JURUSAN AGROEKOTEKNOLOGI
FAKULTAS PERTANIAN
UNIVERSITAS LAMBUNG MANGKURAT
BANJARBARU
2022
KATA PENGANTAR
1
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR......................................................................................................i
DAFTAR ISI...................................................................................................................1
BAB I PENDAHULUAN...............................................................................................2
1.1 latar belakang............................................................................................................3
BAB II PEMBAHASAN.................................................................................................4
2.1 Menjelaskan pokok EKLESIOLOGI Dalam PERJANJIAN BARU;.......................4
2.2 Menjelaskan pokok EKLESIOLOGI: memahami dasar kepelbagaian
denominasi Gereja dan sikap terhadap kepelbagaian denominasi Gereja.......................6
BAB III PENUTUP.........................................................................................................8
3.1 Kesimpulan................................................................................................................8
3.2 Saran .........................................................................................................................8
DAFTAR PUSTAKA....................................................................................................10
REFLEKSI DIRI...........................................................................................................11
2
BAB I
PENDAHULUAN
3
BAB II
PEMBAHASAN
Yesus Kristus dipahami sebagai dasar Gereja yang hadir untuk menjadi Kepala
yang memanggil-memilihmengutus-memperlengkapi Gereja-Nya dalan
menjalankan tugas panggilan.
Gereja memandang bahwa "ikan" atau umat manusia yang «berkeliaran» di dalam
dunia hidup dalam kekotoran dan bahaya sehingga perlu segera ditangkap dan
dimenangkan untuk Tuhan Yesus sebagai Penjala Utama.
Ikan-ikan yang ditangkap terdiri dari berbagai kemungkinan jenisnya, dari yang
kecil sampai yang besar, dari yang baik sampai yang buruk.
Hal tersebut menggambarkan kenyataan dari umat manusia yang berhimpun di
dalam Gereja.
Satu Tuhan – dan Satu Allah Bapa ==> Satu Pengharapan – Satu Iman
– satu Baptisan.
Dalam pertumbuhan berkelanjutan, Allah sendiri melengkapi Gereja-Nya dengan
berbagai karunia agar seluruh anggota Tubuh bisa tumbuh bersama
4
Adanya persekutuan murid-murid atau orang percaya yang
merespons panggilan – pilihan –penyelamatan – pengutusan
Allah melalui hidup bersekutu.
Adanya persekutuan murid-murid atau orang percaya yang hadir
ke dalam dunia sebagai wadah bagi orang-orang percaya untuk
bersaksi – melayani.
«Pentakosta = Lahirnya Eklesia»
Pentakosta . adanya ikan yang menjadi objek tangkapan; dan
adanya sungai-laut-danau atau air sebagai tempat peristiwa
tersebut berlangsung.
Para murid yang bersedia hadir bersama-sama atau bersekutu
bersama dalam menjalankan tugas panggilan yang diperintahkan
kepada mereka.
5
Jews and Gentiles in one body.
Gereja yang didasarkan atas the same God, the same Lord, and
the same Spirit.
6
2.2 Menjelaskan pokok EKLESIOLOGI: memahami dasar kepelbagaian
denominasi Gereja dan sikap terhadap kepelbagaian denominasi Gereja.
Dasar pertama-tama untuk memahami kepelbagaian denominasi Gereja
adalah Alkitab sendiri. Alkitab menyediakan gambaran tentang Gereja, baik
gambaran MINOR maupun gambaran MAYOR yang memberi penekanan
berbeda-beda. Keanekaragaman tersebut terus berkembang sejalan dengan
makin luasnya Kekristenan dalam Sejarah Gereja mulai dari kecenderungan
sekterian dari beberapa tokoh hingga perpecahan atau pemisahan antar
kelompok jemaat. Perkembangan keanekaragaman tersebut masih terus
berlanjut seiring dengan berdirinya sejumlah lembaga zending dan hadirnya
Gereja-gereja di berbagai belahan dunia yang secara kontekstual berbeda satu
dari yang lain.
Perkembangan tersebut agaknya akan terus berlanjut pada masa kini yang
menuntut respons secara terus menerus oleh Gereja dan umat
manusia. Kekristenan yang dibawa oleh Pemerintahan Portugal menjadi cikal
bakal lahirnya Gereja Katolik Roma, sementara kekristenan yang dibawa
Hindia Belanda menjadi cikal bakal lahirnya Gereja Protestan di Indo-nesia
yang ajarannya mengacu pada Confessio Belgica yang memuat ajaran
Gereformeerd – Calvinis. Di Eropa badan zending itu dibentuk oleh sejumlah
warga Gereja yang dibangun kesadaran dan tanggungjawabnya untuk
mengabarkan Injil ke seluruh dunia. Pada mulanya lembaga zending tersebut
bersifat non-konvensional namun lama-kelamaan semakin bersifat
konvensional sehingga makin terikat dengan organ resmi suatu lembaga
Gereja tertentu.
