin yang
5
ada disitu sejak zaman Abraham. Maka asal usul orang Filistin yang
sangat mengganggu Israel di kemudian hari. Kuasa Mesir serta
Negara-negara lain dugunakan oleh Tuhan Allah untuk
80
membangunkan Israel dari tidur kemurtadan.

Penulis
Belum dapat dipastikan apakah kitab ini dikarang oleh satu orang
saia atau oleh beberapa orang. Ada beberapa sarjana yang berpendapat
kitab ini ditulis oleh Samuel beberapa tahun sesudah Saul menjadi raja.
Dukungan untuk pendapat tersebut terdapat dalam pasal. 18:31 yang
memberi kesan bahwa Kemah Suci yang dulu terletak di Silo sudah
dipindahkan waktu ayat ini dituliskan. Dari 1 Samuel 21 diketahui bahwa
Saul memindahkan Kemah Suci ke Nob (bandingkan Markus 2:25-26).
Sebaliknya pasal. 1:21 memberi kesan bahwa ayat tersebut dituliskan
sebelum kota Yerusalem direbut oleh Daud (kira-kira th. 1003 B. C).
Tradisi orang Yahudi juga mendukung Samuel sebagai penulis.
Riwayat Hakim-Hakim meliputi periode sejarah Israel antara
kematian Yosua dan permunculan Samuel (kira-kira th. 1375 s/d 1050
B.C). Sejarah itu mempunyai pola yang tetap: Israel meninggalkan Tuhan
untuk mengikuti allah-allah lai; akibatnya ialah Tuhan membiarkan
mereka menderita di bawah tangan bangsa-bangsa Kanaan; Israel
memohonkan pertolongan Tuhan; Tuhan mengangkat seorang
penyelamat; Israel berbuat baik sampai hakim itu mati, kemudian mereka
kembali lagi pada ketidaksetiaan.
Selama penyesuaian diri dalam tanah Kanaan yang baru itu, suku-
suku Israel diserikatkan oleh dua hal – mereka semau memakai tempat
ibadah yang sama (Kemah Suci), dan mereka semua menyembah satu

80
Iwan Setiawa Tarigan, Kitab-Kitab Sejarah, Diktat STTII
Medan, 53.

6
Tuhan yan sama, yang hadir ditengah-tengah mereka did alam Kemah
Suci tersebut. Akan tetapi perstuan itu hanya dapat bertahan selama
kesetiaan kepada Allah yang sama itu masih kuat – waktu mereka mulai
menyembah allah-allah yang lain, persatuan itu hancur dan mereka
dikalahkan oleh musuh-musuh mereka.
Dalam sepanjang kitab Hakim-Hakim ini kita dihadapkan berulang
kali dengan kesetiaan Tuhan terhadap umat-Nya, meskipun mereka
kurang setia sekali kepada Tuhan. Walaupun Tuhan mengetahui semua
kesalahan dan kelemahan mereka, baik yang sudah maupun yang akan
terjadi, apabila mereka berseru kepada-Nya seketika itu juga Dia
menjawab. Tujuan penulis dalam mengarang kitab ini ialah bukan saja
memeberi peringatan kepad generasi-generasi berikut bahwa
kemunduran rohani menyebabkan kemerosotan moral dan kekalahan
militer, melainkan juga untuk mencatat kesetiaan Tuhan yang terus-
menerus dalam menepati janji-Nya dan memelihara umat-Nya supaya
81
dapat melayani Dia dikemudian hari.

GARIS BESAR KITAB HAKIM-HAKIM


I. Kemerosotan Hakim-Hakim (1-2)
A. Kondisi Politik (1)
B. Kondisi Rohani (2)
II. Penugasan Hakim-Hakim (3-16)
A. Pembebasan dari Mesopotamia oleh Otniel (3)
B. Pembebasan dari Moab oleh Ehud
C. Pembebasan dari Filistin oleh Samgar
D. Pembebasan dari Kanaan oleh Debora (4-5)
E. Pembebasan dari Midian oleh Gideon (6-8)

81
Denis Green, Pembimbing Pada Pengenalan Perjanjian Lama,
(Malang: Penerbit Gandum Mas, 2004), 81-82.

78
78
F. Pelayanan dan Prilaku Abimelek (9)
G. Pelayanan Hakim Tola (10)
H. Pelayanan Hakim Yair
I. Pembebasan dari Amon oleh Yefta (11-12)
J. Pelayanan Hakim Ebzan
K. Pelayanan Hakim Elon
L. Pelayanan Hakim Abadon
M. Pembebasan dari Filistin oleh Simson (13-16)
III. Kemurtadan Hakim-Hakim (17-21)
A. Mikha dan Migrasi Suku Dan (17-18)
82
B. Memerangi Benyamin (19-21)

Kata dan Tokoh Kunci


Kata Kunci Tokoh
 Hakim-hakim
 Jahat  Barak dan Debora
 Hakim  Gideon
 Dihakimi  Yefta
 Dihukum  Simson
 malapetaka Kendati Debora lebih
mengemuka, namun yang
tercantum dalam deretan orang
beriman justru Barak (Ibr. 11:32)

Ayat Kunci
Hakim-Hakim. 2:15 Setiap kali mereka maju, tangan TUHAN melawan
mereka dan mendatangkan malapetaka kepada mereka, sesuai dengan

82
Jeane Ch. Obadja., 34.
apa yang telah diperingatkan kepada mereka oleh TUHAN dengan
sumpah, sehingga mereka sangat terdesak.

Hakim-Hakim. 2:16 Maka TUHAN membangkitkan hakim-hakim, yang


menyelamatkan mereka dari tangan perampok itu.

Pasal Kunci
Pasal 1-2: Memberikan kilas balik dari dosa Israel dan arah kedepan sejak
perbudakan Israel. Maka dua pasal ini memberikan semacam selayang
pandang kunci persoalan kitab ini. Salah satu penyebab kegagalan Israel
ditemukan dalam frasa yang diulang-ulang, “mereka tidak menyingkirkan
penduduk asli” negri itu (1:21, 27, 29, 30). Kegagalan yang terus terulang
dan berlanjut. Pasal kedua memberikan semacam ringkasan keseluruhan
kitab yang mencatat gambaran siklus kepemimpinan para hakim: dari
kesalehan ke kesalehan, dari penjajahan ke pembebasan.

C. KITAB RUT

LATAR BELAKANG.
Periode Hakim-hakim merupakan masa penuh gejolak dan
keresahan. Persingan diantara suku dan penindasan asing telah
melemahkan Israel secara politis, dan kemudian penyembahan
berhala telah menghisap kekuatan moral dari bangsa yang telah
mengalami kuasa Allah pada saat eksodus dari Mesir ini. Disini kita
membaca tentang kebahagiaan dan kesedihan dari sebuah keluarga
yang saleh dari Betlehem. Rut, seorang perempuan Moab yang
menjadi penyembah Allah Israel, menunjukan iman dan kesetiaan
yang sangat langka pada waktu itu di Israel. Sesudah kesedihan
akibat kematian suaminya, Rut kembali ke Betlehem bersama ibu
mertuanya lalu akhirnya menikah dan berbahagia dengan Boas.

