Anda di halaman 1dari 17

Nama Kelompok 2 : 1.

Donna Sitorus

2. Lesma Tumanggor

3. Novrianty Simatupang

4. Radika Silaban

Semester : II

Mata Kuliah : Alkitab dan Anak

Dosen pengampu : Pdt. Juniar Siregar, M.Th

KITAB SEJARAH DARI KACAMATA ANAK

I. Pendahuluan

Secara umum, anak adalah seeorang yang dilahirkan dan merupakan awal atau cikal
bakal lahirnya generasi baru sebagai penerus cita-cita keluarga, agama, bangsa, dan
negara. Anak dianggap sebagai sumber daya manusia, asset, atau masa depan bagi
pembangunan suatu negara. Anak harus dididik agar memiliki pengetahuan dan
kepribadian yang baik. Alkitab dan doa adalah aspek-aspek dari kehidupan Kristen yang
dapat langsung di jumpai oleh seorang anak. Anak diberitahu melalui Alkitab, Allah
dapat berbicara langsung padanya. Dan melalai doa ia dapat berhungan secara pribadi
kepada Allah. Dalam menggunakan Alkitab dengan anak-anak balita, timbul satu
masalah akibat usaha-usaha untuk mengajarkan Alkitab kepada si anak sebagai suatu
pokok yang terpisah. Melalui pembahasan ini, kelompok akan mengulas tentang Kitab
Sejarah dari kacamata anak.

II. Pembahasan
II.1. Kitab-Kitab Sejarah

Kitab-Kitab Sejarah yang menyajikan bangsa Israel dalam Kurun waktu satu milenium,
dari peristiwa penaklukan Kanaan hingga peristiwa kembali ke Sion pada tahun 539 SM.
Kitab-Kitab sejarah tersebut menceritakan tentang masuknya orang-orang Israel ke tanah
terjanji beberapa puluh tahun setelah mereka keluar dari Mesir, Israel pada masa

1
kepemimpinan hakim-hakim, pembentukan kerajaan bersatu yang kemudian terpecah
menjadi kerajaan Israel di utara dan kerajaan Yehuda di selatan, serta pembuangan Babel.
Berikut yang menjadi Kitab-Kitab Sejarah

1. Yosua

Kitab Yosua merupakan lanjutan cerita dalam Kitab Ulangan. Pada masa itu Orang Israel
berkemah di Dataran Moab sambil menunggu perintah dari Tuhan untuk menyeberangi
Sungai Yordan dan menduduki Tanah Kanaan. Musa yang telah memimpin mereka sampai
sejauh itu, akan tetapi Musa tidak boleh memasuki negeri itu (UI 3:23-27; 32:48-52). Allah
telah memerintahkan Musa untuk menyerahkan kepemimpinannya kepada Yosua (Ul 3:28;
31:23). Tidak lama kemudian, Musa pun meninggal (Ul 34:5). Yosus telah menjadi orang
yang penuh Roh "dan Yosua bin Nun penuh dengan roh, sebab Musa telah meletakkan dan
menyerahkan tangan ke atasnya. Sebab itu orang Israel melakukan dia dan melakukan seperti
yang diperintahkan Tuhan kepada Musa." (UI 34:9). Tuhan berjanji akan menyertai Yosua
dan tidak akan membiarkan dan meninggalkannya. (Yos 1:1-15).

a. Siapakah Yosua
Tokoh utama dalam kitab ini adalah Yosua bin Nun dari suku Yusuf yang lahir di Mesir.
Pada waktu orang Israel keluar dari Mesir, ia masih muda (Kel 33:11). Musa memanggilnya
Yosua, Yosua dipilih Musa untuk menjadi pembantu pribadinya dan Ia hadir di gunung
ketika Musa menerima Taurat (Kel 24:13 dst.). Ia juga menjadi penjaga kemah pertemuan
pada saat Musa bertemu dengan Tuhan (33:11).Yosua diberi tanggung jawab memimpin bala
tentara Israel yang ditugaskan untuk memukul mundur serangan Amalek di Rafidim di Gurun
Sinai (17:9). Kemudian, ia menjadi salah satu dari kedua belas pengintai tanah Kanaan (Bil
13:8) dan, bersama Kaleb, memberi laporan yang mendorong Israel untuk masuk dan
merebut tanah itu. Karena itu, ia dan Kaleb diizinkan Tuhan untuk memasuki Kanaan
(14:30). Akhirnya, ia diangkat oleh Tuhan untuk menjadi pemimpin orang Israel ketika Musa
meninggal (Ul 31:14-15,23). Ia mendirikan pangkalan di Gilgal, yang membagi tanah itu
menjadi dua sehingga memungkinkannya merebut pertama-tama bagian selatan, kemudian
bagian utara. Strategi ini telah diakui kehebatannya oleh para ahli militer. Tetapi, Alkitab
tidak menghubungkan penaklukan bidang itu hanya dengan orang yang jenius dalam militer.

2
Namun, Yosua adalah seorang hamba yang telah mengalami peristiwa pembebasan dari
Mesir, pemberian hukum Allah di Sinai, keputusasaan dan penderitaan yang hebat di padang
gurun. Ia juga telah menyaksikan iman Musa yang.

b. Pemahaman teologis dalam Kitab Yosua


 Allah yang menepati janji

Berabad-abad sebelumnya, Allah telah berjanji dengan Abraham untuk memberikan tanah
Kanaan kepada keturunannya. Janji ini diulang dengan Ishak dan Yakub, diulang dengan Musa,
diulangi kembali dengan Israel di padang gurun, dan sekali lagi ketika Yosua diperintahkan
untuk memimpin mereka menyeberangi Sungai Yordan. Allah berjuang untuk Israel dan
memberi mereka kemenangan. Ketika akhirnya Yosua mulai menjabarkan batas-batas daerah
milik para suku, itu merupakan penggenapan - sebagian janji Allah. Memang banyak - daerah
yang tetap belum dikuasai, tetapi Allah berjanji untuk menyingkirkan para penghuni tanah itu
dari hadapan Israel (13:2-6a. Konsep janji dan penggenapannya sangat berperan dalam
perkembangan iman Israel. Kisah tentang bagaimana Allah membebaskan Israel dari perbudakan
di Mesir, memenuhi kebutuhan mereka di padang gurun dan memberikan tanah Kanaan kepada
mereka, sering diingat kembali pada waktu para nabi menyerukan agar bangsa itu kembali
kepada Allah.

