Anda di halaman 1dari 72

Halaman : 1

Persiapan sakramen Penguatan


Aku pelaku firman yang hidup
Disusun oleh:

Gregorius Hendro Tanuhito

Buku Pegangan
Edisi Revisi (2023)

Nama pemilik buku : ................................................................


Alamat : ................................................................
...................................................................
No WA : ……...........................................................
Nama pembimbing/katekis :…...............................................................
Kelompok : ……………………………………………………………..

Sie Katekese Bidang Pewartaan


Paroki Santo Arnoldus Janssen Bekasi

Penguatan Paroki St Arnoldus Bekasi


Halaman : 2
PENGANTAR
Melalui permenungan dan meditasi yang cukup lama serta pengalaman
dalam mendampingi calon penerima Sakramen sejak tahun 2015, lahirlah
edisi revisi tahun 2023. Meskipun bahan yang tersedia sangat melimpah
dan beragam, saya ingin mempersembahkan sebuah rujukan materi untuk
dipakai dalam Pendampingan calon penerima Sakramen Penguatan kurang
lebih selama 3-4 bulan sesuai dengan kondisi masing-masing paroki.
Sebenarnya tidak ada aturan yang baku tentang jumlah pertemuan. Yang
paling pokok adalah materi persiapan harus benar-benar membekali calon
untuk memahami, menghayati, dan melaksanakan makna dan pesan dari
sakramen Penguatan, yaitu pengurapan Roh Kudus. Buku Pegangan ini
hendak mempersiapkan calon penerima sakramen Penguatan untuk
memahami lebih mendalam tentang sakramen-sakramen, khususnya
sakramen Penguatan dan konsekuensinya. Diharapkan setelah menerima
sakramen Penguatan, calon penerima semakin akrab dengan Gereja dan
terlibat aktif dalam hidup menggereja dan bergaul dengan masyarakat
yang heterogen. Metode yang digunakan adalah melalui 9 materi yang
didahului dengan rekoleksi persiapan dan ditutup dengan rekoleksi
peneguhan. Tentang tema Tata Cara Pelaksanaan Sakramen dianjurkan
diajarkan melalui praktek langsung di gereja dalam gladi upacara Sakramen
Penguatan.
Terima kasih kepada Pastor Paroki, Bapak Yuventius Tiyok Sukarman, dan
Bapak F. Martoko yang telah membantu pada edisi pertama tahun 2015.
Buku ini merupakan edisi revisi 2023 yang merupakan edisi yang
melengkapi dan menyempurnakan edisi 2015. Hal baru dari edisi ini adalah
tambahan materi Sakramen tobat dan tata cara mengaku. Idealnya calon
sudah membiasakan diri mengaku dosa sejak menerima Sakramen ekaristi
(komuni pertama). Sekurang-kurangnya menurut kanon sekali setahuhn
(bdk. KHK 989), namun Bapa Suci, Santo Yohanes Paulus II menganjurkan
agar sesering mungkin mengaku dosa.
Kami selalu membuka diri bagi kritik dan saran dari teman-teman katekis
yang telah dengan tekun mempersiapkan umat Santo Arnoldus. Buku ini
bukanlah pedoman wajib melainkan sebagai buku tuntunan untuk

Penguatan Paroki St Arnoldus Bekasi


Halaman : 3
membantu para pembimbing sakramen Penguatan. Tidak menutup
kemungkinan juga bagi kreativitas yang dapat melengkapi kekurangan buku
tersebut.

Tuhan memberkati kita semua

Penyusun,

Gregorius Hendro Tanuhito


Koordinator Bidang Pewartaan Santo Arnoldus Janssen Bekasi

Penguatan Paroki St Arnoldus Bekasi


Halaman : 4
DAFTAR ISI
Rekoleksi Persiapan
“Aku membaptis kamu dengan air,
tetapi Ia akan membaptis kamu dengan Roh Kudus (Markus 1:8) ............. 5
Materi 1
Arti dan Makna Sakramen.............. 10
Materi 2
Tujuh Sakramen dalam Gereja Katolik................. 16
Materi 3
Pelayan, Materi, dan Forma Sakramen-sakramen............ 22
Materi 4
Sakramen Penguatan ................... 27
Materi 5
Arti dan makna sakramen Penguatan ........... 32
Materi 6
Konsekuensi Sakramen Penguatan .............. 37
Materi 7
MenerIma Roh Kudus: Siap bekerja sebagai pekerja bangunan Bait
SuciNya...................... 40
Materi 8
Menerima Roh Kudus: Kita mampu menjadi utusan karena diberikan
seorang Penolong …………………. 47
Materi 9
Sakramen Tobat dan tata cara mengaku dosa ……………….. 57
Rekoleksi Peneguhan
“Menjadi pelaku firman berkat Roh Kudus”............ 63
Tabel hidup menggereja ………………….. 69

Penguatan Paroki St Arnoldus Bekasi


Halaman : 5
REKOLEKSI PERSIAPAN

TEMA : “ AKU MEMBAPTIS KAMU DENGAN AIR, TETAPI IA AKAN


MEMBAPTIS KAMU DENGAN ROH KUDUS” (MARKUS 1:8)

I. PERKENALAN
Peserta saling berkenalan dengan bernyanyi:”Apa kabar, kita
jumpa lagi...”
dalam sebuah lingkaran yang terdiri dari 3, 5, 10, dst.

II. REFLEKSI KITAB SUCI


Kisah Para Rasul 2:41-47: Jemaat Purba

Orang-orang yang menerima perkataannya itu memberi diri dibaptis


dan pada hari itu jumlah mereka bertambah kira-kira tiga ribu jiwa.
Mereka bertekun dalam pengajaran rasul-rasul dan dalam
persekutuan. Dan mereka selalu berkumpul untuk memecahkan roti
dan berdoa. Maka ketakutanlah mereka semua, sedang rasul-rasul
itu mengadakan banyak mujizat dan tanda. Dan semua orang yang
telah menjadi percaya tetap bersatu, dan segala kepunyaan mereka
adalah kepunyaan bersama, dan selalu ada dari mereka yang
menjual harta miliknya, lalu membagi-bagikannya kepada semua
orang sesuai dengan keperluan masing-masing. Dengan bertekun
dan dengan sehati mereka berkumpul tiap-tiap hari dalam Bait
Allah. Mereka memecahkan roti di rumah masing-masing secara
bergilir dan makan bersama-sama dengan gembira dan dengan tulus
hati, sambil memuji Allah. Dan mereka disukai semua orang. Dan
tiap-tiap hari Tuhan menambah jumlah mereka dengan orang yang
diselamatkan.

III. MENGGALI PENGALAMAN HIDUP SEBAGAI ORANG KATOLIK


Fasilitator meminta peserta membentuk kelompok sharing dan
mendiskusikan pertanyaan dibawah ini. Setiap kelompok
mempresentasikan hasil sharing kelompok.
a. Pengalaman apa yang paling mengesan sebagai orang Katolik
dalam perjumpaan dengan teman atau sesama yang
Penguatan Paroki St Arnoldus Bekasi
Halaman : 6
beragama lain? (di sekolah, tempat kerja, tempat tinggal,
atau kelompokmu)
b. Mengapa pengalaman itu sangat mengesan?
c. Apa pesan dari pengalaman itu untuk kehidupanmu sebagai
orang Katolik?
d. Apakah pengalamanmu ada kemiripan dengan pengalaman
Jemaat Purba? Mengapa?

IV. PENEGUHAN DARI FASILITATOR


a. Katolik merupakan minoritas di lingkungan kita, seringkali
kita merasa rendah diri (minder), bahkan takut untuk
menunjukkan jati diri kita. Padahal Yesus pernah bersabda
“janganlah takut sebab Aku mengutus kamu seperti domba
di tengah serigala.” Tidak ada domba yang mampu
mengalahkan serigala karena domba tidak pernah
ditakdirkan untuk memangsa serigala. Namun Yesus
mengingatkan kita agar kita tulus seperti merpati dan cerdik
seperti ular. Yesus juga berjanji akan tetap menyertai kita
sampai akhir jaman. Maka tidak ada alasan takut untuk
menunjukkan jati diri kita, misalnya ketika makan di suatu
resto, food court, atau warteg, kita berdoa membuat tanda
salib sebelum makan. Tanda salib yang kita buat akan
menjadi pewartaan akan Yesus. Hal lain juga misalnya kita
akan berbuat baik. Janganlah takut berbuat baik karena kita
orang Katolik. Dan Yesus akan berkenan dan bangga dengan
tindakan kita tersebut.
b. Setiap perjumpaan dengan orang yang seiman sebagai
kelompok minoritas akan meneguhkan iman bersama. Maka
hendaknya kita bangga sebagai orang Katolik. Ciri-ciri orang
Katolik secara lahir memang dapat dilihat jika kita memakai
atribut khas katolik seperti Rosario. Tetapi hal itu tidak perlu
ditonjolkan. Yang perlu ditonjolkan adalah kasih dan
persaudaraan sejati seperti yang digambarkan oleh jemaat
purba yang diceritakan dalam Kisah 2:41-47: mereka
Penguatan Paroki St Arnoldus Bekasi
Halaman : 7
sehati dan sejiwa... dan semakin disukai oleh banyak orang...
dan Allah menambahkan jumlah mereka.”
c. Mewartakan iman Katolik tidak selalu berarti menjadikan
orang lain menjadi orang Katolik dengan menerima Yesus
dan dibaptis. Orang Katolik harus menjadi “the agen of
change”, menjadi agen perubahan bagi orang lain. Tandanya
adalah terjadinya perubahan budaya dan habitus baru
(kebiasaan). Kalau biasanya lingkungan mudah menilai dan
mengadili, berubah menjadi lingkungan yang memaafkan
dan rendah hati.
d. Roh Kudus yang akan kita terima pada sakramen penguatan
nanti akan memampukan kita menjadi agen perubahan. Kita
akan berani memperbaiki dunia dengan semangat Kristus.
“Buluh yang terkulai tidak dipatahkanNya, sumbu yang
redup tidak dipadamkanNya.” Kita akan menjadi pribadi yang
tegas tapi lembut. Kita tidak membawa kekerasan,
melainkan membawa kedamaian. Dunia yang keras akan kita
hadapi dengan kelemahlembutan Yesus Kristus. Meskipun
kita berada ditengah-tengah serigala tetapi kita akan mampu
bertindak tulus seperti burung merpati dan cerdik seperti
ular. Ingatlah sabda Yesus ini, “Jikalau dunia membenci
kamu, ingatlah bahwa ia telah lebih dahulu membenci Aku
dari pada kamu. Sekiranya kamu dari dunia, tentulah dunia
mengasihi kamu sebagai miliknya. Tetapi karena kamu
bukan dari dunia, melainkan Aku telah memilih kamu dari
dunia, sebab itulah dunia membenci kamu.” (Yoh 15:18-
19)

Penguatan Paroki St Arnoldus Bekasi


Halaman : 8
V. TUJUAN PERSIAPAN DIRI DALAM MENERIMA SAKRAMEN
PENGUATAN
1. Peserta penerima sakramen Penguatan diberikan
pemahaman tentang Sakramen secara umum dan sakramen
Penguatan.
2. Peserta memahami makna pencurahan Roh Kudus seperti
yang dialami oleh para Rasul pada peristiwa Pentakosta,
3. Peserta menyadari diri sebagai orang beriman Katolik
dewasa yang bertanggungjawab terhadap pembangunan
Gereja sebagai Tubuh Mistik Yesus Kristus.
4. Peserta siap diutus menjadi seorang utusan yang tangguh
dan loyal baik dalam keluarga, lingkungan, wilayah, paroki
maupun masyarakat.

VI. SYARAT-SYARAT MENERIMA SAKRAMEN PENGUATAN


Panitia mengingatkan tentang pentingnya syarat-syarat untuk
menerima sakramen penguatan. Menurut Kitab Hukum Kanonik
ada 2, yaitu yang sudah akil balik dan dapat menggunakan akal
budinya secara dewasa. Namun Gereja Katolik di Indonesia
memperinci persyaratan sebagai berikut:
1. Sudah menerima sakramen baptis dan ekaristi (komuni
pertama)
2. Usia minimal adalah 13 tahun terhitung pada saat
pendaftaran penerimaan saramen Penguatan ditutup
3. Sehat secara rohani ( tidak dalam gangguan jiwa atau sedang
dalam perawatan psikiater).
4. Mendapat surat pengantar dari ketua lingkungan dilampiri
foto kopi surat baptis, sertifikat telah menerima komuni
pertama, KK Gereja (Biduk) dan KK Sipil. Jika sertifikat
komuni pertama tidak ada atau hilang peserta wajib
meminta kepada ketua lingkungan untuk memberikan surat
keterangan bahwa telah menerima komuni pertama.
5. Hadir secara disiplin tepat waktu dalam pertemuan
pembekalan sekurang-kurangnya 75 %.
Penguatan Paroki St Arnoldus Bekasi
Halaman : 9
6. Wajib mengikuti rekoleksi persiapan maupun peneguhan.
7. Wajib mengaku dosa dan mengikuti gladi bersih.
8. Mempersiapkan diri secara mental dengan baik.

VII. YANG PERLU DIPERSIAPKAN SELAMA MENJALANI PERSIAPAN


Setiap peserta wajib mempersiapkan:
1. Buku tulis untuk mencatat
2. Kitab Suci
3. Buku pegangan

Penguatan Paroki St Arnoldus Bekasi


Halaman : 10
Materi 1

ARTI DAN MAKNA SAKRAMEN

1. Tanda apakah ini? 1. Tanda apakah ini?


............................................. ......................................
2. Apa artinya? 2. Apa artinya?
............................................. .......................................
............................................. .......................................

