Anda di halaman 1dari 14

Sekolah Tinggi Teologi Gereja Kalimantan Evangelis

MEMAHAMI METODE TAFSIR KITAB 1-2 SAMUEL DAN 1-2 RAJA-RAJA

MAKALAH

Disusun Untuk Memenuhi Tugas Kelompok Tafsir Perjanjian Lama

Mata Kuliah: Tafsir Perjanjian Lama

Dosen Pengampu: Pdt. Ripaldi, M.Th

Disusun Oleh:

Kelompok 3

NAMA NIM
Jhon Anri Rojali 18.23.20
Melin Tria Moura Lensi 20.25.39
Violeta 20.25.76
Kristian Dewa 20.25.33

Program Sarjana Program Studi Teologi

BANJARMASIN

FEBRUARI 2022

i
KATA PENGANTAR

Puji syukur, Kami panjatkan kehadirat Tuhan Yesus Kristus atas kasih

penyertaan dan berkat-Nya makalah tentang “memahami metode tafsir dari kitab

1-2 Samuel dan 1-2 Raja-raja” ini dapat diselesaikan dengan baik dan tepat pada

waktunya.

Kelompok mengucapkan Terimakasih kepada Bapak Pdt. Ripaldi, M.Th

yang telah memberikan kepercayaan kepada kami untuk dapat menambah

pengetahuan dan wawasan pembaca tentang “Memahami metode-metode tafsir

alkitab”. Adapun tujuan dari penulisan makalah ini adalah untuk menambah

wawasan para pembaca dalam hal “memahami metode tafsir dari kitab 1-2

Samuel dan 1-2 Raja-raja”.

Dalam penulisan ini kelompok juga sangat menyadari bahwa makalah yang

dibuat masih jauh dari kata sempurna, masih banyak kesalahan dan kekurangan.

Oleh karena itu, Kelompok meminta kritik dan saran dari pembaca agar makalah

ini dapat sempurna. Demikian, semoga makalah ini bisa bermanfaat dan menjadi

berkat bagi pembaca.

Banjarmasin, 30 Januari 2022

Kelompok 3

i
Sekolah Tinggi Teologi Gereja Kalimantan Evangelis

DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ..................................................................................i

DAFTAR ISI ................................................................................................ii

BAB I PENDAHULUAN ............................................................................1

1.1. Latar Belakang ........................................................................................1

1.2. Rumusan Masalah ...................................................................................1

1.3. Tujuan Penulisan ....................................................................................2

1.4. Metode Penulisan ....................................................................................2

BAB II PEMBAHASAN ..............................................................................3

2.1. Pengertian Metode Historis ....................................................................3

2.2. Keunggulan Metode Historis ..................................................................4

2.3. Latar Belakang Kitab Samuel Dan Raja-Raja ........................................5

2.4. Penulis Dan Waktu Penulisan Kitab Samuel Dan Raja-Raja .................6

2.5. Tujuan Kitab Samuel Dan Raja-Raja .....................................................6

2.6. Ciri-Ciri Kitab Samuel Dan Raja-Raja ..................................................7

BAB III ANALISIS DAN REFLEKSI TEOLOGIS .................................8

3.1. Analisis ...................................................................................................8

3.2. Reflesi Teologis ......................................................................................9

DAFTAR PUSTAKA ..................................................................................11

ii
BAB I

PENDAHULLUAN

1.1. Latar Belakang

Kata hermeneutik Secara etimologi berasal dari bahasa Ibrani yaitu patbar,

artinya menafsir “to interprete” kata bendanya adalah pitbron artinya tafsiran

“interpretation”. Kata ini paling umum digunakan dalam konotasi menafsirkan

mimpi, karena mimpi berwujud simbolik yang artinya jelas.1

Dalam bahasa Yunani dipergunakan kata bermeneutikos, kata ini dibentuk

dari kata bermeneuo artinya menafsir, kata berda yang digunakan adalah

hermeneia artinya tafsiran. Kata ini diambil dari kata Hermes, yaitu nama dewa

Yunani yang tugasnya membawa berita-berita dari dewa-dewa kepada manusia.2

Penafsiran bukan saja berkaitan dengan waktu, yaitu masa lalu dan masa

kini. Penafsiran berkaitan juga dengan budaya, yaitu pandangan dunia dalam

masyarakat pertanian, masyarakat industri, bahkan dalam masyarakat pasca

industri.3 Dalam penafsiran yang berperan penting ialah Hermeneutik yaitu ilmu

tafsir. Karena hermeneutik merupakan mata pelajaran penting yang harus di ikuti

untuk membahas sejarah, peranggapan, aliran, prinsip dan metode penafsiran.4

1.2. Rumusan Masalah

Berdasarkan penjelasan dari latar belakang di atas, kelompok mengkaji

beberapa rumusan masalah, yaitu:

