Anda di halaman 1dari 191

PENGINJILAN

PRIBADI

Oleh

J. C. MACAULAY, A.B., D.D.

dan

ROBERT H. BELTON, Th.B., B.D., Th.M., D.D.

MOODY PRESS
CHICAGO
Copyright c, 1956, oleh
THE MOODY BIBLE INSTITUTE
OF CHICAGO

Cetakan ke-enambelas

ISBN: 0-8024-6495-5

Dicetak di Amerika Serikat


Kata Pengantar

Ketika saya mengadakan persiapan untuk menyediakan sebuah buku teks


mengenai Penginjilan Perorangan, saya memiliki tanggungjawab semata-mata untuk
mengajarkan pelajaran ini di sekolah Moody Bible Institute. Waktu itu bagian
Administrasi mengemukakan bahwa pengikut kelas terlalu besar, oleh karena itu
setelah diadakan pencarian yang disertai dengan penuh doa seorang pria didapatkan
untuk turut ambil bagian dalam tugas tersebut. Dr. Robert Belton datang dari kota
Kansas, cukup diperlengkapi untuk menerima tanggungjawab ini. Segera saya
merasakan bahwa, jika pengajaran akan dibagikan, maka persiapan penyediaan buku
teks harus diadakan. Saya meminta Dr. Belton untuk bekerja sama dengan saya dalam
melaksanakan hal ini, dan dengan senang hati beliau memusatkan perhatian untuk
menulis Pelajaran 16 sampai 20, yang berhubungan dengan jenis-jenis kasus tertentu
yang ditemui dalam pekerjaan perorangan. Dalam arti yang sesungguhnya ini
merupakan jantung dari keseluruhan buku ini, dan saya merasa senang mendapat
bagian dalam pekerjaan ini dengan bantuan seorang yang sangat berpengalaman dan
memiliki karakter yang sangat ramah.
Literatur mengenai materi penginjilan ini sangat luas, dan keberanian kami
dalam menambahkannya hanya dapat dinilai oleh apa yang kami harapkan sebagai
suatu kesegaran dalam pendekatan dan penyajian. Adalah merupakan keyakinan kami
yang tulus bahwa di samping kami para pembaca boleh mendapatkan manfaat dari
buku ini sebagai suatu pertolongan dalam menyajikan tugas penginjilan perorangan
yang besar ini kepada orang-orang muda yang berdedikasi. Adapun bentuk tulisan
yang disajikan dalam buku ini diharapkan akan membantu bagi para pembaca Kristen
umumnya yang tidak memiliki kesempatan untuk mengikuti kelas evangelisasi. Di atas
semuanya itu, semoga buku ini membawa hormat kepada Dia satu-satunya yang hidup
abadi dan sejati yang layak menerimanya.

-J. C. MACAULAY

Moody Bible Institute


Maret, 1956.
Berikan Kami Suatu Semboyan

Berikan kami suatu semboyan saat ini,


Sebuah kata yang menggetarkan hati, sebuah kata yang mengandung kekuataan,
Sebuah tangisan peperangan, sebuah nafas yang menyala
Yang memanggil untuk menang atau mati.

Sebuah kata untuk membangkitkan Gereja dari tidur lelapnya,


Untuk memperhatikan perintah agung Sang Panglima Surgawi,
Panggilan itu sedang diberikan, Hai kamu sekalian, bangkitlah,
Semboyan kita ialah, menginjil.

Penginjil yang bersukacita sekarang sedang bekerja,


Kepada seluruh bangsa, dalam nama Yesus;
Suaranya menggema di tengah-tengah langit;
Menginjil! Menginjil!

Kepada orang-orang yang tak berdaya, suatu umat yang jatuh,


Siarkanlah kasih karunia Injil;
Kepada dunia yang saat ini sedang dalam kegelapan,
Menginjil! Menginjil!

-OSWALD J. SMITH
Digunakan atas ijin dari penulis.
Daftar Isi

PELAJARAN HALAMAN

1. Apakah Evangelisasi atau Penginjilan itu? ……….


2. Pekabaran Penginjilan………………………………………………
3. Kritisisme dan Sifat Penginjilan……………………………………...
4. Bentuk-bentuk Penginjilan………………………………………………
5. Tempat Penginjilan Pribadi……………………………………..
6. Keuntungan-keuntungan Penginjilan Pribadi……………………
7. Sanksi-sanksi Penginjilan Pribadi…………………………….
8. Kualifikasi Pemenang-Jiwa……..
9. Kendala-kendala Dalam Penginjilan Pribadi………
10. Pahala Memenangkan-Jiwa………
11. Persiapan Penginjilan Pribadi………..
12. Pendekatan……….
13. Pelaksanaan………..
14. Pelajaran-pelajaran Dari Injil Yohanes……….
15. Roh Kudus dalam Memenangkan-Jiwa………..
16. Berhubungan Dengan Pencari………
17. Berhubungan Dengan Orang yang Merasa Diri-Benar……
18. Berhubungan Dengan Orang yang Suka Menunda……….
19. Berhubungan Dengan Orang yang Takut……….
20. Keberatan-keberatan Kecil……….
21. Sekte-sekte Agama………..
22. Bagaimana Berhubungan Dengan Roma Katolik…………
23. Orang Yahudi………….
24. Hal-hal Khusus Dalam Penginjilan Pribadi……

Appendiks A………………
Bibliografi ………………..
Referensi-referensi tambahan……………
Penghargaan

Kami sangat berhutang budi kepada para penerbit dan para penulis berikut ini
atas ijin yang diberikan kepada kami untuk menggunakan pokok-pokok yang
dimasukkan dalam buku ini:
Dr. Oswald J. Smith, untuk moto sajak, “Berikan Kami Suatu Semboyan,”
halaman 6.
Mr. Norman P. Grubb, yang telah memeriksa kebenaran peristiwa mengenai
Mr. Studd yang berhubungan dengan pasal 8.
The Sunday School Times, atas kutipan dari Mr. Morman Baker pada halaman
23, dan atas informasi mengenai Mr. Gordon Forlong pada halaman 117.
The Bethany Press (St. Louis 3, Mo.), atas kutipan dari Mr. Cartwright pada
halaman 21.
Hodder dan Stoughton (London), atas kutipan dari Sister Eva of Friedenshort,
pada halaman 241,
F. H. Revell Co. (Westwood, N.J.), atas kutipan dari C. H. Spurgeon pada
halaman 69.
Moody Press, atas peristiwa mengenai Dad Hall pada halaman 54, dan kutipan
dari The Life and Diary of David Brainerd, halaman 74.
PELAJARAN 1

Apakah Evangelisasi Atau Penginjilan itu?

Karena Penginjilan Perorangan itu adalah sebuah departemen penginjilan, penyelidikan


kita yang pertama haruslah pada bidang yang lebih umum.

A. ASAL USUL KATA EVANGELISASI.

Kata tersebut muncul dari bahasa Yunani yang diterjemahkan ke dalam bahasa
Latin. Kata Latinnya ialah evangelium, berasal dari dua kata Yunani—eu, yang artinya
“baik/sehat,” dan aggelos (dibaca angelos), yang artinya “utusan.”
1. Penggunaan Kata Aggelos.
Kata ini, seperti yang sungguh-sungguh nyata, adalah kata yang kita kenal
sebagai angel atau malaikat. Itu adalah sebuah kata yang umum dalam Perjanjian
Baru, dan pemakaiannya digunakan secara bervariasi dan untuk kepentingan yang
besar.
a) Itu digunakan untuk malaikat-malaikat Allah, mahluk-mahluk surgawi yang
mulia.1
b) Itu digunakan untuk para malaikat yang telah jatuh, mahluk-mahluk
surgawi yang mengikuti Setan dalam pemberontakannya, dan yang masih
menentang Kerajaan dan Kehendak Allah.2
c) Itu digunakan untuk orang-orang, seperti Yohanes Pembaptis,3 utusan-
utusan Yohanes kepada Tuhan Yesus,4 mereka yang Yesus utus sebelum
Dia dalam perjalanan mereka ke Yerusalem,5 para pengintai yang
disembunyikan oleh Rahab,6 dan para pendeta jemaat.7 Yang terahir ini
dipertanyakan oleh beberapa orang, namun si penulis memberikan
pendapatnya.
d) Itu digunakan untuk roh-roh manusia.8
e) Itu digunakan untuk Tuhan Yesus.9

1
Matius 1:20; 4:11; Lukas 2:9-15; Ibrani 1:4-7,13,14.
2
Matius 25:41; 1 Kor. 6:3; 2 Pet.2:4; Yudas 6.
3
Matius 11:10.
4
Lukas 7:24.
5
Lukas 9:52.
6
Yakobus 2:25.
7
Wahyu 1:20.
8
Kisah 12:15.
9
Wahyu 8:3-5.
f) Itu digunakan untuk “duri dalam daging” Paulus, yang ia namakan “utusan
Setan.”10

2. Arti Kata Utusan.


Seorang utusan adalah seorang yang membawakan pekabaran. Pekabaran
tersebut mungkin mengenai sukacita maupun dukacita. Sifat dari pekabaran itu tidak
mempengaruhi keadaan. Sebagai seorang utusan, ia harus menyampaikan pekabaran
tersebut, baik ataupun buruk.
Namun orang Yunani sama dengan orang lain dalam menggunakan kata
tersebut untuk kata kabar baik, dan mereka memperkenalkan awalan kata eu untuk
membedakan membawakan kabar baik dari tugas-tugas yang kurang menyenangkan
bagi seorang utusan. Dengan demikian euaggelidzo artinya “membawakan suatu kabar
baik,” “menceritakan kabar baik.” Dengan mengubah dari u dalam eu menjadi a v,
sebagaimana dalam bahasa Latin Evangelium, kita mendapati kata evangelize
(menginjil), tindakan menceritakan kabar baik; evanggelist (penginjil), seorang yang
membawakan kabar baik; evangelism (penginjilan), seluruh proses dalam mengabarkan
kabar baik, dan sebagainya.
Secara sangat sederhana, kemudian, pembahasan kita di luar asal-usul kata
tersebut memberitahu kita bahwa evangelisasi ialah menceritakan kabar baik. Sejauh
kata itu sendiri berdiri, itu bisa jadi suatu jenis kabar baik. Dalam arti yang utama ini,
menceritakan seorang murid yang telah mencapai nilai A, atau menceritakan seorang
suami muda yang gugup bahwa istrinya telah melahirkan seorang anak laki-laki dengan
selamat adalah evangelisasi.
Namun, kata kita, telah tiba kepada sebuah makna yang lebih khusus. Kita
berpikir mengenai evangelisasi dalam istilah suatu bidang khusus mengenai kabar baik,
yang kita namakan Injil.

B. DEFINISI INJIL.
Dalam pelajaran berikutnya kita akan mempelajari isi Injil. Untuk saat ini,
pikirkanlah mengenai arti yang indah dari kata itu sendiri. Kata itu berasal dari bahasa
Anglo-Saxon godspell, yang berarti God’s spell (kisah), atau good spell. Injil adalah
kabar baik mengenai Allah bagi manusia yang berdosa. Dengan demikian evangelisasi,
sebagaimana kita memahaminya, adalah menceritakan kabar baik Allah, atau Injil.
Kita masih harus lebih dekat dalam definisi mengenai pelajaran kita ini. Injil
ialah suatu tema yang sangat luas, dan meliputi segala sesuatu yang Allah lakukan bagi
manusia dalam seluruh skema penebusan. Kisah mengenai bagaimana Allah
menyelamatkan orang-orang berdosa dan membawa mereka ke dalam hubungan yang
sejati dengan Diri-Nya adalah Injil. Metoda Allah dalam menyempurnakan orang-
orang saleh dan pada ahirnya menghadirkan mereka “dengan tak bernoda dan penuh
kegembiraan di hadapan kemuliaan-Nya”11 adalah Injil. Pekabaran mengenai
10
2 Korintus 12:7.
11
Yudas 24.
pengharapan yang membahagiakan adalah Injil. Bagaimana Allah mengubah tingkah
laku kita, pekerjaan, dan pencobaan kepada “mengerjakan bagi kami kemuliaan kekal
yang melebihi segala-galanya”12 adalah Injil.

C. DEFINISI KHUSUS EVANGELISASI.


Sejauh ini sesuai dengan definisi kita, menceritakan sebagian dari semua kabar
baik ini akan merupakan evangelisasi. Namun, kita hidup dalam zaman spesialisasi,
dan kita biasanya membatasi penggunaan kita akan kata evangelisasi kepada suatu
tindakan menceritakan bagian Injil itu yang memiliki referensi khusus kepada mereka
yang belum diselamatkan. Kita beranjak lebih jauh. Evangelisasi bukanlah sejenis
pengucapan. Seseorang mungkin bisa menghafalkan Injil dalam keadaan yang tidak
percaya, dalam penghujatan, atau sebagai sebuah pembagian akademis, dan, sementara
Allah mungkin bahkan menggunakan hal itu untuk membangunkan dan menerangi
jiwa yang tidak berdaya, kita hampir tidak dapat menyebutnya evangelisasi. Di sinilah
saya senang untuk meminjam sebuah frase yang berasal dari Katolik Roma. Dalam
gereja Roma anugrah dikaruniakan melalui sakramen-sakramen, namun agar rahmat
dianugrahkan, imam harus mengatur sakramen “dengan suatu tujuan.” Frase dengan
suatu tujuan ini sejalan dengan sistem Roma yang banyak jumlahnya. Kita dapat
menggunakannya di sini. Itu adalah satu-satunya evangelisasi sejati yang menampilkan
kabar baik Allah “dengan suatu tujuan.” Untuk menyatakannya secara khusus,
evangelisasi ialah menceeritakan Injil kepada orang berdosa dengan maksud membawa
mereka kepada suatu pengetahuan akan Kristus yang menyelamatkan.
Evangelisasi bukanlah pekerjaan seseorang. Itu adalah satu-satunya pekerjaan
mereka dimana mereka sendiri yang pertama-tama diinjili, dan yang oleh kasih karunia
Allah, telah digabungkan ke dalam kumpulan orang-orang yang telah ditebus. Mereka
ini adalah satu kumpulan, satu tubuh, yaitu jemaat. Evangelisasi adalah pekerjaan
jemaat. Ketika evangelisasi dibawakan dalam cara yang benar-benar terpisah dari
Tubuh itu, hal itu cenderung menurunkan keadaan menjadi suatu pemisahan yang
sifatnya tidak sehat. Adalah sebagai anggota-anggota dari Tubuh itu sehingga kita
menerima kehidupan dari Kepala, dan adalah sebagai anggota-anggota dari Tubuh itu
sehingga kita melayani Kepala.
Dengan demikian kita telah tiba kepada definisi ahir kita. Evangelisasi ialah
aktifitas jemaat dalam menceritakan Injil kepada orang-orang berdosa dengan tujuan
membawa mereka kepada suatu pengetahuan akan Kristus yang menyelamatkan.

12
2 Korintus 4:17.
PERTANYAAN DAN LATIHAN

1. Apakah asal-usul kata evangelisasi itu?


2. Dalam arti apakah kata aggelos digunakan dalam Perjanjian Baru? Berikan
beberapa contoh!
3. Berikan pengertian yang paling sederhana dari kata evangelisasi, yang berasal dari
asal-usul katanya.
4. Darimanakah asal kata Injil?
5. Berikan sebuah definisi lengkap mengenai evangelisasi.
PELAJARAN 2

Pekabaran Penginjilan

Kabar baik ialah baik dalam ukuran sebagaimana hal itu menjawab suatu
keadaan yang buruk. Seandainya saya seorang jutawan, dan diberitahukan bahwa
sebuah warisan seharga seribu dolar diwariskan kepada saya, barangkali saya hanya
tersenyum saja. Namun seandainya itu terjadi enam bulan yang lalu ketika saya punya
hutang untuk membayar sewaan, tidak punya sumber-sumber yang bisa ditarik, dan
baru saja menerima surat pengusiran, maka kabar yang sama akan benar-benar menjadi
kabar yang istimewa bagi saya.
Injil adalah kabar baik, karena itu menjawab suatu situasi yang buruk sekalipun,
dan kita tidak bisa memahami atau menghargai Injil terpisah dari latar belakang dari
kebutuhan yang diperlukannya. Kita harus melihat, pada situasi manusia yang
membutuhkan campur tangan Allah yang menyelamatkan, dan ke dalam mana kita
harus menyisipkan kabar baik.

A. KEBUTUHAN MANUSIA AKAN KESELAMATAN.

1. Perasaan Bersalah Manusia.


“Karena semua orang telah berbuat dosa, dan telah kehilangan kemuliaan
Allah.” “Tidak ada yang berbuat baik, seorangpun tidak.”2 “Sesungguhnya, di bumi
1

tidak ada orang yang saleh; yang berbuat baik dan tak pernah berbuat dosa.”3
Perbuatan salah dalam diri manusia melibatkan perasaan bersalah, sebab
manusia adalah seorang agen moral. Dosa bukan hanya sekadar kesalahan. Itu
bukanlah suatu kebutuhan moral. Itu adalah kesalahan karena melanggar hukum Allah,
dan merupakan noda yang mengakibatkan perasaan bersalah setiap manusia atas semua
dosa-dosanya.

2. Kemerosotan Manusia.
Kita tidak dapat mempelajari hal ini sementara kita akan berada dalam buku
teks teologi, namun beberapa ayat dalam Alkitab akan memberikan penjelasan bahwa
kita adalah orang-orang berdosa, bukan hanya dalam arti telah berdosa, namun juga
dalam pengertian sebagai mahluk ciptaan yang berdosa, yang memiliki suatu sifat yang
cenderung untuk melakukan kejahatan.
Mengenai generasi yang hidup sesaat sebelum peristiwa air bah, kita membaca,
“Ketika dilihat Tuhan, bahwa kejahatan manusia besar di bumi dan bahwa

1
Roma 3:23.
2
Mazmur 14:3.
3
Pengkhotbah 7:20.
kecenderungan hatinya selalu membuahkan kejahatan semata-mata.”4 Tuhan kita
sendiri telah menggambarkan keadaan hati manusia: “Sebab dari dalam, dari hati
orang, timbul segala pikiran jahat, percabulan, pencurian, pembunuhan, perzinahan,
keserakahan,, kejahatan, kelicikan, hawa nafsu, iri hati, hujat, kesombongan,
kebebalan.”5 Itu bukanlah suatu gambaran yang baik. Pasal pertama buku Roma
berisikan suatu gambaran yang demikian mengenai keadaan manusia yang telah
terpisah dari Allah sehingga hal itu cukup untuk membuat kita gemetar.6 Pernah saya
mendengar seorang misionaris mengatakan bagaimana ia telah membaca bagian
Alkitab ini kepada sebuah kelompok di China. Seorang China berdiri dan berkata:
“Anda tidak sedang membacakan hal itu dari kitab suci anda. Seseorang telah
mengatakannya kepada anda segala sesuatu tentang keadaan kami di desa ini, dan anda
telah datang ke sini untuk mempermalukan kami dengan cara mengumumkan semua
dosa kami.” Cermin Firman sangat baik dipelihara pada saat itu!
Kemerosotan manusia ini tidak berarti bahwa setiap orang sejahat yang dapat
dia lakukan, atau bahwa setiap orang telah melakukan semua kejahatannya dalam
katalog. Itu benar-benar berarti bahwa setiap manusia memiliki sifat dosa ini di dalam
dirinya, dan bahwa setiap orang membawakan benih-benih dosa dalam segala cara di
dalam hatinya yang sudah dibengkokkan oleh dosa. Tentu, beberapa diantaranya
dikendalikan oleh budaya masyarakat, oleh latihan keagamaan, oleh prinsip-prinsip
etika, oleh pengaruh-pengaruh yang ramah dari satu jenis atau jenis yang lain dari
tindakan-tindakan aksar, namun tidak ada orang yang dapat mengatakan bahwa ada
tindakan dosa yang tidak dapat dilakukan.

3. Permusuhan Manusia.
Sebagai suatu hasil dari dua kondisi yang terdahulu, manusia bermusuhan
dengan Allah.
Permusuhan ini mengandung dua sisi. Itu muncul dari sikap orang berdosa
kepada Allah, dan sikap Allah kepada orang berdosa.

a). Paulus membicarakan keadaan kita yang tidak berubah sebagai “ketika
masih seteru,”7 dan menggambarkan keadaan kita sebagai “juga kamu yang dahulu
hidup jauh dari Allah dan yang memusuhi-Nya dalam hati dan pikiran seperti yang
nyata dari perbuatanmu yang jahat”8 Yakobus membicarakan mengenai dunia sebagai
seteru atau musuh Allah, sehingga “barangsiapa hendak menjadi sahabat dunia ini, ia
menjadikannya musuh Allah.”9 dan hal itu tentu mencakup semua orang yang tidak
selamat.

4
Kejadian 6:5.
5
Markus 7:21,22.
6
Roma 1:21-32.
7
Roma 5:10.
8
Kolose 1:21.
9
Yakobus 4:4.
Adalah benar bahwa manusia yang berasal dari dunia ini sering menunjukkan
suatu penghormatan tertentu bagi Allah. Mereka adalah orang-orang yang bernoral,
yang tidak akan menghujat Allah. Bahkan mereka akan menyebut Allah di hadapan
publik dan memohon kepada-Nya dalam cara-cara yang benar yang telah mereka
tunjukkan. Namun hal itu adalah penghormatan dari jauh. Biarlah Allah menarik dekat,
dan mereka akan menjadi tidak dihibur. Biarlah Dia menaruh jari-Nya di atas urusan-
urusan mereka, dan kemarahan serta pemberontakan mereka akan muncul dengan
segera. Selama Allah “tinggal di hadirat-Nya” mereka akan tunduk mengakui
kebesaran-Nya, namun biarkan Dia tidak menyentuh kebebasan pribadi mereka!
b). Sisi lain dari keterpisahan ini ialah sikap Allah kepada orang berdosa,
sepanjang ia tinggal di dalam dosanya. Bagaimanapun manusia bisa beralasan, kita
tidak bisa meluputkan diri dari realitas yang mengerikan dari murka Allah dalam
Alkitab. Adalah mustahil bagi Allah yang Kudus yang tidak terbatas itu merasa puas
dengan kehadiran dosa. Dia harus mengungkapkan kebencian-Nya terhadap dosa.
Manusia dalam keberdosaannya tidak dapat berdiri di hadapan Allah. Ia terhalang dari
hadapan-Nya. Ia berada di bawah murka-Nya.
James Denny10 telah memberikan tiga ungkapan murka Allah sebagaimana
diberikan dalam Perjanjian Baru.

1. Tiga kali dalam pasal pertama buku Roma frase itu muncul, “Allah menyerahkan
mereka,.”11 Hal ini merujuk keapda suatu hukum rohani, yaitu ketika manusia
dengan bebasnya memilih untuk melakukan kejahatan, tindakan kejahatan itu
diijinkan sampai tiba kepada puncak kejahatannya. Operasi dari hukum ini adalah
merupakan tindakan Allah, suatu ungkapan dari murka-Nya. Manusia yang
diserahkan kepada kecemaran, kepada hawa nafsu yang merendahkan, kepada
pikiran yang jahat sedang menderita buah alami dari jalan-jalan mereka sendiri, dan
juga mengalami murka Allah.
2. Dalam ayat terahir pada pasal yang sama, rasul itu mengatakan keapda kita bahwa
mereka yang melakukan praktik-praktik yang demikian sebagaimana yang ia telah
daftarkan pada ayat-ayat sebelumnya tahu betul bahwa mereka itu bersalah,
sehingga penghakiman Allah terhadap mereka adalah kematian atau maut. Ini
adalah saksi dari hati nurani kepada murka Allah. Dengan demikian orang-orang
berdosa memikul di dalam diri mereka pengertian akan penghakiman ini. Mereka
secara sadar sedang hidup di bawah murka Allah. Mereka boleh menahannya, dan
berusaha menekannya oleh menyangkal Allah atau lebih jauh menjerumuskan diri
mereka ke dalam kejahatan, namun penghakiman itu masih melekat di sana.
3. Ahirnya ada “murka yang akan datang,” hari penghakiman, ketika manusia akan
dibawa kepada peristiwa ahir, dan murka Allah akan menimbulkan hukuman

10
James Denny, The Christian Doctrine of Reconciliation (London: Hoder and Stoughton),
hal.144.
11
Roma 1:24,26,28.
“kehancuran kekal dari hadirat Tuhan”12 bagi semua orang yang telah terus-
menerus melakukan dosa.

4. Penghakiman Manusia.
Hal ini telah disinggung dalam poin yang ketiga penjelasan Denny mengenai
murka Allah. Terkadang dilupakan bahwa kita adalah suatu umat yang dihakimi. Adam
pada mulanya berada dalam masa percobaan, sampai ia berdosa. Kita bukan berada
dalam masa percobaan. “Sebab itu, sama seperti dosa telah masuk ke dalam dunia oleh
satu orang, dan oleh dosa itu juga maut, demikianlah maut itu telah menjalar kepada
semua orang, karena semua orang telah berbuat dosa.”13 Kita adalah umat berdosa,
yang sudah terhukum. Penghakiman zaman ahir bukanlah untuk menentukan dimana
kita akan mengalami masa kekekalan (di atas dasar keseimbangan antara perbuatan-
perbuatan baik kita dan perbuatan-perbuatan buruk kita). Penghakiman tersebut adalah
untuk peragaan kebenaran Allah secara universal, dan untuk melaksanakan hukuman
yang sudah diputuskan. Orang-orang benar, yang telah ditebus melalui iman di dalam
Yesus, tidak akan tiba kepada penghukuman,14 karena keputusan besar telah dibuat di
Kalvari.

5. Ketidakberdayaan Manusia.
Manusia bukan hanya berada dalam keadaan merasa bersalah, melainkan ia
tidak dapat berbuat apa-apa untuk menanggalkan perasaan bersalahnya. Ia bukan hanya
memiliki keadaan yang merosot, melainkan ia tidak bisa melakukan apa-apa untuk
memulihkan tabiatnya yang sudah jatuh. Ia bukan hanya berada dalam keadaan
bermusuhan dengan Allah, tetapi ia tidak sanggup berbuat apa-apa untuk mengadakan
pendamaian. IA bukan hanya berada dalam keadaan dihakimi, namun ia juga tidak bisa
berbuat apa-apa untuk mengelak dari penghakiman. Jika keadaan manusia yang
mengecawakan itu pernah diringankan, itu harus melalui suatu tindakan Allah yang
penuh rahmat dan yang berdaulat .15

B. PERSEDIAAN ALLAH BAGI KEPERLUAN MANUSIA.


Sekarang pekabaran evangelisasi ialah bahwa Allah telah bertindak untuk
mengubah kondisi yang menakutkan ini, bahwa Dia telah menyediakan, dan sekarang
sedang menyediakan, suatu keselamatan yang penuh dan agung serta cuma-cuma.
1. Sumber dari keselamatan ini ialah kasih Allah.16 Bagi beberapa orang kasih Allah
dan murka Allah nampaknya dapat dipertukarkan, namun hal ini bukanlah
demikian adanya ketika kita mengetahui sifat yang sebenarnya dari keduanya.
Kasih Allah bukanlah sentimentalisme halus, demikian pula murka Allah bukanlah

12
2 Tesalonika 1:9.
13
Roma 5:12.
14
Yohanes 5:24.
15
Roma 5:6,16.
16
Yohanes 3:16; Roma 5:8.
kemarahan yang sifatnya mendendam. Murka Allah bisa diartikan sebagai reaksi
kesucian yang perlu bagi semua kejahatan moral, yang dimunculkan dalam
penghakiman orang benar. Kasih-Nya menggerakkan Dia untuk berurusan dengan
masalah dosa dalam cara yang demikian sehingga dengan benar Dia dapat
mengampuni orang berdosa. Baik kasih maupun murka-Nya adalah suci, murni,
mulia, dan kuat. Hal itu menyala dengan intensitas yang sama, dan sungguh-
sungguh merupakan bagian dari satu dengan yang lainnya. Hal itu tidak dapat
muncul tanpa keterkaitan satu dengan yang lainnya. Hal itu merupakan dua
ekspresi dari keinginan suci yang sama.
2. Pengantara dari keselamatan ini ialah Anak Allah, Tuhan kita Yesus Kristus.17
Dialah yang telah menjadi manusia melalui inkarnasi, dan sebagai Allah-Manusia,
mengerjakan bagi Allah dan manusia dalam pengorbanan diri-Nya sendiri, dengan
demikian memiliki penebusan kekal.18 Dialah yang muncl di hadapan wajag Allah
bagi kita, melalui siapa kita sendiri ditarik dekat kepada Allah. Allah adalah
Juruselamat kita, namun semua berkat keselamatan itu dianugrahkan “melalui
Yesus Kristus Juruselamat kita.”19 Tidak ada jalan lain.
3. Isi dari keselamatan ini ialah berlipat ganda. Di dalamnya ada suatu jawaban yang
cukup bagi seluruh keadaan manusia yang hilang.

a. Untuk Mengatasi Perasaan Bersalah Kita Tersedia Pengampunan,20


Penyucian,21 dan Pembenaran.22
Pengampunan mengamankan pemulihan kita kepada tempat belas kasihan;
penyucian membersihkan kekotoran; dan pembenaran memberikan kita suatu sikap
positif dalam kebenaran di hadapan Dia. Jadi perasaan bersalah kita secara menyeluruh
telah diperjuangkan.

b. Untuk Mengatasi Kemerosotan Kita Tersedia Pertobatan.23


Pertobatan artinya suatu kelahiran baru, dari atas, dari Allah, menjadikan
ciptaan baru, para pemilik dari suatu tabiat baru “yang telah diciptakan menurut
kehendak Allah di dalam kebenaran dan kekudusan yang sesungguhnya.”24 Sementara
hal ini bukan mengambil sifat lama kita, hal itu membangun sebuah tindakan
pencegahan yang efektif terhadap hal itu. Kemudian, karena pertobatan disertai dengan
tinggalnya Roh Kudus, kita memiliki kuasa Allah yang luar biasa untuk menyerahkan
sifat lama kita yang sulit diatasi dengan sifat baru yang berdaya guna. Dengan

17
1 Timotius 2:5; Ibrani 12:24; Yohanes 14:6; Kisah 4:12.
18
Ibrani 9:12.
19
Titus 3:5,6.
20
Efesus 4:32; Kolose 2:3; 1 Yohanes 2:12; Kisah 5:31; 13:38; 26:18.
21
Yesaya 1:18; 1 Yohanes 1:7; Wahyu 7:4.
22
Kisah 13:39; Roma 3:24; 8:30; Titus 3:7.
23
Yohanes 3:6,7; 1 Petrus 1:22,23; 2 Korintus 5:17; Yohanes 1:12.,13.
24
Efesus 4:24.
demikian alasan kita, emosi kita, dan kehendak kita semuanya diserahkan dari
perbudakan sifat yang merosot, dan dibebaskan untuk melayani Allah.

c. Untuk Mengatasi Permusuhan Kita Tersedia Pendamaian.25


Melalui salib Kristus, Allah ditempatkan dalam suatu situasi baru dengan
perhatian kepada orang berdosa. Sekarang Dia bebas menerima orang berdosa, bukan
dalam dosanya, tetapi lepas daripadanya. Orang berdosa yang mau memperhatikan
panggilan, “berilah dirimu diperdamaikan dengan Allah,”26 menanggalkan pedang
pemberontakannya dan berbaik dalam pertobatan kepada Juruselamat, akan
menemukan tangan Allah terbuka untuk menerima dia ke dalam kesempatan yang
penuh menjadi anak Allah.

d. Untuk Mengatasi Penghukuman Kita Tersedia Karunia Hidup Kekal.27


Karena hukuman adalah maut, kehidupan kekal ialah sebaliknya. Karena
sekarang berada “di dalam Kristus,” orang percaya “tidak turut dihukum, sebab
ia sudah pindah dari dalam maut ke dalam hidup.”28

4. Metode Keselamatan Ilahi Rangkaptiga:


a. Melalui Anugerah.29
Hal ini menjadikannya suatu tindakan Allah yang berdaulat, demikian pula
terpisah dari jasa atau usaha manusia.
b. Melalui Darah.30
Hal ini menunjukkan pengorbanan Kristus, Hidup-Nya yang telah dikaruniakan
sebagai suatu penebusan bagi dosa. Anugrah tanpa darah akan berarti meruntuhkan
semua nilai moral.
c. Melalui Iman.31
Iman bukanlah suatu tindakan erjasa yang membuat orang berdosa layak untuk
menerima keselamatan, melainkan itu adalah suatu penerimaan sederhana akan
penebusan yang telah disediakan. Itu melibatkan pertobatan, sebab sifat dari
keselamatan ialah bahwa orang berdosa yang tidak bertobat tidak dapat menerimanya.

25
Kolose 1:19-22; Efesus 2:13-18; Roma 5:10,11.
26
2 Korintus 5:20.
27
Yohanes 3:14-16; 10:27,28; 1 Yohanes 5:11,12.
28
Yohanes 5:24.
29
Efesus 2:8,9; Titus 2:11; 3:4-7; Roma 3:24.
30
Roma 5:9; Wahyu 1:5,6; 1 Petrus 1:18,19.
31
Roma 5:1; Yohanes 20:31; kisah 20:21.
PERTANYAAN DAN LATIHAN

1. Daftarkan lima aspek panggilan keadaan manusia terhadap cmpur tangan Allah
dalam keselamatan!
2. Nyatakan dengan jelas arti kemerosotan umat manusia!
3. Apakah dua aspek permusuhan antara manusia dan Allah?
4. Apakah tiga ungkapan dari murka Allah yang dinyatakan dalam Perjanjian Baru?
Berikan referensinya!
5. Apakah keadaan khusus manusia yang dipenuhi melalui (a) pengampunan? (b)
pertobtan? (c) pendamaian? (d) hidup kekal?
6. Dalam tiga frase singkat gambarkan metode keselamatan Allah!
PELAJARAN 3

Kritisisme dan Sifat Penginjilan

Banyak yang telah meletakkan tuduhan terhadap penginjilan. Kita tidak merasa
heran bahwa para musuh Injil akan mencari setiap kelemahan yang dapat ditemukan
dalam praktik penginjilan dan mengubahnya menjadi tuduhan yang dibesar-besarkan
terhadap penginjilan itu sendiri. Namun banyak para sahabat Injil telah berada di antara
para pengkritik penginjilan, dimana faktanya menjadikannya lebih bersifat perintah
sehingga kita mengambil persediaan diri kita sendiri dan melihat bahwa kita mungkin
telah memberikan sekadar alasan bagi kritikan.

A. KURANGNYA NILAI-NILAI ETIKA.

Satu tuduhan yang dilontarkan terhadap penginjilan mengakibatkan kurangnya


nilai-nilai etika. Terus terang saja, hal itu tidak membuahkan sifat yang sejati di dalam
diri mereka yang dimenangkan kepada Kristus melalui agen-agennya. Lin Cartwright
telah menyatakan, dengan terus terang: “Kegagalan gereja ini yang membuahkan sifat
orang Kristen di dalam kehidupan mereka yang telah dijangkau melalui penginjilan
telah menyebabkan kerusakan moral seluruh lingkungan Kristen.”1 Jika hal ini benar
demikian adanya, kita menghadapi suatu dakwaan yang serius. Akan tetapi benarkah
demikian?

1. Emosionalisme.
Memang benar hal itu terjadi demikian terhadap beberapa penginjilan, kita
harus mengakuinya. Ada penginjilan mengenai suatu jenis emosional yang populer dan
menggebu-nggebu yang hampir menghipnotis orang ke dalam “keputusan,” namun
tidak memberikan mereka dasar iman yang kuat, mengakibatkan mereka tertegun
dalam ketidakmenentuan, dan ahirnya kembali menjadi “normal” dimana bagi mereka
itu artinya kehidupan lama. Perubahan satu-satunya yang dihasilkan dalam diri mereka
ialah suatu keputusan bukan untuk “ditangkap” lagi. Kasus mereka selanjutnya lebih
buruk daripasa sebelumnya.
2. Pertunjukan.
Ada juga suatu kecenderungan moderen untuk menjadikan penginjilan sebagai
suatu hal pertunjukan. Orang berdosa dipikat kepada pertemuan evangelisasi selama
“waktu yang panjang” yaitu waktu yang dijanjikan, dan alat-alat hiburan yang bersifat
duniawi dengan terang-terangan diperkenalkan. Panggilan untuk membuat keputusan
dengan berat menekan getaran hati kehidupan orang Kristen. Orang-orang muda yang
berjiwa moderen diajarkan untuk bersaksi bahwa mereka begitu gembira, sehingga
1
Lin D. Cartwright, Evangelism fo Today (St. Louis: The Bethany Press, 1934), hal. 13.
Digunakan atas ijin.
menjadi seorang Kristen adalah seorang yang memiliki jiwa yang besar. Dengan
demikian, dalam suatu lingkungan yang berbau pertunjukan, dan dengan suatu
gambaran kehidupan orang Kristen bersisi satu yang ditampilkan, ada suatu tanggapan
yang besar. Pertanyaan dosa telah dengan cerdik disembunyikan, dengan begitu alami
orang muda yang bertobat tidak terlalu banyak memperhatikan keterlibatan etika
sebagai seorang Kristen.
3. Paham Kepercayaan.
Lagi-lagi, terlalu sering suatu pandangan mengenai “kepercayaan” yang
direkayasa telah diijinkan lewat terhadap iman yang menyelamatkan. Banyak yang
bersedia untuk berketetapan bahwa mereka percaya kepada Yesus Kristus ketika semua
yang mereka maskudkan ialah bahwa mereka bukanlah pengikut agama Hindu, atau
pengikut Nabi Muhammad, atau pengikut agama Yahudi. Mereka memberikan
persetujuan mental kepada ajaran Kristen. Mereka memiliki suatu kepercayaan historis,
namun bukan kepercayan pribadi, bukan penyerahan diri pribadi. Kepercayaan mereka
tidak disertai dengan pertobatan, tidak ada pengakuan Yesus sebagai Tuhan. Namun di
atas kekuatan ayat berikut ini: “Percayalah kepada Tuhan Yesus Kristus dan engkau
akan selamat,”2 mereka didorong untuk mempercayai bahwa mereka telah
diselamatkan, dan oleh kebaikan dari kesanggupan mereka untuk mengutip ayat
tersebut diterima ke dalam gereja. Itu adalah kesesatan dari “paham kepercayaan,” dan
penginjilan yang mengoperasikan di atas dasar itu tentunya tidak akan berbuah dalam
bidang karakter orang Kristen. Penginjilan yang demikian boleh berjalan di bawah
panji-panji “Injil yang sederhana,” namun para pelaku utamanya harus diingatkan
bahwa tidak ada “umat percaya” yang lebih kuat daripada para iblis,3 walaupun
kepercayaan mereka tidak dapat disebut iman yang menyelamatkan.
Semua hal ini, bagaimanapun juga, adalah penginjilan yang palsu, dan
penginjilan yang sejati tidak harus diadakan bertanggungjawab atas kepalsuan-
kepalsuannya, lebih daripada mata uang yang sejati yang dapat dipersalahkan atas mata
uang dolar yang palsu.
4. Pekerjaan Tindak-Lanjut yang Tidak Memadai.
Ada banyak penginjilan sejati yang tidak dibawakan kepada hasil yang penuh
karena cacat dalam pengorganisasian, atau karena ketidaksanggupan pada bagian
gereja-gereja untuk menindak-lanjuti pekerjaan penginjilan dengan petunjuk dan
pertolongan yang tepat.
Tn. Norman Baker, dari London, melaporkan mengenai kegiatan Billy Graham
pada sebuah perkumpulan 2400 pengerja menjelang bagian ahir perjuangannya yang
besar tahun 1954, mengutip perkataan penginjil kesohor itu demikian: “Mengenai
mereka yang ditolong di Harringay adalah mungkin bahwa 10.000 benar-benar tidak
akan ditindak-lanjuti karena kekurangan para penasihat dan juga pertolongan langsung
lainnya.”4 Tidak diragukan lagi bahwa komite itu melakukan suatu jenis pekerjaan

2
Kisah 26:31.
3
Yakobus 2:19.
4
Sunday School Times (Philadelphia), 10 Juli, 1954, hal. 574.
yang luar biasa dalam mengorganisir para pekerja perorangan, namun perjuangannya
benar-benar terlalu besar bagi sumberdaya mereka, dan hasilnya di luar perhitungan
mereka. Hal itu barangkali, juga, bahwa keadaan rohani gereja-gereja di London
mempunyai sesuatu yang ada kaitannya dengan persediaan yang tidak cukup para
penasihat yang terampil. Billy Sunday pada zamannya dikecam dengan keras karena
meninggalkan di belakangnya para petobat yang jatuh di samping jalan, gagal
menyatakan perubahan sikap. Dia akan menjawab, “Letakkan seorang bayi yang baru
lahir dalam sebuah kotak es dan lihatlah apa yang terjadi!” Sering kegagalan untuk
menghasilkan sifat orang Kristen tidak bercabang dari penginjilan, melainkan dari
kurangnya perhatian sesudahnya.

Permulaan abad kita menyaksikan peristiwa darurat mengenai apa yang


menjadi terkenal sebagai penginjilan “baru.” Hal itu mengusulkan untuk memperbaiki
defisit penginjilan ortodoks oleh meletakkan penekanan besar pada nilai-nilai etis,
pembangunan-tabiat, dan yang serupa dengan itu. Namun demikian, hal itu, memiliki
suatu kelemahan yang fatal. Malah hal itu diabaikan, atau ditinggalkan, atau
mengurangi pekerjaan penebusan Kristus, yang merupakan jantung Injil. Penginjilan
yang demikian mempunyai suatu panggilan kepada suatu budaya dan peradaban,
namun tanpa salib hal itu akan kehilangan apa yang dengan sendirinya dapat
menghasilkan tabiat orang Kristen. Penginjilan yang demikian tidak memiliki
pekabaran bagi Skid Row dan Bowery. Hal itu tidak memiliki jawaban yang cukup atas
seruan penjaga penjara Filipi, “Apa yang harus saya lakukan supaya selamat?”5 Sebuah
contoh yang terkenal mengenai penginjilan yang baru ialah Henry Drummond. Dia
sendiri adalah salah seorang pengikut Yesus yang paling murah hati yang membuka
bibirnya di Skotlandia, namun demikian dia menggambarkan suatu pergerekan yang
membuktikan ketidakcukupan yang lengkap. W.M Clow, tentunya bukan mengkritik,
menulis: “Beberapa tahun yang lalu Henry Dummond sendiri, sebuah nama yag
senantiasa dikenang, adalah seorang percaya yang berkonsentrasi penuh, telah
mengkhotbahkan Injil yang tidak berfokus pada salib. Karunia-karunianya yang brilian
dan kepribadiannya yang sangat menarik memberikan pekabarannya suatu pesona yang
berpotensi. Orang-orang muda berkumpul dalam pertemuan yang diadakannya.
Pergerakan itu sudah berlalu, dan sedikit lebih dari sebuah kenangan yang lembut.
Perjanjian Baru tidak mengetahui Injil kecuali penginjil yang dicaci maki itu.6
Catatan itu penuh dan menyakinkan. Penginjilan, penginjilan evangelikal,
penginjilan salib, perbuatan-perbuatan. Itu menghasilkan tabiat, itu mengupayakan
nilai-nilai etika, itu bukan berkompromi dengan dosa. “Engkau akan menamakan Dia
Yesus, karena Ialah yang akan menyelamatkan umat-Nya dari dosa mereka.”7

5
Kisah 16:30.
6
W.M. Clow, The Cross in christian Experience, hal. 8.
7
Matius 1:21.
B. KURANGNYA MUATAN SOSIAL.

Sementara beberapa orang menuduh evangelisasi kurang terhadap isi etika,


yang lain menuduhnya sebagai tidak memiliki muatan sosial. Anda begitu giat dalam
mencari jiwa-jiwa untuk diselamatkan, mereka berkata demikian keapda kami,
sehingga anda anda tidak mempunyai perhatian dalam kesejahteraan masyarakat. Jadi
penginjilan berdiri sebagai tiang-tiang ketika gagal untuk mempengaruhi masyarakat
sebagai suatu keseluruhan, atau untuk mejanah ketidakteraturan sosial yang mengikat.
Untuk mengatasi cacat ini dalam penginjilan tradisional, Injil sosial telah dikemukakan
pada abad kesembilanbelas, mendapatkan peredaran yang luas melalui tulisan-tulisan
Walter Rauschenbusch.
Sekarang kita akan mengakui dengan terus terang, atau menegaskan, bahwa
penginjilan itu bukanlah reformasi sosial, bukan pula itu bertujuan secara langsung
pada reformasi sosial. Itu cukup bersifat perorangan. Itu mengalamatkan sendiri kepada
perorangan, mengenai kehidupannya sendiri, tindakannya sendiri, keselamatannya
sendiri, hubungannya sendiri dengan Allah, nasib kekalnya sendiri.

C. REFORMASI SOSIAL DAN FIRMAN ALLAH.

1. Reformasi Sosial Di Dalam Injil.


Namun demikian apakah ada implikasi sosial dalam semuanya ini? Apakah
regenerasi sama sekali tidak mempengaruhi hubungan sosial seseorang? Jika
keselamatan tidak membuat seseorang menjadi suami yang lebih baik, seorang ayah
yang lebih baik, seorang pekerja yang lebih baik, seorang pegawai yang lebih baik,
seorang warga negara yang lebih baik, seorang tetangga yang lebih baik, itu bukanlah
keselamatan. Apakah artinya reformasi sosial jika hal itu bukanlah orang-orang yang
memperlakukan satu dengan yang lain dengan lebih baik? Maka biarlah penginjilan itu
melakukan tugasnya, dan anda akan memiliki orang-orang yang tersebar di seluruh
masyarakat yang sedang memperlakukan sahabat-sahabat mereka lebih baik, bukan
karena suatu legislasi baru atau suatu pola sosial yang baru, melainkan karena suatu roh
dan semangat yang baru ada dalam diri mereka. Orang-orang yang sama ini menjadi
suatu standar tindakan bagi mereka di sekitar lingkungan mereka. Hati nurani mereka
dalam suatu cara yang bijaksana menjadi hati nurani kelompok, dan kelompok tersebut
menjadi tidak puas dengan syarat-syarat yang lama, menangkap sekilas cara-cara yang
lebih baik, dan bergerak ke arah perbaikan. Bahkan mereka yang tidak menerima Injil
mengambil bagian dari keuntungan itu.
2. Reformasi Sosial Sesudah Pentakosta.
Gelombang penginjilan besar yang pertama dalam zaman Kekristenan kita
segera diikuti oleh suatu pergerakan sosial. Beribu-ribu yang berpaling kepada Kristus
pada Hari Pentakosta dan sesudahnya segera menjadi sadar akan tanggungjawab sosial
mereka. “Dan semua orang yang telah menjadi percayatetap bersatu, dan segala
kepunyaan mereka adalah kepunyaan bersama, dan selalu ada dari mereka yang
menjual harta miliknya, lalu membagi-bagikannya kepada seua orang sesuai dengan
keperluan masing-masing.”8 Tidak seorangpun yang mengatakan keapda mereka
mengenai hal ini. Pada waktu itu tidak ada badan sosial. Semuanya itu dengan
sempurna dilakukan secara sukarela dan spontanitas, dan sementara metode itu
membuktikan ketidakpuasan bagi adopsi permanen, prinsipnya telah dilembagakan
bagi segala zaman. Penginjilan, penekanannya bukan pada metode sosial itu sendiri,
melainkan itu benar-benar menghasilkan tindakan sosial dengan sendirinya.
3. Reformasi Sosial Sesudah Kebangkitan Pengikut Wesley.
Era reformasi sosial terbesar dalam seluruh sejarah bertumbuh dan berkembang,
salah satu pergerakan penginjilan terbesar dalam seluruh sejarah. Kebangkitan para
pengikut Wesley adalah suatu kebangunan evangelisasi. Kaum Wesley sebenarnya
adalah para penginjil. Namun mereka memperkenalkan implikasi-implikasi sosial dari
Injil, dan mendorong umat percaya di mana saja untuk melaksanakan kewajiban sosial
mereka. Kebangunan ini adalah merupakan mata air dari mana mengalir suatu sungai
reformasi yang luas, mempengaruhi baik Inggris maupun Amerika. Perbudakan,
mempekerjakan-anak, kondisi kerja yang tidak sehat, hukum kriminal yang tidak
manusiawi, dan banyak penyalahgunaan lainnya menjadi hal-hal yang pertama dalam
hati nurani orang-orang Kristen, kemudian hati nurani umum, dan juga tindakan
legislatif. Pengaruh dari evangelisasi kaum Wesley di atas semuanya ini telah
diperkenalkan tanpa adanya pertentangan oleh J. Wesley Bready dalam dua karyanya,
England Before and After Wesey,9 dan This Freedom Whence?10
4. Reformasi Sosial Diikuti Usaha-usaha Misionari.
Hampir tidak akan disangkal bahwa pergerakan-pergerakan misionari
evangelikal besar, sementara bukan sosial penekannya, telah menghasilkan tindakan
sosial. Penyalahgunaan usia-panjang, praktik-praktik sosial dari jenis yang paling
rendah, telah dibawa kepada suatu pemecahannya sebagai suatu hasil dari
pengumandangan Injil. Para misionaris kita secara sederhana belum berkata, “Jadilah
hangat dan berilah makan,” melainkan telah mendirikan panti asuhan, kelompok
penderita kusta, rumash sakit, sekolah, dan sebgainya. Namun evangelisasi mereka
telah menjadi jenis penginjilan perorangan dimana Petrus dan Filipus dan Paulus serta
Silas telah mempraktikkannya pada abad-abad pertama.
Tidak ada doktrin, tidak ada sistem yang telah menjadi begitu reformatif dalam
pengaruhnya seperti Injil Yesus Kristus, secara sederhana hal itu disebabkan karena
memiliki sifat kelahiran kembali. Itu membuat manusia-manusia baru, dan manusia
baru memnciptakan kondisi yang baru. Komunisme sedang mencoba mendirikan
kondisi baru tanpa mengubah manusianya, dan itu sedang menggunakan instrumen
kebencian, ketakutan, pembunuhan, dusta, tekanan, dan kekuatan. Hal yang demikian
akan mengalami kegagalan. Sebaliknya beberapa perubahan yang direkayasa,
merampok manusia dari kebebasan, dari hati nurani, dari hak-hak pribadi. Dengan kata

8
Kisah 2:44,45.
9
J. Wesley Bready, England Before and After Wesley (London: Hodder & Stoughton).
10
Bready, This Freedom Whence? (New York: American Tract Society). (Abridgment and a
revision of his England, etc.).
lain, Injil membuat manusia-manusia baru yang menyerap ke dalam aliran sosial unsur-
unsur kasih, belas kasihan, dan tanggungjawab pribadi. Proses reformasi sosial bisa
nampak lambat bagi jiwa-jiwa yang tidak sabar,namun kita hanya perlu melihat pada
kebebasan besar kita, kehormatan yang disesuaikan dengan kebutuhan kaum wanita,
perhatian yang dianugrahkan kepada anak-anak, persediaan yang dibuat untuk yang
berkekurangan, hak suara kita, dan membandingkan hal ini dengan negeri-negeri
dimana Injil belum dikenal atau telah ditolak karena humanisme materialistis, dan kita
akan melihat betapa jauhnya kita telah tiba. Kita tidak membutuhkan Injil yang lain,
bukan penginjilan yang baru, melainkan kuasa pertumbuhan yang sehat, penginjilan
yang dipenuhi-Roh, jelas, dan kita akan menyaksikan nilai-nilai sosial dan etisnya
dengan lebih melimpah lagi.

PERTANYAAN DAN LATIHAN

1. Apakah dua tuduhan yang dilontarkan terhadap penginjilan?


2. Apakah kecenderungan dalam penginjilan yang dapat mengurangi kualitas etika
pertobatan?
3. Apa yang W.M. Clow harus katakan mengenai penginjilan Henry Drummond?
4. Siapakah tokoh utama dalam penginjilan sosial?
5. Apakah pergerakan evangelistis memulaikan suatu arus reformasi sosial yang
mengubah wajah sejarah? Diskusikan!
PELAJARAN 4

Bentuk-bentuk Penginjilan

Penginjilan dijalankan dalam begitu banyak cara sehingga hal itu akan menjadi
hal mustahil untuk menghitung semuanya. Kita harus merasa puas dengan suatu
pertimbangan mengenai bentuk-bentuk yang representatif.
Bentuk-bentuk penginjilan dapat dibagi ke dalam dua kategori, yang berhubungan
dengan pribadi-pribadi dan metode-metode yang diupaayakan. Biasanya hal itu akan
saling melengkapi.

A. PRIBADI-PRIBADI DIJANGKAU.

1. Penginjilan Massa.
Penekanannya di sini ialah pada berkumpul bersama sebanyak mungkin dalam
satu tempat untuk mendengarkan Injil. Penginjilan massa pernah mengalami masa jaya,
dan masa ketika mengalami kelesuan. Nama-nama seperti Wesley, Whitefield, Finney,
dan Moody terkenal dalam penginjilan massa sejarah moderen. Sesudah Billy Sunday,
bagaimanapun, bentuk penginjilan ini jatuh di atas hari-hari yang jahat. Hal itu
dinyatakan dengan cuma-cuma sehingga hari-hari penginjilan massa sudah berahir.
Para guru propetik menunjukkan alasan-alasan dispensasional bagi berlalunya
penginjilan itu, sementara yang lain menyebutnya sebagai roh zaman dan mengajukan
bentuk-bentuk yang lain dan membuat pendekatan untuk mencari penyelesaian
terhadap lingkungan yang berubah. Namun demikian, ada beberapa orang yang kuat
bertahan yang percaya bahwa kemunduran itu hanya bersifat sementara, dan bahwa hal
itu hanya memerlukan visi yang baru dan iman serta keberanian pada bagian umat
Allah untuk membawakan hal itu kembali dengan daya keberhasilan yang lebih besar
daripada yang pernah ada. Orang-orang yang bertahan kuat itu benar adanya dalam
pandangan mereka, dan kita telah menyaksikan suatu kebangkitan penginjilan massa
yang tidak dijadikan teladan dalam seluruh sejarah gereja.
2. Penginjilan Kelompok-Usia.
Di sini yang ditekankan ialah tentang penjangkauan mereka yang berada dalam
golongan usia tertentu. Teknik-teknik yang khusus dikembangkan untuk membawa
Injil kepada orang-orang muda, kepada usia-usia belasan tahun, atau kepada orang
muda pada umumnya. Bentuk penginjilan ini diperkenalkan melalui pergerakan-
pergerakan seperti Children’s Special Service Mission of Great Britain,1 (Misi

1
Penyebutan organisasi-organisasi di sini tidak dimaksudkan untuk menampilkan mereka
sebagai yang unggul daripada yang lain dalam ladang yang sama, melainkan secara sederhana sebagai
Pelayanan Khusus Anak-anak Britania Raya), The Canadian Sunday School Mission
(Misi Sekolah Minggu Kanada), Child Evangelism Fellowship (Persekutuan
Penginjilan Anak), Young Life Campaign (Kampanye Kehidupan Orang Muda), The
Rural Bible Crusade (Kampanye Alkitab Di Pedalaman), dan Youth for Christ (Orang
Muda Bagi Kristus). Hubungan saya yang pertama dengan penginjilan kelompok-usia
adalah yang pertama disebutkan di sini, pada umumnya dikenal sebagai C.S.S.M. Para
penginjil dari organisasi ini secara khusus aktif pada tempat wisata di pinggiran
pantaiInggris pada musim panas. Di sanalah mereka berbaur dengan orang-orang muda
yang memadati pantai-pantai, yang membentuk kontes-kontes pembangunan-pasir,
bergabung dalam kebahagiaan, menciptakan persahabatan, dan dan mengadakan
pelaayanan mereka yang membahagiakan tepat di atas pasir di pantai.
Saya baru saja mendapatkan satu kritikan mengenai penginjilan kelompok-usia.
Hal itu tidak cukup inklusif. Mengapa begitu banyak membatasi diri kepada kaum
muda? Ada juga kelompok-usia lain yang memerlukan Injil. Bagaimana dengan orang-
orang yang sudah lanjut usia? Mereka adalah orang-orang yang paling dilalaikan dari
semuanya. Beberapa nampaknya memperhatikan keadaan rohani mereka. Namun
mereka begitu sukar untuk dijangkau! Dan mereka tidak memiliki kehidupan pelayanan
untuk dipersembahkan kepada Tuhan! Siapa yang telah berkata bahwa kita harus
berkonsentrasi pada mereka yang mempunyai kehidupan menyeluruh untuk diberikan?
Berapa lama pencuri yang berada di atas kayu salib itu harus hidup dan melayani Sang
Guru? Namun Tuhan kita, di tengah-tengah penderitaan-Nya, memberian pengharapan
bagi pelaku kejahatan yang sedang sekarat itu, dan memberikan jaminan keselamatan
kepadanya. Dan apakah orang-orang yang sudah lanjut usianya begitu sulit untuk
dijangkau? Bagaimana jika mereka? Sehingga tidak memberikan alasan bagi kita.
Mereka tidak berada di luar jangkauan kita. Gypsy Smith dan dua saudaranya yang
baru ditobatkan menuntun ayah dan ibu mereka, berusia tujuh puluh tahun, kepada
Tuhan, dan seorang paman, berusia sembila puluh sembilan tahun!2 Saya secara pribadi
pernah mengalami kesempatan untuk melihat terang yang merekah pada wajah-wajah
mereka yang sudah berusia lanjut, salah satunya ialah seorang pria yang sudah berumur
delapan puluh empat tahun. Saya sebenarnya suka melihat “penginjilan usia-lanjut,”
dengan penekanan khusus pada kebaikan atau kebajikan.
3. Penginjilan Kelompok-Suku.
Di sini usahanya dipusatkan pada penjangkauan mereka dari suatu suku atau
kaum tertentu. Dalam misi-misi Yahudi lapangan ini adalah merupakan suatu aktifitas
yang tinggi yang dikhususkan, melibatkan suatu agama demikian juga suatu keadaan
ras. Kedua hal ini biasanya saling mengisi. Misalnya, pekerjaan di antara orang-orang
Kanada Perancis melibatkan suatu pertentangan dengan Romanisme; pekerjaan dengan
orang-orang Indian Amerika membawa persatuan melawan paham kekafiran suku
kuno; pekerjaan dengan orang-orang Cina menghadapi kendala Konfusianisme dan

teladan pekerjaan dengan mana penulis lebih akrab. Kami tidak melakukan pembuatan daftar yang
lengkap.
2
Gypsy Smith, Gypsy Smith , His Life and Work (London: Law), hal. 58.
Budisme. Seluruh kejeniusan penginjilan kelompok suku atau ras tersebut merupakan
suatu pemahaman tentang psikologi dan latar belakang agama, dan suatu pendekatan
simpatik.
4. Penginjilan Kelompok-Pekerjaan.
Di sni penekanannya ialah pada penjangkauan mereka yang terlibat dalam suatu
pekerjaan tertentu. Beberapa pekerjaan menampilkan suatu tantangan yang khas, atau
suatu kesulitan yang khas, atau suatu kesempatan yang khas. Hal tersebut menuntut
tindakan. Misalnya, para pria yang pergi keluar untuk menambang atau pergi ke hutan
Kanada tinggal dalam “pondok” yang disediakan oleh perusahaan gantinya di asrama-
asrama yang bersahaja, terpisah dari keluarga mereka dan dari penghiburan rumah
tangga selama periode yang ditentukan, misalnya selama musim penebangan kayu.
Mereka dihadapkan dengan banyak pencoban, dan memiliki malam-malam yang
panjang . Beberapa pria Kristen menangkap visi itu, dan Shantymen’s Christian
Association (Asosiasi Pria Kristen yang Tinggal Di Pondokan) dibentuk untuk
melayani para pria ini. Para misionaris dari asosiasi ini adalah para pria yang tegar
(beberapa wanita dierbantukan), dipersiapkan untuk tantangan yang berat dan
pengorbanan. Rumah kita di Sault Ste Marie, Kanada,dulu digunakan menjadi tempat
persinggahan bagi beberapa di antara mereka dalam dalam perjalanan mereka ke dan
dari ladang-ladang mereka, dan kita mengetahui segala sesuatu mengenai kehidupan
mereka yang memerlukan pertolongan. Akan tetapi para pekerja yang kasar itu jauh di
dalam semak belukar mengetahui bahwa ada seseorang yang peduli, dan banyak yang
telah dimenangkan bagi Tuhan.
Selama bertahun-tahun telah ada pekerjaan yang luar biasa yang dibawakan di
antara para polisi dan petugas rel kereta api di Inggris, di atas prinsip infiltrasi. Setiap
poisi Kristen atau petugas rel kereta api diharapkan menjadi suatu “agen,” dan
persediaan telah dibuat untuk persekutuan mereka dan kelompok bersaksi. Yang terahir
saya mengunjungi Ten Hall in Glasgow (salah satu dari misis terbesar di kota itu, saya
membagikan program dengan satu tim polisi Kristen dari Belfast, Irlandia Utara.
Mereka adalah sebuah kelompok yang antusias.
Pekerjaan di antara para pelayan bukanlah hal yang baru. Para kepala
kerohanian telah lama dikenal merupakan satu bagian dari angkatan bersenjata dari
berbagai negara, namun sebagai tambahan kepada persediaan resmi ini, asosiasi para
tentara dan para pelaut juga penerbang, pusat-pusat pelayanan dan rumah tangga telah
berkembang dalam banyak bagian di dunia.
The Inter-Varsity Christian Fellowship (Persekutuan Kristen Inter-Varsity)
harus dilibatkan di sini, karena hal itu dipandang, bukan karena begitu banyaknya
sebuah kelompok usia misalnya, melainkan karena sebuah kelompok-pekerjaan, para
pria dan wanita secara sementara menduduki sebagai para murid dalam institusi-
institusi pembelajaran yang lebih tinggi. Dalam hal ini ada suatu keseragaman tertentu
mengenai keterlibatan usia, dan fakta bahwa para pria dan wanita yang di dalamnya
merupakan penjangkauan dari kesaksian yang khusus ini selama suatu waktu yang
terbatas memberikan urgensi yang lebih besar dan konsentrasi kepada pekerjaan
Persekutuan.
The Inter-Varsity Fellowship lahir di Inggris, dan dijalankan di sana selama
beberapa waktu sebelum hal itu menyebar ke Kanada, dan kemudian ke Amerika
Serikat. Dalam tahun-tahun belakangan ini kelompok persekutuan tersebut telah
berkembang dengan pesat, sampai sekarang hal itu aktif dimana lebih dari tujuh ratus
kampus ada dalam negeri itu sendiri.3 Pekerjaan itu sekarang bertaraf internasional,
sedang dilaksanakan di banyak tempat di Eropa, Asia, Australia, Afrika Selatan, dan
Amerika Latin. Sementara tidak ada arahan dunia secara menyeluruh, berbagai
kelompok nasional memiliki suatu ikatan yang umum dalam International Fellowship
of Evanglical Students (IFES).
5. Penginjilan Kebutuhan-Khusus.
Dalam hal ini perhatian difokuskan kepada mereka yang berada dalam berbagai
jenis kesukaran. Misi penyelamatan adalah merupakan suatu teladan yang terkenal. Di
sini orang yang terlantar disambut, kebutuhan-kebutuhan fisik langsung mereka
diperhatikan, dan Injil ditampilkan oleh pria dan wanita yang mengerti dan
memahami. Itu adalah pekerjaan yang tidak mudah, dan sering merupakan pekerjaan
yang tidak mendapat penghargaan, namun upahnya besar dalam memperhatikan
“tembikar yang pecah” ini yang dibentuk kembali oleh perubahan dan kuasa Roh
Kudus yang menyucikan. Bala Keselamatan telah menampilkan pelayanan yang
berbeda dalam hal ini, sebuah keterangan dari mana diberikan dalam Harold Begbie’s
Twice-Born Men.4 The Pacific Garden Mission of Chicago, the Water Street Mission
of New York, dan the Mel Trotter Missin of Grand Rapids, Michigan, adalah
perwakilan-perwakilan yang patut dipertimbangkan dari ratusan usaha untuk
“menyelamatkan yang hilang.”
Penjara-penjara, rumah sakit-rumah sakit dan lembaga-lembaga yang lain
menyediakan ladang khusus penginjilan. Perasaan bersalah yang merupakan beban,
penyakit, kemiskinan dan masalah usia menuntut simpati dan kerja sama yang hati-
hati.
6. Penginjilan Perorangan—Pekerjaan Individu.
Di sini penekanannya ialah dalam menjangkau perorangan. Moto H. Clay
Trumbull ialah, “Pekerjaan individu untuk individu-individu.” Dalam usaha yang
lama, setiap bentuk lain yang kita telah sebutkan mengurangi sendiri kepada usaha ini.
Apapun sifat kelompok dengan siapa kita sedang bekerja, tujuan kita ialah
memenangkan individu. Kita bukanlah mencari orang banyak melainkan orang-orang
atau pribadi-pribadi yang mengejar atau mencari orang banyak. Kita tidak tertarik
dengan murid misalnya, dengan petugas rel kereta api, dengan orang muda, dengan
orang yang terlantar, melainkan kita sedang mencari orang yang kebetulan sebagai

3
The U.S.A. Directory for June 30, 1954 memberikan nomor sebagai 708, termasuk bab-bab
reguler dan kelompok-kelompok informal, di universitas-universitas, perguruan tinggi-perguruan tinggi,
dan sekolah perawat.
4
Harold Begbie, Twice-Born Men (Westwood, N. J.: Revell).
murid, petugas rel kereta api, orang muda, atau orang yang terlantar. Mereka semuanya
hilang. Mereka semuanya berharga. Kristus telah mati bagi mereka semua. Kita
memandang mereka semuanya sebagai jiwa-jiwa, sebagai pribadi-pribadi. Orang-orang
yang demikian harus kita cari.

B. METODE-METODE YANG DIUPAYAKAN.

1. Pertemuan-pertemuan Umum.
Ini adalah metode yang secara alami menjawab penginjilan mass,dan yang telah
digunakan di seluruh zaman Injil. Ada sesuatu yang mengilhami dan dan memberi
keyakinan mengenai sekelompok besar orang. Sementara kita tidak harus menaruh
kepercayaan kita dalam psikoogi massa untuk hasil-hasil yang menyelamatkan, kita
tidak boleh lupa bahwa hal itu benar-benar memiliki suatu bagian untuk diperankan.
Bukankah perintah Allah, benar-benar dapat diselewengkan kepada hal-hal yang jahat,
namun dapat juga digunakan bagi Allah dan oleh Allah? Ketika orang berdosa dibawa
ke dalam suatu perkumpulan Injil yang besar dimana ada semangat yang sehat, dia
tidak dapat berbuat apa-apa selain dikendalikan. Kepuasan akan dirinya sendiri akan
digoyangkan, jaminan akan dirinya sendiri digoncangkan. Dia bisa saja menolak,
namun dia tidak akan sama. Dia telah ditarik keapda Injil. Dia teah berada dimana
Allah hadir dan bekerja melalui Firman-Nya.
Ketika bentuk penginjilan ini diusahakan, setiap usaha harus diperhatikan.
Suatu pertemuan evangelisasi tanpa orang-orang berdosa adalah bagaikan suatu
pernikahan tanpa mempelai laki-laki dan mempelai perempuan. Dengan kata lain,
pertemuan evangelisasi yang tidak didukung dengan baik oleh orang-orang kudus akan
memberi kesan yang kurang baik terhadap pentingnya keselamatan. Memang benar,
Allah dapat bekerja dalam perkumpulan-perkumpulan yang kecil sekalipun,
sebagaimana Dia telah melakukan pada hari yang berangin keras itu ketika Dia
menyelamatkan Spurgeon muda di sebuah gereja Metodis Primitif, tetapi biasanya
Allah bekerja dengan umat-umat-Nya, dan ketika mereka dikendalikan untuk bertindak
dan membawa orang-orang berdosa kepada pengenalan akan Injil, hasil-hasil yang
demikianlah yang diharapkan.