80
80
83
Dengan demikian dia menjadi nenek moyang Daud. Secara historis,
kitab ini menguraikan berbagai peristiwa dalam kehidupan suatu
keluarga Israel pada zaman para Hakim [Rut 1;1, sekitar 1375-1050
sM] Secara Giografis, latarbelakang 18 ayat pertama kitab ini adalah
di tanah Moad [disebelah timur laut mati]. Sisa kitab ini terjadi dekat
atau di Betlehem di Yehuda. Secara liturgis, kitab ini menjadi salah
satu dari lima gulungan dari bagian ketiga Alkitab Ibrani, yaitu
Hagiographa [Tulisan-Tulisan Kudus]. Tiap-tiap tulisan ini dibacakan
di depan umum pada salah satu hari raya Yahudi tahunan. Karena
drama inti dalam kitab ini terjadi pada waktu panen. Kitab ini
84
biasanya di baca pada hari raya panen [pentakosta].

PENULIS
Seperti halnya dengan banyak kitab dalam Perjanjian Lama,
penulis Kitab Rut tidak dikenal sama sekali dan tidak ada suatu petunjuk
pun mengenai siapa penulisnya dalam kitab itu. Menurut tradisi Talmud,
Samuel adalah penulisnya, tetapi ada keterangan yang menunjukkan
bahwa kitab itu pasti ditulis setelah zaman Daud (4:17b). Lagi pula,
tampaknya ada selang waktu yang cukup panjang antara peristiwa-
peristiwa yang diceritakan dengan penulisannya sehingga penulis
menganggap perlu untuk menjelaskan kebiasaan yang telah lama
dilupakan (lih. 4:7). Para ahli tidak sependapat tentang waktu
penulisannya; Kitab Rut diperkirakan ditulis antara zaman awal kerajaan
sampai akhir zaman setelah pembuangan. Walaupun tidak ada kriteria

83
Charles F. Pfeiffer, The Wycliffer Bible Commentary, (Penerbit
Gandum Mas, 2004), 721.
84
Iwan Setiawan Tarigan., 82.
yang tepat, namun waktu dalam masa kerajaan (abad ke-10 sampai abad
85
ke-7 SM) kelihatannya paling cocok.

TUJUAN
Pada dasarnya kitab ini merupakan kisah persahabatan Rut
dengan ibu mertuanya, Naomi . Kitab ini mempunyai daya tarik tersendiri,
sebab mengingatkan kita bahwa raja Daud adalah seorang keturunan Rut
dan Boas, suaminya. Lebih dari itu, dilihat dari sisi kemanusiaan-Nya,
Yesus dapat ditelusuri leluhurnya melalui Rut (Mat. 1:5). Dengan
demikian kitab Rut menceritakan kepada kita bahwa keluarga penebus,
yang dirinya seribu tahun kemudian dilahirkan Sang Penebus, mempunyai
seorang anggota keluarga yang bukan Yahudi.
Kitab Rut juga mengisahkan tentang loyalitas, integritas, dan cinta
murni dalam kekelaman masa hakim-hakim. Rut adalah figur imanndan
ketaatan ditengah-tengah kemurtadan umat Allah. Rut telah membuktikan
betapa Allah tetap setia pada kovenan-Nya. Boas dan Rut juga menjadi
leluhur “Anak Daud”, Mesias, yang ditunggu-tunggu seluruh kaum pilihan-
Nya.

GARIS BESAR KITAB RUT


I. Kisah cinta dan kesetiaan (1:1-2:23)
A. Kematian Elimelekh, suami Naomi (1:1-3)
B. Kematian Mahlon dan Kilyon, kedua putra
Naomi (1:4,5)
C. Keputusan untuk pulang kekampuk halaman (1:6,7)
D. Permohonan Naomi (1:8-13)
E. Tindakan Orpa (1:14,15)

85
W.S. Lasor, D. A. Hubbard, F. W. Bush, Pengantar Perjanjian
Lama 1 (Taurat dan Sejarah), (Jakarta: BPK. Gunung Mulia, 2012), 318.
F. Keputusan Rut (1:16-22)
G. Kebaikan Boas (2:1-16)
H. Reaksi Naomi (2:17-23)
II. Rut dan Boas (3:1-18)
A. Perhatian Naomi terhadap Rut (3:1-4)
B. Ketaatan Rut (3:5-9)
C. Tindakan Boas (3:10-18)
III. Lonceng perkawinan (4:1-22)
A. Boas mempersiapkan segalanya (4:1-8)
B. Rut dan Boas menikah (4:9-13)
86
C. Silsilah keturunan Yesus (4:14-22)

Kristus Dalam Kitab Rut


Dalam PL, bila seseorang atau sebidang tanah dijual dalam perbudakan,
mereka dapat ditebus melalui beberapa persyaratan yang harus dipenuhi
oleh Kerabat-Penebus, hal ini merupakan ilustrasi yg tepat tantang karya
penebusan Juruselamat. Syarat seorang ‘penebus’:

1. Memiliki hubungan darah (kerabat) dr mereka yg akan ditebus;


sistem pernikahan yg diwajibkan hukum (Ul. 25:5; Yoh. 1:14; Rm.
1:3; Flp. 2:5-8; Ibr. 2:14-15.

2. Mampu membayar harga tebusan (2:1; Pet. 1:18-19).

3. Menebus demi melanjutkan keturunan dan mengklaim tanahnya


(3:11; Mt. 20:28; Yoh. 10:15; Ibr. 10:7)

Ayat Kunci
1:16 Tetapi kata Rut: "Janganlah desak aku meninggalkan engkau dan
pulang dengan tidak mengikuti engkau; sebab ke mana engkau pergi, ke
86
John Balchin, Peter Cotteren, dkk, Intisari Alkitab Perjanjian
Lama, (Jakarta: Penerbit Pembaca Alkitab, 2008), 61-62.

83
83
situ jugalah aku pergi, dan di mana engkau bermalam, di situ jugalah aku
bermalam: bangsamulah bangsaku dan Allahmulah Allahku;

1:17 di mana engkau mati, aku pun mati di sana, dan di sanalah aku
dikuburkan. Beginilah kiranya TUHAN menghukum aku, bahkan lebih lagi
dari pada itu, jikalau sesuatu apa pun memisahkan aku dari engkau,
selain dari pada maut!"

3:11 Oleh sebab itu, anakku, janganlah takut; segala yang kaukatakan itu
akan kulakukan kepadamu; sebab setiap orang dalam kota kami tahu,
bahwa engkau seorang perempuan baik-baik.

3:12 Maka sekarang, memang aku seorang kaum yang wajib menebus,
tetapi walaupun demikian masih ada lagi seorang penebus, yang lebih
dekat dari padaku.

3:13 Tinggallah di sini malam ini; dan besok pagi, jika ia mau menebus
engkau, baik, biarlah ia menebus; tetapi jika ia tidak suka menebus
engkau, maka akulah yang akan menebus engkau, demi TUHAN yang
hidup. Berbaring sajalah tidur sampai pagi."

D. KITAB I SAMUEL

LATAR BALAKANG.
Panggilan Samuel utuk menjadi nabi dan hakim Israel
merupakan sebuah titik balik yang kuat di dalam perkembangan
Kerajaan Allah Perjanjian Lama. Pada masa peralihan dari
kepemimpinan para hakim pilihan Allah ke masa kerajaan, Samuel
mempunyai tugas amat besar untuk memimpin pembangunan kembali
kesatuan sosial dan religius bangsa itu. Dia merupakan alat yang
dipakai Allah untuk mendirikan kerajaan Israel pada saat krisis
nasional yang hebat ini, yang pentingnya hanya bisa ditandingi oleh
pengalaman eksodus saja. Tugas Samuel ialah memimpin Israel

84
84
keluar dari masa Hakim-hakim dan memasuki raja-raja. Dia
menyelesaikan tugas para hakim bukan dengan kekuatan fisik
tangannya saja, namun dengan kuasa rohani dari ucapan dan
doanya. Dia juga meletakkan landasan bagi jabatan nabi dan
mengembangkan jabatan tersebut hingga mencapai ingkatan imamat
dan kerajaan. Sejak saat itu, para nabi memelihara dan mengasuh
kehidupan rohani bangsa itu dan merupakan sarana melalui siapa
87
kehendak Allah disampaikan kepada pemimpin dan kepada rakyat.

