MAKALAH
OLEH:
STEPHANUS
19.24.73
telah diberikan setiap saat sehingga penulis dapat menyelesaikan makalah ini tepat
waktu.
Penulis mengucapkan terima kasih kepada Pdt. Dr. Keloso selaku dosen
kepada penulis untuk menulis makalah sebagai tugas ujian akhir semester. Makalah
ini diambil dari berbagai macam sumber yang menjadi peninjauan dalam
sebagaimana mestinya. Jika ada kritik dan saran atas makalah ini penulis menerima
Penulis
i
Daftar Isi
hlm
Kata Pengantar ................................................................................. i
Daftar Isi .......................................................................................... ii
Bab I Pendahuluan................................................................................... 1
1.1. Latar Belakang ................................................................................. 1
1.2. Rumusan Masalah............................................................................ 2
1.3. Tujuan Penulisan ............................................................................. 2
1.4. Metode Penulisan ............................................................................ 2
BabII Pembahasan ...................................................................................
2.1. Penilaian Kritis Terhadap Praktik Bahasa Roh (Glosolalia) dan
Klaim Gereja Korintus..................................................................... 3
2.2. Gambaran Gereja Sebagai Garam Dunia dan Terang Dunia ........... 8
2.3. Kerajaan 1000 Tahun Dalam Hubungannya dengan Parousia ........ 12
Bab III Penutup ........................................................................................... 17
3.1. Saran ................................................................................................ 17
3.2. Kesimpulan ...................................................................................... 17
Daftar Pustaka ................................................................................................ 19
ii
Sekolah Tinggi Teologi Gereja Kalimantan Evangelis
BAB I
PENDAHULUAN
ditanyakan dalam lingkup jemaat yang menuntut para pelayan Tuhan untuk
menjawabnya. Misalnya praktik bahasa roh dalam ibadah agama Kristen yang
sering dilakukan oleh aliran gereja kharismatik dan pantekosta sehingga muncul
klaim bahwa gereja yang ada Roh Kudus, maka jemaatnya harus bisa berbahasa
Bahkan akibat dari perdebatan ini membuat beberapa jemaat pindah aliran kristen.
Hal ini tidak sesuai dengan 1 Korintus 12:17 “Kamu semua adalah tubuh Kristus
dan kamu masing-masing adalah anggotanya.” Ini menjadi perhatian gereja dalam
Dalam kalangan para teolog, hal yang menjadi perbincangan hangat adalah
mengenai kerajaan 1000 tahun yang sampai saat ini masih dibahas. Kerajaan 1000
tahun merupakan salah satu pokok teologis tentang eskatologi yang tidak asing lagi
dalam ilmu teologi. Dalam makalah ini akan dibahas mengenai gambaran kerajaan
1000 tahun dan waktu terjadinya kerajaan 1000 tahun, apakah sebelum atau sesudah
Penulis juga membahas mengenai gambaran gereja sebagai garam dunia dan
terang dunia yang menjadi gambaran yang tepat bagi gereja masa kini. Gambaran
1
Sekolah Tinggi Teologi Gereja Kalimantan Evangelis
mengenai gereja sebagai garam dunia dan terang dunia akan dijelaskan berdasarkan
2.2.1. Bagaimana evaluasi terhadap praktik glosolalia atau bahasa roh di gereja
Korintus dan klaim gereja Korintus bahwa gereja yang hidup adalah
2.2.2. Bagaimana penjelasan mengenai gambaran gereja sebagai garam dunia dan
terang dunia?
2.2.3. Apa itu kerajaan 1000 tahun dalam hubungannya dengan parousia dan
2.3.1. Mengetahui hasil evaluasi terhadap praktik glosolalia atau bahasa roh di
gereja Korintus dan meninjau kembali klaim gereja Korintus bahwa gereja
2.3.2. Memahami gambaran gambaran gereja sebagai garam dunia dan terang
parousia dan waktu terjadinya kerajaan 1000 tahun sebagai salah satu pokok
metode pustaka dari google books. Penulis menyusun penulisan makalah sesuai
2
Sekolah Tinggi Teologi Gereja Kalimantan Evangelis
mengumpulkan data serta informasi dari buku-buku, bahan ajar kuliah, dan sumber-
sumber terpercaya yang berkaitan dengan pokok bahasan dalam makalah ini.
3
Sekolah Tinggi Teologi Gereja Kalimantan Evangelis
BAB II
PEMBAHASAN
Salah satu dari karunia Roh Kudus adalah karunia berbahasa roh dan selalu
dikaitkan juga dengan karunia menafsirkan bahasa roh. Karunia bahasa roh dipakai
untuk membangun jemaat. Bahasa roh merupakan karunia yang berisi suatu pesan
yang berasal dari Roh Kudus dalam bentuk bahasa yang asing bagi pemakainya.
