Anda di halaman 1dari 13

MINI RISET

PENDIDIKAN AGAMA KATOLIK

Dosen Pengampu : Oskar Rafael Tampubolon, S.S, M. Pd.K

DISUSUN OLEH:

KELOMPOK 3:
Elisabeth S.Putri Sarumaha (7203342017)
Mei Wira Mathilda Sijabat (7202560007)
Paskalis K Lumban Gaol (6203210008)

FAKULTAS EKONOMI
UNIVERSITAS NEGERI MEDAN
2022
KATA PENGANTAR
Puji dan Syukur kami panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa atas berkat dan
karunia-Nya kami dapat menyelesaikan mini riset ini tepat pada waktunya. Mini Riset
disusun dalam rangka memenuhi salah satu tugas mata kuliah Pendidikan Agama Katolik
dalam semester genap ini.
Dalam proses penyusunan Mini Riset ini tidak lepas dari bantuan, arahan dan
masukan dari berbagai pihak. Untuk itu kami ucapkan banyak terima kasih atas segala
partisipasinya dalam menyelesaikan Mini Riset ini.
Meski demikian, kami menyadari masih banyak sekali kekurangan dan kekeliruan di
dalam penulisan makalh ini, baik dari segi tanda baca, tata Bahasa maupun isi. Sehingga
kami secara terbuka menerima segala krtik dan saran positif dari pembaca.
Demikian apa yang dapat kami sampaikan semoga makalah ini dapat bermanfaat
untuk masyrakat umumnya, dan untuk kami khususnya.

Medan, Mei 2022


Penulis

Kelompok 3

i
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR...................................................................................i
DAFTAR ISI..................................................................................................ii
BAB I PENDAHULUAN..............................................................................1
A. Latar Belakang......................................................................................1
B. Rumusan Masalah.................................................................................2
C. Tujuan...................................................................................................2
BAB II METODE PENELITIAN................................................................3
BAB III PEMBAHASAN..............................................................................4
A. Perayaan Ekaristi...................................................................................4
B. Keterlibatan Umat dalam Hidup Menggereja.......................................7
BAB IV PENUTUP.......................................................................................9
A. Kesimpulan...........................................................................................9
B. Saran......................................................................................................9
DAFTAR PUSTAKA....................................................................................10

ii
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Perayaan ekaristi sebagai sumber dan puncak seluruh hidup umat kristiani,
memberi makna terdalam bagi kehidupann seluruh umat beriman. Sejak gereja
perdana merayakan ekaristi menjadi pusat seluruh kehidupan umat beriman kristiani.
Ekaristi sebagai puncak kehidupan umat seharusnya terlihat fungsinya dalam
kehidupan sehari-hari terutama keterlibatan seluruh umat katolik untuk ikut
berpatisipasi aktif dalam perayaan ekaristi. Dengan demikian seharusnya mereka yang
menerima ekaristi suci tidak lari dari segala tugas dalam gereja maupun dalam
masyarakat.
Perayaan ekaristi terdiri dari dua bagian pokok yaitu liturgi sabda dan liturgi
ekaristi. Dalam liturgi sabda, sabda Allah diwartakan dan ditanggapi umat dalam
nyanyian dan doa. Sedangkan dalam liturgi ekaristi gereja bersyukur dan Bersatu
dengan kristus. Liturgi sabda dan liturgi ekaristi merupakan bagian penting dalam
perayaan ekaristi, untuk itu dalam mengikuti perayaan ekaristi harus dilaksanakan
dengan sepenuh hati. Liturgi membantu umat agar lebih siap sepenuh hati mengikuti
perayaan ekaristi. Namun dalam kenyataannya tak sedikit umat yang ikut perayaan
ekaristi tidak untuk memuji Tuhan tetapi untuk mengobrol.
Merayakan perayaan ekaristi membutuhkan persiapan batin yang cukup, untuk
itu perlu datang lebih awal. Namun umat katolik yang datang terlambat dalam
perayaan ekaristi dan pulang terlebih dahulu setelah menerima komuni. Melihat
perkembangan dunia yang semakin modern, dengan segala tuntutannya membawa
orang pada sebuah pilihan hidup. Dengan kesibukan segala pekerjaan yang dilakukan
setiap hari membuat orang sulit untuk mengambil bagian dalam tugas dan
membagikan waktu yang begitu padat.
Persoalan seperti ini sangat tampak ketika orang mencoba untuk terlibat dalam
perayaan ekaristi digereja kesulitan dalam menciptakan keheningan batin. Ada umat
Sebagian dalam mengikuti perayaan ekaristi hanya sebagai rutinitas saja, tuntutan
hidup yang selalu banyak menyita waktu yang dijadikan alasan. Banyak kesibukan
dalam mengurus hidup berumahtangga maupun kesibukan lainnya membuat umat tak
bisa konsentrasi dalam mengikuti perayaan ekaristi karena masih memikirkan
pekerjaan rumah yang harus diselesaikan. Hati dan pikiran lebih tertuju kepada tugas
yang ingin dijalankan pada hari itu.
Dengan melihat kenyataan diatas yang sedang dihadapi oleh kedewasaan iman
umat kristiani saat ini, bahwa gereja sadar akan pentingnya mencari sebuah solusi
untuk mengatasi segala permasalahan yang dihadapi karena gereja sadar bahwa umat
menjadi tonggak bagi gereja dan masyarakat. Gereja juga melihat bahwa pada saat ini
dengan keterlibatan umat menjadi sebuah perkembangan iman umat untuk gereja
yang akan datang dan menjadi sebuah tanggung jawab bersama umat, maka penulis
mencoba untuk mendalami pembahasan materi dengan judul pengaruh perayaan
ekaristi terhadap keterlibatan umat dalam hidup menggereja.