2. Radio.
Ini adalah suatu perkembangan abad keduapuluh yang telah menjadi salah satu
instrumen yang paling efektif untuk memajukan Injil. Jaringan kerja yang besar pada
masa kini membawakan pekabaran itu. Perintis jaringan kerja penyiaran Injil adalah
Charles E. Fuller, yang telah memulaikan penyiaran melalui sebuah stasiun tunggal
pada bulan Januari, 1926, namun saat ini mengirimkan “Old Fashioned Revival Hour”
(Saat Kebangunan Bergaya Kuno) lebih dari enam ratus stasiun, dengan perkiraan
jumlah pendengar sepuluh juta.5 Demikian pula Billy Graham dengan “Hour of
Decision” (Saat Keputusan), saat ini menggunakan dua jaringan kerja nasional, the
5
Moody Monthly (chicago 10), Januari, 1955,, hal. 21.
Lutheran Hour (Saatnya bagi Lutheran), the “Back to God” (Kembali kepada Allah)
adalah penyiaran-penyiaran Gereja Reformasi Kristen, dan anda lihat bagaimana Injil
sedang menerima pendengaran yang belum terjadi sebelumnya. Ada stasiun-stasiun
yang secara keseluruhan diabdikan kepada pekerjaan Injil, seperti WMBI dari Chicago;
HCJB dari Quito; Ekuador; ELWA dari Liberia, Afrika Barat; DZAS dari Manila;
TIFC dari San Jose, Costa Rica; TGNA dari Guatemala City. Dengan demikian ladang-
ladang misi, termasuk daerah-daerah tertutup, sedang dimasuki dengan pekabaran
melalui radio. Ini adalah suatu pemandangan yang menakjubkan.
Namun itu bukanlah hal yang mudah. Penginjilan melalui radio menuntut
ketrampilan khusus dan teknik-teknik. Dalam pertemuan umum sang pengkhotbah
memiliki keuntungan dalam kehadiran secara pribadi. Seluruh kepribadiannya
berperan. Ia bisa merasakan sikap dari para hadirin dan berbuat sesuai dengan hal itu.
Di radio ia kehilangan semua kepribadiannya kecuali apa yang dapat ia bicarakan, dan
ia tidak bisa mengubah taktik untuk menjawab reaksi pendengar—sampai surat-surat
mulai berdatangan! Orang yang suaranya kehilangan kepribadian adalah menjadi
masalah besar di radio, dan orang-orang tidak diminta untuk “duduk” mendengarkan
khotbah. Pikirkanlah keberhasilan para penyiar radio. Mereka memiliki kepribadian
dalam suara mereka. Ambil saja dua contoh yang sudah disebutkan: suara dari Charles
E. Fuller adalah lembut, halus, dan persuasif, sementara Billy Graham suaranya
dinamis dan mengandung perintah.
3. Televisi.
Bentuk penginjilan ini, sama seperti televisi itu sendiri, hanya dalam masa
pertumbuhannya, namun itu akan bertumbuh. Itu mahal, namun akan meningkat. Ada
potensi luar biasa di sini bagi penginjilan. Namun, sementara itu digolongkan secara
uum dengan radio, kesulitan utamanya terletak pada arah yang berlawanana. Kita
perhatikan bahwa di radio ada suatu kehilangan kepribadian yang harus
dikompensasikan atau digantikan melalui suara. Di televisi seluruh kepribadian
dipulihkan, namun sekarang diperlihatkan kepada lebih banyak perhatian yang kritis
daripada ketika berada di atas mimbar. Orang-orang yang telah berhasil dengan baik di
radio, karena suara khasnya, bisa menemukan diri mereka memainkan peranan yang
kecil di televisi karena kepribadian umum yang tidak cocok dengan layar. Saya dan
istri saya dulu mendengarkan suatu program komersial di radio. Si pembawa acara
punya suara yang enak didengar, suara yang berbudaya yang telah membuat bahkan
iklan rutinnya sama sekali disukai. Suatu hari kami mengunjungi para sahabat yang
memiliki televisi, dan program yang sama ,uncul. Kami tidak pernah mendengarkannya
lagi. Kepribadian dari si pembicara hambar dan agak kewanita-wanitaan. Panggilan
sudah berlalu. Jadi sekali lagi, keahlian-keahlian yang baru, teknik-teknik baru harus
dikembangkan bagi penginjilan melalui televisi ini. Kejanggalan-kejanggalan harus
dihilangkan sehingga akan menjadi sedikit diperhatikan di atas mimbar, dan tidak
terlihat sama sekali di radio, dan bilamana hal itu diperhatikan akan berkumandang
kemana-mana melalui siaran televisi.
4. Literatur.
Hal ini termasuk Alkitab, bagian-bagian Alkitab, traktat, majalah, dan buku.
Dengan pertumbuhan bacaan dalam suatu jumlah yang luar biasa dalam bagian-bagian
bumi, instrumen evangelisasi ini perlu ditingkatkan lebih pesat lagi. Terlalu sering kita
mengijinkan sekte-sekte palsu menggeser kita dalam ladang ini. Bukan hanya bahan
bacaan yang berkembang di Afrika dan Asia, melainkan juga kebangunan agamadalam
ladang kita sendiri menuntut suatu program percepatan yang besar dari produksi dan
distribusi bahan-bahan bacaan.
a) Para penerjemah Wycliffe dan Bible Societies sedang melakukan pekerjaan
raksasa dalam mempersiapkan Alkitab dalam berbagai bahasa manusia di
dunia. Dan banyak agen, seperti the Gideons, the Pocket Testament League,
dan the Scripture Gift Mission, secara meluas sedang mendistribusikan
Alkitab—seluruh Alkitab dan bagian-bagiannya.
b) Traktat Alkitab telah meningkat secara besar-besaran tahun-tahun belakangan
ini, khususnya sejak Mr. Clyde Dennis menangkap visi dalam menggunakan
teknik-teknik moderen dalam mencetak ladang ini. Sebelum itu, banyak traktat
Injil begitu murah dan tidak menarik perhatian sehingga akan merasa malu
dalam menggunakannya. Masih ada ruangan untuk perbaikan, namun, dalam
hal materi atau bahan yang digunakan. Ada beberapa traktat yang bagus, namun
banyak pula traktat yang kurang bagus. Sering pendekatannya kurang kena
kepada sasaran, atau ada suatu kekurangan dalam tantangan, atau bahasa
Inggrisnya tidak bagus, atau bahasa sangat asing bagi mereka yang kita
harapkan akan dijangkau, atau hal itu gagal dalam membuat tujuan. Kita
memerlukan para penulis Injil yang cakap, para penulis yang tidak hanya
memiliki kebenaran dan semangat serta anugrah, melainkan yang berpikir
dengan jelas dan menulis dengan jelas.
c) Ketika tiba kepada pekerjaan yang lebih besar, kita mengalami kelangkaan
bahan yang mengerikan terhadap terang yang berharga bagi yang belum
diselamatkan. Salah satu fenomena dari zaman kita ialah frekuensi dengan
mana buku-buku agama melejit ke dalam kelas penjualan-terbaik, dan hal ini
meletakkan pola bagi iman orang banyak. Namun berapa seringkah kebenaran
pekerjaan penginjilan yang sehat ini, apakah bersifat fiktif ataukah non-fiktif?
Buku Billy graham, Peace with God, 6 naik daun, namun sebagai tambahan
kepada kehebatan buku itu sendiri, di samping juga buku itu merupakan
penerbitan yang luar biasa dari kampanyenya yang hebat dan program jaringan
radionya. Inilah yang disebut ladang yang terbuka luas bagi para pria yang
punya nyali dan imajinasi serta iman, yaitu mereka yang pada saat yang sama
adalah manusia-manusia tulisan.
Untuk satu hal kita dapat bersyukur. Alkitab itu sendiri adalah best seller. Itu
masih terus berlangsung berjuta-juta setiap tahunnya, dan kita mempunyai janji Ilahi
bahwa “ia tidak akan kembali kepada-Ku dengan sia-sia.”7
6
Billy Graham, Peace with God (Westwood, N. J.: Revell).
7
Yesaya 55:11.
d) Suatu perkembangan baru dalam suasana ini adalah korespondensi.
Korespondensi itu sendiri bukanlah hal yang baru, melainkan telah lahir sesuai
dengan petunjuk bagi orang-orang Kristen. Gaya yang baru ialah dalam
menggunakannya sebagai sebuah alat penginjilan. Kebutuhan dan permintaan
menuntutnya agar menjadi hal yang demikian. Tujuannya ialah untuk
menghadirkan elemen-elemen iman orang Kristen dengan begitu jelas dan
sederhana sehingga orang yang belum diselamatkan, yang belum diajar Alkitab,
akan dituntun ssetahap demi setahap kepada pengetahuan akan Jalan itu. Salah
satu pernyataan yang paling jelas mengenai jalan keselamatan yang pernah saya
dengar, dalam bentuk korespondensi yang teratur, dengan pertanyaan-
pertanyaan yang dicantumkan pada setiap pelajaran ialah The Good News. The
Correspondence School of Moody Bible Institute punya program ini.

5. Catatan-catatan Fonograf.
Kita bukanlah yang pertama dalam hal ini. Saksi Yehovah telah
melaksanakannya sebelum kita. Terpisah dari catatan-catatan musik Injil, metode
penginjilan ini belum begitu banyak berperan dalam dunia percakapan bahasa Inggris,
namun hal itu berkembang dengan pesat sebagai sebuah alat usaha penginjilan. Gospel
Recordings dari Los Angeles telah merintis dalam ladang ini, dan saat ini sedang
mendistribusikan catatan-catatan dalam seribu bahasa dan dialek.8
6. Pesta-Rumah.
The Oxford Group Movement adalah ahlinya dalam metode ini, namun itu juga
telah menghasilkan lingkaran penginjilan yang baik. Itu adalah suatu rencana orang-
orang Eropa yang berbeda. Mr. Tom Rees, dari Inggris, telah berhasil secara luar biasa
dengan hal itu. Beberapa tahun yang lalu saya ikut dalam pelayanan di pusat
konferensinya, Hildenborough Hall, dengan sebuah kelompok sekitar seratus lima
puluh orang muda. Itu bukanlah sebuah kemah, melainkan sebuah pesta-rumah. Rumah
tersebut adalah merupakan sebuah gedung yang besar dengan tanah yang luas.
Sementara para tamu tidak diharapkan memakai pakaian resmi untuk makan malam,
Tuan dan Nyonya Rees pun melakukan hal yang sama, dan hal itu menambah sentuhan
budaya Inggris dalam pemandangan. Tentu rekreasi, disediakan, misalnya berkuda,
tenis, dan lain sebagainya, sementara pada sore hari mengadakan darmawisata dengan
menggunakan bis ke Canterbury dan London bagi mereka yang ingin menjelajah
daerah-daerah yang belum diketahui. Namun segala sesuatu dipusatkan pada tujuan
rohani. Kelas-kelas diadakan, dan ada periode-periode untuk konseling, waktu yang
teduh, dan jam-jam persekutuan yang menggembirakan. Itu bukanlah hal yang
mudahuntuk membawakan tekanan yang tidak tepat kepada seseorang. Barangkali kita
dapat menggali metode ini lebih dari yang telah kita lakukan.
7. Perkemahan Alkitab.
Ini adalah gaya Amerika. Konsentrasi usaha yang digabungkan kepada relaksasi
kehidupan berkemah. Lingkungan yang bebas dan mudah cenderung melepaskan
8
Moody Monthly (Chicago 10), Maret, 1955, hal. 87.
segala beban dan meningkatkan diskusi yang terbuka. Sebagaimana dalam pesta-
rumah, Perkemahan Alkitab menyajikan suatu tantangan nyata kepada para pemimpin
dan orang-orang Kristen yang hadir, sebab kecuali kebersamaan yang hidup kepada
ajaran, pengaruh kepada non Kristen akan menjadi bencana. Harus ada banyak
percakapan di antara orang muda Amerika setiap musim panas sebagai suatu hasil dari
angka perkemahan yang diadakan dalam setiap seksi di daerah itu. Saya harap statistik
itu tersedia.
8. Film.
Ini adalah penemuan abad keduapuluh lainnya yang telah ditekan ke dalam
pelayanan Injil. Film-film Kristen mauk dalam dua kategori—doumentari dan
dramatis. Pada awalnya, tidak ada akting, dalam arti teknikal. Kemudian pada ahirnya,
akting adalah alat yang utama.
a) Ada sedikit prasangka dengan memperhatikan film dokumen.Film-film ilmu
pengetahuan injil Moody Institute of Science, contohnya, pada umumnya
diterima, dan digunakan di banyak negara, dan telah diterjemahkan ke dalam
empat belas bahasa. Film-film tersebut juga digunakan dalam pelayanan-
pelayanan militer, di sekolah-seklah, di pabrik-pabrik, dan memiliki jalan masuk
dimana agen-agen Injil lainnya tidak menerima. Kegunaan film-film tersebut
sebagai alat penginjilan adalah di luar pertentangan.
b) Ketika hal itu tiba kepada film dramatis, bagaimanapun juga, ada suatu
pembagian pendapat yang tajam. Sementara saya menulis, saya mempunya
sebuah artikel di hadapan saya9 oleh Walter Smyth, yang mengepalai film-film
evangelistis Billy Graham, Inc. Sebenarnya dia berjuang bagi film dramatis
sebagai sebuah senjata penginjilan, dan mengarahkan kepada lebih dari
sepertiga juta keputusanyang dicatat yang dihasilkan dari menunjukkan film-
film Billy Graham, baik dokumentari maupun dramatis.
Dengan kata lain, banyak pemimpin Kristen tidak terkesan dengan gaya ini.
Mereka menduga bahwa keputusan-keputusan yang dibuat di bawah pengaruh
panggilan emosional yang demikian tinggi pada ahirnya bisa memilii suatu
pengaruh yang merusak pada gereja secara menyeluruh. Dalam menentang
kebijakan dalam penggunaan setiap alat yang tersedia, kita mempunyai filosofi
yang lain bahwa kita akan menjadi penyelamat dengan menggunakan metode-
metode Alkitabiah, dengan keyakinan akan tuntunan Roh Kudus. Ambil hal ini
dari A. W. Tozer,10 dalam sebuah amanat yang diberikan pada Konferensi
Keswick Amerika-Tengah bulan Oktober 1954: “Kembali, harus ada
pembalikan kepada metode-metode dalam Perjanjian Baru. Beberapa orang
berkata, ‘Kami percaya kepada pekabaran Alkitab, namun kami percaya kepada
metode-mtode moderen.’ Saudara-saudaraku, gereja sedang sibuk saat ini,
sektor-sektor tertentu daripadanya, mengkhotbahkan pekabaran Alkitab
kemudian menunda semua kebaikan yang mereka lakukan dengan metode-
9
The King’s Business (Los Angeles), Desember, 1954, hal. 26.
10
Moody Monthly (Chicago 10), Januari, 1955, hal. 17.
metode yang mereka gunakan untuk meningkatkan pekabaran itu. Kita harus
pergi kepada Alkitab bagi metode-metode kita demikian pula dengan pekabaran
kita.”
Bukan pengalaman yang meragukan yang akan mengajar kita apakah pengaruh
film dramatis yang bersifat agama, apakah alami atau rohani, sementara atau
tetap; apakah Roh Kudus sedang menggunakannya, atau apakah itu adalah
pengganti bagi Roh Kudus; apakah itu suatu persediaan Ilahi bagi zaman kita,
atau apakah kita sedang mencoba melakukan pekerjaan rohani dengan cara-cara
duniawi. Bukan respons langsung, melainkan pengaruh tinggi ke atas gereja,
yang akan menjadi ujian.

9. Kelas Alkitab.
Sekarang kita tidak berpikir mengenai kelas-kelas Alkitab yang membentuk
departemen Sekolah Minggu dewasa. Catatan penginjilan tidak boleh diabaikan.
Namun apa yang kita pikirkan adalah pergerakan langsung yang teah datang menjadi
kenyataan pada tahun-tahun belakangan ini. Adalah hal yang sangat tenang dan rendah
hati, yang lebih baik dipertahankan demikian. Lagi pula, itu benar-benar tidak resmi.
Dalam suatu masyarakat tertentu ada sebuah rumah tangga Kristen yang dikelilingi
oleh rumah tangga-rumah tangga yang non-Kristen. Orang-orang Kristen adalah orang-
orang yang bersahabat dan hidup bertetangga dengan baik dan punya beban bagi
tetangga mereka. Suatu malam mereka mengundang enam pasangan keluarga ke rumah
mereka dan memberikan waktu yang menyenangkan, sementara pada saat yang sama
menjaga percakapan agar tetap terkendali. Sesudah beberapa saat, topik-topik seperti
situasi dunia, perhatian agama baru, dan suatu pembalikan nasional kepada Alkitab
didiskusikan. Suatu perhatian adalah gambarannya. Orang-orang Kristen (atau
mungkin beberapa non-Kristen) mengusulkan untuk berkumpul bersama untuk belajar
Alkitab. Apakah ada orang yang akan menjadi guru kita atau menuntun diskusi kita?
Tentu tuan rumah atau nyonya rumah mengenal seseorang! Umumnya itu lebih baik
bahwa seseorang bukan menjadi guru. Waktu ditentukan, dan sifatnya tidak resmi
melainkan pembelajaran yang dituntun dimulai. Rencana Allah yang besar yang
terhampar di hadapan mereka mulai diraih. Beberapa orang mungkin mengundurkan
diri, namun yang lain datang, yang diundang oleh anggota-anggota kelas. Sesudah
beberapa waktu beberapa dari kelompok ini mulai membicarakan bahasa Kristen, dan
pengakuan-pengakuan ajaib mengenai iman dibuat. Itu sebenarnya terjadi di banyak
kota dan desa, biasanya dalam masyarakat yang “lebih baik.”
Dalam keadaan yang demikian penting untuk memelihara unsur persahabatan
pribadi, untuk menghindari teknik-teknik “pertemuan,” dan untuk mencegah diskusi
sektarian (kelompok sekte). Guru tidak memberikan kuliah, melainkan menuntun,
menjelaskan, menolong.
10. Penginjilan Perorangan—Metode-metode yang Dijalankan.
Kita memasukkan hal ini di bawah bentuk-bentuk dengan menghargai pribadi-
pribadi yang akan dijangkau. Sekarang kita mempertimbangkannya sebagai sebuah
metode yang dijalankan. Pada ahirnya semua pneginjilan adalah bersifat pribadi. Roh
Kudus berhubungan dengan pribadi-pribadi, dan semua metode kita harus bertujuan
pada pribadi. Jika metode penginjilan perorangan adalah metode Ilahi, hal itu harus
benar-benar menjadi metode kita juga. Seseorang berhadapan muka dengan muka
dengan seseorang dalam mempertemukan bagi Allah—anda tidak bisa membayangkan
lebih banyak lagi dramatis, suatu situasi yang lebih berkuasa lagi. Itulah Penginjilan
Perorangan. Peristiwa-peristiwa yang terjadi dalam situasi itu mungkin merupakan
variasi yang tidak terbatas, namun ada inti sari yang tidak bervariasi mengenai hal
itu—seseorang berhadapan muka dengan muka dengan seseorang dalam
mempertemukan bagi Allah. Itulah tema di sepanjang pembelajaran kita

PERTANYAAN DAN LATIHAN

1. Ke dalam dua kategori apa variasi bentuk penginjilan dapat dibagi?


2. Daftarkan semua bentuk penginjilan yang dapat anda pikirkan dengan penghargaan
kepada orang-orang yang dijangkau, tidak membatasi diri anda kepada mereka
yang dihubungkan dengan buku ini.
3. Sebagai suatu proyek peneltian temukan nama-nama terkenal dalam penginjilan
massa dalam tiga abad yang lalu (dua tau tiga bagi masing-masing abad), dan
tuliskan gambaran singkat mengenai pekerjaan masing-masing. Anda tidak
perluterbatas pada dunia percakapan-bahasa Inggris.
4. Tuliskan peristiwa-peristiwa singkat mengenai beberapa usaha penginjilan-
kelompok dimana anda mengenal secara pribadi.
5. Bandingkan penginjian melalui radio dan televisi, dan indikasikan keuntungan-
keuntungan dan problem masing-masing.
6. Bandingkan pesta-rumah dengan perkemahan Alkitab sebagai metode-metode
penginjilan.
7. Diskusikan pro dan kontra mengenai film-film sebagai suatu instrumen atau alat
penginjilan.
PELAJARAN 5

Tempat Penginjilan Perorangan

Dalam pekerjaannya yang sangat menolong, The Effective Evangelist, Fletcher


membuat pernyataan ini: “Dari pengalaman saya sendiri saya terpaksa mengakui
bahwa berkhotbah kepada orang banyak harus diikuti oleh percakapan dengan para
individu, sebab adalah dalam berhubungan secara langsung dengan para individu
sehingga pekerjaan yang terpenting dilaksanakan. Beberapa orang mungkin
dikendalikan dalam suatu pertemuan besar; namun jarang orang yang sungguh-
sungguh datang ke dalam terang sampai ia dituntun di sana oleh instruksi individu.
Berada dalam suatu kumpulan orang banyak, hanyalah merupakan suatu alat bagi
sebuah ahir—ahir itu menjadi suatu hubungan langsung sesudahnya dengan individu-
individu; sehingga dapat dilakukan juga dalam cara yang lain, bahkan jika orang
banyak tidak pernah berkumpul.”1
Suatu ujian terhadap pernyataan ini menunjukkan bahwa penginjilan
perorangan itu dapat digunakan dalam dua cara—dalam hubungannya dengan bentuk-
bentuk penginjilan yang lain, dan bebas dari bentuk-bentuk yang lain. Fletcher
mendesak bahwa perkumpulan orang banyak ialah untuk memisahkan individu-
individu yang kurang berada dan berhubungan secara pribadi dengan mereka,
kemudian menyarankan bahwa pemisahan dari individu-individu tersebut untuk
hubungan pribadi dapat dilakukan tanpa mengumpulkan orang banyak. Dalam
pelajaran ini kita akan melihat pada penginjilan perorangan dari dua sudut ini.

A. DALAM HUBUNGANNYA DENGAN BENTUK-BENTUK LAIN

Adalah sering dinyatakan bahwa khotbah Petrus pada hari Pentakosta telah
mengakibatkan keselamatan kepada tiga ribu orang. Hal ini benar, namun itu tidak
semuanya benar. Kita harus ingat bahwa Petrus memiliki dukungan seratus dua puluh
orang yang memberikan kesaksian mereka sendiri.2 Tidak diragukan lagi bahwa
mereka telah menyatu/berbaur dengan orang banyak sehingga khotbah mereka
dikuatkan oleh banyaknya percakapan pribadi. Kita tidak diberitahu mengenai
organsisasi yang diam-diam dari seratus dua puluh orang itu, dan, sungguh, dalam
situasi itu organisasi yang demikian adalah di luar pertanyaan. Namun demikian,
Pentakosta telah meletakkan pola bagi semua penginjilan yang kemudian, yaitu,
penyampaian khotbah yang didukung oleh pekerjaan perorangan.
1. Melengkapi Kampanye Penginjilan.

1
Lionel B. Fletcher, The Effektive Evangelist, hal. 167.
2
Kisah 2:4-8.
Dewasa ini para penginjil yang terbaik mendesakkan suatu pasukan pekerja
perorangan yang terlatih. Pengalaman telah menunjukkan bahwa dimana hal ini
mengalami kekurangan hasil-hasil ahir dari kampanye penginjilan maka suatu
kelemahan yang besar akan nampak. Dalam pertmeuan-pertemuan besar dari
Chapman-Alexander Team, pelatihan para pekerja perorangan adalah merupakan suatu
bagian utama dari seluruh upaya. Banyak perhatian diambil dalam menyaring para
pelamar, dan seluruh program yang menyangkut perorangan diawasi, tidak satupun
yang diijinkan untuk mengambil bagian dalam pekerjaan kecuali dia dapat
menunjukkan lencana pengenalnya. Itu adalah satu hal mengenai pengetahuan umum
sehingga persiapan para penasihat bagi kampanye Billy Graham dimulai lama sebelum
kedatangan penginjil di ladang.
Saya telah mengenal para penginjil yang telah mendesak dalam melakukan
semua pekerjaan pribadi mereka sendiri. Dalam kasus-kasus yang demikian mereka
dilibatkan dalam kampanye-kampanye yang lebih kecil dalam gereja-gereja individu
yang tidak dapat menyediakan pria dan wanita sanggup dalam pekerjaan yang baik,
dan dalam kekecewaan penginjil melakukannya sendiri. Hal ini, tentunya, meletekkan
suatu beban yang menakutkan bagi penginjil, dan sedikit yang dapat berdiri dalam
pekerjaan ini dalam jangka waktu yang lama. Namun apakah dilakukan sendiri atau
oleh orang lain penginjil yang sejati mendesak kepada pekerjaan pribadi.
2. Melengkapi Penginjilan Radio.
Semakin bentuk penginjilan perorangan dilibatkan, semakin mendesak akan
terbuka saluran-saluran bagi hubungan perseorangan. Tidak ada bentuk penginjilan
yang lebih bersifat pribadi daripada radio. Beberapa cara harus ditemukan untuk
menggantikan hal ini. Saya ingat ketika sedang berbicara dengan seorang kawan baik
saya yang memiliki pengalaman lama dalam pekerjaan radio, mengenai kesukaran saya
dalam penyiaran dari studio radio. Sekeping metal yang saya gunakan untuk bicara
tidak memberikan inspirasi bagi saya. Sahabat saya dengan bijaksana tidak
menceritakan kepada saya agar berpikir mengenai orang banyak yang sedang
mendengarkan, namun dia berkata, “Pikirkanlah mengenai satu orang, barangkali
seorang wanita lanjut sedang duduk di samping pesawat radionya di sebuah pondok
kecil di luar kota, atau seorang pelancong yang sedang mengendarai kendaraan di
dalam mobilnya sedang memutar dan menyalakan radionya, dan berbicara kepada
orang yang satu itu.” Itu adalah nasihat yang baik. Jika hak itu diikuti akan ada catatan
pribadi dalam bentuk pelayanan yang paling bersifat pribadi.
Para pengerja radio yang baik juga memberikan semangat korespondensi dari
para pendengar mereka, bukan sekadar untuk dukungan finansial mereka bagi
penyiaran mereka, melainkan juga untuk menindak-lanjuti pelayanan jarak-jauh
mereka dengan kontak yang lebih bersifat pribadi. Tentu, adalah merupakan peristiwa
bahwa pengkhotbah radio itu sendiri tidak dapat mengunjungi semua yang menulis
surat kepdanya. Dalam kasus yang seperti itu adalah baik bagi dia untuk berhubungan
dengan para pendeta penginjil di seluruh ladang radionya agar dia dapat melanjutkan
bagi mereka korespondensi yang demikian sebagai panggilan bagi kontak pribadi.
Dalam hal ini dia bukan hanya mengamankan atau memenuhi pertolongkan yang
dibutuhkan, melainkan menempatkan dia ke dalam perhatian gereja lokal. Pada
beberapa kesempatan, ketika saya menjadi pendeta di Wheaton, Illinois, seorang
direktur stasiun radio memberikan tanggungjawab yang demikian kepada saya, dan
hasilnya sangat menggembirakan.
3. Melengkapi Perkemahan Alkitab.
Sebagaimana contoh lain dari nilai pekerjaan pribadi dalam hubungannya
dengan bentuk-bentuk penginjilan, kita dapat berpikir mengenai berkat istimewanya
dalam perkemahan Alkitab. Betapapun efektifnya para pengerja yang lain dalam
perkemahan, sang direktur dan para pembantunya bersandar sangat kuat kepada
jamahan pribadi. Tugas utama dari para penasihat adalah untuk menyaksikan orang-
orang muda melihat kesan-kesan apa yang sedang dibuat, dan dengan banyak berdoa
melangkah dengan petunjuk pribadi dan memberikan semangat pada momen yang
utama.
Tidak terlalu banyak dikatakan bahwa apapun bentuk penginjilan yang sedang
dilibatkan, pekerjaan pribadi bukan hanya banyak membantu akan tetapi merupakan
suatu suplemen yang perlu.

B. BEBAS DARI BENTUK-BENTUK LAIN

Filipus adalah seorang penginjil—seorang penginjil yang berhasil. Dia terlibat


dalam salah satu kampanye yang paling menggetarkan dalam seluruh kehidupannya
ketika Roh Allah mengatakan kepadanya agar meninggalkan Samaria, pemandangan
dari usahanya yang sangat berhasil, dan pergi ke padang pasir untuk menemui seorang
pria.3 Jadi kita mendapati Filipus berangkat dari sebuah mimbar, dengan kumpulan
orang banyak yang sedang mendengarkan khotbahnya, menuju ke kereta kuda, dengan
seorang yang asing bagi seorang pendengar. Tidak semua orang dapat menyesuiakan
diri mereka kepada perubahan yang demikian, namun Filipus adalah sama suksesnya
dalam penginjilan perorangan dengan penginjilan massa, dengan hasil bahwa orang
asingtersebut, bendahara pribadi dari ratu Etiopia, kembali ke negerinya sendiri dalam
suatu sukacita, dan tak diragukan lagi, ia menjadi seorang Kristen yang bersaksi.
Kita telah melihat bahwa Petrus, sang pengkhotbah, memiliki dukungan seratus
dua puluh orang saksi pribadi, namun tidak ada indikasi bahwa orang Etiopia itu harus
menghadiri suatu pelayanan umum agar pekerjaan diselesaikan yang telah dimulai oleh
Filipus. Itu secara umum akan disetujui bahwa penginjilan perorangan lebih bersifat
dapat berdiri sendiri daripada bentuk-bentuk evangelisasi lainnya, dan tidak
memerlukan dukungan sebanyak yang mereka perlukan. Barangkali hal itu bahkan
merupakan suatu pernyataan yang penting. Umumnya itu adalah suatu bentuk
penginjilan yang sebenarnya.
Penginjilan pribadi dapat dibawakan dalam berbagai cara.
1. Penginjilan perorangan tak direncanakan (Kebetulan).
3
Kisah 8:26-39.
Melalui hal ini saya tidak bermaksud bahwa penginjilan perorangan dilakukan
sekali waktu, melainkan sebagai kesempatan yang muncul. Contoh yang baik
mengenai hal ini ialah “kesempatan” pertemuan di atas sebuah kereta api. Saya tidak
akan mengatakan bahwa seorang yang pulang pergi dengan menggunakan kereta api
menyediakan kesempatan yang paling banyak mengundang bagi kesaksian pribadi.
Pengalaman saya adalah bahwa banyak orang yang begitu terpikat dengan surat kabar
mereka, atau begitu mengantuk, sehingga percakapan merupakan pengecualian
gantinya peraturan. Namun demikian, seorang Kristen yang siaga akan terlibat dalam
suatu pembicaraan di sini dan di sana. Perjalanan yang panjang mengundang
percakapan, jika bukan untuk alasan lain daripada untuk melepaskan kebosanan, maka
orang Kristen punya kesempatan, khususnya jika ia telah dengan banyak berdoa
menyiapkan hatinya sendiri.
Pada satu kesempatan saya mengadakan perjalanan dari Buffalo ke Cleveland.
Duduk di sebuah kursi yang kosong di Buffalo, dengan diam-diam saya berdoa agar
Tuhan akan mengirimkan seseorang yang duduk di samping saya untuk siapa saya
akan bersaksi. Seorang pria muda datang dan duduk di sebelah saya. Secepat dia
berbicara saya bisa mengetahui bahwa dia adalah seorang berkebangsaan Irlandia, dan
saya beranggapan bahwa sesegera saya akan berbicara dia akan mengetahui bahwa
saya adalah seorang Skotlandia. Percakapan itu adalah hal yang mudah, dan lama
sebelumnya kami telah memutuskan untuk membicarakan mengenai hal-hal rohani.
Saya pelajari bahwa kedua orang tuanya adalah orang Kristen dan dia sedang dalam
perjalanan menuju ke Claveland untuk reuni keluarga. Dia tidak menyerah kepada
Tuhan, namun ketika ia tahu bahwa saya menggembalakan sebuah jemaat di Claveland
dia menyatakan bahwa dia akan membawa seluruh keluarganya untuk mendengarkan
saya berkhotbah pada Minggu malam berikutnya. Saya mengharapkan yang terbaik.
Pelayanan Minggu malam itu terbuka dengan tidak ada tanda dari sahabat saya orang
Irlandia itu, dan sementara menit-menit berlalu tanpa menampakkan tanda-tanda, saya
memutuskan bahwa itu telah menjadi sekadar salah satu dari janji-janji lain yang tidak
tulus itu. Namun, sementara kami menyanyikan lagu pujian yang mendahului khotbah,
sekitar dua belas orang maju ke depan, dipimpin oleh sahabat muda saya. Seorang
untuk siapa saya berbicara di atas kereta api itu belum menerima Kristus pada hari itu,
namun salah seorang dari saudara-saudaranya terus menghadiri acara gereja dan
beberapa minggu kemudian datang kepada saya pada ahir acara dan berkata, “Pendeta,
saya ingin menerima undangan anda untuk datang kepada Yesus.” Dia menjadi seorang
Kristen yang bersukacita, telah dilatih bagi Pelayanan Kristen, dan pergi sebagai
seorang misionaris ke Afrika dimana ia saat ini telah memberikan pelayanan yang
sangat membuahkan hasil.
Ada beberapa pelajaran bagi kita dalam peristiwa ini:
Kita harus tetap mempersiapkan hati kita.
Jangan mudah menyerah.
Seorang untuk siapa kita pertama-tama berbicara mungkin menjadi penghubung
kepada seseorang yang akan kita menangkan bagi Kristus. Tentu, kesaksian yang
sifatnya kebetulan itu, tidaklah dibatasi hanya bisa dilakukan di atas kereta api.
Sementara kita pergi dari hari ke sehari kita harus melihat pada kesempatan-
kesempatan seperti itu.
2. Penginjilan perorangan yang direncanakan.
Ini bisa merupakan kerjasama dengan program gereja setempat. Selama suatu
kampanye kunjungan pada orang-orang yang tidak bergereja di Wheaton istri saya
mengunjungi seorang wanita kaya dan beradab. Percakapan menemukan bahwa tahun-
tahun sebelumnya dia telah memiliki suatu hubungan dengan wanita lain yang
sekarang adalah seorang Kristen yang aktif di gereja. Istri saya, meyakini bahwa
strategi yang terbaik dalam hal ini ialah membawa kedua wanita ini berkumpul
kembali, melaporkan masalah ini kepada wanita Kristen tersebut, yang dengan segera
mengundang sahabat terdahulunya ke rumahnya. Saat ini dalam keluarga ini sebuah
kelas Alkitab diadakan sebagai sifat dari apa yang kita gambarkan dalam pelajaran ini
mengenai bentuk-bentuk penginjilan. Wanita yang mencintai dunia itu menjadi tertarik,
menghadiri kelas Alkitab, dan setelah penyelidikan yang cukup serius dia membuka
hatinya kepada Juruselamat. Saat ini dia bersama Tuhan, demikian pula dengan
suaminya, yang tadinya tidak tertarik, namun kemudian mencari jalan keselamatan.
Ada rencana-rencana terbatas lainnya di samping program kunjungan dari
rumah-ke rumah. Seorang pria Kristen dalam sebuah kantor atau pabrik memiliki
ladang misi yang semuanya dipersiapkan bagi dia. Dengan kehidupan yang penuh doa
dia dapat meletakkan pandangannya untuk satu orang di atas yang lainya, dan mencari
tuntunan Roh Kudus, mengikuti tuntunan yang diberikan kepadanya dalam suatu usaha
untuk memenangkan para rekan pekerjanya satu demi satu. Adalah melalui alat yang
demikian sehingga William Caret dimenangkan kepada Kristus—melalui kesaksian
yang teguh dan tetap dari seorang sahabat yang sedang magang di perusahaan, William
Warr.4
Saya percaya banyak pria Kristen gagal dalam situasi yang menguntungkan
tersebut oleh mencoba bersaksi keapda semua orang dengan cara yang umum gantinya
memusatkan pada satu cara pada suatu saat. Sebuah rencana yang terbatas, yang
diletakkan dengan kehidupan yang penuh dengan doa, akan lebih efektif daripada
bergantung kepada kesempatan yang banyak tapi tidak efektif.

SARAN-SARAN MENDASAR BAGI PENGINJILAN.

1. Gunakan Akal Sehat.


Haruskah kita menginjil kepada setiap orang yang kita temuai? Jawabannya
akan dimulai dengan definisi-definisi. Apa yang kita maksudkan dengan bertemu, dan
apa yang kita maksudkan dengan menginjil? Adalah cukup menjadi bukti bahwa jika
kita sedang berjalan-jalan di State Street, Chicago, atau Fifth Avenue, New York, itu
akan menjadi suatu ketidakmungkinan fisik untuk menampilkan kepada setiap orang
yang kita temui di jalan lalu lintas yang sangat ramai suatu pernyataan pribadi dan
4
F.D. Walker, William Carey (Chicago 10: Moody Press), hal. 31,31.
lengkap tentang Injil. Oleh sebab itu, seseorang harus memutuskan, jenis pertemuan
apa yang akan diterapkan baginya sebuah tanggungjawab untuk bersaksi, dan dia juga
harus bisa membedakan antara tugas untuk memberikan perkataan kesaksian dan
tuntutan untuk melaksanakan penyajian kebenaran yang lebih lengkap.
2. Gunakan Etika.
Pertanyaaan etika boleh masuk ke dalam penginjilan pribadi. Misalnya, kita
tidak punya hak untuk merampok waktu karyawan kita yang telah kita kontrak untuk
bekerja. Jika dua orang sedang bekerja secara berdampingan pada sebuah pekerjaan
mekanis baik yang lebih besar maupun yang lebih kecil yang diijinkan untuk bercakap-
cakap tanpa mencampuri urusan pekerjaan masing-masing, maka orang Kristen bisa
bersaksi kepada orang yang non-Kristen dalam situasi yang demikian, namun dimana
hubungan pribadi yang demikian menuntut pemberhentian kerja maka waktu yang lain
harus dipilih.
3. Hindari Hal-hal yang Memalukan.
Bersaksi dalam keadaan dimana akan menyebabkan hal-hal yang memalukan
kepada pihak lain adalah tidak bijaksana dan tidak membuahkan hasil.
4. Mengetahui Kapan Berhenti.
Desakan kepada seseorang untuk menerima keselamatan dimana cukup jelas
bahwa pihak tesebut tidak mengharapkan untuk mengadakan pembicaraan hal-hal yang
demikian adalah seperti membuat orang berdosa untuk lebih memutuskan tidak
memiliki urusan lagi dengan Injil.
5. Gunakan kesempatan yang ada.
Dengan menjadikan semua hal ini melekat dalam pikiran, seseorang harus
memperhatikan dengan siapa dia memiliki hubungan yang cukup untuk membuat
hubungan pribadi yang mungkin dengan pendengar Injil yang berpotensi, dan carilah
tuntunan dari Roh Kudus dalam membuka percakapan. H. Clay Trumbul, pengarang
Individual Work for Individuals,5 meletakkannya sebagai suatu prinsip yang harus
diikuti, agar ketika arah dari suatu pembicaraan yang berada dalam pengendaliannya
dia akan membelokkannya kepada hal-hal mengenai Allah.
6. Taati Roh Kudus.
Kita harus belajar menjadi taat baik terhadap desakan-desakan maupun terhadap
penolakan-penolakan Roh Kudus, sama seperti Paulus menuruti penolakan Roh Kudus
dengan perhatian untuk mengkhotbahkan Injil di Asia dan Bitinia,6 namun mentaati
desakan untuk menginjil dalam sinagog-sinagog dan di tempat-tempat umum di kota
Atena.7
7. Bersiaplah.
Jawaban ahir ialah kesiapan pribadi, dengan hikmat dan penyesuaian yang
diberikan oleh Roh Kudus.

5
H. Clay Trumbull, Individual Work for Individuals (New York: Association Press), hal. 23.
6
Kisah 16:7-10.
7
Kisah 17:16.
PERTANYAAN DAN LATIHAN

1. Dalam dua cara apakah penginjilan pribadi dapat dipraktikkan?


2. Bagaimana khotbah Petrus pada hari Pentakosta didukung?
3. Bagian apa yang dimainkan penginjilan pribadi dalam kampanye-kampanye seperti
yang dilakukan oleh Billy Graham?
4. Diskusikan pernyataan: “Semakin bersifat pribadi bentuk penginjilan yang
dilibatkan, semakin baik yaitu untuk membuka saluran-saluran bagi hubungan
pribadi.” Berikan beberapa contoh.
5. Berikan sebuah peristiwa dari seorang penginjil yang sukses dalam Perjanjian Baru
yang beralih kepada pekerjaan pribadi.
6. Apa yang tidak kita maksudkan, dan apa yang kita maksudkan, melalui penginjilan
pribadi yang tidak direncanakan (kebetulan)? Berikan sebuah contoh dari
pengalaman anda sendiri.
7. Diskusikan pertanyaan, “Haruskah kita menginjil keapda setiap orang yang kita
temui?"
PELAJARAN 6

Keuntungan-keuntungan Penginjilan Pribadi

Sampai berapa jauh anda akan sependapat dengan pernyataan H. Clay Trumbull
berikut ini: “ Sebagai suatu peraturan, intensitas dari panggilan berada dalam proporsi
sebaliknya daripada area yang dilingkupi; dengan kata lain, semakin besar pendengar
anda, semakin kecil kemungkinan panggilan anda untuk pulang ke rumah kepada
mereka daripada panggilan kepada seorang diri.”?1
Jika kita benar-benar percaya bahwa, kita tidak seharusnya terlalu bernafsu
membangun gereja-gereja yang besar, melainkan kita harus berusaha untuk membatasi
ukuran mereka oleh meningkatkan jumlah mereka. Namun mereka yang cenderung
menuduh Tuan Trumbull karena terlalu berlebihan di sini akan segera mengakui
kebenaran bahwa dia sedang mencoba mencetak rumah, sehingga penginjilan pribadi
pada ahirnya akan terbukti adalah yang paling efektif dari semuanya. Keuntungannya
banyak. Beberapa dari antaranya kita akan pelajari sekarang.

A. Semua Dapat Melakukannya.


Tentu yang dimaksudkan semuanya adalah semua orang Kristen. Sekarang saya
tidak tahu mengenai bentuk penginjilan lain yang hal ini dapat katakan. Tidak semua
orang dapat berkhotbah, tidak semua dapat menulis, tidak semua dapat menyanyi, tidak
semua dapat berakting, tidak semua dapat mengorganisasikan suatu perkemahan, tidak
semua dapat mengajar di kelas, namun semua, tidak memandang usia, jenis kelamin,
atau kemampuan, dapat melakukan pekerjaan pribadi.
Hal ini bukan berarti bahwa semua akan berada dalam kahlian yang setaraf atau
keberhasilan yang sama. Kita tidak dapat menyangkal bahwa beberapa orang secara
khusus dikaruniai untuk jenis pekerjaan ini. Sangat sedikit bisa persis seperti Uncle
John Vassar, contohnya. Sebagai seorang pemenang-jiwa pribadi dia memiliki sebuah
lingkaran/golongan terpilih. Beberapa orang memang telah menegaskan bawha semua
yang kita butuhkan ialah doa yang cukup dan kesetiaan yang cukup serta kepenuhan
Roh Kudus untuk membuat setiap orang dari kita setaraf keapeda hal yang terbaik.
Akan tetapi hal itu melupakan kedaulatan Roh Kudus dalam mendistribusikan
kasrunia-karunia.2 Allah menaruh Roh Kudus-Nya ke atas Bezaleel3 untuk membuat
perlengkapan bait suci, namun itu tidak berarti bahwa jika dia telah memiliki iman
yang cukup dan doa yang cukup dia dapat menjadi seorang pemimpin sebesar Musa—
tidak lebih dari doa dan kesetiaan yang dapat menjadikan Musa seorang seniman dalam

1
H. Clay Trumbull, Individual Work for Individuals (New York: Association Press), hal. 3.
2
1 Korintus 12:11.
3
Keluaran 31:1-5.
bidang emas dan perak dan tembaga serta kayu. Kita harus mengakui karunia-karunia
khusus dari Roh Kudus demikian pula sesuatu yang terkait dengan Roh Kudus.
Kita masih mengulangi: ini adalah satu pekerjaan dimana semua dapat
mengerjakannya, masing-masing dalam ukurannya sendiri, dan tak diragukan lebih
banyak doa dan lebih banyak iman akan menjadikan kita semua lebih sanggup dan
lebih efektf. Banyak yang telah digunakan Allah dalam lapisan ini kendatipun dalam
rintangan yang serius. Memang kendala dari beberapa orang telah memutuskan
bentuk pelayanan mereka. “Dad Hall,”4 benar-benar dikenal sebagai “Bishop of Wall
Street,” telah meresmikan pelayanan telepon internasional masa kini pada usia tujuh
puluh lima tahun, ketia ia baru saja sembuh dari penyakit stroke yang melumpuhkan
badan sebelah kirinya. Sebuah nomor yang “salah” dimulaikan pada mulanya,
mengakibatkan limabelas panggilan pada hari itu, dan hal itu tetap meningkat sampai
tiga telepon dan beberapa pembantu menjadi sibuk.
Kakak perempuan saya yang tertua, saat ini bersama dengan Tuhan, menjadi
cacat karena penyakit jantung selama beberapa tahun. Dulu ia mendengar kolom
kemasyarakatan dalam surat kabar. Suatu hari dia terbawa kepada suatu perasaan
tanggungjawab bagi mereka dengan siapa ia sedang membaca. Sesudah banyak berdoa,
dia mulai menuliskan beberapa surat kepada mereka—surat-surat ucapan selamat yang
sangat ramah ataupun ucapan belasungkawa, sebagaimana situasi yang diinginkan, dan
selalu menjadi saksi bagi Kristus. Keefektifan dari pelayanannya yng rendah hati
nampak dalam beberapa tanggapan mereka.

B. PELUANG-PELUANG YANG MELIMPAH.

Ketentuan itu tidaklah benar untuk bentuk penginjilan yang lain. Banyak orang
akan mencari dengan sia-sia bagi sebuah kessempatan tampil di mimbar, muncul di
televisi, berbicara di radio, atau menerbitkan sebuah buku, namun kita setiap hari
dikelilingi dengan peluang-peluang untuk bersaksi bagi Kristus. Kesulitan kita ialah
gagal untuk mengorganisir mereka, atau jika kita mengenal mereka, memenangkan
mereka. Jika secara menyeluruh penuh dengan kebenaran, kita harus mengakui bahwa
terkadang kita mencoba tidak mengenal mereka.
Adalah tersurat mengenai Adoniram Judson bahwa “setiap hubungan sosial
merupakan sebuah tali oleh mana para pria ditarik ke surga.”5
Dalam pasal pertama Injil Yohanes, tiga hubungan sosial yang berbeda nampak
sebagai lapisan-lapisan bersaksi—pemuridan, kekerabatan, dan persahabatan. Yohanes
pembaptis berbicara kepada murid-muridnya,6 Andreas berbicara kepada saudaranya,7

4
Sara C. Palmer, Dad Hall (Chicago 10: Moody Press), hal. 116.
5
Edwadr Judson, The Life of Adoniram Judson (New York: Anson Randolph & Co.), hal. 311.
6
Yohanes 1:35-37.
7
Yohanes 1:40-42.
dan Filipus berbicara kepada sahabat-sahabatnya.8 Rumah, kantor, pabrik, sekolah,
tempat rekreasi, semua menjadi lapisan-lapisan bersaksi bagi pemenang-jiwa.

C. ITU MEMUSATKAN PERHATIAN PADA INDIVIDU.

Para ahli ilmu jiwa mengatakan kepada kita bahwa ada sesuatu naluri
penggembalaan di dalam diri kita semua. Namun ada sesuatu yang lain juga. Kita
semua sangat sadar akan diri kita sebagai individu-individu, dan kita menyukai
perhatian, bukan semata-mata sebagai anggota-anggota dari gembala, melainkan
sebagai individu-individu. Bahkan mereka yang nampaknya menyusut paling banyak
dari perhatian memahatkannya. Kita mengetahui bagaimana perasaan “yang tidak
diinginkan” telah menuntun banyak orang kepada kekecewaan dan kehancuran-diri.
Faktanya ialah, kita adalah merupakan suatu ikatan dari pertentangan-
pertentangan. Gadis-gadis kita, misalnya, ingin bergaya dan berpakaian sesuai dengan
mode masa kini, namun jika mereka melihat orang lain berpakaian sama dengan
mereka, pakaian itu akan dengan segera disingkirkan. Harus ada penyesuaian dan
perbedaan! Jadi setiap orang ingin menjadi seperti kawan-kawannya, namun merasa
bahwa dia harus tampil beda. Setiap orang merasa istimewa menurut pandangannya.
Allah telah menjadikannya demikian. Sebab semua keserupaan yang mendasar tidak
ada orang yang sama persis.Jika demikian dalam hal kepingan-kepingan salju, adalah
demikian dalam hal manusia dikarunia dengan karunia kepribadian yang berharga.
Kita semua seperti dalam kenyataan sifat keberdosaan kita dan kebutuhan kita
akan keselamata, dan keselamtan yang sama dapat diterima dan cukup bagi setiap
kebutuhan manusia, namun kesemrawutan individu akan setiap sifat manusia akan
menentukan cara datangnya ia kepada Allah. Sekarang semakin banyak bentuk-bentuk
penginjilan umum bisa menjangkau seorang pria sebagai anggota dari kawanan yang
digembalakan, namun penginjilan pribadi akan menjamah perasaan ketersendirian itu.
Suara dari si pengkhotbah akan menceritakan keapdanya bahwa “begitu besar kasih
Allah akan dunia ini, sehingga Ia telah mengaruniakan Anak-Nya yang tunggal,”9
namun jika seseorang cukup memperhatikan mendekati dia secara pribadi, itu akan
lebih mudah bagi dia untuk percaya bahwa “Anak Allah… mengasihi saya, dan
memberikan diri-Nya sendiri bagi saya.”10 Pekerja pribadi bisa menjadi peragaan yang
hidup terhadap apa yang dirindukan oleh orang berdosa untuk diketahui, sehingga
“Tuhan memperhatikan aku.”11

D. ITU MENYANGGUPKAN SESEORANG UNTUK BERURUSAN DENGAN


MASALAH-MASALAH INDIVIDU.

8
Yohanes 1:45, 46.
9
Yohanes 3:16.
10
Galatia 2:20.
11
Mazmur 40:18.
Barangkali inilah alasan mengapa beberapa dari kita mengelak untuk
menjangkau individu. Kita merasa takut bahwa kita akan dihujani dengan pertanyaan-
pertanyaan yang tidak bisa kita jawab, dan menghadapi masalah untuk mana kita tidak
punya solusi. Dalam suatu percakapan umum kita mengajukan pertanyaan-pertanyaan
tersebut—untuk mana kita memiliki jawabannya, atau berpikir kita memilikinya.
Namun dalam pekerjaan pribadi pihak lain memiliki pertanyaan, dan alangkah
memalukan jika kita tidak dapat memberikan jawabannya!
Itu adalah sikap yang salah, betapapun manusiawi dan alami sekalipun. Siapa
yang berkata bahwa kita memiliki semua jawaban? Kita adalah para saksi, bukan para
pendebat. Lagi pula, kasusnya tidak tergantung kepada kesanggupan kita untuk
memecahkan masalah, melainkan berdasarkan kesaksian Roh yang ada bersama kita
dan melalui kita.
Namun apakah kita punya atau tidak punya semua jawabannya, kita pasti punya
jawabannya, dan dalam percakapan pribadi adalah merupakan kesempatan kita untuk
menunjukkan bagaimana Than Yesus adalah jawaban keapda setiap kebutuhan
manusia. Di belakang semua pertanyaan yang ditanyakan ada suatu kerinduan untuk
diyakinkan kepada fakta tersebut. Saudara yang berdiri di atas mimbar boleh
mengatakan hal yang demikian dalam istilah-istilah yang umum, namun dalam
pertmeuan pribadi kita dapat membuatnya definitif, dan mengarahkan kepada jalan
satu-satunya. Pertanyaan-pertanyaan dari seorang pengejek mungkin muncul di luar
pengetahuan kita, akan tetapi pertanyaan-pertanyaan dari seorang penyelidik memiliki
jawaban pada saat itu juga—dalam Alkitab. Saya telah sering menemukan bahwa
pertanyaan-pertanyaan hangat yang ditanyakan benar-benar tidak begitu penting
seperti yang mereka tanyakan. Pertanyaan-pertanyaan itu menjadi rintangan karena ia
tidak dapat melihat di balik mereka; namun ketika Tuhan Yesus ditampilkan, halangan
yang tak dapat diatasi nampaknya berlalu dan terlupakan. Akan tetapi dia telah
memiliki kesempatan untuk menanyakan pertanyaannya, dan Sang Juruselamat
dinyatakan dalam hubungannya dengan kesukarannya sendiri, dan ia dipuaskan. Ketika
Roh Kudus sedang bekerja, masalah-masalah memiliki jalan penyelesaiannya sendiri.

E. ITU MELEPASKAN DIRI DARI GAGASAN PROFESIONAL.

Ketika seorang ibu rumah tangga melihat seorang salesman datang,


penolakannya melanda dalam dirinya. Jika ia membuka pintu, adalah dengan suatu
keputusan untuk tidak “terpengaruh” oleh pembicaraan yang berhubungan dengan
penjualan. Pria ini secara profesional menyajikan barang-barangnya, yang artinya
bahwa apa yang ia katakan harus diabaikan paling sedikit lima puluh persen! Benar
atau salah, itu adalah sikap dari kebanyakan salesman profesional. Sekarang jika
seorang tetangga datang ke rumah ibu rumah tangga yang sama, menunjukkan artikel
yang sama, membayarkan upeti sebagai hal yang terbaik yang pernah ia temukan
dalam bidangnya, reaksinya barangkali akan sangat berbeda. Menjadikan pelanggan
merasa puas adalah salesman yang terbaik. Itu sebabnya mengapa perusahaan-
perusahaan dagang dengan was-was mencari kesaksian pribadi bagi produk-produk
mereka.
Sementara penginjilan itu lebih daripada sesuatu yang berhubungan dengan
penjualan, namun prinsip yang sama ini terdapat. Seorang pengerja tidak selalu berada
dalam situasi yang terbaik dalam bersaksi. Banyak yang memperhatikannya sebagai
seorang yang “profesional,” dan karena itu dianggap lalu saja. Namun seorang
“pelanggan yang merasa puas,” atau tetangga, sahabat, yang telah menemukan realitas
dan harga dari Kristus, yang seluruh kehidupannya memperagakan kenyataan, adalah
tempat yang menguntungkan bagi kesaksian pribadi. Harus diakui bahwa seorang
pengerja yang sejati melalui ketulusannya dan menggambarkan kelemahlembutan akan
mengalami kemenangan, namun fakta yang masih tetap tinggal yaitu ia memiliki
rintangan ekstra yang harus diatasi. Tentunya sang pengerja yang membatasi
kesaksiannya kepada mimbar tidak akan menang—dia adalah seorang yang
profesional. Namun pengerja yang menggabungkan tingkat para pelanggan yang
merasa puas dan terlibat dalam penginjilan pribadi akan dikenal sebagai seorang yang
menaruh perhatian, dan baginya orang-orang akan mendengarkannya.
Orang Kristen yang hanya namanya saja, yang tidak maju secara alami
menyatakan bahwa memenangkan jiwa adalah bisnis pendeta/pengerja. Begitulah yang
dikatakan oleh seorang pria muda kepada saya ketika saya sedang mendesakkan
kepadanya untuk menuntun orang lain kepada Kristus. Dia pergi sejauh untuk
menyatakan bahwa dia akan marah kepada seseorang daripada seorang pengerja
mendekati dia untuk pelajaran yang demikian. Adalah cukup jelas bahwa dia sedang
menaruh pembelaan atas kelalaiannya sendiri terhadap tugas suci dan kesempatan yang
diberkati yang dipercayakan kepada semua orang Kristen.

F. JAMAHAN PRIBADI BERHASIL BILAMANA METODE-METODE YANG


LAIN GAGAL.

Wanita Sunem yang telah membangun sebuah kamar bagi nabi Elisa datang
kepadanya pada suatu hari dengan kabar buruk bahwa anak lelakinya meninggal dunia.
Nabi itu segera mengirimkan hambanya Gehazi agar meletakkan tongkat ke atas wajah
anak yang sudah mati itu, namun tidak ada respons. Itu terjadi tepat seperti yang ibu itu
harapkan, sebab ia menolak untuk kembali ke rumah dengan hamba tersebut, namun
mendesak Elisa sendiri untuk mengantarnya pulang. Setelah mereka sampai di rumah
nabi itu mengunci dirinya di dalam kamar dengan anak tersebut, dan sesudah berdoa,
ia merentangkan dirinya ke atas tubuh anak yang sudah mati itu. Hal itu dia lakukan
dua kali, dan anak itu menunjukkan tanda-tanda kehidupan—ia bersin tujuh kali!12 Apa
yang dijamah oleh tongkat itu tidak dapat melakukan apa-apa, kontak pribadi yang
dijalankan, melalui kuasa Allah. Tongkat tersebut sangat baik dalam penggunaannya,
untuk memisahkan air dan memukul batu, namun itu tidak mengambil tempat jamahan
manusia.
12
2 Raja-raja 4:18-37.
Suatu hari Yohanes pembaptis, di tengah-tengah para pekerjanya, melihat
Yesus, dan berseru: “Lihatlah Anak Domba Allah, yang mengangkut dosa dunia.”
Konteks tersebut menyarankan bahwa kata-kata ini diucapkan kepada orang banyak.
Keesokan harinya Yohanes berbicara dengan dua orang dari pengikutnya ketika ia
melihat Yesus lagi. Menunjuk kepada Dia dia berkata kepada dua orang tersebut,
“Lihatlah Anak Domba Allah.” Sekarang semakin banyak dan semakin umum
pernyataan pada hari pertama tidak nampak mengarahkan orang untuk datang kepada
Yesus, namun perkataan pribadi, yang sederhana itu keapda dua orang muridnya
memberikan nada baru dalam hati mereka, dan “mereka mengikut Yesus.”13
Sebagai seorang yang telah berkhotbah selama bertahun-tahun, saaya merasa
ragu-ragu untuk menyetujui bahwa berkhotbah bukanlah instrumen yang efektif dalam
memenangkan-jiwa, khususnya ketika Alkitab mengatakannya demikian.14 Saya
mengakui bahwa pernyataan dengan mana kita membuka pasal ini agak melukai.
Namun saya dengan bebas mengakui bahwa saya telah mengkhotbahkan/mencurahkan
hati saya kepada orang tertentu dengan respons yang tidak nampak, hanya untuk
menemukan mereka terbuka dan siap ketika saya menempatkan diri saya untuk melihat
mereka secara pribadi.
Ada seorang sahabat yang berasal dari Scotlandia namanya adalah Johanes. Dia
mulai datang ke gereja saya, saya mengira, karena kami adalah dari bagian Skotlandia
yang sama. Dia benar-benar memerlukan Tuhan, dan saya berkhotbah kepadanya
seolah-olah tidak ada orang lain di dalam jemaat itu. Suatu hari saya pergi untuk
melihat dia, tidak mengetahui bagaimana saya akan diterima. Dia tertidur, karena dia
sedang mengambil shift malam. Saya meninggalkan catatan baginya, menuliskan di
atas traktat yang berjudul, Old John is Dead, I am New John (Yohanes yang lama
sudah mati, saya adalah Yohanes yang baru). Satu hari atau dua hari kemudian saya
menerima sepucuk surat. Membuka amplop, saya melihat traktat saya dikemblikan.
Hati saya tenggelam. Tapi saya lihat kembali dan menemukan sepucuk kertas dimana
tertulis:

Oh Yesus, telah berjanji


Untuk melayani Engkau sampai kepada ahirnya.
Biarlah Engkau senantiasa dekat kepadaku,
Pemimpinku dan Sahabatku.
Aku tidak akan takut peperangan,
Jika engkau berada di sisiku,
Tidak juga aku akan tersesat dari jalanku,
Jika engkau menjadi Penuntunku.
Oh, berikanlah aku rahmatmu untuk mengikut
Jurusalamatku dan Sahabatku

13
Yohanes 1:29-37.
14
1 Korintus 1:21.
Sahabat lama,
Yohanes Baru.

Itu bukanlah khotbah, melainkan sentuhan pribadi yang memenangkan dia.

PERTANYAAN DAN LATIHAN

1. Siapa yang membuat pernyataan bahwa “intensitas panggilan berada dalam


proporsi yang sebaliknya daripada area yang dilingkupinya”?
2. Diskusikan pernyataan bahwa semua dapat terlibat dalam penginjilan pribadi.
3. Siapa yang mengatakan bahwa “setiap hubungan sosial adalah merupakan tali oleh
mana para pria boleh ditarik kepada Kristus”?
4. Apakah dua pahatan yang bertentangan yang hadir dalam diri kita semua, yang
harus diperhitungkan dalam penginjilan?
5. Daftarkan keuntungan-keuntungan dari penginjilan pribadi yang diberikan dalam
pelajaran ini, dan tambahkan lainnya yang dapat anda sarankan.
PELAJARAN 7

Sanksi-sanksi Pengijilan Perorangan

Sanksi adalah suatu pertimbangan yang mendorong atau mendesak kepatuhan


kepada suatu peraturan dalam tindakan. Suatu hukuman yang dijatuhkan terhadap
pelanggaran hukum disebut sanksi. Suatu upah yang dianugrahkan bagi pemenuhan
tugas adalah sanksi. Suatu nama otoritas yang diberikan kepada suatu panggilan adalah
sanksi. Kata itu juga memiliki konotasi ijin, namun itu adalah arti yang kedua.

Pertimbangan-pertimbangan apa yang ada, untuk menegakkan tugas bersaksi


bagi Kristus secara pribadi?

A. Berhutang.

“Aku berhutang,” kata rasul Paulus, baik keapda orang Yunani, maupun kepada
orang bukan Yunani; baik keapda orang terpelajar, maupun kepada orang tidak
terpelajar.”1 Sekarang tidak ada keraguan bahwa Paulus, sebagai Saulus dari Tarsus,
telah mendapatkan beberapa keuntungan intelektual dan budaya dari dunia Yunani,
sehingga dia berada dalam suatu situasi orang yang berhutang kepada orang Yunani.
Namun apa yang dia pernah peroleh dari orang-orang yang bukan yahudi sehingga ia
harus berhutang sesuatu kepada mereka?
Hutang datang dalam cara yang lain daripada oleh keuntungan-keuntungan
yang diterima dari pihak yang terlibat. Dalam profesi pengobatan, seorang yang
menemukan sesuatu yang akan menyumbangkan kepada penyembuhan dari suatu
penyakit dituntut oleh etika dari profesinya untuk membuatnya diketahui. Dia
dipandang sebagai seorang yang berhutang kepada semua manusia dengan
penghormatan atas penemuan itu. Kewajiban ini didasarkan atas kesatuan dan
solidaritas umat manusia. “Tidak seorangpun dari kita yang hidup untuk dirinya,”2
demikian kata Alkitab, dan dunia pengobatan, sedikitnya atas perkembangan ini,
mengenal prinsip ini. Ada di hadapan saya suatu dunia yang membutuhkan; di sini di
tangan saya adalah penyembuhan, atau sedikitnya untuk meredakan. Dengan cara itu
saya menjadi seorang yang terhutang.
Sebenarnya itulah sifat dari keberhutangan Paulus, dan kita satu dengan dia. Di
sekitar kita adalah suatu dunia orang-orang berdosa, hilang dan belum dikerjakan. Kita
memiliki jawabannya: Injil Tuhan Yesus Kristus. Dalam hal ini kita adalah orang-
orang yang berhutang kepada setiap orang yang tidak mengenal Yesus Kristus.

1
Roma 1:14.
2
Roma 14:7.
Empat orang yang sakit lepra memeluk dinding-dinding Samaria yang dikepung
memutuskan untuk memohon belas kasihan kepada tentara Siria sebagai satu-satunya
pengharapan untuk bertahan hidup. Ketika mereka sampai di perkemahan orang
banyak yang sedang berinvasi, tidak ada orang-orang Siria yang kelihatan. Suara
pasukan tentara yang mendekat telah mengirim mereka dengan segera atas kehidupan
mereka. Orang-orang lepra yang keheran-heranan itu mulai merampas, dan
memuaskan lapar mereka dari persediaan yang tertinggal itu. Kemudian mereka datang
kepada mereka sendiri dan mengingat bahwa penemuan dari kelimpahan berkat itu
menjadikan mereka terhutang kepada para penduduk kota yang sedang kelaparan. Jadi
mereka cepat-cepat kembali untuk menyampaikan kabar baik kepada penjaga pintu
gerbang.3
Kita yang telah “mengecap kebaikan Tuhan”4 punya hutang yang harus dibayar.
Kita berhutang kabar baik kepada para sahabat kita dan tetangga kita.

B. Perintah.
Perintah ahir yang dicatat dari Juruselamat yang sudah bangkit itu kepada
kelompok pengikut-Nya pada peristiwa kenaikan-Nya kepada kemuliaan ialah:
“Pergilah ke seluruh dunia, dan kabarkanlah Injil kepada segala mahluk.”5 Tidak ada
keraguan bahwa itu adalah perintah yang khusus dan representatif, menunjukkan
kehendak-Nya bagi semua yang mau mengambil nama-Nya ke atas mereka. Adalah
sangat jelas bahwa tidak ada seorang pun, atau semua dari kelompok kecil untuk siapa
Tuhan mengatakan perkataan-perkataan ini, dapat menjangkau “setiap mahluk.” Maka
setiap orang percaya, mengambil bagian dalam tanggungjawab membawakan perintah
Tuhan selama ada satu mahluk yang belum mendengar kabar baik.
Ada banyak cara dimana kita boleh membagikan tugas. Kita boleh memberikan
harta kita, kita boleh mendoakan, kita boleh menguatkan mereka yang pergi ke daerah-
daerah yang jauh, kita boleh melayani dalam lembaga-lembaga Kristiani dan
membantu melatih para pengerja dan misionaris, namun semuanya itu tidak
membebaskan kita dari tanggungjawab kita dalam bersaksi. Tak seorangpun dapat
pergi ke seluruh dunia, namun masing-masing dapat pergi ke suatu bagian dunia,
walaupun hanya kepada tetangga yang ada di samping rumah kita atau di sekitar kita.
Perintah untuk bersaksi tidak harus meninggalkan rumah menuju ke tempat-
tempat yang jauh diperjelas dalam salah satu dari peristiwa-peristiwa Injil yang
dinyatakan. Orang yang kerasukan setan di Gadara, untuk siapa Yesus telah mengusir
roh jahat dari tubuhnya, memohon dengan sangat ingin menemani Yesus dalam
pelayanan keliling-Nya. Barangkali ia ingin jauh dari bagian negeri itu yang dikaitkan
dengan belenggu mengerikan yang mengikat dia sebelumnya; barangkali ia merasa
malu akan kehidupannya yang lama sehingga ia merasa tersisih dari kehidupan di
antara orang banyak yang mengenal dia; atau barangkali ia hanya merasa perlu akan

3
2 Raja-raja 7.
4
1 Petrus 2:3.
5
Markus 16:15.
kehadiran Yesus sebagai kepastian keamanan terhadap kemungkinan datangnya roh
jahat itu kembali ke dalam dirinya. Apappun motifnya, permintaannya ditolak.
Gantinya, kepadanya diperintahkan oleh Yesus: “Pulanglah ke rumahmu, kepada
orang-orang sekampungmu, dan beritahukanlah kepada mereka segala sesuatu yang
telah diperbuat oleh Tuhan atasmu dan bagaimana Ia telah mengasihani engkau.”6 Tak
diragukan itu akan menjadi lebih mudah bagi dia untuk pergi ke dalam pekerjaan
“secara profesional,” akan tetapi perintah itu berarti bagi dia agar tinggal di rumah dan
melakukan pekerjaan pribadi. Teritorial rumah tangga adalah tempat yang paling baik
bagi orang Kristen.

C. Pengangkatan.
Para pedagang Inggris dan para pengusaha pabrik menganggapnya sebagai
suatu penghormatan besar untuk dapat menghiasi dengan huruf timbul kepala surat
mereka dengan kata-kata, dengan pengangkatan. Cara ini, tentunya, yaitu produk
mereka yang telah diterima untuk kepentingan kerajaan, mereka buat barang-barang
mereka untuk raja atau untuk ratu. Baru-baru ini saya melihat tulisan pada sebuah buli-
buli yang berisi sele jeruk dari Skotlandia dengan kata-kata sebagai berikut, “Dengan
pengangkatan, para pengusaha pabrik pengawetan kepada Yang Mulia Raja George
VI.” Bahkan kenangan penghargaan masa lalu diabadikan.
Kita lebih dihormati daripada para pedagang itu. Seorang Raja di atas segala
raja yang paling agung telah mengangkat kita agar melayani Dia. Kata-kata-Nya
sendiri, yang ditujukan utamanya kepada keumpulan kerasulan itu, namun termasuk
kepada setiap umat percaya, adalah: “Bukan kamu yang memilih aku, tetapi Akulah
yang memilih kamu. Dan Aku telah menetapkan kamu, supaya kamu pergi dan
menghasilkan buah dan buahmu itu tetap, supaya apa yang kamu minta kepada bapa
dalam nama-Ku, diberikan-Nya kepadamu.”7 saat ini sementara saya percaya bahwa
buah dari tabiat yang beriman terlihat di sini,8 saya benar-benar yakin bahwa buah
“reproduksi” melalui iman dan kesaksian yang efektif tidak berada di luar penglihatan.
Perintah ilahi yang demikian harus memberikan kita semangat dan suatu
keberanian yang suci. Saya belum pernah mendengar seorang pedagang Inggris
menjadi malu atas pengangkatan yang dilakukan raja, atau menolaknya. Mereka akan
menghiasi lambang raja itu di atas tempat usaha mereka, dan menerima pengangkatan
sebagai suatu sinyal untuk pergi dan menghasilkan yang terbaik dalam ladang mereka.
Jadi pengangkatan kita oleh Kristus harus menjadi suatu insentif bagi kita untuk
memenuhi perintah agung itu dalam gaya yang demikian sehingga Dia akan berkata,
“Selamat.”

