Anda di halaman 1dari 24

CRITICAL JURNAL REVIEW

MK. ILMU PENDIDIKAN


PRODI S1 FIP

Skor Nilai :

MODEL PEMBELAJARAN TERPADU


DI SEKOLAH DASAR UUM MURFIAH

Nama Mahasiswa : Aulia Ramadani

NIM/PRODI : 1203111005/ PGSD

Mata Kuliah : Ilmu Pendidikan

Dosen Pengampu : Dr. Aman Simare-mare, S. Psi., M. S.

PROGRAM STUDI S1 PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR

FAKULTAS ILMU PENDIDIKAN

UNIVERSITAS NEGERI MEDAN

OKTOBER 2021
KATA PENGANTAR

Puji syukur saya ucapkan atas kehadirat ALLAH SWT , yang telah melimpahkan rahmat dan
karunia-Nya, sehingga saya dapat menyelesaikan tugas Critical Journal Riview tepat pada waktunya.

Penulis mengucapkan terima kasih bapak Dr. Aman Simare-mare, S. Psi., M. S.,
selaku dosen pengampu mata kuliah Ilmu Pendidikan yang merupakan mata kuliah yang
diselenggarakan di semester tigas Program Studi Pendidikan Guru Sekolah Dasar di Falkutas
Ilmu Pendidikan Universitas Negeri Medan.
Dalam penulisan Cjr ini, saya sangat berterimakasih kepada pihak-pihak yang telah
membantu saya. Saya juga berharap agar para pembaca dapat memberikan kritik dan saran
yang dapat membangun semangat saya untuk selanjutnya bisa menyelesaikan tugas makalah
Cjr dengan lebih baik lagi .

Dolok Masihul, Oktober 2021

Penulis

1
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ............................................................................................... 1

DAFTAR ISI ............................................................................................................. 2

BAB I PENGANTAR ................................................................................................ 3

A. Rasionalisasi Pentingnya CJR .......................................................................... 3


B. Tujuan Penulisan CJR...................................................................................... 3
C. Manfaat Penulisan CJR .................................................................................... 3
D. Identitas Jurnal ................................................................................................ 4

BAB II RINGKASAN ISI ARTIKEL ...................................................................... 5

A. Jurnal Utama ................................................................................................... 5


B. Jurnal Pembanding .......................................................................................... 9

BAB III KEUNGGULAN PENELITIAN .............................................................. 14

A. Kegayutan Antar Elemen ............................................................................... 14


B. Originalitas Temuan ...................................................................................... 14
C. Kemuktahiran Masalah .................................................................................. 14
D. Kohesi dan Koherensi Isi Penelitian ............................................................... 15

BAB IV KELEMAHAN PENELITIAN ................................................................. 16

A. Kegayutan Antar Elemen ............................................................................... 16


B. Originalitas Temuan ...................................................................................... 16
C. Kemuktahiran Masalah .................................................................................. 16
D. Kohesi dan Koherensi Isi Penelitian ............................................................... 17

BAB V IMPLIKASI TERHADAP ......................................................................... 18

A. Teori.............................................................................................................. 18
B. Program Pembangunan Pemerintah ............................................................... 18
C. Pembahasan dan Analisa ............................................................................... 19

BAB VI KESIMPULAN ......................................................................................... 20

A. Jurnal Utama ................................................................................................. 20

2
B. Jurnal Pembanding ........................................................................................ 20

DAFTAR PUSTAKA .............................................................................................. 21

3
4
BAB I
PENGANTAR
A. Rasionalisasi Pentingnya CJR
Critical Journal Review bukanlah sekedar laporan atau tulisan tentang isi sebuah journal,
tetapi lebih menitikberatkan pada evaluasi (penjelasan, interpretasi, dan analisis) baik
mengenai keunggulan dan kelemahan tulisan. Apa yang menarik dari tulisan tersebut dan
bagaimana cara tulisan tersebut bisa mempengaruhi cara berpikir kita dan menambah
pemahaman kita terhadap suatu bidang tertentu dalam hal ini mengenai Keterampilan Dasar
Pendidikan Anak Usia Dini.
Dengan kata lain, dengan melakukan Critical Journal Review kita menguji pikiran
pengarang/penulis berdasarkan sudut pandang kita, selain itu Critical Journal Review juga
bertujuan untuk mengembangkan budaya membaca, berpikir sistematis dan kritis serta
mengekspresikan pendapat. Oleh sebab itu Critical Journal Review sangat lah penting
dilakukan, karena dengan melakukan Critical Journal Review kita dapat menilai tentang
bagus atau tidak nya sebuah tulisan layak tidaknya sebagai bahan bacaan serta dapat
menambah wawasan kita, menjadi lebih berpikir kritis serta melatih kebiasaan membaca
cepat.
B. Tujuan Penulisan CJR
Penulis melakukan CJR dengan maksud tujuan agar dapat menyelesaikan tugas KKNI.
Kemudian tak lupa dengan tujuan menambah wawasan terhadap mata kuliah Ilmu
Pendidikam , serta meningkatkan daya nalar dan pengetahuan yang kita dapat selama belajar
mata kuliah ini. Dan kita juga bisa berbagi ilmu terhadap orang lain. Sekaligus penulis
melakukan CJR untuk menguatkan daya ingat selama belajar Ilmu Pendidikan di semester
tiga ini.
C. Manfaat Penulisan CJR
Manfaat yang dapat disimpulkan pada hal diatas ialah :
1. Menambah wawasan pengetahuan tentang segala hal yang berkaitan dengan Ilmu
Pendidikan.
2. Mempermudah pembaca mendapatkan inti dari sebuah jurnal yang telah di lengkapi
dengan ringkasan jurnal pembahasan isi buku, serta kekurangan dan kelebihan buku
tersebut.
3. Melatih mahasiswa/i merumuskan serta mengambil kesimpulan-kesimpulan atas
buku-buku yang dianalisis tersebut.