1
B. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang diatas maka masalah yang akan dibahas dapat dirumuskan
sebagai berikut:
1. Apa arti perayaan ekaristi?
2. Apa pengaruh perayaan ekaristi terhadap keterlibatan umat dalam hidup
menggereja

C. Tujuan
Tujuan yang hendak dicapai dalam penulisan ini adalah
1. Untuk memahami arti dari perayaan ekaristi
2. Mengetahui sejauh mana pengaruh perayaan ekaristi terhadap keterlibatan umat
dalam hidup menggereja

2
BAB II
METODE PENELITIAN
Metode yang digunakan pada penulisan ini adalah metode diskripti analitis dan studi
Pustaka berdasarkan artikel dan jurnal terkait keterlibatan umat dalam perayaan ekaristi.
Tujuan utama metode penulisan ini terletak pada usaha untuk menggambarkan dan
mengungkapkan keterlibatan umat dalam mengikuti perayaan ekaristi. Ada dua prinsip
berkenaan dengan pengumpulan dan penggunaan data yang digunakan penulis yakni pertama:
penggunaan multi sumber; dan kedua: menggunakan metode penelitian kualitatif.

3
BAB III
HASIL PENELITIAN
A. Perayaan Ekaristi
1. Pengertian Perayaan Ekaristi
Ekaristi berasal dari kata eucharistia yakni yang berarti pujian syukur
dan permohonan atas karya penyelamatan dari Allah. Ekaristi berarti pusat dan
puncak seluruh hidup kristiani yang mengarah pada peristiwa wafat dan
kebangkitan Yesus Kristus atau misteri paskah. Oleh sebab itu, maka ekaristi
dapat dipahami sebagai suatu peristiwa dimana seseorang dapat mengucap
syukur atas seluruh hidupnya. Ekaristi yang dimaksudkan diatas ialah sumber
dan puncak seluruh hidup kristiani demi mengenang kembali peristiwa wafat
dan kebangkitan kritus dalam misteri paskah.
Bagi umat kristiani, kata ekaristi mengungkapkan pujian syukur atas
karya penyelamatan Allah yang terlaksana melalui Yesus Kristus sebagaimana
berpuncak pada peristiwa sengsara, wafat dan kebangkitan Yesus Kristus.
Dalam ekaristi juga tercakup seluruh kekayaan gereja, yakni kristus sendiri.
Dari beberapa pengertian diatas, sakramen ekaristi adalah sebuah perayaan
syukur dan sumber puncak seluruh kehidupan umat kristiani. Sakramen
ekaristi sebagai sumber cinta kasih, kesatuan dan ikatan cinta kasih dengan
Yesus Kristus dengan berpuncak pada kurban salibnya. Yang menjadi hal
terpenting adalah kita diajak untuk selalu mengenang kembali akan peristiwa
penyelamatan melalui perayaan ekaristi dan ikut serta ambil bagian
didalamnya.

