Anda di halaman 1dari 9

PEMILIHAN ISRAEL

OLEH:

KELOMPOK II

1. BERKATUS NDRURU

2. AMRI TALAN
dosen Pengampu: Pdt. Zulkarnain Siagian, M.Th

TAHUN AJARAN 2022/2023


Pendahuluan

Didunia Kristen sedang di tengah-tengah suatu debat yang sangat penting tentang
hubugan antara teologi dan misi. Secara tradisional studi tentang misi dapat diperlukan sebagai
satu di antara banyak disiplin lainnya yang lebih luas dari seluruh kurikulum teologi. Davich
Boch adalah seorang teolong yang dapat meringkas bahwa cara detail misi menjadi terkait
dengan teologi sebagai studi akademik yang dibawah pengaruh Schleiermacher yang sering di
kenal dengan seorang tokoh hermeneotik, misi dapat ditambahkan pada teologi praktika, yang
disebut sebagai suatu studi tentang realisasi diri gereja dalam situasi-situasi missioner. Misi juga
dengan alasan yang sebaiknya, dan sebenarnya dapat dijadikan cabang dari sejarah gereja karena
misiologi juga merupakan studi tentang ekspansi gereja dalam zaman yang berbeda-beda. 1 Oleh
karena misi merupakan perwujudan komitmen yang terhadap kebenaran suatu pesan yang khusus
yang telah ditafsirkan sebagai kabar baik bagi semua orang. Maka teologi misi adalah suatu
disiplin ilmu yang berhubungan dengan pertanyaan-pertanyaan yang timbul ketika orang
beriman berusaha untuk memahami dan memenuhi maksud Allah didunia ini.2
Selain itu seluruh tujuan Allah adalah untuk memberkati satu umat sehingga mereka
dapat menjadi saluran yang melalui-Nya semua bangsa di muka bumi ini dapat menerima berkat.
Israel harus menjadi misionaris Allah bagi dunia dan dengan demikian pula semua orang yang
percaya kepada injil yang sama. Dan oleh sebab itu kenyataan kata yang telah diberikan di
kejadian 12:3 bahwa di dalam keturunan Abraham semua bangsa dimuka bumi ini akan diberkati
setera dengan isi dan keseluruhan “injil”.3

Isi
1
J. Andrew Kirk, Apa Itu Misi, ( Jakarta: BPK Gunung Mulia, 2012), Hlm 20.
2
Ibid, 22.
3 ?
Walter C. Kaiser Jr. Misis Di Dalam Perjanjian Lama, ( Surabaya: Momentum, 2021), Hlm 15.
A. Latar Belakang Israel
Keluarnya bangsa Israel dari Mesir menuju ke tanah kaan adalah peristiwa utama sejarah
keselamatan dalam Perjanjian Lama. Melalui peristiwa itu Allah menggenapi janji-janji-Nya
kepada bapak leluhurnya Israel, bahwa Ia jadi memberikan tanah kepada mereka dan keturunan
mereka akan menjadi bangsa besar. Keluaran melanjutkan kisah yang dimulai dalam Kejadian.
Judul kitab ini diambil dari kata Yunani exodos (judul yang dipakai di Septuaginta, yaitu PL
dalam bahasa Yunani) yang artinya "keluaran" atau "keberangkatan." Kata ini menunjuk kepada
pembebasan bangsa Israel secara luar biasa dari perhambaan di Mesir oleh Allah dan
keberangkatan mereka dari negeri itu sebagai umat Allah. Dimana Musa mendapat perintah dari
Allah untuk membebaskan umat Israel dari mesir saat perjumpaannya dengan Allah berwujud
semak belukar yang terbakar. Dan Allah yang sama yang membawa mereka berjalan keluar dari
tanah mesir, Setelah umat Israel dibebaskan dari perbudakan di Mesir dengan perantaraan Musa,
Allah membuat perjanjian dengan umat Israel di Gunung Sinai. Di mana, Allah berjanji akan
selalu menjaga dan mengikuti umat pilihan-Nya sampai ke tanah perjanjian, dan sampai selama-
lamanya. Bahkan Allah berperang melawan musuh-musuh Israel, pasca Perjanjian di Gunung
Sinai, ketika bangsa Israel melewati daerah-daerah bangsa “kafir” menuju tanah perjanjian.
Berabad-abad sebelumnya Allah telah mengadakan perjanjian dengan Abraham untuk
memberikan tanah kanaan kepada keturunananya. Janji ini diulangi dengan Ishak dan Yakub
diperbaharui dengan Musa, diulangi kembali dengan Israel di padang gurun, dan sekali lagi
ketika Yosua diperintahkan untuk memimpin mereka menyemberangi sungai Yordan. Allah
berjuang untuk Israel dan memberi mereka kemenangan meskipun bangsa Israel sebagai bangsa
pilihan. Allah terlebih dahulu menjanjikan tanah kanaan menjadi bagian milik mereka. Namun
diperlukan perjuangan untuk memilikinya, bangsa ini dituntut untuk belajar patuh dan percaya
(Bilangan 1:3). Setelah bangsa Israel memikat perjanjian dengan Tuhan Allah, mereka bersiap-
siap berangkat ke Sinai, riwayat perjalanan dari Sinai sampai keperbatasan kanaan dicatat dalam
Kitab Bilangan.