D. Teladan.

6
Markus 5:17-19.
7
Yohanes 15:16.
8
Lihat Galatia 5:22,23.
Penginjilan pribadi bukanlah penemuan abad kedua puluh. Itu benar-benar
terjadi setelah aturan Perjanjian baru. Dari sana kita tidak menemukan pekerjaan
bersaksi yang terbatas kepada para rasul, atau “klergi” jika anda mau. Itu adalah tugas
dimana kita semua diharapkan terlibat.
Buku Kisah Para rasul menceritakan kepada kita suatu angin topan
penganiayaan yang benar-benar terjadi yang menyerang gereja. Nampaknya Saul dari
Tarsis, seorang Farisi yang masih sangat muda dan kejam, adalah seorang penggerak
utama, atau sedikitnya seorang agen kepala, dalam penganiayaan itu. Begitu kejam
penganiayaan itu terjadi terhadap jemaat di Yerusalem, sehingga “mereka semua
tersebar ke seluruh daerah Yudea dan samaria, kecuali rasul-rasul.”9 Perhatikan frase,
kecuali rasul-rasul. Para rasul “mengadapinya,” namun sekelompok umat percaya
meninggalkan kota. Sekarang kita lihat ayat 4 pada pasal yang sama: “Mereka yang
tersebar itu menjelajah seluruh negeri itu sambil memberitakan Injil.” Kita jangan salah
dengan kata mengkhotbahkan itu. Itu tidak berarti menyampaikan khotbah-khotbah—
bahkan bukan berdiri di hadapan seklompok orang. Itu sama dengan menceritakan
kepada seseorang, dan tidak diragukan bahwa ada jauh lebih banyak yang telah
dilakukan melalui penganiayaan ini, orang-orang Kristen yang tersebar dariada khotbah
formal.
Adalah menarik untuk mengikuti perkembangan dari kesaksian yang tidak
formal itu. Kita kembali ke Kisah 11:19, dan kita melihat orang-orang Kristen yang
tersebar itu menjelajah sejauh Phonesia, dan Siprus, serta Antiokhia.” Mereka yang
menjangkau Antiokhia (Antiokhia di Siria) tidak bisa menahan diri mereka untuk
bersaksi kepada orang-orang Yunani di sana, dengan hasi bahwa mereka tiba-tiba
menemukan diri mereka bersama-sama dengan sebuah gereja dari orang-orang kafir
yang bertobat! Pada waktu itu Petrus, di bawah petunjuk dari Tuhan, telah memberikan
Firman Kornelius orang Roma,10 namun kesaksian itu belum sungguh-sungguh
membakar orang-orang Yahudi yang berada di pinggiran kota untuk menggoncang
dunia orang kafir. Instrumen pergerakan yang lebih besar adalah para pengungsi yang
telah dianiaya ini. Paulus telah membunuh ribuan orang Kristen, namun berpuluh-
puluh ribu orang menjadi Kristen.
Tentu hal-hal ini adalah merupakan teladan bagi kita. Mengapa Allah
membiarkan umat-Nya tersebar ke seluruh dunia gantinya mengunci diri dalam suatu
komunitas idaman? Hanya karena Dia menghendaki para saksi ada di mana-mana.
Setiap orang Kristen adalah suatu “sel” untuk mempropagandakan Inkil di tengah-
tengah masyarakat non-Kristen. Pekerjaan itu tidak akan selesai oleh “para
profesional,” para rasul, atau para pendeta, melainkan oleh mempercayakan para pria
dan wanita—“anda pada sudut kecil anda, dan saya juga.”
E. Kasih.

9
Kisah 8:1.
10
Kisah pasal 10.
Ini adalah yang terbesar dari semua sanksi. “Kasih Kristus yang menguasai
11
kami,” kata rasul Paulus, dan saya suka menyimpan penjelasan David Livingstone
mengenai kemauannya untuk mengalami bahaya-bahaya di Afrika dan kesusahan dan
penyakit dan kesukaran dan kekecewaan ketika dia harus tinggal di rumah dan
menikmati penghargaan dimana orang-orang siap untuk memberikan hal itu
kepadanya. Menggemakan kata-kata rasul itu, ia menjawab, “Kasih Kristus yang
mengajak aku.” Kata –kata ini tertulis di bawah salib yang dibuat dari kayu di bawah
jantung David Livingstone yang di kubur di Afrika, dan dibangun tempat suci dari
National Livingstone Memorial di Blantyre, Skotlandia. Itu adalah salah satu hal yang
paling indah dalam seluruh kenangan.
Kasih adalah kuasa yang mengajak. Kita boleh mengakui hutang kita,
mengenali perintah itu, menerima pengangkatan, dan mengakui teladan yang diberikan
kepada kita, dan masih terdiam. Namun jika kasih mengambil alih, akan ada suatu
pengendalian batin yang akan kita dapatkan yang tidak dapat kita tolak—kita tidak mau
menolaknya. Atau itu adalah mungkin untuk bertindak dari perasaan hutang, dalam
penurutan kepada perintah itu, di bawah istilah pengangkatan, dan dalam memelihara
teladan itu, dan masih melakukan semuanya tanpa kasih. Dalam hal yang demikian
kesaksian kita akan bersifat formal saja, karena paksaan, dingin, dan hasilnya akan
menjadi sedikit. Kita barangkali dikaruniai dalam mendekati orang lain, mampu
memberikan presentasi, semangat , tapi kekurangan kasih akan menunda talenta-talenta
kita dan meninggalkan kita dengan tidak efektif. “Sekalipun aku dapat berkata-kata
dengan semua bahasa manusia dan bahasa malaikat, tetapi jika aku tidak mempunyai
kasih, aku sama dengan gong yang berkumandang dan canang yang gemerincing.”12
Kasih adalah basis yang sejati dari semua pelayanan yang benar. Kita ingat
bahwa dalam kenangan Petrus akan kerasulannya setelah penolakan tragisnya kepada
Tuhan, pemberian tugas kembali tiga kali didasarkan atas tiga kali pengakuan kasih.13
“Apakah engkau mengasihi Aku?… Gembalakanlah domba-domba-Ku.” Itu adalah
perintah, dan perintah yang sama untuk pergi mencari domba yang hilang.
Harus diakui kita tidak memiliki kasih ini secara alami. Kita boleh memiliki
belas kasihan alami dan kebaikan alami dan keberanian alami serta semangat alami,
namun apapun kasih alami yang kita miliki bukanlah kasih yang diperhitungkan dalam
semua pelayanan yang terbesar ini. Akan tetapi itu tersedia. “Dan pengharapan tidak
mengecewakan, karena kasih Allah telah dicurahkan di dalam hati kita oleh Roh Kudus
yang telah dikaruniakan kepada kita.”14

11
2 Korintus 5:14.
12
1 Korintus 13:1.
13
Yohanes 21:15-17.
14
Roma 5:5.
PERTANYAN DAN LATIHAN

1. Apa yang dimaksud dengan sanksi?


2. Daftarkan dan jelaskan lima sanksi penginjilan pribadi.
3. Diskusikan arti yang berbeda dalam mana kita menjadi orang-orang yang
berhutang, dan tempatkan kepada pekerjaan penginjilan.
4. Evaluasilah pernyataan: Wilayah rumah tangga adalah wilayah yang terbukti paling
baik bagi orang Kristen dalam enginjilan pribadi.
5. Dimana dalam Perjanjian baru kita memiliki teladan yang dapat diperhatikan dalam
bersaksi secara luas pada bagian tingkat dan kelompok gereja?
6. Manakah sanksi yang paling berkuasa di antara semuanya, dan bagaimana kita
boleh mengetahui kuasanya yang mengajak kita?
PELAJARAN 8

Kualifikasi Pemenang-Jiwa

Dalam pelajaran mengenai “Keuntungan-keuntungan Penginjilan Pribadi” kami


mengemukakan bahwa setiap orang bisa melakukannya. Pernyataan itu sekarang
memerlukan modifikasi. Sementara semua orang Kristen bisa melakukannya dalam arti
menjangkau semua orang, ada kualifikasi-kualifikasi tertentu yang seseorang harus
miliki sebelum ia diperlengkapi untuk melakukan pekerjaan ini sebagaimana hal itu
harus dilakukan. Kita harus akui bahwa banyak orang Kristen tidak memiliki
kualifikasi-kualifikasi tersebut, namun, dengan kata lain, kualifikasi-kualifikasi ini bisa
diperoleh oleh semua orang, melalui kasih karunia Allah, dan dalam ukuran
sebagaimana mereka memperolehnya, keefektifan seseorang akan meningkat.
C.H. Spurgeon bukan hanya seorang pengkhotbah hebat, melainkan seorang
pemenang-jiwa yang luar biasa. Dia telah menyediakan kita saran-sarannya1 mengenai
kualifikasi-kualifikasi bagi tugas yang suci ini, membaginya ke dalam dua kategori—
Keallahan dan Kemanusiaan:
1. Keallahan 2. Kemanusiaan
Kesucian tabiat Pengetahuan
Kehidupan rohani Ketulusan
Kerendahan hati Kesungguh-sungguhan yang nyata
Iman yang hidup Kasih
Kesungguh-sungguhan Tidak cinta diri
Kesederhanaan hati Keseriusan
Penyerahan total Kelemahlembutan

Akan sangat menguntungkan untuk merenungkan semua kualifikasi tersebut,


dan kita boleh memiliki itu semua. Saya pikir, bagaimanapun juga, bahwa kualifikasi-
kualifikasi tersebut dapat digolongkan dalam lima pandangan utama.
A. Pemenang-Jiwa Harus Menjadi Manusia Bertabiat.
Rasul Paulus adalah orang yang paling mendesak ke atas tabiat pribadi dari
pelayan Allah, dan dalam surat-suratnya kepada Timotius dia menekankan hal itu lagi
dan lagi. Kepada Timotius sendiri dia berkata dengan penekanan yang besar dan
dengan kesunguh-sungguhan, “Awasilah dirimu sendiri.”2 Kondisi rohani adalah
faktor yang sangat menentukan dalam tanggapan pendengar sehingga itu menjadi suatu
hal yang sangat penting. Adalah orang yang berhati-hati agar tidak memiliki noda ke

1
C. H. Spurgeon, The Soul-Winner (Westwood, N. J.: Revell), hal. 39,65.
2
1 Timotius 4:16.
atas tabiatnya sehingga “ia akan menjadi perabot rumah untuk maksud yang mulia, ia
dikuduskan, dipandang layak untuk dipakai tuannya dan disediakan untuk setiap
pekerjaan yang mulia.”3
Allah, yang adalah suci, menggunakan perabot yang suci untuk maksud-
maskud yang suci. Penyucian dari para imam pada masa lalu, dituntut dari mereka
sebelum memegang perabot dalam bait suci, adalah merupakan perumpamaan terhadap
kemurnian moral yang Allah inginkan dari mereka yang mau memegang Injil-nya yang
suci. Ada beberapa tugas di mana Allah menggunakan alat-alat yang aneh. Dia
menggunakan seekor kuda yang dungu untuk menegur seorang nabi yang berambisi.4
Dia menggunakan raja yang fasik untuk memecut umat-Nya yang bandel lagi dan lagi.
Dia menggunakan Iblis, menggantikan rancangan-rancangan dari musuh kepada cara-
cara dalam menyelsaikan kehendak-Nya sendiri. Namun Dia tidak mempercayakan
hal-hal yang suci ke dalam tangan binatang-binatang, para iblis, atau orang-orang yang
berdosa. Sebaliknya hal tersebut Dia serahkan kepada tangan-tangan yang bersih, dan
jika memegang hal itu dengan jari-jari yang kotor, janganlah kita terkejut jika murka-
Nya datang kepada kita.
Saya pernah mendengar seorang penginjil dalam sebuah khotbah mengenai
memenagkan jiwa menanyakan pertanyaan: “Haruskah seorang Kristen mencoba
memenangkan jiwa-jiwa jika kehidupannya tidak benar?” Kesimpulannya ialah: “Saya
pikir Allah akan mengampuni anda karena mencoba memenangkan jiwa-jiwa bahkan
jika anda bukanlah apa yang seharusnya anda lakukan.” Saya hanya dapat berharap
bahwa hal tersebut dikatakan demikian dalam suasana yang hangat, dan tidak benar-
benar menggambarkan konsep pemikiran penginjil yang sejati. Apa yang seharusnya
dikatakan ialah: Tugas pertama orang Kristen ialah memiliki hubungan yang baik
dengan Allah dan manusia, dan kemudian, menghidupkan kehidupan yang bersinar,
pergi sebagai sebuah perabot/bejana yang bersih, “yang dipersiapkan kepada setiap
pekerjaan yang baik.”5
Kita harus ingat bahwa Injil lebih daripada suatu pengampuan dan suatu janji
surga. “Engkau akan menamai Dia Yesus: sebab Dia akan menyelamatkan umat-Nya
dari dosa-dosa mereka.”6 Seseorang yang hidup dalam dosa tidak dapat
mengumandangkan Injil itu. Bagaiama kita dapat menawarkan kepada orang lain apa
yang belum menjadi kenyataan bagi diri kita sendiri? Itu adalah kemunafikan. Dan tdak
adasatupun yang menjijikkan manusia kecuali “kesaksian” dari seorang yang munafik.
Tentu seseorang boleh melakukan kesaksiannya dimana ia tidak dikenal, namun itu
akan mengurangi bunyi keyakinan, dan itu akan mengurangi kuasa Roh Kudus; dan
bahkan jika suatu cara yang sopan nampaknya memberikan dia suatu ukuran
keberhasilan untuk sementara, kebenaran akan keluar, dan pekerjaan Injil akan
menderita.

3
2 Timotius 2:21.
4
Bilangan 22:21-34.
5
2 Timotius 2:21.
6
Matius 1:21 (huruf miring ditambahkan).
Dengan kata lain, suatu tabiat seperti Kristus adalah suatu argumen terhadap
mana tidak ada jawaban. Itu adalah kesaksian yang paling menyakinkan yang dapat
diberikan. Di Sault Ste Marie, Canada, ada seorang pengerja imigrasi7 yang
kehidupannya memancarkan kenyataan hidup Yesus Kristus. Suatu hari dia menelpn
saya dan mengatakan bahwa dia sedang membawakan dua orang laki-laki yang ingin
bertemu dengan saya. Pada waktu mereka sampai saya pelajari bahwa mereka baru saja
menerima Tuhan Yesus. Ketika saya bertanya kepada mereka apa yang menyebabkan
mereka mengambil langkah tersebut, salah seorang menjawab dengan tegas; “Saya
telah menyaksikan orang ini (sambil menunjuk kepada sahabat say) selama berbulan-
bulan, dan kehidupannya meyakinkan saya bahwa saya memerlukan apa yang dia
hidupkan.” Itulah apa yang dimaksudkan.
Tabiat yang melayakkan seseorang untu memenangkan jiwa adalah sesuatu
yang lebih dari standar tingkah laku moral, sesuatu yang lebih dari menghindari dari
pencurian, berdusta, berzinah, dan sebagainya. Pada dasarnya itu adalah keserupaan
dengan Kristus, terwujud dalam kesabaran, kebaikan, kelemahlembutan yang
sesungguhnya, dalam semuanya itu sehingga rasul Paulus menyebutnya sebagai “buah
Roh.”8
Hal tersebut bukan berarti bahwa kita harus menunggu kesempurnaan tanpa
dosa sebelum kita memuliakan penginjilan pribadi. Jika kita menunggu hal itu, kita
akan menunggu sampai tidak ada lagi penginjilan bagi kita untuk terlibat di dalamnya.
Namun itu benar-benar berarti bahwa kita tidak akan mengijinkan dosa dalam
kehidupan kita, sehingga kita akan menyerahkan diri kita kepada disiplin Roh Kudus
untuk menyesuaikan jalan-jalan kita kepada kehendak Allah, dan kita akan menantikan
kehadiran Tuhan kita sampai kita pergi dengan sesuatu keindahan-Nya ke atas diri kita.

Biarlah keindahan Yesus nampak dalam diri saya.


Semua kegemaran dan kemurnian-Nya yang ajaib,
Oh Engkaulah Roh Ilahi, isilah kaabah ini dengan kuasa-Mu,9
Hingga keindahan Yesus nyata dalam diri saya.

--ALBERT OSBORN

B. Pemenang-Jiwa Harus Memiliki Semangat Total.


Kita telah mendengar semangat bagi jiwa-jiwa, dan kita umumnya
menghubungkan frase itu dengan kerinduan yang sungguh-sungguh untuk
menyaksikan orang-orang berdosa bertobat. Sebenarnya, itu hanyalah semangat yang

7
Saya yakin itu akan pada tempatnya untuk menyebutkan nama orang ini. Dia dalah David
Lynn, sekarang dia bersama dengan Tuhan. Kesaksiannya yang cukup cemerlang dalam hidupnya
membawa banyak orang kepada Kristus.
8
Galatia 5:22,23.
9
Baris ketiga telah diubah oleh Homer Hammontree.
setengah-setengah bagi jiwa-jiwa. Yang setengahnya lagi adalah perhatian yang setaraf
untuk menyaksikan orang-orang saleh, orang-orang yang ditobatkan, menjadi
sempurna di dalam Yesus. Apa yang anda pikirkan mengenai pasangan muda yang
sangat merindukan anak-anak, namun tidak memberikan pikiran kepada perkembangan
anak-anak setelah mereka hadir dalam keluarga mereka? Jadi adalah tidak cukup untuk
memperjuangkan keselamatan bagi yang tersesat. Kita juga harus mengusahakan
penyucian dan pertumbuhan dari orang-orang yang telah ditobatkan. Keduanya secara
bersama-sama membuat suatu semangat total bagi jiwa-jiwa. Yang pertama tanpa yang
kedua adalah ibarat menghasilkan pekerjaan yang dangkal. Yang kedua tanpa yang
pertama dapat mengeringkan mata ait penginjilan.
Paulus memiliki suatu semangat total bagi jiwa-jiwa. Dia menjangkau yang
belum ditobatkan, demikian pula kepada orang-orang saleh. Dengarkan seruan hatinya
bagi mereka yang tidak mengenal Tuhan Yesus: “Aku mengatakan dalam Kristus, aku
tidak berdusta. Suara hatiku turut bersaksi dalam Roh Kudus, bahwa aku sngat
berdukacita dan selalu bersedih hati. Bahkan, aku mau terkutuk dan terpisah dari
Kristus demi saudara-saudaraku, kaum sebangsaku secara jasmani.”10 Tetapi
perhatiannya kepada orang-orang saleh (orang-orang sebangsanya) hanyalah sebgai
semangat saja. Dia sebenarnya menderita karena orang-orang Kristen Galatia, kepada
siapa ia menuliskan: “Hai anak-anakku, karena kamu akau menderitasakit bersalin lagi,
sampai rupa Kristus menjadi nyata di dalam kamu.”11 Marilah kita memiliki semangat
yang utuh bagi jiwa-jiwa.
Sekarang kita akan menganalisa semangat bagi jiwa-jiwa dan melihat apakah
yang menjadi unsur-unsurnya. Dengan kata lain, apa yang membentuk semangat bagi
jiwa-jiwa?
1. Unsur yang pertama dan mendasar ialah kasih Kristus. Kita sudah
menyebutkan tempat kasih dalam pelajarankita mengenai “Sanksi-sanksi
Penginjilan Pribadi.” Di sini harus ditekankan kembali. Perhatikan
sekarang bahwa adalah kasih Kristus, bukan kasih bagi jiwa-jiwa, yang
muncul pertama-tama. Ketika Tuhan Yesus sedang mengulangi perintah-
Nya keapda Petrus setelah kegagalannya yang menyedihkan itu, Dia tidak
mengatakan kepadanya, “Petrus, apakah engkau mengasihi domba-domba-
Ku?—Kalau demikian pergi dan gembalakanlah mereka.” Gantinya Dia
berkata, “Apakah engkau mengasihi Aku?…Gembalakanlah domba-
domba-Ku.”12
David Brainerd adalah seorang pemenang-jiwa yang sangat rajin, namun dia
tahu unsur utamanya. Dalam buku hariannya, ia menuliskan: “Saya mencurahkan jiwa
saya bagi dunia. Jiwa saya dipaksa tidak sebanyak bagi jiwa-jiwa, melainkan bagi
kerajaan Kristus sehingga itu boleh muncul dalam dunia, sehingga Allah dapat dikenal

10
Roma 9:1-3.
11
galatia 4:19.
12
Yohanes 21:15-17.
di seluruh dunia.”13 Anda lihat, bagaimana doanya bagi jiwa-jiwa muncul dari
kasihnya bagi Kristus.
Contoh yang lain ialah teolog Jerman terkenal, Tholuck. Ini adalah
kesaksiannya sendiri. “Saya mengadopsi bagi kehidupan saya sendiri moto terkenal
dari Count Zinzendorf (Saya punya satu-satunya semangat yaitu Dia, dan Dia sendiri).
Untuk mengembalikan jiwa-jiwa bagi Kristus adalah dari sejak waktu itu setiap hari,
bahkan masalah tiap-tiap jam, demikian pula sukacita hidup saaya.”14
Ada alasan bagi hal ini. Jika kerinduan kita bagi jiwa-jiwa didasarkan pada
bukan sesuatu yang lebih dari kasih bagi orang berdosa atau kasih bagi orang yang
saleh, kita akan kehilangan semangat kita, sebab kita akan menemukan orang-orang
benar dan orang-orang berdosa nampak seperti tidak harmonis pada setiap saat, dan
kita akan benar-benar merasa kecewa, namun jika segala sesuatu berpusat pada Kristus
kita akan terhindar dari kekecewaan. Dia selalu nampak indah, dan sebagaimana kita
memandang Dia, dan hati kita pergi dalam kasih kepada-Nya, suatu tugas yang
dilakukan bagi Dia akan dilakukan dengan semangat dan keinginan yang besar.
2. Unsur kedua dalam kerinduan/semangat bagi jiwa-jiwa, dan selalu
memunculkan yang pertama, adalah perhatian bagi jiwa-jiwa. Anda lihat
apa yang kebanyakan orang ambil untuk semangat yang utuh bagi jiwa-
jiwa ialah hanya satu unsur di dalamnya, dan itulah yang kedua, bukan
yang pertama.
Adalah karena kasih Kristus yang memaksa dia sehingga Paulus begitu konsern
kepada bangsanya sendiri.15 Keinginannya untuk mengambil kutuksenadainya hal itu
boleh menjadi keselamatan mereka yang keluar dari kemabukannya yang dalam dari
kasih Kristus.
Perhatian Paulus bukan dibatasi kepada orang-orang Yahudi saja, melainkan
meluas kepada orang-orang non-Yahudi. Kita memiliki gambaran yang luar biasa ini
dari Paulus ketika dia berada di Atena: “Sementara Paulus menantikan mereka di
Atena, sangat sedih hatinya karena ia melihat, bahwa kota itu penuh dengan patung-
patung berhala.”16 Kata sangat sedih adalah kata yang kuat dalam bahasa Yunani. Dari
kata tersebut kita memiliki kata bahasa Inggris paroxysm, dan itu bukan berarti
membesar-besarkan kata itu dalam hal ini. Paulus terlempar dalam suatu paroxysm du
dalam hatinya. Apa yang begitu mempengaruhinya? Pertama, dia melihat dalam semua
kekafiran ini Allah dipermalukan, dan kemudian ia melihat manusia menjadirendah.
Dia merasa malu dan berduka pada pemandangan dan rindu bagi keselamatan dari
mereka yang, diciptakan menurut gambar Allah, telah rusak dari gambar itu.
Dalam sajaknya yang terkenal, Santo Paulus, Meyer menggambarkan
kerinduanr asul Paulus ini sebagai berikut:

13
Jonathan Edwards, The Life and Diary of David Brainerd (Chicago 10: Moody Press), hal.
129.
14
Report of Evangelical Alliance Conference yang diadakan di New York, 2-12 Oktober, 1878.
15
Roma 9:3.
16
Kisah 17:16.
Acapkali ketika Firman ada padaku untuk disampaikan,
Terangkatlah ilusi, dan kebenaran nyata;
Padang pasir atau keramaian, kota atau sungai
Mencair dalam udara firdaus yang nyata.

Hanya gemar melihat jiwa-jiwa yang ada di sana,


Kelimpahan siapa memenangkannya, busak-budak siapa menjadi raja-raja,
Mendegarkan pengharapan mereka satu-satunya, dengan suatu keajaiban yang hampa,
Menyedihkan sekali merasa puas dengan suatu pertunjukkan segala sesuatu.

Dengan keramaian, pahatan yang tidak dapat dibiarkan itu


Membuat saya bergetar, seperti bunyi terompet,
Oh, untuk menyelamatkan hal-hal ini, untuk membinasakan sembahan mereka,
Mati bagi hidup mereka, tersedia bagi mereka semua!

Musa adalah juga manusia yang memiliki kerinduan yang sama seperti Santo
Paulus. Ketika penghakiman Allah tergantung di atas bangsa yang berdosa sseperti
Pedang Damokles, Musa menempuh jalan dengan cara memohon kepada Allah demi
kepentingan mereka. Dengarkan intensitas permohonannya: “Ah, bangsa ini telah
berbuat dosa besar, sebab mereka telah membuat Allah emas bagi mereka. Tetapi
sekarang, kiranya engkau mengampuni dosa mereka itu—dan jika tidak, hapuskanlah
kiranya namaku dari dalam kitab yang telah Kautulis.”17 Musa sebenarnya
menyediakan dirinya untuk menanggung penghakiman Israel seandainya hal itu akan
memberikan pengampunan dan keselamtan bagi mereka. Tentu di sini kita melihat
suatu perhatian bagi jiwa-jiwa cukup membuat kita merasa malu.
3. Unsur yang ketiga dalam semangat ini ialah suatu perasaan yang
mendesak. Kita menyalahkan orang berdosa atas kelambanan mereka
dalam menerima Kristus, namun berapa sering kita harus mengadakan
panggilan kesalahan dalam kelambanan dalam bersaksi kepada mereka?
Kita perlu menerapkan diri kita beberapa dari ayat-ayat itu sehingga kita
mengatakan kepada orang-orang berdosa, sebagai contoh, “Sesungguhnya,
waktu ini adalah waktu perkenanan itu; sesungguhnya hari ini adalah hari
penyelamatan itu.”18 Kata “waktu ini” senantiasa melekat dalam jiwa
pemenang-jiwa yang sejati.

Ketika saya masih kecil, saya menghadiri satu rangkaian pertemuan dimana
seorang bekas pelaut, Sidney Watson, sedang berkhotbah pada waktu itu. Kenangan itu
khususnya nyata karena pada waktu itu dia sedang di atas tongkat ketiaknya karena
luka yang disebabkan ketika dia menangkap seorang wanita yang meloncat dari gedung
17
Keluaran 32:31,32.
18
2 Korintus 6:2.
yang sedang terbakar. Pertobatannya, sebagaimana dia ceritakan sendiri, terjadi ketika
sedang melayani pada H.M.S “Zealus.”Pada salah satu pelabuhan Inggris seorang
pelaut lainnya, John Martin, bergabung di kapal itu sebagai seorang pembuat layar.
Martin tidak sampai sepuluh menit di atas kapal sampai dia bersaksi kepada Watson.
Perasaan akan pentingnya/mendesaknya dinyatakan dalam kata-katanya sendiri, yang
tidak pernah Watson lupakan: “Saya harus menyaksikan leftenan pertama,19
mendapatkan peraturan-peraturan saya dari sang bosun,20 menggantikan baju saya,
mengambil barang-barang kotor saya, dan mengambil alih toko saya, namun
keselamatan jiwa anda, Sidney Watson, bersifat lebih konsekuen daripada sesuatu yang
lain.” Inilah perasaan mendesak yang senantiasa menemani suatu kerinduan bagi jiwa-
jiwa.
4. Unsur yang keempat adalah suatu perasaan akan tanggungjawab. Tak
seorangpun yang memiliki suatu semangat bagi jiwa-jiwa akan pernah
menanyakan pertanyaan Kain, “Apakah aku penjaga adikku?”11 Kita tahu
sebagaimana adanya kita.

Ketika bangsa Yahudi yang mengalami pemulihan jatuh ke dalam dosa


pernikahan campuran dan kejahatan-kejahatan lainnya yang mengancam keberadaan
bangsa mereka, Ezra membaktikan dirinya untuk berdoa, dengan pengakuan dan
meratap di hadapan Allah. Ekmudian salah satu dari pangeran bangsa itu datang
kepada Ezra, dan berkata, “Bangkitlah, karena hal itu adalah tugasmu. Kami akan
mendampingi engkau. Kuatkanlah hatimu, dan bertindaklah!”12 Itu adalah moto yang
luar biasa bagi pemenang-jiwa. Adalah tepat seperti yang dibuat oleh D. L. Moody
sebgai pemenang-jiwa. Dia mengetahui bahwa itu adalah pekerjaannya. Dia sadar
bahwa sebuah tanggungjawab berada di pundaknya.
5. Unsur yang kelima adalah perasaan akan panggilan. Kita tidak hanya
mengambil hal ini di atas diri kita sebagai hal kebaikan atau belas
kasihan. Kita telah menerima perintah. Betapa Yesus yang telah bangkit
itu berkata kepada para murid-Nya di ruangan atas itu juga menerapkan
perintah yang sama kepada kita: “Sama seperti Bapa mengutus Aku,
demikian juga sekarang Aku mengutus kamu.”13 Kita juga turut ambil
bagian dalam menyambut perintah itu khususnya yang diberikan kepada
Petrus pada hari itu ketika dia meminjamkan perahunya kepada Yesusdan
sebagai upahnya ia menerima hasil tangkapan ikan yang luar biasa
banyaknya. Ketika, dalam keherannya, dan dengan perasaannya yang
mendalam akan ketidaklayakkannya, dia berseru: “Tuhan, pergilah

19
Letnan Pertama.
20
Mandor kapal.
11
Kejadian 4:9.
12
Ezra 10:4.
13
Yohanes 20:21.
daripadaku, karena aku ini seorang berdosa.,” Yesus menjawab dia:
“jangan takut, mulai dari sekarang engkau akan menjala manusia.”14

Perasaan akan panggilan ini tidak hanya memberi makna kepada hidup,
melainkan itu juga mengangkat kita pada suatu saat ketika kita akan diuji untuk
memberikan segalanya yang ada pada kita. Ingat bahwa semangat bagi jiwa-jiwa
bukanlah semata-mata karena emosi. Emosi itu sifatnya turun naik, dan ada saatnya
ketika kita memerlukan pengaruh yang tetap dari kenyataan ini sehingga kita dipanggil
dan diutus.

C. Pemenang-Jiwa Harus Menjadi Orang yang Berkeyakinan Teguh.


Kecuali kita merasa yakin di balik semua keraguan, kita tidak akan menjadi
efektif dalam kesaksian kita. Itu bukan berarti bahwa kita perlu menghindar dari
pencobaan-pencobaan keraguan. Musuh akan menggunakan setiap kesempatan untuk
menanamkan pikiran ketidakmenentuan dalam pikiran kita, namun jika kita memiliki
jawaban dari Firman, dan kesaksian Roh Kudus di dalamnya, kita tidak akan melayani
pendapat-pendapat yang tidak beriman, melainkan dengan segera kita akan sanggup
mengatasinya. Keyakinan akan kebenaran, adalah sebuah kaulifikasi yang perlu untuk
tugas ini. Kegentaran dalam bagian kita tidak akan menghasilkan suatu kesaksian yang
memancar, tidak juga menyebabkan api membara dalam hati orang-orang lain. Tiga
keyakinan dituntut dari setiap pemenang-jiwa:

1. Harus dihindarkan pertanyan mengenai keadaan orang berdosa. Jika kita merasa
tidak yakin bahwa orang-orang lain tidak hilang, kita tidak akan memiliki desakan
yang kuat untuk mencari keselamatan. Sedikitnya, perasaan kita akan sesuatu yang
sangat mendesak akan benar-benar hilang jika kita menlayani suatu keyakinan
rahasia sehingga di atas semuanya Allah akan menemukan suatu jalan lain dalam
menyelamatkan manusia yang menjalankan hidup mereka tanpa beriman kepada
Yesus.
2. Kita harus merasa yakin kepada kebenaran Injil, dan kecukupan Kristus untuk
menyelamatkan setiap manusia. Paulus menulis dengan keyakinan yang kokoh:
“Sebab aku mempunyai keyakinan yang kokoh dalam Injil, karena Injil adalah
kekuatan Allah yang menyelamatkan semua orang yang percaya.”15 Rasul itu tidak
dapat mempercayai suatu keyakinan yang sia-sia, atau mengenai kegagalan Kristus
untuk menyelamatkan semua orang yang mau datang kepada-Nya.
Tidak ada salesman yang menjadi sangat berhasil kecuali dirinya merasa yakin
pada apa yang “dijualnya.” Saya ingat seorang teman baik saya yang, karena alasan-
alasan tertentu, berpindah dari satu perusahaan ke perusahaan yang lain beberapa kali.
Namun perusahaan manapun yang ia wakili, dia benar-benar merasa yakin bahwa tidak
ada produk di tempat yang sama yang setaraf dengan apa yang ia jual. Kepastian yang
14
Lukas 5:8-10.
15
Roma 1:16.
demikian mengenai Injil adalah tuntutan mendasar bagi pemenang-jiwa. Kita harus
merasa yakin bahwa tidak ada kasus di luar praktik dari Dokter yang Agung itu,
sehingga tidak ada orang berdosa yang berada di luar jangkauan anugrah Juruselamat
kita. Kecuali kita dapat bertemu dengan orang berdosa yang paling tersisih dengan
kepastian yang mendengung bahwa Kristus adalah benar-benar sesuai dengan tuntutan
itu, kita akan mengalami kekalahan sebelum kita memulaikannya.
3. Kita harus melayani dengan keberanian terhadap penerimaan Allah bagi semua
orang yang datang kepada-Nya. Biarlah kita percaya dalam pemilihan dengan
semua kerinduan dari jiwa-jiwa kita. Namun jika kepercayaan kita dalam pemilihan
merintangi kita dari tindakan mengundang orang berdosa kepada Kristus, atau
membuat kita merasa tideak yakinakan penerimaan mereka ketika mereka datang,
pandangan kita mengenai pemilihan tidak seimbang. Tuhan kita Yesus Kristus
tidak merasa ragu-ragu untuk mengembangkan suatu undangan: “Marilah kepada-
Ku semua yang letih lesu dan berbeban berat,”26 dan Dia tidak memodifikasi janji-
Nya, “Aku akan memberi kelegaan kepadamu,” dengan suatu ketidakpastian, “jika
kamu secara kebetulan menjadi yang terpilih.” Gantinya Dia mengumunkan suatu
jaminanyang menggembirakan, "Ia yang datang keapda-Ku tidak akan Aku
buang.”27 Tidak ada pencari yang akan pernah datang kepada Kristus dan
dikecewakan atau dibuang. Akan hal itu kita harus yakin.

D. Pemenang-Jiwa Harus Menjadi Orang yang Berpengertian.

1. Dia harus memiliki suatu pengertian akan pekabarannya. Seseorang yang kabur
dalam konsepnya mengenai Injil akan benar-benar menjadi kabur dalam
penyajiannya mengenai Injil, dan dia besar kemungkinan membuat orang memiliki
konsep yang salah. Inilah sebabnya mengapa kita mengabdikan seluruh pelajaran
(Pelajaran 2) mengenai “Pekabaran Penginjilan,” yang harus dikuasai secara
keseluruhan. Berdoalah agar roh Kudus akan menerangi pengertian anda sehingga
anda boleh menjadi kristal yang jernih mengenai kebenaran Injil.
2. Dia harus memiliki suatu pengertian mengenai manusia. Tuhan kita menggunakan
kata yang jelas untuk memenangkan-jiwa, dan menyarankan pentingnya
pemahaman yang benar. Dia berkata kepada Petrus: “Jangan takut, mulai sekarang
engkau akan menjala manusia.”28 Kata menjala artinya “membawa hidup-hidup.”
Itu digunakan hanya satu di tempat lain dalam Perjanjian Baru, dimana kita
diberitahu bahwa Iblis sedang bekerja membawa manusia hidup-hidup.29 Tidak ada
keraguan bahwa dia memiliki pemahaman mengenai manusia, dan mengetahui
bagaimana mengelabui mereka. Kita benar-benar harus memiliki

26
Matius 11:28.
27
Yohanes 6:37.
28
Lukas 5:10.
29
2 Timotius 2:26 (A.S.V., disingkat).
pengetahuan/pengertian mengenai manusia jika kita ingin menjadi alat Allah dalam
menyadarkan mereka dari jerat iblis.
Seorang nelayan/pemancing ikan yang baik mempelajari kebiasaan ikan,
mengetahui umpan mana yang baik digunakan, apakah memakai pelampung atau
pemberat, apakah perlu membuang dekat atau jauh kailnya, dan banyak cara yang lain.
Ketika saya masih anak-anak, saya pergi dengan teman-teman saya ke sungai untuk
memancing ikan. Yang kami butuhkan adalah tali pancing, kail dan cacing. Kami
melemparkan talinya, membiarkannya tenggelam, dan menunggu. Menangkap ikan air
tawar di arus yang kuat di Ochils adalah memiliki pengalaman tersendiri.
Sebagaimana ikan berbeda, dan memerlukan perlakuan yang berbeda pula,
demikian juga dengan manusia. Manusia tidak semuanya berespons kepada pendekatan
yang sama atau panggilan yang sama. Hal ini nampaknya terjadi dalam pertobatan-
pertobatan di Perjanjian Baru. Dengan Saulus dari Tarsus panggilan itu bersifat khusus
terhadap kehendak, sebagaimana terlihat dalam respons langsungnya, “Apa yang
Engkau kehendaki supaya aku perbuat?”30 Pendekatan kepada sida-sida dari Etiopia itu
adalah melalui pemikiran, “Mengertikah apa yang tuan baca?”31 Lidia dimenangkan
dalam lapisan emosi, “Tuhan membuka hatinya.”32
Evangeline Booth mempunyai pengertian yang menakjubkan mengenai orang,
dan sebagai hasilnya ia telah memenangkan orang banyak yang tidak pernah dicapai
oleh orang Kristen yang lain. Pada satu kesempatan dalam suatu pertemuan di jalan
seorang yang kasar melempar batu yang menyebabkan tangannya luka memar. Tanpa
ragu-ragu dia pergi kepada orang itu dan menyerahkan kepada orang tersebut sehelai
kain (mungkin sebuah sapu tangan), dan berkata, “Ini. Balut luka ini dengan kain ini.
Kamu yang melakukannya. Kamu juga yang harus mengobatinya.” Lelaki yang kasar
itu menjadi loyo, segera menjadi sahabat, dan dimenangkan kepada Tuhan, kemudian
menjadi anggota “Army.”33 Dengan metode pemahaman yang demikian dia telah
menghilangkan prasangka. Dia berhati-hati bukan untuk mengganggu kecemerlangan
kehormatan-diri yang tertinggal dalam para pria dan wanita yang paling rendah.
3. Dia harus memiliki suatu pemahaman tentang situasi/keadaan. Kita semua
mengetahui peribahasa kuno, “Orang-orang bodoh berlari ke tempat di mana para
malaikat takut menginjakkan kaki mereka.” Namun kita pergi ke tempat itu! Ada
saatnya ketika pidato yang paling efektif terdiam, ketika suatu tepuk tangan yang
hangat akan berbicara lebih elok daripada kata-kata.
Dengan kata lain, kita harus waspada terhadap bertindak begitu bijaksana
sehingga kita tidak pernah membuat kontak atau menyatu. Ada bahaya memaafkan diri
kita pada situasi bahwa waktunya tidak tepat, ketika di dalam hati kita sangat tahu
bahwa kita baru saja terbukti gagal dalam pekerjaan.

30
Kisah 9:6.
31
Kisah 8:30.
32
Kisah 16:14.
33
The Reader’s Digest, Agustus, 1947.
Kebijaksanaan yang asalnya dari atas, yang Allah telah janjikan akan diberikan
keada mereka yang memintanya,34 akan membuat seseorang waspada terhadap situasi,
apakah itu saatnya untuk berbicara atau saatnya untuk diam, saatnya untuk tinggal atau
saatnya untuk pergi, saatnya untuk membuat keputusan atau saatnya untuk menaburkan
benih dengan doa dan air mata.

E. Pemenang-Jiwa Harus Memperoleh Pengurapan.


Pekerjaan memenangkan-jiwa adalah pekerjaan Ilahi. Di dalamnya Allah
dengan penuh kemurahan menggunakan manusia—menebus manusia. Namun selalu
“Tetapi harta ini kami punyai dalam bejana tanah liat, supaya nyata, bahwa kekuatan
yang melimpah-limpah itu berasal dari Allah, bukan dari diri kami.”35 Sekarang Allah
menggunakan pekerjaan Ilahi ini oleh mengaruniakan Roh Kudus-Nya kepada kita,
bukan supaya Roh Kudus menjadi pelayan kita untuk menyediakan kita apa yang kita
inginkan, melainkan agar Roh Kudus boleh memimpin dan mengendalikan kita, dan
dengan demikian membuat kita sebgai saluran-saluran kuasa Allah. Inilah apa yang
kita maksudkan dengan pengurapan, atau pengangkatan. Kita membaca bahwa “yaitu
tentang Yesus dari Nazaret, bagaimana Allah mengurapi Dia dengan Roh Kudus dan
kuat kuasa, Dia, yang berjalan berkeliling sambil berbuat baik dan menyembuhkan
semua orang yang dikuasai iblis, sebab Allah menyertai Dia.”36 Tetapai apakah yang
Yesus katakan mengenai pelayanan-nya sendiri? Apa yang Dia kerjakan, bukan
menurut kehendak-nya sendiri, melainkan kehendak dari Dia yang telah mengutus-
Nya,37 dan pekerjaan-pekerjaan yang dilakukan-Nya bukanlah berasal dari diri-Nya
sendiri, melainkan pekerjaan Bapa-Nya yang telah mengutus-Nya.38 Sebab bagi Yesus
hal ini adalah sikap merendahkan diri, sebab sebagai Anak Allah yang kekal tidak tidak
kekuarangan apa-apa, tidak ada cacat, namun Dia membungkuk menjadi seorang
manusia yang taat, seorang hamba yang bergantung. Kita, dengan kata lain, adalah
benar-benar mengalami kekurangan, namun Roh Kudus adalah jawaban Allah kepada
kelemahan kita, sementara kita berjalan dan bekerja dalam pengendalian-Nya.
1. Kita memerlukan Roh Kudus untuk memimpin kita. Tuhan kita juga dipimpin.
“Yesus yang penuh dengan Roh Kudus, kembali dari sungai Yordan, lalu dibawa
oleh Roh Kudus ke padang gurun.”39 Jika kita dituntun oleh Roh Kudus—yang
merupakan tanda anak-anak Allah40—kita tidak akan melibatkan diri dalam usaha-
usaha yang tidak membuahkan hasil, yang menuntun kepada kekecewaan dan
semangat yang patah serta bencana, akan tetapi Roh Kudus akan membawa hati
yang dipersiapkan dan utusan yang yang dipersiapkan secara bersama-sama,
dengan hasil-hasil yang melimpah. Setiap paendeta yang rajin berdoa telah
34
Yakobus 3:17; 1:5.
35
2 Korintus 4:7.
36
Kisah 10:38.
37
Yohanes 5:30.
38
Yohanes 8:14.
39
Lukas 4:1.
40
Roma 8:14.
memiliki pengalaman lagi dan lagi, dalam menjangkau suatu rumah tangga, untuk
menemukan suatu kebutuhan yang dia lalaikan, dan setelah melayani kepada
kebutuhan itu, orang yang dilayani akan berkata, “Sesungguhnya Allah telah
mengutus anda ke sini pada hari ini.” Jadi itu bisa jadi dalam memenangkan-jiwa,
jika kita mengetahui pengurapan Roh Kudus.
2. Kita memerlukan Roh Kudus untuk berkata-kata. Ketika para rasul, Petrus dan
Yohanes, kembali dari berhadapan dengan Snahedrin dan melaporkan kepada
jemaat ancaman dari dewan itu, kelompok yang berkumpul itu memberikan diri
mereka untuk berdoa, khusunya meminta agar diberikan keberanian dalam
menghadapi perlawanan yang bakal muncul. Sekarang perhatikan bagaimana doa
mereka dijawab: “Dan ketika mereka sedang berdoa, gotyanglah tempat mereka
berkumpul itu dan mereka semua penuh dengan Roh Kudus, lalu mereka
memberitakan firman Allah dengan berani.”41 Roh Kudus memberikan karunia
berkata-kata, ketika kecurigaan manusia hendak dicoba untuk diam.
Ketika saatnya untuk berbicara, Roh Kudus akan memberikan kepada kita juga
keberanian yang diperlukan dankata-kata untuk diucapkan, jika Dia yang
mengendalikan. Bagaimana kelunya pun lidah kita jadinya ketika itu datang kepada
tindakan untuk membicarakan mengenai Tuhan Yesus! Suatu percakapan yang mantap
mengenai topik-topik yang lain menjadi sesuatu yang memalukan secara diam-diam,
atau suatu hubungan pembicaraan yang gagap dan pincang. Pikiran kita akan segera
menjadi kacau, kita merasa gugup, dan mengucapkan kata-kata yang tidak masuk akal,
dan berharap bahwa kita adalah seribu mil jauhnya! Namun dengan pengurapan Roh
Kudus ada suatu keheningan dan sikap ketenangan yang ajaib, Alkitab yang tepat
dibawakan kepada pikiran, dan kita menemukan diri kita bersaksi dengan hati yang
gembira.
Tentu, kita dapat, terlibat dalam suatu argumen agama tanpa pengurapan Roh
Kudus. Mungkin bahkan kita dapat memenangkan argumen itu—dan mengalahkan
jiwa tersebut. Dengan kata lain, orang yang tidak dapat memenangkan argumen sering
telah memenangkan satu jiwa oleh menolak untuk berdebat, dan benar-benar bersaksi.
Itu dihubungkan bahwa C. T. Studd suatu kali sedang mengadakan perjalanan ke Cina
dengan menggunakan sebuah kapal laut dimana kaptennya adalah seorang kafir yang
sangat rajin, dan yang telah mempelajari Alkitab dengan tujuan semata-mata untuk
membingungkan orang-orang Kristen, khususnya para misisonaris yang sering berlayar
di atas kapalnya. Dalam mempelajari bahwa ada seorang misionaris lain di kapalnya
yang sedang mengadakan perjalanan, kapten yang tidak percaya itu mencari Tuan
Studd dan mulai pada kebiasaannya yang radikal itu. Studd, gantinya berdebat, ia
menaruh lengannya di atas pundak kapten itu dan berkata, “Sahabatku, saya memiliki
damai sejahtera yang melampaui segala pengertian, dan sukacita yang tak seorangpun
dapat mengambilnya.” Pelaut yang berkeras itu menjawab, “Anda adalah binatang

41
Kisah 4:31.
anjing yang beruntung,” dan dia pergi meninggalakan Studd. Beberapa hari kemudian
dia menjadi seorang percaya yang bersukacita di dalam Tuhan Yesus Kristus.42
3. Kita memerlukan Roh Kudus untuk kuasa. “Bukan dengan keperkasaan dan bukan
dengan kekuatan, melainkan dengan Roh-Ku, firman Tuhan semesta alam.”43 Itu
adalah firman Tuhan kepada Zerubabel pada zaman pembangunan kembali
kaabah, dan prinsip yang sama masih berlaku pada zaman pembangunan kaabah
yang hidup. Dalam memerintahkan kepada para murid-Nya, dan melalui mereka
semua yang harus melaksanakannya, Tuhan kita menyatakan: “Kamu akan
menerima kuasa, kalau Roh Kudus turun ke atas kamu, dan kamu akan menjadi
saksi-Ku.”44 Kuasa itu tidak dianugrahkan kepada kita terlepas dari Roh kudus. Itu
tidak pernah menjadi milik kita. Itu senantiasa menjadi atribut dari Roh Kudus, dan
mengalir melalui kita sebagai saluran-saluran berkat.

Hanya saluran-saluran berkat, Guru yang Agung!


Namun dengan segenap kuasa-Mu yang ajaib itu.
Mengalir melalui diri kami, Engkau dapat menggunakan kami.
Setiap hari, dan setiap saat.
--MARY E. MAXWELL.
“Barangsiapa percaya kepada-Ku…dari dalam hatinya akan mengalir aliran-
aliran hidup. Yang dimaksudkan-Nya ialah Roh Kudus…”45

PERTANYAAN DAN LATIHAN


1. Dalam dua kategori apa C. H. Spurgeon membagi kualifikasi pemenang-jiwa, dan
apa yang libatkan dari masing-masing kategori itu?
2. “Haruskah seorang Kristen mencoba memenangkan jiwa-jiwa jika hidupnya tidak
sesuai dengan apa yang diajarkannya?” Diskusikan dan jawablah pertanyaan ini.
3. Apa yang dimaksudkan dengan suatu semangat yang utuh bagi jiwa-jiwa?
Tunjukkan bagaimana Paaulus memberikan bukti dari semangat yang demikian!
4. Tiga kebenaran apakah yang harus kita miliki terutama jika kita ingin menjadi para
pemenang-jiwa yang efektif?
5. Dalam tiga area apakah kita harus memiliki pengertian untuk melaksanakan
pekerjaan yang efektif?
6. Apakah dua pasal dalam PB yang mengatakan mengenai mengambil orang hidup-
hidup? Jelaskan dan bandingkan hal itu.
7. Apa yang dimaksudkan dengan pengurapan, dan apa nilainya bagi pemenang-jiwa?

42
Peristiwa ini dituturkan dengan rinci oleh Tuan Studd dalam sebuah surat kepada ibunya, dan
itu ditemukan pada halaman 52-53 dari riwaayat hidupnya oleh menantu lelakinya, Norman P. Grubb,
C. T. Studd, Cricketer and Pioneer (London: Religious Tract Society).
43
Zakharia 4:6.
44
Kisah 1:8.
45
Yohanes 7:38,39.
PELAJARAN 9

Kendala-kendala Dalam Penginjilan Pribadi

Dua fakta harus ada dalam pikiran kita dengan segera untuk menjaga kita dari
pengharapan-pengharapan yang palsu yang berahir dengan kekecewaan atau
keputusasaan. Yang pertama ialah, memenangkan-jiwa itu adalah hal yang tidak
mudah; yang kedua ialah itu tidak akan menjadi mudah. Bahkan mereka yang
nampaknya memeiliki karunia yang luar biasa dalam hal inipun mengalami perjuangan
yang berat; dan praktik yang dilakukan bagaimanapun itu boleh meningkatkan tekinik
kita, tidak pernah mengurangi memenangkan-jiwa kepada suatu formula yang mudah.
Ada beberapa faktor yang terkait yang membuat pekerjaan penginjilan pribadi
selalu mengalami kesulitan atau kendala. Empat dari faktor-faktor tersebut akan kita
perhatikan.

A. Diri kita.

Setiap orang adalah masalah terbesar bagi dirinya sendiri, dan kita pasti berdiri
pada jalan kita sendiri ketika itu tiba untuk memenangkan jiwa-jiwa.

1. Kesuam-suamkukuan kita, untuk satu hal, adalah suatu jerat yang tetap. Rasul
Paulus menasihatkan kita agar “janganlah hendaknya kerajinanmu kendor,”1 atau
sebagaimana yang lain telah melakukannya, “biarlah rohmu menyala-nyala dan
layanilah Tuhan.” Tidak banyak dari antara kita dapat menuntut bahwa kita telah
mencapai keadaan bahagia itu. Lebih banyak di antara kita, jika jujur, akan merasa
bahwa kita datang dalam suasana penghakiman jemaat Laodekia, sehingga, jika
Tuhan harus berurusan dengan kita sebagaimana keadaan panggilan kita, Dia akan
memuntahkan kita dari mulut-Nya.2 Kekurangan kita mengenai semangat
mengakibatkan suatu mati rasa yang sulit untuk dikembalikan. Betapa kita
memerlukan curahan Roh Kudus untuk baptisan api!
2. Sifat kita yang berubah-ubah dan watak yang berjuang melawan pekerjaan
memenangkan-jiwa yang mantap, menjadikan kita kejang dalam usaha kita. Kita
bisa terbakar dengan semangat zaman ini, dan mencairkan kebekuan hari esok.
Kita hanya perlu menguji cara-cara kita sendiri untuk mengakui perlunya nasihat
Paulus: “Karena itu saudara-saudaraku yang kekasih, berdirilah teguh, jangan
goyah, dan giatlah selalu dalam pekerjaan Tuhan! Sebab kamu tahu, bahwa dalam

1
Roma 12:11.
2
Wahyu 3:16.
persekutuan dengan Tuhan jerih payahmu tidak sia-sia.”3 Adalah benar bahwa
beberapa orang lebih bersifat temperamental daripada yang lain, dan dalam hal itu
kesukaran meningkat, namun kita semua memerlukan pengendalian yang tetap dari
Roh Kudus untuk memenangkan gelombang pasang-surut kehidupan kita.
3. Ketidaksiapan pikiran dan hati melalui kelalaian menunggu di hadapan Allah
adalah sulit diketahui oleh kebanyakan dari kita. Bahkan orang yang beribadah
sekalipun seperti Robert Murray M’Cheyene mengeluh karena kesulitan ini. Dia
harus mengatakan hal ini dalam buku hariannya: “Sering ketika saya tidur lama,
atau bertemu dengan orang lain lebih awal, dan mengadakan doa keluarga dan
makan pagi dan sebelum siang hari, jam sebelas atau jam dua belas sebelum saya
mulai melayangkan doa pribadi. Ini adalah sistem yang salah…Doa keluarga
kehilangan banyak kuasa dan keindahannya; dan saya tidak dapat melakukan hal
yang baik kepada mereka yang datang untuk mencari saya.”4 Sisi lain dari
gambaran itu diberikan oleh Bishop Hall: “Jika hati saya disegerakan mengalami
hadirat Allah, itu akan memilki cita rasa Allah sepanjang hari.”5 Bagaimana kita
dapat mengharapkan bersedia bagi tugas yang suci jika kita jarang berhubungan
akrab secara pribadi dengan Allah?
4. Barangkali ketakutan adalah kesukaran kita yang paling hebat. Dimana ada seribu
api keberanian seseorang, individu yang sendirian akan sering membuatnya
menjadi gemetar. Ketakutan ini bisa memiliki berbagai ragam/bentuk—takut untuk
melanggar, takut mengatakan yang salah, takut bertindak kasar, takut dipojokkan
dalam diskusi, takut ditolak. Banayak waktu yang digunakan hanya untuk
ketakutan yang tidak perlu. Kita mencela diri kita sendiri, kita mengatakan diri kita
ada bersama dengan Tuhan ada di sisi kita, kita tidak perlu takut, tapi kita sendiri
takut, dan dengan diam-diam kita menipu diri kita sendiri karena hal itu. Kita
benar-benar memerlukan kasih yang sempurna untuk mengusir ketakutan kita,6 dan
keberanian dari Roh Kudus.7
5. Kita adalah mahlu ciptaan yang ekstrim. Kita melihat beberapa jiwa yang
bersemangat yang menggambarkan suatu kekurangan hikmat yang lengkap, dan
kepada semua kejahatan yang nampak menjadi penyebab yang mereka telah
inginkan, dan keberanian mereka yang tidak bijaksana menghantarkan kita kepada
hal ekstrim lainnya yang terlalu berlebihan. Adalah sulit bagi kita untuk
menemukan kebahagiaan yang sesungguhnya, keseimbangan yang benar.

B. Tidak bertobat.

3
1 Korintus 15:58.
4
Andrew A. Bonar, Memoir and Remains of R.M. M’Cheyene (Edinburgh: Oliphant, Anderson,
and Ferrier), hal. 156. (Huruf mmiring ditambahkan—J.C.M)
5
Dikutip oleh Horatius Bonar dalam Words to the Winners of Souls (New York: American Tract
Society), hal. 23.
6
1 Yohanes 4:18.
7
Kisah 4:31.
Bahkan orang-orang Kristen sukar untuk berhubungan, khususnya ketika hal itu
datang kepada sentuhan dosa-dosa kesayangan mereka. Itu adalah bukanlah hal yang
mudah, kemudian berhubungan dengan orang yang belum bertobat pada hal kebangkita
yang demikian sebagai pertobatan. Jika kita ingat beberapa hal, yang dikatakan kepada
kita dalam Alkitab mengenai manusia alamiah, kita tidak akan merasa heran terhadap
kesukaran tugas kita, namun gantinya kita akan membuat keputusan sehingga apa yang
kita cari untuk dikerjakan hanya dimungkinkan oleh kuasa Allah.

1. Sifat manusia yang kita miliki adalah benar-benar tidak mampu memahami hal-hal
mengenai Allah. Tuhan kita berkata kepada Nikodemus, seorang yang beragama,
tulus, dan terpelajar, “Kecuali seseorang dilahirkan kembali, dia tidak dapat melihat
kerajaan Allah.”8 Perhatikan kata melihat. Kerajaan Allah adalah sesuatu yang
asing bagi pandangan dan pengertiannya. Rasul Pauis memperjelas mengenai hal
ini: “Tatapi manusia duniawi tidak menerima apa yang berasal dari Roh Allah,
karena hal itu baginya adalah suatu kebodohan; dan ia tidak dapat memahaminya,
sebabhal itu hanya dapatdinilai secara rohani.”9 Orang yang belum bertobat tidak
memiliki sifat yang khusus ini yang menyanggupkannya untuk memahami hal-hal
rohani. Itulah sebabnya mengapa orang yang bodoh seperti itu menaruh persediaan
dalam pendapat-pendapat agama manusia karena bermaksud menjadi seorang
ilmuwan besar atau seorang filsuf terkenal atau orang yang hebat di setiap lapisan
masyarakat. Kecuali ia “lahir dari atas” pikiran yang hebat adalah seperti gelapnya
malam dalam menghargai kebenaran kekal. Adalah hanya sebagaimana Roh Kudus
menyertakan firman pada bibir kita sehinga kita dapat mengharapkan pengertian
seperti fajar menyingsing dalam pikiran orang-orang berdosa.
2. Sifat manusia yang kita miliki adalah bermusuhan dengan Allah. Kita tidak
mengartikannya bahwa itu demikian sejak mulanya. Sebagaimana Allah telah
menciptakan manusia, terdapat hubungan yang sempurna di antara keduanya, tetapi
masuknya dosa menuntun manusia terpisah dari Penciptanya dan menjadikannya
musuh Allah. Orang ateis, orang kafir, penghujat dan orang-orang yang lain yang
serupa dengan itu secara lahiriahmenunjukkan permusuhan mereka; namun orang-
orang berdosa yang fasih lidah, bahkan jika mereka mengenakan pakaian moralitas
dan agama yang terhormat sekalipun, masih terpisah dan menjadi musuh-musuh
dalam pikiran mereka,9 sebagaimana dinyatakan dalam tingkah laku mereka.
Mereka boleh memperhatikan penghormatan formal kepada Allah sepanjang Allah
tinggal pada suatu jarak yang patut dari mereka; namun jika Allah datang terlalu
dekat dan menjamah kehidupan mereka, mereka menjadi marah atas campur tangan
yang terjadi. Mereka mungkin cukup bergembira mengetahui bahwa adalah Allah
yang akan membawa segala sesuatu berjalan dengan semsetinya, namun mereka

8
Yohanes 3:3.
9
1 Korintus 2:14.
9
Kolose 1:21.
tidamemiliki Allah yang menuntut penurutan, yang menuntut hak untuk
memerintah dalam kehidupan seseorang.
Dengan demikian hal itu adalah sesuatu yang lebih daripada “penolakan
penjualan” dengan mana pemenang-jiwa merasa puas. Itu adalah antagonisme yang
dalam, yang dipelihara melalui generasi-generasi yang panjang, yang dapat diubah
hanya oleh kuasa Roh Kudus.
3. Pikiran manusia penuh dengan gagasan yang bertentangan dengan kebenran Injil,
dan terhadap gagasan-gagasan ini mereka akan berpaut dengan napas mereka yang
terahir terlepas dari kuasa pekerjaan Roh Kudus dalam menerangi dan menuntun
mereka. Misalnya, siapa yang mau memperhatikan dirinya sebagai seorang yang
hilang, bobrok, orang berdosa yang tidak berpengharapan ketika dia telah
dibudayakan untuk berpikir dalam istilah-istilah kebaikan alami manusia? Atau
siapa yang akan dibujuk bahwa ia sedang berada dalam jalannya ke Nereka ketika
dia telah melayani pikiran-pikiran yang dangkal terhadap kebaikan Allah, terpisah
dari semua pertimbangan akan kebenaran dan keadilan? Atau siapa yang akan puas
berkata, “Tak ada sesuatu apapun yang saya bawa dalam diri saya, sekalipun yang
sangat sederhana daripada salib-Mu dimana saya berpaut,” ketika ia telah memberi
makan egonya dengan doktrin kecukupan manusia?
Namun kita hampir telah melalui poin kita selanjutnya.

C. Pekabaran kita.

Kita akan mengulangi apa yang baru saja kita katakan, namun sekarang dari
titik pandang pekabaran yang harus kita sampaikan daripada dari sudut mereka
kepada siapa kita menyampaikannya. Itu kelihatannya aneh, untuk mengatakan
bahwa berita yang paling ajaib, yang paling diberkati pernah turun dari surga ke
bumi harus membentuk suatu kesukaran bagi pemenang-jiwa, namun ada
beberapa unsur dalam pekabaran kita yang mengendalikan kemarahan manusia
yang begitu mendalam.
1. Injil memandang manusia sebagai orang-orang berdosa, layak untuk nenerima
neraka. Tentu, ini bukan Injil, melainkan Injil yang diberikan kepada manusia
dalam keadaan seperti itu, dan karena semua manusia berada dalam keadaan itu.
Jadi, untuk menerima Injil, manusia harus datang untuk mempercayai dan
mengakui, “aku ini orang yang penuh dengan dosa.” Injil yang meramalkan hal itu,
untuk menggunakan bahasa dunia, mempunyai dua tekanan terhadap hal itu dari
mulanya. Memperhatikan manusia dalam terang ini adalah merupakan hal yang
tidak mengenakan kepada kesombongan mereka dan kebenaran-diri mereka.
2. Injil memperlakukan manusia sebagai yang tidak berdaya, tidak sanggup
memberikan sumbangsih segala sesuatu kepada keselamatan mereka sendiri. Ini
adalah hal lain yang mengejutkan. Manusia membutuhkan pertolongan, dan sering
mau menerimanya, namun itu haruslah merupakan suatu jenis pertolongan yang
memperkenalkan dan menambah usaha-usaha mereka. Kita mengetahui berapa
banyak negara telah mencari pertolongan dari Amerika Serikat sejak Perang
Dunia II, namun mereka menginginkannya dalam gaya yang demikian bukan
untuk mencerminkan kedaulatan mereka sendiri dan kecukupan mereka sendiri.
Kita semua kurang lebih sensitif dengan hal-hal ini. Namun Injil tidak
memperkenalkan kontribusi dari manusia. Itu menuntut bahwa manusia mengakui
bahwa mereka benar-benar bangkrut dalam arti rohani dan sifat alamiahnya, dan
agar mereka menerima keselamatan total untuk mana mereka tidak memiliki
sesuatu apapun dalam diri mereka yang dapat diberikan.
3. Injil mengabaikan semua yang manusia perhitungkan sebagai jasa/perbuatan
manusia. Manusia menyimpan persediaan besar melalui kedermawanan mereka,
kontribusi pelayanan mereka kepada masyrakat, afiliasi keagamaan mereka, dan
alasan sehingga hal-hal itu harus memiliki ukuran di hadapan Allah dalam
mempertimbangkan keseimbangan. Lagi pula, ada banyak lenbaga, seperti Gereja
Roma, yang lebih menekankan pada sistem jasa/perbuatan baik. Oleh karena itu
ketika manusia datang dengan muatan tangan mereka dengan jasa-jasa mereka,
hanya untuk mendapatkan bahwa Injil tidak menjadikan tempat apapun
persembahan mereka, itu adalah suatu pengalaman yang merendahkan dan
merusakkan. Reaksi alamiahnya ialah kemarahan dan antagonisme.
4. Injil menolak semua reformasi manusia. Agama manusia adalah benar-benar
berpusat pada diri. Itu mengumandangkan keselamatan oleh usaha sendiri. Karena
itu, orang berdoa, digerakkan untuk bereformasi. Namun Injil tidak akan
mempertimbangkan sama sekali. Manusia yang mengadakan reformasi yang
paling menyeluruh sekalipun dalam masyrakat, dipandang oleh para sahabatnya
sebagai suatu teladan pengembangan-diri yang benar, yang dipertemukan olah
suatu ketumpulan “kamu harus dilahirkan kembali.”11 Injil menghargai reformasi
manusia jauh dari keselamatan dan Surga dan Allah sebagai yang paling diabaikan,
dan menuntut bagi pertobatan yang sama, teguran yang sama akan kepercayaan-
diri, pengakuan yang sama akan Kristus sebgai Tuhan, sebagaimana itu menuntut
pemabuk dan pelacur. Semua hal ini adalah asing kepada ide manusia yang
populer yang terkait dengan kebaikan dan keilahian.
Nampaknya dari pertimbangan-pertiimbangan ini pekabaran kita tidak
diperhitungkan untuk membuat penginjilan pribadi mudah.Itu menyimpan unsur-unsur
yang membangkitkan amarah dan perlawanan manusia alamiah.

D. Musuh kita.

Sementara kita jangan terlalu terfokus dengan musuh kita sehingga kita menjadi
lumpuh, itu akan sama tidak bijaksananya bagi kita untuk melalaikan fakta bahwa kita
mempunyai seorang musuh yang akan mencari usaha untuk menghalangi kita pada
setiap jalan kita. “Karena perjuangan kita bukanlah melawan darah dan daging tetapi
melawan pemerintah-pemerintah, melawan penguasa-penguasa, melawan penghulu-
11
Yohanes 3:7.
penghulu dunia yang gelap ini, melawan roh-roh jahat di udara.”12 Potensi kejahatan
yang besar ini, organisasi rohani, adalah “lawanmu si iblis.”13 Ini bukanlah tempat
untuk berurusan dengan doktrin Setan, akan tetapi kita hendaklah jangan “lalai
terhadap alat-alatnya.”14 salah satu alatnya yang paling disukainya ialah membuat kita
supaya tidak memikirkan dia sama sekali, dengan demikian kita tidak akan waspada
terhadapnya serta praktik-praktiknya. Namun jika kita mendesak agar waspada
terhadap dia, dia akan pergi kepada taktik-taktik lainnya yang lebih hebat, dan
mencobanya agar mengisi pikiran kita dengan dia sehingga kita akan diliputi dengan
ketakutan. Akan mejadi hal yang baik bagi kita, agar mengukur kekuatau lawan kita
yang satu ini, namun juga menyeimbangkan setiap ingatan akan dia dengan jaminan
bahwa “sebab Roh yang ada di dalam kamu, lebih besar daripada roh yang ada di
dalam dunia.”15
Dalam upayanya untuk mengacaukan pekerjaan penginjilan, Setan akan
mengendalikan kemarahan dari orang-orang yang belum diselatkan; dia akan
memusatkan perhatian pada gambaran-gambaran yang tidak menyenangkan dari
pekabaran kita agar mereka menutup mata bagi keindahan Kristus dan keajaiban
keselamatan; dia akan membangkitkan perlawanan eksternal, barangkali di antara
kerabat atau di dalam lingkaran sosial; dia akan menciptakan kesukaran dan situasi-
situasi yang memalukan; dia akan menarik perhatian dari seorang dalam mana kita
tertarik kepada kegagalan serius dari beberapa orang Kristen; dan dia akan dengan
berbagai cara untuk melemahkan pemenang-jiwa.
Semua hal ini tidak mengejutkan. Kita harus ingay bahwa setiap usaha untuk
membalikkan seseorang dari dosanya kepada Juruselamat adalah suatu serangan
langsung kepada kerajaan Setan, dan kita bisa mengharapkan perlawanan. Perlawanan
itu sering nampaknya melingkupi diri kita. Jika kekuatan-kekuatan setan dapat
menunda perintah seorang malaikat selama dua puluh satu hari,”16 kita tidak dapat
mengabaikannya, tidak juga terkejut jika konflik melanda sewaktu-waktu. Namun kita
ingat bahwa musuh kita telah bertemu dengan yang lebih unggul daripadanya, dan
telah dikalahkan oleh salib Kristus. Adalah merupakan kesempatan bagi kita untuk
memenangkan pertempuran, mengetahui bahwa kita “lebih daripada orang-orang yang
menang, oleh Dia yang telah mengasihi kita.”17

12
Efesus 6:12.
13
1 Petrus 5:8.
14
2 Korintus 2:11.
15
1 Yohanes 4:4.
16
Daniel 10:12,13.
17
Roma 8:37.
PERTANYAAN DAN LATIHAN

1. Diskusikan pernyataan: penginjilan pribadi bukanlah hal yang mudah, dan tidak
pernah menjadi mudah.
2. “Setiap orang adalah masalahnya sendiri yang terbesar.” Evaluasilah pernyataan
ini, khususnya jika itu diterapkan kepada pekerjaan penginjilan pribadi.
3. Apakah yang ada mengenai yang belum bertobat yang memimpin mereka kepada
kesulitan Kristus?
4. Tunjukkan bagaimana aspek-aspek pekabaran Injil tertentu menciptakan suatu
kesulitan bagi pekerja pribadi.
5. Gambarkan taktik-taktik Setan dalam menghalangi pekerjaan pemenang-jiwa.
PELAJARAN 10

Pahala Memenangkan-Jiwa

Mempercayai bahwa sebuah buku teks, khususnya yang ada hubungannya


dengan pelajaran ini mengenai memenangkan-jiwa, akan mengilhami dan mendorong
kita demikian pula menuntun kita, saya yakin itu tidak di luar aturan untuk mengikuti
elajaran mengenai kesulitan-kesulitan dari pekerjaan penginjilan pribadi dengan suatu
pengenang pahala yang menunggu mereka yang tetap berada dalam pekerjaan yang
diberkati ini.

