PRIBADI
Oleh
dan
MOODY PRESS
CHICAGO
Copyright c, 1956, oleh
THE MOODY BIBLE INSTITUTE
OF CHICAGO
Cetakan ke-enambelas
ISBN: 0-8024-6495-5
-J. C. MACAULAY
-OSWALD J. SMITH
Digunakan atas ijin dari penulis.
Daftar Isi
PELAJARAN HALAMAN
Appendiks A………………
Bibliografi ………………..
Referensi-referensi tambahan……………
Penghargaan
Kami sangat berhutang budi kepada para penerbit dan para penulis berikut ini
atas ijin yang diberikan kepada kami untuk menggunakan pokok-pokok yang
dimasukkan dalam buku ini:
Dr. Oswald J. Smith, untuk moto sajak, “Berikan Kami Suatu Semboyan,”
halaman 6.
Mr. Norman P. Grubb, yang telah memeriksa kebenaran peristiwa mengenai
Mr. Studd yang berhubungan dengan pasal 8.
The Sunday School Times, atas kutipan dari Mr. Morman Baker pada halaman
23, dan atas informasi mengenai Mr. Gordon Forlong pada halaman 117.
The Bethany Press (St. Louis 3, Mo.), atas kutipan dari Mr. Cartwright pada
halaman 21.
Hodder dan Stoughton (London), atas kutipan dari Sister Eva of Friedenshort,
pada halaman 241,
F. H. Revell Co. (Westwood, N.J.), atas kutipan dari C. H. Spurgeon pada
halaman 69.
Moody Press, atas peristiwa mengenai Dad Hall pada halaman 54, dan kutipan
dari The Life and Diary of David Brainerd, halaman 74.
PELAJARAN 1
Kata tersebut muncul dari bahasa Yunani yang diterjemahkan ke dalam bahasa
Latin. Kata Latinnya ialah evangelium, berasal dari dua kata Yunani—eu, yang artinya
“baik/sehat,” dan aggelos (dibaca angelos), yang artinya “utusan.”
1. Penggunaan Kata Aggelos.
Kata ini, seperti yang sungguh-sungguh nyata, adalah kata yang kita kenal
sebagai angel atau malaikat. Itu adalah sebuah kata yang umum dalam Perjanjian
Baru, dan pemakaiannya digunakan secara bervariasi dan untuk kepentingan yang
besar.
a) Itu digunakan untuk malaikat-malaikat Allah, mahluk-mahluk surgawi yang
mulia.1
b) Itu digunakan untuk para malaikat yang telah jatuh, mahluk-mahluk
surgawi yang mengikuti Setan dalam pemberontakannya, dan yang masih
menentang Kerajaan dan Kehendak Allah.2
c) Itu digunakan untuk orang-orang, seperti Yohanes Pembaptis,3 utusan-
utusan Yohanes kepada Tuhan Yesus,4 mereka yang Yesus utus sebelum
Dia dalam perjalanan mereka ke Yerusalem,5 para pengintai yang
disembunyikan oleh Rahab,6 dan para pendeta jemaat.7 Yang terahir ini
dipertanyakan oleh beberapa orang, namun si penulis memberikan
pendapatnya.
d) Itu digunakan untuk roh-roh manusia.8
e) Itu digunakan untuk Tuhan Yesus.9
1
Matius 1:20; 4:11; Lukas 2:9-15; Ibrani 1:4-7,13,14.
2
Matius 25:41; 1 Kor. 6:3; 2 Pet.2:4; Yudas 6.
3
Matius 11:10.
4
Lukas 7:24.
5
Lukas 9:52.
6
Yakobus 2:25.
7
Wahyu 1:20.
8
Kisah 12:15.
9
Wahyu 8:3-5.
f) Itu digunakan untuk “duri dalam daging” Paulus, yang ia namakan “utusan
Setan.”10
B. DEFINISI INJIL.
Dalam pelajaran berikutnya kita akan mempelajari isi Injil. Untuk saat ini,
pikirkanlah mengenai arti yang indah dari kata itu sendiri. Kata itu berasal dari bahasa
Anglo-Saxon godspell, yang berarti God’s spell (kisah), atau good spell. Injil adalah
kabar baik mengenai Allah bagi manusia yang berdosa. Dengan demikian evangelisasi,
sebagaimana kita memahaminya, adalah menceritakan kabar baik Allah, atau Injil.
Kita masih harus lebih dekat dalam definisi mengenai pelajaran kita ini. Injil
ialah suatu tema yang sangat luas, dan meliputi segala sesuatu yang Allah lakukan bagi
manusia dalam seluruh skema penebusan. Kisah mengenai bagaimana Allah
menyelamatkan orang-orang berdosa dan membawa mereka ke dalam hubungan yang
sejati dengan Diri-Nya adalah Injil. Metoda Allah dalam menyempurnakan orang-
orang saleh dan pada ahirnya menghadirkan mereka “dengan tak bernoda dan penuh
kegembiraan di hadapan kemuliaan-Nya”11 adalah Injil. Pekabaran mengenai
10
2 Korintus 12:7.
11
Yudas 24.
pengharapan yang membahagiakan adalah Injil. Bagaimana Allah mengubah tingkah
laku kita, pekerjaan, dan pencobaan kepada “mengerjakan bagi kami kemuliaan kekal
yang melebihi segala-galanya”12 adalah Injil.
12
2 Korintus 4:17.
PERTANYAAN DAN LATIHAN
Pekabaran Penginjilan
Kabar baik ialah baik dalam ukuran sebagaimana hal itu menjawab suatu
keadaan yang buruk. Seandainya saya seorang jutawan, dan diberitahukan bahwa
sebuah warisan seharga seribu dolar diwariskan kepada saya, barangkali saya hanya
tersenyum saja. Namun seandainya itu terjadi enam bulan yang lalu ketika saya punya
hutang untuk membayar sewaan, tidak punya sumber-sumber yang bisa ditarik, dan
baru saja menerima surat pengusiran, maka kabar yang sama akan benar-benar menjadi
kabar yang istimewa bagi saya.
Injil adalah kabar baik, karena itu menjawab suatu situasi yang buruk sekalipun,
dan kita tidak bisa memahami atau menghargai Injil terpisah dari latar belakang dari
kebutuhan yang diperlukannya. Kita harus melihat, pada situasi manusia yang
membutuhkan campur tangan Allah yang menyelamatkan, dan ke dalam mana kita
harus menyisipkan kabar baik.
tidak ada orang yang saleh; yang berbuat baik dan tak pernah berbuat dosa.”3
Perbuatan salah dalam diri manusia melibatkan perasaan bersalah, sebab
manusia adalah seorang agen moral. Dosa bukan hanya sekadar kesalahan. Itu
bukanlah suatu kebutuhan moral. Itu adalah kesalahan karena melanggar hukum Allah,
dan merupakan noda yang mengakibatkan perasaan bersalah setiap manusia atas semua
dosa-dosanya.
2. Kemerosotan Manusia.
Kita tidak dapat mempelajari hal ini sementara kita akan berada dalam buku
teks teologi, namun beberapa ayat dalam Alkitab akan memberikan penjelasan bahwa
kita adalah orang-orang berdosa, bukan hanya dalam arti telah berdosa, namun juga
dalam pengertian sebagai mahluk ciptaan yang berdosa, yang memiliki suatu sifat yang
cenderung untuk melakukan kejahatan.
Mengenai generasi yang hidup sesaat sebelum peristiwa air bah, kita membaca,
“Ketika dilihat Tuhan, bahwa kejahatan manusia besar di bumi dan bahwa
1
Roma 3:23.
2
Mazmur 14:3.
3
Pengkhotbah 7:20.
kecenderungan hatinya selalu membuahkan kejahatan semata-mata.”4 Tuhan kita
sendiri telah menggambarkan keadaan hati manusia: “Sebab dari dalam, dari hati
orang, timbul segala pikiran jahat, percabulan, pencurian, pembunuhan, perzinahan,
keserakahan,, kejahatan, kelicikan, hawa nafsu, iri hati, hujat, kesombongan,
kebebalan.”5 Itu bukanlah suatu gambaran yang baik. Pasal pertama buku Roma
berisikan suatu gambaran yang demikian mengenai keadaan manusia yang telah
terpisah dari Allah sehingga hal itu cukup untuk membuat kita gemetar.6 Pernah saya
mendengar seorang misionaris mengatakan bagaimana ia telah membaca bagian
Alkitab ini kepada sebuah kelompok di China. Seorang China berdiri dan berkata:
“Anda tidak sedang membacakan hal itu dari kitab suci anda. Seseorang telah
mengatakannya kepada anda segala sesuatu tentang keadaan kami di desa ini, dan anda
telah datang ke sini untuk mempermalukan kami dengan cara mengumumkan semua
dosa kami.” Cermin Firman sangat baik dipelihara pada saat itu!
Kemerosotan manusia ini tidak berarti bahwa setiap orang sejahat yang dapat
dia lakukan, atau bahwa setiap orang telah melakukan semua kejahatannya dalam
katalog. Itu benar-benar berarti bahwa setiap manusia memiliki sifat dosa ini di dalam
dirinya, dan bahwa setiap orang membawakan benih-benih dosa dalam segala cara di
dalam hatinya yang sudah dibengkokkan oleh dosa. Tentu, beberapa diantaranya
dikendalikan oleh budaya masyarakat, oleh latihan keagamaan, oleh prinsip-prinsip
etika, oleh pengaruh-pengaruh yang ramah dari satu jenis atau jenis yang lain dari
tindakan-tindakan aksar, namun tidak ada orang yang dapat mengatakan bahwa ada
tindakan dosa yang tidak dapat dilakukan.
3. Permusuhan Manusia.
Sebagai suatu hasil dari dua kondisi yang terdahulu, manusia bermusuhan
dengan Allah.
Permusuhan ini mengandung dua sisi. Itu muncul dari sikap orang berdosa
kepada Allah, dan sikap Allah kepada orang berdosa.
a). Paulus membicarakan keadaan kita yang tidak berubah sebagai “ketika
masih seteru,”7 dan menggambarkan keadaan kita sebagai “juga kamu yang dahulu
hidup jauh dari Allah dan yang memusuhi-Nya dalam hati dan pikiran seperti yang
nyata dari perbuatanmu yang jahat”8 Yakobus membicarakan mengenai dunia sebagai
seteru atau musuh Allah, sehingga “barangsiapa hendak menjadi sahabat dunia ini, ia
menjadikannya musuh Allah.”9 dan hal itu tentu mencakup semua orang yang tidak
selamat.
4
Kejadian 6:5.
5
Markus 7:21,22.
6
Roma 1:21-32.
7
Roma 5:10.
8
Kolose 1:21.
9
Yakobus 4:4.
Adalah benar bahwa manusia yang berasal dari dunia ini sering menunjukkan
suatu penghormatan tertentu bagi Allah. Mereka adalah orang-orang yang bernoral,
yang tidak akan menghujat Allah. Bahkan mereka akan menyebut Allah di hadapan
publik dan memohon kepada-Nya dalam cara-cara yang benar yang telah mereka
tunjukkan. Namun hal itu adalah penghormatan dari jauh. Biarlah Allah menarik dekat,
dan mereka akan menjadi tidak dihibur. Biarlah Dia menaruh jari-Nya di atas urusan-
urusan mereka, dan kemarahan serta pemberontakan mereka akan muncul dengan
segera. Selama Allah “tinggal di hadirat-Nya” mereka akan tunduk mengakui
kebesaran-Nya, namun biarkan Dia tidak menyentuh kebebasan pribadi mereka!
b). Sisi lain dari keterpisahan ini ialah sikap Allah kepada orang berdosa,
sepanjang ia tinggal di dalam dosanya. Bagaimanapun manusia bisa beralasan, kita
tidak bisa meluputkan diri dari realitas yang mengerikan dari murka Allah dalam
Alkitab. Adalah mustahil bagi Allah yang Kudus yang tidak terbatas itu merasa puas
dengan kehadiran dosa. Dia harus mengungkapkan kebencian-Nya terhadap dosa.
Manusia dalam keberdosaannya tidak dapat berdiri di hadapan Allah. Ia terhalang dari
hadapan-Nya. Ia berada di bawah murka-Nya.
James Denny10 telah memberikan tiga ungkapan murka Allah sebagaimana
diberikan dalam Perjanjian Baru.
1. Tiga kali dalam pasal pertama buku Roma frase itu muncul, “Allah menyerahkan
mereka,.”11 Hal ini merujuk keapda suatu hukum rohani, yaitu ketika manusia
dengan bebasnya memilih untuk melakukan kejahatan, tindakan kejahatan itu
diijinkan sampai tiba kepada puncak kejahatannya. Operasi dari hukum ini adalah
merupakan tindakan Allah, suatu ungkapan dari murka-Nya. Manusia yang
diserahkan kepada kecemaran, kepada hawa nafsu yang merendahkan, kepada
pikiran yang jahat sedang menderita buah alami dari jalan-jalan mereka sendiri, dan
juga mengalami murka Allah.
2. Dalam ayat terahir pada pasal yang sama, rasul itu mengatakan keapda kita bahwa
mereka yang melakukan praktik-praktik yang demikian sebagaimana yang ia telah
daftarkan pada ayat-ayat sebelumnya tahu betul bahwa mereka itu bersalah,
sehingga penghakiman Allah terhadap mereka adalah kematian atau maut. Ini
adalah saksi dari hati nurani kepada murka Allah. Dengan demikian orang-orang
berdosa memikul di dalam diri mereka pengertian akan penghakiman ini. Mereka
secara sadar sedang hidup di bawah murka Allah. Mereka boleh menahannya, dan
berusaha menekannya oleh menyangkal Allah atau lebih jauh menjerumuskan diri
mereka ke dalam kejahatan, namun penghakiman itu masih melekat di sana.
3. Ahirnya ada “murka yang akan datang,” hari penghakiman, ketika manusia akan
dibawa kepada peristiwa ahir, dan murka Allah akan menimbulkan hukuman
10
James Denny, The Christian Doctrine of Reconciliation (London: Hoder and Stoughton),
hal.144.
11
Roma 1:24,26,28.
“kehancuran kekal dari hadirat Tuhan”12 bagi semua orang yang telah terus-
menerus melakukan dosa.
4. Penghakiman Manusia.
Hal ini telah disinggung dalam poin yang ketiga penjelasan Denny mengenai
murka Allah. Terkadang dilupakan bahwa kita adalah suatu umat yang dihakimi. Adam
pada mulanya berada dalam masa percobaan, sampai ia berdosa. Kita bukan berada
dalam masa percobaan. “Sebab itu, sama seperti dosa telah masuk ke dalam dunia oleh
satu orang, dan oleh dosa itu juga maut, demikianlah maut itu telah menjalar kepada
semua orang, karena semua orang telah berbuat dosa.”13 Kita adalah umat berdosa,
yang sudah terhukum. Penghakiman zaman ahir bukanlah untuk menentukan dimana
kita akan mengalami masa kekekalan (di atas dasar keseimbangan antara perbuatan-
perbuatan baik kita dan perbuatan-perbuatan buruk kita). Penghakiman tersebut adalah
untuk peragaan kebenaran Allah secara universal, dan untuk melaksanakan hukuman
yang sudah diputuskan. Orang-orang benar, yang telah ditebus melalui iman di dalam
Yesus, tidak akan tiba kepada penghukuman,14 karena keputusan besar telah dibuat di
Kalvari.
5. Ketidakberdayaan Manusia.
Manusia bukan hanya berada dalam keadaan merasa bersalah, melainkan ia
tidak dapat berbuat apa-apa untuk menanggalkan perasaan bersalahnya. Ia bukan hanya
memiliki keadaan yang merosot, melainkan ia tidak bisa melakukan apa-apa untuk
memulihkan tabiatnya yang sudah jatuh. Ia bukan hanya berada dalam keadaan
bermusuhan dengan Allah, tetapi ia tidak sanggup berbuat apa-apa untuk mengadakan
pendamaian. IA bukan hanya berada dalam keadaan dihakimi, namun ia juga tidak bisa
berbuat apa-apa untuk mengelak dari penghakiman. Jika keadaan manusia yang
mengecawakan itu pernah diringankan, itu harus melalui suatu tindakan Allah yang
penuh rahmat dan yang berdaulat .15
12
2 Tesalonika 1:9.
13
Roma 5:12.
14
Yohanes 5:24.
15
Roma 5:6,16.
16
Yohanes 3:16; Roma 5:8.
kemarahan yang sifatnya mendendam. Murka Allah bisa diartikan sebagai reaksi
kesucian yang perlu bagi semua kejahatan moral, yang dimunculkan dalam
penghakiman orang benar. Kasih-Nya menggerakkan Dia untuk berurusan dengan
masalah dosa dalam cara yang demikian sehingga dengan benar Dia dapat
mengampuni orang berdosa. Baik kasih maupun murka-Nya adalah suci, murni,
mulia, dan kuat. Hal itu menyala dengan intensitas yang sama, dan sungguh-
sungguh merupakan bagian dari satu dengan yang lainnya. Hal itu tidak dapat
muncul tanpa keterkaitan satu dengan yang lainnya. Hal itu merupakan dua
ekspresi dari keinginan suci yang sama.
2. Pengantara dari keselamatan ini ialah Anak Allah, Tuhan kita Yesus Kristus.17
Dialah yang telah menjadi manusia melalui inkarnasi, dan sebagai Allah-Manusia,
mengerjakan bagi Allah dan manusia dalam pengorbanan diri-Nya sendiri, dengan
demikian memiliki penebusan kekal.18 Dialah yang muncl di hadapan wajag Allah
bagi kita, melalui siapa kita sendiri ditarik dekat kepada Allah. Allah adalah
Juruselamat kita, namun semua berkat keselamatan itu dianugrahkan “melalui
Yesus Kristus Juruselamat kita.”19 Tidak ada jalan lain.
3. Isi dari keselamatan ini ialah berlipat ganda. Di dalamnya ada suatu jawaban yang
cukup bagi seluruh keadaan manusia yang hilang.
17
1 Timotius 2:5; Ibrani 12:24; Yohanes 14:6; Kisah 4:12.
18
Ibrani 9:12.
19
Titus 3:5,6.
20
Efesus 4:32; Kolose 2:3; 1 Yohanes 2:12; Kisah 5:31; 13:38; 26:18.
21
Yesaya 1:18; 1 Yohanes 1:7; Wahyu 7:4.
22
Kisah 13:39; Roma 3:24; 8:30; Titus 3:7.
23
Yohanes 3:6,7; 1 Petrus 1:22,23; 2 Korintus 5:17; Yohanes 1:12.,13.
24
Efesus 4:24.
demikian alasan kita, emosi kita, dan kehendak kita semuanya diserahkan dari
perbudakan sifat yang merosot, dan dibebaskan untuk melayani Allah.
25
Kolose 1:19-22; Efesus 2:13-18; Roma 5:10,11.
26
2 Korintus 5:20.
27
Yohanes 3:14-16; 10:27,28; 1 Yohanes 5:11,12.
28
Yohanes 5:24.
29
Efesus 2:8,9; Titus 2:11; 3:4-7; Roma 3:24.
30
Roma 5:9; Wahyu 1:5,6; 1 Petrus 1:18,19.
31
Roma 5:1; Yohanes 20:31; kisah 20:21.
PERTANYAAN DAN LATIHAN
1. Daftarkan lima aspek panggilan keadaan manusia terhadap cmpur tangan Allah
dalam keselamatan!
2. Nyatakan dengan jelas arti kemerosotan umat manusia!
3. Apakah dua aspek permusuhan antara manusia dan Allah?
4. Apakah tiga ungkapan dari murka Allah yang dinyatakan dalam Perjanjian Baru?
Berikan referensinya!
5. Apakah keadaan khusus manusia yang dipenuhi melalui (a) pengampunan? (b)
pertobtan? (c) pendamaian? (d) hidup kekal?
6. Dalam tiga frase singkat gambarkan metode keselamatan Allah!
PELAJARAN 3
Banyak yang telah meletakkan tuduhan terhadap penginjilan. Kita tidak merasa
heran bahwa para musuh Injil akan mencari setiap kelemahan yang dapat ditemukan
dalam praktik penginjilan dan mengubahnya menjadi tuduhan yang dibesar-besarkan
terhadap penginjilan itu sendiri. Namun banyak para sahabat Injil telah berada di antara
para pengkritik penginjilan, dimana faktanya menjadikannya lebih bersifat perintah
sehingga kita mengambil persediaan diri kita sendiri dan melihat bahwa kita mungkin
telah memberikan sekadar alasan bagi kritikan.
1. Emosionalisme.
Memang benar hal itu terjadi demikian terhadap beberapa penginjilan, kita
harus mengakuinya. Ada penginjilan mengenai suatu jenis emosional yang populer dan
menggebu-nggebu yang hampir menghipnotis orang ke dalam “keputusan,” namun
tidak memberikan mereka dasar iman yang kuat, mengakibatkan mereka tertegun
dalam ketidakmenentuan, dan ahirnya kembali menjadi “normal” dimana bagi mereka
itu artinya kehidupan lama. Perubahan satu-satunya yang dihasilkan dalam diri mereka
ialah suatu keputusan bukan untuk “ditangkap” lagi. Kasus mereka selanjutnya lebih
buruk daripasa sebelumnya.
2. Pertunjukan.
Ada juga suatu kecenderungan moderen untuk menjadikan penginjilan sebagai
suatu hal pertunjukan. Orang berdosa dipikat kepada pertemuan evangelisasi selama
“waktu yang panjang” yaitu waktu yang dijanjikan, dan alat-alat hiburan yang bersifat
duniawi dengan terang-terangan diperkenalkan. Panggilan untuk membuat keputusan
dengan berat menekan getaran hati kehidupan orang Kristen. Orang-orang muda yang
berjiwa moderen diajarkan untuk bersaksi bahwa mereka begitu gembira, sehingga
1
Lin D. Cartwright, Evangelism fo Today (St. Louis: The Bethany Press, 1934), hal. 13.
Digunakan atas ijin.
menjadi seorang Kristen adalah seorang yang memiliki jiwa yang besar. Dengan
demikian, dalam suatu lingkungan yang berbau pertunjukan, dan dengan suatu
gambaran kehidupan orang Kristen bersisi satu yang ditampilkan, ada suatu tanggapan
yang besar. Pertanyaan dosa telah dengan cerdik disembunyikan, dengan begitu alami
orang muda yang bertobat tidak terlalu banyak memperhatikan keterlibatan etika
sebagai seorang Kristen.
3. Paham Kepercayaan.
Lagi-lagi, terlalu sering suatu pandangan mengenai “kepercayaan” yang
direkayasa telah diijinkan lewat terhadap iman yang menyelamatkan. Banyak yang
bersedia untuk berketetapan bahwa mereka percaya kepada Yesus Kristus ketika semua
yang mereka maskudkan ialah bahwa mereka bukanlah pengikut agama Hindu, atau
pengikut Nabi Muhammad, atau pengikut agama Yahudi. Mereka memberikan
persetujuan mental kepada ajaran Kristen. Mereka memiliki suatu kepercayaan historis,
namun bukan kepercayan pribadi, bukan penyerahan diri pribadi. Kepercayaan mereka
tidak disertai dengan pertobatan, tidak ada pengakuan Yesus sebagai Tuhan. Namun di
atas kekuatan ayat berikut ini: “Percayalah kepada Tuhan Yesus Kristus dan engkau
akan selamat,”2 mereka didorong untuk mempercayai bahwa mereka telah
diselamatkan, dan oleh kebaikan dari kesanggupan mereka untuk mengutip ayat
tersebut diterima ke dalam gereja. Itu adalah kesesatan dari “paham kepercayaan,” dan
penginjilan yang mengoperasikan di atas dasar itu tentunya tidak akan berbuah dalam
bidang karakter orang Kristen. Penginjilan yang demikian boleh berjalan di bawah
panji-panji “Injil yang sederhana,” namun para pelaku utamanya harus diingatkan
bahwa tidak ada “umat percaya” yang lebih kuat daripada para iblis,3 walaupun
kepercayaan mereka tidak dapat disebut iman yang menyelamatkan.
Semua hal ini, bagaimanapun juga, adalah penginjilan yang palsu, dan
penginjilan yang sejati tidak harus diadakan bertanggungjawab atas kepalsuan-
kepalsuannya, lebih daripada mata uang yang sejati yang dapat dipersalahkan atas mata
uang dolar yang palsu.
4. Pekerjaan Tindak-Lanjut yang Tidak Memadai.
Ada banyak penginjilan sejati yang tidak dibawakan kepada hasil yang penuh
karena cacat dalam pengorganisasian, atau karena ketidaksanggupan pada bagian
gereja-gereja untuk menindak-lanjuti pekerjaan penginjilan dengan petunjuk dan
pertolongan yang tepat.
Tn. Norman Baker, dari London, melaporkan mengenai kegiatan Billy Graham
pada sebuah perkumpulan 2400 pengerja menjelang bagian ahir perjuangannya yang
besar tahun 1954, mengutip perkataan penginjil kesohor itu demikian: “Mengenai
mereka yang ditolong di Harringay adalah mungkin bahwa 10.000 benar-benar tidak
akan ditindak-lanjuti karena kekurangan para penasihat dan juga pertolongan langsung
lainnya.”4 Tidak diragukan lagi bahwa komite itu melakukan suatu jenis pekerjaan
2
Kisah 26:31.
3
Yakobus 2:19.
4
Sunday School Times (Philadelphia), 10 Juli, 1954, hal. 574.
yang luar biasa dalam mengorganisir para pekerja perorangan, namun perjuangannya
benar-benar terlalu besar bagi sumberdaya mereka, dan hasilnya di luar perhitungan
mereka. Hal itu barangkali, juga, bahwa keadaan rohani gereja-gereja di London
mempunyai sesuatu yang ada kaitannya dengan persediaan yang tidak cukup para
penasihat yang terampil. Billy Sunday pada zamannya dikecam dengan keras karena
meninggalkan di belakangnya para petobat yang jatuh di samping jalan, gagal
menyatakan perubahan sikap. Dia akan menjawab, “Letakkan seorang bayi yang baru
lahir dalam sebuah kotak es dan lihatlah apa yang terjadi!” Sering kegagalan untuk
menghasilkan sifat orang Kristen tidak bercabang dari penginjilan, melainkan dari
kurangnya perhatian sesudahnya.
5
Kisah 16:30.
6
W.M. Clow, The Cross in christian Experience, hal. 8.
7
Matius 1:21.
B. KURANGNYA MUATAN SOSIAL.
8
Kisah 2:44,45.
9
J. Wesley Bready, England Before and After Wesley (London: Hodder & Stoughton).
10
Bready, This Freedom Whence? (New York: American Tract Society). (Abridgment and a
revision of his England, etc.).
lain, Injil membuat manusia-manusia baru yang menyerap ke dalam aliran sosial unsur-
unsur kasih, belas kasihan, dan tanggungjawab pribadi. Proses reformasi sosial bisa
nampak lambat bagi jiwa-jiwa yang tidak sabar,namun kita hanya perlu melihat pada
kebebasan besar kita, kehormatan yang disesuaikan dengan kebutuhan kaum wanita,
perhatian yang dianugrahkan kepada anak-anak, persediaan yang dibuat untuk yang
berkekurangan, hak suara kita, dan membandingkan hal ini dengan negeri-negeri
dimana Injil belum dikenal atau telah ditolak karena humanisme materialistis, dan kita
akan melihat betapa jauhnya kita telah tiba. Kita tidak membutuhkan Injil yang lain,
bukan penginjilan yang baru, melainkan kuasa pertumbuhan yang sehat, penginjilan
yang dipenuhi-Roh, jelas, dan kita akan menyaksikan nilai-nilai sosial dan etisnya
dengan lebih melimpah lagi.
Bentuk-bentuk Penginjilan
Penginjilan dijalankan dalam begitu banyak cara sehingga hal itu akan menjadi
hal mustahil untuk menghitung semuanya. Kita harus merasa puas dengan suatu
pertimbangan mengenai bentuk-bentuk yang representatif.
Bentuk-bentuk penginjilan dapat dibagi ke dalam dua kategori, yang berhubungan
dengan pribadi-pribadi dan metode-metode yang diupaayakan. Biasanya hal itu akan
saling melengkapi.
A. PRIBADI-PRIBADI DIJANGKAU.
1. Penginjilan Massa.
Penekanannya di sini ialah pada berkumpul bersama sebanyak mungkin dalam
satu tempat untuk mendengarkan Injil. Penginjilan massa pernah mengalami masa jaya,
dan masa ketika mengalami kelesuan. Nama-nama seperti Wesley, Whitefield, Finney,
dan Moody terkenal dalam penginjilan massa sejarah moderen. Sesudah Billy Sunday,
bagaimanapun, bentuk penginjilan ini jatuh di atas hari-hari yang jahat. Hal itu
dinyatakan dengan cuma-cuma sehingga hari-hari penginjilan massa sudah berahir.
Para guru propetik menunjukkan alasan-alasan dispensasional bagi berlalunya
penginjilan itu, sementara yang lain menyebutnya sebagai roh zaman dan mengajukan
bentuk-bentuk yang lain dan membuat pendekatan untuk mencari penyelesaian
terhadap lingkungan yang berubah. Namun demikian, ada beberapa orang yang kuat
bertahan yang percaya bahwa kemunduran itu hanya bersifat sementara, dan bahwa hal
itu hanya memerlukan visi yang baru dan iman serta keberanian pada bagian umat
Allah untuk membawakan hal itu kembali dengan daya keberhasilan yang lebih besar
daripada yang pernah ada. Orang-orang yang bertahan kuat itu benar adanya dalam
pandangan mereka, dan kita telah menyaksikan suatu kebangkitan penginjilan massa
yang tidak dijadikan teladan dalam seluruh sejarah gereja.
2. Penginjilan Kelompok-Usia.
Di sini yang ditekankan ialah tentang penjangkauan mereka yang berada dalam
golongan usia tertentu. Teknik-teknik yang khusus dikembangkan untuk membawa
Injil kepada orang-orang muda, kepada usia-usia belasan tahun, atau kepada orang
muda pada umumnya. Bentuk penginjilan ini diperkenalkan melalui pergerakan-
pergerakan seperti Children’s Special Service Mission of Great Britain,1 (Misi
1
Penyebutan organisasi-organisasi di sini tidak dimaksudkan untuk menampilkan mereka
sebagai yang unggul daripada yang lain dalam ladang yang sama, melainkan secara sederhana sebagai
Pelayanan Khusus Anak-anak Britania Raya), The Canadian Sunday School Mission
(Misi Sekolah Minggu Kanada), Child Evangelism Fellowship (Persekutuan
Penginjilan Anak), Young Life Campaign (Kampanye Kehidupan Orang Muda), The
Rural Bible Crusade (Kampanye Alkitab Di Pedalaman), dan Youth for Christ (Orang
Muda Bagi Kristus). Hubungan saya yang pertama dengan penginjilan kelompok-usia
adalah yang pertama disebutkan di sini, pada umumnya dikenal sebagai C.S.S.M. Para
penginjil dari organisasi ini secara khusus aktif pada tempat wisata di pinggiran
pantaiInggris pada musim panas. Di sanalah mereka berbaur dengan orang-orang muda
yang memadati pantai-pantai, yang membentuk kontes-kontes pembangunan-pasir,
bergabung dalam kebahagiaan, menciptakan persahabatan, dan dan mengadakan
pelaayanan mereka yang membahagiakan tepat di atas pasir di pantai.
Saya baru saja mendapatkan satu kritikan mengenai penginjilan kelompok-usia.
Hal itu tidak cukup inklusif. Mengapa begitu banyak membatasi diri kepada kaum
muda? Ada juga kelompok-usia lain yang memerlukan Injil. Bagaimana dengan orang-
orang yang sudah lanjut usia? Mereka adalah orang-orang yang paling dilalaikan dari
semuanya. Beberapa nampaknya memperhatikan keadaan rohani mereka. Namun
mereka begitu sukar untuk dijangkau! Dan mereka tidak memiliki kehidupan pelayanan
untuk dipersembahkan kepada Tuhan! Siapa yang telah berkata bahwa kita harus
berkonsentrasi pada mereka yang mempunyai kehidupan menyeluruh untuk diberikan?
Berapa lama pencuri yang berada di atas kayu salib itu harus hidup dan melayani Sang
Guru? Namun Tuhan kita, di tengah-tengah penderitaan-Nya, memberian pengharapan
bagi pelaku kejahatan yang sedang sekarat itu, dan memberikan jaminan keselamatan
kepadanya. Dan apakah orang-orang yang sudah lanjut usianya begitu sulit untuk
dijangkau? Bagaimana jika mereka? Sehingga tidak memberikan alasan bagi kita.
Mereka tidak berada di luar jangkauan kita. Gypsy Smith dan dua saudaranya yang
baru ditobatkan menuntun ayah dan ibu mereka, berusia tujuh puluh tahun, kepada
Tuhan, dan seorang paman, berusia sembila puluh sembilan tahun!2 Saya secara pribadi
pernah mengalami kesempatan untuk melihat terang yang merekah pada wajah-wajah
mereka yang sudah berusia lanjut, salah satunya ialah seorang pria yang sudah berumur
delapan puluh empat tahun. Saya sebenarnya suka melihat “penginjilan usia-lanjut,”
dengan penekanan khusus pada kebaikan atau kebajikan.
3. Penginjilan Kelompok-Suku.
Di sini usahanya dipusatkan pada penjangkauan mereka dari suatu suku atau
kaum tertentu. Dalam misi-misi Yahudi lapangan ini adalah merupakan suatu aktifitas
yang tinggi yang dikhususkan, melibatkan suatu agama demikian juga suatu keadaan
ras. Kedua hal ini biasanya saling mengisi. Misalnya, pekerjaan di antara orang-orang
Kanada Perancis melibatkan suatu pertentangan dengan Romanisme; pekerjaan dengan
orang-orang Indian Amerika membawa persatuan melawan paham kekafiran suku
kuno; pekerjaan dengan orang-orang Cina menghadapi kendala Konfusianisme dan
teladan pekerjaan dengan mana penulis lebih akrab. Kami tidak melakukan pembuatan daftar yang
lengkap.
2
Gypsy Smith, Gypsy Smith , His Life and Work (London: Law), hal. 58.
Budisme. Seluruh kejeniusan penginjilan kelompok suku atau ras tersebut merupakan
suatu pemahaman tentang psikologi dan latar belakang agama, dan suatu pendekatan
simpatik.
4. Penginjilan Kelompok-Pekerjaan.
Di sni penekanannya ialah pada penjangkauan mereka yang terlibat dalam suatu
pekerjaan tertentu. Beberapa pekerjaan menampilkan suatu tantangan yang khas, atau
suatu kesulitan yang khas, atau suatu kesempatan yang khas. Hal tersebut menuntut
tindakan. Misalnya, para pria yang pergi keluar untuk menambang atau pergi ke hutan
Kanada tinggal dalam “pondok” yang disediakan oleh perusahaan gantinya di asrama-
asrama yang bersahaja, terpisah dari keluarga mereka dan dari penghiburan rumah
tangga selama periode yang ditentukan, misalnya selama musim penebangan kayu.
Mereka dihadapkan dengan banyak pencoban, dan memiliki malam-malam yang
panjang . Beberapa pria Kristen menangkap visi itu, dan Shantymen’s Christian
Association (Asosiasi Pria Kristen yang Tinggal Di Pondokan) dibentuk untuk
melayani para pria ini. Para misionaris dari asosiasi ini adalah para pria yang tegar
(beberapa wanita dierbantukan), dipersiapkan untuk tantangan yang berat dan
pengorbanan. Rumah kita di Sault Ste Marie, Kanada,dulu digunakan menjadi tempat
persinggahan bagi beberapa di antara mereka dalam dalam perjalanan mereka ke dan
dari ladang-ladang mereka, dan kita mengetahui segala sesuatu mengenai kehidupan
mereka yang memerlukan pertolongan. Akan tetapi para pekerja yang kasar itu jauh di
dalam semak belukar mengetahui bahwa ada seseorang yang peduli, dan banyak yang
telah dimenangkan bagi Tuhan.
Selama bertahun-tahun telah ada pekerjaan yang luar biasa yang dibawakan di
antara para polisi dan petugas rel kereta api di Inggris, di atas prinsip infiltrasi. Setiap
poisi Kristen atau petugas rel kereta api diharapkan menjadi suatu “agen,” dan
persediaan telah dibuat untuk persekutuan mereka dan kelompok bersaksi. Yang terahir
saya mengunjungi Ten Hall in Glasgow (salah satu dari misis terbesar di kota itu, saya
membagikan program dengan satu tim polisi Kristen dari Belfast, Irlandia Utara.
Mereka adalah sebuah kelompok yang antusias.
Pekerjaan di antara para pelayan bukanlah hal yang baru. Para kepala
kerohanian telah lama dikenal merupakan satu bagian dari angkatan bersenjata dari
berbagai negara, namun sebagai tambahan kepada persediaan resmi ini, asosiasi para
tentara dan para pelaut juga penerbang, pusat-pusat pelayanan dan rumah tangga telah
berkembang dalam banyak bagian di dunia.
The Inter-Varsity Christian Fellowship (Persekutuan Kristen Inter-Varsity)
harus dilibatkan di sini, karena hal itu dipandang, bukan karena begitu banyaknya
sebuah kelompok usia misalnya, melainkan karena sebuah kelompok-pekerjaan, para
pria dan wanita secara sementara menduduki sebagai para murid dalam institusi-
institusi pembelajaran yang lebih tinggi. Dalam hal ini ada suatu keseragaman tertentu
mengenai keterlibatan usia, dan fakta bahwa para pria dan wanita yang di dalamnya
merupakan penjangkauan dari kesaksian yang khusus ini selama suatu waktu yang
terbatas memberikan urgensi yang lebih besar dan konsentrasi kepada pekerjaan
Persekutuan.
The Inter-Varsity Fellowship lahir di Inggris, dan dijalankan di sana selama
beberapa waktu sebelum hal itu menyebar ke Kanada, dan kemudian ke Amerika
Serikat. Dalam tahun-tahun belakangan ini kelompok persekutuan tersebut telah
berkembang dengan pesat, sampai sekarang hal itu aktif dimana lebih dari tujuh ratus
kampus ada dalam negeri itu sendiri.3 Pekerjaan itu sekarang bertaraf internasional,
sedang dilaksanakan di banyak tempat di Eropa, Asia, Australia, Afrika Selatan, dan
Amerika Latin. Sementara tidak ada arahan dunia secara menyeluruh, berbagai
kelompok nasional memiliki suatu ikatan yang umum dalam International Fellowship
of Evanglical Students (IFES).
5. Penginjilan Kebutuhan-Khusus.
Dalam hal ini perhatian difokuskan kepada mereka yang berada dalam berbagai
jenis kesukaran. Misi penyelamatan adalah merupakan suatu teladan yang terkenal. Di
sini orang yang terlantar disambut, kebutuhan-kebutuhan fisik langsung mereka
diperhatikan, dan Injil ditampilkan oleh pria dan wanita yang mengerti dan
memahami. Itu adalah pekerjaan yang tidak mudah, dan sering merupakan pekerjaan
yang tidak mendapat penghargaan, namun upahnya besar dalam memperhatikan
“tembikar yang pecah” ini yang dibentuk kembali oleh perubahan dan kuasa Roh
Kudus yang menyucikan. Bala Keselamatan telah menampilkan pelayanan yang
berbeda dalam hal ini, sebuah keterangan dari mana diberikan dalam Harold Begbie’s
Twice-Born Men.4 The Pacific Garden Mission of Chicago, the Water Street Mission
of New York, dan the Mel Trotter Missin of Grand Rapids, Michigan, adalah
perwakilan-perwakilan yang patut dipertimbangkan dari ratusan usaha untuk
“menyelamatkan yang hilang.”