1
Kresbinol Labobar. Dasar-dasar Hermeneutik. (Yogyakarta: Anggota IKAPI, 2017), 1-2.
2
Ibid.,
3
Don L Fisher. Pra Hermeneutika, (Malang: Gandum Mas 1987), 11.
4
Hasan Sutanto, Hermeneutik: Prinsip dan Metode Penafsiran Alkitab, (Malang: Literatur
Saat, 20072) 110.
1
Sekolah Tinggi Teologi Gereja Kalimantan Evangelis

1.2.1. Memahami Latar Belakang Kitab 1-2 Samuel dan 1-2 Raja-raja ?

1.2.2. Memahami Tujuan Kitab 1-2 Samuel dan 1-2 Raja-raja ?

1.2.3. Memahami Ciri Khas Kitab 1-2 Samuel dan 1-2 Raja-raja ?

1.2.4. Memahami Metode Penafsiran Dalam Kitab 1-2 Samuel dan 1-2 Raja-

raja ?

1.2.5. Memahami Penafsiran dari Beberapa pembagian Pandangan ?

1.3. Tujuan Penulisan

Berdasarkan rumusan masalah yang sudah ditentukan, dapat disimpulkan

bahwa tujuan penulisan yang dapat diambil, yaitu:

1.3.1. Menjelaskan dan Mendeskripsikan Latar Belakang Kitab 1-2 Samuel dan

1-2 Raja-raja ?

1.3.2. Menjelaskan dan mendeskripsikan Tujuan Kitab 1-2 Samuel dan 1-2

Raja-raja ?

1.3.3. Menjelaskan dan Mendeskripsikan Ciri Khas Kitab 1-2 Samuel dan 1-2

Raja-raja ?

1.3.4. Menjelaskan dan Mendeskripsikan Metode Penafsiran Dalam Kitab 1-2

Samuel dan 1-2 Raja-raja ?

1.3.5. Menjelaskan dan Mendeskripsikan Penafsiran dari Beberapa pembagian

Pandangan ?

1.4. Metode Penulisan

Dalam penulisan makalah ini, kelompok menggunakan beberapa sumber tinjauan

Pustaka Online, E-Book, Internet dan Jurnal Online. Makalah ini juga di buat

berdasarkan buku Pedoman Penulisan Karya Ilmiah yang menjadi dasar penulisan

di Sekolah Tinggi Teologi Gereja Kalimantan Evangelis.