A. HARUSKAH PAHALA DIPERTIMBANGKAN?


Akan tetapi haruskah pahala masuk dalam pertimbangan kita sama sekali?
Bukankah hal itu memperkenalkan suatu unsur cinta diri? Jika kasih adalah sanksi yan
utama dari penginjilan pribadi, bukankah hal itu secara langsung mengenyampingkan
semua topik mengenai pahala?
Pertanyaan-pertanyaan yang demikian kedengarannya sangat arif, namun itu
selamanya tidak demikian, tidak juga pertanyaan-pertanyaan itu didukung oleh Alkitab.
Kita membaca mengenai penolakan besar Musa, tapi sudahkah kita melupakan
rangsangan yang mendukungnya dalam hal itu? “Karena iman maka Musa, setelah
dewasa, menolak disebut anak puteri Firaun, karena ia lebih suka menderita ssengsara
dengan umat Allah daripada untuk sementara menikmati kesenangan dari dosa. Ia
menganggap penghinaan karena Kristus sebgai kekayaan yang lebih besar daripada
semua harta Mesir, sebab pandangannya ia arahkan kepada upah.”1 Sesuatu yang lebih
besar daripada Musa, juga, didukung oleh pengharapan akan upah/pahala. Mengenai
Tuhan kita adalah tertulis: “yang dengan mengabaikan kehinaan tekun memikul salib
ganti sukacita yang disediakan bagi Dia, yang sekarang duduk di sebelah kanan tahta
Allah.”2 Jika rasul perjanjian lama, dan “pandanglah kepada Rasul dan Imam Besar
yang kita akui , yaitu Yesus.”3 keduanya disanggupkan untuk pergi melalui kedalaman
air panggilan suci mereka melalui janji yang ada sebelumnya, tentu kita akan
menemukan dukungan bagi roh-roh kita yang menggoncangkan dalam pahala-pahala
yang diadakan bagi kita dalam penggenapan tugas suci.

B. BEBERAPA PAHALA/UPAH BAGI USAHA MEMENANGKAN-JIWA.

1
Ibrani 11:24-26.
2
Ibrani 12:2.
3
Ibrani 3:1.
Marilah kita ingat bahwa upah/pahala tidak disediakan sebagai motif,
melainkan gantinya sebagai insentif. Allah mengetahuiperjuangan kita dengan dunia,
dengan daging dan dengan Iblis, dan Ia mengetahui kebutuhan kita akan stimulasi.
Pahala-pahala mengusahakan stimulasi itu ketika kita diancam dengan keputusasaan.
Kita akan melihat, pada beberapa pahala dalam memenangkan-jiwa.

1. Persekutuan dengan Kristus.


Pahala yang paling langsung, dan barangkali yang paling berharga dari
semuanya, ialah persahabtan dengan Kristus. Pekerjaan memenangkan-jiwa adalah
pekerjaan untuk mana Tuhan kemuliaan itu mengambil ke atas Diri-Nya menjadi
manusia, untuk mana Dia telah merendahkan Diri-Nya sebagai seorang hamba, dan
untuk mana Dia pergi ke Kalvari. Dia tidak meminta pertolongan kita untuk
membentuk dunia; Dia tidak melibatkan kerjasama dengan kita dalam menanggung
sepanjang sejarah; Dia tidak memanggil kita untuk meminta pertolongan kita dalam
menopang alam semseta. Namun Dia telah mengundang kita ke dalam hubungan yang
akrab dengan Diri-nya sendiri dalam pekerjaan yang sangat berharga bagi Dia dan yang
sangat berkenan keapda hati-Nya. Dan jika kita memiliki kerinduan akan jiwa untuk
membawa jiwa yang hilang kepada-Nya, jika kita menderita karena kesaksian kita,
maka kita tidak lain adalah sedang turut bagian dalam kerinduan-Nya. Sungguh,
semakin kita menderita di dalam pelaksanaan pekerjaan ini, semakin dalam hubungan
kita dengan Dia.
Di samping semua hal ini, keterlibatan kita dalam pekerjaan bersaksi ini
memberi keyakina kepada kita mengenai hadirat-Nya yang tinggal bersama kita.
Kapanpun kita pergi dalam hadirat-Nya, Dia menemani kita. Bukankah itu janji
Amanat Agung itu? “Karena itu pergilah… dan, ketahuilah, Aku senantiasa menyertai
kamu.”4
2. Perkembangan Tabiat.
Ada beberapa upah yang mungkin disebut upah alami. Itu mengalir dari latihan
tugas. Salah satu dari hal itu ialah perkembangan tabiat. Kita telah melihat bahwa
pemenang –jiwa harus menjadi orang yng bertabiat baik (tabiat Yesus). Tanpa kesucian
hidup, mata air akan mengalami kekeringan dan kita tidak akan berbuah. Oleh karena
itu, sementara kita teribat dalam pekerjaan bersaksi dalam cara memiliki tujuan dan
terbatas ini, kita secara tetap ditantang kepada suatu kehidupan yang akan menanggung
ujian yang berat, suatu kehidupan yang akan sesuai dengan Injil yang kita
kumandangkan, suatu kehidupan yang akan meyakinkan mereka kepada kita
menyaksikan realitas keselamatan yang kita tawarkan kepada mereka di dalam nama
Kristus. Jadi kita sendiri ditarik kembali kepada Tuhan, sehingga oleh Firman dan Roh
kita boleh menjadi bejana-bejana “untuk maksud yang mulia, ia dikuduskan ,
dipandang layak untuk diakai tuannya dan disediakan untuk setiap pekerjaan yang

4
Matius 28L19,20.
mulia.”5 Maka, suatu jalan yang baik, untuk menyakinkan perjalannan kita dalam jalan
kesucian adalah harus menjadi saksi yang tekun.
Pekerjaan itu sendiri adalah suatu disiplin, dan disiplin bisa menguatkan tabiat.
Tabiat yang kuat bukanlah seseorang kepada siapa segala sesuatu telah datang tanpa
diundang, melainkan gantinya seseorang yang telah berjuang dalam setiap langkah
jalannya. Orang yang tidak mendisiplin dirinya adalah orang yang lemah. Sekarang
penginjilan pribadi melibatkan suatu perjuangan yang tetap terhadap setiap rintangan,
suatu perjuangan yang terus-menerus terhadap masalah-masalah yang muncul, latihan
yang paling penting dari kuasa ataupun kekuatan kita. Itu berarti suatu bangunan dari
lapisan kerohanian dan moral kita. Hubungan kita adalah bersifat manusiawi. Dalam
pekerjaan ini kita tidak berhbungan dengan mesin-mesin, tetapi dengan manusia-
manusia; dan kita sedang menjamah mereka dalam mata air kehidupan mereka yang
terdalam, dalam kebutuhan mereka yang terbesar, dalam konflik-konflik mereka yang
paling hebat, dalam masalah-masalah mereka yang paling kkritis. Jika kita sadar,kita
tidak dapat selain bertumbuh dalam pengertian, dalam simpati, dan dalam kesabaran.
Jadi sekali lagi pekerjaan itu sendiri menghasilkan upahnya sendiri.
3. Perkembangan Talenta.
Ada suatu upah yang sama dari talenta-talenta yang diperkembang. Kita sudah
menegaskan bahwa memenangkan-jiwa tidak pernah menjadi hal yang mudah. Namun
demikian kita bertumbuh dengan pelaksanaan. Kita belajar untuk memahami kondisi
rohani manusia; kita menjadi lebih bijaksana dalam menerapkan Injil yang tepat; kita
mempelajari hikmat untuk berdiam diri dan hikmat untuk berbicara; kita belajar bukan
untuk berada di tepi jalan atau tidak mengena pada sasaran kita.
Dalam perumpamaan mengenai talenta,6 kita melihat bagaimana orang-orang
yang menggunakan talenta yang dipercayakan kepada mereka menjadi bertambah. Kita
mengetahui, tentunya, bahwa telenta-talenta yang dirujuk dalam perumpamaan itu
bukanlah keahlian-keahlian atau kesanggupan-kesanggupan, melainkan sejumlah uang
tertentu. Namun prinsip yang sama diterapkan keapda apa yang kita sebut talenta.
Latihan mengembangkan hal itu dan menemukan keahlian-keahlian yang baru, bila
dikembangkan. Jadi orang itu bertumbuh, menjadi kaya dalam karunia dan lebih
mampu untuk menggunakannya. Dalam hal ini juga pekerjaan itu menghasilkan
upahnya sediri. Memang ini adalah bagian dari alasan mengapa Allah telah memilih
untuk menggunakan kita. Dia bisa menggunakan alat-alat yang lain jika Dia
menghendakai. Sebagaimana John Milton menulis:

Allah tidak membutuhkan

Baik pekerjaan manusia maupun karunia-karunia-Nya sendiri. Siapa yang


Terbaik menanggung beban-Nya yang enak, mereka melayani Dia yang terbaik.
Pemerintahan-Nya adalah kerajaan. Beribu-ribu di hadirat-Nya melayani Dia
5
2 Timotius 2:21.
6
Matius 25:14-30.
Dengan segera dan melintasi daratan dan lautan dengan tak henti-hentinya.
Mereka juga melayani yang hanya berdiri danmenunggu.7

Dia bisa saja menggunakan beribu-ribu malaikat-nya, dan tidak perlu bersusah-
susah-susah dengan kelemahan kita, namun Dia rindu untuk mengembangkan kita,
membawa kita kepada pertumbuhan yang penuh, kepada “kesatuan iman dan
pengetahuan yang benar tentang Anak Allah, kedewasaan penuh, dan tingkat
pertumbuhan yang sesuai dengan kepenuhan Kristus.”8 dan ini adalah salah satu dari
metode-Nya yang bijaksana—memberikan kepada kita suatu pekerjaan untuk
melakukan tantangan-tantangan yang ada di hadapan kita.
4. Sukacita yang tak terucapkan.
Mengenai suatu aturan yang berbeda ialah upah dari sukacita yang tak
terkatakan, namun itu juga ada hubungannya dengan pekerjaan itu.
a. Kita telah menyarankan bahwa penderitaan dan ujian dihubungkan dengan
pelayanan memenangkan-jiwa. Ini adalah penderitaan dalam melahirkan dari
orang tua yang rohani, sama seperti dalam lingkungan alami seorang wanita yang
melupakan kesakitan dalam melahirkan bayinya “karena kegembiraan bahwa
seorang manusia telah dilahirkan ke dunia,”9 jadi seseorang yang telah
melahirkan satu jiwa mengalami suatu sukacita yang tak tertakatan dalam melihat
bahwa jiwa lahir dari dalam kegelapan ke dalam terang. Itu adalah bukan sukacita
dari sukses statistik, melainkan sukacita dari partisipasi dalam hidup baru.
Sukacita ini tidak pernah membosankan. Keindahannya tidak pernah pudar.
Terkadang itu malah lebih terang, lebih menyatu, daripada waktu yang lain, dan
kesempatan-kesempatan yang demikian meninggalkan sautu kesan yang tak bisa
dilupakan dalam ingatan.
Saya pikir, misalnya, mengenai seorang saudara dari Jerman yang
menghidupkan suatu kehidupan yang kasar disemak belukar Nothern Ontario. Bahasa
Inggrisnya memprihatinkan, pikirannya tidak berkembang, dan kehidupannya adalah
salah satu dari batas-batas yang sangat sempit. Wajahnya sangat gelap dan keras.
Namun Roh Allah mengendalikan di dalam jiwanya suatu persaan akan kebutuhan, dan
ia menemukan jalannya kepada pelayanan kita. Pada suatu Minggu malam saya
membawa dia ke dalam ruangan yang kecil untuk menyajikan jalan keselamatan.
Nampaknya dia tidak mengerti, dan saya hampir putus asa dengan sambutannya kepada
terang itu. Ahirnya saya menyarankan bahwa kami bertelut dan berdoa Saya berdoa
agar Allah mau memberikan terang kepada pikiran yang digelapkan itu. Ketika kami
mengangkat kepala kami dan bangkit dari lutut kami, saya melihat sesuatu yang
mengagetkan saya, yang saya tidak akan pernah lupakan. Kegelapan dan kekerasan
secara lengkap telah menghilang dari wajah teman saya. Gantinya, wajahnya menjadi
memancar dengan suatu sinar surgawi, seperti cahaya matahari. Perbendaharaan

7
John Milton, On His Blindness.
8
Efesus 4:13.
9
Yohanes 16:21.
katanya yang terbatas membuatnya tidak mungkin bagi dia untuk mengatakan banyak
kata, namun wajahnya berbicara dengan keras. Kehadiran Tuhan dalam ruangan kecil
itu begitu nyata, dan sukacita tak terkatakan.
b. Sukacita orang tua tidak berahir dengan kelahiran anaknya. Demikian juga
sukacita dari pemenang-jiwa tidak berahir dengan pertobatan orang berdosa.
Sebagaimana kerinduan bagi jiwa-jiwa tidak dibatasi kepada keinginan untuk
melihat orang-orang berdosa bertobat melainkan memaksa orang-orang saleh
untuk melihat mereka diselaraskan kepada citra Kristus, jadi sukacita dalam
melihat orang-orang yang lahir kembali ke dalam keluarga Allah disesuaikan oleh
sukacita dalam menyaksikan pertumbuhan mereka dalam kehidupan Kristen.
Memang adalah dalam hal ini sehingga sukacita seseorang dipenuhi. Tanpa hal itu
sukacita yang pertama akan berganti dengan dukacita. Rasul Yohanes berkata,
“Aku sangat bersukacita, bahwa aku mendapati, bahwa separuh dari anak-anakmu
hidup dalam kebenaran.”10 Tentu dia berbicara di sini mengenai anak-anak
rohaninya, anak-anaknya di dalam iman, sebagaimana ayat yang terdahulu
membuatnya jelas.
Suatu hari di musim panas ketika saya berada di Canadian Keswick, saaya
sedang berdiri di atas sebuah batu dekat dengan hotel, sedang menikmati pemandangan
Muskoka yang agung. Beberapa orang muda yang bergembira, dengan wajah-wajah
yang cerah berusaha memanjat ke atas batu di samping saya. Seseorang berkata, “Saya
adalah seseorang yang anda tuntun kepada Kristus di Stratford.” Yang lain menyelah,
“Dan saya adalah yang lainnya juga,” dan yang ketiga berkata, “Dan saya adalah juga
yang lainnya.” Mereka semuanya adalah anggota-anggota dari satu keluarga. Adalah
suatu asusu yang nyata mengenai keselamtan keluarga, di situlah mereka, beberapa
tahun kemudian, orang-orang Kristen yang berserah, yang bergembira, mengenang
kembali saat-saat bahagia. Perlu saya ceritakan kepada anada sukacita apa yang yang
terdapat dalam jiwa saya? Atau ketika seseorang menerima surat dari “anak-anak” nya
yang bekerja di mimbar-mimbar Injili, atau melayani di ladang-ladang yang jauh, atau
menjalankan suatu kesaksian yang nyata di tempat yang gelap, betapa hal itu membawa
sukacita yang besar!

5. Bentuk Persahabatan yang bertahan.


Kehidupan pemenang-jiwa diperkaya dengan persahabatab yang tetap. Orang-
orang Kristen sejati tidak melupakan mereka yang telah memimpin mereka kepada
Juruselamat. Dalam kasus saya sendiri, banyak pengaruh yang dipadukan untuk
membawa saya kepada Tuhan Yesus, namun seseorang yang Tuhan gunakan sebagai
penghubung ahir dalam rantai adalah B.McCall Barbour, dari Edinburgh, Skotlandia,
yang mengunjungi pembicara (malam keputusan besar) pada suatu kelas Alkitab para
pria yang saya hadiri di Alloa. Peristiwa itu dalam kehidupan saya memulaikan suatu
persahabatan antara dia dan saya yang bertahan selama dia hidup. Beberapa suratnya
yang ditujukan kepada saya adalah di antara harta milik saya yang paling saya cintai,
10
3 Yhanes 4.
dan ketika saya mengunjungi Edinburgh beberapa tahun yang lalu, salah satu dari
pengalaman yang paling manis dan paling solem adalah ketika saya harus berdiri di
hadapan kuburannya dan membaca, dengan ungkapan emosi yang dalam, kalimat ini:

Benjamin McCall Barbour


1864-1943
Guru Alkitab, Penulis, Kekasih

Adalah frase ahir ini yang begitu menggerakkan saya, karena dia berarti bagi
saya.
Persahabatan yang membahagiakan ini sering bertahan ke dalam generasi yang
kedua. Beberapa waktu yang lalu kami kedatangan tamu di rumah kami selama satu
minggu dua orang wanita muda Kristen yang kekasih dari canada. Alasan kunjungan
mereka kembali kepada masa ketika saya berkesempatan untuk memimpin ibu mereka,
selain seorang gadis muda, datang kepada Tuhan. Istri saya dan saya sendiri adalah
paman dan bibi bagi seluruh keluarga itu, semuanya adalah keluarga Kristen yang
bersukacita. Saya juga sering mengadakan hubungan melalui surat-menyurat yang
membahagiakan, juga, dengan seorang pria muda yang bertalenta yang orang tuanya
saya arahkan kepada Juruselamat sebelum dia lahir. Persahabatan yang demikian
sangat berharga.
6. Karunia Kerelaan.
Semua upah yang disebutkan sejauh ini memiliki kerterangan kepada
kehidupan masa kini, walaupun hal itu akan semuanya dibawa kepada hasil yang penuh
dalam Surga. Ada beberapa upah, yang bagaimanapun, ditaruh bagi kita dalam
kemuliaan. Guru kita menyambut dengan suatu ungkapan “Selamat!” bagi semua orang
yang dengan setia melayani, dan kata itu dari Dia yang tentunya akan menjadi upah
yang cukup, lebih dari mengganti kerugian bagi sakit bersalin, perjuangan,
kekecewaan, disiplin, pertentangan yang telah ita alami dalam melakukan panggilan
kita yang mulia ini. Pujian manusia itu dangkal dan tidak bermakna.
Tetapi sambutan Tuhan “Selamat!” bukan semata-mata suatu pengakuan verbal.
Dia menyertakannya dengan ekspresi mendasar mengenai kesenangan dan kehendak-
Nya. Tuan dalam perumpamaan itu berkata: “Baik sekali perbuatanmu itu, hai
hambaku yang baik dan setia; engkau telah setia dalam perkara kecil, aku akan
memberikan tanggungjawab dalam perkara yang besar.”11 Sementara kita tidak
mengharapkan untuk menekan lebih rinci perumpamaan ini, saya yakin Tuhan kita di
sini memberikan indikasi sebuah tempat bagi kepercayaan dalam kereajaan kekeal bagi
mereka yang dengan tekun melayani dan mengembangkan “talenta-talenta” mereka.
Dalam suratnya kepada orang-orang Ibrani, Tuhan Yesus digambarkan sebagai
dikelilingi oleh kumpulan mereka yang telah diselamatkan, katanya: “Aku akan
menaruh kepercayaan kepada-Nya.”12 Nampaknya bagi saya bahwa kesempatan yang
11
Matius 25:21.
12
Ibrani 2:13.
demikian akan dikaruniakan kepada pemenang-jiwa dalam ukurannya sendiri
sebagaimana dia berdiri di hadapan tahta-Nya. Paling sedikit Paulus mengharapkan
upah yang demikian, sebab dia menulis kepada jemaat di Tesalonika: “Sebab siapakah
pengharapan kami atau sukacita mahkota kemegahan kami di hadapan Yesus, Tuhan
kita, pada waktu kedatangan-nya, kalau bukan kamu?”13 Tentu sukacita yang demikian
akan menggetarkan hati!
Maka, dengan jalan jaminan kepastian ahir, kita memiliki hal ini dari Daniel
“Dan orang-orang bijaksana akan akan bercahaya seperti cahaya cakrawala, dan yang
telah menuntun banyak orang kepada kebenaran seperti bintang-bintang, tetap untuk
selama-lamanya.”14 Bintang-bintang di cakrawala olah raga dan hiburan bercahaya
lebih terang untuk sementara waktu, namun kemudian layu ke dalam gerhana matahari,
namun hamba-hamba Injil menerima kemuliaan yang kekal.15

PERTANYAAN DAN LATIHAN


1. Apakah konsep upah mengenai suatu insentif yang sah dalam pekerjaan
memenangkan-jiwa itu? Diskusikan pertanyaan ini!
2. Dalam arti apa pekerjaan memenangkan-jiwa membawa kita ke dalam hubungan
dengan Kristus?
3. Bagaimana tabiat dipekembang dalam latihan penginjilan pribadi? Dalam cara-
cara lain apakah pekerjaan ini menjadikan perkembangan dalam diri kita?
4. Bandingkan sukacita dalam memenangkan-jiwa dengan sukacita orang tua yang
melahirkan anaknya. Kembangkan konsep ini!
5. Dapatkah anda mengingat kembali, pengalaman anda sendiri atau pengamatan,
kasus-kasus mengenai persahabtan yang tetap meningkatkan usaha
memenangkan-jiwa?
6. Selidikilah sebanyak mungkin upah/pahala yang dapat anda temukan dalam
Alkitab, yang dijanjikan nanti kepada mereka yang memenangkan-jiwa. Berikan
ayat-ayatnya!

13
1 Tesalonika 2:19.
14
Daniel 12:3.
15
1 Korintus 9:25.
PELAJARAN 11

Persiapan Penginjilan Pribadi

Ketika saya tiba ke dalam hubungan pribadi dengan Kristus pada waktu saya
berusia sembilan tahun, saya segera mencoba memenangkan orang lain. Saya
mempunyai kenangan yang jelas mengenai hubungan saya dengan teman sepermainan
saya, dan dengan keras kepala saya menahan dia di pintu belakang rumahnya hingga
dia berkonsentrasiuntuk menerima Yesus juga. Saya akui bahwa saya hanya memiliki
persiapan yang sedikit untuk usaha itu.akankah kita menyimpulkan dari pengalaman
yang demikian bahwa tidak adanya persiapan diperlukan bagi pekerjaan enginjilan
pribadi? Jika seseorang merasa puas melakukan hal yang demikian selalau dengan
dasar seorang anak berusia sembilan tahun, mungkin benar demikian. Namun jika kita
mengharapkan akan menjadi para pekerja yang handal, kita akan mengadakan
persiapan—bukan sebelum kita memulai, melainkan kita selalu memiliki persiapan,
berusaha menjadi lebih pandai.

A. MEMPELAJARI FIRMAN ALLAH

Ini adalah dasar yang paling penting.


1. Untuk Pendewasaan dan Penyucian Jiwa Kita Sendiri. Jika kita ingat
bahwa pemenang-jiwa harus menjadi seorang yang berkarakter, dan jenis
karakter ysng harus menjadi karakter pemenang-jiwa, kita akan menengok
kepada Buku yang mengarahkan kita dalam memiliki karakter yang
demikian. Bukankah yang merupakan air yang membersihkan oleh mana
Kristus menyucikan dan membersihkan Jemaat-Nya?1 Kita ingat
bagaimana Paulus berbicara kepada Timotius mengenai Alkitab yang
diilhamkan, menegaskan bahwa itu, “dapat memberi hikmat kepadamu dan
menuntun engkau kepada keselamatan oleh iman kepada Kristus Yesus,”
dan bahwa itu juga, “memang bermanfat untuk mengajar, untuk
menyatakan kesalahan, untuk memperbaiki kelakuan dan untuk mendidik
orang dalam kebenaran. Dengan demikian tiap-tiap manusia tiap-tiap
manusia diperlengkapi utuk setiap perbuatan baik.”2 Kita tidak akan
menerapkan Firman ini secara sukses kepada kebutuhan orang lain jika kita
tidak dipersiapkan dengan baik dalam menerapkannya kepada kebutuhan

1
Efesus 5:26.
2
2 Timotius 3:15-17.
kita sendiri. Seseorang yang melalaikan Firman Allah dalam kehidupan
pribadinya sendiri sedang tidak meningkatkan kapasitas dirinya kepada
usaha memenangkan-jiwa yang berhasil.
2. Supaya Kita Boleh Menjadi Lebih Baik Memahami Injil—Tugas dan
Kesempatan Kita yang Kita sajikan. Adalah karena poin ini sehingga kita
telah memberikan seluruh pelajaran mengenai “Pekabaran Penginjilan.”
Namun biarlah hal itu tidak dipirkan bahwa pelajaran yang satu itu
melemahkan isi dari Injil! Seseorang boleh berkata, “Saya percaya kepada
Injil yang sederhana, dan hal itu tidak memerlukan banyak belajar atau
mempelajari.” Adalah benar bahwa apa yang umumnya kita sajikan kepada
orang-orang berdosa adalah “Injil yang sederhana.” Kita mengurangi kuasa
skema penebusan kepada istilah yang paling sederhana untuk
meletakkannya dalam menjangkau pikiran yang tidak terbiasa dengan hal-
hal rohani. Namun setiap orang yang merasa puas untuk tetap dalam
keserderhanaan yang mula-mula mengenai Injil tidak bertumbuh banyak,
dan segera kesaksiannya akan menjadi sesuatu hal yang membosankan
sehingga itu memiliki makna yang semakin berkurang bagi dirinya, dan
tidak banyak bagi mereka kepada siapa dia hanya menirukan saja kepada
mereka. Injil adalah suatu tema yang luas, berharga sekali jika
mempelajarinya dengan tekun, dan sementara memperluas pengertian kita
akan kemuliaan kebenarannya, kita akan menjadi lebih baik dalam
menyajikannya dalam berbagai aspek sesuai dengan kebutuhan zaman.
Selain itu, ada begitu banyak konsep salah yang luas sehingga kita harus
memiliki pengertian yang cukup mengenai Injil untuk menerapkan ukuran-ukuran yang
bersifat korektif. Konsep yang salah ini mulai dari pandangan legalistis yang ekstrim
pada satu sisi sampai kepada “kepercayaan” yang sangat dangkal pada sisi yang lain.
Kita harus menangani diri kita sendiri terhadap hal-hal ini dengan suatu pemahaman
yang jelas tentang doktrin kasih karunia dan suatu pandangan yang benar tentang iman
yang menyelamatkan. Kalau tidak kita akan meninggalkan orang lain dalam
perbudakan atau perhambaan, atau pengharapan yang palsu.
3. Supaya Kita Boleh Mengamati Metode-metode Memenangkan-Jiwa yang
Digambarkan Di Dalamnya.
Tidak ada buku teks yang lebih baik dalam memenangkan-jiwa daripada
Alkitab. Semua yang dapat kita harapkan untuk dilakukan dalam arah yang formal
adalah menyusun sejumlah bahan Alkitab dalam bentuk yang sistematis, namun hal ini
tidak akan pernah mengambil tempat Alkitab itu sendiri, dengan Roh Kudus sebagai
gurunya. Khususnya kita harus menguji pekerjaan Tuhan kita dan para rasul-Nya
dalam hubungan mereka dengan individu-individu. Dalam pelajaran berikutnya kita
akan mengambil beberapa peristiwa yang secara khusus menolong dalam hal ini,
namun pelajar harus memperhatikan hal ini hanya sebagai teladan saja.
4. Memiliki Alkitab yang Layak Siap Digunakan.
Berbagai problema besar yang akan kita hadapi dalam pekerjaan
memenangkan-jiwa menuntut bagi mereka termasuk menghafalkan ayat. Menghafalkan
ayat-ayat Alkitab secara efektif tidak bisa dilaksanakan secara tiba-tiba atau kebetulan
saja, melainkan itu adalah sesuatu yang harus dilakukan secara konsisten,
melakukannya terus-menerus, dan mengulanginya senantiasa. Sistem kartu adalah cara
yang baik yang saya tahu. Saya menyarankan bahwa seseorang mencari cara untuk
terlibat dalam pekerjaan ini dengan cara menggunakan suatu persediaan kartu-kartu
kecil dengan lobang dekat ujung-ujungnya, dan sebuah gelang untuk membawa kartu-
kartu tersebut. Dia jangan mencoba menghafalkan banyak ayat pada saat yang sama.
Mulai dengan satu ayat, tuliskan bunyi ayat itu pada sisi yang satu dari kartu itu dan
ayatnya pada sisi yang lain. Simpanlah kartu-kartu ini pada gelang kunci anda, pelajari
itu dengan keakuratan yang lengkap hingga ayat dan bunyi ayat benar-benar melekat
dalam pikiran anda sehingga anda tidak dapat memikirkan yang satu tanpa yang lain.
Ketika anda sudah mempelajari satu ayat, libatkan proses yang sama dengan ayat yang
berikutnya. Sekarang anda sudah memiliki dua ayat pada gelang anda. Anda
melakukan itu bukan mengabaikan yang pertama, melainkan anda terus-menerus
mengulanginya agar ayat yang baru tidak akan menghilangkan ayat yang lama. Ketika
dua ayat tersebut sudah dihafalkan pastikan tidak ada kebingungan dan kesalahan
dalam menghafalkannya, anda sudah siap untuk ayat yang ketiga, dan seterusnya.
Pertanyaannya ialah, ayat-ayat yang mana yang anda akan hafalkan? Pelajaran
berikutnya akan mengambil berbagai jenis dengan siapa anda akan berhubungan.
Mulai dengan satu ayat yang disarankan dalam hubungannya dengan kelompok
pertama, kemudian salah satu ayat yang disarankan untuk kelompok yang kedua, dan
seterusnya hingga anda memiliki yang ada pada gelang anda, dan dalam pikiran dan
hati anda, satu ayat bagi masing-masing jenis yang digambarkan. Bila hal ini sudag
dikerjakan, buatlah jenis yang kedua, dan begitu seterusnya melalui daftar. Jika anda
berambisi anda boleh teruskan kali yang ketiga, dengan demikian menambah
perbendaharaan anda. Adalah mengherankan bagaimana banyak ayat, dengan
keterangan-keterangannya, anda tinggal memerintahkan dalam waktu yang singkat:
Namun perhatikan prinsip-prinsip berikut ini: 1. Jangan coba lebih dari saatu ayat pada
saat yang sama; 2. Pelajari masing-masing ayat secara tuntas sebelum menginjak pada
ayat berikutnya; 3. Tetap mengulanginya.

B. PELAJARI KEBERATAN-KEBERATAN ORANG BERDOSA.

Tidak ada cabang suatu angkatan bersenjata yang lebih penting daripada
pelayanan intelijen, yang tugasnya adalah mencari segala sesuatu yang ada
hubungannya dengan musuh—kekuatannya dan bagaimana musuh dikalahkan,
bagaimana kekuatan dan persediaannya, pertahanannya dan rencana-rencananya agar
bisa dikalahkan. Pertahanan apa yang dapat diupayakan untuk menyerang pada sisi ini
dan sisi itu? Rencana-rencana apa yang dimiliki sang musuh untuk tindakan yang
agresif? Segala sesuatu yang dapat diketahui dalam semuanya itu adalah nilai yang
sangat berharga.
Jika kita hendak menyerang kubu pertahanan jiwa manusia untuk dimenangkan
bagi Kristus, kita ada baiknya memiliki pelayanan intelijen sendiri yang dijalankan,
mengetahui pertahanan apa yang mungkin bisa ditemui. Hanya dengan itu kemudian
kita mempunyai senjata yang cocok yang siap sedia untuk digunakan.

1. Metode Rsaul Paulus.


Sudahkah anda memperhatikan bagaimana Paulus mengantisipasi penolakan
kepada doktrinnya mengenai anugrah, dan menyiapkan artilerinya terhadap mereka?
Kita akan menyebutkan hanya beberapa contoh saja:
a. Rasul itu baru saja membicarakan bahwa orang-orang Yahudi yang melanggar
hukum ditolak, sementara itu orang-orang non-Yahudi yang memelihara kebenaran
hukum diterima, sebab itu bukanlah tanda dalam daging yang membuat orang
Yahudi sejati, melainkan seorang yang bertobat dan merendahkan hati. Kemudian
dia mengantisipasi penolakan bahwa dalam hal ini orang Yahudi tidak memiliki
keuntungan, dan dia menjawab oleh menunjukkan bahwa kepercayaan mereka
kepada Kitab Suci telah memberikan kepada mereka tempat bagi keuntungan yang
besar.3
b. Lagi, dia telah menunjukkan bahwa apapun yang dilakukan oleh manusia, Allah
akan dihormati. Bahkan ketidakbenaran kita akan berubah menjadi kemuliaan
Allah, sebab dia akan didapati benar dan adil dalam penghakiman-nya. Segera rasul
itu melihat suatu keberatan: “Maka Allah tidak adil menghukum orang-orang yang
tindakannya hanya menambah keharuman dari kebenaran-Nya. Bukankah sesudah
semuanya dari sesuatu yang baik berdosa, melihat bahwa kebaikan akan datang
daripadanya—kebaikan Allah dihakimkan?” Jawaban kerasulan dipuaskan dengan
mengingatkan kita bahwa sebenarnya adalah dalam penghakiman dosa, bukan
dalam perbedaan semnata-mata antara dosa manusia dan kebaikan Allah, sehingga
Allah dihormati dan dimuliakan. Jika Allah tidak menghakimi dosa, Dia sendiri
akan dihakimi. Hal ini, tentunya, tidak bisa dipikirkan.4
c. Dalam pernyataannya yang besar mengenai keselamatan oleh anugrah, Paulus
mengangkat kepada klimaks dalam pernyataan: “Dimana dosa bertambah banyak,
di sana kasih karunia menjadi berlimpah-limpah.” Dia melihat bahwa hati alami
manusia akan memunculkan suatu penolakan kepada hal hal itu, jadi dia
memperkenalkannya dalam bentuk suatu pertanyaan: “Bolehkah kita bertekun
dalam dosa, supaya semakin bertambah kasih karunia itu?”5 Jawaban itu diberikan
dalam ayat-ayat yang berturut-turut, yang menyatakan bahwa kasih karunia
bukanlah surat ijin untuk melakukan dosa, karena oleh salib kita dijadikan mati
untuk dosa.

3
Roma 2:25-3:2.
4
Roma 3:4-8.
5
Roma 5:20; 6:1.
d. Suatu masalah yang mirip muncul dalam hubungannya dengan doktrin Paulus
mengenai emansipasi dari perhambaan hukum. “Kita bukan berada di bawah
hukum Taurat, melainkan di bawah kasih karunia,” dia menyerukan. Dalam
pengharapan yang penuh sehingga posisi yang demikian akan ditantang, dia sendiri
memunculkan penolakan dalam bentuk pertanyaan: “Jadi bagaimana? Apakah kita
akan berbuat dosa, karena kita tidak berada di bawah hukum Taurat, tetapi di
bawah kasih karunia? Jawabannya menarik. Paulus menyatakan bahwa isu itu
berhenti pada pertanyaan tentang hamba-hamba siapakah kita. Hamba-hamba dosa
akan terus berbuat dosa. Hamba-hamba kebenaran mempraktikkan kebenaran.
Karena kita telah dilepaskan dari perhambaan dosa, kita tidak lagi melayani dosa,
melainkan kita telah diikat kepada suatu pelayanan yang lebih tinggi, lebih mulia,
yaitu pelayanan akan kebenaran.6
Rasul itu menjawab penolakan lain yang telah diantisipasi kepada ajarannya
mengenai kedudukan hukum dalam sejarah dosa,7 doktrinnya mengenai pemilihan
kedaulatan,8 dan pernyatan-pernyataannya mengenai ketidakpercayaan Israel.9 Untuk
tujuan kita sekarang, bagaimanapun, kita tidak akan begitu banyak prihatin dengan
jawaban Paulus kepada pertanyaan-pertanyaan khusus, sebagaimana dengan prinsip
mengantisipasi penolakan-penolakan dan mennyiapkan jawabannya. Dia telah
memberikan contoh kepada kita dalam hal ini. Oleh karena itu kita harus
memperlengkapi diri kita dengan anak-panah-anak panah dalam tempatnya untuk
seetiap kesempatan yang mungkin saja muncul.
2. Alkitab Memiliki Jawabannya.
Kita hampir tidak mengatakannya, kecuali untuk penekanannya, bahwa
jawaban yang terbaik adalah Firman Allah. Banyak orang, bahkan orang yang tidak
percaya, memiliki penghargaan terhadap Alkitab, dan apa yang dikatakannya
membawa lebih berharga daripada pendapat yang dapat kita katakan. Namun
bagaimana dengan orang yang menolak yang tetap ngotot, “Anda mengutip Alkitab,
dan saya tidak percaya kepada Alkitab”? Itu adalah bukan kepercayaan seseorang atau
ketidak percayaan yang membuat Firman Allah “hidup dan kuat dan lebih kuat
daripada pedang bermata dua manapun.”11 Adalah karena itu adalah Firman Allah, dan
akan menusuk orang yang tidak mengenal Allah lebih efektif daripada bujukan
manusia manapun. Jadi, dalam hal ini, suatu jawaban dari Allah adalah selalu yang
terbaik. Itu artinya, bahwa sebagaimana kita mempelajari penolakan-penolakan orang
berdosa, kita membawa mereka kepada Alkitab sebagai jawabannya.

B. MEMPELAJARI PEKERJAAN PARA PEMENANG-JIWA LAINNYA.


1. Menjaga api tetap menyala.

6
Roma 6:14-22.
7
Roma 7:7.
8
Roma 9:14-24.
9
Roma 11:1-5.
11
Ibrani 4:12.
Ada banyak dalam dunia ini untuk mendinginkan perasaan gerah kita, sebagai
tambahan kepada ketidak-konsistenan alami dari hati kita sendiri, sehingga kita
memerlukan segala rangsangan dan dorongan yang tersedia. Roh Kudus menggunakan
Alkitab, namun IA juga menggunakan pengalaman-pengalaman orang lain. Membaca
konflik dan kemenangan mereka, keputusan mereka dan keberhasilan mereka, sering
membangkitkan semangat kita yang loyo. Saya meragukan jika seorang anak Allah
yang sejati dapat membaca sebuah laporan mengenai memenangkan-jiwa tanpa
mengendalikan hati. Terkadang akan ada penilaian-diri untuk kesempatan-kesempatan
yang diabaikan, terakdang suatu kerinduan yang dalam bagi jiwa-jiwa, terkadang suatu
insentif lebih rajin diaplikasikan. Dalam suatu cara api akan menyala dengan lebih
terang, lebih hangat.
2. Meningkatkan Teknik Kita.
Tak satupun dari kita telah mencapai kepada pendayagunaan yang paling tinggi
dari pekerjaan ini. Apa yang orang-orang telah lakukan, pendekatan-pendekatan apa
yang telah mereka gunakan, bagaimana mereka telah menerapkan Alkitab kepada
situasi-situasi yang baru dan sulit, kesalahan-kesalahan dalam metode mereka telah
ketemukan dan telah diperbaiki- ada hal penting bagi setiap pencari jiwa. Harus
diakui metode itu bukanlah faktor dari pentingnya hal ini,, namun itu penting, dan
dapat memainkan suatu bagian besar dalam menentukan kesuksesan atau kegagalan
kita.
Literatur dalam ladang ini begitu luas sehingga bibliografi yang mendalam
akan menjadi tidak praktis jika itu tersedia. Mengenai nilai yang lebih berharga bagi
seorang pelajar adalah suatu pemilihan yang hati-hati terhadap buku-buku yang akan
menyediakan baik inspirasi dan pertolongan yang praktis. Pemilihan yang demikian
telah saya lakukan berdasarkan bibliografinya.

C. MEMPELAJARI SEKTE-SEKTE PALSU.


Sekte-sekte palsu begitu berlipat ganda pada masa kini sehingga untuk
menangani mereka semua akan melelahkan sepanjang umur, dan terbukti nilainya
terbatas. Namun, dengan suatu dasar yang menyeluruh dalam Injil dan dengan ajaran
yang terdapat dalam Alkitab, seseorang dapat dengan segera memahami kesalahan-
kesalahan mendasar dari sistem agama yang palsu yang mengikat mereka. Sementara
masing-masing memiliki perbedaan sifatnya sendiri, ada buah pikiran yang salah yang
mendasar di dalamnya. Ada juga ciri-ciri yang umum terhadap kolmpok mereka yang
menyanggupkan seseorang untuk menggolongkan mereka. Dalam banyak kasus,
kesalahan-kesalahan sekte-sekte moderen bukanlah hal yang baru, melainkan sekte-
sekte yang lama yang dikembangkan.
Fakta ini membuatnya tidak perlu bagi pemenang jiwa pada umumnya untuk
menghabiskan banyak waktu menyelidiki sekte-sekte tersebut, wamktu yang dapat
menjadi lebih menguntungkan bila dimanfaatkan untuk bersaksi yang efektif.
Barangkali diperlukan oleh beberapa orang untuk membuat penelitian yang demikian
suatu pelayanan khusus untuk menaruh ke dalam tangan-tangan orang-orang Kristen
pada umumnya suatu definisi yang tepat mengenai kesalahan-kesalahan yang ditemui
oleh mereka. Hal ini akan memperlengkapi pemenang-jiwa dengan suatu pengetahuan
mengenai ciri-ciri itu dalam sekte-sekte yang lebih moderen yang bertentangan dengan
Injil, dan menyanggupkan dia untuk membawa Injil (kebenaran) di atas kesalahan-
kesalahan yang khusus. Suatu pekerjaan yang menurut pendapat saya yang benar-
benar melakukan hal ini dengan sangat efektif adalah The Chaos of Cults, oleh J.K.
VanBaalen.12
Pelajaran berikutnya berhubungan dengan sekte-sekte palsu.13

E. MENGGUNAKAN BANYAK WAKTU UNTUK BERDOA.

Tidak ada persiapan yang lengkap tanpa banyak berdoa.

1. Doa Memelihara Hati Tetap Senang.


Tanpa doa, kesukaran-kesukaran berakar dalam diri kita—kesuam-suam-
kukuan kita, perangai kita yang kaku, ketidaksiapan kita, ketakutan kita, tindakan kita
yang gegabah atau kebijakan kita yang berlebihan—akan menjadi sesuatu yang sulit
diatasi, dan kita akan mendapati diri kita sama sekali tidak layak bagi pekerjaan yang
kudus ini. Namun doa akan memelihara kontak dengan sumber-sumber Ilahi itu yang
akan memelihara kita tetap bersedia, “dikuatkan dengan kuasa oleh RohNya dalam
batin manusia.”14 Kesadaran dalam doa akan membentengi kita terhadap pencobaan
dari pemanjaan-pemanjaan yang akan melemahkan serat jiwa dan menjadikan tidak
cocok untuk usaha yang tinggi.
2. Doa adalah Bagian—Suatu Bagian Besar—dari Perjuangan Kita Terhadap
Kuasa-kuasa Kegelapan.
Rasul Paulus, setelah menggambarkan hal-hal yang menyangkut mengenai
senajta kita dalam melawan terahadap kekuatan-kekuatan jahat, menambahkan hal ini
sebagai pelengkap yang perlu, “Berdoalah setiap waktu di dalam Roh dan berjaga-
jagalah di dalam doamu itu dengan permohonan yang tak puts-putusnya untuk segala
orang kudus.”15 Penekanannya di sini menunjukkan pentingnya doa dalam perjuangan
rohani ini, sebaba, sebagaimana telah kita lihat, usaha memenangkan-jiwa adalah suatu
perjuangan.
Kita memiliki contoh yang luar biasa mengenai kemenangan rohani melalui doa
dalam kehidupan Daniel. Sementara dia pergi berdoa, dia sadar akan tekanan hati yang
dalam, yang menyebabkan dia terus-menerus berdoa, bergumul dalam penderitaan dan
kesulitan selama tiga minggu, selama waktu tersebut dia menahan hidup melalui diet
yang amat sederhana. Sebagaimana dia katakan: “Makanan yang sedap tidak
kumakan, daging dan anggur tidak masuk ke dalam mulutku dan aku tidak berurap

12
J. K. Van Baalen , The Chaos of Cults (Grand Rapid: Eerdmans Publishing Co.).
13
Pelajaran 21.
14
Efesus 3:16.
15
Efesus 6:18.
sampai berlalu tiga minggu penuh.” Pada ahir dari tiga minggu itusecara fisik tubuhnya
lemah dan kurus, namun dia telah berdoa demi kemenangan dan hanya dengan begitu
deia bisa mengenal sifat dari pertentangan yang begitu berat dalam jiwanya. Kuasa-
kuasa kegelapan, digambarkan oleh suatu mahuk roh yang digambarkan sebagai
“penguasa kerajaan Persia,” telah memperjuangkan malaikat diutus kepada hambanya
untuk menyampaikan kebenaran Ilahi kepada Daniel, hingga Mikhael datang
menolongnya.16 Ini adalah fasal yang penuh misteri, namun itu menunjukkan
kenyataan perjuangan rohani dan kedudukan doa dalam perjuangan itu. Pasukan
neraka tertarik dalam pekerjaan memenangkan-jiwa ini, untuk menentangnya dengan
segala kekuatan dan kelicikan mereka. Jawaban kita satu-satunya adalah doa, apa yang
John Bunyan namakan senjata dari segala doa.
3. Doa Mendatangkan Tuntunan Roh Kudus.
Ada suatu persediaan yang diperlukan dalam penginjilan pribadi. Banyak yang
telah dibawa ke dalam perhambaan yang nyata dalam hal bersaksi kepada orang lain,
meyakini bahwa harus berhubungan dengan semua yang mereka temui mengenai
keselamatan jiwa mereka, dan menjadi sangat kecewa ketika mereka gagal melakukan
hal yang demikian. Sekarang adalah benar bahwa kita harus memperhatikan semua
orang yang kita temui sebagai orang-orang yang berpotensi terhadap kesaksian kita,
namun tidak jauh dari tuntunan Roh Kudus. Nasihat uskup Taylor Smith bagi para
pemenang-jiwa adalah bahwa mereka harus tidak pernah berbicara kecuali Roh Kudus
membuka jalan secara alami.”17 Tuntunan yang demikian adalah kesempatan bagi
setiap orang Kristen, namun itu adalah bagian dari mereka yang hanya melibatkan diri
mereka setiap hari dalam doa.
4. Doa Menjamin Aktifitas Roh Kudus dalam Hati Seseorang yang Didekati.
Kita harus ingat selalu bahwa adalah bukan kebijaksanaan kita dalam
mendekati, petunjuk yang hebat milik kita, atau panggilan kita yang sungguh-sungguh
yang akan memenangkan orang-orang datang kepada Kristus. Yang terpenting dari
semua ini adalah bahwa mereka itu sebenaranya ialah tidak lain kecuali hanya sebagai
jalan bagi pendekatan Roh Kudus. “Bukan dengan keperkasaan dan bukan dengan
kekuatan, melainkan dengan rohKu, firman Tuhan semseta alam.”18 Peristiwa
mengenai pertobatan Lidia diberikan dalam kata-kata berikut ini: “Tuhan membuka
hatinya.”19 Sekarang Tuhan bekerja dalam menjawab doa. Kita adalah hanyalah
sekadar para penginjil yang sejati ketika kita sedang berdoa bagi jiwa-jiwa manusia
ketika kita menyatakan Injil kepada mereka. Dan tentu hal itu ialah bahwa kita tidak
bertanggungjawab kepada langkah-langkah palsu dalam mendoakan orang lain seperti
dalam berbicara kepada mereka. Lagi pula, kita harus membuat sedkit langkah-langkah
palsu jika berdoa lebih banyak dan mengetahui lebih banyak mengenai pekerjaan Roh
Kudus di dalam hati manusia. Ini adalah penekanan utama dalam pekerjaan besar L. S.

16
Daniel 1-13.
17
E. L. Langston, Bishop Tailor Smith (London: Marshall Morgan and Scott), hal. 46.
18
Zakharia 4:6.
19
Kisah 16:14.
Chafer, True Evangelims,20 yang harus dibaca oleh semua yang rindu menjadi para
pemenang-jiwa.
Maka di sini, ada empat alasan yang baik untuk membuat doa menjadi suatu
bagian besar dalam persiapan kita untuk memenangkan-jiwa: Menjaga agar hati kita
tetap senang, untuk memperjuangkan perjuangan yang efektif terhadap musuh, untuk
mendatangkan tuntunan Roh Kudus, dan untuk mengetahui kerjasama pekerjaan Roh
Kudus dalam hati mereka kepada siapa kita bersaksi.

PERTANYAN DAN LATIHAN

1. Jika seorang Kristen yang baru dapat memenangkan orang lain kepada Kristus,
mengapa perlu menjalani suatu kursus yang lama untuk mempersiapkan bagi jiwa-
jiwa agar bisa dimenangkan? Diskusikan pertanyaan ini!
2. Bagaimana suatu pembelajaran Alkitab akan menolong kita dalam memenangkan-
jiwa, dan apakah yang khususnya harus kita cari dalam pembelajaran itu?
3. Daftarakan keberatan-keberatan yang Paulus sadari sebelumnya yang diangkat
dalam pengajarannya, dan tunjukkan apakah jawaban yang ia sediakan bagi
penolakan-penolakan tersebut. Pelajaran apa yang didapatkan bagi para pemenang-
jiwa?
4. Apakah nilai-nilai dalam mempelajari pekerjaan para pemenang-jiwa lainnya?
5. Bagaimana doa mempersiapkan kita bagi pekerjaan penginjilan pribadi?

20
L. S. Chafer, True Evangelism (Findlay, Ohio: Dunham Co.).
PELAJARAN 12

Pendekatan

Dalam pelaksanaan penginjilan pribadi yang aktual, ada empat langkah yang
bisa dilaksanakan—pendekatan, instruksi, panggilan, dan tidak lanjut. Itulah yang
menjadiaturannya, dan suatu usaha untuk memutarbalikkannya akan berahir dalam
malapetaka.

A. PENTINGNYA PENDEKATAN YANG BENAR.

Pendekatan itu memang sangaat penting, karena hal itu merupakan kesan
pertama, yang baik atau yang buruk. Suatu pendekatan yang salah mungkin
membangkitkan kemarahan dan kecenderungan orang yang didekati untuk
memutuskan penolakan, sementara suatu pendekatan yang cocok bisa benar-benar
menghindarkan kesulitan. Bahkan seseorang yang simpati dan memiliki hati yang lapar
akan kasih Allah akan merasa malu terhadap suatu pendekatan yang kasar, sementara
itu seseorang yang cenderung ke arah antagonisme sering dimenangkan melalui kata-
kata yang ramah.

1. Sikap Mental yang Benar.


Perjuangan pendekatan harus dimenangkan di atas ladang sikap mental
seseorang. Untuk memulaikan, kita harus menghindarkan dari pikiran kita perasaan
unggul. Jika hal itu muncul, itu tidak bisa disembunyikan, dan kita dikalahkan
sebelum kita memulaikan. Tak seorangpun yang akan menerima
keunggulan/kehebatan kita, bahkan orang gelandangan di atas Skid Row. Evangeline
Booth mencari sesuatu dimana dia dapat menegaskan bahwa orang dengan siapa dia
berhubungan adalah lebih tinggi daripada dia—bahkan jika itu hanya dalam
pengetahuan dosa!1 Sikap “lebih suci daripada anda” adalah fatal untuk
memenangkan-jiwa. Sikap “lebih bijaksana daripada anda” adalah milik orang yang
tidak percaya. Biarkanlah dia memiliki sifat seperti itu. “Tetapi apa yang bodoh bagi
dunia, dipilih Allah untuk memalukan orang-orang yang berhikmat, dan apa yang
lemah bagi dunia, dipilih Allah untuk memalukan apa yang kuat.”2 Melalui tanda yang
sama, kita harus menghindarkan belas kasihan yang palsu dan sentimental. Sikap kita
janganlah “Anda orang berdosa purba,” atau “Anda orang berdosa yang malang!” Kita

1
The Reader’s Digest, Agustus, 1947.
2
1 Korintus 1:27.
harus melihat orang-orang sebagai jiwa-jiwa untuk siapa Yesus telah mati, dan rindu
kepada mereka dengan suatu sikap yang tidak mengunggulkan diri sendiri.
Dengan kata lain, suatu perasaan rendah diri akan membunuh usaha kita. Jika
kita merasa gemetar di hadapan orang yang berkedudukan tinggi, atau orang yang
terpelajar, atau orang yang hebat, kita benar-benar akan mengalami kegagalan dalam
kesaksian kita. Kita perlu mengingat perkataaan Hizkia: “Yang menyertai dia adalah
tangan manusia, tetapi yang menyertai kita adalah Tuhan, Allah kita, yang membantu
kita dan melakukan peperangan kita.”3

2. Kualitas yang Benar.


Hal pendekatan ini tidak dapat dikurangi oleh mesin ataupun rumus aljabar. Itu
adalah pekerjaan hati, dan semakin alami, semakin bagus. Pendekatan yang dipelajari
dapat dengan mudah menjadi merosot menjadi sesuatu yang profesional dan formal
dan kehilangan panggilan secara spontan. Namun demikian, ada beberapa kualitas
yang setiap orang harus tanamkan, khusunya jika ia mempunyai kecenderungan untuk
menentang.
a. Misalnya, pendektan tersebut harus senantiasa sopan. Dalam suatu suatu perbaikan
mobil untuk mana saya membawa mobil saya untuk diperbaiki tergantung sebuah
moto: “Kami tidak pernah terlalu sibuk dalam hal kesopanan.” Saya belum pernah
mengetahui bahwa mereka mengingkari slogan itu. Jika bisnis saja memperhatikan
tuntutan kesopanan dari paraperwakilan mereka dalam hubungan mereka dengan
publik, betapa lebihnya kita yang mewakili Allah dengan segala karunia harus
menunjukkan kesopanan setiap saat, dan khususnya ketika kita terlibat dalam bisnis-
Nya? Ini adalah ciri khas yang harus diperhatikan dalam hubungan Tuhan kita dengan
seseorang. Pertimbangkan kasus mengenai wanita di sumur Sikar, yang para rabi akan
melontarkan tiga hal mengenai dia—bahwa dia adalah seorang wanita, seorang yang
berdosa, dan seorang Samaria. Namun, lihatlah dengan aungrah dan kehalusan budi
bahasa Tuhan kita dalam berbicara kepada wanita tersebut, dimulai dengan suatu
permintaan untuk diberikan air minum, dan menuntun dia setahap demi setahap kepada
pengenalan akan Diri-Nya.4
Rasul Paulus juga menyajikan pidato yang yang berbudi bahasa yang baik, dan
menganggap manusia dalam istilah-istilah yang sopan seseuai dengan jabatan mereka,
sementara dia tidak pernah memotong pembicaraannya dengan cara menghormati
orang lain.
b. Pendekatan haruslah dibuat dengan cara yang bijaksana demikian juga dengan cara
yang sopan. Bijaksana artinya sentuhan. Jika seorang dokter memberikan jamahan
yang kasar atau sentuhan yang tidak pasti, dia masih memiliki keraguan pada si
pasien, namun jika ia memberikan sekali sentuhan yang lembut dan meyakinkan,
dia mengilhami jaminan, dan mendiamkan ketakutan. Sekarang kita segera
mengakui bahwa seseorang dapat membuat suatu jimat taktik/kebijaksanaan dan
3
2 Tawarikh 32:8.
4
Yohanes 4.
menjadi begitu cerdik sehingga dia tidak pernah membuat kontak. Mungkin ada
kesempatan-kesempatan ketika taktik yang terbaik adalah menjadi jujur dan terus
terang, selama tidak ada sengat atau duri dalam tempat kita. Sebuah contoh yang
baik mengenai taktik terus terang ini dapat dilihat dalam pertobatan seorang
pengacara Skotlandia, Gordon Forlong, tahun 1851.
Pada tahun itu pengacara yang terkenal ini, yang buku teksnya berjudul
Epitome of Scottish Law, merupakan suatu standar selama bertahun-tahun, namun
sikapnya kepada Kekristenan adalah salah satu dari pertentangan, pergi ke London
untuk mendirikan sebuah Bank Karakter dan Skill mirip dengan yang dia dirikan di
Skotlandia. Di antara orang-orang lain kepada siapa dia menerapkan pertolongannya
dalam pekerjaan amal ini adalah Mr. George Hitchcock, seorang pedagang Inggris dan
seorang Kristen, yang dengan setia mendengarkan kisah orang Skotlandia muda dan
menanggapi dengan suatu karunia yang bernilai. Sementara dia memegang ccek
kepada pemohon yang merasa senang, Mr. Hitchcock dengan tenang berkata, “Sayang
sekali, Mr. Forlong, bahwa anda bukan seorang Kristen!” Pengacara yang terkejut itu
membuat upaya untuk membela-diri, namun menemukan dirinya tak berbicara sepatah
katapun, dan setuju untuk membaca sebuah buku yang kecil yang diberikan oleh Mr.
Hitchcock kepadanya, The Philoshopy of Plan of Salvation. Hal ini dilakukannya
sementara dia berlayar kembali ke Edinburgh dalam sebuah kapal laut. Pada saat dia
tiba di rumah dia adalah seorang percaya yang bersukacita. Sesudah itu kerinduannya
adalah memperkenalkan Kristus, dimana tugas yang dia emban adalah selama tiga
puluh delapan tahun, menjadi kuat digunakan di Edinburgh, kemudian di London, dan
ahirnya selama dua puluh tahun di Selandia Baru.5
Kebijaksanaan bukanlah “menarik lobang-lobang anda,” melainkan itu
membuat kontak dalam cara yang paling efektif. Untuk melakukan hal ini, kita harus
mencari bahwa “hikmat yang dari atas,”6 yang Allah janjikan kepada mereka yang
memintanya7 sebagai bagian dari mereka yang dipenuhi dengan Roh Kudus.8
c. Kebijaksanaan harus digunakan dengan memperhatikan kepada kapan bagi
pendekatan kita dan juga bagaimana cara pendekatan kita. Membuat malu
seseorang di antara orang lain hanya akan menimbulkan prasangka dalam situasi
tersebut. Kita tidak bisa selalu menunggu hingga kita menemukan sasaran dari
perhatian kita sendiri, melainkan kita harus melakukan yang terbaik untuk
memisahkan dia dari orang lain sebelum kita memulaikan pembicaraan mengenai
hal-hal ini. Hal ini khususnya perlu jika pihak ketiga tidak simpati dan sinis. Kita
ingat bagaimana rasul Paulus bangkit terhadap kesulitan ini dalam berbicara kepada
Sergius Paulus dari Siprus, walaupun dia dipanggil untuk tujuan itu, sehingga dia
berada di bawah keperluan untuk mendiamkan Elimas si peramal itu sebelum dia

5
Informasi ini diperoleh dari sebuah editorial dalam Sunday School Times tanggal 27 Desember,
1941, berdasarkan Memorial Notes from Gordon Forlong, oleh saudara perempuannya.
6
Yakobus 3:17
7
Yakobus 1:5.
8
Kisah 6:3.
dapat berhasil dengan baik terhdap kesaksiannya.9 saya telah mengetahui para ibu
yang memainkan suatu permainan yang efektif mengenai campur tangan ketika
anak-anak lelaki mereka diberitahu dan dinyatakan tentang perhatian yang
nyata.Campur tangan mereka yang paling merusak adalah biasanya desakan mereka
bahwa “Tom adalah anak yang baik,” ketika saya sedang mencoba untuk
menunjukkan kepada Tom dari Firman Allah bahwa dia adalah orang berdosa!

B. JENIS-JENIS PENDEKATAN YANG BENAR.

Secara umum pendekatan dapat dibagi menjadi dua jenis, yang langsung dan
yang tidak langsung. Ini biasa jarang diperlukan definisi. Pendekatan langsung datang
secara langsung kepada pertanyaan pusat, sementara itu pendekatan secara tidak
langsung menuntunnya kepada pertanyaan itu melalui jalan yang tidak langsung.
Kedua metode itu memiliki kebaikan dan bahayanya masing-masing. Pendekatan
langsung sering mengejutkan orang berdosa ke dalam suatu perhatian yang diangkat,
sementara kadang-kadang itu memaksa dia dan menyebabkan dia berhenti dari
pekerjaan itu. Pendekatan tidak langsung diperhitungkan untuk memenangkan
keyakinan dan membangkitkan perhatian yang akan bertahan lebih lama, namun
bahayanya akan menjadi hilang sebelum itu mencapai tujuan.

1. Jenis Tidak Langsung.


Suatu kejuaraan yang terkenal dari pendekatan tidak langsung adalah H. Clay
Trumbull, yang putranya, Charles, mengorganisir dan menyajikan prinsip-prinsip dan
metode ayahnya dalam suatu pekerjaan yang luar biasa. Taking Men Alive.10 Saudara
Trumbull percaya bahwa memenangkan seseorang adalah suatu langkah yang perlu
dalam menuntun dia kepada Keristus. Adalah benar bahwa jika seseorang merasa
curiga kepada kita, atau berprasangka kepada kita, kita akan memiliki kesempatan yang
menyedihkan dalam menolong dia. Kita harus memenangkan keyakinannya. Dua
metode yang disarankan oleh Tuan Trumbull perlu dihargai dan diperhatikan.
Menghargai orang-orang berdosa nampaknya seperti bisnis yang berbahaya dan
tentunya memerlukan perhatian. Penghargaan itu harus yang tulus dan jujur, yang lain-
lainnya akan mengurangi persetujuan Roh Kudus, dan orang berdosa sendiri akan
mengenali kepura-puraan. Tuan Trumbull menceritakan temannya yang memulaikan
suatu percakapan dengan seorang pemecah-batu yang sudah tua oleh mengatakan
kepadanya bahwa dia sedang melakukan suatu pekerjaan yang baik—kali pertama
dalam dua puluh tahun, sebagaimana ditegaskan oleh orang tua itu, bahwa seseorang
telah memberikan kepadanya suatu dorongan yang baik.11 Hukuman atau celaan akan
menaruh seseorang untuk membela diri, namun penghargaan yang tulus, khususnya

9
Kisah 13:6,12.
10
Charles G. Trumbull, Taking Men Alive (New York: Association Press), hal. 75.
11
Ibid, hal. 79.
dimana itu telah sedikit diketahui, akan sering lebih mempersiapkan hati bagi
pengakuan dosa yang sejati.
Perhatian yang umum sering menciptakan suatu ikatan yang membuat
percakapan yang terbuka dan tulus serta lebih mudah. Menemukan bahwa baik anda
berasal dari bagian yang sama atau negara lain, bahwa anda baik main golf ataupun
menggunakan tongkat, bahwa baik anda membaca puisi ataupun pelayana radio amatir,
dapat menjadi suatu alat yang selalau terbuka. Tau jika anda gagal menemukan
perhatian-perhatian yang umum, jadikan diri anda tertarik kepada perhatian orang lain.
Tuan Trumbull menceritakan mengenai rencana George Williams12 untuk
memenangkan seorang kafir berandalan yang bernama Rogers, yang dengan kejam
menganiaya orang-orang Kristen dalam rumah bisnis dimana dia memegang jabatan
penting. Menemukan bahwa Rogers punya nafsu akan udang laut, Williams
menyarankan suatu makan malam dengan sajian udang laut, untuk mana Rogers
diundang, namun tidak ada upaya untuk menobatkan dia. Sang penganiaya itu, kagum
atas tingkah laku orang-orang Kristen, menerima undangan itu sebagai seorang yang
pemberani, dan menerimanya. Tingkah laku dari kelompok itu secara mendalam
mempengaruhi dia, dan dia dibawa di bawah keyakinan akan dosa yang demikian
sehingga setalah beberapa hari dia mencari orang-orang Kristen dan menjadi slah satu
dari antara mereka.

2. Jenis Langsung.
Pendekatan langsung dengan baik disajikan oleh orang-orang seperti Hebich
dari India, dan Dad Hall, “Bishop of Wall street.” Suatu ilustrasi pendekatan langsung
Hebich adalah hubungannya dengan seorang mayor tertentu dari insinyur Inggris di
India. Melihat Hebich mendekati bungalonya, sang mayor berkata kepada pelayannya
agar tidak membiarkan “paderi” masuk, melainkan mengatakan kepadanya bahwa sang
majikan sedang tidak berada di rumah. Namun Hebich telah menangkap isyarat dari
sang mayor, dan didorong oleh anak laki-laki ke dalam rumah. Mencari seluruh
ruangan rumah, Hebich tidak menemukan orangnya hingga dia kembali ke ruangan
tamu dan melihat di bawah sofa yang memiliki tirai yang berjumbai ke bawah lantai.
“Keluar kau pengecut,” kata misionaris itu. Sang mayor menurut. “Duduk kau
pengecut,” adalah perintah berikutnya. Lagi-lagi komandan itu menurut. “Dengarkan
pekabaran Allah kamu pengecut.” Kemudian Hebich meluncur ke dalam sebuah
khotbah yang benar mengenai bersembunyi dari hadapan Allah, menceritakan Adam di
Taman Eden. Segera mayor itu berada pada lututnya, sambil menangis memohon
rahmat Allah.13
3. Faktor-faktor apa yang menentukan pendekatan?
Faktor-faktor apa yang menentukan jenis pendekatan yang digunakan?

12
Ibid , hal. 104. George Williams (yang kemudian adalah Sir George Williams) adalah pendiri
dari YMCA, dan Rogers adalah salah seorang dari dua belas anggota pertama.
13
Alfred Maathieson, Hebich of India (Skotland: John Ritchie, Ltd.), hal. 60.
a. Pertama, sifat diri sendiri. Orang-orang saleh tidak lagi dibangun di atas pola
kumpulan daripada orang-orang berdosa itu sendiri. Beberapa dari antara kita
begitu disusun secara psikologi sehingga kita melakukan segala sesuatu dengan
suatu tujauan langsung, sementara yang lain begitu hati-hati dalam meletakkan
rencana. Seorang emuda mengusulkan dengan hati nurani yang tumpul, “Maggie,
ayo kita menikah.” Dengan kata lain, kita telah mendengar mengenai kekasih yang
tersipu-sipu malu yang merasa malu selama berminggu-minggu atas metode
pendekatan kepada seseorang yang berjiwa lembut. Ahirnya dia merusak rencana.
Pada suatu Sabtu petang yang indah dia membawa gadis pujaannya untuk jalan-
jalan—melalui pekuburan! Dia menuntun gadis itu kepada rencana keluarga, dan
mengatakan kepadanya mengenai semua orang yang terkasih yang terbaring di
sana—kakek neneknya, buyutnya, dan lain sebagainya. Kemudian, dengan getaran
yang besar dia menambahkan, “Susie, apakah kamu suka berbaring di sana?”
Sekarang jika kita memindahkan kedua orang ini ke dalam kenyataan penginjilan
perorangan, anda akan mengharapkan bahwa yang pertama akan menggunakan
pendekatan langsung, sementara yang kedua akan menjadi lebih mirip
menggunakan pendekatan secara tidak langsung—marilah kita berharap dengan
lebih banyak kebijaksanaan! Saya hampir tidak dapat membayangkan Hebich
mencanangkan suatu pesta malam dengan sajian udang laut untuk pegawai Inggris
di India itu, dengan instruksi bahwa topik mengenai keselamtan mereka tidak
diperkenalkan; dan saya jarang melihat George Williams melakukan caranya
melalui seorang pelayan ke dalam rumah yang lain, menyadarkan dia akan
kefasikannya dan meminta pertobatan yang langsung. Perangai akan memainkan
peranan besar dalam hal ini.
b. Pada tempat yang kedua, situasi khusus akan menentukan jenis pendekatan. Berapa
banyak waktu akan berada pada penetapan kita? Apakah kematian akan datang?
Apakah hal ini pertemuan biasa atau lebih kurang persekutuan permanen? Apakah ada
bukti tentang pekerjaan Roh Kudus yang dimulai? Sudahkah orang dalam siapa kita
berminat kepada pengetahuan akan hal-hal mengenai Allah, ataukah apakah ia benar-
benar lalai? Sudahkah kita menemui dalam situasi yang secara spontan membuat
menusia berpikir mengenai Allah? Hal-hal itu dan banyak pertanyaan lainnya dapat
ditanyakan sewaktu-waktu. Kadang-kadang mengulangi ayat-ayat Alkitab sebanyak
situasi yang mengijinkan, namun jika sasaran dari penginjilan kita adalah tetangga
yang baru, kita akan memulaikannya oleh menunjukkan kebaikan dan membiarkan
terang kita bercahaya.
c. Ahirnya, pendekatan haruslah ditentukan oleh tuntunan Roh Kudus. Hal ini
menuntut suatu kehidupan berjalan dalam Roh, terhadap persiapan hati, terhadap
kepekaan akan suara Roh, terhadap hikmat rohani. Seseorang yang banyak berada di
tempat yang tersembunyi akan melayakkan dia kepada tugas yang mulia ini.
C. CARA-CARA YANG DIANJURKAN MENGENAI PENDEKATAN YANG
BENAR.
Akan menjadi hal yang mustahil, bahkan jika hal itu berada dalam kawasan
buku ini, untuk memberikan daftar cara yang melelahkan untuk mendekati topik
terbesar ini. Beberapa contoh boleh mengendalikan pelajar kepada kewaspadaan
dalam masalah ini.

1. Berita-berita saat ini.


Sering berita yang terkenal yang terjadi sekarang ini bisa menjadi suatu cara
yang terbuka. Suatu pelanggaran terhadap ketidakdilan atau ketidaksangupan
departemen kepolisian untuk menangkap pelaku kejahatan menyediakan kesempatan
untuk berbicara mengenai penghakiman Allah yang pasti. Sebuah bencana
menyarankan tragedi yang lebih besar mengenai satu jiwa yang hilang atau perlunya
bersedia untuk bertemu dengan Allah. Kematian seorang yang terkenal menyatakan
bahwa kematian tidak memandang siapa orangnya, dan di sini Ibrani 9:27 bisa
diterapkan. Sebuah peristiwa olah raga yang besar boleh mengingatkan pasal-pasal
dalam Perjanjian Baru. Bahkan pertandingan tinju bisa menarik perhatian, “Tahukah
anda bahwa rasul Paulus adalah seorang petinju?” Kemudian rujuk kepada 1 Korintus
9:27, dimana kata tersebut diterjemahkan, “jagalah di bawah” dalam King James
Version artinya meremukan, memukul hitam dan biru. Hal ini bisa menuntun kepada
suatu diskusi mengenai pertentangan rohani yang terjadi dalam setiap jiwa manusia.