Bahasa roh harus disertai oleh suatu penafsiran yang diberikan dalam bahasa yang
digunakan oleh jemaat. Karunia bahasa roh adalah pesan dari Roh Kudus bagi
gereja secara umum atau bisa juga untuk individu. Roh Kuduslah yang menetapkan
Roh Kudus diawali dan disaksikan oleh tanda lahiriah berupa berbicara dalam
bahasa lidah, sebagaimana kemampuan yang diberikan Allah kepada para rasul
(bdk. Kis. 2:4). Berbahasa lidah dalam nast ini pada hakikatnya sama dengan
karunia lidah dalam 1 Korintus 12:4-10, 28, tetapi berbeda dalam maksud dan
menyampaikan pesan dalam bahasa roh kepada seluruh jemaat tanpa menafsirkan
1
Brian J. Bailey, Roh Kudus Sang Penghibur: Pribadi, Pelayanan, dan 7 Roh Allah (Maverly:
Zion Christian, 1996), bab 8, diakses tanggal 20 November 2020,
https://books.google.co.id/books/about/Roh_Kudus.html?id=bEriDwAAQBAJ&redir_esc=y
2
Jan S. Aritonang, Berbagai Aliran di Dalam dan di Sekitar Gereja (Jakarta: BPK Gunung
Mulia, 20088), 190, diakses tanggal 18 November 2020,
https://books.google.co.id/books/about/Berbagai_aliran_di_dalam_dan_di_sekitar.html?id=iTvXD
eVZchEC&redir_esc=y
4
Sekolah Tinggi Teologi Gereja Kalimantan Evangelis
artinya adalah tidak cukup berguna. Tidak ada satu orang pun yang dibangun karena
umum yang sering ditemukan pada gereja masa kini, seperti aliran gereja
pantekosta dan kharismatik. Penulis sering melihat dan mendengar praktik bahasa
roh saat ibadah di salah satu gereja di kota Palangka Raya, bahkan dahulu saat
ibadah di sekolah pun juga terjadi praktik bahasa roh. Kalimat atau kata yang sering
Pada awalnya penulis takjub mendengar bahasa roh tersebut, bahkan mereka
sampai berteriak dengan suara nyaring, namun penulis tidak mengerti apa yang
diucapkan oleh mereka. Penulis bertanya kepada pendeta yang melayani, tetapi
pendeta tersebut juga tidak bisa menjelaskan apa arti dari bahasa roh yang
mendengar bahasa roh yang diucapkan dalam ibadah, penulis merasa sudah biasa
Kehadiran Roh Kudus di gereja merupakan suatu hal yang benar terjadi.
Gejala kehadiran Roh Kudus juga beragam, tidak hanya pada satu cara saja. Seperti
pada Kisah Para Rasul 2:1-11, Roh Kudus hadir dengan disertai tanda-tanda yang
menakjubkan, seperti mujizat, bahasa roh, dan lain-lain. Roh Kudus dapat hadir dan
bekerja dengan cara berbeda-beda dan berubah-ubah. Roh Kudus bekerja tidak
menggunakan pola tetap dan tidak bisa dipolakan menurut aturan atau cara
3
Brian J. Bailey, Roh Kudus Sang Penghibur: Pribadi, Pelayanan, dan 7 Roh Allah…, bab 8.
5
Sekolah Tinggi Teologi Gereja Kalimantan Evangelis
tertentu.4 Praktik glosolalia dalam ibadah di gereja Korintus cukup intensif. Pada
saat proses ibadah baik selama pujian, penyembahan, doa, beberapa anggota jemaat
waktu selama beberapa menit agar jemaat berbahasa roh. Ini merupakan suatu tanda
atau gejala atas kehadiran Roh Kudus. Gejala kehadiran Roh Kodus dalam bentuk
bahasa roh bukan merupakan sesuatu yang dianggap sesat, karena Roh Kudus dapat
memakai siapa saja dan kapan saja sesuai dengan otoritas-Nya. Ada orang yang
bisa berbahasa roh karena Roh Kudus menggerakkan orang dan memilih orang
tersebut untuk berbahasa roh, dan ada juga orang yang seolah-olah sedang
berbahasa roh, namun bukan dari otoritas Roh Kudus. Orang-orang yang berbahasa
roh, namun bukan atas otoritas Roh Kudus atau memaksakan dirinya sendiri,
terkadang mereka berbahasa roh karena hanya ingin mendapatkan pengakuan dari
jemaat bahwa mereka seolah-olah dekat dengan Allah dan seolah-olah mereka
adalah manusia yang saleh. Hal ini sering kali terjadi dalam ibadah di jemaat
Korintus.
