MK. PEMBELAJARAN
MATEMATIKA SD
PRODI S1 PGSD- FIP
Skor Nilai :
Oleh Kelompok 5
MARET 2023
KATA PENGANTAR
Puji syukur kehadirat Allah swt Tuhan Yang Maha Esa yang telah
melimpahkan segala nikmat dan karunia-Nya sehingga makalah yang berjudul
“Pembelajaran Pecahan Berbasis Kearifan Lokal ” dapat diselesaikan dengan tepat
waktu. Penulis berterima kasih kepada Ibu Dosen Elvi Mailani, S. Si., M. Pd
selaku dosen pengampu mata kuliah Pembelajaran Matematika SD yang telah
membimbing penulis hingga terselesaikannya makalah ini. Pada kesempatan kali
ini, penulis juga mengucapkan terima kasih kepada pihak-pihak yang sengaja
maupun tidak disengaja turut serta membantu penyusunan makalah ini.
Penulis telah berupaya menyajikan makalah ini dengan sebaik-baiknya. Di
samping itu, apabila dalam makalah didapati kekurangan dan kesalahan, baik dalam
pengetikan maupun isinya, maka penulis dengan senang hati menerima saran dan
kritik yang membangun dari pembaca guna penyempurnaan penulisan makalah
berikutnya. Semoga makalah yang sederhana ini dapat menambah khasanah
keilmuan dan bermanfaat untuk kita semua.
Kelompok 5
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR........................................................................................................2
DAFTAR ISI.......................................................................................................................3
BAB I...................................................................................................................................4
PENDAHULUAN...............................................................................................................4
A. Latar Belakang..........................................................................................................4
B. Rumusan Masalah.....................................................................................................4
C. Tujuan........................................................................................................................4
BAB II..................................................................................................................................5
PEMBAHASAN..................................................................................................................5
A. Pengertian dan Notasi Bilangan Pecahan..................................................................5
B. Jenis-jenis Bilangan Pecahan (Bilangan Pecahan Senilai, Bilangan Pecahan Murni,
Senama, dan Campuran, Bilangan Pecahan Desimal)......................................................8
C. Pecahan Bentuk Persen...........................................................................................12
1. Cara Mengubah Pecahan Biasa ke Persen dan Permil.........................................12
2. Cara Mengubah Persen dan Permil ke Pecahan Biasa.........................................13
D. Operasi Hitung Pecahan dan Sifat-sifatnya.............................................................13
E. Penggunaan Pecahan Dalam Masalah Kehidupan Sehari-hari................................19
1. Pekerjaan konstruksi...............................................................................................19
2. Dapur & Resep........................................................................................................19
3. Sains & Teknologi..................................................................................................20
F. Merancang Pembelajaran Materi Pecahan..............................................................20
BAB III..............................................................................................................................23
PENUTUP.........................................................................................................................23
A. Kesimpulan..............................................................................................................23
B. Saran........................................................................................................................23
DAFTAR PUSTAKA.......................................................................................................24
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Pecahan merupakan salah satu kajian inti dari materi matematika
yangdipelajari peserta didik di Sekolah Dasar (SD). Pembahasan
materinyamenitikberatkan pada pengerjaan (operasi) hitung dasar yaitu
penjumlahan, pengurangan, perkalian, dan pembagian, baik untuk pecahan
biasamaupun campuran .
B. Rumusan Masalah
1. Apa definsi dari bilangan pecahan dan bagaimana noatasinya?
2. Apa saja jenis jenis bilangan pecahan?
3. Apa yang dimaksud dengan bilangan pecahan bentuk persen dan bagaimana
notasinya?
4. Bagaimana operasi hitung pecahan dan sifat-sifatnya?
5. Bagaimana contoh penggunaan pecahan dalam masalah kehidupan sehari-
hari?
6. Bagaimana cara merancang pembelajaran materi pecahan?
C. Tujuan
1. Agar mahasiswa mengetahui apa definsi dari bilangan pecahan dan
bagaimana notasinya
2. Agar mahasiswa mengetahui apa saja jenis jenis bilangan pecahan
3. Agar mahasiswa mengetahui apa yang dimaksud dengan bilangan pecahan
bentuk persen dan bagaimana notasinya
4. Agar mahasiswa mengetahui bagaimana operasi hitung pecahan dan sifat-
sifatnya
5. Agar mahasiswa mengetahui bagaimana contoh penggunaan pecahan dalam
masalah kehidupan sehari-hari
6. Agar mahasiswa mengetahui gaimana cara merancang pembelajaran materi
pecahan
BAB II
PEMBAHASAN
Keseluruhan
Pembilang
1
=
4
Penyebut
a. Pecahan Biasa
Pecahan biasa adalah jenis bilangan pecahan yang paling sederhana dan hanya
terdiri dari penyebut dan pembilang yang berupa bilangan bulat. Pecahan biasa
dibagi lagi menjadi dua, yaitu pecahan murni dan pecahan tidak murni (Kompas,
2022).