2. Pekerjaan Sehari-hari.
Suatu percakapan yang panjang di antara orang-orang biasanya menyentuh soal
beberapa pekerjaan mereka. Itu barangkali merupakan soal kontak. Bagi para guru,
Yesus adalah Guru Agung; bagi para dokter, Dia adalah Tabib Agung untuk siapa tidak
ada kasus yang pernah terbukti terlalu sulit; bagi para pengacara hukum, Dia adalah
Seorang Pengacara Agung atau Pengantara yang memiliki kunci kepada setiap
kebutuhan para kliennya yang diterapkan kepadaNya, dan Hakim/Jaksa yang memiliki
kemudahan terhadap orang berdosa yang menolak untuk bertobat, bagi orang yang
membakar roti, Dia dalah Roti yang turun dari surga; bagi seorang peternak Dia
adalah Gembala yang baik, bagi seorang nelayan, Dia adalah Jagonya perkapalan, yang
dengan arahan para ahli telah gagal membawa ikan-ikan dengan muatan yang penuh.
Ingatlah bahwa hal-hal ini hanyalah merupakan “pembuka” saja.

3. Bacaan Alkitab Umum.


Beberapa orang menolak untuk membaca Alkitab dalam angkutan umum,
supaya tidak dianggap seperti orang-orang Farisi. Dengan kata lain, itu bisa membuat
terbukanya bagi Injil. Pada suatu kesempatan saya berada di atas kereta api dalam
suatu perjalanan yang panjang, ke arah Pullman. Saya tidak bisa menyia-nyiakan
waktu, sebab saya punya pekerjaan yang harus dilakukan. Saya meminta sebuah meja
dan mulai menulis pelajaran artikel untuk Sunday School Times, Alkitab saya berada
di atas meja, bersama-sama dengan peralatan yang lainnya. Kehadiran Alkitab tersebut
membuat dua orang penumpang berhenti dan berbicara, sehingga saya memiliki dua
percakapan yang menguntungkan sebagai suatu hasil dari membiarkan Alkitab saya
terbuka.
Kita harus bersedia, banyak berdoa, dan waspada.

PERTANYAAN DAN LATIHAN

1. Mengapa pendekatan itu begitu penting?


2. Diskusikan pernyataan: Perjuangan mengenai pendekatan harus dimenangkan di
atas bidang sikap mental seseorang itu sendiri.
3. Apakah ciri-ciri dari suatu pendekatan yang baik?
4. Apakah dua jenis pendekatan yang umum? Apakah nilai-nilai dan bahaya-
bahayanya dari masing-masing jenis pendekatan itu?
5. Dengan cara apa Dr. Trumbull menyarankan bahwa kita memenangkan keyakinan
seseorang sebagai persiapan kepada usaha bersaksi bagi Kristus?
6. Faktor-faktor apa yang akan menentukan jenis pendekatan yang digunakan?
Terangkan!
7. Siapakan suatu daftar mengenai pendekatan-pendekatan yang mungkin sifat-sifat
khayalan dalam situasi-situasi khayalan juga. (Namun harus yang realistis juga!)
Jangan menggunakan contoh-contoh dalam pelajaran ini!
PELAJARAN 13

Pelaksanaan

Pekerjaan itu hanya dimulai ketika kita telah membuat pendekatan, sekalipun
membuat pendekatan itu sering yang paling sulit dalam bagian pekerjaan tersebut,
karena hal itu adalah merupakan bagian di atas mana kita secara umum mempunyai
perjuangan yang terbesar. Ada suatu kecenderungan dengan beberapa orang yang
menjadi para saksi yang tembak-lari. Mereka menembak dengan tembakan tunggal
dan kemudian lari demi kehidupan mereka. Penginjil pribadi yang sejati akan melihat
lebih dalam pada situasinya.

A. PETUNJUK.

Setelah pendekatan, tiba pada petunjuk, yaitu, dimana pendekatan telah


menemukan perhatian.
Kadang-kadang pendekatan itu ditolak, dan kita cenderung argumentatif, atau
segera menyerah. Kedua hal itu salah adanya. Roh yang menyerang akan
menghancurkan kesempatan-kesempatan kita untuk melakukan hal-hal yang baik.
Bahkan jika kita memenangkan perdebatan, nampaknya kita kita akan mengalahkan
jiwa yang kita cari untuk dimenangkan. Atau kita bisa kehilangan dua-duanya!
Dengan kata lain, untuk memberikan bukti bahwa penolakan itu telah memadamkan
kita akan menggerakkan sedikit pujian kecil lainnya bagi orang Kristen atau bagi
Kekristenan. Kita harus berdiri pada prinsip kita yang benar, bahkan jika hal itu hanya
dengan senyuman. “Jawaban yang lemah lembut meredakan kegeraman, tetapi
perkataan yang pedas membangkitkan marah.”1 Anugrah dan hikmat dalam situasi
yang demikian bisa mengubah penolakan kepada keingintahuan. Sedikitnya penolakan
akan kehilangan kekuatannya, dan sahabat akan memperoleh bukti yang pertama dari
realitas iman Kekristenan kita.
Kesalahan yang lain ialah memperhatikan suatu pertunjukkan perhatian sebagai
suatu keputusan, atau sedikitnya sebagai basis bagi suatu panggilan untuk membuat
keputusan. Gantinya, perhatian tidak lebih daripada suatu basis bagi instruksi.
Keputusan-keputusan yang dibuat tanpa instruksi dalam jalan keselamatan tidak akan
bertahan lama. Ingatlah perumpamaan mengenai empat jenis tanah.2 Tanah yang
pertama yang disebutkan menggambarkan mereka yang tidak memiliki pengertian,
yang hatinya merespons terhadap Firman Allah segera layu. Tanggungjawab kita

1
Amsal 15:1.
2
Matius 13:18-23.
adalah untuk melihat bahwa manusia memiliki pengertian demikian juga perhatian.
Oleh karena itu perlu adanya instruksi. Jangan pernah melompat dari pendekatan
untuk memanggil, namun mengundang calon jiwa yang dimenangkan barangkali akan
mendapatkan hasil-hasil yang mudah. Hasilnya bisa berubah menjadi tragis.
Untuk melawatkan instruksi adalah suatu tindakan yang tidak jujur, baik kepada
Allah maupun kepada manusia. Itu bisa menjadi pekerjaan yang membosankan, yang
membutuhkan kesabaran, permohonan, kebijaksanaan, namun itu akan memberikan
upah yang besar dalam menerangi, para petobat yang teguh.

1. Harus Sederhana.
Instruksi dalam hal ini haruslah sederhana, mendasar, dan didasarkan pada
Alkitab yang jelas. Ini adalah bukan saatnya untuk memberikan pembicaraan
mengenai pengumuman kekal, pemilihan, teologi dan yang serupa dengan itu. Hal ini
dapat dibahas dalam suatu kursus dalam Teologia Sistematika. Hal-hal yang harus
dibuat jelas adalah keadaan orang-orang berdosa secara pribadi. Persediaan Allah
dalam Kristus, dan kebutuhan bagi penerimaan pribadi, tertentu dan langsung dari
persediaan itu dalam pertobatan dan iman. Akan ada selalu pencobaan untuk
memperkenalkan tema-tema lain yang lebih meningkat, khususnya dengan orang-orang
yang sangat terpelajar, namun seseorang harus belajar untuk menancapkan prinsip-
prinsip utama mengenai Injil dalam hubungannya dengan orang-orang yang belum
diselamatkan.
2. Harus tidak ada perasaan unggul.
Adalah penting untuk melihat roh seseorang itu sendiri dalam memberikan
instruksi kepada orang lain. Kita semua terlalu mudah memiliki suatu perasaan unggul
dalam situasi yang demikian, dan hal itu fatal kepada pekerjaan memenangkan-jiwa.
Seandainya kita mengingat bahwa keselamtan kita adalah semata-mata karena anugrah,
dan semua engetahuan kita mengenai hal-hal yang berhubungan dengan Keallahan
adalah karena anugrah, kita akan sanggup untuk memberikan petunjuk kepada orang
lain dalam roh kelemahlembutan dan kerendahan hati, dengan kasih, dan petunjuk kita
tidak akan bersifat menyerang, melainkan akan dengan senang hati diterima. Bahkan
para dokter yang memberikan petunjuk kepada para perawat dan para pasien dengan
suatu kesombongan/keunggulan akan ditolak. Betapa lebih lagi dengan orang-orang
Kristen yang mewakili kelemahlembutan dan kerendahan hati Yesus! Ini tidak berarti
bahwa tidak ada lagi otoritas dalam pengajaran kita. Itu akan tetap ada. Namun itu
akan menjadimotoritas kebenaran itu sendiri, otoritas/wewenang Firman Allah, bukan
otoritas pribadi yang penuh dengan kesombongan.
3. Bisa menggunakan kesaksiannya sendiri.
Kesaksian pribadi adalah suatu bantuan bagi para pencari, selama kesaksian
kita meninggikan kemuliaan dan keagungan Kristus sebagai Juruselamat daripada
tabiat kita baik sebelum maupun sesudah pertobatan. Kita tidak boleh memuliakan
baik dalam dosa-dosa kita di masa lalu maupun pencapaian kita di masa sekarang. Di
atas semuanya kita harus menghindarkan sikap “lebih suci daripada anda.” Kita
hanyalah orang-orang berdosa, yang diselamatkan melalui kasih karunia Allah, dan kita
mengarahkan orang-orang lain kepada Juruselamat, bukan kepada diri kita sebagai
teladan bagi orang-orang berdosa, atau sebgai teladan bagi orang-orang yang saleh.
Dengan demikian kita harus menjadi bagi orang-orang lain untuk melihat tanpa
perhatian kita dalam kenyataan. Jadi, asalkan kesaksian pribadi meninggikan Yesus
dan membantu menjernihkan dalam hal instruksi atau mendorong si pencari, itu adalah
benar-benar prosedur yang sah. Misalnya, jika si pencari mengalami kesukaran dengan
masalah iman sehingga anda mengingat pada saat percakapan anda, hubungan anda
bagaimana Tuhan mengangkat anda di atas kesulitan dan rintangan akan sangat
membantu. Seorang pekerja yang dituntun oleh Roh akan mengetahui bagaimana
menggunakan semua alat ini.

B. PANGGILAN.

Ketika petunjuk telah diberikan, dan suatu pemahaman yang cukup dari jalan
keselamtan dinyatakan, maka, setelah itu adalah saatnya untuk mengadakan panggilan.
Pengajaran harus menimbulkan suatu tindakan, dan tindakan tentunya harus
digabungkan pada seseorang yang telah menerima instruksi mengenai jalan kehidupan.
Seorang penginjil, bukan hanya seorang instrukur, melainkan juga seorang pemanggil
bagi Allah, bahkan sebagaimana Paulus berkata, “Jadi kami ini adalah utusan-utusan
Kristus, seakan-akan Allah menasihati kamu dengan perantaraan kami; dalam nama
Kristus kami meminta kepadamu: berilah kamu didamaikan dengan Allah.”3 Jika kita
kehilangan perhatian mengenai panggilan, kita akan mengalami kegagalan dalam
jumlah yang besar dari tugas kita. Petunjuk, penting sebagaimana adanya, bukanlah
pertobatan, melainkan tanpa respons yang tepat akan berubah menjadi penghukuman.
Kita tidak ingin meninggalkan orang-orang dalam keadaan yang menyedihkan seperti
itu.
1. Bertindak.
Marilah kita mengingat, juga, bahwa kita sedang mencari putusan kehendak,
bukan secara sederhana suatu persetujuan intelek. Alasan dan emosi benar-benar
hanya merupakan koridor-koridor oleh mana menjangkau kehendak/kemauan. Kita
sedang bertuuan pada suatu tindakan penyerahan kepad Kristus sebagai Tuhan, suatu
tindakan penyerahan-diri kepada Dia sebagai Juruselamat. Tidak ada yang kurang dari
itu ialah tuuan penginjil yang sejati. Oleh sebab itu, ketika intelek manusia telah
diterangi kepad perhatian mengenai kebenaran Allah, pertanyaannya harus ditekankan
mengenai—Apa yang akan anda lakukan mengenai hal itu?
2. Menunggu tuntunan Roh Kudus.
Telah dikatakan bahwa, bagaimanapun kita harus menimbulkan suatu amaran
yang solem terhadap tekanan yang keterlaluan pada diri seseorang. Pemaksaan bisa
mengakibatkan salah satu dari dua tragedi—suatu pengerasan terhadap Injil bahkan
dimana perhatian telah ditimbulkan, atau suatu pengakuan yang prematur yang
3
2 Korintus 5:20.
memiliki kekuarangan akan pekerjaan Roh Kudus dalam hati. Dalam hal ini keadaan
yang terahir lebih buruk daripada yang terdahulu. Buah yang belum matang akan
terbukti menjadi buah yang masam. Di sini kembali, pemenang-jiwa pribadi benar-
benar memerlukan agar berada dalam hubungan yang penuh dengan Roh Kudus,
sehingga ia boleh pergi bersama-sama dengan Roh Kudus daripada berlari mendahului
Dia. Lihat bagaimana kita harus dituntun oleh Roh Allah dalam setiap langkah kita.

C. TINDAK-LANJUT.
Panggilan telah dibuat, dan marilah kita mempercayai, telah bertemu dengan
respons keputusan yang menggembirakan bagi Kristus. Apakah pekerjaan penginjil
pribadi sekarang sudah selesai? Tidak! Dalam arti hal itu baru saja dimulai. Apakah
anda mengingat apa yang kita katakan mengenai semangat bagi jiwa-jiwa?4 Itu adalah
rangkap-dua. Itu memiliki ciri melalui suatu kerinduan yang sungguh-sungguh untuk
menyaksikan orang-orang berdosa bertobat, dan perhatian yang sama untuk
menyaksikan orang-orang yang saleh menjadi sempurna. Sekarang, di hadapan mat
kita seorang yang berdosa telah dibuat menjadi seorang yang saleh. Segera aspek
mengenai kerinduan kita bagi jiwa-jiwa itu yang merindukan bagi keselamatannya
memberikan tempat kepada aspek yang lain mengenai kerinduan bagi jiwa-jiwa yang
rindu akan akan penyuciannya. Di sini kita mendapati seorang bayi yang baru lahir.
Kita menginginkan agar dia bertumbuh. Segera tindak-lanjut dimulai. Mulai sejak
saat itu pekerjaan kita tidak boleh dibatasi hanya kepada penginjil itu, melainkan juga
boleh ditangani oleh seorang pendeta. Bhakan, itu adalah pekerjaan yang harus
diselesaikan. Berapa jauh kita harus melaksanakannya itu tergantung pada
keadaannya.
Ketika kita datang kepada kekhususan-kekhususan dalam penginjilan pribadi,
kita harus berhubungan dengan pekerjaan menindak-lanjuti dalam hubungannya
dengan kampanye penginjilan dan menyelamatkan misi. Untuk saat ini kita akan
berhubungan dengan hal itu hanya dalam cara yang umum saja.
1. Penjelasan.
Hal pertama yang seorang petobat yang masih baru perlukan adalah suatu
pengertian tentang apa yang baru saja telah terjadi, disertai dengan suatu jaminan akan
keselamatan. Di sini amaran yang lain diperlukan. Jangan pernah katakan kepada
seseorang yang baru saja mengakui iman dalam Kristus bahwa ia sudah diselamatkan.
Biarlah Roh Kudus yang mengatakan kepadanya mengenai hal itu, melalui Firman
Allah, dan kemudian biarlah dia yang memberitahu anda.. Jaminan atau kepastian
yang pekerja Kristen berikan akan menguapkan pencobaan pertama, namun kesaksian
Roh akan tinggal tetap. Namun, kita boleh mengarahkan orang Kristen yang baru itu
kepada pasal-pasal yang mengandung jaminan yang besar, seperti 1 Yohanes 5:10-13,
dan biarlah Roh Kudus berbicara kepadanya melalui ayat-ayat itu. Kemudian akan
mengirimkan dia pada caranya sendiri untuk bersukacita, kita boleh menunjukkan
kepadanya dari Alkitab beberapa dari berkat-berkat keselamatan yang agung:
4
Pelajaran 8.
membuang dosa-dosa kita,5 menjadi anak Allah,6 memiliki Roh Kudus yang tinggal
dalam hati kita,7 dan hal-hal yang lain yang mengandung sifat dari jaminan yang
serupa. Tapi jangan terlalu banyak untuk permulaannya! Ingat bahwa dia adalah
seorang bayi, dan tidak boleh diminta untuk mengunyah daging yang besar pada saat
baru saja ia dilahirkan! Suatu minuman yang baik dari “air susu yang murni dan yang
rohani”8 sebanyak yang ia dapat terima.
2. Nasihat.
Memberikan kepada orang Kristen yang baru “botol” pertamanya, seorang ayah
yang rohani berada dalam posisi untuk memberikan suatu nasihat yang baik. Empat
latihan harus diberikan kepada petobat yang masih baru—bacaaan Alkitab, berdoa,
pengakuan, dan kehadiran di gereja. Seorang yang benar-benar lahir kembali tidak
akan perlu banyak desakan dalam hal ini, namun akan mendapatkan keuntungan dari
tuntunan yang bermakna.
a). Sudahkah anda menemukan rencana yang baik dari bacaan Alkitab?
Teruskan hal itu. Adalah lebih baik untuk mengawasi bacaan petobat yang masih baru
itu hingga ia bergerak dengan baik dalam samudra yang kuat dari kebenaran kekal itu.
Hal itu mungkin bahwa dia akan menginginkan untuk datang kepada anda untuk
meminta pertolongan dalam memahaminya. Selalau bersedia untuk memberikan
bantuan. Barangkali pertanyaannya akan menunjukkan kepada anda betapa anda
sendiri sesungguhnya perlu mempelajari Alkitab! Kemudian pelajari firman itu
bersama-sama, jika situasinya menginjinkan. Anda boleh melakukan dengan baik
untuk menyarankan kursus-kursus teretulis, seperti yang disediakan oleh lembaga
Alkitab.
b). Doa akan menguatkan dia “untuk membawa segala sesuatu kepada Allah
dalam doa.” Ingatkan dia bahwa dalam doa dia boleh mengeskpresikan hatinya kepada
Allah dengan bebas, dan pada saat yang sama belajar untuk berdiam diri di hadapan
Allah. Pasal-pasal doa yang besar dalam Alkitab harus ditarik kepada perhatiannya.9
“Waktu yang teduh” harus dimasukkan sebagai kebiasaan sehari-hari yang teratur,
disarankan di pagi hari, sebagaimana juga dengan waktu-waktu yang lain untuk selalu
bersama-sama dengan Allah.
c). Bersaksi adalah sangat penting dalam kehidupan orang Kristen, baik
sebagai alat kesehatan rohani maupun sebagai alat untuk memenangkan orang lain.
Sementara pengakuan umum tidak diletakkan sebagai syarat keselamatan, hal itu
sangat terikat dengankeselamatan sebagai suatu ungkapan akan hal itu sehingga
keselamatan dari mereka yang menolak untuk mengakui iman mereka berdiri dalam
keraguan yang menyiksa. Seorang Kristen yang tidak mengakui adalah suatu
pertentangan dan suatu ejekan. Tuhan kita telah menyediakan dorongan yang kuat

5
Mazmur 103:12.
6
1 Yohanes 3:2.
7
Roma 8:9.
8
1 Petrus 2:2.
9
Seperti Lukas 11:1-13; 18:1-7.
untuk membuka pengakuan keapdaNya, dan membangkitkan amaran yang agung
terhadap kegagalan untuk melakukan hal yang demikian.10 Pengakuan adalah jalan
keluar yang memelihara aliran berkat mengalir dan menyelamatkan orang percaya dari
situasi menjadi Laut Mati.
d.). Kebutuhan akan gereja lokal.
Hal lain dalam proses tindak-lanjut adalah memperkenalkan kepada orang
Kristen yang baru kepada gereja setempat yang baik. Hal ini tidak selamanya menjadi
suatu hal yang gampang. Si petobat boleh tinggal dalam komunitas yang cukup tidak
diketahui bagi pekerja pribadi, yang tidak mendapat rekomendasi. Namun, ada
beberapa tempat dimana keinginan akan hal itu dapat dibuat—seperti Moody Bible
Institute, yang memiliki suatu daftar surat yang besar, dan itu menyentuh gereja-gereja
injili dan melayani wilayah yang sangat luas. Gagal akan hal ini, seseorang harus
merasa puas untuk menasihati orang yang baru percaya untuk mencari kumpulan dari
orang-orang Kristen dimana kebenaran yang mana dia telah diselamatkan dengan jelas
diajarkan, dan berdoa sehingga Roh Kudus akan menuntun dia dalam penyelidikannya.
Ketika kita telah melaksanakan semua tugas kita dalam hal ini, kita dapat
mempercayai, dan tidak perlu takut. Dengan demikian, kita dapat mengharapkan
Gembala yang Agung itu untuk memelihara doma-dombaNya.
Ketika seseorang tahu tentang gereja dimana seorang percaya yang masih baru
akan dipelihara, adalah suatu tindakan yang baik untuk menulis kepada pendeta dari
jemaat itu, berikan nama dan alamat dari petobat yang masih baru itu, dengan laporan
tentanga pertobatannya, dan memeinta agar dia mencari dan menemukan orang
tersebut. Dengan kata lain, desaklah orang yang baru percaya itu untuik
memperkenalkan dirinya kepada pendeta. Seorang pendeta yang sadar akan
menguatkan seorang yang masih bayi dalam Kristus, dan memberikan kesempatan-
kesempatan baginya untuk melayani dalam gereja, sesuai dengan kesanggupan dan
kesiapannya.
3. Perhatian yang berlanjut.
Kecuali situasinya menyatakan bahwa itu akan menjadi tidak cocok atau tidak
bijaksana, seseorang yang telah menuntun satu jiwa kepada Kristus akan merindukan
untuk memelihara kontak pribadi, paling sedikit hingga petobat baru itu benar-benar
sudah bisa mandiri. Ia akan besikap hati-hati namun tidak mengganggu pada hak
prerogatif dan tugas-tugas yang lain, melainkan akan siap sedia sebagai seorang
sahabat dan penolong-dalam doa. Terkadang surat, saran-saran dalam bacaan yang
baik, membagi engalaman, dan dalam hal-hal yang umum menunjukkan suatu
perhatian yang tidak kendor, akan menyertai dia dan menolong dia untuk “bertumbuh
dalam anugrah, dan dalam pemgetahuan akan Tuhan dan Juruselamat kita Yesus
Kristus.”11

10
Lukas 9:26.
11
2 Petrus 3:18.
PERTANYAAN DAN LATIHAN

1. Kesalahan-kesalahan apa yang sering dibuat: (a). ketika pendekatan menemui


penolakan? (b). ketika pendekatan menemukan perhatian?
2. Apakah yang seharusnya menjadi sifat dalam petunjuk/instruksi yang diberikan
kepada seseorang yang menaruh minat kepada Injil?
3. Diskusikan tempat bagi kesaksian pribadi dalam instruksi yang diberikan kepad
seorang pencari?
4. Diskusikan bagian-bagian yang dimainkan oleh alasan, emosi dan
kehendak/kemauan dalam pertobatan.
5. Bahaya-bahaya apa yang harus dihindari terhadap masalah panggilan?
6. Latihan-latihan rohani apakah yang harus diberikan kepada seorang petobat yang
baru? Diskusikan pentingnya hal-hal itu!
7. Mengapa penting menghubungkan seorang petobat baru dengan jemaat setempat?
PELAJARAN 14

Pelajaran-pelajaran Dari Injil Yohanes

Dalam pelajaran kita mengenai “Persiapan bagi Penginjilan Pribadi” kita telah
melihat mengenai pentingnya mempelajari Alkitab untuk memperhatikan bagaimana
jiwa-jiwa itu dihubungkan hal hal itu. Marilah kita meneliti tiga contoh dari Injil
Yohanes.

A. PENGINJILAN PRIBADI DALAM YOHANES 1.

Pasal pertama dalam Injil Yohanes penuh dengan penginjilan pribadi,


khususnya ayat 35 hingga bagian ahir pasal itu.
1. Bidang-bidang Bersaksi.
a). Yang pertama adalah bidang pemuridan (Yohanes 1:36). Yohanes pembaptis
menunjuk kepada Yesus bagi dua orang muridnya sendiri, yang dengan segera pergi
mengikut Yesus.
b). Yang berikut ini kita akan melihat bersaksi dalam lingkungan kekerabatan (ayat
41). Andreas, salah seorang dari dua orang yang mengikut Yesus setelah anjuran
Yohanes pembaptis, segera mengikuti saudaranya Simon, yang kemudian menjadi
pemimpin dalam kelompok kerasulan itu.
c). Kembali, dalam lingkaran persahabatan kesaksian ditekankan (ayat 45). Filipus,
yang baru saja ditemukan oleh Yesus sendiri, pergi kepada sahabatnya Natanaael
dengan kabar baik yang dibawakannya, dan membawa dia kepada Yesus, bersukacita
mendengarkan dia dan menyambutnya sebagai “seorang dari kaum Israel yang tidak
mempunyai kesalahan.”
Hal ini harus mengajarkan kepada kita bahwa setiap hubungan yang kita adakan
dengan orang lain menjadi bidang bersaksi. Semua ikatan manusia berarti
mengandung tanggungjawab. Jika kita mengenal bahwa lingkaran-lingakaran manusia
ini yang mengelilingi kita bukanlah terjadi secara kebetulan melainkan telah diatur oleh
Tuhan, kita harus peka terhadap perasaan akan tujuan memperhatikan mereka semua.
Mereka membentuk “wilayah” kita sebagai perwakilan-perwakilan Kristus.
2. Ciri khas Bersaksi.
a). Pertama, cirinya adalah pribadi. Yohanes pembaptis menunjuk kepada Yesus
sebagai Anak Domba Allah dalam dua hari berturut-turut. Dari konteks itu kita
mengumpulkan bahwa peristiwa pertama adalah dalam tindakannya berkhotbah kepada
oranag banyak (Yohanes 1:29-31). Catatan itu tidak menunjukkan suatu pertobatan
dariorang-orang untuk mengikut Yesus pada hari itu. Namun pada hari berikutnya,
ketika pendengar Yohanes terdiri dari hanya dua orang dari pengikutnya sendiri,
kesaksiannya mengenai Anak Domba Allah menghasilkan keduanya mengikut Yesus
(ayat 35-37). Semua kasus yang lain dari bersaksi benar-benar bersifat pribadi.
b). Kembali, bersaksi itu punya tujuan. Dalam petunjuk arah dari lima ayat (ayat 41-
45) kata kerja menemukan digunakan lima kali, dua kali mengenai orang-orang yang
menemukan Yesus, sekali mengenai Kristus menemukan orang-orang, dan dua kali
mengenai orang-orang menemukan orang lain. Dalam hal ini tidak ada kasus tentang
menemukan seseorang secara kebetulan, melainkan dalam setiap kasus ddalam kasus
ini itu adalah merupakan hasil dari pencarian. Dengan kata lain, itu merupakan sesuatu
yang memiliki tujuan dan dilakukan. Orang-orang yang menemukan Yesus adalah
orang-orang yang mencari/pencari. Tuhan sendiri adalah Juruselamat yang mencari.
Andreas dan Filipus adalah orang-orang yang penuh dengan tujuan yang pergi keluar
untuk menemukan orang-orang lain dengan siapa mereka rindu membnagikan
penemuan mereka yang luar biasa.
c). Kesaksian itu juga harus bersifat positif. Tidak ada catatan mengenai keraguan
dalam pernyataan dari orang-orang tersebut. “Lihatlah, Anak Domba Allah!” seru
Yohanes pembaptis (ayat 36). “Kita telah menemukan Mesias,” kata Andreas (ayat
41). Demikian juga Filipus melakukan hal yang positif: “Kita telah menemukan Dia,
yang tertulis dalam Taurat Musa, dan kitab para nabi (ayat 45). Seseorang telah
dicobai untuk menguji pikiran dari ketiga orang ini dari berbagai cara rujukan mereka
mengenai Tuhan, namun hal ini bukanlah tempat bagi penyimpangan yang demikian.
Namun paling sedikit kita dapat mengamati bahwa ada berbagai bentuk dalam bersaksi.

3. Unsur-unsur dalam bersaksi.


a). Pertama harus ada pernyataan yang berani. “Lihat Anak Domba Allah!” (Yohanes
1:36). Jika anda mau, itulah yang disebut teologia dogmatika, dan kita tidak bisa
memberikan suatu kesaksian yang sejati tanpa memperkenalkan dogmatika. Itu adalah
intisari dari apa yang Kristus maksudkan ketika IA berkata kepada murid-
muridNya,”Kamu akan menjadi saksiKu” (Kisah 1:8). Petrus meluncurkan kata-
katanya melalui teologia dogmatika ketika ia mengucapkan pengakuannya yang agung:
“Engkau adalah Kristus, Anak Allah yang hidup” (Matius 16:16). Khotbahnya pada
hari Pentakosta menyatakan teologia dogmatika yang luar biasa (Kisah 2:22-24, 36).
Itu tidak berarti berbicara dalam nada suara yang bersifat diktator, melainkan itu benar-
benar artinya menyatakan dengan keyakinan yang tak tergoyahkan kebenaran
mengenai Yesus.
b). Kita mengamati dalam poin yang kedua ini perhatian mengenai kesaksian pribadi.
Andreas dan Filipus keduanya menyatakan, “Kami telah menemukan” (ayat 41,45). Itu
adalah yang sangat penting tentang penginjilan pribadi. Jika kita mau bersaksi kepada
semua orang mengenai kenyataan Yesus Kristus, kita harus sanggup mengatakan
bahwa kita telah menemukan Dia, dan jika kehidupan kita menyatakan kesaksian kita
itu akan lebih meyakinkan.
c). unsur ketiga yang ditampilkan dalam bersaksi adalah undangan yang sifatnya
membujuk (ayat 46). Ketika Natanael menanyakan kesaksian Filipus dengan
prasangka lama, “Adakah sesuatu yang baik datang dari Nazareth?” Filipus tidak mau
berdebat, melainkan ia memberikan undangan yang sangat menyentuh perasaan, “Mari
dan lihatlah.” Perdebatan tidak mempunyai tempat dalam bersaksi. Itu hanya
membahayakan isu dan cenderung mengeraskan penolakan, namun sebuah undangan
yang lembut untuk “datang dan melihat” menghilangkan pertentangan.

B. PENGINJILAN PRIBADI DALAM YOHANES 3.

Selanjutnya kita beralih kepada hubungan Tuhan kita dengan Nikodemus


(Yohanes 3:1-21). Pada saat itu Nikodemus adalah Farisi, namun ia tidak termasuk
salah seorang yang munafik yang begitu luas membentuk aliran itu. Tentu Tuhan
Yesus tidak berhubungan dengan dia sebagai seorang yang munafik, melainkan Dia
memperlakukannya sebagai seorang pencari jiwa yang tulus, dan sungguh-sungguh.
Nikodemus adalah seorang yang bermoral, beragama, dan ahli hukum, dihormati oleh
teman-teman seagamanya, dan dianggap sebagai seorang guru. Akan tetapi ia merasa
bingung dan benar-benar buta. Saya tidak percaya kalau kedatangannya kepada Yesus
pada malam hari dinyatakan sebagai sifat pengecut, melainkan gantinya itu adalah
merupakan suatu kerinduan yang sudah berakaar lama, supaya wawancara tidak
terganggu kalau itu dilakukannya pada siang hari, dengan pertimbangan bahwa orang
banyak akan selalu mengikuti Yesus pada siang hari dalam pelayananNya.
Perhatian khusus kita terletak pada hubungan Yesus dengan Nikoemus. Kita
bisa memahami perlakuan rangkap tiga. Saya suka menyebutkannya: perawatan
“kejutan,” perawatan “terang,” dan perawatan “waktu.”
1. Perawatan Kejutan.
Perhatikan bagaimana Yesus memulaikan percakapan dengan pidato yang
manis dan berisi pujian kepada Nikodemus, “kecuali seseorang dilahirkan kembali, ia
tidak dapat melihat kerajaan Allah” (ayat 3). Itu benar-benar suatu perlakuan kejutan.
Itu adalah buah pikiran yang baru bagi pemimpin agama yang satu ini, dan hal itu
benar-benar mengejutkan dia. Lagi pula, Yesus tidak langsung menolong dia keluar
dari keheran-heranannya, melainkan justru malah meningkatkannya, seolah-olah
mengijinkan rasa keterkejutannya sampai kepada efek yang penuh. Empat hal yang
Yesus katakan kepada Nikodemus mengenai menjadi lahir kembali—perlunya hal itu
(ayat 3), caranya hal itu (ayat 5), alasan terhadap hal itu (ayat 6), dan rahasia terhadap
hal itu (ayat 8). Guru Israel tersebut sungguh-sungguh berada di luar pengetahuannya,
meraba-raba untuk mana pengertiannya dapat disandarkan.
2. Perawatan Kejutan.
Kemudian Yesus mengarahkan pembicaraan kepada perlakuan terang, dan hal
itu mengandung makna baha terang itu berfokuskan kepada DiriNya sendiri, Anak
Manusia dan Anak Allah yang Tunggal. Itu adalah terang mengenai jalan kehidupan.
Dia telah berbicara mengenai jalan kehidupan sebagai mujizat dari Allah dalam
kelahiran baru. Saat ini Ia membawa pembicaraannya kepada tingkat manusia, dimana
manusia harus memperhatikannya.
Ada tiga sinar kepada perawatan terang ini, tiga fakta sederhana yang
meratakan jalan kehidupan.
a). Kehidupan itu adalah melalui Anak Manusia (Yohanes 3:13). Tidak ada yang naik
ke surga terpisah dari Dia yang datang turun dari surga. KedatanganNya ke dalam
dunia ini adalah untuk tujuan membawa orang-orang berdosa bersama dengan Dia
dalam kenaikanNya.
b). Kehidupan adalah melalui Anak Manusia yang ditinggikan (ayat 14). Sekarang
ditinggikan yang disebutkan di sini secara jelas menunjuk kepada salib, darimana ular
di padang belantara itu adalah suatu gambaran. Itu adalah permulaan dari meninggikan
Anak Manusia, dan pengorbanan serta penderitaan meerupakan bagian ddaripadanya.
Ahir dari peninggian itu adalah tahta, di sebelah kanan Bapa. Adalah bukan Yesus
yang tergantung di kayu salib yang menarik semua orang datang keapdaNya (Yohanes
12:32), melainkan Yesus yang, untuk selama-lamanya menghapuskan dosa oleh
pengorbanan akan diriNya (Ibrani 7:27), yang sekarang hidup, melakukan suatu
penyelamatan yang cukup yang didasarkan atas pengorbanan itu.
c). Kehidupan adalah melalui iman di dalam Anak Manusia (ayat 15,16). Pekerjaan
penebusan Kristus menuntut respons iman, kepercayaan, dan penerimaan. Sama
halnya dengan kehadiran ular tembaga di tengah-tengah perkemahan Israel tidak
menyembuhkan para korban gigitan ular itu tanpa pandangan iman, demikian juga
halnya dengan meninggikan Kristus tidak menyelamatkan jiwa tanpa respons iman
yang tepat. Beegitu juga halnya jika Allah mau memperlakukan kita sebagai agen-
agent yang bermoral, sebgai orang-orang yang dikaruniai dengan karunia memilih, dan
bukan sebagai orang yang bergerak secara otomatis.
Apakah anda melihat bagaimana sederhananya jalan keselamatan itu
sebagaimana manusia diminta untuk memahaminya, walaupun hal itu begitu
mengherankan dan tak dapat dimengerti dengan apa yang Allah harus tunjukkan?
3. Perawatan waktu.
Sekarang apa yang kita maksudkan oleh perawatan waktu? Hanya ini, bahwa
Tuhan kita tidak menekan Nikodemus untuk suatu putusan dan pengakuan yang segera.
Saya tidak mengatakan bahwa kita tidak diperkenankan untuk menekan keputusan
yang segera, namun ketika kita melakukan , kita ingin merasa yakin bahwa kita
memiliki ijin dan tuntunan Roh Kudus untuk melakukan yang demikian. Semakin
lama saya merasakan tidak adanya tekanan dalam metode yang digunakan dalam
pelayanan Yesus. Di sini, dalam kasus Nikodemus, Dia memberikan keapdanya
kejutan yang membuatnya merasa terheran-heran dan terang yang menyinarinya, dan
kemudian Dia memperlengkapinya ke arah waktu dan Roh Kudus. Dia bukanlah orang
yang tidak sabar, dengan keputusan-keputusan yang belum matang, sebab Dia percaya
dalam pelayanan Roh Kudus. Kita mengakui dan percaya dalam Roh Kudus, namun
terlalu sering tindakan-tindakan kita menunjukkan bahwa kita percaya pada diri kita
sendiri lebih banyak. Dengan demikian, kita tidak percaya bahwa Roh Kudus yang
berasal dari Allah dapat bekerja terpisah dari kita dan dari kehadiran langsung kita!
Perawatan waktu dilaksanakan. Kita punya dua perhatian yang lebih jauh
mengenai Nikodemus dalam Injil Yohanes (Yohanes 7:50; 19:39). Dalam keduanya ia
terlihat berdiri bagi Yesus. Beberapa orang tidak berpikir bahwa ia berdiri sebagai
pahlawan di hdapan Sanhedrin, namunia berdiri, dan dia berdiri sendirian! Kemudian
ketika semuanya telah berlalu, Nikodemus bergandengan tangan dengan Yusuf
Arimatea dalam menyelamatkan yesus dari penguburan seorang yang dianggap
pemnjahat. Dia membuktikan dirinya seorang sahabat Yesus, sebab dia telah
menemukan Seorang sahabat di dalam Yesus.

C. PENGINJILAN PRIBADI DALAM YOHANES 4.

Contoh kita yang ketiga dari kisah wanita Samaria yang ditemui oleh Yesus di
sumur Yakub di luar kota Sikar (Yohanes 4:1-30). Ini adalah situasi dimana ada
rintangan yang dipecahkan—yang sangat berbeda dari kasus Nikodemus.
1. Rintangan-rintangan.
Kita dapat melihat tiga rintangan—rintangan jenis kelamin, rintangan ras, dan
rintangan moral. Adalah bertentangan dengan adat kebiasaan para rabi untuk
memberikan tuntunan kepada seorang wanita. Orang-orang Yahudi tidak memiliki
hubungan dengan orang-orang Samaria (ayat 9). Para pemimpin agama menjauhkan
diri dari kumpulan orang-orang berdosa. Namun Yesus, Guru itu, mengajar wanita itu:
Yesus, orang Yahudi, memperlakukan orang Samaria ini sederajat: Yesus, pemimpin
agama, berhubungan dengan orang berdosa untuk menyelamatkan dia dari dosanya.
Jarang kita memecahkan begitu banyak rintangan dalam situasi yang demikian, namun
sering akanada rintangan yang dimenangkan yang akan menuntut anugrah dan
kebijaksanaan di luar diri kita secara alami.
Metode Tuhan kita terhadap wanita Samaria ini berisikan penuh petunjuk bagi
kita.
2. Pendekatan.
Perhatikan pendektan yang pertama. Itu adalah pendekatan secara tidak
langsung. Yesus memang benar-benar lelah dan haus, duduk di pinggir sumur. Wanita
itu juga merasa haus, taoi dengan rasa haus yang lain. Sementara Yesus memerlukan
air dari sumur tersebut untuk melepaskan dahaga jasmani, wanita itu memerlukan air
kehidupan dimana hanya Dia saja yang sanggup memuaskan kerinduan jiwanya yang
terdalam. Kerinduan Tuhan yang tertinggi adalah ingin memberikan keapda wanita ini
apa yang diperlukannya, namun Ia membuat kebutuhanNya sendiri menjadi cara
pendekatan. PermintaanNya untuk memperoleh air minum (Ayat 7) sungguh
mengejutkan, dengan mempertimbangkan rintangan-rintangan yang baru saja kita
sebutkan. Sungguh, itu adalah kejutan yang membangkitkan perhatian wanita itu
dengan segera. Ini bukanlah orang Yahudi biasa yang ia temui. PermintaanNya
menyediakan baginya bagi kebenaran yang Ia harus nyatakan kepadanya.
3. Petunjuk.
Saya pikir petunjuk itu menemukan titik pusatnya di ayat 13 dan 14 dimana
sebuah kebenaran yang jelas yang dihubungkan dengan suatu dalil yang mengandung
janji: “Barangsiapa minum air ini ia akan haus lagi.” Wanita itu tahu akan kebenaran
itu. Namun Yesus tidak berhenti di situ. “Akan tetapi barangsiapa minum dari air
yang akan Kuberikan kepadanya ia tidak akan pernah haus lagi.” Betapa hal itu
merupakan suatu prospek bagi seorang wanita yang telah minum dengan begitu dalam
dari sumur dosa, hanya untuk mendapatkan sumur-sumur kebun anggur dan empedu!
Adalah karena hal ini yang menyebabkan wanita itu menyediakan
permohonannya yang pertama: “Tuan, berikan aku air itu, supaya aku tidak haus laagi”
(Yoanes 4:15). Di sini kita mempunyai pengakuan akan keperluan dan pengenalan
bahwa di dalam Yesus keperluan itu dapat dipenuhi.
4. Panggilan.
Sekarang segala seuatu sedang dalam keadaan krisis. Itu adalah waktu untuk
menjamah sampai kepada akar kebutuhannya. Mengapa wanita itu adalah seorang
yang haus? Sebab dia adalah seorang yang berdosa, dan hanya sebagaimana dosa
dihubungkan dengan dapatkah ia mengetahui air hidup yang mengalir di dalam
hatinya. “Pergilah, dan panggil suamimu,” kata Yesus (ayat 16), dan dalam perintah
yang sederhana itu, Dia menyingkap seluruh kehidupan dosanya.. Adalah bukan hal
yang mudah bagi pria dan wanita untuk menghadapi dosa mereka, dan wanita itu
berusaha menyembunyikan keadaannya yang memalukan itu oleh memperkenalkan
suatu teknik yang berbeda dalam agama antara orang Samaria dan orang Yahudi (ayat
20). Pada saat yang sama tidak ada penolakan akan donya itu, gantinya pengakuan,
ketika ia menyerukan Yesus sebagai seorang nabi (ayat 19). Bahkan melalui perisai
yang ia usahakan untuk menutupi terhadap anak panah keyakinan yang tajam, Yesus
melihat jiwa yang sedang mencari, dan melakukan baginya apa yang Dia lakukan bagi
sedikit saja, dengan pernyataan yang terus terang mengenai diriNya Mesias untuk siapa
wanita itu telah menunggu (ayat 26). Dengan demikian Dia menyediakan diriNya
sendiri kepada wanita itu untuk memuaskan dahaganya, untuk membuangkan dosa-
dosanya, dan untuk merealisasikan pengharapannya.
5. Tanggapan.
Tanggapan wanita itu lengkap, dan ia segera menjadi seorang yang rajin dalam
bersaksi bagi Kristus, dan sebgai hasilnya Yesus tinggal selama dua hari di desa itu,
dimana banyak orang yang percaya kepada namaNya (ayat 39-43).
Peristiwa ini berharga untuk pembelajaran yang teliti oleh mereka yang mau
berhubungan dengan ramah dan dengan bijaksana terhadap jiwa-jiwa yang
membutuhkan air hidup itu.
PERTANYAAN DAN LATIHAN

1. Apakah tiga bidang bersaksi yang disajikan dalam pasal pertama Injil Yohanes?
2. Apakah ciri khas dalam bersaksi yang diberikan dalam Yohanes pasal 1?
3. Berikan analisis mengenai bersaksi dalam Yohanes 1!
4. Diskusikan teknik-teknik Tuhan kita dalam hubungannya dengan Nikodemus!
5. Gambarkan perbandingan antara hubungan Tuhan kita dengan Nikodemus dan
hubungan Tuhan kita dengan wanita Samaria di sumur Yakub!
PELAJARAN 15

Roh Kudus dalam Memenangkan-Jiwa

Pda berbagai tingkat pembelajaran kita kita telah menekankan pekerjaan Roh
Kudus dalam memenangkan-jiwa. Hal ini termasuk pekerjaan pengudusan untuk
melayakkan orang Kristen bagi tugas itu, dan untuk menanamkan semangat Ilahi dalam
mengendalikan dia bagi tugas itu. Kemudian Roh Kudus harus menuntun orang
percaya kepada jiwa untuk siapa kesaksian itu diberikan, menguatkan dan
mengendalikan kesaksian, dan memberikan pengertian dan hikmat. Melalui tanda yang
sama, pekerjaan Roh Kudus harus dilakukan dalam diri seseorang yang menerima
kesaksian. Ada persiapan pekerjaan di sana juga, untuk man orang yang bertanya
cukup tidak menyadarinya. Mmberikan keyakinan, menerangi, menobatkan,
menguatkan agar percaya adalah semua bagian dari pekerjaan Roh Kudus,
sebagaimana juga memberi kesaksian yang pasti. Tanpa dua cara pengoperasian Roh
Allah yang demikian, semua penginjilan, termasuk penginjilan pribadi, adalah uasaha
yang sia-sia dan mati.
Semua hal ini dengan jelas dinyatakan dalam Alkitab, demikian uga
direalisasikan oleh mereka yang terlibat dalam tugas suci itu, dan semuanya ini
diilustrasikan dalam sejarah besar penginjilan, yaitu Kisah Para Rasul. Pelajar harus
mengarah kepada ayat-ayat Alkitab dalam paragraf berikut ini.

A. ROH KUDUS MENGARUNIAKAN KUASA (Kisah 1:8).


Kebutuhan akan kuasa dalam pekerjaan penginjilan terletak dalam kenyataan
bahwa itu melibatkan kita dalam konflik yang tak dapat diterima dengan akal dengan
kuasa-kuasa kegelapan, demikian juga dengan musuh alami dari hati manusia terhdap
Allah. Sekarang Allah tidak bertujuan untuk menjadikan kita kuat dalam diri kita.
Kita terlalu cenderung untuk menggunakan apa yang kita miliki dalam kepentingan-
kepentingan kita sendiri gantinya kehendak Allah. “Kamu akan menerima kuasa kalau
Roh Kudus turun ke atas kamu,” adalah jawaban Allah kepada ketidaksanggupan kita,
dan itu adalah jawaban yang cukup.

B. ROH KUDUS MEMBERIKAN KATA-KATA (Kisah 2:4).


Ini adalah salah satu dari aktifitas Roh Kudus ketika IA dikaruniakan kepada
seratus dua puluh orang pada hari Pentakosta. Kata-kata itu yang diucapkan dalam
“bahasa-bahasa lain” tidak perlu kita perhatikan sekarang ini. Hal yang terpenting
ialah bahwa pengucapan itu diperlukan untuk membuat pekabaran Injil diketahui
kepada mereka yang berkumpul di Yerusalem yang mengadakan pesta dari segala
bagian kemana orang-oranag Yahudi telah terpencar. Lagi pula, pengucapan itu harus
bersifat alami untuk mayakinkan manusia mengenai pekerjaan Allah yang sedang
berlangsung. Bentuk khusus dari pengucapan itu termasuk kepada kesempatan itu.
Apakah kesaksian itu diberikandalam bahasa kita sendri atau bahasa lain, agar menjadi
efektif pengucapan itu harus diberikan oleh Roh Kudus. Kepintaran tidak akan
membuat kita berguna dalam pelayanan Allah.

C. ROH KUDUS MENGILHANI KEBERANIAN (Kisah 4:29-31).


Dari dua hal kita perlu dibebaskan—ketakutan jasmaniah kita, dan keberanian
daging kita. Dalam pekerjaan Injil keberanian daging sama tidak baiknya dengan
ketakutan daging kita. Ketakutan boleh menyembunyikan kita dari tindakan kita kita
untuk tidak mau mengabarkan ekabaran itu, namun keberanian yang tidak suci juga
akan menuntun kita untuk berbicara ketika seharusnya kita berdiam diri, dan berbicara
menyerang ketika perkataan seharusnya lemah lembut dan dengan kasih. Akan tetapi
keberanian yang lahir dari Roh Kudus akan menjadi keberanian singa yang disertai
dengan kelemahlembutan merpati.

D. ROH KUDUS MENGHENDAKI PENYUCIAN (Kisah 5:1-15).


Dalam kidah mengenai Ananias dan Safira kita melihat kecemburuan suci Roh
Kudus bagi kemurnian dalam bersaksi, dan upayanya untuk menyelamatkan kemurnian
itu, bahkan ketika hal itu nampaknya seperti disiplin yang kejam. Dia menghendaki
agar bejana itu bersih—“ia akan menjadi perabot rumah untuk maksud yang mulia, ia
dikuduskan, dipandang layak untuk dipakai tuannya dan disediakan untuk setiap
pekerjaan yang mulia” (2 Timotius 2:21). Disiplin yang diperlukan untuk membuat
kita menjadi bejana yang demikian mungkin terkadang kejam, namun Dia tidak akan
pernah membuat standarNya lebih rendah, dan tentu hal itu layak dalam semua hal
yang dilibatkan, seolah-olah kita membawakan buah bagi Juruselamat!

E. ROH KUDUS BEKERJASAMA DALAM BERSAKSI (Kisah 5:32).


Kita adalah saksi-saksiNya… demikian juga Roh Kudus,” kata Petrus kepada
Sanhedrin ketika ia ditantang oeleh mereka mengenai haknya berkhotbah dalan nama
Yesus. Betapa hal itu memberikan keyakinan kepada kita bahwa kita tidak sendirian
dalam kita memberikan kesaksian, melainkan Roh Kudus mendujung kesaksian kita
mengenai Tuhan Yesus! Jika kita mau memiliki keyakinan yang demikian, kita harus
dituntun oleh Roh Kudus. Jika kita lari ke depan dan bersaksi terlepas dari
tuntunanNya, kita akan bekerja sendiri, dan tidak akan berhasil. Roh Kudus itu tidak
semata-mata siap sedia untuk mendukung terhadap apa yang kita lakukan dalam setiap
inisiatif kita, melainkan jika kita menurut akan bimbinganNya, kita akan memiliki
dukunganNya. Bukankah rahasia dari banyak kegagalan pengalaman ini terus terang
karena disebabkan oleh kemauan dan kebebasan sendiri dalam bersaksi, para pekerja
perorangan?

F. ROH KUDUS MENUNTUN ORGANISASI (Kisah 6:1-8).


Ini nampaknya bukan utuk menanggung secara langsung di atas usaha
memangnkan-jiwa pribadi, namun keseluruhan konteks menunjukkan bagaimana
hubungan itu adalah mengenai organisasi sebagai pekerjaan memenangkan-jiwa.
Karena lemahnya organisasilah yang menyebabkan kondisi gereja menderita, dan
penyebaran Injil bertumbuh lambat. Namun ketika organisasi yang layak diefektifkan,
dengan tuntunan Roh Kudus tentunya, kemunduran rohani berkurang, dan pekerjaan
memenangkan-jiwa mengalami kemajuan. Dalam peristiwa yang disebutkan dalan
buku Kisah, organisasi diperlukan dalam jemaat setempat. Roh keteraturan yang sama
akan membutuhkan peraturan dalam kehidupan seseorang. Banyak orang Kristen
mengalami kekurangan dalam fungsi karena kuranagnya keteraturan tersebut.
Kehidupan mereka menjadi kacau, tidak ada disiplin. Jika mereka mau menyerah
kepada tuntunan Roh Kudus, mereka akan dibentuk untuk memiliki kehidupan yang
teratur, menghindarkan ribuan hal yang tidak perlu, akan mulai menceritakan hanya
untuk Allah. Adalah merupakan bidaah yang aneh yang meluas—bahwa kebebasan
Roh dan kekurangan organisasi berjalan bersama-sama. Semua pekerja Allah
menunjukkan Dia sebagai Allah yang berperaturan, dan kehidupan yang dituntun Roh
akan menjadi kehidupan yang berperaturan juga.

Ambil dari kehidupan kita yang penuh dengan ketegangan dan stress,
Dan biarlah kehidupan kita yang teratur mengakui
Keindahan dari KedamaianMu.

(John Greenleaf Whittier)

G. ROH KUDUS MENGATUR PERLUASAN.


Perluasan adalah salah satu hal utama dalam program Tuhan kita, dan itu adalah
ekspresi yang normal dalam suatu kesaksian yang hidup. Dimana Roh Kudus sedang
memimpin, manusia sedang mencari dan mencari di sekeliling mereka, dan
menjangkau keluar dan keluar. Ciri khas dari pergerakan orang Kristen nampaknya
secara temporer telah dilupakan oleh gereja mula-mula. Mereka merasa puas untuk
mengkonsolidasikan posisi mereka di Yerusalem. Namun Tuhan tidak akan
mengijinkan umatNya berhenti pada langkah awal, jadi Dia mengendalikan sarang
mereka dengan suatu penganiayaan yang giat yang menyerakkan orang-orang Kristen
ke tempat-tempat lain. Jadi Roh Kudus yang menuntun menggunakan alat/cara yang
drastis agar programnya terlaksana. Bacalah pasal itu, dan perhatikan bagaimana
tekanan memaksa berita kesaksian itu melalui Samaria (bukan hanya kota melainkan
juga daerah-daerah provinsi), kemudia bacalah sekilas pada pasal yang kesebelas (ayat
19-21), dimana kita diberitahu bahwa pergerakan ekspansi/perluasan yang sama
tersebar sampai ke Fonesia, Siprus, dan Antiokia di Siria. Kita tidak akan lupa bahwa
Antiokia menjadi poin awal dari ekspansi besar lainnya, dikaitkan dengan nama
Paulus. Pekerjaan yang dituntun oleh Roh Kudus adalah pekerjaan yang berkembang.

H. ROH KUDUS MERUBUHKAN PENGHALANG (Kisah 10:1-11:26).


Roh Kudus punya cara mengabaikan perbedaan yang manis dimana kita
sebagai umat manusia beegitu menekankan hal itu di antara diri kita sendiri. Kita
sudah melihat rintangan-rintangan apa yang Yesus runtuhkan melalui hubunganNya
dengan wanita Samaria itu (Pelajaran 14). Dalam Buku Kisah Para Rasul kirta
mengamati Roh Kudus menuntun pekerjaan Injil bersama –sama jalur yang sama.
Orang-orang Samaria dan orang-orang kafir dipanggila di atas dasar yang sama sebgai
orang Yahudi. Bagi kita nampaknya ini normal-normal saja, namun itu adalah konsep
revolusi bagi orang-orang percaya dari kaum Yahudi pada pertengahan abad pertama
zaman itu. Kerjasama-kerjasama yang tidak lazim dibutuhkan untuk memotivasi
Petrus untuk meninggalkan prasangka-prasangka ke-Yahudiannya untuk memasuki
rumah seorang kafir dan mengkhotbahkan Injil kepada sekumpulan orang-orang non-
Yahudi. Maka itu menuntut alasan yang kuat untuk membujuk gereja di Yerusalem
sehingga Petrus telah bertindak sesuai dengan kehendak Allah. Itu adalah perjuangan
yang berani bagi mereka yang terpencar untuk mengabarkan Injil kepada Orang-orang
Yunani di Antiokia, namun mereka dihargai melalui pekerjaan besar dari Roh Kudus
dalam mendirikan gereja non-Yahudi di sana. Kebanyakan dari kita punya prasangka-
prasangka yang menimbulkan rintangan-rintangan di antara kita dan anggota-anggota
kelompok tertentu. Roh Kudus, jika Dia telah mengendalikan kehidupan kita, akan
memainkan peranannya untuk meruntuhkan prasangka, dan kita akan menemukan diri
kita terlepas dari rintangan yang sebelumnya nampak begitu berat, apakah itu ras,
kebangsaan, masyarakat, maupun agama.

I. ROH KUDUS MENGALAHKAN KUASA SETAN (Kisah 13:4-13).


Kita telah menyebutkan perlawanan setan dalam berbagai aspek kehidupan kita,
dan melakukan pengamatan mengenai hal ini kembali untuk menekankan fakta bahwa
Roh Kudus adalah jawaban Allah bagi perlawanan itu. Umumnya kita menemui
perlawanan setan yang diungkapkan melalui orang-orang, dan adalah baik bagi kita
untuk mengingat bahwa orang-orang tidak membentuk kecelakaan kita. Mereka tidak
lain adalah agen-agen “pemerinatah-pemerintah dan penguasa kegelapan” terhadap apa
yang kita lakukan. Oleh karena itu kita harus memandang kepada kuasa rohani untuk
emgnalahkan kuasa rohani, dan Roh Kudus benar-benar layak untuk tugas itu. Dia
dalah Roh yang Maha Kuasa, terhadap mereka yang menggabungkan diri mereka
dengan kuasa-kuasa Nereka yang tidak dapat bertahan. Apakah kuasa-kuasa kejahatan
yang bekerja melalui orang-orang , ataupun terpisah dari mereka, Dia sanggup untuk
mengalahkan mereka. Sumberdaya kita, adalah doa, dengan keyakinan yang penuh
bahwa Roh Kudus akan mengerahkan kausaNya melawan kuasa-kuasa jahat sehingga
kehendak Allah dapat terlaksana.
J. ROH KUDUS MENUNTUN ORANG YANG BERSAKSI (Kisah 16:6,7).
Buku Kisah Para rasul penuh dengan bukti-bukti pimpinan yang demikian,
namun saya telah memilih satu contoh yang terkenal. Kerinduan Paulus untuk bersaksi
di provinsi Asia ditolak oleh Roh Kudus, sebagaimana juga desakannya untuk
membawakan Injil ke daerah-daerah Bitinia yang lebih luas. Tidak ada sesuatu yang
salah dengan kesaksian rasul, kecuali bahwa mereka tidak sejalan dengan rencana yang
Allah telah letakkan bagi dia dan bagi tersebarnya Injil, dan Paulus harus belajar bahwa
bukan hanya aktifitas umum dalam bersaksi bagi Kristus akan menjadi tindakan
penurutan, melainkan juga perintah dalam bersaksi. Setelah dua pengalaman tentang
penolkan itu, dia benar-benar dituntun kepada bagian pelaksanaan berikutnya melalui
cara penglihatan mengenai orang yang berasal dari Makedonia itu. Kesaksian yang
efektif adalah kesaksian yang dituntun oleh Roh Kudus, bukan dengan desakan-
desakan alamiah. Ini bisa saja merupakan pelajaran yang sulit untuk dipelajari. Itu
artinya mengendalikan suara hati manusia, dan itu artinya memperkenalkan tuntunan
Roh Kudus.

K. ROH KUDUS MENYIAPKAN HATI Kisah 16:14).


Sangat sering apa yang nampaknya seperti suatu frase yang kebetulan terjadi
dalam Alkitab adalah benar-benar merupakan pernyataan dari suatu prinsip yang besar.
Jadi ketika kita membaca gambaran ini yaitu mengenai Lidia yang berasal dari Tiatira,
pedagang kain ungu di Filipi, “yang hatinya Allah buka,” kita telah tiba kepada
kebenaran Injil yang besar mengenai penerapan yang universal. Tak seorang pun yang
pernah diselamatkan, juga tidak akan diselamatkan, yang tidak dikatakan “yang hatinya
Tuhan buka.” Betapa kita perlu dibebaskan dari keslahan bahwa alasan kita, bujukan
kita, kebijaksanaan kita adalah penyebab yang efektif terhadap terbukanya hati
manusia ! Itu adalah pekerjaan Roh Kudus. Kita ini semata-mata sebagai pembawa
berita, tetapi terlepas dari tugas Roh Kudus dalam membuka hati manusia, alasan kita
yang terbaik akan meninggalkan mereka dalam kegelapan, bujukan kita yang termanis
akan menemukan mereka tetap bersikap keras kepala. Kebangunan untuk mana
banyak yang lama akan menemukan salah satu ekspresi pertamanya dalam suatu
kebangunan tergantung kepada Roh Kudus gantinya pada metode-metode.

L. ROH KUDUS MENERANGI HATI ORANG-ORANG PERCAYA (Kisah 19:1-


7).
Rasul Paulus menganggap penarangan orang-orang percaya sebagai bagian dari
penginjilannya. Orang-orang percaya yang kita maksudkan ialah orang-orang yang
memiliki suatu kecenderungan untuk beriman, tapi yang imannya masih muda karena
kurangnya pengajaran, sehingga mereka tidak mengalami hidup dan ukacita yang
penuh serta kuasa yang merupakan bagian dari umat percaya yang sejati. Keadaan
yang demikian dialmi oleh para murid yang berada di Efesus, dan Paulus, menyadari
kekurangan itu, berusaha untuk memperbaikinya. Pekerjaan Roh Kudus dilaksanakan,
dan umat-umat percaya yang tidak sempurna diangkat ke atas gelombang pasang
kehidupan iman yang penuh. Sekarang kita nampaknya tidak menemui orang-orang
yang mirip sekali dalam siatuasi yang demikian sebagaimana dengan murid-murid di
Efesus itu, “yang hanya mengetahui baptisan Yohanes saja,” namun kita akan
berhubungan dengan orang-orang yang percaya yang memiliki kelemahan/cacat, yaitu
para korban dari instruksi yang tidak sempurna, yang memberikan bukti kurangnya
pengajaran Injil yang sehat/jelas dalam kehidupan mereka. Gantinya mengkritik
mereka sebagai orang-orang Kristen yang kekurangan teladan” kita harus menaruh
mereka di dalam hati kita, dan mempercayai bahwa Roh Kudus akan menuntun mereka
ke dalam pengertian yang penuh sebagaimana kebenaran Injil disajikan kepada mereka.

M. ROH KUDUS AKAN MEMBAURKAN PEKERJAAN TIURAN (Kisah 19:1-7).


Bahkan pada zaman kerasulanpun ada tiruan-tiruan pekerjaan Allah yang
muncul. Itu membuktikan bahwa nama Yesus, sementara dinyatakan oleh para rasul,
sangat berkuasa untuk menyembuhkan, membebaskan, dan mengusir roh-roh jahat.
Kalau demukuan, tidak dapatkah orang-orang lain menggunakan nama yang penuh
kuasa itu dan begitu maju dalam keberhasilan mereka sendiri dan meninggikan diri
mereka sendiri? Para pengusir roh-roh jahat berkebangsaan Yahudi di Efesus ini
berusaha melakukan hal yang demikian, namun kecemburuan Roh Kudus terhadap
peniruan yang demikian langsung terbukti, sehingga orang-orang tersebut dibuat
kebingungan. Sekarang, sebagaimana penghakiman langsung dari Roh Kudus terhadap
kemunafikan Ananias dan Safira tidak dibentuk sebagai metode ilahi bagi segala
zaman, demikian pula penghakiman langsung Roh Kudus ke atas para peniru bangsa
Yahudi di Efesus tidak menjadi ukuran bagi zaman sekarang. Namun prinsipnya masih
tetap berlaku. Roh Kudus akan menghakimi kemunafikan/kemurtadan, dan Roh Kudus
juga akan menghakimi pekerjaan tiruan itu. Prosesnya bisa jadi agak lambat, namun
ahirnya sudah dipastikan.

Walaupun penggilingan Allah menggiling dengan lambat,


Namun itu menggiling sangat lembut;
Walaupun dengan kesabaran Dia berdiri menunggu,
Dengan kepastian Dia menggiling semuanya.

(Henry Wadsworth Longfellow).

Pada saat ini kita diliputi dengan banyaknya peniruan; nampaknya peniruan-
peniruan itu berhasil! Namun, kita tidak perlu menjadi panik. Yang palsu akan berahir
dalam kebinasaan. Tugas ita dalah berdoa, khusunya bagi mereka yang terperangkap
dalam jerat-jerat para peniru itu.

N. ROH KUDUS MEMBERIKAN PENGERTIAN (Kisah 27; 10,21,22, 30-34).


Pasal-pasal yang ditunjukkan tersebut pada pandangan pertama nampaknya
memiliki sedikit ayat yang berhubungan dengan penginjilan, namun itu adalah bagian
dari suatu pola yang umum. Paulus, seorang pemenang-jiwa yang hebat, merasakan
tuntunan dimana Allah sedang bergerak, dan sanggup untuk menghakimi peristiwa-
peristiwa itu dalam terang pergerakan itu. Hal ini membuatnya terbiasa dengan situasi
itu, mengetahui apa yang harus dilakukan. Perhatikan dia di tengah-tengah amukan
badai di laut Mediterania itu! Bukan panglima tentara, bukan pemimpin kapal yang
memiliki sikap yang dominan, tapi seorang pengkhotbah! Pemahaman Roh Kudus
telah membuatnya menjadi orang yang menguasai keadaan. Kita tidak boleh
mengambil alih arah/tujuan dari suatu kecelakaan kapal di tengah-tengah samudra,
namun kita semuanya berada dalam situasi yang hanya pengertian/pemahaman yang
diberikan oleh Roh Kudus saja yang akan mengajari kita melakukan hal oleh mana
orang-orang akan diselamatkan.
Semua itu menuntun kita kepada kesimpulan bahwa usaha memenangkan-jiwa
yang efektif tergantung kepada pengendalian Roh Kudus dalam kehidupan kita.
“Bukan dengan keperkasaan dan bukan dengan kekuatan, melainkan dengan RohKu,
firman Tuhan semesta alam” (Zakharia 4:6).

PERTANYAAN DAN LATIHAN

1. Kisah Para Rasul adalah suatu peristiea beersejarah yang besar mengenai
penginjilan. Diskusikan dan buatlah evaluasi pertanyan tersebut!
2. Apakah gambaran terkenal dari pekerjaan yang dicatat dalam Kisah? Jelaskan
jawaban anda!
3. Mengapa kuasa Roh Kudus diperlukan dalam pekerjaan penginjilan? Jangan
batasi jawaban anda kepada pernyataan yang singkat dalam pelajaran ini!
4. Tunjukkan kebutuhan bagi suatu kehidupan yang “teratur” dalam pekerjaan
penginjilan!
5. Berikan contoh-contoh dari Kisah mengenai pekerjaan Roh Kudus dalam
menuntun, membantu dalam perkataan, menerangi, mendisiplin, dan mengilhami
keberanian.
PELAJARAN 16

Bekerjasama Dengan Pencari

A. ORANG YANG GELISAH.

Orang ini merasa yakin dengan keadaan keberdosaannya di hadapan Allah dan
sungguh-sungguh menginginkan keselamatan. Biasanya seseorang kan menjadi begitu
terbebani oleh beratnya dosa-dosanya dan kesadaran akan keterpisahannya dari Allah
sehingga ia akan mencari pemenang-jiwa untuk mencari jalan keselamatan. Atau jika
ia tidak mencari dengan sungguh-sungguh, akan ada suatu tanggapan yang siap sedia
tatkala kepadanya ditunjukkan mengenai sesuatu yang berhubungan dengan
keselamatannya; dan pekerja perorangan akan segera tahu bahwa Roh Kudus telah dan
sedang berhubungan dengan dia.

1. Indikasi-indikasi Keinginan.
a). Dia akan merasa cemas dengan keselamatannya, namun ia akan membiarkan
hal itu sama seperti Kornelius (Kisah 10:1-48).
b). Dia akan merasa gelisah akan keselamatannya dengan segera seperti penjaga
penjara itu (Kisah 16: 30,31).
c). Dia akan merendahkan diri dan merasa diri tidak layak sebagaimana pemungut
cukai itu (Lukas 18:13).
d). Dia akan mau melakukan apa saja agar selamat sebagaimana rasul Paulus dari
Tarsus itu (Kisah 9:6).
e). Dia mungkin sedang menyelediki Alkitab sebagaimana sida-sida Etiopia itu
(Kisah 8:26-40).
f). Dia akan mendengarkan dengan penuh perhatian sebagaimana yang dilakukan
oleh Lidia (Kisah 16:12-15).

2. Metode-metode Pendekatan.
a. Tunjukkan kepada orang yang merasa gelisah itu Yesus Kristus sebagai
penanggung-dosanya. Sering orang yang demikian itu telah berusaha dengan
sekuat tenaga untuk menanggung segala dosanya. Dia telah berdoa dan menangis.
Dia telah membuat keputusan demi keputusan, namun tidak ada hasilnya. Dia
harus melihat bahwa Allah telah menaruh ke atas Yesus kesalahan kita semua
(Yesaya 53:6), agar Kristus menanggung dosa-dosa kita dalam tubuhNya sendiri di
kayu salib (1 Petrus 2:24). Tuhan Yesus Kristus telah melakukan semuanya ini
oleh diriNya sendiri; Dia tidak perlu bantuan kita (Ibrani 1:3). Karena Yesus telah
dibuat menjadi kutuk bagi kita, Dia telah menebus kita semua yang percaya dari
kutuk hukum Taurat (Galatia 3:13). Ketika seseorang menyadari bahwa Kristus
menanggung semua dosanya dalam tubuhNya sendiri ketika Dia tergantung di kayu
salib sering ia akan menerima Yesus dengan segera.
b. Orang yang sedang bergumul itu harus ditunjukkan dari Firman Allah bahwa
Kristus juga adalah Tuhan yang telah bangkit. Makna kebangkitan Yesus adalah
ialah bahwa orang percaya telah dibenarkan (Roma 4:25). Itu berarti bahwa Allah
Bapa memandang kepada orang berdosa seolah-olah dia belum pernah melakukan
dosa, sebab catatan dalam surga terhadap orang percaya telah dihapuskan. Allah
telah menghapus pelanggarannya yang setebal awanpun (Yesaya 44:22). Orang
tersebut berdiri sebagai manusia baru di hadapan Allah.
c. Fakta lain yang diberkati yang datang dari kebangkitan Yesus adalah bahwa Kristus
sekarang duduk di sebelah kanan Bapa sedang mengantarai umat-umatNya.
Dengan demikian Dia sanggup untuk menyelamatkan mereka yang datang dekat
kepada Allah melalui Dia (Ibrani 7:25), dan bahwa Ia sanggup melindungimereka
supaya tidak jatuh (Yudas 24, ASV).

