PENCASILA
Puji dan syukur penulis panjatkan ke hadirat Allah SWT, serta shalawat dan salam
penulis sanjungkan kepada Nabi Besar Muhammad SAW. Berkat rahmat dan karunia-Nya
penulis dapat menyelesaikan penyusunan Critical Book ini.
Dalam penulisan Critical Book ini disadari sepenuhnya masih sangat jauh dari
kesempurnaan. Kekurangan-kekurangan yang ada dalam penulisan ini disebabkan karena
kurangnya pengetahuan dan pengalaman yang penulis miliki. Maka dari itu dengan segala
kerendahan hati penulis sangat mengharapkan kritikan dan saran yang sifatnya konstruktif
dari dosen, rekan mahasiswa dan pembaca guna kesempurnaan di masa yang akan datang.
Saya mohon maaf yang sebesar-besarnya jika ada kalimat atau kata-kata yang salah.
Demikian, semoga makalah ini dapat bermanfaat. Terima Kasih.
Sibolga,
Penulis
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Pancasila satu-satunya ideology yang dianut bangsa Indonesia tak ada yang mampu
membantahnya. Indonesia yang terdiri dari berbagai suku bangsa dapat dipersatukan oleh
pancasila. Itu sebabnya pancasila sering kali disebut sebagai ideology yang sakti. Maka dari
itu Buku Negara Kebangsaan Pancasila yang ditulis oleh Prpf. Dr. H. Kaelan, M. S.
Merupakan salah satu buku yang membahasnya. Oleh sebab itu saya sebagai mahasiswi
menulis laporan critical book review sebagai hasil membaca dan menganalisa buku tersebut.
Laporan ini diharapkan menjadi sumber pengetahuan yang didalamnya berisi keunggulan dan
kelemahan buku.
B. Rumusan Masalah
1. Ringkasan Buku
2. Tata Bahasa Buku
3. Substansi Buku
C. Tujuan Penulisan
Tujuan penulisan critical book review ini adalah untuk mengetahui keunggulan dan
kelemahan serta ringkasan dari buku yang berjudul Neegara Kebangsaan Pancasila oleh Prof.
Dr. H. Kaelan, M. S.
D. Informasi Buku
Judul : Negara Kebangsaan Pancasila
Penulis : Prof. Dr. H. Kaelan, M. S.
Penerbit : PARADIGMA (Perum. Nogotirto III Jl. Bromo, C 97) Trihanggo, Sleman,
Yogyakarta
ISBN : 978-979-8658-24-8
Tahun Terbit : 2013
Urutan Cetakan : -
Dimensi Buku : -
Tebal Buku : 725 Halaman
BAB II
RINGKASAN, TATA BAHASA, SUBSTANSI
BAB I
PANCASILA DALAM KONTEKS SEJARAH PERJUANGAN BANGSA INDONESIA
(KAUSA MATERIALIS PANCASILA)
A. Pengantar
Suatu bangsa dalam mewujudkan cita-cita kehidupannya dalam suatu negara modern,
secara objektif memiliki karakteristik sendiri-sendiri, dan melalui suatu proses serta
perkembangan sesuai latar belakang sejarah, raelitas social, budaya, etnis, kehidupan
beragama, dan konstelasi geografis yang dimiliki oleh bangsa tersebut.
A. Nilai-Nilai Pancasila Dalam Sejarah Bangsa Indonesia
Zaman Kutai
Bentuk kerajaan dengan agama sebagai tali pengikat kewibawaan raja ini tampak
dalam kerajaan-kerajaan yang muncul kemudian di jawa dan sumatera.
Zaman Sriwijaya
Sebagai suatu kerajaan yang besar sriwijaya sudah mengembangkan tata negara dan
tata pemerintahan yang mampu menciptakan peraturan-peraturan yang ditaati oleh
rakyat yang berada di wilayah kekuasaannya.
Zaman Kerajaan Sebelum Majapahit
Sebelum kerajaan majapahit muncul sebagai suatu kerajaan yang memancangkan
nilai-nilai nasionalisme, telah muncul kerajaan-kerajaan di jawa tengah dan jawa
timur silih berganti.
Kerajaan Majapahit
Pada tahun 1293 berdirilah kerjaaan majapahit yang mencapai zaman keemasannya
pada pemerintahan raja hayam wuruk dengan mahapatih gajah mada yang dibantu
oleh laksamana nala dalam memimpin armadanya untuk menguasai nusantara.