Penulis tidak merasa terganggu apabila dalam suatu ibadah ada jemaat yang
berbahasa roh. Namun, hal tersebut dapat menganggu apabila jemaat yang
berbahasa roh berteriak nyaring. Jemaat lain yang mendengar bahasa roh bukannya
merasakan damai, namun merasa terganggu dan berisik. Menarik sekali bahwa ada
terlihat dari pembawaannya yang tenang, damai, dan tidak berteriak, hanya bibir
saja yang terlihat berucap dengan sedikit berbisik. Dalam beberapa kasus, ada juga
4
Keloso, “Menjelaskan Pokok Pneumatologi Tentang Roh Kudus dan Hakikat Roh Kudus
Dalam Perjanjian Baru” (Mata Kuliah Pembimbing Teologi Sistematika di STT GKE, Banjarmasin,
20 Oktober 2020).
6
Sekolah Tinggi Teologi Gereja Kalimantan Evangelis
seseorang yang bisa berbahasa asing (xenolalia), padahal orang tersebut tidak bisa
semuanya itu tidak ada bahasa apa pun yang menjadi ukuran kehadiran Allah dalam
Karunia berbahasa roh dapat terjadi dengan spontan, baik secara pribadi
bahkan di depan umum. Bahasa roh ini adalah bahasa pujian kepada Allah dalam
bahasa asing atau bahasa yang tidak dikenal oleh orang yang berbicara. Bahasa roh
seringkali digambarkan sebagai bahasa bayi yang bercanda dengan ibunya. Dalam
bercanda dengan ibunya, bayi hanya dapat tertawa dan terkekeh-kekeh, tetapi si ibu
tahu bahwa anaknya gembira.5 Hal ini mirip dengan bahasa anak kecil. Seorang
anak kecil belum bisa berbicara dengan baik, tetapi ibunya bisa memahami atau
mengerti dengan baik apa yang diucapkan anak tersebut.6 Sering pula bahasa roh
disebut sebagai “bahasa cinta”.7 Bahasa roh adalah bahasa yang bisa dihidupkan
ketika Roh Kudus hadir. Allah mengerti semua bahasa yang ada di dunia. Roh
Kudus menjadi jembatan antara Allah dan manusia. Roh Kudus merupakan media
atas kata-kata manusia. Manusia tidak bisa bertemu dengn Tuhan secara langsung,
menyampaikan pesan melalui bahasa roh.8 Dalam 1 Korintus 14, Paulus sendiri
merasa senang dengan semua karunia, termasuk bahasa roh. Malahan Paulus
5
Roni Nurhayanto, Kuasa Roh Kudus atau Kuasa Paranormal? (Yogyakarta: Kanisius, 2012),
70, adobe pdf eBook.
6
Rijnardus A. van Kooij dan Yam’ah Tsalatsa A., Bermain dengan Api: Relasi antara Gereja-
Gereja Mainstream dan Kalangan Kharismatik Pentakosta (Jakarta: Gunung Mulia, 2007), 89,
diakses tanggal 20 November 2020,
https://books.google.co.id/books/about/Bermain_dengan_api.html?id=wqdyF1veo0QC&redir_esc
=y
7
Roni Nurhayanto, Kuasa Roh Kudus atau Kuasa Paranormal? …, 70.
8
Rijnardus A. van Kooij dan Yam’ah Tsalatsa A., Bermain dengan Api: Relasi antara
Gereja-Gereja Mainstream dan Kalangan Kharismatik Pentakosta…, 89.
7
Sekolah Tinggi Teologi Gereja Kalimantan Evangelis
menasihatkan agar mereka berdoa supaya dapat menafsrikan bahasa roh itu. Paulus
lebih suka mengucapkan lima kata dengan akal budinya supaya dengan suaranya ia
dapat mengajar orang lain juga daripada mengucapkan ribuan kata dengan bahasa
roh (1 Kor. 14:18, 19).9 Belajar dari Paulus, seharusnya gereja Korintus memiliki
orang-orang yang memiliki karunia menafsirkan bahasa roh. Bahasa roh dengan
tafsirannya bisa saja membawa banyak kekuatan bagi gereja, termasuk penyataan
rohani).10 Oleh karena itu setiap orang yang berkata-kata dengan bahasa roh harus
membangun iman pribadi. Bagi gereja Korintus dianjurkan agar selama ibadah di
dalam gereja haruslah dengan seia sekata dan semua orang juga harus sehati,
sepikiran, dan sejiwa. Bukan maksudnya bahwa beribadah dengan bahasa roh tanpa
penafsiran pun adalah sama sekali tidaklah berguna, namun kasih akan
2.1.2. Klaim Gereja Korintus Bahwa Tanda Gereja yang Hidup adalah
Jeff Hammond dalam bukunya “Lidah Api: Kuasa Dahsyat Roh Kudus”
menjabarkan secara jelas tentang beragam seluk beluk bahasa roh yang tercatat
dalam Alkitab serta relevansinya dengan kehidupan kekristenan hingga saat ini. Jeff
9
Stanley M. Horton, Oknum Roh Kudus (Malang: Gandum Mas, 2019), 188, diakses tanggal
