Anda di halaman 1dari 28

SEKOLAH TINGGI TEOLOGI BETHEL INDONESIA

TUGAS MATA KULIAH KPK

READING REPORT BUKU “THE SPIRIT OF LEADERSHIP”

DOSEN PENGAMPU: Dr. Johannes Rajagukguk

DISUSUN OLEH:

YOSAFAT HASDOHERTA

-18111039-

TUGAS INI DISUSUN UNTUK MEMENUHI TUGAS UJIAN TENGAH SEMESTER 3

TAHUN AJARAN SEMINARI BETHEL JAKARTA

2019/2020

BAB 1. PEMIMPIN YANG TERSEMBUNYI DALAM DIRI ANDA


Pada poin ini terlebih dahulu diceritakan pengalaman penulis ketika ke Afrika di mana
dia mendapatkan kisah mengenai seekor singa yang hidup di lingkungan domba dan menjadi
sama seperti domba. Singa tersebut akhirnya menjadi singa sejati setelah bertemu singa lainnya
dan meninggalkan kehidupan lamanya. Dari kisah ini penulis mendapat pengertian bahwa
“harus meninggalkan batas-batas yang aman sebagai pengikut jika mau menjadi seorang
pemimpin”.

Penentu bahwa seseorang adalah pemimpin ialah sikap orang tersebut terhadap dirinya
sendiri. Sikap yang menentukan adalah sikap mengenai presepsi diri sendiri tentang siapa dan
mengapa ada—dengan kata lain, pemahaman akan arti hidup. Mengapa sikap? Karena sikap
adalah pembeda yang lebih berkuasa dalam kehidupan disbanding tampang, kekuasaan, gelar,
atau status sosial. Dr. Myles Munroe mengatakam “siakp menciptakan dunia anda dan
merancang takdir anda”.

Sifat alami manusia adalah untuk mengendalikan lingkungan dan keadaannya


(pemimpin). Memahami diri sendiri (potensi, siapa saya, dan maksud hidup) adalah kunci untuk
memenuhi tujuan keberadaan sebagai seotang pemimpin. Para pemimpin mempunyai sikap unik
khusus yang disebut “roh kepemimpinan” (potensi bawaan). Setiap orang dirancang untuk
mengatasi lingkungannya.

Kepemimpinan adalah hakikat dari semua umat manusia. Hal ini terlihat dari rancangan
awal manusia. Di mana Allah menciptakan manusia secara langsung dan sengaja menurut
gambar dan rupa-Nya dan kemudian memerintahkan mereka untuk beranak cucu, memenuhi
bumi, dan berkuasa atasnya. Dijadikan menurut gambar dan rupa-Nya berarti mempunyai sifat
atau roh kepemimpinan yang merupakan sifat-Nya sendiri. Oleh sebab itu, jangan terlalu
memercayai mitos-mitos mengenai kepemimpinan, seperti: pemimpin dilahirkan, bukan
dibentuk; kepemimpinan melalui ketetapan; kepemimpinan adalah hasil dari kepribadian yang
karismatik; kepemimpinan adalah hasil dari kepribadian yang kuat; kepemimpinan adalah hasil
dari pelatihan khusus. Selain jangan memercayai mitos-mitos kepemimpinan, seorang individu
jangan mengizinkan orang menganggap dirinya tidak memiliki potensi dalam leadership.

Setiap orang sudah memiliki potensi memimpin namun telah hilang roh kepemimpinan,
yaitu kesadaran akan ciptaan yang seturut dengan gambar dan rupa Allah. Sadar akan hal itu
adalah dasar dari pemimpin sejati. Pemumpin sejati juga berbicara tentang suatu sikap hati yang
dilahirkan oleh pengertian yang diperbaharui tentang tujuan. Juga pemimpin sejati adalah
mempengaruhi lingkungan dengan adanya kehadiran dirinya.

Rhema: Roh memimpin adalah potensi kepemimpinan bawaan kita. Roh kepemimpinan
adalah kesadaran akan keberadaan kita yang diciptakan menurut gambar dan rupa Allah.
Dan saya dilahirkan untuk memimpin, tetapi saya harus menjadi seorang pemimpin.

BAB 2. APAKAH PEMIMPIN SEJATI ITU?


Pemimpin sejadi tidak berbicara tentang pengaruh saja, sebab pengaruh yang jahat itu
adalah sebuah manipulasi. Kepercayaan adalah bahwa kepemimpinan sejati bukan pengendalian
atau manipulasi atas orang lain, melainkan penyerahan otoritas orang lain dengan rela pada
sebuah otoritas, yang dimotivasi oleh inspirasi. Kepemimpinan sejati memerlukan tanggung
jawab kepada pengikut. Kepemimpinan adalah adalah kapasitas untuk mempengaruhi orang lain
melalui inspirasi yang dimutivasi oleh oleh suatu hasrat, dibangkitkan oleh suatu visi, dihasilkan
oleh suatu keyakinan, dinyalakan oleh suatu tujuan.

Pemimpin adalah apa yang orang-orang yang diinspirasikan sebutkan untuk seseorang
karena mereka didorong berpartisipasi dalam visi positif yang disajikan kepada mereka.
Kepemimipinan sejati adalah seratus persen pengaruh melalui inspirasi. Kepemimpinan:
penemuan tujuan  keyakinan  visi  menggugah hasrat  menginspirasi orang lain 
orang lain tergugah dan bekerja sama sebagai yang dipimpin  pengaruh. Inspirasi merupakan
kunci sebuah pengaruh dan sumber inspirasi adalah hasrat yang merupakan penemuan keinginan
yang dalam.

Model kepemimpinan tertinggi adalah Yesus. Ia begitu penuh hasrat tentang untuk apa Ia
datang sehingga Ia memotivasi murid-murid-Nya untuk meninggalkan prioritas dan cara hidup
lama mereka demi menemukan jenis kehidupan yang baru bersama-Nya. Inspirasi sejati adalah
undangan untuk mengejar sesuatu yang lebih tinggi dan mengejar sesuatu yang lebih tinggi dan
lebih baik daripada sesuatu yang pernah orang miliki sebelumnya, dan dalam prosesnya,
memperoleh pengertian tentang arti dan kepentingan bagi kehidupannya.

Musa titik awalnya adalah panggilan pembebasan umat Israel, memiliki keyakian, visi
tentang tanah perjanjian, inspirasi mengenai kebebasan bukanlah hal mustahil, sehingga memberi
pengaruh kepada orang-orang Israel. Martin Luther King Jr. dalam pidatonya merangkum tujuan,
hasrat dan inspirasi. Paulus menerima tujuannya dalam perjalanan menuju Damsyik saat ia
berjumpa dengan Kristus yang hidup. Ia menemukan bahwa ia lahir untuk menjadi utusan bagi
bangsa-bangsa yang bukan dari ras dan kebudayaannya sendiri. dari beberapan contoh tersebut
dapat dirangkum bahwa kepemimpinan adalah kapasitas untuk mempengaruhi, menginspirasi,
mengumpulkan, mengarahkan, mendorong, memotivasi, membujuk, menggerakkan,
memobilisasi, dan mengaktifkan orang lain untuk mengejar satu tujuan untuk cita-cita bersama
sambil mempertahankan komitmen, momentum, keyakinan, dan keberanian.

Jika seseorang tidak menemukan potensi kepemimpinan pribadinya, ini berarti ia tidak
akan mampu memenuhi tugas hidupnya. Akibatnya ia akan menghilangkan kontribusinya yang
unik dan vital bagi dunia dari generasinya dan generasih sesudahnya.

Rhema: seorang pemimpin adalah orang-orang biasa yang menerima atau ditempatkan
dalam keadaan yang luarbiasa yang membangkitkan potensi terpendam, yang
menghasilkan suatu karakter yang menginspirasi keyakinan dan kepercayaan orang lain.

BAB 3. ROH MEMIMPIN


Kepemimpinan sejati adalah lebih dahulu memperhatikan siapa, dan bukan apa yang
dilakukan. Tindakan kepemimpinan mengalir dengan sendirinya dari suatu pewahyuan
kepemimpinan pribadi. Roh memimpin adalah kapasitas dan potensi kepemimpinan bawaan
yang merupakan sifat hakiki manusia. Roh kepemimpinan adalah pola pikir atau sikap yang
menyertai suatu roh memimpin yang sejati dan memungkinkan potensi kepemimpinan yang tidur
menjadi termanifestasi dan memaksimalkan sepenuhnya. Kepemimpinan adalah bawaan dalam
roh manusia dari setiap pribadi, tetapi hanya sedikit sekali dari populasi manusia pernah
mengetahui, menemukan, mempercayai, atau berusaha mengembangkan atau melepaskan
potensi kepemimpingan yang tersembunyi ini.