Penjara-penjara, rumah sakit-rumah sakit dan lembaga-lembaga yang lain
menyediakan ladang khusus penginjilan. Perasaan bersalah yang merupakan beban,
penyakit, kemiskinan dan masalah usia menuntut simpati dan kerja sama yang hati-
hati.
6. Penginjilan Perorangan—Pekerjaan Individu.
Di sini penekanannya ialah dalam menjangkau perorangan. Moto H. Clay
Trumbull ialah, “Pekerjaan individu untuk individu-individu.” Dalam usaha yang
lama, setiap bentuk lain yang kita telah sebutkan mengurangi sendiri kepada usaha ini.
Apapun sifat kelompok dengan siapa kita sedang bekerja, tujuan kita ialah
memenangkan individu. Kita bukanlah mencari orang banyak melainkan orang-orang
atau pribadi-pribadi yang mengejar atau mencari orang banyak. Kita tidak tertarik
dengan murid misalnya, dengan petugas rel kereta api, dengan orang muda, dengan
orang yang terlantar, melainkan kita sedang mencari orang yang kebetulan sebagai
3
The U.S.A. Directory for June 30, 1954 memberikan nomor sebagai 708, termasuk bab-bab
reguler dan kelompok-kelompok informal, di universitas-universitas, perguruan tinggi-perguruan tinggi,
dan sekolah perawat.
4
Harold Begbie, Twice-Born Men (Westwood, N. J.: Revell).
murid, petugas rel kereta api, orang muda, atau orang yang terlantar. Mereka semuanya
hilang. Mereka semuanya berharga. Kristus telah mati bagi mereka semua. Kita
memandang mereka semuanya sebagai jiwa-jiwa, sebagai pribadi-pribadi. Orang-orang
yang demikian harus kita cari.
1. Pertemuan-pertemuan Umum.
Ini adalah metode yang secara alami menjawab penginjilan mass,dan yang telah
digunakan di seluruh zaman Injil. Ada sesuatu yang mengilhami dan dan memberi
keyakinan mengenai sekelompok besar orang. Sementara kita tidak harus menaruh
kepercayaan kita dalam psikoogi massa untuk hasil-hasil yang menyelamatkan, kita
tidak boleh lupa bahwa hal itu benar-benar memiliki suatu bagian untuk diperankan.
Bukankah perintah Allah, benar-benar dapat diselewengkan kepada hal-hal yang jahat,
namun dapat juga digunakan bagi Allah dan oleh Allah? Ketika orang berdosa dibawa
ke dalam suatu perkumpulan Injil yang besar dimana ada semangat yang sehat, dia
tidak dapat berbuat apa-apa selain dikendalikan. Kepuasan akan dirinya sendiri akan
digoyangkan, jaminan akan dirinya sendiri digoncangkan. Dia bisa saja menolak,
namun dia tidak akan sama. Dia telah ditarik keapda Injil. Dia teah berada dimana
Allah hadir dan bekerja melalui Firman-Nya.
Ketika bentuk penginjilan ini diusahakan, setiap usaha harus diperhatikan.
Suatu pertemuan evangelisasi tanpa orang-orang berdosa adalah bagaikan suatu
pernikahan tanpa mempelai laki-laki dan mempelai perempuan. Dengan kata lain,
pertemuan evangelisasi yang tidak didukung dengan baik oleh orang-orang kudus akan
memberi kesan yang kurang baik terhadap pentingnya keselamatan. Memang benar,
Allah dapat bekerja dalam perkumpulan-perkumpulan yang kecil sekalipun,
sebagaimana Dia telah melakukan pada hari yang berangin keras itu ketika Dia
menyelamatkan Spurgeon muda di sebuah gereja Metodis Primitif, tetapi biasanya
Allah bekerja dengan umat-umat-Nya, dan ketika mereka dikendalikan untuk bertindak
dan membawa orang-orang berdosa kepada pengenalan akan Injil, hasil-hasil yang
demikianlah yang diharapkan.
2. Radio.
Ini adalah suatu perkembangan abad keduapuluh yang telah menjadi salah satu
instrumen yang paling efektif untuk memajukan Injil. Jaringan kerja yang besar pada
masa kini membawakan pekabaran itu. Perintis jaringan kerja penyiaran Injil adalah
Charles E. Fuller, yang telah memulaikan penyiaran melalui sebuah stasiun tunggal
pada bulan Januari, 1926, namun saat ini mengirimkan “Old Fashioned Revival Hour”
(Saat Kebangunan Bergaya Kuno) lebih dari enam ratus stasiun, dengan perkiraan
jumlah pendengar sepuluh juta.5 Demikian pula Billy Graham dengan “Hour of
Decision” (Saat Keputusan), saat ini menggunakan dua jaringan kerja nasional, the
5
Moody Monthly (chicago 10), Januari, 1955,, hal. 21.
Lutheran Hour (Saatnya bagi Lutheran), the “Back to God” (Kembali kepada Allah)
adalah penyiaran-penyiaran Gereja Reformasi Kristen, dan anda lihat bagaimana Injil
sedang menerima pendengaran yang belum terjadi sebelumnya. Ada stasiun-stasiun
yang secara keseluruhan diabdikan kepada pekerjaan Injil, seperti WMBI dari Chicago;
HCJB dari Quito; Ekuador; ELWA dari Liberia, Afrika Barat; DZAS dari Manila;
TIFC dari San Jose, Costa Rica; TGNA dari Guatemala City. Dengan demikian ladang-
ladang misi, termasuk daerah-daerah tertutup, sedang dimasuki dengan pekabaran
melalui radio. Ini adalah suatu pemandangan yang menakjubkan.
Namun itu bukanlah hal yang mudah. Penginjilan melalui radio menuntut
ketrampilan khusus dan teknik-teknik. Dalam pertemuan umum sang pengkhotbah
memiliki keuntungan dalam kehadiran secara pribadi. Seluruh kepribadiannya
berperan. Ia bisa merasakan sikap dari para hadirin dan berbuat sesuai dengan hal itu.
Di radio ia kehilangan semua kepribadiannya kecuali apa yang dapat ia bicarakan, dan
ia tidak bisa mengubah taktik untuk menjawab reaksi pendengar—sampai surat-surat
mulai berdatangan! Orang yang suaranya kehilangan kepribadian adalah menjadi
masalah besar di radio, dan orang-orang tidak diminta untuk “duduk” mendengarkan
khotbah. Pikirkanlah keberhasilan para penyiar radio. Mereka memiliki kepribadian
dalam suara mereka. Ambil saja dua contoh yang sudah disebutkan: suara dari Charles
E. Fuller adalah lembut, halus, dan persuasif, sementara Billy Graham suaranya
dinamis dan mengandung perintah.
3. Televisi.
Bentuk penginjilan ini, sama seperti televisi itu sendiri, hanya dalam masa
pertumbuhannya, namun itu akan bertumbuh. Itu mahal, namun akan meningkat. Ada
potensi luar biasa di sini bagi penginjilan. Namun, sementara itu digolongkan secara
uum dengan radio, kesulitan utamanya terletak pada arah yang berlawanana. Kita
perhatikan bahwa di radio ada suatu kehilangan kepribadian yang harus
dikompensasikan atau digantikan melalui suara. Di televisi seluruh kepribadian
dipulihkan, namun sekarang diperlihatkan kepada lebih banyak perhatian yang kritis
daripada ketika berada di atas mimbar. Orang-orang yang telah berhasil dengan baik di
radio, karena suara khasnya, bisa menemukan diri mereka memainkan peranan yang
kecil di televisi karena kepribadian umum yang tidak cocok dengan layar. Saya dan
istri saya dulu mendengarkan suatu program komersial di radio. Si pembawa acara
punya suara yang enak didengar, suara yang berbudaya yang telah membuat bahkan
iklan rutinnya sama sekali disukai. Suatu hari kami mengunjungi para sahabat yang
memiliki televisi, dan program yang sama ,uncul. Kami tidak pernah mendengarkannya
lagi. Kepribadian dari si pembicara hambar dan agak kewanita-wanitaan. Panggilan
sudah berlalu. Jadi sekali lagi, keahlian-keahlian yang baru, teknik-teknik baru harus
dikembangkan bagi penginjilan melalui televisi ini. Kejanggalan-kejanggalan harus
dihilangkan sehingga akan menjadi sedikit diperhatikan di atas mimbar, dan tidak
terlihat sama sekali di radio, dan bilamana hal itu diperhatikan akan berkumandang
kemana-mana melalui siaran televisi.
4. Literatur.
Hal ini termasuk Alkitab, bagian-bagian Alkitab, traktat, majalah, dan buku.
Dengan pertumbuhan bacaan dalam suatu jumlah yang luar biasa dalam bagian-bagian
bumi, instrumen evangelisasi ini perlu ditingkatkan lebih pesat lagi. Terlalu sering kita
mengijinkan sekte-sekte palsu menggeser kita dalam ladang ini. Bukan hanya bahan
bacaan yang berkembang di Afrika dan Asia, melainkan juga kebangunan agamadalam
ladang kita sendiri menuntut suatu program percepatan yang besar dari produksi dan
distribusi bahan-bahan bacaan.
a) Para penerjemah Wycliffe dan Bible Societies sedang melakukan pekerjaan
raksasa dalam mempersiapkan Alkitab dalam berbagai bahasa manusia di
dunia. Dan banyak agen, seperti the Gideons, the Pocket Testament League,
dan the Scripture Gift Mission, secara meluas sedang mendistribusikan
Alkitab—seluruh Alkitab dan bagian-bagiannya.
b) Traktat Alkitab telah meningkat secara besar-besaran tahun-tahun belakangan
ini, khususnya sejak Mr. Clyde Dennis menangkap visi dalam menggunakan
teknik-teknik moderen dalam mencetak ladang ini. Sebelum itu, banyak traktat
Injil begitu murah dan tidak menarik perhatian sehingga akan merasa malu
dalam menggunakannya. Masih ada ruangan untuk perbaikan, namun, dalam
hal materi atau bahan yang digunakan. Ada beberapa traktat yang bagus, namun
banyak pula traktat yang kurang bagus. Sering pendekatannya kurang kena
kepada sasaran, atau ada suatu kekurangan dalam tantangan, atau bahasa
Inggrisnya tidak bagus, atau bahasa sangat asing bagi mereka yang kita
harapkan akan dijangkau, atau hal itu gagal dalam membuat tujuan. Kita
memerlukan para penulis Injil yang cakap, para penulis yang tidak hanya
memiliki kebenaran dan semangat serta anugrah, melainkan yang berpikir
dengan jelas dan menulis dengan jelas.
c) Ketika tiba kepada pekerjaan yang lebih besar, kita mengalami kelangkaan
bahan yang mengerikan terhadap terang yang berharga bagi yang belum
diselamatkan. Salah satu fenomena dari zaman kita ialah frekuensi dengan
mana buku-buku agama melejit ke dalam kelas penjualan-terbaik, dan hal ini
meletakkan pola bagi iman orang banyak. Namun berapa seringkah kebenaran
pekerjaan penginjilan yang sehat ini, apakah bersifat fiktif ataukah non-fiktif?
Buku Billy graham, Peace with God, 6 naik daun, namun sebagai tambahan
kepada kehebatan buku itu sendiri, di samping juga buku itu merupakan
penerbitan yang luar biasa dari kampanyenya yang hebat dan program jaringan
radionya. Inilah yang disebut ladang yang terbuka luas bagi para pria yang
punya nyali dan imajinasi serta iman, yaitu mereka yang pada saat yang sama
adalah manusia-manusia tulisan.
Untuk satu hal kita dapat bersyukur. Alkitab itu sendiri adalah best seller. Itu
masih terus berlangsung berjuta-juta setiap tahunnya, dan kita mempunyai janji Ilahi
bahwa “ia tidak akan kembali kepada-Ku dengan sia-sia.”7
6
Billy Graham, Peace with God (Westwood, N. J.: Revell).
7
Yesaya 55:11.
d) Suatu perkembangan baru dalam suasana ini adalah korespondensi.
Korespondensi itu sendiri bukanlah hal yang baru, melainkan telah lahir sesuai
dengan petunjuk bagi orang-orang Kristen. Gaya yang baru ialah dalam
menggunakannya sebagai sebuah alat penginjilan. Kebutuhan dan permintaan
menuntutnya agar menjadi hal yang demikian. Tujuannya ialah untuk
menghadirkan elemen-elemen iman orang Kristen dengan begitu jelas dan
sederhana sehingga orang yang belum diselamatkan, yang belum diajar Alkitab,
akan dituntun ssetahap demi setahap kepada pengetahuan akan Jalan itu. Salah
satu pernyataan yang paling jelas mengenai jalan keselamatan yang pernah saya
dengar, dalam bentuk korespondensi yang teratur, dengan pertanyaan-
pertanyaan yang dicantumkan pada setiap pelajaran ialah The Good News. The
Correspondence School of Moody Bible Institute punya program ini.
5. Catatan-catatan Fonograf.
Kita bukanlah yang pertama dalam hal ini. Saksi Yehovah telah
melaksanakannya sebelum kita. Terpisah dari catatan-catatan musik Injil, metode
penginjilan ini belum begitu banyak berperan dalam dunia percakapan bahasa Inggris,
namun hal itu berkembang dengan pesat sebagai sebuah alat usaha penginjilan. Gospel
Recordings dari Los Angeles telah merintis dalam ladang ini, dan saat ini sedang
mendistribusikan catatan-catatan dalam seribu bahasa dan dialek.8
6. Pesta-Rumah.
The Oxford Group Movement adalah ahlinya dalam metode ini, namun itu juga
telah menghasilkan lingkaran penginjilan yang baik. Itu adalah suatu rencana orang-
orang Eropa yang berbeda. Mr. Tom Rees, dari Inggris, telah berhasil secara luar biasa
dengan hal itu. Beberapa tahun yang lalu saya ikut dalam pelayanan di pusat
konferensinya, Hildenborough Hall, dengan sebuah kelompok sekitar seratus lima
puluh orang muda. Itu bukanlah sebuah kemah, melainkan sebuah pesta-rumah. Rumah
tersebut adalah merupakan sebuah gedung yang besar dengan tanah yang luas.
Sementara para tamu tidak diharapkan memakai pakaian resmi untuk makan malam,
Tuan dan Nyonya Rees pun melakukan hal yang sama, dan hal itu menambah sentuhan
budaya Inggris dalam pemandangan. Tentu rekreasi, disediakan, misalnya berkuda,
tenis, dan lain sebagainya, sementara pada sore hari mengadakan darmawisata dengan
menggunakan bis ke Canterbury dan London bagi mereka yang ingin menjelajah
daerah-daerah yang belum diketahui. Namun segala sesuatu dipusatkan pada tujuan
rohani. Kelas-kelas diadakan, dan ada periode-periode untuk konseling, waktu yang
teduh, dan jam-jam persekutuan yang menggembirakan. Itu bukanlah hal yang
mudahuntuk membawakan tekanan yang tidak tepat kepada seseorang. Barangkali kita
dapat menggali metode ini lebih dari yang telah kita lakukan.
7. Perkemahan Alkitab.
Ini adalah gaya Amerika. Konsentrasi usaha yang digabungkan kepada relaksasi
kehidupan berkemah. Lingkungan yang bebas dan mudah cenderung melepaskan
8
Moody Monthly (Chicago 10), Maret, 1955, hal. 87.
segala beban dan meningkatkan diskusi yang terbuka. Sebagaimana dalam pesta-
rumah, Perkemahan Alkitab menyajikan suatu tantangan nyata kepada para pemimpin
dan orang-orang Kristen yang hadir, sebab kecuali kebersamaan yang hidup kepada
ajaran, pengaruh kepada non Kristen akan menjadi bencana. Harus ada banyak
percakapan di antara orang muda Amerika setiap musim panas sebagai suatu hasil dari
angka perkemahan yang diadakan dalam setiap seksi di daerah itu. Saya harap statistik
itu tersedia.
8. Film.
Ini adalah penemuan abad keduapuluh lainnya yang telah ditekan ke dalam
pelayanan Injil. Film-film Kristen mauk dalam dua kategori—doumentari dan
dramatis. Pada awalnya, tidak ada akting, dalam arti teknikal. Kemudian pada ahirnya,
akting adalah alat yang utama.
a) Ada sedikit prasangka dengan memperhatikan film dokumen.Film-film ilmu
pengetahuan injil Moody Institute of Science, contohnya, pada umumnya
diterima, dan digunakan di banyak negara, dan telah diterjemahkan ke dalam
empat belas bahasa. Film-film tersebut juga digunakan dalam pelayanan-
pelayanan militer, di sekolah-seklah, di pabrik-pabrik, dan memiliki jalan masuk
dimana agen-agen Injil lainnya tidak menerima. Kegunaan film-film tersebut
sebagai alat penginjilan adalah di luar pertentangan.
b) Ketika hal itu tiba kepada film dramatis, bagaimanapun juga, ada suatu
pembagian pendapat yang tajam. Sementara saya menulis, saya mempunya
sebuah artikel di hadapan saya9 oleh Walter Smyth, yang mengepalai film-film
evangelistis Billy Graham, Inc. Sebenarnya dia berjuang bagi film dramatis
sebagai sebuah senjata penginjilan, dan mengarahkan kepada lebih dari
sepertiga juta keputusanyang dicatat yang dihasilkan dari menunjukkan film-
film Billy Graham, baik dokumentari maupun dramatis.
Dengan kata lain, banyak pemimpin Kristen tidak terkesan dengan gaya ini.
Mereka menduga bahwa keputusan-keputusan yang dibuat di bawah pengaruh
panggilan emosional yang demikian tinggi pada ahirnya bisa memilii suatu
pengaruh yang merusak pada gereja secara menyeluruh. Dalam menentang
kebijakan dalam penggunaan setiap alat yang tersedia, kita mempunyai filosofi
yang lain bahwa kita akan menjadi penyelamat dengan menggunakan metode-
metode Alkitabiah, dengan keyakinan akan tuntunan Roh Kudus. Ambil hal ini
dari A. W. Tozer,10 dalam sebuah amanat yang diberikan pada Konferensi
Keswick Amerika-Tengah bulan Oktober 1954: “Kembali, harus ada
pembalikan kepada metode-metode dalam Perjanjian Baru. Beberapa orang
berkata, ‘Kami percaya kepada pekabaran Alkitab, namun kami percaya kepada
metode-mtode moderen.’ Saudara-saudaraku, gereja sedang sibuk saat ini,
sektor-sektor tertentu daripadanya, mengkhotbahkan pekabaran Alkitab
kemudian menunda semua kebaikan yang mereka lakukan dengan metode-
9
The King’s Business (Los Angeles), Desember, 1954, hal. 26.
10
Moody Monthly (Chicago 10), Januari, 1955, hal. 17.
metode yang mereka gunakan untuk meningkatkan pekabaran itu. Kita harus
pergi kepada Alkitab bagi metode-metode kita demikian pula dengan pekabaran
kita.”
Bukan pengalaman yang meragukan yang akan mengajar kita apakah pengaruh
film dramatis yang bersifat agama, apakah alami atau rohani, sementara atau
tetap; apakah Roh Kudus sedang menggunakannya, atau apakah itu adalah
pengganti bagi Roh Kudus; apakah itu suatu persediaan Ilahi bagi zaman kita,
atau apakah kita sedang mencoba melakukan pekerjaan rohani dengan cara-cara
duniawi. Bukan respons langsung, melainkan pengaruh tinggi ke atas gereja,
yang akan menjadi ujian.
9. Kelas Alkitab.
Sekarang kita tidak berpikir mengenai kelas-kelas Alkitab yang membentuk
departemen Sekolah Minggu dewasa. Catatan penginjilan tidak boleh diabaikan.
Namun apa yang kita pikirkan adalah pergerakan langsung yang teah datang menjadi
kenyataan pada tahun-tahun belakangan ini. Adalah hal yang sangat tenang dan rendah
hati, yang lebih baik dipertahankan demikian. Lagi pula, itu benar-benar tidak resmi.
Dalam suatu masyarakat tertentu ada sebuah rumah tangga Kristen yang dikelilingi
oleh rumah tangga-rumah tangga yang non-Kristen. Orang-orang Kristen adalah orang-
orang yang bersahabat dan hidup bertetangga dengan baik dan punya beban bagi
tetangga mereka. Suatu malam mereka mengundang enam pasangan keluarga ke rumah
mereka dan memberikan waktu yang menyenangkan, sementara pada saat yang sama
menjaga percakapan agar tetap terkendali. Sesudah beberapa saat, topik-topik seperti
situasi dunia, perhatian agama baru, dan suatu pembalikan nasional kepada Alkitab
didiskusikan. Suatu perhatian adalah gambarannya. Orang-orang Kristen (atau
mungkin beberapa non-Kristen) mengusulkan untuk berkumpul bersama untuk belajar
Alkitab. Apakah ada orang yang akan menjadi guru kita atau menuntun diskusi kita?
Tentu tuan rumah atau nyonya rumah mengenal seseorang! Umumnya itu lebih baik
bahwa seseorang bukan menjadi guru. Waktu ditentukan, dan sifatnya tidak resmi
melainkan pembelajaran yang dituntun dimulai. Rencana Allah yang besar yang
terhampar di hadapan mereka mulai diraih. Beberapa orang mungkin mengundurkan
diri, namun yang lain datang, yang diundang oleh anggota-anggota kelas. Sesudah
beberapa waktu beberapa dari kelompok ini mulai membicarakan bahasa Kristen, dan
pengakuan-pengakuan ajaib mengenai iman dibuat. Itu sebenarnya terjadi di banyak
kota dan desa, biasanya dalam masyarakat yang “lebih baik.”
Dalam keadaan yang demikian penting untuk memelihara unsur persahabatan
pribadi, untuk menghindari teknik-teknik “pertemuan,” dan untuk mencegah diskusi
sektarian (kelompok sekte). Guru tidak memberikan kuliah, melainkan menuntun,
menjelaskan, menolong.
10. Penginjilan Perorangan—Metode-metode yang Dijalankan.
Kita memasukkan hal ini di bawah bentuk-bentuk dengan menghargai pribadi-
pribadi yang akan dijangkau. Sekarang kita mempertimbangkannya sebagai sebuah
metode yang dijalankan. Pada ahirnya semua pneginjilan adalah bersifat pribadi. Roh
Kudus berhubungan dengan pribadi-pribadi, dan semua metode kita harus bertujuan
pada pribadi. Jika metode penginjilan perorangan adalah metode Ilahi, hal itu harus
benar-benar menjadi metode kita juga. Seseorang berhadapan muka dengan muka
dengan seseorang dalam mempertemukan bagi Allah—anda tidak bisa membayangkan
lebih banyak lagi dramatis, suatu situasi yang lebih berkuasa lagi. Itulah Penginjilan
Perorangan. Peristiwa-peristiwa yang terjadi dalam situasi itu mungkin merupakan
variasi yang tidak terbatas, namun ada inti sari yang tidak bervariasi mengenai hal
itu—seseorang berhadapan muka dengan muka dengan seseorang dalam
mempertemukan bagi Allah. Itulah tema di sepanjang pembelajaran kita
Adalah sering dinyatakan bahwa khotbah Petrus pada hari Pentakosta telah
mengakibatkan keselamatan kepada tiga ribu orang. Hal ini benar, namun itu tidak
semuanya benar. Kita harus ingat bahwa Petrus memiliki dukungan seratus dua puluh
orang yang memberikan kesaksian mereka sendiri.2 Tidak diragukan lagi bahwa
mereka telah menyatu/berbaur dengan orang banyak sehingga khotbah mereka
dikuatkan oleh banyaknya percakapan pribadi. Kita tidak diberitahu mengenai
organsisasi yang diam-diam dari seratus dua puluh orang itu, dan, sungguh, dalam
situasi itu organisasi yang demikian adalah di luar pertanyaan. Namun demikian,
Pentakosta telah meletakkan pola bagi semua penginjilan yang kemudian, yaitu,
penyampaian khotbah yang didukung oleh pekerjaan perorangan.
1. Melengkapi Kampanye Penginjilan.
1
Lionel B. Fletcher, The Effektive Evangelist, hal. 167.
2
Kisah 2:4-8.
Dewasa ini para penginjil yang terbaik mendesakkan suatu pasukan pekerja
perorangan yang terlatih. Pengalaman telah menunjukkan bahwa dimana hal ini
mengalami kekurangan hasil-hasil ahir dari kampanye penginjilan maka suatu
kelemahan yang besar akan nampak. Dalam pertmeuan-pertemuan besar dari
Chapman-Alexander Team, pelatihan para pekerja perorangan adalah merupakan suatu
bagian utama dari seluruh upaya. Banyak perhatian diambil dalam menyaring para
pelamar, dan seluruh program yang menyangkut perorangan diawasi, tidak satupun
yang diijinkan untuk mengambil bagian dalam pekerjaan kecuali dia dapat
menunjukkan lencana pengenalnya. Itu adalah satu hal mengenai pengetahuan umum
sehingga persiapan para penasihat bagi kampanye Billy Graham dimulai lama sebelum
kedatangan penginjil di ladang.
Saya telah mengenal para penginjil yang telah mendesak dalam melakukan
semua pekerjaan pribadi mereka sendiri. Dalam kasus-kasus yang demikian mereka
dilibatkan dalam kampanye-kampanye yang lebih kecil dalam gereja-gereja individu
yang tidak dapat menyediakan pria dan wanita sanggup dalam pekerjaan yang baik,
dan dalam kekecewaan penginjil melakukannya sendiri. Hal ini, tentunya, meletekkan
suatu beban yang menakutkan bagi penginjil, dan sedikit yang dapat berdiri dalam
pekerjaan ini dalam jangka waktu yang lama. Namun apakah dilakukan sendiri atau
oleh orang lain penginjil yang sejati mendesak kepada pekerjaan pribadi.
2. Melengkapi Penginjilan Radio.
Semakin bentuk penginjilan perorangan dilibatkan, semakin mendesak akan
terbuka saluran-saluran bagi hubungan perseorangan. Tidak ada bentuk penginjilan
yang lebih bersifat pribadi daripada radio. Beberapa cara harus ditemukan untuk
menggantikan hal ini. Saya ingat ketika sedang berbicara dengan seorang kawan baik
saya yang memiliki pengalaman lama dalam pekerjaan radio, mengenai kesukaran saya
dalam penyiaran dari studio radio. Sekeping metal yang saya gunakan untuk bicara
tidak memberikan inspirasi bagi saya. Sahabat saya dengan bijaksana tidak
menceritakan kepada saya agar berpikir mengenai orang banyak yang sedang
mendengarkan, namun dia berkata, “Pikirkanlah mengenai satu orang, barangkali
seorang wanita lanjut sedang duduk di samping pesawat radionya di sebuah pondok
kecil di luar kota, atau seorang pelancong yang sedang mengendarai kendaraan di
dalam mobilnya sedang memutar dan menyalakan radionya, dan berbicara kepada
orang yang satu itu.” Itu adalah nasihat yang baik. Jika hak itu diikuti akan ada catatan
pribadi dalam bentuk pelayanan yang paling bersifat pribadi.
Para pengerja radio yang baik juga memberikan semangat korespondensi dari
para pendengar mereka, bukan sekadar untuk dukungan finansial mereka bagi
penyiaran mereka, melainkan juga untuk menindak-lanjuti pelayanan jarak-jauh
mereka dengan kontak yang lebih bersifat pribadi. Tentu, adalah merupakan peristiwa
bahwa pengkhotbah radio itu sendiri tidak dapat mengunjungi semua yang menulis
surat kepdanya. Dalam kasus yang seperti itu adalah baik bagi dia untuk berhubungan
dengan para pendeta penginjil di seluruh ladang radionya agar dia dapat melanjutkan
bagi mereka korespondensi yang demikian sebagai panggilan bagi kontak pribadi.
Dalam hal ini dia bukan hanya mengamankan atau memenuhi pertolongkan yang
dibutuhkan, melainkan menempatkan dia ke dalam perhatian gereja lokal. Pada
beberapa kesempatan, ketika saya menjadi pendeta di Wheaton, Illinois, seorang
direktur stasiun radio memberikan tanggungjawab yang demikian kepada saya, dan
hasilnya sangat menggembirakan.
3. Melengkapi Perkemahan Alkitab.
Sebagaimana contoh lain dari nilai pekerjaan pribadi dalam hubungannya
dengan bentuk-bentuk penginjilan, kita dapat berpikir mengenai berkat istimewanya
dalam perkemahan Alkitab. Betapapun efektifnya para pengerja yang lain dalam
perkemahan, sang direktur dan para pembantunya bersandar sangat kuat kepada
jamahan pribadi. Tugas utama dari para penasihat adalah untuk menyaksikan orang-
orang muda melihat kesan-kesan apa yang sedang dibuat, dan dengan banyak berdoa
melangkah dengan petunjuk pribadi dan memberikan semangat pada momen yang
utama.
Tidak terlalu banyak dikatakan bahwa apapun bentuk penginjilan yang sedang
dilibatkan, pekerjaan pribadi bukan hanya banyak membantu akan tetapi merupakan
suatu suplemen yang perlu.
5
H. Clay Trumbull, Individual Work for Individuals (New York: Association Press), hal. 23.
6
Kisah 16:7-10.
7
Kisah 17:16.
PERTANYAAN DAN LATIHAN
Sampai berapa jauh anda akan sependapat dengan pernyataan H. Clay Trumbull
berikut ini: “ Sebagai suatu peraturan, intensitas dari panggilan berada dalam proporsi
sebaliknya daripada area yang dilingkupi; dengan kata lain, semakin besar pendengar
anda, semakin kecil kemungkinan panggilan anda untuk pulang ke rumah kepada
mereka daripada panggilan kepada seorang diri.”?1
Jika kita benar-benar percaya bahwa, kita tidak seharusnya terlalu bernafsu
membangun gereja-gereja yang besar, melainkan kita harus berusaha untuk membatasi
ukuran mereka oleh meningkatkan jumlah mereka. Namun mereka yang cenderung
menuduh Tuan Trumbull karena terlalu berlebihan di sini akan segera mengakui
kebenaran bahwa dia sedang mencoba mencetak rumah, sehingga penginjilan pribadi
pada ahirnya akan terbukti adalah yang paling efektif dari semuanya. Keuntungannya
banyak. Beberapa dari antaranya kita akan pelajari sekarang.
1
H. Clay Trumbull, Individual Work for Individuals (New York: Association Press), hal. 3.
2
1 Korintus 12:11.
3
Keluaran 31:1-5.
bidang emas dan perak dan tembaga serta kayu. Kita harus mengakui karunia-karunia
khusus dari Roh Kudus demikian pula sesuatu yang terkait dengan Roh Kudus.
Kita masih mengulangi: ini adalah satu pekerjaan dimana semua dapat
mengerjakannya, masing-masing dalam ukurannya sendiri, dan tak diragukan lebih
banyak doa dan lebih banyak iman akan menjadikan kita semua lebih sanggup dan
lebih efektf. Banyak yang telah digunakan Allah dalam lapisan ini kendatipun dalam
rintangan yang serius. Memang kendala dari beberapa orang telah memutuskan
bentuk pelayanan mereka. “Dad Hall,”4 benar-benar dikenal sebagai “Bishop of Wall
Street,” telah meresmikan pelayanan telepon internasional masa kini pada usia tujuh
puluh lima tahun, ketia ia baru saja sembuh dari penyakit stroke yang melumpuhkan
badan sebelah kirinya. Sebuah nomor yang “salah” dimulaikan pada mulanya,
mengakibatkan limabelas panggilan pada hari itu, dan hal itu tetap meningkat sampai
tiga telepon dan beberapa pembantu menjadi sibuk.
Kakak perempuan saya yang tertua, saat ini bersama dengan Tuhan, menjadi
cacat karena penyakit jantung selama beberapa tahun. Dulu ia mendengar kolom
kemasyarakatan dalam surat kabar. Suatu hari dia terbawa kepada suatu perasaan
tanggungjawab bagi mereka dengan siapa ia sedang membaca. Sesudah banyak berdoa,
dia mulai menuliskan beberapa surat kepada mereka—surat-surat ucapan selamat yang
sangat ramah ataupun ucapan belasungkawa, sebagaimana situasi yang diinginkan, dan
selalu menjadi saksi bagi Kristus. Keefektifan dari pelayanannya yng rendah hati
nampak dalam beberapa tanggapan mereka.
Ketentuan itu tidaklah benar untuk bentuk penginjilan yang lain. Banyak orang
akan mencari dengan sia-sia bagi sebuah kessempatan tampil di mimbar, muncul di
televisi, berbicara di radio, atau menerbitkan sebuah buku, namun kita setiap hari
dikelilingi dengan peluang-peluang untuk bersaksi bagi Kristus. Kesulitan kita ialah
gagal untuk mengorganisir mereka, atau jika kita mengenal mereka, memenangkan
mereka. Jika secara menyeluruh penuh dengan kebenaran, kita harus mengakui bahwa
terkadang kita mencoba tidak mengenal mereka.
Adalah tersurat mengenai Adoniram Judson bahwa “setiap hubungan sosial
merupakan sebuah tali oleh mana para pria ditarik ke surga.”5
Dalam pasal pertama Injil Yohanes, tiga hubungan sosial yang berbeda nampak
sebagai lapisan-lapisan bersaksi—pemuridan, kekerabatan, dan persahabatan. Yohanes
pembaptis berbicara kepada murid-muridnya,6 Andreas berbicara kepada saudaranya,7
4
Sara C. Palmer, Dad Hall (Chicago 10: Moody Press), hal. 116.
5
Edwadr Judson, The Life of Adoniram Judson (New York: Anson Randolph & Co.), hal. 311.
6
Yohanes 1:35-37.
7
Yohanes 1:40-42.
dan Filipus berbicara kepada sahabat-sahabatnya.8 Rumah, kantor, pabrik, sekolah,
tempat rekreasi, semua menjadi lapisan-lapisan bersaksi bagi pemenang-jiwa.
Para ahli ilmu jiwa mengatakan kepada kita bahwa ada sesuatu naluri
penggembalaan di dalam diri kita semua. Namun ada sesuatu yang lain juga. Kita
semua sangat sadar akan diri kita sebagai individu-individu, dan kita menyukai
perhatian, bukan semata-mata sebagai anggota-anggota dari gembala, melainkan
sebagai individu-individu. Bahkan mereka yang nampaknya menyusut paling banyak
dari perhatian memahatkannya. Kita mengetahui bagaimana perasaan “yang tidak
diinginkan” telah menuntun banyak orang kepada kekecewaan dan kehancuran-diri.
Faktanya ialah, kita adalah merupakan suatu ikatan dari pertentangan-
pertentangan. Gadis-gadis kita, misalnya, ingin bergaya dan berpakaian sesuai dengan
mode masa kini, namun jika mereka melihat orang lain berpakaian sama dengan
mereka, pakaian itu akan dengan segera disingkirkan. Harus ada penyesuaian dan
perbedaan! Jadi setiap orang ingin menjadi seperti kawan-kawannya, namun merasa
bahwa dia harus tampil beda. Setiap orang merasa istimewa menurut pandangannya.
Allah telah menjadikannya demikian. Sebab semua keserupaan yang mendasar tidak
ada orang yang sama persis.Jika demikian dalam hal kepingan-kepingan salju, adalah
demikian dalam hal manusia dikarunia dengan karunia kepribadian yang berharga.
Kita semua seperti dalam kenyataan sifat keberdosaan kita dan kebutuhan kita
akan keselamata, dan keselamtan yang sama dapat diterima dan cukup bagi setiap
kebutuhan manusia, namun kesemrawutan individu akan setiap sifat manusia akan
menentukan cara datangnya ia kepada Allah. Sekarang semakin banyak bentuk-bentuk
penginjilan umum bisa menjangkau seorang pria sebagai anggota dari kawanan yang
digembalakan, namun penginjilan pribadi akan menjamah perasaan ketersendirian itu.
Suara dari si pengkhotbah akan menceritakan keapdanya bahwa “begitu besar kasih
Allah akan dunia ini, sehingga Ia telah mengaruniakan Anak-Nya yang tunggal,”9
namun jika seseorang cukup memperhatikan mendekati dia secara pribadi, itu akan
lebih mudah bagi dia untuk percaya bahwa “Anak Allah… mengasihi saya, dan
memberikan diri-Nya sendiri bagi saya.”10 Pekerja pribadi bisa menjadi peragaan yang
hidup terhadap apa yang dirindukan oleh orang berdosa untuk diketahui, sehingga
“Tuhan memperhatikan aku.”11
8
Yohanes 1:45, 46.
9
Yohanes 3:16.
10
Galatia 2:20.
11
Mazmur 40:18.
Barangkali inilah alasan mengapa beberapa dari kita mengelak untuk
menjangkau individu. Kita merasa takut bahwa kita akan dihujani dengan pertanyaan-
pertanyaan yang tidak bisa kita jawab, dan menghadapi masalah untuk mana kita tidak
punya solusi. Dalam suatu percakapan umum kita mengajukan pertanyaan-pertanyaan
tersebut—untuk mana kita memiliki jawabannya, atau berpikir kita memilikinya.
Namun dalam pekerjaan pribadi pihak lain memiliki pertanyaan, dan alangkah
memalukan jika kita tidak dapat memberikan jawabannya!
Itu adalah sikap yang salah, betapapun manusiawi dan alami sekalipun. Siapa
yang berkata bahwa kita memiliki semua jawaban? Kita adalah para saksi, bukan para
pendebat. Lagi pula, kasusnya tidak tergantung kepada kesanggupan kita untuk
memecahkan masalah, melainkan berdasarkan kesaksian Roh yang ada bersama kita
dan melalui kita.
Namun apakah kita punya atau tidak punya semua jawabannya, kita pasti punya
jawabannya, dan dalam percakapan pribadi adalah merupakan kesempatan kita untuk
menunjukkan bagaimana Than Yesus adalah jawaban keapda setiap kebutuhan
manusia. Di belakang semua pertanyaan yang ditanyakan ada suatu kerinduan untuk
diyakinkan kepada fakta tersebut. Saudara yang berdiri di atas mimbar boleh
mengatakan hal yang demikian dalam istilah-istilah yang umum, namun dalam
pertmeuan pribadi kita dapat membuatnya definitif, dan mengarahkan kepada jalan
satu-satunya. Pertanyaan-pertanyaan dari seorang pengejek mungkin muncul di luar
pengetahuan kita, akan tetapi pertanyaan-pertanyaan dari seorang penyelidik memiliki
jawaban pada saat itu juga—dalam Alkitab. Saya telah sering menemukan bahwa
pertanyaan-pertanyaan hangat yang ditanyakan benar-benar tidak begitu penting
seperti yang mereka tanyakan. Pertanyaan-pertanyaan itu menjadi rintangan karena ia
tidak dapat melihat di balik mereka; namun ketika Tuhan Yesus ditampilkan, halangan
yang tak dapat diatasi nampaknya berlalu dan terlupakan. Akan tetapi dia telah
memiliki kesempatan untuk menanyakan pertanyaannya, dan Sang Juruselamat
dinyatakan dalam hubungannya dengan kesukarannya sendiri, dan ia dipuaskan. Ketika
Roh Kudus sedang bekerja, masalah-masalah memiliki jalan penyelesaiannya sendiri.