5
4. Meningkatkan kemampuan mahasiswa dalam mengkritisi atau membandingkan
beberapa jurnal.
D. Identitas Jurnal
JURNAL UTAMA
1. Judul Artikel : Model Pembelajaran Terpadu di Sekolah Dasar
2. Nama Jurnal : Jurnal Pesona Dasar
3. Vol/Hal : Vol. 1 No. 5, April 2017, Hal 57-69
4. Tahun Terbit : April 2017
5. Pengarang : Uum Murfiah
6. Penerbit : Universitas Syiah Kuala
7. Kota Terbit : Aceh
8. Kata Kunci : Model, Integrated Learning, Elementary School
9. ISSN : 2337-9227
JURNAL PEMBANDING
1. Judul Artikel : Sistem Pembelajaran Terpadu di Sekolah
2. Volume : XII No. 1
3. Tahun Terbit : Juni 2013
4. Pengarang : Hasnawati
5. Penerbit : STAIN Bukittinggi
6. Kota Terbit : Bukittinggi
7. Kata Kunci : Pembelajaran terpadu, bermakna dan efektif.

6
BAB II
RINGKASAN ISI ARTIKEL
A. Jurnal Utama
Pendahuluan
Pendidikan pada hakikatnya adalah suatu proses belajar sepanjang hayat. Pendidikan
dimulai sejak dalam buaian sampai akhir hayatnya. Betapa pentingnya pendidikan dalam
kehidupan seorang manusia. Dengan pendidikan inilah manusia menjadi makhluk yang
paripurna. Pendidikan sebagai proses belajar merupakan proses pendewasaan yang dilakukan
oleh seorang guru dan peserta didik. Guru sebagai salah satu sumber ilmu menyampaikan
materi yang bermakna bagi peserta didik. Sebagai pendidik guru pun harus tetap belajar, jika
guru tidak meningkatkan ilmunya maka guru akan tertinggal dengan pesatnya ilmu
pengetahuan dan teknologi. Belajar dalam arti yang luas harus dilakukan oleh guru, apalagi
peserta didik. Guru dan peserta didik harus memiliki jiwa pembelajar sepanjang hayat. Ini
penting dipahami oleh guru dan peserta didik agar proses pembelajaran menjadi bagian dari
kebutuhan semua orang yang hidup di alam dunia ini.
Konsep Pembelajaran Terpadu
Pembelajaran terpadu memberikan sebuah pemahaman dari beberapa materi
menghasilkan sebuah wajah baru yang disebut tema, istilah tema yang dikembangkan saat ini
terutama dalam pendekatan kurikukulam 2013 merupakan perpaduan dari beberapa mata
pelajaran. Konsep tema dari perpaduan sebenarnya sudah lama dikembangkan, hanya saja di
Indonesia baru dikembangkannya. Bahkan pada kurikulum 2013 istilah yang lebih mencuat
adalah tematik integratif untuk kelas I-VI pada jenjang sekolah dasar/madrasah ibtidaiyah
(SD/MI).

Pendekatan tematik terpadu ini memiliki elemen perubahan adanya peningkatan dan
keseimbangan soft skill dan hard skill yang meliputi kompetensi sikap, keterampilan dan
pengetahuan. Kompetensi yang semula diturunkan dari mata pelajaran berubah menjadi mata
pelajaran dikembangkan dari kompetensi. Kompetensi yang dikembangkan adalah tematik
terpadu dalam semua mata pelajaran.

Pembelajaran terpadu dapat dikemas dengan tema atau topik tentang suatu wacana
yang dibahas dari berbagai sudut pandang atau disiplin keilmuan yang mudah dipahami atau
dikenal peserta didik. Dalam pembelajaran terpadu, suatu konsep atau tema dibahas dari
berbagai aspek bidang kajian. Misalnya dalam bidang kajian IPA tentang tema lingkungan
dapat dibahas dari sudut makhluk hidup dan proses kehidupan (biologi), energi dan

7
perubahannya (fisika), materi dan sifatnya (kimia). Pembahasan tema juga dimungkinkan
hanya dari aspek makhluk hidup dan proses kehidupan dan energi dan perubahannya atau
materi dan sifatnya dan makhluk hidup dan proses kehidupan atau energi dan perubahannya
dan materi dan sifatnya saja. Dengan demikian, melalui pembelajaran terpadu ini beberapa
konsep yang relevan untuk dijadikan tema tidak perlu dibahas berulang kali dalam bidang
kajian yang berbeda, sehingga penggunaan waktu untuk pembahasannya lebih efisien dan
pencapaian tujuan pembelajaran juga diharapkan akan lebih efektif (Trianto, 2014:7).
Menurut Forgarty (Isjoni, 2007:133) menyatakan bahwa pembelajaran terpadu
sebagai konsep dapat pula dikatakan sebagai pendekatan belajar mengajar yang melibatkan
berbagai bidang studi untuk memberikan pengalaman yang bermakna bagi anak. Dikatakan
bermakna karena dalam pembelajaran terpadu anak akan memahami konsep-konsep yang
mereka pelajari melalui pengalaman langsung dan menghubungkannya dengan konsep lain
yang sudah mereka miliki.
Landasan Pembelajaran Terpadu
Yang menjadi landasan pembelajaran terpadu adalah beberapa aliran filsafat
pendidikan, diantaranya adalah sebagai berikut.
1. Progresivisme, aliran ini menyatakan bahwa pembelajaran seharusnya berlangsung
secara alami, tidak artifisial. Pembelajaran di sekolah seperti keadaan dalam dunia
nyata sehingga memberikan makna kepada kebanyakan siswa.
2. Konstruksivisme, aliran ini menyatakan bahwa pengetahuan dibentuk sendiri oleh
individu dan pengalaman merupakan kunci utama dari belajar bermakna. Belajar
bermakna tidak akan terwujud hanya dengan mendengarkan ceramah-ceramah atau
membaca buku tentang pengalaman orang lain yang sudah diabstrasikan. Mengalami
sendiri merupakan kunci kebermaknaan.
3. Development appriorate practice (DAP), prinsip dalam DAP menyatakan bahwa
pembelajaran harus disesuaikan dengan perkembangan usia dan individu yang
meliputi perkembangan kognitif, emosi, minat dan bakat siswa.
4. Landasan normatif, dilaksanakan dengan memperhatikan situasi dan kondisi praktis
yang berpengaruh terhadap kemungkinan pelaksanaannya mencari hasil yang optimal.
5. Landasan praktis, dilaksanakan dengan memperhatikan situasi dan kondisi praktis
yang berpengaruh terhadap kemungkinan pelaksanaannya menapai hasil yang
optimal.
Pembelajaran terpadu agar dilakukan dengan penuh keseriusan dan tanggung jawab,
bukan lagi sekedar pemenuhan tugasnya saja, tetapi menjadi inspirasi yang mendongkrak