Kepemimpinan merupakan kapasitas bawaan roh manusia. Sehingga secara lengkap roh
memimpin adalah kapasitas bawaan roh manusia untuk memimpin, mengelola, mendominasi,
yang ditaruh di sana pada waktu Penciptaan dan dijadikan perlu oleh tujuan dan penugasan yang
membuat manusia diciptakan. Mengenali roh memimpin adalh kunci untuk memahami diri
sendiri. Saat menjadi diri sendiri yang sebenarnya, dengan sendirinya akan menjadi pemimpin.
Dalam Penciptaan manusia, sang Pencipta tidak berbicara kepada tanah, air, atau langit. Ia
berbicara kepada diri-Nya sendiri. dibuat menurut gambar dan rupa Allah berarti manusia
mempunyai sifat rohani, karakteristik, spesifikasi, hakiki, dan substansi dari Allah dan
merupakan cerminan dari kualitas rohani-Nya.

Semua yang Tuhan lakukan dimotivasi oleh tujuan, dan dengan begini tujuan awal untuk
suatu produk menentukan rancangan, komposisi, kapasitas, dan potensinya. Tujuan Penciptaan
manusia adalah untuk memerintah, berkuasa, menguasai, berotoritas, dan memimpin atas bumi
dan lingkungannya. Sang Pencipta adalah pembuat pemimpin. Dirancang menurut gambar dan
rupa Allah berarti manusia ditahbiskan-Nya sebagai pemimpin. Sehingga dapat disimpulkan
bahwa manusia dipersiapkan untuk memimpin, yang artinya manusia adalah pemimpin-
pemimpin secara alami.

Rahasia menjadi besar adalah melayani orang lain. Sebab Yesus berkata bahwa siapa
ingin menjadi besar, harus menjadi pelayan bagi semua, dan siapa ingin menjadi terkemuka,
harus menjadi yang paling belakang. Jangan mencari kebesaran, tetapi berusahalah menyajikan
karunia yang dimiliki kepada orang lain semaksimal mungkin, sehingga orang yang memiliki
karunia tersebut menjadi orang yang dicari. Dan dapan disimpulkan bahwa kepemimpinan
berarti menemukan dan menyajikan diri sendiri kepada dunia. Jarak tersingkat menuju
kepemimpinan adalah pelayanan, sebab kebesaran kepemimpinan bukan pada gelar atau jabatan.
Sehingga pola kepemimpinan seperti ini disebut kepemimpinan pelayan, yang adalah bentuk
tertinggi kepemimpinan dan memanifestasikan sifat yang sebenarnya dari umat manusia serta
gambar dari Penciptanya.

Kapasitas untuk menanggapi tanggung jawab adalah bawaan dalam sifat dasar semua
manusia, tetapi sebagian besar dari kita menghi dari kesempatan-kesempatan untuk
mengaktifkan atau memaksimalkannya. Apapun yang Tuhan minta, Ia sudah sediakan.
Sifat dasar roh memimpin adalah, pertama: manejer atas lingkungan sendiri; sifat dasar
roh memimpin adalah keinginan bawaan dari semua manusia untuk mengendalikan dan
mengatur, baik lingkungan maupun keadaan. Ini disebut juga manajemen. Kedua: pengguna
pengaruh; semua orang ingin mempengaruhi karena secara alami manusia ingin memegang
kendali. Ketiga: nyaman dengan kekuasan; kekuasaan itu sendiri wajar bagi roh manusia.
Namun, sikap terhadap kekuasaan dan penggunaan kekuasaan kitalah yang dapat berbahaya.
Keinginan akan kekuasaan untuk mengendalikan keadaan adalah salah satu dari faktor
pemotivasi paling potensial dari perilaku manusia.

Tuhan adalah Pencipta manusia dan “materi” dari mana manusia tersebut diciptakan,
maka untuk mengerti sifat dari atribut-atribut kepemimpinannya, dengan sendirinya dia harus
meneliti, mempelajari, dan memahami sifat dasar dari atribut-atribut-Nya. Mengerti diri sendiri
berarti perlu mengenal Tuhan, yang merupakan Sumber Manusia. beberapa atribut dari Tuhan
adalah mahakuasa, mahatahu, mahahadir, dan integritas.

Keempat: roh kepemimpinan adalah roh yang nyaman bersama sang Pencipta; Roh
Memimpin adalah hakikat dari manusia roh, yang dapat memahami identitasnya hanya dengan
berhubungan dengan Sumbernya. Kelima: roh kepemimpinan adalah keyakinan dunia roh; saat
seseorang menemukan kembali roh memimpinnya, keyakinannya muncul dari suatu pemahaman
akan siapa dan apa dirinya serta suatu kesadaran akan kapasitas dan kemampuannya yang
sebenarnya. Keenam: roh kepemimpinan memperlihatkan kekuatan dan rasa aman dari dalam.
Ketujuh: roh memimpin mempunyai kasih yang alami terhadap semua manusia.

Rhema: rahasia kebesaran kepemimpinan adalah melayani orang lain. Untuk menjadi
pemimpin besar seperti dimaksudkan untuk saya, saya harus menentukan karunia dan
penugasan yang unik dan merupakan bawaan saya dan menyajikan itu kepada umat
manusia.

BAB 4. ROH KEPEMIMPINAN


Kepemimpinan sejati bukanlah metode, teknik atau sains, melainkan suatu sikap. Roh
kepemimpinan pada hakikatnya berbeda dalam hal roh ini mengacu pada sikap, mentalis, dan
pola pikir yang diperlukan supaya roh pemimpin dimanifestasikan. Memanifestasikan roh
kepemimpinan adalah masalah menemukan dan mengembangkan diri seseorang yang
sebenarnya sehingga seseorang tersebut secara alami menunjukkan sifat kepemimpinannya.
Rohn kepemimpinan adalah hasil bentukan dari roh memimpin.

Roh kepemimpinan merujuk pada pola pikir atau sikap seorang pemimpin. Tidak ada
yang sama kuatnya dengan pikiran atau ide, tetapi tidak ada lebih penting daripada sumber
pemikiran. Kunci untuk hidup secara efektif adalah menerima pikiran dari sumber yang benar.
Hal pertama untuk dipertimbangkan tentang sumber pemikiran adalah hubungan antara ciptaan
dan konsep diri. Dan hal yang kedua adalah ciptaan dan nilai diri sebab nilai diri sendiri yang
ditaruh atas diri sendiri. Hal ketiga adalah dampak sikap intrapribadi atas sikap antarpribadi,
sebab suatu hubungan intrapribadi (dalam diri sendiri) yang sehat adalah persyaratan bagi
hubungan antarpribadi yang efektif. Hal yang keempat adalah ciptaan dan harga diri, sebab rasa
harga diri adalah kesadaran diri sendiri tentang nilai pribadi bagi lingkungannya. Dan hal yang
kelima adalah ciptaan dan kesadaran diri, sebab sikap kepemimpinan seseorang menjadi hidup
saat seseorang tersebut sadar akan sifatnya yang sebenarnya.

Keseluruhan hidup seseorang dikendalikan dan ditentukan oleh hatinya. Hati adalah
kiasan untuk pusat keberadaan manusia. dan hati juga adalah tempat kedudukan dan penalaran,
gudang dari semua pemikiran, persemaian untuk ide-ide, dan pusat dari pengambilan keputusan.
Menurut Yesus, semua perbuatan dimotivasi oleh isi hati atau apa yang tersimpan dalam pikiran
bawah sadar. Seorang pemimpin harus memiliki hati yang berisi kepercayaan dan keyakinan,
sebab kepercayaan dan keyakinan seorang pemimpin mengatur sifat kepemimpinannya.
Sehingga untuk menjadi pemimpin yang menuebabkan seseorang diciptakan, orang tersebut
harus menaruh perhatian pada hatinya, mempelajari apa yang ada di dalamnya, dan
mempertimbangkan sumber darimana seseorang tersebut menerima isinya.