Pecahan murni adalah pecahan yang nilai penyebutnya selalu lebih besar dari
pembilangnya (a< b). Suatu bilangan pecahan yang mempunyai ciri-ciri seperti ini
dinamakan bilangan pecahan murni atau bilangan pecahan sejati atau bilangan
pecahan paling sederhana (tidak dapat disederhanakan lagi).
1 2 3 7
Contoh pecahan murni adalah: , , ,
2 3 4 8
Pecahan tidak murni adalah kebalikan dari pecahan murni. Dilansir dari
Cuemath, pecahan tidak murni memiliki pembilang yang lebih besar daripada
penyebutnya (a> b).
3 4 10 17
Contoh pecahan tidak murni adalah: , , ,
2 3 7 9
b. Pecahan Campuran
Pecahan campuran adalah pecahan yang terdiri dari bilangan bulat dan bilangan
b
pecahan. Bilangan pecahan campuran adalah bilangan dalam bentuk a . Dalam
c
b
hal ini, a adalah bilangan bulat dan merupakan bilangan pecahan murni.
c
Pecahan campuran dapat diubah menjadi pecahan biasa dengan membagi
pembilang dan penyebutnya. begitupun sebaliknya pecahan biasa dapat diubah
menjadi pecahan senilai jika bilangan pembilang lebih besar dari bilangan
penyebutnya.
1 3 3 7
Contoh pecahan campuran adalah: 2 , 8 , 7 , 1
2 5 4 8
Cara Mengubah Pecahan Biasa Menjadi Pecahan Campuran
Pecahan biasa yang memungkinkan untuk diubah menjadi pecahan murni yakni
pecahan tak murni, dan cara untuk mengubahnya, yaitu:
Membagi bilangan penyebut, kemudian hasilnya dijadikan bilangan bulat
Sisa dari pembagian dijadikan sebagai pembilang
Untuk penyebutnya masih tetap seperti penyebutnya yang semula (tidak
12
diubah. Sebagai contoh: diubah menjadi pecahan campuran 12 :5=¿2,
5
12 2
sisa 2. Jadi, =2
5 5
Cara Mengubah Pecahan Campuran Menjadi Pecahan Biasa
Cara untuk mengubah pecahan campuran menjadi pecahan biasa yakni dengan
mengikuti langkah sebagai berikut:
Mengalikan bilangan bulat dengan penyebutnya
Menjumlahkan hasilnya dengan pembilang, kemudian dijadikan sebagai
pembilang
Untuk penyebutnya masih tetap seperti penyebutnya yang semula (tidak
diubah)
3
Sebagai contoh: 5 diubah menjadi pecahan biasa 5 × 4 = 20 20 + 3 =
4
3 23
23. Jadi, 5 =
4 4
c. Pecahan Desimal
Pecahan decimal adalah pecahan yang diperoleh dari hasil pembagian suatu
bilangan terdiri atas dua angka atau lebih dan disertai tanda koma dengan bilangan
pecahan per sepuluhan, per seratusan, per seribuan, dan seterusnya. Secara
sederhana, pecahan decimal adalah nilai desimal yang mengandung nilai pecahan
dibelakang koma.
1 1 1
Sebagai contoh: ditulis 0,1 ; ditulis 0,01 ; ditulis 0,001
10 100 1000
Cara Mengubah Pecahan Menjadi Bentuk Desimal
Cara untuk mengubah pecahan kedalam bentuk desimal yakni dengan mengikuti
langkah sebagai berikut:
Mengubah pecahan dengan penyebut puluhan, ratusan, ribuan dan
seterusnya.
Jika menjadikan 10 sebagai penyebut, maka komanya diletakkan satu
angka dari belakang.
Jika menjadikan 100 sebagai penyebut, maka komanya diletakkan dua
angka dari belakang.
Jika menjadikan 1000 sebagai penyebut, maka komanya diletakkan tiga
angka dari belakang.