 Gagasan perjanjian

Hubungan Allah dengan Israel merupakan suatu perjanjian. Dalam Kitab Yosua, konsep
ini pada umumnya terlihat dalam penaklukan Kanaan: "Jadi seluruh negeri itu diberikan Tuhan
kepada orang Israel, yakni negeri yang mengucapkannya dengan bersumpah untuk diberikan
kepada nenek moyang mereka" (21:43); "Dari segala yang baik yang memuji Tuhan kaum Israel,
tidak ada yang tidak dipenuhi; semuanya terpenuhi" (ay 45). Dalam seluruh Perjanjian Lama,
tanah itu merupakan unsur pokok dalam perjanjian tersebut. Ketika penyembahan berhala dan
kemurta dan menjadi masalah yang serius, para nabi menyatakan bahwa jika umat Israel tidak
membatalkan, mereka akan membatalkan perjanjian dari tanah perjanjian itu. Para nabi lalu
menyampaikan firman Allah bahwa demi janji-Nya, Allah akan membuat sisa bangsa itu
kembali dan menempatkan mereka lagi di tanah itu.

3
c. Isi

Isi kitab Yosua adalah Yosua memimpin bani Israel memasuki tanah yang dijanjikan,
merebutnya, memilikinya, membagi bagikannya, dan menikmatinya. Urutan di sini sangat
bermakna. Pertama, bani Israel memasuki negeri yang dijanjikan, dan kemudian mereka
memilikinya dan mendudukinya. Selanjutnya, negeri ini diundi, dibagikan kepada setiap suku
dengan cara yang khusus. Kemudian mereka menikmati negeri itu.1

2. Hakim-Hakim

Jaman kerajaan Israel didahului oleh jaman Hakim-Hakim. Seorang Hakim adalah
pemimpin dari satu-dua suku pada masa perang melawan bangsa-bangsa musuh mereka. Hakim
pertama, yang disebut dalam kitab Hakim-Hakim, ia lah Otniel yang mengalahkan Kusyam
Risyataim, raja Aram (fasal 3:5-11). Kedua, Ehud yang membunuh Eglon, raja Moab (fasal 3:12-
30). Ehud masuk ke dalam istananya dan menikam raja Eglon dengan 269-kerisnya. Setelah itu,
orang Moab di sisi barat sungai Yordan tidak diubah. Hakim yang ketiga adalah Samgar yang
mengalahkan orang Filistin (fasal 3:31). Kempat Debora, Di dalam fasal 4-5 kita dapati berita
dalam bentuk prosa dan puisi mengenai Debora. Kelima,Gideon ia telah kawin dengan seorang
perempuan yang bukan orang Israel, yang berasal dari Sikhem. Dari perkawinan ini dilahirkan se
orang anak laki-laki diberi nama Abimelekh. Abimelekh memang menjadi raja di Sikhem dan
dia membunuh saudara-saudaranya, hanya Yotam tidak menjadi korban. Setelah tiga tahun,
Abimelekh gugur di muka kota Tebes akibat ditimpakannya sebuah batu besar oleh seorang
perempuan ke atas kepala Abimelekh, sehingga kepalanya pecah.

Juga dalam kitab Hakim-Hakim ada disebut beberapa Hakim yang kurang terkenal,
seperti Tola (fasal 10:1,2), Yair (fasal 10: 3-5), Ebzan (fasal 12:8-10), Elon dari suku Zebulon
(fasal 12:11-12) dan Abdon (fasal 12:13-15). Hakim-Hakim ini disebut "Hakim kecil".Yang
lebih penting adalah Hakim-Hakim Yefta dan Simson. Yefta adalah anak seorang yang penting,
but bukan dari isteri yang pertama. Karena itu dia ditolak oleh saudara-saudaranya (fa sal 11:2).
Kemudian dia menjadi pemimpin dari kelompok orang-orang perampok. Orang-orang tani
meminta pertolongannya dalam perang melawan orang Amon yang mengacaukan orang Israel di
1
W.S.Lasor, Pengantar Perjanjian Lama(Jakarta:BPK Gunung Mulia,2008), 284.
4
sebelah Timur sungai Yordan. Yefta memang mengalah kan orang Amon. Sebelum, Yefta
berjanji bahwa jika dia menang maka dia akan mengurbankan kepada Allah apa yang pertama
dilihatnya dari rumahnya setelah dia pulang. Lebih nyata yang dilihatnya adalah anak
perempuannya sendiri, sehingga dia terpaksa mengurbankan anaknya itu (fasal 11:30-40).

Di dalam fasal 13-16 terdapat sejarah mengenai Simson. Namanya berasal dari kata
"syemesy" yang berarti "matahari". Di dae rahnya ada Beth-Syemesy yang berarti "rumah
matahari", yang merupakan sebuah kuil. Karena itu ada beberapa ahli yang mengira bahwa di
dalam sejarah Simson terdapat pengaruh mithe dewa Simson bekerja di bagian Barat-Daya
pegunungan Yehuda dekat matahari. daerah orang Filistin, yang menurut tradisi, berasal dari
Kaftor(Amos 9:7). Mereka menduduki lima kota, yaitu Gaza, Asdod, Askelon, Gat dan Ekron.
Ada hubungan antara orang Israel dan orang Filistin, bahkan ada kemungkinan untuk kawin
campur. Tetapi juga seringkali ada terjadi konflik-konflik. Sesudah Simson mati, sukunya, yakni
suku Dan, pindah ke Utara. Dengan demikian orang Filistin memperoleh kesempatan memasuki
bagian tengah daerah Palestina. Dengan demikian orang Filistin memperoleh kesempatan mema
suki bagian tengah daerah Palestina.Simson bekerja waktu orang Filistin baru memasuki daerah
pantai Palestina, kira-kira tahun 1180 Mereka bisa men duduki seluruh pantai sampai ke Karmel.