Semua semula dirancang untuk hidup di lingkungan yang mendukung bagi sikap dasar
Tuhan, yang merupakan sifat dasar kepemimpinan, sehingga sumber dari sikap akan sesuai
dengan tujuan. Seseorang adalah apa tyang dia percayai. Pikiran  kepercayaan  keyakinan
 sikap  mengendalikan persepsi  perilaku. Pengajaran paling penting dalam hidup adalah
pengejaran akan kebenaran. Menemukan kebenaran adalah pengejaran yang paling penting, dan
kebenaran ditemukan hanya pada sang Pencipta. Kepemimpinan sejati dimanifestasikan saat satu
individu menggunakan apinya menerangi kehidupan banyak orang dan membantu mereka
menemukan wadah minyak tersembunyi dalam pelita mereka sendiri.

Rhema: tak seorangpun dapat hidup melebihi batas-batas kepercayaannya. Kehidupan


saya adaah apa yang saya pikir seharusnya begitu.

BAB 5. HILANGNYA ROH MEMIMPIN


Sumber adalah otoritas dan penopang produk. Semua yang diciptakan sang Pencipta
perlu tetap berhubungan dengan darimana ia berasal untuk memenuhi tujuan yang semula. Sang
Pencipta berbicara kepada materi darimana Ia menginginkan produk dibuat atau diciptakan, dan
kemudian dari materi sumber itu muncullah produknya. Namun, saat sang Pencipta menciptakan
spesies manusia, Ia tidak berbicara pada tanah, air, atau atmosfer, melainkan berbicara pada diri-
Nya sendiri. ini karena manusia, sebagai suatu wujud, tidak mempunyai roh tapi dia adalah roh.
Makhluk yang sang Pencipta ciptakan menurut gambar-Nya jauh lebih dari sekedar suatu
makhluk fisik. Sang Pencipta pada hakikatnya mengambil manusia roh dan menaruhnya dalam
bentuk jasmani (pria dan wanita).

Sumber adalah vital bagi kelangsungan kesejahteraan keturunan atau produk karena ini
adalah otoritas dan menopang dari apa yang dihasilkan. Satu-satunya cara bagi seseorang untuk
mengetahui sifat yang sebenarnya adalah dengan kembali dan berhubungan lagi dengan
Sumbernya dan melihat terbuat dari apakah dirinya. Roh manusia tidak pernah tahu sifat
kepemimpinannya—tujuannya, kemampuannya, potensinya, kuasanya, atau apapun yang lain—
tanpa mengetahui asalnya yang sebenarnya dan mempertahankan hubungan dengan Sumbernya.
Menurut prinsip sumber dan sumber daya, mengenal Tuhan bukan pilihan. Manusia perlu
mengenal-Nya demi pemeliharaan dan kelangsungan hidupnya.

Manusia kehilangan pengertian tentang identitas, nilai diri, konsep diri, dan juga
pengertian tentang nilai pribadi dan arti bagi diri sendiri, dunia mereka, dan alam semesta. Pada
dasarnya, manusia kehilangan pengetahuan tentang siapa dirinya, dari mana ia berasal, apa yang
ia mampu kerjakan, kemana ia akan pergi, dan mengapa ia ada. Sehingga yang terjadi adalah
pemisahan.

Untuk melindungi manusia, sang Pencipta menetapkan hukum alam yang sesuai degan
sifat dan kesejahteraan manusia. Tapi, setiap kali manusia memberontak melawan hukum yang
ditetapkan sang Pencipta, kematian dengan sendirinya terjadi. Kematian ini adalah kematian
rohani yang dimana roh tersebut terlepas dari Sumber kehidupannya. Hasilnya adalah manusia
tidak mempunyai cara langsung untuk berhubungan, berkomunikasi dengan, atau menerima dari
sang Pencipta, sehingga manusia melepaskan diri dari Penciptanya. Jika manusia memotong
lepas dirinya dari Sumbernya, maka dirinya sendiri yang akan menderita, gagal berfungsi, dan
mati, bukan Sumbernya.

Pencipta membawa kehidupan, bukan kematian, ke dalam dunia. Ia tidak menyebabkan


kematian atas apapun dalam ciptaan-Nya. Hanya, saat manusia memisahkan diri dari Sumbernya,
ia tidak kehilangan roh memimpin, tetapi kehilangan roh kepemimpinan.

Rhema: satu-satunya cara bagi saya untuk mengetahui sifat saya yang sebenarnya adalah
dengan kembali dan berhubungan kembali degan Tuhan Yesus Kristus.

BAB 6. MEMIMPIN TANPA KEPEMIMPINAN


Sikap lebih berkuasa daripada reputasi

Roh memimpin ada dalam diri setiap orang karena manusia diciptakan menurut gambar
Pencipta dan mempunyai roh berkuasa bawaan. Manusia sudah kehilangan roh sang Pencipta,
dan sudah kehilangan kesadaran akan roh memimpin dan juga pola pikir yang memampukan
menjalankannya secara efektif.

Hilangnya roh kepemimpinan sama seperti membeli komputer baru yang memiliki semua
perangkat keras yang memampukan seseorang untuk menjalankan program dan melaksanakan
fungsi, tetapi ternyata tidak ada listrik untuk menyalakan komputer itu. Roh memimpin adalah
perangkat keras bawaan, dan roh kepemimpinan adalah perangkat lunak yang diperlukan supaya
perangkat keras berfungsi.

Gambaran yang sebenarnya tentang manusia adalah suatu makhluk yang penuh kuasa
yang penuh dengan potensi ilahi, bakat, karunia, kemampuan, kapasitas yang belum tergali,
kreativitas, kecerdasan, dan produktivitas, yang selalu terputus dari kuasa Tuhan. Hilangnya
Sumber tujuan dan kuasa seseorang telah menyebabkan banyak sekali hasil negatif karena
kebingungan yang dihasilkan tanpa dapat dihindari. Manusia diciptakan untuk berfungsi jika
melekat dengan Tuhan; ia dapat memenuhi potensinya yang sebenarnya dan memaksimalkan
kapasitas penuhnyahanya melalui hubungan ini. Jadi, Roh Kudus adalah kunci untuk
kepemimpinan sejati dan Ia adalah satu-satunya harapan bagi manusia untuk menemukan
identitas, gambar diri, nilai diri, makna penting, harga diri, dan takdir yang sebenarnya. Dengan
hilangnya Roh Tuhan dari roh manusia, manusia kehilangan kesadaran kepemimpinannya.

Manusia tidak sadar akan sifat kepemimpinan bawaannya, akibatnya rata-rata orang
dengan mudah dipengaruhi siapa saja atau apa saja yang kelihatannya lebih kuat dari dirinya.
Manusia belum kehilangan roh memimpin bawaannya. Tetapi, manusia sudah kehilangan
hubungannya dengan roh sang Pencipta, yang melaluinya manusia mempunyai kesadaran akan
nilai intrinsiknya dan roh memimpinnya, dan juga kuasa untuk mempraktikkannya.

Manusia telah memburuk menjadi terlibat dalam aktivitas yang tidak manusiawi.
Gambaran tentang apa yang terjadi ini saat manusia tidak berhubungan dengan Sumber mereka
adalah ilustrasi yang jelas tentang dilema tentang kepemimpinannya masa kini. Manusia sudah
menjadi raja bodoh yang hidup di bawah mentalis rendah diri.

Dampak terbesar dari putusnya hubungan adalah apa yang disebut “kerusakan mental”
atau “penyakit mental”. Maksudnya adalah bawaan dalam semua manusia yang diakibatkan
olehterlepasnya manusia dari Sumber-Penciptanya, yaitu kebingungan yang semuanya dihadapi
berhubungan dengan menemukan identitas, harga diri, gambar diri, dan pengertian tentang
takdirnya. Hasil dari penyakit mental adalah kebencian kepada diri sendiri, mencela diri sendiri,
menipu diri sendiri (menyangkal kebenaran tentang diri sendiri, berbohong kepada diri sendiri),
takut (takut gagal, takut sukses, takut pada apa yang tidak dikenal, selalu curiga kepada orang
lain, tidak memercayai Tuhan), tidak mengetahui identitas pribadi, tidak, tidak mengetahui
kemampuan pribadi, tidak mengetahui tujuan pribadi, tidak mempunyai pengertian akan takdir,
dan suatu mentalitas sekedar hidup. Tidak ada yang lebih berbahaya selain kekuasaan di tangan
orang yang menderita perasaan rendah diri. Formula untuk penindasan adalah kekuasaan tanpa
kesehatan mental.