2
Sekolah Tinggi Teologi Gereja Kalimantan Evangelis

BAB II

PEMBAHASAN

2.1. Pengertian Metode Historis

Metode historis, dengan metode ini bertujuan untuk mengggali,

menemukan dan menjelaskan makna yang terkandung di dalam kitab atau teks

dengan menggunakan perspektif metode sejarah sebagai alat utama dan dengan

tafsiran ini dapat memahami makna nast Alkitab dan menerapkanya dalam situasi

hidup sehari-hari masa kini. Adapun digunakannya metode ini karena genre teks

Alkitab bersifat historis yang berkaitan dengan sejarah dan juga memiliki

sejarahnya sendiri, juga yang menunjuk pada hal-hal yang berkaitan dengan

sejarah yang teks itu sendiri tuturkan entah tokoh-tokoh tertentu, peristiwa-

peristiwa, keadaan-keadaan sosial, ataupun gagasan-gagasan yang terkandung di

dalam teks Alkitab.5

Sudah tentu analisa sejarah dan latar belakang adalah suatu pendekatan

penting dalam penafsiran firman Allah. Dengan mengetahui sejarah dan latar

belakang jaman itu, diharapkan bahwa penafsir modern dapat mengerti maksud

sesungguhnya dari penulis-penulis abad pertama ini. Walaupun terdapat beberapa

kitab yang ditulis oleh penulis yang sama dan pada waktu yang berdekatan, tetapi

setiap kitab harus di pandang sebagai suatu karya yang memiliki ciri-ciri khas

tersendiri.6

Cerita mengenai Alkitab di gereja tentu sangat panjang dan kompleks,

sepanjang sejarah Kristen banyak metode dipakai untuk menafsirkan catatan atas
5
John H. Hayes, Carl R. Holladay, Pedoman Penafsiran Alkitab, Terj. Biblical Exesegesis. A
Beginner’s Handbook, Diterjemahkan Oleh Ioanes Rachmat,(Jakarta: Gunung Mulia, 19931)52-53.
6
Hasan Sutanto, Hermeneutik: Prinsip dan Metode Penafsiran Alkitab...,186.
3
Sekolah Tinggi Teologi Gereja Kalimantan Evangelis

pernyataan Allah.7 Sebab penafsiran Alkitab merupakan ikatan pokok antara

kehidupan dan pikiran gereja yang berlansung, dan dokumen-dokumen yang

berisi tradisi-tradisi yang paling awal, di Jerman pada abad ke-19 pergerakan yang

kritis telah mencapai puncaknya usaha yang dilakukan untuk mengerti Alkitab

secara historis, pada saat yang sama kebangunan filologi klasik telah

memungkinkan pengertian historis mengenai buku-buku kuno. Metode historis

hidup dan menyajikan masalah-masalah tetap bagi yang ingin membangun teologi

modern atas dasar kritik Alkitab, pendekatan historis kritis sendiri sebagai studi

tentang narasi apapun yang dimaksudkan membawa informasi historis untuk

menentukan apa yang benar terjadi metode ini juga adalah metode eksegese yang

umum digunakan dalam mempelajari kitab suci.8

2.2. Keunggulan Metode Historis

Keunggulan dari metode ini kita dapat lebih dalam mengetahui Alkitab dari

sisi sejarah dan tidak hanya itu, menggunakan metode ini pun dapat menjadi

sebuah jendela yang melaluinya kita dapat memandang kesuatu periode sejarah.

Dan dengan metode ini pun tidak semua kitab dapat ditafsir dengan melihat

apakah kitab tersebut merupakan kitab sejarah dan cocok untuk ditafsir.

Dengan menggunakan metode historis ini banyak terdapat beberapa

kelebihan yang dapat dilihat seperti pencarian akan lebih tuntas karena sudah

mencakup seluruh data yang terkumpul. Juga, kelebihan dalam penelitian ini

yakni, ketika mencari sumber data atau informasi yang lebih, tuntas karena

7
A.A. Sitompul dan Ulrich Beyer. Metode Penafsiran Alkitab, (Jakarta: BPK Gunung Mulia,
1999), 70.
8
Robert M Grant, David Tracy. Sejarah Singkat Penafsiran Alkitab. (Jakarta: BPK Gunung
Mulia, 2000), 4-7.
4
Sekolah Tinggi Teologi Gereja Kalimantan Evangelis

cakupan sumbernya yang luas. Dalam melakukan suatu pandangan informasi atau

menggali informasi data yang diperoleh lebih lampau dan banyak menggali

bahan-bahan yang tidak diterbitkan dan tidak di kutip pada acuan yang standar.9

2.3. Latar Belakang Kitab Samuel Dan Raja-Raja

2.3.1. Kitab 1-2 Samuel

2.3.1.1. Kitab Samuel mengisahkan tentang bagaimana kerajaan Israel

berdiri pada saat itu, serta makna yang mengandung unsur teologis. Kitab

ini di mulai ketika Israel masih di pimpin oleh Hakim-Hakim dengan sistem

desentralisasi dan di akhiri dengan keadaan kerajaan yang berdiri kokoh.

Kitab ini juga dibuka dengan masa pelayanan Hakim-Hakim terakhir yaitu

Samuel.