Wanita Sunem yang telah membangun sebuah kamar bagi nabi Elisa datang
kepadanya pada suatu hari dengan kabar buruk bahwa anak lelakinya meninggal dunia.
Nabi itu segera mengirimkan hambanya Gehazi agar meletakkan tongkat ke atas wajah
anak yang sudah mati itu, namun tidak ada respons. Itu terjadi tepat seperti yang ibu itu
harapkan, sebab ia menolak untuk kembali ke rumah dengan hamba tersebut, namun
mendesak Elisa sendiri untuk mengantarnya pulang. Setelah mereka sampai di rumah
nabi itu mengunci dirinya di dalam kamar dengan anak tersebut, dan sesudah berdoa,
ia merentangkan dirinya ke atas tubuh anak yang sudah mati itu. Hal itu dia lakukan
dua kali, dan anak itu menunjukkan tanda-tanda kehidupan—ia bersin tujuh kali!12 Apa
yang dijamah oleh tongkat itu tidak dapat melakukan apa-apa, kontak pribadi yang
dijalankan, melalui kuasa Allah. Tongkat tersebut sangat baik dalam penggunaannya,
untuk memisahkan air dan memukul batu, namun itu tidak mengambil tempat jamahan
manusia.
12
2 Raja-raja 4:18-37.
Suatu hari Yohanes pembaptis, di tengah-tengah para pekerjanya, melihat
Yesus, dan berseru: “Lihatlah Anak Domba Allah, yang mengangkut dosa dunia.”
Konteks tersebut menyarankan bahwa kata-kata ini diucapkan kepada orang banyak.
Keesokan harinya Yohanes berbicara dengan dua orang dari pengikutnya ketika ia
melihat Yesus lagi. Menunjuk kepada Dia dia berkata kepada dua orang tersebut,
“Lihatlah Anak Domba Allah.” Sekarang semakin banyak dan semakin umum
pernyataan pada hari pertama tidak nampak mengarahkan orang untuk datang kepada
Yesus, namun perkataan pribadi, yang sederhana itu keapda dua orang muridnya
memberikan nada baru dalam hati mereka, dan “mereka mengikut Yesus.”13
Sebagai seorang yang telah berkhotbah selama bertahun-tahun, saaya merasa
ragu-ragu untuk menyetujui bahwa berkhotbah bukanlah instrumen yang efektif dalam
memenangkan-jiwa, khususnya ketika Alkitab mengatakannya demikian.14 Saya
mengakui bahwa pernyataan dengan mana kita membuka pasal ini agak melukai.
Namun saya dengan bebas mengakui bahwa saya telah mengkhotbahkan/mencurahkan
hati saya kepada orang tertentu dengan respons yang tidak nampak, hanya untuk
menemukan mereka terbuka dan siap ketika saya menempatkan diri saya untuk melihat
mereka secara pribadi.
Ada seorang sahabat yang berasal dari Scotlandia namanya adalah Johanes. Dia
mulai datang ke gereja saya, saya mengira, karena kami adalah dari bagian Skotlandia
yang sama. Dia benar-benar memerlukan Tuhan, dan saya berkhotbah kepadanya
seolah-olah tidak ada orang lain di dalam jemaat itu. Suatu hari saya pergi untuk
melihat dia, tidak mengetahui bagaimana saya akan diterima. Dia tertidur, karena dia
sedang mengambil shift malam. Saya meninggalkan catatan baginya, menuliskan di
atas traktat yang berjudul, Old John is Dead, I am New John (Yohanes yang lama
sudah mati, saya adalah Yohanes yang baru). Satu hari atau dua hari kemudian saya
menerima sepucuk surat. Membuka amplop, saya melihat traktat saya dikemblikan.
Hati saya tenggelam. Tapi saya lihat kembali dan menemukan sepucuk kertas dimana
tertulis:
13
Yohanes 1:29-37.
14
1 Korintus 1:21.
Sahabat lama,
Yohanes Baru.
A. Berhutang.
“Aku berhutang,” kata rasul Paulus, baik keapda orang Yunani, maupun kepada
orang bukan Yunani; baik keapda orang terpelajar, maupun kepada orang tidak
terpelajar.”1 Sekarang tidak ada keraguan bahwa Paulus, sebagai Saulus dari Tarsus,
telah mendapatkan beberapa keuntungan intelektual dan budaya dari dunia Yunani,
sehingga dia berada dalam suatu situasi orang yang berhutang kepada orang Yunani.
Namun apa yang dia pernah peroleh dari orang-orang yang bukan yahudi sehingga ia
harus berhutang sesuatu kepada mereka?
Hutang datang dalam cara yang lain daripada oleh keuntungan-keuntungan
yang diterima dari pihak yang terlibat. Dalam profesi pengobatan, seorang yang
menemukan sesuatu yang akan menyumbangkan kepada penyembuhan dari suatu
penyakit dituntut oleh etika dari profesinya untuk membuatnya diketahui. Dia
dipandang sebagai seorang yang berhutang kepada semua manusia dengan
penghormatan atas penemuan itu. Kewajiban ini didasarkan atas kesatuan dan
solidaritas umat manusia. “Tidak seorangpun dari kita yang hidup untuk dirinya,”2
demikian kata Alkitab, dan dunia pengobatan, sedikitnya atas perkembangan ini,
mengenal prinsip ini. Ada di hadapan saya suatu dunia yang membutuhkan; di sini di
tangan saya adalah penyembuhan, atau sedikitnya untuk meredakan. Dengan cara itu
saya menjadi seorang yang terhutang.
Sebenarnya itulah sifat dari keberhutangan Paulus, dan kita satu dengan dia. Di
sekitar kita adalah suatu dunia orang-orang berdosa, hilang dan belum dikerjakan. Kita
memiliki jawabannya: Injil Tuhan Yesus Kristus. Dalam hal ini kita adalah orang-
orang yang berhutang kepada setiap orang yang tidak mengenal Yesus Kristus.
1
Roma 1:14.
2
Roma 14:7.
Empat orang yang sakit lepra memeluk dinding-dinding Samaria yang dikepung
memutuskan untuk memohon belas kasihan kepada tentara Siria sebagai satu-satunya
pengharapan untuk bertahan hidup. Ketika mereka sampai di perkemahan orang
banyak yang sedang berinvasi, tidak ada orang-orang Siria yang kelihatan. Suara
pasukan tentara yang mendekat telah mengirim mereka dengan segera atas kehidupan
mereka. Orang-orang lepra yang keheran-heranan itu mulai merampas, dan
memuaskan lapar mereka dari persediaan yang tertinggal itu. Kemudian mereka datang
kepada mereka sendiri dan mengingat bahwa penemuan dari kelimpahan berkat itu
menjadikan mereka terhutang kepada para penduduk kota yang sedang kelaparan. Jadi
mereka cepat-cepat kembali untuk menyampaikan kabar baik kepada penjaga pintu
gerbang.3
Kita yang telah “mengecap kebaikan Tuhan”4 punya hutang yang harus dibayar.
Kita berhutang kabar baik kepada para sahabat kita dan tetangga kita.
B. Perintah.
Perintah ahir yang dicatat dari Juruselamat yang sudah bangkit itu kepada
kelompok pengikut-Nya pada peristiwa kenaikan-Nya kepada kemuliaan ialah:
“Pergilah ke seluruh dunia, dan kabarkanlah Injil kepada segala mahluk.”5 Tidak ada
keraguan bahwa itu adalah perintah yang khusus dan representatif, menunjukkan
kehendak-Nya bagi semua yang mau mengambil nama-Nya ke atas mereka. Adalah
sangat jelas bahwa tidak ada seorang pun, atau semua dari kelompok kecil untuk siapa
Tuhan mengatakan perkataan-perkataan ini, dapat menjangkau “setiap mahluk.” Maka
setiap orang percaya, mengambil bagian dalam tanggungjawab membawakan perintah
Tuhan selama ada satu mahluk yang belum mendengar kabar baik.
Ada banyak cara dimana kita boleh membagikan tugas. Kita boleh memberikan
harta kita, kita boleh mendoakan, kita boleh menguatkan mereka yang pergi ke daerah-
daerah yang jauh, kita boleh melayani dalam lembaga-lembaga Kristiani dan
membantu melatih para pengerja dan misionaris, namun semuanya itu tidak
membebaskan kita dari tanggungjawab kita dalam bersaksi. Tak seorangpun dapat
pergi ke seluruh dunia, namun masing-masing dapat pergi ke suatu bagian dunia,
walaupun hanya kepada tetangga yang ada di samping rumah kita atau di sekitar kita.
Perintah untuk bersaksi tidak harus meninggalkan rumah menuju ke tempat-
tempat yang jauh diperjelas dalam salah satu dari peristiwa-peristiwa Injil yang
dinyatakan. Orang yang kerasukan setan di Gadara, untuk siapa Yesus telah mengusir
roh jahat dari tubuhnya, memohon dengan sangat ingin menemani Yesus dalam
pelayanan keliling-Nya. Barangkali ia ingin jauh dari bagian negeri itu yang dikaitkan
dengan belenggu mengerikan yang mengikat dia sebelumnya; barangkali ia merasa
malu akan kehidupannya yang lama sehingga ia merasa tersisih dari kehidupan di
antara orang banyak yang mengenal dia; atau barangkali ia hanya merasa perlu akan
3
2 Raja-raja 7.
4
1 Petrus 2:3.
5
Markus 16:15.
kehadiran Yesus sebagai kepastian keamanan terhadap kemungkinan datangnya roh
jahat itu kembali ke dalam dirinya. Apappun motifnya, permintaannya ditolak.
Gantinya, kepadanya diperintahkan oleh Yesus: “Pulanglah ke rumahmu, kepada
orang-orang sekampungmu, dan beritahukanlah kepada mereka segala sesuatu yang
telah diperbuat oleh Tuhan atasmu dan bagaimana Ia telah mengasihani engkau.”6 Tak
diragukan itu akan menjadi lebih mudah bagi dia untuk pergi ke dalam pekerjaan
“secara profesional,” akan tetapi perintah itu berarti bagi dia agar tinggal di rumah dan
melakukan pekerjaan pribadi. Teritorial rumah tangga adalah tempat yang paling baik
bagi orang Kristen.
C. Pengangkatan.
Para pedagang Inggris dan para pengusaha pabrik menganggapnya sebagai
suatu penghormatan besar untuk dapat menghiasi dengan huruf timbul kepala surat
mereka dengan kata-kata, dengan pengangkatan. Cara ini, tentunya, yaitu produk
mereka yang telah diterima untuk kepentingan kerajaan, mereka buat barang-barang
mereka untuk raja atau untuk ratu. Baru-baru ini saya melihat tulisan pada sebuah buli-
buli yang berisi sele jeruk dari Skotlandia dengan kata-kata sebagai berikut, “Dengan
pengangkatan, para pengusaha pabrik pengawetan kepada Yang Mulia Raja George
VI.” Bahkan kenangan penghargaan masa lalu diabadikan.
Kita lebih dihormati daripada para pedagang itu. Seorang Raja di atas segala
raja yang paling agung telah mengangkat kita agar melayani Dia. Kata-kata-Nya
sendiri, yang ditujukan utamanya kepada keumpulan kerasulan itu, namun termasuk
kepada setiap umat percaya, adalah: “Bukan kamu yang memilih aku, tetapi Akulah
yang memilih kamu. Dan Aku telah menetapkan kamu, supaya kamu pergi dan
menghasilkan buah dan buahmu itu tetap, supaya apa yang kamu minta kepada bapa
dalam nama-Ku, diberikan-Nya kepadamu.”7 saat ini sementara saya percaya bahwa
buah dari tabiat yang beriman terlihat di sini,8 saya benar-benar yakin bahwa buah
“reproduksi” melalui iman dan kesaksian yang efektif tidak berada di luar penglihatan.
Perintah ilahi yang demikian harus memberikan kita semangat dan suatu
keberanian yang suci. Saya belum pernah mendengar seorang pedagang Inggris
menjadi malu atas pengangkatan yang dilakukan raja, atau menolaknya. Mereka akan
menghiasi lambang raja itu di atas tempat usaha mereka, dan menerima pengangkatan
sebagai suatu sinyal untuk pergi dan menghasilkan yang terbaik dalam ladang mereka.
Jadi pengangkatan kita oleh Kristus harus menjadi suatu insentif bagi kita untuk
memenuhi perintah agung itu dalam gaya yang demikian sehingga Dia akan berkata,
“Selamat.”
D. Teladan.
6
Markus 5:17-19.
7
Yohanes 15:16.
8
Lihat Galatia 5:22,23.
Penginjilan pribadi bukanlah penemuan abad kedua puluh. Itu benar-benar
terjadi setelah aturan Perjanjian baru. Dari sana kita tidak menemukan pekerjaan
bersaksi yang terbatas kepada para rasul, atau “klergi” jika anda mau. Itu adalah tugas
dimana kita semua diharapkan terlibat.
Buku Kisah Para rasul menceritakan kepada kita suatu angin topan
penganiayaan yang benar-benar terjadi yang menyerang gereja. Nampaknya Saul dari
Tarsis, seorang Farisi yang masih sangat muda dan kejam, adalah seorang penggerak
utama, atau sedikitnya seorang agen kepala, dalam penganiayaan itu. Begitu kejam
penganiayaan itu terjadi terhadap jemaat di Yerusalem, sehingga “mereka semua
tersebar ke seluruh daerah Yudea dan samaria, kecuali rasul-rasul.”9 Perhatikan frase,
kecuali rasul-rasul. Para rasul “mengadapinya,” namun sekelompok umat percaya
meninggalkan kota. Sekarang kita lihat ayat 4 pada pasal yang sama: “Mereka yang
tersebar itu menjelajah seluruh negeri itu sambil memberitakan Injil.” Kita jangan salah
dengan kata mengkhotbahkan itu. Itu tidak berarti menyampaikan khotbah-khotbah—
bahkan bukan berdiri di hadapan seklompok orang. Itu sama dengan menceritakan
kepada seseorang, dan tidak diragukan bahwa ada jauh lebih banyak yang telah
dilakukan melalui penganiayaan ini, orang-orang Kristen yang tersebar dariada khotbah
formal.
Adalah menarik untuk mengikuti perkembangan dari kesaksian yang tidak
formal itu. Kita kembali ke Kisah 11:19, dan kita melihat orang-orang Kristen yang
tersebar itu menjelajah sejauh Phonesia, dan Siprus, serta Antiokhia.” Mereka yang
menjangkau Antiokhia (Antiokhia di Siria) tidak bisa menahan diri mereka untuk
bersaksi kepada orang-orang Yunani di sana, dengan hasi bahwa mereka tiba-tiba
menemukan diri mereka bersama-sama dengan sebuah gereja dari orang-orang kafir
yang bertobat! Pada waktu itu Petrus, di bawah petunjuk dari Tuhan, telah memberikan
Firman Kornelius orang Roma,10 namun kesaksian itu belum sungguh-sungguh
membakar orang-orang Yahudi yang berada di pinggiran kota untuk menggoncang
dunia orang kafir. Instrumen pergerakan yang lebih besar adalah para pengungsi yang
telah dianiaya ini. Paulus telah membunuh ribuan orang Kristen, namun berpuluh-
puluh ribu orang menjadi Kristen.
Tentu hal-hal ini adalah merupakan teladan bagi kita. Mengapa Allah
membiarkan umat-Nya tersebar ke seluruh dunia gantinya mengunci diri dalam suatu
komunitas idaman? Hanya karena Dia menghendaki para saksi ada di mana-mana.
Setiap orang Kristen adalah suatu “sel” untuk mempropagandakan Inkil di tengah-
tengah masyarakat non-Kristen. Pekerjaan itu tidak akan selesai oleh “para
profesional,” para rasul, atau para pendeta, melainkan oleh mempercayakan para pria
dan wanita—“anda pada sudut kecil anda, dan saya juga.”
E. Kasih.
9
Kisah 8:1.
10
Kisah pasal 10.
Ini adalah yang terbesar dari semua sanksi. “Kasih Kristus yang menguasai
11
kami,” kata rasul Paulus, dan saya suka menyimpan penjelasan David Livingstone
mengenai kemauannya untuk mengalami bahaya-bahaya di Afrika dan kesusahan dan
penyakit dan kesukaran dan kekecewaan ketika dia harus tinggal di rumah dan
menikmati penghargaan dimana orang-orang siap untuk memberikan hal itu
kepadanya. Menggemakan kata-kata rasul itu, ia menjawab, “Kasih Kristus yang
mengajak aku.” Kata –kata ini tertulis di bawah salib yang dibuat dari kayu di bawah
jantung David Livingstone yang di kubur di Afrika, dan dibangun tempat suci dari
National Livingstone Memorial di Blantyre, Skotlandia. Itu adalah salah satu hal yang
paling indah dalam seluruh kenangan.
Kasih adalah kuasa yang mengajak. Kita boleh mengakui hutang kita,
mengenali perintah itu, menerima pengangkatan, dan mengakui teladan yang diberikan
kepada kita, dan masih terdiam. Namun jika kasih mengambil alih, akan ada suatu
pengendalian batin yang akan kita dapatkan yang tidak dapat kita tolak—kita tidak mau
menolaknya. Atau itu adalah mungkin untuk bertindak dari perasaan hutang, dalam
penurutan kepada perintah itu, di bawah istilah pengangkatan, dan dalam memelihara
teladan itu, dan masih melakukan semuanya tanpa kasih. Dalam hal yang demikian
kesaksian kita akan bersifat formal saja, karena paksaan, dingin, dan hasilnya akan
menjadi sedikit. Kita barangkali dikaruniai dalam mendekati orang lain, mampu
memberikan presentasi, semangat , tapi kekurangan kasih akan menunda talenta-talenta
kita dan meninggalkan kita dengan tidak efektif. “Sekalipun aku dapat berkata-kata
dengan semua bahasa manusia dan bahasa malaikat, tetapi jika aku tidak mempunyai
kasih, aku sama dengan gong yang berkumandang dan canang yang gemerincing.”12
Kasih adalah basis yang sejati dari semua pelayanan yang benar. Kita ingat
bahwa dalam kenangan Petrus akan kerasulannya setelah penolakan tragisnya kepada
Tuhan, pemberian tugas kembali tiga kali didasarkan atas tiga kali pengakuan kasih.13
“Apakah engkau mengasihi Aku?… Gembalakanlah domba-domba-Ku.” Itu adalah
perintah, dan perintah yang sama untuk pergi mencari domba yang hilang.
Harus diakui kita tidak memiliki kasih ini secara alami. Kita boleh memiliki
belas kasihan alami dan kebaikan alami dan keberanian alami serta semangat alami,
namun apapun kasih alami yang kita miliki bukanlah kasih yang diperhitungkan dalam
semua pelayanan yang terbesar ini. Akan tetapi itu tersedia. “Dan pengharapan tidak
mengecewakan, karena kasih Allah telah dicurahkan di dalam hati kita oleh Roh Kudus
yang telah dikaruniakan kepada kita.”14
11
2 Korintus 5:14.
12
1 Korintus 13:1.
13
Yohanes 21:15-17.
14
Roma 5:5.
PERTANYAN DAN LATIHAN
Kualifikasi Pemenang-Jiwa
1
C. H. Spurgeon, The Soul-Winner (Westwood, N. J.: Revell), hal. 39,65.
2
1 Timotius 4:16.
atas tabiatnya sehingga “ia akan menjadi perabot rumah untuk maksud yang mulia, ia
dikuduskan, dipandang layak untuk dipakai tuannya dan disediakan untuk setiap
pekerjaan yang mulia.”3
Allah, yang adalah suci, menggunakan perabot yang suci untuk maksud-
maskud yang suci. Penyucian dari para imam pada masa lalu, dituntut dari mereka
sebelum memegang perabot dalam bait suci, adalah merupakan perumpamaan terhadap
kemurnian moral yang Allah inginkan dari mereka yang mau memegang Injil-nya yang
suci. Ada beberapa tugas di mana Allah menggunakan alat-alat yang aneh. Dia
menggunakan seekor kuda yang dungu untuk menegur seorang nabi yang berambisi.4
Dia menggunakan raja yang fasik untuk memecut umat-Nya yang bandel lagi dan lagi.
Dia menggunakan Iblis, menggantikan rancangan-rancangan dari musuh kepada cara-
cara dalam menyelsaikan kehendak-Nya sendiri. Namun Dia tidak mempercayakan
hal-hal yang suci ke dalam tangan binatang-binatang, para iblis, atau orang-orang yang
berdosa. Sebaliknya hal tersebut Dia serahkan kepada tangan-tangan yang bersih, dan
jika memegang hal itu dengan jari-jari yang kotor, janganlah kita terkejut jika murka-
Nya datang kepada kita.
Saya pernah mendengar seorang penginjil dalam sebuah khotbah mengenai
memenagkan jiwa menanyakan pertanyaan: “Haruskah seorang Kristen mencoba
memenangkan jiwa-jiwa jika kehidupannya tidak benar?” Kesimpulannya ialah: “Saya
pikir Allah akan mengampuni anda karena mencoba memenangkan jiwa-jiwa bahkan
jika anda bukanlah apa yang seharusnya anda lakukan.” Saya hanya dapat berharap
bahwa hal tersebut dikatakan demikian dalam suasana yang hangat, dan tidak benar-
benar menggambarkan konsep pemikiran penginjil yang sejati. Apa yang seharusnya
dikatakan ialah: Tugas pertama orang Kristen ialah memiliki hubungan yang baik
dengan Allah dan manusia, dan kemudian, menghidupkan kehidupan yang bersinar,
pergi sebagai sebuah perabot/bejana yang bersih, “yang dipersiapkan kepada setiap
pekerjaan yang baik.”5
Kita harus ingat bahwa Injil lebih daripada suatu pengampuan dan suatu janji
surga. “Engkau akan menamai Dia Yesus: sebab Dia akan menyelamatkan umat-Nya
dari dosa-dosa mereka.”6 Seseorang yang hidup dalam dosa tidak dapat
mengumandangkan Injil itu. Bagaiama kita dapat menawarkan kepada orang lain apa
yang belum menjadi kenyataan bagi diri kita sendiri? Itu adalah kemunafikan. Dan tdak
adasatupun yang menjijikkan manusia kecuali “kesaksian” dari seorang yang munafik.
Tentu seseorang boleh melakukan kesaksiannya dimana ia tidak dikenal, namun itu
akan mengurangi bunyi keyakinan, dan itu akan mengurangi kuasa Roh Kudus; dan
bahkan jika suatu cara yang sopan nampaknya memberikan dia suatu ukuran
keberhasilan untuk sementara, kebenaran akan keluar, dan pekerjaan Injil akan
menderita.
3
2 Timotius 2:21.
4
Bilangan 22:21-34.
5
2 Timotius 2:21.
6
Matius 1:21 (huruf miring ditambahkan).
Dengan kata lain, suatu tabiat seperti Kristus adalah suatu argumen terhadap
mana tidak ada jawaban. Itu adalah kesaksian yang paling menyakinkan yang dapat
diberikan. Di Sault Ste Marie, Canada, ada seorang pengerja imigrasi7 yang
kehidupannya memancarkan kenyataan hidup Yesus Kristus. Suatu hari dia menelpn
saya dan mengatakan bahwa dia sedang membawakan dua orang laki-laki yang ingin
bertemu dengan saya. Pada waktu mereka sampai saya pelajari bahwa mereka baru saja
menerima Tuhan Yesus. Ketika saya bertanya kepada mereka apa yang menyebabkan
mereka mengambil langkah tersebut, salah seorang menjawab dengan tegas; “Saya
telah menyaksikan orang ini (sambil menunjuk kepada sahabat say) selama berbulan-
bulan, dan kehidupannya meyakinkan saya bahwa saya memerlukan apa yang dia
hidupkan.” Itulah apa yang dimaksudkan.
Tabiat yang melayakkan seseorang untu memenangkan jiwa adalah sesuatu
yang lebih dari standar tingkah laku moral, sesuatu yang lebih dari menghindari dari
pencurian, berdusta, berzinah, dan sebagainya. Pada dasarnya itu adalah keserupaan
dengan Kristus, terwujud dalam kesabaran, kebaikan, kelemahlembutan yang
sesungguhnya, dalam semuanya itu sehingga rasul Paulus menyebutnya sebagai “buah
Roh.”8
Hal tersebut bukan berarti bahwa kita harus menunggu kesempurnaan tanpa
dosa sebelum kita memuliakan penginjilan pribadi. Jika kita menunggu hal itu, kita
akan menunggu sampai tidak ada lagi penginjilan bagi kita untuk terlibat di dalamnya.
Namun itu benar-benar berarti bahwa kita tidak akan mengijinkan dosa dalam
kehidupan kita, sehingga kita akan menyerahkan diri kita kepada disiplin Roh Kudus
untuk menyesuaikan jalan-jalan kita kepada kehendak Allah, dan kita akan menantikan
kehadiran Tuhan kita sampai kita pergi dengan sesuatu keindahan-Nya ke atas diri kita.
--ALBERT OSBORN
7
Saya yakin itu akan pada tempatnya untuk menyebutkan nama orang ini. Dia dalah David
Lynn, sekarang dia bersama dengan Tuhan. Kesaksiannya yang cukup cemerlang dalam hidupnya
membawa banyak orang kepada Kristus.
8
Galatia 5:22,23.
9
Baris ketiga telah diubah oleh Homer Hammontree.
setengah-setengah bagi jiwa-jiwa. Yang setengahnya lagi adalah perhatian yang setaraf
untuk menyaksikan orang-orang saleh, orang-orang yang ditobatkan, menjadi
sempurna di dalam Yesus. Apa yang anda pikirkan mengenai pasangan muda yang
sangat merindukan anak-anak, namun tidak memberikan pikiran kepada perkembangan
anak-anak setelah mereka hadir dalam keluarga mereka? Jadi adalah tidak cukup untuk
memperjuangkan keselamatan bagi yang tersesat. Kita juga harus mengusahakan
penyucian dan pertumbuhan dari orang-orang yang telah ditobatkan. Keduanya secara
bersama-sama membuat suatu semangat total bagi jiwa-jiwa. Yang pertama tanpa yang
kedua adalah ibarat menghasilkan pekerjaan yang dangkal. Yang kedua tanpa yang
pertama dapat mengeringkan mata ait penginjilan.
Paulus memiliki suatu semangat total bagi jiwa-jiwa. Dia menjangkau yang
belum ditobatkan, demikian pula kepada orang-orang saleh. Dengarkan seruan hatinya
bagi mereka yang tidak mengenal Tuhan Yesus: “Aku mengatakan dalam Kristus, aku
tidak berdusta. Suara hatiku turut bersaksi dalam Roh Kudus, bahwa aku sngat
berdukacita dan selalu bersedih hati. Bahkan, aku mau terkutuk dan terpisah dari
Kristus demi saudara-saudaraku, kaum sebangsaku secara jasmani.”10 Tetapi
perhatiannya kepada orang-orang saleh (orang-orang sebangsanya) hanyalah sebgai
semangat saja. Dia sebenarnya menderita karena orang-orang Kristen Galatia, kepada
siapa ia menuliskan: “Hai anak-anakku, karena kamu akau menderitasakit bersalin lagi,
sampai rupa Kristus menjadi nyata di dalam kamu.”11 Marilah kita memiliki semangat
yang utuh bagi jiwa-jiwa.
Sekarang kita akan menganalisa semangat bagi jiwa-jiwa dan melihat apakah
yang menjadi unsur-unsurnya. Dengan kata lain, apa yang membentuk semangat bagi
jiwa-jiwa?
1. Unsur yang pertama dan mendasar ialah kasih Kristus. Kita sudah
menyebutkan tempat kasih dalam pelajarankita mengenai “Sanksi-sanksi
Penginjilan Pribadi.” Di sini harus ditekankan kembali. Perhatikan
sekarang bahwa adalah kasih Kristus, bukan kasih bagi jiwa-jiwa, yang
muncul pertama-tama. Ketika Tuhan Yesus sedang mengulangi perintah-
Nya keapda Petrus setelah kegagalannya yang menyedihkan itu, Dia tidak
mengatakan kepadanya, “Petrus, apakah engkau mengasihi domba-domba-
Ku?—Kalau demikian pergi dan gembalakanlah mereka.” Gantinya Dia
berkata, “Apakah engkau mengasihi Aku?…Gembalakanlah domba-
domba-Ku.”12
David Brainerd adalah seorang pemenang-jiwa yang sangat rajin, namun dia
tahu unsur utamanya. Dalam buku hariannya, ia menuliskan: “Saya mencurahkan jiwa
saya bagi dunia. Jiwa saya dipaksa tidak sebanyak bagi jiwa-jiwa, melainkan bagi
kerajaan Kristus sehingga itu boleh muncul dalam dunia, sehingga Allah dapat dikenal
10
Roma 9:1-3.
11
galatia 4:19.
12
Yohanes 21:15-17.
di seluruh dunia.”13 Anda lihat, bagaimana doanya bagi jiwa-jiwa muncul dari
kasihnya bagi Kristus.
Contoh yang lain ialah teolog Jerman terkenal, Tholuck. Ini adalah
kesaksiannya sendiri. “Saya mengadopsi bagi kehidupan saya sendiri moto terkenal
dari Count Zinzendorf (Saya punya satu-satunya semangat yaitu Dia, dan Dia sendiri).
Untuk mengembalikan jiwa-jiwa bagi Kristus adalah dari sejak waktu itu setiap hari,
bahkan masalah tiap-tiap jam, demikian pula sukacita hidup saaya.”14
Ada alasan bagi hal ini. Jika kerinduan kita bagi jiwa-jiwa didasarkan pada
bukan sesuatu yang lebih dari kasih bagi orang berdosa atau kasih bagi orang yang
saleh, kita akan kehilangan semangat kita, sebab kita akan menemukan orang-orang
benar dan orang-orang berdosa nampak seperti tidak harmonis pada setiap saat, dan
kita akan benar-benar merasa kecewa, namun jika segala sesuatu berpusat pada Kristus
kita akan terhindar dari kekecewaan. Dia selalu nampak indah, dan sebagaimana kita
memandang Dia, dan hati kita pergi dalam kasih kepada-Nya, suatu tugas yang
dilakukan bagi Dia akan dilakukan dengan semangat dan keinginan yang besar.
2. Unsur kedua dalam kerinduan/semangat bagi jiwa-jiwa, dan selalu
memunculkan yang pertama, adalah perhatian bagi jiwa-jiwa. Anda lihat
apa yang kebanyakan orang ambil untuk semangat yang utuh bagi jiwa-
jiwa ialah hanya satu unsur di dalamnya, dan itulah yang kedua, bukan
yang pertama.
Adalah karena kasih Kristus yang memaksa dia sehingga Paulus begitu konsern
kepada bangsanya sendiri.15 Keinginannya untuk mengambil kutuksenadainya hal itu
boleh menjadi keselamatan mereka yang keluar dari kemabukannya yang dalam dari
kasih Kristus.
Perhatian Paulus bukan dibatasi kepada orang-orang Yahudi saja, melainkan
meluas kepada orang-orang non-Yahudi. Kita memiliki gambaran yang luar biasa ini
dari Paulus ketika dia berada di Atena: “Sementara Paulus menantikan mereka di
Atena, sangat sedih hatinya karena ia melihat, bahwa kota itu penuh dengan patung-
patung berhala.”16 Kata sangat sedih adalah kata yang kuat dalam bahasa Yunani. Dari
kata tersebut kita memiliki kata bahasa Inggris paroxysm, dan itu bukan berarti
membesar-besarkan kata itu dalam hal ini. Paulus terlempar dalam suatu paroxysm du
dalam hatinya. Apa yang begitu mempengaruhinya? Pertama, dia melihat dalam semua
kekafiran ini Allah dipermalukan, dan kemudian ia melihat manusia menjadirendah.
Dia merasa malu dan berduka pada pemandangan dan rindu bagi keselamatan dari
mereka yang, diciptakan menurut gambar Allah, telah rusak dari gambar itu.
Dalam sajaknya yang terkenal, Santo Paulus, Meyer menggambarkan
kerinduanr asul Paulus ini sebagai berikut:
13
Jonathan Edwards, The Life and Diary of David Brainerd (Chicago 10: Moody Press), hal.
129.
14
Report of Evangelical Alliance Conference yang diadakan di New York, 2-12 Oktober, 1878.
15
Roma 9:3.
16
Kisah 17:16.
Acapkali ketika Firman ada padaku untuk disampaikan,
Terangkatlah ilusi, dan kebenaran nyata;
Padang pasir atau keramaian, kota atau sungai
Mencair dalam udara firdaus yang nyata.
Musa adalah juga manusia yang memiliki kerinduan yang sama seperti Santo
Paulus. Ketika penghakiman Allah tergantung di atas bangsa yang berdosa sseperti
Pedang Damokles, Musa menempuh jalan dengan cara memohon kepada Allah demi
kepentingan mereka. Dengarkan intensitas permohonannya: “Ah, bangsa ini telah
berbuat dosa besar, sebab mereka telah membuat Allah emas bagi mereka. Tetapi
sekarang, kiranya engkau mengampuni dosa mereka itu—dan jika tidak, hapuskanlah
kiranya namaku dari dalam kitab yang telah Kautulis.”17 Musa sebenarnya
menyediakan dirinya untuk menanggung penghakiman Israel seandainya hal itu akan
memberikan pengampunan dan keselamtan bagi mereka. Tentu di sini kita melihat
suatu perhatian bagi jiwa-jiwa cukup membuat kita merasa malu.
3. Unsur yang ketiga dalam semangat ini ialah suatu perasaan yang
mendesak. Kita menyalahkan orang berdosa atas kelambanan mereka
dalam menerima Kristus, namun berapa sering kita harus mengadakan
panggilan kesalahan dalam kelambanan dalam bersaksi kepada mereka?
Kita perlu menerapkan diri kita beberapa dari ayat-ayat itu sehingga kita
mengatakan kepada orang-orang berdosa, sebagai contoh, “Sesungguhnya,
waktu ini adalah waktu perkenanan itu; sesungguhnya hari ini adalah hari
penyelamatan itu.”18 Kata “waktu ini” senantiasa melekat dalam jiwa
pemenang-jiwa yang sejati.
Ketika saya masih kecil, saya menghadiri satu rangkaian pertemuan dimana
seorang bekas pelaut, Sidney Watson, sedang berkhotbah pada waktu itu. Kenangan itu
khususnya nyata karena pada waktu itu dia sedang di atas tongkat ketiaknya karena
luka yang disebabkan ketika dia menangkap seorang wanita yang meloncat dari gedung
17
Keluaran 32:31,32.
18
2 Korintus 6:2.
yang sedang terbakar. Pertobatannya, sebagaimana dia ceritakan sendiri, terjadi ketika
sedang melayani pada H.M.S “Zealus.”Pada salah satu pelabuhan Inggris seorang
pelaut lainnya, John Martin, bergabung di kapal itu sebagai seorang pembuat layar.
Martin tidak sampai sepuluh menit di atas kapal sampai dia bersaksi kepada Watson.
Perasaan akan pentingnya/mendesaknya dinyatakan dalam kata-katanya sendiri, yang
tidak pernah Watson lupakan: “Saya harus menyaksikan leftenan pertama,19
mendapatkan peraturan-peraturan saya dari sang bosun,20 menggantikan baju saya,
mengambil barang-barang kotor saya, dan mengambil alih toko saya, namun
keselamatan jiwa anda, Sidney Watson, bersifat lebih konsekuen daripada sesuatu yang
lain.” Inilah perasaan mendesak yang senantiasa menemani suatu kerinduan bagi jiwa-
jiwa.
4. Unsur yang keempat adalah suatu perasaan akan tanggungjawab. Tak
seorangpun yang memiliki suatu semangat bagi jiwa-jiwa akan pernah
menanyakan pertanyaan Kain, “Apakah aku penjaga adikku?”11 Kita tahu
sebagaimana adanya kita.
19
Letnan Pertama.
20
Mandor kapal.
11
Kejadian 4:9.
12
Ezra 10:4.
13
Yohanes 20:21.
daripadaku, karena aku ini seorang berdosa.,” Yesus menjawab dia:
“jangan takut, mulai dari sekarang engkau akan menjala manusia.”14
Perasaan akan panggilan ini tidak hanya memberi makna kepada hidup,
melainkan itu juga mengangkat kita pada suatu saat ketika kita akan diuji untuk
memberikan segalanya yang ada pada kita. Ingat bahwa semangat bagi jiwa-jiwa
bukanlah semata-mata karena emosi. Emosi itu sifatnya turun naik, dan ada saatnya
ketika kita memerlukan pengaruh yang tetap dari kenyataan ini sehingga kita dipanggil
dan diutus.
1. Harus dihindarkan pertanyan mengenai keadaan orang berdosa. Jika kita merasa
tidak yakin bahwa orang-orang lain tidak hilang, kita tidak akan memiliki desakan
yang kuat untuk mencari keselamatan. Sedikitnya, perasaan kita akan sesuatu yang
sangat mendesak akan benar-benar hilang jika kita menlayani suatu keyakinan
rahasia sehingga di atas semuanya Allah akan menemukan suatu jalan lain dalam
menyelamatkan manusia yang menjalankan hidup mereka tanpa beriman kepada
Yesus.
2. Kita harus merasa yakin kepada kebenaran Injil, dan kecukupan Kristus untuk
menyelamatkan setiap manusia. Paulus menulis dengan keyakinan yang kokoh:
“Sebab aku mempunyai keyakinan yang kokoh dalam Injil, karena Injil adalah
kekuatan Allah yang menyelamatkan semua orang yang percaya.”15 Rasul itu tidak
dapat mempercayai suatu keyakinan yang sia-sia, atau mengenai kegagalan Kristus
untuk menyelamatkan semua orang yang mau datang kepada-Nya.
Tidak ada salesman yang menjadi sangat berhasil kecuali dirinya merasa yakin
pada apa yang “dijualnya.” Saya ingat seorang teman baik saya yang, karena alasan-
alasan tertentu, berpindah dari satu perusahaan ke perusahaan yang lain beberapa kali.
Namun perusahaan manapun yang ia wakili, dia benar-benar merasa yakin bahwa tidak
ada produk di tempat yang sama yang setaraf dengan apa yang ia jual. Kepastian yang
14
Lukas 5:8-10.
15
Roma 1:16.
demikian mengenai Injil adalah tuntutan mendasar bagi pemenang-jiwa. Kita harus
merasa yakin bahwa tidak ada kasus di luar praktik dari Dokter yang Agung itu,
sehingga tidak ada orang berdosa yang berada di luar jangkauan anugrah Juruselamat
kita. Kecuali kita dapat bertemu dengan orang berdosa yang paling tersisih dengan
kepastian yang mendengung bahwa Kristus adalah benar-benar sesuai dengan tuntutan
itu, kita akan mengalami kekalahan sebelum kita memulaikannya.