2. Ekaristi dalam Tradisi Gereja


Sejak awal mula dalam gereja, dasar perayaan ekaristi terdiri atas
liturgi perayaan sabda dan liturgi perayaan ekaristi. Dengan liturgi sabda, umat
yang hadir untuk merayakan ekaristi dapat merasakan keheningan batin dan
merasakan kehadiran Tuhan lewat sabda Tuhan dan nyanyian serta mengimani
Yesus Kristus dalam setiap doa-doa. Liturgi ekaristi tidak terlepas dengan
adanya liturgi sabda yang membawa perkembangan bagi liturgi perayaan
ekaristi itu sendiri. Sedangkan liturgi perayaan ekaristi ialah umat yang turut
menghadirkan kristus yang telah menghadirkan diri dan memberi keselamatan
dengan menyambut tubuh dan darah kristus.
Ajaran tentang ekaristi sudah tersebar di berbagai dokumen-dokumen
yang terdapat pada konsili vatikan II, meskipun konsili vatikan II tidak
memberikan dogma baru mengenai ekaristi namun diberbagai ajaran dokumen
konsili vatikan II tentang ekaristi disatu pihak menegaskan ajaran tradisional
gereja dan dilain pihak membicarakannya secara baru. Pada hakikatnya,
konsili Vatikan II menempatkan ajaran sakramen dan ekaristi dalam konteks
trinitas kristologi, eskatologi, dan eklesiologi.

4
3. Ekaristi Berdasarkan Dimensi Kristologi
Dalam ajaran konsili Vatikan II dimensi kristologi menggambarkan
tentang perayaan ekaristi yang erat hubungannya dengan Yesus Kristus.
Gereja secara bersama-sama mengadakan suatu pesta atau perayaan yang
intinya untuk mengenang kembali karya penyelamatan Yesus Kristus dalam
aspek kurban, kenangan, sakramen dan perjamuan.
a. Ekaristi sebagai Kurban
Kata kurban berarti pengorbanan diri oleh mengurbankan
dirinya sendiri, manusia akan masuk kedalam dirinya. Namun
hal ini sekaligus mengandaikan bahwa sebelumnya manusia
harus menemukan dirinya, agar ia dapat mengurbankannya
dalam ekaristi. Ekaristi sebagai bentuk ucapan terima kasih
karena telah memberikan kebaikannya kepada umat kristiani
yang juga telah rela berkurban untuk menebus dosa manusia.
b. Ekaristi sebagai perayaan kenangan
Dalam perayaan ekaristi umat diingatkan kembali untuk
mengenang akan peristiwa karya penyelamatan Allah melalui
Yesus Kristus yang wafat dikayu salib. Karya penyelamatan itu
yang berpuncak apda masa paskah. Menurut kitab suci bahwa
kenangan tidak hanya mengenang kembali peristiwa yang
terjadi pada zaman Yesus namun mewartakan kembali
peristiwa yang sudah menjadi kenangan saat ini yang telah
dilakukan oleh Yesus Sendiri kepada para muridnya.
c. Ekaristi sebagai Sakramen.
Kata sakramen dalam Bahasa latin yaitu sacramentum yang
berakar dari kata sacr, sacer yang berarti kudus, suci
lingkungan para kudus. Kata sacrare berarti menyucikan, atau
menguduskan sesuatu bagi bidang suci. Dalam sakramen
adalah sebuah rahmat yang tidak Nampak atau kelihatan. Pada
sakramen memberikan tanda akan kehadiran kristus yang tidak
kelihatan.
d. Ekaristi sebagai Perjamuan.
Menurut tradisi yahudi perayaan perjamuan merupakan sebuah
pesta yang dirayakan pada saat paskah yang hanya dirayakan
setahun sekali oleh bangsa yahudi. Ekaristi yang dilakukan oleh
Yesus pada malah terakhir bersama muridnya sebelum ia
diserahkan yang menjadi sebuah perayaan kenangan dan karya
keselamatan yang berpuncak pada misteri paskah Yesus Kristus
dalam bentuk perjamuan.