Penyebab penyakit mental adalah terlepasnya seseorang dari Sumbernya, bahwa keadaan
mental adalah sumber sikap-sikap karena pemikiran dan kepercayaan menghasilnkan sikap-
sikap. Ada tiga jenis keterbatasan dalam hidup. Pertama, ada keterbatasan yang dikenakan oleh
kekuatan luar. Kedua, ada keterbatasa yang merupakan bawaan dalam tujuan dan rancangan
suatu wujud ciptaan. Da ketiga, keterbatasan yang merupakan hasil ketidaktahuan dan
kepercayaan yang salah. Apa yang tidak diketahui tentang dirinya sendiri membatasi dirinya.

Semua manusia adalah pemimpin, tetapi semua terbebas karena tidak mengetahui
kebenaran tentang dirinya sendiri yang disebabkan putusnya hubungan dengan Sumbernya. Para
pemimpin dibatasi oleh sejauh mana pengenalan mereka akan kebenaran tentang diri mereka
sendiri dan dunia. Satu-satunya yang mengetahui kebenaran tentang semua hal aalah Dia yang
menciptakan mereka. Memperoleh kembali roh kepemimpinan adalah tentang menemukan
kembali dan menangkap pengetahuan tersembunyi tentang diri sendiri dan bagaimana
menyesuaikan pengetahuan itu dalam kehidupan sehari-hari.

Rhema: jika saya ingin mempelajari pemimpin dan kepemimpinan, jangan mempelajari
penampilan fisik atau perilaku. Tetapi cari tahu dari mana memperoleh pemikiran dan
idenya.

BAB 7. PEMULIHAN ROH MEMIMPIN


Tujuan sang Pencipta untuk umat manusia adalah permanen.

Kepemimpinan sejati lebih berhubungan dengan pola pikir daripda dengan metode dan
teknik. Sehingga yang menjadi tantangan bagi umat manusia adalah pemulihan diri.

Manusia diciptakan untuk menjadi seorang pemimpin dan dirancang dengan kemampuan
untuk memanifestasikan sifat kepemimpinannya. Kepemimpinan adalah takdir manusia. Sang
Pencipta berkomitmen untuk memenuhi tujuannya bagi manusia yang Ia mulai saat Ia pertama
kali menciptakannya.

Tiap manusia datang ke bumi dengan karunia, bakat, dan kekuatan kemampuan tertentu.
Perintah untuk berkuasa atas bumi diberikan kepada semua manusia. Ini tidak diberikan kepada
beberapa orang pilihan tertentu, dan tidak diberikan kepada pria saja. Baik pria maupun wanita
adalah pemimpin menurut sang Pencipta.

Saat manusia kehilangan roh kepemimpinan hasilnya adalah kemerosotan rohani, mental,
dan fisik. Manusia putus hubungan dengan Roh Tuhan yang memampukan mereka untuk
mengenal pikiran Penciptanya. Namun Tuhan memiliki program untuk perbaikan yaitu adalah
menghubungkan kembali manusia dengan-Nya. Tuhan memperbaikinya dengan memperbaiki
pemikiran manusia. Saat pemikiran manusia diperbaiki, sikapnya akan diubahkan karena cara
berpikir aslinya akan dipulihkan. Ini akan menghidupkan roh memimpin dan memampukan
seseorang memenuhi potensi kepemimpinannya.

Kedatangan Yesus ke dunia bukan suatu kegiatan agama, melainkan suatu transaksi
"bisnis". Tugas Yesus adalah melakukan semua yang perlu untuk menghubungkan kembali
manusia dengan Sumbernya. Ia memulihkan Roh sang Pencipta ke dalam kehidupan manusia
dan memberikan kepada manusia kesadaran baru akan tujuannya. Manusia membutuhkan
kebenaran dan Ia adalah sumbernya. Ia berfirman Akulah jalan dan kebenaran dan hidup.

Roh manusia kehilangan hubungannya dengan sang Pencipta, yang merupakan hadirat
Roh-Nya dalam hidup Manusia. Setiap tindakan dari Penyalur Resmi adalah program yang
sangat rumit yang memerlukan hal-hal tertentu supaya hubungan dipulihkan. Pertama,
pemberontakan manusia harus diatasi karena, ingatlah, pemberontakan mengakibatkan suatu
hukuman, yaitu kematian rohani. Inilah tujuan penderitaan dan kematian Kristus. Penderitaan
dan kematian itu sendiri bukan akhirnya, melainkan sarana bagi kita untuk sepenuhnya
dihubungkan kembali dan dipulihkan dengan sang Pencipta.

Tujuan tertinggi kematian dan kebangkitan Kristus di Kalvari adalah untuk


mengembalikan kuasa sang Pencipta kepada manusia supaya ia dapat memenuhi maksud Tuhan
baginya. Kembalinya Roh Tuhan ke roh manusia adalah saat paling penting dalam sejarah
manusia sejak sang Pencipta pertama kali menghembuskan nafas kehidupan ke dalam manusia
dan menyebabkan yang menjadi makhluk hidup.
Menjadi seorang pemimpin adalah bagian alami dari susunan diri manusia, tetapi cara
berpikir seperti seorang pemimpin memang sulit. Manusia harus mengubah pemikirannya dan
menyelaraskannya dengan pemikiran yang sedang dipikirkan sang Pencipta. Satu-satunya cara
untuk mengalami perubahan pikiran adalah menemukan kembali pewahyuan tentang kebenaran
diri sendiri, yaitu kenyataan bahwa manusia diciptakan dan dirancang untuk menjadi seorang
pemimpin. Manusia harus menginternalisasi kebenaran bahwa kepemimpinan adalah sifat dasar,
takdir, dan tujuan kebenarannya. Kembalinya Roh memulihkan bagi manusia kesadaran akan
memimpin dan menunjukkan kekuasaan.

Rhema: kembalinya Roh memulihkan saya pada kesadaran akan roh memimpin saya dan
tugas kekuasaan saya.
BAB 8. KEMAMPUAN MEMIMPIN TANPA SIKAP

Tak seorang pemimpin pun dapat naik melebihi sikapnya.

Saat manusia dipulihkan pada sumber kekuasaannya, manusia masih kehilangan satu
unsur utama, yaitu sikap kepemimpinannya. Tantangan terbesar bagi mereka yang sudah di
hubungkan kembali dengan sang Pencipta adalah membuat sikap mereka sesuai dengan pikiran
pokok Tuhan yang sekarang tinggal dalam diri mereka. Manusia secara rohani sudah
dihubungkan kembali dengan Sumbernya, tetapi langkah keduanya adalah langkah pemulihan
sikap pikiran supaya dapat melatih roh memimpin. Sikap manusia perlu disesuaikan. Saat
manusia diperbarui dalam roh pikirannya barulah manusia akan mempunyai sikap yang
mencerminkan pikiran Roh.

Dalam pikirannya, manusia dapat mengetahui bahwa dia adalah seorang pemimpin, tetapi
jika pengetahuan ini tidak ada dalam pikiran bawah sadar, ia masih tidak akan berperilaku seperti
seorang pemimpin. Jika hatinya tidak berubah, dan Dia adalah suatu makhluk baru dengan
pikiran lama. Satu-satunya cara untuk masuk ke dalam pikiran bawah sadar adalah melalui
pengulangan. Seseorang harus dengan sabar membiarkan informasi baru tersebut masuk ke
dalam pikiran bawah sadarnya.

Keselamatan atau hubungan kembali dengan Tuhan tidak selalu sinonim dalam
pertobatan atau perubahan pikiran. Walaupun keselamatan adalah berbalik kepada Tuhan,
manusia juga perlu bertobat dalam pengertian kembali ke informasi asli yang sang Pencipta
berikan kepadanya. Dalam pengertian kepemimpinan keselamatan seharusnya tidak dikacaukan
dengan pertobatan. Seseorang tidak akan pernah menjadi seorang pemimpin sejati sebelum dia
menemukan cara berpikir seperti seorang pemimpin. Yang diperlukan adalah mempunyai suatu
pewahyuan akan kepemimpinan. Seseorang harus mulai percaya bahwa dirinya dapat mengejar
dan menyelesaikan apa yang sang Pencipta sudah taruh dalam dirinya. Kepemimpinan adalah
suatu bakat sekaligus suatu sikap. Jika seseorang tidak mempunyai sikap yang benar maka dia
tidak berarti apa-apa. Sikap adalah satu hal kecil yang membuat perbedaan besar.

