Anda di halaman 1dari 10

Puncak Penginjilan Dalam Perjanjian Lama

Nama Kelompok : Martha D.S dan Sickrun H.S


Tingkat /Semester : 3/5
Mata Kuliah : Misiologi
Dosen Pengampu : Pdt. Zulkarnain Siagin, M.Th

Sekolah Tinggi Teologi Sriwijaya


2022/2023
A. PENDAHULUAN

Penginjilan adalah pemberitaan keselamatan didalam Kristus kepada mereka yang


tidak percaya kepada-Nya, memanggil mereka untuk berotobat dan meninggalkan hidup yang
lama, memberikan pengampunan dosa dan mengundang mereka untuk menjadikan anggota-
anggota yang hidup dari komunitasi kristus di bumi dan untuk memulai kehidupan pelayanan
kepada orang lain didalam kuasa Roh Kudus. Selain itu pengertian yang lain mengenai
penginjilan, bahwa penginjilan adalah semata-mata kegiatan keagamaan dan tidak boleh
dicemari maksud-maksud duniawi karena penginjilan merupakan pewartaan atau pemberitaan
injil. Sebuah penginjilan tidak terlepas dari misi karena misi mencangkup penginjilan sebagai
salah satu dimensi yang mendasar. Tujuan dari penginjilan adalah membuat orang-orang
yang tidak percaya menjadi percaya menjadi pengikut dan mengimani dalam hidupnya bahwa
Tuhan Yesus adalah sang Juru Selamat. Dengan pengorbanan Yesus mati di kayu salib lalu di
bangkitkan, maka setiap orang yang percaya dan mengimaninya akan memperoleh
keselamatan di surga.
Selanjutnya mengenai konsep keselamatan merupakan hal yang selalu menarik untuk
diperbincangkan dalam setiap agama, salah satu pandangan yang menarik untuk dikaji adalah
Universalisme. Universalisme adalah pandangan yang meyakini bahwa semua manusia
akhirnya diselamatkan. Pandangan ini meyakini bahwa kasih Allah yang tidak terbatas
akhirnya akan membebaskan manusia dan membawa semua manusia masuk surga. Dengan
dibuatnya peper ini kelompok akan membahas tentang puncak penginjilan dalam Perjanjian
Lama agar dapat memahami makna penginjilan Israel tentang keselamatan yang
Universalisme dengan menggumuli Deutero Yesaya dan Kitab Yunus.
B. PEMBAHASAN
1. Penginjilan dalam Perjanjian Lama
Sebagian orang memahami Perjanjian Lama secara eksklusif hanya terfokus pada bangsa
Israel. Mengingat bahwa umat Irael pada jaman perjanjian lama merupakan umat perjanjian
Allah, umat pilihan Allah yang dipilih oleh Allah sendiri utnuk menjadikan umat-Nya yag
mengembah perjanjian kekal yang menyatakan kasih setia Tuhan terhadap semua orang yang
percaya; sehubungan dengan hal itu agar Israel menjadi berkat bagi semua bangsa di muka
bumi, seperti panggilan dalam Yunus (Yun 3:1-10).1

2. Makna penginjilan dalam Deotro Yesaya dan Yunus


Menurut Stuhlmueller, salah satu contoh dalam konkret perhatian Allah kepada dunia
adalah kepeduliannya terhadap bangsa-bangsa (Yes. 19:13;Yun. 4). Hal ini berarti bahwa
perhatian Allah kepada umat manusia didalam sejarah dunia walaupun Israel tetap
digambarkan sebagai bangsa pertama yang membuka mata dunia untuk menyadari perutusan
diri Allah yang benar demi penyelamatan manusia.
Walaupun L. Legrand berusaha untuk melihat pengertian misi melalui deutro Yesaya
dan Yunus yakni (Penyebaran Iman, penyaksian, ziarah menuju Allah).
1. Usaha untuk mendekati orang kafir dan membawa mereka kepada iman yang sejati
dan Allah yang benar
2. Usaha untuk menjadikan diri “poros” sehingga bangsa-bangsa lain datang dan
berkumpul bersama di Yerusalem
3. Ziarah dari bangsa yang telah ditebus menuju ketanah terjanji2