3. Buatlah Rencana Keselamtan Sederhana.


Jelaskan dengan hati-hati kepadanya bagaimana ia dapat menjadikan Tuhan
Yesus Kristus menjadi Tuhan dan Juruselamatnya sendiri. Firman itu sangat jelas dan
pasti dalam hal ini. Dikatakan demikian: “Sebab jika kamu mengaku dengan
mulutmu, bahwa Yesus adalah Tuhan, dan percaya dalam hatimu, bahwa Allah telah
membangkitkan Dia dari antara orang mati, maka kamu akan diselamatkan (Roma 9:13
, ASV). Juga dikatakan: “Tetapi semua orang yang menerimaNya diberiNya kuasa
supaya menjadi anak-anak Allah , yaitu mereka yang percaya keapdaNya” (Yohanes
1:12).
Yakinkah dia bahwa Yesus Kristus sangat rindu bahkan lebih rindu untuk
menyelamatkan dia daripada kerinduannya untuk diselamatkan. Yesus berkata bahwa
Dia sedang berdiri dan mengetuk pintu hati, dan apabila orang tersebut mau membuka
pintu itu, IA akan masuk (Wahyu 3:20).

4. Tekankan Jaminan/Kepastian.
Setelah orang tersebut telah meminta Tuhan agar masuk ke dalam hatinya,
tuntunlah dia kedalan jaminan/kepastian keselamatan oleh mendesak dia untuk percaya
kepada FirmanNya dan jangan melihat pada perasaan-perasaannya akan jaminan ini.
Perasaan-perasaannya akan berubah namun FirmanNya tidak pernah berubah. Dia
harus percaya apa yang Allah telah firmankan dalam FirmanNya. Rasul Yohanes
menuliskan: “Semuanya itu kutuliskan kepadamu, supaya kamu yang percaya kepada
nama Anak Allah, tahu, bahwa kamu memiliki hidup yang kekal” (1 Yohanes 3:18).
Paulus juga menuliskan mengenai jaminan ini: “Karena aku tahu kepada siapa aku
percaya dan aku yakin bahwa Dia berkuasa memeliharakan apa yang telah
dipercayakanNya kepadaku hingga pada hari Tuhan” (2 Timotius 1:12).
B. ORANG YANG SUSAH.
Orang ini ingin mengalami kemenangan atas tindakan-tindakan yang buruk,
atau menginginkan pertolongan karena problema-problema yang serius, tapi tidak
merasakan perlunya Yesus.
1. Belajar Mengamati.
Pekerja pribadi harus belajar mendeteksi hal ini dalam diri si pencari kebenaran.
Seseorang harus segera memutuskan apakah dia ingin berhubungan dengan Kristus
atau apakah ia hanya mencari kemenangan atas tingkah lakunya yang buruk saja, sebab
sebab metode untuk berhubungan dengan orang yang demikian akan sangat bervariasi.
Suatu malam seorang pria muda datang dalam suatu pertemuan dalam
responsnya terhadap undangan Injil. Dia pergi ke dalam ruangan khusus, dan saya
berhubungan dengan dia. Dia merindukan kemenangan atas kebiasaan minum dan dia
sangat kecewa mengharapkan pertolongan. Namun ketika saya menyebutkan
keperluannya akan Kristus dan fakta bahwa Kristus dapat mengatasi kelakuannya yang
buruk dan membebaskan dia, dia langsung memberi tahu saya bahwa dia tidak punya
hasrat bagi Kristus, apa yang dia pelukan adalah pertolongan untuk mengatasi
kebiasaan ini yang telah mengikatnya selama bertahun-tahun. Dia tidak mau
mendengarkan Injil melainkan dia mengangkat kakinya dan meninggalkan ruangan.
Seorang wanita muda yang sudah menikah dengan hati yang sangat berbeban
berat datang kepada pembelajaran saya suatu malam. Dia punya masalah pernikahan
dan ada bahayanya karena dia dituduh telah melanggar tata tertib pengadilan karena
dia telah membawa saudara perempuannya keluar dari negerei itu setelah pengadilan
memerintahkan kepadanya untuk tetap tinggal di kota itu. Suaminya telah mempelajari
akan fakta ini dan berusaha untuk memberitahu kepada pengadilan untuk
menyakitinya. Dia merasa takut dan berbicara selama empat jam mengenai
masalahnya. Ketika saya mencoba menunjukkan kepadanya bahwa masalahnya yang
terbesar bukanlah mengenai kehidupan rumah tangganya, melainkan dosa di dalam
hatinya sendiri, dia tidak dapat memahami hal yang demikian. Semua yang dia
inginkan adalah pertolongan langsung bagi masalahnya.
2. Metode Berhubungan.
a. Beri kesan kepadanya tentang fkata bahwa Firman Allah berkata bahwa ia adalah
orang berdosa (Roma 3:23), dan bahwa dosanya itu adalah melawan Allah.
Ingatkan dia tentanga apa yang dikatakan Daud setelah dosanya diketahui:
“Terhadap engkau, terhdap engkau sajalah aku telah berdosa dan melakukan apa
yang Kau anggap jahat, supaya ternyata engkau adil dalam putusanMu, bersih
dalam penghukumanMu” (Mazmur 51:6).
b. Dosa dalam analisis pertama adalah pemberontakan di dalam hati terhdap Allah
yang kudus.

C. ACUH TAK ACUH TERHADAP DOSA.


Ini adalah pencari Allah yang tidak sungguh-sungguh memperhatikan masalah
dosa. Orang ini ingin mengetahui Allah, namun dia tidak menyadari bahwa dia harus
mendekati Allah melalui Pengantara, tuhan Yesus Kristus.
Teman saya pernah naik pesawat terbang dengan seorang pengusaha bangsa
Yahudi. Teman bangsa Yahudi itu telah membuat beberapa komentar mengenai
indahnya perjalanan pengalaman terbang di atas awan. Dia menyatakan bahwa orang
yang tidak percaya kepada Allah adalah orang yang bodoh, karena ada begitu banyak
bukti mengenai Allah Ilahi. Kemudian ia bertanya kepada teman saya itu mengenai
pandangan-pandangannya itu. Orang ini adalah seorang Kristen yang rajin dan
jawabannya ialah bahwa ia setuju dengan apa yang dikemukakannya, namun ia percaya
bahwa Allah Bapa hanya dapat dihampiri melalui Tuhan Yesus Kristus. Terhadap
pernyataan ini orang Yahudi itu berkata:
“Oh, anda percaya seeorang harus mendekat kepada Allah melalui seorang
Pengantara.”
Teman saya menjawab bahwa itu adalah gagasannya.
“Itu bukan buat saya,” jawab pria Yahudi itu, “Saya tidak bisa percaya akan
pentingnya seorang Pengantara.”
1. Kenyataan Dosa.
Buruknya dosa harus dikesankan dalam pikiran seseorang yang rindu mengenal
Allah, namun yang memiliki sedikit kesadaran akan kenyataan dosa. Dia harus
diberitahu, dengan lemah lembut, tapi dengan tegas, bahwa “tidak ada seorangpun yang
benar, satupun tidak ada” (Roma 3:10), dan bahwa segala kebenaran kita adalah
bagaikan kain lara” (Yesaya 64:6) dalam pemandangan Allah. Jika orang tersebut akan
mempercayai apa yang Alkitab katakan tentang keberdosaannya, dia akan menyadari
perlunya Juruselamat, Tuhan Yesus Kristus.
2. Perlunya Pengantara.
Orang yang tidak dapat mempercayai perlunya seorang Pengantara tidak
menyadari bahwa karena keberdosaannya itulah yang menyebabkan dia tidak dapat
menghampiri Allah yang kudus itu. Dia tidak mengetahui kebenaran bahwa dosa-
dosanyalah yang telah memisahkan dia dari Allah, dan bahwa tanpa pencurahan darah
tidak mungkin adanya pengamounan dosa (Ibrani 9:22).

D. ORANG YANG TIDAK PUAS.

Si pencari kebenaran rindu akan kedamaian, kepuasan, dan perhentian.


Kelompok untuk mana orang ini ini rindukan sangat banyak. Hati dari banyak orang
sedang menggagalkan mereka dengan ketakutan. Hidup tanpa kepastian dan kerumitan
terlalu banyak bagi banyak orang. Mereka merindukan kedamaian dan perhentian.
Mereka minum dari air dunia dan hasu lagi. Dimana mereka dapat menemukan
kepuasan? Kepada siapa mereka dapat mencari jawaban bagi problema mreka dan
jawaban-jawaban bagi pertanyaan mereka? Mereka perlu berbalik kepada Seseorang
yang pemazmur tuliskan: “Sebab dipuaskanNya jiwa yang dahaga, dan jiwa yang lapar
dikenyangkanNya dengan kebaikan” (Mazmur 107:9).
1. Kristuslah Pemuas itu.
Orang ini adalah Tuhan Yesus Kristus, yang berkata: “Marilah kepadaKu, hai
kamu yang letih lesu dan berbeban berat, Aku akan memberi kelegaan kepadamu.
Pikullah kuk yang Kupasang, dan belajarlah kepadaKu, karena Aku lemah lembut dan
rendah hati dan jiwamu akan mendapat ketenangan” (Matius 11:28,29). Tidak ada
orang lain yang pernah sanggup membuat undangan yang demikian dan memenuhinya.
Guru-guru yang lain dan para filsuf lainnya telah menyarankan kepada orang-orang
bagaimana mereka menemukan perhentian, tapi tak satupun yang sanggup berkata,
“Datang kepadaku, dan aku akan memberikan kelegaan kepadamu.”
2. Tinggal Dalam Kedamaian.
Ada kedamaian bagi mereka yang merindukannya pada saat ini: Kedamaian
pikiran, kedamaian hati. Banyak buku telah ditulis mengenai kedamaian dan telah
banyak yang dibeli oleh masyarakat banyak. Kebanyakan itu adalah saran-saran
mengenai hal-hal yang harus dilakukan oleh seseorang untuk menghindarkan dirinya
dari ketakutannya dengan demikian itu menjadi ukuran kedamaian pikiran. NAmun
Tuhan Yesus berkata: “damai sejahtera Kutinggalkan bagimu. Damai sejahtera
kuberikan kepadamu, dan apa yang Kuberikan tidak seperti yang diberikan oleh dunia
kepadamu. Janganlah gelisah dan gentar hatimu” (Yohanes 14:27).
a. Kedamaian yang ajaib ini adalah KedamaianNya. Itu bukanlah kedamaian yang
merupakan hasil usaha manusia dalam membuat penyesuaian-penyesuaian dengan
lingkungan seseorang dan banyak dalam kehidupan. Dunia tidak memiliki
kedamaian seperti kedamaianNya. Itu tidak dapat menggantikan kedamaiannya,
dan berkata, “ini sama baiknya.” Pikirkan mengenai kesentosaanNya, kedamaian
batin yang dia alami di sepanjang waktu. Ini adalah kedamaian yang Dia sediakan
kepada semua yang mau datang kepadaNya.
b. Dia berkata kembali: “Semuanya itu Kukatakan kepadamu, supaya kamu beroleh
damai sejahtera dalam Aku. Dalam dunia kamu menderita penganiayaan, tetapi
kuatkanlah hatimu, Aku telah mengalahkan dunia” (Yohanes 16:33).
KedamaianNya bukanlah menjadi suatu hal bahwa kita tidak akan mengalami
penderitaan, melainkan itu adalah kedamaian di tengah-tengah penderitaan. Yesus
tidak pernah berjanji bahwa kehidupan itu bebas dari penderitaan dan pencobaan,
melainkan Ia benar-benar berjanji mengenai kedamaian hati dan pikiran ketika
badai kehidupan mengamuk, dan awan hitam mengelilingi kita.
c. Dia telah memberikan kepada kita alasan kedamaian yang demikian.
(1). Adalah karena Ia telah mengalahkan dunia dan semua masalahnya dan semua
dosanya. KedamaianNya adalah hasil dari pengenalan bahwa dosa seseorang telah
diampuni, dan bahwa orang tersebut sekarang berhubungan dengan Sang Pencipta
alam semesta yang sanggup memenuhi setiap kebutuhan dan memecahkan setiap
masalah (Roma 5:1). Rasul Paulus menulis: “Janganlah hendaknya kamu khawatir
tentang apapu juga, tetapi nyatakanlah dalam segala hal keinginanmu kepada Allah
dalam doa dan permohonan dengan ucapan syukur. Damai sejahtera Allah, yang
melampaui segala akal, akan memelihara hati dan pikiranmu dalam Kristus Yesus”
(Filipi 4:6,7).
(2). Kedamaian juga adalah hasil dari pengenalan bahwa masa depan itu pasti.
Buah pikiran mengenai tampil di hadapan Tahta Putih yang Agung untuk
menghakimi dosa-dosa setiap orang orang adalah tema yang sangat menakutkan
bagi banyak orang. Namun ketika kebenaran dikenal tentang sesudah hal ini, yang
Allah berikan dalam FirmanNya, akan datang ke dalam hati manusia suatu
kedamaian yang ajaib. Paulus menulis: “Demikianlah sekarang tidak ada
penghukuman bagi mereka yang ada di dalam Kristus Yesus. Roh yang memberi
hidup telah memerdekakan kamu dalam Kristus dari hukum dosa dan hukum maut”
(Roma 8:1,2).

PERTANYAAN DAN LATIHAN

1. Berikan beberapa bukti yang dikenal dalam diri si pencari kebenaran siapa yang
merasa cemas akan keselamatannya!
2. Mengapa Kristus harus ditampilkan kepada pencari kebenaran sebagai
Penanggungdosa dan sebagai Tuhan yang telah bangkit?
3. Siapakah yang harus dilihat oleh pencari kebenaran bagi jaminan keselamatan?
4. Diskusikan metode berhubungan dengan sang pencari yang merindukan
kemenangan atas tindakan-tindakan yang buruk, namun yang tidak merasakan
perlunya Kristus!
5. Ayat-ayat Alkitab mana yang dapat digunakan terhadap seseorang yang rindu
mengenal Allah, tetapi yang tidak berminat kepada masalah dosa?
6. Berikan lima ayat Alkitab, yang dapat digunakan terhadap si pencari kebenaran
yang mendambakan kedamaian dan kesentosaan!
PELAJARAN 17

Berhubungan Dengan Orang yang Merasa Diri-Benar

Orang yang merasa diri-benar ini kadang-kadang sangat slit dijangkau karena
dia begitu puas dengan dirinya. Dia berpikir Allah pasti menaruh perhatian kepadanya,
dan punta pendapat yang sama dengan dia sehingga dia adalah dirinya sendiri.

A. PANDANGAN Allah TERHADAP ORANG YANG MEMBENARKAN-DIRI.

Orang ini harus disadarkan bahwa Alkitab berkata tidak ada seorangpun yang
benar, satupun tidak (Roma 3:10); dan bahwa semua kebenaran kita adalah bagaikan
kain lara dalam pemandangan Allah (Yesaya 64:6). Ayat-ayat tersebut memberikan
pendapat Allah mengenai keberadaan seseorang. Orang yang merasa dirinya-benar
perlu melihat pada dirinya sendiri sebagaimana Allah melihat dirinya. Allah berbicara
tentang bangsa Israel bahwa sseluruh kepalanya sakit dan seluruh hatinya kotor;
bahwasannya dari kepala mereka sampai ke ujung kaki mereka tidak ada yang bersih,
melainkan penuh cacat dan luka serta kerusakan-kerusakan di dalamnya (Yesaya 1:6).
Hal tersebut bukan hanya benar mengenai suatu bangsa bertahun-tahun yang lalu,
melainkan itu adalah merupakan gambaran yang benar mengenai setiap orang yang
merasa bahwa dirinya benar pada zaman ini.
Tuhan Yesus Kristus berkata dengan sangat empati terhadap orang-orang
merasa-dirinya benar pada zamannya. Mereka adalah orang-orang Farisi yang
membanggakan diri mereka dalam tindakan-tindakan keagamaan mereka dan dalam
perbuatan baik mereka. Mereka memberikan uang mereka dengan bebas. Hal itu telah
dipandanga bahwa dengan perpuluhan, persembahan, dan tindakan amal mereka,
mereka memberikan 27 persen dari pendapatan mereka. Mereka membaca Alkitab
Perjanjian Lama setiap hari, dan berusaha untuk menghormati semua upacara dan
perayaan yang dinyatakan kepada mereka. Mereka berdoa sedikitnya tiga kali dalam
sehari. Mereka adalah orang-orang yang bermoral dan berbudaya dan mereka
menyombongkannya. Namun Tuhan Yesus menegur mereka dengan perkataan yang
pedas, Dia berkata: “Jika hidup keagamaanmu tidak lebih benar daripada hidup
keagamaan ahli-ahli Taurat dan orang-orang Farisi, sesungguhnya kamu tidak akan
masuk ke dalam Kerajaan Surga” (Matius 5:20).
“Dan kepada orang yang menganggap dirinya benar dan memandang rendah
semua orang lain, Yesus mengatakan perumpamaan ini: Ada dua orang pergi ke Bait
Allah untuk berdoa; yang seorang adalah Farisi dan yang lain pemungut cukai. Orang
Farisi itu berdiri dan berdoa dalam hatinya begini: Ya Allah, aku mengucap syujur
kepadaMu, karena aku tidak sama seperti semua orang lain, bukan perampok, bukan
orang lalim, bukan pezinah, dan bukan juga seperti pemungut cukai ini; aku berpuasa
dua kali seminggu, aku memberikan sepersepuluh dari segala penghasilanku. Tetapi
pemungut cukai itu berdiri jauh-jauh, bahkan ia tidak berani menengadah ke langit,
melainkan ia memukul diri dan berkata: Ya Allah, kasihanilah aku orang berdosa ini.
Aku berkata kepadamu: Orang ini pulang ke rumahnya sebagai orang yang dibenarkan
Allah dan orang lain itu tidak. Sebab barangsiapa meninggikan diri, ia akan
direndahkan dan barangsiapa merendahkan diri, ia akan ditinggikan” Lukas 18:9-14).

B. PERLUNYA KELAHIRAN BARU.

Yesus berkata kepada Nikodemus seorang Farisi itu, yang merupakan salah satu
dari orang terbaik yang pernah hidup di kota Yerusalem: “Aku berkata kepadamu,
sesungguhnya jika orang tidak dilahirkan kembali, ia tidak dapat melihat Kerajaan
Allah. Aku berkta kepadamu, seseungguhnya jika seseorang tidak dilahirkan dari air
dan Roh, ia tidak dapat masuk ke dalam Kerajaan Allah. Apa yang dilahirkan dari
daging, adalah daging, dan apa yang dilahirkan dari Roh, adalah roh. Janganlah
engkau heran, karena Aku berkata kepadamu: Kamu harus dilahirkan kembali”
(Yohanes 3:3; 5-7).
Rasul Paulus adalah seorang Farisi yang menganggap dirinya benar sebelum
pertobatannya Kisah 9:1-20), namun setelah ia menjadi orang Kristen selama bertahun-
tahun, dia menulis: “Oleh karena Dialah aku telah melepaskan semuanya itu dan
menganggapnya sampah, supaya aku memperoleh Kristus, dan berada dalam dia bukan
dalam kebenaranku sendiri karena mentaati hukum Taurat, melainkan dengan
kebenaran karena kepaercayaan keapda Kristus, yaitu kebenaran yang Allah
anugrahkan berdasarkan kepercayaan (Filipi 3:8,9).

C. KETIDAKCUKUPAN DARI PERBUATAN BAIK.

Orang yang menganggap dirinya benar harus diberitahu bahwa keselamtan itu
tidak didasarkan pada perbuatan-perbuatan baik seseorang. Hal ini dengan jelas
diajarkan dalam alkitab: “Sebab karena kasih karunia kamu diselamatkan oleh iman;
itu bukan hasil usahamu, tetapi pemberian Allah, itu bukan hasil pekerjaanmu, jangan
ada orang yang memegahkan diri” (Efesus 2:8,9). “Bukan karena perbuatan baik yang
telah kita lakukan, tetapi karena rahmatNya oleh permandian kelahiran kembali dan
oleh pembaharuan yang dikerjakan oleh roh Kudus, yang dilimpahkanNya kepada kita
oleh Yesus Kristus, Juruselamat kita, supaya kita, sebagai orang yang dibenarkan oleh
kasih karuniaNya, berhak menerima hidup yang kekal, sesuai dengan pengharapan
kita” (Titus 3:5-7).

D. KECUKUPAN DARI KEBENARAN KRISTUS.


Kebenaran diri itu yang tidak akan mencukupi itu dibuktikan oleh fakta bahwa
seeorang harus memiliki kebenaran Kristus supaya memperoleh keselamatan. Itu
bukanlah kebenaran kita yang membuat kita layak bagi surga, melainkan kebenaran
Kristus. Alkitab menyatakan bahwa semua kebenaran kita adalah bagaikan kain lara
(Yesaya 64:6). Keadaan menjadi benar itu, kebenaran satu-satunya tentang nilai itu
adalah kebenaran Kristus yang dianugrahkan (Filipi 3:3-7; Roma 3:21-26).

E. ANUGRAH PERSEDIAAN ALLAH

Jika seseorang dapat mencapai surga melalui perbuatan-perbuatan baiknya dan


melalui karakter yang baik, itu akan merupakan suatu pahala yang diberikan, namun
keselamatan adalah suatu karunia yang diberikan kepada seseorang yang percaya
kepada Yesus Kristus, dan datang dari anugrah Allah. Paulus menuliskan: “Sebab
kasih karunia Allah yang membawa keselamatan telah nyata kepada semua orang”
(Titus 2:11).
Anugrah adalah Allah yang bertindak bagi kita dimana kita tidak layak
mendapatkannya. Tak seorangpun yang layak mendapatkan keselamatan, namun Allah
telah menyediakannya sebagai karunia karena anugrahNya yang ajaib. Allah tidak
memiliki keselamatan bagi orang-orang yang membenarkan dirinya, sebab Kristus
berkata bahwa Dia datang bukan untuk memanggil orang yang benar, melainkan orang-
orang berdosa kepada pertobatan (Lukas 5:32). Dia datang untuk mencari orang yang
hilang (Lukas 19:10).
Keselamatan telah disediakan oleh Allah bagi seseorang yang percaya kepada
Tuhan Yesus Kristus, sebab pekerjaan yang Kristus telah lakukan di Kalvari ketika Ia
mencurahkan darahNya, menyanggupkan Allah Bapa untuk mengampuni dosa-dosa
dari orang yang percaya (Efesus 1:7). Itulah yang menjadi alasan mengapa seseorang
yang tidak percaya kepada Yesus tidak dapat menerima penyembuhan ajaib dari darah
Kristus yang telah tercurah.
Orang merasa dirnya benar tidak memiliki Roh Kudus yang tinggal di dalam
dirinya sebab dia tidak pernah menerima Kristus ke dalam hatinya. Karena itu dia
bukan menjadi milik Kristus. Alkitab berkata: “Tetapi jika orang tidak memiliki Roh
Kristus, ia bukan milik Kristus” (Roma 8:9).

F. KESADARAN AKAN DOSA.

Pekerja Kristen harus menunjukkan orang yang merasa dirinya benar bahwa
setiap orang yang telah datang menghampiri hadirat Allah dengan segera ia akan
menyadari akan dosa-dosanya dan keadaannya yang penuh dosa. Ada beberapa
ilustrasi besar mengenai hal ini dalam Alkitab.
Ayub berkata: “Hanya dari kata orang saja aku mendengar tentang engkau,
tetapi sekarang mataku sendiri memandang engkau. Oleh sebab itu aku mencabut
perkataanku dan dengan menyesal aku duduk dalam debu dan abu” (Ayub 42:5,6).
Yesaya sang nabi itu melihat Tuhan yang Mahatinggi itu dan yang dimuliakan,
dan Dia berseru: “Celakalah aku! Aku binasa! Sebab aku ini seorang yang najis bibir,
dan aku tinggal di tengah bangasa yang najis bibir, namun mataku telah melihat Sang
Raja, yakni Tuhan semesta alam” (Yesaya 6:5)
Rasul Paulus sebelum ertobatannya adalah seorabg farisi yang menganggap
dirinya benar, namun bertahun-tahun setelah Tuhan Yesus menyelamatkan dirinya
(Kisah 9:1-20) dia menulis: “Sekalipun aku juga ada alasan untuk menaruh percaya
pada hal-hal lahiriah. Jika orang lain menyangka dapat menaruh percaya pada hal-hal
lahiriah, aku lebih lagi: disunat pada hari kedelapan, dari bangsa Israel, dari suku
Benyamin, orang Ibrani asli, tentang pendirian hukum taurat aku orang Farisi, tentang
kegiatan aku pnganiaya jemaat, tentang kebenaran dalam mentaati hukum taurat aku
tidak bercacat. Tetapi apa yang dahulu merupakan keuntungan bagiku, sekarang
kuanggap rugi karena Krsitus. Malahan segala sesuatu kuanggap rugi, karena
pengenalan akan Yesus Kristus, Tuhan ku lebih mulia daripada semuanya. Leh karena
Dialah aku aku telah telah melepaskan semuanya itu dan menganggapnya sampah,
supaya aku memperoleh Kristus, dan berada dalam Dia bukan dengan kebenaran
sendiri karena mentaati hukum Taurat, melainkan denngan kebenaran karena
kepercayaan kepada Kristus, yaitu kebenaran yang Allah anugrahkan berdasarkan
kepercayaan” (filipi 3:4-9).

G. SATU-SATUNYA JALAN KEPADA ALLAH

Jubah kebenaran satu-satunya yang membuat seseorang layak untuk hadirat


Allah dan sidang pengadilan Surga adalah adalah jubah kebenaran yang merupakan
anugrah dari Allah yang diterima oleh iman di dalam Tuhan Yesus Kristus (Yesaya
61:10; Filipi 3:8,9).
PERTANYAAN DAN LATIHAN

1. Definisikan kata kebenaran-diri!


2. Berikan dua ayat Alkitab yang menunjukkan buah pikiran Allah mengenai
kebenaran-diri!
3. Mengapa Yesus berbicara dengan begitu empati kepada Nikodemus tentang
perlunya kelahiran baru?
4. Buktikan dari Alkitab bahwa keselamatan tidak didasarkan pada perbuatan-
perbiuatan baik seseorang!
5. Siapakah orang-orang yang Yesus sanggup tolong ketika Ia berda di atas bumi ini?
6. Berikan ilustrasi-ilustrasi dari Alkitab tentang mereka yang telah menjadi yakin
akan keberdosaan mereka ketika mereka datang menghampiri hadirat Allah!
7. Jubah kebenaran apa yang Allah kehendaki?
PELAJARAN 18

Berhubungan Dengan Orang yang Suka Menunda

Jenis orang yang satu ini tidak menolak perlunya keselamatan. Dia mengharap
untuk diselamatkan suatu hari kelak sebelum dia mati, tapi bukan sekarang. Diam-
diam dia ingin menikmati kesenangan-kesenangan dosa sekali-sekali. Dia ingin
“menabur gandum liar,” dan “bersenang-senang,” sebelum dia berbalik kepada Kristus.

A. DITUNTUN OLEH SETAN.

Orang yang suka menunda tidak menyadari bahwa ia sedang dituntun oleh
Setan yang senantiasa mencari orang-orang yang demikian agar tidak datang kepada
Kristus. Alkitab berbicara mengenai keselamatan dalam bentuk masa sekarang. Tidak
pernah itu merujuk kepada sesuatu yang seseorang akan kebetulan butuhkan; gantinya
itu menggambarkan suatu keperluan yang dibutuhkan sekarang. Kata pendek sekarang
adalah sebuah kata yang sangat penting dalam perbendaharaan kata keselamatan dari
Allah.
“Marilah, baiklah kita berperkara!—Firman Tuhan—Sekalipun dosamu mereah
seperti kirmizi, akan menjadi putih seperti salju; sekalipun berwarna merah seperti kain
kesumba, akan menjadi putih seperti bulu domba” (Yesaya 1:18). “Sesungguhnya,
waktu ini adalah waktu perkenan itu; sesungguhnya hari ini adalah hari penyelamatan
itu” (2 Korintus 6:2).
Allah mendesak seseorang untuk diselamatkan sekarang; besok mungkin
terlalu “terlambat.” Itu tidak pernah merupakan suatu hal pilihan.
Jika Setan dapat membuat seseorang agar menunda, dia akan berusaha agar
orang tersebut tidak selamat. Dialah perancang istilah penundaan itu, “bukan
sekarang, mungkin besok”; dan besok tidak pernah datang bagi kebanyakan orang.

B. AKIBAT PENUNDAAN.

Bagi seseorang yang mati tanpa Kristus artinya adalah perpisahan kekal dengan
Allah. Itu termasuk semua orang yang Kristus maksudkan ketika Dia menggunkan
kata-kata seperti binasa (Yohanes 3:16), hilang (Lukas 19:10), kebinasaan (Matius
7:13). Hidup itu tidak menentu, itu menuntut setiap orang untuk bersedia bagi
kehidupan sesudahnya. Yakobus menulis: “sedang kamu tidak tahu apa yang akan
terjadi besok. Apakah arti hidupmu? Hidupmu itu sama seperti uap yang sebentar saja
kelihatan lalu lenyap” (Yakobus 4:14). Kehidupan seseorang juga dikaitkan dengan
rumput yang pada pagi hari berkembang, namun pada sore hari lisut dan layu (Mazmur
90:5,6).
Orang yang menunda juga harus mengingat bahwa “apa yang ditabur orang,
itulah yang akan dituainya” (Galatia 6:7); “Sebab abrangsiapa menabur dalam
dagingnya, ia akan menuai kebinasaan dari dagingnya, tetapi barangsiapa menabur
dalam Roh, ia akan menuai hidup yang kekal dari Roh itu” (Yakobus 6:8). Tak
seorangpun dapat menabur “gandum liar” tanpa menuai hasilnya.

C. ALASAN-ALASAN.

Ini adalah beberapa dari alasan yang paling umum dari orang-orang yang
menunda kesiapan mereka untuk datang kepada Kristus (disarankan oleh J.C.
Macaulay), diikuti oleh ayat-ayat Alkitab yang berhubungan yang digunakan dalam
masing-masing kasus.

1. “Bukan hari ini.”


“Karena kamu sendiri tahu benar-benar, bahwa hari Tuhan datang seperti
pencuri pada malam. Apabila mereka mengatakan: Semuanya damai dan aman—maka
tiba-tiba mereka ditimpa oleh kebinasaan, seperti seorang perempuan yang hamil
ditimpa oleh sakit bersalin—mereka pasti tidak akan luput” (1 Tesalonika 5:2,3).
“Carilah Tuhan selama Ia berkenan ditemui: erserulah keapaNya selama Ia
dekat! Baiklah orang fasik meninggalkan jalnnya, dan orang jahat meninggalkan
rancangannya; baiklah ia kembali keapda Tuhan, maka Ia akan mengasihaninya, dan
kepada Allah kita, sebab IA memberi pengampunan dengan limpahnya” (Yeaya
55:6,7).
“Janganlah memuji diri karena esok hari, karena engkau tidak tahu apa yang
akan terjadi hari itu” (Amsal 27:1).

2. “Tunggu hingga saya dewasa.”


“Ingatlah akan Penciptamu pada masa mudamu, sebelum tiba hari-hari yang
malang dan mendekat tahun-tahun yang kau katakan: ‘tak ada kesenangan bagiku di
dalamnya!” (Pengkhotbah 12:1).
“Tetapi nasihatilah seorang akan yang lain setiap hari, selama masih dapat
dikatakan “hari ini,” supaya jangan ada di antara kamu yang menjadi tegar hatinya
karena tipu daya dosa” (Ibrani 3:13).
3. “Tunggu sampai usaha saya maju.”
“Berjaga-jagalah dan waspadalah terhadap segala ketamakan, sebab walaupun
seseorang berlimpah-limpah hartanya, hidupnya tidaklah tergantung daripada
kekayaannya itu” (Lukas 12:15-21). (Bacalah dengan sangat hati-hati perumpamaan
yang disampaikan oleh Yesus berikut perintahnya ini).
“Tetapi carilah dahulu Kerajaan Allah dan kebenarannya, maka semuanya itu
akan ditambahkan keapdamu” (Matius 6:33).

4. “Tunggu hingga saya merasa tergerak.”


Jenis perasaan apa yang seseorang harus miliki sebelum ia akan terbang dari
bahaya maut? Jika bangunan dimana orang ini tinggal adalah untuk menangkap api,
akankah dia begitu malu sebagaimana dia harus berkata bahwa dia perlu suatu perasaan
emosi tertentu sebelum dia membuat caranya sendiri agar selamat, atau akankah dia
dibenarkan dalam melarikan diri secara sederhana karena dia telah diamarkan dari
bahaya yang mengancam? Jawabannya terlalu jelas untuk dikomentari.
Allah telah memerintahkan kepada semua orang di manapun mereka berada
agar bertobat, dengan alasan “Dengan tidak memandang lagi zaman kebodohan, maka
sekarang Allah memberitakan kepada manusia, bahwa dimana-mana semua mereka
harus bertobat, karena Ia telah menetapkan suatu hari, pada waktu mana Ia dengan adil
akan menghakimi dunia oleh seorang yang telah ditentukanNya, sesudah Ia
memberikan keapda semua orang suatu bukti tentang hal itu dengan membangkitkan
Dia dari antara orang mati” (Kisah 17:30,31). Seorang prajurit yang sedang bertugas
ketika diperintahkan untuk melakukan sesuatu tidak berani berkata kepada
komandannya yang sedang memberikan perintah itu, “Saya mau kalau saya merasa
tergerak.” Allah semesta alam telah memerintahkan kepada semua manusia untuk
bertobat, atau harus menghadapi penghakiman. Perasaan-perasaan seseorang tidak
boleh dikompro,ikan.

5. “Tunggu hingga saya memperbaiki diri saya.”


Namun Yesus tidak pernah berkata kepada Matius si pemungut cukai itu,
“Perbaiki diri kamu dulu barulah kemudian ikut dengan Aku” (Lukas 5:27-32). Dia
tidak pernah menolak untuk melihat Zakheus yang disebabkan dia belum
“memperbaiki dirinya” (Lukas 19:1-10). Dia berkata kepadanya: “Zakheus, segera,
turunlah; sebab hari ini Aku harus singgah ke rumahmu” (Lukas 18:9-14).
Pada satu kesempatan Dia berbicara mengenai dua orang yang sedang pergi ke
Bait Suci untuk berdoa. Yang seorang adalah orang Farisi yang menyombongkan diri
kepada Allah bagaimana ia adalah seorang yang baik. Dia membandingkan dirinya
dengan seorang pemiungut cukai dan berbicara kepada Allah bahwa dia bukanlah
seperti orang banyak yang berdosa seperti juga dengan si pemungut cukai itu. Si
pemungut cukai itu memukul dirinya dan berkata, “Kasihanilah aku ya Allah orang
yang berdosa ini.” Yesus berkata: “Aku berkata kepadamu, orang ini pulang ke
rumahnya dan dibenarkan orang yang lain itu tidak: sebab barangsiapa meninggikan
diri akan direndahkan tetapi barangsiapa yang merendahkan diri akan ditinggikan”
(Lukas 18:9-14).

6. “Itu berharga terlalu mahal.”


Orang yang mengatakan hal yang demikian merasa bahwa menjadi seorang
Kristen akan terlalu mahal/beharga. Itu sebabnya, ia merasa dia akan menyerahkan
terlalu banyak apa yang menjadi kesenangan-kesenangan dunianya, atau dia harus
menyerahkan usahanya atau jabatannya yang memang tidak bersifata Kristiani.
Tunjukkan kepadanya bahwa harga untuk datang kepada Kristus tidak sebanding
dengan harga tidak datang kepada Kristus.
Dr. R. A. Torrey dulu mengkhotbahkan sebuah khotbah yang berjudul What It
Costs Not To Be Christian” (Apakah Harganya Tidak Menjadi Seorang Kristen), (R. A.
Torrey, Soul-Winning Sermons (Westwood, N. J: Revell). Hal-hal yang
dimaksudkannya ialah sebagai berikut:
a. Tidak menjadi seorang Kristen berharga mengorbankan kedamaian, kedamaian hati
nurani dan kedamaian hati.
b. Tidak menjadi seorang Kristen berharga mengorbankan sukacita, yaitu sukacita
yang tertinggi, yang paling murni, yang paling sejati, yang paling memuaskan, dan
yang paling bertahan yang harus ditemukan di sini di atas dunia ini.
c. Tidak menjadi seorang Kristen berharga mengorbankan pengharapan akan
kehidupan yang kekal.
d. Tidak menjadi seorang Kristen berharga mengorbankan nilai tertinggi pria dan
wanita.
e. Tidak menjadi seorang Kristen berharga mengorbankan perkenan Allah.
f. Tidak menjadi seorang Kristen berharga mengorbankan pengakuan Kristus di dunia
yang yang akan datang.
g. Tidak menjadi seorang Kristen berharga mengorbankan kehidupan yang kekal,
artinya binasa selama-lamanya.
“Apa gunanya seorang memperoleh seluruh dunia, tetapi ia kehilangan
nyawanya?” (Markus 8:36).

PERTANYAAN DAN LATIHAN

1. Berikan beberapa ayat Alkitab yang mengajarkan bahwa keselamatan itu adalah
sebuah keselamatan saat ini!
2. Mengapa seseorang harus mengabaikan usahanya untuk memperoleh keselamatan?
3. Daftarkan alasan-alasan yang diberikan seorany yang menunda-nunda agar tidak
datang kepada Kristus. Jawablah alasan-alasannya!
PELAJARAN 19

Berhubungan Dengan Orang yang Takut

A. ORANG YANG TAKUT KARENA DOSANYA TERLALU BESAR.

Pekerja Injil perorangan adakalanya akan menemui orang yang akan membuat
tuntutan ini. Dia merasa bahwa dirinya jauh dari keselamatan, sehingga Allah tidak
akan berhubungan dengan dia, karena dosa-dosanya terlalu banyak dan terlalu keji.

1. Kesan yang Salah.


Tentu orang ini di bawah kesan bahwa Allah hanya berminat dengan orang-
orang yang baik saja, yaitu, mereka yang tidak memiliki dosa sebanyak yang dia
miliki. Katalognya bisa meliputi imoralitas, pencurian, kebencian, dan bahkan
pembunuhan.
2. Metode dalam Mengatasinya.
Orang yang satu ini harus disadarkan bahwa Allah mengasihi semua orang
berdosa, dan bahwa ia termasuk di dalam “barangsiapa” yang terdapat dalam Yohanes
3:16.
a. Biarkan dia membaca ayat-ayat berikut ini, dan tanyakan jika dia tidak ditemukan
dalam salah saatu dari empat kelompok yang disebutkan di dalamnya: “Karena
waktu kita masih lemah, Kristus telah mati untuk kita orang-orang durhaka pada
waktu yang ditentukan olah Allah. Sebab tidak mudah seorang mau mati untuk
orang yang bebar—tetapi mungkin untuk orang yang baik ada orang yang berani
mati—Akan tetapi Allah menunjukkan kasihNya kepada kita, oleh karena Kristus
telah mati untuk kita, ketika kita masih berdosa. Lebih-lebih, karena kita sekarang
telah dibenarkan oleh darahNya, kita pasti akan diselamatkan dari murka Allah.
Sebab jikalau kita, ketika masih seteru, diperdamaikan dengan Allah oleh kematian
AnakNya, lebih-lebih kita, yang sekarang telah diperdamaikan oleh hidupNya!”
(Roma 5:6-10).
b. Tunjukkan kepadanya Alkitab bahwa Allah tidak menghendaki bahwa seseorang
akan binasa, melainkan agar semuanya boleh bertobat (2 Petrus 3:9), dan bahwa
Allah menghendaki semua orang diselamatkan dan datang kepada suatu pengenalan
akan kebenaran (1 Timotius 2:4).
c. Berikan kesan dalam pikirannya bahwa darah Kristus cukup untuk membersihkan
dari segala dosa. Petrus menulis hal ini dalam suratnya yang pertama: “Sebab
kamu tahu, bahwa kamu telah ditebus dari cara hidupmu yang sia-sia yang kamu
warisi dari nenek moyangmu itu bukan dengan barang yang fana, bukan pula
dengan perak atau emas, melainkan dengan darah yang mahal, yaitu darah Kristus,
yang sama seperti darah anak domba yang tak bernoda dan tak bercacat” (1 Petrus
1:18,19).
d. Alihkan perhatiannya kepada beberapa orang berdosa yang kecewa yang
disebutkan dalan Alkitab yang disucikan oleh Allah, diampuni, dan diselamatkan.
Yaitu Daud, yang bersalah karena telah melakukan perzinahan dan pembunuhan
(Mazmur 32 dan Mazmur 51). Juga Maria Magdalena, yang daripadanya Yesus
mengusir tujuh roh jahat (Markus 16:9). Kemudian ada juga wanita yang berdosa
yang datang dan membasuh kaki Yesus dengan air matanya, dan kepada siapa
Yesus berkata dengan sangat lembut, “Dosamu telah diampuni… imanmu telah
menyelamatkan engkau; pergilah dalam damai” (Lukas 7:37-50).
e. Banyak anggota jemaat di Korintus telah diselamatkan dari dosa yang besar.
Paulus mengingatkan mereka akan hal itu ketika dia menuliskan: “Atau tidak
tahukah kamu, bahwa orang-orang yang tidak adil tidak akan dapat mendapat
bagian dalam Kerajaan Allah? Janganlah sesat! Orang cabul, penyembah berhala,
orang berzinah, banci, orang pemburit, pencuri, orang kikir, pemabuk, pemfitnah
dan penipu tidak akan mendapat bagian dalam Kerajaan Allah. Dan beberapa
orang di antara kamu demikianlah dahulu. Tetapi kamu telah memberi dirimu
disucikan, kamu telah dikuduskan, kamu telah dibenarkan, dalam nama Tuhan
Yesus Kristus dan dalam Roh Allah kita” (1 Korintus 6:9-11).
f. Mungkin orang yang bermadalah ini akan mengklaim bahwa ia telah menolak
undangan Allah untuk datang dan datang lagi, sehingga dia takut Allah tidak akan
berkenan lagi keapdanya. Ingatkan dia akan bahayanya keadaan yang tidak
diselamatkan, sebab apakah dia harus mati dalam keadaannya seperti itu, dia akan
hilang selamanya. Desak dia, untuk datang segera kepada Kristus yang berkata,
“Dia yang datang kepadaKu tidak akan Aku buang” (Yohanes 6:37). Yakinkan dia
bahwa sedikit hasrat yang ada dalam hatinya bagi Allah itu adalah tanda bahwa
Roh Kudus sementara bekerja di dalam hatinya, yang sedang berbisik kepadanya
agar datang kepada Kristus.

B. ORANG YANG TAKUT KARENA IA TIDAK DAPAT BERTAHAN.


Kelompok orang yang demikian adalah orang-orang yang sedih hatinya.
Mereka menyadari ada akan adanya suatu berkat seperti keselamatan, dan mereka
merindukannya.
1. Sikap.
Mereka melihat dengan kesedihan dan muram durja pada orang-orang Kristen
yang sementara menikmati keselamatan Allah, dan mengharapkan agar mereka dapat
mengalaminya juga. Namun, mereka berkata, mereka sudah mencoba dan mencoba
lagi agar bida menjadoi baik, namun mereka selalu gagal. Karena itu mereka telah
menyimpulkan bahwa mereka tidak cukup kuat untuk mengalahkan pencobaan dan
kelakuan-kelakuan yang buruk. Mereka tidak memilki stamina moral untuk melawan
keinginan-keinginan daging.
2. Bagaimana berhubungan dengan orang yang lemah dan penuh ketakutan.
a. Dalam berhubungan dengan orang yang seperti ini, pastikan yang paling
penting dari semuanya bahwa orang tersebut benar-benar telah menerima
Tuhan Yesus Kristus bagi dirinya sendiri. Janjinya ialah: “Tetapi semua orang
yang menerimaNya diberiNya kuasa supaya menjadi anak-anak Allah, yaitu
mereka yang percaya dalam namaNya” (Yohanes 1:12). Sering orang yang
takut ini yang tidak sanggup bertahan telah mempercayai Kristus; namun dia
tidak pernah bertemu secara khusus dengan Juru Selamat itu.

Beberapa tahun yang lalu saya kepala chaplain Berry School di Mount Berry,
Georgia. Pada penutupan salah satu pertemuan doa fakultas Rabu petang, seorang
wanita muda yang merupakan associate profesor Fisika, datang kepada saya dan
berkata: “Saya selalu percaya mengenai Yesus, tapi saya tidak berpikir saya selamat.”
Setelah berbicara dengan dia selama beberapa menit saya menyadari dia tidak
pernah menerima Yesus Kristus bagi dirinya sendiri. Jadi saya jelaskan jalan
keselamatan sesederhana yang saya bisa jelaskan.
Dua minggu kemudian saya berbicara kepada para mahasiswa dan murid-murid
Sekolah Menengah Atas dengan judul, “Bagaimana Mengetahui Anda Selamat.” Pada
kesimpulan dalam pelayanan tersebut saya memberikan undangan, bertanya bagi
mereka yang merindukan jaminan tersebut dengan cara mengangkat tangan ke atas.
Banyak yang menanggapi, tapi tangan dari guru yang muda itu tidak diangkat.
Setelah pelayanan itu disimpulkan, sebagaimana biasanya, saya berdiri di depan
gereja perguruan tinggi itu untuk menyalami para mahasiswa dan pelajar itu sementara
mereka berjalan keluar dari ke kamar asrama mereka untuk mempersiapkan acara
makan petang mereka. Setelah mereka keluar, fakultas dan staff keluar. Wanita muda
tersebut berada di antara fakultas pertama yang meninggalkan bangunan itu. Dia
memegang tangan saya dan berkata: “Saya akan bertemu anda dua minggu lagi.”
Saya tahu apa yang dia maksudkan. Dia telah pergi ke kamarnya pada malam
itu setelah acara pertemua doa fakultas dan telah meminta Tuhan Yesus Kristus datang
ke dalam hatinya. Dia telah melakukannya, dan dia telah mengetahuinya.
Jadi pastikan sahabat dengan siapa anda berhubungan apakah ia telah benar-
benar menerima Kristus di dalam hatinya, sebab pendekatannya kemudian akan mudah
bagi anda.
b. Berikan kesan kepadanya bahwa untuk bertahan dari pencobaan itu bergantung
kepada Allah, bukan bergantung kepada diri sendiri. Yesus berkata dengan
penuh kuasa ketika Dia berkata: “Domba-dombaKu mendengarkan suaraKu
dan Aku mengenal mereka dan mereka mengenal aku, dan Aku memberikan
hidup yang kekal kepada mereka dan mereka pasti tidak akan binasa sampai
selama-lamanya dan seorangpun tidak akan merebut mereka dari tanganKu.
BapaKU, yang memberikan mereka kepadaKU, lebih besar daripada siapapun,
dan seorangpun tidak dapat merebut mereka dari tangan Bapa. Aku dan Bapa
adalah satu” (Yohanes 10:27-30).
c. Alasan lain mengapa Allah sanggup memelihara semua yang datang kepadaNya
melalui Yesus Kristus adalah bahwa Kristus Seorang Pengantara yang kekal,
senantiasa berdoa bagi mereka. Dalam suratnya kepada orang-orang Ibrani
kata-katanya sangat memberi kepastian: “Karena itu Ia sanggup juga
menyelamatkan dengan sempurna semua orang yang oleh Dia datang kepada
Allah. Sebab Ia hidup senantiasa untuk menjadi Pengantara mereka” (Ibrani
7:25).

Surat kepada jemaat di Roma berisikan kebenaran yang sama ini: “Akan tetapi
Allah menunjukkan kasihNya kepada kita, oleh karena Kristus telah mati untuk kita,
ketika kita masih berdosa. Lebih-lebih, karena kita sekarang telah dibenarkan oleh
darahNya, kita pasti akan diselamatkan dari murka Allah. Sebab jikalau kita, ketika
masih seteru, diperdamaikan dengan Allah oleh kematian AnakNya, lebih-lebih kita,
yang sekarang telah diperdamaikan oleh hidupNya!” (Roma 5:6-10). Idenya ialah,
“kita akan diselamatkan oleh hidupNya.” Orang percaya diselamatkan oleh kehidupan
Tuhan Yesus Kristus yang hidup sekarang di sebelah kanan Bapa. Kebenaran ini
menyingkirkan ketakuatan yang merasa tidak sanggup membuat diri mereka tidak
selamat.

3. Bagaimana Berhubungan dengan Orang yang Skeptis.


Bagaimanapun juga, jiwa yang skeptis bisa berkata, “Adalah sangat baik bagi
anda untuk mengutip ayat-ayat ini mengenai kesanggupan Allah untuk memelihara
anda, tapi bagaimana saya tahu Dia rela memelihara saya?”
a. Berikan kepada orang ini kembali dengan ayat-ayat yang baru saja dikutip, dengan
menekankan pada kata-kata, “yang datang kepada Allah melalui Dia.” Tunjukkan
kepadanya fakta bahwa Allah telah mendamaikan musuh-musuh kepada DiriNya
sendiri melalui Yesus Kristus. Jika Dia telah pergi dengan cara yang demikian luar
biasa untuk menyelamatkan kita ketika kita masih menjadi seteru-seterunya,
tidakkah Ia akan memelihara milikNya sendiri yang sekarang telah menjadi anak-
anakNya melalui Yesus Kristus? Ingat ketika telah diselamatkan, kita digambarkan
sebagai berada di dalam Kristus. Ini bukanlah masalah pilihan terhadap Allah
apakah Dia akan memelihara atau tidak mereka yang dihubungkan dengan
AnakNya.
b. Alasan lain yang memberikan kepastian tentang bertahan terhadap pencobaan
bergantung kepada Allah dan bukan bergantung kepada diri sendiri, ditemukan
dalam fakta bahwa Roh Kudus, yang telah datang dan tinggal dalam diri umat
percaya, tidak akan pernah meninggalkannya. Tuhan Yesus mengatakan kebenaran
ini kepada para muridNya: “Jikalau kamu mengasihi Aku, kamu akan menuruti
perintah-perintahKu. Dan Aku akan berdoa kepada Bapa, dan Dia akan
mengirimkan kepadamu seorang Penghibur yang lain, supaya Ia boleh tinggal
bersamau selama-lamanya; yaitu Roh Kebenaran; yang dunia tidak dapat terima,
sebab dunia tidak melihat Dia, dan tidak mengenal Dia, tetapi kamu mengenal Dia,
sebab Dia tinggal bersama-sama dengan kamu, dan akan berada di dalam kamu”
(Yohanes 14:15-17).
Roh Kudus bertanggungjawab untuk membawa pulang orang-orang percaya
kepada kemuliaan. Ini adalah apa yang Paulus maksudkan ketika ia menulis: “Dan
janganlah kamu mendukakan Roh Kudus Allah, yang telah memeteraikan kamu
menjelang hari penyelamatan” (Efesus 4:30).
c. Pendekatan lain yang membantu adalah untuk mengingatkan orang yang mengaami
ketakutan ini argumen Paulus kepada orang-orang Kristen di Korintus. Dia
menggunakan tubuh manusia dan hubungan anggota-anggota tubuh itu sampai di
kepala, sebagai suatu ilustrasi hubungan umat percaya dengan Yesus. “Karena
sama seperti tubuh itu satu dan anggota-anggotanya banyak, dan segala anggota itu,
sekalipun banyak, merupakan satu tubuh, demikian pula Kristus. Sebab dalam satu
Roh kita semua, baik orang Yahudi, maupun orang Yunani, baik budak, maupun
orang merdeka, telah dibapstis menjadi satu tubuh dan kita semua diberi minum
dari satu Roh. Karena tubuh juga tidak terdiri dari satu anggota, tetapi atas banyak
anggota…Kamu semua adalah tubuh Kristus dan kamu masing-masing adalah
anggotanya” (1 Korintus 12:12-14, 27). Jari-jari tangan tidak perlu berpegang pada
tangan, demikian pula tangan tidak berpegang pada lengan, dan lengan pada tubuh.
Anggota-anggota tubuh adalah bagian dari tubuh dan menerima kehidupan mereka
dari tubuh. Tubuh bukanlah sebuah organisasi melainkan suatu organisme.

C. ORANG YANG TAKUT KARENA IA BUKAN PILIHAN.

Pelajaran mengenai pilihan, predestinasi (takdir), pentahbisan awal tidak


dibicarakan pada zaman ini sama seperti beberapa tahun yang lalu. Banyak orang pada
zaman ini yang tidak punya gagasan mengenai arti kata-kata tersebut.

1. Arti kata itu.


Kadang-kadang seseorang akan menemui orang yang mengalami ketakutan
bahwa dia bukanlah orang yang dipilih, berada di bawah kesan bahwa dia tidak dipilih
kepada keselamatan oleh Allah.

2. Ayat-ayat Alkitab yang dipakai.


Allah memiliki hanya satu pekabaran bagi orang yang belum diselamatkan. Itu
dibungkus dalam kata barangsiapa , dan kata-kata lain yang mempunyai arti yang
sama dengan itu. Itu ditemukan dalam pasal-pasal berikut ini:
“Karena begitu besar kasih Allah akan dunia ini, sehingga Ia telah
mengaruniakan AnakNya yang tunggal, supaya barangsiapa yang percaya kepadaNya
tidak binasa melainkan beroleh hidup yang kekal” (Yoanes 3:16).
“Tuhan tidak lalai menepati janjiNya, sekalipun ada orang yang
menganggapnya sebagai kelalaian, tetapio IA sabar terhadap kamu, karena Ia
menghendaki supaya jangan ada yang binasa, melainkan supaya semua orang berbalik
dan bertobat” (2 Petrus 3:9).
Tuhan Yesus Kristus juga berkata: “Barangsiapa datang kepadaKu, ia tidak
akan Kubuang” (Yohanes 6:37). Mintalah orang yang merasa takut itu agar
menempatkan Yesus kepada ujian itu. Biarkan dia mendekati Kristus dalam
kepercayaan yang sungguh-sungguh, dan ia akan menemukan bahwa Kristus akan
menerima dia.

D. ORANG YANG TAKUT KARENA IA MELAKUKAN DOSA YANG TIDAK


DAPAT DIAMPUNI.

Ketakutan ini sering melemparkan seseorang ke dalam perasaan tidak


berpengharapan yang menggelisahkan. Saya tahu orang-orang yang telah
mengembangkan penyakit jiwa tertentu karena berpikir bahwa mereka telah melakukan
dosa yang demikian.

1. Beberapa hal yang tidak boleh dilakukan.


Ada beberapa hal yang tidak boleh dilakukan ketika berhubungan dengan orang
yang demikian.
a. Jangan menganggap bahwa dosa yang buruk itu telah dilakukan secara sederhana
karena orang tersebut mengatakan demikian.
b. Jangan pernah katakan kepada seseorang bahwa dia telah telah melakukan dosa itu.
Diagnosis anda mungkin salah, dan hanya akan menjerumuskan dia ke dalam
kekecewaan yang lebih dalam.
c. Dengan kata lain, jangan ceritakan kepada dia bahwa dia tidak melakukan dosa
tersebut, sebab keyakinannya kemudian akan tinggal pada perkataan anda dan
bukan pada Firman Allah.

2. Beberapa hal yang perlu dilakukan.


a. Tanyai dia apakah dia membenci Kristus dengan kebencian yang menyala-nyala.
Dia akan menjawab dengan tidak ragu-ragu bahwa dia tidak membenci Kristus,
melainkan dia merasa khawaitr untuk bertemu dengan Dia. Beritahukan kepada dia
bahwa orang kepada siapa Yesus menunjukk ketika Ia berbicara mengenai dosa ini
membenci Dia dan ingin membunuh Yesus. Mereka sama sekali tidak inign
berhubungan dengan Dia. Jadi fakta itu sendiri bahwa ia tidak memiliki sikap yang
menakutkan ini menempatkan dia segera ke dalam suatu goongan yang berbeda.
b. Usahakan untuk menemukan mengapa dia berpikir telah melakukan dosa tersebut.
Dia bleh memberikan beberapa alasan.
1. Dia mungkin saja berkata bahwa dia telah menghujat Allah, dan sering
menyebut nama Allah dan nama Kristus dalam penghujatan. Jangan kurangi
fakta bahwa ini adalah suatu hal yang buruk yang dilakukan, tapi tunjukkanlah
kepadanya fakta bahwa yesus berkata: “Segala dosa dan hujat manusia akan
diampuni, tetapi hujat terhadap Roh Kudus tidak akan diampuni. Apabila
seorang mengucapkan sesuatu menentang Anak Manusia, ia akan diampuni,
tetapi jika ia menentang Roh Kudus, ia tidak kan diampuni, di dunia ini tidak,
dan di dunia yang akan datang pun tidak” (Matius 12:31,32).
Tunjukkan kepadanya bahwa orang yang menjadi rasul besar dan pemimpin
Kristen berkata bahwa sebelum ia diselamatkan tadinya ia adalah seorang penghujat (1
Timotius 1:12,13).
2. Dia boleh berkata bahwa dia telah menjadi seorang penganiaya Kristus.
Katakan kepadanya mengenai pencuri yang berada di kayu salib yang
mencerca Yesus, tapi yang kemudian mengakui Kristus dan mendengarkan
Dia berkata: “Hari ini engkau akan berada bersama-sama dengan Aku di dalam
Firdaus” (Lukas 23:39-43).
Banyak dalam masyarakat yang mencaci maki Kristus ketika Ia tergantung di
salib (Matius 27:39) adalah termasuk dalam kumpulan orang banyak pada hari
Pentakosta dan mendengarkan Petrus berkhotbah: “Jadi seluruh kaum Israel harus tahu
dengan pasti, bahwa Allah telah membuat Yesus, yang kamu salibkan itu, menjadi
Tuhan dan Kristus. Ketika mereka mendengara hal itu hati mereka sangat terharu,
lalau mereka bertanya kepada Petrus dan rasul-rasul yang lain: ‘Apakah yang harus
kami perbuat, saudara-saudara?’ Jawab Petrus kepada mereka: ‘Bertobatlah dan
hendaklah kamu masing-masing memberi dirimu dibaptis dalam nama Yesus Kristus
untuk pengampunan dosamu, maka kamu akan menerima karunia Roh Kudus’ Sebab
bagi kamu lah janji itu dan bagi anak-anakmu dan bagi orang yang masih jauh, yaitu
sebanyak yang akan dipanggil oleh Tuhan Allah kita” (Kisah 2:36-39). Hasilnya
adalah sekitar tiga ribu orang mengakui Kristus. Jadi yakinkan kepada orang tersebut
bahwa mencaci-maki Kristus bukanlah dosa yang tidak dapat diampuni.
3. Dia boleh saja berkata bahwa dia telah berdusta kepada Allah. Arahkan dia
kepada markus 14:66-72, dan bacakan untuk dia pengalaman petrus. Ketika
dia menyangkal Tuhannya, dia menuntut bahwa dia tidak pernah mengenal
Dia. Yesus tidak membuangkan dia, sebab segera sesudah kebangkitan
Kristus seorang malaikat di pinggir kuburan itu berkata kepada wanita itu:
“Pergilah sekarang, katakan kepada murud-muridNya dan kepada Petrus
bahwa Dia telah pergi mendahului kamu ke Galilea; di sanalah kamu akan
menemui Dia, seperti yang sudah dikatakannya kepada kamu” (Markus 16:7).
4. Orang tersebut bisa mengklaim sebagai seorang pemabuk dan najis. Yakinkan
dia mengenai fakta bahwa Kristus datang untuk menyelamatkan orang berdosa
(1 Timotius 1:15); Dia datang mencari dan menyelamatkan yang hilang (Lukas
19:10). Tidak ada dimanapun dan kapanpun Yesus mengatakan bahwa Dia
datang hanya untuk menyelamatkan orang-orang berdosa dari golongan
tertentu saja. Tunjukkan fakta bahwa jemaat di Korintus memiliki anggota
yang di dalamnya terdiri dari orang-orang yang telah melakukan berbagai
bentik kejahatan. Paulus menulis: “Atau tidak tahukah kamu, bahwa orang-
orang yang tidak adil tidak akan dapat mendapat bagian dalam Kerajaan
Allah? Janganlah sesat! Orang cabul, penyembah berhala, orang berzinah,
banci, orang pemburit, pencuri, orang kikir, pemabuk, pemfitnah dan penipu
tidak akan mendapat bagian dalam Kerajaan Allah. Dan beberapa orang di
antara kamu demikianlah dahulu. Tetapi kamu telah memberi dirimu
disucikan, kamu telah dikuduskan, kamu telah dibenarkan, dalam nama Tuhan
Yesus Kristus dan dalam Roh Allah kita” (1 Korintus 6:9-11).
5. Sahabat kita boleh saja mengklaim bahwa dia telah melakukan dosa
pembunuhan dan karena itu tidak mendapatkan pengampunan. Ingatkan dia
akan pengalaman daud tentang perzinahannya dengan Betsyeba, dan tentang
rencananya untuk membunuh suaminya untuk menutupi dosanya yang sangat
keji itu (2 Samuel pasal 11). Allah mengirimkan nabi Nathan kepada daud
yang mengingatkan dia akan fakta bahwa Allah mengetahui dosanya itu. Pasal
lima puluh satu dan pasal tigapuluh dua buku mAzmur adalah catatan
pengakuan Daud, dan tentang pengampunan serta pemulihannya.
Berikan kesan kepada orang yang bermasalah ini kepada Yesaya 1:18:
“Marilah, baiklah kita berperkara. Firman Tuhan: Sekalipun dosamu merah
seperti kirmizi, akan menjadi putih seperti salju; sekalipun merah seperti kain
kesumba, akan menjadi putih seperti bulu doma.”
6. Orang tersebut boleh berkata bahwa dia telah menolak Kristus laagi dan lagi,
dan dia merasa dia telah berdosa dan telah menolak rahmatnya dalam
hidupnya. Ini adalah hal yang berbahaya yang dilakukan, dan dapat terbukti
fatal, tapi itu jangan dianggap sebagai dosa yang tidak dapat diampuni. Jika
masih ada hasrat di dalam hati, itu adalah indikasi bahwa Roh Kudus masih
membisikkan dalam hati. Ingatkan sahabat kita itu kata-kata Kristus: “Dia
yang datang kepada Kristus, tidak akan Kubuang” (Yohanes 6:37). Katakan
kepadanya agar membuktikan oleh datang kepadanya. Pertanyaannya
bukanlah pada keraguan Kristus untuk menerima Dia, melainkan kerelaannya
untuk datang kepadaNya. Yesus maksudkan itu ketika Dia berkata: “Namun
kamu tidak mau datang kepadaKu untuk memperoleh hidup itu” (Yohanes
5:40). Itu adalah soal kemauan seseorang.
7. Kadang-kadang seseorang akan menemukan orang yang mengatakan bahwa ia
tidak punya keinginan untuk menjadi seorang Kristen dan berpikir bahwa itu
adalah dosa yang tidak dapat diampuni. Tunjukkan kepada dia bahwa dia
dalah seorang yang berdosa (Roma 3:23), dan bahwa upah dosa adalah maut
(Roma 6:23), yaitu perpisahan kekal dengan Allah yang hidup. Ini disebut
kematian kedua (Wahyu 20:11-15). Dan artinya kekal dalam lautan api
bersama-sama dengan Iblis dan para malaikatnya. Cobalah untuk tidak
menjauhkan orang ini dari Firman Allah. Percayalah bahwa Roh Kudus akan
menanamkan Firman itu sementara anda menyampaikannya.
3. Buatlah makna kata itu jelas.

Terangkan dari Alkitab apa sebenarnya dosa yang tak dapat diampuni itu, sebab
ada banyak kesalahpahaman mengenai hal itu. Jika seseorang mendengar banyak
penginjil, dia mendapat kesan bahwa ada dosa-dosa (jamak) yang tak dapat diampuni
daripada dosa yang tak dapat diampuni (tunggal). Ini membuktikan bahwa orang-
orang membicarakan hal yang berbeda sebagaimana membentuk dosa ini.
Alkitab yang merupakan dasar bagi istilah dosa yang tak dapat diampuni ini,
adalah dalam Matius 12:22-32; Markus 3:22-30; dan Lukas 12:10. Anda akan
perhatikan bahwa kata-kata dosa yang tidak dapat diampuni tidak digunakan, namun
Yesus membicarakan mengenai hujat terhaadap Roh Kudus sebagai dosa yang tidak
dapat diampuni, baik di dalam dnuia ini, maupun dalam dunia yang akan datang.
Seseorang harus mengerti konteksnya, atau dituntun kepada perkataan Kristus
ini. Yesus baru saja menyembuhkan seorang yang dirasuk setan. Penjelasan orang-
orang Farisi adalah bahwa Dia telah menyembuhkan orang ini dengan kekuatan
Belzebul, penguasa iblis. Namun Yesus mengklaim bahwa Dia telah melakukan hal ini
dengan kuasa Roh Kudus, dan menyatakan bahwa klaim mereka adalah penghujatan
terhadap Roh Kudus. Saya rasa Markus membuat pernyataan yang sangat bermakna
dalam Injilnya ketika dia menulis dengan ilham: “Ia berkata demikian karena mereka
katakan bahwa Ia kerasukan roh jahat” (Markus 3:30). Mereka menegaskan bahwa
Yesus Kristus dirasuk oleh setan, sehingga Ia dipenuhi dengan roh-roh jahat, ketika
semua hidupNya dipenuhi dengan Roh Kudus.
Sementara saya memahami pelajaran ini, dosa yang tak dapat diampuni
bukanlah penolakan semata-mata terhadap Yesus Kristus sebagai Juruselamat dan
Tuhan (yang merupakan hal yang sangat serius), melainkan itu dengan sengaja
mengatakan bahwa Yesus dirasuk oleh setan sementara Dia berada di atas dunia ini,
dan bahwa Dia telah mengadakan mujizat-mujizatNya dengan kuasa roh jahat, padahal
Dia dipenuhi dengan Roh Kudus dan melakukan semua kehendaknya dalam kuasa Roh
Kudus.

E. OANG YANG TAKUT KARENA PENGANIAYAAN.

Alkitab dengan jelas mengajarkan bahwa penganiayaan adalah bagian dari


perjalanan Kristen.
Paulus menuliskan: “Memang setiap orang yang mau hidup beribadah di dalam
kristus Yesus akan menderita aniaya” (2 Timotius 3:12).
Yesus berkata: “Seorang murid tidak lebih daripada gurunya, atau seorang
hamba daripada tuannya. Cukuplah bagi seorang murid jika ia menjadi sama sperti
gurunya dan bagi seorang hamba jika ia menjadi sma sperti tuannya. Jika tuan rumah
disebut Beelzebul, apalagi seisi rumahnya” (Matius 10:24-28).
Kristus juga berkata: “Berbahagialah orang yang dianiaya oleh sebab
kebenaran, karena merekalah yang empunya Kerajaan Sorga. Berbahagialah kamu,
jika karena Aku kamu dicela dan dianiaya dan kepadamu difitnahkan segala yang
jahat. Bersukacitalah dan bergembiralah, karena upahmu besar di surga, sebab
demikian juga telah dianiaya nabi-nabi yang sebelum kamu” (Matius 5:10-12).
Orang Kristen berada dalam wilayah Iblis. Dia telah diselamatkan dari dunia
dan karena itu ia bukan berasal dari dunia, namun ia belum diambil dari dunia ini
sejauh kehadiran tubuh jasmaninya masih berada di dalam dunia ini, sebab Yesus
berkata Dia telah mengutusnya ke dalam dunia. Dunia ini membenci Kristus dan dunia
akan membenci juga para pengikutNya (Yohanes 17:14-18). Jadi orang Kristen harus
memperlengkapi dirinya dengan pikiran Kristus sebagaimana Petrus menuliskan: “Jadi,
karena Kristus telah menderita penderitaan badani, kamupun harus juga
mempersenjatai dirimu dengan pikiran yang demikian—karena barangsiapa telah
menderita penderitaan badani, ia telah berhenti berbuat dosa” (1 Petrus 4:1).