Abraham Lincoln adalah contoh klasik dari ini. Ya sering gagal mencapai tujuannya, tapi
yang mempunyai suatu keyakinan yang mendalam bahwa ia mempunyai sesuatu untuk diberikan
kepada masyarakat, negara, dan akhirnya bangsanya. Sikap inilah yang membuatnya tetap
bertahan dalam perlombaan bahkan saat ia menghadapi keadaan yang negatif dan kemunduran.

Sorry Winston Churchill adalah satu lagi teladan yang baik tentang orang yang bertekun
dalam visinya dan mengejar apa yang dia percayai benar. Ya mengerti dengan jelas bahwa
Nazisme adalah ancaman bagi Inggris Raya dan dunia, tetapi pada hakekatnya, ia menghabiskan
berbulan-bulan dan bertahun-tahun sebagai satu-satunya suara yang memperingatkan sebelum
orang lain menyadari kebenaran dari apa yang ia ucapkan. Iya mempunyai keyakinan dari dalam
dirinya yang terus membuatnya berjalan. Di bawah tekanan keadaan dan rasa tanggung jawab
untuk menyelamatkan bangsa Inggris, kepemimpinannya berkembang dan menjadi matang.
Seseorang mungkin mengetahui bahwa dia adalah seorang pemimpin. Itulah kesadaran.
Namun, apakah dia mempunyai pembentukan mental untuk mewujudkan realitas itu?

Rhema: saya harus sabar mengizinkan informasi baru dari Tuhan Yesus Kristus menetap
dalam pikiran bawah sadar saya.
BAB 9. MENANGKAP KEMBALI ROH KEPEMIMPINAN

Kunci untuk roh kepemimpinan lebih merupakan sikap daripada bakat.

Tidak peduli berapa lama seseorang sudah dibuat membantu oleh emosi seseorang
tersebut, keadaan hidup, atau pendapat orang lain dan potensi bawaannya masih ada dalam
dirinya. Tujuan sang Pencipta dalam memulihkan ruang serta pemimpinan terbalik pikiran
manusia. Tuhan merancangkan firmannya untuk menyampaikan kebenaran dan ide-ide yang
akan mempengaruhi kehidupan pemikiran manusia dengan demikian mengubah pikiran manusia,
sikap manusia. Demikian juga saat seseorang ingin mengubah sikap mentalnya tentang
kepemimpinan, dia harus melatih dirinya sendiri. Dia akan mendapatkan bahwa kuasa
pembentukan mental akan menunjang dan memberikan kepadanya ketabahan untuk mengatasi
penghalang-penghalang yang luar biasa.

Yesus berkata bahwa roh akan mengajarkan kebenaran kepada manusia dan menjelaskan
hal-hal yang ia sudah firmankan. Saat seseorang mempraktikkan pembaruan kembali pikirannya,
dia mulai menangkap kembali roh kepemimpinan tersebut. Saat sikap kepemimpinan dikawinkan
dengan kemampuan memimpin, seseorang tersebut adalah seorang pemimpin sejati. Manusia
harus memadukan tanggung jawab untuk memimpin dan berkuasa dengan mentalitas yang
diperlukan.

Kunci untuk roh kepemimpinan adalah sikap dan bukan bakat. Dengan kata lain, bukan
kemampuan, melainkan mentalitas. Seorang pemimpin harus mempunyai suatu integrasi sikap.
Sikap adalah perilaku yang dipelajari, yang diciptakan oleh kepercayaan seseorang, yang
dihasilkan oleh pikirannya. Seseorang dapat mengubah sikapnya. Sikap menentukan segalanya.
Pelatihan kepemimpinan sebenarnya berarti pelatihan sikap karena sikap berhubungan dengan
cara seseorang menanggapi kehidupan. Seseorang harus berpikir, berbicara, berjalan, dan
berpakaian, bertindak, menanggapi, memutuskan, merencanakan, bekerja, bergaul, dan hidup
seperti pemimpin-pemimpin. Sebuah pemikiran seseorang begitu penting karena pemikiran
adalah kunci bagi kualitas kehidupan.

Kepemimpinan adalah 20% bakat, keterampilan, serta pengetahuan teknis, dan 80%
sikap. Sebuah kajian cermat tentang para tokoh kepemimpinan besar akan mengungkapkan
bahwa mereka tidak dilahirkan dengan sikap, tetapi sikap dihidupkan dalam diri mereka dan
kemudian dikembangkan oleh perjumpaan yang mengubah hidup dengan sang Pencipta.
Mengembangkan berarti menumbuhkan, memajukan dan menyebabkan pertumbuhan sesuatu
secara teratur. Mengembangkan rasa kepemimpinan adalah pilihan, dan hanya individu yang
dapat melakukannya. Sang Pencipta menantang pandangan gambaran dan konsepsi mereka
tentang diri sendiri dan membuat tuntutan atau potensi yang mereka tidak percaya mereka miliki.

Memulai proses harus mengajukan beberapa pertanyaan yang sangat penting kepada diri
sendiri. Penting untuk dimengerti bahwa dunia biasanya membentuk pendapat-pendapat tentang
seseorang terutama dari pendapat-pendapat yang dimiliki tentang diri sendiri. Kepemimpinan
akan muncul dari definisi diri sendiri.

Harga diri yang rendah adalah hasil dari kompleks inferioritas atau superioritas. Sama
berlaku dibentuk dan dikendalikan oleh siapakah seseorang tersebut dan apakah menurut dia
pemikirannya. Kemampuan seseorang untuk memimpin bergantung pada sikap yang dihasilkan
oleh gambar diri, pengertian nilai-nilai diri, dan harga diri orang tersebut.

Rhema: semua sikap kepemimpinan dapat dipelajari, dikembangkan, diolah, dan


disempurnakan melalui latihan dan tanggung jawab.
BAB 10. TUJUAN DAN HASRAT

Manusia mempunyai kapasitas untuk memimpin, tetapi sudah kehilangan keinginan untuk
memimpin.

Sikap dari tujuan adalah atribut pertama yang memisahkan pengikut dari pemimpin.
Kepemimpinan sejati tidak dapat dilihat atau ada tempat pengertian akan tujuan. Tujuan adalah
penemuan suatu alasan bagi keberadaan dan didefinisikan sebagai niat asli untuk penciptaan
suatu benda. Setiap manusia diciptakan untuk tujuan tertentu, dan saat tujuan itu ditemukan,
maka seorang pemimpin pun lahir. Kepemimpinan tersembunyi dalam tujuan dan tujuan adalah
kunci untuk hasrat. Sikap dari hasrat adalah atribut tak tergantikan yang kedua bagi
kepemimpinan dan berfungsi sebagai tenaga penggerak motivasi yang menopang fokus
pemimpin.

Semua pemimpin sejati penuh hasrat. Para pemimpin tidak sekedar mengerjakan, mereka
merasakan apa yang sedang mereka kerjakan. Hasrat mereka terus memotivasi dan menginspirasi
mereka. Para pemimpin sejati tidak mempunyai pekerjaan; mereka mempunyai tugas seumur
hidup. Kepemimpinan bukan suatu penyelesaian sebuah daftar sasaran karena sasaran hanyalah
sementara. Kepemimpinan sejati terwujud saat menemukan suatu tempat tujuan untuk hidup
yang begitu maksa sehingga pasti akan menyelesaikan tujuan untuk hidup begitu mencapainya.
Hasrat adalah satu kunci untuk kepemimpinan karena keinginan dimasukkan menjadi takdir.

Saat kita bersuka dalam hubungan kita dengan Pencipta kita, Ia akan memberikan kepada
kita keinginan yang memenuhi pikiran bawah sadar kita setiap hari. Sang Pencipta menaruh
keinginannya dalam hati atau pikiran bawah sadar dan kemudian berjanji untuk memenuhi
keinginan itu. Salah satu tanda dari suatu hasil sejati adalah bahwa hasrat itu jauh lebih besar dari
individu.

Hasrat adalah suatu keinginan yang mendalam, suatu rasa lapar, suatu kewajiban, suatu
komitmen yang mendalam, suatu resolusi yang mendalam, dan suatu motivasi yang mendalam.
Sumber hasrat berasal dari tujuan, pemahaman akan takdir, keyakinan yang mendalam, suatu
pewahyuan tentang masa depan, pemahaman tentang Tuhan, dan resolusi yang mendalam.