I. SETIAP TANDA MENGHADIRKAN ARTI YANG DISIMBOLKAN.


Lampu Lalu lintas misalnya, kita harus mentaati dengan
mengikuti nyala lampu merah, hijau, dan kuning. Jika tidak maka
kecelakaan yang diakibatkan kesalahan kita yang tidak taat akan
dibebankan kepada kita jika diajukan ke pengadilan. Ada atau
tidak ada polisi lalu lintas, tanda lampu itu tetap kita taati
karena tanda tersebut merupakan tanda kehadiran ketertiban
berlalulintas.
Demikian juga dengan Salib yang tergantung di dinding. Salib ini
merupakan tanda bahwa kita percaya Tuhan Yesus hadir dalam
Penguatan Paroki St Arnoldus Bekasi
Halaman : 11
ruangan dimana salib tergantung. Dia bukan benda biasa yang
terbuat dari kayu dan patung plastik. Dia adalah benda rohani.

II. ARTI DAN MAKNA SAKRAMEN BAGI KITA


1. Secara Etimologis
a. Secara etimologis, kata sakramen berasal dari kata Latin
Sacramentum, berakar pada kata, sacer yang berarti
kudus, suci.
b. Kata ini kemudian berkembang menjadi sacrare atau
yang lebih sering consecrare yang berarti menjelaskan
bahwa seseorang atau suatu benda secara hukum dan
untuk selamanya dikuduskan
2. Kata ”sakramen”mempunyai arti triganda, yaitu :
a. arti aktif (hal/ sarana yang menyucikan/ menahbiskan).
b. arti pasif (hal/ sarana yang disucikan/ ditahbiskan).
c. perbuatan menyucikan/ menahbiskan.

3. Sakramen Menurut St. Agustinus


Agustinus memakai kata sakramen dalam arti luas dan dalam
arti sempit. Dalam arti luas, kata sacramentum menunjuk
pada Inkarnasi. Sedangkan dalama arti sempit, Agustinus
menggunakan kata sacramentum dalam arti sakramen-
sakramen Gereja, khususnya upacara Baptis dan Ekaristi.
Maka sakramen disebut sebagai tanda suci atau signum
sacrum, dari realitas tersembunyi.

4. Sakramen Menurut St. Thomas Aquinas


Thomas Aquinas memandang sakramen sebagai ”bejana-
bejana rahmat” dan sakramen diartikannya sebagai ”bentuk
kelihatan dari rahmat tak kelihatan”.
a. Sakramen terdiri dari DUA KOMPONEN, yaitu
”materia” dan ”bentuk/forma”. Materia adalah
barang yang digunakan (mis. Air, minyak) dan
tindakan yang kelihatan (misalnya pencurahan air).
Penguatan Paroki St Arnoldus Bekasi
Halaman : 12
Sedangkan forma adalah kata-kata yang menjelaskan
peristiwa itu.
b. Sakramen bersifat sekaligus ex opere operato dan ex
opere operantis. Gereja Katolik mengajarkan bahwa
efek dari suatu sakramen itu ada oleh karena
kenyataan bahwa sakramen itu di-layan-kan (ex
opere operato) , tanpa memperhitungkan kekudusan
pribadi pelayan yang melayankannya dan kurang
layaknya kondisi penerima untuk menerima rahmat
yang dianugerahkan tersebut (ex opere operantis)
dapat menghalangi efektivitas sakramen itu bagi
yang bersangkutan.

5. Sakramen menurut Konsili Trente (tahun 1545- 1563)


Sakramen merupakan sarana keselamatan :
a. yang pada hakekatnya ditetapkan oleh Kristus dan
b. yang dipercayakan kepada Gereja,
c. maka atas nama Gereja seseorang hanya dapat
menerimakan sakramen berdasarkan kuasa yang
diperolehnya dari Kristus atau Gereja,
d. dan supaya sakramen itu diterimakan secara sah dan
efektif, maka perlu bahwa sakramen itu dilaksanakan
secara tepat menurut ”materi” dan ”bentuk”, serta
maksud yang benar.

6. Sakramen menurut Konsili Vatikan II (tahun 1962- 1965)


Sakramen sebagai ”tanda dan sarana kesatuan mesra
dengan Allah maupun kesatuan segenap umat manusia”..
a. Kristuslah pelaku utama sakramen
b. Menekankan actuosa participatio, yaitu keikutsertaan
secara aktif.
c. Gereja sendiri merupakan sakramen dasar yang
mengaktualisasikan diri dalam sakramen-sakramen.

Penguatan Paroki St Arnoldus Bekasi


Halaman : 13
d. Sakramen dilandasi dan dimaknai oleh rencana
keselamatan Allah yang abadi dan rahasia, yang di dalam
Kristus

7. Sakramen menurut Katekismus Gereja Katolik (1992)


SAKRAMEN DIPAHAMI SEBAGAI :
a. Sakramen Kristus - ditetapkan oleh Yesus Kristus yang
mengacu kepada perkataan dan perbuatan-Nya yang
menyelamatkan.
b. Sakramen Gereja - dalam arti ”melalui gereja” dan
”untuk gereja”.
c. Sakramen iman kepercayaan - karena ia
menumbuhkan, menguatkan, serta mengungkapkan
iman melalui kata-kata dan perbuatan.
d. Sakramen keselamatan - sakramen dianugerahkan
Allah kepada umat demi keselamatan umat itu sendiri.
e. Sakramen hidup kekal – di dalam sakramen itu Gereja
mendapat bagian dalam hidup kekal.

III. KRISTUS ADALAH SAKRAMEN DASAR


"Akulah jalan dan kebenaran dan hidup. Tidak ada seorang pun
yang datang kepada Bapa, kalau tidak melalui Aku” (Yoh 14:6).
Hal ini berarti : Di dalam Kristus telah terwujud karya
keselamatan Allah secara penuh dan sempurna; Kristus adalah
satu-satunya Juru Selamat kita.
Tindakan-tindakan dan peristiwa hidup Yesus melambangkan
dan mewujudkan keselamatan. KERAJAAN ALLAH ditawarkan
oleh Yesus dan sekaligus hadir dalam diri Yesus (bdk. Mat 11:4-
5; Luk 10:23): dengan tindakan-Nya menyembuhkan orang
Yesus memperlihatkan Kerajaan Allah “sudah datang”,
meskipun belum penuh (lih. Mrk 8:23-25; Yoh 9:6).
dengan memanggil murid-murid-Nya, Yesus membangun
“Keluarga Baru” sebagai tanda Kerajaan Allah mulai terwujud
(lih. Mat 10: 1-4). Wafat Kristus merupakan penyerahan diri
Penguatan Paroki St Arnoldus Bekasi
Halaman : 14
Yesus secara total kepada Bapa (lih. Luk 23:4); Allah
menyerahkan Putra bagi dosa-dosa kita (lih. Mat 26:2). Semua
itu demi keselamatan kita. dengan wafatNya, Allah
meninggikan-membangkitkan Yesus. Dalam Yesus Kristus karya
keselamatan terwujud secara penuh dan sempurna (Iih. Kis
2:36; Rom 10:9).
Di tengah dunia ini, Gereja mewartakan, menjadi saksi akan
karya keselamatan yang diterimanya. Gereja adalah Sakramen
Kristus. Gereja Itu Sakramen Kristus karena Kesatuannya
Dengan Dia.
Tujuh sakramen itu dikhususkan dan di dalamnya Kristus hadir
dan menuntun GerejaNya dalam Roh Kudus. Kristus yang
berkarya di dalam Gereja. Itu berarti bahwa: Kristus
melaksanakan karya keselamatan di dalam Gereja-Nya. Dalam
Gereja terjadi karya keselamatan.

IV. PERTANYAAN

1. Dalam peristiwa apa saja saya merasakan kehadiran Kristus


yang menyelamatkanku?
.................................................................................................
.................................................................................................
.................................................................................................
.................................................................................................
2. Mengapa Sakramen disebut Tanda Kehadiran Allah yang
menyelamatkan?
.................................................................................................
.................................................................................................
.................................................................................................
.................................................................................................
3. Mengapa Kristus merupakan Sakramen Dasar?
.................................................................................................
.................................................................................................
.................................................................................................
Penguatan Paroki St Arnoldus Bekasi
Halaman : 15

4. Apa makna dan kegunaan sakramen bagi diriku?


.................................................................................................
.................................................................................................
.................................................................................................
.................................................................................................
.................................................................................................
5. Apa yang dimaksudkan dengan Sakramen bekerja secara ex
opera, ex operantis?
.................................................................................................
.................................................................................................
.................................................................................................
.................................................................................................
.................................................................................................
6. Jika ada seseorang yang kamu ketahui bukan seorang Katolik
tapi menerima komuni suci dan sudah terlanjur, bagaimana
pendapat dan sikapmu?
.................................................................................................
.................................................................................................
.................................................................................................
.................................................................................................
.................................................................................................

Penguatan Paroki St Arnoldus Bekasi


Halaman : 16
Materi 2
TUJUH SAKRAMEN DALAM GEREJA KATOLIK

I. PEMAHAMAN UMUM
Jumlah tujuh sakramen diajarkan oleh Gereja untuk pertama kalinya
dalam Konsili Lyon II (1274), lalu Konsili Florenz (1439). Ajaran ini
ditegaskan kembali oleh Konsili Trente pada tahun 1547.
Ketujuh sakramen itu dikelompokkan atas 3 (tiga), yaitu
1. Sakramen-sakramen inisiasi kristiani (sakramen permandian,
sakramen penguatan dan sakramen ekaristi);
2. Sakramen-sakramen Penyembuhan (sakramen tobat dan
sakramen pengurapan orang sakit); serta
3. Sakramen-sakramen pelayanan untuk persekutuan (sakramen
tahbisan dan sakramen perkawinan).

Thomas Aquinas († 1274) melihat sakramen-sakramen diadakan


Tuhan dalam rangka pertumbuhan dan kehidupan manusia yang
setiap kali perlu disempurnakan dan disembuhkan. Baginya :
1. Diperlukan bagi kelahiran kembali dari jiwa,
2. Penguatan bagi pemberian pertumbuhan dan kekuatan dengan
Roh Kudus,
3. Ekaristi bagi kekuatan dan makanan jiwa,
4. Tobat bagi penyehatan kembali jiwa yang sakit,
5. Pengurapan orang sakit bagi kesembuhan dan kekuatan bagi
pengampunan dosa dan persiapan manusia bagi kemuliaan
eskatologis.
6. Tahbisan bagi kepemimpinan dan pelayanan Gereja
7. Perkawinan dikaitkan dengan kebutuhan pelipatgandaan dan
perkembangan warga Gereja.

Penguatan Paroki St Arnoldus Bekasi


Halaman : 17
II. PENDALAMAN TUJUH SAKRAMEN GEREJA

1. BAPTIS
Baptis merupakan Jalan Masuk dan pangkal hidup Kristen.
Baptis berarti mengikutsertakan seseorang untuk “dilahirkan
kembali” dan menjadi putra-putri Allah; awal kehidupan
bersama Allah dan menjadi murid di antara umat Allah. Roh
kudus datang dan merasuki jiwa serta membawanya ke
dalam kesatuan dengan kristus. Baptis membuat orang
diikutsertakan dalam wafat dan kebangkitan kristus. Dengan
baptis, jiwa pun dibersihkan dan dosa asal serta dosa yang
telah diperbuatnya.

2. EKARISTI
Ekaristi adalah puncak pengungkapan iman gereja. Dengan
ekaristi, umat merayakan imannya. Dalam Ekaristi, Gereja
mengenangkan karya agung Allah (wafat dan kebangkitan
kristus); Gereja menempatkan diri dalam arus karya
keselamatan Allah; Kristus sungguh hadir dalam rupa roti
dan anggur. - Kehadiran nyata kristus itu menjadi sumber
kehidupan gereja. Umat berpartisipasi penuh dalam ekaristi
dengan menyambut komuni.

3. PENGUATAN
Dengan penguatan orang diangkat dan ditugaskan menjadi
saksi gereja, oleh kekuatan Roh Kudus. Penguatan
menjadikan daya ilahi (roh kudus) sungguh tampak; serta
menggerakkan dan menyanggupkan orang terlibat aktif dan
penuh dalam tugas gereja. Penguatan membuat roh kudus
menjadi tampak sebagai kekuatan gereja. Pemberian
penguatan menjadi wewenang khusus uskup sebagai tanda
bahwa seorang beriman telah diterima secara penuh oleh
Gereja yang diwakili oleh Uskup sebagai otoritas tertinggi
Gereja lokal.
Penguatan Paroki St Arnoldus Bekasi
Halaman : 18

4. TOBAT
Disebut juga sakramen Rekonsiliasi. Syarat utama sakramen
Tobat adalah penyesalan yang mendalam. Sakramen ini
menyiratkan bahwa : Tobat menyangkut penyesalan yang
mendalam atas penolakan seseorang akan kasih Allah. Tobat
juga merupakan keinginan mendalam untuk memulihkan
kembali hubungannya dengan Allah dan dengan umat
beriman. Tobat juga menjadi tanda seorang beriman
kembali ke pangkuan Gereja.

5. TAHBISAN
Maknanya adalah sebagai berikut: Dengan sakramen
imamat, orang dilantik dan diangkat untuk memimpin umat
sebagai pembantu uskup. Dengan tahbisan, imam termasuk
dalam hirarki gereja serta kuasa roh kudus dan anugerah
istimewa diberikan untuk melaksanakan tugasnya
menggembalakan umat memelihara jiwa-jiwa (animae
curae) sehingga tidak ada satupun domba yang tersesat atau
hilang.