3. Penginjilan yang universalisme dalam deutero Yesaya dan Yunus


Penginjilan yang universialisme bermaksud bahwa penginjilan yang dilakukan oleh
seseorang kepada seseorang yang lain sebagai pandangan yang mempercayai bahwa semua
manusia akhirnya akan diselamatkan.3 Ada beberapa ajaran pokok yang diyakini dalam
universialisme 4
Pertama perubahan universal. Universialisme percaya bahwa semua manusia akan
diselamatkan sehingga semua orang pasti akan mendengar dan memberikan respon terhadap
injil. Kedua penebusan universal. Kematiaan Kristus di atas kayu salib diperuntukkan bagi
semua manusia tanpa memandang bangsa, ras, golongan atau orang yang dipilih saja,
melainkan untuk semua orang yang diseluruh dunia. Ketiga pendamaian universal kematian
1
Hengki Wijaya, Misiologi Berdasarkan Perjanjian Lama dan Perjanjian Baru (Makasar, Sekolah Tinggi
Theologia Jaffray, Makasar), 3
2
Edmund Woga , Dasar-Dasar Misiologi (Yogyakarta: Kanisius, 2002), 59
3
Donald F. Johns. 1984. Soal-Soal Kepercayaan. (Malang: Gandum Mas, 34)
4
Nahum Joshua Sinaga. 2004. Apologetika Kristen Terhadap Pandangan Universalisme Tentang Keselamatan.
(Tawangmangu: ST3), 23-28
Yesus telah mendamaikan manusia dengan Allah. Tujuan tersebut telah tercapai sehingga hal
itu memungkinkan orang berdosa untuk diterima oleh Allah. Pendamaian itu telahmenjadikan
manusia untuk menikmati sukacita atas berrkat-berkat yang memang sudah menjadi
miliknya.
Kemudian di dalam Deuteron Yesaya mempunyai gambaran yang menghubungkan
utusan dengan janji keselamatan. Berita ini yang dimaksudkan deuteron Yesaya sepenuhnya
bergantung pada anugerah Allah saja. Tuhan menyelamatakn Israel, sebab ia mengasihi
umat-Nya. berhubungan dengan tujuan penyelamatan itu, Deutero Yesaya menilai
penghukuman Tuhan atas umat-Nya merupakan dimensi lain dari keselamatan itu sendiri.
karya penyelamatan Allah atas Israel itu mempunyai efek pengutusan bagi umat, yaitu, umat
akan menjadikan saksi dan alat yang menyatakan kemuliaan Allah. 5

4. Puncak penginjilan perjanjian lama dalam Kitab Yunus


Yunus adalah seorang nabi Tuhan yang di panggil khusus untuk memberitakan
penghukuman Tuhan pada orang-orang Niniwe, atas kejahatan mereka. “Bangunlah pergilah
ke Niniwe, kota yang besar itu, pengaduan terhadap mereka, karena kejahatannya telah
sampai kepada-Ku”. (Yunus 1:2) Niniwe adalah pusat kerajaan Asyur yang didirikan oleh
Nimrod seorang pemburu yang gagah perkasa. Kejadian 10:9-11 kota Niniwe terletak di tepi
timur sungai Tigris dan sekarang tepatnya berada di wilayah kota Mosul negara Irak. Arti
nama Yunus adalah merpati. Zaman burung merpati sering dipakai untuk
MENYAMPAIKAN BERITA melalui surat yang ada pada kakinya. Yunus diperintahkan
untuk menyampaikan Berita Penghukuman Tuhan atas orang di Niniwe jikalau mereka tidak
mau untuk bertobat dan kembali kepada jalan kebenaran.
Ahli-ahli menaati pangilan Allah guna memperingati bangsa tersebut bahwa mereka
diberi waktu empat puluh hari untuk bertobat dan berdamai dengan Yahweh, Allah seluruh
bumi, Allah memberikan misi kepada Yunus untuk membuat orang-orang yang ada di kota
Niniwe agar bertobat dan tetap mengandalkan Tuhan, namun Yunus mencoba melarikan diri
dari misi tersebut. Nabi Yunus bisa dikatakan senang bernubuat kepada bangsa Israel, tetapi
menolak penggilan Allah untuk bernubuat kepada orang Niniwe (bangsa Asyur), Dia sulit
menghayati kasih Allah yang demikian besar, hingga dia mengendaki semua manusia
bertobat dan memperoleh keselamatan6 Kitab Yunus merupakan catatan tetang seorang laki-
laki yang diutus oleh Allah untuk berkhotbah di ibukota kerajaan Ayur, Niniwe. Sikap bangsa