8
semangat belajar siswa. Konsistensi dalam pembelajaran terpadu menjadi awal dari
keberhasilan dalam melakukan kegiatan tersebut. Setiap kegiatan apapun bentuknya tentunya
memerlukan prinsip yang konsisten, sehingga bisa mengetahui berbagai perkembangan dan
perubahan yang terjadi dari waktu ke waktu.
Prinsip-prinsip Pembelajaran Terpadu
Beberapa prinsip pembelajaran terpadu dapat dikemukakan, menurut Trianto
(2014:58) bahwa prinsip pembelajaran terpadu dapat di klasifikasikan dalam empat bagian,
yaitusebagai berikut..
1. Prinsip Penggalian Tema Prinsip penggalian tema hendaknya memerhatikan beberapa
persyaratan, yaitu:
a. Tema hendaknya tidak terlalu luas, namun dengan mudah dapat digunakan untuk
memadukan banyak mata pelajaran
b. Tema harus bermakna, maksudnya tema yang dipilih untuk dikaji harus
memberikan bekal bagi siswa untuk belajar selanjutnya
c. Tema harus disesuaikan dengan tingkat perkembangan psikologis anak
2. Prinsip Pengelolaan Pembelajaran Prinsip pembelajaran, hendaknya seorang guru
dapat melakukan tindakan sebagai berikut:
a. Guru hendaknya jangan menjadi single actoryang mendominasi pembicaraan
dalam proses pembelajaran
b. Pemberian tanggung jawab individu dan kelompok harus jelas dalam setiap tugas
yang menuntut adanya kerja sama kelompok.
3. Prinsip Evaluasi Prinsip evaluasi diperlukan beberapa langkah-langkah positif antara
lain, sebagai berikut:
a. Memberi kesempatan kepada siswa untuk melakukan evaluasi diri disamping
bentuk evaluasi lainnya
b. Guru mengajak siswa untuk mengevaluasi perolehan belajar yang telah dicapai
berdasarkan kriteria keberhasilan pencapaian tujuan yang dicapainya
4. Prinsip Reaksi Dampak pengiring (nurturant effect) yang penting bagi perilaku secara
sadar belum tersentuh oleh guru dalam pembelajaran. Karena itu, guru dituntut agar
mampu merencanakan dan melaksanakan pembelajaran sehingga tercapai secara
tuntas tujuan pembelajaran-pembelajaran.

9
Model Pembelajaran Terpadu
Indonesia memilih tiga model untuk dikembangkan (Permendiknas Nomor 57 Tahun
2014 Lampiran III) yaitu model jaringlaba-laba (spider webbed)-selanjutnya disebut jaring,
model terhubung(connected), dan model terpadu (integrated). Model jaring laba-laba
(spiderwebbed) ini pengembangannya dimulai dengan menentukan tema. Setelahtema
disepakati, jika dirasa perlu, maka dikembangkan menjadi subtemadengan tetap
memperlihatkan keterkaitan antar mata pelajaran lain.Setelah itu dikembangkan berbagai
aktivitas pembelajaran yangmendukung. Dalam prosesnya, jika perencanaan tematik ini ada
KD yang tidakterakomodasi oleh tema manapun, maka ada cara lain yang dapatdilakukan
yaitu dengan menggunakan dua tipe, yaitu tematik hanya berisi satu mata pelajaran, dan
tematik yang berpusat pada materi tertentu dalam satu pelajaran.
Keunggulan model jaring laba-laba antara lain faktor motivasi berkembang karena
adanya pemilihan tema yang didasarkan pada minat peserta didik. Mereka dapat dengan
mudah melihat bagaimana kegiatan dan ide yang berbeda dapat saling berhubungan dan
memiliki hubungan untuk lintas semester.
Kelemahan model ini kecenderungan untuk mengambil tema sangat dangkal sehingga
kurang bermanfaat bagi peserta didik selain itu seringkali guru terfokus pada kegiatan
sehingga materi atau konsep sering terabaikan. Perlu ada keseimbangan antara kegiatan dan
materi pelajaran. Teknik ini hanya digunakan bagi KD yang tidak dapat masuk tema dan
perlu waktu khusus dalam membelajarkannya.
Model terhubung (connected) merupakan alternatif jika dalam mengimplementasi-kan
model jaring laba-laba, guru mengalami kesulitan untuk mengintegrasikan beberapa mata
pelajaran pada tema yang telah ditentukan. Model ini mengkoneksikan beberapa konsep,
beberapa keterampilan, beberapa sikap, atau bahkan gabungan seperti keterampilan dengan
sikap atau keterampilan dengan konsep yang terdapat pada mata pelajaran tertentu.
Keunggulan model ini antara lain peserta didik dapat memperoleh gambaran yang
lebih jelas dan luas dari konsep yang dijelaskan dan peserta didik diberi kesempatan
melakukan pendalaman, peninjauan, perbaikan dan penyerapan (asimilasi) gagasan secara
bertahap. Kelemahan model ini adalah kurang mendorong guru untuk menghubungkan
konsep yang terkait dari berbagai mata pelajaran yang ada karena terfokus pada keterkaitan
konsep yang ada pada mata pelajaran tertentu, sehingga pembelajaran secara menyeluruh.
Model terpadu (Integrated) menggunakan pendekatan antar mata pelajaran. Model ini
memandang kurikulum sebagai kaleidoskop bahwa interdisiplin topic disusun meliputi
konsep-konsep yang tumpang tindih dan desain-desain dan pola-pola yang muncul.