PENULIS
Identitas penulis tidak begitu jelas diketahui, namun Talmud Yahudi
menyebut Samuel sebagai penulinya. Meskipun judulnya diambil dari
nama tokohnya, hal itu bukan berarti ia menulis semua kitab Samuel,
sebab kematiannya tercatat dalam 1 Samuel 25:1. Bukti internal
menyebutkan bahwa Samuel memang menulis suatu kitab (10:25). 1
Tawarikh 29:29 menunjuk Natan dan Gad sebagai penulis peristiwa-
peristiwa yang tercatat dalam kitab Samuel. Rupanya ia menulis sesudah
masa pemerintahan Salomo, sebab 1 Samuel 27:6 menunjukkan bahwa
kerajaan sudah terbagi dua. Periode penulisan 930 SM.

TEMA DAN TUJUAN


Berawal dari kelahiran Samuel setelah doa ibunya dikabulkan-Nya
(arti kata ‘shemuel’ – ‘didengar Allah’ atau ‘namanya Allah’). Kitab ini
dengan rinci melukiskan betapa hamba Allah yang saleh ini memimpin
umat Israel sebagai nabi, iman, dan sebagai hakim terakhir, sebelum ia
mengurapi raja pertama Israel. Ternyata kesalehannya tidak cukup

87
Fred E. Young. The Wycliffe Bible Commentari, (Malang:
Penerbit Gandum Mas), 737-738.
mempengaruhi anak-anaknya untuk mengikuti jejaknya. Ia juga tidak
berhasil memimpin bangsa Israel agar mereka tetap bertahan pada
pemerintahan theokrasi.
Pemerintahan theokrasi dibawah pimpinan Allah ternyata ditolak
bangsa pilihan-Nya sendiri. Allah mengutus Samuel untuk mengurapi
Saul menjadi raja pertama. Karena ketidaktaatannya, Saul ditolak
sebagai raja. Sekali lagi Allah mengutus Samuel untuk menggantikan
Saul menjadi raja Israel.
Kitab ini menelusuri masa transisi bangsa Israel dari masa
pemerintahan hakim hingga masa penguasaan raja dan dari masa
theokrasi Allah menjadi masa monarkhi manusia. Bani Israel tidak
menghendaki Allah menguasai hidup mereka, sebab mereka lebih suka
melakukan apa yang baik menurut pandangan mereka sendiri. Tuhan
menyakinkan Samuel bahwa yang mereka tolak adalah Allah sendiri (8:7).
Pada intinya, akar dosa manusia sejak mulanya adalah melawan
pemerintahan Allah sebagai Raja atas mereka.
Sesungguhnya, Allah tengah mempersiapkan seorang raja pilihan-
Nya bagi Israel, seperti yang telah diucapkan-Nya dalam Torah (Kej.
49:10; Ul.7:14-20), namun mereka tidak sabar menunggu. Raja Saul yang
mereka minta, akhirnya ditolak Allah, karena ia melakukan pelanggaran
berat, yaitu menggantikan tugas keimanan. Saul adalah orang yang
berintegritas; menderita kegoncangan mental yang parah dan
kemerosotan rohani yang drastis, “Mentaati lebih baik dari pada korban
sembelihan.”
Tujuan kitab juga mencatat asal usul dinasti Daud. Dengan
merangkul prinsip “Tuhan melihat yang tidak dilihat manusia” (16:7).
Daud dengan tabah menunggu waktu Tuhan dan memilih lari dari kejaran
Saul yang hendak membunuhnya (20-31).
GARIS BESAR KITAB I SAMUEL
I. Samuel, Hakim Terakhir (1-8)
a. Panggilan Samuel (1-3)
b. Pengutusan Samuel (4-7)
c. Prihatin Samuel (8)
II. Saul, Raja Pertama (9-15)
a. Pemilihan atas Saul (9-12)
b. Penolakan atas Saul (13-15)
III. Daud, Raja Pilihan (16-31)
a. Daud, sebagai gembala, diurapi (16)
b. Daud mengalahkan Goliat, disambut Saul (17)
c. Daud sahabat Yonatan, ditolak Saul (18-19)
d. Daud, sebagai pelarian, diburu Saul (20-26)
e. Daud dilindungi Yonatan (20)
f. Daud dilindungi Ahimelek; Akhis (21)
g. Daud dilindungi pasukannya (22-26)
h. Daud mencari perlindungan Filistin (27-31)
i. Saul mencari petenung di Endor (28)
j. Daud diusir dari Filistin (29)
k. Daud menghancurkan bangsa Amalek (30)
88
l. Saul mengangkat (31)

Pasal Kunci
1. Pasal 8, mencatat keresahan bangsa Israel ketika mereka
mendambakan seorang raja yg akan memerintah dan berperang
bagi mereka. Tuhan meluluskan permintaan mereka.

2. Pasal 15, transisi kerajaan dari Saul ke Daud karena ketidak taatan
dan kedengkian raja pertama ini (15:23).

88
Jeane Ch. Obadja., 39-43.
3. Pasal 16, melaporkan penobatan raja Daud.

Ayat Kunci
1. I Samuel 8:7

2. I Samuel 13:14

3. I Samuel 15:22-23

E. KITAB II SAMUEL

PENULIS
Lihat 1 Samuel

TEMA DAN TUJUAN


Alkisah, kerajaan Israel dilanjutkan oleh narasi 2 Samuel yang
dibuka dengan kematian Saul, yang kemudian digantikan oleh Daud.
Secara khusus kitab ini mengisahkan tentang 40 tahun pemerintahan raja
Daud (5:4-5) serta menelusuri masa pemerintahannya melalui rentetan
kemenangan dan tragedi yang dialaminya, termasuk dosa perzinahannya,
pertumpahan darah,serta konsekuensi yang menimpa keluarga dan
rakyatnya.
Tema kitab ini dapat diringkas berikut:”dosa dapat menggerogoti
kemenangan menjadi kemalangan.” Kerajaan yang ditegakkan oleh raja
Saul, dikembangkan oleh raja Daud. Kerajaan Saul memberi kesetabilan
kepada Israel sejak zaman hakim-hakim, dan kerajaan Daud membawa
kemajuan serta perluasan wilayah. Kitab ini secara blak-blakan
menyingkapkan sepak terjang tokohnya, Daud sebagai raja yang bernoda
darah dan dosa, sehingga ia tak diperbolehkan mendirikan bait Allah.