3. Kita harus melayani dengan keberanian terhadap penerimaan Allah bagi semua
orang yang datang kepada-Nya. Biarlah kita percaya dalam pemilihan dengan
semua kerinduan dari jiwa-jiwa kita. Namun jika kepercayaan kita dalam pemilihan
merintangi kita dari tindakan mengundang orang berdosa kepada Kristus, atau
membuat kita merasa tideak yakinakan penerimaan mereka ketika mereka datang,
pandangan kita mengenai pemilihan tidak seimbang. Tuhan kita Yesus Kristus
tidak merasa ragu-ragu untuk mengembangkan suatu undangan: “Marilah kepada-
Ku semua yang letih lesu dan berbeban berat,”26 dan Dia tidak memodifikasi janji-
Nya, “Aku akan memberi kelegaan kepadamu,” dengan suatu ketidakpastian, “jika
kamu secara kebetulan menjadi yang terpilih.” Gantinya Dia mengumunkan suatu
jaminanyang menggembirakan, "Ia yang datang keapda-Ku tidak akan Aku
buang.”27 Tidak ada pencari yang akan pernah datang kepada Kristus dan
dikecewakan atau dibuang. Akan hal itu kita harus yakin.
1. Dia harus memiliki suatu pengertian akan pekabarannya. Seseorang yang kabur
dalam konsepnya mengenai Injil akan benar-benar menjadi kabur dalam
penyajiannya mengenai Injil, dan dia besar kemungkinan membuat orang memiliki
konsep yang salah. Inilah sebabnya mengapa kita mengabdikan seluruh pelajaran
(Pelajaran 2) mengenai “Pekabaran Penginjilan,” yang harus dikuasai secara
keseluruhan. Berdoalah agar roh Kudus akan menerangi pengertian anda sehingga
anda boleh menjadi kristal yang jernih mengenai kebenaran Injil.
2. Dia harus memiliki suatu pengertian mengenai manusia. Tuhan kita menggunakan
kata yang jelas untuk memenangkan-jiwa, dan menyarankan pentingnya
pemahaman yang benar. Dia berkata kepada Petrus: “Jangan takut, mulai sekarang
engkau akan menjala manusia.”28 Kata menjala artinya “membawa hidup-hidup.”
Itu digunakan hanya satu di tempat lain dalam Perjanjian Baru, dimana kita
diberitahu bahwa Iblis sedang bekerja membawa manusia hidup-hidup.29 Tidak ada
keraguan bahwa dia memiliki pemahaman mengenai manusia, dan mengetahui
bagaimana mengelabui mereka. Kita benar-benar harus memiliki
26
Matius 11:28.
27
Yohanes 6:37.
28
Lukas 5:10.
29
2 Timotius 2:26 (A.S.V., disingkat).
pengetahuan/pengertian mengenai manusia jika kita ingin menjadi alat Allah dalam
menyadarkan mereka dari jerat iblis.
Seorang nelayan/pemancing ikan yang baik mempelajari kebiasaan ikan,
mengetahui umpan mana yang baik digunakan, apakah memakai pelampung atau
pemberat, apakah perlu membuang dekat atau jauh kailnya, dan banyak cara yang lain.
Ketika saya masih anak-anak, saya pergi dengan teman-teman saya ke sungai untuk
memancing ikan. Yang kami butuhkan adalah tali pancing, kail dan cacing. Kami
melemparkan talinya, membiarkannya tenggelam, dan menunggu. Menangkap ikan air
tawar di arus yang kuat di Ochils adalah memiliki pengalaman tersendiri.
Sebagaimana ikan berbeda, dan memerlukan perlakuan yang berbeda pula,
demikian juga dengan manusia. Manusia tidak semuanya berespons kepada pendekatan
yang sama atau panggilan yang sama. Hal ini nampaknya terjadi dalam pertobatan-
pertobatan di Perjanjian Baru. Dengan Saulus dari Tarsus panggilan itu bersifat khusus
terhadap kehendak, sebagaimana terlihat dalam respons langsungnya, “Apa yang
Engkau kehendaki supaya aku perbuat?”30 Pendekatan kepada sida-sida dari Etiopia itu
adalah melalui pemikiran, “Mengertikah apa yang tuan baca?”31 Lidia dimenangkan
dalam lapisan emosi, “Tuhan membuka hatinya.”32
Evangeline Booth mempunyai pengertian yang menakjubkan mengenai orang,
dan sebagai hasilnya ia telah memenangkan orang banyak yang tidak pernah dicapai
oleh orang Kristen yang lain. Pada satu kesempatan dalam suatu pertemuan di jalan
seorang yang kasar melempar batu yang menyebabkan tangannya luka memar. Tanpa
ragu-ragu dia pergi kepada orang itu dan menyerahkan kepada orang tersebut sehelai
kain (mungkin sebuah sapu tangan), dan berkata, “Ini. Balut luka ini dengan kain ini.
Kamu yang melakukannya. Kamu juga yang harus mengobatinya.” Lelaki yang kasar
itu menjadi loyo, segera menjadi sahabat, dan dimenangkan kepada Tuhan, kemudian
menjadi anggota “Army.”33 Dengan metode pemahaman yang demikian dia telah
menghilangkan prasangka. Dia berhati-hati bukan untuk mengganggu kecemerlangan
kehormatan-diri yang tertinggal dalam para pria dan wanita yang paling rendah.
3. Dia harus memiliki suatu pemahaman tentang situasi/keadaan. Kita semua
mengetahui peribahasa kuno, “Orang-orang bodoh berlari ke tempat di mana para
malaikat takut menginjakkan kaki mereka.” Namun kita pergi ke tempat itu! Ada
saatnya ketika pidato yang paling efektif terdiam, ketika suatu tepuk tangan yang
hangat akan berbicara lebih elok daripada kata-kata.
Dengan kata lain, kita harus waspada terhadap bertindak begitu bijaksana
sehingga kita tidak pernah membuat kontak atau menyatu. Ada bahaya memaafkan diri
kita pada situasi bahwa waktunya tidak tepat, ketika di dalam hati kita sangat tahu
bahwa kita baru saja terbukti gagal dalam pekerjaan.
30
Kisah 9:6.
31
Kisah 8:30.
32
Kisah 16:14.
33
The Reader’s Digest, Agustus, 1947.
Kebijaksanaan yang asalnya dari atas, yang Allah telah janjikan akan diberikan
keada mereka yang memintanya,34 akan membuat seseorang waspada terhadap situasi,
apakah itu saatnya untuk berbicara atau saatnya untuk diam, saatnya untuk tinggal atau
saatnya untuk pergi, saatnya untuk membuat keputusan atau saatnya untuk menaburkan
benih dengan doa dan air mata.
41
Kisah 4:31.
anjing yang beruntung,” dan dia pergi meninggalakan Studd. Beberapa hari kemudian
dia menjadi seorang percaya yang bersukacita di dalam Tuhan Yesus Kristus.42
3. Kita memerlukan Roh Kudus untuk kuasa. “Bukan dengan keperkasaan dan bukan
dengan kekuatan, melainkan dengan Roh-Ku, firman Tuhan semesta alam.”43 Itu
adalah firman Tuhan kepada Zerubabel pada zaman pembangunan kembali
kaabah, dan prinsip yang sama masih berlaku pada zaman pembangunan kaabah
yang hidup. Dalam memerintahkan kepada para murid-Nya, dan melalui mereka
semua yang harus melaksanakannya, Tuhan kita menyatakan: “Kamu akan
menerima kuasa, kalau Roh Kudus turun ke atas kamu, dan kamu akan menjadi
saksi-Ku.”44 Kuasa itu tidak dianugrahkan kepada kita terlepas dari Roh kudus. Itu
tidak pernah menjadi milik kita. Itu senantiasa menjadi atribut dari Roh Kudus, dan
mengalir melalui kita sebagai saluran-saluran berkat.
42
Peristiwa ini dituturkan dengan rinci oleh Tuan Studd dalam sebuah surat kepada ibunya, dan
itu ditemukan pada halaman 52-53 dari riwaayat hidupnya oleh menantu lelakinya, Norman P. Grubb,
C. T. Studd, Cricketer and Pioneer (London: Religious Tract Society).
43
Zakharia 4:6.
44
Kisah 1:8.
45
Yohanes 7:38,39.
PELAJARAN 9
Dua fakta harus ada dalam pikiran kita dengan segera untuk menjaga kita dari
pengharapan-pengharapan yang palsu yang berahir dengan kekecewaan atau
keputusasaan. Yang pertama ialah, memenangkan-jiwa itu adalah hal yang tidak
mudah; yang kedua ialah itu tidak akan menjadi mudah. Bahkan mereka yang
nampaknya memeiliki karunia yang luar biasa dalam hal inipun mengalami perjuangan
yang berat; dan praktik yang dilakukan bagaimanapun itu boleh meningkatkan tekinik
kita, tidak pernah mengurangi memenangkan-jiwa kepada suatu formula yang mudah.
Ada beberapa faktor yang terkait yang membuat pekerjaan penginjilan pribadi
selalu mengalami kesulitan atau kendala. Empat dari faktor-faktor tersebut akan kita
perhatikan.
A. Diri kita.
Setiap orang adalah masalah terbesar bagi dirinya sendiri, dan kita pasti berdiri
pada jalan kita sendiri ketika itu tiba untuk memenangkan jiwa-jiwa.
1. Kesuam-suamkukuan kita, untuk satu hal, adalah suatu jerat yang tetap. Rasul
Paulus menasihatkan kita agar “janganlah hendaknya kerajinanmu kendor,”1 atau
sebagaimana yang lain telah melakukannya, “biarlah rohmu menyala-nyala dan
layanilah Tuhan.” Tidak banyak dari antara kita dapat menuntut bahwa kita telah
mencapai keadaan bahagia itu. Lebih banyak di antara kita, jika jujur, akan merasa
bahwa kita datang dalam suasana penghakiman jemaat Laodekia, sehingga, jika
Tuhan harus berurusan dengan kita sebagaimana keadaan panggilan kita, Dia akan
memuntahkan kita dari mulut-Nya.2 Kekurangan kita mengenai semangat
mengakibatkan suatu mati rasa yang sulit untuk dikembalikan. Betapa kita
memerlukan curahan Roh Kudus untuk baptisan api!
2. Sifat kita yang berubah-ubah dan watak yang berjuang melawan pekerjaan
memenangkan-jiwa yang mantap, menjadikan kita kejang dalam usaha kita. Kita
bisa terbakar dengan semangat zaman ini, dan mencairkan kebekuan hari esok.
Kita hanya perlu menguji cara-cara kita sendiri untuk mengakui perlunya nasihat
Paulus: “Karena itu saudara-saudaraku yang kekasih, berdirilah teguh, jangan
goyah, dan giatlah selalu dalam pekerjaan Tuhan! Sebab kamu tahu, bahwa dalam
1
Roma 12:11.
2
Wahyu 3:16.
persekutuan dengan Tuhan jerih payahmu tidak sia-sia.”3 Adalah benar bahwa
beberapa orang lebih bersifat temperamental daripada yang lain, dan dalam hal itu
kesukaran meningkat, namun kita semua memerlukan pengendalian yang tetap dari
Roh Kudus untuk memenangkan gelombang pasang-surut kehidupan kita.
3. Ketidaksiapan pikiran dan hati melalui kelalaian menunggu di hadapan Allah
adalah sulit diketahui oleh kebanyakan dari kita. Bahkan orang yang beribadah
sekalipun seperti Robert Murray M’Cheyene mengeluh karena kesulitan ini. Dia
harus mengatakan hal ini dalam buku hariannya: “Sering ketika saya tidur lama,
atau bertemu dengan orang lain lebih awal, dan mengadakan doa keluarga dan
makan pagi dan sebelum siang hari, jam sebelas atau jam dua belas sebelum saya
mulai melayangkan doa pribadi. Ini adalah sistem yang salah…Doa keluarga
kehilangan banyak kuasa dan keindahannya; dan saya tidak dapat melakukan hal
yang baik kepada mereka yang datang untuk mencari saya.”4 Sisi lain dari
gambaran itu diberikan oleh Bishop Hall: “Jika hati saya disegerakan mengalami
hadirat Allah, itu akan memilki cita rasa Allah sepanjang hari.”5 Bagaimana kita
dapat mengharapkan bersedia bagi tugas yang suci jika kita jarang berhubungan
akrab secara pribadi dengan Allah?
4. Barangkali ketakutan adalah kesukaran kita yang paling hebat. Dimana ada seribu
api keberanian seseorang, individu yang sendirian akan sering membuatnya
menjadi gemetar. Ketakutan ini bisa memiliki berbagai ragam/bentuk—takut untuk
melanggar, takut mengatakan yang salah, takut bertindak kasar, takut dipojokkan
dalam diskusi, takut ditolak. Banayak waktu yang digunakan hanya untuk
ketakutan yang tidak perlu. Kita mencela diri kita sendiri, kita mengatakan diri kita
ada bersama dengan Tuhan ada di sisi kita, kita tidak perlu takut, tapi kita sendiri
takut, dan dengan diam-diam kita menipu diri kita sendiri karena hal itu. Kita
benar-benar memerlukan kasih yang sempurna untuk mengusir ketakutan kita,6 dan
keberanian dari Roh Kudus.7
5. Kita adalah mahlu ciptaan yang ekstrim. Kita melihat beberapa jiwa yang
bersemangat yang menggambarkan suatu kekurangan hikmat yang lengkap, dan
kepada semua kejahatan yang nampak menjadi penyebab yang mereka telah
inginkan, dan keberanian mereka yang tidak bijaksana menghantarkan kita kepada
hal ekstrim lainnya yang terlalu berlebihan. Adalah sulit bagi kita untuk
menemukan kebahagiaan yang sesungguhnya, keseimbangan yang benar.
B. Tidak bertobat.
3
1 Korintus 15:58.
4
Andrew A. Bonar, Memoir and Remains of R.M. M’Cheyene (Edinburgh: Oliphant, Anderson,
and Ferrier), hal. 156. (Huruf mmiring ditambahkan—J.C.M)
5
Dikutip oleh Horatius Bonar dalam Words to the Winners of Souls (New York: American Tract
Society), hal. 23.
6
1 Yohanes 4:18.
7
Kisah 4:31.
Bahkan orang-orang Kristen sukar untuk berhubungan, khususnya ketika hal itu
datang kepada sentuhan dosa-dosa kesayangan mereka. Itu adalah bukanlah hal yang
mudah, kemudian berhubungan dengan orang yang belum bertobat pada hal kebangkita
yang demikian sebagai pertobatan. Jika kita ingat beberapa hal, yang dikatakan kepada
kita dalam Alkitab mengenai manusia alamiah, kita tidak akan merasa heran terhadap
kesukaran tugas kita, namun gantinya kita akan membuat keputusan sehingga apa yang
kita cari untuk dikerjakan hanya dimungkinkan oleh kuasa Allah.
1. Sifat manusia yang kita miliki adalah benar-benar tidak mampu memahami hal-hal
mengenai Allah. Tuhan kita berkata kepada Nikodemus, seorang yang beragama,
tulus, dan terpelajar, “Kecuali seseorang dilahirkan kembali, dia tidak dapat melihat
kerajaan Allah.”8 Perhatikan kata melihat. Kerajaan Allah adalah sesuatu yang
asing bagi pandangan dan pengertiannya. Rasul Pauis memperjelas mengenai hal
ini: “Tatapi manusia duniawi tidak menerima apa yang berasal dari Roh Allah,
karena hal itu baginya adalah suatu kebodohan; dan ia tidak dapat memahaminya,
sebabhal itu hanya dapatdinilai secara rohani.”9 Orang yang belum bertobat tidak
memiliki sifat yang khusus ini yang menyanggupkannya untuk memahami hal-hal
rohani. Itulah sebabnya mengapa orang yang bodoh seperti itu menaruh persediaan
dalam pendapat-pendapat agama manusia karena bermaksud menjadi seorang
ilmuwan besar atau seorang filsuf terkenal atau orang yang hebat di setiap lapisan
masyarakat. Kecuali ia “lahir dari atas” pikiran yang hebat adalah seperti gelapnya
malam dalam menghargai kebenaran kekal. Adalah hanya sebagaimana Roh Kudus
menyertakan firman pada bibir kita sehinga kita dapat mengharapkan pengertian
seperti fajar menyingsing dalam pikiran orang-orang berdosa.
2. Sifat manusia yang kita miliki adalah bermusuhan dengan Allah. Kita tidak
mengartikannya bahwa itu demikian sejak mulanya. Sebagaimana Allah telah
menciptakan manusia, terdapat hubungan yang sempurna di antara keduanya, tetapi
masuknya dosa menuntun manusia terpisah dari Penciptanya dan menjadikannya
musuh Allah. Orang ateis, orang kafir, penghujat dan orang-orang yang lain yang
serupa dengan itu secara lahiriahmenunjukkan permusuhan mereka; namun orang-
orang berdosa yang fasih lidah, bahkan jika mereka mengenakan pakaian moralitas
dan agama yang terhormat sekalipun, masih terpisah dan menjadi musuh-musuh
dalam pikiran mereka,9 sebagaimana dinyatakan dalam tingkah laku mereka.
Mereka boleh memperhatikan penghormatan formal kepada Allah sepanjang Allah
tinggal pada suatu jarak yang patut dari mereka; namun jika Allah datang terlalu
dekat dan menjamah kehidupan mereka, mereka menjadi marah atas campur tangan
yang terjadi. Mereka mungkin cukup bergembira mengetahui bahwa adalah Allah
yang akan membawa segala sesuatu berjalan dengan semsetinya, namun mereka
8
Yohanes 3:3.
9
1 Korintus 2:14.
9
Kolose 1:21.
tidamemiliki Allah yang menuntut penurutan, yang menuntut hak untuk
memerintah dalam kehidupan seseorang.
Dengan demikian hal itu adalah sesuatu yang lebih daripada “penolakan
penjualan” dengan mana pemenang-jiwa merasa puas. Itu adalah antagonisme yang
dalam, yang dipelihara melalui generasi-generasi yang panjang, yang dapat diubah
hanya oleh kuasa Roh Kudus.
3. Pikiran manusia penuh dengan gagasan yang bertentangan dengan kebenran Injil,
dan terhadap gagasan-gagasan ini mereka akan berpaut dengan napas mereka yang
terahir terlepas dari kuasa pekerjaan Roh Kudus dalam menerangi dan menuntun
mereka. Misalnya, siapa yang mau memperhatikan dirinya sebagai seorang yang
hilang, bobrok, orang berdosa yang tidak berpengharapan ketika dia telah
dibudayakan untuk berpikir dalam istilah-istilah kebaikan alami manusia? Atau
siapa yang akan dibujuk bahwa ia sedang berada dalam jalannya ke Nereka ketika
dia telah melayani pikiran-pikiran yang dangkal terhadap kebaikan Allah, terpisah
dari semua pertimbangan akan kebenaran dan keadilan? Atau siapa yang akan puas
berkata, “Tak ada sesuatu apapun yang saya bawa dalam diri saya, sekalipun yang
sangat sederhana daripada salib-Mu dimana saya berpaut,” ketika ia telah memberi
makan egonya dengan doktrin kecukupan manusia?
Namun kita hampir telah melalui poin kita selanjutnya.
C. Pekabaran kita.
Kita akan mengulangi apa yang baru saja kita katakan, namun sekarang dari
titik pandang pekabaran yang harus kita sampaikan daripada dari sudut mereka
kepada siapa kita menyampaikannya. Itu kelihatannya aneh, untuk mengatakan
bahwa berita yang paling ajaib, yang paling diberkati pernah turun dari surga ke
bumi harus membentuk suatu kesukaran bagi pemenang-jiwa, namun ada
beberapa unsur dalam pekabaran kita yang mengendalikan kemarahan manusia
yang begitu mendalam.
1. Injil memandang manusia sebagai orang-orang berdosa, layak untuk nenerima
neraka. Tentu, ini bukan Injil, melainkan Injil yang diberikan kepada manusia
dalam keadaan seperti itu, dan karena semua manusia berada dalam keadaan itu.
Jadi, untuk menerima Injil, manusia harus datang untuk mempercayai dan
mengakui, “aku ini orang yang penuh dengan dosa.” Injil yang meramalkan hal itu,
untuk menggunakan bahasa dunia, mempunyai dua tekanan terhadap hal itu dari
mulanya. Memperhatikan manusia dalam terang ini adalah merupakan hal yang
tidak mengenakan kepada kesombongan mereka dan kebenaran-diri mereka.
2. Injil memperlakukan manusia sebagai yang tidak berdaya, tidak sanggup
memberikan sumbangsih segala sesuatu kepada keselamatan mereka sendiri. Ini
adalah hal lain yang mengejutkan. Manusia membutuhkan pertolongan, dan sering
mau menerimanya, namun itu haruslah merupakan suatu jenis pertolongan yang
memperkenalkan dan menambah usaha-usaha mereka. Kita mengetahui berapa
banyak negara telah mencari pertolongan dari Amerika Serikat sejak Perang
Dunia II, namun mereka menginginkannya dalam gaya yang demikian bukan
untuk mencerminkan kedaulatan mereka sendiri dan kecukupan mereka sendiri.
Kita semua kurang lebih sensitif dengan hal-hal ini. Namun Injil tidak
memperkenalkan kontribusi dari manusia. Itu menuntut bahwa manusia mengakui
bahwa mereka benar-benar bangkrut dalam arti rohani dan sifat alamiahnya, dan
agar mereka menerima keselamatan total untuk mana mereka tidak memiliki
sesuatu apapun dalam diri mereka yang dapat diberikan.
3. Injil mengabaikan semua yang manusia perhitungkan sebagai jasa/perbuatan
manusia. Manusia menyimpan persediaan besar melalui kedermawanan mereka,
kontribusi pelayanan mereka kepada masyrakat, afiliasi keagamaan mereka, dan
alasan sehingga hal-hal itu harus memiliki ukuran di hadapan Allah dalam
mempertimbangkan keseimbangan. Lagi pula, ada banyak lenbaga, seperti Gereja
Roma, yang lebih menekankan pada sistem jasa/perbuatan baik. Oleh karena itu
ketika manusia datang dengan muatan tangan mereka dengan jasa-jasa mereka,
hanya untuk mendapatkan bahwa Injil tidak menjadikan tempat apapun
persembahan mereka, itu adalah suatu pengalaman yang merendahkan dan
merusakkan. Reaksi alamiahnya ialah kemarahan dan antagonisme.
4. Injil menolak semua reformasi manusia. Agama manusia adalah benar-benar
berpusat pada diri. Itu mengumandangkan keselamatan oleh usaha sendiri. Karena
itu, orang berdoa, digerakkan untuk bereformasi. Namun Injil tidak akan
mempertimbangkan sama sekali. Manusia yang mengadakan reformasi yang
paling menyeluruh sekalipun dalam masyrakat, dipandang oleh para sahabatnya
sebagai suatu teladan pengembangan-diri yang benar, yang dipertemukan olah
suatu ketumpulan “kamu harus dilahirkan kembali.”11 Injil menghargai reformasi
manusia jauh dari keselamatan dan Surga dan Allah sebagai yang paling diabaikan,
dan menuntut bagi pertobatan yang sama, teguran yang sama akan kepercayaan-
diri, pengakuan yang sama akan Kristus sebgai Tuhan, sebagaimana itu menuntut
pemabuk dan pelacur. Semua hal ini adalah asing kepada ide manusia yang
populer yang terkait dengan kebaikan dan keilahian.
Nampaknya dari pertimbangan-pertiimbangan ini pekabaran kita tidak
diperhitungkan untuk membuat penginjilan pribadi mudah.Itu menyimpan unsur-unsur
yang membangkitkan amarah dan perlawanan manusia alamiah.
D. Musuh kita.
Sementara kita jangan terlalu terfokus dengan musuh kita sehingga kita menjadi
lumpuh, itu akan sama tidak bijaksananya bagi kita untuk melalaikan fakta bahwa kita
mempunyai seorang musuh yang akan mencari usaha untuk menghalangi kita pada
setiap jalan kita. “Karena perjuangan kita bukanlah melawan darah dan daging tetapi
melawan pemerintah-pemerintah, melawan penguasa-penguasa, melawan penghulu-
11
Yohanes 3:7.
penghulu dunia yang gelap ini, melawan roh-roh jahat di udara.”12 Potensi kejahatan
yang besar ini, organisasi rohani, adalah “lawanmu si iblis.”13 Ini bukanlah tempat
untuk berurusan dengan doktrin Setan, akan tetapi kita hendaklah jangan “lalai
terhadap alat-alatnya.”14 salah satu alatnya yang paling disukainya ialah membuat kita
supaya tidak memikirkan dia sama sekali, dengan demikian kita tidak akan waspada
terhadapnya serta praktik-praktiknya. Namun jika kita mendesak agar waspada
terhadap dia, dia akan pergi kepada taktik-taktik lainnya yang lebih hebat, dan
mencobanya agar mengisi pikiran kita dengan dia sehingga kita akan diliputi dengan
ketakutan. Akan mejadi hal yang baik bagi kita, agar mengukur kekuatau lawan kita
yang satu ini, namun juga menyeimbangkan setiap ingatan akan dia dengan jaminan
bahwa “sebab Roh yang ada di dalam kamu, lebih besar daripada roh yang ada di
dalam dunia.”15
Dalam upayanya untuk mengacaukan pekerjaan penginjilan, Setan akan
mengendalikan kemarahan dari orang-orang yang belum diselatkan; dia akan
memusatkan perhatian pada gambaran-gambaran yang tidak menyenangkan dari
pekabaran kita agar mereka menutup mata bagi keindahan Kristus dan keajaiban
keselamatan; dia akan membangkitkan perlawanan eksternal, barangkali di antara
kerabat atau di dalam lingkaran sosial; dia akan menciptakan kesukaran dan situasi-
situasi yang memalukan; dia akan menarik perhatian dari seorang dalam mana kita
tertarik kepada kegagalan serius dari beberapa orang Kristen; dan dia akan dengan
berbagai cara untuk melemahkan pemenang-jiwa.
Semua hal ini tidak mengejutkan. Kita harus ingay bahwa setiap usaha untuk
membalikkan seseorang dari dosanya kepada Juruselamat adalah suatu serangan
langsung kepada kerajaan Setan, dan kita bisa mengharapkan perlawanan. Perlawanan
itu sering nampaknya melingkupi diri kita. Jika kekuatan-kekuatan setan dapat
menunda perintah seorang malaikat selama dua puluh satu hari,”16 kita tidak dapat
mengabaikannya, tidak juga terkejut jika konflik melanda sewaktu-waktu. Namun kita
ingat bahwa musuh kita telah bertemu dengan yang lebih unggul daripadanya, dan
telah dikalahkan oleh salib Kristus. Adalah merupakan kesempatan bagi kita untuk
memenangkan pertempuran, mengetahui bahwa kita “lebih daripada orang-orang yang
menang, oleh Dia yang telah mengasihi kita.”17
12
Efesus 6:12.
13
1 Petrus 5:8.
14
2 Korintus 2:11.
15
1 Yohanes 4:4.
16
Daniel 10:12,13.
17
Roma 8:37.
PERTANYAAN DAN LATIHAN
1. Diskusikan pernyataan: penginjilan pribadi bukanlah hal yang mudah, dan tidak
pernah menjadi mudah.
2. “Setiap orang adalah masalahnya sendiri yang terbesar.” Evaluasilah pernyataan
ini, khususnya jika itu diterapkan kepada pekerjaan penginjilan pribadi.
3. Apakah yang ada mengenai yang belum bertobat yang memimpin mereka kepada
kesulitan Kristus?
4. Tunjukkan bagaimana aspek-aspek pekabaran Injil tertentu menciptakan suatu
kesulitan bagi pekerja pribadi.
5. Gambarkan taktik-taktik Setan dalam menghalangi pekerjaan pemenang-jiwa.
PELAJARAN 10
Pahala Memenangkan-Jiwa
1
Ibrani 11:24-26.
2
Ibrani 12:2.
3
Ibrani 3:1.
Marilah kita ingat bahwa upah/pahala tidak disediakan sebagai motif,
melainkan gantinya sebagai insentif. Allah mengetahuiperjuangan kita dengan dunia,
dengan daging dan dengan Iblis, dan Ia mengetahui kebutuhan kita akan stimulasi.
Pahala-pahala mengusahakan stimulasi itu ketika kita diancam dengan keputusasaan.
Kita akan melihat, pada beberapa pahala dalam memenangkan-jiwa.
4
Matius 28L19,20.
mulia.”5 Maka, suatu jalan yang baik, untuk menyakinkan perjalannan kita dalam jalan
kesucian adalah harus menjadi saksi yang tekun.
Pekerjaan itu sendiri adalah suatu disiplin, dan disiplin bisa menguatkan tabiat.
Tabiat yang kuat bukanlah seseorang kepada siapa segala sesuatu telah datang tanpa
diundang, melainkan gantinya seseorang yang telah berjuang dalam setiap langkah
jalannya. Orang yang tidak mendisiplin dirinya adalah orang yang lemah. Sekarang
penginjilan pribadi melibatkan suatu perjuangan yang tetap terhadap setiap rintangan,
suatu perjuangan yang terus-menerus terhadap masalah-masalah yang muncul, latihan
yang paling penting dari kuasa ataupun kekuatan kita. Itu berarti suatu bangunan dari
lapisan kerohanian dan moral kita. Hubungan kita adalah bersifat manusiawi. Dalam
pekerjaan ini kita tidak berhbungan dengan mesin-mesin, tetapi dengan manusia-
manusia; dan kita sedang menjamah mereka dalam mata air kehidupan mereka yang
terdalam, dalam kebutuhan mereka yang terbesar, dalam konflik-konflik mereka yang
paling hebat, dalam masalah-masalah mereka yang paling kkritis. Jika kita sadar,kita
tidak dapat selain bertumbuh dalam pengertian, dalam simpati, dan dalam kesabaran.
Jadi sekali lagi pekerjaan itu sendiri menghasilkan upahnya sendiri.
3. Perkembangan Talenta.
Ada suatu upah yang sama dari talenta-talenta yang diperkembang. Kita sudah
menegaskan bahwa memenangkan-jiwa tidak pernah menjadi hal yang mudah. Namun
demikian kita bertumbuh dengan pelaksanaan. Kita belajar untuk memahami kondisi
rohani manusia; kita menjadi lebih bijaksana dalam menerapkan Injil yang tepat; kita
mempelajari hikmat untuk berdiam diri dan hikmat untuk berbicara; kita belajar bukan
untuk berada di tepi jalan atau tidak mengena pada sasaran kita.
Dalam perumpamaan mengenai talenta,6 kita melihat bagaimana orang-orang
yang menggunakan talenta yang dipercayakan kepada mereka menjadi bertambah. Kita
mengetahui, tentunya, bahwa telenta-talenta yang dirujuk dalam perumpamaan itu
bukanlah keahlian-keahlian atau kesanggupan-kesanggupan, melainkan sejumlah uang
tertentu. Namun prinsip yang sama diterapkan keapda apa yang kita sebut talenta.
Latihan mengembangkan hal itu dan menemukan keahlian-keahlian yang baru, bila
dikembangkan. Jadi orang itu bertumbuh, menjadi kaya dalam karunia dan lebih
mampu untuk menggunakannya. Dalam hal ini juga pekerjaan itu menghasilkan
upahnya sediri. Memang ini adalah bagian dari alasan mengapa Allah telah memilih
untuk menggunakan kita. Dia bisa menggunakan alat-alat yang lain jika Dia
menghendakai. Sebagaimana John Milton menulis:
Dia bisa saja menggunakan beribu-ribu malaikat-nya, dan tidak perlu bersusah-
susah-susah dengan kelemahan kita, namun Dia rindu untuk mengembangkan kita,
membawa kita kepada pertumbuhan yang penuh, kepada “kesatuan iman dan
pengetahuan yang benar tentang Anak Allah, kedewasaan penuh, dan tingkat
pertumbuhan yang sesuai dengan kepenuhan Kristus.”8 dan ini adalah salah satu dari
metode-Nya yang bijaksana—memberikan kepada kita suatu pekerjaan untuk
melakukan tantangan-tantangan yang ada di hadapan kita.
4. Sukacita yang tak terucapkan.
Mengenai suatu aturan yang berbeda ialah upah dari sukacita yang tak
terkatakan, namun itu juga ada hubungannya dengan pekerjaan itu.
a. Kita telah menyarankan bahwa penderitaan dan ujian dihubungkan dengan
pelayanan memenangkan-jiwa. Ini adalah penderitaan dalam melahirkan dari
orang tua yang rohani, sama seperti dalam lingkungan alami seorang wanita yang
melupakan kesakitan dalam melahirkan bayinya “karena kegembiraan bahwa
seorang manusia telah dilahirkan ke dunia,”9 jadi seseorang yang telah
melahirkan satu jiwa mengalami suatu sukacita yang tak tertakatan dalam melihat
bahwa jiwa lahir dari dalam kegelapan ke dalam terang. Itu adalah bukan sukacita
dari sukses statistik, melainkan sukacita dari partisipasi dalam hidup baru.
Sukacita ini tidak pernah membosankan. Keindahannya tidak pernah pudar.
Terkadang itu malah lebih terang, lebih menyatu, daripada waktu yang lain, dan
kesempatan-kesempatan yang demikian meninggalkan sautu kesan yang tak bisa
dilupakan dalam ingatan.
Saya pikir, misalnya, mengenai seorang saudara dari Jerman yang
menghidupkan suatu kehidupan yang kasar disemak belukar Nothern Ontario. Bahasa
Inggrisnya memprihatinkan, pikirannya tidak berkembang, dan kehidupannya adalah
salah satu dari batas-batas yang sangat sempit. Wajahnya sangat gelap dan keras.
Namun Roh Allah mengendalikan di dalam jiwanya suatu persaan akan kebutuhan, dan
ia menemukan jalannya kepada pelayanan kita. Pada suatu Minggu malam saya
membawa dia ke dalam ruangan yang kecil untuk menyajikan jalan keselamatan.
Nampaknya dia tidak mengerti, dan saya hampir putus asa dengan sambutannya kepada
terang itu. Ahirnya saya menyarankan bahwa kami bertelut dan berdoa Saya berdoa
agar Allah mau memberikan terang kepada pikiran yang digelapkan itu. Ketika kami
mengangkat kepala kami dan bangkit dari lutut kami, saya melihat sesuatu yang
mengagetkan saya, yang saya tidak akan pernah lupakan. Kegelapan dan kekerasan
secara lengkap telah menghilang dari wajah teman saya. Gantinya, wajahnya menjadi
memancar dengan suatu sinar surgawi, seperti cahaya matahari. Perbendaharaan
7
John Milton, On His Blindness.
8
Efesus 4:13.
9
Yohanes 16:21.
katanya yang terbatas membuatnya tidak mungkin bagi dia untuk mengatakan banyak
kata, namun wajahnya berbicara dengan keras. Kehadiran Tuhan dalam ruangan kecil
itu begitu nyata, dan sukacita tak terkatakan.
b. Sukacita orang tua tidak berahir dengan kelahiran anaknya. Demikian juga
sukacita dari pemenang-jiwa tidak berahir dengan pertobatan orang berdosa.
Sebagaimana kerinduan bagi jiwa-jiwa tidak dibatasi kepada keinginan untuk
melihat orang-orang berdosa bertobat melainkan memaksa orang-orang saleh
untuk melihat mereka diselaraskan kepada citra Kristus, jadi sukacita dalam
melihat orang-orang yang lahir kembali ke dalam keluarga Allah disesuaikan oleh
sukacita dalam menyaksikan pertumbuhan mereka dalam kehidupan Kristen.
Memang adalah dalam hal ini sehingga sukacita seseorang dipenuhi. Tanpa hal itu
sukacita yang pertama akan berganti dengan dukacita. Rasul Yohanes berkata,
“Aku sangat bersukacita, bahwa aku mendapati, bahwa separuh dari anak-anakmu
hidup dalam kebenaran.”10 Tentu dia berbicara di sini mengenai anak-anak
rohaninya, anak-anaknya di dalam iman, sebagaimana ayat yang terdahulu
membuatnya jelas.
Suatu hari di musim panas ketika saya berada di Canadian Keswick, saaya
sedang berdiri di atas sebuah batu dekat dengan hotel, sedang menikmati pemandangan
Muskoka yang agung. Beberapa orang muda yang bergembira, dengan wajah-wajah
yang cerah berusaha memanjat ke atas batu di samping saya. Seseorang berkata, “Saya
adalah seseorang yang anda tuntun kepada Kristus di Stratford.” Yang lain menyelah,
“Dan saya adalah yang lainnya juga,” dan yang ketiga berkata, “Dan saya adalah juga
yang lainnya.” Mereka semuanya adalah anggota-anggota dari satu keluarga. Adalah
suatu asusu yang nyata mengenai keselamtan keluarga, di situlah mereka, beberapa
tahun kemudian, orang-orang Kristen yang berserah, yang bergembira, mengenang
kembali saat-saat bahagia. Perlu saya ceritakan kepada anada sukacita apa yang yang
terdapat dalam jiwa saya? Atau ketika seseorang menerima surat dari “anak-anak” nya
yang bekerja di mimbar-mimbar Injili, atau melayani di ladang-ladang yang jauh, atau
menjalankan suatu kesaksian yang nyata di tempat yang gelap, betapa hal itu membawa
sukacita yang besar!
Adalah frase ahir ini yang begitu menggerakkan saya, karena dia berarti bagi
saya.
Persahabatan yang membahagiakan ini sering bertahan ke dalam generasi yang
kedua. Beberapa waktu yang lalu kami kedatangan tamu di rumah kami selama satu
minggu dua orang wanita muda Kristen yang kekasih dari canada. Alasan kunjungan
mereka kembali kepada masa ketika saya berkesempatan untuk memimpin ibu mereka,
selain seorang gadis muda, datang kepada Tuhan. Istri saya dan saya sendiri adalah
paman dan bibi bagi seluruh keluarga itu, semuanya adalah keluarga Kristen yang
bersukacita. Saya juga sering mengadakan hubungan melalui surat-menyurat yang
membahagiakan, juga, dengan seorang pria muda yang bertalenta yang orang tuanya
saya arahkan kepada Juruselamat sebelum dia lahir. Persahabatan yang demikian
sangat berharga.
6. Karunia Kerelaan.
Semua upah yang disebutkan sejauh ini memiliki kerterangan kepada
kehidupan masa kini, walaupun hal itu akan semuanya dibawa kepada hasil yang penuh
dalam Surga. Ada beberapa upah, yang bagaimanapun, ditaruh bagi kita dalam
kemuliaan. Guru kita menyambut dengan suatu ungkapan “Selamat!” bagi semua orang
yang dengan setia melayani, dan kata itu dari Dia yang tentunya akan menjadi upah
yang cukup, lebih dari mengganti kerugian bagi sakit bersalin, perjuangan,
kekecewaan, disiplin, pertentangan yang telah ita alami dalam melakukan panggilan
kita yang mulia ini. Pujian manusia itu dangkal dan tidak bermakna.
Tetapi sambutan Tuhan “Selamat!” bukan semata-mata suatu pengakuan verbal.
Dia menyertakannya dengan ekspresi mendasar mengenai kesenangan dan kehendak-
Nya. Tuan dalam perumpamaan itu berkata: “Baik sekali perbuatanmu itu, hai
hambaku yang baik dan setia; engkau telah setia dalam perkara kecil, aku akan
memberikan tanggungjawab dalam perkara yang besar.”11 Sementara kita tidak
mengharapkan untuk menekan lebih rinci perumpamaan ini, saya yakin Tuhan kita di
sini memberikan indikasi sebuah tempat bagi kepercayaan dalam kereajaan kekeal bagi
mereka yang dengan tekun melayani dan mengembangkan “talenta-talenta” mereka.