Kitab Hakim-Hakim diakhiri dengan ceritera mengena di kota Dan (fasal 17,18) dan
mengenal dosa suku Benyamin di kota Gibea (fasal 19 dst). Maksud fasal-fasal ini adalah untuk
memberi Hakim keterangan tentang keadaan yang kurang baik di Israel, yang di sebabkan karena
belum adanya seorang Raja. Hakim Hakim digambarkan sebagai pelepas bangsanya atas dasar
panggilan dan kharisma yang diberi oleh Yahwe.Kitab Hakim-Hakim terbagi atas tiga bagian,
yaitu:

 Fasal 1-3:6: Pendahuluan


 Fasal 3:7-16 Pokok kitab Hakim.
 Fasal 17-21: Tambahan.

Di dalam bagian pertama (fasal 1-3:6) dikatakan bahwa tidak semua bangsa Kanaan
dikalahkan oleh bangsa Israel yang telah memasuki negeri ini. Beberapa kota masih berada di
tangan orang Kanaan. Rupa-rupanya hal ini merupakan persoalan bagi penulis, sehingga dia
mencoba memberi keterangan mengenai keadaan ini. Dia mengatakan bahwa memang masih ada

5
orang kafir yang be lum ditaklukkan, sebab Allah mau memakai mereka sebagai alat untuk
mencobai kesetiaan bangsa Israel.Di bagian kedua (fasal 3:7-16) terdapat Sejarah Israel yang
dimulai dari kematian Yosua sampai kepada masa Eli di Silo. Masa ini adalah masa hakim-
hakim. Di dalam kitab Hakim-Hakim pada umumnya bangsa Israel selalu digambarkan dan
dihargai secara negatip. Tidak ada per satuan, dan sukuisme merajalela. Mereka tidak hidup di
sekeli ling satu pusat agama (Bait Allah), tetapi tiap-tiap suku mem punyai kuil atau tempat
kudus tersendiri. Makanya mereka selalu jatuh ke dalam dosa sinkretisme. Di sini terasa protes
theologia deuteronomistis.2

3. RUT

Kitab Rut adalah salah satu kitab Sejarah Perjanjian Lama, yang awal kisahnya terjadi
pada masa Hakim-hakim (1:1). Tokoh yang disebut pada pembukaan kitab adalah Elimelekh dan
Naomi (1:2). Mereka adalah pasangan suami istri, yang oleh karena kelaparan di Israel
menyebabkan mereka pergi ke Moab dan menetap di sana sebagai orang asing (1:1). Nama anak-
anaknya adalah Mahlon dan Kilyon (1:2). Beberapa tahun se telah berada di Moab, Naomi
mengalami kehilangan Elimelekh (1:3). Setelah Elimelekh meninggal, Mahlon dan Kilyon
menikahi perempuan perempuan Moab, yaitu Orpa dan Rut (1:4). Namun setelah menjalani masa
pemikahan selama sepuluh tahun (1:4). Setelah menjalani masa per nikahan selama sepuluh
tahun, duka terjadi dalam kehidupan Orpa dan Rut, yang mana Orpa dan Rut kehilangan suami
mereka (1:3, 5). Dengan demikian, mereka bertiga hidup sebagai janda. Hal ini menyebabkan
Nao mi bertindak untuk kembali ke kampung halamannya, yaitu Betlehem (1:19). Pada saat yang
sama, Naomi mendengar bahwa TUHAN telah memerhatikan Israel dan memberikan makanan
kepada mereka (1:5).

Dalam perjalanan menuju Betlehem hingga menetap di Betlehem. Naomi, Rut, dan Boas
adalah tokoh-tokoh sentral yang diinformasikan dalam seluruh pasal (pasal 1:6-2:17). Tokoh-
tokoh lain yang juga berperan dalam kitab Rut adalah perempuan-perempuan Betlehem (1:19),
penyabit penyabit (2:3), penebus, bujang pengawas para penyabit (2:6), dan tua-tua kota (4:2),
tetapi tokoh utama yang berada di balik setiap peristiwa yang terjadi dalam narasi pasal 1-4
adalah TUHAN.

2
J. Blommendal, Pengantar Kepada Perajanjian Lama( Jakarta:BPK Gunung Mulia,2019), 71-78.

6
Kitab Rut mengetengahkan kisah tentang kelaparan, kematian, dan kesetiaan terhadap
mertua (pasal 1). Sebagai seorang menantu yang ber-tanggungjawab terhadap mertua
perempuan, Rut rela bekerja untuk menafkahi hidup mereka. Di tempat di mana Rut bekerja, Rut
berjumpa. dengan Boas, yang adalah pemilik ladang dan juga penebus yang ber tanggung jawab
untuk menebus Rut (pasal 2). Naomi sebagai seorang mertua yang bertanggung jawab terhadap
menantunya, merencanakan per temuan pribadi antara Rut dan Boas di ladang milik Boas tempat
Rut bekerja. Rencana ini terlaksana, yang mana Rut berada di dekat Boas di tempat di mana
Boas berbaring. Saat itulah Boas berjanji untuk menebus nya (pasal 3). Boas berupaya untuk
mendatangi penebus yang lebih dekat dengan garis keturunan Mahlon, suami Rut, tetapi penebus
yang dimaksud tidak bersedia karena ia memiliki milik pusakanya sendiri (pasal 4). Pada
akhimya, Boas-lah yang bertanggung jawab menjadi penebus dan me nerima Rut sebagai istrinya
(pasal 4). Kitab ini ditutup dengan informasi tentang Daud sebagai keturunan dari Boas (4:18-
22).