GARIS BESAR KITAB II SAMUEL


a. Kemenangan Daud (1-10)
a. Perayaan Raya (1-5)
b. Persatuan Kerajaan (5-6)
c. Perjanjian Kerajaan (7)
d. Perjuangan Raja (8-10)
b. Pelanggaran Daud (11)
a. Perzinahan
b. pembunuhan
c. Permasalahan Daud (12-24)
a. Urusan Keluarga (12-13)
89
b. Urusan Kerajaan (13-24)

Pasal Kunci Ayat Kunci


1. Pasal 5 1. 2 Samuel 7:12-16
2. Pasal 11-12 2. 2 Samuel 12:12-14

F. KITAB I RAJA-RAJA

LATAR BELAKANG.
Bangsa Israel merupakan bangsa kuno yang pertama
mengembangkan ilmu sejarah yang benar. Bangsa lainnya seperti
Asyur, Babilon dan Mesir memang menyusun juga catatan-catatan
sejarah, namun hanya bangsa Het saja diantara bangsa-bangsa non-
Yahudi yang berusaha menulis sejarah. Pada zaman pemerintahan
Daud kekuasaan Mesir sudah pudar sedangkan Asyur lemah.
Sekalipun demikian, tidak lama kemudian Asyur bangkit dibawah
pimpinan Tiglat-pileser III [juga dinamakan Pul dalam II Raj. 15;19;
tahun 745-727 sM]. Pada tahun 721 sM Samaria jatuh kena
89
Jeane Ch. Obadja., 46.
serangan Salmaneser dan Sargon. Belakangan, dibawah pimpinan
Sanherib, Asyur menyerbu Yehuda dan berhasil menduduki banyak
kota, namun mereka gagal menguasai Yerusalem sebab ada
ancaman pasukan Mesir di belakang. Esarhadon dan Asurbanipal
kemudian berhasil memperluas wilayah kekuasaan Asyur sampai ke
Mesir. Pada zaman Yosia, Firaun Nekho meminta tolong kepada
Asyur untuk melawan Babilon di karkhemis, namun kedua kekuatan
itu berhasil dikalahkan. Tidak lama kemudian Nebukadnezar yang
memperoleh kemenangan menyerbu Palestina dan pada serangan
ketiga kearah Yerusalem dia berhasil menjarah dan memusnahkan
90
kota itu serta menawan penduduknyan [586 sM].

PENULIS
Tidak jelas siapa penulisnya, namun orang Yahudi mengacu pada
Yeremia. Siapa pun penulis kitab ini, ia telah menggunakan sumber
sejarah (11:41, 14:19, 29). Ia haruslah seseorang yang hidup di Babilon,
tetapi bisa saja penulisnya adalah Ezra, atau Yehezkiel, atau Yeremia
(kecuali bagian akhir 2 Raja-Raja, karena Yeremia mati di Mesir, bukan di
91
Babilon (Yer. 43:6-7)

PERIODE PENULISAN: 550 SM


Dibebaskan Yehoakin dari penjara adalah peristiwa terakhir yang
tercatat dalam 2 Raja-Raja (tahun ke-37 masa pemenjaraannya (560 SM).
Kitab ini tidak mungkin ditulis sepulangnya kaum Yahudi dari masa
pembuangan Babel (538 SM), karena penulisnya tidak menyebutkan hal

90
Jhon T. Gates, The Wycliffe Bible Commentary, (Malang:
Gandum Mas, 2004), 827-828.
91
Charles C. Ryrie, Ryrie Study Bible, Expanded Edition, (Moody,
e-media).

90
90
itu. Ada kemungkinan penulisan kitab ini baru diselesaikannya antara 560
92
dan 538 SM.

TEMA DAN TUJUAN


Setelah kematian Daud (pasal 1-2), putra-mahkotanya, Salomo
menjadi raja. Pasal 1-11 menelusuri kehidupan kekuasaan Salomo,
termasuk zaman keemasan Israel, perluasan kerajaan, dibangunnya bait
Allah dan istana dinYerusalem. Tak diduga, pada usia lanjut, Salomo
berpaling dari Tuhan karena pengaruh istri-istri asing, dan ia menjauhkan
dirinya dari Allah dan bait-Nya. Akibatnya, hati raja terpecah dua,
bersamaan dengan kerajaannya yang juga terpecah dua, kerajaan utara
dan kerajaan selatan abad berikutnya, kitab ini menelusuri dua sejarah
yang terjadi secara pararel, dari dua raja dan dua kerajaan.
Raja berikutnya adalah Rehobeam, yang kehilangan bagian utara
kerajaan. Kemudian, kerajaan utara, yang terdiri dari sepuluh suku, yang

92
J.F. Walvoord, R.B. Zuck, The Bible Knowledge Commentary,
(Victor Books, Wheaton, 1983-85, e-media)
dikenal sebagai “Israel”, dan kerajaan selatan, yang terdiri dari suku
Yehuda dan Benyamin, disebut “Yehuda”. Pasal-pasal terakhir
dipusatkan pada kelaliman raja Ahab dan ketidaktaatan Israel pada
zamannya.
Oleh karena itu, pusat tema kitab ini menunjukkan betapa
ketidaktaatan membawa kehancuran bagi kerajaan. Kesejahteraan
bangsa tergantung pada kesetiaan raja dan rakyatnya kepada kovenan
Allah dengan Israel. Kitab ini tidak hanya mencatat sejarah raja-raja,
melainkan juga mengakui keberhasilan raja dan bangsanya secara
keseluruhan, yaitu memuji mereka yang setia memegang teguh hukum-
hukum Allah. Secara gamlang, kitab ini menggambarkan betapa
“kebenaran mengangkat derajat bangsa, sedangkan dosa adalah noda
bangsa” (Ams. 14:43). Ketidaksetiaan terhadap kovenan Allah
mengakibatkan kemerosotan moral dan spritual; hukum pembuangan
merupakan salah satu cara mengembalikan mereka.

GARIS BESAR I RAJA-RAJA


I. Kesatuan Kerajaan: 40 tahun (1-11)
a. Tahta raja Salomo (1-2)
b. Hikmta raja Salomo (3-4)
c. Bait suci didirikan raja Salomo (5-8)
d. Kejayaan raja Salomo (9-10)
e. Kejatuhan raja Salomo (11)
II. Kerajaan Terpecah: 80 tahun (12-22)
a. Penyebab pecahnya kerajaan (12)
b. Pemerintahan Yerobeam di israel (13)
1. Dosa raja
2. Peringatan nabi Allah
3. Dosa nabi Allah
4. Penghakiman atas raja
c. Pemerintahan Rehobeam di Yehuda (14)
d. Pemerintahan dua raja di Yehuda (15)
Abiyam; Asa
e. Pemerintahan lima raja di Israel (16)
Nadab; Baasha; Ela; Zimri; Omri
f. Pemerintahan Ahab di Israel (17-22)
1. Dosa Ahab; Penyembahan berhala
2. Pelayanan nabi Elia di Karmel
a. Perang api dengan Baal
b. Pembantaian nabi-nabi Baal
c. Pelarian nabi Elia
3. Perang melawan Siria
4. Dosa Ahab
a. Perampasan tanah Nabot
b. Pembunuhan pemilik tanah
5. Kematian Ahab yang memalukan
g. Pemerintahan Yosafat di Yehuda
93
h. Pemerintahan Ahazia di Israel