2
Sebagai contoh: diubah menjadi bentuk decimal
4
Karena 4 tidak bisa dibagi dengan 10, maka penyebutnya kita ubah menjadi 100
2 (2 x 25) 50 2
= = = 0,5. Jadi, =0,5
4 (4 x 25) 100 4
Cara Mengubah Bentuk Desimal Menjadi Pecahan
Cara untuk mengubah bentuk desimal kedalam bentuk pecahan yakni dengan
mengikuti langkah sebagai berikut:
Perhatikan tanda koma pada pecahan decimal
Apabil tanda komanya diikuti satu angka di belakang, maka diubah
menjadi pecahan berpenyebut 10
Apabila tanda komanya diikuti dua angka di belakang, maka diubah
menjadi pecahan berpenyebut 100
Apabila tanda komanya diikuti tiga angka di belakang, maka diubah
menjadi pecahan berpenyebut 1000
Menyederhanakan pecahan apabila masih bisa disederhanakan
Sebagai contoh: 0,75 diubah menjadi pecahan
Karena ada dua angka dibelakang koma, maka diubah menjadi berpenyebut 100
75
0,75=
100
75 3 3
= . Jadi, 0,75=
100 4 4
d. Pecahan Senama
Bilangan-bilangan pecahan yang mempunyai penyebut sama dinamakan bilangan-
1 3 4
bilangan pecahan senama. Contohnya: , ,
6 6 6
e. Pecahan Senilai
Pecahan senilai adalah pecahan yang nilainya tetap sama ketika pembilang dan
penyebutnya dikalikan atau dibagi dengan bilangan yang sama, kecuali 0. Pecahan
senilai adalah dua atau lebih pecahan yang bernilai sama walaupun pembilang dan
penyebutnya berbeda.
1 2
Contoh: dan adalah pecahan senilai
2 4
1 2
Bukti: →×2→
2 4
2 1
→:2→
4 2
C. Pecahan Bentuk Persen
1 0
= 50
2 00
1 0
= 25
4 00
3 0
= 75
4 00
Contoh soal:
7
1. ubahlah pecahan kepecahan bentuk
25
a. persen
b. permil
Penyelesaian
7 4 28 0
a. × = = 28
25 4 100 0
7 40 28 0
b. × = = 280
25 40 100 0
0 45 9
45 = =
0 100 20
0 35 7
35 = =
00 1000 200
Cara mengerjakan operasi hitung yang satu ini cukup mudah. Pertama,
samakan terlebih dahulu jenis pecahan, baik itu pecahan biasa, pecahan campuran,
persen atau pecahan desimal.Kedua, jika pecahan diubah ke dalam pecahan biasa,
dan pecahan tersebut berbeda penyebutnya, maka perlu disamakan terlebih dahulu
penyebutnya.Ketiga, karena penjumlahan dan pengurangan kedudukannya sama,
maka lakukan operasi penjumlahan dan pengurangan secara berurutan dari kiri ke
kanan, kemudian sederhanakan.
Contoh soal 1
Pembahasan:
Contoh soal 2
2. Perkalian
Pada perkalian pecahan, penyebutnya tidak perlu disamakan terlebih dahulu. Perkalian
pecahan dilakukan antarpembilang dengan pembilang dan penyebut dengan penyebut.
Contoh soal
3/5 × 3/4 = (3×3)/(5×4) = 9/20
3. Pembagian
Posisi bilangan pecahan pada akhir operasi pembagian harus dibalik, di mana pembilang
menjadi penyebut dan penyebut menjadi pembilang. Setelah itu, tanda bagi diubah
menjadi tanda kali.
Kemudian, cara menghitungnya sama dengan operasi perhitungan. Kalikan pembilang
pecahan pertama dengan penyebut pecahan kedua, serta penyebut pertama dengan
pembilang kedua.
Contoh soal
Tentukan hasil dari 4/5 : 4/3 =...
Pembahasan:
Pertama, ubah posisi pecahan 4/3 menjadi 3/4 . Kemudian, ubah tanda bagi menjadi kali,
sehingga perhitungannya menjadi:
4/5 × 3/4 = 12/20
1. Komutatif
Sifat komutatif adalah sifat pertukaran. Sifat komutatif penjumlahan pada
bilangan pecahan dituliskan sebagai berikut:
a/b + c/d = c/d + a/b
Contoh:
1/2 + 1/3 = 1/3 + ½
1/4 + 1/5 = 1/5 + 1/4
2. Asosiatif
Sifat asosiatif adalah sifat pengelompokan. Sifat asosiatif penjumlahan pada
bilangan pecahan dituliskan sebagai berikut:
(a/b + c/d) + e/f = a/b + (c/d + e/f)
Contoh:
(1/2 + 1/3) + 1/4 = 1/2 + (1/3 + 1/4)
(1/5 + 1/6) + 1/7 = 1/5 + (1/6 + 1/7)
3. Unsur Identitas
Unsur identitas penjumlahan pada bilangan pecahan adalah bilangan 0 (nol).