4. Ekaristi Berdasarkan Eskatologi.

5
Ekaristi merupakan jaminan kemuliaan yang akan datang. Dalam
ekaristi, Allah tetap memberikan dirinya melalui Yesus Kristus dalam roh
kudus secara konkret dan nyata kepada manusia dan dunia sampai kedatangan
Yesus yang kedua kali.

5. Ekaristi berdasarkan Dimensi Eklesiologi.


a. Ekaristi sebagai perayaan gereja
Kata gereja berasal dari Bahasa Yunani eucharistia yang berarti doa puji
dan syukur. Perayaan ekaristi adalah perayaan yang menjadi bagian dalam
gereja yang mendapat cara dan jalan masuk kemisteri penyelamatan Allah
melalui perayaan ekaristi yang dilakukan Yesus bersama murid-muridnya.
b. Ekaristi sebagai pusat liturgi
Kata liturgi dari Bahasa Yunani leitorgia yang terbentuk dari kata ergon
yang berarti karya dan leitos yang merupakan kata sifat dari laos yang
berarti bangsa. Pandangan konsili vatikan II bahwa misteri ekaristi sebagai
pusat seluruh liturgi. Segala macam bidang perayaan liturgi tertuju kepada
perayaan ekaristi sebagai pusat dan puncaknya.
c. Ekaristi sebagai perutusan.
Pada masa abad ke- V perayaan ekaristi disebut misa. Istilah ini digunakan
untuk menunjukkan bahwa perayaan ekaristi lebih menekankan aspek
perutusan untuk melayani Tuhan dan sesame dalam mewartakan kabar
gembira dari Allah keapda seluruh bangsa.

6. Tata perayaan ekaristi dalam liturgi gereja


Adapun urutan tata perayaan ekaristi menurut TPE KWI 2005 adalah sebagai
berikut:
PEMBUKAAN
- Lagu pembukaan
- Tanda salib
- Salam
- Tema
- Pernyataan tobat
- Madah pujian
- Doa pembukaan
LITURGI SABDA
- Bacaan I
- Bacaan II
- Bacaan Injil
- Homily atau khutbah
- Syahadat
- Doa umat
LITURGI EKARISTI

6
- Persembahan
- Doa syukur agung
- Komuni
- Doa damai
- Menyambut komuni-lagu komuni
- Saat hening madah syukur
- Doa penutup
PENUTUP
- Pengumuman
- Berkat
- Pengutusan
- Menghormati altar
- Lagu penutup

B. Keterlibatan Umat dalam Hidup Menggereja


1. Pengertian keterlibatan umat
Keterlibatan adalah sikap yang ada dalam diri manusia yang
dicurahkan dengan sepenuhnya dengan jiwa raga kepada sesuatu yang hendak
dilakukan. Sedangkan umat adalah umat yang dipanggil dan dipilih Allah
dalam persekutuan sebagai saudara yang memiliki kesamaan martabat dalam
anggota sebagai umat Allah.
Keikutsertaan kaum awam dalam tugas imamatnya untuk
melaksanakan ibadat rohani supaya Allah dimuliakan dan umat manusia
diselamatkan. Oleh karena itu, para awam sebagai orang yang menyerahkan
diri kepada kristus dan diurapi dengan roh kudus, secara Ajaib dipanggil dan
disiapkan supaya semakin melimpah menghasilkan buah-bauh roh dalam diri
mereka. Dengan tugas ini, kita sebagai umat Allah dipanggil untuk terlibat
mengambil bagian tugas-tugas gerejani yaitu kegiatan yang sungguh-sungguh
mengarahkan pada kehidupan gereja itu sendiri.