93
Jeane Ch. Obadja.,48-51.
G. KITAB II RAJA-RAJA

PENULIS
Lihat 1 Raja-raja

TEMA DAN TUJUAN


Kitab 2 Raja-Raja melanjutkan sejarah nabi Elia dan penerusnya,
nabi Elisa, juga melanjutkan kisah yang disebut “Dongeng Dua Kerajaan”.
Dengan demikian, kitab ini melanjutkan penelusuran sejarah kerajaan
utara, Israel dan kerajaaan Yehuda di selatan hingga kedua kerajaan itu
ditaklukkan dan diasingkan. Israel jatuh ketangan bangsa Asiria pada 722
SM dan Yehuda ketangan Babilonia pada 586 SM. Pada kedua kerajaan
tersebut para nabi terus memperingatkan bangsanya bahwa Allah akan
menghukum mereka kecuali mereka bertobat. Kitab ini juga mengajarkan
bahwa dosa yang disengaja oleh sebuah bangsa akan berakhir dengan
kesengsaraan. Dalam kitab Samuel, kerajaan ini dilahirkan, lalu dalam
kitab 1 Raja-Raja kerajaan ini terbagi dua dan dalam kitab ini kerajaan
dibubarkan. Setelah bertahun-tahun membela umat-Nya melalui para
nabi-Nya, akhirnya kesabaran Allah berubah menjadi pendisplinan seperti
yang Ia janjikan. Karena kedua kitab Raja-Raja dulunya menyatu, maka
tujuan dan temanya sama. Kitab Raja-Raja ini mengajarkan bahwa
ketidaksetiaan dengan melanggar titah Allah pastilah mendapatkan
ganjaran Allah dan jatuhnya kerajaan. Kedua kerajaan runtuh karena
kegagalan raja-raja untuk memerintah dengan adil serta tidak
mengindahkan kebenaran Allah.
GARIS BESAR KITAB II RAJA-RAJA
1. Bubarnya kerajaan Israel (1-17)
a. Pemerintahan Ahazia di Israel (1)
b. Pemerintahan Yoram di Israel (2-8)
a. Terangkatnya nabi Elia
b. Ekspedisi raja Yoram
c. Pelayanan nabi Elisa
c. Pemerintahan Ahasia di Yehuda
d. Pemerintahan Yehu di Israel (9-10)
e. Pemerintahan Atalya; Yehoas di Yehuda (11-12)
f. Pemerintahan Yoas di Israel (13)
g. Pemerintahan Amazia di Yehuda (14)
h. Pemerintahan Yerobeam II di Israel
i. Pemerintahan Azaria di Yehuda (15)
j. Pemerintahan Zakharia; Salum di Israel
k. Pemerintahan Menahem, Pekahya di Israel
l. Pemerintahan Yotam; Ahaz di Yehuda
m. Pemerintahan Ahaz di Yehuda (16)
n. Pemerintahan Hoshea di Israel (17)
a. Penurunan kerajaan Israel
b. Perzinahan rohani Israel
c. Pembubaran kerajaan Israel
2. Bertahannya kerajaan Yehuda (18-25)
a. Pemerintahan Hizkia (18-20)
b. Pemerintahan Manasye; Amos (21)
c. Pemerintahan Yosia (22)
d. Pemerintahan Yoahas (23)
e. Pemerintahan Yoyakim; Yoyakin (24)
f. Pemerintahan Zedekia (25)
a. Kehancuran bait Allah
b. Deportasi ketiga ke Babel
94
g. Pembebasan raja Yoyakhin di Babel

Ayat-ayat kunci

1. 2 Raja-raja 17:18-23;

2. 2 Raja-raja 23:27.

Kisah- Kunci:

1. Pasal 2 terangkatnya Elia

2. Pasal 4 mujizat Elisa terhadap seorang janda

94
Jeane Ch. Obadja., 52, 55.
3. Pasal 5 kesembuhan Naaman dan keserakahan Gehazi

4. Pasal 6 doa Elisa untuk bujangnya dan penangkapan Aram

5. Pasal 17 kejatuhan Israel; penawanan Asyur

6. Pasal 18-19 penduduk Senakerib; doa Hezkia

7. Pasal 22-23 reformasi Yosia

8. Pasal 24-25 kejatuhan Yehuda ke tangan Babel

Kristus Dalam Kitab 2 Raja-Raja

Pelayanan Elia

1. Menekankan pada hukum

2. Penghakiman

3. Penghukuman

Pelayanan Elisa

1. Menunjukkan sisi anugerah

2. Kasih

3. Kelembutan Allah

H. KITAB I

TAWARIKH

LATAR BELAKANG.
Kitab Ezra mencatat penggenapan janji Allah kepada bangsa
Israel melalui Yeremia bahwa Dia akan membawa mereka kembali
ke negeri mereka sesudah pembuangan selama tujuh puluh tahun,
melalui pertolongan dan perlindungan tiga orang raja Persia (Koresy,
Darius dan Artasasta) dan pemimpin tokoh-tokoh Yahudi yang
perkasa seperti Zerubabel, Yosua Hagai, Zakaria, dan Ezra,
pembangunan kembali bait suci dapat diselesaikan dan
penyembahan yang benar di Yerusalem dapat dipulihkan. Enam
pasal pertama meliput rangkaian peristiwa dalam dua atau tiga
tahun pertama pemerintahan raja Koresy (538-530 sM) dan enam
tahun pertama dari masa pemerintahan raja Darius I (521-486 sM).
Empat pasal yang terakhir (ditambah 4;7-23) mencatat rangkaian
peristiwa selama bagaian pertama masa pemerintahan Artahsasta I
(464-423 sM)> Raja Kambies (530-522 sM) dan Smerdis (522 sM)
tidak disebutkan, dan hanya satu ayat saja (4;6) yang menyebut
raja Ahasyweros (486-465 sM). Jadi sekalipun delapan puluh tahun
yang penting dari sejarah Persia dibawah dinasti Akhaemenes
dijangkau oleh kitab Ezra, hampir tidak ada sebutan tentang delapan
tahun pertama yang penting dantara tahun 515 sM dan 457 sM,
ketika mana orang Persia melakukan dua usaha yang besar namun
gagal untuk menaklukkan Yunani dan rangkaian peristiwa dalam
kitab Ester terjadi. Ketika adegan dalam kitab ini dimulai, orang
Yahudi baru saja menyaksikan jatuhnya kerajaan Neo-Babel yang
mereka benci, pada tahun 539 sM, oleh Koresy raja Persia. Daniel
baru saja diberi kedudukan terhormat oleh Darius orang Media yang
ditugaskan oleh Koresy untuk memerintah wilayah Neo-Babel (Daniel
95
5;30-6;3)

95
John C. Whitcomb, Jr, The Wycliffe Bible Commentary,
(Malang: Gandum Mas, 2004), 1134.
PENULIS
Seperti halnya dengan kitab Samuel dan kitab Raja-Raja, kitab
Tawarikh juga dulunya merupakan satu kitab. Penulisnya juga tidak
terdeteksi dengan jelas, namun tradisi Yahudi merujuk pada Ezra. Ada
konsitensi cara penulisan di seluruh kitab ini walaupun terindikasi
beberapa sumber digunakan untuk menyusunnya, sehingga disimpulkan
hanya seorang editor yang telah menyusun kitab ini sebagai produk
finalnya. Dari beberapa termasuk catatan para nabi, Samuel (1 Taw.
29:29), Yesaya (2 Taw. 32:32), dan lain-lainnya (2 Taw. 9:29, 12:15,
20:34, 33:19), secara khusus menyebut kitab ini sebagai “Kitab Raja-Raja
Yehuda dan Israel” (2 Taw. 16:11, 25:26). Isi kitabnya menunjuk
penulisnya dari golongan imam, karena fokusnya yang kuat terhadap Bait
Allah, imamat, dan garis theokrasi Daud dan kerajaan selatan, Yehuda.
Bahwa Ezra-Nehemia yang berisikan pembangunan dan inagurasi bait
Allah.
PERIODE PENULISAN: 450-425 SM