B. Zaman Penjajahan
Beberapa saat setelah Sultan Agung mangkat maka Mataram menjadi bagian kekuasaan
kompeni. Bangsa belanda mulai memainkan peranan politiknya dengan licik di Indonesia. Di
Makasar yang memiliki kedudukan yang sangat vital berhasil juga dikuasai cleh kompeni
tahun (1667) dan ambullah perlawanan dari rakyat Makasar di bawah Hasanudin. Menyusul
pula wilayah Banten (Sultan Ageng Tirtoyoso) dapat ditundukkan pula oleh kompeni pada
tahun 1684. Perlawanan Trunojoyo, Untung Suropati di Jawa Timur pada akhir abad ke XVII
nampaknya tidak mampu/ meruntuhkan kekuasaan kompeni pada saat itu. Demikian pula
ajakan Ibnu Iskandar pimpinan armada dari Minangkabau untuk mengadakan perlawanan
bersama terhadap kompeni juga tidak mendapat sambutan yang hangat. Perlawanan bangsa
Indonesia terhadap penjajah yang terpencar-pencar dan tidak memiliki koordinasi tersebut
banyak mengalami kegagalan sehingga banyak menimbulkan korban bagi anak-anak bangsa.
Demikianlah Belanda pada awalnya menguasai daerah-daerah yang strategis dan kaya akan
hasil rempah-rempah pada abad ke XVII dan | nampaknya semakin memperkuat
kedudukannya dengan didukung oleh kekuatan militer.
C. Kebangkitan Nasional
Pada abad ke XX di panggung politik internasional terjadilah pergolakan kebangitan
dunia timur dengan suatu kesadaran akan kekuatannya sendiri.republik philipina (1898), yang
dipelopori joze rizal, kemenangan jepang atas rusia di tsunia (1905) gerakan sun yat sen
dengan republik cinanya (1911). Perjuangan rintisan kesatuan nasional kemudian diikuti
dengan sumpah pemuda tanggal 28 oktober 1928, yang isinya satu bahasa satu bangsa dan
satu tanah air indonesia. Lagu indonesia raya pada saat itu pertama kali dikumandangkan dan
sekaligus sebagai penggerak kebangkitan kesadaran berbangsa dan bernegara.
D. Zaman Penjajahan Jepang
Setelah Nederland diserbu oleh tentara Nazi Jerman pada tanggal 5 Mei 1940 dan
jatuh pada tanggal 10 Mei 1940, maka Ratu Wihelmina dengan segenap aparat
pemerintahannya mengungsi ke Inggris, sehingga pemerintahan Belanda masih dapat
berkomunikasi dengan pemerintah jajahan di Indonesia. Janji Belanda tentang Indonesta
merdeka di kelak kemudian hari dalam | kenyataannya hanya suatu kebohongan belaka
sehingga tidak pernah menjadi kenyataan. Bahkan sampai akhir pendudukan pada tanggal 10
maret 1940, kemerdekaan bangsa Indonesia itu tidak pernah terwujud.
Sidang BPUPKI Pertama
Sidang BPUPKI dilaksanakan sealam empat hari bertutut-turut yang tampil berpidato
menyampaikan usulannya adalah : tanggal 29 mei 1945 Mr. Muhammad Yamin, tanggal 31
mei 1945 Prof. Soepomo, dan tanggal 1 juni 1945 Ir. Soekarno.
Sidang BPUPKI Kedua (10-16 juli 1945)
Hari pertama sebelum sidang BPUPKI kedua dimulai, diumumkan oleh ketua
penambahan 6 anggota baru penyelidik yaitu : abdul fatah hasan, asikin natanegara, soerjo
hamidjodjo, muhammad noor, besar, dan abdul kaffar.
E. Proklamsi Kemerdekaan dan Sidang PPKI
Kemenangan Sekutu dalam Perang Dunia membawa hikmah bagi bangsa Indonesia.
Menurut pengumuman Nanpoo Gun (Pemerintah Tentara Jepang untuk seluruh daerah
selatan), tanggal 7 Agustus 1945 (Kan Poo No.72/2605 k.11), pada pertengahan bulan
Agustus 1945 akan dibentuk Panitia Persiapan Kemerdekaan Indonesia atau Dokuritu Zyunbi
linkai'.
Proklamasi Kemerdekaan 17 agustus 1945
PROKLAMASI
Kami bangsa Indonesia dengan ini menyatakan Kemerdekaan Indonesia. Hal-hal yang
mengenai pemindahan kekuasaan dan lain-lain diselenggarakan dengan cara seksama dan
dalam tempo yang sesingkat-singkatnya.
Jakarta, 17 agustus 1945
F. Realisasi Nilai-Nilai Ketuhanan Yang Maha Esa Dalam Tertib Hukum Indonesia
Berdasarkan realias pada penjabaran dalam tertib hukum Indonesia, maka sistem hukum
Indonesia berdasarkan atas ketuhanan yang maha esa, bukan hanya dalam batas nilai filosofis
melainkan juga dijabarkan dalam aspek normatif dalam tertib hukum Indonesia.