20 November 2020,
https://books.google.co.id/books/about/Oknum_Roh_Kudus_gandummas.html?id=zSeDDwAAQ
BAJ&redir_esc=y
10
Ibid., 190
8
Sekolah Tinggi Teologi Gereja Kalimantan Evangelis
Hammond menuliskan bahwa orang-orang yang sudah dibaptis dalam baptisan Roh
Kudus harus bisa berbahasa roh tidak pernah disebutkan dalam Alkitab. Dalam
Perjanjian Baru, bahasa roh disebutkan sebagai awal dari janji kehadiran penolong
yang lain bagi setiap orang yang sudah menerima baptisan Roh Kudus. Namun
kemampuan bahasa roh tidak menjadi patokan seseorang dipenuhi dengan Roh
Kudus.11 Apabila gereja Korintus tetap mempertahankan klaim tersebut, maka hal
tersebut tidak sesuai dengan objek kelahiran Roh Kudus. Hakikat Roh Kudus
adalah Allah, maka Roh Kudus akan bebas turun kepada siapa saja dan kapan saja
menurut kekuasaan dan ketetapan-Nya. Tidak ada bahasa apa pun yang bisa
menjadi tolok ukur kehadiran Allah dalam kehidupan gereja.12 Hal yang dianggap
salah apabila gereja Korintus menyatakan bahwa gereja yang hidup, maka
Istilah gereja berasal dari bahasa latin ecclesia dan berasal dari bahasa Yunani
ekklesia. Kata “gereja” tertulis dalam Perjanjian Baru yang diterjemahkan dengan
kata “orang” atau “jemaat”; jemaat di suatu kota (Kis. 5:11); jemaat yang
berkumpul di sebuah rumah (Rm. 16:5).13 Eka Darmaputra baik secara etimologis
11
Lori, “Apakah Setiap Orang Percaya Harus Berbahas Roh?”, diakses tanggal 23 November
2020,
https://www.jawaban.com/read/article/id/2015/06/19/58/150618155015/apakah_setiap_orang_perc
aya_harus_berbahasa_roh
12
Keloso, “Menjelaskan Pokok Pneumatologi Tentang Roh Kudus dan Hakikat Roh Kudus
Dalam Perjanjian Baru” (Mata Kuliah Pembimbing Teologi Sistematika di STT GKE, Banjarmasin,
20 Oktober 2020).
13
R. Soedarmo, Kamus Istilah Teologi (Jakarta: Gunung Mulia, 2002), 30, diakses tanggal 22
November 2020,
https://books.google.co.id/books?id=wdpj7X0KIrsC&printsec=frontcover&hl=id#v=snippet&q=je
maat%20yang%20berkumpul&f=false
9
Sekolah Tinggi Teologi Gereja Kalimantan Evangelis
melakukan tiga tugas panggilan, yaitu bersekutu, bersaksi, dan melayani. Hal yang
paling praktis dan terbatas dalam memahami gereja, yaitu menunjuk kepada wadah
marturia, dan diakonia.15 Gereja sebagai garam dan terang dunia adalah yang
bangsa mereka.16 Penjelasan gereja sebagai garam dunia dan terang dunia mengacu
2.2.1. Bahan Alkitab “Gereja Sebagai Garam Dunia dan Terang Dunia
Matius 5:13-16 yang memuat (1) ada Yesus yang mengajarkan para murid
saat sedang di atas bukit; (2) adanya murid-murid yang menjadi garam dunia dan
terang dunia; (3) adanya garam sebagai penyedap rasa dan pengawet makanan; (4)
Terang Dunia
(1) Yesus Kristus menjadi sumber cahaya yang menerangi jalan gereja untuk
14
Martin L. Sinaga, Pergulatan Kehadiran Kristen di Indonesia: Teks-Teks Terpilih Eka
Darmaputra (Jakarta: Gunung Mulia, 2001), 409-410, diakses tanggal 22 November 2020,
https://books.google.co.id/books/about/Pergulatan_kehadiran_Kristen_di_Indonesi.html?id=g8Hk
MpM1yu8C&redir_esc=y
15
Keloso S. Ugak, “IBADAH JEMAAT DI ERA 4.0: Pertimbangan Teologi Kontekstual
Ibadah Jemaat GKE di Era Pandemi COVID 19,” Jurnal Teologi Pambelum 9, no 1 (Juni 2020): 48,
diakses tamggal 20 November 2020, https://stt-gke.ac.id/wp-content/uploads/2020/08/Jurnal-
Teologi-Pambelum-Volume-9-No-2-Juni-2020-SIAP-CETAK-3.pdf
16
Jimmy Oentero, Gereja Impian: Menjadi Gereja yang Berpengaruh (Jakarta: PT Gramedia
Pustaka Utama, 2010), xlvii, diakses tanggal 20 November 2020,
https://books.google.co.id/books/about/Gereja_Impian_Mejadi_Gereja_Yang_Berpeng.html?id=H
dRO4UUGAWYC
10
Sekolah Tinggi Teologi Gereja Kalimantan Evangelis
hidup bersekutu dan mengikuti arahan dan tuntunan untuk menjalankan perintah
Yesus sebagai pemimpin, penuntun, dan pembimbing; (3) garam menujuk pada
benda yang siap untuk “larut” menyedapkan masakan dan mengawetkan makanan.
