siapa saja: (1) Semua orang percaya adalah “garam” atau “terang dunia” (Mat 5:13-16); (2)
“Kamu akan menjadi saksi-Ku” (Kis 1:8); “Kami ini adalah utusan-utusan Kristus” (2 Kor
5:20); (3) Perintah Yesus Kristus (Mat 28:19, 20). Berdasarkan ketiga nast Alkitab di atas
menjelaskan bahwa kewajiban mengabarkan Injil adalah tanggung jawab setiap orang yang
telah meneriman Kristus menjadi Tuhan dan Juruselamatnya.
BAB 2: Intisari Injil – Allah
Injil Kritus sangat luas. Pada bab 2 ini disajikan beberapa hal pokok yang langsung
berhubungan dengan ihwal keselamatan manusia. Dimulai dengan pelajaran tentang Allah
karena: (1) Alkitab dimulai dengan peristiwa kejadian, yakni tentang Allah menjadikan jagat
raya (Kej 1:1). (2) Hikmat mulai dengan takut akan Allah (Ams 9:10; bnd Maz 14:1). (3) Injil
mulai dengan kasih Allah (1Yoh 4:10). (4) Pertobatan mulai dengan percaya kepada Allah.
Sifat-sifat Allah: Allah adalah Roh, Allah adalah terang (1 Yoh 1:5), Allah adalah kasih (1
Yoh 4:8; 16; Yoh 3:16), Allah adalah api (Ul 4:24; bnd Ibr 12:29), Allah adalah kudus (Im
29:2; Hab 1:13).
BAB 3: Intisari Injil – Manusia
Pada bab ini firman Allah menyatakan tentang manusia, yaitu
1. Manusia adalah makhluk mulia karena diciptakan menurut gambar Allah (imago dei)
2. Manusia berada di bawah hukuman Allah karena dosa-dosanya.
Manusia yang telah jatuh ke dalam dosa membutuhkan keselamatan. Mengingat bahwa
manusia merupakan makhluk yang mulia, maka keselamatan itu dimungkinkan Allah
baginya. Keselamatan yang mutlak itu dibutuhkan oleh manusia. Keselamatan itu dialami
manusia dalam diri Yesus Kristus.
BAB 4: Intisari Injil – Tuhan Yesus Kristus
Hanya keempat kitab Injil dalam Alkitab yang dapat memberikan keterangan-
keterangan rinci tentang Yesus. Yesus adalah manusia sejati karena Ia mempunyai tubuh
manusia, perasaan manusia, semangat berdoa kepada Bapa, keterbatasan manusia, serta
kebutuhan-kebutuhan jasmani. Yesus adalah Allah, dibuktikan melalui pernyataan Yesus
sendiri, pernyataan tidak langsung, hidup Yesus tanpa dosa, mukjizat-mukjizat yang
dilakukan-Nya, dan kebangkitan-Nya.
BAB 5: Inti Sari Injil – Salib Kristus
Salib merupakan pusat agama Kristen. Kesediaan Yesus menerima salib itu dengan
sukarela karena prakarsa dan kehendak Allah sendiri. Kematian Yesus di kayu salib
mempunyai tujuan tertentu dan pasti, yaitu penyataan diri Allah, teladan bagi orang-orang
percaya, kemenangan atas iblis, korban bagi dosa-dosa. Orang-orang percaya wajib
2
Sekolah Tinggi Teologi Gereja Kalimantan Evangelis
mempercayai Kristus yang telah disalibkan karena salib tidak akan berdampak jika kita belum
percaya (Yoh 3:14-15).
BAB 6: Intisari Injil – Roh Kudus
Roh kudus disebut Roh karena Ia memang adalah Oknum roh seperti Allah Bapa, tidak
mempunyai tubuh seperti Kristus. Sifat-sifat Allah (kekal, mahatahu, mahakuasa, mahahadir)
dikenakan kepada Roh Kudus, Roh kudus mejalankan pekerjaaan Allah, nama-Nya disatukan
dengan Nama Allah Bapa dan Anak, Roh Kudus disamakan dengan Allah. Dalam hal
pekerjaan yang dikerjakan Tuhan sekarang ini, pekerjaan itu dilaksanakan Tuhan melalui
perantaraan Roh Kudus. Pekerjaan Roh Kudus luas sekali sehingga sulit dirumuskan secara
sistematis karena pekerjaan Roh Kudus meliputi semua bagian pekerjaan Allah dalam
penyelamatan manusia.