5
Andreson W, understanding The Old Testament,( New Jersey: prentik). 34
6
Jurnal teologi :cultivirion “ Misi dalam Perjanjian Lama vol. 3, No. 1 (1 Juli 2019) 654-662
Israel di gambarkan di dalam Kitab Yunus. Nabi Yunus, seperti bangsa Israel pada umumnya,
di panggil menjadi berkat bagi suku-suku yang lain. Demikianlah firman TUHAN kepada
Yunus di dalam Yunus 1:2. Apakah tanggapan Yunus? Yunus menolak melakukan kehendak
Tuhan dan melarikan diri dari hadirat Tuhan. Alasanya seperti yang tertulis dalam Yunus
4:2,3 Ya, TUHAN, bukankah telah kukatakan itu, ketika aku masih di negeriku? Itulah
sebabnya, maka aku dahuku melarikan diri ke Tarsis, sebab aku tahu bahwa Engkaulah Allah
yang pengasih dan penyayang, yang panjang sabar dan berlimpah kasih setia serta yang
menyesal karena malapetaka yang hendak didatangkan-Nya. Jadi sekarang, ya TUHAN,
cabutlah kiranya nyawaku, karena lebih baik aku mati dari pada hidup. Yunus melarikan diri
karena dia tidak mau Tuhan menyelamatkan orang-orang Niniwe. Menurut Yunus, umat
Tuhan berhak menimbun berkat-berkat Tuhan dengan tidak membagikannya kepada orang
lain. Tuhan memberkati umat-Nya supaya mereka dapat menikmati berkat itu, tidak supaya
berkat itu dapat dibagikan kepada orang lain. Keyakinan yang demikian sangatlah keliru.
Lalu Allah memerintahkan Yunus untuk pergi ke kota Niniwe dengan tujuan supaya
Yunus dapat menyampaikan atau memberitakan keselamatan kepada orang-orang yang tidak
percaya lalu Tuhan Allah memerintahkan dengan mengatakan kepada Nabi Yunus “
bangunlah dan pergilah ke kota Niniwe kota besar itu dan berserulah kepadanya dengan
seruan yang aku firmankan. Namun ia tidak menaati perintah Allah tersebut sehingga ia tidak
memberitakan kabar keselamatan kepada orang-orang yang tidak percaya di Niniwe,
sehingga ia tertarik pada penghancuran.7
Lalu Tuhan berusaha untuk membetulkan keyakinan Yunus melalui sebatang pohon
jarak. Tuhan memberkati Yunus dengan pohon teduh, lalu ia mengambil berkat itu.
Bagaimana tanggapan Yunus? Jawabannya: “Selayaknya aku marah sampai mati” (4:9).
Tuhan menjawab: Engkau sayang kepada pohon jarak itu, yang untuknya sedikit pun engkau
tidak berjerih payah dan yang tidak engkau tumbuhkan, yang tumbuh dalam satu malam dan
binasa dalam satu malam pula. Bagaimana tidak Aku sayang kepada Niniwe, kota yang besar
itu, yang berpenduduk lebih dari seratus dua puluh ribu orang, yang semuanya tidak tahu
membedakan tangan kanan dan tangan kiri, dengan ternaknya yang banyak? (Yun 4: 10-11).
Maksud firman Tuhan ini adalah, sangat keliru sifat Yunus dan bangsa Israel, bahwa mereka
berhak menikmati berkat Allah dengan tidak bertanggung jawab bagi suku-suku yang lain.
Mereka dihimbau untuk mementingkan apa yang Tuhan pentingkan. Inti pelajaran ini adalah
Tuhan memilih salah satu suku, yaitu Israel dan Dia memberkati mereka supaya mereka
menjadi berkat bagi suku-suku yang lain.
7
David J. Bosch, Transformasi Misi Kristen (Jakarta: BPK Gunung Mulia, 2012), 24.
Sehingga Yunus mengingkari panggilan Tuhan yang pertama untuk menyampaikan
kabar keselamatan di kota Niniwe. Dengan Yunus mengingkari panggilan dari Tuhan,
melainkan Yunus pergi ke Tarsis. Kitab Yunus ini secara cepat dan jujur mengungkapkan
usaha untuk menyabot rencana Allah terhadap dunia ini. Berikut ini tinjauan singkat atas
delapan kejadian dalam kitab Yunus 8 kejadian pertama, mulai dari Yunus yang menerima
perintah untuk pergi ke Ninive. Allah menginginkan hamba-Nya memperingatkan Niniwe