Terang menunjuk pada pelita yang hadir di tengah gelapnya suasana. Sebuah
persekutuan bisa disebut sebagai gereja ketika berhasil menjadi berkat bagi banyak
orang.
2.2.3. Ciri-Ciri Khusus Gereja Sebagai Garam Dunia dan Terang Dunia
(1) Gereja memandang bahwa garam sebagai bumbu penyedap utama dalam
masakan yang mampu membuat rasa masakan menjadi lezat. Gereja menyadari
bahwa dirinya harus berguna dan bermanfaat bagi semua manusia; (2) garam
berfungsi juga sebagai pengawet makanan. Ini merupakan gambaran bahwa gereja
mempunyai peranan yang penting dalam dunia; (3) kegunaan dan fungsi garam
banyak sekali. Hal ini menegaskan bahwa menjadi garam dunia adalah dengan
menunjukkan kasih kepada sesama, melalui kesucian hati jemaatnya, dan melalui
pengharapan yang ditaruh kepada Tuhan; (4) gereja memandang terang sebagai
sumber cahaya bagi semua orang supaya perbuatan-perbuatan baik gereja dilihat
oleh semua orang; (5) perbuatan-perbuatan baik yang dilakukan oleh gereja dapat
17
J. J. de Heer, Tafsiran Alkitab: Injil Matius Pasal 1-22 (Jakarta: BPK Gunung Mulia, 2000),
74-76, diakses tanggal 21 November 2020,
https://books.google.co.id/books?id=8t705s3aJmcC&pg=PA65&source=gbs_toc_r&cad=4#v=one
page&q&f=false
11
Sekolah Tinggi Teologi Gereja Kalimantan Evangelis
yang praktis untuk memahami peran gereja dalam dunia ini. Eksistensi gereja dalam
dunia menjadi sorot mata oleh semua orang. Gereja dituntut untuk melakukan
mereka adalah garam dan terang dunia.18 Yesus memakai gambaran yang sederhana
dan diambil dari keseharian orang-orang di Galilea. Setiap rumah tangga di Galilea
sekitarnya. Rumah-rumah di Galilea tersedia pelita yang diisi dengan minyak zaitun
yang diletakkan di atas kaki dian agar sinar pelita tersebar lebih luas.19
dianggap mutlak perlu) dan sebagai garam dan terang untuk memberi dengan
perkataan dan perbuatan, pegangan, dan harapan baru dalam dunia yang sedang
makanan menjadi lezat serta mencegah kebusukan, begitu juga gereja mempunyai
menjadi garam dunia dengan jalan contoh yang mereka berikan, melalui kasih yang
18
J. J. de Heer, Tafsiran Alkitab: Injil Matius Pasal 1-22 …, 74.
19
Ibid., 74-75.
20
Christiaan de Jonge dan Jan S. Aritonang, Apa dan Bagaimana Gereja?: Pengantar Sejarah
Eklesiologi (Jakarta: Gunung Mulia, 2011), 58, diakses tanggal 24 November 2020,
https://books.google.co.id/books?id=TavLsNTpaSUC&printsec=frontcover&hl=id#v=onepage&q
&f=false
12
Sekolah Tinggi Teologi Gereja Kalimantan Evangelis
melalui pengharapan yang ditaruh kepada Tuhan. Sebagai terang, maka gereja
yang baik dilihat oleh semua orang. Jelas bahwa Yesus menekankan perbuatan-
perbuatan yang baik dalam kehidupan sehari-hari sebagai orang Kristen. Dunia
Makna gereja sebagai garam dunia adalah bersedia untuk “larut“ dalam kehidupan
persoalan jemaat di dunia sehingga bisa diatasi, hingga akhirnya dunia beroleh
dunia yaitu gereja hadir di tengah dunia sebagai pelita yang bertujuan agar dunia
tertuju kepada hal-hal yang baik dan mengarahkan kehidupan manusia kepada
Yesus yang adalah sumber terang itu sendiri. Terbukti bahwa gereja yang berhasil
menampilkan diri sesuai dengan kepribadian dan jati diri bangsanya lebih berhasil
Kerajaan 1000 tahun merupakan bagian dari salah satu pokok eskatologi yang
sangat penting diketahui dan dipahami oleh orang percaya. Usaha memahami
milenium, yaitu pandangan amilenialisme (kerajaan 1000 tahun tidak ada terjadi di
dunia), pramilenialisme (Kristus akan datang sebelum kerajaan 1000 tahun, dan
postmilenialisme (Kristus akan datang kembali setelah masa kerajaan 1000 tahun).