TEMA DAN TUJUAN


1 Tawarikh dibuka dengan silsilah Adam hingga matinya Raja Saul.
Sisanya membahas tentang pemerintahan raja Daud. Kitab Tawarikh
ditulis bagi kaum remnan yang pulang dari pengasingan untuk
mengingatkan mereka bahwa mereka berasal dari keturunan raja Daud
dan bahwa mereka adalah umat pilihan Allah. Silsilah menunjukkan
bahwa janji-janji Daud bersumber dari kovenan Abraham, yaitu bahwa
Allah akan menjadikannya bapa bagi bangsa yang besar, yang melalui
salah satu Allah akan memberkati bangsa-bangsa lain. Tema utamanya
adalah “Allah setia kepada kovenan-Nya”.
Kitab Tawarikh menekankan peran taurat, imamat, dan bait.
Walaupun bait yang didirikan raja Salomo telah dihancurkan, bait
kedua bisa dianggap penghubung kaum remnan kepada bait yang
pertama.
Kitab ini juga mengajarkan bahwa masa purbakala sarat dengan pelajaran
bagi masa kini mereka. Bidat, berhala, kawin campur dengan bangsa lain,
serta kurangnya persatuan adalah kelanjutan penyebab kehancuran
mereka. Penting diketahui, bahwa pasca-pengasingan Israel, umat
Yahudi tidak pernah lagi berani menyembah ilah-ilah asing.

GARIS BESAR I TAWARIKH


A. Silsilah Garus Daud (1-9)
1. Adam ke Abraham (1)
2. Abraham ke Yakub
3. Yakub ke Daud (2)
4. Yakub ke pengasingan (3)
5. Silsilah duabelas suku (4-8)
6. Penduduk Yerusalem (9)
B. Penobatan Daud (10-12)
1. Kematian Saul (10)
2. Pengangkatan Daud (11)
a. Perebutan Yerusalem
b. Pahlawan-pahlawan Daud
C. Pemerintahan Daud (13-28)
1. Daud dan tabut suci (13-17)
2. Peperangan raja Daud (18-20)
3. Sensus dan dosa raja Daud (21)
4. Pembangunan bait suci (22-26)
a. Penugasan kaum Lewi
b. Penugasan kelompok Musisi
c. Penugasan penjaga Gerbang
d. Penugasan Bendahara
e. Penugasan para Hakim
5. Pamong praja kerajaan (27)

100
1001
6. Instruksi Daud terakhir (28)
96
D. Saat terakhir Daud (29)

Pasal Kunci

Pasal 17, karena pentingnya kovenan Allah dengan Daud dalam seluruh
kitab suci dan penggenapannya dalam diri Kristus, pasal ini adalah titik
nadi dan pasal kunci sejak dipaparkannya kovenan Daud dalam 1 Sam. 7.

Ayat Kunci

1. 1 Taw. 11:1-3

2. 1 Taw. 17:11-14

3. 1 Taw 29:11-12

I. KITAB II TAWARIKH

PENULIS
Dukungan menunjuk Ezra sebagai penulisnya dapat dilihat dari
konsistensi sudut pandang yang menunjuk pada satu orang yang oleh
para penulis disebut sebagai penyusun tawarikh, dari daftar kaum Lewi
yang amat panjang, dan disebutnya baik.

TEMA DAN TUJUAN


Kitab Tawarikh lebih dari sekedar catatan sejarah. Kitab ini
merupakan tafsiran Allah pada karakteristik dinasti Daud. Oleh karena itu,
fokusnya adalah Yehuda, kerajaan selatan yang terjadi reformasi dan
munculnya raja-raja yang benar dalam garis Daud. Kerajaan utara
diabaikan, karena tidak adanya raja yang saleh.

96
Jeane Ch. Obadja.,56-60.
Dalam 1Tawarikh, Daud adalah subjek utama sedangkan 2
Tawarikh melanjutkan sejarah keturunan Daud dan pararel dengan kitab
Raja-Raja. Kitab ini mengabaikan kerajaan utara karena tak seorang raja
pun mengikuti jejak leluhurnya, Daud.
Bagian pertama kitab mendeskripsikan pembangunan bait suci di
bawah intruksi Salomo dan bagian kedua menelusuri sejarah kerajaan
selatan, Yehuda, hingga jatuhnya Yerusalem dan umat diasingkan ke
Babel. Intinya, kitab ini menyodorkan catatan kehidupan raja-raja yang
membawa reformasi bangsa seperti raja Asa, raja Yosafat, dan raja Yosia.
Pasa Kunci
Pasal 34
Ayat Kunci
2 Tawarikh 7:14
2 Tawarikh 16:9

GARIS BESAR KITAB II TAWARIKH


A. Pemerintahan Raja Israel (1-9)
1. Penobatan raja Salomo
2. Pembangunan bait suci
3. Kesohoran raja Salomo
4. Kematian raja Salomo
B. Pemerintahan Raja-Raja Yehuda (10-35)
1. Raja Rehabeam
2. Raja Asa
3. Raja Yosafat
4. Raja Yoas
5. Raja Uzia Nabi Amos
6. Raja Yotam Nabi Yesaya
7. Raja Ahaz Nabi Mikha
8. Raja Hizkia Nabi Hosea
9. Raja Manasye
10. Raja Yosia Nabi Yeremia / Zefanya
11. Raja Yoyakim Nabi Daniel
12. Raja Yoyakin Nabi Yehezkiel
13. Raja Zedekia
C. Dekrit Koresh, Raja Persia (36)
1. Menugaskan bangsa membangun kembali Yerusalem
97
2. Memulangkan remna untuk kembali ke Yerusalem

J. KITAB EZRA

PENULIS
Walaupun kitab Ezra tidak mencantumkan nama penulisnya,
Talmud menunjuk Ezra sebagai penulisnya (termasuk Tawarikh dan
Nehemia). Para pakar modern setuju kalau Ezra memang menulis kitab
ini dengan menggunakan beragam dokumen (mis. 4:7-16), silsilah (mis.
2:1-70), dan memo pribadi (mis. 7:27-9:15) sebagai sumbernya. Dalam
Vulgata, kitab Ezra-Nehemia diberi judul “I Edras” dalam versi Inggris
adalah “III Esdras” dalam vulgata.

97
Jeane Ch. Obadja., 64.
Fakta bahwa Ezra adalah tokoh kunci utama pada sebagaian besar
isi kitab Ezra ini semakin mendukungnya sebagai sang penulis. Dia ikut
berpartisipasi dalam peristiwa-peristiwa yang dikisahkan dalam Ezra 1-10
dan Nehemia 8-10. Perikopnya ditulis dengan kata ganti orang pertama.
Taradisi merujuk Ezra sebagai pendiri Sinagoge Agung dimana kanon
kitab suci Perjanjian Lama diselesaikan. Tradisi lain mengatakan bahwa
Ezra menyatukan koleksi kitab-kitab Alkitab dan juga yang mengadakan
tata ibadah sinagoge pertama kali. Periode penulisannya 457 dan 444
SM.