BAB 7: Intisari Injil – Keselamatan
Hati manusia digelapkan oleh dosa. Allah mengetahui jelas keadaan hati manusia,
karena “Manusia melihat apa yang di depan mata, tapi Tuhan melihat hati” (1 Sam 16:7).
Allah telah menyediakan keselamatan yang indah dan utuh, namun keselamatan itu tidak
otomatis dianugerahkan bagi setiap orang di dunia ini. Menurut Alkitab, manusia harus
menjawab panggilan Roh Kudus untuk menerima keselamatan yang disediakan itu. Semua
manusia berdosa berada di dalam bahaya maut dan kita juga tidak mungkin bisa
menyelamatkan diri sendiri dari maut. Allah menyediakan seorang penyelamat umat manusia
dari dosa, yaitu Yesus Kristus yang telah mati di kayu salib. Allah memanggil manusia
melalui firman-Nya dan dengan suara Roh Kudus yang bicara di dalam hati kita.
BAB 8: Intisari Injil – Gereja
Gereja adalah bagian dari Injil. Tujuan Tuhan bukan hanya menyelamatkan orang, tapi
juga menghimpun orang-orang yang diselamatkan-Nya sehingga menjadi suatu umat yang
memuliakan nama-Nya. Dalam Perjanjian Baru, kata “gereja” mengandung arti am dan
setempat dan kelihatan dan tak kelihatan. Adapun sifat-sifat gereja adalah kudus, satu, dan
gereja rasuli. Kewajiban gereja, yakni berbakti terhadap Allah, bersekutu dengan satu sama
lain, dan bersaksi terhadap dunia. Kewajiban gereja dalam mengabarkan Injil, yakni
memberitakan pengampunan, pengampunan berdasarkan nama Kritus pribadi, pertobatan,
mengabarkan kepada sekalian bangsa, dan mengabarkan demi kuasa Roh Kudus. Beberapa
gambaran tentang gereja, yaitu sebagai keluarga Allah (atas kehendak Allah), pengantin
perempuan dari Kristus (milik Kristus), rumah Allah (kediaman Roh), tubuh Kristus (para
anggotanya saling bergantung dan membutuhkan).
3
Sekolah Tinggi Teologi Gereja Kalimantan Evangelis
4
Sekolah Tinggi Teologi Gereja Kalimantan Evangelis
Nya; firman-Nya terwujud dalam kehidupan hamba-hambanya yang bersaksi itu. Metode dari
PB: khotbah-khotbah di rumah ibadat, khotbah di padang dan di bukit, pemberitaan kepada
pribadi, perkunjungan rumah. Metode masa kini adalah di rumah tangga, di tempat kerja,
dalam gereja setempat, dalam negeri, bahkan sampai ke ujung bumi.
BAB 13: Metode Mengabarkan Injil (MI) – Secara Pribadi
Contoh-contoh mengabarkan Injil secara pribadi dalam PB, seperti Tuhan Yesus dengan
wanita Samaria (Yoh 4), Filipus dengan orang Etiopia (Kis 8:26-40). Contoh-contoh
mengabarkan Injil secara pribadi yang dapat dipakai di Indonesia adalah di rumah tangga, di
SHM/kelompok studi Alkitab/katekisasi, seusai kebaktian gereja, dalam perjalanan, di tempat
kerja, kepada orang sakit. Tidak ada cara tunggal dan tertentu yang dapat membawa seseorang
kepada Kristus. Bukan caranya yang penting, melaikan menyatakan kasih Kristus yang
sungguh kepada sesama kita, dengan kerendahan hati dan kepercayaan yang penuh akan
kuasa Tuhan.
BAB 14: Metode Mengabarkan Injil (MI) – Beberapa Petunjuk Untuk MI Umum
Mengabarkan Injil (MI) untuk umum jelas merupakan teladan dari Yesus dan Rasul
Paulus. Pelaksanaan MI umum ini terbagi di gereja, di rumah sakit Kristen, di lembaga
pemasyarakatan, di rumah tangga, melalui kelompok, di desa, di tempat umum. Cara-cara
yang dugunakan menyesuaikan lokasi atau tempat MI dilaksanakan.
BAB 15: Metode Mengabarkan Injil (MI) – Beberapa Petunjuk Praktis Untuk
Perkunjungan ke Rumah
Dasar perkunjungan rumah adalah unsur PL, unsur rasuli, dan unsur Kristen. Bentuknya
adalah seperti kunjungan dari rumah ke rumah dan kunjungan kepada orang sakit. Alasan
perkunjungan adalah tugas rasional, asas pengabaran Injil, kesempatan yang baik dan praktis.