21
J. J. de Heer, Tafsiran Alkitab: Injil Matius Pasal 1-22 (Jakarta: BPK Gunung Mulia, 2000),
74-76, diakses tanggal 24 November 2020,
https://books.google.co.id/books?id=8t705s3aJmcC&printsec=frontcover&hl=id#v=onepage&q&f
=false
22
Christiaan de Jonge dan Jan S. Aritonang, Apa dan Bagaimana Gereja?: Pengantar Sejarah
Eklesiologi …, 88.
13
Sekolah Tinggi Teologi Gereja Kalimantan Evangelis
mengenai hubungan antara kerajaan 1000 tahun dengan kedatangan Yesus yang
berurutan, maka ditemukanlah urutan kejadian seperti berikut (1) perjamuan kawin
Anak Domba (Why 19:1-10); (2) Yesus datang kedua kali (Why. 19:11-21); (3)
Satan diikat selama 1000 tahun, kebangkitan pertama, kerajaan 1000 tahun; (4)
perang Gog dan Magog (Why. 20:7-10); (5) pengadilan takhta putih dan
kebangkitan kedua (Why. 20:11-15); (6) langit dan bumi yang baru/Yerusalem baru
yang tercatat pada kitab Wahyu 19-21 TB, bukan hasil dari dugaan atau perkiraan.23
dan dalam bahasa Latin adalah milia. 1000 tahun disebut satu millenium, yaitu sama
dengan sepuluh abad. Seorang penafsir terkenal yang pertama menafsir kerajaan
1000 tahun adalah Papias, Bishop Hierapolis dari adan kedua. Ia berpendapat
bahwa sebelum akhir zaman datang, maka kerajaan 1000 tahun yang datang terlebih
dahulu. Ajaran tersebut didukung oleh para teolog lainnya, seperti Ireneus,
Tertullianus, dan Hippolitus.24 Namun, ajaran tersebut ditentang oleh para filsuf
Yunani, yakni Klemen dari Alkesandria dan Oerigenes yang sama sekali tidak
percaya adanya kerajaan 1000 tahun, sehingga ajaran mengenai kerajaan 1000
23
Bdk. Willyam Wen, Topik-Topik Teologi Menarik di Dalam Kekristenan dan Yudaisme,
Vol.1, Sebuah Buku yang Akan Membuka Paradigma Anda Berisikan Topik-Topik Menarik Seputar
Kekristenan dan Yudaisme, 51-52, diakses tanggal 21 November 2020,
https://books.google.co.id/books?id=WF-
SDwAAQBAJ&printsec=frontcover&hl=id&source=gbs_ge_summary_r&cad=0#v=onepage&q&
f=true
24
A. Munthe, Tema-Tema Perjanjian Baru (Jakarta: Gunung Mulia, 2007), 49, diakses tanggal
21 November 2020,
https://books.google.co.id/books/about/Tema_tema_Perjanjian_Baru.html?id=Kff1DxmnmQQC&
redir_esc=y
14
Sekolah Tinggi Teologi Gereja Kalimantan Evangelis
tahun hampir hilang dari pandangan kekristenan di daerah Timur Yunani. Berbeda
di bagian Barat, ajaran tersebut tidak pernah hilang. Teolog terkenal yang
mempopulerkan ajaran ini di bagian Barat pada abad kelima adalah Augustinus.
Kesimpulan Augustinus adalah bahwa kerajaan 1000 tahun telah dimulai sejak
Augustinus ini bertahan sampai abad pertengahan, bahkan masih ada sampai
sekarang di Gereja Roma Katolik. Namun, sudah banyak teolog modern yang tidak
Pada abad ke-17 muncul lagi minat para teolog reformasi terhadap ajaran
keraajan 1000 tahun, padahal sebelumnya mereka sempat menolak ajaran tersebut
dengan alasan ajaran tersebut berbau ajaran sesat Yahudi. Para teolog reformasi
berpendapat dan mengambil kesimpulan bahwa kerajaan 1000 tahun belum mulai.
ini, dan akan berlangsung di bumi yang baru.26 Kerajaan 1000 tahun benar-benar
suatu kerajaan yang dikuasai oleh Kristus. Kerajaan 1000 tahun akan terjadi pada
akhir zaman dan yang jelas adalah bahwa kerajaan 1000 tahun itu pasti terjadi.27
Pada permulaan kerajaan 1000 tahun, maka Iblis akan dilemparkan ke dalam jurang
maut dan dirantai selama 1000 tahun (Why. 20:2-3), tetapi pada akhir kerajaan 1000
25
A. Munthe, Tema-Tema Perjanjian Baru …, 49.
26
Ibid., 50
27
Ibid.