6. PERKAWINAN
Tanda Kesatuan Kristus dan Gereja. Cinta antara pria dan
wanita mencapai perwujudan yang paling luhur dalam
sakramen perkawinan. Dalam upacara suci ini, suami istri
menyatakan untuk saling mengikat saling menyerahkan diri
secara bebas, seutuhnya; dan untuk seumur hidup, melalui
suatu janji. Perjanjian kedua mempelai menjadi tanda yang
menandakan rahmat. Yang ditandakan adalah perjanjian
antara kristus dan gerejanya: Hubungan Kristus-gereja
menjadi model hubungan suami-istri. Kristus tinggal secara
tetap dalam suami-istri.

Penguatan Paroki St Arnoldus Bekasi


Halaman : 19
7. PENGURAPAN ORANG SAKIT
Sakramen Pengurapan merupakan rahmat penyembuhan.
Gereja - melalui para imamnya - mendoakan dan mengurapi
orang sakit. Gereja mengajak orang sakit untuk:
Menyatukan diri dengan sengsara dan wafat kristus; dan
Mempercayakannya kepada Tuhan yang telah sengsara dan
dimuliakan.
Sakramen pengurapan memberikan rahmat roh kudus.
Berkat rahmat itu, orang dibantu memperoleh keselamatan;
diperkuat dengan kepercayaannya kepada Allah; ditabahkan
hatinya untuk melawan godaan-godaan serta rasa takut
akan kematian; atau bahkan mendapat rahmat
kesembuhan. Berkat sakramen ini pula, orang memperoleh
pengampuna dosa. Dalam sakramen dilambangkan dan
diwujudkan karya penyelamatan Allah.

III. SAKRAMENTALI
Konsili Vatikan II merumuskan arti sakramentali sebagai tanda-
tanda suci yang memiliki kemiripan dengan sakramen-
sakramen. Sakramentali itu menandakan kurnia-kurnia,
terutama yang bersifat rohani dan yang diperoleh berkat doa
permohonan Gereja.
Perbedaan dasar sakramentali dengan sakramen ialah bahwa
1. Sakramentali pertama-tama adalah doa permohonan Gereja,
agar Allah memberkati dan menguduskan orang atau benda
tertentu.
2. Dalam sakramen, Kristuslah yang mengubah dan
menguduskan orang itu dan karya Kristus itu tidak
berhubungan dengan moral si pelayan.
Berbagai upacara sakramentali
1. Pemberkatan air suci,
2. Pemberkatan dengan tanda salib pada dahi anak-anak
merupakan upacara atau pemberkatan dalam rangka menuju
atau mengenangkan atau menghadirkan sakramen baptis;
Penguatan Paroki St Arnoldus Bekasi
Halaman : 20
3. Pemberkatan roti atau doa sebelum dan sesudah makan
mengingatkan kita pada ekaristi;
4. Berbagai doa untuk orang sakit bagi sakramen pengurapan
orang sakit;
5. Upacara pertunangan bagi sakramen perkawinan; upacara
tobat bagi sakramen tobat;
6. Selain itu, ada macam-macam sakramentali, seperti aneka
ibadat dan pemberkatan atau juga prosesi.

IV. PERTANYAAN

1. Ada berapa sakramen dalam Gereja Katolik?


.................................................................................................
.................................................................................................
.................................................................................................
2. Sebutkan 3 pengkelompokan Sakramen menurut Konsili
Trente
.................................................................................................
.................................................................................................
.................................................................................................
.................................................................................................
.................................................................................................
.................................................................................................
.................................................................................................
.................................................................................................

3. Menurut Santo Thomas Aquinas ketujuh Sakramen dalam


Gereja Katolik sesuai dengan tahapan kehidupan manusia.
Jelaskan.
.................................................................................................
.................................................................................................
.................................................................................................
.................................................................................................
.................................................................................................
Penguatan Paroki St Arnoldus Bekasi
Halaman : 21
.................................................................................................
.................................................................................................
.................................................................................................

4. Apa perbedaan antara Sakramen dan Sakramentali?


.................................................................................................
.................................................................................................
................................................................................................

5. Sebutkan upacara yang termasuk Sakramentali yang pernah


kamu ikuti , baik di lingkungan maupun di gereja paroki!
.................................................................................................
.................................................................................................
.................................................................................................

Penguatan Paroki St Arnoldus Bekasi


Halaman : 22
Materi 3
PELAYAN, MATERI, DAN FORMA SAKRAMEN-SAKRAMEN
I. Syarat untuk Penerimaan Sakramen yang sah dilihat dari sudut
Pelayan dan Penerima Sakramen :

SAKRAMEN PELAYAN PENERIMA

Baptisan Pelayan biasa (baptisan meriah) Setiap orang yang belum pernah
ialah uskup, imam dan diakon. dibaptis
Dalam kasus darurat : siapa saja
asal memiliki wewenang dari
Uskup
Penguatan/ Pelayan biasa : Uskup. Pelayan Orang yang sudah dibaptis dan yang
Penguatan luar biasa adalah imam yang belum pernah menerima penguatan
telah mendapat kuasa dari uskup ad liceitatem : hidup dalam rahmat
atau ordinaris setempat
Ekaristi Uskup dan imam : Setiap orang yang dibaptis, hidup
· Pelayan penerimaan komuni dalam rahmat dan tidak dalam
yang biasa : uskup, imam dan halangan Gereja (untuk komuni).
diakon
· Pelayan penerimaan komuni
yang luar biasa : siapa saja yang
secara resmi diberi kuasa oleh
Gereja

Tobat/ Uskup dan imam yang selain Orang yang sudah dibaptis yang
Rekonsiliasi ditahbiskan secara sah juga jatuh dalam dosa. Ia harus sudah
memiliki kuasa yurisdiksi untuk dapat menggunakan akal budi,
menerimakan sakramen mempunyai rasa sesal, tobat dan mau
rekonsiliasi melakukan denda dosa
Pengurapan Uskup dan imam, juga umat Orang yang sudah dibaptis, yang
Orang Sakit beriman lainnya (dalam situasi sedang menderita sakit dan
darurat), asalkan sudah tersedia kemungkinan dalam bahaya
minyak pengurapan kematian
Perkawinan Uskup dan imam Laki-laki dan perempuan yang telah
dibaptis dan bebas halangan

Penguatan Paroki St Arnoldus Bekasi


Halaman : 23
Tahbisan Uskup. Pada tahbisan uskup Seorang laki-laki yang sudah
perlu seorang uskup pentahbis dibabptis dan bebas halangan.
utama yang didampingi oleh dua ad liceitatem : hidup dalam rahmat,
uskup lain seperti selesai studi filsafat-teologi
yang dituntut, memiliki iman yang
utuh, motivasi yang jujur, nama dan
hidup yang baik, aneka keutamaan
yang sesuai dengan tahbisan yang
akan diterimanya.

II. Tata Perayaan Sakramen menurut Ritus Gereja Katolik Roma

SAKRAMEN MATERI SAKRAMEN FORMA SAKRAMEN

Baptisan Penuangan dengan air pada dahi “ N…aku membaptis kamu dalam
nama Bapa dan Putra dan Roh
Kudus” (U : Amin)
Penguatan Penumpangan tangan dan “ N…terimalah tanda karunia Roh
pengurapan minyak penguatan Kudus “ (U : Amin)
pada dahi
Ekaristi Konsekrasi atas roti dan anggur Seluruh Doa Syukur Agung
dan penerimaan komuni

Tobat/ Ungkapan dan pernyataan sesal, “ Allah, Bapa yang berbelas kasih
Rekonsiliasi tobat dan pengakuan dosa, telah mendamaikan dunia dengan
penguluran tangan dan berkat Diri-Nya melalui wafat dan
tanda salib oleh Bapa Pengakuan kebangkitan Putera-Nya dan telah
atas kepala penitent saat absolusi mengutus Roh Kudus bagi
pengampunan dosa. Melalui
pelayanan Gereja Ia
menganugerahkan kepada Saudara
pengampunan dan damai. Dan
dengan ini aku melepaskan Saudara
dari segala dosa, dalam nama † Bapa
dan Putera dan Roh Kudus “
( U : Amin)

Penguatan Paroki St Arnoldus Bekasi


Halaman : 24
Pengurapan Pengurapan dengan minyak pada “ Semoga dengan pengurapan suci ini
Orang Sakit dahi dan kedua telapak tangan.Allah yang Maharahim menolong
saudara dengan rahmat Roh Kudus”
Bisa juga dalam situasi yang tidak
mendukung, minyak diurapi pada(U : Amin)
“ Semoga Ia membebaskan saudara
dahi saja, dan jika itu pun tidak
mungkin lalu pada salah satu dari dosa, menganugerahkan
anggota badan yang cocok keselamatan dan berkenan
menabahkan hati Saudara” (U :
Amin)
Perkawinan Pernyataan Janji Nikah “ Di hadapan imam dan para saksi,
saya…….menyatakan dengan tulus
ikhlas bahwa … yang hadir di sini
sejak saat ini menjadi istri/ suami
saya. Saya berjanji akan tetap setia
kepadanya dalam untung dan malang,
dan saya mau mencintai dan
menghormatinya seumur hidup.
Demikianlah janji saya demi Allah
dan Injil suci ini…”
Tahbisan Penumpangan tangan oleh Uskup Doa tahbisan yang panjang. Masing-
masing tingkatan tahbisan memiliki
rumusan doa tahbisan sendiri.

III. Menggali pengalaman iman

Sharon, seorang anak berumur 10 tahun dan sedang duduk di


kelas 4 SD Strada Bekasi ingin menerima sakramen Ekaristi
pertama karena melihat teman-temannya SD Strada Bekasi
begitu bergembira belajar bersama dalam bina iman dan misa
bersama di gereja Santo Arnoldus. Namun anak tersebut tidak
tinggal bersama orang tua. Dia diasuh neneknya sejak dari bayi.
Neneknya adalah bergama Protestan. Masalahnya adalah
Sharon belum dibaptis secara Katolik. Masalah berikutnya
adalah neneknya tidak mengijinkan dia masuk Katolik. Tapi
neneknya juga jarang gereja pada hari Minggu. Merasa
kerinduan akan Komuni Kudus begitu kuat, maka Sharon
memberanikan diri untuk minta tolong wali kelasnya yang juga
Penguatan Paroki St Arnoldus Bekasi
Halaman : 25
aktifis dan bahkan katekis paroki Santo Arnoldus. Akhirnya wali
kelas mohon kepada kepala sekolah agar memanggil nenek
Sharon untuk memohon kerelaan dan pengertiannya. Akhirnya
nenek Sharon mengijinkan Sharon mengikuti persiapan Baptis
sekaligus Ekaristi pertama. Sharon sangat gembira karena boleh
menjadi Katolik sekaligus menerima Sakramen Ekaristi yang
sudah lama dia rindukan sejak dia mengikuti misa sekolah
sewaktu kelas 1 SD. Dengan pengajaran dan bimbingan wali
kelasnya akhirnya Sharon mampu meraih impiannya. Dia
bahagia karena disamping semakin dekat dan mencintai Yesus,
dia memiliki banyak saudara, orang tua, daripada sebelumnya.
Dia aktif di lingkungan dan mengikuti Putri Sakristi di gereja.
Sharon kelak akan mengikuti persiapan sakramen Penguatan
agar secara lengkap menerima Inisiasi dalam gereja Katolik dan
menjadikannya seorang utusan yang dewasa dan mandiri dalam
iman.

IV. PERTANYAAN

1. Dari kisah Sharon, apakah yang menjadi kekuatan


persekutuan umat Katolik sehingga dia tertarik untuk
dibaptis dan menerima sakramen Ekaristi?
.................................................................................................
.................................................................................................
.................................................................................................
.................................................................................................

2. Sakramen memberikan daya kekuatan rohani pada Sharon.


Apakah kamu juga memiliki pengalaman yang sama?
Ceritakanlah!
.................................................................................................
.................................................................................................
.................................................................................................
.................................................................................................
Penguatan Paroki St Arnoldus Bekasi
Halaman : 26
.................................................................................................
.................................................................................................
.................................................................................................
................................................................................................
3. Apa yang dimaksudkan “semakin dekat dan mencintai Yesus,
dia memiliki banyak saudara, orang tua, daripada
sebelumnya”?
.................................................................................................
.................................................................................................
.................................................................................................
.................................................................................................
.................................................................................................
.................................................................................................
4. Mengapa Sharon rindu menerima Sakramen Penguatan?
.................................................................................................
.................................................................................................
.................................................................................................
.................................................................................................
.................................................................................................

Penguatan Paroki St Arnoldus Bekasi


Halaman : 27
Materi 4
SAKRAMEN PENGUATAN
I. Sakramen Penguatan

Sakramen Penguatan adalah salah satu dari tiga sakramen inisiasi


Kristen yaitu Sakramen Batis, Sakramen Penguatan dan Sakramen
Ekaristi. Sakramen Penguatan merupakan tanda kedewasaan iman
seorang umat Katolik. Penerimaan sakramen Penguatan melengkapai
rahmat pembatisan dan menyempurnakan inisiasi. Disebut juga
Sakramen Pengurapan

Dua kata ini saling melengkapi, yaitu


• “menguatkan dengan mengurapi” atau
• “pengurapan untuk menguatkan.”

II. Dasar Kitab Suci

1. Kis 8:16-17 “Sakramen Penguatan melengkapi rahmat pembatisan.”


2. dan dari Kis 19:5-6 “Sakramen Penguatan membuat kita mampu
mewartakan Injil dan menjadi saksi Kristus”.