10
Pendekatan keterpaduan antar topik memadukan konsep-konsep dalam matematika, sain,
bahasa dan seni serta penngetahuan sosial.
Model ini dilaksanakan dengan menggabungkan mapel (interdisipliner), menetapkan
prioritas materi pelajaran, keterampilan, konsep dan sikap yang saling berkaitan di dalam
beberapa mata pelajaran. Untuk membuat tema, guru harus menyeleksi terlebih dahulu
konsep dari beberapa mata pelajaran.
Keunggulan model ini adalah peserta didik merasa senang dengan adanya
keterkaitan dan hubungan timbal balik antar berbagai disiplin ilmu, memperluas wawasan
dan apresiasi guru, jika dapat diterapkan dengan baik maka dapat dijadv ikan model
pembelajaran yang ideal di lingkungan sekolah melalui “integrated day”.
Kelemahan model ini adalah sulit mencari keterkaitan antara mata pelajaran yang
satu dengan yang lainnya, sulit mencari keterkaitan aspek keterampilan yang terkait, dan
membutuhkan kerjasama yang bagus antar tim pengajar mata pelajaran terkait tema
dengan perencanaan dan alokasi waktu mengajar yang tepat.
Model ini digunakan pada saat guru akan menyatukan beberapa kompetensi yang
terlihat serupa dari berbagai mata pelajaran. Tema akan ditemukan kemudian setelah
seluruh kompetensi dasar diintegrasikan.
B. Jurnal Pembanding
Pendahuluan
Pembelajaran terpadu sebagai suatu konsep merupakan pendekatan pembelajaran
yang melibatkan beberapa matapelajaran untuk memberikan pengalaman belajar yang
bermakna bagi anak. Pembelajaran terpadu diyakini sebagai pendekatan yang berorientasi
pada praktek pembelajaran yang sesuai dengan kebutuhan anak. Pembelajaran terpadu secara
efektif akan membantu menciptakan kesempatan yang luas bagi siswa untuk melihat dan
membangun konsep-konsep yang saling berkaitan. Dengan demikian, memberikan
kesempatan kepada siswa untuk memahami masalah yang kompleks yang ada di lingkungan
sekitarnya dengan pandangan yang utuh. Dengan pembelajaran terpadu ini siswa diharapkan
memiliki kemampuan untuk mengidentifikasi, mengumpulkan, menilai dan menggunakan
informasi yang ada di sekitarnya secara bermakna.
Pembahasan
Pengertian Pembelajaran Terpadu
Pembelajaran terpadu merupakan suatu pendekatan dalam pembelajaran yang secara
sengaja mengaitkan beberapa aspek baik dalam intra mata pelajaran maupun antar mata
pelajaran. Dengan adanya pemaduan itu siswa akan memeroleh pengetahuan dan

11
keterampilan secara utuh sehingga pembelajaran menjadi bermakna bagi siswa. Bermakna di
sini memberikan arti bahwa pada pembelajaran terpadu siswa akan dapat memahami konsep-
konsep yang mereka pelajari melalui pengalaman langsung dan nyata yang menghubungkan
antar konsep dalam intra mata pelajaran maupun antar mata pelajaran.
Menurut Cohen dan Manion (1992) dan Brand (1991) 1 , terdapat tiga kemungkinan
variasi pembelajaran terpadu yang berkenaan dengan pendidikan yang dilaksanakan dalam
suasana pendidikan progresif yaitu kurikulum terpadu (integrated curriculum), hari terpadu
(integrated day), dan pembelajaran terpadu (integrated learning). Kurikulum terpadu adalah
kegiatan menata keterpaduan berbagai materi mata pelajaran melalui suatu tema lintas bidang
membentuk suatu keseluruhan yang bermakna.
Menurut Prabowo (2000), pembelajaran terpadu adalah suatu proses pembelajaran
dengan melibatkan berbagai bidang studi.Dan ada dua pengertian yang perlu dikemukakan
untuk menghilangkan kerancuan dari pengertian pembelajaran terpadu di atas, yaitu konsep
pembelajaran terpadu dan IPA terpadu.
Pembelajaran terpadu merupakan pendekatanbelajarmengajaryangmemperhatikan dan
menyesuaikan dengan tingkat perkembangan anak didik Developmentally Appropriate
Practical. Pendekatan yang berangkat dari teori pembelajaran yang menolak drill-system
sebagai dasar pembentukan pengetahuan dan struktur intelektual anak.
Karakteristik pembelajaran terpadu, yaitu sebagai berikut.
1. Pembelajaran berpusat pada anak. Pembelajaran terpadu dikatakan sebagai
pembelajaran yang berpusat pada anak karena pada dasarnya pembelajaran terpadu
merupakan suatu system pembelajaran yang memberikan keleluasaan pada siswa,
baik secara individu maupun kelompok.
2. Menekankan pembentukan paham dan kebermaknaan. Pembelajaran terpadu
mengkaji suatu fenomena dari berbagaimacam aspek yang membentuk semacam
jalinan antar skemata yang dimiliki siswa, sehingga akan berdampak pada
kebermaknaan dari materi yang dipelajari siswa. Hasil yang nyata di dapat dari segala
konsep yang diperoleh dan keterkaitannya dengan konsep-konsep lain yang dipelajari
dan mengakibatkan kegiatan belajar menjadi lebih bermakna.
3. Belajar Melalui Pengalaman Langsung. Siswa akan memahami hasil belajarnya sesuai
dengan fakta dan peristiwa yang mereka alami, bukan sekedar informasi
darigurunya.Gurulebihbanyak bertindak sebagai fasilitator dan katalisator yang
membimbing ke arah tujuan yang ingin dicapai. Sedangkan siswa sebagai aktor
pencari fakta dan informasi untuk mengembangkan pengetahuannya.