Kitab 1 samuel mencakup sekitar satu abad dalam sejarah Isreal pada tahun

1080-970 S. M, Dari kelahiran Samuel sampai pada kematian Daud. Pada

kitab hakim-hakim bercerita mengenai bagaimana Isreal pada saat

terperosok kedalam situasi penuh kekacauan tanpa hukum setelah

menaklukan tanah yang sudah di janjikan, (Hak.21:25). Selain kekacauan

yang bersifat internal pada saat itu juga bangsa Israel juga terus menerus

menghadapi ancaman dari bangsa filistin yang selalu menyerang pada saat

itu. Tidak lama setelah itu kedaan pun berubah, pada bagian awal kitab 1

samuel di ceritakan bagaimana kedua belas suku Israel merasa takut dan

juga gentar menghadapi bangsa Filistin, pada Kitab 1 Samuel berakhir

9
Humas, Penelitan Histori, Lembaga Penelitian Mahasiswa Penalaran Unveristas Negeri
Makassar (Diterbitkan 23 Sptember 2018), lembaran 1, diakses tanggal 5 Februari 2022,
https://penalaran-unm.org/penelitian-histories/#:~:text=Kelebihan%20penelituan%20historis
%20yakni%20dalam,dikutip%20pada%20bahan%20acuan%20yang
5
Sekolah Tinggi Teologi Gereja Kalimantan Evangelis

dengan kematian Raja Saul. Selain mengungkapkan beberapa keberhasilan,

Daud juga menjadi raja Yehuda, kemudian raja seluruh Israel melalui dari

serangkayan kemenangan militer.10

Adapun dalam kitab II Samuel meliputi masa pemerintahan Raja Daud,

yang diawali dengan adanya konsolidasi di dalam pemerintahannya. Pada

kedua kitab ini mengungkap latar belakang bahwa adanya ancaman dari

filistin terhadap orang-orang Israel secara terus menerus, yang berawal dari

Samuel, kemudian Saul, dan akhirnya Daud.11

Tujuan Kitab Samuel di tulis, yaitu dalam kitab 2 samuel meneruskannya

dengan pemerintahan Daud dari sekitar tahun 1010-970 S.M, Dalam bagian

pertama di kisahkan tentang bagaimana Daut menjadi raja Yehuda dan juga

raja seluruh Israel, melalui serangkaian itupun adanya kemenangan militer

serta janji istimewa dari Allah.12

2.3.2. Kitab 1-2 Raja-raja

2.3.2.1. Kitab 1-2 Raja-raja adalah satu kitab dalam kitab suci berbahasa

Ibrani, tidak ada penjelasan dalam dua kitab ini yang menunjukan siapa

penulisnya. Namun beberapa orang Yahudi dan pengajaran-pengajaran

Kristen mengira Yeremia adalah penulis kitab ini, waktu penulissannya

dapat di ketahui dari sejarah yang tercakup dalam dua kitab ini

mencangkup 426 tahun, kitab pertama mencangkup 118 tahun, dari 1015

sampai 897 S.M, yaitu dari wafatnya Daud (2:10), sampai pemerintahan
10
David M. Howard Jr. Kitab-kitab Sejarah Dalam Perjanjian Lama, Terj. Introduction To
The Old Testament Historicak Books, dite rjemakan Indonesia, (Yayasan Penerbit Gandum Mas.
20021), 6-8.
11
Ibid.
12
David M. Howard Jr. Kitab-kitab Sejarah Dalam Perjanjian Lama...,
6
Sekolah Tinggi Teologi Gereja Kalimantan Evangelis