III. Penguatan menyempurnakan rahmat Pembaptisan

Itu adalah Sakramen yang memberi Roh Kudus, supaya mengakarkan


kita lebih kuat dalam persekutuan anak-anak Allah, menggabungkan
kita lebih erat dengan Kristus, memperkuat hubungan kita dengan
Gereja, membuat kita mengambil bagian yang lebih banyak dalam
perutusannya, dan membantu kita, supaya memberi kesaksian iman
Kristen dengan perkataan dan perbuatan (bdk. KGK 1289 dan 1316).
Inilah perbedaan Roh Kudus yang diterima pada waktu pembaptisan.
Pada waktu kita dibaptis, kita diangkat Menjadi anak-anak Allah.
Sakramen Penguatan menggabungkan kita dengan Kristus lebih erat
dan ambil bagian dalam karya-karya Kristus.
Penguatan Paroki St Arnoldus Bekasi
Halaman : 28

IV. Materi dan Forma Sakramen Penguatan

1. Materi : Minyak Penguatan (Minyak Zaitun)


2. Forma : “Terimalah karunia Roh Kudus” dan “Damai Kristus
sertamu.”

V. Penerimaan Sakramen Penguatan

Sakramen Penguatan diberikan oleh Uskup dalam lambang


pengurapan dengan minyak di dahi, dan penumpangan tangan serta
diikuti dengan perkataan : “Terimalah karunia Roh Kudus”. Dan calon
menjawab “Amin”. Setelah Bapa uskup mengatakan, “Damai Kristus
sertamu,” yang dibalas dengan oleh calon dengan mengucapkan
“Terima kasih”.

VI. Minyak Suci sebagai lambang Roh Kudus

Minyak Suci melambangkan pengurapan Kristus (artinya yang


diurapi) dengan Roh Kudus, yang dengan demikian pula
menguduskan orang yang diurapi (calon penerima). Roh Kudus
menyalurkan daya ilahi kepada orang untuk menyanggupkan “dia’
atau seseorang untuk mengemban tugas sakral tertentu.

Simbol Penumpangan Tangan (memaknai sebagai tindakan untuk


memberikan ketenangan, berkat, dukungan dan kekuatan).
Penumpangan Tangan ini merupakan tanda berkat, pencurahan
Roh Kudus, tanda pengudusan oleh Roh Allah, yang oleh karena
daya hidup (ilahi) disalurkan kepada manusia (calon penerima).
Jadi makna minyak suci dan penumpangan tangan adalah sebagai
tanda ikut sertanya Allah dalam hidup manusia. Maka, makna
minyak suci dan penumpangan tangan adalah pengasosiasian
(proses, cara, perbuatan mengasosiasikan) secara religius sebagai
peran serta Allah dalam mendampingi dan membimbing manusia,
Penguatan Paroki St Arnoldus Bekasi
Halaman : 29
sehingga amanlah manusia dalam menjalankan tugas-tugas yang
dipercayakan-Nya.

VII. Gereja Mengaruniakan Roh Kudus Kepada Kita Dalam Sakramen


Penguatan

Para Rasul menyampaikan kepada mereka yang baru dibaptis


sesuai dengan kehendak Kristus, oleh peletakkan tangan, karunia
Roh demi penyempurnaan rahmat Pembaptisan (Kis 8:15-17).
Peletakan tangan ini di dalam tradisi Katolik dipandang sebagai
awal Sakramen Penguatan, yang melanjutkan rahmat Pentekosta
di dalam Gereja. Dalam tradisi Gereja Perdana para rasul selalu
menumpangkan tangan agar orang Kristen menerima Roh Kudus
sama seperti yang para rasul terima dari Yesus pada waktu
Pentakosta.

VIII. Sapta karunia Roh Kudus dan buah-buah Roh

Anugerah dasar yang diberikan oleh Roh Kudus adalah


kemerdekaan, hubungan yang baru dengan Allah melalui Yesus
Kristus dan kasih. Roh Kudus menciptakan kemerdekaan. Dalam 2
Korintus 3:17b, dikatakan bahwa di mana Roh Allah ada, di sana
ada kemerdekaan.
Gereja mengenal Roh Kudus sebagai perwujudan dari kasih dan
tuntunan Tuhan kepada umat-Nya di dunia. Gereja Katolik percaya
bahwa Roh Kudus merupakan roh Tuhan sendiri yang turun dan
tinggal di tengah-tengah manusia, yang menjaga dan membimbing
manusia agar hidup dengan baik dan semakin serupa dengan
Tuhan.
Roh kudus sendiri turun pertama kali atas para rasul selaku murid-
murid Yesus yang pada masa itu sedang dalam kondisi tidak
percaya, ragu untuk mewartakan ajaran Tuhan, dan kehilangan
arah. Ada tujuh karunia Roh Kudus yang diturunkan, sebagaimana
mengutip ayat Alkitab pada Yesaya 11:2-3 yakni, "(1)
Penguatan Paroki St Arnoldus Bekasi
Halaman : 30
kebijaksanaan (2) pengertian, (3) nasihat, (4) keperkasaan, (5)
kesalehan, yaitu kesenangannya adalah takut akan Tuhan/ piety,
(6) pengenalan akan Tuhan, (7) takut akan Tuhan”.
Pada konteks saat ini, 7 karunia Roh Kudus juga diterima oleh
umat, di antaranya melalui Pembaptisan dan Penerimaan
Sakramen Penguatan (Krisma). Mengutip laman Katolisitas.org, 7
karunia Roh Kudus ini hadir dengan harapan untuk
menyempurnakan akal budi, kehendak, dan indera manusia bagi
kehidupan dan sekitarnya.
Dalam Galatia 5, sebelum Paulus menjelaskan tentang buah Roh,
terlebih dahulu dia mengemukakan tentang perbuatan daging.
Seolah-olah hendak menegaskan bahwa setiap orang Kristen
harusnya meninggalkan perbuatan daging dan selanjutnya hidup
menghasilkan buah-buah Roh. Dalam Galatia 5:22-23 Paulus
menjelaskan “Tetapi buah Roh ialah: kasih, sukacita, damai
sejahtera, kesabaran, kemurahan, kebaikan, kesetiaan,
kelemahlembutan, penguasaan diri. Tidak ada hukum yang
menentang hal-hal itu.”

IX. Menggali pengalaman iman

Anto tidak bisa menolak ketika orang tuanya harus mengirimnya


ke SMP Negeri karena faktor biaya. Berbeda dengan suasana SD-
nya dahulu yang setiap hari berjumpa dengan para suster dan
guru-guru yang beragama Katolik. Dia merasa terasing dan
berbeda. Sekarang dia harus mengenakan baju koko setiap jumat
dan mengikuti kegiatan yang tidak jelas setiap jumat karena
sebagian besarnya temannya mengikuti pengajian atau pesantren
kilat atau apapun namanya. Memakai kalung salib atau membawa
rosario saja dia harus menghadapi cemoohan teman-temannya.
Rasanya berat bersekolah di tempat yang mayoritas berbeda
imannya. Namun dia tidak putus asa. Dia semakin rajin mengikuti
misa dan pendalaman iman Bina Iman Remaja di lingkungannya.
Penguatan Paroki St Arnoldus Bekasi
Halaman : 31
Semua uneg-uneg yang membebani pikirannya dia tanyanyakan
kepada pembimbingnya, Bapak Yohanes. pembimbingnya
menyarankan agar Anto menjadi seperti Paulus yang tidak pernah
gentar membela imannya di tengah masyarakat yang berbeda

Penguatan Paroki St Arnoldus Bekasi


Halaman : 32
imannya. Paulus tetap bersaksi baik dalam perkataan, terlebih
perbuatan. Kebiasaan teman-temannya mencontek dia lawan
dengan kejujuran dan tekun belajar. Kebiasaan “Asal Guru Senang”
(AGS), yaitu teman-temannya kebanyakan bersikap baik hanya di
depan guru, sedangkan di belakang mereka suka menjelek-jelekan
guru dan mem-bully- temannya, dihadapi dengan tetap konsisten
dengan prinsip tertib dan taat aturan demi kebaikan dan masa
depannya. Ketika pembimbingnya meminta Anto untuk mengikuti
persiapan sakramen Penguatan, dia sangat senang. Anto memilih
nama penguatan Paulus karena dia ingin mewarisi semangat
Paulus yang berani mewartakan Yesus diantar segala bangsa. Dia
percaya bahwa Roh Kudus yang akan diterimanya pada waktu
sakramen Penguatan, akan menguatkan imannya dalam
memberikan kesaksian akan Yesus Kristus. Sekarang bagi Anto
bersekolah di sekolah negeri menjadi kesempatan untuk
mewartakan Yesus Kristus. Dia bersikap baik kepada siapa saja,
tulus, jujur, dan tetap rendah hati. Dia disukai teman-temannya
sehingga dia dipilih menjadi ketua kelas. Bersekolah di sekolah
negeri bukanlah penderitaan tapi peluang untuk mendewasakan
iman.

X. PERTANYAAN

1. Bagaimana kondisi lingkungan di sekolah Anto?


.................................................................................................
.................................................................................................
.................................................................................................
.................................................................................................
.................................................................................................
.................................................................................................
2. Bagaimana Anto menghadapi kondisi di sekolahnya?
.................................................................................................
.................................................................................................
Penguatan Paroki St Arnoldus Bekasi
Halaman : 33
.................................................................................................
.................................................................................................
.................................................................................................
.................................................................................................
3. Apa aku memiliki pengalaman yang mirip dengan Anto di
lingkunganku (sekolah atau kerja)? Ceritakanlah secara
singkat!
.................................................................................................
.................................................................................................
.................................................................................................
.................................................................................................
.................................................................................................
.................................................................................................
.................................................................................................
.................................................................................................
................................................................................................

4. Apa dampak sakramen Penguatan bagi Anto?


.................................................................................................
.................................................................................................
.................................................................................................
.................................................................................................
.................................................................................................

Penguatan Paroki St Arnoldus Bekasi


Halaman : 34
Materi 5

ARTI DAN MAKNA SAKRAMEN PENGUATAN

I. Mengambil inspirasi dari Kitab Suci

Lukas 4: 14-21

Dalam kuasa Roh kembalilah Yesus ke Galilea. Dan tersiarlah kabar


tentang Dia di seluruh daerah itu. Sementara itu Ia mengajar di
rumah-rumah ibadat di situ dan semua orang memuji Dia. Ia datang
ke Nazaret tempat Ia dibesarkan, dan menurut kebiasaan-Nya pada
hari Sabat Ia masuk ke rumah ibadat, lalu berdiri hendak membaca
dari Alkitab. Kepada-Nya diberikan kitab nabi Yesaya dan setelah
dibuka-Nya, Ia menemukan nas, di mana ada tertulis: Roh Tuhan ada
pada-Ku, oleh sebab Ia telah mengurapi Aku, untuk menyampaikan
kabar baik kepada orang-orang miskin; dan Ia telah mengutus
AkuKemudian Ia menutup kitab itu, memberikannya kembali kepada
pejabat, lalu duduk; dan mata semua orang dalam rumah ibadat itu
tertuju kepada-Nya. Lalu Ia memulai mengajar mereka, kata-Nya:
"Pada hari ini genaplah nas ini sewaktu kamu mendengarnya."

a. Roh Kudus memberdayakan Yesus untuk memberitakan Kabar


Baik (evangelisasi).

Yesus berkata tentang diri-Nya sendiri: “Roh Tuhan ada pada-Ku,


oleh sebab Ia telah mengurapi Aku, untuk menyampaikan kabar
baik kepada orang-orang miskin; dan Ia telah mengutus Aku untuk
memberitakan pembebasan kepada orang-orang tawanan, …..”
(Luk 4:18-19).
Para murid yang telah dikuasai oleh ketakutan setelah peristiwa
penyaliban Yesus yang berakhir dengan kematian Yesus,
menyembunyikan diri dalam sebuah rumah tertutup. Meskipun
mereka tahu bahwa kebangkitan Yesus yang telah mereka
Penguatan Paroki St Arnoldus Bekasi
Halaman : 35
saksikan sendiri harus diberitakan, tetapi mereka tidak memiliki
keberanian. Sebelum Roh Kudus datang mereka benar-benar tidak
berdaya. Ketika Roh Kudus dinyatakan seperti yang dijanjikan oleh
Yesus, para murid berdaya dan berani memberitakan kebangkitan
Yesus, tidak hanya person to person, tetapi in public. Mereka
mewartakan kepada umum tanpa peduli latarbelakang dan bahasa
mereka yang mendengarkan; tanpa khawatir akan kemampuan
mereka sebagai pewarta (karena mereka adalah kaum nelayan)
sebab mereka yakin Roh Kudus sendiri akan menjelaskan kepada
semua orang yang mendengar pemberitaan mereka.

b. Yesus menganugerahkan Roh Kudus untuk memberdayakan kita


melakukan evangelisasi. Maka kata Yesus sekali lagi, ‘Damai
sejahtera bagi kamu! Sama seperti Bapa mengutus Aku,
demikian juga sekarang Aku mengutus kamu.’ Dan sesudah
berkata demikian, Ia mengembusi mereka dan berkata,
‘Terimalah Roh Kudus. Jikalau kamu mengampuni dosa orang,
dosanya diampuni, dan jikalau kamu menyatakan dosa orang
tetap ada, dosanya tetap ada’ ” Waktu itu di Yerusalem diam
orang-orang Yahudi yang saleh dari segala bangsa di bawah
kolong langit. (Yoh 20:19-23).