tentang penghakiman yang akan dating dan memanggilnya untuk bertobat. Allah mau
menyelamatkan Niniwe! Tetapi Yunus menolak dan melarikan diri dari Allah.
Kedua, Allah menanggapi pelarian Yunus itu dengan mengirim badai besar (1:14-16).
Angin itu menuruti perintah Yahweh tapi Yunus pembangkang itu tidur diruang kapal paling
bawah, tidak menyadari bahwa badai itu ditujukan kepadanya. Yunus tidak menyadari bahwa
badai itu tidak berkaitan sama sekali dengan dia. Sementara awak kapal dengan sia-sia
mencari sebab-musabab badai itu Yunus mengaku bahwa ia menyembah dan takut akan
Allah yang menjadikan baik lautan maupun daratan, Allah yang Esa di atas semua bangsa.
Allah ini, demikian ia mengklaim, sedang menuntutnya dan satu-satunya jalan untuk
meredakan badai itu adalah dengan mencampakannya ke dalam laut. Dalam hal ini awak
kapal mewakili orang bukan Yahudi, orang yang sama sekali dipedulikan Yunus, namun
mereka sendiri peduli untuk menyelamatkan nyawa Yunus. Setelah Yunus
memerintahkannya dus kali, mereka mencampakannya ke laut dan badai itu reda. Hamper
tidak mempercayai penglihatan mereka, para pelaut itu bersorak memuji Allah Yunus.
Ketaatan mereka melampaui ketaatan Yunus.
ketiga (1:17) kemudian setalah dilemparkan kelaut ia di telan ikan yang besar. lalu
datanglah seorang nahkoda dan berkata. “Bagaiman mungkin engkau tidur deoutero Yesaya
dan Yunus melukiskan kedua sisi dari mata uang yang sama. Yunus melambangkan umat
Israel, yang membelokkan pemilihan mereka menjadi kesombongan dan hak-hak istimewa.
Kita yang singkat itu tidak bermaksud menjangkau dan menobatkan bangsa-bangsa bukan
Yahudi; sebaliknya, tujuannya adalah pertobatan dan perubahan hati Israel dan kontras dari
kemurahan Allah dengan parokalisme dari bangsa-Nya sendiri. sebaliknya, deuteron Yesaya,
khususnya dalam metafora hamba yang menderita, melukiskan gambaran tentang Israel yang
sudah menjadi penerima penghakiman dan murkah Allah.9
Penggambarkan seekor ikan besar yang atas perintah Allah membuka mulutnya dan
menelan Yunus serta memuntahkannya ke darat pada waktu yang tepat. Yunus benar-benar
8
Johanes verkuyl, “Dasar Alkitabiah untuk Penginjilan Seantero Dunia” dalam Misi menurut Perspektif Alkitab
(Jakarta: Yayasan Komunikasi Bina Kasih, 2007), 60-64
9
Ibid 26
tidak dapat melepaskan diri dari mandate missioner Allah. Allah yang membangkitkan badai
dan memerintahkan awak kapal melaksanakan maksud-Nya sekarang memandu seekor ikan
besar sebagai bagian dari rencana-Nya untuk menyelamatkan Niniwe.
Keempat (2:1-10) Yunus memohon dengan sangat kepada Allah untuk
menyelamatkannya dari perut ikan itu. Yunus yang tidak mempunyai belas kasihan pada
orang bukan Yahudi dan yang menolak untuk mengakui bahwa janji Allah juga mencakup
mereka, Yunus memohon belas kasihan ilahi dengan mengutip sejumlah mazmur mengharap-
harapkan janji-janji yang diklaim oleh para penyembah di Bait Allah. Allah berfirman kepada
ikan besar itu dan Yunus mendarat di pantai dalam keadaan aman dan sehat. Melalui
penyelamatan Allah ini, tanpa disadari Yunus menjadi saksi kasih karunia penyelamatan
Allah.
Kelima (3:1-4) Allah mengulangi perintah-Nya kepada orang yang hidupnya justru
menegaskan kebenaran dari apa yang diakuinya dalam perut ikan:”keselamatan adalah dari
Tuhan” (2:9). Dalam (3:1-2) hal ini merangkum misi Yunus: ia harus menyatakan bahwa
Niniwe, betapu pun kota itu tidak bertuhan, masih tetap dipedulikan Allah, dan kecuali kalau
ia tidak bertobat, maka ia akan dihancurkan. Pesan-Nya menjadi ancaman dan janji,
penghakiman dan Injil.