Dalam suratnya kepada orang-orang Ibrani, Tuhan Yesus digambarkan sebagai
dikelilingi oleh kumpulan mereka yang telah diselamatkan, katanya: “Aku akan
menaruh kepercayaan kepada-Nya.”12 Nampaknya bagi saya bahwa kesempatan yang
11
Matius 25:21.
12
Ibrani 2:13.
demikian akan dikaruniakan kepada pemenang-jiwa dalam ukurannya sendiri
sebagaimana dia berdiri di hadapan tahta-Nya. Paling sedikit Paulus mengharapkan
upah yang demikian, sebab dia menulis kepada jemaat di Tesalonika: “Sebab siapakah
pengharapan kami atau sukacita mahkota kemegahan kami di hadapan Yesus, Tuhan
kita, pada waktu kedatangan-nya, kalau bukan kamu?”13 Tentu sukacita yang demikian
akan menggetarkan hati!
Maka, dengan jalan jaminan kepastian ahir, kita memiliki hal ini dari Daniel
“Dan orang-orang bijaksana akan akan bercahaya seperti cahaya cakrawala, dan yang
telah menuntun banyak orang kepada kebenaran seperti bintang-bintang, tetap untuk
selama-lamanya.”14 Bintang-bintang di cakrawala olah raga dan hiburan bercahaya
lebih terang untuk sementara waktu, namun kemudian layu ke dalam gerhana matahari,
namun hamba-hamba Injil menerima kemuliaan yang kekal.15
13
1 Tesalonika 2:19.
14
Daniel 12:3.
15
1 Korintus 9:25.
PELAJARAN 11
Ketika saya tiba ke dalam hubungan pribadi dengan Kristus pada waktu saya
berusia sembilan tahun, saya segera mencoba memenangkan orang lain. Saya
mempunyai kenangan yang jelas mengenai hubungan saya dengan teman sepermainan
saya, dan dengan keras kepala saya menahan dia di pintu belakang rumahnya hingga
dia berkonsentrasiuntuk menerima Yesus juga. Saya akui bahwa saya hanya memiliki
persiapan yang sedikit untuk usaha itu.akankah kita menyimpulkan dari pengalaman
yang demikian bahwa tidak adanya persiapan diperlukan bagi pekerjaan enginjilan
pribadi? Jika seseorang merasa puas melakukan hal yang demikian selalau dengan
dasar seorang anak berusia sembilan tahun, mungkin benar demikian. Namun jika kita
mengharapkan akan menjadi para pekerja yang handal, kita akan mengadakan
persiapan—bukan sebelum kita memulai, melainkan kita selalu memiliki persiapan,
berusaha menjadi lebih pandai.
1
Efesus 5:26.
2
2 Timotius 3:15-17.
kita sendiri. Seseorang yang melalaikan Firman Allah dalam kehidupan
pribadinya sendiri sedang tidak meningkatkan kapasitas dirinya kepada
usaha memenangkan-jiwa yang berhasil.
2. Supaya Kita Boleh Menjadi Lebih Baik Memahami Injil—Tugas dan
Kesempatan Kita yang Kita sajikan. Adalah karena poin ini sehingga kita
telah memberikan seluruh pelajaran mengenai “Pekabaran Penginjilan.”
Namun biarlah hal itu tidak dipirkan bahwa pelajaran yang satu itu
melemahkan isi dari Injil! Seseorang boleh berkata, “Saya percaya kepada
Injil yang sederhana, dan hal itu tidak memerlukan banyak belajar atau
mempelajari.” Adalah benar bahwa apa yang umumnya kita sajikan kepada
orang-orang berdosa adalah “Injil yang sederhana.” Kita mengurangi kuasa
skema penebusan kepada istilah yang paling sederhana untuk
meletakkannya dalam menjangkau pikiran yang tidak terbiasa dengan hal-
hal rohani. Namun setiap orang yang merasa puas untuk tetap dalam
keserderhanaan yang mula-mula mengenai Injil tidak bertumbuh banyak,
dan segera kesaksiannya akan menjadi sesuatu hal yang membosankan
sehingga itu memiliki makna yang semakin berkurang bagi dirinya, dan
tidak banyak bagi mereka kepada siapa dia hanya menirukan saja kepada
mereka. Injil adalah suatu tema yang luas, berharga sekali jika
mempelajarinya dengan tekun, dan sementara memperluas pengertian kita
akan kemuliaan kebenarannya, kita akan menjadi lebih baik dalam
menyajikannya dalam berbagai aspek sesuai dengan kebutuhan zaman.
Selain itu, ada begitu banyak konsep salah yang luas sehingga kita harus
memiliki pengertian yang cukup mengenai Injil untuk menerapkan ukuran-ukuran yang
bersifat korektif. Konsep yang salah ini mulai dari pandangan legalistis yang ekstrim
pada satu sisi sampai kepada “kepercayaan” yang sangat dangkal pada sisi yang lain.
Kita harus menangani diri kita sendiri terhadap hal-hal ini dengan suatu pemahaman
yang jelas tentang doktrin kasih karunia dan suatu pandangan yang benar tentang iman
yang menyelamatkan. Kalau tidak kita akan meninggalkan orang lain dalam
perbudakan atau perhambaan, atau pengharapan yang palsu.
3. Supaya Kita Boleh Mengamati Metode-metode Memenangkan-Jiwa yang
Digambarkan Di Dalamnya.
Tidak ada buku teks yang lebih baik dalam memenangkan-jiwa daripada
Alkitab. Semua yang dapat kita harapkan untuk dilakukan dalam arah yang formal
adalah menyusun sejumlah bahan Alkitab dalam bentuk yang sistematis, namun hal ini
tidak akan pernah mengambil tempat Alkitab itu sendiri, dengan Roh Kudus sebagai
gurunya. Khususnya kita harus menguji pekerjaan Tuhan kita dan para rasul-Nya
dalam hubungan mereka dengan individu-individu. Dalam pelajaran berikutnya kita
akan mengambil beberapa peristiwa yang secara khusus menolong dalam hal ini,
namun pelajar harus memperhatikan hal ini hanya sebagai teladan saja.
4. Memiliki Alkitab yang Layak Siap Digunakan.
Berbagai problema besar yang akan kita hadapi dalam pekerjaan
memenangkan-jiwa menuntut bagi mereka termasuk menghafalkan ayat. Menghafalkan
ayat-ayat Alkitab secara efektif tidak bisa dilaksanakan secara tiba-tiba atau kebetulan
saja, melainkan itu adalah sesuatu yang harus dilakukan secara konsisten,
melakukannya terus-menerus, dan mengulanginya senantiasa. Sistem kartu adalah cara
yang baik yang saya tahu. Saya menyarankan bahwa seseorang mencari cara untuk
terlibat dalam pekerjaan ini dengan cara menggunakan suatu persediaan kartu-kartu
kecil dengan lobang dekat ujung-ujungnya, dan sebuah gelang untuk membawa kartu-
kartu tersebut. Dia jangan mencoba menghafalkan banyak ayat pada saat yang sama.
Mulai dengan satu ayat, tuliskan bunyi ayat itu pada sisi yang satu dari kartu itu dan
ayatnya pada sisi yang lain. Simpanlah kartu-kartu ini pada gelang kunci anda, pelajari
itu dengan keakuratan yang lengkap hingga ayat dan bunyi ayat benar-benar melekat
dalam pikiran anda sehingga anda tidak dapat memikirkan yang satu tanpa yang lain.
Ketika anda sudah mempelajari satu ayat, libatkan proses yang sama dengan ayat yang
berikutnya. Sekarang anda sudah memiliki dua ayat pada gelang anda. Anda
melakukan itu bukan mengabaikan yang pertama, melainkan anda terus-menerus
mengulanginya agar ayat yang baru tidak akan menghilangkan ayat yang lama. Ketika
dua ayat tersebut sudah dihafalkan pastikan tidak ada kebingungan dan kesalahan
dalam menghafalkannya, anda sudah siap untuk ayat yang ketiga, dan seterusnya.
Pertanyaannya ialah, ayat-ayat yang mana yang anda akan hafalkan? Pelajaran
berikutnya akan mengambil berbagai jenis dengan siapa anda akan berhubungan.
Mulai dengan satu ayat yang disarankan dalam hubungannya dengan kelompok
pertama, kemudian salah satu ayat yang disarankan untuk kelompok yang kedua, dan
seterusnya hingga anda memiliki yang ada pada gelang anda, dan dalam pikiran dan
hati anda, satu ayat bagi masing-masing jenis yang digambarkan. Bila hal ini sudag
dikerjakan, buatlah jenis yang kedua, dan begitu seterusnya melalui daftar. Jika anda
berambisi anda boleh teruskan kali yang ketiga, dengan demikian menambah
perbendaharaan anda. Adalah mengherankan bagaimana banyak ayat, dengan
keterangan-keterangannya, anda tinggal memerintahkan dalam waktu yang singkat:
Namun perhatikan prinsip-prinsip berikut ini: 1. Jangan coba lebih dari saatu ayat pada
saat yang sama; 2. Pelajari masing-masing ayat secara tuntas sebelum menginjak pada
ayat berikutnya; 3. Tetap mengulanginya.
Tidak ada cabang suatu angkatan bersenjata yang lebih penting daripada
pelayanan intelijen, yang tugasnya adalah mencari segala sesuatu yang ada
hubungannya dengan musuh—kekuatannya dan bagaimana musuh dikalahkan,
bagaimana kekuatan dan persediaannya, pertahanannya dan rencana-rencananya agar
bisa dikalahkan. Pertahanan apa yang dapat diupayakan untuk menyerang pada sisi ini
dan sisi itu? Rencana-rencana apa yang dimiliki sang musuh untuk tindakan yang
agresif? Segala sesuatu yang dapat diketahui dalam semuanya itu adalah nilai yang
sangat berharga.
Jika kita hendak menyerang kubu pertahanan jiwa manusia untuk dimenangkan
bagi Kristus, kita ada baiknya memiliki pelayanan intelijen sendiri yang dijalankan,
mengetahui pertahanan apa yang mungkin bisa ditemui. Hanya dengan itu kemudian
kita mempunyai senjata yang cocok yang siap sedia untuk digunakan.
3
Roma 2:25-3:2.
4
Roma 3:4-8.
5
Roma 5:20; 6:1.
d. Suatu masalah yang mirip muncul dalam hubungannya dengan doktrin Paulus
mengenai emansipasi dari perhambaan hukum. “Kita bukan berada di bawah
hukum Taurat, melainkan di bawah kasih karunia,” dia menyerukan. Dalam
pengharapan yang penuh sehingga posisi yang demikian akan ditantang, dia sendiri
memunculkan penolakan dalam bentuk pertanyaan: “Jadi bagaimana? Apakah kita
akan berbuat dosa, karena kita tidak berada di bawah hukum Taurat, tetapi di
bawah kasih karunia? Jawabannya menarik. Paulus menyatakan bahwa isu itu
berhenti pada pertanyaan tentang hamba-hamba siapakah kita. Hamba-hamba dosa
akan terus berbuat dosa. Hamba-hamba kebenaran mempraktikkan kebenaran.
Karena kita telah dilepaskan dari perhambaan dosa, kita tidak lagi melayani dosa,
melainkan kita telah diikat kepada suatu pelayanan yang lebih tinggi, lebih mulia,
yaitu pelayanan akan kebenaran.6
Rasul itu menjawab penolakan lain yang telah diantisipasi kepada ajarannya
mengenai kedudukan hukum dalam sejarah dosa,7 doktrinnya mengenai pemilihan
kedaulatan,8 dan pernyatan-pernyataannya mengenai ketidakpercayaan Israel.9 Untuk
tujuan kita sekarang, bagaimanapun, kita tidak akan begitu banyak prihatin dengan
jawaban Paulus kepada pertanyaan-pertanyaan khusus, sebagaimana dengan prinsip
mengantisipasi penolakan-penolakan dan mennyiapkan jawabannya. Dia telah
memberikan contoh kepada kita dalam hal ini. Oleh karena itu kita harus
memperlengkapi diri kita dengan anak-panah-anak panah dalam tempatnya untuk
seetiap kesempatan yang mungkin saja muncul.
2. Alkitab Memiliki Jawabannya.
Kita hampir tidak mengatakannya, kecuali untuk penekanannya, bahwa
jawaban yang terbaik adalah Firman Allah. Banyak orang, bahkan orang yang tidak
percaya, memiliki penghargaan terhadap Alkitab, dan apa yang dikatakannya
membawa lebih berharga daripada pendapat yang dapat kita katakan. Namun
bagaimana dengan orang yang menolak yang tetap ngotot, “Anda mengutip Alkitab,
dan saya tidak percaya kepada Alkitab”? Itu adalah bukan kepercayaan seseorang atau
ketidak percayaan yang membuat Firman Allah “hidup dan kuat dan lebih kuat
daripada pedang bermata dua manapun.”11 Adalah karena itu adalah Firman Allah, dan
akan menusuk orang yang tidak mengenal Allah lebih efektif daripada bujukan
manusia manapun. Jadi, dalam hal ini, suatu jawaban dari Allah adalah selalu yang
terbaik. Itu artinya, bahwa sebagaimana kita mempelajari penolakan-penolakan orang
berdosa, kita membawa mereka kepada Alkitab sebagai jawabannya.
6
Roma 6:14-22.
7
Roma 7:7.
8
Roma 9:14-24.
9
Roma 11:1-5.
11
Ibrani 4:12.
Ada banyak dalam dunia ini untuk mendinginkan perasaan gerah kita, sebagai
tambahan kepada ketidak-konsistenan alami dari hati kita sendiri, sehingga kita
memerlukan segala rangsangan dan dorongan yang tersedia. Roh Kudus menggunakan
Alkitab, namun IA juga menggunakan pengalaman-pengalaman orang lain. Membaca
konflik dan kemenangan mereka, keputusan mereka dan keberhasilan mereka, sering
membangkitkan semangat kita yang loyo. Saya meragukan jika seorang anak Allah
yang sejati dapat membaca sebuah laporan mengenai memenangkan-jiwa tanpa
mengendalikan hati. Terkadang akan ada penilaian-diri untuk kesempatan-kesempatan
yang diabaikan, terakdang suatu kerinduan yang dalam bagi jiwa-jiwa, terkadang suatu
insentif lebih rajin diaplikasikan. Dalam suatu cara api akan menyala dengan lebih
terang, lebih hangat.
2. Meningkatkan Teknik Kita.
Tak satupun dari kita telah mencapai kepada pendayagunaan yang paling tinggi
dari pekerjaan ini. Apa yang orang-orang telah lakukan, pendekatan-pendekatan apa
yang telah mereka gunakan, bagaimana mereka telah menerapkan Alkitab kepada
situasi-situasi yang baru dan sulit, kesalahan-kesalahan dalam metode mereka telah
ketemukan dan telah diperbaiki- ada hal penting bagi setiap pencari jiwa. Harus
diakui metode itu bukanlah faktor dari pentingnya hal ini,, namun itu penting, dan
dapat memainkan suatu bagian besar dalam menentukan kesuksesan atau kegagalan
kita.
Literatur dalam ladang ini begitu luas sehingga bibliografi yang mendalam
akan menjadi tidak praktis jika itu tersedia. Mengenai nilai yang lebih berharga bagi
seorang pelajar adalah suatu pemilihan yang hati-hati terhadap buku-buku yang akan
menyediakan baik inspirasi dan pertolongan yang praktis. Pemilihan yang demikian
telah saya lakukan berdasarkan bibliografinya.
12
J. K. Van Baalen , The Chaos of Cults (Grand Rapid: Eerdmans Publishing Co.).
13
Pelajaran 21.
14
Efesus 3:16.
15
Efesus 6:18.
sampai berlalu tiga minggu penuh.” Pada ahir dari tiga minggu itusecara fisik tubuhnya
lemah dan kurus, namun dia telah berdoa demi kemenangan dan hanya dengan begitu
deia bisa mengenal sifat dari pertentangan yang begitu berat dalam jiwanya. Kuasa-
kuasa kegelapan, digambarkan oleh suatu mahuk roh yang digambarkan sebagai
“penguasa kerajaan Persia,” telah memperjuangkan malaikat diutus kepada hambanya
untuk menyampaikan kebenaran Ilahi kepada Daniel, hingga Mikhael datang
menolongnya.16 Ini adalah fasal yang penuh misteri, namun itu menunjukkan
kenyataan perjuangan rohani dan kedudukan doa dalam perjuangan itu. Pasukan
neraka tertarik dalam pekerjaan memenangkan-jiwa ini, untuk menentangnya dengan
segala kekuatan dan kelicikan mereka. Jawaban kita satu-satunya adalah doa, apa yang
John Bunyan namakan senjata dari segala doa.
3. Doa Mendatangkan Tuntunan Roh Kudus.
Ada suatu persediaan yang diperlukan dalam penginjilan pribadi. Banyak yang
telah dibawa ke dalam perhambaan yang nyata dalam hal bersaksi kepada orang lain,
meyakini bahwa harus berhubungan dengan semua yang mereka temui mengenai
keselamatan jiwa mereka, dan menjadi sangat kecewa ketika mereka gagal melakukan
hal yang demikian. Sekarang adalah benar bahwa kita harus memperhatikan semua
orang yang kita temui sebagai orang-orang yang berpotensi terhadap kesaksian kita,
namun tidak jauh dari tuntunan Roh Kudus. Nasihat uskup Taylor Smith bagi para
pemenang-jiwa adalah bahwa mereka harus tidak pernah berbicara kecuali Roh Kudus
membuka jalan secara alami.”17 Tuntunan yang demikian adalah kesempatan bagi
setiap orang Kristen, namun itu adalah bagian dari mereka yang hanya melibatkan diri
mereka setiap hari dalam doa.
4. Doa Menjamin Aktifitas Roh Kudus dalam Hati Seseorang yang Didekati.
Kita harus ingat selalu bahwa adalah bukan kebijaksanaan kita dalam
mendekati, petunjuk yang hebat milik kita, atau panggilan kita yang sungguh-sungguh
yang akan memenangkan orang-orang datang kepada Kristus. Yang terpenting dari
semua ini adalah bahwa mereka itu sebenaranya ialah tidak lain kecuali hanya sebagai
jalan bagi pendekatan Roh Kudus. “Bukan dengan keperkasaan dan bukan dengan
kekuatan, melainkan dengan rohKu, firman Tuhan semseta alam.”18 Peristiwa
mengenai pertobatan Lidia diberikan dalam kata-kata berikut ini: “Tuhan membuka
hatinya.”19 Sekarang Tuhan bekerja dalam menjawab doa. Kita adalah hanyalah
sekadar para penginjil yang sejati ketika kita sedang berdoa bagi jiwa-jiwa manusia
ketika kita menyatakan Injil kepada mereka. Dan tentu hal itu ialah bahwa kita tidak
bertanggungjawab kepada langkah-langkah palsu dalam mendoakan orang lain seperti
dalam berbicara kepada mereka. Lagi pula, kita harus membuat sedkit langkah-langkah
palsu jika berdoa lebih banyak dan mengetahui lebih banyak mengenai pekerjaan Roh
Kudus di dalam hati manusia. Ini adalah penekanan utama dalam pekerjaan besar L. S.
16
Daniel 1-13.
17
E. L. Langston, Bishop Tailor Smith (London: Marshall Morgan and Scott), hal. 46.
18
Zakharia 4:6.
19
Kisah 16:14.
Chafer, True Evangelims,20 yang harus dibaca oleh semua yang rindu menjadi para
pemenang-jiwa.
Maka di sini, ada empat alasan yang baik untuk membuat doa menjadi suatu
bagian besar dalam persiapan kita untuk memenangkan-jiwa: Menjaga agar hati kita
tetap senang, untuk memperjuangkan perjuangan yang efektif terhadap musuh, untuk
mendatangkan tuntunan Roh Kudus, dan untuk mengetahui kerjasama pekerjaan Roh
Kudus dalam hati mereka kepada siapa kita bersaksi.
1. Jika seorang Kristen yang baru dapat memenangkan orang lain kepada Kristus,
mengapa perlu menjalani suatu kursus yang lama untuk mempersiapkan bagi jiwa-
jiwa agar bisa dimenangkan? Diskusikan pertanyaan ini!
2. Bagaimana suatu pembelajaran Alkitab akan menolong kita dalam memenangkan-
jiwa, dan apakah yang khususnya harus kita cari dalam pembelajaran itu?
3. Daftarakan keberatan-keberatan yang Paulus sadari sebelumnya yang diangkat
dalam pengajarannya, dan tunjukkan apakah jawaban yang ia sediakan bagi
penolakan-penolakan tersebut. Pelajaran apa yang didapatkan bagi para pemenang-
jiwa?
4. Apakah nilai-nilai dalam mempelajari pekerjaan para pemenang-jiwa lainnya?
5. Bagaimana doa mempersiapkan kita bagi pekerjaan penginjilan pribadi?
20
L. S. Chafer, True Evangelism (Findlay, Ohio: Dunham Co.).
PELAJARAN 12
Pendekatan
Dalam pelaksanaan penginjilan pribadi yang aktual, ada empat langkah yang
bisa dilaksanakan—pendekatan, instruksi, panggilan, dan tidak lanjut. Itulah yang
menjadiaturannya, dan suatu usaha untuk memutarbalikkannya akan berahir dalam
malapetaka.
Pendekatan itu memang sangaat penting, karena hal itu merupakan kesan
pertama, yang baik atau yang buruk. Suatu pendekatan yang salah mungkin
membangkitkan kemarahan dan kecenderungan orang yang didekati untuk
memutuskan penolakan, sementara suatu pendekatan yang cocok bisa benar-benar
menghindarkan kesulitan. Bahkan seseorang yang simpati dan memiliki hati yang lapar
akan kasih Allah akan merasa malu terhadap suatu pendekatan yang kasar, sementara
itu seseorang yang cenderung ke arah antagonisme sering dimenangkan melalui kata-
kata yang ramah.
1
The Reader’s Digest, Agustus, 1947.
2
1 Korintus 1:27.
harus melihat orang-orang sebagai jiwa-jiwa untuk siapa Yesus telah mati, dan rindu
kepada mereka dengan suatu sikap yang tidak mengunggulkan diri sendiri.
Dengan kata lain, suatu perasaan rendah diri akan membunuh usaha kita. Jika
kita merasa gemetar di hadapan orang yang berkedudukan tinggi, atau orang yang
terpelajar, atau orang yang hebat, kita benar-benar akan mengalami kegagalan dalam
kesaksian kita. Kita perlu mengingat perkataaan Hizkia: “Yang menyertai dia adalah
tangan manusia, tetapi yang menyertai kita adalah Tuhan, Allah kita, yang membantu
kita dan melakukan peperangan kita.”3
5
Informasi ini diperoleh dari sebuah editorial dalam Sunday School Times tanggal 27 Desember,
1941, berdasarkan Memorial Notes from Gordon Forlong, oleh saudara perempuannya.
6
Yakobus 3:17
7
Yakobus 1:5.
8
Kisah 6:3.
dapat berhasil dengan baik terhdap kesaksiannya.9 saya telah mengetahui para ibu
yang memainkan suatu permainan yang efektif mengenai campur tangan ketika
anak-anak lelaki mereka diberitahu dan dinyatakan tentang perhatian yang
nyata.Campur tangan mereka yang paling merusak adalah biasanya desakan mereka
bahwa “Tom adalah anak yang baik,” ketika saya sedang mencoba untuk
menunjukkan kepada Tom dari Firman Allah bahwa dia adalah orang berdosa!
Secara umum pendekatan dapat dibagi menjadi dua jenis, yang langsung dan
yang tidak langsung. Ini biasa jarang diperlukan definisi. Pendekatan langsung datang
secara langsung kepada pertanyaan pusat, sementara itu pendekatan secara tidak
langsung menuntunnya kepada pertanyaan itu melalui jalan yang tidak langsung.
Kedua metode itu memiliki kebaikan dan bahayanya masing-masing. Pendekatan
langsung sering mengejutkan orang berdosa ke dalam suatu perhatian yang diangkat,
sementara kadang-kadang itu memaksa dia dan menyebabkan dia berhenti dari
pekerjaan itu. Pendekatan tidak langsung diperhitungkan untuk memenangkan
keyakinan dan membangkitkan perhatian yang akan bertahan lebih lama, namun
bahayanya akan menjadi hilang sebelum itu mencapai tujuan.
9
Kisah 13:6,12.
10
Charles G. Trumbull, Taking Men Alive (New York: Association Press), hal. 75.
11
Ibid, hal. 79.
dimana itu telah sedikit diketahui, akan sering lebih mempersiapkan hati bagi
pengakuan dosa yang sejati.
Perhatian yang umum sering menciptakan suatu ikatan yang membuat
percakapan yang terbuka dan tulus serta lebih mudah. Menemukan bahwa baik anda
berasal dari bagian yang sama atau negara lain, bahwa anda baik main golf ataupun
menggunakan tongkat, bahwa baik anda membaca puisi ataupun pelayana radio amatir,
dapat menjadi suatu alat yang selalau terbuka. Tau jika anda gagal menemukan
perhatian-perhatian yang umum, jadikan diri anda tertarik kepada perhatian orang lain.
Tuan Trumbull menceritakan mengenai rencana George Williams12 untuk
memenangkan seorang kafir berandalan yang bernama Rogers, yang dengan kejam
menganiaya orang-orang Kristen dalam rumah bisnis dimana dia memegang jabatan
penting. Menemukan bahwa Rogers punya nafsu akan udang laut, Williams
menyarankan suatu makan malam dengan sajian udang laut, untuk mana Rogers
diundang, namun tidak ada upaya untuk menobatkan dia. Sang penganiaya itu, kagum
atas tingkah laku orang-orang Kristen, menerima undangan itu sebagai seorang yang
pemberani, dan menerimanya. Tingkah laku dari kelompok itu secara mendalam
mempengaruhi dia, dan dia dibawa di bawah keyakinan akan dosa yang demikian
sehingga setalah beberapa hari dia mencari orang-orang Kristen dan menjadi slah satu
dari antara mereka.
2. Jenis Langsung.
Pendekatan langsung dengan baik disajikan oleh orang-orang seperti Hebich
dari India, dan Dad Hall, “Bishop of Wall street.” Suatu ilustrasi pendekatan langsung
Hebich adalah hubungannya dengan seorang mayor tertentu dari insinyur Inggris di
India. Melihat Hebich mendekati bungalonya, sang mayor berkata kepada pelayannya
agar tidak membiarkan “paderi” masuk, melainkan mengatakan kepadanya bahwa sang
majikan sedang tidak berada di rumah. Namun Hebich telah menangkap isyarat dari
sang mayor, dan didorong oleh anak laki-laki ke dalam rumah. Mencari seluruh
ruangan rumah, Hebich tidak menemukan orangnya hingga dia kembali ke ruangan
tamu dan melihat di bawah sofa yang memiliki tirai yang berjumbai ke bawah lantai.
“Keluar kau pengecut,” kata misionaris itu. Sang mayor menurut. “Duduk kau
pengecut,” adalah perintah berikutnya. Lagi-lagi komandan itu menurut. “Dengarkan
pekabaran Allah kamu pengecut.” Kemudian Hebich meluncur ke dalam sebuah
khotbah yang benar mengenai bersembunyi dari hadapan Allah, menceritakan Adam di
Taman Eden. Segera mayor itu berada pada lututnya, sambil menangis memohon
rahmat Allah.13
3. Faktor-faktor apa yang menentukan pendekatan?
Faktor-faktor apa yang menentukan jenis pendekatan yang digunakan?
12
Ibid , hal. 104. George Williams (yang kemudian adalah Sir George Williams) adalah pendiri
dari YMCA, dan Rogers adalah salah seorang dari dua belas anggota pertama.
13
Alfred Maathieson, Hebich of India (Skotland: John Ritchie, Ltd.), hal. 60.
a. Pertama, sifat diri sendiri. Orang-orang saleh tidak lagi dibangun di atas pola
kumpulan daripada orang-orang berdosa itu sendiri. Beberapa dari antara kita
begitu disusun secara psikologi sehingga kita melakukan segala sesuatu dengan
suatu tujauan langsung, sementara yang lain begitu hati-hati dalam meletakkan
rencana. Seorang emuda mengusulkan dengan hati nurani yang tumpul, “Maggie,
ayo kita menikah.” Dengan kata lain, kita telah mendengar mengenai kekasih yang
tersipu-sipu malu yang merasa malu selama berminggu-minggu atas metode
pendekatan kepada seseorang yang berjiwa lembut. Ahirnya dia merusak rencana.
Pada suatu Sabtu petang yang indah dia membawa gadis pujaannya untuk jalan-
jalan—melalui pekuburan! Dia menuntun gadis itu kepada rencana keluarga, dan
mengatakan kepadanya mengenai semua orang yang terkasih yang terbaring di
sana—kakek neneknya, buyutnya, dan lain sebagainya. Kemudian, dengan getaran
yang besar dia menambahkan, “Susie, apakah kamu suka berbaring di sana?”
Sekarang jika kita memindahkan kedua orang ini ke dalam kenyataan penginjilan
perorangan, anda akan mengharapkan bahwa yang pertama akan menggunakan
pendekatan langsung, sementara yang kedua akan menjadi lebih mirip
menggunakan pendekatan secara tidak langsung—marilah kita berharap dengan
lebih banyak kebijaksanaan! Saya hampir tidak dapat membayangkan Hebich
mencanangkan suatu pesta malam dengan sajian udang laut untuk pegawai Inggris
di India itu, dengan instruksi bahwa topik mengenai keselamtan mereka tidak
diperkenalkan; dan saya jarang melihat George Williams melakukan caranya
melalui seorang pelayan ke dalam rumah yang lain, menyadarkan dia akan
kefasikannya dan meminta pertobatan yang langsung. Perangai akan memainkan
peranan besar dalam hal ini.
b. Pada tempat yang kedua, situasi khusus akan menentukan jenis pendekatan. Berapa
banyak waktu akan berada pada penetapan kita? Apakah kematian akan datang?
Apakah hal ini pertemuan biasa atau lebih kurang persekutuan permanen? Apakah ada
bukti tentang pekerjaan Roh Kudus yang dimulai? Sudahkah orang dalam siapa kita
berminat kepada pengetahuan akan hal-hal mengenai Allah, ataukah apakah ia benar-
benar lalai? Sudahkah kita menemui dalam situasi yang secara spontan membuat
menusia berpikir mengenai Allah? Hal-hal itu dan banyak pertanyaan lainnya dapat
ditanyakan sewaktu-waktu. Kadang-kadang mengulangi ayat-ayat Alkitab sebanyak
situasi yang mengijinkan, namun jika sasaran dari penginjilan kita adalah tetangga
yang baru, kita akan memulaikannya oleh menunjukkan kebaikan dan membiarkan
terang kita bercahaya.
c. Ahirnya, pendekatan haruslah ditentukan oleh tuntunan Roh Kudus. Hal ini
menuntut suatu kehidupan berjalan dalam Roh, terhadap persiapan hati, terhadap
kepekaan akan suara Roh, terhadap hikmat rohani. Seseorang yang banyak berada di
tempat yang tersembunyi akan melayakkan dia kepada tugas yang mulia ini.
C. CARA-CARA YANG DIANJURKAN MENGENAI PENDEKATAN YANG
BENAR.
Akan menjadi hal yang mustahil, bahkan jika hal itu berada dalam kawasan
buku ini, untuk memberikan daftar cara yang melelahkan untuk mendekati topik
terbesar ini. Beberapa contoh boleh mengendalikan pelajar kepada kewaspadaan
dalam masalah ini.
2. Pekerjaan Sehari-hari.
Suatu percakapan yang panjang di antara orang-orang biasanya menyentuh soal
beberapa pekerjaan mereka. Itu barangkali merupakan soal kontak. Bagi para guru,
Yesus adalah Guru Agung; bagi para dokter, Dia adalah Tabib Agung untuk siapa tidak
ada kasus yang pernah terbukti terlalu sulit; bagi para pengacara hukum, Dia adalah
Seorang Pengacara Agung atau Pengantara yang memiliki kunci kepada setiap
kebutuhan para kliennya yang diterapkan kepadaNya, dan Hakim/Jaksa yang memiliki
kemudahan terhadap orang berdosa yang menolak untuk bertobat, bagi orang yang
membakar roti, Dia dalah Roti yang turun dari surga; bagi seorang peternak Dia
adalah Gembala yang baik, bagi seorang nelayan, Dia adalah Jagonya perkapalan, yang
dengan arahan para ahli telah gagal membawa ikan-ikan dengan muatan yang penuh.
Ingatlah bahwa hal-hal ini hanyalah merupakan “pembuka” saja.
Pelaksanaan
Pekerjaan itu hanya dimulai ketika kita telah membuat pendekatan, sekalipun
membuat pendekatan itu sering yang paling sulit dalam bagian pekerjaan tersebut,
karena hal itu adalah merupakan bagian di atas mana kita secara umum mempunyai
perjuangan yang terbesar. Ada suatu kecenderungan dengan beberapa orang yang
menjadi para saksi yang tembak-lari. Mereka menembak dengan tembakan tunggal
dan kemudian lari demi kehidupan mereka. Penginjil pribadi yang sejati akan melihat
lebih dalam pada situasinya.
A. PETUNJUK.
1
Amsal 15:1.
2
Matius 13:18-23.
adalah untuk melihat bahwa manusia memiliki pengertian demikian juga perhatian.
Oleh karena itu perlu adanya instruksi. Jangan pernah melompat dari pendekatan
untuk memanggil, namun mengundang calon jiwa yang dimenangkan barangkali akan
mendapatkan hasil-hasil yang mudah. Hasilnya bisa berubah menjadi tragis.
Untuk melawatkan instruksi adalah suatu tindakan yang tidak jujur, baik kepada
Allah maupun kepada manusia. Itu bisa menjadi pekerjaan yang membosankan, yang
membutuhkan kesabaran, permohonan, kebijaksanaan, namun itu akan memberikan
upah yang besar dalam menerangi, para petobat yang teguh.
1. Harus Sederhana.
Instruksi dalam hal ini haruslah sederhana, mendasar, dan didasarkan pada
Alkitab yang jelas. Ini adalah bukan saatnya untuk memberikan pembicaraan
mengenai pengumuman kekal, pemilihan, teologi dan yang serupa dengan itu. Hal ini
dapat dibahas dalam suatu kursus dalam Teologia Sistematika. Hal-hal yang harus
dibuat jelas adalah keadaan orang-orang berdosa secara pribadi. Persediaan Allah
dalam Kristus, dan kebutuhan bagi penerimaan pribadi, tertentu dan langsung dari
persediaan itu dalam pertobatan dan iman. Akan ada selalu pencobaan untuk
memperkenalkan tema-tema lain yang lebih meningkat, khususnya dengan orang-orang
yang sangat terpelajar, namun seseorang harus belajar untuk menancapkan prinsip-
prinsip utama mengenai Injil dalam hubungannya dengan orang-orang yang belum
diselamatkan.
2. Harus tidak ada perasaan unggul.
Adalah penting untuk melihat roh seseorang itu sendiri dalam memberikan
instruksi kepada orang lain. Kita semua terlalu mudah memiliki suatu perasaan unggul
dalam situasi yang demikian, dan hal itu fatal kepada pekerjaan memenangkan-jiwa.
Seandainya kita mengingat bahwa keselamtan kita adalah semata-mata karena anugrah,
dan semua engetahuan kita mengenai hal-hal yang berhubungan dengan Keallahan
adalah karena anugrah, kita akan sanggup untuk memberikan petunjuk kepada orang
lain dalam roh kelemahlembutan dan kerendahan hati, dengan kasih, dan petunjuk kita
tidak akan bersifat menyerang, melainkan akan dengan senang hati diterima. Bahkan
para dokter yang memberikan petunjuk kepada para perawat dan para pasien dengan
suatu kesombongan/keunggulan akan ditolak. Betapa lebih lagi dengan orang-orang
Kristen yang mewakili kelemahlembutan dan kerendahan hati Yesus! Ini tidak berarti
bahwa tidak ada lagi otoritas dalam pengajaran kita. Itu akan tetap ada. Namun itu
akan menjadimotoritas kebenaran itu sendiri, otoritas/wewenang Firman Allah, bukan
otoritas pribadi yang penuh dengan kesombongan.
3. Bisa menggunakan kesaksiannya sendiri.
Kesaksian pribadi adalah suatu bantuan bagi para pencari, selama kesaksian
kita meninggikan kemuliaan dan keagungan Kristus sebagai Juruselamat daripada
tabiat kita baik sebelum maupun sesudah pertobatan. Kita tidak boleh memuliakan
baik dalam dosa-dosa kita di masa lalu maupun pencapaian kita di masa sekarang. Di
atas semuanya kita harus menghindarkan sikap “lebih suci daripada anda.” Kita
hanyalah orang-orang berdosa, yang diselamatkan melalui kasih karunia Allah, dan kita
mengarahkan orang-orang lain kepada Juruselamat, bukan kepada diri kita sebagai
teladan bagi orang-orang berdosa, atau sebgai teladan bagi orang-orang yang saleh.
Dengan demikian kita harus menjadi bagi orang-orang lain untuk melihat tanpa
perhatian kita dalam kenyataan. Jadi, asalkan kesaksian pribadi meninggikan Yesus
dan membantu menjernihkan dalam hal instruksi atau mendorong si pencari, itu adalah
benar-benar prosedur yang sah. Misalnya, jika si pencari mengalami kesukaran dengan
masalah iman sehingga anda mengingat pada saat percakapan anda, hubungan anda
bagaimana Tuhan mengangkat anda di atas kesulitan dan rintangan akan sangat
membantu. Seorang pekerja yang dituntun oleh Roh akan mengetahui bagaimana
menggunakan semua alat ini.
B. PANGGILAN.
Ketika petunjuk telah diberikan, dan suatu pemahaman yang cukup dari jalan
keselamtan dinyatakan, maka, setelah itu adalah saatnya untuk mengadakan panggilan.
Pengajaran harus menimbulkan suatu tindakan, dan tindakan tentunya harus
digabungkan pada seseorang yang telah menerima instruksi mengenai jalan kehidupan.
Seorang penginjil, bukan hanya seorang instrukur, melainkan juga seorang pemanggil
bagi Allah, bahkan sebagaimana Paulus berkata, “Jadi kami ini adalah utusan-utusan
Kristus, seakan-akan Allah menasihati kamu dengan perantaraan kami; dalam nama
Kristus kami meminta kepadamu: berilah kamu didamaikan dengan Allah.”3 Jika kita
kehilangan perhatian mengenai panggilan, kita akan mengalami kegagalan dalam
jumlah yang besar dari tugas kita. Petunjuk, penting sebagaimana adanya, bukanlah
pertobatan, melainkan tanpa respons yang tepat akan berubah menjadi penghukuman.
Kita tidak ingin meninggalkan orang-orang dalam keadaan yang menyedihkan seperti
itu.