b.Teologi Kitab Rut

 Pemeliharaan TUHAN

Informasi tentang keterlibatan TUHAN dalam kitab Rut. Dalam kitab Rut terdapat informasi
tentang keberadaan TUHAN melalui perkatan penulis (1:6; 4:13), Naomi (1:8, 20-21; 2:20), Rut
(1:16), Boas (2:4a, 12; 3:10, 13), para penyabit (2:4b), orang banyak dan para tua-tua (4:11-12),
dan perempuan-perempuan di Betlehem (4:15), tetapi tidak diinformasikan tentang firman
TUHAN yang datang secara langsung dalam kehidupan tokoh-tokoh tersebut. Penulis kitab Rut
mengakui bahwa sebenarnya pemulihan yang terjadi di Israel adalah karya TUHAN bagi umat-
Nya untuk memberikan makanan kepada mereka (1:6). Klimaks dari kitab Rut adalah Rut
mengandung dan melahirkan Obed adalah karunia TUHAN bagi Rut (4:13b). Dan kehadiran
Boas sebagai penebus dan menjadi menantu bagi Naomi adalah pekerjaan TUHAN untuk
menolong Naomi sebagai janda yang kembali dari Moab dengan membawa seorang perempuan
Moab yang adalah menantunya sendiri (4:14). Dengan demikian, walaupun tidak

 Kasih Setia

Kisah dalam kitab Rut adalah kisah kasih setia, yaitu kasih setia TUHAN kepada umat-Nya
dan kasih setia manusia kepada sesama manusia. Kasih setia (khesed) adalah komitmen untuk
7
cinta yang diwujudnyatakan dalam sikap/tindakan setia dalam cinta. Beberapa wujud makna
kasih setia dalam kitab Rut sebagai berikut: Pertama, Kasih setia TUHAN kepada Orpa dan Rut
(1:8). Naomi mengakui bahwa Tuhan kiranya menyatakan kasih Orpa dan Rut, "Pergilah,
pulanglah masing-masing ke rumah ibunya; Tuhan kiranya menunjukkan kasih-Nya, seperti
yang kamu berikan kepada orang-orang yang telah mati itu dan aku" (1: 8). Naomi berkata
demikian, karena pada satu sisi, ia tetap mengharapkan kasih setia-Nya kepada kedua menantu,
pada sisi lain, Naomi juga menunjukkan sikap kasih setianya kepada kedua menantunya agar
mereka mengalami hidup yang baik tidak seperti yang mereka alami saat itu. Kedua, Kasih setia
TUHAN kepada orang yang hidup dan yang mati (2:20). Dalam kutipan Naomi kepada Rut
tentang Boas yang telah menyatakan perhatian kepada Rut, Naomi mengakui bahwa TUHAN
telah menyatakan kasih setia-Nya kepada orang-orang yang sudah mati (Elimelekh, Mahlon, dan
Kilyon) dan orang-orang yang masih hidup.

 Pemeliharaan TUHAN

Informasi tentang keterlibatan TUHAN dalam kitab Rut. Dalam kitab Rut terdapat informasi
tentang keberadaan TUHAN melalui perkatan penulis (1:6; 4:13), Naomi (1:8, 20-21; 2:20), Rut
(1:16), Boas (2:4a, 12; 3:10, 13), para penyabit (2:4b), orang banyak dan para tua-tua (4:11-12),
dan perempuan-perempuan di Betlehem (4:15), tetapi tidak diinformasikan tentang firman
TUHAN yang datang secara langsung dalam kehidupan tokoh-tokoh tersebut. Penulis kitab Rut
mengakui bahwa sebenarnya pemulihan yang terjadi di Israel adalah karya TUHAN bagi umat-
Nya untuk memberikan makanan kepada mereka (1:6). Klimaks dari kitab Rut adalah Rut
mengandung dan melahirkan Obed adalah karunia TUHAN bagi Rut (4:13b). Dan kehadiran
Boas sebagai penebus dan menjadi menantu bagi Naomi adalah pekerjaan TUHAN untuk
menolong Naomi sebagai janda yang kembali dari Moab dengan membawa seorang perempuan
Moab yang adalah menantunya sendiri (4:14). Dengan demikian, walaupun tidak mendapat
perlindungan dari Boas karena Boas kaum yang wajib untuk menebus keluarga Elimelekh dan
Mahlon (3:9).

8
Konsep "menebus" seperti yang dikatakan Naomi adalah hukum yang berlaku di Israel (Ul.
25:5-10). Apabila dalam keluarga ada beberapa bersaudara, dan salah satu di antaranya menikah,
dan meninggalkan tanpa memiliki anak, maka janda (ipar) yang ditinggalkan tidak boleh kawin
dengan orang dari luar lingkungan keluarga dan saudara yang belum menikah atau kerabat dalam
keluarga wajib menikahi iparnya. Anak yang dilahirkan akan mewarisi nama keluarga. Hal
"menebus" tidak hanya orang yang sudah meninggal, tetapi juga tanah yang telah dijual. Tanah
yang telah dijual dapat ditebus kembali oleh keluarga dekat agar tanah itu tetap menjadi miliki
keluarga (Im. 25:25-31, 47-55). Inilah yang dilakukan oleh Boas. Boas meminta kerabat yang
paling dekat agar menjadi penebus, tetapi kerabat tersebut menolaknya karena ia memiliki
tanggungan tersendiri sehingga ia meminta Boas untuk menjadi penebus (4:9). Ketika Boas
menebus, ia menebus segala milik Elimelekh dan Mahlon dari Naomi, dan mengambil Rut
sebagai istrinya (4:10), yang disaksikan oleh orang banyak dan para tua-tua (4:11-12). Kisah
penebusan dalam kitab Rut merupakan alur sejarah penebusan melalui Daud dan keturunannya,
yang klimaksnya dilaksanakan oleh Anak Daud, yaitu Yesus Kristus. Kematian Kristus adalah
karya penebusan untuk menebus umat-Nya dari dosa-dosa mereka.3