Maka dari pada itu tanda-tanda akan kehadiran dan perhatian Allah terhadap bangsa
Israel tampak pada pasal-pasal pertama Kitab Bilangan. Israel memang perlu mengalami
perjalanan di padang gurun dengan tujuan tidak ada jalan lain selain bergantung pada Allah dan
menuntun penyerahan diri tanpa syarat dalam pengembaraan bahkan pengalaman tersebut
memberikan pelajaran penting bagi Israel sebagai tuntutan yang mutlak bahwa tidak ada
kemenagan jika bukan karena kehendak Allah. 4 Peristiwa keluar bangsa Israel dari Mesir
mengagumkan dalam arti bahwa peristiwan itu berulang kali berfokus pada fakta bahwa segala
yang terjadi pada orang-orang Mesir, dan khususnya Firaun, memiliki motif penginjilan, hampir
delapan belas kali didapatin di dalam nats-nats Kitab Suci ini, alasan yang diberikan untuk
sepuluh tulah dan penyemberangan dilaut merah bukan sekedar membinasakan orang-orang
Mesir atau raja mereka, melainkan semua ini terjadi supaya “orang Mesir itu akan mengetahui
bahwa Akulah Tuhan”.

Dengan latar belakang agama orang Mesir, dengan semua ilah yang dilambangkan
dengan unsur-unsur yang dipukul secara langsung melalui sepuluh tulah, tampakanya wajar
untuk menyatakan bahwa tulah-tulah tersebut mengumumkan kemenagangan Allah atas kuasa
agama Mesir yang magis yang berkaitan dengan perbuatan. Musa ingin agar Firaun dan bangsa
Mesir mengetahui melalui tulah-tulah tersebut “bahwa bumi adalah milik Tuhan” (Keluaran
5
9:29). Umat Israel telah dibebaskan dari perbudakan di Mesir dan menjadi bangsa merdeka,
semuanya itu berdasarkan karya Tuhan Allah, yang menciptakan dunia serta menyelamatkan
umat-Nya. Hubungan istimewa antara Allah dengan umat-Nya disahkan dengan perjanjian di
Sinai, tetapi umat itu terus menerus menyeleweng, memberontak, dan berdosa terhadap
Penyelamat mereka. Mereka tidak mengasihi Allah dan tidak mengasihi sesama manusia.
Dengan demikian mereka telah melanggar kedua pokok perjanjian yang paling utama (Ul 6:4-5;
Im 19:18).