12
4. Lebih memperhatikan proses daripada hasil semata. Pada pembelajaran terpadu
dikembangkan pendekatan discovery inquiry (penemuan terbimbing) yang melibatkan
siswa secara aktif dalam proses pembelajaran yaitu mulai dari perencanaan,
pelaksanaan sampai proses evaluasi.
5. Pembelajaran terpadu memusatkan perhatian pada pengamatan dan pengkajian suatu
gejala atau peristiwa dari beberapa mata pelajaran sekaligus, tidak dari sudut pandang
yang terkotak-kotak. Sehingga memungkinkan siswa untuk memahami suatu
fenomena pembelajaran dari segala sisi, yang pada gilirannya nanti akan membuat
siswa lebih arif dan bijak dalam menyikapi atau menghadapi kejadian yang ada.
Landasan pembelajaran terpadu, yaitu sebagai berikut.
1. Landasan filosofis dalam pembelajaran tematik sangat dipengaruhi oleh tiga aliran
filsafat yaitu: (a) progresivisme, (b) konstruktivisme, dan (c) humanisme.
a. Aliran progresivisme memandang proses pembelajaran perlu ditekankan pada
pembentukan kreatifitas, pemberian sejumlah kegiatan, suasana yang alamiah
(natural), dan memperhatikan pengalaman siswa.
b. Aliran konstruktivisme melihat pengalaman langsung siswa (direct experiences)
sebagai kunci dalam pembelajaran. Menurut aliran ini, pengetahuan adalah hasil
konstruksi atau bentukan manusia
c. Aliran humanisme melihat siswa dari segi keunikan atau kekhasannya,
potensinya, dan motivasi yang dimilikinya
2. Landasan psikologis dalam pembelajaran terpadu terutama berkaitan dengan
psikologiperkembanganpeserta didik dan psikologi belajar. Psikologi perkembangan
diperlukan terutama dalam menentukan isi atau materi pembelajaran tematik yang
diberikan kepada siswa agar tingkat keluasandankedalamannyasesuaidengan tahap
perkembangan peserta didik. Psikologi belajar memberikan kontribusi dalam hal
bagaimana materi pembelajaran tematik tersebut disampaikan kepada siswa dan
bagaimana pula siswa harus mempelajarinya.
3. Landasan praktis, berkaitan dengan kondisi-kondisinyatayangpadaumumnya terjadi
dalam proses pembelajaran saat ini, sehingga harus mendapat perhatian dalam proses
pembelajaran terpadu.
4. Landasan yuridis dalam pembelajaran terpadu berkaitan dengan berbagai kebijakan
atau peraturan yang mendukung pelaksanaan pembelajaran terpadu di sekolah dasar.
Landasan yuridis tersebut adalah UU No. 23 Tahun 2002 tentang Perlindungan Anak
yang menyatakan bahwa setiap anak berhak memperoleh pendidikan dan pengajaran

13
dalam rangka pengembangan pribadinya dan tingkat kecerdasannya sesuai dengan
minat dan bakatnya.
Strategi pembelajaran terpadu
Pembelajaran terpadu dapat dilaksanakan dengan dua cara yaitu memadukan siswa
dan memadukan materi-materidari matapelajaranmatapelajaran. Integrasi melalui pemaduan
siswa. Cara ini memadukan beberapa kelas menjadi satu kelas, sehingga 1 pembelajaran kelas
diikuti oleh lebih dari satu tungkat usia siswa. Misalnya kelas 1 dan kelas 2 SD diajar
matematika bersama-sama. Cara ini tentunya memerlukan keahlian guru untuk memberikan
tugas yang bertingkat sehingga siswa belajar dari yang mudah menuju tingkat yang lebih
sulit. Siswa kelas 1 dapat belajar dari siswa yang lebih tua dan lebih pengetahuannya,
sedangkan siswa yang lebih tua (kelas 2) dapat mengajarkan pengetahuannya kepada siswa
yang lebih muda.
Integrasi materi atau mata pelajaran. Cara ini memadukan materi dari beberapa mata
pelajaran dalam satu kesatuan kegiatan pembelajaran. Dalam 1 kegiatan pembelajaran siswa
belajar berbagai mata pelajaran misal matematika, Bahasa, IPA, dan IPS. Cara ini biasanya
dilakukan dengan memadukan topik-topik (tema-tema) menjadi satu kesatuan tema yang
disebut tematik unit. Tematik unit merupakan rangkaian tema yang dikembangkan dari suatu
tema dasar. Sedangkan tema dasar merupakan pilihan atau kesepakatan antara guru dengan
siswa berdasarkan kajian keseharian yang dialami siswa dengan penyesuaian dari
materimateri yang ada pada kurikulum. Selanjutnya tema dasar tersebut dikembangkan
menjadi subtema.
Pelaksanaan Pembelajaran Terpadu
1. Perencanaan Pembelajaran Terpadu Perencanaan pembelajaran pada dasarnya adalah
rangkaian yang memuat isi dan kegiatan pembelajaran yang bersifat menyeluruh dan
sistematis, yang akan digunakan sebagai pedoman oleh guru dalam mengelola
kegiatan belajar mengajar. Dalam pembalajaran terpadu perencanaan yang harus
dilakukan seorang guru adalah sebagai berikut:
a. Pemilihan tema dan unit-unit tema
b. Langkah Perencanaan Aktivitas
c. Kontrak Belajar
2. Pelaksanaan Pembelajaran Terpadu dan Evaluasi
a. Aktivitas siswa dapat berupa: pengumpulan informasi baik kelompok maupun
individual, membaca sumber, wawancara dengan narasumber, pengamatan lapangan,
pengolahan informasi, dan penyusunan laporan.