4. I, II Samuel
Pembagian Kitab Samuel dari kitab-kitab sebelum dan sesudahnya sudah dilakukan jauh
sebelumnya. Para pandai mempertanyakan mengapa catatan kematian Daud pada 1 Raja-raja 1–2
dipisahkan dari Kitab Samuel. Hidup tokoh-tokoh utama lain dalam Kitab Samuel dicatat sampai
kematian mereka, dan orang akan mengira kitab yang dipusatkan pada kehidupan Daud akan
habis dengan catatan kematiannya juga. Tetapi ternyata catatan itu diisi ke dalam Kitab Raja-
raja. Diyakini hal ini dilakukan sebab tuturan tersebut dianggap lebih merupakan catatan
pemerintahan Salomo, sebab bersesuaian ketat dengan bagaimana beliau mendiami tanta
kerajaan, selagi Daud sedang hidup. Sebab Kitab Samuel dan Kitab Raja-raja dianggap mencapai
wujud penghabisan pada waktu yang bersamaan oleh kelompok penyunting yang sama, maka
tidak terjadi bahwa pembaca Kitab Samuel dibiarkan membaca tuturan yang belum berakhir,
sebab sudah mempunyai kelanjutan langsung dalam Kitab Raja-raja.
Kitab 1 dan 2 Samuel hanya meliput periode sekitar satu zaman, dimulai dari lahir Samuel,
sekitar tahun 1070-an SM sampai sesaat sebelum kematian Daud yang sering diberi tarikh 961
3
Dr. Peniel, Prosiding Seminar Teologi Kitab Rut( Makassar:STTJ,2016),1-10

9
SM. Periode ini ternyata bertepatan dengan waktu sulit bagi pertumbuhan dan perkembangan
kerajaan-kerajaan lain di sekitarnya, sebab dua wilayah kerajaan akbar, Mesir dan Mesopotamia,
yang secara tradisional merupakan penguasa akbar di daerah tersebut, sedang mengalami saat
kerusuhan internal serta kelemahan eksternal. Selama berabad-abad Mesir menguasai tanah
Kanaan atau Palestina, tetapi ketika dinasti Tanit mengambil alih kekuasaan pada sekitar tahun
1065 SM, Mesir memasuki saat pergolakan dalam negeri, sehingga tidak bisa mempertahankan
kekuasaan atas tanah-tanah miliknya di sebelah timur, termasuk Kanaan. Daerah Mesopotamia
dipimpin oleh Tiglat-Pileser I (1116–1078 BC) yang sempat membawa kemuliaan sesaat bagi
kerajaan Asyur, tetapi keturunannya tidak efektif dan kehilangan kekuasaan pada tanah-tanah di
sebelah barat yang pernah didudukinya, termasuk anggota Suriah dan Palestina. Kerajaan Asyur
Baru dan Babel baru meningkat dayanya di Palestina dua zaman yang belakang sekali.
Kitab 1 Samuel berisi sejarah Israel dalam saat peralihan dari zaman Hakim-Hakim kepada
zaman Raja-Raja. Perubahan dalam kehidupan nasional di Israel itu khususnya berkisar pada tiga
orang: Nabi Samuel, Raja Saul, dan Raja Daud. Pengalaman-pengalaman Daud pada saat
mudanya sebelum beliau menjabat raja, terjalin ketat dengan tuturan Samuel dan Saul. Kitab 2
Samuel yaitu sambungan dari Kitab I Samuel. Kitab ini memuat sejarah pemerintahan Raja
Daud, mula-mula atas Yudea, kerajaan selatan (pasal 1-4), yang belakang sekali atas seluruh
negeri, termasuk Israel di sebelah utara (pasal 5-24).
Dalam kitab ini dituturkan dengan jelas dan menarik bagaimana Daud berupaya memperluas
dan mengukuhkan jabatannya. Beliau mesti bertempur melawan musuh-musuhnya, tidak
sewenang-wenang di dalam maupun di luar negeri. Daud digambarkan sbg orang yang paling
beriman, taat dan setia kepada Allah, juga sbg orang yang bisa mendapatkan kesetiaan rakyatnya.
Tetapi beliau digambarkan juga sbg orang yang dapat berperan kejam, dan yang tidak segan
melakukan dosa-dosa akbar semata-mata bagi memenuhi kehendaknya dan cita-citanya. Tetapi
ketika beliau dihadapkan kepada dosa-dosanya oleh Natan, nabi Allah, Daud mengakui dosa-
dosanya itu dan dengan rela menerima hukuman dari Allah.
5. I dan II Raja-Raja
Dalam Kitab Suci orang Yahudi, kitab-kitab ini disebut “Raja-raja” dan pada mulanya
merupakan satu kitab saja. Kemudian dalam versi LXX (Septuaginta) kitab Raja-raja dibagi dua,
tetapi disebut III dan IV Raja-raja dengan kitab I dan II samuel sebaga I kitab I dan II Raja-raja.
Akhirnya, pada abad ke-16, beberapa kitab ini diberi nama yang sekarang dipakai (Idan II
10
Samuel, dan I dan II Raja-raja. Kitab II Raja-raja disingkat II Raja-raja; akronim II Raja
merupakan salah satu kitab yang termasuk dalam kitab-kitab sejarah pada Perjanjian Lama di
Alkitab Kristen. Dalam Tanakh atau Alkitab Ibrani, kitab ini menjadi bagian dari kitab kolektif
yang bernama "Kitab Raja-raja", yang merupakan bagian dari narasi sejarah Israel kuno yang
termasuk dalam kelompok Nevi'im, atau yang lebih tepatnya kelompok nabi-nabi awal. Sejumlah
para sarjana modern menggolongkan Kitab II Raja-raja ke dalam kelompok "Sejarah
Deuteronomistis", yang serangkaian dengan Kitab Ulangan, Kitab Yosua, Kitab Hakim-hakim,
dua Kitab Samuel, dan Kitab 1 Raja-raja, yang merupakan susunan sejarah teologis bangsa Israel
dan dimaksudkan untuk menjelaskan hukum Allah untuk Israel di bawah bimbingan para nabi.
Kitab II Raja-raja merupakan anggota terakhir dalam kelompok ini.
Pada mulanya, sejarah deutronomistis dianggap ditulis oleh satu orang, tetapi saat ini para
pakar lebih menyakini bahwa kitab-kitab dalam sejarah Deutronomistis ditulis dengan
menggabungkan sejumblah teks-teks terpisah yang berasal dari berbagai zaman. Penulis kitab ini
tidak disebutkan dalam firman Tuhan. Menurut tradisi Yahudi, nabi Yeremia adalah penulisnya,
dan pada pandangan pertama teori ini agak menarik karena bagia II Raja-raja (24:18-25:30)
terdapat juga dalam kitab Yeremia fas 52 sedangkan dari aspek-aspek lain juga dapat dikatakan
bahwa pendirian penulis Raja-raja agak harmonis dengan pendiriran penulis Yeremia.
 Isi dari Kitab Raja-raja