Itulah latar belakang panggilan para nabi. Para nabi disuruh Allah untuk menghimbau
bangsa Israel agar berbalik kepada perjanjian-Nya 6. Ketidaksetiaan Israel mendatangkan
hukuman terhadap mereka, hukuman Allah terhadap bangsa Israel mempunyai tujuan yang
istimewa yaitu keselamatan dan kesejahteraan. Dengan sisa bangsa Israel yang luput dari
hukuman, Tuhan mengadakan suatu perjanjian yang baru sambil mengampuni dosa mereka dan
mengaruniakan sejahtera yang sempurna; umat Allah menjadi perantara berkat Tuhan dapat
mengalir kepada sekalian bangsa, bahkan Allah akan mendirikan kerajaan-Nya di didalam dunia
ini dan dengan demikian segala sesuatu diperbaharui dan seluruh dunia menikmati sejahtera

Fredy simanjuntak DKK, “Menelusuri Sejarah Perjalanan Nomadaen Bangsa Israel” Jurnal
4

Pendididikan Agama Kristen” Vol. 4, No. 2, September (2019), Hlm. 8-9.


5
Walter C. Kaiser JR. Misi Di Dalam Perjanjian Lama, (Surabaya:Momentum, 2021), 16-17.
6
Rothlisberger,H. 2002. Firman-Ku Seperti Api (Para Nabi Israel). Jakarta: BPK Gunung Mulia, hal:11
Tuhan. Allah sangat mengasihi bangsa Israel dan di dalam kasih-Nya, Allah memilih para nabi
sebagai penyambung lidah Allah untuk mengabarkan bahwa mereka akan dihukum akibat
perbuatan dosa mereka, tetapi jikalau Israel mau bertobat, Allah akan memberi keselamatan
kepada mereka. Namun pada zaman PL para nabi belum berhasil membuat Israel bertobat,
dengan demikian Allah menetapkan seorang Hamba-Nya menderita sengsara untuk
menyelamatkan mereka yang berdosa.7

B. Sebelum Israel Bertobat

Sebelum Allah dengan sendri-Nya memilih bangsa Israel untuk menjadi bangsa pilihan-
Nya maka patut kita ketahui bahwa adapun juga masalah konfil yang membuat bangsa Israel
dengan sendirinya tidak bertobat dalam pengalaman yang paling membuat mereka tertekan
dalam kehidupan yang terkait dengan banyaknya kaum yang menutup diri dengan injil,
pengalaman ini sering dikenal dengan masa pahitnya bangsa Israel sebelum dibawa keluar dari
mesir menuju tenah perjanjian.

Untuk itu, misi kepada bangsa-bangsa bukan yahudi mengalami kemajuan pesat pada zaman
itu. Tetapi misi diantaranya orang-orang Yahudi tidak demikian. Adapun Paulus adalah tokoh
yang berpengalaman serta mengetahui latar belakang kehidupan bangsa Israel, membuatnya
tertekan dalam hidupnya bahwa kebanyakan kaumnya telah menutup diri terhadap injil. Paulus
adalah rasul kepada bangsa-bangsa bukan Yahudi yang pada saat itu ia diantara para penulis
perjanjian Baru adalah salah seorang yang paling menaruh keprihatian terhadap Israel keyakinan
Paulus yang mendasar bahwa seluruh umat manusia akan ditetapkan oleh apa yang terjadi atas
Israel. Jadi Paulus kembali pada janji-jani Allah didalam Perjanjian Lama dan pada keyakinan
bahwa Allah patut diandalkan (Roma 3:1-4a, Roma 9:4). Dengan demikian prioritas keselamatan
Israel tetap berlaku dan tidak pernah dapat diabaikan, keuntungan orang-orang Yahudi jelas
karena kepada merekalah janji-janji itu dulu dipercayakan dalam peristiwa Kristus pertama-tama
adalah jawaban terhadap janji-janji itu, yang Paulus beritakan bukanlah sebuah agama baru
melainkan jawaban kerinduan Israel akan zaman Mesianis, karena penggenapan janji Allah
kepada Israel tetap merupakan pengharapan yang hidup; bila Israel tidak diselamatkan oleh
kesetiaan Allah kepada janji-janjinya maka semuanya itu akan batal.8