BAB V
KEMANUSIAN YANG ADIL DAN BERADAB
A. Pengantar
Manusia sebagai makhluk Tuhan yang Maha Esa, sejak lahir adalah merupakan makhluk
pribadi yang tersusun atas jasmani dan rohkani. Ia memiliki akal budi dan kehendak yang
pada awalnya merupakan suatu potensi, vang harus berkembang terusmenerus untuk menjadi
pribadi yang sempurna dan mencapai tujuan eksistensinya. Sehubungan dengan itu ia diberi
hak-hak asasi, yaitu hak-hak asasi manusia sebagai manusia. Dia tidak hanya berhak
menggunakan hak-haknya itu, namun juga wajib menggunakannya karena hanya secara
demikian manusia dapat mengemban tugasnya dan mencapai eksistensinya.
B. Proses Perumusan Sila Kemausiaan Yang Adil dan Beradab
Dalam meletakkan dasar hidup berbangsa dan bernegara, para pendiri republik ini
enyadari akan pentingya dasar kemanusiaan pada filsafat bangsa dan negara indonesia.
Soekarno dalam mengemukakan pemikirannya setelah menguraikan tentang pentingnya
nasionalisme yang tatkala pidatonya diletakkan pada prinsip pertama, kemudian soekarno
menekankan pentingnya dasar kemanusiaan (internasionalisme) dalam hidup berbangsa dan
bernegara. Menurut soekarno prinsip dasar nasionalisme ini ada bahanya karena dapat
meruncing kepada sikap chauvinisme, yaitu kebangsaan yang tidak berperikemanusiaan.
Bangsa indonesia adalah hanya sebagian kecil saja dari bangsa-bangsa di dunia, sehingga
menjadi sangat penting untuk diletakkan dasar kemanusiaan. Atas pandangan ini soekarno
mengatakan dengan mengutip pernyataan Gandhi, “my nationalism is humanity”. Dalam
proses perumusan pancasila dan kursus pancasila 5 Juli 1958, soekarno menyatakan tentang
sila “kemanusiaan yang adil dan beradab” sebagai berikut :
“kita maksudkan bahwa kuta daripada republik indonesia merasakan bahwa kta ini bukanlah
bangsa yang berdiri sendiri, tetapi adalah satu bangsa dalam keluarga-keluarga bangsa-
bangsa. Bahwa umat manusia sekarang ini yang terdiri daripada pelbagai bangsa-bangsa pada
hakikatnya pun adalah satu rantai yang tiada terputus-putus. Terutama sekali dalam abad
keduapuluh ini tak dapat kita bayangkan adanya suatu bangsa yang dapat hidup dengan tiada
hubungan dengan bangsa-bangsa yang lain. Tak dapat kita bayangkan mungkin hidupnya
sesuatu bangsa yang sama sekali terasing daripada bangsa-bangsa lain. Kebangsaan yang kita
anjurkan bukan kebangsaan yang menyendiri, bukan chauvinisme. Kita harus menuju
persatuan dunia, persaudaraan dunia. Kita bukan saja harus mendirikan negara indonesia
merdeka, tetapi kita harus menuju pula kepada kekeluargaan bangsa-bangsa.
C. Hakikat dan Makna Sila Kemanusiaan Yang Adil dan Beradab Hakikat
Manusia
Untuk dapat memahami hakikat sila Kemanusiaan yang adj dan beradab, maka terlebih
dahulu dibahas kedudukan manusis dalam negara. Berbagai pemikir besar tentang negara
mendeskrip. sikan bahwa, manusia dalam merealisasikan dan meningkatkan harkat dan
marttabatnya tidaklah mungkin untuk dipenuhinya sendiri, oleh karena itu manusia sebagai
makhluk sosial senantiasa membutuhkan orang lain dalam hidupnya. Dalam pengertian inilah
manusia membentuk suatu persekutuan hidup yang disebut negara. Namun demikian dalam
kenyataannya sifat-sifat negara satu dengan lainnya memiliki perbedaan dan hal ini sangat
ditentukan oleh pemahaman ontologis hakikat manusia sebagai pendukung pokok negara,
sekaligus tujuan adanya suatu negara.
F. Moralitas Kemanusiaan
Hakikat manusia memiliki sifat dan watak yang luhur, yang sesuai dengan hakikat manusia
yang menurut istilah prof. Notonogoro disebuttabiat saleh, yang meliputi empat hal yaitu :
Moral kebijaksanaan
Moral keadilan
Moral kesederhanaan
Watak keteguhan