Kepemimpinan lahir saat tujuan ditemukan dan takdir dimengerti. Hasrat adalah tenaga
penggerak kepemimpinan dan memberikan energi pada motivasi kepemimpinan. Para pemimpin
tahu bahwa tujuan jauh lebih besar dari satu insiden atau beberapa insiden. Sebaliknya, mereka
terus melangkah kearah pemenuhan tujuan mereka, tidak peduli apapun yang terjadi.
Kepemimpinan lahir saat orang menemukan tujuan keberadaannya dan berkomitmen jika
mengejarnya bagaimanapun caranya.

Rhema: kepemimpinan sejati terwujud saat saya menemukan suatu tujuan untuk hidup
saya yang begitu maksa sehingga saya pasti akan menyelesaikan tujuan saya untuk hidup
begitu saya mencapainya.
BAB 11. INISIATIF

Nilai terbesar yang dapat anda miliki adalah suatu sikap yang baik.

Sikap inisiatif adalah satu atribut paling penting daripada pemimpin sejati yang
membedakan mereka dari para pengikut abadi. Para pemimpin tidak menunggu masa depan
untuk datang; mereka menciptakan masa depan itu. Mereka tidak menunggu orang lain
melakukan apa yang mereka tahu harus atau dapat mereka lakukan. Inspirasi kepemimpinan
adalah visi, visi adalah suatu keinginan, sementara inisiatif menyelesaikannya.

kepemimpinan non prakarsai aktivitas dan mengaktifkan perubahan. Para pemimpin tidak
hanya bermimpi; mereka terjaga dan bertindak atas impian-impian mereka.
Prinsip-prinsip inisiatif:
1. Inisiatif adalah fungsi untuk penyelesaian.

Pertimbangan ide dan keinginan apa yang ingin diwujudkan dan bagaimana mengambil
inisiatif bisa menjadi katalisator bagi perwujudannya.

2. Inisiatif adalah kekuatan momentum.

Sikap inisiatif memampukan untuk menjadi pelatih diri sendiri supaya mempertahankan
momentum dalam pengejaran tujuan hidup.

3. Inisiatif adalah manifestasi dari keputusan.

Tidak ada yang dapat dicapai kecuali suatu keputusan telah dibuat subuhan dengannya.
Inisiatif memampukan membuat pilihan yang membantu melangkah maju ke arah sasaran.

4. Inisiatif adalah kunci untuk kepemimpinan yang menyenangkan.

Pertumbuhan kepemimpinan muncul sebagai hasil dari sikap antusias untuk meraih dan
melangkah ke arah tujuan.

5. Inisiatif adalah manifestasi dari keyakinan dan iman.

Saat memperlihatkan sikap inisiatif, memperlihatkan bahwa kita bekerja dalam iman dan
keyakinan bahwa tuhan akan melihat kita sementara kita mengerjakan tujuan yang ia sediakan
bagi kita.

6. Inisiatif adalah roh kreativitas.

Suatu kesediaan untuk terus memulai dan mengusahakan segala sesuatu sementara kita
mengejar tujuan kita menyalakan roh kreativitas dan memberikan hasil yang baik.

7. Inisiatif adalah kunci ketaatan.

Saat mengetahui harus berbuat sesuatu, saat itulah harus memulai melakukannya.
Rhema: seorang pemimpin biasanya melangkah maju ke arah hal-hal yang belum dapat
dilihat, tetapi akan terwujud pada masa datang.
BAB 12. PRIORITAS

Sikap adalah bukti dari apa yang anda pikirkan.

Semua pemimpin sejati dibedakan oleh pengertian mereka yang kuat akan prioritas. Hal
paling penting dalam kehidupan dan kepemimpinan adalah mengetahui apa yang harus
dilakukan. Apa yang kita kerjakan menentukan siapa kita dan menjadi apakah kita. Para
pemimpin sejati mempunyai pemahaman yang jelas tentang apa yang mereka kerjakan. Kunci
untuk mengumpulkan ini adalah menerapkan prinsip prioritas.

Kepemimpinan dan prioritas:

Kepemimpinan efektif memerlukan manajemen prioritas seseorang. Para pemimpin sejati


belajar bagaimana membedakan antara apa yang benar-benar penting bagi kehidupan serta
pemenuhan tujuan mereka dan apa yang merupakan kebutuhan mendesak tetapi hanya sementara
serta membedakan antara pilihan yang baik dan pilihan yang terbaik bagi mereka.

Bagaimana memilih prioritas:

Kita menemukan pedoman yang berharga dalam satu pernyataan Paulus yaitu segala
sesuatu halal bagiku, tetapi bukan semuanya berguna. Segala sesuatu halal bagiku tetapi aku
tidak membiarkan diriku diperhamba oleh suatu apapun.

Kita dapat mengerjakan banyak hal tetapi tidak semua membangun kehidupan. Salah satu
dari tanggung jawab utama sebagai pemimpin pemimpin adalah menentukan apa yang terbaik
menurut tujuan dan visi hidup.

Untuk menjadi pemimpin seperti maksud diciptakan, harus mengembangkan seni


prioritas untuk memilih dan membedakan antara apa yang penting versus apa yang mendesak.
Kepemimpinan berarti mengetahui perbedaan antara kesibukan dan keefektifan.

Para pemimpin sejati membuat suatu perbedaan antara peluang dan pengalihan perhatian,
dan antara apa yang baik dan apa yang benar bagi mereka. Para pemimpin mengetahui bahwa
prioritas melindungi tenaga, waktu, sumber daya, dan bakat mereka yang berharga.

Rhema: untuk menjadi pemimpin seperti maksud saya diciptakan, saya harus
mengembangkan seni penetapan prioritas—memilih dan membedakan antara apa yang
penting vs apa yang mendesak.
BAB 13. PENETAPAN SASARAN

Jika anda mengira dapat melakukannya, itulah keyakinan; jika anda melakukannya, itulah
kecakapan.

Semua pemimpin sejati mempunyai satu sikap yang digerakkan oleh sasaran. Para
pemimpin membedakan diri mereka dari para pengikut dengan hasrat mereka pada sasaran yang
sudah ditetapkan sebelumnya. Setiap orang di dunia menetapkan sasaran, dengan satu atau cara
lain. Seorang pemimpin mengerti bagaimana menetapkan sasaran yang benar. Dimana berakhir
dalam hidup ini adalah hasil dari sasaran yang ditetapkan atau tidak ditetapkan untuk kehidupan.

sukses berasal dari disiplin menetapkan sasaran menurut tujuan seseorang. Tujuan lebih
penting dari rencana, lebih berkuasa dari rencana, mendahului rencana karena sang Pencipta
menetapkan tujuan manusia bahkan sebelum manusia dilahirkan. Sehingga seseorang harus
mengetahui tujuannya dan memusatkan perhatian pada tujuan tersebut sebelum ia dapat mulai
merencanakan, karena rencana yang tidak membawa seseorang ke tujuannya tidak produktif.

sasaran melindungi diri sendiri dari pengaruh yang tidak perlu dari orang lain. Para
pemimpin sejati selalu bersemangat untuk dan cemburu pada sasaran mereka karena sasaran ini
menggambarkan kehidupan mereka. Semakin sukses seseorang semakin banyak orang akan
bersaing untuk mendapatkan waktunya sehingga dia harus melindungi sasarannya akan lebih
hati-hati lagi.

sasaran adalah suatu titik pencapaian yang ditetapkan yang membawa pada suatu prestasi
yang lebih besar. Sasaran adalah suatu titik ukuran untuk kemajuan ke arah suatu tujuan akhir.
Sasaran dalam suatu prasyarat untuk pencapaian suatu rencana tertinggi.

sasaran memberikan suatu struktur untuk menyelesaikan rencana selangkah demi


selangkah. Dan sasaran juga memberikan suatu tempat untuk memulai dan suatu tempat untuk
mengakhiri dan membantu supaya tetap fokus. Sehingga sasaran harus didefinisikan,
disederhanakan, ditulis, bersifat visual, berhubungan dengan tujuan akhir, dapat diukur dan
fleksibel.

Rhema: kesuksesan saya berasal dari disiplin menetapkan sasaran menurut tujuan saya
pribadi.
BAB 14. KERJA TIM

Berkumpul adalah suatu awal. Tetap bersama adalah kemajuan. Bekerja bersama adalah
sukses.

Para pemimpin sejati mempunyai sikap kerja tim karena mereka tidak peduli siapa yang
memperoleh penghargaan. Suatu semangatin memanifestasikan perbedaan antara ambisi dan
pekerjaan takdir yang Tuhan berikan. Seorang pemimpin selalu merupakan seorang pemimpin.
Para pemimpin sejati selalu sadar bahwa tidak ada prestasi besar yang tercapai oleh satu orang
saja.