7
http:// jurnal.iakntarutung.ac.id/index.php/Jurnal-Teologi-Cultivation, Vol. 3, No. , 18-08-2022.
8
Dvid J. Bosch, Transformasi Misi Kristen, (Jakarta:BPK Gunung Mulia 2005), 252-253.
C. Pemilihan Allah Atas Israel
Terlepas dari apa yang telah kita bahas di atas mengenai pertobatan Israel sebelum di
pilih oleh Allah maka, Perjanjian lama adalah misi Allah untuk menyelamatkan manusia dari
kuasa dosa melalui pengorbanan Anak-Nya yaitu Yesus Kristus yang akan datang, janji
keselamatan tersebut secara khusus dapat diberikan kepada bangsa Israel, sedangkan tema untuk
perjanjian baru adalah misi Allah untuk menyelamtkan manusia dari kuasa dosa melalui
pengorbanan Yesus Kristus Anak-Nya yang telah datang janji tersebut secara khusus diberikan
9
kepada umat manusia yang menerima injil keselamatan-Nya. demikian dikatakan bahwa dikaki
gunung satu-satunya umat yang ada hanyalah bangsa Israel tetapi untuk bangsa amelekh telah
dicerai-berai karena dikalahkan. Maka dari pada itu mudah bagi Israel bahwa mereka adalah
umat yang dimintai Allah, dan mereka juga adalah salah satu yang diselamatkan, yang diberi
makan, diberi minum, dilindungi dibawah ketempat ini bagi suatu perjumpaan yang menajubkan
dengan Allah yang hidup. Memang ada satu relasi yang unik dan istimewa antara Allah dan umat
Israel yang telah ditetapkan melalui Abraham.
Israel adalah seperti yang telah dikatakan Allah kepada musa untuk Firaun “ bahwa
Anak-Ku yang sulung ( keluaran 4:22)”, dan Allah juga akan memperkuat relasi istimewa itu
dalam ( keluaran 19:5) “ harta kesayangan-Ku”. 10 Kita mengetahui kisah sejauh ini, bangsa Israel
telah tertindas sebagai minoritas etnis di mesir. Allah karena dengan belas kasihan-Nya, maka Ia
mengirimkan Musa untuk membebaskan mereka, setelah setrangkain tulah terhadap Firaun dan
mesir, serta pada akhirnya bangsa yang telah dipilih oleh Allah lolos, dan Allah menutup
pembebasan mereka dengan suatu penyebaran ajaib yaitu melintasi laut yang dirayakan oleh
11
Musa dan Meriam (keluaran 15). Namun sekarang pada akhirnya Allah telah mendapatkan
Israel bagi diri-Nya sendiri, dan dapat mengumpulkan mereka di gunung Sinai, seperti yang telah
dijanjilan-Nya kepada Musa ( keluaran 3:2). Karena itu pemilihan atas Israel bukanlah berarti
penolakan atas bagsa-bangs lain di dunia ini, melaingkan berarti sarana keselamatan dalam
bangsa-bangsa itu. Dikatakan bahwa pemilihan bukanlah suatu panggilan untuk
mengistimewakan, melaingkan pemilihan untuk melayani Allah. Maka karakter dari bangsa
Israel adalah terlihat hampir dari sejak awal eksistensinya sebagai sebuah bagsa, dan bangsa
yang telah di pilih oleh Allah adalah bangsa yang harus menjadi pelayan-pelayan Allah,