14
b. Kulminasi (sharing) dalam bentuk penilaian proses (merupakan dampak dari proses
pembelajaran, dampak pengiring, prosedur formal dan informal terutama untuk
memperoleh balikan) yaitu penyajian laporan, diskusi dan balikan, unjuk kerja dan
pameran, serta evaluasi.

15
BAB III
KEUNGGULAN PENELITIAN
A. Kegayutan Antar Elemen
Jurnal Utama
Dari pembahasan disetiap bagian memiliki hubungan keterkaitan yang sangat terkait
antara satu komponen dengan komponen lainnya, keterkaitannya dapat dilihat melalui segi
penjelasan yang nyata melalui penelitian yang dilakukan tentang Model Pembelajaran
Terpadu Di Sekolah Dasar. Model Pembelajaran yang diimplementasikan dalam Sekolah
Dasar di pembahasan tersebut yaitu terdiri dari tiga model yakni model jarring laba-laba
(spider webbed), model terhubung (connected) dan model terpadu (integrated).
Berdasarkan jurnal yang telah dibaca maka dapat ditemukan antara kelebihan dan
kekurangan dari setiap model pembelajaran tersebut serta bagaimana cara penerapan setiap
model pembelajaran tersebut di dalam sekolah dasar.
Jurnal Pembanding
Dari pembahasan disetiap bagian memiliki hubungan keterkaitan yang sangat terkait
antara satu komponen dengan komponen lainnya, keterkaitannya dapat dilihat melalui segi
penjelasan yang nyata melalui penelitian yang dilakukan tentang Sistem Pembelajaran
Tepadu Di Sekolah. Jurnal ini menyebutkan bahwa Model pembelajaran terpadu adalah suatu
pendekatan dalam pembelajaran yang secara sengaja mengaitkan beberapa aspek baik dalam
intramata pelajaran maupun antarmata pelajaran.
B. Originalitas Temuan
Jurnal Utama
Dari penjelasan yang sudah saya baca, penulis sudah memaparkan semua nya sesuai
dengan penelitian yang telah dilakukannya. Jurnal ini juga banyak mengambil sumber atau
referensi penulisan dari berbagai buku, jurnal ataupun karya ilmiah lainnya, sehingga
keakuratan dan kejelasan jurnal ini menurut cukup bagus untuk jadi bahan pegangan.
Jurnal Pembanding
Dari penjelasan yang saya baca, penulis jurnal menggunakan data melalui 6 artikel
yang berbeda namun tetap membahas topik yang sama, yang dimana keenam artikel itu pada
intinya membahas tentang Sistem Pembelajaran Terpadu di Sekolah Dasar, Sehingga keaslian
data yang di paparkan dalam jurnal ini sudah terjamin, karena ke-6 artikel yang digunakan
juga mendapatkan data-data melalui penelitian terlebih dahulu.
C. Kemuktahiran Masalah

16
Jurnal Utama
Setelah saya membaca jurnal ini, saya dapat menyimpulkan bahwa jurnal sudah baik
dalam segi kemuktahirannya karena dalam pembahasan jurnal sudah dipaparkan sangat jelas
sesuai dengan judul jurnal. Dimulai dari pembahasan tentang Konsep Pembelajaran Terpadu,
Landasan, Prinsip serta Model Pembelajaran Terpadu.
Jurnal Pembanding
Setelah saya membaca jurnal ini, dapat saya simpulkan bahwasannya jurnal ini sudah
cukup baik dalam segi kemuktahirannya karena meskipun data yang diambil berasal dari
perbandingan antara 6 jenis artikel dengan topik yang sama, namun tetap memberi penjelasan
yang konkret sehingga tidak sulit dalam memahaminya meskipun data yang digunakan
berasal dari 6 jenis artikel yang berbeda.
D. Kohesi dan Koherensi Isi Penelitian
Jurnal Utama
Dari jurnal yang sudah saya baca, dapat saya simpulkan bahwasannya kohesi nya
sudah baik, materi yang disampaikan juga cukup singkat dan yang lebih penting mudah untuk
dipahami oleh para pembacanya. Penulis jurnal juga member penjelasan yang lengkap terkait
dengan materi yang dibahas dalam jurnal. Jurnal juga membahas secara rinci tentang Konsep,
Landasan, Prinsip dan Model Pembelajaran terpadu sehingga pembaca akan merasa sangat
paham akan pembahasannya karena bahasa yang mudah dipahami dan dimengerti.
Jurnal Pembanding
Dari jurnal yang saya baca dapat saya simpulkan bahwa kohesi jurnalnya sudah cukup
baik karena penggabungan dari penjelasan ke-6 artikel itu sangat terstruktur sehingga dapat
dengan mudah dimengerti oleh para pembaca. Dan dari segi kohesinya juga baik karena
susunannya baik sehingga dan sistematikanya teratur sehingga menciptakan keselarasan antar
bagian-bagian yang dipaparkan.