Keenam (3:5-10) Niniwe menanggapi seruan Yunus untuk untuk bertobat. Raja
angkuh dan lalim itu turun dari singgasananya menanggalkan jubahnya, lalu mengenakan
kain perkabungan serta duduk di atas abu, dan memerintahkan semua orang dan ternak
melakukan seperti yang dilakukannya. Apa yang terus menerus ditolak Israel untuk dilakukan
justru dilakukan oleh orang bukan Yahudi yang kafir. Raja Niniwe yang kejam itu muncul
sebagai kebalikan dari raja-raja Yehuda yang membangkang. .
Ketujuh (4:1-4) menceritakan kenyataan bahwa rintangan terbesar untuk diatasi dalam
menunaikan mandat missioner bukanlah para pelaut, bukan ikan, bukan raja, dan penduduk
Niniwe, melainkan Yunus sendiri gereja yang keras kepala. Yunus sangat marah karena Allah
telah memperluas kasih karunia-Nya melampaui batas-batas Israel kepada orang bukan
Yahudi Yunus tidak bisa menerima orang bukan Yahudi sebagai bagian sejarah keselamatan.
Kedelapan dan terakhir (4:5-11) kita melihat bahwa Allah masih berusaha untuk memberikan
pelajaran kepada misionarisnya yang bebal itu. Ia tidak dapat menangkap arti badai, para
pelaut, ikan besar dan pertobatan Niniwe karena ia tidak mau mengerti. Allah menyelamatkan
dan menolong dan menjadi Allah Niniwe juga. Dan sekalipun Ia tidak pernah memaksa
seorang pun dari kita, ia meminta kita dengan lembut untuk memberikan seluruh hati dan
jiwa untuk pekerjaan misi. Allah masih tetap menaruh perhatian kepada Yunus untuk
mentrasformasikan Yunus bahwa misi Allah harus menjangkau bangsa-bangsa lain di luar
bangsa Yahudi. Allah memakai Yunus akhirnya berdoa dalam Yunus 4:2, “YA TUHAN,
bukankah telah kukatakan itu, ketika aku masih di negeriku? Itulah sebabnya, maka aku
dahulu melarikan diri ke Tarsis, sebab aku tahu, bahwa Engkaulah Allah yang pengasih dan
penyayang, yang panjang sabar dan berlimpah kasih setia serta yang menyesal karena
malapetaka yang hendak didatangkan-Nya.”
Dari semua bagian yang telah diceritakan di atas sekuat apapun Yunus berusaha untuk
kabur dan melarikan diri dari Allah serta misi yang ditugaskan kepadanya, tangan Allah terus
mengejar dia dan akhirnya membawa kembali ke kota Niniwe, dengan kembalinya Yunus ke
kota Niniwe sehingga Yunus dapat menyebarkan berita keselamatan dan melakukan
panggilan Allah dengan membawa orang-orang yang ada di kota Niniwe untuk bertobat.
Selanjutnya pemberitaan Yunus di Niniwe menghasilkan pertobatan orang-orang
Niniwe, wujud pertibatan orang-orang Niniwe adalah:10
- Ketika orang-orang Niniwe mendengar firman tentang malapetaka (3:4), mereka
percaya kepada Allah dan berpuasa (3:5)
- Ketika berita itu sampai kepada raja, ia turun dari takhtanya, menanggalkan
jubahnya, mengenakan kain kabung, dan duduk di abu (3:6). Tindakan raja
melebihi tindakan rakyatnya.
- Para pembesar mengumumkan perkabungan dan pertobatan secara nasional yang
yang harus dilakukan oleh seluruh rakyat (3:7-8). Ekspresi orang-orang Niniwe
demikian menyatakan rasa duka yang mendalam. Ekspresi ini biasanya hanya
dilakukan apabila salah satu anggota keluarga mereka meninggal. 11 Tetapi hal ini
hanya dilakukan ketika mereka mendengar malapetaka yang akan menimpa
mereka.
Allah berespon terhadap pertobatan dan perkabungan orang-orang di Niniwe.
Respon Allah dimulai dari Allah menilai pertobatan orang-orang Niniwe.12
- Penilaian Allah di ekspresikan dalam kalimat, “ketika Allah melihat perbuatan
mereka itu, yakni bagaimana mereka berbalik dari tingkah lakunya yang jahat”.
(3:10) dengan melihat maka memiliki makna menilai secara benar berdasarkan