1. Bertindak.
Marilah kita mengingat, juga, bahwa kita sedang mencari putusan kehendak,
bukan secara sederhana suatu persetujuan intelek. Alasan dan emosi benar-benar
hanya merupakan koridor-koridor oleh mana menjangkau kehendak/kemauan. Kita
sedang bertuuan pada suatu tindakan penyerahan kepad Kristus sebagai Tuhan, suatu
tindakan penyerahan-diri kepada Dia sebagai Juruselamat. Tidak ada yang kurang dari
itu ialah tuuan penginjil yang sejati. Oleh sebab itu, ketika intelek manusia telah
diterangi kepad perhatian mengenai kebenaran Allah, pertanyaannya harus ditekankan
mengenai—Apa yang akan anda lakukan mengenai hal itu?
2. Menunggu tuntunan Roh Kudus.
Telah dikatakan bahwa, bagaimanapun kita harus menimbulkan suatu amaran
yang solem terhadap tekanan yang keterlaluan pada diri seseorang. Pemaksaan bisa
mengakibatkan salah satu dari dua tragedi—suatu pengerasan terhadap Injil bahkan
dimana perhatian telah ditimbulkan, atau suatu pengakuan yang prematur yang
3
2 Korintus 5:20.
memiliki kekuarangan akan pekerjaan Roh Kudus dalam hati. Dalam hal ini keadaan
yang terahir lebih buruk daripada yang terdahulu. Buah yang belum matang akan
terbukti menjadi buah yang masam. Di sini kembali, pemenang-jiwa pribadi benar-
benar memerlukan agar berada dalam hubungan yang penuh dengan Roh Kudus,
sehingga ia boleh pergi bersama-sama dengan Roh Kudus daripada berlari mendahului
Dia. Lihat bagaimana kita harus dituntun oleh Roh Allah dalam setiap langkah kita.
C. TINDAK-LANJUT.
Panggilan telah dibuat, dan marilah kita mempercayai, telah bertemu dengan
respons keputusan yang menggembirakan bagi Kristus. Apakah pekerjaan penginjil
pribadi sekarang sudah selesai? Tidak! Dalam arti hal itu baru saja dimulai. Apakah
anda mengingat apa yang kita katakan mengenai semangat bagi jiwa-jiwa?4 Itu adalah
rangkap-dua. Itu memiliki ciri melalui suatu kerinduan yang sungguh-sungguh untuk
menyaksikan orang-orang berdosa bertobat, dan perhatian yang sama untuk
menyaksikan orang-orang yang saleh menjadi sempurna. Sekarang, di hadapan mat
kita seorang yang berdosa telah dibuat menjadi seorang yang saleh. Segera aspek
mengenai kerinduan kita bagi jiwa-jiwa itu yang merindukan bagi keselamatannya
memberikan tempat kepada aspek yang lain mengenai kerinduan bagi jiwa-jiwa yang
rindu akan akan penyuciannya. Di sini kita mendapati seorang bayi yang baru lahir.
Kita menginginkan agar dia bertumbuh. Segera tindak-lanjut dimulai. Mulai sejak
saat itu pekerjaan kita tidak boleh dibatasi hanya kepada penginjil itu, melainkan juga
boleh ditangani oleh seorang pendeta. Bhakan, itu adalah pekerjaan yang harus
diselesaikan. Berapa jauh kita harus melaksanakannya itu tergantung pada
keadaannya.
Ketika kita datang kepada kekhususan-kekhususan dalam penginjilan pribadi,
kita harus berhubungan dengan pekerjaan menindak-lanjuti dalam hubungannya
dengan kampanye penginjilan dan menyelamatkan misi. Untuk saat ini kita akan
berhubungan dengan hal itu hanya dalam cara yang umum saja.
1. Penjelasan.
Hal pertama yang seorang petobat yang masih baru perlukan adalah suatu
pengertian tentang apa yang baru saja telah terjadi, disertai dengan suatu jaminan akan
keselamatan. Di sini amaran yang lain diperlukan. Jangan pernah katakan kepada
seseorang yang baru saja mengakui iman dalam Kristus bahwa ia sudah diselamatkan.
Biarlah Roh Kudus yang mengatakan kepadanya mengenai hal itu, melalui Firman
Allah, dan kemudian biarlah dia yang memberitahu anda.. Jaminan atau kepastian
yang pekerja Kristen berikan akan menguapkan pencobaan pertama, namun kesaksian
Roh akan tinggal tetap. Namun, kita boleh mengarahkan orang Kristen yang baru itu
kepada pasal-pasal yang mengandung jaminan yang besar, seperti 1 Yohanes 5:10-13,
dan biarlah Roh Kudus berbicara kepadanya melalui ayat-ayat itu. Kemudian akan
mengirimkan dia pada caranya sendiri untuk bersukacita, kita boleh menunjukkan
kepadanya dari Alkitab beberapa dari berkat-berkat keselamatan yang agung:
4
Pelajaran 8.
membuang dosa-dosa kita,5 menjadi anak Allah,6 memiliki Roh Kudus yang tinggal
dalam hati kita,7 dan hal-hal yang lain yang mengandung sifat dari jaminan yang
serupa. Tapi jangan terlalu banyak untuk permulaannya! Ingat bahwa dia adalah
seorang bayi, dan tidak boleh diminta untuk mengunyah daging yang besar pada saat
baru saja ia dilahirkan! Suatu minuman yang baik dari “air susu yang murni dan yang
rohani”8 sebanyak yang ia dapat terima.
2. Nasihat.
Memberikan kepada orang Kristen yang baru “botol” pertamanya, seorang ayah
yang rohani berada dalam posisi untuk memberikan suatu nasihat yang baik. Empat
latihan harus diberikan kepada petobat yang masih baru—bacaaan Alkitab, berdoa,
pengakuan, dan kehadiran di gereja. Seorang yang benar-benar lahir kembali tidak
akan perlu banyak desakan dalam hal ini, namun akan mendapatkan keuntungan dari
tuntunan yang bermakna.
a). Sudahkah anda menemukan rencana yang baik dari bacaan Alkitab?
Teruskan hal itu. Adalah lebih baik untuk mengawasi bacaan petobat yang masih baru
itu hingga ia bergerak dengan baik dalam samudra yang kuat dari kebenaran kekal itu.
Hal itu mungkin bahwa dia akan menginginkan untuk datang kepada anda untuk
meminta pertolongan dalam memahaminya. Selalau bersedia untuk memberikan
bantuan. Barangkali pertanyaannya akan menunjukkan kepada anda betapa anda
sendiri sesungguhnya perlu mempelajari Alkitab! Kemudian pelajari firman itu
bersama-sama, jika situasinya menginjinkan. Anda boleh melakukan dengan baik
untuk menyarankan kursus-kursus teretulis, seperti yang disediakan oleh lembaga
Alkitab.
b). Doa akan menguatkan dia “untuk membawa segala sesuatu kepada Allah
dalam doa.” Ingatkan dia bahwa dalam doa dia boleh mengeskpresikan hatinya kepada
Allah dengan bebas, dan pada saat yang sama belajar untuk berdiam diri di hadapan
Allah. Pasal-pasal doa yang besar dalam Alkitab harus ditarik kepada perhatiannya.9
“Waktu yang teduh” harus dimasukkan sebagai kebiasaan sehari-hari yang teratur,
disarankan di pagi hari, sebagaimana juga dengan waktu-waktu yang lain untuk selalu
bersama-sama dengan Allah.
c). Bersaksi adalah sangat penting dalam kehidupan orang Kristen, baik
sebagai alat kesehatan rohani maupun sebagai alat untuk memenangkan orang lain.
Sementara pengakuan umum tidak diletakkan sebagai syarat keselamatan, hal itu
sangat terikat dengankeselamatan sebagai suatu ungkapan akan hal itu sehingga
keselamatan dari mereka yang menolak untuk mengakui iman mereka berdiri dalam
keraguan yang menyiksa. Seorang Kristen yang tidak mengakui adalah suatu
pertentangan dan suatu ejekan. Tuhan kita telah menyediakan dorongan yang kuat
5
Mazmur 103:12.
6
1 Yohanes 3:2.
7
Roma 8:9.
8
1 Petrus 2:2.
9
Seperti Lukas 11:1-13; 18:1-7.
untuk membuka pengakuan keapdaNya, dan membangkitkan amaran yang agung
terhadap kegagalan untuk melakukan hal yang demikian.10 Pengakuan adalah jalan
keluar yang memelihara aliran berkat mengalir dan menyelamatkan orang percaya dari
situasi menjadi Laut Mati.
d.). Kebutuhan akan gereja lokal.
Hal lain dalam proses tindak-lanjut adalah memperkenalkan kepada orang
Kristen yang baru kepada gereja setempat yang baik. Hal ini tidak selamanya menjadi
suatu hal yang gampang. Si petobat boleh tinggal dalam komunitas yang cukup tidak
diketahui bagi pekerja pribadi, yang tidak mendapat rekomendasi. Namun, ada
beberapa tempat dimana keinginan akan hal itu dapat dibuat—seperti Moody Bible
Institute, yang memiliki suatu daftar surat yang besar, dan itu menyentuh gereja-gereja
injili dan melayani wilayah yang sangat luas. Gagal akan hal ini, seseorang harus
merasa puas untuk menasihati orang yang baru percaya untuk mencari kumpulan dari
orang-orang Kristen dimana kebenaran yang mana dia telah diselamatkan dengan jelas
diajarkan, dan berdoa sehingga Roh Kudus akan menuntun dia dalam penyelidikannya.
Ketika kita telah melaksanakan semua tugas kita dalam hal ini, kita dapat
mempercayai, dan tidak perlu takut. Dengan demikian, kita dapat mengharapkan
Gembala yang Agung itu untuk memelihara doma-dombaNya.
Ketika seseorang tahu tentang gereja dimana seorang percaya yang masih baru
akan dipelihara, adalah suatu tindakan yang baik untuk menulis kepada pendeta dari
jemaat itu, berikan nama dan alamat dari petobat yang masih baru itu, dengan laporan
tentanga pertobatannya, dan memeinta agar dia mencari dan menemukan orang
tersebut. Dengan kata lain, desaklah orang yang baru percaya itu untuik
memperkenalkan dirinya kepada pendeta. Seorang pendeta yang sadar akan
menguatkan seorang yang masih bayi dalam Kristus, dan memberikan kesempatan-
kesempatan baginya untuk melayani dalam gereja, sesuai dengan kesanggupan dan
kesiapannya.
3. Perhatian yang berlanjut.
Kecuali situasinya menyatakan bahwa itu akan menjadi tidak cocok atau tidak
bijaksana, seseorang yang telah menuntun satu jiwa kepada Kristus akan merindukan
untuk memelihara kontak pribadi, paling sedikit hingga petobat baru itu benar-benar
sudah bisa mandiri. Ia akan besikap hati-hati namun tidak mengganggu pada hak
prerogatif dan tugas-tugas yang lain, melainkan akan siap sedia sebagai seorang
sahabat dan penolong-dalam doa. Terkadang surat, saran-saran dalam bacaan yang
baik, membagi engalaman, dan dalam hal-hal yang umum menunjukkan suatu
perhatian yang tidak kendor, akan menyertai dia dan menolong dia untuk “bertumbuh
dalam anugrah, dan dalam pemgetahuan akan Tuhan dan Juruselamat kita Yesus
Kristus.”11
10
Lukas 9:26.
11
2 Petrus 3:18.
PERTANYAAN DAN LATIHAN
Dalam pelajaran kita mengenai “Persiapan bagi Penginjilan Pribadi” kita telah
melihat mengenai pentingnya mempelajari Alkitab untuk memperhatikan bagaimana
jiwa-jiwa itu dihubungkan hal hal itu. Marilah kita meneliti tiga contoh dari Injil
Yohanes.
Contoh kita yang ketiga dari kisah wanita Samaria yang ditemui oleh Yesus di
sumur Yakub di luar kota Sikar (Yohanes 4:1-30). Ini adalah situasi dimana ada
rintangan yang dipecahkan—yang sangat berbeda dari kasus Nikodemus.
1. Rintangan-rintangan.
Kita dapat melihat tiga rintangan—rintangan jenis kelamin, rintangan ras, dan
rintangan moral. Adalah bertentangan dengan adat kebiasaan para rabi untuk
memberikan tuntunan kepada seorang wanita. Orang-orang Yahudi tidak memiliki
hubungan dengan orang-orang Samaria (ayat 9). Para pemimpin agama menjauhkan
diri dari kumpulan orang-orang berdosa. Namun Yesus, Guru itu, mengajar wanita itu:
Yesus, orang Yahudi, memperlakukan orang Samaria ini sederajat: Yesus, pemimpin
agama, berhubungan dengan orang berdosa untuk menyelamatkan dia dari dosanya.
Jarang kita memecahkan begitu banyak rintangan dalam situasi yang demikian, namun
sering akanada rintangan yang dimenangkan yang akan menuntut anugrah dan
kebijaksanaan di luar diri kita secara alami.
Metode Tuhan kita terhadap wanita Samaria ini berisikan penuh petunjuk bagi
kita.
2. Pendekatan.
Perhatikan pendektan yang pertama. Itu adalah pendekatan secara tidak
langsung. Yesus memang benar-benar lelah dan haus, duduk di pinggir sumur. Wanita
itu juga merasa haus, taoi dengan rasa haus yang lain. Sementara Yesus memerlukan
air dari sumur tersebut untuk melepaskan dahaga jasmani, wanita itu memerlukan air
kehidupan dimana hanya Dia saja yang sanggup memuaskan kerinduan jiwanya yang
terdalam. Kerinduan Tuhan yang tertinggi adalah ingin memberikan keapda wanita ini
apa yang diperlukannya, namun Ia membuat kebutuhanNya sendiri menjadi cara
pendekatan. PermintaanNya untuk memperoleh air minum (Ayat 7) sungguh
mengejutkan, dengan mempertimbangkan rintangan-rintangan yang baru saja kita
sebutkan. Sungguh, itu adalah kejutan yang membangkitkan perhatian wanita itu
dengan segera. Ini bukanlah orang Yahudi biasa yang ia temui. PermintaanNya
menyediakan baginya bagi kebenaran yang Ia harus nyatakan kepadanya.
3. Petunjuk.
Saya pikir petunjuk itu menemukan titik pusatnya di ayat 13 dan 14 dimana
sebuah kebenaran yang jelas yang dihubungkan dengan suatu dalil yang mengandung
janji: “Barangsiapa minum air ini ia akan haus lagi.” Wanita itu tahu akan kebenaran
itu. Namun Yesus tidak berhenti di situ. “Akan tetapi barangsiapa minum dari air
yang akan Kuberikan kepadanya ia tidak akan pernah haus lagi.” Betapa hal itu
merupakan suatu prospek bagi seorang wanita yang telah minum dengan begitu dalam
dari sumur dosa, hanya untuk mendapatkan sumur-sumur kebun anggur dan empedu!
Adalah karena hal ini yang menyebabkan wanita itu menyediakan
permohonannya yang pertama: “Tuan, berikan aku air itu, supaya aku tidak haus laagi”
(Yoanes 4:15). Di sini kita mempunyai pengakuan akan keperluan dan pengenalan
bahwa di dalam Yesus keperluan itu dapat dipenuhi.
4. Panggilan.
Sekarang segala seuatu sedang dalam keadaan krisis. Itu adalah waktu untuk
menjamah sampai kepada akar kebutuhannya. Mengapa wanita itu adalah seorang
yang haus? Sebab dia adalah seorang yang berdosa, dan hanya sebagaimana dosa
dihubungkan dengan dapatkah ia mengetahui air hidup yang mengalir di dalam
hatinya. “Pergilah, dan panggil suamimu,” kata Yesus (ayat 16), dan dalam perintah
yang sederhana itu, Dia menyingkap seluruh kehidupan dosanya.. Adalah bukan hal
yang mudah bagi pria dan wanita untuk menghadapi dosa mereka, dan wanita itu
berusaha menyembunyikan keadaannya yang memalukan itu oleh memperkenalkan
suatu teknik yang berbeda dalam agama antara orang Samaria dan orang Yahudi (ayat
20). Pada saat yang sama tidak ada penolakan akan donya itu, gantinya pengakuan,
ketika ia menyerukan Yesus sebagai seorang nabi (ayat 19). Bahkan melalui perisai
yang ia usahakan untuk menutupi terhadap anak panah keyakinan yang tajam, Yesus
melihat jiwa yang sedang mencari, dan melakukan baginya apa yang Dia lakukan bagi
sedikit saja, dengan pernyataan yang terus terang mengenai diriNya Mesias untuk siapa
wanita itu telah menunggu (ayat 26). Dengan demikian Dia menyediakan diriNya
sendiri kepada wanita itu untuk memuaskan dahaganya, untuk membuangkan dosa-
dosanya, dan untuk merealisasikan pengharapannya.
5. Tanggapan.
Tanggapan wanita itu lengkap, dan ia segera menjadi seorang yang rajin dalam
bersaksi bagi Kristus, dan sebgai hasilnya Yesus tinggal selama dua hari di desa itu,
dimana banyak orang yang percaya kepada namaNya (ayat 39-43).
Peristiwa ini berharga untuk pembelajaran yang teliti oleh mereka yang mau
berhubungan dengan ramah dan dengan bijaksana terhadap jiwa-jiwa yang
membutuhkan air hidup itu.
PERTANYAAN DAN LATIHAN
1. Apakah tiga bidang bersaksi yang disajikan dalam pasal pertama Injil Yohanes?
2. Apakah ciri khas dalam bersaksi yang diberikan dalam Yohanes pasal 1?
3. Berikan analisis mengenai bersaksi dalam Yohanes 1!
4. Diskusikan teknik-teknik Tuhan kita dalam hubungannya dengan Nikodemus!
5. Gambarkan perbandingan antara hubungan Tuhan kita dengan Nikodemus dan
hubungan Tuhan kita dengan wanita Samaria di sumur Yakub!
PELAJARAN 15
Pda berbagai tingkat pembelajaran kita kita telah menekankan pekerjaan Roh
Kudus dalam memenangkan-jiwa. Hal ini termasuk pekerjaan pengudusan untuk
melayakkan orang Kristen bagi tugas itu, dan untuk menanamkan semangat Ilahi dalam
mengendalikan dia bagi tugas itu. Kemudian Roh Kudus harus menuntun orang
percaya kepada jiwa untuk siapa kesaksian itu diberikan, menguatkan dan
mengendalikan kesaksian, dan memberikan pengertian dan hikmat. Melalui tanda yang
sama, pekerjaan Roh Kudus harus dilakukan dalam diri seseorang yang menerima
kesaksian. Ada persiapan pekerjaan di sana juga, untuk man orang yang bertanya
cukup tidak menyadarinya. Mmberikan keyakinan, menerangi, menobatkan,
menguatkan agar percaya adalah semua bagian dari pekerjaan Roh Kudus,
sebagaimana juga memberi kesaksian yang pasti. Tanpa dua cara pengoperasian Roh
Allah yang demikian, semua penginjilan, termasuk penginjilan pribadi, adalah uasaha
yang sia-sia dan mati.
Semua hal ini dengan jelas dinyatakan dalam Alkitab, demikian uga
direalisasikan oleh mereka yang terlibat dalam tugas suci itu, dan semuanya ini
diilustrasikan dalam sejarah besar penginjilan, yaitu Kisah Para Rasul. Pelajar harus
mengarah kepada ayat-ayat Alkitab dalam paragraf berikut ini.
Ambil dari kehidupan kita yang penuh dengan ketegangan dan stress,
Dan biarlah kehidupan kita yang teratur mengakui
Keindahan dari KedamaianMu.
Pada saat ini kita diliputi dengan banyaknya peniruan; nampaknya peniruan-
peniruan itu berhasil! Namun, kita tidak perlu menjadi panik. Yang palsu akan berahir
dalam kebinasaan. Tugas ita dalah berdoa, khusunya bagi mereka yang terperangkap
dalam jerat-jerat para peniru itu.
1. Kisah Para Rasul adalah suatu peristiea beersejarah yang besar mengenai
penginjilan. Diskusikan dan buatlah evaluasi pertanyan tersebut!
2. Apakah gambaran terkenal dari pekerjaan yang dicatat dalam Kisah? Jelaskan
jawaban anda!
3. Mengapa kuasa Roh Kudus diperlukan dalam pekerjaan penginjilan? Jangan
batasi jawaban anda kepada pernyataan yang singkat dalam pelajaran ini!
4. Tunjukkan kebutuhan bagi suatu kehidupan yang “teratur” dalam pekerjaan
penginjilan!
5. Berikan contoh-contoh dari Kisah mengenai pekerjaan Roh Kudus dalam
menuntun, membantu dalam perkataan, menerangi, mendisiplin, dan mengilhami
keberanian.
PELAJARAN 16
Orang ini merasa yakin dengan keadaan keberdosaannya di hadapan Allah dan
sungguh-sungguh menginginkan keselamatan. Biasanya seseorang kan menjadi begitu
terbebani oleh beratnya dosa-dosanya dan kesadaran akan keterpisahannya dari Allah
sehingga ia akan mencari pemenang-jiwa untuk mencari jalan keselamatan. Atau jika
ia tidak mencari dengan sungguh-sungguh, akan ada suatu tanggapan yang siap sedia
tatkala kepadanya ditunjukkan mengenai sesuatu yang berhubungan dengan
keselamatannya; dan pekerja perorangan akan segera tahu bahwa Roh Kudus telah dan
sedang berhubungan dengan dia.
1. Indikasi-indikasi Keinginan.
a). Dia akan merasa cemas dengan keselamatannya, namun ia akan membiarkan
hal itu sama seperti Kornelius (Kisah 10:1-48).
b). Dia akan merasa gelisah akan keselamatannya dengan segera seperti penjaga
penjara itu (Kisah 16: 30,31).
c). Dia akan merendahkan diri dan merasa diri tidak layak sebagaimana pemungut
cukai itu (Lukas 18:13).
d). Dia akan mau melakukan apa saja agar selamat sebagaimana rasul Paulus dari
Tarsus itu (Kisah 9:6).
e). Dia mungkin sedang menyelediki Alkitab sebagaimana sida-sida Etiopia itu
(Kisah 8:26-40).
f). Dia akan mendengarkan dengan penuh perhatian sebagaimana yang dilakukan
oleh Lidia (Kisah 16:12-15).
2. Metode-metode Pendekatan.
a. Tunjukkan kepada orang yang merasa gelisah itu Yesus Kristus sebagai
penanggung-dosanya. Sering orang yang demikian itu telah berusaha dengan
sekuat tenaga untuk menanggung segala dosanya. Dia telah berdoa dan menangis.
Dia telah membuat keputusan demi keputusan, namun tidak ada hasilnya. Dia
harus melihat bahwa Allah telah menaruh ke atas Yesus kesalahan kita semua
(Yesaya 53:6), agar Kristus menanggung dosa-dosa kita dalam tubuhNya sendiri di
kayu salib (1 Petrus 2:24). Tuhan Yesus Kristus telah melakukan semuanya ini
oleh diriNya sendiri; Dia tidak perlu bantuan kita (Ibrani 1:3). Karena Yesus telah
dibuat menjadi kutuk bagi kita, Dia telah menebus kita semua yang percaya dari
kutuk hukum Taurat (Galatia 3:13). Ketika seseorang menyadari bahwa Kristus
menanggung semua dosanya dalam tubuhNya sendiri ketika Dia tergantung di kayu
salib sering ia akan menerima Yesus dengan segera.
b. Orang yang sedang bergumul itu harus ditunjukkan dari Firman Allah bahwa
Kristus juga adalah Tuhan yang telah bangkit. Makna kebangkitan Yesus adalah
ialah bahwa orang percaya telah dibenarkan (Roma 4:25). Itu berarti bahwa Allah
Bapa memandang kepada orang berdosa seolah-olah dia belum pernah melakukan
dosa, sebab catatan dalam surga terhadap orang percaya telah dihapuskan. Allah
telah menghapus pelanggarannya yang setebal awanpun (Yesaya 44:22). Orang
tersebut berdiri sebagai manusia baru di hadapan Allah.
c. Fakta lain yang diberkati yang datang dari kebangkitan Yesus adalah bahwa Kristus
sekarang duduk di sebelah kanan Bapa sedang mengantarai umat-umatNya.
Dengan demikian Dia sanggup untuk menyelamatkan mereka yang datang dekat
kepada Allah melalui Dia (Ibrani 7:25), dan bahwa Ia sanggup melindungimereka
supaya tidak jatuh (Yudas 24, ASV).
4. Tekankan Jaminan/Kepastian.
Setelah orang tersebut telah meminta Tuhan agar masuk ke dalam hatinya,
tuntunlah dia kedalan jaminan/kepastian keselamatan oleh mendesak dia untuk percaya
kepada FirmanNya dan jangan melihat pada perasaan-perasaannya akan jaminan ini.
Perasaan-perasaannya akan berubah namun FirmanNya tidak pernah berubah. Dia
harus percaya apa yang Allah telah firmankan dalam FirmanNya. Rasul Yohanes
menuliskan: “Semuanya itu kutuliskan kepadamu, supaya kamu yang percaya kepada
nama Anak Allah, tahu, bahwa kamu memiliki hidup yang kekal” (1 Yohanes 3:18).
Paulus juga menuliskan mengenai jaminan ini: “Karena aku tahu kepada siapa aku
percaya dan aku yakin bahwa Dia berkuasa memeliharakan apa yang telah
dipercayakanNya kepadaku hingga pada hari Tuhan” (2 Timotius 1:12).
B. ORANG YANG SUSAH.
Orang ini ingin mengalami kemenangan atas tindakan-tindakan yang buruk,
atau menginginkan pertolongan karena problema-problema yang serius, tapi tidak
merasakan perlunya Yesus.
1. Belajar Mengamati.
Pekerja pribadi harus belajar mendeteksi hal ini dalam diri si pencari kebenaran.
Seseorang harus segera memutuskan apakah dia ingin berhubungan dengan Kristus
atau apakah ia hanya mencari kemenangan atas tingkah lakunya yang buruk saja, sebab
sebab metode untuk berhubungan dengan orang yang demikian akan sangat bervariasi.
Suatu malam seorang pria muda datang dalam suatu pertemuan dalam
responsnya terhadap undangan Injil. Dia pergi ke dalam ruangan khusus, dan saya
berhubungan dengan dia. Dia merindukan kemenangan atas kebiasaan minum dan dia
sangat kecewa mengharapkan pertolongan. Namun ketika saya menyebutkan
keperluannya akan Kristus dan fakta bahwa Kristus dapat mengatasi kelakuannya yang
buruk dan membebaskan dia, dia langsung memberi tahu saya bahwa dia tidak punya
hasrat bagi Kristus, apa yang dia pelukan adalah pertolongan untuk mengatasi
kebiasaan ini yang telah mengikatnya selama bertahun-tahun. Dia tidak mau
mendengarkan Injil melainkan dia mengangkat kakinya dan meninggalkan ruangan.
Seorang wanita muda yang sudah menikah dengan hati yang sangat berbeban
berat datang kepada pembelajaran saya suatu malam. Dia punya masalah pernikahan
dan ada bahayanya karena dia dituduh telah melanggar tata tertib pengadilan karena
dia telah membawa saudara perempuannya keluar dari negerei itu setelah pengadilan
memerintahkan kepadanya untuk tetap tinggal di kota itu. Suaminya telah mempelajari
akan fakta ini dan berusaha untuk memberitahu kepada pengadilan untuk
menyakitinya. Dia merasa takut dan berbicara selama empat jam mengenai
masalahnya. Ketika saya mencoba menunjukkan kepadanya bahwa masalahnya yang
terbesar bukanlah mengenai kehidupan rumah tangganya, melainkan dosa di dalam
hatinya sendiri, dia tidak dapat memahami hal yang demikian. Semua yang dia
inginkan adalah pertolongan langsung bagi masalahnya.
2. Metode Berhubungan.
a. Beri kesan kepadanya tentang fkata bahwa Firman Allah berkata bahwa ia adalah
orang berdosa (Roma 3:23), dan bahwa dosanya itu adalah melawan Allah.
Ingatkan dia tentanga apa yang dikatakan Daud setelah dosanya diketahui:
“Terhadap engkau, terhdap engkau sajalah aku telah berdosa dan melakukan apa
yang Kau anggap jahat, supaya ternyata engkau adil dalam putusanMu, bersih
dalam penghukumanMu” (Mazmur 51:6).
b. Dosa dalam analisis pertama adalah pemberontakan di dalam hati terhdap Allah
yang kudus.
1. Berikan beberapa bukti yang dikenal dalam diri si pencari kebenaran siapa yang
merasa cemas akan keselamatannya!
2. Mengapa Kristus harus ditampilkan kepada pencari kebenaran sebagai
Penanggungdosa dan sebagai Tuhan yang telah bangkit?
3. Siapakah yang harus dilihat oleh pencari kebenaran bagi jaminan keselamatan?
4. Diskusikan metode berhubungan dengan sang pencari yang merindukan
kemenangan atas tindakan-tindakan yang buruk, namun yang tidak merasakan
perlunya Kristus!
5. Ayat-ayat Alkitab mana yang dapat digunakan terhadap seseorang yang rindu
mengenal Allah, tetapi yang tidak berminat kepada masalah dosa?
6. Berikan lima ayat Alkitab, yang dapat digunakan terhadap si pencari kebenaran
yang mendambakan kedamaian dan kesentosaan!
PELAJARAN 17
Orang yang merasa diri-benar ini kadang-kadang sangat slit dijangkau karena
dia begitu puas dengan dirinya. Dia berpikir Allah pasti menaruh perhatian kepadanya,
dan punta pendapat yang sama dengan dia sehingga dia adalah dirinya sendiri.
Orang ini harus disadarkan bahwa Alkitab berkata tidak ada seorangpun yang
benar, satupun tidak (Roma 3:10); dan bahwa semua kebenaran kita adalah bagaikan
kain lara dalam pemandangan Allah (Yesaya 64:6). Ayat-ayat tersebut memberikan
pendapat Allah mengenai keberadaan seseorang. Orang yang merasa dirinya-benar
perlu melihat pada dirinya sendiri sebagaimana Allah melihat dirinya. Allah berbicara
tentang bangsa Israel bahwa sseluruh kepalanya sakit dan seluruh hatinya kotor;
bahwasannya dari kepala mereka sampai ke ujung kaki mereka tidak ada yang bersih,
melainkan penuh cacat dan luka serta kerusakan-kerusakan di dalamnya (Yesaya 1:6).
Hal tersebut bukan hanya benar mengenai suatu bangsa bertahun-tahun yang lalu,
melainkan itu adalah merupakan gambaran yang benar mengenai setiap orang yang
merasa bahwa dirinya benar pada zaman ini.
Tuhan Yesus Kristus berkata dengan sangat empati terhadap orang-orang
merasa-dirinya benar pada zamannya. Mereka adalah orang-orang Farisi yang
membanggakan diri mereka dalam tindakan-tindakan keagamaan mereka dan dalam
perbuatan baik mereka. Mereka memberikan uang mereka dengan bebas. Hal itu telah
dipandanga bahwa dengan perpuluhan, persembahan, dan tindakan amal mereka,
mereka memberikan 27 persen dari pendapatan mereka. Mereka membaca Alkitab
Perjanjian Lama setiap hari, dan berusaha untuk menghormati semua upacara dan
perayaan yang dinyatakan kepada mereka. Mereka berdoa sedikitnya tiga kali dalam
sehari. Mereka adalah orang-orang yang bermoral dan berbudaya dan mereka
menyombongkannya. Namun Tuhan Yesus menegur mereka dengan perkataan yang
pedas, Dia berkata: “Jika hidup keagamaanmu tidak lebih benar daripada hidup
keagamaan ahli-ahli Taurat dan orang-orang Farisi, sesungguhnya kamu tidak akan
masuk ke dalam Kerajaan Surga” (Matius 5:20).
“Dan kepada orang yang menganggap dirinya benar dan memandang rendah
semua orang lain, Yesus mengatakan perumpamaan ini: Ada dua orang pergi ke Bait
Allah untuk berdoa; yang seorang adalah Farisi dan yang lain pemungut cukai. Orang
Farisi itu berdiri dan berdoa dalam hatinya begini: Ya Allah, aku mengucap syujur
kepadaMu, karena aku tidak sama seperti semua orang lain, bukan perampok, bukan
orang lalim, bukan pezinah, dan bukan juga seperti pemungut cukai ini; aku berpuasa
dua kali seminggu, aku memberikan sepersepuluh dari segala penghasilanku. Tetapi
pemungut cukai itu berdiri jauh-jauh, bahkan ia tidak berani menengadah ke langit,
melainkan ia memukul diri dan berkata: Ya Allah, kasihanilah aku orang berdosa ini.
Aku berkata kepadamu: Orang ini pulang ke rumahnya sebagai orang yang dibenarkan
Allah dan orang lain itu tidak. Sebab barangsiapa meninggikan diri, ia akan
direndahkan dan barangsiapa merendahkan diri, ia akan ditinggikan” Lukas 18:9-14).
Yesus berkata kepada Nikodemus seorang Farisi itu, yang merupakan salah satu
dari orang terbaik yang pernah hidup di kota Yerusalem: “Aku berkata kepadamu,
sesungguhnya jika orang tidak dilahirkan kembali, ia tidak dapat melihat Kerajaan
Allah. Aku berkta kepadamu, seseungguhnya jika seseorang tidak dilahirkan dari air
dan Roh, ia tidak dapat masuk ke dalam Kerajaan Allah. Apa yang dilahirkan dari
daging, adalah daging, dan apa yang dilahirkan dari Roh, adalah roh. Janganlah
engkau heran, karena Aku berkata kepadamu: Kamu harus dilahirkan kembali”
(Yohanes 3:3; 5-7).
Rasul Paulus adalah seorang Farisi yang menganggap dirinya benar sebelum
pertobatannya Kisah 9:1-20), namun setelah ia menjadi orang Kristen selama bertahun-
tahun, dia menulis: “Oleh karena Dialah aku telah melepaskan semuanya itu dan
menganggapnya sampah, supaya aku memperoleh Kristus, dan berada dalam dia bukan
dalam kebenaranku sendiri karena mentaati hukum Taurat, melainkan dengan
kebenaran karena kepaercayaan keapda Kristus, yaitu kebenaran yang Allah
anugrahkan berdasarkan kepercayaan (Filipi 3:8,9).
Orang yang menganggap dirinya benar harus diberitahu bahwa keselamtan itu
tidak didasarkan pada perbuatan-perbuatan baik seseorang. Hal ini dengan jelas
diajarkan dalam alkitab: “Sebab karena kasih karunia kamu diselamatkan oleh iman;
itu bukan hasil usahamu, tetapi pemberian Allah, itu bukan hasil pekerjaanmu, jangan
ada orang yang memegahkan diri” (Efesus 2:8,9). “Bukan karena perbuatan baik yang
telah kita lakukan, tetapi karena rahmatNya oleh permandian kelahiran kembali dan
oleh pembaharuan yang dikerjakan oleh roh Kudus, yang dilimpahkanNya kepada kita
oleh Yesus Kristus, Juruselamat kita, supaya kita, sebagai orang yang dibenarkan oleh
kasih karuniaNya, berhak menerima hidup yang kekal, sesuai dengan pengharapan
kita” (Titus 3:5-7).
Pekerja Kristen harus menunjukkan orang yang merasa dirinya benar bahwa
setiap orang yang telah datang menghampiri hadirat Allah dengan segera ia akan
menyadari akan dosa-dosanya dan keadaannya yang penuh dosa. Ada beberapa
ilustrasi besar mengenai hal ini dalam Alkitab.
Ayub berkata: “Hanya dari kata orang saja aku mendengar tentang engkau,
tetapi sekarang mataku sendiri memandang engkau. Oleh sebab itu aku mencabut
perkataanku dan dengan menyesal aku duduk dalam debu dan abu” (Ayub 42:5,6).
Yesaya sang nabi itu melihat Tuhan yang Mahatinggi itu dan yang dimuliakan,
dan Dia berseru: “Celakalah aku! Aku binasa! Sebab aku ini seorang yang najis bibir,
dan aku tinggal di tengah bangasa yang najis bibir, namun mataku telah melihat Sang
Raja, yakni Tuhan semesta alam” (Yesaya 6:5)
Rasul Paulus sebelum ertobatannya adalah seorabg farisi yang menganggap
dirinya benar, namun bertahun-tahun setelah Tuhan Yesus menyelamatkan dirinya
(Kisah 9:1-20) dia menulis: “Sekalipun aku juga ada alasan untuk menaruh percaya
pada hal-hal lahiriah. Jika orang lain menyangka dapat menaruh percaya pada hal-hal
lahiriah, aku lebih lagi: disunat pada hari kedelapan, dari bangsa Israel, dari suku
Benyamin, orang Ibrani asli, tentang pendirian hukum taurat aku orang Farisi, tentang
kegiatan aku pnganiaya jemaat, tentang kebenaran dalam mentaati hukum taurat aku
tidak bercacat. Tetapi apa yang dahulu merupakan keuntungan bagiku, sekarang
kuanggap rugi karena Krsitus. Malahan segala sesuatu kuanggap rugi, karena
pengenalan akan Yesus Kristus, Tuhan ku lebih mulia daripada semuanya. Leh karena
Dialah aku aku telah telah melepaskan semuanya itu dan menganggapnya sampah,
supaya aku memperoleh Kristus, dan berada dalam Dia bukan dengan kebenaran
sendiri karena mentaati hukum Taurat, melainkan denngan kebenaran karena
kepercayaan kepada Kristus, yaitu kebenaran yang Allah anugrahkan berdasarkan
kepercayaan” (filipi 3:4-9).
Jenis orang yang satu ini tidak menolak perlunya keselamatan. Dia mengharap
untuk diselamatkan suatu hari kelak sebelum dia mati, tapi bukan sekarang. Diam-
diam dia ingin menikmati kesenangan-kesenangan dosa sekali-sekali. Dia ingin
“menabur gandum liar,” dan “bersenang-senang,” sebelum dia berbalik kepada Kristus.
Orang yang suka menunda tidak menyadari bahwa ia sedang dituntun oleh
Setan yang senantiasa mencari orang-orang yang demikian agar tidak datang kepada
Kristus. Alkitab berbicara mengenai keselamatan dalam bentuk masa sekarang. Tidak
pernah itu merujuk kepada sesuatu yang seseorang akan kebetulan butuhkan; gantinya
itu menggambarkan suatu keperluan yang dibutuhkan sekarang. Kata pendek sekarang
adalah sebuah kata yang sangat penting dalam perbendaharaan kata keselamatan dari
Allah.
“Marilah, baiklah kita berperkara!—Firman Tuhan—Sekalipun dosamu mereah
seperti kirmizi, akan menjadi putih seperti salju; sekalipun berwarna merah seperti kain
kesumba, akan menjadi putih seperti bulu domba” (Yesaya 1:18). “Sesungguhnya,
waktu ini adalah waktu perkenan itu; sesungguhnya hari ini adalah hari penyelamatan
itu” (2 Korintus 6:2).
Allah mendesak seseorang untuk diselamatkan sekarang; besok mungkin
terlalu “terlambat.” Itu tidak pernah merupakan suatu hal pilihan.
Jika Setan dapat membuat seseorang agar menunda, dia akan berusaha agar
orang tersebut tidak selamat. Dialah perancang istilah penundaan itu, “bukan
sekarang, mungkin besok”; dan besok tidak pernah datang bagi kebanyakan orang.