Artinya, semua bilangan pecahan apabila dijumlahkan dengan 0 (nol), maka
hasilnya adalah bilangan pecahan itu sendiri. Sifat identitas penjumlahan bilangan
pecahan dituliskan sebagai berikut:
a/b + 0 = 0 + a/b = a/b
Contoh:
1/2 + 0 = 0 + 1/2 = ½
3/4 + 0 = 0 + 3/4 = 3/4
4. Invers
Invers suatu bilangan pecahan artinya lawan dari bilangan pecahan itu sendiri.
Suatu bilangan pecahan dikatakan memiliki invers jumlah, jika hasil penjumlahan
bilangan pecahan tersebut dengan inversnya (lawannya) hasilnya 0 (nol).
Invers dari bilangan pecahan a/b adalah bilangan pecahan -a/b, sedangkan invers
dari bilangan pecahan -a/b adalah bilangan pecahan a/b. Hal ini dapat dituliskan
bahwa untuk semua bilangan pecahan a/b, selalu berlaku:
a/b + (-a/b) = (-a/b) + a/b = 0
Contoh:
1/2 + (-1/2) = (-1/2) + 1/2 = 0
3/4 + (-3/4) = (-3/4) + 3/4 = 0
Contoh:
1. Komutatif
Sifat komutatif adalah sifat pertukaran. Sifat komutatif perkalian pada bilangan
pecahan dituliskan sebagai berikut:
a/b x c/d = c/d x a/b
Contoh:
1/2 x 1/3 = 1/3 x ½
1/4 x 1/5 = 1/5 x 1/4
2. Asosiatif
Sifat asosiatif adalah sifat pengelompokan. Sifat asosiatif perkalian pada bilangan
pecahan dituliskan sebagai berikut:
(a/b x c/d) x e/f = a/b x (c/d x e/f)
Contoh:
(1/2 x 1/3) x 1/4 = 1/2 x (1/3 x 1/4)
(1/5 x 1/6) x 1/7 = 1/5 x (1/6 x 1/7)
3. Distributif
Sifat distributif adalah sifat penyebaran. Sifat distributif pada bilangan pecahan
terdiri dari:
b. Distributif Perkalian Terhadap Penjumlahan
Sifat distributif perkalian terhadap penjumlahan pada bilangan pecahan dituliskan
sebagai berikut:
a/b x (c/d + e/f) = (a/b x c/d) + (a/b x e/f)
Contoh:
1/2 x (2/3 + 4/5) = (1/2 x 2/3) + (1/2 x 4/5)
1/6 x (1/7 + 1/8) = (1/6 x 1/7) + (1/6 x 1/8)
c. Distributif Perkalian Terhadap Pengurangan
Sifat distributif perkalian terhadap pengurangan pada bilangan pecahan dituliskan
sebagai berikut:
a/b x (c/d – e/f) = (a/b x c/d) – (a/b x e/f)
Contoh:
1/2 x (2/3 – 4/5) = (1/2 x 2/3) – (1/2 x 4/5)
1/6 x (1/7 – 1/8) = (1/6 x 1/7) – (1/6 x 1/8)
4. Unsur Identitas Perkalian Pecahan
Unsur identitas perkalian pada bilangan pecahan adalah bilangan 1 (satu). Artinya,
semua bilangan pecahan apabila dikalikan dengan 1 (satu), maka hasilnya adalah
bilangan pecahan itu sendiri. Sifat identitas perkalian bilangan pecahan dituliskan
sebagai berikut:
a/b x 1 = 1 x a/b = a/b
Contoh:
2/3 x 1 = 1 x 2/3 = 2/3
4/5 x 1 = 1 x 4/5 = 4/5
Contoh:
1/2 : 3/4 = 1/2 x 4/3
1. Pekerjaan konstruksi
Untuk menimbang apa pun, biasanya orang menggunakan satuan seperti
inci dan kaki. Sebagai contoh, misal Anda ingin tukang kayu membangunkan
pintu dan Anda melakukan pengukuran hasilnya adalah delapan kaki, tiga
setengah inci. Maka tukang kayu akan menggunakan prinsip pecahan untuk
menguraikan ukuran dan memotong kayu lapis sesuai spesifikasi tersebut.
Pengukuran seperti itu tidak akan mungkin dilakukan tanpa gagasan tentang
pecahan. Pecahan memudahkan kita untuk mengerjakan bagian demi bagian.