10
Paniel Maniaweng, Utuslah Aku Eksposisi Yunus Pasal 3-4 Tentang Pengutusan Nabi Yunus Berdasarkan
Perspektif Allah Menyesal, 21.
11
C.F Keil, “Twelve Minor Prophet” Volume 1 In C. F. Keil And F. Delitzsch, Biblical Commentary On The
Old Testament (Grand Rapids, Michigan: Wm. B. Eerdmans Publishing Company, 1965), 408.
12
Paniel Maniaweng, Ibid 21-22
pengamatan yang cermat dan teliti, dengan maksud, melihat adalah tindakan Allah
yang bukan asal-asalan dalam menilai pertobatan orang-orang Niniwe.
- Hasil penilaian Allah adalah bahwa orang-orang di Niniwe tidak hanya sekadar
menyesal, tetapi mereka juga benar-benar telah berbalik dari cara hidup yang
jahat, baik secara lahiriah maupun batiniah.
- Berdasarkan penilaian tersebut, Allah membatalkan malapetaka atas Niniwe,
…”maka menyesallah Allah karena malapetaka yang telah dirancangkan-Nya
terhadap mereka, dan ia pun tidak jadi melakukannya” (3:10). Allah tidak
menunggangbalikkan Nniwe karena orang-orang Niniwe telah bertobat.
Narasi ini menunjukkan bahwa firman yang disampaikan Yunus bukanlah firman
yang mematikan, tetapi firman yang menimbulkan kesadaran orang-orang Niniwe
untuk berbalik dari tingkah lakunya yang jahat sehingga Allah membatalkan
malapetaka yang seharusnya ditimpakan kepada mereka.13
Motivasi yang murni dalam penginjilan Yunus:
- Kehendak Allah adalah unsur yang menentukan eksistensi dari segala sesuatu.
Kehendak Allah adalah memberitakan injil karena memberitakan injil karena
memberitakan injil adalah hal yang sudah Allah tetapkan dalam kekekalan dan
kepercayaan kepada kita untuk melaksanakannya.
- Pengutusan Allah. Setelah Tuhan Yesus menang atas kuasa maut, Dia lalu
mengutus gereja-Nya untuk memberitakan inji. Jadi kita memberitakan injil
karena raja di atas segala raja dan Tuan diatas segala tuan telah mempercayakan
tugas penginjilan kepada kita. Sama seperti halnya Yunus pada waktu itu dimana
Tuhan mengutus Yunus ke kota Niniwe untuk memberitakan injil meski dia lari
dari panggilan Tuhan tetapi karena Tuhan yang mengutus dia maka akhirnya
dipanggilan kedua dia menerima panggilan itu dan bersiap pergi untuk
memberitakan kabar baik kepada Niniwe.
- Dorongan kasih Allah. Paulus menyebutkan dengan jelas akan tetapi Allah
menunjukkan kasih-Nya kepada kita oleh karena Kristus telah mati untuk kita.
Jika kita melihat pada panggilan Yunus ketika ia pergi ke kota Niniwe itu bukan
kemauannya tetapi karena dorongan kasih Kristus kepadanya sehingga dia
mengambil keputusan untuk pergi ke Niniwe.