Manusia diciptakan supaya orang dapat memperoleh manfaat dari kontribusi timbal balik
saat mereka hidup dan bekerja bersama supaya mereka tidak akan memusatkan perhatian pada
diri sendiri, mau belajar untuk peduli pada kebutuhan orang lain, dan mampu mengendalikan
jangkauan turunnya mereka dengan menggabungkan bakat mereka dan mereka menciptakan dan
menghasilkan benda-benda. Seorang pemimpin mengerti bahwa setiap orang diciptakan untuk
memenuhi suatu kebutuhan. Sikap sebagai seorang pemain Tim juga merupakan sikap suatu roh
rendah hati yang mengakui bahwa ia memiliki, baik kekuatan maupun kelemahan dan
memerlukan kekuatan orang lain untuk mendukung jawaban. Sukses kepemimpinan diukur
menurut berapa banyak pekerjaan yang seseorang dapat diselesaikan melalui tim.

Kerja tim adalah kemampuan untuk bekerja sama ke arah visi yang sama.

Prinsip-prinsip kerja tim

1. Kemitraan adalah ide sang pencipta

Saat manusia pertama kali diciptakan Allah mempunyai ide tentang kemitraan dalam pikirannya
sehingga ia menciptakan pasangan manusia tersebut.

2. Kerja tim perlu untuk memenuhi tujuan

Ketika Tuhan berfirman menjadikan manusia menurut gambar dan rupa-Nya ini berarti bahwa
kerja tim adalah suatu persyaratan tetap untuk memenuhi tujuan manusia di dunia.

3. Kerja tim adalah rencana pencipta untuk kepemimpinan

Walaupun Tuhan sering memanggil perorangan untuk melaksanakan tujuan-Nya, Ia tidak mau
mereka mengerjakan panggilan mereka sendirian.

4. Kerja tim ditekankan oleh Yesus

Yesus sendiri tidak melaksanakan pelayanannya sendirian, tetapi sebaliknya mengumpulkan


suatu kelompok yang terdiri atas 12 murid untuk membantu-Nya dan belajar dari teladan-Nya.
Kerja tim memiliki manfaat yaitu memberikan kesempatan untuk partisipasi, memberikan
lingkungan bagi bakat dan perlindungan orang untuk dibebaskan, memberi kepuasan pribadi
maupun bersama, memberikan nilai kepada tiap bagian dan anggota, dan mengakui nilai dari tiap
bagian atau pribadi. Sehingga untuk memanifestasikan bakat kepemimpinan yang sejati, haruslah
mempunyai semangat kerja tim dan mengetahui bahwa tak seorangpun dari kita sama cerdasnya
dengan kita semua.

Rhema: kesuksesan kepemimpinan diukur menurut berapa banyak pekerjaan yang


seseorang dapat selesaikan melalui tim.
BAB 15. INOVASI

Jangan tolak perubahan; berikanlah kontribusi padanya.

Roh kepemimpinan sejati selalu dimanifestasikan dalam suatu sikap yang inovatif.
Inovasi adalah persediaan kreatif para pemimpin sejati. Sasaran tertinggi kepemimpinan adalah
untuk sukses mencapai dan menghasilkan suatu visi yang sudah ditetapkan sebelumnya untuk
memenuhi tujuan utama. Peran pemimpin dalam memberikan pengertian akan tujuan, visi,
motivasi, dan lingkungan yang produktif untuk menyelesaikan tugas ini. Suatu kualitas utama
kepemimpinan dalam hal ini adalah pola pikir yang inovatif dan kreatif.

Salah satu karakteristik utama para pemimpin yang efektif adalah kemampuan mereka
untuk berpikir di luar batasan. Para pemimpin tidak mengizinkan masa lalu dan dendikte atau
merangkap masa depan. Mereka tidak pernah percaya bahwa hanya ada satu cara untuk
menyelesaikan setiap tugas. Para pemimpin sejati tidak pernah menjadi tawanan.

Inovasi adalah kapasitas untuk menciptakan pendekatan dan konsep baru untuk
menangani tantangan lama dan baru. Kepekaan untuk melihat kemungkinan dalam kombinasi
konsep lama dan baru. Penciptaan, pengembangan, dan aplikasi cara-cara yang belum teruji
untuk mengatasi masalah lama dan baru. Kapasitas untuk berpikir melampaui apa yang sudah di
ketahui tentang norma, dan percaya pada kemampuan seseorang untuk mengatasi masalah.

Kemampuan untuk melakukan inovasi berasal dari fakta bahwa kita dibuat menurut
gambar dan rupa pencipta kita. Salah satu teladan terbesar dari era kepemimpinan dalam
demokrasi adalah pemimpin tertinggi, yaitu Tuhan Yesus Kristus. Gaya kepemimpinan-Nya
memperlihatkan bahwa kepemimpinan sejati menuntut supaya seseorang selalu
mempertimbangkan cara-cara baru untuk mengatasi masalah lama.

Setiap kali menghadapi suatu project, tantangan, atau Masalah praktikkanlah berpikir
dalam cara-cara baru dan dengan pola pikir yang berbeda. Untuk menjadi pemimpin seperti
maksud dilahirkan, dan untuk memanifestasikan roh kepemimpinan yang tersembunyi dalam
diri, haruslah mengembangkan roh inovasi. Jangan takut untuk naik melebihi keadaan biasa-
biasa saja. Gunakanlah kreativitas dan jelajahilah dunia yang belum terpecahkan dan belum
teruji. Para pemimpin tidak mengetahui jalan tapi mereka menciptakan. Mereka berpetualang ke
tempat yang orang lain tidak berani injak. Berpetualangan lagu zona yang tidak nyaman dan
berinovasilah.

Rhema: kemampuan saya untuk melakukan inovasi berasal dari fakta bahwa saya dibuat
menurut gambar dan rupa Allah Pencipta saya.
BAB 16. PERTANGGUNGJAWABAN

Otoritas adalah 20% diberikan dan 80% diambil.

Roh kepemimpinan sejati selalu memiliki suatu pengertian akan pertanggungjawaban dan
tanggung jawab. Para pemimpin sejati siap menerima penundukan diri terhadap otoritas dan
sadar akan kepengurusan mereka atas kepercayaan yang diberikan kepada mereka oleh orang-
orang yang mereka layani. Roh kepemimpinan berusaha setia pada kepercayaan sakral dari para
pengikut dan bukan mengerjakan apa yang yang akan menyenangkan pemimpin. Perlindungan
kepemimpinan adalah pendudukan diri secara sukarela terhadap suatu otoritas yang dipercaya.
Roh roh pertanggungjawaban adalah manifestasi aktif penundukan diri terhadap otoritas.

Seseorang memiliki tanggung jawab terhadap dirinya sendiri, para pemegang saham
utama, umat manusia pada umumnya, dan sang pencipta sebagai otoritas tertinggi. Semua
pemimpin sejati sadar akan tanggung jawabnya terhadap kualitas yang lebih tinggi. Sebab
seorang pemimpin sejati selalu sadar bahwa ia bukan suatu hukum atas dirinya sendiri, tetapi
seharusnya menegakkan hukum yang sudah ditetapkan dan memperlakukan orang lain dengan
rasa hormat karena manusia diciptakan menurut gambar dan rupa sang pencipta.
Pertanggungjawaban adalah suatu pemberian perhitungan atas kelakuan seseorang dan laporan
atas kemajuan seseorang.

Seorang pemimpin yang baik memiliki pedoman untuk memadukan pertanggungjawaban


ke dalam hidupnya yaitu berkomitmen pada diri sendiri untuk bertanggung jawab atas keyakinan
pribadi; menjadikan firman Tuhan sebagai hakim dan otoritas terakhir, tunjukkan dan tunduk
terhadap kepada sekelompok orang yang sudah teruji, terhormat; layak dipercaya, dan dewasa
untuk mendapatkan nasihat, perbaikan, teguran, dan ajaran; memilih sahabat sahabat yang
berkomitmen pada standar yang tinggi dari firman Tuhan dan berikanlah kepada mereka hak
untuk menilai berdasarkan standar itu.

Untuk memanifestasikan roh kepemimpinan yang tersembunyi dalam pribadi orang


tersebut memiliki sikap tanggung jawab. Sadarilah bahwa apapun yang dilakukan sebagai
pemimpin mungkin bersifat pribadi, tetapi tidak pernah sepenuhnya tertutup.