17
BAB IV
KELEMAHAN ARTIKEL
A. Kegayutan Antar Elemen
Jurnal Utama
Dari pembahasan disetiap bagian memiliki hubungan keterkaitan yang sangat terkait
antara satu komponen dengan komponen lainnya, sehingga tidak ada kekurangandari
pembahasan jurnal tentang keterikatan antar elemen/bagian-bagian yang dijelaskan. Karena
seluruh penjelasan dalam jurnal sudah cukup baik dan mudah dimengerti. Hanya saja ada
beberapa penggunaan bahasa asing yang sulit dimengerti oleh orang awam.
Jurnal Pembanding
Dari pembahasannya, disetiap bagian memiliki hubungan keterkaitan yang sangat erat
antara satu komponen dengan komponen lainnya walaupun data yang diambil berasal dari
perbandingan antara 6 jenis artikel yang berbeda, namun untuk segi keterikatan tidak ada
masalah dan kekurangan, karena penjelasannya sudah cukup baik dan mudah dimengerti.
B. Originalitas Temuan
Jurnal Utama
Dari pembahasan jurnal yang sudah saya baca, ke-originalitasan atau keaslian data
yang dpaparkan dalam jurnal dapat dipercaya karena data-data yang diperoleh memang
berasal dari penelitian yang dilakukan oleh para penulis jurnal, sehingga data-data nya juga
konkret dan sesuai dengan kenyataan yang terjadi di lapangan. Sehingga tidak ada
permasalahan serta kekurangan dalam segi keaslian data-data yang digunakan. Hanya saja
ada beberapa kalimat yang memiliki kesalahan dalam penulisan kata nya.
Jurnal Pembanding
Berdasarkan pembahasan jurnal yang sudah saya baca, dapat saya simpulkan
bahwasannya untuk keaslian data memang dapat dipercaya, namun alangkah lebih baik jika
penulis jurnal membuat jurnal berdasarkan data yang diambil dari penelitian yang
dilakukannya sendiri, sehingga sesuai dengan kenyataan dan keadaan dilapangan.
C. Kemuktahiran Masalah
Jurnal Utama
Setelah saya membaca jurnal ini, saya dapat menyimpulkan bahwa tidak ada
kekurangan dalam segi kemuktahiran masalah pada jurnal ini, karena pembahasannya sudah
cukup baik Dimulai dari pembahasan tentang Konsep, Landasan, Prinsip serta Model
Pembahasan sudah dijelaskan dengan singkat, padat dan jelas sehingga pembaca dapat
memahami isi dari jurnal tersebut.

18
Jurnal Pembanding
Setelah saya membaca jurnal ini, dapat saya simpulkan bahwasannya tidak ada
kekurangan dalam segi kemuktahiran jurnal ini karena sudah cukup menjelaskan antara
perbanding 6 jenis artikel dengan topik yang sama dengan baik dan mudah dipahami hanya
saja masih ada beberapa kalimat yang sulit dipahami oleh pembaca.
D. Kohesi dan Koherensi Isi Penelitian
Jurnal Utama
Berdasarkan jurnal yang sudah saya baca, dapat saya simpulkan bahwasannya
walaupun kohesinya panjang tapi secara umum tetap menggunakan bahasa yang sederhana
dan mudah dipahami sehingga tidak menimbulkan arti yang ambigu. Hanya sedikit saja yang
mengggunakan bahasa asing yang tidak dimengerti pembaca pada umumnya.
Jurnal Pembanding
Berdasarkan jurnal yang sudah saya baca, dapat saya simpulkan bahwa kohesi
jurnalnya sudah cukup baik karena mesikipun tergolong singkat dan halamannya pun tidak
terlalu banyak tapi tetap dapat menjelaskan dengan baik dan mudah dimengerti oleh para
pembaca.

19
BAB V
IMPLIKASI TERHADAP
A. Teori
Jurnal Utama
Menurut Hadisubroto (Trianto, 2014:56) menyatakan bahwa pembelajaran terpadu
adalah pembelajaran yang diawali dengan suatu pokok bahasan atau tema tertentu yang
dikaitkan dengan pokok bahasan lain, konsep tertentu dikaitkan dengan konsep lain, yang
dilakukan secara spontan atau direncanakan baik dalam satu bidang studi atau lebih, dan
dengan belajar anak, maka pembelajaran menjadi bermakna.
Landasan pembelajaran terpadu adalah beberapa aliran filsafat pendidikan yakni terdiri dari
Progresivisme, Konstruksivisme, Development appriorate practice (DAP), Landasan
Mormatif serta Landasan Praktis.
Prinsip pembelajaran terpadu dapat diklasifikasikan dalam empat bagian, yaitu: (1)
prinsip penggalian tema, (2) prinsip pengelolaan pembelajaran, (3) prinsip evaluasi, dan (4)
prinsip reaksi.
Indonesia memilih tiga model untuk dikembangkan (Permendiknas Nomor 57 Tahun
2014 Lampiran III) yaitu model jarring laba-laba (spider webbed)-selanjutnya disebut jaring,
model terhubung(connected), dan model terpadu (integrated).
Jurnal Pembanding
Pembelajaran terpadu merupakan suatu pendekatan dalam pembelajaran yang secara
sengaja mengaitkan beberapa aspek baik dalam intra mata pelajaran maupun antar mata
pelajaran. Dengan adanya pemaduan itu siswa akan memeroleh pengetahuan dan
keterampilan secara utuh sehingga pembelajaran menjadi bermakna bagi siswa. Bermakna di
sini memberikan arti bahwa pada pembelajaran terpadu siswa akan dapat memahami konsep-
konsep yang mereka pelajari melalui pengalaman langsung dan nyata yang menghubungkan
antar konsep dalam intra mata pelajaran maupun antar mata pelajaran. Landasan
Pembelajaran terpadu terdiri dari Landasan Filosofis, Landasan Psikologis, Landasan Praktis,
dan Landasan Yuridis.
Pembelajaran terpadu membutuhkan cara penilaian yang menyeluruh (komprehensif),
yaitu menetapkan keberhasilan belajar peserta didik dari beberapa bidang kajian terkait yang
dipadukan. Dalam kaitan ini, guru selain dituntut untuk menyediakan teknik dan prosedur
pelaksanaan penilaian dan pengukuran yang komprehensif, juga dituntut untuk berkoordinasi
dengan guru lain, bila materi pelajaran berasal dari guru yang berbeda.
B. Program Pembangunan Pemerintah