II. Peristiwa Pentakosta merupakan Sakramen Penguatan Gereja


Perdana
Kisah Para Rasul 2:1-11

Ketika tiba hari Pentakosta, semua orang percaya berkumpul di satu


tempat. Tiba-tiba turunlah dari langit suatu bunyi seperti tiupan
angin keras yang memenuhi seluruh rumah, di mana mereka duduk;
dan tampaklah kepada mereka lidah-lidah seperti nyala api yang
bertebaran dan hinggap pada mereka masing-masing. Maka
penuhlah mereka dengan Roh Kudus, lalu mereka mulai berkata-kata
dalam bahasa-bahasa lain, seperti yang diberikan oleh Roh itu
kepada mereka untuk mengatakannya. Ketika turun bunyi itu,
Penguatan Paroki St Arnoldus Bekasi
Halaman : 36
berkerumunlah orang banyak. Mereka bingung karena mereka
masing-masing mendengar rasul-rasul itu berkata-kata dalam
bahasa mereka sendiri. Mereka semua tercengang-cengang dan
heran, lalu berkata: "Bukankah mereka semua yang berkata-kata itu
orang Galilea? Bagaimana mungkin kita masing-masing mendengar
mereka berkata-kata dalam bahasa kita sendiri, yaitu bahasa yang
kita pakai di negeri asal kita: kita orang Partia, Media, Elam,
penduduk Mesopotamia, Yudea dan Kapadokia, Pontus dan Asia,
Frigia dan Pamfilia, Mesir dan daerah-daerah Libia yang berdekatan
dengan Kirene, pendatang-pendatang dari Roma, baik orang Yahudi
maupun penganut agama Yahudi, orang Kreta dan orang Arab, kita
mendengar mereka berkata-kata dalam bahasa kita sendiri tentang
perbuatan-perbuatan besar yang dilakukan Allah." Mereka
semuanya tercengang-cengang dan sangat termangu-mangu sambil
berkata seorang kepada yang lain: "Apakah artinya ini?"

a. Roh Kudus turun, atas para rasul menggambarkan suatu ciptaan


baru.

Ketika tiba hari Pentakosta, semua orang berkumpul di satu


tempat. Tiba-tiba turunlah dari langit suatu bunyi seperti tiupan
keras yang memenuhi seluruh rumah, di mana mereka duduk, dan
tampaklah kepada mereka lidah-lidah seperti nyala api yang
bertebaran dan hinggap pada mereka masing-masing. Maka
penuhlah mereka dengan Roh Kudus, lalu mereka mulai berkata-
kata dalam bahasa-bahasa lain, seperti yang diberikan oleh Roh itu
kepada mereka untuk mengatakannya” (lihat Kis 2:1-11).

b. Pesan Pentakosta: Pencurahan Roh Kudus bagi Gereja

Pada hari Raya Pentakosta, Roh yang memberdayakan Yesus untuk


evangelisasi itu diberikan kepada Gereja, Untuk meneruskan karya-
Nya, evangelisasi. Pada hari Raya Pentakosta, Roh yang

Penguatan Paroki St Arnoldus Bekasi


Halaman : 37
memberdayakan Yesus untuk evangelisasi itu diberikan kepada
Gereja, untuk meneruskan karya-Nya, evangelisasi.

c. Buah Sakramen Penguatan:


1. Menjadikan kita sungguh Anak Allah
2. Menyatukan kita lebih teguh dengan Kristus
3. Menambahkan karunia Roh Kudus dalam diri kita
4. Mengikat kita lebih sempurna dengan Gereja
5. Menganugerahkan kepada kita kekuatan Roh Kudus

III. Menggali pengalaman iman

Joan sebagai seorang anggota OMK ingin terlibat aktif dalam


kegiatan Gereja baik di wilayah maupun paroki. Namun dia
sering merasa kurang percaya diri dan takut diremehkan oleh
teman-temanya yang sudah lebih dulu aktif dan menurutnya
sangat hebat dalam hidup menggereja. Ketika dia mendengar
ada pendaftaran untuk menerima Sakramen Penguatan dia
mendaftar. Lebih baik terlambat daripada tidak sama sekali
katanya dalam hati. Setelah mengikuti pelajaran persiapan
Sakramen Penguatan hatinya mulai berkobar. Ingin rasanya
proses persiapan ini cepat selesai agar dia segera menerima Roh
Kudus dari tangan Bapa Uskup.
Setelah menerima Sakramen Penguatan, dia memberanikan diri
untuk mendaftar Menjadi putra altar, dan mulai aktif dalam
kegiatan-kegiatan lainnya. Joan sekarang mempunyai banyak
teman yang selalau mendukungnya untuk aktif dan melayani
Gereja, baik dalam liturgi sebagai anggota koor, mazmur,
maupun tata laksana perayaan ekaristi. Joan sekarang merasa
bahwa Roh Kudus memmampukan dia untuk menjadi anggota
Gereja sepenuhnya.

Penguatan Paroki St Arnoldus Bekasi


Halaman : 38
IV. PERTANYAAN

1. Mengapa Peristiwa Pentakosta disebut Sakramen Penguatan


bagi Gereja Perdana?
.................................................................................................
.................................................................................................
.................................................................................................
.................................................................................................

2. Apa perbedaan Joan sebelum dan sesudah menerima Roh


kudus dalam Sakramen Penguatan?
.................................................................................................
.................................................................................................
................................................................................................
.................................................................................................
.................................................................................................
.................................................................................................

3. Apa yang biasa menghalangi kita untuk aktif dalam kegiatan


hidup menggereja?
.................................................................................................
.................................................................................................
.................................................................................................

4. Mengapa Joan sekarang merasa menjadi anggota Gereja


sepenuhnya?
.................................................................................................
.................................................................................................
.................................................................................................

Penguatan Paroki St Arnoldus Bekasi


Halaman : 39
Materi 6

KONSEKUENSI SAKRAMEN PENGUATAN

I. Konsekuensi dari Sakramen Penguatan


Setiap orang yang telah menerima sakramen Penguatan memiliki
konsekuensi:
1. Tanggungjawab iman dan
2. Semakin wajib untuk menyebarluaskan dan membela iman menjadi
saksi kristus (Evangelisasi).

II. Evangelisasi Katolik: Sabda dan Kesaksian


Memberitakan Injil – evangelisasi – sesungguhnya adalah tanda
segenap Kristianitas. Orang-orang Kristiani yang Katolik – semua orang
Kristiani diberdayakan oleh Roh Kudus untuk melakukan evangelisasi.
Evangelisasi disebut evangelisasi baru.
“Evangelisasi Baru” menekankan keperluan akan ‘pelaku-pelaku
firman’. Evangelisasi tidak hanya berkotbah atau berbicara mengenai
kata-kata dalam Injil, aka tetapi melaksanakan/melakukan karya Injil.
(Paus Paulus VI)
Pentingnya kita mempunyai penghargaan yang baru akan Roh Kudus
Yang jelas bukan kekuatan kita.yang membuat tercapainya karya ini. Sri
Paus Yohanes Paulus II mengingatkan kita, bahwa Roh Kudus adalah
pelaksana utama evangelisasi baru

III. Roh Kudus adalah pelaksana utama evangelisasi baru


Roh Kudus membangun Kerajaan Allah di dalam perjalanan sejarah
dan yang mempersiapkan manifestasi sepenuhnya Kerajaan Allah itu
dalam Yesus Kristus, dengan menggerakkan hati orang-orang dan
mempercepat dalam dunia kita benih-benih keselamatan penuh yang
akan terwujud pada akhir zaman” (Surat Apostolik Tertio Millennio
Adveniente, 45).

Penguatan Paroki St Arnoldus Bekasi


Halaman : 40

IV. Menggali pengalaman iman

Cewek kelahiran Jakarta 29 April


1976 ini selain cantik juga punya
jiwa sosial yang tinggi lho. Nila,
begitu dia biasa disapa, sejak 2009
mendirikan Taman Bacaan Pelangi
yang tujuannya memberikan akses
buku kepada anak-anak sekolah di
wilayah timur Indonesia Ide awal
pendirian Taman Bacaan Pelangi
dimulai Nila saat ia masih bekerja
sebagai konsultan komunikasi di
sebuah perusahaan ternama.
NILA TANZIL
Cewek yang suka traveling ini saat ditempatkan di Labuan Bajo, Flores
menyaksikan banyak anak sekolah yang tidak memiliki akses terhadap
buku. “Saya ingat masa kecil saya selalu membaca buku. Bisa dibayangkan
betapa susahnya hidup tanpa buku,” ujarnya.
Dari situlah terpikir untuk membantu anak-anak di kampung-kampung di
Labuan Bajo. Selain itu, Nila melihat budaya membaca di Indonesia masih
relatif kecil. Bayangkan saja, menurut data Unesco, di Indonesia hanya 1
dari 1.000 orang yang suka membaca. Nah berangkat dari keprihatinan itu,
dia mendirikan sebuah perpustakaan kecil Taman Bacaan Pelangi.
Setelah 8 tahun berjalan, saat ini sudah ada 63 perpustakaan Taman
Bacaan Pelangi yang tersebar di 15 pulau di wilayah Indonesia Timur dari
Flores hingga Papua. Nah perpustakaannya itu bisa memberi manfaat
kepada 17.000 anak dan bisa memberikan akses ke lebih dari 117.000 buku
cerita anak berkualitas. Nggak cuma itu, lewat perpustakaan Nila juga bisa
melatih 624 guru lokal di kawasan timur Indonesia.

Penguatan Paroki St Arnoldus Bekasi


Halaman : 41
Karena karyanya itu, Nila pun diganjar sejumlah penghargaan di antaranya
Forbes Indonesia 10 Inspiring Women 2015, Kartini Next Generation Award
2013, Nugra Jasadarma Pustaloka 2013 dan sejumlah penghargaan lain.

V. PERTANYAAN

1. Apa menarik dari kisah pengalaman Nila Tanzil?


.............................................................................................................
.............................................................................................................
.............................................................................................................
............................................................................................................

2. Mengapa Nila disebut agen perubahan?


.............................................................................................................
.............................................................................................................
............................................................................................................

3. Dikaitkan dengan Evangelisasi Baru, apayang ingin diwartakan oleh


Nila?
.............................................................................................................
.............................................................................................................
............................................................................................................
.............................................................................................................
.............................................................................................................
............................................................................................................

Penguatan Paroki St Arnoldus Bekasi


Halaman : 42
Materi 7
Menerima Roh Kudus:
Siap bekerja sebagai pekerja bangunan Bait SuciNya

MYSTICI CORPORIS CHRISTI


I. Pengantar
Gereja adalah kumpulan orang beriman pada Kristus yang
merupakan bangunan Bait SuciNya. Dalam hal ini ada dua unsur,
yaitu fisik sebagai bangunan; dan rohani karena bersifat suci yang
berarti Tuhan hadir dalam bangunan tersebut.
Kita bukan anggota Gereja yang pasif yang duduk manis dan
menikmati apa yang menjadi fasilitas dari Bangunan Suci Tuhan.
Kita adalah anggota aktif yang merasa memiliki (sense of belonging)
dan bertanggungjawab penuh dalam pembangunan Bangunan Suci
Tuhan (active participation). Untuk melihat apakah kita termasuk
anggota yang aktif dan bertanggunggjawab, tergantung dari model
iman apakah yang kita miliki.

II. Model iman


Ada 3 model orang beriman:
1. Model pelancong (traveler)
Ciri-ciri iman model ini adalah jika sesesorang memeluk agama
karena untuk memberinya kepuasan sesaat dari kehausannya
akan nilai-nilai agama. Motivasinya hanya untuk memuaskan
keingintahuannya. Orang tersebut akan berpindah ke agama
Penguatan Paroki St Arnoldus Bekasi
Halaman : 43
lain jika yang dicarinya ternyata tidak mampu memuaskannya.
Kebiasaannya adalah berpindah-pindah agama. Model beriman
pelancong tidak akan dapat diharapkan kontribusinya untuk
pembangunan Tubuh Suci .

2. Model pedagang (profit oriented)


Ciri-ciri iman model pedagang adalah motivasi ekonomis, yaitu
Allah dianggap sebagai pemberi berkat jika kita memberikan
sesuatu yang berkenan kepadaNya. Misalnya orang akan
menyumbang banyak karena mengharapkan banyak berkat dari
Tuhan Model ini akan mudah goyah imannya jika ternyata
berkat tidak sebanyak yang diharapkan. Model ini disebut juga
mental materialistis. Allah dipahami sebagai pemberi materi
atau kekayaan. Dia akan memilih agama mana yang
memberinya banyak keuntungan. Banyak pengusaha yang
memeluk agama tertentu agar bisnisnya lancar dan
memberikan banyak keuntungan.

3. Model pemilik (owner)


Ciri-ciri iman model pemilik adalah cinta yang mendalam akan
iman dan Tuhannya karena rasa syukur boleh ambil bagian dari
rencana keselamatan Tuhan. Yesus menyebut mereka anak-
anak Kerajaan atau ahli waris Kerajaan Allah, sahabat bukan
hamba, anak-anak Terang, dst. Hamba tidak tahu apa yang
diperbuat tuannya. Namun sahabat sangat memahami
kehendak dan pikiran Yesus. Model iman ini akan terus
membangun dan mengembangkan iman dan agamnya dengan
terlbat aktif dalam pelayanan dan persekutuan. Dia bukan lagi
pelancong yang hanya mengamati dan menikmati. Dia bukan
pula pedagang yang mencari keuntungan. Dia adalah pemilik
yang punya tanggung-jawab terhadap maju mundurnya
persekutuan.