Kitab II Raja-raja ini melanjutkan sejarah dari kedua kerajaan Israel yang kisahnya
terputus pada akhir kitab 1 Raja-raja. Kitab ini terdiri dari dua bagian: Kisah sejarah dari kedua
kerajaan itu mulai pertengahan abad ke-9 SM sampai jatuh dan berakhirnya Kerajaan Israel
Samaria (utara) pada tahun 721 SM. Kisah sejarah kerajaan Yehuda, dimulai setelah jatuhnya
kerajaan utara sampai pengepungan dan penghancuran Yerusalem oleh Nebukadnezar, raja
Babel pada tahun 586 SM. Kitab ini diakhiri dengan kisah tentang Gedalya yang menjadi
gubernur Yehuda di bawah kekuasaan kerajaan Babel dan pembebasan Yoyakhin, raja Yehuda,
dari penjara di Babel. Di dalam kedua kitab Raja-raja, setiap raja dinilai berdasarkan
kesetiaannya kepada TUHAN, dan kemakmuran adalah akibat dari kesetiaan tersebut.
Sebaliknya, bencana-bencana tersebut terjadi karena raja-raja serta rakyat Israel dan Yehuda
tidak setia kepada Tuhan. Hancurnya Yerusalem dan dibuangnya banyak orang Yehuda ke Babel
merupakan salah satu titik balik yang besar dalam sejarah bangsa Israel. Seperti halnya dalam

11
kitab I Raja-raja, yang terpenting dalam kitab II Raja-raja adalah karya dari nabi-nabi Tuhan.
Mereka digambarkan sebagai juru bicara Allah yang berani memperingatkan raja dan bangsa
Israel supaya tidak menyembah berhala dan tidak meremehkan perintah-perintah Allah.

Nabi yang menonjol dalam kitab II Raja-raja ialah Elisa bin Safan, pengganti nabi Elia.
Kitab II Raja-raja juga berisikan tentang sejarah bani Israel, umat pilihan Allah dari matinya
Daud sampai pembuangan bani Israel ke Babel. Allah damba memiliki kelompok orang untuk
membawa kristus untuk mendirikan kerajaan Allah.

6.I dan II Tawarikh

Kitab 1 Tawarikh akronim 1Taw merupakan salah satu kitab yang termasuk dalam kitab-kitab
sejarah pada Perjanjian Lama di Alkitab Kristen, terletak sesudah Kitab 1 Raja-raja dan sebelum
Kitab 2 Tawarikh. Dalam Tanakh atau Alkitab Ibrani, kitab ini menjadi bagian dari kitab kolektif
yang bernama "Kitab Tawarikh", yang merupakan kitab Tanakh yang terakhir dan termasuk
dalam kitab-kitab tanpa pengelompokan resmi dalam Ketuvim. Kitab ini disebut "Βιβλίον
Παραλειπομένων Αʹ" (Biblíon Paraleipoménon I) dalam Septuaginta Yunani, dan kemudian
diserap ke Vulgata Latin menjadi "Liber I Paralipomenon". Nama "Tawarikh" merupakan
terjemahan dari nama kitab dalam bahasa Ibrani, ‫( ִּד ב ְֵרי הַָּימִים‬divre hayyamim, har. "catatan
harian, kronik, tawarikh, sejarah"). Nama tersebut merujuk pada karakteristik dari kitab ini yang
berbentuk catatan harian atau kronik, yang ditunjukkan dengan pencatatan sejarah bangsa Israel
dari kisah penciptaan sampai masa pembuangan ke Babel.

 Isi dari Kitab Tawarikh

Isi dari Kitab 1 Tawarikh dimulai dengan menampilkan daftar silsilah dari orang-orang
Israel, dimulai dari Adam hingga suku-suku Israel pada masa raja-raja, beserta beberapa daftar
dengan topik tertentu, seperti "daftar kepemilikan kota oleh orang-orang Lewi" dan "daftar
penyanyi dalam rumah TUHAN". Setelah riwayat singkat mengenai akhir hidup Saul, kitab ini
kemudian menceritakan pencapaian-pencapaian dan keberhasilan-keberhasilan pada masa
pemerintahan Raja Daud, dimulai dari waktu ia naik takhta hingga ketika ia mangkat. Selain
bertujuan untuk mencatat tentang sejarah bangsa Israel, juga dapat dilihat dalam kitab tawarikh
suatu tujuan lagi yang dinyatakan melalui baik hal-hal yang penulis tambahkan pada bahan kitab