LATAR BELAKANG
Yerusalem pada masa Ezra dan Nehemia tidak banyak berbeda
dari Yerusalem yang mendengar Hagai dan Zakharia bernubuat sekitar 60
tahun sebelumnya (sekitar tahun 520-518 SM; bdg. Ezr. 5:1-2).
Pembangunan kembali bait suci yang kedua hanya merupakan bayangan
dari bangunan megah yang didirikan oles Salomo (bdg. Ezr. 3:12). Dari
pada membangkitkan harapan akan pemulihan perjanjian dalam
masyarakat, bangunan tersebut hanya merupakan satu monumen yang
mengingatkan rakyat pada penantian akan Mesias yang kandas oleh
kenyataan bahwa kerajaan Media-Persia menguasai mereka.
Sesungguhnya, janji Yahweh untuk menjadikan Yerusalem sebagai panji-
panji bagi bangsa-bangsa nyaris dilupakan sama sekali ketika Yehuda
pada masa pasca pembuangan hidup sebagai golongan pinggir yang
terpencil dalam kawasan imperium kafir yang pada waktu itu menguasai
sebagaian terbesar dari dunia yang dikenal (bdg. Hagai 2:20-23).
Sebenarnya, keberadaan komunitas Ibani pada masa pasca pembuangan
tampak terancam oleh perlawanan musuh-musuh yang berada di sekitar
Yerusalem selama masa kepemimpinan Zerubabel sebagai bupati
setempat (sekitar tahun 520 SM; bdg. Ezra 4:1-5; 5:1-7). Situasi ini belum
benar-benar berubah ketika Ezra dan Nehemia tiba di Yerusalem sekitar
98
pertengahan abad ke-5 SM.

TEMA DAN TUJUAN


Dari sudut pandang sejarah, Ezra melanjutkan narasi di mana 2
Tawarikh berakhir dan menelusuri sejarah kepulangan umat Yahudi dari
pembuangan Babel dan pembuangan kembali bait suci. Dari sudut
pandang spritual dan doktrinal, Ezra memaparkan bagaimana Allah
menggenapi janji-Nya untuk memulangkan umat-Nya ke tanah perjanjian
setelah 70 tahun di tempat pengasingan sesuai nubuat para nabi. Seperti
dalam kitab Tawarikh, Ezra, sebagai imam, menunjukkan kesentralan bait
suci dan kehidupan religius, serta ritualitas tata ibadah bagi umat Allah.
Dimulai dengan dekrit Koresh, raja Persia, yang mengizinkan kaum
remnan pulang, mereka begitu antusias untuk membangun kembali puing-
puing bait suci, namun selama 18 tahun terhambat oleh gangguan musuh-
musuh dari utara. Akhirnya dekrit Darius mengizinkan mereka untuk
menyelesaikannya (Ezra 1-6).
Tema kitab ini dapat diringkas sebagai pemulihan spritual, moral,
dan sosial dari kaum Remna yang pulang dibawah kepemimpinan
Zerubabel dan Ezra. Ezra 7-10 berbicara tentang iman Ezra yang
mengajar umat tentang hukum taurat dan mereformasi kehidupan rohani
bangsa.

98
Andrew E. Hill & John H. Walton., 371
Pembagian Kitab Ezra

GARIS BESAR KITAB EZRA


A. Pemulihan dipimpin Zerubabel (1-6)
1. Dikeluarkannya Dekrit Koresh (1)
2. Diadakannya Sensus (2)
3. Dipersiapkannya Rekonstruksi Bait Suci (3)
4. Dihalanginya oleh pihak oposisi (4)
5. Ditentukannya rekonstruksi bait suci (5-6)
B. Pembaharuan dipimpinEzra (7-10)
1. Pemulangan ke Yerusalem (7-8)
99
2. Pembaharuan Yerusalem (9-10)

Pasal kunci:

1. Pasal 1. dekrit Koresh mengizinkan remnan pulang.

2. Pasal 3. fondasi bait suci selesai.

99
Jeane Ch. Obadja., 69.

106
1061
3. Pasal 6. pentahbisan bait suci dan perjamuan pasah.

4. Pasal 7-10. pulangnya Ezra; doa Ezra.

Ayat kunci:

1. Ezra 1:3 Siapa di antara kamu termasuk umat-Nya, Allahnya


menyertainya! Biarlah ia berangkat pulang ke Yerusalem, yang
terletak di Yehuda, dan mendirikan rumah TUHAN. Allah Israel,
yakni Allah yang diam di Yerusalem.

2. Ezra 2:1 Inilah orang-orang propinsi Yehuda yang berangkat


pulang dari pembuangan, yakni para tawanan, yang dahulu
diangkut ke Babel oleh Nebukadnezar, raja Babel, dan yang
kembali ke Yerusalem dan ke Yehuda, masing-masing ke kotanya.

3. Ezra 6:21-22 Orang-orang Israel yang pulang dari pembuangan


memakannya dan demikian juga setiap orang yang memisahkan
diri dari kenajisan bangsa-bangsa negeri itu lalu menggabungkan
diri kepada mereka, untuk berbakti kepada TUHAN, Allah Israel.
Lagipula mereka merayakan hari raya Roti Tidak Beragi dengan
sukacita, tujuh hari lamanya, karena TUHAN telah membuat
mereka bersukacita; Ia telah memalingkan hati raja negeri Asyur
kepada mereka, sehingga raja membantu mereka dalam pekerjaan
membangun rumah Allah, yakni Allah Israel.

4. Ezra 7:10 Sebab Ezra telah bertekad untuk meneliti Taurat


TUHAN dan melakukannya serta mengajar ketetapan dan
peraturan di antara orang Israel.
K. KITAB NEHEMIA

LATAR BELAKANG.
Artahsasta I, yang kepadanya Nehemia melayani sebagai juru
minuman, adalah putra Ahasyweros yang menikahi Ester sebagai
ratunya. Perayaan purim (Est, 9;20-32) diresmikan pada tanggal 8
maret 473 sM, hanya delapan tahun sebelum Artahsasta I menjadi
raja. Pada musim semi tahun 457 sM, Ezra memimpin sebuah
ekspedisi orang Yahudi kembali ke Yerusalem dengan restu
Artahsasta; dan pada musim semi berikutnya dia sudah
menyelesaikan pengujian orang-orang Yudea yang menikahi
perempuan asing (lih, tafsiran-tafsiran Ezr, 10). Salah satu hasil
sampingan dari kebangunan rohani dibawah Ezra rupanyaadalah
usahadipihak orang Yahudi untuk membangun kembali tembok
Yerusalem. Kejadian ini menimbulkan amarah Rehum dan Simsai
yang menulis sebuah surat tuduhan kepada Artahsasta (Ezr 4;7-16).
Raja memerintahkan untuk menhentikan pekerjaan itu hingga
dikeluarkan ketetapan lain (Ezr, 4;21). Sesudah Rehum dan Simsai
menerima keputusan tersebut dari sang Raja mereka langsung
bergegas menuju ke Yerusalem dan “dengan kekerasan mereka
memaksa orang-orang itu menghentikan” pekerjaan mereka, mungkin
dengan merobohkan kembali tembok yang telah mulai di bangu dan
membakar pintu-pintu gerbang Ezr 4;23; Neh 1;3). Berita tentang
malapetaka inilah yang mengejutkan Nehemia dan membuatnya
berlutut dihadapan Allah.
Kitab Nehemia meliput jangka waktu sekitar paling sedikit dua
puluh tahun dari desember 445 sM hingga 425 sM pada saat
Nehemia meninggalkan Babel untuk membersihkan Yerusalem dan
seluruh provinsi itu dari berbagai kejahatan yang merajalela sejak
ditinggalkan olehnya pada tahun 432 sM. Karir Esra dan Nehemia
8;1-9 dan 12;26, sangat mungkin bahwa Maleakhi bernubuat pada
Zaman Nehemia menjadi gubernur, sebab banyak kejahatan yang
dikecam olehnya dijumpai menonjol didalam kitab Nehemia.
Akhirnya harus dikemukakan bahwa tidah ada bagian dalam
Kitab Perjanjian Lama yang lebih Hebat memberi kita dorongan
untuk mengabdi serta semangat yang kuat untuk melakukan
pekerjaan Tuhan dari pada Kitab Nehemia. Teladan dan kerinduan
Nehemia pada kebenaran Firman Allah, apapun harga atau
akibatnya, merupakan teladan yang sangat dibutuhkan saat ini.
Kiranya studi yang disertai doa atas kitab ini membuat makin
banyak umat Allah “tetap berjuang untuk mempertahankan iman
100
yang telah disampaikan kepada orang-orang kudus.