7
KEPALA–TUBUH–ANGGOTA
BAB III
PENUTUP
3.1 KESIMPULAN
3.2 SARAN
Sebagai orang percaya alangkah baiknya kita memahami ciri dan latar
belakang tiap gereja yang berbeda² entah dari segi tata ibadah,puji-
pujian,saat teduh,atau pun pada saat persembahan.
8
Oleh karena itu, kita harus dapat berpikir kritis,terbuka,kan
kontekstual.pada setiap gereja dan bagaimana keberadaan gereja tesebut
bagi keyakinan tiap orang yang percaya dengan istilah yang kita pakai
adalah the same God, the same Lord, and the same Spirit.
DAFTAR PUSTAKA
9
https://id.linkedin.com/pulse/allah-tritunggal-sebuah-refleksi-mengenai-
pentingnya-belajar-chintya
REFLEKSI DIRI
ELNA LAMAYANTI
10
dapat saya Refleksi yaitu menyeluruh, rasional dan teratur mengenai realitas
yang disebutkan dan diimani sebagai Gereja Kristus
11
dialami bukan hanya pada satu bidang kehidupan, tetapi juga menyangkut
berbagai bidang kehidupan seperti, ekonomi, pendidikan, keagamaan dan
sebagainya. Perubahan yang dialami menuntut semua orang untuk membatasi
aktivitas dan berkumpul dengan banyak orang, sehingga kebanyakan aktivitas
dilakukan dari rumah, seperti bekerja dari rumah, belajar dari rumah, dan
ibadah juga dari rumah, dengan memanfaatkan teknologi yang ada saat ini
atau dikenal dengan kegiatan yang dilakukan secara online yaitu dengan
menggunakan jaringan internet dan gadget yang dimiliki. Dengan
dilaksanakannya ibadah dalam ruangan online dianggap sebagai hal yang
kurang tepat yang dilakukan gereja dalam mengemban tugas memberitakan
mengenai pekerjaan Allah di dalam Yesus Kristus melalui Roh Kudus bagi
jemaatnya.
Bahkan sebagian orang menganggap
bahwa ibadah online hanya sekadar formalitas yang mendorong
spiritualitas. Hal yang demikian juga bukan hanya sebatas anggapan tetapi
juga pada praktiknya di mana ibadah online hanya dijadikan formalitas
sehingga kadang jemaat tidak fokus dalam melaksanakan ibadah secara
online.
Kejadian 12:8, ia juga mendirikan kemah ibadah keluarga dan orang-orang
yang bersama dengannya dalam Kejadian 13:18 . Hal ini memberi penjelasan
bahwa makna dari ibadah bukan terbatas pada ibadah yang berpusat pada
gedung gereja, melainkan lebih dari itu. Ibadah harus dimaknai sebagai
sebuah perjumpaan antara manusia dengan Allah dan persekutuan melalui
umat-Nya, sehingga dalam ibadah yang dilaksanakan jemaat, jemaat dapat
memaknai Yesus Kristus yang sangat menggetarkan hati dan mampu
mengubahkan kehidupan orang percaya kepada Tuhan, sehingga ibadah di
mana pun dan dalam bentuk apapun terus dimaknai sebagai sebuah
perjumpaan dengan Kristus.
Materi eklesiologi saya refleksikan dalam kehidupan sehari hari yaitu dalam
kita menjalani kehidupan kita yang penuh dengan dosa dan godaan godaan
duniawi dan terkadang kita sering berbuat seenaknya dan bahkan melukai hati
Tuhan, peran gereja membimbing dan merangkul dan menemukan kembali
orang-orang yang telah sesat/meninggalkan Tuhan. Dalam hal tersebut dapat
diambil pelajaran bahwa gereja sebagai bait Allah akan bertanggung jawab
serta mempertahankan keutuhan jemaat yang ada dalam sebuah gereja. Begitu
juga hal nya dengan kita sebagai orang kristen kita harus mempertahankan
bait Allah yang ada dalam diri kita, dan tetap percaya kepadanya agar kita
tidak tersesat dan tidak mudah roboh layaknya bangunan yang tidak kokoh
12
YOSUA YOUNGKI
13