Penguatan Paroki St Arnoldus Bekasi


Halaman : 44
III. Menggali pengalaman iman Paulus
Dalam suratnya yang pertama kepada orang Korintus, Paulus
menulis,
“ Sesuai dengan kasih karunia Allah, yang dianugerahkan
kepadaku, aku sebagai seorang ahli bangunan yang cakap telah
meletakkan dasar, dan orang lain membangun terus diatasnya.
Tetapi tiap-tiap orang harus memperhatikan bagaimana ia harus
membangun diatasnya”
(I Korintus 3:10)

Paulus sangat bersyukur atas pengalamannya bertemu dengan


Yesus yang telah mengubah hidupnya dari pembenci Tuhan menjadi
pejuang Tuhan. Bukan hanya bertemu dengan Tuhan Yesus, dia
bahkan diberi kasih karunia Allah sehingga menjadi Paulus yang
terampil. Paulus memandang dirinya sebagai seorang pengrajin,
seorang pekerja yang terampil di dalam melayani Tuhan. Untuk
dapat melayani Tuhan sebagai rasul, dia harus mempunyai
ketrampilan-ketrampilan tertentu. Dia harus belajar bekerja secara
teliti. Pelayanannya membutuhkan biaya. Oleh karena itu dengan
ketrampilannya dia membuat kemah dan menjualnya. Dia adalah
seorang yang dibimbing dan diinstruksikan Roh secara khusus, dia
mengalami Tuhan bekerja dengan tanda-tanda dan mujizat-mujizat
melalui dirinya, tetapi dia perlu belajar suatu ketrampilan. Dia harus
belajar, untuk membangun dengan baik agar dapat membangun
Bait Suci Tuhan, yaiutu jemaat Kristiani di Korintus.

Bila Tuhan memilih pengrajin untuk membangun Bait SuciNya, Dia


memenuhi mereka dengan Roh Kudus, dan Roh Kudus memberikan
kepada mereka kemampuan dan pengertian yang mereka butuhkan
untuk dapat membangun dengan baik. Ketrampilan mereka adalah
karunia Roh Kudus; kemampuan mereka mengajar orang lain itu
diilhami oleh Tuhan. Walaupun Tuhan memberikan kepada mereka
karunia yang masing-masing berbeda.

Penguatan Paroki St Arnoldus Bekasi


Halaman : 45
Tuhan sedang berkarya dalam membangun GerejaNya masa kini,
dengan cara yang sama seperti dulu Dia bekerja untuk membangun
jemaat Kristen perdana di Yerusalem atau di Korintus. Ia memanggil
kita untuk menjadi pengrajin , menjadi pembangun dalam
rencanaNya. Dan Roh Kudus yang sama yang memberi kemampuan
dan pengertian akan bekerja di dalam diri kita untuk memberikan
kemampuan . Roh Kudus hendak menjadikan kita menjadi pekerja-
pekerja yang terampil.

IV. Menggali Pengalaman iman

Bapak Gabriel hidup dalam keadaan ekonomi diatas rata-rata.


Boleh dibilang dia termasuk orang terkaya di lingkungan
tersebut. Dia adalah seorang pengusaha restoran yang sukses
sedangkan istrinya bekerja di kantor Pajak. Anak mereka yang
pertama membantu keluarga menjalankan bisnis keluarga.
Sementara anak yang kedua sedang menjalani kuliahnya di luar
negri. Kesibukan keluarga ini hampir-hampir tidak menyisakan
waktu untuk bersosialisasi dengan tetangga, masyarakat,
bahkan gereja. Rumah besar dengan garasi luas memuat 3
mobil. Mercedes benz untuk sang ayah, CRV untuk ibu, dan
kijang Avanza untuk anak mereka. Pagar rumah yang terbuat
papan jati tua yang rapat dan tinggi cukup memberikan rasa
aman bagi penghuni rumah. Namun pengurus lingkungan selalu
mengalami kesulitan untuk bertemu dengan Bapak Gabriel atau
ibu karena disamping tidak memiliki nomor telepon mereka,
juga setiap datang ke rumah cuma bertemu dengan pembantu.
Itupun hanya sebatas di muka pintu pagar. Sesekali mereka
menitipkan uang didalam amplop kepada pembantu jika
pengurus minta sumbangan atau menagih amplop APP.
Suatu ketika Ibu Gabriel meninggal secara mendadak karena
serangan jantung. Bapak Gabriel harus meminta salah seorang
keluarganya yang Katolik aktif yang tinggal di paroki lain untuk
mengurusi semuanya, mulai dari misa requiem, doa-doa arwah,
Penguatan Paroki St Arnoldus Bekasi
Halaman : 46
dsb. Ketika salah seorang anak mereka kembali ke Indonesia
karena keperluan menikah, mereka baru merasa perlu untuk
mencari ketua lingkungan. Mereka cukup kebingungan karena
tidak tahu siapa ketua lingkungan mereka. Tetangga terdekat
yang beragama Katolikpun mereka tidak tahu. Maka akhirnya
mereka putuskan untuk mengikuti perayaan ekaristi di gereja
terdekat. Itupun dengan bertanya ke tukang ojek mereka baru
menemukan alamat gereja tersebut. Biasanya mereka kalau
sempat menghadiri misa di Katedral. Jadi mereka hanya
tahunya gereja Katedral dibandingkan gereja paroki mereka.
Setelah misa selesai mereka berusaha menemui pastor yang
baru saja merayakan misa. Namun pastor hanya bertanya
kepada mereka siapa ketua lingkungan bapak Gabriel. Dan
memang begitulah prosedurnya. Jika ingin mengurus untuk
memperoleh suatu sakramen harus melalui ketua lingkungan
terlebih dahulu. Akhirnya melalui pegawai sekretariat Paroki
mereka berhasil menemui ketua lingkungan.
Dalam pembicaraan dengan ketua lingkungan baru diketahui
kalau seluruh anggota keluarga Bapak Gabriel termasuk anak
mereka yang akan menikah belum pernah menerima sakramen
Penguatan. Akhirnya Bapak ketua lingkungan meminta keluarga
tersebut untuk aktif dalam acara-acara lingkungan, seperti
ibadat bulanan, rosario, pendalaman Kitab Suci, APP, Adven,
dsb.
Perjumpaan keluarga Bapak Gabriel dengan ketua lingkungan
mengubah cara keluarga ini berelasi dengan sesama. Sekarang
mereka mulai aktif di lingkungan dan terbuka kepada tetangga
dan masyarakat. Mereka baru menyadari bahwa materi
bukanlah segalanya. Bahwa persaudaraan dalam iman dan
kasih adalah hidup yang sebenarnya. Bapak Gabriel dan
keluarga mulai aktif dalam lingkungan dan meminta ketua
lingkungan untuk membantu mereka menerima sakramen
Penguatan.

Penguatan Paroki St Arnoldus Bekasi


Halaman : 47

V. PERTANYAAN

1. Berdasarkan model-model iman diatas, model iman keluarga


Bapak Gabriel termasuk yang manakah? Apa alasannya?
..................................................................................................
..................................................................................................
..................................................................................................
..................................................................................................
2. Mengapa keluarga Bapak Gabriel tidak aktif di lingkungan
dan masyarakat?
..................................................................................................
..................................................................................................
..................................................................................................
.................................................................................................

3. Apa yang dimaksudkan oleh Paulus dengan menyebut


dirinya seorang ahli bangunan?
..................................................................................................
..................................................................................................
..................................................................................................
..................................................................................................
4. Sebagai anggota Gereja. Apa perananku selama ini di
lingkungan atau wilayah? Apakah aku terlibat aktif?
(misalnya memimpin doa rosario dalam ibadat lingkungan,
anggota koor, dsb.)
..................................................................................................
..................................................................................................
..................................................................................................
..................................................................................................
5. Apakah aku pernah atau masih menjadi salah satu pengurus
di OMK, putra altar, lingkungan atau wilayah? Sebagai apa?
..................................................................................................

Penguatan Paroki St Arnoldus Bekasi


Halaman : 48
..................................................................................................
.................................................................................................
6. Aku memiliki talenta atau bakat. Apakah aku telah
membagikan bakat dan talentaku untuk memajukan
lingkungan atau wilayahku? Dalam hal apa?
..................................................................................................
..................................................................................................
..................................................................................................
.................................................................................
7. Seandainya aku ditunjuk menjadi pengurus lingkungan atau
wilayah, apakah aku bersedia? Apa alasanmu?
..................................................................................................
..................................................................................................
..................................................................................................
..................................................................................................
..................................................................................................
..................................................................................................

Penguatan Paroki St Arnoldus Bekasi


Halaman : 49
Materi 8

Menerima Roh Kudus:


Kita mampu menjadi utusan karena diberikan seorang Penolong

I. Dasar Kitab Suci


Yohanes 14; 16-17:
“ Aku akan minta kepada Bapa, dan Ia akan memberikan
padamu seorang Penolong yang lain; supaya Ia menyertai kamu,
yaitu Roh Kebenaran. Dunia tidak dapat menerima Dia, sebab Ia
menyertai kamu dan akan diam didalam kamu.”

II. Roh Kudus mengubah hidup orang percaya masuk dalam hidup
baru
Yesus tahu bahwa apa Dia tidak lagi berada di dunia ini, para
muridNya tidak akan mampu mengalami kehidupan sebagaimana
Dia memanggil mereka dengan kekuatan dan kemampuan mereka
sendiri. Dia tahu bahwa orang Kristen membutuhkan kekuatan
adikodrati, yaitu mereka membutuhkan kekuatan dan kuasa Allah
sendiri. Maka Dia menjanjikan kepada para muridNya RohNya
sendiri. Dan pada hari Pentakosta, Roh itu dicurahkan ke atas
mereka untuk tetap tinggal dengan orang-orang Kristen untuk
selama-lamanya. Hidup para rasul secara radikal telah diubah oleh
Roh Kudus: mereka dapat mewartakan Injil Yesus dengan
kebenaran dan kuasa, kata-kata mereka disertai tanda dan
mujizat. Mereka terdorong untuk hidup bersama dalam komunitas
–komunitas yang baru, persaudaraan yang sehati dan sejiwa.
Di masa kini orang-orang Kristen menemukan kembali kuasa yang
diberikan oleh Yesus. Mereka hidup sehati dan sejiwa dalam umat
basis, dalam kasih dan damai sejahtera, menghibur dan
menyembuhkan orang-orang sakit, baik sakit fisik maupun sakit
rohani. Mereka melayani dan memuji Allah dengan gembira.
Kuasa Roh Kudus telah mengubah sesuatu yang nyata, yang
semakin kelihatan sehingga banyak orang menyaksikan dan
Penguatan Paroki St Arnoldus Bekasi
Halaman : 50
menjadi percaya. Oleh karena itu hari demi hari jumlah umat
Kristen makin bertambah karena makin banyak orang yang tertarik
untuk masuk dan bergabung dan terutama karena Allah yang
menambahkannya.
Kuasa Roh Kudus membuat perubahan yang sungguh nyata
didalam hidup mereka dan semakin banyak orang yang dapat
melihat kuasa ini bekerja, membuat mereka menginginkan hidup
baru bagi diri mereka sendiri. Di mana saja, orang-orang mulai
hidup di dalam hidup baru dalam Roh Kudus, dan mereka ingin
tahu lebih banyak tentang hidup itu, mereka ingin menemukan
suatu hubungan baru dengan Yesus.

III. MENJADI UTUSAN TIDAKLAH MUDAH

Yesus pernah bersabda “Aku mengutus kamu seperti seekor


domba ditengah serigala.” Yesus tidak pernah mengatakan bahwa
kita sebagai domba pasti akan mampu mengalahkan serigala.
Domba dari segi apapun pasti kalah dengan serigala. Artinya, kita
ini lemah. Dunia ini kuat dan liar seperti binatang buas. Lalu
apakah kita harus mengalah atau menyerahkan diri ke serigala
agar diampuni dan direkrut menjadi anak buah serigala?
Keputusasaan seringkali mendorong kita untuk berkompromi
dengan keadaan dan mencari jalur aman. Kita lebih suka memilih
menjadi oportunis daripada oposisi. Yesus sering menyebut dunia
sebagai oposisi. Mereka tidak mengenal Yesus dan cenderung
melawan Yesus.
Oleh karena itu Yesus memberikan seorang Penolong, yaitu Roh
Kudus agar kita percaya diri dan yakin bahwa seorang utusan akan
dapat menyelesaikan tugas perutusannya meskipun harus dijalani
dengan penderitaan. Roh Kudus akan mengajarkan bagaimana kita
menjalani perutusan. Seperti pengalaman Ibu Teresa yang pada
awalnya adalah seorang gadis remaja dari Albania yang ingin
menjadi seorang suster di tanah misi di India. Cita-citanya awalnya
sangat sederhana, namun setelah melihat kenyataan, dia berani
Penguatan Paroki St Arnoldus Bekasi
Halaman : 51
mengambuil keputusan yang berani. Dia keluar dari biara Loreto
dan mendirikan Misionary of Charity dan melayani orang yang
tersingkir, sakit, kelaparan, dan tidak memiliki harapan akan
kehidupan. Ini berkat dorongan Roh Kudus.