PERTANYAAN DAN LATIHAN

1. Berikan ayat-ayat Alkitab yang harus digunakan terhadap seseorang yang takut
karena dosanya terlalu besar!
2. Sebutkan beberapa dosa besar dalam Alkitab yang Allah panggil kepadaNya!
3. Apakah hal pertama untuk menentukan ketika berhubungan dengan orang yang
takut karena tidak dapt bertahan?
4. Berikan ayat-ayat Alkitab untuk membuktikan bahwa bertahan dari pencobaan
adalah tanggungjawab Allah!
5. Pekabaran Allah apakah bagi seseorang yang takut karena ia bukanlah yang dipilih
Allah?
6. Pendapat-pendapat apakah yang harus dijaga ketika berhubungan dengan orang
yang takut karena telah melakukan dosa yang tak dapat diampuni?
7. Daftarkan beberapa alasan orang-orang berpikir mereka telah melakukan jenis dosa
yang satu ini!
8. Jelaskan arti/makna dari istilah dosa yang tak dapat diampuni!
9. Berikan ayat Alkitab untuk membuktikan bahwa penganiayaan itu sering adalah
merupakan bagian dari pengalaman Kristen!
PELAJARAN 20

Keberatan-keberatan Kecil

A. “SAYA TIDAK BISA MENINGGALKAN DOSA SAYA.”

1. Tanyai dia apakah dia ingin bebas daei dosa.


Tanyailah orang yang telah memberikan pernyataan ini sebagai suatu alasan
mengapa ia tidak dapat datang kepada Krstus, apakah ia sungguh-sungguh
menginginkan untuk bebas dari tingkah lakunya yang penuh dosa. Yesus berkata:
“Manusia lebih menyukai kegelapan daripada terang, sebab perbuatan-perbuatan
mereka jahat” (Yohanes 3:19). Dia juga berkata: “Namun kamu tidak mau datang
kepadaKu untuk memperoleh hidup itu” (Yohanes 5:40). Tentukan apakah orang itu
sangat berhasrat untuk tetap hidup dalam dosanya, atau apakah ia berhasrat dengan
sungguh-sungguh untuk datang kepada Kristus namun berada di bawah kesan bahwa ia
harus membebaskan dirinya dari kebiasaannya yang tidak baik, dan ia tidak bisa
melakukannya sendiri.

2. Tunjukkan kepada dia bahwa Kristus adalah jawaban satu-satunya.


Sependapat dengan fakta bahwa dia tidak dapat meninggalkan dosanya, sebab
Tuhan Yesus berkata: “Aku berkata kepadamu, sesungguhnya setiap orang yang
berbuat dosa, adalah hamba dosa” (Yohanes 8:34). Hamba pada zaman Yesus tidak
pernah sanggup membebaskan dirinya, ia harus dibebaskan oleh orang lain. Jadi Yesus
mlanjutkan: “Jadi apabila Anak itu memerdekakan kamu, kamupun benar-benar
merdeka” (Yohanes 8:36). Dia sangat mampu untuk membebaskan seorang tawanan,
dan Dia suka melakukan hal itu.

3. Tunjukkan kepadanya Kristus.


Jika orang itu dengan tulus mencari, tunjukkan kepadanya Kristus yang telah
berkata bahwa Dia sanggup untuk membebaskan seseorang. Ingatkan dia bahwa
Kristus sekarang sedang duduk di sebelah kanan Bapa, dan bahwa Dia sanggup untuk
menyelamatkan semua yang datang dekat kepada Allah melalui Dia, sebab Dia
selamanya hidup untuk mengadakan pengantaraan bagi mereka (Ibrani 7:25).

4. Pastikan dia tentang hidup baru.


Fakta lain yang dapat diberikan kepada orang tersebut adalah bahwa ketika
seseorang percaya kepada Tuhan Yesus Kristus dia menjadi manusia yang baru, sebab
Alkitab berkata: “Karena itu setiap orang yang berada dalam Kristus, dia adalah
ciptaan yang baru: yang lama telah berlalu; sesungguhnya yang baru sudah datang” 2
Korintus 5:17). Dia menerima suatu kehidupan yang baru, dia memiliki tujuan yang
baru, suatu roh yang baru, bahkan Roh Kudus, datang untuk tinggal di dalam hatinya.
Di dalam Kristus dia telah mati bagi dosa, dan dia harus menganggap dirinya sendiri
telah mati bagi dosa namun hidup bagi Allah melalui Yesus Kristus Tuhan kita (Roma
6:11). Sekarang ia memiliki kuasa baru yang tinggal dalam hati untuk menyanggupkan
dia meninggalkan dosa-dosanya.

B. “ADA SESEORANG YANG SAYA TIDAK BISA MAAFKAN.”

Katakan kepadanya itu bukanlah masalah soal menjadi tidak sanggup untuk
mengampuni, persoalannya adalah terletak pada tidak rela untuk mengampuni.
Bacakan bagi dia perumpamaan yang Yesus berikan sehubungan dengan hukum
pengampunan sebagaimana ditemukan dalam Matius 18:21-35. Hamba itu telah
diampuni sehubungan dengan hutangnya yang berjumlah kira-kira 1.500.000 dollar,
namun dia tidak mau mengampuni sesama teman hambanya yang berhutang kepadanya
sebesar 1500 dolar. Allah rela mengampuni hutang yang jumlahnya besar sekalipun,
demikian pula seseorang dapat mengampuni sesamanya yang berhutang kepadanya
yang jika dibandingkan sangat kecil hutangnya daripada hutang kita kepada Allah.

C. “SAYA PERCAYA TAPI SAYA TIDAK MERASA SELAMAT.”

Ini adalah keadaan sulit yang paling mengerikan untuk dimasuki, sebab orang
tersebut tidak pernah cukup yakin akan keselamatannya. Suatu hari ada jaminan yang
menyenangkan, namun hari berikutnya itu sudah menghilang lagi. Suatu hari matahari
sementara bersinar, lautan kehidupan begitu tenang, dan segala sesuatu nampaknya
indah, namun pada hari berikutnya awan menutupi cahaya terang, gelombang
mengamuk dan ada angin topan serta tidak ada kedamaian.

1. Alasan kurangnya kepastian.


Alasan yang sering ialah bahwa orang tersebut melihat di dalamnya daripada
melihat kepada Yesus, dan menganggap jaminan keselamatan menurut perasaannya
sendiri gantinya menurut iman. Tidak ada di dalam Alkitab yang memberikan
kepastian kepada orang percaya bahwa ia akan senantiasa berada “di atas puncak
dunia,” sebab perasaan kita sangat sering dikondisikan oleh apa yang kita makan,
jumlah istirahat yang kita telah lakukan, atau keadaan hari itu. Jadi seseorang harus
tidak pernah melihat pada jaminan keselamatan menurut perasaan-perasaannya.
Seseorang telah dengan sungguh-sungguh berkata: “Jika anda melihat tanpa
masalah, anda akan resah; jika anda melihat kepada masalah, anda akan susah; jika
anda melihat kepada Dia anda akan berada dalam perhentianNya.” Orang percaya
harus belajar melihat kepada Yesus setiap saat, di bawah segala keadaan, dan pada
setiap situasi.

2. Beberapa pertanyaan ditanyakan oleh pencari kebenaran.


a. Apakah Allah mau menjaga orang percaya? Apakah ada janji-janji dalam
Alkitab yang secara khusus menyatakan bahwa Allah mau melakukan hal itu?
Ada banyak janji yang demikian.
Biarkan teman anda itu membaca Yohanes 17:11, dimana Yesus berdoa: “Dan
sekarang Aku tidak lagi berada di dalam dunia, tetapi mereka masih berada di dalam
dunia, dan Akudatang kepadaMu. Bapa, peliharalah di dalam namaMu sendiri mereka
yang telah Engkau karuniakan kepadaKu, supaya mereka boleh menjadi satu, sama
seperti kita adalah satu.” Dalam ayat ini Tuhan Yesus meminta satu hal yang sangat
khusus kepada BapaNya—agar BapaNya akan memelihara mereka yang Ia telah
karuniakan kepadaNya. Kita boleh memastikan bahwa setiap doa Kristus telah
didengar dan dijawab, sebab Dia selalu berdoa menurut kehendak Allah, dan doaNya
itu selalu digerakkan oleh Roh Kudus.
Kemudian berikan perhatian mengenai janji yang lain dalam pasal yang sama
ini: “Aku berdoa supaya Engkau tidak mengambil mereka dari dunia,melainkan supaya
Engkau memelihara mereka daripada yang jahat “ (Yohanes 17:15). Ini adalah
perminataan yang lain Kristus kepada BapaNya agar memeliharakan para muridNya.
b. Namun, orang yang demikian mungkin bertanya, “Saya tahu bahwa Yesus
berdoa sebagaimana anda membacanya dalam pasal ini, tapi bukankah doa ini
hanya ditujukan secara langsung bagi para muridNya saja?”
Katakan kepada orang ini bahwa pertanyaan itu adalah bagus, dan bahwa itu
nampaknya kata-kata Kristus yang hanya diteapkan bagi murid-muridNya secara
langsung, tapi ingatkan dia tentang Yohanes 17:20: “Dan bukan untuk mereka ini saja
Aku berdoa, tetapi juga untuk orang-orang , yang percaya kepadaKu oleh pemberitaan
mereka.” Perkataan-perkataan Yesus ini haarus menjadi sesuatu yang cuku untuk
memperagakan kepada seseorang yang kurang memiliki jaminan/kepastian bahwa dia
juga termasuk juga dalam apa yang dimaksudkan dalam kata-kata Yesus itu.
Paulus mengingatkan orang-orang Kristen di Roma terhadap keadaan mereka
sebelum mereka datang kepada Kristus. Mereka dulu”masih lemah”; “orang-orang
yang durhaka”; “orang berdosa”; seteru-seteru Allah.” Saat mereka dalam keadaan
yang seperti itu Kristus telah mati bagi mereka (Roma 5:6-10). Kemudian Paulus
mengingatkan mereka bahwa mereka telah diselaatkan oleh kehidupan Yesus Kristus
yang sekarang hidup selama-lamanya.
Namun hal-hal yang benar dari orang-orang Kristen di Roma juga benar bagi
setiap orang Kristen pada zaman ini. Masing-masing kita sebelum kita berbalik kepada
Kristus adalah “orang-orang yang lemah adanya,” “orang-orang yang durhaka,” dan
orang-orang yang berdosa, dan bahkan musuh Allah. Akan tetapi Kristus telah mati
bagi kita dan sekarang kita terpelihara/selamat oleh hidupNya. Kita percaya hal ini
sebab itu adalah Firman Allah dan yang memberikan kepastian kepada sanubari.
Ada janji lain yang luar biasa dalam Injil Yohanes: “Domba-dombaKu
mendengarkan suaraKu dan Aku mengenal mereka dan mereka mengikut Aku, dan
Aku memberikan hidup yang kekal kepada mereka dan mereka pasti tidak akan binasa
sampai selama-lamanya dan seorangpun tidak akan merebut dari tanganKu. BapaKu,
yang memberikan mereka kepadaKu, lebih besar daripada siapapun, dan seorangpun
tidak dapat merebut mereka dari tangan Bapa” (Yohanes 10:27-29).
c. Orang tersebut juga mungkin menanyakan pertanyaan yang lain: “Jika saya
tidak harus mempercayai perasaan-perasaanku demi kepastian keselamatan itu,
bagaimana saya tahu bahwa saya seorang yang percaya?’
1. Jelaskan bahwa Firman Allah sangat jelas dan positif pada pelajaran mengenai
keselamatan. Ini adalah hasil dari iman kepada Seorang yang telah melakukan
pekerjaan itu. Itu bukanlah iman kepada pekerjaan bahwa Kristus tlah mati di atas
kayu salib, melainkan iman kepada Seorang yang telah melakukan pekerjaan itu.
Keselamatan adalah pertemuan antara orang berdosa dan Juruselamat. Alkitab
menggunakan kata percaya dan mengakui beberapa kali (Yohanes 3:16; Roma
10:9,10), tapi tidak pernah sekalipun seseorang diberitahu bahwa dia harus
mengalami jenis emosi tertentu atau perasaan tertentu supaya ia selamat.
2. Bukti kedua tentang keselamtan ialah kasih Allah dan FirmanNya. Seorang
percaya yang sejati akan menyadari bahwa Alkitab adalah Buku Allah, dan itu
berisikan makanan rohani bagi jiwanya. Itu adalah surat kasih Allah kepada
manusia dan dia akan gemar membacanya. Yesus berkta: “Jika seseorang
mengasihi Aku, ia akan menuruti perkataan-perkataanKu” (Yohanes 14:23).
Yohanes menulis dalam suratnya yang pertama; “Tetapi barangsiapa menuruti
firmanNya, didalam orang itu sungguh sudah sempurna kasih Allah; dengan itulah kita
ketahui, bahwa kita ada di dalam Dia” (1 Yohanes 2:5).
3. Bukti lain tentang keselamatan ialah kasih akan saudara-saudara. Yohanes
menulis: “Kita tahu, bahwa kita sudah berpindah dari dalam maut ke dalam hidup,
yaitu karena kita mengasihi saudara kita” (1 Yohanes 3:14). “Setiap orang yang
percaya, bahwa Yesus adalah Kristus, lahir dari Allah, dan setiap orang yang
mengasihi Dia yang melahirkan, mengasihi juga dia yang lahir daripadaNya” (1
Yohanes 5:1).
Beberapa tahun yang lalu seorang sahabat dari sebuah kita di bagian selatan
datang mengunjungi saya. Dia membawa surat yang baru dia dapatkan dari baru-baru
ini dari adik perempuannya, yang baru saja diselamatkan. Dia menjadi seorang
anggota gereja selama bertahun-tahu, namun karena dia (adik perempuannya) belum
mengenal Tuhan, dia mengkritik abangnya itu dan semangatnya bagi pekerjaan Tuhan.
Adiknya itu tidak bisa memahami mengapa abangnya dan orang lain dalam gereja yang
kecil bisa begitu ramah saatu dengan yang lain dan kasih selalu hadir dalam kehidupan
orang lain.
Suatu hari Tuhan menyelamatkan dia, dan surat itu yang baru saja diterima
oleh sahabat saya iyu menceritakan kepadanya mengenai pengalaman itu. Adiknya itu
berkata bahwa sekarang dia bisa mengerti mengapa orang-orang Kristen sejati
menjadikan kasih bagi satu dengan yang lain—itu karena mereka semua memiliki jenis
kehidupan yang sama. Itu adalah tepat seperti apa yang dikatakan oleh Yohanes.
4. Juga, ketika seseorang percaya kepada Kristus Roh kudus datang ke dalam hatinya
dan tinggal di dalamnya. Karena Dia hadir di dalam hati maka kita akan
menyadari akan hadiratNya. Salah satu tanda akan adanya hadirat Roh Kudus
adalah ketika rindu memanggil Allah Bapa kita. Dia membangun suatu hubungan
yang baru. Paulus menulis sehubungan dengan itu: “Dan karena kamu adalah anak,
maka Allah telah menyuruh Roh AnakNya ke dalam hati kita, yang berseru: ‘Ya
abba, ya Bappa!” (Galatia 4:6). Roh itu sendiri bersaksi bersama-sama dengan roh
kita, bahwa kita adalah anak-anak Allah (Roma 8:15,16).
Yesus juga menggambarkan kebenaran yang membahagiakan ini: “Dan inilah
perintahnya itu: supaya kita percaya akan nama Yesus Kristus, AnakNya, dan supaya
kita saling mengasihi sesuai dengan perintah yang diberikan Kristus kepada kita.
Barangsiapa menuruti segala perintahNya, ia diam di dalam AAllahdan Allah di dalam
Dia. Dan demikianlah kita ketahui bahwa Allah ada di dalam kita, yaitu Roh yang
telah ia karuniakan kepada kita” (1 Yohanes 3:24,25).
5. Kepastian hati adalah hasil tinggalnya kita di dalam kebenaran dalam Firman
Allah. Ketika seseorang tinggal di dalam firmanNya di dalam dirinya tidak akan
ada perbedaan bagaimana perasaannya pada saat itu. Yohanes menulis: “Semuanya
itu kutuliskan kepadamu, supaya kamu yang percaya kepada nama Anak Allah,
tahu, bahwa kamu memiliki hidup yang kekal” (1 Yohanes 5:13). Itu adlah
masalah kepercayaan dan pengenalan, bukan perasaan dan pengenalan.

D. “ORANG-ORANG KRISTEN BEGITU GOYAH.”

Jangan coba berdebat melawan tuntutan ini, tapi akui saja. Ada banyak orang-
orang munafik di dalam gereja, tapi ada lebih banyak lagi orang yang demikian di luar
sana daripada yang ada di dalam. Setiap hal yang baik itu bisa dipalsukan/ditirukan.
Toko permata yang murah tidak dipalsukan, namun batu-batu yang asli di toko yang
mahal yang berada di sebelahnya mungkin saja begitu. Ada banyak yang mengklaim
menjadi orang-orang Kristen, dan sama seperti lalang dalam perumpamaan itu (Matius
13:24-30), mirip dengan gandum, namun ada perbedaan dimana keabadian yang akan
menyatakannya.

1. Kurang pemahaman.
Dengan kata lain, orang yang tidak akan berhubungan dengan gereja karena ia
mengklaim adanya orang-orang munafik di dalamnya, tidak memahami bahwa banyak
orang yang dia perhatikan itu adalah bayi-bayi di dalam Kristus. Dia mendengar
mengenai seseorang yang Kristen dan ia mulai melihat kehidupan itu. Ketika hal itu
tidak merupakan ukuran terhadap pandangannya mengenai kehidupan orang Kristen,
dialangsung mengkritiknya karena dia tidak mengerti kebenaran mendasar dalam
kehidupan Kristen; bahwa seseorang dilahirkan ke dalam keluarga Allah sebagai
seorang bayi rohani, bukan sebagai orang Kristen dewasa yang sempurna. Banyak
sifat kekanak-kanakan yang tetap saja begitu jika seseorang tidak bertumbuh dalam
anugrah dan dalam pengenalan akan Kristus. Hal itu harus diakui bahwa karena
banyak orang Kristen tidak mempelajari Alkitab dan bertumbuh dalam pengetahuan
mereka tidak bertumbuh ke dalam kehidupan Kristen yang dewasa. Ada orang-orang
yang mengkritik ketika mereka melihat ada penghakiman yang dilalui oleh orang-orang
Kristen.

3. Mungkin hanya alasan.


Setelah berbicara dengan orang ini pekerja pereorangan boleh merasakan
bahwa kehadiran orang-orang munafik dalam gereja adalah bukan alasan yang
sebenarnya atas kegagalannya untuk datang kepada Kristus. Itu bisa saja bisa lebih
dalam daripada hal itu. Sehingga alasannya itu mungkin saja hanya merupakan dalil
saja. Cobalah berbicara kepadanya utuk melihat fakta tersebut.

4. Cara penanganannya.
a. Usahakan untuk mengalihkan perhatiannyakepada dirinya dan kepada keadaannya
seendiri. Tunjukkan bagi dia bahwa hatinya sendiri sangat penuh tipu daya di atas
segala sesuatu yang lain dan begitu jahat, dan bahwa Tuhan itu adalah Seorang
yang menyelidiki hati (Yeremia 17:9,10).
b. Tunjukkan juga kepadanya bahwa setiap orang harus berdiri sendiri di hadapan
Allah. Allah harus menjawab bagi dirinya sendiri. Ada banyak hal yang harus kita
lakukan sendiri daripada menggantungkan diri kepada orang lain. Kita lahir
sendiri-sendiri ke dalam dunia ini, kita mati sendiri, dan kita berdiri di hadapan
Allah sendiri. Alasan yang bukan-bukan mengenai ketidakteguhan orang lain tidak
akan membentuk suatu bidang kebenaran di hadapan Allah. Paulus menulis:
“Sebab, oleh karena mereka tidak mengenal Allah dan oleh karena mereka
berusaha untuk mendirikan kebenaran mereka sendiri, maka mereka tidak takluk
kepada kebenaran Allah” (Roma 10:3). “Sebab bukan orang yang memuji-muji
diri yang tahan uji, melainkan orang yang dipuji Tuhan” (2 Korintus 10:18).
c. Menghakimi orang lain bukanlah cara untuk meloloskan diri dari penghakiman,
melainkan itu adalah cara yang paling meyakinkan untuk mendatangkannya.
Alkitab sangat jelas dalam hal ini. “Karena itu, hai manusia, siapapun juga engkau,
yang menghakimi orang lain, engkau sendiri tidak bebas dari salah. Sebab, dalam
menghakimi orang ain, engkau menghakimi dirimu sendiri, karena engkau yang
menghakimi orang lain, melakukan hal-hal yang sama. Tetapi kita tahu bahwa
hukuman Allah berlangsung secara jujur atas mereka yang berbuat demikian. Dan
engkau, hai manusia, engaku yang menghakimi mereka yang berbuat demikian,
sedangkan engkau sendiri melakukannya juga, adakah engkau sangka bahwa
engkau akan luput dari hukuman Allah? Maukah engkau menganggap sepi
kekayaan kemurahanNya, kesabaranNya dan kelapangan hatiNya? Tidakkah
engkau tahu, bahwa maksud kemurahan Allah ialah menuntun engkau kepada
pertobatan? Tetapi oleh kekerasan hatimu yang tidak mau bertobat, engkau
menimbun murka atas dirimu sendiri pada hari waktu mana murka dan hukuman
Allah yang adil akan dinyatakan. Ia akan membalas setiap orang menurut
perbuatannya, yaitu hidup kekal kepada mereka yang dengan tekun berbuat baik,
mencari kemuliaan, kehormatan dan ketidakbinasaan, tetapi murka dan geram
kepada mereka yang mencari kepentingan sendiri, yang tidak taat kepada
kebenaran, melainkan taat kepada kelaliman. Penderitaan dan kesesakan akan
menimpa setiap orang yang hidup yang berbuat jahat, pertama-tama orang Yahudi,
dan juga orang Yunani, tetapi kemuliaan, kehormatan dan damai sejahtera akan
diperoleh semua orang yang berbuat baik, pertama-tama orang Yahudi, dan juga
orang Yunani. Sebab Allah tidak memandang bulu” (Roma 2:1-11).
d. Tunjukkan kepada orang yang mengkritik tersebut bahwa ketika Tuhan memanggil
jemaatNYa yang sejati kepada DiriNya sendiri untuk bertemu dengan Dia di
angkasa, orang-orang munafik semuanya akan beada di belakang (1 Tesalonika
4:13-18). Hanya mereka yang namanya tertulis di buku kehidupan Anak Domba
itu yang berada dalam kelompok yang disambut oleh Yesus (Wahyu 21:27),
sementara yang lainnyaakan berada dalam tempat mereka dalam lautan api yaitu
kematian kedua (Wahyu 21:8; 22:15). Adalah mungkin bagi seseorang untuk
menyimpan namanya di dalam daftar nama di gereja namun tanpa memiliki
namanyqa dalam buku kehidupan Anak Domba. Tanyai dia apakah namanya ada
dalam buku itu. Jika tidak ada di sana, dia akan menggunakan waktu seterusnya
bersama dengan orang-orang munafik, sebab dia akan menjadi salah satu dari
antara mereka. Desak dia untuk menerima Yesus, sebab adalah lebih baik untuk
menggunakan beberapa tahun berada di sini dengan orang-orang munafik dan
terpisah dengan mereka selama-lamanya, daripada mencoba untuk menjauhi
mereka di sini untuk beberapa tahun lamanaya, hanya untuk menghabiskan masa
kekekalan dalam hubungan mereka.

E. “KITA SEMUANYA SAMA-SAMA MENUJU KE SURGA WALAUPUN


JALANNYA BERBEDA-BEDA.”

Ini adalah pengharapan yang terkenal yang diyakini oleh banyak orang. Itu
dilandaskan pada buah pikiran bahwa surga itu adalah tujuan dari semua yang
beragama, dan yang sedang mencoba melakukan hal yang terbaik yang dapat mereka
lakukan. Allah dipandang sebagai Bapa bagi semua orang, dan bahwa ada banyak
jalan yang menuntun kepada hadiratNya.

1. Ketulusan hati bukan berarti keselamata.


Jika seseorang bersifat tulus dalam apa yang dia percayai itu tidak membuat
perbedaan terhadap apa yang dia percayai, sebab semua jalan menuntun kepada Allah.
Gagasan ini diungkapkan dalam sebuah sajak kecil, pengarangnya tidak dikenal:

Semua jalan yang menuntun kepada Allah adalah baik;


Apapun itu, imanmu atau imanku?
Semuanya berpudat kepada tujuan ilahi
Tentang saudara kekal kasih.

Sebelum buku tertua ditulis,


Penuh dengan banyak jiwa yang pra-sejarah
Tiba pada tujuan yang tidak berubah itu
Melalui kasih yang tidak berubah yang menuntun kepadanya.

Walaupun cabang demi cabang membuktikan kaya yang rapuh,


Akarnya hangat dengan anggur yang berharga.
Maka peliharalah imanmu, dan biarkanlah dengan imanku sendiri;
Semua jalan yang menuntun kepada Allah adalah baik.

2. Ajaran Kristus.
Tuhan Yesus Kristus tidak mengajarkan filsahat yang terkenal ini. Perhatikan
beberapa kataNya yang mengajar dengan begitu jelaws bahwa Dia sendiri adalah saatu-
satunya jalan menuju ke surga.
“Akulah jalan, kebenaran, dan hidup; tidak ada seorangpun yang datang kepada
Bapa kalau tidak melalui Aku” (Yohanes 14:6).
“Sesungguhnya Akulah pintu ke domba-domba itu. Semua orang yang datang
sebelum Aku, adalah pencuri dan perampok, dan domba-domba itu tidak mendengar
mereka. Akulah pintu; barangsiapa masuk melalui Aku, ia akan selamat dan ia akan
masuk dan keluar dan menemukan padang rumput” (Yohanes 10:7-10).
“Domba-dombaKu mendengarkan suaraKu dan Aku mengenal mereka dan
mereka mengikut Aku, dan Aku memberikan hidup yang kekal kepada mereka dan
mereka pasti tidak akan binasa sampai selama-lamanya dan seorangpun tidak akan
merebut dari tanganKu. BapaKu, yang memberikan mereka kepadaKu, lebih besar
daripada siapapun, dan seorangpun tidak dapat merebut mereka dari tangan Bapa. Aku
dan Bapa adalah satu” (Yohanes 10:27-30).
“Karena itu tadi Aku berkata kepadamu, bahwa kamu akan mati dalam dosam;
sebab jikalau kamu tidak percaya, bahwa Akulah Dia, kamu akan mati dalam dosamu”
(Yohanes 8:24).
3. Para penulis Perjanjian Baru.
Para penulis Perjanjian Baru telah memberikan kebenaran yang sama. Berikut
adalah beberapa dari sekian banyaknya Alkitab, yang menyatakan dalam berbagai cara
mengenai fakta bahwa hanya ada satu jalan menuju ke surga, yaitu melalui Tuhan
Yesus Kristus: “Dan keselamtan tidak ada dalam siapapun juga selain di dalam dia,
sebab di bawah kolong langit ini tidak ada nama lain yang diberikan kepada manusia
yang olehnya kita dapat diselamatkan” (Kisah 4:12).
“Jadi ketahuilah, hai saudara-saudara, oleh karena Dialah maka diberitakan
kepada kamu pengampunan dosa. Dan di dalam Dialah setiap orang yang percaya
memperoleh pembebasan dari segala dosa, yang tidak dapat kamu peroleh dari hukum
Musa” (Kisah 13:38,39). “Karena Allah itu esa dan esa pula Dia yang menjadi
pengantara antara Allah dan manusia, yaitu manusia Yesus Kristus” (1 Timotius 2:5).
“Karena tidak ada seorangpun yang dapat meletakkan dsar lain daripada dasar yang
telah diletakkan, yaitu Yesus Kristus” (1 Korintus 3:11). “Sebab juga Kristus juga
telah mati sekali untuk segala dosa kita, Ia yang benar unuk orang-orang yang tidak
benar, supaya Ia membawa kita kepada Allah; Ia, yang telah dibunuh dalam
keadaanNya sebagai manusia, tetapi yang telah dibangkitakan menurut Roh” (1 Petrus
3:18).
Ayat-ayat Alkitab ini cukup untuk membuktikkan bahwa hanya ada saatu jalan
ke surga. Itu adalah jalan yang lurus dan sempit yang menuntun kepada hidup (Matius
7:14). Sebuah jalan yang lain membuat seseorang menjadi seorang pelanggar.
Paulus mengingatkan orang-orang Kristen di Efesus bahwa sebelummereka
datang kepada Kristus mereka mati dalam pelanggaran dn dosa-dosa mereka (Efesus
2:1). Mereka tadinya adalah sangat giat dalam agama mereka sebagai para penyembah
dewi Diana, namun fakta itu telah menjadikan mereka para pelanggar, sebab mereka
sudah mencoba mendapatkan surga dengan cara yang lain gantinya Allah yang telah
mengurapi melalui Yesus Kristus.
Dr. Harry Rimmer sering memberikan ilustrasi mengenai kebenaran ini yang
selalu menyenangkan hati para pendengarnya. Itu adlah sebuah pengalaman yang dia
alami sebagai seorang anak laki-laki ketika ia tinggal di sebuah bukit di Kalfornia.
Pada musim panas itu dia dan teman-temannya berenang setiap sore di sungai
yng mengalir ke sebelah barat kota itu. Pada suatu sore mereka memutuskan untuk
berenang di sungai yang ada di sebelah timur dari kota itu, dan jalan menuju ke sungai
itu harus melalui kebun buah-buahan milik seorang lelaki bernama Paginni.
Paginni menanam pohon aprikot yang terbaik di lembah itu, dan melindungi
tanaman mereka dengan sangat ketat. Dia telah menjaga kebun buah-buahannya
dengan tanda “Jangan Melanggar.” Setiap jalan setapak di pinggir jalan itu adalah
termasuk dalam larangan ini. Sebagai tambahan ia membuat pos penjagaan di
kebunnya sambil membawa senjata pendek berlaras dua yang diisi dengan garam batu.
Di tumitnya dia membuat penjagaan dengan seekor anjing yang galak.
Sementara rombongan anak-anak lelaki ini berjalan melalui jalan itu, mereka
“sangat terkejut’ ketika melihat bahwa buah-buah aprikot milik Paginni sudah masak.
Mulut mereka diairi oleh keinginan buah yang lesat itu. Namun setiap kali mereka
melangkahkan kaki mereka menyaksikan salah satu dari banyaknya tanda “jangan
Melanggar.” Paginni sudah memilki masalah dengan anak-anak ini sebelumnya, dan
dia telah memutuskan tidak akan membiarkan mereka mencicipi buahnya kali ini.
Seorang anak melihat kepada yang lain dan setelah berusaha mengejanya
“Jangan Melanggar,” berkata, “Saya tidak tahu apa artinya itu.?”
Tak seorangpun yang kelihatannya tahu, namun mereka tiba pada
kesimpulanmungkin itu artinya, “Dilarang Masuk.”
Namun, hal itu tidak mengurangi hasrat mereka untuk mendapatkan aprikot
milik Paginni.
Sementara mereka berjalan perlahan-lahan, mereka tiba di sebuah tempat yang
kecil dimana tidak ada tanda. Kali ini adalah kesempatan mereka untuk mengambil
buah itu. Mereka menyuruh adiknya Hrry untuk tinggal di luar areal dan mengamarkan
mereka apabila Paginni sewaktu-waktu datang, memberi iming-iming kepadanya
bahwa mereka akan memberikan hadiah yang luar biasa dengan aprikot-aprikot itu,
ahirnya mereka memanjat pagar dan segera menikmati buah itu. Anak-anak yang lebih
kecil tetap berada di bawah pohon, sementara anak-anak yang lebih besar naik pohon.
Harry, menjadi pimpinan kelompok itu, dia pilih pohon yang terbaik, dan naik ke
bagian yang paing tinggi dimana aprikot yang terbaik tergantung disana. Dia makan
sampai kenyang, dan kemudian memutuskan untuk membawa buah yang lainnya utuk
disantap nanti setelah berenang. Dia ikatkan bajunya di sekitar badannya, dan dengan
hati-hati dia gunakan bajunya itu untuk diisi dengan buah aprikot yang matang-matang
sekali.
Namun suatu hal yang membahayakan terjadi pada waktu itu. “Penjaga” yang
sementara berjaga-jaga di jalan, dan yang tugas utamanya adalah mengamarkan teman-
temannya kalau-kalau Tuan Paginni datang, mengetahui bahwa kejujuran rai teman-
temannya itu tidak bisa dipercaya, dan ahirnya iapun menyimpukan bahwa kalau ia
mau makan sampai kenyang buah aprikot itu ia harus mendapatkan mereka untuk
dirinya. Jadi dia tinggalkan pos tempat dia berjaga itu dan memanjat pagar.
Dia menikmati buah itu, dia tidak melihat Paginni masuk ke kebun itu. Ketika
Paginni terlihat oleh mereka, anak-anak mengucapkan suatu yel, memanjat pagar, dan
langsung menuju ke sungai.Harry mulai turun sewaspada mungkin, sebab dia tidak
mau merusak buah-buah yang ada dalam bajunya. Namun ketika melihat bahwa
Paginni semakin cepat berada lebih dekat, dia tidak peduli lagi, dan melorot ke bawah
secepat dia dapat. Buahnya menjadi bonyok tertekan oleh dadanya dan menyemprot di
sekitar kerah bajunya. Tuan Paginni, menyadari dia tidak akan menangkap mangsanya
itu, dia berhenti, mengambil sasaran dan menembak. Sasarannya luar biasa. Harry
berteriak, jatuh ke tanah, melompat pagar, dan lari ke sungai. Dia menyelam ke dalam
air dan berenang ke sisi yang lain. Kemudian dia memanaskan pasir dingan sedikitnya
sepanjang seperempat mil jauhnya sementara dia bergerak dari satu tempat ke tempat
yang lain untuk membebaskan sengatan garam batu yang ditembakkannya kepadanya.
Kegelapan telah tiba pada waktu ia tiba di rumahnya. Adiknya telah
mendahuluinya sejam yang lalu dan telah memberitahukan kepada ibunya tentang
kejadian tadi sore. Makan malam sudah usai dan ibunya sedang mencuci piring.
Setelah dia selesai makan malam, Harry berkata kepada ibunya, “Bu, apakah artinya
‘Dilarang Melanggar’ itu?”
Ibunya, bertindak sebagai seorang ibu yang bijaksana, tidak menghentikan
pekerjaannya melainkan sambil menjawab, “Nak, Ibu rasa kamu tahu!”
“Dilarang Melanggar” artinya “Dilarang Masuk.” Pemilik sebidang tanah itu
punya hak yang sempurna untuk memaksakan bahwa tak seorang pun boleh masuk ke
dalam kebunnya tanpa seijin dia, dan jika seseorang tidak memperhatikan hal itu dia
dianggap sebagai seorang pelanggar.
Allah mempunyai hak yang sama. Dia telah berkata bahwa tak seorangpun
dapat masuk ke dalam surga kecuali melalui jalan yang telah IA sediakan. Jalan itu
ialah melalui Tuhan Yesus Kristus. Setiap jalan yang lain menjadikan si pencari
seorang pelanggar.

F. “KEHIDUPAN KRISTEN ITU TERLALU SUKAR.”

Ini adalah suatu keberatan yang kadang-kadang dilontarkan ketika tuntutan


Kristus disampaikan kepada seseorang.

1. Keluhan-keluhan.
Mungkin ia berkata, “ Saya sudah mencoba kehidupan Kristen tapi selalu
gagal.” “Ada banyak hal yang harus ditinggalkan.” “Itu oke-oke saja bagi orang tua
dan anak-anak tapi tidak bagi orang muda.” “Itu merampas semua kesenangan hidup.”

2. Bagaimana berhubungan.

a. Katakan kepada orang itu bahwa kehidupan Kristen itu, kehidupan Kristen yang
sejati, bukanlah sekadar tingkah laku melainkan suatu kehidupan yang baru dengan
keinginan-keinginan baru, sikap yang baru, tujuan-tujuan yang baru, dan rencana
yang baru. Itu adalah Kristus di dalam diri seseorang yang menghidupkan
kehidupanNya dalam diri orang percaya.
b. Alkitab memberikan gambaran kehidupan yang benar. Menurut Alkitab setiap
orang apakah ia selamat atau hilang, apakah ia anak Allah ataukah anak Setan,
apakah ia berada pada jalan menuju ke surga ataukah pada jalan menuju ke neraka.
Tanyailah dia termasuk di kelompok mana dia.
c. Tunjukkan kepada orang ini bagaimana bodohnya jika menolak Kristus, sebab itu
artinya bahwa dia akan mati dalam dosa-dosanya (Yohanes 8:24); bahwa ia
sekarang sedang hidup di bawah murka Allah (Yohanes 3:36); dan hari demi hari
dia sedang mengumpulkan anggur murka terhadap hari kemurkaan dan pernyataan
penghakiman Allah yang benar (Roma 2:5); sebab dia menolak kekayaan kebaikan
dan kesabaran Allah (Roma 2:4). Berikan kesan mengenai hal ini kepada orang
tersebut bahwa dia adalah satu-satunya detakan jantung dari kekekalan dan bahwa
jika ia mati di dalam dosa-dosanya dia akan mengalami penderitaan yang segera
(Lukas 16:23). Katakan kepadanya bahwa Alkitab berkata bahwa ada jalan yang
disangka orang lurus tetapi ujungnya menuju maut (Amsal 14:12), bahwa dosa
selalu menciptakan upah yaitu maut (Roma 6:23).
d. Tunjukkan kepadanya, dengan kata lain, bahwa ada pengampunan dosa melalui
Yesus Kristus (Kisah 13:38), bahwa Kristus telah mati bagi dia untuk
membawakan dia kepada Allah (1 Petrus 3:18).

G. “BAGAIMANA DENGAN ORANG YANG MURTAD; BUKANKAH IA


KEHILANGAN KESELAMATANNYA?’

1. Arti istilah itu.


Orang yang murtad adalah salah satu dari anak Allah yang telah jauh ke dalam
dosa. Alkitab mempunyai beberapa ilustrasi mengenai keadaan ini, diantaranya adalah
Daud (2 Samuel 11-12), dan Petrus (Lukas 22:31-34 ; Markus 14:66-72). Kedua orang
ini mengenal Allah , namun keduanya jatuh ke dalam dosa. Daud melakukan dosa
perzinahan, dan kemudian melakukan pembunuhan. Petrus menyangkal Tuhannya
dengan kutuk dan sumpah, menyatakan bahwa dia tidak pernah mengenal Yesus.
Paulus telah berhubungan dengan beberapa kasus kemurtadan di jemaat Korintus (1
Korintus 3:1-4 ; 5:1).

2. Pemulihan atau keselamatan.


Apakah orang sudah murtad perlu diselamatkan lagi? Apakah ia kehilangan
keselamatannya ketika ia berdosa? Beberapa orang berpikir demikian, dan menekankan
suatu tindakan keselamatan yang baru. Penulis menyadari, bagaimanapun juga, bahwa
anak Allah tidak kehilangan keselamtan, tapi kehilangan hubungannya dengan Tuhan.
Nabi Nathan tidak mendekati Daud di atas dasar kebutuhannya akan
keselamatan, tapi pada pengakuan dan pengampunan. Doa Daud tentang pengakuan
dan hasil pengampunannya dicatat dalam Mazmur 51 dan 52.
Petrus tidak dikatakan bahwa dia merasa perlu untuk diselamatkan lagi,
melainkan bahwa ketika ia “sadar kembali” (Yunani), dia akan menguatkan saudara-
saudaranya (Lukas 22:32).
Paulus tidak mengatakan bahwa seseorang yang melakukan dosa inses telah
mengalami kehilangan keselamtannya, melainkan bahwa dia memerlukan disiplin
gereja. Ini menuntun dia kepada pemulihannya (2 Korintus 2:1-8).

3. Tuhan Mencari dia.


Kasus ini membawa kepada kebenaran bahwa Tuhan sedang mencari orang
yang murtad/hilang. Dia kadang-kadang mencari dia dengan tongkat ganjaran (Lukas
15:11-16 ; 1 Korintus 5:5 ; Ibrani 12:5-14)); Terkadang Ia juga mencari dia melalui
teguran dari orang-orang saleh (2 Samuel 12:1-7 ; Galatia 6:1); Dia terkadang mencari
dia melalui panggilan secara langsung (Yesaya 1:18 ; Hosea 14:4,5).

4. Allah rindu untuk memelihara dia.


Kerinduan Allah untuk membebaskan dan memelihara bagi diriNya mereka
yang terhanyut dari Dia diilustrasikan dalam kelepasan Lot dari kota Sodom (Kejadian
19:1-16), dan dalam cerita mengenai anak yang hilang (Lukas 15:11-24).

5. Allah Berdoa bagi orang yang murtad.


Dia berkata bahwa Dia akan berdoa untuk Petrus (Lukas 22:31-34), dan
Yohanes berkata: “Jika seseorang berdosa kita mempunyai Pembela pada Bapa, yaitu
Yesus Kristus yang benar” (1 Yohanes 2:1).

6. Orang Kristen menerima orang yang hilang ke dalam persekutuan.


Orang Kristen yang rohani didesak oleh Paulus untuk memulihkan orang yang
telah jatuh ke dalam kesalahan (Galatia 6:1).

7. Tanggungjawab dari orang yang murtad.


Tanggungjawab orang yang murtad ialah bertobat dan mengaku (1 Yohanes
1:9). Pengampunan dan pemulihan kepada persekutuan dijanjikan oleh Allah.

H. “AGAMA ITU ADALAH SEMATA-MATA KEBODOHAN.”

Setujuilah dia dengan kebaratan ini. Adalah benar menurut Alkitab. Ini akan
membuat si penolak terperanjat.
Paulus menulis: “Sebab pemberitaan tentang salib memang adalah kebodohan
bagi mereka yang akan binasa, tetapi bagi kita yang diselamatkan pemberitaan itu
adalah kekuatan Allah. Karena ada tertulis: ‘Aku akan membinasakan hikmat orang-
orang berhikmat dan kearifan orang-orang bijak akan Kulenyapkan.’ Dimanakah
orang-orang berhikmat? Dimanakah ahli Taurat? Dimanakah pembantah dari dunia ini?
Bukankah Allah telah membuat hikmat dunia ini menjadi kebodohan? Oleh karena
dunia, dalam hikmat Allah, tidak mengenal Allah oleh hikmatnya, maka Allah
berkenan menyelamatkan mereka yang percaya oleh kebodohan pemberitaan Injil….”
(1 Korintus 1:18-24).
“Dunia dengan segala hikmatnya tidak mengenal Allah.” Bagaimana
pernyataan itu benar! Agama adalah jalan dimana manusia mencari Allah.
Kekristenan adalah kebenaran Allah yang mencari manusia (Lukas 19:10), dan itu
sangat berbeda.
Paulus menulis lagi: “Tetapi manusia duniawi tidak dapat menerima apa yang
berasal dari Roh Allah, karena hal itu baginya adalah suatu kebodohan, dan ia tidak
dapat memahaminya, sebab hal itu hanya dapat dinilai secara rohani” (1 Korintus
2:14).
Jika hal-hal mengenai Roh Allah adalah suatu kebodohan bagi seseorang, itu
adalah bukti bahwa orang itu hilang/sesat.
I. “ALLAH TERLALU BAIK MENGIRIMKAN ORANG BERDOSA YANG
MALANG KE NEREKA."

Kebenarannya ialah bahwa Allah telah melakukan segala sesuatu yang perlu
untuk menjaga orang berdosa agar tidak masuk neraka. Jika dia pergi ke sana, itu
disebabkan karena dia telah memilih pergi ke sana.
Dr. R.A. Torrey mengkhotbahkan sebuah khitbah dalam kampanye
penginjilannya beberapa tahun yang lalu yang berjudul, “Blokade Allah Mengenai
Jalan Ke Neraka.” Dalam khotbahnya itu dia menunjukkan banyak blokade yang Allah
telah Allah tempatkan dalam jalan manusia ke nereka. Beberapa di antaranya ialah:
“Alkitab dan PengajaranNya” ; “Doa-doa Seorang Ibu” ; “Pengaruh Kudus Seorang
Ibu dan Pengajaran Ibu” ; “Khotbah-khotbah Yang Kita Dengarkan” ; “Pengaruh
Guru Sekolah Minggu” ; “Suatu Firman Yang Baik” ; “Roh Kudus dan PekerjaanNya”
; “Salib.” Jika seseorang pergi ke neraka, itu disebabkan karena ia tidak
memperhatikan terhadap banyaknya blokade yang Allah telah tempatkan dalam
jalannya.
Lautan api, tempat penghukuman yang kekal, disediakan oleh Allah bagi Iblis
dan para malaikatnya (Matius 25:41, 46). Tidak ada intimasi yang disediakan untuk
kelompok orang lain daripada yang disebutkan oleh Yesus. Namun, Yesus berkata
bahwa mereka yang berada di sebelah kiriNya dalam penghakiman bangsa-bangsa akan
diserahkan ke tempat penghukuman selama-lamanya.
Rasul Paulus menulis: “dan untuk memberikan kelegaan kepada kamu yang
ditindas, dan juga kepada kami, pada waktu Tuhan Yesus dari dalam surga menyatakan
diriNya bersama-sama dengan malaikat-malaikatNya dalam kuasaNya, di dalam api
yang bernyala-nyala, dan mengadakan pembalasan terhadap mereka yang tidak mau
mengenal Allah dan tidak mentaati Injil Yesus, Tuhan kita…” (2 Tesalonika 1:7-9).
Dasar dari penghakiman dalam pasal Alkitab tersebut adalah bahwa orang-orang yang
menerima penghukuman adalah mereka yang tidak mengenal Allah, dan yang tidak
menuruti Injil Tuhan Yesus.
Buku wahyu memberikan gambaran yang jelas mengenai Penghakiman Tahta
Putih yang Besar, ketika orang-orang mati berdiri di hadapan Allah dan buku-buku
dibuka. Setiap orang dalam pemandangan ini akan dihakimi menurut perbuatannya.
Keselamatan bukanlah pertanyaan melainkan tinkgat-tingkat penghukuman yang akan
dilaksanakan. Ayat terahir dalam bagian ini ialah: “Barangsiapa yang tidak didapati
namanya tertulis dalam buku kehidupan akan dicampaikkan ke dalam lautan api”
(Wahyu 22:11-15).
Mereka yang pergi ke dalam lautan api dicampakkan ke sana karena nama-
nama mereka tidak tertulis dalam buku kehidupan Anak Domba. Hanya nama-nama
dari mereka yang telah mengakui Yesus Kristus sebagai Anak Allah dan Juruselamat
mereka terdapat dalam buku itu.
Penolak yang tetap ngotot menyatakan bahwa Allah terlalu baik untuk
mengirimkan orang berdosa ke nereka belum memperhitungkan terhadap fakta bahwa
Yesus Kristus adalah Anak Domba Allah yang datang untuk mengangkut dosa dunia
(Yohanes 1:29). Pertanyaan dosa telah diambil di atas kayu salib, sekarang itu menjadi
pertanyaan Sang Anak. Mereka yang menolakAnak tidak akan meilhat hidup,
melainkan murka Allah akan menjadi bagian mereka (Yohanes 3:36).
Tak seorang pun yang menolak Anak Allah dibiarkan tanpa hukuman. Allah
akan bertindak keras terhadap musuh-musuh AnakNya. Yohanes menulis:
“Barangsiapa menolak Anak, ia tidak memiliki Bapa” (1 Yohanes 2:23). “Ia yang
tidak menghormati Anak tidak menghormati Bapa yang telah mengutus Dia” (Yohanes
5:23).

PERTANYAAN DAN LATIHAN

1. Apakah yang harus pekerja pribadi putuskan terhadap seseorang yang mengklaim
bahwa dia tidak dapt meninggalkan dosa-dosanya?
2. Berikan beberapa alasan mengapa orang tidak mau meninggalkan dosa-dosa
mereka?
3. Daftarkan ayat-ayat Alkitab yang membuktikkan bhwa Allah sanggup menyucikan
dari segala dosa!
4. Mengapa seseorang tidak harus melihat kepada perasaan-perasaannya terhadap
jaminan keselamtan yang ditawarkan kepadanya?
5. Berikan beberapa bukti Alkitabiah mengenai keselamatan!
6. Bagaimana seseorang dapat menyikapi ketidakteguhan dari orang-orang Kristen?
7. Mengapa tidak bisa bagi si penolak yang berkata ada terlalu banyak kemunafikan di
dalam gereja bersembunyi di belakang mereka?
8. Buktikan bahwa adalah tidak benar semua kepercayaan/keyakinan menuntun
kepada Allah!
9. Berikan ayat Alkitab yang mengajarkan bahwa Kristus adalah satu-satunya jalan
kepada Allah Bapa!
10. Mengapa beberapa orang mengklaim kehidupan orang Kristen terlalu berat?
Bagaimana anda akan berhubungan dengan mereka yang demikian?
11. Berikan beberapa alasan mengapa adalah suatu kebodohan menolak Kristus!
12. Siapakah orang yang murtad itu?
13. Berikan beberapa ilustrasi Alkitabiah mengenai orang-orang yang mundur/murtad!
14. Apakah tanggungjawab dari orang yang mundur/murtad?
15. Apakah bedanya antara agama dan Kekristenan?
16. Dapatkah dunia dengan segala hikmatnya mengenal Allah? Buktikan melalui
Alkitab!
17. Apakah lautan api itu sedang meyala sekarang? Apa yang Alkitab ajarkan
mengenai hal ini?
18. Siapa yang akan dicampakkan ke dalamnya?
19. Berikan beberapa blokade yang Allah telah tempatkan dalam jalan seseorang!
20. Mengapa Allah akan bertindak kejam/keras terhadap musuh-musuh AnakNya?
PELAJARAN 21

Sekte-sekte Agama

A. ARTI SEKTE.

Dalam artinya yang paling umum kata sekte menunjukkan sistem perbaktian.
Di bawah definisi ini Kekristenan dapat disebut sebagai sekte, demikian pula dengan
para pengikut Muhammad, Budha, dan semua agama lain di dunia. Tentu, ada
perbedaan-perbedaan antara semua agama tersebut dengan Kekristenan yang membuat
iman kepercayaan kita berdiri dengan unik dari semua sistem lainnya. Perbedaan
utama bisa diungkapkan dalam satu kalimat, yaitu bahwa sementara agama-agama
dunia adalah merupakan usaha-usaha manusia untuk menjangkau Allah, sedangkan
Kekristenan menyatakan Allah menjangkau ke bawah kepada manusia. Adalah tidak
sulit untuk melihat bagaimana perbedaan ini mempengaruhi pengharapan akan
keselamtan.
Kita tidak berminat dengan arti yang umum ini terhadapa kata sekte. Kita
agaknya menggunakannya dengan suatu konotasi yang lebih khusus, yang merujuk
kepada sistem-sistem itu yang muncul di dalam orbit Kekristenan yang diakui,
menuntut menjadi Kekristenan yang sejati, sementara pada saat yang sama
meruntuhkan intisari pekabaran dari iman kita. Hal itu tidak perlu membuat kita
bingung terhadap denominasi injili yang, sementara berbeda terhadap hal-hal yang
menyangkut doktrin tertentu dan praktik tertentu, namun secara mendasar
mempertahankan intisari kebenaran Kristen. Kita sedang berpikir lebih banyak tentang
sekte yang bersifat bidat yang memperdagangkan nama “Kristen,” namun terpisah dari
kebenaran-kebenaran pusat. Itu mungkin merupakan kasus-kasus garis batas dimana
itu sulit menentukan apakah kelompok itu bisa disebut suatu denominasi atau sebuah
ssekte bidat, dan dalam beberapa contoh keputusan itu akan sangat bergantung kepada
latarbelakang seseorang. Dalam sebuah buku yang berhubungan dengan
pergerakannya dari Kekristenan ortodoks the Plymouth Brethren yang dihubungkan
dengan suatu sekte, yang secara menyeluruh adalah bidat, sedangkan kebanyakan dari
kita memperhatikan mereka sebagai dia antara kelompok injili kita yang paling
beriman. Hal ini akan menunjukkan bahwa dalam beberapa kasus kita harus
menggunakan kepeduliaanyang besar dalam memberikan penilaian.

B. BERBAGAI CARA SEKTE-SEKTE MUNCUL.

1. Pemutarbalikkan Kebenaran.
Di beberapa tenpat telah ada pemutarbalikkan kebenaran Kristen yang
bertingkat, bersamaan dengan bertambahannya kepalsuan yang cenderung
menguburkan sisa-sisa kebenaran. Contoh terkenal mengenai hal tersebut adalah
Katolik Roma. Dalam sistem ini ada banyak kebenaran. Kebanyakan dari kita sama
dengan Katolik Roma dalam menghafalkan Pengakuan Rasuli. Dengan kata lain ,
banyak kebenaran yang ditemukan dalam sistem Roma dikacaukan dan diberikan
unkapan yang salah, sementara telah ada banyak dogma yang ditambahkan yang tidak
memiliki tempat dalam Kekristenan Alkitabiah, dan yang pergi jauh untuk
membatalkan sisa peninggalan kebenaran. Saya telah berhubungan dengan masalah ini
dalam buku kecil saya, The Bible and the Roman Church.1

2. Penghapusan Kebenaran.
Cara lain oeh mana sekte-sekte muncul adalah merupakan proses pengurangan.
Orang-orang yang nampaknya memiliki suatu prasangka terhadap adikodrati dan hal-
hal yang ajaib secara sederhana menapis unsur-unsur dari catatan tersebut,
meninggalkan bagi kita dengan suatu Kekristenan yang berubah yang tidak lebih
daripada Naturalisme dan Humanisme. Inilah apa yang kita hadapi dalam sekte
Modernisme—sebuah kata yang, omong-omong, secara besar-besaran digunakan,
terlalu sering tidak menunjukkan apa-apa selain lebih daripada suatu variasi posisi
doktrinal tentang omongan manusia! Ada banyak tingkatan antara fundamentalis
ekstrem dan modernis umumnya, dan kita perlu hati-hati sehingga kita tidak memfitnah
seorang saudara yang menganut bersama dengan kita esensi iman Kekristenan kita
yang besar, namun yang berbeda dengan kita pada beberapa hal mengenai kritisisme
Alkitab, atau barangkali yang salah dalam menganggap mengenai pandangan
eskatologi yang berbeda. Kita tentunya tidak perlu mendorong kecenderungan kita
untuk mengurangi isi adikodrati dari iman Kekristenan kita, melainkan dengan kata
lain, kita tidak harus menuduh dengan semena-mena orang-orang yang menganut bidat
ini yang sebenarnya jauh dari kesalahan.

3. Penekanan yang tidak semestinya mengenai kebenaran-kebenaran tertentu.


Sekte-sekte muncul dalam sepertiga cara. Suatu aspek kebenaran, barangkali
suatu aspek yang dilalaikan, yang dipertahankan dan dimunculkan kepada keulungan
yang tidak pada tempatnya, menjadi taraf di atas mana seluaruh sistem tergantung.
Sebuah contoh mengenai hal ini ialah Para Saksi Yehovah, yang telah
memegang/meyakini kepada aspek-aspek tertentu dari nubuatan, menjadikan itu
dengan penafsiran mereka sendiri dan mendirikan seluruh doktrin mereka di seputar
penafsiran-penafsiran yang salah ini. Mereka menolak Ketuhanan Yesus Kristus,
Ajaran Alkitab mengenai penebusan, kebangkitan, dan semua doktrin lain mengenai
anugrah, namun nubuatan adalah menjadi hal pertama mereka.

4. Kesatuan palsu.
Kembali, suatu obyek terhadap tuntutan-tuntutan ekslusif Kekristenan yang
Alkitabiah, dan mengaskan bahwa terang itu telah datang dari banyak tempat. Ini
1
J.C. Macaulay, The Bible and the Roman Church (Chicago 10: Moody Press).
membuat suatu percobaan untuk menyatukan berbagai sinar terang, sementara mereka
memperhatikan hal itu. Konfusius, Mohammed, Musa, Yesus, Socrates, tidak ada
diskrimasi dibawa secara bersama-sama sebagai aliran-aliran pernyataan dari Allah.
Dengan demikian sebuah sistem dikerjakan yang membuat ruangan bagi mereka, dan
hal ini diapndang sebagai Kekristenan yang benar. Yang demikian adalah sebuah
sistem Baha’I dengan pembaurannya yang aneh terhadap berbagai filsafat dan misteri.

5. Fanatisisme.
Kita hampir tidak berbicara mengenai mereka yang bermain terhadap orang-
orang yang mudah tertipu, yang membangun sistem-sistem agama di seputar diri
mereka sendiri dengan bumbu isi emosi yang kuat. Misalnya, agama Bapa Ilahi secara
menyeluruh berpusat pada diri. Seseorang merasa heran bahwa dia diikuti oleh semua,
dan seseorang merasa kagum atas apa yang akan terjadi kepada seluruh susunan ketika
dia pergi meninggalkan semua daging, dengan demikian memperagakan bahwa yang
terutama adalah dia, juga dia tidak lain adalah seorang manusia.

C. BAGAIMANA SEKTE-SEKTE BERKEMBANG.

Suatu problema yang lebih serius daripada bagaimana sekte-sekte muncul


adalah bagaimana mereka berkembang. Marilah kita mempertimbangkan beberapa
alasan terhadap penyebaran mereka yang pesat.

1. Mengabaikan Doktrin Kristen.


Alasan pertama ini yang harus saya sediakan ialah pengabaian dari begitu
banyak orang-orang yang mengaku Kristen terhadap doktrin Kritiani. Perhatikan
bahwa mayoritas orang-orang yang bertobat kepada sekte-sekte bidat adalah mereka-
mereka yang ditarik yaitu mereka yang apakah di dalam gereja-gereja mereka dimana
doktrin Alkitab sedikit saja diajarkan, atau dari mereka yang secara sederhana berada
di pinggir gereja, dan tidak menampilkan diri mereka dengan cukup kepada ajarannya.
Tidak berakar dan bertumbuh di dalam iman, mereka adalah jenis tanah yang belum
digarap bagi benih kepalsuan ini, suatu penaburan benih yang licik.

2. Agen-agen terlatih dari sekte-sekte.


Alasan kedua ialah perwakilan-perwakilan terlatih dari sekte-sekte itu. Apakah
mereka dari gereja Mormon atau Saksi Yehovah atau apapun mereka, mereka benar-
benar dilatih dalam doktrin-dktrin khusus mengenai sekte mereka, dan dilatih dengan
baik dalam menampilkan doktrin-doktrin tersebut. Dalam banyak kasus peralatan
moderen dengan bebas digunakan dan para agen dilatih dalam cara-cara pendekatan
psikologikal yang lebih disetujui.

3. Semangat dari sekte-sekte itu.


Alasan ketiga bagi sukssesnya sekte- sekte ini adalah semangat dengan mana
propaganda mereka ditekan ke arah yang maju. Kebanyakan di dalam diri mereka ada
jasa khusus dalam mempropagandakan iman mereka, dan dalam beberapa kasus itu
bahkan menyangkut juga soal keselamatan. Tentunya semangat mereka itu harus
menantang kita yang dipercayakan Injil kasih karunia Allah.

4. Penekanan mengenai Kebenaran yang diabaikan.


Alasan yang keempat bagi suksesnya mereka adalah fakta bahwa mereka sering
menaruh penekenanan mereka yang pertama mengenai aspek kebenaran yang
diabaikan. Banyak, misalnya, yang tidak memiliki petunjuk dalam ayat-ayat Alkitab
yang berhubungan dengan nubuatan diperkenalkan kepada mereka dalam bentuk yang
sudah diputarbalikkan dari para Saksi Yehovah atau Advent Hari Ketujuh.
Mempercayai bahwa mereka telah mengabaikan kebenaran, dengan segera mereka
memeluk sekte itu yang nampaknya disiapkan bagi mereka.

5. Sekte-sekte membawa nama Kristen.


Alasan kelima adalah bahwa sekte-sekte ini membawa nama Kristen, yang
memberikan mereka suatu penghormatan tertentu di mata publik. Ada banyak
masyarakat di Amerika yang berada di luar pengaruh langsung dari gereja-gereja yang
masih menyebut diri mereka orang-orang Kristen dan memikirkan mengenai Amerika
sebagai sebuah negara Kristen. Apapun hal itu, terhadap label Kristen dipandang
sebgai tingkat yang dihormati.

6. Pikiran-pikiran yang dibutakan Setan.


Alasan yang keenam diberikan kepada kita dalam kata-kata rasul Paulus: “Jika
Injil yang kami beritakan masih tertutup juga, maka ia tertutup untuk mereka, yang
akan binasa, yaitu orang-orang yang tidak percaya, yang pikirannya telah dibutakan
oleh ilah zaman ini, sehingga mereka tidak melihat cahaya Injil tentang kemuliaan
Kristus, yang adalah gambaran Allah” (2 Korintus 4:3, 4). Kita tidak harus dibutakan
oleh kegiatan kuasa-kuasa kegelapan. Dalam banyak kasus cara yang paling efektif
untuk membuat orang mengabaikan kebenaran ialah memberi makan mereka dengan
kepalsuan yang hampir sama dengan kebenaran.

7. Penolakan akan kebenaran.


Namun alasan yang ketujuh, juga ditarik dari ajaran mengenai rasul Paulus,
adalah bahwa mereka yang menolak kebenaran dengan mudah jatuh menjadi mangsa
bagi dusta (2 Tesalonika 2:10,11). Ini adalah pelaksanaan hukum rohani, dan tentunya
itu mengherankan bagaimana banyak yang telah berbalik dari kebenaran Injil hanya
untuk menjadi murid yang rajin dari suatu bidat.
Alasan-alasan ini membentuk suatu tantangan nyata bagi orang Kristen. Betapa
suatu tanggungjawab yang diletakkan ke atas gereja untuk mengajarkan doktrin yang
sehat , dan melatih anggota-anggotanya dalam tugas yang suci untuk membawakan
Injil kepada orang lain! Betapa sebuah panggilan bagi umat-umatNya agar
dikendalikan dari kelesuan, dan sedikitnya menerapkan semangat dari mereka yang
mengelabui diri mereka, dan karena itu menipu orang lain! Kemudian kita juga punya
panggilan untuk berdoa, yang merupakan pertempuran kita melawan kuasa-kuasa
kegelapan.

D. BAGAIMANA MEMBEDAKAN SEKTE-SEKTE PALSU.

Pertanyaan kita selanjutnya ialah—Bagaimana kita bisa membedakan sekte-


sekte palsu dengan Kekristenan sejati? Saya ingin menyarankan lima ujian yang bisa
ditetapkan kepad sistem yang disajikan kepada kita.

1. Ujian Otoritas.
Kita mengenal Alkitab Perjanjian Lama dan Baru sebagai otoritas kita dalam
hal iman dan praktik. Kebanyakan sekte-sekte yang ada dalam pikiran kita mengaku
menerima Alkitab, namun seseorang tentu menandai sifat bidat mereka adalah bahwa
adalah soal Alkitab plus atau Alkitab minus. Apa yang saya maksudkan ialah bahwa
mereka menambah atau mengambil dari Alkitab dalam pertentangan yang jelas
mengenai amaran yang diberikan di ahir Kitab Suci (Wahyu 22:18, 19). Dalam
Mormonisme otoritas yang dikenal adalah Alkitab plus Buku Mormon. Dalam Kristen
Science itu adalah Alkitab plus Ilmu Pengetahuan dan Kesehatan dengan Kunci
kepada Alkitab. Dalam katolik Roma yang menjadi otoritas ialah Alkitab plus tradisi,
plus dekrit dewan/konsili gereja, plus Bula Paus. Dengan kata lain, bagi modernisme
otoritasnya adalah Alkitab minus segala segala sesuatu yang tidak sesuai dengan
pikiran moderen.

2. Pandangan mereka tentang sifat Allah.


Kita dapat menanyakan kepada mereka beberapa pertanyaan. Apakah yang
mereka yakini terhadap kepribadian Allah? Pertanyaan ini akan menemukan Kristen
Science di atas ujung yang pendek, sebab dalam sistem ini kepribadian Allah benar-
benar ditolak. Kembali, apakah yang mereka yakini mengenai keagungan Allah?
Apakah Dia mengatasi segalanya? Hal ini akan menemukan semua sekte yang
memiliki sandaran-sandaran panteistik, dan juga Kristen Science yang menentang
kebaradaan itu. Kembali, apakah sikap mereka terhadap Trinitas yang suci? Di sini
Para saksi Yehovah menonjol sebagai musuh-musuh kebenaran, sebab jika ada satu
doktrin yang mereka benci ialah doktrin mengenai Trinitas. Sekali lagi kita bisa
bertanya, apakah yang mereka percayai mengenai kebenaran Allah? Ada mereka-
mereka yang mendesak banyak hal mengenai kasih Allah namun benar-benar
mengabaikan kebenaranNya yang tak terubahkan dan tak terkalahkan itu. Hal ini
melemahkan posisi mereka di sepanjang jalan mereka. Semua jenis universalisme
dikalahkan terhadap kenyataan ini.
3. Pandangan mereka terhadap Kepribadian Kristus.
Bagaimana mereka berdiri dengan perhatian keapda KetuhananNya, dengan pra
–eksistensinya, kemanusiaanNya, kematian dan kebangkitanNya? Pertanyaan ini
menyingkap kegagalan mereka. Adalah tepat dalam bidang ini bahwa banyak bidat
telah muncul di sepanjang sejarah gereja. Saksi Yehovah telah membangkitkan suatu
bidat kuno kepada efek bahwa Yesus adalah mahluk yang diciptakan dengan sifat
malaikat, dan sebagaimana itu dipercayakan kepada ciptaan yang lainnya;
menyebabkan bahwa dalam inkarnasi Dia benar-benar telah kehilangan sifat
kemalaikatanNya dan tidak lebih daripada seorang manusia biasa saja; sehingga ketika
Dia wafat, itulah yang menjadi ahir kemanusiaan Yesus. Tetapi bagaimanapun juga
orang yang satu ini yang telah kehilangan sifat kemalaikatanNya yang datang ke bumi,
dan yang sekarang telah telah kehilangan kemanusiaannya juga dalam kemaatian, telah
ditinggikan kepada sifat Ilahi. Tidak ada kebangkitan, melainkan suatu tindakan ajaib
dari tubuh menjadi gas-gas, kalau tidak, barangkali, itu adalah secara mujizat digerakan
kepada suatu sudut jagad raya yang dibawa ke depan untuk menyaksikan selama
Millenium. Ini adalah sebuah contoh yang mengherankan tentang apa yang bidat dapat
lakukan terhadap kepribadian Yesus.

4. Pandangan mereka terhadap dosa.


Apakah dosa suatu kenyataan? Alkitab berkata: “Ya”; Kristen Science berkata:
“Tidak.” Apakah dosa melibatkan kesalahan? Alkitab berkata: “Ya”; Orang-orang
yang materialis berkata, “tidak,” sementara orang-orang Modernis berdalih. Apakah
dosa mempengaruhi Allah, dan membuat perubahan dalam sikapNya kepada manusia?
Alkitab berkata: “Ya”; namun kebanyakan sekte-sekte jawaban yang tidak sependapat
dengan kita. Dimana ada pandangan yang rendah mengenai dosa, seseorang lebih baik
tidak mempercayakan jiwanya kepada sistem itu.

5. Pandangan mereka tentang keselamatan.


Ujian yang kelima yang saya mau sarankan mengenai jalan keselamtan. Jalan
keselamatan Alkitab adalah: “Oleh kasih karunia kamu diselamatkan melalui iman; dan
bukan oleh usahamu sendiri, janganlah ada orang yang memegahkan diri” (efesus 2:8,
9). Sekte-sekte bidat hampir secara universal berkembang kepada suatu tingkat yang
lebih besar atau lebih kecil, yaitu, mereka mengajarkan keselamtan-diri dalam beberapa
bentuk. Kristen Science, misalnya, mengajarkan bahwa keselamtan adalah melalui
melatih pikiran dengan rajin terhadap kesalahan bahwa ada sesuatu yang diselamtakan.
Saksi Yehovah mengajarkan doktrin autosoterik yang mencolok. Menurut mereka
kematian Kristus menyelamatkan kita hanya suatu kesempatan untuk membuktikan diri
kita. Jadi kita harus pergi melalui daftar itu. Mereka semua telah kehilangan jalan
keselamatan Alkitab.
Adalah bukan maksud dari buku ini untuk menguraikan secara terperinci
mengenai sekte-sekte ini. Sementara hal ini biasanya merupakan bagian dari suatu
kursus dalam penginjilan perorangan, itu sungguh merupakan pelajaran yang khusus,
termasuk mengenai hal-hal yang mana yang akan memerlukan terlalu banyak perluasan
dari buku ini. Pekerjaan yang saya telah gunakan di dalam kelas adalah oleh Van
Baalen, yang berjudul The Chaos of Cults.2

E. BAGAIMANA BERHUBUNGAN DENGAN ANGGOTA-ANGGOTA SEKTE.

Anggota-anggota pertemuan dari berbagai sekte ini bukanlah suatu tugas yang
mudah, khususnya jika mereka telah diberikan indoktrinasi yang kuat.