Ahazia bin Ahab raja Israel (22:51), dan kitab kedua mencangkup 308

tahun, dari 896 sampai 588 S.M, yaitu dari pemerintahan Yoram bin Ahan

raja Israel (3:1-3), sampai dengan penawanan (25:1-7). Dua kitab Raja-raja

ini kemungkinan ditulis di Yerusalem, dan isi kitab ini adalah mencangkup

sejarah bani Israel, umat pilihan Allah, dan dari matinya Daud sampai

pembuangan bani Israel di Babel.13

Pokok pikiran kitab 1-2 Raja-raja adalah penanggulangan pemerintahan

Allah dalam ekonomi Allah bersama kerusakan dan kehancuran jabatan raja

ilahi di bumi karena raja-raja dan kesudahan yang menyesihkan dari

penghukuman Allah yang adil, yaitu kehilangan tanah perdamaian yang

adalah dasar Kerajaan Allah di bumi serta tertawanya umat kudus yang

mempertahankan garis silsilah Kristus.14 Allah rindu memiliki sekelompok

orang membawa Kristus kedalam keinsanian, dan Allah memerlukan

sebidang tanah bagi Kristus untuk mendirikan kerajaan Allah. Satan

menghasut raja Babel untuk menaklukan bani Israel, merusak negeri itu dan

menawarkan umat-Nya. Kelihatannya dua garis ini hampir habis tetapi

dalam silsilah pada Matius 1, nampak bahwa dua garis ini berlanjut bahkan

melewati penawanan akhirnya, Kristus datang kedalam keinsanian melewati

garis silsilah ini. Bagian kitab Raja-raja hanya terbagi menjadi dua bagian

13
Witness Lee. Pelajaran Hayat 1-2 Raja-raja. (Surabaya: Yasperin 2020), Bagian 4, diakses
pada tanggal 30 Januari 2022,
https://www.google.co.id/books/edition/Pelajaran_Hayat_1_2_Tawarikh_Ezra_Nehemi/
A9noDwAAQBAJ?hl=id&gbpv=1&dq=Buku+pelajaran+hayat+1-2+Raja-
raja&printsec=frontcover
14
Ibid.
7
Sekolah Tinggi Teologi Gereja Kalimantan Evangelis

yaitu masa tua dan wafatnya Daud(1 Raj. 1:1-2:11), dan pemerintahan raja-

raja (1 Raj. 2:12-2 Raj. 25:30).15

BAB III

ANALISIS DAN REFLEKSI TEOLOGIS

3.1. Analisis

Berdasarkan hasil diskusi kelompok, maka ada beberapa hal terkait paparan

pada bab sebelumnya yang kemudian oleh kelompok menjadi bagian yang

dianalisis. Adapun uraian analisis kelompok adalah sebagai berikut:

3.1.1. Kelompok memahami bahwa metode kritik historis dapat membantu dalam

menafsirkan serta menggali lebih dalam untuk melhat sejarah dari pada

teks Alkitab.

3.1.2. Gaya metode kritik historis dalam pendekatannya menampilkan sajian dari

ke empat kitab, yang pertama 1 Samuel ciri khas kritik historinya adalah

sejarah kedua belas suku Israel merasa takut dan gentar menghadapi

bangsa Filistin dan berakhir dengan kematian raja Saul.

3.1.3. Penekanan historis dari kitab 2 samuel adalah masa pemerintahan raja

Daud, menjadi raja Yehuda dan juga raja seluruh bangsa Israel.

3.1.4. Yang ketiga penekanan kritik historis 1 Raja-raja tentang wafatnya Daud

sampai dengan pemerintahanAhazia bin Ahab raja Israel.

3.1.5. Dan yang ke empat ialah penekanan kritik historisnya yaitu 2 Raja-raja

yaitu dari pemerintahan Yoram bin Ahan raja Israel)\\, sampai dengan

penawanan.

3.2. Refleksi Teologis

15
Witness Lee. Pelajaran Hayat 1-2 Raja-raja...,Adobe Pdf eBook.
8
Sekolah Tinggi Teologi Gereja Kalimantan Evangelis

Berdasarkan analisis kelompok, maka kelompok memilih bagian Alkitab

Perjanjian Lama, sebagai dasar kelompok untuk membuat refleksi teologis yang

sesuai dengan hasil analisis yang sudah dilakukan, adapun uraian mengenai

refleksi teologis adalah sebagai berikut:

3.2.1. Raja Daud memiliki karakter yang perlu dijadikan contoh dan menjadi

teladan serta di tekuni bagi umat Allah, karena raja Daud sendiri memiliki

kepercayaan penuh kepada Allah bdk 1 Sam 17:45, Daud memiliki

keberanian yang tidak semua dimiliki oleh orang lain. Daud hanya percaya

sepenuhnya kepada Allah dan kepercayaan itu tidak sekedar percaya yang

biasa, tetapi kepercayaan yang sungguh-sungguh yang menyerahkan

kehidupannya kepada Allah.

3.2.2. Sisi lain dari raja Daud adalah tidak pendendam, bdk 1 Sam 24:11, hal ini

kiranya dapat ditanam dalam diri kita sebagai orang yang percaya, karena

mengapa?, karena ketika kita berada didalam suatu hal dan dalam

lingkungan baik secara sosial maupun keyakinan, hendaknya kita tetap

menunjukan rasa hormat kepada orang yang sering ataupun yang sedang

kita temui yang ingin selalu merendahkan dan ingin menjatuhkan kita,

tetapi kita tetap menunjukan kaih dan rendah hati serta dapat menahan diri,

Seperti yang dilakukan oleh raja Daud sebagaiman yang dilakukan oleh

Saul terhadapnya yang ingin selalu membunuhnya tetapi yang dilakukan

Daud ialah tetap menunjukan kasih yang yang tak disangka-sangka dengan

tetap mengasihi Saul dan mengampuninya.