20
Jurnal Utama
Jurnal yang berjudul Model Pembelajaran Terpadu di Sekolah Dasar bermanfaat
untuk program pemerintah yaitu sebagai bahan pertimbangan untuk para guru bagaimana kah
seharusnya model pembelajaran yang baikm dan layak digunakan di masing-masing sekolah
karena setiap sekolah bisa saja model pembelajaran nya berbeda-beda tergantung dari
beberapa aspek yang digunakan sebagai dasar pertimbanagn penentuan model pembelajaran.
Jurnal Pembanding
Jurnal yang berjudul Sistem Pembelajaran Terpadu di Sekolah bermanfat untuk
program perimerintah yaitu sebagai bahan pertimbangan untuk para guru di sekolah dasar
bagaimana seharusnya system pembelajaran yang patut dan baik dgunakan dalam sekolah
dasar nya masing-masing sehingga terciptanya kenyamanan antara warga sekolah di
lingkungan sekolah dan sekitar nya.
C. Pembahasan dan Analisa
Jurnal Utama
Jurnal dengan judul Model Pembelajaran Terpadu di Sekolah Dasar tergolong
kedalam kategori jurnal yang lengkap walaupun hasil data-data yang ada didalam jurnal tidak
berasal dari hasil penelitian yang dilakukan sendiri oleh penulis jurnal. Namun walaupun
dengan menggunakan perbandingan antara beberapa artikel yang membahas topik yang sama
dengan judul yang berbeda dan menggunakan data-data dan analisis dari beberapa artikel
tersebut, jurnal ini tetap menjelaskan dengan lengkap dan dengan menggunakan bahasa yang
sederhana sehingga dapat dengan mudah dimengerti.
Jurnal Pembanding
Jurnal dengan judul Sistem Pembelajaran Terpadu di Sekolah tergolong kedalam
kategori jurnal yang lengkap walaupun hasil data-data yang ada di dalam jurnal tidak berasal
dari hasil penelitian yang dilakukan sendiri oleh penulis jurnal. Namun walaupun dengan
menggunakan perbandingan 6 artikel yang membahas topik yang sama dengan judul yang
berbeda dan menggunakan data-data dan analisis dari ke-6 artikel tersebut, jurnal ini tetap
menjelaskan dengan lengkap dan dengan menggunakan bahasa yang sederhana sehingga
dapat dengan mudah dimengerti.

21
BAB VI
KESIMPULAN
A. Jurnal Utama
Dari pemaparan yang diberikan penulis jurnal maka dapat saya simpulkan bahwa
pembelajaran terpadu pada sekolah dasar menjadi perhatian penting para guru yang akan
menyajikan pembelajaran yang bermakna. Pembelajaran yang bermakna hendaknya dipahami
oleh setiap guru dalam proses dan hasil pembelajaran. Kebermaknaan dari sebuah proses
pembelajaran akan menghantarkan peserta didik pada perkembangan pengetahuan dan
perubahan sikap yang positif dalam mengarungi kehidupannya sebagai bagian dari kehidupan
dalam masyarakat. Kehidupan masyarakat dalam arti masyarakat dalam lingkungan keluarga,
lingkungan sekolah maupun masyarakat dalam arti lingkungan yang lebih luas. Dengan
menerapkan model pembelajaran terpadu dalam proses pembelajaran dengan perencanaan
yang matang, pelaksanaan yang terpadu, dan evaluasi hasil belajar yang objektif dengan
memperhatikan aspek sikap, pengetahuan dan keterampilan pada diri peserta didik akan
melahirkan mutu proses dan hasil belajar yang sesuai dengan tujuan pendidikan yang telah
ditetapkan.
B. Jurnal Pembanding
Dari penjelasan yang diberikan penulis, saya dapat menarik kesimpulan bahwa Model
pembelajaran terpadu adalah suatu pendekatan dalam pembelajaran yang secara sengaja
mengaitkan beberapa aspek baik dalam intramata pelajaran maupun antarmata pelajaran.
Disini dituntut profesional seorang guru dalam mengkaitkan beberapa materi dalam satu mata
pelajaran atau bahkan dari berbagai macam mata pelajaran. Guru sangat dituntut untuk
berwawasan yang luas, sehingga dalam mengkaitkan antar beberapa
matapelajarantidakterpisah-pisah,melainkan menjadi suatu kesatuan yang utuh.

22
DAFTAR PUSTAKA
Murfiah, Uum. 2017. Model Pembelajaran Terpadu di Sekolah Dasar. Aceh. Jurnal Pesona
Dasar

Hasnawati. 2013. Sistem Pembelajaran Terpadu di Sekolah. Bukittinggi

23

Anda mungkin juga menyukai