28
George Eldon Ladd, The Gospel of the Kingdom: Scriptural Studies in the Kingdom of God
(Michigan: Eermands Publishing Company, 1990), 44, diakses tanggal 21 November 2020,
https://books.google.co.id/books?id=eA8AEAAAQBAJ&printsec=frontcover&hl=id&source=gbs
_ge_summary_r&cad=0#v=onepage&q&f=false
15
Sekolah Tinggi Teologi Gereja Kalimantan Evangelis
Anak Domba. Dalam 2 Petrus 3:8 TB, seribu tahun sama seperti satu hari dan dalam
Bagi orang beriman, seribu tahun dalam kerajaan 1000 tahun merupakan pesta
nikah. Raja akan menjadi mempelai laki-laki dan orang-orang beriman percaya
adalah mempelai perempuan-Nya. Seribu tahun itu adalah bulan madu dan seribu
Agama Kristen tidak menciptakan pokok ajaran tentang kerajaan 1000 tahun,
namun ini merupakan gagasan yang telah dipaparkan dalam kitab Wahyu kepada
Yohanes. Pada zaman Perjanjian Lama, kerajaan 1000 tahun telah dinubuatkan oleh
nabi Daniel (Daniel 2:34-35 TB), Daud (Mazmur 2:6-9 TB), Yehezkiel (Yehezkiel
40-48 TB), Zakharia (Zakharia 14 TB), dan nubuat nabi Yesaya (Yesaya 65:17-25
TB).30 Kerajaan 1000 tahun berhubungan dengan kebangkitan yang dijelaskan pada
Wahyu 20. Kebangkitan tersebut sama dengan yang dimaksud Yohanes pada
kedua berlaku bagi orang-orang yang tidak percaya akan terjadi sebelum langit baru
dan Yerusalem baru. Jadi, kebangkitan pertama dan kebangkitan kedua akan
diantarai oleh kerajaan 1000 tahun. Jelas sekali bahwa pendapat kaum amilianisme
yang menyatakan bahwa tidak akan ada kerajaan seribu tahun adalah salah.
29
Witness Lee, Pelajaran Hayat: Wahyu (Surabaya: Yasperin, 2020), IV-C, diakses tanggal
22 November 2020,
https://books.google.co.id/books?id=iEfrDwAAQBAJ&printsec=frontcover&hl=id&source=gbs_g
e_summary_r&cad=0#v=onepage&q&f=false
30
Marsi Bombongan Rantesalu, “DOKTRIN KERAJAAN SERIBU TAHUN
BERDASARKAN KITAB WAHYU,” Jurnal Lembaga Marampa 1, no 1 (2016): 184, diakses
tanggal 22 November 2020,
https://scholar.google.com/citations?user=PpPpvOEAAAAJ&hl=id&oi=sra
16
Sekolah Tinggi Teologi Gereja Kalimantan Evangelis
terjadinya kerajaan 1000 tahun adalah sesudah kedatangan Yesus yang kedua kali
(parousia). Ada banyak pertentangan mengenai kapan kerajaan 1000 tahun mulai.
untuk memilih bahwa kerajaan 1000 tahun belum mulai. Parousia akan berlangsung
terlebih dahulu sebelum mulainya kerajaan 1000 tahun karena yang menjadi
penguasa dan pemimpin kerajaan 1000 tahun adalah Yesus Kristus. Kerajaan 1000
tahun belum mulai karena kedatangan Yesus kedua kali ke bumi belum terjadi.
1000 tahun atau untuk memulai kerajaan 1000 tahun. Namun, aliran
abad ke-18, terutama J. Edwards meyakini bahwa kerajaan 1000 tahun (kadang-
kadang disebut juga Kerajaan Allah) sudah berlangsung di Amerika dan Yesus akan
datang untuk kedua kalinya (parousia) pada akhir masa seribu tahun itu.31 Yohanes
mengatakan “Maka mereka hidup kembali dan memerintah sebagai raja bersama
Kristus selama seribu tahun.” (Why 20:4 BIS), maka ayat tersebut dengan tegas
menyatakan bahwa Kristus akan datang sebelum kerajaan seribu tahun dan akan
urutan kitab Wahyu yang mencatat bahwa Yesus datang dulu kedua kalinya
(parousia), lalu Satan dikalahkan dan dikurung selama 1000 tahun, dan kemudian
barulah bediri kerajaan 1000 tahun. Hal ini tidak boleh dibolak-balik karena harus
17
Sekolah Tinggi Teologi Gereja Kalimantan Evangelis
sesuai dengan apa yang tertulis dalam kitab Wahyu.33 Dengan argumentasi di atas,
penulis memberi jawaban bahwa menurut kitab Wahyu kerajaan 1000 tahun akan
33
Willyam Wen, Topik-Topik Teologi Menarik di Dalam Kekristenan dan Yudaisme, Vol.1,
Sebuah Buku yang Akan Membuka Paradigma Anda Berisikan Topik-Topik Menarik Seputar
Kekristenan dan Yudaisme…, 52.