Kegiatan 1: Guru menyajikan kue bika ambon yakni makanan khas medan (sebagai
media berbasis kearifan lokal). Kegiatan 1 yang dilakukan siswa dalam pembelajaran
adalah memotong kue bika ambon menjadi beberapa bagian melalui bentuk dan
besarnya yang sebelumnya dengan ukuran sama besar. Kegiatan 1 dilakukan untuk
mengeksplorasi pengetahuan siswa dalam memahami tentang pecahan. Pada tahap
ini, siswa dibagi dalam 4 kelompok yang masing-masing kelompok terdiri dari
beberapa siswa yang memiliki kemampuan matematika yang heterogen. Setiap
kelompok akan mendapat satu potong bika ambon yang masih utuh, kemudian
masing-masing kelompok dibantu oleh guru kelas untuk memotong bika ambon
menjadi beberapa bagian yang sama besar. Sambil guru memberikan beberapa
pertanyaan pada peserta didik. “Jika satu kue kita bagi menjadi 2, maka hasil
bilangan pecahan menjadi berapa?” peserta didik diharapkan menjawab : “Seperdua
ibu guru.” Lalu tanya lagi, “Kalau satu per dua ibu tambah satu per dua hasilnya
berapa?” Mereka menjawab: “Dua seperdua ibu guru” Lanjut saya bertanya, “Kalau
dua per dua itu sama dengan berapa?” Mereka menjawab: “Sama dengan satu ibu
guru.” Setelah mengerti konsep terkait bilangan pecahan dan mempraktikkan
langsung dengan media kue bika ambon yang dipotong, siswa menggambarkan hasil
potongan pada buku kerjanya. Selanjutnya, siswa menentukan pecahan berdasarkan
hasil simulasi yang telah dilakukan kelompok dengan potongan bika ambon.
Beberapa permasalahan cara membagi potongan kepada kelompok belajar menjadi
diskusi yang menarik.
PENUTUP
A. Kesimpulan
Pecahan adalah istilah dalam matematika yang terdiri dari pembilang dan
penyebut dalam bentuk a/b, dengan a, b bilangan bulat dimana b ≠ 0. Selain itu pecahan
dapat juga dimengerti dengan 3 bagian yaitu sesuatu yang utuh (part-whole), hasil bagi
(quotient), dan rasio (ratio).
Dalam materi bilangan pecahan terdapat jenis jenis pecahan. Jenis pecahan dapat
dibagi menjadi, antara lain pecahan biasa, campuran, desimal, senama, senilai dan
pecahan bentuk persen. Pecahan biasa terdiri dari 2 bagian yaitu pecahan murni dan
pecahan tidak murni.
Sama seperti bilangan cacah, pecahan juga bisa dioperasikan dalam perhitungan,
seperti pertambahan dan pengurangan, serta perkalian dan pembagian. Dalam
penjumlahan dan pengurangan jika pecahan diubah ke dalam pecahan biasa, dan pecahan
tersebut berbeda penyebutnya, maka perlu disamakan terlebih dahulu penyebutnya. Pada
perkalian pecahan, penyebutnya tidak perlu disamakan terlebih dahulu. Perkalian pecahan
dilakukan antarpembilang dengan pembilang dan penyebut dengan penyebut. Posisi
bilangan pecahan pada akhir operasi Pada pembagian harus dibalik, di mana pembilang
menjadi penyebut dan penyebut menjadi pembilang. Setelah itu, tanda bagi diubah
menjadi tanda kali. Lalu dikali pembilang kali pembilang dan penyebut dikali penyebut.
Pecahan adalah konsep fundamental dalam matematika, ia memiliki banyak
penerapan di dunia nyata. Pecahan banyak digunakan di beberapa bidang dalam
kehidupan sehari-hari seperti pekerjaan konstruksi, dapur dan resep, dan sains teknologi.
B. Saran
Demikian yang dapat kami paparkan mengenai materi yang menjadi pokok
bahasan dalam makalah ini, Tentu masih banyak kekurangan dan kelemahannya karena
terbatasnya pengetahuan dan kurangnya rujukan atau referensi yang ada hubungannya
dengan judul makalah ini. Penulis banyak berharap para pembaca yang budiman
memberikan kritik dan saran yang membangun kepada penulis demi sempurnanya
makalah ini dan makalah-makalah di kesempatan berikutnya. Semoga makalah ini
berguna bagi penulis khususnya juga para pembaca yang budiman pada umumnya.
DAFTAR PUSTAKA
Warsito, dkk. (2019). Desain Pembelajaran Pecahan melalui Pendekatan Realistik di Kelas V.
Mosharafa: Jurnal Pendidikan Matematika, 8(1), 25-36.