PENULIS
Walaupun ada yang menyakini bahwa Nehemia, kolega Ezra,
adalah penulis kitab ini karena pernyataan “Perkataan Nehemia bin
Hakhalya” (1:1), banyak juga yang mempercayai bukti-bukti yang lebih
merujuk pada Ezra sebagai penulis kitab Nehemia ini dengan
menggunakan memo Nehemia sebagai tangan pertama yang mengutip
Nehemia. Di sisi lain, banyak pula ahli kitab yang percaya bahwa
Nehemia itulah yang menulis kitab yang menyandang namanya karena
kisah seputar kepulangannya ke Yerusalem disampaikan dengan
memakai kata ganti orang pertama (1-7; 12:31-13:31). Dan dengan
perbedaan daftar nama di Ezra 2 dan Nehemia 7, maka jelaslah bahwa si
penulis mempunyai sumber materi yang berbeda. Periode penulisan,

100
Jhon C, Whitcomb Jr, The Wycliffe Bible Commentary,

(Malang: Gandum Mas, ), 1162-1163.


catatan sejarah memberitahkan bahwa bagian tengah hingga akhir kitab
Ezra-Nehemia ditulis sekitar tahun 445-425 SM.

TEMA DAN TUJUAN


Kitab Nehemia melanjutkan sejarah bangsa Yahudi yang pulang
dari pengasingan. Nehemia menyerahkan posisinya sebagai juru-minum
Artahsta, raja Persia, untuk menjadi gubernur Yerusalem dan memimpin
bangsanya guna memperbaiki tembok kota. Ezra dan Nehemia adalah
kolega (lih. Neh. 8:2,9), keduanya melayani Allah yang sama, Yahweh,
dalam bidang berbeda. Ketika Ezra massih seorang imam dan lebih
terlibat dalam kebangunan rohani bagi kaum remnan, Nehemia adalah
seorang awam yang melayani dibidang politik sebagai gubernur dalam
membangun kembali tembok Yerusalem.
Nehemia juga ditulis untuk menunjukkan tangan Allah yang
menegakkan umat-Nya di tanah air mereka sendiri setelah ditawan
bertahun-tahun di tempat pengasingan. Dalam kepemimpinan Nehemia,
mereka menyelesaikan pembangunan dalam waktu 52 hari apa yang tidak
pernah selesai selama 94 tahun sejak kepulangan pertama dibawah
pimpinan Zerubabel. Dengan ketaatan iman, mereka mampu mengatasi
pihak oposisi yang jahat.

GARIS BESAR KITAB NEHEMIA


1. Rekonstruksi Tembok Yerusalem (1-7)
a. Persiapan Rekonstruksi (1-2)
b. Proses Rekonstruksi (3-7)
2. Reformasi Umat Allah di Yerusalem (8-13)
a. Reformasi Kovenan (8-10)
101
b. Rededikasi Umat Kovenan (11-13)

101
Jeane Ch. Obadja.,72.

110
1101
L. KITAB ESTER

LATAR BELAKANG
Sejak 722 SM, suku-suku Israel utara dipindahkan sebagai
tawanan kekota-kota orang Media (1Raj. 17:6). Selanjutnya sesudah
Babel ditaklukkan oleh Koresy pada tahun 539 SM, sebagian orang
Yahudi yang telah dibawa ke Babel oleh Nebukadnezar mungkin
berpindah kearah timur menuju ke Susan atau kota-kota lain di Medo-
Persia, seperti yang dilakukan oleh Mordekhai (1 Raj. 2:5-6). Namun dari
jutaan orang Yahudi yang terserak diseluruh wilayah timur dekat, hanya
sekitar 50.000 orang yang memilih untuk kembali ketanah perjanjian
bersama Zerubabel dan Yosua pada tahun 536 SM (Ezr. 2:64-67).
Menurut Ezra 6:15, Bait Suci yang kedua selesai dibangun pada
tahun 515 SM pada tahun keenam pemerintahan raja Darius I. Baru 32
tahun kemudian, Ahasyweros, putra Darius I, mengadakan “perjamuan
bagi semua pembesar dan pegawainya” (1-3). Rangkaian peristiwa yang
dikisahkan kitab ini memiliki periode sepuluh tahun sejak perjamuan
tersebut (tahun 483 SM) sehingga perayaan Purim (tahun 473 SM).
Enambelas tahun sesudah perayaan Purim yang pertama, Ezra
membawa rombongannya kembali ke Yerusalem (Ezr. 7:9). Jadi
rangkaian peristiwa didalam kitab ini cocok diantara pasal enam dan tujuh
102
dari kitab Ezra.
PENULIS
Kitab ini tidak memberi petunjuk apa-apa tentang siapa penulisnya.
Siapapun dia, ia tentu tahu betul tentang kebudayaan Persia. Dari isinya
terdeteksi semua tanda seseorang yang pernah berada disana, sebab ia
dapat menjelaskan banyak peristiwa sebagai layaknya saksi mata.

102
Jhon C. Whitcomb Jr, The Wycliffe Bible Commentary, (Malang:
Gandum Mas, 2004), 1195.
Mungkin saja ia orang Yahudi. Ada yang berpendapat bahwa Ezra atau
Nehemia yang menulisnya, namun tak terbukti spesifik yang mendukung
pendapat ini. Periode penulisan 464-435 SM.

TEMA DAN TUJUAN


Kitab Ester mengisahkan tentang seorang gadis cantik Yahudi yang
dipilih oleh raja Persia Ahasveros untuk menjadi ratunya. Ketika Haman
berencana memusnahkan semua orang Yahudi maka Mordekhai, saudara
sepupu Ester, mencoba menyelamatkan kaumnya, melalui Ester. Dengan
mempertaruhkan nyawanya, ia memohon pada sang raja untuk
menyelamatkan kaum Yahudi dari tangan Haman, si Amalek itu.
Walaupun nama Allah tersembunyi dalam kitab ini, providensia Allah
menyebar jelas dalam setiap ‘kebetulan’ yang terjadi di luar kendali
manusia. Allah tetap setia pada kovenan-Nya, dan Ia terus membela
umat-Nya dalam pencobaan penihilan sebuah bangsa. Kesepuluh pasal
kitab Ester (bahasa Ibrani) ditutup dengan kata ‘benih’ (10:3) sebagai bukti
kesetiaan Allah terhadap kovenan-Nya kepada Abraham.
GARIS BESAR KITAB KITAB ESTER
1. Malapetaka Mengancam Kaum Yahudi (1-3)
a. Pemilihan Ratu Ester (1-2)
b. Persekongkolan Haman (3)
2. Maharaja Meluputkan Kaum Yahudi (4-10)
a. Keputusan Ester (4-5)
b. Kekalahan Haman (6-7)
c. Ketetapan Raja (8)
d. Kesemarakan Purim (9)
103
e. Kejayaan Mordekai (10)

103
Jeane Ch. Obadja., 76
113
1131

Anda mungkin juga menyukai