12
Samuel dan Raja-raja, maupun bahan kitab Samuel dan Raja-raja yang diabaikannya. Bahan
yang diabaikannya juga menunjukkan bahwa dia memperhatikan terutama dua adat/lembaga
Israel yang berasal dari Tuhan, yaitu Bait suci dan keturunan Daud sebagai raja-raja yangs sejati.
Sejarah kerajaan utara, yang memberontak terhadap kedua adat/lembaga Tuhan tersebut (ibadah
sejati di Bait Suci dan kerajaan Allah yang diperintahkan oleh keluarga Daud), hanya disebutkan
dimana kerajaan itu mempengaruhi sejarah kerajaan Yehuda. Kitab Tawarikh ditulis sesudah
masa pembuangan. Umat Allah yang baru saja pulang dari pembuangan harus diberi pengertian
bahwa mereka merupakana kelanjutan kerajaan yang ada sebelum pembuangan itu. Mereka
harus diperingatkan bahwa ada pelajaran utama yang dapat dipetik dari sejarah bangsa mereka
yaitu bahwa kesetiaan Tuhan senantiasa membawa berkat dan kesejahteraan sedangkan
penyembahan kepada berhala dan pengabaian hokum Allah senantiasa membawa hukuman dan
kemalangan.

 Kitab II Tawarikh

Kitab 2 Tawarikh (disingkat 2 Tawarikh; akronim 2 Taw.) merupakan salah satu kitab
yang termasuk dalam kitab-kitab sejarah pada Perjanjian Lama di Alkitab Kristen, terletak
sesudah Kitab 1 Tawarikh dan sebelum Kitab Ezra. Dalam Tanakh atau Alkitab Ibrani, kitab ini
menjadi bagian dari kitab kolektif yang bernama "Kitab Tawarikh", yang merupakan kitab
Tanakh yang terakhir dan termasuk dalam kitab-kitab tanpa pengelompokan resmi dalam
Ketuvim. Kitab ini disebut "Βιβλίον Παραλειπομένων Β" (Biblíon Paraleipoménon II) dalam
Septuaginta Yunani, dan kemudian diserap ke Vulgata Latin menjadi "Liber II Paralipomenon.
Nama "Tawarikh" merupakan terjemahan dari nama kitab dalam bahasa Ibrani, ‫( ִּד ב ְֵרי הַָּימִים‬divre
hayyamim, har. "catatan harian, kronik, tawarikh, sejarah"). Nama tersebut merujuk pada
karakteristik dari kitab ini yang berbentuk catatan harian atau kronik, yang ditunjukkan dengan
pencatatan sejarah bangsa Israel dari kisah penciptaan sampai masa pembuangan ke Babel.

7. Kitab Ezra

Kitab Ezra, Nehemia dan, Ester adalah tiga kitab terakhir tentang sejarah umat pilihan
Allah dalam Perjanjia Lama setelah Kitab I dan 2 Tawarikh. Ketiga kitab ini semuanya
berhubungan dengan umat pilihan Allah dalam penawanan mereka. Kitab Ezra adalah bagian
dari sejarah yang berkesinambungan dari orang yahudi yang ditulis setelah masa pembuangan.

13
Pada tahap pertama (605 SM), kalangan bangsawan muda Yehuda, termasuk Daniel, dibuang ke
Babel pada tahap kedua (597 SM), Yehezkiel dan pada tahap ketiga (586 SM) penduduk
Yehuda. Sekitar dua tahun setelah kerajaan Babel dikalahkan dan diganti kerajaan Persia (539
SM), dimulailah pengembalian orang Yahudi ke tanah air mereka. Kitab Ezra mencatat tahap
pertama dan kedua dari pemulihan itu, yang melibatkan tiga raja Persia (Koresy, Darius, dan
Artahsasta) dan lima pemimpin rohani yang terkemuka yaitu:

 Zerubabel yang memimpin rombongan pertama untuk mendirikan kembali Yerusalem


dan membangun kembali Bait Suci.

 Yesua seorang imam besar saleh yang membantu Zerubabel.

 Hagai

 Zakharia dua nabi Allah yang menasihatkan umat itu untuk menyelesaikan pembangunan
Bait Suci.

 Ezra yang memimpin rombongan kedua ke Yerusalem dan yang dipakai Allah untuk
memulihkan kerohanian dan moralitas umat itu.

Penulis

Penulis Kitab Ezra adalah Ezra, yang namanya berarti "menolong" atau "penolong." Dia
adalah keturunan Harun seorang imam dan seorang ahli Taurat yang ahli dalam hukum-hukum.

Waktu

Mengenai waktu penulisan, isi kitab ini mencakup suatu periode kira-kira delapan puluh
tahun dari 536-457 SM.

Isi

Sangat penting bagi kita untuk mengenal isi Kitab Ezra. Kitab ini memberikan kepada
kita satu catatan tentang dua periode kembalinya bangsa Israel dari penawanan mereka.
Rombongan kedua dipimpin oleh Ezra, seorang imam dari keturunan Harun. Sangat berarti

14
bahwa Zerubabel banyak dari suku rajani (Yehuda) dan Ezra adalah seorang keturunan dari
keluarga imamat.4

8. Kitab Nehemia

Kitab Nehemia adalah lanjutan kitab Ezra dan merupakan akhir sejarah yang terdapat di
dalam kitab Tawarikh dan Ezra Nehemia. Bagian yang paling besar dari kitab ini adalah
peringatan-peringatan dari pihak Nehemia sendiri. Kitab ini mencatat sejarah dari tiga
rombongan yang kembali ke Yerusalem. Ezra meliput peristiwa-peristiwa yang berkenaan
dengan dua rombongan pertama (538 SM-457 SM), dan Nehemia mencatat aneka peristiwa
selama kembalinya rombongan ketiga (444 SM).