3.2.3. Perilaku yang dapat dijadikan panutan dari raja Daud ketika memimpin

bangsa memiliki keyakinan pada Allah tidak takut apapun Bdk 1 Samuel
9
Sekolah Tinggi Teologi Gereja Kalimantan Evangelis

17: 45-47, dia dengan penuh keyakinan menggentarkan bangsa filistin dan

meyakinkan akan pertolongan Allah yang hidup akan menyertai jalannya

perang mereka, inipun dapat menjadi pelajaran untuk kita saat ini yang

mana banyaknya godaan, cobaan serta beban hidup yang selalu menerpa,

namun seringkali disaat seperti itu kita menyalahkan dan Tuhan dan selalu

bertanya kapan kesudahannya, tetap dari Daud kita belajar bagaimana

menyerahkan hidup kita sepenuhnya kepada Tuhan dengan penuh

keyakinan dan percaya bahwa pertolongan hanya ada pada tangan Tuhan.

3.2.4. Kepribadian raja Daud yang lain yaitu berfikir yang rasional Bdk.2 Samuel

12:23, bagaimana tidak jawaban yang diberikan sangat membuat para

pegawainya terkejut, namun karena ia tahu jika Tuhan yang berkehendak

tidak ada yang dapat menahan meskipun ia sudah berpuasa dan berdoa

untuk meminta kesembuhan tetapi fikirnya dari pada menghilangkan Roh

Tuhan dari pada dirinya, pilihan untuk menerima semua keadaan lebih

dipentingkan jikalau memang itu kehendak Allah.

DAFTAR PUSTAKA
Buku
Fisher. Don L, PRA HERMENEUTIKA, Malang: Gandum Mas 1987
AA. Sitompul Dan Ulrich Beyer. METODE PENAFSIRAN ALKITAB, Jakarta:
BPK Gunung Mulia, 1999.

10
Sekolah Tinggi Teologi Gereja Kalimantan Evangelis

Howard Jr. David M. KITAB-KITAB SEJARAH DALAM PERJANJIAN


LAMA, Terj. INTRODUCTION TO THE OLD TESTAMENT
HISTORICAK BOOKS, diterjemakan Indonesia, Yayasan Penerbit
Gandum Mas. 2002.
Hayes.John H, Carl R. Holladay, PEDOMAN PENAFSIRAN ALKITAB, Terj.
Biblical Exesegesis. A Beginner’s Handbook, Diterjemahkan Oleh Ioanes
Rachmat, Jakarta: GunungMulia, 1993.
Sutanto. Hasan, HERMENEUTIK: PRINSIP DAN METODE
PENAFSIRANALKITAB, Malang: Literatur Saat, 2007.
Labobar. Kresbinol, DASAR-DASAR HERMENEUTIK. Yogyakarta: Anggota
IKAPI, 2017.
Grant. Robert M, David Tracy. SEJARAH SINGKAT PENAFSIRAN ALKITAB.
Jakarta: BPK Gunung Mulia, 2000.
Sumber Elektronik dan Online
Lee.Witness, PELAJARAN HAYAT 1-2 RAJA-RAJA. Surabaya: Yasperin
2020. diakses pada tanggal 30 Januari 2022,
https://www.google.co.id/books/edition/Pelajaran_Hayat_1_2_Tawarikh_Ez
ra_Nehemi/A9noDwAAQBAJ?
hl=id&gbpv=1&dq=Buku+pelajaran+hayat+1-2+Raja-
raja&printsec=frontcover
Artikrel Online
Humas, PENELITAN HISTORI, Lembaga Penelitian Mahasiswa Penalaran
Unveristas Negeri Makassar (Diterbitkan 23 Sptember 2018), diakses
tanggal 5 Februari 2022,
https://penalaran-unm.org/penelitian-histories/#:~:text=Kelebihan
%20penelituan%20historis%20yakni%20dalam,dikutip%20pada%20bahan
%20acuan%20yang

11

Anda mungkin juga menyukai