B. AKIBAT PENUNDAAN.
Bagi seseorang yang mati tanpa Kristus artinya adalah perpisahan kekal dengan
Allah. Itu termasuk semua orang yang Kristus maksudkan ketika Dia menggunkan
kata-kata seperti binasa (Yohanes 3:16), hilang (Lukas 19:10), kebinasaan (Matius
7:13). Hidup itu tidak menentu, itu menuntut setiap orang untuk bersedia bagi
kehidupan sesudahnya. Yakobus menulis: “sedang kamu tidak tahu apa yang akan
terjadi besok. Apakah arti hidupmu? Hidupmu itu sama seperti uap yang sebentar saja
kelihatan lalu lenyap” (Yakobus 4:14). Kehidupan seseorang juga dikaitkan dengan
rumput yang pada pagi hari berkembang, namun pada sore hari lisut dan layu (Mazmur
90:5,6).
Orang yang menunda juga harus mengingat bahwa “apa yang ditabur orang,
itulah yang akan dituainya” (Galatia 6:7); “Sebab abrangsiapa menabur dalam
dagingnya, ia akan menuai kebinasaan dari dagingnya, tetapi barangsiapa menabur
dalam Roh, ia akan menuai hidup yang kekal dari Roh itu” (Yakobus 6:8). Tak
seorangpun dapat menabur “gandum liar” tanpa menuai hasilnya.
C. ALASAN-ALASAN.
Ini adalah beberapa dari alasan yang paling umum dari orang-orang yang
menunda kesiapan mereka untuk datang kepada Kristus (disarankan oleh J.C.
Macaulay), diikuti oleh ayat-ayat Alkitab yang berhubungan yang digunakan dalam
masing-masing kasus.
1. Berikan beberapa ayat Alkitab yang mengajarkan bahwa keselamatan itu adalah
sebuah keselamatan saat ini!
2. Mengapa seseorang harus mengabaikan usahanya untuk memperoleh keselamatan?
3. Daftarkan alasan-alasan yang diberikan seorany yang menunda-nunda agar tidak
datang kepada Kristus. Jawablah alasan-alasannya!
PELAJARAN 19
Pekerja Injil perorangan adakalanya akan menemui orang yang akan membuat
tuntutan ini. Dia merasa bahwa dirinya jauh dari keselamatan, sehingga Allah tidak
akan berhubungan dengan dia, karena dosa-dosanya terlalu banyak dan terlalu keji.
Beberapa tahun yang lalu saya kepala chaplain Berry School di Mount Berry,
Georgia. Pada penutupan salah satu pertemuan doa fakultas Rabu petang, seorang
wanita muda yang merupakan associate profesor Fisika, datang kepada saya dan
berkata: “Saya selalu percaya mengenai Yesus, tapi saya tidak berpikir saya selamat.”
Setelah berbicara dengan dia selama beberapa menit saya menyadari dia tidak
pernah menerima Yesus Kristus bagi dirinya sendiri. Jadi saya jelaskan jalan
keselamatan sesederhana yang saya bisa jelaskan.
Dua minggu kemudian saya berbicara kepada para mahasiswa dan murid-murid
Sekolah Menengah Atas dengan judul, “Bagaimana Mengetahui Anda Selamat.” Pada
kesimpulan dalam pelayanan tersebut saya memberikan undangan, bertanya bagi
mereka yang merindukan jaminan tersebut dengan cara mengangkat tangan ke atas.
Banyak yang menanggapi, tapi tangan dari guru yang muda itu tidak diangkat.
Setelah pelayanan itu disimpulkan, sebagaimana biasanya, saya berdiri di depan
gereja perguruan tinggi itu untuk menyalami para mahasiswa dan pelajar itu sementara
mereka berjalan keluar dari ke kamar asrama mereka untuk mempersiapkan acara
makan petang mereka. Setelah mereka keluar, fakultas dan staff keluar. Wanita muda
tersebut berada di antara fakultas pertama yang meninggalkan bangunan itu. Dia
memegang tangan saya dan berkata: “Saya akan bertemu anda dua minggu lagi.”
Saya tahu apa yang dia maksudkan. Dia telah pergi ke kamarnya pada malam
itu setelah acara pertemua doa fakultas dan telah meminta Tuhan Yesus Kristus datang
ke dalam hatinya. Dia telah melakukannya, dan dia telah mengetahuinya.
Jadi pastikan sahabat dengan siapa anda berhubungan apakah ia telah benar-
benar menerima Kristus di dalam hatinya, sebab pendekatannya kemudian akan mudah
bagi anda.
b. Berikan kesan kepadanya bahwa untuk bertahan dari pencobaan itu bergantung
kepada Allah, bukan bergantung kepada diri sendiri. Yesus berkata dengan
penuh kuasa ketika Dia berkata: “Domba-dombaKu mendengarkan suaraKu
dan Aku mengenal mereka dan mereka mengenal aku, dan Aku memberikan
hidup yang kekal kepada mereka dan mereka pasti tidak akan binasa sampai
selama-lamanya dan seorangpun tidak akan merebut mereka dari tanganKu.
BapaKU, yang memberikan mereka kepadaKU, lebih besar daripada siapapun,
dan seorangpun tidak dapat merebut mereka dari tangan Bapa. Aku dan Bapa
adalah satu” (Yohanes 10:27-30).
c. Alasan lain mengapa Allah sanggup memelihara semua yang datang kepadaNya
melalui Yesus Kristus adalah bahwa Kristus Seorang Pengantara yang kekal,
senantiasa berdoa bagi mereka. Dalam suratnya kepada orang-orang Ibrani
kata-katanya sangat memberi kepastian: “Karena itu Ia sanggup juga
menyelamatkan dengan sempurna semua orang yang oleh Dia datang kepada
Allah. Sebab Ia hidup senantiasa untuk menjadi Pengantara mereka” (Ibrani
7:25).
Surat kepada jemaat di Roma berisikan kebenaran yang sama ini: “Akan tetapi
Allah menunjukkan kasihNya kepada kita, oleh karena Kristus telah mati untuk kita,
ketika kita masih berdosa. Lebih-lebih, karena kita sekarang telah dibenarkan oleh
darahNya, kita pasti akan diselamatkan dari murka Allah. Sebab jikalau kita, ketika
masih seteru, diperdamaikan dengan Allah oleh kematian AnakNya, lebih-lebih kita,
yang sekarang telah diperdamaikan oleh hidupNya!” (Roma 5:6-10). Idenya ialah,
“kita akan diselamatkan oleh hidupNya.” Orang percaya diselamatkan oleh kehidupan
Tuhan Yesus Kristus yang hidup sekarang di sebelah kanan Bapa. Kebenaran ini
menyingkirkan ketakuatan yang merasa tidak sanggup membuat diri mereka tidak
selamat.
Terangkan dari Alkitab apa sebenarnya dosa yang tak dapat diampuni itu, sebab
ada banyak kesalahpahaman mengenai hal itu. Jika seseorang mendengar banyak
penginjil, dia mendapat kesan bahwa ada dosa-dosa (jamak) yang tak dapat diampuni
daripada dosa yang tak dapat diampuni (tunggal). Ini membuktikan bahwa orang-
orang membicarakan hal yang berbeda sebagaimana membentuk dosa ini.
Alkitab yang merupakan dasar bagi istilah dosa yang tak dapat diampuni ini,
adalah dalam Matius 12:22-32; Markus 3:22-30; dan Lukas 12:10. Anda akan
perhatikan bahwa kata-kata dosa yang tidak dapat diampuni tidak digunakan, namun
Yesus membicarakan mengenai hujat terhaadap Roh Kudus sebagai dosa yang tidak
dapat diampuni, baik di dalam dnuia ini, maupun dalam dunia yang akan datang.
Seseorang harus mengerti konteksnya, atau dituntun kepada perkataan Kristus
ini. Yesus baru saja menyembuhkan seorang yang dirasuk setan. Penjelasan orang-
orang Farisi adalah bahwa Dia telah menyembuhkan orang ini dengan kekuatan
Belzebul, penguasa iblis. Namun Yesus mengklaim bahwa Dia telah melakukan hal ini
dengan kuasa Roh Kudus, dan menyatakan bahwa klaim mereka adalah penghujatan
terhadap Roh Kudus. Saya rasa Markus membuat pernyataan yang sangat bermakna
dalam Injilnya ketika dia menulis dengan ilham: “Ia berkata demikian karena mereka
katakan bahwa Ia kerasukan roh jahat” (Markus 3:30). Mereka menegaskan bahwa
Yesus Kristus dirasuk oleh setan, sehingga Ia dipenuhi dengan roh-roh jahat, ketika
semua hidupNya dipenuhi dengan Roh Kudus.
Sementara saya memahami pelajaran ini, dosa yang tak dapat diampuni
bukanlah penolakan semata-mata terhadap Yesus Kristus sebagai Juruselamat dan
Tuhan (yang merupakan hal yang sangat serius), melainkan itu dengan sengaja
mengatakan bahwa Yesus dirasuk oleh setan sementara Dia berada di atas dunia ini,
dan bahwa Dia telah mengadakan mujizat-mujizatNya dengan kuasa roh jahat, padahal
Dia dipenuhi dengan Roh Kudus dan melakukan semua kehendaknya dalam kuasa Roh
Kudus.
1. Berikan ayat-ayat Alkitab yang harus digunakan terhadap seseorang yang takut
karena dosanya terlalu besar!
2. Sebutkan beberapa dosa besar dalam Alkitab yang Allah panggil kepadaNya!
3. Apakah hal pertama untuk menentukan ketika berhubungan dengan orang yang
takut karena tidak dapt bertahan?
4. Berikan ayat-ayat Alkitab untuk membuktikan bahwa bertahan dari pencobaan
adalah tanggungjawab Allah!
5. Pekabaran Allah apakah bagi seseorang yang takut karena ia bukanlah yang dipilih
Allah?
6. Pendapat-pendapat apakah yang harus dijaga ketika berhubungan dengan orang
yang takut karena telah melakukan dosa yang tak dapat diampuni?
7. Daftarkan beberapa alasan orang-orang berpikir mereka telah melakukan jenis dosa
yang satu ini!
8. Jelaskan arti/makna dari istilah dosa yang tak dapat diampuni!
9. Berikan ayat Alkitab untuk membuktikan bahwa penganiayaan itu sering adalah
merupakan bagian dari pengalaman Kristen!
PELAJARAN 20
Keberatan-keberatan Kecil
Katakan kepadanya itu bukanlah masalah soal menjadi tidak sanggup untuk
mengampuni, persoalannya adalah terletak pada tidak rela untuk mengampuni.
Bacakan bagi dia perumpamaan yang Yesus berikan sehubungan dengan hukum
pengampunan sebagaimana ditemukan dalam Matius 18:21-35. Hamba itu telah
diampuni sehubungan dengan hutangnya yang berjumlah kira-kira 1.500.000 dollar,
namun dia tidak mau mengampuni sesama teman hambanya yang berhutang kepadanya
sebesar 1500 dolar. Allah rela mengampuni hutang yang jumlahnya besar sekalipun,
demikian pula seseorang dapat mengampuni sesamanya yang berhutang kepadanya
yang jika dibandingkan sangat kecil hutangnya daripada hutang kita kepada Allah.
Ini adalah keadaan sulit yang paling mengerikan untuk dimasuki, sebab orang
tersebut tidak pernah cukup yakin akan keselamatannya. Suatu hari ada jaminan yang
menyenangkan, namun hari berikutnya itu sudah menghilang lagi. Suatu hari matahari
sementara bersinar, lautan kehidupan begitu tenang, dan segala sesuatu nampaknya
indah, namun pada hari berikutnya awan menutupi cahaya terang, gelombang
mengamuk dan ada angin topan serta tidak ada kedamaian.
Jangan coba berdebat melawan tuntutan ini, tapi akui saja. Ada banyak orang-
orang munafik di dalam gereja, tapi ada lebih banyak lagi orang yang demikian di luar
sana daripada yang ada di dalam. Setiap hal yang baik itu bisa dipalsukan/ditirukan.
Toko permata yang murah tidak dipalsukan, namun batu-batu yang asli di toko yang
mahal yang berada di sebelahnya mungkin saja begitu. Ada banyak yang mengklaim
menjadi orang-orang Kristen, dan sama seperti lalang dalam perumpamaan itu (Matius
13:24-30), mirip dengan gandum, namun ada perbedaan dimana keabadian yang akan
menyatakannya.
1. Kurang pemahaman.
Dengan kata lain, orang yang tidak akan berhubungan dengan gereja karena ia
mengklaim adanya orang-orang munafik di dalamnya, tidak memahami bahwa banyak
orang yang dia perhatikan itu adalah bayi-bayi di dalam Kristus. Dia mendengar
mengenai seseorang yang Kristen dan ia mulai melihat kehidupan itu. Ketika hal itu
tidak merupakan ukuran terhadap pandangannya mengenai kehidupan orang Kristen,
dialangsung mengkritiknya karena dia tidak mengerti kebenaran mendasar dalam
kehidupan Kristen; bahwa seseorang dilahirkan ke dalam keluarga Allah sebagai
seorang bayi rohani, bukan sebagai orang Kristen dewasa yang sempurna. Banyak
sifat kekanak-kanakan yang tetap saja begitu jika seseorang tidak bertumbuh dalam
anugrah dan dalam pengenalan akan Kristus. Hal itu harus diakui bahwa karena
banyak orang Kristen tidak mempelajari Alkitab dan bertumbuh dalam pengetahuan
mereka tidak bertumbuh ke dalam kehidupan Kristen yang dewasa. Ada orang-orang
yang mengkritik ketika mereka melihat ada penghakiman yang dilalui oleh orang-orang
Kristen.
4. Cara penanganannya.
a. Usahakan untuk mengalihkan perhatiannyakepada dirinya dan kepada keadaannya
seendiri. Tunjukkan bagi dia bahwa hatinya sendiri sangat penuh tipu daya di atas
segala sesuatu yang lain dan begitu jahat, dan bahwa Tuhan itu adalah Seorang
yang menyelidiki hati (Yeremia 17:9,10).
b. Tunjukkan juga kepadanya bahwa setiap orang harus berdiri sendiri di hadapan
Allah. Allah harus menjawab bagi dirinya sendiri. Ada banyak hal yang harus kita
lakukan sendiri daripada menggantungkan diri kepada orang lain. Kita lahir
sendiri-sendiri ke dalam dunia ini, kita mati sendiri, dan kita berdiri di hadapan
Allah sendiri. Alasan yang bukan-bukan mengenai ketidakteguhan orang lain tidak
akan membentuk suatu bidang kebenaran di hadapan Allah. Paulus menulis:
“Sebab, oleh karena mereka tidak mengenal Allah dan oleh karena mereka
berusaha untuk mendirikan kebenaran mereka sendiri, maka mereka tidak takluk
kepada kebenaran Allah” (Roma 10:3). “Sebab bukan orang yang memuji-muji
diri yang tahan uji, melainkan orang yang dipuji Tuhan” (2 Korintus 10:18).
c. Menghakimi orang lain bukanlah cara untuk meloloskan diri dari penghakiman,
melainkan itu adalah cara yang paling meyakinkan untuk mendatangkannya.
Alkitab sangat jelas dalam hal ini. “Karena itu, hai manusia, siapapun juga engkau,
yang menghakimi orang lain, engkau sendiri tidak bebas dari salah. Sebab, dalam
menghakimi orang ain, engkau menghakimi dirimu sendiri, karena engkau yang
menghakimi orang lain, melakukan hal-hal yang sama. Tetapi kita tahu bahwa
hukuman Allah berlangsung secara jujur atas mereka yang berbuat demikian. Dan
engkau, hai manusia, engaku yang menghakimi mereka yang berbuat demikian,
sedangkan engkau sendiri melakukannya juga, adakah engkau sangka bahwa
engkau akan luput dari hukuman Allah? Maukah engkau menganggap sepi
kekayaan kemurahanNya, kesabaranNya dan kelapangan hatiNya? Tidakkah
engkau tahu, bahwa maksud kemurahan Allah ialah menuntun engkau kepada
pertobatan? Tetapi oleh kekerasan hatimu yang tidak mau bertobat, engkau
menimbun murka atas dirimu sendiri pada hari waktu mana murka dan hukuman
Allah yang adil akan dinyatakan. Ia akan membalas setiap orang menurut
perbuatannya, yaitu hidup kekal kepada mereka yang dengan tekun berbuat baik,
mencari kemuliaan, kehormatan dan ketidakbinasaan, tetapi murka dan geram
kepada mereka yang mencari kepentingan sendiri, yang tidak taat kepada
kebenaran, melainkan taat kepada kelaliman. Penderitaan dan kesesakan akan
menimpa setiap orang yang hidup yang berbuat jahat, pertama-tama orang Yahudi,
dan juga orang Yunani, tetapi kemuliaan, kehormatan dan damai sejahtera akan
diperoleh semua orang yang berbuat baik, pertama-tama orang Yahudi, dan juga
orang Yunani. Sebab Allah tidak memandang bulu” (Roma 2:1-11).
d. Tunjukkan kepada orang yang mengkritik tersebut bahwa ketika Tuhan memanggil
jemaatNYa yang sejati kepada DiriNya sendiri untuk bertemu dengan Dia di
angkasa, orang-orang munafik semuanya akan beada di belakang (1 Tesalonika
4:13-18). Hanya mereka yang namanya tertulis di buku kehidupan Anak Domba
itu yang berada dalam kelompok yang disambut oleh Yesus (Wahyu 21:27),
sementara yang lainnyaakan berada dalam tempat mereka dalam lautan api yaitu
kematian kedua (Wahyu 21:8; 22:15). Adalah mungkin bagi seseorang untuk
menyimpan namanya di dalam daftar nama di gereja namun tanpa memiliki
namanyqa dalam buku kehidupan Anak Domba. Tanyai dia apakah namanya ada
dalam buku itu. Jika tidak ada di sana, dia akan menggunakan waktu seterusnya
bersama dengan orang-orang munafik, sebab dia akan menjadi salah satu dari
antara mereka. Desak dia untuk menerima Yesus, sebab adalah lebih baik untuk
menggunakan beberapa tahun berada di sini dengan orang-orang munafik dan
terpisah dengan mereka selama-lamanya, daripada mencoba untuk menjauhi
mereka di sini untuk beberapa tahun lamanaya, hanya untuk menghabiskan masa
kekekalan dalam hubungan mereka.
Ini adalah pengharapan yang terkenal yang diyakini oleh banyak orang. Itu
dilandaskan pada buah pikiran bahwa surga itu adalah tujuan dari semua yang
beragama, dan yang sedang mencoba melakukan hal yang terbaik yang dapat mereka
lakukan. Allah dipandang sebagai Bapa bagi semua orang, dan bahwa ada banyak
jalan yang menuntun kepada hadiratNya.
2. Ajaran Kristus.
Tuhan Yesus Kristus tidak mengajarkan filsahat yang terkenal ini. Perhatikan
beberapa kataNya yang mengajar dengan begitu jelaws bahwa Dia sendiri adalah saatu-
satunya jalan menuju ke surga.
“Akulah jalan, kebenaran, dan hidup; tidak ada seorangpun yang datang kepada
Bapa kalau tidak melalui Aku” (Yohanes 14:6).
“Sesungguhnya Akulah pintu ke domba-domba itu. Semua orang yang datang
sebelum Aku, adalah pencuri dan perampok, dan domba-domba itu tidak mendengar
mereka. Akulah pintu; barangsiapa masuk melalui Aku, ia akan selamat dan ia akan
masuk dan keluar dan menemukan padang rumput” (Yohanes 10:7-10).
“Domba-dombaKu mendengarkan suaraKu dan Aku mengenal mereka dan
mereka mengikut Aku, dan Aku memberikan hidup yang kekal kepada mereka dan
mereka pasti tidak akan binasa sampai selama-lamanya dan seorangpun tidak akan
merebut dari tanganKu. BapaKu, yang memberikan mereka kepadaKu, lebih besar
daripada siapapun, dan seorangpun tidak dapat merebut mereka dari tangan Bapa. Aku
dan Bapa adalah satu” (Yohanes 10:27-30).
“Karena itu tadi Aku berkata kepadamu, bahwa kamu akan mati dalam dosam;
sebab jikalau kamu tidak percaya, bahwa Akulah Dia, kamu akan mati dalam dosamu”
(Yohanes 8:24).
3. Para penulis Perjanjian Baru.
Para penulis Perjanjian Baru telah memberikan kebenaran yang sama. Berikut
adalah beberapa dari sekian banyaknya Alkitab, yang menyatakan dalam berbagai cara
mengenai fakta bahwa hanya ada satu jalan menuju ke surga, yaitu melalui Tuhan
Yesus Kristus: “Dan keselamtan tidak ada dalam siapapun juga selain di dalam dia,
sebab di bawah kolong langit ini tidak ada nama lain yang diberikan kepada manusia
yang olehnya kita dapat diselamatkan” (Kisah 4:12).
“Jadi ketahuilah, hai saudara-saudara, oleh karena Dialah maka diberitakan
kepada kamu pengampunan dosa. Dan di dalam Dialah setiap orang yang percaya
memperoleh pembebasan dari segala dosa, yang tidak dapat kamu peroleh dari hukum
Musa” (Kisah 13:38,39). “Karena Allah itu esa dan esa pula Dia yang menjadi
pengantara antara Allah dan manusia, yaitu manusia Yesus Kristus” (1 Timotius 2:5).
“Karena tidak ada seorangpun yang dapat meletakkan dsar lain daripada dasar yang
telah diletakkan, yaitu Yesus Kristus” (1 Korintus 3:11). “Sebab juga Kristus juga
telah mati sekali untuk segala dosa kita, Ia yang benar unuk orang-orang yang tidak
benar, supaya Ia membawa kita kepada Allah; Ia, yang telah dibunuh dalam
keadaanNya sebagai manusia, tetapi yang telah dibangkitakan menurut Roh” (1 Petrus
3:18).
Ayat-ayat Alkitab ini cukup untuk membuktikkan bahwa hanya ada saatu jalan
ke surga. Itu adalah jalan yang lurus dan sempit yang menuntun kepada hidup (Matius
7:14). Sebuah jalan yang lain membuat seseorang menjadi seorang pelanggar.
Paulus mengingatkan orang-orang Kristen di Efesus bahwa sebelummereka
datang kepada Kristus mereka mati dalam pelanggaran dn dosa-dosa mereka (Efesus
2:1). Mereka tadinya adalah sangat giat dalam agama mereka sebagai para penyembah
dewi Diana, namun fakta itu telah menjadikan mereka para pelanggar, sebab mereka
sudah mencoba mendapatkan surga dengan cara yang lain gantinya Allah yang telah
mengurapi melalui Yesus Kristus.
Dr. Harry Rimmer sering memberikan ilustrasi mengenai kebenaran ini yang
selalu menyenangkan hati para pendengarnya. Itu adlah sebuah pengalaman yang dia
alami sebagai seorang anak laki-laki ketika ia tinggal di sebuah bukit di Kalfornia.
Pada musim panas itu dia dan teman-temannya berenang setiap sore di sungai
yng mengalir ke sebelah barat kota itu. Pada suatu sore mereka memutuskan untuk
berenang di sungai yang ada di sebelah timur dari kota itu, dan jalan menuju ke sungai
itu harus melalui kebun buah-buahan milik seorang lelaki bernama Paginni.
Paginni menanam pohon aprikot yang terbaik di lembah itu, dan melindungi
tanaman mereka dengan sangat ketat. Dia telah menjaga kebun buah-buahannya
dengan tanda “Jangan Melanggar.” Setiap jalan setapak di pinggir jalan itu adalah
termasuk dalam larangan ini. Sebagai tambahan ia membuat pos penjagaan di
kebunnya sambil membawa senjata pendek berlaras dua yang diisi dengan garam batu.
Di tumitnya dia membuat penjagaan dengan seekor anjing yang galak.
Sementara rombongan anak-anak lelaki ini berjalan melalui jalan itu, mereka
“sangat terkejut’ ketika melihat bahwa buah-buah aprikot milik Paginni sudah masak.
Mulut mereka diairi oleh keinginan buah yang lesat itu. Namun setiap kali mereka
melangkahkan kaki mereka menyaksikan salah satu dari banyaknya tanda “jangan
Melanggar.” Paginni sudah memilki masalah dengan anak-anak ini sebelumnya, dan
dia telah memutuskan tidak akan membiarkan mereka mencicipi buahnya kali ini.
Seorang anak melihat kepada yang lain dan setelah berusaha mengejanya
“Jangan Melanggar,” berkata, “Saya tidak tahu apa artinya itu.?”
Tak seorangpun yang kelihatannya tahu, namun mereka tiba pada
kesimpulanmungkin itu artinya, “Dilarang Masuk.”
Namun, hal itu tidak mengurangi hasrat mereka untuk mendapatkan aprikot
milik Paginni.
Sementara mereka berjalan perlahan-lahan, mereka tiba di sebuah tempat yang
kecil dimana tidak ada tanda. Kali ini adalah kesempatan mereka untuk mengambil
buah itu. Mereka menyuruh adiknya Hrry untuk tinggal di luar areal dan mengamarkan
mereka apabila Paginni sewaktu-waktu datang, memberi iming-iming kepadanya
bahwa mereka akan memberikan hadiah yang luar biasa dengan aprikot-aprikot itu,
ahirnya mereka memanjat pagar dan segera menikmati buah itu. Anak-anak yang lebih
kecil tetap berada di bawah pohon, sementara anak-anak yang lebih besar naik pohon.
Harry, menjadi pimpinan kelompok itu, dia pilih pohon yang terbaik, dan naik ke
bagian yang paing tinggi dimana aprikot yang terbaik tergantung disana. Dia makan
sampai kenyang, dan kemudian memutuskan untuk membawa buah yang lainnya utuk
disantap nanti setelah berenang. Dia ikatkan bajunya di sekitar badannya, dan dengan
hati-hati dia gunakan bajunya itu untuk diisi dengan buah aprikot yang matang-matang
sekali.
Namun suatu hal yang membahayakan terjadi pada waktu itu. “Penjaga” yang
sementara berjaga-jaga di jalan, dan yang tugas utamanya adalah mengamarkan teman-
temannya kalau-kalau Tuan Paginni datang, mengetahui bahwa kejujuran rai teman-
temannya itu tidak bisa dipercaya, dan ahirnya iapun menyimpukan bahwa kalau ia
mau makan sampai kenyang buah aprikot itu ia harus mendapatkan mereka untuk
dirinya. Jadi dia tinggalkan pos tempat dia berjaga itu dan memanjat pagar.
Dia menikmati buah itu, dia tidak melihat Paginni masuk ke kebun itu. Ketika
Paginni terlihat oleh mereka, anak-anak mengucapkan suatu yel, memanjat pagar, dan
langsung menuju ke sungai.Harry mulai turun sewaspada mungkin, sebab dia tidak
mau merusak buah-buah yang ada dalam bajunya. Namun ketika melihat bahwa
Paginni semakin cepat berada lebih dekat, dia tidak peduli lagi, dan melorot ke bawah
secepat dia dapat. Buahnya menjadi bonyok tertekan oleh dadanya dan menyemprot di
sekitar kerah bajunya. Tuan Paginni, menyadari dia tidak akan menangkap mangsanya
itu, dia berhenti, mengambil sasaran dan menembak. Sasarannya luar biasa. Harry
berteriak, jatuh ke tanah, melompat pagar, dan lari ke sungai. Dia menyelam ke dalam
air dan berenang ke sisi yang lain. Kemudian dia memanaskan pasir dingan sedikitnya
sepanjang seperempat mil jauhnya sementara dia bergerak dari satu tempat ke tempat
yang lain untuk membebaskan sengatan garam batu yang ditembakkannya kepadanya.
Kegelapan telah tiba pada waktu ia tiba di rumahnya. Adiknya telah
mendahuluinya sejam yang lalu dan telah memberitahukan kepada ibunya tentang
kejadian tadi sore. Makan malam sudah usai dan ibunya sedang mencuci piring.
Setelah dia selesai makan malam, Harry berkata kepada ibunya, “Bu, apakah artinya
‘Dilarang Melanggar’ itu?”
Ibunya, bertindak sebagai seorang ibu yang bijaksana, tidak menghentikan
pekerjaannya melainkan sambil menjawab, “Nak, Ibu rasa kamu tahu!”
“Dilarang Melanggar” artinya “Dilarang Masuk.” Pemilik sebidang tanah itu
punya hak yang sempurna untuk memaksakan bahwa tak seorang pun boleh masuk ke
dalam kebunnya tanpa seijin dia, dan jika seseorang tidak memperhatikan hal itu dia
dianggap sebagai seorang pelanggar.
Allah mempunyai hak yang sama. Dia telah berkata bahwa tak seorangpun
dapat masuk ke dalam surga kecuali melalui jalan yang telah IA sediakan. Jalan itu
ialah melalui Tuhan Yesus Kristus. Setiap jalan yang lain menjadikan si pencari
seorang pelanggar.
1. Keluhan-keluhan.
Mungkin ia berkata, “ Saya sudah mencoba kehidupan Kristen tapi selalu
gagal.” “Ada banyak hal yang harus ditinggalkan.” “Itu oke-oke saja bagi orang tua
dan anak-anak tapi tidak bagi orang muda.” “Itu merampas semua kesenangan hidup.”
2. Bagaimana berhubungan.
a. Katakan kepada orang itu bahwa kehidupan Kristen itu, kehidupan Kristen yang
sejati, bukanlah sekadar tingkah laku melainkan suatu kehidupan yang baru dengan
keinginan-keinginan baru, sikap yang baru, tujuan-tujuan yang baru, dan rencana
yang baru. Itu adalah Kristus di dalam diri seseorang yang menghidupkan
kehidupanNya dalam diri orang percaya.
b. Alkitab memberikan gambaran kehidupan yang benar. Menurut Alkitab setiap
orang apakah ia selamat atau hilang, apakah ia anak Allah ataukah anak Setan,
apakah ia berada pada jalan menuju ke surga ataukah pada jalan menuju ke neraka.
Tanyailah dia termasuk di kelompok mana dia.
c. Tunjukkan kepada orang ini bagaimana bodohnya jika menolak Kristus, sebab itu
artinya bahwa dia akan mati dalam dosa-dosanya (Yohanes 8:24); bahwa ia
sekarang sedang hidup di bawah murka Allah (Yohanes 3:36); dan hari demi hari
dia sedang mengumpulkan anggur murka terhadap hari kemurkaan dan pernyataan
penghakiman Allah yang benar (Roma 2:5); sebab dia menolak kekayaan kebaikan
dan kesabaran Allah (Roma 2:4). Berikan kesan mengenai hal ini kepada orang
tersebut bahwa dia adalah satu-satunya detakan jantung dari kekekalan dan bahwa
jika ia mati di dalam dosa-dosanya dia akan mengalami penderitaan yang segera
(Lukas 16:23). Katakan kepadanya bahwa Alkitab berkata bahwa ada jalan yang
disangka orang lurus tetapi ujungnya menuju maut (Amsal 14:12), bahwa dosa
selalu menciptakan upah yaitu maut (Roma 6:23).
d. Tunjukkan kepadanya, dengan kata lain, bahwa ada pengampunan dosa melalui
Yesus Kristus (Kisah 13:38), bahwa Kristus telah mati bagi dia untuk
membawakan dia kepada Allah (1 Petrus 3:18).
Setujuilah dia dengan kebaratan ini. Adalah benar menurut Alkitab. Ini akan
membuat si penolak terperanjat.
Paulus menulis: “Sebab pemberitaan tentang salib memang adalah kebodohan
bagi mereka yang akan binasa, tetapi bagi kita yang diselamatkan pemberitaan itu
adalah kekuatan Allah. Karena ada tertulis: ‘Aku akan membinasakan hikmat orang-
orang berhikmat dan kearifan orang-orang bijak akan Kulenyapkan.’ Dimanakah
orang-orang berhikmat? Dimanakah ahli Taurat? Dimanakah pembantah dari dunia ini?
Bukankah Allah telah membuat hikmat dunia ini menjadi kebodohan? Oleh karena
dunia, dalam hikmat Allah, tidak mengenal Allah oleh hikmatnya, maka Allah
berkenan menyelamatkan mereka yang percaya oleh kebodohan pemberitaan Injil….”
(1 Korintus 1:18-24).
“Dunia dengan segala hikmatnya tidak mengenal Allah.” Bagaimana
pernyataan itu benar! Agama adalah jalan dimana manusia mencari Allah.
Kekristenan adalah kebenaran Allah yang mencari manusia (Lukas 19:10), dan itu
sangat berbeda.
Paulus menulis lagi: “Tetapi manusia duniawi tidak dapat menerima apa yang
berasal dari Roh Allah, karena hal itu baginya adalah suatu kebodohan, dan ia tidak
dapat memahaminya, sebab hal itu hanya dapat dinilai secara rohani” (1 Korintus
2:14).
Jika hal-hal mengenai Roh Allah adalah suatu kebodohan bagi seseorang, itu
adalah bukti bahwa orang itu hilang/sesat.
I. “ALLAH TERLALU BAIK MENGIRIMKAN ORANG BERDOSA YANG
MALANG KE NEREKA."
Kebenarannya ialah bahwa Allah telah melakukan segala sesuatu yang perlu
untuk menjaga orang berdosa agar tidak masuk neraka. Jika dia pergi ke sana, itu
disebabkan karena dia telah memilih pergi ke sana.
Dr. R.A. Torrey mengkhotbahkan sebuah khitbah dalam kampanye
penginjilannya beberapa tahun yang lalu yang berjudul, “Blokade Allah Mengenai
Jalan Ke Neraka.” Dalam khotbahnya itu dia menunjukkan banyak blokade yang Allah
telah Allah tempatkan dalam jalan manusia ke nereka. Beberapa di antaranya ialah:
“Alkitab dan PengajaranNya” ; “Doa-doa Seorang Ibu” ; “Pengaruh Kudus Seorang
Ibu dan Pengajaran Ibu” ; “Khotbah-khotbah Yang Kita Dengarkan” ; “Pengaruh
Guru Sekolah Minggu” ; “Suatu Firman Yang Baik” ; “Roh Kudus dan PekerjaanNya”
; “Salib.” Jika seseorang pergi ke neraka, itu disebabkan karena ia tidak
memperhatikan terhadap banyaknya blokade yang Allah telah tempatkan dalam
jalannya.
Lautan api, tempat penghukuman yang kekal, disediakan oleh Allah bagi Iblis
dan para malaikatnya (Matius 25:41, 46). Tidak ada intimasi yang disediakan untuk
kelompok orang lain daripada yang disebutkan oleh Yesus. Namun, Yesus berkata
bahwa mereka yang berada di sebelah kiriNya dalam penghakiman bangsa-bangsa akan
diserahkan ke tempat penghukuman selama-lamanya.
Rasul Paulus menulis: “dan untuk memberikan kelegaan kepada kamu yang
ditindas, dan juga kepada kami, pada waktu Tuhan Yesus dari dalam surga menyatakan
diriNya bersama-sama dengan malaikat-malaikatNya dalam kuasaNya, di dalam api
yang bernyala-nyala, dan mengadakan pembalasan terhadap mereka yang tidak mau
mengenal Allah dan tidak mentaati Injil Yesus, Tuhan kita…” (2 Tesalonika 1:7-9).
Dasar dari penghakiman dalam pasal Alkitab tersebut adalah bahwa orang-orang yang
menerima penghukuman adalah mereka yang tidak mengenal Allah, dan yang tidak
menuruti Injil Tuhan Yesus.
Buku wahyu memberikan gambaran yang jelas mengenai Penghakiman Tahta
Putih yang Besar, ketika orang-orang mati berdiri di hadapan Allah dan buku-buku
dibuka. Setiap orang dalam pemandangan ini akan dihakimi menurut perbuatannya.
Keselamatan bukanlah pertanyaan melainkan tinkgat-tingkat penghukuman yang akan
dilaksanakan. Ayat terahir dalam bagian ini ialah: “Barangsiapa yang tidak didapati
namanya tertulis dalam buku kehidupan akan dicampaikkan ke dalam lautan api”
(Wahyu 22:11-15).
Mereka yang pergi ke dalam lautan api dicampakkan ke sana karena nama-
nama mereka tidak tertulis dalam buku kehidupan Anak Domba. Hanya nama-nama
dari mereka yang telah mengakui Yesus Kristus sebagai Anak Allah dan Juruselamat
mereka terdapat dalam buku itu.
Penolak yang tetap ngotot menyatakan bahwa Allah terlalu baik untuk
mengirimkan orang berdosa ke nereka belum memperhitungkan terhadap fakta bahwa
Yesus Kristus adalah Anak Domba Allah yang datang untuk mengangkut dosa dunia
(Yohanes 1:29). Pertanyaan dosa telah diambil di atas kayu salib, sekarang itu menjadi
pertanyaan Sang Anak. Mereka yang menolakAnak tidak akan meilhat hidup,
melainkan murka Allah akan menjadi bagian mereka (Yohanes 3:36).
Tak seorang pun yang menolak Anak Allah dibiarkan tanpa hukuman. Allah
akan bertindak keras terhadap musuh-musuh AnakNya. Yohanes menulis:
“Barangsiapa menolak Anak, ia tidak memiliki Bapa” (1 Yohanes 2:23). “Ia yang
tidak menghormati Anak tidak menghormati Bapa yang telah mengutus Dia” (Yohanes
5:23).
1. Apakah yang harus pekerja pribadi putuskan terhadap seseorang yang mengklaim
bahwa dia tidak dapt meninggalkan dosa-dosanya?
2. Berikan beberapa alasan mengapa orang tidak mau meninggalkan dosa-dosa
mereka?
3. Daftarkan ayat-ayat Alkitab yang membuktikkan bhwa Allah sanggup menyucikan
dari segala dosa!
4. Mengapa seseorang tidak harus melihat kepada perasaan-perasaannya terhadap
jaminan keselamtan yang ditawarkan kepadanya?
5. Berikan beberapa bukti Alkitabiah mengenai keselamatan!
6. Bagaimana seseorang dapat menyikapi ketidakteguhan dari orang-orang Kristen?
7. Mengapa tidak bisa bagi si penolak yang berkata ada terlalu banyak kemunafikan di
dalam gereja bersembunyi di belakang mereka?
8. Buktikan bahwa adalah tidak benar semua kepercayaan/keyakinan menuntun
kepada Allah!
9. Berikan ayat Alkitab yang mengajarkan bahwa Kristus adalah satu-satunya jalan
kepada Allah Bapa!
10. Mengapa beberapa orang mengklaim kehidupan orang Kristen terlalu berat?
Bagaimana anda akan berhubungan dengan mereka yang demikian?
11. Berikan beberapa alasan mengapa adalah suatu kebodohan menolak Kristus!
12. Siapakah orang yang murtad itu?
13. Berikan beberapa ilustrasi Alkitabiah mengenai orang-orang yang mundur/murtad!
14. Apakah tanggungjawab dari orang yang mundur/murtad?
15. Apakah bedanya antara agama dan Kekristenan?
16. Dapatkah dunia dengan segala hikmatnya mengenal Allah? Buktikan melalui
Alkitab!
17. Apakah lautan api itu sedang meyala sekarang? Apa yang Alkitab ajarkan
mengenai hal ini?