18
Sekolah Tinggi Teologi Gereja Kalimantan Evangelis
BAB III
PENUTUP
3.1. Saran
Penulisan makalah ini bertujuan agar para pembaca dapat mengetahui secara
ringkas mengenai paraktik glosolalia, gereja sebagai garam dunia dan terang dunia,
serta tentang kaitan antara kerajaan 1000 tahun dengan parousia. Ada baiknya para
pembaca dapat meninjau ulang pembahasan materi yang telah penulis tulis.
argumentasi dan pembaca dapat mengakses referensi tersebut untuk meninjau lebih
3.2. Kesimpulan
pertanyaan yang sering penulis tanyakan pada diri sendiri. Adapun praktik
glosolalia yang dilakukan oleh gereja Korintus merupakan hal yang sah saja, karena
karunia bahasa roh diilhamkan oleh Roh Kudus bagi siapa saja dan kapan saja
sesuai dengan otoritas-Nya. Hal yang dianggap salah apabila gereja Korintus tetap
mempertahankan klaim bahwa gereja yang hidup adalah jemaatnya harus bisa
bahwa orang-orang yang sudah dibaptis dalam baptisan Roh Kudus harus bisa
dunia dan terang dunia menjadi gambaran yang tepat. Gereja sebagai garam
dunia hingga mampu memberikan solusi. Sebagai terang, gereja akan menjadi
19
Sekolah Tinggi Teologi Gereja Kalimantan Evangelis
penuntun dan pengarah kehidupan jemaat menuju sumber terang yang abadi, yaitu
Yesus Kristus.
terpercaya, maka penulis mengambil pilihan bahwa kerajaan 1000 tahun akan
terjadi sesudah kedatangan Yesus kedua kalinya (parousia). Aliran yang meyakini
pramilenialisme.
20
Sekolah Tinggi Teologi Gereja Kalimantan Evangelis
DAFTAR PUSTAKA
Buku
A. van Kooij, Rijnardus dan Yam’ah Tsalatsa A. Bermain dengan Api: Relasi
antara Gereja-Gereja Mainstream dan Kalangan Kharismatik Pentakosta.
Jakarta: Gunung Mulia, 2007. Diakses tanggal 20 November 2020.
https://books.google.co.id/books/about/Bermain_dengan_api.html?id=wqdy
F1veo0QC&redir_esc=y.
Aritonang, Jan S. Berbagai Aliran di Dalam dan di Sekitar Gereja. Jakarta: BPK
Gunung Mulia, 20088. Diakses tanggal 18 November 2020.
https://books.google.co.id/books/about/Berbagai_aliran_di_dalam_dan_di_s
ekitar.html?id=iTvXDeVZchEC&redir_esc=y.
Bailey, Brian J. Roh Kudus Sang Penghibur: Pribadi, Pelayanan, dan 7 Roh Allah.
Maverly: Zion Christian, 1996. Diakses tanggal 20 November 2020.
https://books.google.co.id/books/about/Roh_Kudus.html?id=bEriDwAAQB
AJ&redir_esc=y.
Horton, Stanley M. Oknum Roh Kudus. Malang: Gandum Mas, 2019. Diakses
tanggal 20 November 2020.
https://books.google.co.id/books/about/Oknum_Roh_Kudus_gandummas.ht
ml?id=zSeDDwAAQBAJ&redir_esc=y.
J. de Heer, J. Tafsiran Alkitab: Injil Matius Pasal 1-22. Jakarta: BPK Gunung
Mulia, 2000. Diakses tanggal 21 November 2020.
https://books.google.co.id/books?id=8t705s3aJmcC&pg=PA65&source=gbs
_toc_r&cad=4#v=onepage&q&f=false.
Ladd, George Eldon. The Gospel of the Kingdom: Scriptural Studies in the
Kingdom of God. Michigan: Eermands Publishing Company, 1990. Diakses
tanggal 21 November 2020.
https://books.google.co.id/books?id=eA8AEAAAQBAJ&printsec=frontcov
er&hl=id&source=gbs_ge_summary_r&cad=0#v=onepage&q&f=false.
Lee, Witness. Pelajaran Hayat: Wahyu. Surabaya: Yasperin, 2020. Diakses tanggal
22 November 2020.
https://books.google.co.id/books?id=iEfrDwAAQBAJ&printsec=frontcover
&hl=id&source=gbs_ge_summary_r&cad=0#v=onepage&q&f=false.
21
Sekolah Tinggi Teologi Gereja Kalimantan Evangelis
https://books.google.co.id/books/about/Tema_tema_Perjanjian_Baru.html?i
d=Kff1DxmnmQQC&redir_esc=y.
Soedarmo, R. Kamus Istilah Teologi. Jakarta: Gunung Mulia, 2002. Diakses tanggal
22 November 2020.
https://books.google.co.id/books?id=wdpj7X0KIrsC&printsec=frontcover&
hl=id#v=snippet&q=jemaat%20yang%20berkumpul&f=false.
Sumber online
Lori, “Apakah Setiap Orang Percaya Harus Berbahas Roh?”, diakses tanggal 23
November 2020,
22
Sekolah Tinggi Teologi Gereja Kalimantan Evangelis
https://www.jawaban.com/read/article/id/2015/06/19/58/150618155015/apa
kah_setiap_orang_percaya_harus_berbahasa_roh.
23