Adapun persiapan sebelum perkunjungan adalah berdoa, kartu informasi, dan sarana
penunjang. Pelaksanaan kunjungan harus memperhatikan sopan santun. Petunjuk umum bagi
penginjil adalah selalu berlaku sopan dan wajar, tahu diri, peka, penuh perhatian, hindari
keterkejutan, berhati-hati dengan ucapan.
BAB 16: Metode Mengabarkan Injil (MI) – Beberapa Petunjuk Praktis
Mempersiapkan Renungan Untuk MI
Dalam jangka panjang maka harus mempersiapkan Alkitab, berdoa, dan kelakukannya.
Mencari ilham Roh Kudus agar membantu kita dalam mempersiapkan diri menguasai isi
Alkitab, mempelajari hidup sesama kita, dan banyak membaca. Adapun persiapan jangka
pendeknnya, yaitu memilih teks dan tema khotbah, tujuan khotbah harus pasti dan jelas,
menentukan jenis khotbah, penggunaan bahasa dan istilah, menentukan garis besar khotbah.
5
Sekolah Tinggi Teologi Gereja Kalimantan Evangelis
6
Sekolah Tinggi Teologi Gereja Kalimantan Evangelis
memantaskan diri untuk menunai tugas mulia tersebut. Bab 12 – bab 18 menjadi bagian
favorit pembaca karena pada bab tersebut penulis menyajikan metode-metode yang bagus,
kreatif, dan unik dalam melakukan penginjilan. Ada banyak metode yang ditawarkan oleh
penulis pada bab-bab tersebut. Metode-metode tersebut penulis paparkan untuk membantu
para pembaca mendapatkan motivasi, inovasi, dan kreasi dalam melakukan penginjilan yang
istimewa, tepat guna, praktis, dan taktis. Setiap poin dalam bab-bab tersebut disusun dengan
baik dan sistematis agar memudahkan proses penginjilan. Tidak hanya metode-metode yang
disajikan, penulis juga menyertakan langkah-langkah yang tepat dalam menyampaikan Injil
bagi orang yang belum mengenal Yesus dengan memperhatikan etika yang ada untuk
menghormati nilai kearifan lokal budaya setempat. Terakhir penulis menjelaskan golongan
masyarakat di Indonesia yang akan menjadi target atau objek penginjilan. Penulis
memberikan ilmu yang sangat berharga bagi para pembacanya.
D. Kritik
Buku ini memaparkan penjelasan menggunakan poin-poin. Dimulai dari awal bab
sampai akhir bab semuanya memakai poin-poin baik itu berupa huruf dan angka. Poin-poin
yang terkadang menggunakan huruf besar atau kecil dan menggunakan angka tersebar di
seluruh buku. Hal tersebut membuat membaca merasa terganggu dengan banyaknya poin-poin
yang ada karena poin-poin tersebut sangat berdekatan jaraknya sehingga banyak space kosong
di kertas yang tidak digunakan.
Ada banyak argumen dan ajaran yang disampaikan di buku ini. Namun, sayangnya
penulis tidak mencantumkan asal sumber-sumber tersebut, sehingga tidak ada rujukan untuk
menelaah lebih dalam apa yang dikemukakan oleh penulis dalam buku. Seharusnya minimal
ada beberapa sumber pustaka untuk menegaskan dan meyakinkan argumen penulis buku ini.
E. Refleksi/aplikasi
Keseluruhan isi buku memuat banyak ilmu-ilmu baru yang berharga bagi pembacanya.
Mempelajari intisari Injil yang dijelaskan oleh penulis dapat menjadi modal dan bekal bagi
pembaca dalam mempersiapkan materi apa yang akan disampaikan ketika melakukan
pekabaran Injil saat proses PPL, menjalani masa vikar, bahkan menjadi pendeta kelak.
Melalui penjelasan mengenai kepribadian penginjil dapat membuat pembaca mempersiapkan
diri seutuhnya dan sebaik mungkin membentuk karakter yang mencerminkan sesuai dengan
yang dikatakan dalam khotbah nantinya. Ada banyak hal yang harus pembaca siapkan dan
lakukan agar menjadi seorang penginjil yang menjadi berkat bagi sesama dan menyukakan
hati Tuhan. Metode-metode yang telah disajikan oleh penulis akan penulis praktikkan mulai
7
Sekolah Tinggi Teologi Gereja Kalimantan Evangelis
dari sekarang agar secara perlahan membentuk kepribadian seorang penginjil sejati yang setia
kepada Tuhan.