IV. Ciri-ciri seorang utusan


1. Tergerak hatinya oleh karena Belas kasihan
Seorang utusan harus mampu merasa dan berpikir seperti
tuannya. Maka kita harus seperasaan dan sepikir dengan
Tuhan Yesus yang selalu tergerak hatiNya melihat
keprihatinan dalam masyarakat dan lingkungannya. Yesus
tergerak hatinya oleh karena belas kasihan dan
menyembuhkan orang sakit, membangkitkan orang mati,
dan mengusir banyak roh jahat.
2. Rendah hati
Utusan tidak jika berarti apa-apa jika bukan karena Yesus
yang mengutus. Maka kalau dia terpisah dari Yesus maka dia
buka siapa-siapa. Kita adalah carang-carangnya dan Yesus
adalah pokok anggur. Kita mampu karena Dia yang memberi
kemampuan. Maka tisak ada alasan untuk memegahkan diri.
3. Kesetiaan
Utusan bukanlah kontrak sementara karena kita tidak
memiliki kesibukan lain. Menjalani utusan bukan untuk
mengisi kekosongan. Sekali komitmen untuk menjadi
utusaan dibutuhkan kesetiaan untuk tetap melayani Yesus
dalam kesaksian hidup kita, yaitu mewartakan Dia sampai
mati. Santo Paulus mengatakan dalam suratnya, “Celakalah
aku jika tidak memberitakan Injil,” dan di surat lain dia
menulis, “upahku sebagai utusan adalah karena aku boleh
mewartakan Yesus.”
4. Demi Kerajaan Allah
“Carilah dahulu Kerajaan Allah dan kebenarannya, maka
segala seuatunya akan ditambahkan kepadamu,” melayani
sebagai utusan bukan mencari popularitas atau keuntungan
Penguatan Paroki St Arnoldus Bekasi
Halaman : 52
diri sendiri. Seorang utusan tidak boleh lebih besar dari
tuannya. “Biarlah aku semakin kecil, dan Dia semakin besar.”

V. Menggali pengalaman iman

Terpanggil Bagi Kaum Miskin: Kisah Singkat Pelayanan Bunda Teresa

"By blood, I am Albanian. By citizenship, an Indian. By faith, I am a


Catholic nun. As to my calling, I belong to the world. As to my heart, I
belong entirely to the Heart of Jesus."

Itulah yang dikatakan oleh salah seorang tokoh kemanusiaan yang


dipenuhi oleh cinta kasih; Bunda Teresa, seorang yang memberi hatinya
untuk melayani di tengah-tengah masyarakat miskin di India. Dilahirkan
di Skopje, Albania pada tanggal 26 Agustus 1910, Bunda Teresa
merupakan anak bungsu dari pasangan Nikola dan Drane Bojaxhiu. Ia
memiliki dua saudara perempuan dan seorang saudara lelaki. Ketika
dibaptis, ia diberi nama Agnes Gonxha. Ia menerima pelayanan
sakramen pertamanya ketika berusia lima setengah tahun dan
diteguhkan pada bulan November 1916.
Penguatan Paroki St Arnoldus Bekasi
Halaman : 53
Ketika berusia delapan tahun ayahnya meninggal dunia dan
meninggalkan keluarganya dengan kesulitan finansial. Meski demikian,
ibunya, Drane Bojaxhiu memelihara Gonxha dan ketiga saudaranya
dengan penuh kasih sayang. Ibu yang sangat tekun ini sangat
memengaruhi karakter dan panggilan pelayanan Gonxha di kemudian
hari.

Ketika memasuki usia remaja, Gonxha bergabung dalam kelompok


pemuda jemaat lokalnya yang bernama Sodality. Melalui
keikutsertaannya dalam berbagai kegiatan yang dipandu oleh seorang
pastor Jesuit, Gonxha menjadi tertarik dalam hal misionari. Tampaknya,
hal inilah yang kemudian berperan dalam dirinya sehingga pada usia
tujuh belas, ia merespons panggilan Tuhan untuk menjadi biarawati
misionaris Katolik.

Pada tanggal 28 November 1928, ia bergabung dengan Institute of the


Blessed Virgin Mary, yang dikenal juga dengan nama Sisters of Loretto,
sebuah komunitas yang dikenal dengan pelayanannya di India. Ketika
mengikrarkan komitmennya bagi Tuhan dalam Sisters of Loretto, ia
memilih nama Teresa dari Santa Theresa Lisieux. Suster Teresa pun
dikirim ke India untuk menjalani pendidikan sebagai seorang biarawati.
Ia memulai pelayanannya dengan mengajar di St. Mary`s High School,
Kalkuta. Di sana, ia mengajarkan geografi dan katekisasi. Pada tahun
1944, kariernya sebagai guru melonjak menjadi kepala sekolah St.
Mary.

Akan tetapi, kesehatannya memburuk. Ia menderita TBC sehingga tidak


bisa lagi mengajar. Untuk memulihkan kesehatannya, ia dikirim ke
Darjeeling. Dalam kereta api yang tengah melaju menuju Darjeeling,
Suster Teresa mendapat panggilan yang berikut dari Tuhan; sebuah
panggilan di antara banyak panggilan lain. Kala itu, ia merasakan belas
kasih bagi banyak jiwa, sebagaimana dirasakan oleh Kristus sendiri,
merasuk dalam hatinya. Hal ini kemudian menjadi kekuatan yang
mendorong segenap hidupnya. Saat itu, 10 September 1946, disebut
Penguatan Paroki St Arnoldus Bekasi
Halaman : 54
sebagai "Hari Penuh Inspirasi" oleh Bunda Teresa, panggilan akrabnya.
Selama berbulan-bulan, ia merenungkan sebuah visi bagaimana Kristus
menyatakan kepedihan kaum miskin yang ditolak, bagaimana Kristus
menangisi mereka yang menolak Dia, bagaimana Ia ingin mereka
mengasihi-Nya.

Pada tahun 1948, pihak Vatikan mengizinkan Suster Teresa untuk


meninggalkan ordonya, dan memulai pelayanannya di bawah
Keuskupan Kalkuta. Dan pada tanggal 17 Agustus 1948, untuk pertama
kalinya, ia memakai pakaian putih yang dilengkapi dengan kain sari
bergaris biru. Ia memulai pelayanannya dengan membuka sebuah
sekolah pada tanggal 21 Desember 1948 di lingkungan yang kumuh.
Karena tidak memiliki dana, ia membuka sekolah terbuka, di sebuah
taman. Di sana, ia mengajarkan pentingnya pengenalan akan hidup
yang sehat, serta mengajar anak-anak miskin untuk membaca dan
menulis. Selain itu, berbekal pengetahuan medis, ia juga membawa
anak-anak yang sakit ke rumahnya dan merawat mereka.

Tuhan memang tidak pernah membiarkan anak-anak-Nya berjuang


sendirian. Inilah yang dirasakan oleh Bunda Teresa tatkala
perjuangannya mulai mendapat perhatian, tidak hanya individu-
individu, melainkan juga dari berbagai organisasi gereja. Pada tanggal
19 Maret 1949, salah seorang muridnya di St. Mary bergabung
dengannya. Terinspirasi oleh gurunya itu, ia membaktikan dirinya untuk
pelayanan kasih bagi mereka yang sangat membutuhkan. Segera saja
mereka menemukan begitu banyak pria, wanita, bahkan anak-anak
yang sekarat. Mereka telantar di jalan-jalan setelah ditolak oleh rumah
sakit setempat. Tergerak oleh belas kasihan, Bunda Teresa dan rekan
barunya itupun menyewa sebuah ruangan untuk merawat mereka yang
sekarat.

Pada tanggal 7 Oktober 1950, Missionary of Charity didirikan di Kalkuta.


Mereka yang tergabung di dalamnya pun semakin teguh untuk
melayani dengan sepenuhnya memberi diri mereka untuk melayani
Penguatan Paroki St Arnoldus Bekasi
Halaman : 55
kaum termiskin di antara yang miskin. Mereka tidak pernah menerima
pemberian materi apa pun sebagai balasan atas pelayanan yang
mereka lakukan. Pada awal 1960-an, Bunda Teresa mulai mengirimkan
suster-susternya ke daerah-daerah lain di India. Selain itu, pelayanan
dari Missionary of Charity mulai melebarkan sayapnya di Venezuela
(1965), yang kemudian diikuti oleh pembukaan rumah-rumah di Ceylon,
Tanzania, Roma, dan Australia yang ditujukan untuk merawat kaum
miskin.

Setelah Missionary of Charity, sejumlah yayasan pun didirikan untuk


memperluas pelayanan Bunda Teresa. Yang pertama ialah Association
of Coworkers sebagai afiliasi dari Missionary of Charity. Asosiasi ini
sendiri disetujui oleh Paus Paulus VI pada tanggal 26 Maret 1969.
Meskipun merupakan afiliasi Missionary of Charity, asosiasi ini memiliki
anggaran dasar tersendiri. Selama tahun-tahun berikutnya, dari semula
melayani hanya dua belas, Missionary of Charity berkembang hingga
dapat melayani ribuan orang. Bahkan, 450 pusat pelayanan tersebar di
seluruh dunia untuk melayani orang-orang miskin dan telantar. Ia
membangun banyak rumah bagi mereka yang menderita, sekarat, dan
ditolak oleh masyarakat, dari Kalkuta hingga kampung halamannya di
Albania. Ia juga salah satu pionir yang membangun rumah bagi
penderita AIDS.

Berkat baktinya bagi mereka yang tertindas, Bunda Teresa pun


mendapatkan berbagai penghargaan kemanusiaan. Pada tahun 1979, ia
menerima John XXIII International Prize for Peace. Penghargaan ini
diberikan langsung oleh Paus Paulus VI. Pada tahun yang sama, ia juga
memperoleh penghargaan Good Samaritan di Boston.

Setelah mengabdikan dirinya selama bertahun-tahun di India, tentu


saja pemerintah India tidak menutup mata akan pelayanannya. Maka
pada tahun 1972, Bunda Teresa menerima Pandit Nehru Prize. Setahun
kemudian, ia menerima Templeton Prize dari Pangeran Edinburgh. Ia
terpilih untuk menerima penghargaan tersebut dari dua ribu kandidat
Penguatan Paroki St Arnoldus Bekasi
Halaman : 56
dari berbagai negara dan agama oleh juri dari sepuluh kelompok agama
di dunia.

Puncaknya ialah pada tahun 1979 tatkala ia memperoleh hadiah Nobel


Perdamaian. Hadiah uang sebesar 6.000 dollar Amerika yang
diperolehnya disumbangkan kepada masyarakat miskin di Kalkuta.
Hadiah tersebut memungkinkannya untuk memberi makan ratusan
orang selama setahun penuh. Ia berkata bahwa penghargaan duniawi
menjadi penting hanya ketika penghargaan tersebut dapat
membantunya menolong dunia yang membutuhkan.

Pada tahun 1985, Bunda Teresa mendirikan pusat rehabilitasi pertama


bagi korban AIDS di New York. Menyusul kemudian, sejumlah rumah
penampungan yang didirikan di San Fransisco dan Atlanta. Berkat
upayanya ini, ia mendapatkan Medal of Freedom.

Pelayanan Bunda Teresa sama sekali tidak mengenal batas. Dipupuk di


kampung halamannya, ia mengawali pelayanan di India. Dari India,
pelayanannya meluas hingga ke seluruh penjuru dunia. Ia, di antaranya,
berkunjung ke Etiopia untuk menolong korban kelaparan, korban
radiasi di Chernobyl, dan korban gempa bumi di Armenia.

Memasuki tahun 1990-an, kondisi tubuh Bunda Teresa tidak


mengizinkannya melakukan aktivitas yang berlebihan, khususnya
setelah serangan jantung pada tahun 1989. Kesehatannya merosot,
sebagian karena usianya, sebagian karena kondisi tempat tinggalnya,
sebagian lain dikarenakan perjalanannya ke berbagai penjuru dunia.
Menyadari kondisi kesehatannya yang demikian, Bunda Teresa
meminta Missionary of Charity untuk memilih penggantinya. Maka,
pada tanggal 13 Maret 1997, Suster Nirmala terpilih untuk meneruskan
pelayanan Bunda Teresa.

Bunda Teresa akhirnya meninggal dunia pada tanggal 5 September


1997 dalam usia 87 tahun. Berbagai petinggi dari 23 negara menghadiri
Penguatan Paroki St Arnoldus Bekasi
Halaman : 57
pemakamannya. Upacara pemakaman diadakan pada tanggal 13
September 1997, di Stadion Netaji, India, yang berkapasitas 15.000
orang. Atas kebijakan Missionary of Charity, sebagian besar yang
menghadiri upacara tersebut adalah orang-orang yang selama ini
dilayani oleh Bunda Teresa.

Sumber bacaan:
Kumar, Lalit. 2001. Mother Teresa ... Mother To All, Angel of Mercy,
dalam http://www.geocities.com/teresaofindia/teresa.html.
Mother Teresa of Calcutta (1910 -- 1997), dalam
http://www.vatican.va/news_services/liturgy/saints/ns_lit_doc_20031
019_madre-teresa_en.html.
Mother Teresa of Calcutta: Peacemaker, Pione

5. PERTANYAAN

1. Kelemahan manusiawi (kemalasan, egoisme, sombong, rendah


diri, tidak mau repot, dsb) bukan menjadi penghalang agar kita
dapat menjadi sorang utusan yang sejati. Sebutkanlah
kelemahanmu yang paling dominan dan jelaskan bagaimana Roh
Kudus dapat membantumu mengatasinya!
............................................................................................................
............................................................................................................
............................................................................................................
............................................................................................................
.............................................................................................................
............................................................................................................
2. Apa saja ciri-ciri seorang utusan?
............................................................................................................
............................................................................................................
............................................................................................................
............................................................................................................

Penguatan Paroki St Arnoldus Bekasi


Halaman : 58
3. Apa saja yang dilakukan oleh Ibu Teresa selama hidupnya sehingga
beliau memperoleh nobel perdamaian?
.............................................................................................................
.............................................................................................................
.............................................................................................................
.............................................................................................................
.............................................................................................................
.............................................................................................................
.............................................................................................................
.............................................................................................................