Ezra bekerja khususnya di bidang rohani,Nehemia bekerja di bi dang politis. Dia telah
mengorganiserkan secara politis pusat agama orang Yahudi yang berada dalam diaspora di
seluruh dunia, dan dia membangun tembok-tembok Yerusalem yang memberigaransi untuk
kebebasan rohani terhadap bangsa-bangsa yang tinggal di Palestina.5

9. Kitab Ester

Setelah kerajaan Babel direbut dan diganti oleh kerajaan Persia pada tahun 539 SM, pusat
pemerintahan bagi orang Yahudi buangan berpindah ke Persia. Kitab ini meliput tahun-tahun
483-473 SM dari pemerintahannya dengan sebagian besar peristiwa terjadi pada tahun 473 SM.
Ester menjadi ratu Persia pada tahun 478 SM (Ester 2:16).

Secara kronologis, peristiwa Ester terjadi di Persia antara Ezra 6 dan 7, yaitu di antara
kembalinya rombongan Yahudi pertama ke Yerusalem pada tahun 538 SM di bawah pimpinan
Zerubabel dan rombongan kedua pada tahun 457 SM di bawah pimpinan Ezra. Sedangkan kitab-
kitab Ezra dan Nehemia dari masa paskam pembuangan membahas hal-hal yang berkaitan
dengan kaum Yahudi sisa yang kembali ke Yerusalem, kitab Ester mencatat suatu peristiwa yang
sangat penting bagi orang Yahudi yang tinggal di Persia.

Sekalipun penulis kitab ini tidak dikenal dengan jelas dari kitab ini sendiri bahwa
penulisnya mengetahui adat-istiadat Persia, istana Susan, serta hal-ihwal Raja Ahasyweros, yang
menunjukkan bahwa penulis mungkin hidup di Persia dalam masa yang diuraikan dalam kitab ini
4
Witness Lee, 1-2 Tawarikh,Ezra,Nehemia dan Ester, Penerbit:Yayasan perpustakaan Iinjil Indonesia
5
Dr. J.Blommendal, Pengantar kepada perjanjian Lama, Jakarta:Gunung Mulia,2008, Hlm.169
15
Sangat mungkin penulis ini seorang yang lebih muda dari Mordekhai yang hidup sezaman
dengannya, dan Mordekhailah yang merupakan sumber kebanyakan informasi dalam kitab ini.
Kitab Ester memperoleh bentuknya yang sekarang setelah Mordekhai wafat. Hal ihwal sejarah
dan linguistiknya tidak mendukung tanggal yang kemudian dari pada 400 SM. Kitab Tambahan
pada Kitab Ester yang tergolong kitab apokrifa ditulis lama sekali setelah kitab Ester yang
kanonik.6

III. Kesimpulan

Kitab-kitab sejarah adalah salah satu kelompok dalam Alkitab Kristen, yang
beranggotakan 12 (atau lebih dalam beberapa denominasi) kitab Perjanjian Lama. Kelompok ini
mencakup kelompok Nabi-nabi Awal di Nevi'im dan dua kitab lepas di Ketuvim dari Alkitab
Ibrani bersama dengan Kitab Rut dan Kitab Ester yang ditemukan dalam Lima Gulungan di
Alkitab Ibrani. Kitab Yosua memperlihatkan anak-anak Israel siap untuk memasuki Kanaan,
tanah terjanjikan mereka, dan menguraikan bagaikan mereka merebutnya. Kitab-kitab
berikutnya, Hakim-Hakim sampai dengan 2 Tawarikh, menggambarkan pengalaman Israel di
tanah terjanjikan, dari saat mereka bermukim hingga saat mereka ditaklukkan oleh Asyur dan
Babel. Kitab Ezra dan Nehemia menceritakan kembalinya beberapa kelompok orang Israel ke
ibu kota mereka, Yerusalem, berabad-abad kemudian. Akhirnya, kitab Ester menyampaikan
kisah tentang bangsa Israel yang hidup dalam pengasingan di bawah penjajahan Persia. Ke-12
kitab dalam kelompok ini menceritakan sejarah bani Israel dimulai dengan masuknya mereka ke
tanah Kanaan, jadi merupakan lanjutan dari hikayat yang diceritakan dalam Pentateuch. Setelah
pendudukan tanah Kanaan dipimpin Yosua, diceritakan mengenai pimpinan para Hakim,
terbentuknya kera jaan dibawah raja Saul, dan disusul dengan kepemimpinan raja Daud dan
perpecahan kerajaan menjadi kerajaan Utara (Israel) dan Selatan (Yehuda), pembuangan suku-
suku Israel ke Babil dan kembalinya mereka ke Yerusalem. Kesembilan kitab pertama dari
Yosua sampai 2 Tawarikh menceritakan sejarah pendudukan Kanaan atau Sejarah Sebelum
Pembuangan, sedang ketiga kitab lainnya (Ezra, Nehemia,Ester) menceritakan keadaan Sejarah
Sesudah Pembuangan ke Babil.

6
The Full Life Study Bible Copyright 1992 Life Publishers International, Teks Penuntun edisi Bahasa Indonesia
Copyright 1993, Penerbit Gandum Mas.
16
DAFTAR PUSTAKA

W.S.Lasor, 2008. Pengantar Perjanjian Lama Jakarta:BPK Gunung Mulia,


J. Blommendal, ,2019 Pengantar Kepada Perajanjian Lama Jakarta:BPK Gunung Mulia
Dr. Peniel, 2016, Prosiding Seminar Teologi Kitab Rut Makassar:STTJ,
Witness Lee, 1-2 Tawarikh,Ezra,Nehemia dan Ester, Penerbit:Yayasan perpustakaan Iinjil
Indonesia
Dr. J.Blommendal, 2008. Pengantar kepada perjanjian Lama, Jakarta:Gunung Mulia
The Full Life Study Bible Copyright 1992 Life Publishers International, Teks Penuntun edisi
Bahasa Indonesia Copyright 1993, Penerbit Gandum Mas.

17

Anda mungkin juga menyukai