Rhema: seorang pemimpin sejati selalu sadar bahwa ia bukan suatu hukum atas dirinya
sendiri, tetapi seharusnya menegakkan hukum yang sudah ditetapkan dan
memperlakukan orang lain dengan rasa hormat karena manusia diciptakan menurut
gambar dan rupa Allah.
BAB 17. KETEKUNAN

Perubahan tidak dapat dihindari; pertumbuhan adalah pilihan.

Semua pemimpin sejati mengembangkan sikap ketekunan. Roh kepemimpinan tidak


pernah menyerah sampai mencapai tujuannya. Ini adalah roh yang tidak pernah menyerah.

Ketekunan adalah produk iman yang dibangkitkan oleh suatu tujuan. Ketekunan adalah
kekuatan untuk bertahan dalam menghadapi segala hal, kemampuan untuk menghadapi
kekalahan berulangkali tanpa menyerah, kesanggupan untuk terus mendesak maju dalam
menghadapi kesulitan, dan berusaha keras untuk mengatasi segala rintangan dan melakukan apa
yang perlu untuk mencapai sasaran.

Para pemimpin bertekun karena mereka mempunyai suatu pemahaman yang kuat pada
tujuan mereka, mengetahui kemana arah yang mereka tuju, dan yakin bahwa mereka akan tiba di
sana. Para pemimpin sejati percaya bahwa pencapaian tujuan mereka bukan pilihan, melainkan
suatu kewajiban dari suatu keharusan, sehingga mereka tidak pernah berpikir untuk menyerah.

Berikut kebenaran tentang sifat Tuhan dan ketekunannya sendiri dalam melaksanakan
tujuan-Nya bagi manusia, yaitu Tuhan setia, Tuhan tidak berbohong, Tuhan sudah menetapkan
firmannya, tujuan manusia sudah diselesaikan dalam Dia, Tuhan suka kepada manusia dan
menganggap manusia anak-Nya.

Rhema: ketekunan adalah salah satu kunci kesuksesan pemimpin sebab goal dari
ketekunan adalah tahan uji yang setelahnya akan mendatangkan pengharapan.
BAB 18. DISIPLIN

Sebab Allah memberikan kepada kita bukan roh ketakutan, melainkan roh yang membangkitkan
kekuatan, kasih, dan ketertiban.

Salah satu sikap utama kepemimpinan sejati adalah sikap disiplin diri yang kuat. Roh
kepemimpinan sejati mengembangkan kendali diri yang mengatur fokus seseorang dan
memerintah kehidupannya. Disiplin dapat didefinisikan sebagai standar dan pembatasan yang
dibebankan pada diri sendiri yang dimotivasi oleh suatu keinginan yang lebih besar dari
alternatifnya. Disiplin adalah serangkaian keputusan yang ditentukan oleh suatu takdir yang
sudah ditetapkan.

Roh kedisiplinan berakar dalam kendali diri, yang adalah buah Roh. Para pemimpin
hidup dengan pengertian bahwa orang yang tidak dapat mengendalikan pemikirannya tidak akan
pernah mengendalikan dirinya sendiri; orang yang tidak dapat mengatur dirinya sendiri tidak
akan pernah mengendalikan hidup; orang yang tidak dapat mengatur dirinya sendiri tidak akan
pernah mengatur suatu bangsa; dan orang yang tidak dapat mengendalikan dirinya sendiri akan
dikendalikan oleh orang lain.

Kendali yang paling ampuh adalah kendali diri karena inilah yang paling sulit dikuasai,
tetapi menuai imbalan yang paling besar. Sebab itu, mereka lebih peduli tentang pengendalian
diri sendiri daripada pengendalian orang lain.

Visi adalah sumber disiplin pemimpin. Bila tidak ada visi, orang menjadi lepas kendali.
Visi adalah sumber disiplin dan induk dari kepemimpinan. Sehingga untuk memanifestasikan roh
kepemimpinan dalam diri, haruslah mengembangkan kehidupan yang berdisiplin dan mengatur
pemikiran serta aktivitas berdasarkan hasil yang diinginkan bagi kehidupan seseorang tersebut.
Roh kepemimpinan adalah roh disiplin.

Rhema: Kendali yang paling ampuh adalah kendali diri karena inilah yang paling sulit
dikuasai, tetapi menuai imbalan yang paling besar.
BAB 19. PENGEMBANGAN DIRI

Terimalah kuasa dalam pemberdayaan diri.

Para pemimpin sejati mempunyai sikap pengembangan diri dalam kepemimpinan, suatu
hasrat akan pengembangan pribadi. Beberapa tanda awal kepemimpinan yang sejati adalah suatu
keinginan dan komitmen untuk memperoleh pengetahuan dan wawasan, untuk terus
memperbaiki diri sendiri, dan belajar dari orang lain.

Para pemimpin adalah pembaca-pembaca yang sempurna dan selalu mencari peluang
untuk memajukan pengetahuannya. Para pemimpin menciptakan peluang belajar sendiri dan
memfasilitasi lingkungan pendidikan mereka sendiri. Para pemimpin mengetahui bahwa mereka
tidak pernah boleh berhenti meluaskan basis pengetahuan nya.

Para pemimpin belajar melampaui bidang disiplin mereka sendiri tetapi dengan cara-cara
yang akan memajukan tujuan dan visi mereka.

Rhema: untuk menjadi pemimpin seperti maksud saya dilahirkan, saya harus menemukan
siapa saya, tujuan saya dalam hidup, dan rancangan Tuhan Yesus Kristus untuk
keberadaan saya.
BAB 20. SIKAP KEPEMIMPOINAN YANG HARUS DIKEMBANGKAN

Anda menjadi apa yang anda pikirkan.

Sifat dan jenis kepemimpinan yang diperlihatkan bergantung pada situasi tertentu, tugas
yang harus dilaksanakan, dan karakteristik unik dari pemimpin dan bawahannya. Pemimpin
harus mempunyai suatu kombinasi sikap yang mencakup roh yang mencerminkan hati dan
gambar sang pencipta.

Sikap adalah kunci manifestasi dari potensi kepemimpinan yang sebenarnya ini
didasarkan pada kepercayaan dan keyakinan seseorang dan ini memotivasi perilakunya. Sikap
dapat diubah melalui penemuan nilai diri yang sebenarnya, potensi diri, dan komitmen untuk
berprestasi. Sikap kepemimpinan lebih peduli pada pengekspresian diri sepenuhnya daripada
usaha membuktikan diri kepada orang lain.

Berikut adalah beberapa sikap untuk menjadi pemimpin, yaitu: roh keuletan, roh
keberanian, roh kesabaran, roh belas kasihan, roh nilai diri, roh percaya diri, roh ketekunan, roh
pemikiran strategis, roh manajemen waktu, roh toleransi tinggi untuk anekaragaman, dan roh
kompetensi diri.

Kepemimpinan adalah suatu seni sekaligus sains: kepemimpinan adalah bawaan


sekaligus dipelajari; sudah ada sekaligus harus dikembangkan. Kepemimpinan sejati adalah
harapan akan masa depan dunia dan akan menentukan keberhasilan atau kegagalan rumah
tangga, komunitas, kota, bangsa, dan planet. Kepemimpinan benar-benar merupakan masa lalu
sekaligus takdir dan merupakan satu-satunya hal yang akan memenuhi hasrat alami akan
kebesaran.

Manusia dilahirkan untuk memimpin. Manusia mempunyai roh memimpin, sekarang


yang dia memerlukan sikap kepemimpinan. Sehingga untuk menjadi pemimpin seperti maksud
dilahirkan, haruslah menemukan siapa saya, tujuan saya dalam hidup, dan rancangan sang
pencipta untuk keberadaan saya. Seorang pemimpin sejati belajar dari orang lain, tetapi tidak
pernah berusaha menjadi orang lain, seorang pemimpin harus menjadi diri sendiri.
Kepemimpinan sejati adalah penemuan tujuan dan tugas seseorang untuk hidup ini serta karunia
dan kemampuan bawaan yang datang bersama penugasan itu. Inilah komitmen untuk
mempersembahkan karunia pada dunia untuk meningkatkan kehidupan banyak orang.

Rhema: Manusia dilahirkan untuk memimpin. Manusia mempunyai roh memimpin,


sekarang yang dia memerlukan sikap kepemimpinan.

Anda mungkin juga menyukai