18. Siapa yang akan dicampakkan ke dalamnya?
19. Berikan beberapa blokade yang Allah telah tempatkan dalam jalan seseorang!
20. Mengapa Allah akan bertindak kejam/keras terhadap musuh-musuh AnakNya?
PELAJARAN 21
Sekte-sekte Agama
A. ARTI SEKTE.
Dalam artinya yang paling umum kata sekte menunjukkan sistem perbaktian.
Di bawah definisi ini Kekristenan dapat disebut sebagai sekte, demikian pula dengan
para pengikut Muhammad, Budha, dan semua agama lain di dunia. Tentu, ada
perbedaan-perbedaan antara semua agama tersebut dengan Kekristenan yang membuat
iman kepercayaan kita berdiri dengan unik dari semua sistem lainnya. Perbedaan
utama bisa diungkapkan dalam satu kalimat, yaitu bahwa sementara agama-agama
dunia adalah merupakan usaha-usaha manusia untuk menjangkau Allah, sedangkan
Kekristenan menyatakan Allah menjangkau ke bawah kepada manusia. Adalah tidak
sulit untuk melihat bagaimana perbedaan ini mempengaruhi pengharapan akan
keselamtan.
Kita tidak berminat dengan arti yang umum ini terhadapa kata sekte. Kita
agaknya menggunakannya dengan suatu konotasi yang lebih khusus, yang merujuk
kepada sistem-sistem itu yang muncul di dalam orbit Kekristenan yang diakui,
menuntut menjadi Kekristenan yang sejati, sementara pada saat yang sama
meruntuhkan intisari pekabaran dari iman kita. Hal itu tidak perlu membuat kita
bingung terhadap denominasi injili yang, sementara berbeda terhadap hal-hal yang
menyangkut doktrin tertentu dan praktik tertentu, namun secara mendasar
mempertahankan intisari kebenaran Kristen. Kita sedang berpikir lebih banyak tentang
sekte yang bersifat bidat yang memperdagangkan nama “Kristen,” namun terpisah dari
kebenaran-kebenaran pusat. Itu mungkin merupakan kasus-kasus garis batas dimana
itu sulit menentukan apakah kelompok itu bisa disebut suatu denominasi atau sebuah
ssekte bidat, dan dalam beberapa contoh keputusan itu akan sangat bergantung kepada
latarbelakang seseorang. Dalam sebuah buku yang berhubungan dengan
pergerakannya dari Kekristenan ortodoks the Plymouth Brethren yang dihubungkan
dengan suatu sekte, yang secara menyeluruh adalah bidat, sedangkan kebanyakan dari
kita memperhatikan mereka sebagai dia antara kelompok injili kita yang paling
beriman. Hal ini akan menunjukkan bahwa dalam beberapa kasus kita harus
menggunakan kepeduliaanyang besar dalam memberikan penilaian.
1. Pemutarbalikkan Kebenaran.
Di beberapa tenpat telah ada pemutarbalikkan kebenaran Kristen yang
bertingkat, bersamaan dengan bertambahannya kepalsuan yang cenderung
menguburkan sisa-sisa kebenaran. Contoh terkenal mengenai hal tersebut adalah
Katolik Roma. Dalam sistem ini ada banyak kebenaran. Kebanyakan dari kita sama
dengan Katolik Roma dalam menghafalkan Pengakuan Rasuli. Dengan kata lain ,
banyak kebenaran yang ditemukan dalam sistem Roma dikacaukan dan diberikan
unkapan yang salah, sementara telah ada banyak dogma yang ditambahkan yang tidak
memiliki tempat dalam Kekristenan Alkitabiah, dan yang pergi jauh untuk
membatalkan sisa peninggalan kebenaran. Saya telah berhubungan dengan masalah ini
dalam buku kecil saya, The Bible and the Roman Church.1
2. Penghapusan Kebenaran.
Cara lain oeh mana sekte-sekte muncul adalah merupakan proses pengurangan.
Orang-orang yang nampaknya memiliki suatu prasangka terhadap adikodrati dan hal-
hal yang ajaib secara sederhana menapis unsur-unsur dari catatan tersebut,
meninggalkan bagi kita dengan suatu Kekristenan yang berubah yang tidak lebih
daripada Naturalisme dan Humanisme. Inilah apa yang kita hadapi dalam sekte
Modernisme—sebuah kata yang, omong-omong, secara besar-besaran digunakan,
terlalu sering tidak menunjukkan apa-apa selain lebih daripada suatu variasi posisi
doktrinal tentang omongan manusia! Ada banyak tingkatan antara fundamentalis
ekstrem dan modernis umumnya, dan kita perlu hati-hati sehingga kita tidak memfitnah
seorang saudara yang menganut bersama dengan kita esensi iman Kekristenan kita
yang besar, namun yang berbeda dengan kita pada beberapa hal mengenai kritisisme
Alkitab, atau barangkali yang salah dalam menganggap mengenai pandangan
eskatologi yang berbeda. Kita tentunya tidak perlu mendorong kecenderungan kita
untuk mengurangi isi adikodrati dari iman Kekristenan kita, melainkan dengan kata
lain, kita tidak harus menuduh dengan semena-mena orang-orang yang menganut bidat
ini yang sebenarnya jauh dari kesalahan.
4. Kesatuan palsu.
Kembali, suatu obyek terhadap tuntutan-tuntutan ekslusif Kekristenan yang
Alkitabiah, dan mengaskan bahwa terang itu telah datang dari banyak tempat. Ini
1
J.C. Macaulay, The Bible and the Roman Church (Chicago 10: Moody Press).
membuat suatu percobaan untuk menyatukan berbagai sinar terang, sementara mereka
memperhatikan hal itu. Konfusius, Mohammed, Musa, Yesus, Socrates, tidak ada
diskrimasi dibawa secara bersama-sama sebagai aliran-aliran pernyataan dari Allah.
Dengan demikian sebuah sistem dikerjakan yang membuat ruangan bagi mereka, dan
hal ini diapndang sebagai Kekristenan yang benar. Yang demikian adalah sebuah
sistem Baha’I dengan pembaurannya yang aneh terhadap berbagai filsafat dan misteri.
5. Fanatisisme.
Kita hampir tidak berbicara mengenai mereka yang bermain terhadap orang-
orang yang mudah tertipu, yang membangun sistem-sistem agama di seputar diri
mereka sendiri dengan bumbu isi emosi yang kuat. Misalnya, agama Bapa Ilahi secara
menyeluruh berpusat pada diri. Seseorang merasa heran bahwa dia diikuti oleh semua,
dan seseorang merasa kagum atas apa yang akan terjadi kepada seluruh susunan ketika
dia pergi meninggalkan semua daging, dengan demikian memperagakan bahwa yang
terutama adalah dia, juga dia tidak lain adalah seorang manusia.
1. Ujian Otoritas.
Kita mengenal Alkitab Perjanjian Lama dan Baru sebagai otoritas kita dalam
hal iman dan praktik. Kebanyakan sekte-sekte yang ada dalam pikiran kita mengaku
menerima Alkitab, namun seseorang tentu menandai sifat bidat mereka adalah bahwa
adalah soal Alkitab plus atau Alkitab minus. Apa yang saya maksudkan ialah bahwa
mereka menambah atau mengambil dari Alkitab dalam pertentangan yang jelas
mengenai amaran yang diberikan di ahir Kitab Suci (Wahyu 22:18, 19). Dalam
Mormonisme otoritas yang dikenal adalah Alkitab plus Buku Mormon. Dalam Kristen
Science itu adalah Alkitab plus Ilmu Pengetahuan dan Kesehatan dengan Kunci
kepada Alkitab. Dalam katolik Roma yang menjadi otoritas ialah Alkitab plus tradisi,
plus dekrit dewan/konsili gereja, plus Bula Paus. Dengan kata lain, bagi modernisme
otoritasnya adalah Alkitab minus segala segala sesuatu yang tidak sesuai dengan
pikiran moderen.
Anggota-anggota pertemuan dari berbagai sekte ini bukanlah suatu tugas yang
mudah, khususnya jika mereka telah diberikan indoktrinasi yang kuat.
1. Jangan berdebat.
Mereka yang menganut sistem palsu ini sering menjadi sangat kuat dan tertutup
kepada hal-hal yang masuk akal. Dengan kata lain, pencobaan bagi pekerja Kristen
adalah berdebat. Umumnya itu lebih bertentangan daripada dapat membantu.
2. Hidupkan kehidupan yang suci.
Jawaban terbaik orang Kristen kepada semua kepalsuan adalah kebenaran yang
diperagakan di dalam kehidupan yang suci. Banyak yang telah berpaling kepada sekte
karena mereka telah melihat sedikit kenyataan dalam diri mereka yang menyebut diri
mereka orang Kristen. Jika kehidupan kita menjadikannya bukti bahwa Kristus itu
nyata kepada kita dalam segala situasi, kita akan memberikan kesksian yang lebih kuat
daripada semua argumen ataupun pendapat. Dia tas semuaanya, kita harus
menunjukkan kasih Kristus.
3. Banyak berdoa.
Kemudian kita akan memiliki sejata doa yang berkuasa. Ini adalah dimana
kebanyakan dari antara kita yang lalai. Doa adalah suatu ujian kesabaran, ujian
terhadap ketahanan, iman, dan kita tidak memperdulikan terhadap ujian-ujian itu.
Ketika kita berdoa, kita sedang meruntuhkan kuasa-kuasa kegelapan dalam kehidupan
seseorang. Ketika kita berdoa, Allah bekerja. Kita harus berdoa supaya Allah
akanmemembawa mereka yang terjerat dalam jerat-jerat ini ke dalam situasi dimana
sistem kepalsuan mereka akan membuat mereka jera. Kemudian mereka akan siap
untuk mendengarkan Injil tentang anugrah Allah.
4. Gunakan Firman Allah.
Bilaman waktunya datang untuk berbicara, akan menjadi baik untuk membatasi
seseorang kepada hal-hal yang bersifat fundamental, dan biarlah Alkitab yang
berbicara. Pendapat kita tidak bernilai harganya. Penafsiran kita tidaklah lebih
daripada mereka dari seseorang kepada siapa kita bersaksi. Mintalah Roh Kudus agar
menjadi Penafsir yang sejati.
Jika sekte yang bertanya melahirkan pertanyaan tentang dosa, biarlah Alkitab
yang menjelaskan hal itu, gunakan ayat-ayat Alkitab seperti Roma 3:10, 23 ; 1
Yohanes 1:8-10 ; Yakobus 2:10 ; Galatia 3:10 ; Yesaya 64:6. Jika itu menyangkal
penghakiman, alihkan kepada Matius 25:41,46; 2 Tesalonika 1:7-9; Ibrani 9:27; Kisah
17:30,31. Jika itu adalah paham universal, terapkan Yohanes 14:6; Kisah 4:12; 1
2
J.K. Van Baalen, The Chaos of the Cults (Grand rapid: Eerdmans Publishing Co.).
Timotius 2:5. Dengan kata lain, temukan kelemahan mendasar dari sekte itu, dan
berikan senjata yang tajam dari Firman Allah untuk menjawab semua pertanyaan yang
diajukan. Jika ayat-ayat Alkitab yang telah disediakan dalam Pelajaran 16 sampai 21
telah dikuasai, ayat-ayat tersebut akan mempertemukan noda-noda kelemahan dari
semua sistem kepalsuan itu.
1. Apakah arti yang paling umum mengenai kata sekte, dan bagaimana ini berbeda
dari arti yang kita gunakan?
2. Daftarkan dan jelaskan cara-cara yang berbeda dimana sekte-sekte muncul, berikan
contoh-contohnya!
3. Sebutkan dan jelaskan tujuh faktor dalam kesejahteraan yang istimewa terhadap
banyaknya sekte!
4. Tuliskan sebuah tema mengenai “Bagaimana Sekte-sekte Menghadirkan Tantangan
Kepada Orang-orang Kristen Injili?
5. Ujian-ujian apa yang harus diterapkan untuk menentukan kebenaran atau kepalsuan
dari suatu sistem?
6. Buatlah suatu daftar sekte yang mengaku mengikuti Alkitab namun menyediakan
otoritas yang lain!
7. Nyatakan dengan singkat Kristologi dari saksi Yehovah!
8. Apakah artinya autosoterik? Berikan contoh-contoh dalam berbagai sekte!
PELAJARAN 22
Yakinkan bahwa anda mengenal apa kepercayaan orang Roma Katolik. Jika
anda tidak sadar akan posisi mereka anda benar-benar akan menghadapi masalh dalam
membuat suatu penyajian yang tepat mengenai Injil. Hampir setiap doktrin mendasar
dari iman Kristen yang anda boleh sajikan, mereka akan klaim itu sebgai yang mereka
percayai. Kecuali, anda telah mempelajari noda-noda kelemahan dalam baju baja
mereka, anda tidak akan mengetahui anak panah apa yang akan digunakan dan kemana
mengarahkannya. Saya telah mencoba menyajikan possisi Roma secara akurat dalam
buku kecil saya yang sudah disebutkan sebelumnya, The Bible and Roman Church.1
saya telah mengutip otoritas-otoritas mereka sendiri, namun telah mencari cara untuk
membuat penyajian non-akademis. Ada banyak pekerjaan yang lain yang
menempatkan doktrin Gereja Roma dalam perbandingannya dengan Injil kasih karunia
1
J.C. Macaulay, The Bible and Roman Church (Chicago 10: Moody Press).
Allah, dan pekerja pribadi tentunya harus mencari beberapa pertolongan dalam
memahami mereka yang ia rindu tujukan kepada Kristus.
Hal kelima, sama dengan yang keempat, adalah mengenai suatu sifat yang
negatif. Denga cara tidak mengatakan secara tidak hrmat mengenai san Perawan Maria.
Gereja Roma telah sangat mengagungkannya, tapi itu tidak menilai pendapat kita suatu
sikap yang berlawanan kepadanya. Kita harus menghindarkan untuk tidak memanggil
dia ibu Allah sebagaimana yang dilakukan oleh Katolik Roma, tapi kita dapat dengan
sangat baik menggunakan bahasa yang digunakan oleh Elizabet dan merujuk kepada
dia sebagai ibu Tuhan kita (Lukas 1:43). Suatu pertunjukan yang tepat tentang
menghargai bagi ibu perawan akan menghindarkan pertentangan bagi Katolik Roma
yang meyakini bahwa kita sebenarnya mengabaikannya, dan saya khawatir beberapa
orang Protestan telah memberikan kepada mereka alasan yang baik untuk mempercayai
hal itu. Apa yang kita ingin lakukan ialah untuk memusatkan pikiran sahabat-sahabat
kita dari Katolik Roma akan kecukupan dari Kristus Yesus. Kita tidak perlu
mengurangi penghargaan Maria untuk melakukan hal yang demikian.
Jika kita menekankan hal-hal perbedaan kita, ada sedikit kesamaan dari
penemuan kita suatu tempat pertemuan umum pada kaki Kristus. Adalah benar bahwa
sebelum kita menyelasaikan beberapa perbedaan kita akan diselesaikan ke dalam
penyelesaian yang berani, namun buatlah hal itu jelas bahwa kita percaya kepada hal-
hal yang umum. Cobalah hal itu pada ilham dari Alkitab, Trinitas yang suci,
Ketuhanan Kristus, kematianNya bagi dosa-dosa kita, dan kebangkitanNya,
kepribadian Roh Kudus, kedatangan Kristus yang kedua, hidup yang kekal, dan
penghakiman. Anda akan menemukan bahwa mereka akan sependapat dengan anda
mengenai hal-hal tersebut. Sekali lagi letakkan dasar mengenai kepercayaan-
kepercayaan yang umum, itu tidak akan terlalu sukar untuk berhubungan dengan
beberapa perbedaan yang akan mempengaruhi jalan keselamtan.
Saran saya yang ketujuh adalah mengenai hal-hal yang harus kita tekankan.
Saya ingin katakan bahwa ada empat hal yang perlu ditekankan, antara lain:
Itu adalah empat hal yang merupakan titik kelemahan dari posisi Roma yang
menjadi bukti yang paling kuat. Kita harus mendekati hal-hal ini dengan hati-hati dan
dengan lemah lembut. Mereka bisa saja menolak. Misalnya, mereka akan berkata
bahwa doktri keselamtan sekarang cenderung menyebabkan kehidupan seseorang
menjadi sembarangan, atau bahwa keselamtan terpisah dari perbuatan adalah perbuatan
yang tidak bermoral, atau bahwa anda tidak dapat mengetahui bahwa anda
diselamatkan hingga anda telah mengalami kematian, atau bahwa mereka tidak layak
pergi secara langsung kepada Kristus, tapi meyakini Alkitab, dan mempercayai Roh
Kudus untuk meyakinkan mereka akan kebenaran. Biarlah semuanya itu dilakukan
dalam kasih, dan dengan banyak berdoa.
PERTANYAAN DAN LATIHAN
Orang Yahudi
2. Pahami Mereka.
Suatu langkah yang lebih jauh dalam persiapan untuk berhubungan dengan
orang-orang Yahudi harus dikaitkan dengan pemahaman kita tentang mereka. Akan
menjadi hal yang baik bagi semua yang terlibat dalam bersaksi kepada orang Yahudi
untuk membaca sejarah yang baik mengenai bangsa itu, yang dimulai dengan hak
Abraham sampai kepada zaman moderen.1 Pandanglah mereka sebagi umat pilihan
Allah, sebagai saksi Allah ditengah-tengah bangsa-bangsa kafir. Pandanglah mereka
dalam ujian-ujian mereka dan penderitaan mereka, dalam kegagalan-kegagalan dan
penilaian mereka. Pandanglah mereka dalam perasaan mereka terhadap panggilan
Ilahi, namun di bawah tumit penganiaya mereka. Pandanglah mereka sebagai orang-
orang yang tercerai-berai sampai ke ujung-ujung bumi, yang ditolak, dibenci, ditakuti,
dan sebagai obyek-obyek percobaan, penyalahgunaan, kekasaran, sebagai kambing-
hitam para penganiaya mereka. Pandanglah mereka tersesat dari negeri ke negeri,
terdesak ke dalam kampung-kampung halaman mereka (ghetto), dibantai oleh tindakan
kejam para pembunuh kejam, dan semuanya ini dilakukan oleh tangan-tangan dari
mereka yang menyebut diri mereka sebagai orang-orang Kristen. Abad-abad yang
tidak aman tersebut, penganiayaan, dan tindakan penekanan tentu dapat menjelajah
jauh untuk menjelaskan sifat-sifat itu yang begitu diperhatikan terhadap mereka,
namun yang tidak perlu diperhitungkan di sini. Kita harus menyebutkan hal-hal itu
penyalit-penyakit psikologi, yang disebabkan oleh perlakuan oleh mereka yang disebut
Kristen.
Bukan hanya kita harus memahami sebab dari kualitas yang sedikit
menyenangkan yang terdapat dalam diri orang Yahudi, melainkan kita juga harus
benar-benar mengenali sifat-sifat atau tingkah laku yang mengagumkan, yang mereka
miliki secara umum, dan sebagai pribadi-pribadi. Bukan hanya mereka yang terlibat
dalam dunia usaha, tetapi dalam hal seni dan ilmu pengetahuan yang mereka telah
sumbangkan sangat berjasa. Dalam bidang kenegeraan, mereka jauh melihat, dan
dengan semua hal ini, mereka telah menyumbangkan tenaga dan keputusan yang besar.
Walaupun mereka memiliki kekurangan dan kegagalan, kita jangan lupa bahwa
mereka adalah agen melalui siapa Allah telah mengaruniakan dan mempercayakan
pernyataan akan DiriNya kepada suatu dunia yang diliputi dengan penyembahan
berhala. Kecuali Lukas, Alkitab kita ditulis melalui tangan-tangan orang Yahudi, dan
Tuhan kita sendiri datang ke dalam dunia ini dari benih Abraham. Memang benar
bahwa penolakan mereka secara nasional kepada Kristus telah merampas mereka
terhadap kesempatan menjadi umat pilihan. Tetapi kita mengingat bahwa melalui
ketidakpercayaan mereka pintu keselamatan telah terbuka bagi kita, dan sekarang hal
itu adalah merupakan kesempatan bagi kita untuk membawa kepada mereka Injil yang
pertama-tama disampaikan kepada mereka.
1
Cecil Roth, A Bird’s-eye View of Jewish History (Cincinnati 2: Union of American Hebrew
Congregation). Paul Goodman, A History of The Jews (Claveland: World Publishing Co.). Lady
Magnus, Outlines of Jewish History (Philadhelphia: Jewish Publication Co. of America).
B. BERHUBUNGAN DENGAN ORANG YAHUDI.
2
David Cooper, Messiah, His Nature and Person (Los Angeles 65: Biblical Research Society,
4005 Verdugo Rd.).
3
Pasal tersebut dapat ditemukan dalam Yesaya 1:18 ; 53:5, 6 ; Yeremia 2:13,22).
3. Tampilkan Rencana Allah bagi Orang-orang Yahudi.
Dalam beberapa lingkaran di dalam gereja Kristen, telah dianggap bahwa tidak
ada masa depan bagi orang-orang Yahudi. Namun mereka yang memiliki paham
persuasi percaya bahwa janji-janji bagi terbentuknya kembali bangsa Yahudi belum
digenapi di dalam gereja, melainkan sedang menunggu kedatangan kembali dari Tuhan
Yesus. Banyak orang Yahudi yang telah dimenangkan kepada Kristus oleh
menunjukkan rencana ini, dan oleh menunjukkan hubungannya dengan zaman masa
kini kepada rencana itu. Seseorang yang mau menggunakan pendekatan ini harus
mengadakan pembelajaran yang hati-hati mengenai ayat-ayat Alkitab yang bersifat
nubuatan, dan melihat bahwa ia mengetahui darimana ia mulai berbicara.
4. Amaran-amaran Praktis.
Ada tiga perkara praktis yang saya suka sebutkan sebelum menutup pasal ini.
a. Saya harus mengatakan suatu amaran kepada setiap orang yang ingin berhubungan
dengan orang-orang Yahudi tidak untuk memaksa di atas kesalahan bangsa Yahudi
dalam kematian Kristus. Memang benar bahwa mereka bersalah, namun tidak
terlepas juga orang-orang kafir. Jika Imam Besar Israel, para perwakilan orang
Yahudi, menangani Yesus kepada Pilatus dengan suatu permintaan agar Dia
disalibkan, Pilatus, menunjukkan kuasa Roma dan bangsa-bangsa kafir, telah
memperlakukan Yesus dengan ketidakadilan yang lengkap, dan dalam
kepentingannya sendiri mengirim Yesus kepada salib. Kita juga harus menghadapi
fakta bahwa jika Kristus menderita bagi dosa-dosa kita, maka kita turut
menanggung kesalahan kita sendiri bagi kematianNya. Oleh karena itu jangan
menutup bangsa Yahudi sebagai pembunuh-Kristus, namun dengan terus terang
mengakui bahwa kita berdiri bersama-sama dalam pertanggungjawaban ini.
b. Jelaskan perbedaan antara seorang Kristen dan seorang kafir. Orang-orang Yahudi
telah menderita di tangan banyak orang yang mengaku akan nama Kristus tetapi
yang hanya memanfaatkan panggilan mereka sebagai orang-orang Kristen yang
menunjukkan bahwa mereka bukanlah orang-orang Yahudi. Oleh sebab itu, kita
bisa menunjukkan kepada sahabat-sahabat Yahudi kita bahwa ada suatu perbedaan
yang besar antara seorang non-Yahudi dan seorang Kristen. Ini adalah suatu
tempat dimana kita dapat menggunakan ayat-ayat Alkitab, Perjanjian Baru, untuk
menunjukkan bagaimana kita berada di bawah kewajiban sebagai orang-orang
Kristen untuk mengasihi semua orang, termasuk orang-orang Yahudi (Roma 13:8-
10 ; 1 Korintus 13).
c. Bersiaplah untuk menunjukkan kepada seorang Yahudi bahwa dalam menjadi
seorang Kristen ia tidak berkurang keYahudianny, melainkan bahwa gantinya ia
menjadi orang Yahudi yang sejati. Ini adalah juga tempat untuk menggunakan
Perjanjian Baru, untuk menunjukkan bagaimana Petrus (Kisah 2:29 ; 3:13), dan
Yohanes (Wahyu 7:4-8), dan Paulus (Roma 9:1-5) adalah tetap masih sebagai
orang-orang Yahudi ketika mereka memeluk Yesus sebagai Tuhan dan Juruselamat
pribadi mereka, dan bahwa kesetiaan mereka kepada bangsa mereka adalah lebih
baik daripada sebelum mereka mengenal Kristus. Seseorang bisa pergi untuk
menunjukkan bawha seorang Yahudi tidaklah benar-benar menikmati kesempatan-
kesempatannya sebagai seorang Yahudi (Roma 2:28,29) hingga ia telah memasuki
ke dalam hubungan pribadi dengan Sang Juruselamat, Sang Mesias, Sang Anak
Allah.
Sebagaimana dalam semua bagian lain dalam penginjilan perorangan, hal ini
juga harus melibatkan banyak doa.
A. PENGGUNAAN TRAKTAT.
Kita baru disadarkan kepada nilai dari cetakan. Sebagai orang-orang Kristen
yang menginjil kita telah bertindak lambat untuk memperkenalkan senjata yang luar
biasa ini, padahal kitalah yang pertama telah berada di ladang. Kenyataan bahwa Allah
telah mengaruniakan kepada kita pernyataanNya dalam bentuk sebuah Buku, dan
menyebutnya, “Sebab Firman Allah hidup dan kuat dan lebih tajam daripada pedang
bermata dua manapun” (Ibrani 4:12)—seharusnya telah mengindikasikan kepada kita
tentang pentingnya menyampaikan Firman yang telah dicetak dalam setiap bentuk
yang tersedia. Sebagai gantinya, kita telah menjalankan penyebaran literatur Kristen,
termasuk Firman itu sendiri, sementara kuasa-kuasa yang melawan telah menyebarkan
benih-benih kejahatan mereka dimana-mana. Saat ini, dengan tingkat kemampuan
membaca yang tinggi (dapat membaca),1 kesempatan kita bertambah secara luas,
sementara kegiatan dari orang yang tidak percaya/Komunis dan keyakinan-keyakinan
palsu lainnya dalam bidang ini menuntut suatu pergerakan besar yang maju oleh Gereja
milik Yesus.
Salah satu aspek evangelisasi melalui literatur ialah penggunaan traktat-traktat,
dimana semua dari kita boleh terlibat. Barangkali harapan untuk melihat hasil-hasil
yang segera cenderung membuat kita kurang berminat dalam pekerjaan ini, karena hal
itu adalah suatu bentuk evangelisasi dimana kita harus meyakini hasil-hasilnya tanpa
melihat mereka. Untuk alasan inilah setiap pekerja pribadi harus memiliki salinan
1
Rusia mengklaim suatu pertumbuhan dalam bidang membaca dalam 13 tahun dari 9 persen
menjadi 95% (Missionary Broadcaster, November, 1995). Demikian pula Jepang diketahui lebih melek
huruf dibandingkan dengan Amerika Serikat. Afrika juga membuat kemajuan yang pesat dalam hal ini.
traktat Arthur Mercer, Propaganda,2 dan membacanya secara beruang-ulang untuk
mengingatkan dia bahwa menabur di tepi air sungguh adalah suatu pekerjaan yang
menguntungkan. Berikut adalah paragraf yang menggambarkan suatu reaksi rantai
yang benar-benar, dan yang seharusnya mendorong dan menguatkan para penyebar
trakta:
Adalah tidak mungkin untuk mengikuti arah dan sejarah setiap buku atau brosur
yang telah diberikan dengan penuh doa, akan tetapi tirai itu telah diangkat sekarang dan
akan terus diangkat, untuk memberikan kepada kita kekuatan, untuk menunjukkan
bahwa ada pahala yang ajaib sedang menunggu mereka yang akan melakukan
pekerjaan ini dengan setia dan dengan penuh doa; dan kebaikan yang sebuah buku atau
sebuah brosur bisa lakukan, yang diberkati oleh Allah, tidak akan pernah, barangkali,
lebih berkuasa digambarkan daripada dalam kasus sebuah brosur yang dibawakan
dalam kantong seorang penjaja ke pintu ayah Richard Baxter. Itu adalah alat
pertobatan dari Richard Baxter, pengkhotbah dari Kidderminster. Baxter menulis
Saints’ Everlasting Rest , yang membuahkan pertobatan Phillip Doddridge. Doddridge
menulis The Rise and Progress of Religion in the Soul, yang menghasilkan pertobatan
William Wilberforce. Wilberforce menulis Practical View nya, yang membuahkan
pertobatanLegh Richmond, dan Legh Richmond menulis Dairyman’s Daughter nya,
yang telah diterjemahkan ke dalam lebih dari limapuluh bahsa, dan telah membuahkan
pertobatan ribuan jiwa. Lebih jauh, hal itu dikaitkan bahwa ketika Dr. Goodell, dari
American Board, sedang melewati Nicomedia tahun 1832, tidak punya waktu untuk
singgah, dia meninggalkan sebuah salinan Dairyman’s Daughter kepada seorang asing
yang ditulis dalam bahasa Armenian-Turkish. Tujuhbelas tahun kemudian dia
mengunjungi Nicomedia, dan menemukan sebuah gereja dengan anggotanya lebih dari
40 orang, dan sebuah perkumpulan Protestan lebih dari 200 orang. Brosur itu (bagi
ayah Richard Baxter), dengan berkat Tuhan, telah melakukan pekerjaan itu.
Seandainya si penjaja itu dapat mengetahui bagaimana satu benih yang dia taburkan
pada hari itu akan menghasilkan buah yang lebat!
1. Bersikap Sopan.
Memberikan traktat adalah seni yang indah. Banyak pekerjaan yang baik
menjadi kacau atau dirusakkan, karena kurangnya kesopanan. Pada suatu kali saya
mengunjungi sekolah Alkitab. Seorang murid, rupanya sedang memperhatikan seorang
asing, melintasi halaman, dan tanpa berbicara ia memegang sebuah traktat untuk
menarik perhatian saya. Wajahnya sedih dan murung, seolah-olah tindakannya itu
adalah satu tugas yang kejam yang menuntut semua perhatiannya yang harus
dilakukannya. Saya kagum dengan kesetiaan yang dimiliki pria muda itu, namun saya
tidak dapat kecuali memperhatikan bahwa caranya itu dalam membagikan traktat akan
ditolak gantinya menarik perhatian orang yang akan menerima traktat.
2
W.S.M.U. Serinya bisa diperoleh dari Mr. Arthur Mercer, Rozel, 7, Sunnyside, Wimbledon,
S.W. 19, England.
2. “Perkenalkan” Traktat.
Sebuah traktat harus selalu “diperkenalkan.” Dengan suatu senyuman yang
bersahabat dan kata-kata yang tepat mengenai traktat akan membuat semua perbedaan.
Kemudian itu harus ditawarkan, bukan dipaksakan. Cara memegangnya, juga penting.
Itu harus dipegang dengan judul di bagian atas dan menghadap kepada siapa itu
diberikan. Hal itu, kelihatannya, sederhana namun memerlukan teknik dalam
memberikan traktat. Itu harus merupakan tindakan alamiah yang sempurna, tidak
menimbulkan rasa malu ataupun keraguan. Kecuali hal-hal ini dilakukan, si calon
penerima traktat akan cenderung menolak traktat yang ditawarkan.
Namun apa yang akan saya katakan ketika memberikan sebuah traktat kepada
seseorang? Banyak yang akan bergantung kepada keadaan/situasi. Jika itu bisa
diperkenalkan dengan referensi/keterangan kepada sesuatu yang berada dalam pikiran
seseorang, akan lebih baik. Misalnya, dalam situasi yang menghangat mengenai suatu
pemilihan seseorang boleh menyarankan bahwa ada seseuatu mengenai voting yang
paling penting tentang seseorang yang akan selalu dikucilkan. Dimana situasi setempat
tidak mengijinkan, seseorang sedikitnya boleh mengatakan, “Ini telah memnolong saya
lebih dari segalanya yang pernah saya alami, dan saya suka membagikannya dengan
anda.” Sebuah traktat barangkali bisa diberikan kepada seorang jurubayar dengan
pernyataan, “Ini akan menceritakan anda mengenai hal yang paling berharga di atas
dunia, tapi anda bisa mendapatkannya dengan cuma-cuma.” Hal yang yang penting
ialah menyampaikannya secara individu, bukan seperti distribusi borongan.
Suatu bidang yang luar biasa bagi penginjilan pribadi adalah rumah sakit.
Chaplain Alvin Bray, dari Cook County Hospital di Chicago, menyebutnya suatu
“alamiah” bagi penginjilan. Dalam diri orang yang sakit nampaknya dihubungkan
dengan hubungannya dengan Tuhan dan kesejahteraan jiwanya. Namun hal ini tidak
harus bergantung terlalu banyak. Orang yang sakit lebih mudah merasa terganggu dan
jengkel, dan pendekatan kepada mereka harus dengan sikap yang hati-hati.
3
Clara S. Feidler, Sister Abigail (Buffalo: Sword and Shield Book Store), hal. 187-195.
penolakan, namun juga akan membuatnya lebih sulit bagi orang lain untuk menerima
otorisasi.
a. Yakinkan untuk memperoleh ijin yang perlu dari departemen kepolisian, untuk
menjaga dimana pertemuan diadakan.
b. Buatlah pilihan yang bersifat hati-hati dalam memilih tempat pertemuan. Dimana
sebuah jalan menuju ke jalan utamaadalah lokasi yang baik, khususnya jika ada
lalu lintas para pejalan kaki di jalan utama tersebut. Sebuah taman yang sering
dikunjungi orang adalah tempat yang bagus. Jalan-jalan persimpangan yang ramai,
dengan bunyi-bunyi rem mobil-mobil atau bis-bis di jalanan yang berbelok ke arah
sudut, menciptakan suatu rintangan. Sebuah tempat harus dipilih dimana terangnya
cukup baik, dan dimana lingkungannya mengijinkan.
c. Jika pertemuan diadakan di luar sebuah toko, buatlah perkenalan dan carilah
kehendak baik dari pedagang. Pelayanan nampaknya tidak akan dilaksanakan
selama jam-jam toko, namun demikian, suatu sikap yang ramah akan selalu
berbuah kebaikan. Di Sault Ste Marie, Ontario, si pemilik toko perangkatkeras
besar yang punya halaman luas kami mengadakan pertemuan kami dengan
menggunakan lampu gantung yang kuat bagi kami dan kami menyusun untuk
mendapatkan hal itu setiap hari Minggu malam.
d. Sediakan peralatan yang pantas: sebuah organ yang mudah dibawa, beberapa buah
terompet atau accordion, sebuah podium kecil yang bisa dilipat, buku-buku
nyanyian kecil kertas-kertas nyanyian dengan pilihan yang baik dari nyanyian-
nyanyian pujian terbaik yang dikenal dan lagu-lagu Injil, dan sebuah sistem alamat
umum jika diijinkan dan tersedia.
e. Kenali diri anda, dengan memakai panji-panji atau alat-alat yang serupa dengan itu.
Ada begitu banyak penjaja doktrin-doktrin yang aneh yang diadakan dalam
pertemuan-pertemuan di udara terbuka, dan memperkenalkan buah pikiran mereka
yang salah secara diam-diam, sehingga adalah baik bagi umat Allah untuk
menjadikan diri mereka dikenal oleh orang lain. Jika beberapa gereja akan
bergabung, itu akan lebih efektif.
f. Buatlah program yang terencana. Jangan bergantung kepada gerekan hati momen,
atau sekadar berharap bahwa suatu talenta akan hadir begitu saja. Persiapkan
pelayanan anda sehati-hati anda melakukannya dalam pelayanan di dalam sebuah
ruangan, dan awasilah sehingga itu bisa berjalan dengan baik. Jangan meminta
kesaksian “dari flor” atau peserta, namun biarlah hal itu disusun sebelumnya.
g. Buatlah setiap bagian singkat: lagu-lagu solo tidak panjang, doa-doa tidak panjang,
kesaksian-kesaksian tidak panjang, khotbah-khotbah tidak panjang. Dan biarlah
ada variasi, bukan hanya di dalam setiap pelayanan, melainkan dari pertemuan ke
pertemuan. Ini adalah tempat bagi kebijaksanaan.
h. Milikilah para peninjau, siap untuk bertindak sebagaimana kami telah perkenalkan
sebelumnya dalam pelajaran ini.
Dalam pekerjaan di udara terbuka seseorang harus disiapkan bagi penanya yang
memberikan pertanyaan yang sukar dijawab. Dalam hal ini adalah perlu untuk
memelihara/menjaga perangai seseorang. Untuk menunjukkan kemarahan adalah
merupakan kekalahan yang fatal. Pada saat yang sama, sebuah jawaban yang tajam,
dengan suatu sentuhan humor yang nyata, bukan hanya akan mendiamkan si penanya,
melainkan akan menyelamatkan minat para pendengar. Dad Hall, “Bishop of Wall
Street,” suatu kali pernah diganggu dalam sebuah pertemuan di udara terbuka dengan
pertanyaan, “Maukah anda mengatakan kepada saya dimanakah Setan berada?” Cepat
bagaikan sebuah panah yang meluncur dia menjawab, “Sekarangpun dia sedang berdiri
tepat di depan saya sedanag mengganggu dalam pertemuan ini.”4 Barangkali itu
mungkin sedikit tajam, namun itu telah menarik semua perhatian telinga-telinga yang
mendengar bagi si pengkhotbah.
D. RUANGAN PERTANYAAN.
4
Sara C. Palmer, Dad Hall (Chicago 10: Moody Press), hal.103.
Pekerja perorangan harus menghindari setiap saran dari perkuliahan atau
pengajaran. Dalam salah satu kampanye saya sebelumnya saya pergi ke dalam sebuah
ruangan pertanyaan untuk mendapatkan seorang pria muda yang bersungguh-sungguh
sedang berdiri di hadapan seorang anak lelaki yang ketakutan, menguliahi dia bagaikan
seorang sersan yang akan memberikan pelajaran kepada seorang calon anggota yang
baru! Duduk di samping penanya dan bertindak seperti seorang sahabat.
5
Saya dengan sangat menyarankan brosur Stephen Olford, Becoming a Child of God, Becoming
a Man of God, dan Becoming a Servant of God (London, W.I., England: C.S.S.M. 5, Wigmore Street).
6
The Navigators, Colorado Springs, Colorado.
meletakkan jari-jarinya di atas ayat Alkitab yang sedang digunakan. Dan hal itu lebih
penting daripada mengutip satu ayat, dan mengulang-ulanginya.
Beberapa orang bisa saja menanyakan pertanyaan mengenai kelayakan
nasihat/petunjuk bagi seorang “pemabuk.” Tentu saja, ya. Banyak orang yang telah
ditobatkan dari seorang yang memiliki kebiasaan mabuk, dan pertobatan telah
menenangkan dia lebih cepat daripada kopi yang terhitam sekalipun. Ingatlah bahwa
Roh Kudus sedang bekerja bersama-sama dengan kita, dan Dia sanggup untuk
menekan kegelapan dan menjadikan terang bersinar.
E. LEMBAGA-LEMBAGA.
7
Sister Annie, Sister Eva of Friedenshort (London: Hodder and Stoughton), hal, 220.
PERTANYAAN DAN LATIHAN