9
Bambang Eko Putranto, Misi Kristen, ( Jakarta: Andi 2013), 40.
10
Christopher J.H. Wright, Misi Umat Allah, ( Jakarta: Literatur 2011), 148.
11
Ibid, 145.
pengkhotbah-pengkhotbha-Nya, dan nabi-nabi bagi bangsa mereka sendiri dan bangsa-bangsa
lain. Di katakana dalam khotbah “ sayap rajawali” Musa dapat terkenal yang di mulai di
“keluaran 19:3”, Allah meninjau bagaimana ia telah memimpin bangsa Israel sampai pada masa
itu. Ia telah mendukung mereka seperti seekor rajawali terhadap anak-anaknya sementara mereka
belajar terbang dengan sang induk melayang di bawah mendukung mereka sehingga mereka
dapat mengusai seni terbang. Sebagai akibat dari betapa ajaibnya suatu kelepasan dan bukti dari
anugrah Allah seperti yang telah di tegaskan dalam keluaran 19:5-6 bahwa tiga pelayanan yang
akan di khususkan bagi bangsa Israel.
 Yang pertama adalah bangsa Israel harus menjadi harta kesayangan Allah atau
umat kepunyaan-Ku
 Peran yang kedua yang harus bangsa Israel terima adalah peran sebagai
kerajaan iman bagi Allah, atau imamat rajani bagi Allah
 Dan yang paling terakhir ini adalah meruju pada bangsa Israel yang menjadi
bangsa yang kudus dalam artian bahwa mereka adalah dengan sepenuhnya
milik Tuhan.

D. Pemilah Irael Dalam ( Keluaran 19:5-6)


Tertatah dengan jelas bahwa di poin ini kelompok akan lebih berfokus pada pemilihan
Israel dalam keluaran 19:5-6. Menurut perintah Allah itu sendiri seharusnya semua bangsa itu
dilenyapkan, dunia jahat akibat dosa seperti yang telah dibahas sebelum tentang banyak umat
yang menutup diri tantang injil, sehingga lebih sering dilukiskan sebagai tempat pencobaan dan
ancaman bagi Israel, ketimbang wilayah aman dimana Allah menyatakan rencana keselamatan-
Nya. Maka dari pada itu untuk melindungi umat pilihan Allah maka Ia dengan sendirinya
mendirikan tembok pemisah dalam ( efesus 2:14) antara Israel dan bangsa-bangsa lainya, sebab
bangsa Israel mudah sekali untuk terpengaruh kepada ibadah dewa-dewi bangsa-bangsa di
sekitarnya.12 Israel adalah umat pilihan Tuhan yang telah hidup di dalam ruang perjanjian,
dengan berkat yang telah di janjikan-Nya dan tuntutan-Nya untuk hidup kudus, sedangkan
bangsa-bangsa lainya berada diluar perjanjian itu. Dalam rencana itu Tuhan memperhatikan
bukan satu bangsa saja, yaitu Israel melaingkan segenap umat manusia di bumi. 13 Dalam
12
H. Venema, Injil Untuk Semua Orang ( Jakarta: IKAPI 2006 ), hlm 86.
13
Ibid, 87.
perjanjian lama asas-asas penginjilan jelas sekali, khususnya bila diperhatikan bagaimana Tuhan
menyatakan diri-Nya berkali-kali nyata bahwa sebutan “ Allah Abraham, Isak, dan Yakub” dan
“ Allah Israel ” tidak berarti bahwa Tuhan adalah “allah suku” saja sebab Ia adalah benar-benar “
Raja sebaga bangsa”.14
Perjanjian di Sinai menjadi dasar bagi umat Israel. Namun, perjanjian ini
berkesinambungan dengan semua perjanjian Allah yang lebih awal, yaitu dengan Nuh (Kej.
6:18), Abraham (Kej. 15 dan 17), bahkan tersirat dengan perjanjian Adam dan Hawa, (Kej.
3:15). Umat Israel memandang perjanjian sebagai dasar kehidupan beragama dan sosial. kata
berît merupakan sebuah peraturan atau hukum, yang menandai atau menggambarkan identitas
sbangsa Israel sebagai umat pilihan Allah yang merdeka. Perjanjian di Sinai adalah yang diikat
oleh Allah terhadap Israel. Perjanjian ini mengikat bukan kepada seorang pribadi (Musa),
melainkan kepada suatu umat (Israel). Dengan perjanjian ini, Allah dan umat Israel saling
mengikat diri. Dengan ikatan perjanjian ini diketahui bahwa Tuhan adalah Allah Israel, dan
Israel adalah umat Tuhan 15. Allah menunjukkan kuasa-Nya dan membawa bangsa Israel keluar
dari perbudakan untuk menjadikan mereka umat-Nya dan membuat perjanjian dengan mereka
supaya mereka hidup sesuai dengan yang diperintahkan-Nya. Karena Allah itu kudus maka
merekapun harus hidup kudus dihadapan-Nya dengan menaati perintah-Nya, jika mereka berlaku
menyimpang dari hadapan-Nya maka mereka akan kehilangan berkat yang Allah yang
disediakan bagi mereka yaitu tanah yang dijanjikan oleh Allah. Ketidaksetiaan Israel
mendatangkan hukuman terhadap mereka. Hukuman Allah terhadap bangsa Israel mempunyai
tujuan yang istimewa yaitu keselamatan dan kesejahteraan. Dengan sisa bangsa Israel yang luput
dari hukuman, Tuhan mengadakan suatu perjanjian yang baru sambil mengampuni dosa mereka
dan mengaruniakan sejahtera yang sempurna; umat Allah menjadi perantara berkat Tuhan dapat
mengalir kepada sekalian bangsa, bahkan Allah akan mendirikan kerajaanNya di didalam dunia
ini dan dengan demikian segala sesuatu diperbaharui dan seluruh dunia menikmati sejahtera
Tuha . Allah sangatmengasihibangsa Israel dandidalamkasih-Nya, Allah memilih para nabi
sebagai penyambung lidah Allah untuk mengabarkan bahwa mereka akan dihukum akibat
perbuatan dosa mereka, tetapi jikalau Israel mau bertobat, Allah akan memberi keselamatan