13
A.Th. Kramer, Tafsiran Alkitab: Kitab Yunus (Jakarta Bpk Gunung Mulia, 1990), 46.
Penutup
Dari pembahasan diatas kelompok menyimpulkan bahwa penginjilan merupakan misi
dari Allah didalam misi tersebut yang membahas tentang maksud Allah untuk
menyelamatkan dunia dalam hubungan khusus Allah, Yesus dan Roh Kudus. Sehinggga bagi
kita setiap orang Kristen yang sudah percaya maka kita menyampaikan misi Allah kepada
orang-orang yang belum percaya dengan membawa berita keselamatan agar semua orang
dapat memperoleh keselamatan yang datangnya dari Yesus Kristus. Seperti yang kelompok
telah bahas di bagian pembahasan, Yunus merupakan orang yang telah dipilih oleh Allah
untuk menyampaikan penginjilan yang universialisme atau misi Allah kepada orang-orang
yang belum percaya di kota Niniwe. Sekalipun Yunus menolak panggilan tersebut bahkan
Yunus rela melarikan diri untuk pergi ke tarsis.
Akan tetapi panggilan tersebut tetap membawa Yunus kembali ke kota Niniwe,
sehingga Yunus menyampaikan berita keselamatan tersebut kepada orang-orang yang ada di
kota Niniwe itu. Dengan demikian maka orang-orang yang ada di kota Niniwe tersebut
menjadi berbalik arah dari yang jahat kemudian bertobat dan melakukan perbuatan-perbuatan
yang baik. Dengan demikian adanya panggilan Allah yang diberikan Yunus kepada orang-
orang yang ada di kota Niniwe merupakan hal yang sangat besar karena dari panggilan ini
sehingga terjadi puncak penginjilan dalam perjanjian lama. Jadi menyampaikan penginjilan
atau kabar baik kepada semua orang yang belum percaya itu adalah tugas gereja yang
didalamnya terdiri dari setiap kita sebagai seseorang yang sudah percaya kepada Yesus
Kristus dan akan memperoleh keselamatan.

Anda mungkin juga menyukai