2. Macam-macam keterlibatan umat sebagai tugas dalam hidup menggereja


a. Bidang liturgia
Dalam bidang liturgi, sebagai umat katolik yang sudah menerima
sakramen penguatan siap diutus dalam melaksanakan tugas-tugas liturgi
gereja. Sebagai petugas liturgi, umat dapat melibatkan diri secara aktif
dengan bertugas sebagai:
 Lector
 Pemazmur
 Dirigen
 Paduan suara
 Organis
 Pembaca doa umat

7
 Pembaca pengumuman
 Petugas kolekte
 Petugas persembahan

b. Bidang koinonia.
Dalam koinonia, setiap umat yang telah menerima sakramen penguatan
diharapkan untuk masuk dalam persekutuan dan ikut ambil bagian
didalamnya serta tumbuh dan menjadi persekutuan yang sehati dan sejiwa.
c. Bidang diakonia
Pelayanan yang diberikan dalam bentuk spontan, pelayanan karitatif
dan pelayanan pemberdayaan. Melalui pelayanan diakonia ini, sebagai
umat kristiani yang sudah menerima sakramen penguatan mempunyai
kesadaran dalam diri untuk turut dalam pelayanan, memberikan bantuan
kepada orang yang membutuhkan dan senantiasa menjadi berkat bagi
semua orang.
d. Bidang kerygma
Sebagai umat kristiani yang menerima sakramen penguatan, kita
dipanggil kristus untuk mewartakan kerajaan Allah melalui tugas-tugas
pewartaan misalnya membahas kitab suci, memimpin pendalaman iman,
dan memberikan renungan dalam kelompok tertentu.

8
BAB IV
PENUTUP
A. Kesimpulan
Ekaristi dalam dokumen konsili vatikan II sacrosantum Concilium art.47
bahwa ekaristi sebagai perjamuan paskah dimana sebelum Yesus diserahkan untuk
disalib, bersama para muridnya mengadakan perjamuan malam terakhir sebagai
lambang akan cinta kasih, kesatuan dan ikatan cinta kasih kepada murid-muridnya
yang setia bersama Yesus. Bentuk cinta dan kasih ini Yesus curahkan kepada murid-
muridnya sehingga para murid selalu menyadari akan pentingnya perayaan ekaristi
sebagai kenangan akan dia.
Hasil penelitian yang telah penulis lakukan menunjukkan bahwa keterlibatan
umat dalam perayaan ekaristi memberikan pengaruh pada keterlibatan dalam hidup
menggereja. Bahkan umat yang jarang terlihat menjadi lebih terlibat lagi, apa lg
ketika ada kegiatan yang memberikan manfaat dan menyenangkan. Kesetiaan dan
kesadaran dari umat untuk merayakan perayaan ekaristi menjadi salah satu dampak
yang positif bagi kehidupan sehari-hari dan selanjutnya.

B. Saran
Pada akhirnya, penulis mencoba memberikan saran yang dapat berguna untuk
semakin meningkatkan kesadaran bagi umat untuk merayakan perayaan ekaristi.
Umat diharapkan untuk terus terlibat aktif dan tidak hanya mengandalkan umat
lainnya saja yang selama ini sudah aktif tetapi perlu juga mempunyai kesadaran
didalam diri sebagai anggota gereja baik itu terlibat aktif dalam perayaan ekaristi
maupun keterlibatan didalam kegiatan-kegiatan gereja.

9
DAFTAR PUSTAKA
Andi prastowo.(2014). metode penelitian kualitatif. Ar-Ruzz Media: Yogyakarta

Dua Gete, Anastasia. (1975), Keterlibatan. Puskat bagian Publikasi: Yogyakarta.

Grun, ANselmus. (1998). Ekaristi dan Perwujudan Diri. Nusa Indah: Ende

Konferensi Waligereja Indonesia. (2005). Tata Perayaan Ekaristi. Kanisius: Yogyakarta

10

Anda mungkin juga menyukai