1. Jangan berdebat.
Mereka yang menganut sistem palsu ini sering menjadi sangat kuat dan tertutup
kepada hal-hal yang masuk akal. Dengan kata lain, pencobaan bagi pekerja Kristen
adalah berdebat. Umumnya itu lebih bertentangan daripada dapat membantu.
2. Hidupkan kehidupan yang suci.
Jawaban terbaik orang Kristen kepada semua kepalsuan adalah kebenaran yang
diperagakan di dalam kehidupan yang suci. Banyak yang telah berpaling kepada sekte
karena mereka telah melihat sedikit kenyataan dalam diri mereka yang menyebut diri
mereka orang Kristen. Jika kehidupan kita menjadikannya bukti bahwa Kristus itu
nyata kepada kita dalam segala situasi, kita akan memberikan kesksian yang lebih kuat
daripada semua argumen ataupun pendapat. Dia tas semuaanya, kita harus
menunjukkan kasih Kristus.
3. Banyak berdoa.
Kemudian kita akan memiliki sejata doa yang berkuasa. Ini adalah dimana
kebanyakan dari antara kita yang lalai. Doa adalah suatu ujian kesabaran, ujian
terhadap ketahanan, iman, dan kita tidak memperdulikan terhadap ujian-ujian itu.
Ketika kita berdoa, kita sedang meruntuhkan kuasa-kuasa kegelapan dalam kehidupan
seseorang. Ketika kita berdoa, Allah bekerja. Kita harus berdoa supaya Allah
akanmemembawa mereka yang terjerat dalam jerat-jerat ini ke dalam situasi dimana
sistem kepalsuan mereka akan membuat mereka jera. Kemudian mereka akan siap
untuk mendengarkan Injil tentang anugrah Allah.
4. Gunakan Firman Allah.
Bilaman waktunya datang untuk berbicara, akan menjadi baik untuk membatasi
seseorang kepada hal-hal yang bersifat fundamental, dan biarlah Alkitab yang
berbicara. Pendapat kita tidak bernilai harganya. Penafsiran kita tidaklah lebih
daripada mereka dari seseorang kepada siapa kita bersaksi. Mintalah Roh Kudus agar
menjadi Penafsir yang sejati.
Jika sekte yang bertanya melahirkan pertanyaan tentang dosa, biarlah Alkitab
yang menjelaskan hal itu, gunakan ayat-ayat Alkitab seperti Roma 3:10, 23 ; 1
Yohanes 1:8-10 ; Yakobus 2:10 ; Galatia 3:10 ; Yesaya 64:6. Jika itu menyangkal
penghakiman, alihkan kepada Matius 25:41,46; 2 Tesalonika 1:7-9; Ibrani 9:27; Kisah
17:30,31. Jika itu adalah paham universal, terapkan Yohanes 14:6; Kisah 4:12; 1
2
J.K. Van Baalen, The Chaos of the Cults (Grand rapid: Eerdmans Publishing Co.).
Timotius 2:5. Dengan kata lain, temukan kelemahan mendasar dari sekte itu, dan
berikan senjata yang tajam dari Firman Allah untuk menjawab semua pertanyaan yang
diajukan. Jika ayat-ayat Alkitab yang telah disediakan dalam Pelajaran 16 sampai 21
telah dikuasai, ayat-ayat tersebut akan mempertemukan noda-noda kelemahan dari
semua sistem kepalsuan itu.

PERTANYAAN DAN LATIHAN

1. Apakah arti yang paling umum mengenai kata sekte, dan bagaimana ini berbeda
dari arti yang kita gunakan?
2. Daftarkan dan jelaskan cara-cara yang berbeda dimana sekte-sekte muncul, berikan
contoh-contohnya!
3. Sebutkan dan jelaskan tujuh faktor dalam kesejahteraan yang istimewa terhadap
banyaknya sekte!
4. Tuliskan sebuah tema mengenai “Bagaimana Sekte-sekte Menghadirkan Tantangan
Kepada Orang-orang Kristen Injili?
5. Ujian-ujian apa yang harus diterapkan untuk menentukan kebenaran atau kepalsuan
dari suatu sistem?
6. Buatlah suatu daftar sekte yang mengaku mengikuti Alkitab namun menyediakan
otoritas yang lain!
7. Nyatakan dengan singkat Kristologi dari saksi Yehovah!
8. Apakah artinya autosoterik? Berikan contoh-contoh dalam berbagai sekte!
PELAJARAN 22

Bagaimana Berhubungan dengan Katolik Roma

Sementara pekerjaan ini tidak dapat berhubungan secara khusus dengan


berbagai sekte, ada dua kelompok yang besar yang menuntut perhatian kita., sebab kita
nampaknya dibawa ke dalam hubungan dengan mereka, dan dalam berhubungan
dengan mereka kita memerlukan banyak kebijaksanaan dan anugrah. Saya merujuk
kepada Roma Katolik dan Yahudi. Mengenai kedua kelompok ini, saya mau mendesak
bahwa kita sebenarnya terlalu membiarkan hati kita terjebak ke dalam segala
prasangka. Jika kita menyangka setiap kali bertemu dengan Roma Katolik punya
rencana untuk meruntuhkan kebebasan kita, dan jikalau kita berpikir bahwa setiap
orang Yahudi sesiap untuk menyerang dengan tawar-menawar yang keras, kita
nampaknya tidak memperlakukan mereka dengan baik. Dengan kata lain, jika kita
mengasihi mereka sebagai jiwa-jiwa untuk siapa Kristus telah mati, dan dengan tetap
menanamkan praktik melihat pada kebaikan mereka, kita akan sanggup untuk
mendekati mereka dengan sikap yang terus terang dan bersahabat yang akan
menghindarkan prasangka yang bisa muncul pada sisi mereka. Ingatlah bahwa
penginjilan pribadi itu adalah soal hati bahkan lebih daripada kepala. Kita boleh
mempelajari teknik, namun jika kita tidak memiliki kasih, kita telah mengalami
kegagalan sebelum kita memulai. Sekarang marilah kita mempertimbangkan beberapa
pandangan untuk berhubungan dengan orang-orang dari latar belakang Roma Katolik.

A. KENALI KEPERCAYAAN MEREKA.

Yakinkan bahwa anda mengenal apa kepercayaan orang Roma Katolik. Jika
anda tidak sadar akan posisi mereka anda benar-benar akan menghadapi masalh dalam
membuat suatu penyajian yang tepat mengenai Injil. Hampir setiap doktrin mendasar
dari iman Kristen yang anda boleh sajikan, mereka akan klaim itu sebgai yang mereka
percayai. Kecuali, anda telah mempelajari noda-noda kelemahan dalam baju baja
mereka, anda tidak akan mengetahui anak panah apa yang akan digunakan dan kemana
mengarahkannya. Saya telah mencoba menyajikan possisi Roma secara akurat dalam
buku kecil saya yang sudah disebutkan sebelumnya, The Bible and Roman Church.1
saya telah mengutip otoritas-otoritas mereka sendiri, namun telah mencari cara untuk
membuat penyajian non-akademis. Ada banyak pekerjaan yang lain yang
menempatkan doktrin Gereja Roma dalam perbandingannya dengan Injil kasih karunia
1
J.C. Macaulay, The Bible and Roman Church (Chicago 10: Moody Press).
Allah, dan pekerja pribadi tentunya harus mencari beberapa pertolongan dalam
memahami mereka yang ia rindu tujukan kepada Kristus.

B. TELITI DALAM MENGGUNAKAN ISTILAH-ISTILAH.


Saran saya yang kedua secara logika mengikuti yang pertama—jadilah teliti
dalam pernyataan-pernyataan anda. Misalnya, jangan berbicara mengenai Konsep
Imakulasi ketika anda bermaksud berbicara mengenai Kelahiran Perawan. Konsep
Imakulasi adalah frase yang mereka gunakan untuk mengungkapkan kepercayaan
mereka bahwa Maria, ibu Yesus, dikandung di dalam rahim ibunya bebas dari dosa
permulaan/awal. Sedangkan Kelahiran Perawan, tentu, berhubungan dengan kelahiran
Tuhan kita melalui cara kehamilan yang ajaib.
Contoh yang lain bisa ditarik dari praktik indulgensi. Banyak orang Protestan
percaya bahwa indulgensi-indulgensi itu adalah ijin untuk melakukan dosa, dan
membuat pernyataan yang demikian kepada seorang Roma Katolik dengan segera akan
menunjukkan kelalaian seseorang dan merendahkan dia dari kegunaan yang lebih jauh
terhadap Roma Katolik. Indulgensi berhubungan dengan mengurangi penghukuman
sementara terhadap dosa, dan dimaksudkan untuk mengurangijangka waktu dari
penderitaan seseorang di dalam api purgatori setelah kematian. Itu biasanya
dianugrahkan oleh Paus berdasarkan jasa-jasa darah Kristus, ditambah jasa-jasa dari
Sang Perawan dan para Santo (orang-orang kudus). Hal itu dianugrahkan sebagai upah
terhadap perbuatan-perbuatan kebaikan/amal, atau pengabdian, atau penebusan dosa
secara sukarela.

C. GUNAKAN VERSI KATOLIK ROMA.

Pada tempat yang ketiga, saya sarankan bahwa pekerja perorangan


menggunakan suatu versi Alkitab Katolik Roma. Mereka diajar bahwa versi-versi
Protestan itu sudah diputarbalikkan dan kacau. Karena itu, kita harus menunjukkan
kepada mereka, bahwa kita tidak takut menggunakan versi-versi mereka. Adalah benar
bahwa versi-versi Katolik Roma membawa footnote-footnote Katolik Roma yang
kadang-kadang mengimbangi arti ayat yang jelas. Walaupun, ayat itu di sana, dan
walaupun ada beberapa rujukan yang bisa kita perdebatkan, namun itu tidak cukup
untuk mengaburkan Injil. Alkitab resmi Gereja Katolik Roma adalah Vulgata Latin.
Karena itu, versi bahasa Inggris mereka dibuat dari bahasa Latin—walaupun bukan
berarti tanpa mencantumkan ayat kepada bahasa aslinya. Ada dua edisi yang seseorang
bisa gunakan; yaitu Douay, yang untuk waktu yang lama telah dikenal sebagai versi
Katolik Roma Bahasa Inggris, dan edisi yang lebih terkini dari Perjanjian Baru yang
disediakan di bawah perlindungan Komite Episkopal dari Confraternity Doktrin
Kristen. Saya percaya aitu adalah secara umum merujuk kepada Edisi Confraternity.
Itu melahirkan Imprimatur. Dari Bishop Paterson dan Nihil Obstat dari tiga klergi;
sebagai tambahan kepada persetujuan Kardinal Tisserant. Seseorang akan
menemukannya dalam banyak hal suatu terjemahan yang luar biasa. Itu khususnya
kuat dalam surat kepada orang-oranag Ibrani, dimana ada banyak tekanan mengenai
pengorbanan Kristus sekali untuk selama-lamanya (Lihat, misalnya, Ibrani 7:27).

D. JINDARI PERNYATAAN-PERNYATAAN YANG MENGHUJAT.

Hal keempat untuk diingat adalah hindarkan semua pernyataan fitnahan/hujatan


mengenai gereja mereka. Sejarah gereja Roma tidak kurang dari noda-noda yang
sangat gelap. Seseorang dapat dengan mudah menghujat beberapa Paus, atau menuntut
terhadap Gereja Katolik Roma sehubungan dengan politik yang mereka jalankan, atau
menunjukkan bagaimana hal itu telah menjadi pemicu penganiayaan berdarah yang
pahit, atau menghujat keinginannya yang tinggi itu. Tak satupun dari hal-hal itu, yang
akan membuat Katolik Roma mendengarkan pekabaran Injil. Hal itu hanya akan
menimbulkan pertentangan bagi dia. Lagi pula, usaha kita bukanlah untuk
menyinggung soal bekas-bekas lama Gereja Roma, namun untuk mengarahkan
seseorang kepada Seorang Juruselamat yang hidup dan hadir.

E. HARGAI SI PERAWAN MARIA.

Hal kelima, sama dengan yang keempat, adalah mengenai suatu sifat yang
negatif. Denga cara tidak mengatakan secara tidak hrmat mengenai san Perawan Maria.
Gereja Roma telah sangat mengagungkannya, tapi itu tidak menilai pendapat kita suatu
sikap yang berlawanan kepadanya. Kita harus menghindarkan untuk tidak memanggil
dia ibu Allah sebagaimana yang dilakukan oleh Katolik Roma, tapi kita dapat dengan
sangat baik menggunakan bahasa yang digunakan oleh Elizabet dan merujuk kepada
dia sebagai ibu Tuhan kita (Lukas 1:43). Suatu pertunjukan yang tepat tentang
menghargai bagi ibu perawan akan menghindarkan pertentangan bagi Katolik Roma
yang meyakini bahwa kita sebenarnya mengabaikannya, dan saya khawatir beberapa
orang Protestan telah memberikan kepada mereka alasan yang baik untuk mempercayai
hal itu. Apa yang kita ingin lakukan ialah untuk memusatkan pikiran sahabat-sahabat
kita dari Katolik Roma akan kecukupan dari Kristus Yesus. Kita tidak perlu
mengurangi penghargaan Maria untuk melakukan hal yang demikian.

F. AMBIL HAL-HAL YANG UMUM.

Jika kita menekankan hal-hal perbedaan kita, ada sedikit kesamaan dari
penemuan kita suatu tempat pertemuan umum pada kaki Kristus. Adalah benar bahwa
sebelum kita menyelasaikan beberapa perbedaan kita akan diselesaikan ke dalam
penyelesaian yang berani, namun buatlah hal itu jelas bahwa kita percaya kepada hal-
hal yang umum. Cobalah hal itu pada ilham dari Alkitab, Trinitas yang suci,
Ketuhanan Kristus, kematianNya bagi dosa-dosa kita, dan kebangkitanNya,
kepribadian Roh Kudus, kedatangan Kristus yang kedua, hidup yang kekal, dan
penghakiman. Anda akan menemukan bahwa mereka akan sependapat dengan anda
mengenai hal-hal tersebut. Sekali lagi letakkan dasar mengenai kepercayaan-
kepercayaan yang umum, itu tidak akan terlalu sukar untuk berhubungan dengan
beberapa perbedaan yang akan mempengaruhi jalan keselamtan.

G. HAL-HAL YANG PERLU DITEKANKAN.

Saran saya yang ketujuh adalah mengenai hal-hal yang harus kita tekankan.
Saya ingin katakan bahwa ada empat hal yang perlu ditekankan, antara lain:

a. Tunjukkan bahwa keselamatan itu adalah sekarang (Yohanes 5:24 ; Yohanes


6:47). Hampir secara universal mereka percaya bahwa keselamtan adalah sesuatu
yang anda terima sesudah kehidupan ini.
b. Tekankan keselamatan terlepas dari perbuatan-perbuatan (Roma 4:4,5; Efesus
2:8,9; Titus 3:4-7). Seluruh jalan keselamatan mereka adalah melalui usaha
manusia, sementara, tentu, emreka tidak menolak pekerjaan penebusan Kristus.
c. Tunjukkan doktrin Alkitab mengenai jaminan/kepastian (Yohanes 10:27-29; 1
Yohanes 5:13; Roma 10:9-13). Sistem mereka tidak memberikan jaminan
keselamatan.
d. Tekankan mengenai pergi secara langsung kepada Krsitus (Yohanes 14:6; 1
Timotius 2:5; Ibrani 7:25). Mereka ditunutn kepada pengantaraan seperti sang
perawan Maria, para Snato, dan para imam.

Itu adalah empat hal yang merupakan titik kelemahan dari posisi Roma yang
menjadi bukti yang paling kuat. Kita harus mendekati hal-hal ini dengan hati-hati dan
dengan lemah lembut. Mereka bisa saja menolak. Misalnya, mereka akan berkata
bahwa doktri keselamtan sekarang cenderung menyebabkan kehidupan seseorang
menjadi sembarangan, atau bahwa keselamtan terpisah dari perbuatan adalah perbuatan
yang tidak bermoral, atau bahwa anda tidak dapat mengetahui bahwa anda
diselamatkan hingga anda telah mengalami kematian, atau bahwa mereka tidak layak
pergi secara langsung kepada Kristus, tapi meyakini Alkitab, dan mempercayai Roh
Kudus untuk meyakinkan mereka akan kebenaran. Biarlah semuanya itu dilakukan
dalam kasih, dan dengan banyak berdoa.
PERTANYAAN DAN LATIHAN

1. Bagaimana anda membedakan antara doktrin Kelahiran Perawan dan Konsepsi


Imakulasi? Mengapa kemudian doktrin itu dikemukakan?
2. Tuliskan penjelasan yang singkat mengenai sistem Katolik Roma mengenai
indulgensi.
3. Apakah artinya Imprimatur dan Nihil Obstat?
4. Mengapa kita menyebut Maria ibu Tuhan kita, namun menolak untuk memanggil
dia sebagai ibu Allah?
5. Daftarkan dan jelaskan empat hal utama yang perlu ditekankan dalam menyajikan
Injil Yesus kepada orang-orang Katolik Roma?
PELAJARAN 23

Orang Yahudi

A. PERSIAPAN UNTUK BERHUBUNGAN DENGAN ORANG YAHUDI.

1. Kembangkan Sikap Hati yang Benar.

Persiapan untuk berhubungan dengan orang-orang Yahudi terhadap hubungan


mereka dengan Yesus Kristus harus dimulai dengan hati. Kecuali kita memiliki
sikap/watak menjadi seorang pengumpan-Yahudi, kita tidak akan layak bagi pekerjaan
ini.
a. Barangkali hal itu diperdebatkan bahwa mengumpani orang Yahudi adalah praktik
zaman pertengahan, dan tidak memiliki tempat dalam abad keduapuluh yang
canggih seperti sekarang ini, apalagi di benua Amerika yang serba bebas. Sejauh
penganiayaan terbuka diperhatikan, barangkali hal itu benar. Namun, watak
bukanlah hal yang tidak lazim sebagaimana yang seseorang harapkan. Misalnya
tanda seperti, “Khusus Untuk Orang-orang Kafir,” kelihatannya sudah jarang,
menunjukkan bahwa penghalang belum benar-benar dirubuhkan. Di banyak
tempat dimana pengasingan dari masyarakat tidak dipaksakan, orang Yahudi,
kendatipun demikian adalah persona non grata. Bahkan di antara orang-orang
Kristen sendiripun sering yerdapat adanya suatu watak yang dibesar-besarkan
tentang kecenderungan-kecendeerungan yang tidak menyenangkan dari orang-
orang Yahudi, dimana jarang sekali ditemukan kata-kata pujian atau penghargaan
mengenai kualitas yang lebih baik dari bangsa itu.
b. Jika kita ingin memenangkan mereka, kita harus pertama-tama memenangkan diri
kita sendiri kepada suatu titik pandang yang benar-benar baru, dan belajr
memperhatikan orang-orang Yahudi di dalam terang kebutuhan mereka, dan
kesempatan mereka. Kita tidak boleh memperlakukan mereka sebagai suatu umat
yang telah ditinggalkan-Allah sebagaimana dinyatakan dalam pernyataan
kerasulan, “Adakah Allah mungkin telah menlak umatNya? Sekali-kali tidak!”
(Roma 11:1).

2. Pahami Mereka.

Suatu langkah yang lebih jauh dalam persiapan untuk berhubungan dengan
orang-orang Yahudi harus dikaitkan dengan pemahaman kita tentang mereka. Akan
menjadi hal yang baik bagi semua yang terlibat dalam bersaksi kepada orang Yahudi
untuk membaca sejarah yang baik mengenai bangsa itu, yang dimulai dengan hak
Abraham sampai kepada zaman moderen.1 Pandanglah mereka sebagi umat pilihan
Allah, sebagai saksi Allah ditengah-tengah bangsa-bangsa kafir. Pandanglah mereka
dalam ujian-ujian mereka dan penderitaan mereka, dalam kegagalan-kegagalan dan
penilaian mereka. Pandanglah mereka dalam perasaan mereka terhadap panggilan
Ilahi, namun di bawah tumit penganiaya mereka. Pandanglah mereka sebagai orang-
orang yang tercerai-berai sampai ke ujung-ujung bumi, yang ditolak, dibenci, ditakuti,
dan sebagai obyek-obyek percobaan, penyalahgunaan, kekasaran, sebagai kambing-
hitam para penganiaya mereka. Pandanglah mereka tersesat dari negeri ke negeri,
terdesak ke dalam kampung-kampung halaman mereka (ghetto), dibantai oleh tindakan
kejam para pembunuh kejam, dan semuanya ini dilakukan oleh tangan-tangan dari
mereka yang menyebut diri mereka sebagai orang-orang Kristen. Abad-abad yang
tidak aman tersebut, penganiayaan, dan tindakan penekanan tentu dapat menjelajah
jauh untuk menjelaskan sifat-sifat itu yang begitu diperhatikan terhadap mereka,
namun yang tidak perlu diperhitungkan di sini. Kita harus menyebutkan hal-hal itu
penyalit-penyakit psikologi, yang disebabkan oleh perlakuan oleh mereka yang disebut
Kristen.

2. Kenali Sifat-sifat yang Mengagumkan.

Bukan hanya kita harus memahami sebab dari kualitas yang sedikit
menyenangkan yang terdapat dalam diri orang Yahudi, melainkan kita juga harus
benar-benar mengenali sifat-sifat atau tingkah laku yang mengagumkan, yang mereka
miliki secara umum, dan sebagai pribadi-pribadi. Bukan hanya mereka yang terlibat
dalam dunia usaha, tetapi dalam hal seni dan ilmu pengetahuan yang mereka telah
sumbangkan sangat berjasa. Dalam bidang kenegeraan, mereka jauh melihat, dan
dengan semua hal ini, mereka telah menyumbangkan tenaga dan keputusan yang besar.

3. Hargai Kontribusi Rohani Mereka.

Walaupun mereka memiliki kekurangan dan kegagalan, kita jangan lupa bahwa
mereka adalah agen melalui siapa Allah telah mengaruniakan dan mempercayakan
pernyataan akan DiriNya kepada suatu dunia yang diliputi dengan penyembahan
berhala. Kecuali Lukas, Alkitab kita ditulis melalui tangan-tangan orang Yahudi, dan
Tuhan kita sendiri datang ke dalam dunia ini dari benih Abraham. Memang benar
bahwa penolakan mereka secara nasional kepada Kristus telah merampas mereka
terhadap kesempatan menjadi umat pilihan. Tetapi kita mengingat bahwa melalui
ketidakpercayaan mereka pintu keselamatan telah terbuka bagi kita, dan sekarang hal
itu adalah merupakan kesempatan bagi kita untuk membawa kepada mereka Injil yang
pertama-tama disampaikan kepada mereka.

1
Cecil Roth, A Bird’s-eye View of Jewish History (Cincinnati 2: Union of American Hebrew
Congregation). Paul Goodman, A History of The Jews (Claveland: World Publishing Co.). Lady
Magnus, Outlines of Jewish History (Philadhelphia: Jewish Publication Co. of America).
B. BERHUBUNGAN DENGAN ORANG YAHUDI.

1. Tampilkan Yesus Sebagai Mesias.


Sebagaimana hal itu adalah merupakan pekabaran kerasulan kepada orang-
orang Yahudi, demikian pula itu harus menjadi bagian kita untuk menyaji8kan Yesus
sebagai Mesias. Akan merupakan hal yang baik jika kita menggunakan metode rasul
menjadi metode kita juga. Metode itu harus dimulai dengan Perjanjian Lama, ambil
beberapa pasal besar yang isinya mengenai nubuatan mengenai Kristus, dan tunjukkan
bahwa hal itu telah digenai di dalam Yesus dari Nazaret. Hal ini, sebenarnya adalah
metode Yesus sendiri terhadap murid-muridNya sementara Ia menunjukkan kepada di
dalam seluruh Alkitab hal-hal yang menyangkut mengenai DiriNya, khususnya fakta
bahwa Kristus harus menderita dan masuk dalam kemuliaanNya (Lukas 24:26.27).
Suatu kursus pembelajaran yang baik dalam persiapan bagi hal ini akan menjadi
suatu ujian dari semua pasal-pasal dalam Perjanjian Lama yang digunakan dalam
Perjanjian Baru yang merujuk kepada Kristus, dan telahy ditunjukkan bahwa hal itu
telah digenapi dalam Yesus orang Nazaret (Lihat Apendiks A, halaman 246).
Seseorang yang menguasai hal ini akan benar-benar diperlengkapi untuk menampilkan
Kristus Yesus kepada setiap orang Yahudi. Literatur dari Biblical Research Society
akan ditemukan yang sangat membantu di dalam persiapan yang demikian, khususnya
buku karya Dr. David Cooper, yang berjudul Messiah, his Nature and Person.2

2. Tekankan Mengenai Perlunya akan Keselamatan.


Namun sementara kemesiasan Yesus harus menjadi figur pusat dalam kesaksian
kita kepada orang Yahudi, kita hendaknya jangan melupakan bahwa mereka adalah
orang-orang berdosa yang memerlukan keselamatan, sama seperti orang lain. Mereka
harus dibawa muka dengan muka terhadap fakta keberdosaan pribadi mereka. Para
nabi Perjanjian Lama memiliki banyak hal yang harus dikatakan mengenai hal ini, jadi
Perjanjian Lama dapat digunakan dalam hal ini.3
Sejalan dengan hal ini adalah fakta bahwa sejak pemusnahan bait suci mereka,
mereka tidak memiliki sistem upacara pengorbanan bagi dosa-dosa mereka. Mereka
mempunyai beberapa ritual, namun tanpa baitsuci dan mezbah, mereka tidak memiliki
jawaban kepada upacara korban yang demikian. Kita tentunya mengetahui, bahwa
upacara korban bakaran kuno tersebut tidak menghapus dosa-dosa mereka, tetapi hal
itu adalah merupakan lambang anugrah Allah, yang menunjuk kepada suatu korban
yang lebih besar yang sebenarnya berhubungan dengan penebusan dosa umat manusia.
Ini adalah kesempatan kita untuk menunjuk kepada Anak Domba Allah sebagai
jawaban kepada keperluan mereka dan kepada kekurangan mereka yang terbesar
dalam semua ritual mereka saat ini.

2
David Cooper, Messiah, His Nature and Person (Los Angeles 65: Biblical Research Society,
4005 Verdugo Rd.).
3
Pasal tersebut dapat ditemukan dalam Yesaya 1:18 ; 53:5, 6 ; Yeremia 2:13,22).
3. Tampilkan Rencana Allah bagi Orang-orang Yahudi.
Dalam beberapa lingkaran di dalam gereja Kristen, telah dianggap bahwa tidak
ada masa depan bagi orang-orang Yahudi. Namun mereka yang memiliki paham
persuasi percaya bahwa janji-janji bagi terbentuknya kembali bangsa Yahudi belum
digenapi di dalam gereja, melainkan sedang menunggu kedatangan kembali dari Tuhan
Yesus. Banyak orang Yahudi yang telah dimenangkan kepada Kristus oleh
menunjukkan rencana ini, dan oleh menunjukkan hubungannya dengan zaman masa
kini kepada rencana itu. Seseorang yang mau menggunakan pendekatan ini harus
mengadakan pembelajaran yang hati-hati mengenai ayat-ayat Alkitab yang bersifat
nubuatan, dan melihat bahwa ia mengetahui darimana ia mulai berbicara.

4. Amaran-amaran Praktis.
Ada tiga perkara praktis yang saya suka sebutkan sebelum menutup pasal ini.
a. Saya harus mengatakan suatu amaran kepada setiap orang yang ingin berhubungan
dengan orang-orang Yahudi tidak untuk memaksa di atas kesalahan bangsa Yahudi
dalam kematian Kristus. Memang benar bahwa mereka bersalah, namun tidak
terlepas juga orang-orang kafir. Jika Imam Besar Israel, para perwakilan orang
Yahudi, menangani Yesus kepada Pilatus dengan suatu permintaan agar Dia
disalibkan, Pilatus, menunjukkan kuasa Roma dan bangsa-bangsa kafir, telah
memperlakukan Yesus dengan ketidakadilan yang lengkap, dan dalam
kepentingannya sendiri mengirim Yesus kepada salib. Kita juga harus menghadapi
fakta bahwa jika Kristus menderita bagi dosa-dosa kita, maka kita turut
menanggung kesalahan kita sendiri bagi kematianNya. Oleh karena itu jangan
menutup bangsa Yahudi sebagai pembunuh-Kristus, namun dengan terus terang
mengakui bahwa kita berdiri bersama-sama dalam pertanggungjawaban ini.
b. Jelaskan perbedaan antara seorang Kristen dan seorang kafir. Orang-orang Yahudi
telah menderita di tangan banyak orang yang mengaku akan nama Kristus tetapi
yang hanya memanfaatkan panggilan mereka sebagai orang-orang Kristen yang
menunjukkan bahwa mereka bukanlah orang-orang Yahudi. Oleh sebab itu, kita
bisa menunjukkan kepada sahabat-sahabat Yahudi kita bahwa ada suatu perbedaan
yang besar antara seorang non-Yahudi dan seorang Kristen. Ini adalah suatu
tempat dimana kita dapat menggunakan ayat-ayat Alkitab, Perjanjian Baru, untuk
menunjukkan bagaimana kita berada di bawah kewajiban sebagai orang-orang
Kristen untuk mengasihi semua orang, termasuk orang-orang Yahudi (Roma 13:8-
10 ; 1 Korintus 13).
c. Bersiaplah untuk menunjukkan kepada seorang Yahudi bahwa dalam menjadi
seorang Kristen ia tidak berkurang keYahudianny, melainkan bahwa gantinya ia
menjadi orang Yahudi yang sejati. Ini adalah juga tempat untuk menggunakan
Perjanjian Baru, untuk menunjukkan bagaimana Petrus (Kisah 2:29 ; 3:13), dan
Yohanes (Wahyu 7:4-8), dan Paulus (Roma 9:1-5) adalah tetap masih sebagai
orang-orang Yahudi ketika mereka memeluk Yesus sebagai Tuhan dan Juruselamat
pribadi mereka, dan bahwa kesetiaan mereka kepada bangsa mereka adalah lebih
baik daripada sebelum mereka mengenal Kristus. Seseorang bisa pergi untuk
menunjukkan bawha seorang Yahudi tidaklah benar-benar menikmati kesempatan-
kesempatannya sebagai seorang Yahudi (Roma 2:28,29) hingga ia telah memasuki
ke dalam hubungan pribadi dengan Sang Juruselamat, Sang Mesias, Sang Anak
Allah.
Sebagaimana dalam semua bagian lain dalam penginjilan perorangan, hal ini
juga harus melibatkan banyak doa.

PERTANYAAN DAN LATIHAN

1. Apa yang dimaksud dengan mengumpani-orang Yahudi? Apakah ada bukti-bukti


mengenai hal ini di Amerika?
2. Apakah ghetto itu? Apakah efek yang dimiliki dalam kehidupan ghetto terhadap
sifat bangsa Yahudi?
3. Daftarkan beberapa kualitas yang terkenal dari kaum Ibrani, dan berikan beberapa
contoh!
4. Bagian apakah yang telah dimainkan oleh bangsa Yahudi dalam rencana
keselamatan?
5. Apakah metode kerasulan dalam menampilkan Kristus kepada orang Yahudi?
6. Lembaga besar apakah yang tidak ada lagi dalam peribadatan Yahudi saat ini?
Bagaimana Injil memenuhi ketiadaan tersebut?
7. Diskusikan pernyataan berikut ini: Seorang Yahudi bukanlah orang Yahudi yang
sejati sampai ia menjadi seorang Kristen!
PELAJARAN 24

Hal-hal Khusus dalam Penginjilan Pribadi

Keadaan-keadaan dimana penginjilan pribadi dapat berjalan dengan baik begitu


banyak dan bervariasi sehingga tidak mungkin mengambil semua hal itu menjadi bahan
pertimbangan. Pekerja Kristen tidak akan merasa ragu untuk menemukan suatu bidang
khusus dimana dia dapat bekerja dengan lebih efektif. Demikian pula dia akan
mempelajari bagaimana menerapkan prinsip-prinsip umum kepada suatu jenis
pelaksanaan. Beberapa bidang yang paling menguntungkan harus cukup memberikan
pertimbangan bagi kita.

A. PENGGUNAAN TRAKTAT.

Kita baru disadarkan kepada nilai dari cetakan. Sebagai orang-orang Kristen
yang menginjil kita telah bertindak lambat untuk memperkenalkan senjata yang luar
biasa ini, padahal kitalah yang pertama telah berada di ladang. Kenyataan bahwa Allah
telah mengaruniakan kepada kita pernyataanNya dalam bentuk sebuah Buku, dan
menyebutnya, “Sebab Firman Allah hidup dan kuat dan lebih tajam daripada pedang
bermata dua manapun” (Ibrani 4:12)—seharusnya telah mengindikasikan kepada kita
tentang pentingnya menyampaikan Firman yang telah dicetak dalam setiap bentuk
yang tersedia. Sebagai gantinya, kita telah menjalankan penyebaran literatur Kristen,
termasuk Firman itu sendiri, sementara kuasa-kuasa yang melawan telah menyebarkan
benih-benih kejahatan mereka dimana-mana. Saat ini, dengan tingkat kemampuan
membaca yang tinggi (dapat membaca),1 kesempatan kita bertambah secara luas,
sementara kegiatan dari orang yang tidak percaya/Komunis dan keyakinan-keyakinan
palsu lainnya dalam bidang ini menuntut suatu pergerakan besar yang maju oleh Gereja
milik Yesus.
Salah satu aspek evangelisasi melalui literatur ialah penggunaan traktat-traktat,
dimana semua dari kita boleh terlibat. Barangkali harapan untuk melihat hasil-hasil
yang segera cenderung membuat kita kurang berminat dalam pekerjaan ini, karena hal
itu adalah suatu bentuk evangelisasi dimana kita harus meyakini hasil-hasilnya tanpa
melihat mereka. Untuk alasan inilah setiap pekerja pribadi harus memiliki salinan

1
Rusia mengklaim suatu pertumbuhan dalam bidang membaca dalam 13 tahun dari 9 persen
menjadi 95% (Missionary Broadcaster, November, 1995). Demikian pula Jepang diketahui lebih melek
huruf dibandingkan dengan Amerika Serikat. Afrika juga membuat kemajuan yang pesat dalam hal ini.
traktat Arthur Mercer, Propaganda,2 dan membacanya secara beruang-ulang untuk
mengingatkan dia bahwa menabur di tepi air sungguh adalah suatu pekerjaan yang
menguntungkan. Berikut adalah paragraf yang menggambarkan suatu reaksi rantai
yang benar-benar, dan yang seharusnya mendorong dan menguatkan para penyebar
trakta:
Adalah tidak mungkin untuk mengikuti arah dan sejarah setiap buku atau brosur
yang telah diberikan dengan penuh doa, akan tetapi tirai itu telah diangkat sekarang dan
akan terus diangkat, untuk memberikan kepada kita kekuatan, untuk menunjukkan
bahwa ada pahala yang ajaib sedang menunggu mereka yang akan melakukan
pekerjaan ini dengan setia dan dengan penuh doa; dan kebaikan yang sebuah buku atau
sebuah brosur bisa lakukan, yang diberkati oleh Allah, tidak akan pernah, barangkali,
lebih berkuasa digambarkan daripada dalam kasus sebuah brosur yang dibawakan
dalam kantong seorang penjaja ke pintu ayah Richard Baxter. Itu adalah alat
pertobatan dari Richard Baxter, pengkhotbah dari Kidderminster. Baxter menulis
Saints’ Everlasting Rest , yang membuahkan pertobatan Phillip Doddridge. Doddridge
menulis The Rise and Progress of Religion in the Soul, yang menghasilkan pertobatan
William Wilberforce. Wilberforce menulis Practical View nya, yang membuahkan
pertobatanLegh Richmond, dan Legh Richmond menulis Dairyman’s Daughter nya,
yang telah diterjemahkan ke dalam lebih dari limapuluh bahsa, dan telah membuahkan
pertobatan ribuan jiwa. Lebih jauh, hal itu dikaitkan bahwa ketika Dr. Goodell, dari
American Board, sedang melewati Nicomedia tahun 1832, tidak punya waktu untuk
singgah, dia meninggalkan sebuah salinan Dairyman’s Daughter kepada seorang asing
yang ditulis dalam bahasa Armenian-Turkish. Tujuhbelas tahun kemudian dia
mengunjungi Nicomedia, dan menemukan sebuah gereja dengan anggotanya lebih dari
40 orang, dan sebuah perkumpulan Protestan lebih dari 200 orang. Brosur itu (bagi
ayah Richard Baxter), dengan berkat Tuhan, telah melakukan pekerjaan itu.
Seandainya si penjaja itu dapat mengetahui bagaimana satu benih yang dia taburkan
pada hari itu akan menghasilkan buah yang lebat!

1. Bersikap Sopan.
Memberikan traktat adalah seni yang indah. Banyak pekerjaan yang baik
menjadi kacau atau dirusakkan, karena kurangnya kesopanan. Pada suatu kali saya
mengunjungi sekolah Alkitab. Seorang murid, rupanya sedang memperhatikan seorang
asing, melintasi halaman, dan tanpa berbicara ia memegang sebuah traktat untuk
menarik perhatian saya. Wajahnya sedih dan murung, seolah-olah tindakannya itu
adalah satu tugas yang kejam yang menuntut semua perhatiannya yang harus
dilakukannya. Saya kagum dengan kesetiaan yang dimiliki pria muda itu, namun saya
tidak dapat kecuali memperhatikan bahwa caranya itu dalam membagikan traktat akan
ditolak gantinya menarik perhatian orang yang akan menerima traktat.

2
W.S.M.U. Serinya bisa diperoleh dari Mr. Arthur Mercer, Rozel, 7, Sunnyside, Wimbledon,
S.W. 19, England.
2. “Perkenalkan” Traktat.
Sebuah traktat harus selalu “diperkenalkan.” Dengan suatu senyuman yang
bersahabat dan kata-kata yang tepat mengenai traktat akan membuat semua perbedaan.
Kemudian itu harus ditawarkan, bukan dipaksakan. Cara memegangnya, juga penting.
Itu harus dipegang dengan judul di bagian atas dan menghadap kepada siapa itu
diberikan. Hal itu, kelihatannya, sederhana namun memerlukan teknik dalam
memberikan traktat. Itu harus merupakan tindakan alamiah yang sempurna, tidak
menimbulkan rasa malu ataupun keraguan. Kecuali hal-hal ini dilakukan, si calon
penerima traktat akan cenderung menolak traktat yang ditawarkan.
Namun apa yang akan saya katakan ketika memberikan sebuah traktat kepada
seseorang? Banyak yang akan bergantung kepada keadaan/situasi. Jika itu bisa
diperkenalkan dengan referensi/keterangan kepada sesuatu yang berada dalam pikiran
seseorang, akan lebih baik. Misalnya, dalam situasi yang menghangat mengenai suatu
pemilihan seseorang boleh menyarankan bahwa ada seseuatu mengenai voting yang
paling penting tentang seseorang yang akan selalu dikucilkan. Dimana situasi setempat
tidak mengijinkan, seseorang sedikitnya boleh mengatakan, “Ini telah memnolong saya
lebih dari segalanya yang pernah saya alami, dan saya suka membagikannya dengan
anda.” Sebuah traktat barangkali bisa diberikan kepada seorang jurubayar dengan
pernyataan, “Ini akan menceritakan anda mengenai hal yang paling berharga di atas
dunia, tapi anda bisa mendapatkannya dengan cuma-cuma.” Hal yang yang penting
ialah menyampaikannya secara individu, bukan seperti distribusi borongan.

3. Hindarkan Distribusi Obralan.


Ini membawa pertanyaan mengenai distribusi borongan/obralan. Haruskah
seseorang berdiri di sebuah sudut jalan sambil “membagikan” traktat? Kita telah
mendengar bahwa di Jepang hal ini berhasil dilaksanakan, sebab setiap orang di sana
nampaknya lapar akan sesuatu untuk dibaca. Di negara ini, bagaimanapun juga, dimana
literatur begitu melimpah ruah, metode ini tidak cukup bagus. Itu tidak membantu
untuk melihat jalan ditaburi dengan traktat-traktat yang ditolak. Di luar suatu misi,
atau atau di pusat lainnya, dimana distribusi/penyebaran dilakukan dalam hubungannya
dengan suatu undangan untuk masuk, suasana yang bebas mungkin bisa dimanfaatkan
dalam hal ini, namun sebagai suatu praktik yang tetap saya tidak menguatkannya.
“Bom-bom” Injil dilemparkan dari mobil-mobil di jalan raya, mungkin merupakan
kategori yang berbeda. Keingintahuan mungkin cukup kuat untuk menyebabkan untuk
membuka bungkusan-bungkusan itu dan membacanya. Memang, itu masih bisa
dilakukan, tapi jujur saja, bahwa individu menawarkan sebuah traktat adalah cara yang
lebih baik.
4. Gunakan Traktat yang Menarik.
Saat ini tidak ada alasan untuk menawarkan/menyediakan traktat-traktat yang
tidak menarik yang kelihatan murah. Karena teknik-teknik percetakan yang moderen
digunakan untuk departemen literatur ini, adalah mudah untuk mendapatkan traktat-
traktat semenarik sesuatu di dalam dunia sekuler ini, sementara pada saaat yang sama
membawakan pekabaran terbesar di dalam dunia. Namun sebuah traktat adalah lebih
daripada persediaan dan pencetakan yang baik. Ada teknik sebanyak dalam menulis
traktat dan mencetak atau memberikannya. Sebuah traktat adalah seperti sebuah
editorial/redaksi. Itu harus memberikan perhatian. Itu harus mengatakan apa yang
harus dikatakan dengan singkat dan jelas. Itu bukan seperti khotbah. Pendekatannya
harus secara psikologis bahkan sebagaimana pekabarannya pun haruslah bersifat
doktrinal. Misalnya, saya melihat sebuah traktat belakangan ini yang dimulai dengan,
“Saya punya sebuah pertanyaan untuk anda.” Reaksi seseorang secara langsung
terhadap traktat itu ialah, “Memangnya siapa anda mau menanyakan pertanyaan-
pertanyaan kepada saya?” Orang merasa malu untuk ditanyai. Suatu pendekatan yang
lebih baik seharusnya: “Saya punya sesuatu yang paling berharga untuk dibagikan
dengan anda.” “Pertanyaannya” bisa menyusul kemudian. Ada kebutuhan yang
menjadi perbedaan dalam hal traktat-traktat apa yang digunakan dan juga perhatian
dalam cara menggunakan mereka.

5. Dukunglah Pembagian Traktat Dengan Doa.


Sama halnya dengan kegiatan penginjilan yang lain, pemberian traktat in I
harus disertai dengan banayak berdoa—doa untuk tuntunan dalam membagikan traktat-
traktat itu, dan doa untuk kesejahteraan Firman itu di dalam membuka hati manusia
kepada Kristus. Sebuah kartu Injil di dalam dompet “Sister Abigail,” yang didukung
dengan doa, adalah alat pertobatan bagi seorang pencopet yang mencuri dompetnya,
dan bagi dua orang sahabatnya, ketiga orang tersebut menjadi pemenang-jiwa yang
sungguh-sungguh.3

B. KUNJUNGAN RUMAH SAKIT.

Suatu bidang yang luar biasa bagi penginjilan pribadi adalah rumah sakit.
Chaplain Alvin Bray, dari Cook County Hospital di Chicago, menyebutnya suatu
“alamiah” bagi penginjilan. Dalam diri orang yang sakit nampaknya dihubungkan
dengan hubungannya dengan Tuhan dan kesejahteraan jiwanya. Namun hal ini tidak
harus bergantung terlalu banyak. Orang yang sakit lebih mudah merasa terganggu dan
jengkel, dan pendekatan kepada mereka harus dengan sikap yang hati-hati.

1. Bekerjasama Dengan Pihak Rumah Sakit.


Biasanya adalah lebih baik untuk bekerjasama dengan pihak rumah sakit jika
seseorang ingin terlibat dalam kunjungan ke rumah sakit. Kunjungan-kunjungan bebas
biasanya tidak diperkenankan, dan itu bisa dianggap sebagai pengganggu-pengganggu.
Namun demikian, kekuasaan-kekuasaan rumah sakit, akan memberikan ijin-ijin yang
diperlukan kepada seseorang yang datang untuk berkunjung dengan sanksi-sanksi yang
cocok. Untuk melaksanakan pekerjaan ini tanpa ijin bukan hanya akan menemui

3
Clara S. Feidler, Sister Abigail (Buffalo: Sword and Shield Book Store), hal. 187-195.
penolakan, namun juga akan membuatnya lebih sulit bagi orang lain untuk menerima
otorisasi.

2. Hargai Keinginan-keinginan Pasien.


Seorang pengunjung rumah sakit harus menyediakan dirinya sendiri bagi
seorang pasien daripada menonjolkan dirinya sendiri di atas kepentingan orang yang
dibesuk. Keengganan/keseganan untuk menerima tamu/pengunjung tidak perlu
menjadi penghalang atau sifat yang buruk, dan ketika seseorang menghargai harapan-
harapan si pasien yang dinyatakan, itu nampaknya membuat dia lebih berterima pada
kunjungan berikutnya. Memaksakan kunjungan dimana seseorang tidak
menghendakinya hanya akan menimbulkan prasangka atas kunjungan kita.

3. Singkat, Bergembira, dan Tenang.


Tiga kata harus selalu diingat oleh merekayang berhubungan dengan orang-
orang yang sedang sakit—singkat, ceria, dan bersikap tenang. Salah satu dari keluhan
mendasar dari kekuasaan-kekuasaan rumah sakit yang tidak berkesudahan adalah,
pengunjung yang gaduh yang membawa segala jenis gosip yang yang dungu kepada
pasien. Pekabaran/pesan kita dapat diberikan dalam kata-kata yang yang sederhana
saja. Itu adalah pesan yang menggembirakan. Itu adalah pesan damai sejahtera. Oleh
karena itu tidak ada alasan/maaf bagi kegagalan kita untuk berbicara singkat, ceria, dan
bersikap tenang. Tentu, jika orang yang sedang sakit ingin agar dilepaskan dari beban
hatinya, seseorang harus mendengarkannya; namun jangan lupa agar si pasien boleh
dikendalikan, dan jangan diijinkan untuk membahayakan kesembuhannya oleh terlalu
banyak emosi atau membuang-buang tenaga dalam berbicara. Hikmat yang banyak
diperlukan di sini.
Praktik dalam membagikan traktat dari tempat tidur ke tempat tidur,
menaruhnya di atas tempat tidur atau di sisi-sisi meja tanpa ijin dai si pasien, adalah
tidak etis. Traktat yang hendak kita berikan harus ditawarkan terlebih dahulu, dan
ditinggalkan hanya melalui persetujuan si pasein.

4. Pilihlah Traktat Dengan Bijaksana.


Di sini adalah sebuah kasus dimana pilihan/memilih traktat-traktat sangat
penting. Judul-judul yang mencolok tidak punya tempat di sini, dan pekabarannya
haruslah yang bersifat kebenaran Injil yang positif, yang dikemas dengan kuat dengan
kasih dan kelembutan Allah.
Beberapa orang semangat tapi tidak bijaksana, sementara berpura-pura
berbicara kepada seseorang, telah mencoba mengkhotbahkan secara keseluruhan,
meningkatkan volume suara sehingga semua orang bisa mendengarnya. Sedikitnya ini
adalah citarasa yang buruk. Adalah hal yang memalukan bagi seseorang yang diajak
bicara, yang sifatnya mengganggu ataupun merepotkan bagi semua orang yang ada di
sekitarnya. Berbicara dengan tenang, memberikan semua buah pikiran dan perhatian
anda kepada seseorang. Jika pasien di tempat tidur sebelah punya pendengaran yang
tajam, dan mendengarkan apa saja yang anda katakan, sikap ketenangan anda dan buah
pikiran anda bisa menuntun dia untuk menerima Yesus, Juruselamatmu.

5. Bekerjasama Dengan Staf.


Kita mengakui bahwa kesejahteraan rohani dari pasien adalah hal yang paling
utama, dan dalam beberapa rumah sakit itu diakui kebenarannya. Saya ingat ketika
mendengarkan seorang superintenden, pada saat mengikuti upacara capping,
mendesakkan bahwa para perawat harus mengingat tanggungjawab mereka kepada
jiwa-jiwa demikian pula kepada jasmani-jasmani para pasien mereka. Itu adalah
sebuah rumah sakit Kristen! Pada saat yang sama, orang-orang tersebut telah
membawa tubuh-tubuh orang yang sakit/pasien mereka di sana untuk dirawat, dan para
perawat tersebut berada di bawah peraturan untuk melaksanakan program khusus
perawatan bagi masing-masing pasien. Kita harus memberikan tempat bagi perawat
dalam lingkaran tugasnya, dan jangan memaksakan prioritas pelayanan kerohanian
kita. Kita akan mempromosikan pelayanan kerohanian kita lebih banyak lagi melalui
kerjasama dan buah pikiran yang baik melalui sikap yang agung.

C. PERTEMUAN-PERTEMUAN DI UDARA TERBUKA.

Pertemuan di udara terbuka menyediakan kesempatan-kesempatan yang baik


bagi pekerjaan penginjilan pribadi. Hal ini, tentunya, merupakan kesaksian yang
memerlukan kerjasama dari kelompok yang mengorganisasikan pelayanan di udara
terbuka, namun pekerja penginjilan perorangan merupakan faktor yang sangat penting
dalam usaha itu.

1. Undang Ke Dalam Lingkaran.


Usaha pertama pekerja Injil pribadi adalah akan mengundang setiap orang yang
berhenti dan mendengarkan untuk datang ke dalam lingkaran, barangkali oleh
menyediakan untuk membagikan sebuah buku nyanyian selama menyanyi. Jika
undangan diterima, anda memiliki seorang pendengar yang berminat. Dia bisa
mengharapkan untuk tinggal seterusnya, jadi ketika ia pergi, pekerja yang waspada
akan mengambil beberapa langkah dari lingkaran itu bersama dia, mengungkapkan
kesenangan/kegembiraan dalam bertemu dengan dia, dan menyediakan/menawarkan
kepadanya traktat yang menarik, sementara pada saat yang sama menanyakan dengan
sangat hati-hati apakah ia sudah mengenal Juruselamat ataupun mendengar tentang
Dia. Situasi yang demikian umumnya akan menuntut pendekatan langsung, dimana
orang tersebut sudah dikontak sebelumnya dalam pertemuan umum. Tanggapan
sahabat akan menentukan apakah hal itu akan ditindaklanjuti lebih jauh, atau apakah
seseorang harus dipuaskan dengan suatu undangan yang bersifat ramah yang lebih luas
untuk datang kembali. Mungkin juga undangan untuk menghadiri pelayanan di gereja
yang diadakan dalam pertemuan di udara terbuka, khususnya jika diketahui bahwa
pengunjung tidak memiliki hubungan gereja yang tetap. Hasil lain dari percakapan
yang demikian mungkin bisa menjadi suatu perencanaan untuk bertemu dan
membicarakan/mendiskusikan masalah-masalah. Hal ini, tentunya, harus khusus
antara pria dengan pria, atau antara wanita dengan wanita. Dalam situasi yang
demikian, tidak ada perencanaan untuk bertemu kembali yang harus dibuat di antara
para anggota yang jenis kelaminnya berbeda.

2. Membuat Perencanaan yang Perlu.


Sementara perencanaan dari suatu pertemuan di udara terbuka tidak akan
dilaksanakan dengan mengambil jalan pintas melalui penginjilan pribadi, maka saya
ingin menganjurkan beberapa saran yang perlu dalam hal ini.

a. Yakinkan untuk memperoleh ijin yang perlu dari departemen kepolisian, untuk
menjaga dimana pertemuan diadakan.
b. Buatlah pilihan yang bersifat hati-hati dalam memilih tempat pertemuan. Dimana
sebuah jalan menuju ke jalan utamaadalah lokasi yang baik, khususnya jika ada
lalu lintas para pejalan kaki di jalan utama tersebut. Sebuah taman yang sering
dikunjungi orang adalah tempat yang bagus. Jalan-jalan persimpangan yang ramai,
dengan bunyi-bunyi rem mobil-mobil atau bis-bis di jalanan yang berbelok ke arah
sudut, menciptakan suatu rintangan. Sebuah tempat harus dipilih dimana terangnya
cukup baik, dan dimana lingkungannya mengijinkan.
c. Jika pertemuan diadakan di luar sebuah toko, buatlah perkenalan dan carilah
kehendak baik dari pedagang. Pelayanan nampaknya tidak akan dilaksanakan
selama jam-jam toko, namun demikian, suatu sikap yang ramah akan selalu
berbuah kebaikan. Di Sault Ste Marie, Ontario, si pemilik toko perangkatkeras
besar yang punya halaman luas kami mengadakan pertemuan kami dengan
menggunakan lampu gantung yang kuat bagi kami dan kami menyusun untuk
mendapatkan hal itu setiap hari Minggu malam.
d. Sediakan peralatan yang pantas: sebuah organ yang mudah dibawa, beberapa buah
terompet atau accordion, sebuah podium kecil yang bisa dilipat, buku-buku
nyanyian kecil kertas-kertas nyanyian dengan pilihan yang baik dari nyanyian-
nyanyian pujian terbaik yang dikenal dan lagu-lagu Injil, dan sebuah sistem alamat
umum jika diijinkan dan tersedia.
e. Kenali diri anda, dengan memakai panji-panji atau alat-alat yang serupa dengan itu.
Ada begitu banyak penjaja doktrin-doktrin yang aneh yang diadakan dalam
pertemuan-pertemuan di udara terbuka, dan memperkenalkan buah pikiran mereka
yang salah secara diam-diam, sehingga adalah baik bagi umat Allah untuk
menjadikan diri mereka dikenal oleh orang lain. Jika beberapa gereja akan
bergabung, itu akan lebih efektif.
f. Buatlah program yang terencana. Jangan bergantung kepada gerekan hati momen,
atau sekadar berharap bahwa suatu talenta akan hadir begitu saja. Persiapkan
pelayanan anda sehati-hati anda melakukannya dalam pelayanan di dalam sebuah
ruangan, dan awasilah sehingga itu bisa berjalan dengan baik. Jangan meminta
kesaksian “dari flor” atau peserta, namun biarlah hal itu disusun sebelumnya.
g. Buatlah setiap bagian singkat: lagu-lagu solo tidak panjang, doa-doa tidak panjang,
kesaksian-kesaksian tidak panjang, khotbah-khotbah tidak panjang. Dan biarlah
ada variasi, bukan hanya di dalam setiap pelayanan, melainkan dari pertemuan ke
pertemuan. Ini adalah tempat bagi kebijaksanaan.
h. Milikilah para peninjau, siap untuk bertindak sebagaimana kami telah perkenalkan
sebelumnya dalam pelajaran ini.

Dalam pekerjaan di udara terbuka seseorang harus disiapkan bagi penanya yang
memberikan pertanyaan yang sukar dijawab. Dalam hal ini adalah perlu untuk
memelihara/menjaga perangai seseorang. Untuk menunjukkan kemarahan adalah
merupakan kekalahan yang fatal. Pada saat yang sama, sebuah jawaban yang tajam,
dengan suatu sentuhan humor yang nyata, bukan hanya akan mendiamkan si penanya,
melainkan akan menyelamatkan minat para pendengar. Dad Hall, “Bishop of Wall
Street,” suatu kali pernah diganggu dalam sebuah pertemuan di udara terbuka dengan
pertanyaan, “Maukah anda mengatakan kepada saya dimanakah Setan berada?” Cepat
bagaikan sebuah panah yang meluncur dia menjawab, “Sekarangpun dia sedang berdiri
tepat di depan saya sedanag mengganggu dalam pertemuan ini.”4 Barangkali itu
mungkin sedikit tajam, namun itu telah menarik semua perhatian telinga-telinga yang
mendengar bagi si pengkhotbah.

D. RUANGAN PERTANYAAN.

Ruangan pertanyaan adalah sebuah tempat yang disediakan bagi pekerja


pribadi. Apakah itu dengan “bangku untuk orang yang berkabung” bergaya kuno atau
sebuah ruangan konseling, ada pekerjaan yang sama yang dikerjakan. Dalam
kampanye yang besar, seperti Billy Graham, fase pekerjaan tersebut membutuhkan
organisasi yang bekerjasama dan pengawasan yang paling hati-hati. Namun bahkan
dalam pelaksanaan evangelisasi yang lebih kecil, dimana hanya ada satu gereja yeng
dilibatkan, seharusnya tidak menganggap hal-hal tersebut selalu benar.

1. Para pekerja perorangan Diberi Pengarahan.


Para pekerja peroranganharus diarahkan dan dilatih sebelumnya, dan hanya
mereka yang diijinkan untuk bertindak yang mau mengikuti peraturan. Pekerjaan dari
ruangan pertanyaan harus diawasi, bahkan jika hanya ada satu orang yang tersedia
untuk melakukan hal yang demikian adalah seorang pendeta atau evangelis.
Para pekerja perorangan wanita harus selalu bekerjasama dengan para pria, dan
wanita dengan wanita. Bahkan dalam kasus anak-anak, adalah baik untuk mengikuti
peraturan ini.

4
Sara C. Palmer, Dad Hall (Chicago 10: Moody Press), hal.103.
Pekerja perorangan harus menghindari setiap saran dari perkuliahan atau
pengajaran. Dalam salah satu kampanye saya sebelumnya saya pergi ke dalam sebuah
ruangan pertanyaan untuk mendapatkan seorang pria muda yang bersungguh-sungguh
sedang berdiri di hadapan seorang anak lelaki yang ketakutan, menguliahi dia bagaikan
seorang sersan yang akan memberikan pelajaran kepada seorang calon anggota yang
baru! Duduk di samping penanya dan bertindak seperti seorang sahabat.

a. Pertama yang perlu dilakukan ialah menemukan pernyataanyang tepat dari si


penanya. Seorang dokter tidak memberikan resep sebelum mendiagnosa
penyakitnya. Sekarang, sementara dokter dapat melihat pada kerongkongan dan
mengambil denyut nadi, dan mendengarkan denyut jantung/detakan jantung, kita
harus mendiagnosa dengan saksama dari apa yang dikatakan oleh si penanya itu
sendiri. Sang penasihat bisa memulai dengan bertanya, dengan sangat hati-hati,
“Apakah beban yang ada di hati anda?” Jawabannya akan memberikan indikasi
yang cukup jelas dari problema tertentu. Jika ada suatu pengakuan langsung
terhadap dosa dan mengungkapkan hasrat akan pengampunan, ada sedikit
kesulitan. Namun, jika jawabannya menyatakan sisa-sisa dari kebenaran dirinya
sendiri, beberapa keraguan inteletual, sang penasihat harus bertindak dengan
kebijaksanaan yang besar yang bisa diupayakan dengan bertanya (Yakobus 1:5).
(Pelajaran-pelajaran mengenai kasus-kasus yang khusus yang berhubungan dengan
masalah-masalah yang seperti itu ditemui di sini).
b. Adalah penting bahwa pekerja perorangan menggunakan Alkitabnya. Ayat-ayat
yang cocok harus digunakan, dan biasanya si penanya sendiri harus diminta untuk
membacakannya. Gerbang-mata barulah bekerjasama dengan gerbang-telinga, dan
mendengarkan kebenaran yang diucapkan oleh suaranya sendiri adalah sebuah
pertoongan yang berharga. Seorang penasihat yang bijak tidak akan terlalu banyak
menggunakan ayat, yang akan membuat bingung. Adalah lebih baik untuk
menggunakan satu ayat (asalkan itu cocok sesuai dengan keadaan!) hingga, oleh
mengulang-ulanginya, kebenarannya mulai dapat dimengerti. Itu akan ditemukan
bahwa satu ayat akan meminjamkan dirinya sendiri kepada banyak penekanan
yang baik.
c. Ketika sang penasihat memahami bahwa si penanya siap bagi diskusi, adalah suatu
praktik yang bermanfaat/berguna untuk menyarankan agar bertelut bersama,
selama tidak ada ketidakmampuan fisik. Sering hal itu akan ditemukan bahwa hati
akan menyatu dengan lutut. Lagi pula, banyak orang secara mental
menghubungkan bertelut dengan berdoa, jadi doa pertama untuk penyesalan dan
keyakinan menjadi lebih mudah dalam postur bertelut. Dalam banyak kasus,
pekerja harus membantu membuat keputusan bagi jiwa untuk merumuskan bahwa
doa pertama, dan yang digunakan dalam begitu banyak misi-misi penyelamatan
dapat dipakai: “Tuhan kasihanilah aku orang berdosa, dan selamatkanlah aku,
dalam nama Yesus, Amin.”
d. Jangan pernah katakan kepada seorang muda yang bertobat bahwa ia sudah
selamat. Biarlah Roh Kudus yang mengatakannya, dan biarlah dia yang
mengatakannya kepada anda. Dan yakinkan bahwa keyakinannya adalah
pekerjaan Kristus yang sempurna, dan bahwa kepastiannya didasarkan pada
kepastian akan Firman Allah. Itu adalah hal yang sangat penting.

2. Menindak-lanjuti Pekerjaan yang Telah Dimulai.


Ketika si penanya telah dipuaskan sehingga ia sekarang menjadi anak Allah,
tindak-anjut yang demikian sebagaimana keadaannya menuntut harus segera dimulai.
Nama dan alamat harus diminta, bersama dengan itu juga informasi yang lain yang bisa
diambil melalui kartu keputusan yang digunakan. Bila mungkin, Petobat yang muda
tersebut harus diperkenalkan kepada pendeta atau evangelis, yang akan mengucapkan
kata-kata untuk menguatkan dan menasihati. Sebuah gereja harus menyediakan
literatur yang dipilih dengan baik bagi orang-orang Kristen yang baru, untuk menolong
mereka sementara mereka mengambil langkah pertama mereka.5 Mereka juga harus
dikuatkanuntuk mengambil kursus Alkitab, seperti yang telahdipersiapkan oleh The
Navigators.6

3. Selamatkan Problema Misi.


Ruangan pertanyaan dari sebuah misi penyelamatan menggambarkan situasi-
situasi agak berbeda dengan yang ditemui dimana saja. Sering cukup para penanya
berada dalam berbagai tingkat kemabukan, atau kurang lebih berada di bawah
pengaruh obat-obatan. Terkadang seseorang akan menemukan jalannya ke dalam
ruangan pertanyaan dan mulai menciptakan gangguan. Adalah selalu baik untuk
mengijinkan salah satu staf reguler dari misi tersebut untuk mengatasi situasi yang
demikian. Para superinteden misi mempelajari kapan menggunakan “tongkat” dan
biasanya dapat menenangkan paling banyak kebisingan. Pekerja yang berkunjung
tidak akan mencapuri hal ini.

Mr. Harry Saulnier, superintenden dari Pacific Garden Mission di Chicago,


mendorong para pekerjanya bersama-sama dengan para penanya di atas lutut mereka
segera setelah mereka berhubungan dengan mereka di dalam ruangan pertanyaan.
Alasannya ialah bahwa pria dan wanita dalam kondisi yang biasanya terjadi di sana
dapat memperoleh perhatian mereka dengan begitu mudahnya dapat dialihkan dari hal
yang sedang berlangsung. Jika mereka duduk menghadap ruangan, segala sesuatu
yang terjadi mengalihkan perhatian mereka. Namun jika mereka bertelut dengan tidak
ada sesuatu apapun di hadapan mereka selain bagian belakang kursi dan dinding,
mereka dapat dengan lebih mudah langsung kepada intinya. Saran kedua dari hamba
Allah yang berpengalaman ini ialah bahwa pekerja harus membiarkan si penanya untuk

5
Saya dengan sangat menyarankan brosur Stephen Olford, Becoming a Child of God, Becoming
a Man of God, dan Becoming a Servant of God (London, W.I., England: C.S.S.M. 5, Wigmore Street).
6
The Navigators, Colorado Springs, Colorado.
meletakkan jari-jarinya di atas ayat Alkitab yang sedang digunakan. Dan hal itu lebih
penting daripada mengutip satu ayat, dan mengulang-ulanginya.
Beberapa orang bisa saja menanyakan pertanyaan mengenai kelayakan
nasihat/petunjuk bagi seorang “pemabuk.” Tentu saja, ya. Banyak orang yang telah
ditobatkan dari seorang yang memiliki kebiasaan mabuk, dan pertobatan telah
menenangkan dia lebih cepat daripada kopi yang terhitam sekalipun. Ingatlah bahwa
Roh Kudus sedang bekerja bersama-sama dengan kita, dan Dia sanggup untuk
menekan kegelapan dan menjadikan terang bersinar.

E. LEMBAGA-LEMBAGA.

Ada banyak kesempatan lain yang tersedia bagi penginjilan perorangan,


misalnya di penjara-penjara, lembaga-lembaga yang bergerak di bidang amal, dan
pusat-pusat pelayanan, semuanya menuntut penyesuaian khusus mereka sendiri
terhadap prinsip-prinsip umum yang sama.
Barangkali penjara adalah di antara ladang yang paling sulit dalam penginjilan.
Nampaknya aneh, kejahatan adalah di antara orang-orang yang memiliki kebenaran-
diri sendiri yang paling banyak yang pernah seseorang temui. Mereka ingin
memberitahukan anda siapakah mereka sebenarnya, dan bagaimana mereka dikurung
dalam sel, dan seterusnya. Beberapa sebenarnya keras/kuat, namun barangkali mereka
akan menolak untuk berbicara kepada seorang pekerja Kristen. Mereka sinis dan
berani. Namun ada saja yang rendah hati terhadap keadaan mereka, dan siap untuk
mendengarkan. Dalam berhubungan dengan orang-orang seperti itu, kita harus
menghindarkan membawa kesan bahwa mereka adalah orang-orang yang terbuang,
atau kita menganggap bahwa kita adalah kelas yang berbeda dari mereka. Tentunya
kita tidak boleh mengusik kenyataan bahwa mereka adalah para pelaku tindak
kejahatan. Gantinya kita harus menunjukkan kepada mereka tentang Firman Allah
bahwa mereka adalah orang-orang berdosa, sama seperti kita. Mereka harus diajar
untuk menghubungkanapa saja yang mereka telah perbuat terhadap Allah (Mazmur
51:4), dan tunjukkan mengenai persediaan Allah untuk menjadikan ciptaan yang baru.
Jika mereka menunjukkan pertobatan yang sejati, kita harus membiarkan mereka
tinggal dalam keampunan yang penuh dan cuma-cuma dari Allah gantinya mengarah
kepada masa lalu mereka. Tujuan kita dalam berhubungan dengan semua orang
berdosa adalah untuk membawa mereka kepada Juruselamat, agar mereka boleh
mengetahui bahwa masa lalu mereka telah dilemparkan ke dalam kedalaman laut
(Mikha 7:19), dan mereka memulaikan hidup baru.
Saya ingin menutup pelajaran ini dengan kata-kata nasihat yang Saudari Eva,
dari Friedenshort, berikan kepada para pekerjanya dengan perhatian untuk bekerja di
penjara-penjara. “Sekarang sekelumit nasihat! Jangan biarkan seseorang menceritakan
kepada anda lebih banyak daripada yang seharusnya diperlukan bagi pengakuan dan
melepaskan beban jiwa. Ada pikiran-pikiran yang kotor yang berpikir perlu
menceritakan mengenai hal-hal yang penuh dengan kebencian dengan segala
rinciannya. Jangan biarkan hal itu. Cukup mengatakan apa yang menjadi intinya;
semua penjelasan yang rinci terhadap apa yang terjadi harus dihindarkan sejauh
mungkin. Jika mereka tidak sanggup mengungkapkandiri mereka sendiri namun rindu
untuk mengaku, tanyakanlah dengan sederhana: ‘Terhadap hukum yang mana anda
telah berbuat dosa?’ Itu saja cukup. Bagaimana itu terjadi, dengan cara yang
bagaimana dan lain sebagainya—dalam banyak kasus itu tidak ada hubungannya
dengan masalah itu, dan seseorang harus merasa sekecil mungkin mengenai dosa, akan
tetapi harus segera pergi dengan beban kepada Juruselamat bagi orang-orang berdosa.
Namun anda harus bertanya terhadap jiwa-jiwa yang anda layani tersebut untuk
memutuskan agar meninggalkan dosa mereka. Sebuah pengakuan harus diikuti dengan
penolakan untuk melakukan dosa. Seseorang yang mengaku dan hidup di atas dosa
meminta rhmat dengan sia-sia. Seseorang tidak dapat memperingatkan cukup terhadap
hal itu.”7
Apapun yang menjadi bidang yang khusus dimana kita berkesempatan untuk
terlibat dalam bersaksi bagi Tuhan kita Yesus Kristus, marilah kita tetap mengingat
kata-kata rasul Paulus: “Jadi kami adalah utusan-utusan Kristus, seakan-akan Allah
menasihati kamu dengan perantaraan kami; dalam nama Kristus kami meminta
kepadamu: berilah dirimu didamaikan dengan Allah” (2 Korintus 5:20). Kesetiaan,
kedungguh-sungguhan, dan sesuatu yang mendesak, digabungkan dengan hikmat yang
dikaruniakan Allah, harus menjiwai semua pekerja kita.
Biarlah beberapa baris kata-kata orang Skotlandia berikut ini, yang yang
pengarangnya sangat disayangkan saya tidak mengetahuinya, mengkahiri pembelajaran
kita namun kita tetap terus bekerja.

Saat untuk menabur benih, sangat melelahkan;


Dan saat untuk memenangkan jiwa-jiwa akan berahir dengan segera;
Karena itu marilah kita giat, jika kita mau membawa berkas-berkasNya
Untuk menghiasi meja raja di dalam istana Sang Raja.

7
Sister Annie, Sister Eva of Friedenshort (London: Hodder and Stoughton), hal, 220.
PERTANYAAN DAN LATIHAN

1. Tuliskan dengan singkat mengenai kemajuan tingkat kemampuan membaca di


Rusia, Afrika, dan Jepang, yang mempengaruhi pekerjaan Injil!
2. Apa yang dimaksud dengan “memperkenalkan” traktat? BErikan contohnya!
3. Apa tiga kata yang akan membentuk moto bagi semua yang terlibat dalam
kunjungan di rumah sakit? Jelaskan!
4. Tuliskan daftar istilah yang boleh siapkan dalam merancang sebuah pertemuan di
udara terbuka!
5. Berikut adalah sebuah saran bagi paper/karya tulis penelitian: The History of the
Inquiry Room!
6. Apakah tindakan pencegahan khusus yang harus diambildalam ruangan pertanyaan
dari suatu misi penyelamatan?
7. Tuliskan dengan singkat mengenai kesulitan-kesulitan yang khas yang ditemui
dalam pekerjaan/pelayanan di penjara!

Anda mungkin juga menyukai