14
Ibid, 88.
15
McRaw-Hill. New Catholic Encyclopedia, vol. IV Com-Dys. (New York: The Catholic University of
America, Washington, 1967). Hlm, 401-403.
kepada mereka dan pada akhirnya telah terbukti dalam keluaran 19:5-6 yang dimana firman ini
telah membahas mengenai kesungguhan bangsa Israel kepada Allah.

Kesimpulan
Dari yang telah di paparkah oleh kelompok terkait dengan pemilihan Israel dalam
keluaran 19:5-6, adalah salah satu materi yang membuka wawasan bagi kita semua di mana kita
perlu untuk memahami bagaiman peran Allah ketika membawa bansga Israel keluar dari tanah
mesir menuju tanah perjanjian antara Allah dengan Abraham bapak segala orang yang percaya,
yang pada awalnya bangsa Israel adalah bangsa yang memberontah juga terhadap Allah terkait
dengan apa yang hendak mereka ingini terhadap kedangingan mereka tetapi Allah yang setia
adalah Allah yang memenuhi apa yang tekah mereka butuh walaupun mereka pada dasarnya
bersungut-sungut kepada Allah tetapi nayatanya bahwa Allah telah berjanji kepada Abraham
bahwa tanah kanaan akan menjadi milik pusaka bangsa Israel, dan yang perlu untuk kita
aplikasikah keluarnya bangsa Israel dari tanah mesir hingga tibah di gunung Sinai dan menerima
10 hukum taurat dan akhirnya masuk ke tanah perjanjian yang penuh susu dan madu adalah
bukan suatu hal yang kebetulan melaingkan Allah telah melihat banhwa umat-Nya telah tertindas
oleh Firaun di tanah mesirs dan akhirnya Allah mengutus Musa untuk membawa mereka keluar
walaupun pada akhirnya Musa juga melakukan dosa dan tidak ikut masuk ke tanah perjanjian
kanaan tetapi perjuangan Musa adalah sangat luar biasa terhadap bangsa Israel.

Anda mungkin juga menyukai