4. Dari mana Ibu Teresa dari Kalkuta memperoleh energinya sehingga


dia berani meninggalkan Albania masuk biara suster-suster dari
Loreto, dan meninggalkan biara untuk mengasihi orang-orang yang
tidak punya harapan?
.............................................................................................................
.............................................................................................................
.............................................................................................................
.............................................................................................................
.............................................................................................................
.............................................................................................................
.............................................................................................................

5. Bunda Teresa datang dan mengubah lingkungan yang egois,


serakah, dan kering akan cinta kasih menjadi rumah cinta kasih.
Apakah di lingkunganku terdapat daerah yang aku ubah menjadi
tempat yang penuh kasih? Bagaimana caraku mengubah tempat
tersebut?
............................................................................................................
............................................................................................................
............................................................................................................
............................................................................................................
............................................................................................................

Penguatan Paroki St Arnoldus Bekasi


Halaman : 59

MATERI 9

SAKRAMEN TOBAT DAN TATA CARA PENGAKUAN DOSA

I. Menggali kisah Kitab Suci


Lukas 15:11-32
Yesus berkata lagi, “Adalah seorang bapak yang mempunyai
dua anak laki-laki. Yang bungsu berkata kepadanya, ‘Ayah,
berilah kepadaku sekarang ini bagianku dari kekayaan kita.’
Maka ayahnya membagi kekayaannya itu antara kedua
anaknya. Beberapa hari kemudian anak bungsu itu menjual
bagian warisannya itu lalu pergi ke negeri yang jauh. Di sana ia
memboroskan uangnya dengan hidup berfoya-foya. Ketika
uangnya sudah habis semua, terjadilah di negeri itu suatu
kelaparan yang besar, sehingga ia mulai melarat. Lalu ia pergi
bekerja pada seorang penduduk di situ, yang menyuruh dia ke
ladang menjaga babinya. Ia begitu lapar sehingga ingin mengisi
perutnya dengan makanan babi-babi itu. Walaupun ia begitu
lapar, tidak seorang pun memberi makanan kepadanya.
Akhirnya ia sadar dan berkata, ‘Orang-orang yang bekerja pada
ayahku berlimpah-limpah makanannya, dan aku di sini hampir
mati kelaparan! Aku akan berangkat dan pergi kepada ayahku,
dan berkata kepadanya: Ayah, aku sudah berdosa terhadap
Allah dan terhadap Ayah. Tidak layak lagi aku disebut anak
Ayah. Anggaplah aku seorang pekerja Ayah.’ Maka
berangkatlah ia pulang kepada ayahnya. Masih jauh dari
rumah, ia sudah dilihat oleh ayahnya. Dengan sangat terharu
ayahnya lari menemuinya, lalu memeluk dan menciumnya.
‘Ayah,’ kata anak itu, ‘aku sudah berdosa terhadap Allah dan
terhadap Ayah. Tidak layak lagi aku disebut anak Ayah.’ Tetapi
ayahnya memanggil pelayan-pelayannya dan berkata, ‘Cepat!
Ambillah pakaian yang paling bagus, dan pakaikanlah
Penguatan Paroki St Arnoldus Bekasi
Halaman : 60
kepadanya. Kenakanlah cincin pada jarinya, dan sepatu pada
kakinya. Sesudah itu ambillah anak sapi yang gemuk dan
sembelihlah. Kita akan makan dan bersukaria. Sebab anakku ini
sudah mati, sekarang hidup lagi; ia sudah hilang, sekarang
ditemukan kembali.’ Lalu mulailah mereka berpesta. Sementara
itu, anak yang sulung ada di ladang. Ketika ia pulang dan
sampai di dekat rumah, ia mendengar suara musik dan tari-
tarian. Ia memanggil salah seorang dari pelayan-pelayannya,
lalu bertanya, ‘Ada apa ini di rumah?’ Pelayan itu menjawab,
‘Adik Tuan kembali! Dan ayah Tuan sudah menyuruh
menyembelih anak sapi yang gemuk, sebab ia sudah mendapat
kembali anaknya dalam keadaan selamat!’ Anak yang sulung itu
marah sekali sehingga ia tidak mau masuk ke rumah. Lalu
ayahnya keluar dan membujuk dia masuk. Tetapi ia berkata,
‘Bertahun-tahun lamanya aku bekerja mati-matian untuk Ayah.
Tidak pernah aku membantah perintah Ayah. Dan apakah yang
Ayah berikan kepadaku? Seekor kambing pun belum pernah
Ayah berikan untuk aku berpesta dengan kawan-kawanku! Anak
Ayah itu sudah menghabiskan kekayaan Ayah dengan
perempuan pelacur, tetapi begitu ia kembali, Ayah menyembelih
anak sapi yang gemuk untuk dia!’ ‘Anakku,’ jawab ayahnya,
‘engkau selalu ada di sini dengan aku. Semua yang kumiliki
adalah milikmu juga. Tetapi kita harus berpesta dan
bergembira, sebab adikmu itu sudah mati, tetapi sekarang
hidup lagi; ia sudah hilang, tetapi sekarang telah ditemukan
kembali.’ ”

II. Refleksi atas kisah perumpaan anak yang hilang


Ada dua kabar gembira dari kisah ini yaitu
a. Perumpamaan ini bicara tentang sifat Allah yang
maha pengampun. Allah adalah Bapa yang murah
hati.
b. Seberapa besar dosa manusia jika ia mau
bertobat, Allah akan tetap mengampuni dan
Penguatan Paroki St Arnoldus Bekasi
Halaman : 61
menerimanya sebagai anak, tidak ada perubahan
status.
Pertobatan adalah sebuaah Transformasi, perubahan dari pola
pikir, perbuatan dan perkatan dari yang tidak sesuai dengan
ajaran Kristus menjadi seorang pribadi yang berkenan bagi Allah
dan sesama. Perubahan itu disebut METANOIA.
Metanoia (Yunani: μετάνοια berarti “perubahan pikiran”) dalam
konteks diskusi teologis, di mana ia sering digunakan, biasanya
ditafsirkan sebagai pertobatan. Tujuan dari metanoia salah
satunya adalah agar manusia kembali menggemakan keindahan
Sang Pencipta yang ada dalam dirinya. Agar keindahan itu terus
menghasilkan gemanya, manusia harus kembali lagi kepada
hakikat keindahan lewat perubahan pikiran dan kehendak.
Kita lihat proses perubahan status yang terjadi dalam kisah jika
manusia melakukan dosa dan meninggalkan kemurahan Allah
Bapa:
1. Awal anak bungsu memiliki segalanya sebagai seorang
ANAK. Namun karena kesombongannya yang ingin
membuktikan Bahwa dia akan lebih hebat, lebih sukses
daripada ayahnya, dia meminta hak warisannya dan pergi
meninggalkan ayahnya dan keluarganya. “Upah dosa adalah
maut” kata Paulus. (Roma 6:23) Maut disini dapat diartikan
putusnya relasi antara anak dan ayah. Keterputusan
merupakan kehendak bebas dari anak yang memilih dosa
daripada Rahmat. Sementara anak sulung masih tetap hidup
dalam Rahmat.
2. Status ANAK berubah menjadi ORANG LAIN/ASING yang
terpisah dari ayahnya. Dia mempunyai harta namun tidak
mempunyai Rahmat. Hidupnya terpisah dari ayahnya. Tidak
ada komunikasi dan dia bebas berbuat apapun. Kondisi
menyebabkan dia masuk dalam kekuasaan dosa yang
membuat dia semakin terpuruk.
3. Kuasa dosa membuat dia kehilangan nyawanya. Benar
sabda Yesus yang mengatakan ”Barangsiapa
Penguatan Paroki St Arnoldus Bekasi
Halaman : 62
mempertahankan nyawanya, ia akan kehilangan nyawanya,
dan barangsiapa kehilangan nyawanya karena Aku, ia akan
memperolehnya (Mat. 10:39)”. Anak itu menganggap
hartanya adalah nyawanya. Maka Ketika dia memilih harta
dia telah kehilangan nyawanya dan dia mengalami kematian
Rohani.
4. Kematian ini akhirnya dia sadari Ketika dia kehilangan
segalanya dan sudah tidak diangggap manusia lagi oleh
orang lain. Dia sudah seperti seonggok badan tanpa nyawa
(jenasah) atau MATI. Sebelum mengalami kondisi yang lebih
buruk lagi dia menyadari keadaannya dan memutuskan
untuk Kembali kepada ayahnya bukan sebagai anak namun
sebagai BUDAK. Perubahan sikap dan pola pikir ini yang
disebut METANOIA.
5. Namun ayahnya tetaplah ayahnya. Dia menerima Kembali
ANAK nya dan mengembalikan statusnya Menjadi ANAK.
Oleh karena itu dia mengatakan, “Tetapi kita harus
berpesta dan bergembira, sebab adikmu itu sudah mati,
tetapi sekarang hidup lagi; ia sudah hilang, tetapi
sekarang telah ditemukan kembali.’ ”

III. Makna Pengakuan dosa


Pengakuan dosa berarti mengakui telah berbuat dosa dan
menyatakan dosa di depan publik yang diwakili oleh pejabat
Gereja, yaitu Pastur.
Pastur mengampuni dosa mengatas namakan Tuhan dan Gereja,
artinya dimensi vertikal (saya berdosa kepada Allah), dan
dimensi horisontal (saya bersalah kepada sesama).

IV. Dasar Biblis Pengakuan dosa


Gereja memiliki kuasa mengampuni dosa karena otoritas
tersebut diberikan oleh Yesus sendiri.
Maka kata Yesus sekali lagi: "Damai sejahtera bagi kamu! Sama
seperti Bapa mengutus Aku, demikian juga sekarang Aku
Penguatan Paroki St Arnoldus Bekasi
Halaman : 63
mengutus kamu." Dan sesudah berkata demikian, Ia
mengembusi mereka dan berkata: "Terimalah Roh Kudus.
Jikalau kamu mengampuni dosa orang, dosanya diampuni, dan
jikalau kamu menyatakan dosa orang tetap ada, dosanya tetap
ada." bersukacita ketika mereka melihat Tuhan. (Yoh 20:19-23)

V. Sakramen Tobat disebut Sakramen rekonsiliasi

Merujuk pada Roma 6:23 bahwa upah dosa adalah maut. Maka
rekonsiliasi mengmbalikan kondisi KEMATIAN kepada
KEHIDUPAN, karena memperbaiki terputusnya relasi kita dengan
Allah.
Istilah “rekonsiliasi” ini merangkum sakaligus: inisiatif Allah yang
lebih dahulu menawarkan pendamaian kepada umat-Nya
(pendamaian dengan Allah), pendamaian kita dengan sesama,
dan seluruh alam ciptaan sebagai dimensi sosial ekologis, dan
penyembuhan yang bermakna penemuan kembali kehidupan
damai pada hati orang yang bertobat dan telah menerima
pengampunan dosa

VI. Tata cara pengakuan dosa

1. Memasuki kamar/ruang pengakuan dosa sesuai dengan arahan


pembimbing. Langsung berlutut dan mengatakan, “Romo berkatilah
saya, dalam nama Bapa, Putra, dan Roh Kudus” (sambil membuat
tanda salib)
2. Setelah itu katakanlah demikian: “Romo, pengakuan dosa saya yang
terakhir adalah pada waktu masa Adven/Prapaskah (pilih salah
satu), dosa-dosa saya adalah … (sebutkan 3-5 dosa yang dirasakan
perlu diakukan). Saya menyesal atas semua dosa-dosa saya itu dan
dengan hormat saya mohon pengampunan dan penitensi yang
berguna bagi kehidupan saya selanjutnya.” Romo akan memberi

Penguatan Paroki St Arnoldus Bekasi


Halaman : 64
nasihat rohani dan kemudian penitensi/hukuman. Perhatikan dan
diingat-ingat apa penitensi yang kamu terima.
Biasanya Romo akan melanjutkan: SEBELUM SAYA MEMBERI
ABSOLUSI DOAKANLAH DOA TOBAT:
Allah yang maharahim, aku menyesal atas dosa-dosaku. Aku
sungguh patut Engkau hukum, terutama karena aku telah tidak
setia kepada Engkau yang maha pengasih dan mahabaik bagiku.
Aku benci akan segala dosaku, dan berjanji dengan pertolongan
rahmat-Mu hendak memperbaiki hidupku dan tidak akan berbuat
dosa lagi. Allah yang maha-murah, ampunilah aku, orang berdosa.
(Amin.)
Setelah itu Romo akan memberikan absolusi kira-kira seperti ini.
ATAS NAMA ALLAH DAN GEREJA SAYA MELEPASKAN DOSA-
DOSAMU… DALAM NAMA BAPA, PUTERA, DAN ROH KUDUS. Ketika
Romo menyebut Bapa, Putera dan Roh Kudus, kamu segera
membuat tanda salib.
3. Ucapkan, “Terima kasih Romo.” Keluarlah dari ruang pengakuan
dan menuju ke tempat doa untuk berdoa penitensi seperti yang
diberikan oleh Romo.

VII. Marilah kita mempraktekkan tata cara Pengakuan dosa

Penguatan Paroki St Arnoldus Bekasi


Halaman : 65
Rekoleksi Peneguhan

Menjadi Pelaku Firman berkat Roh Kudus

I. Tujuan:
1. Peserta menyadari konsekuensi setelah menerima sakamen
Penguatan adalah menjadi seorang utusan atau pelaku Firman
Tuhan.
2. Peserta berani dengan kesadaran penuh melibatkan diri dalam
kegiatan hidup menggereja di lingkungannya, wilayah, dan paroki.
3. Peserta berkat Roh Kudus menjadi pelaku firman Tuhan yang hidup
dalam kesaksian hidup sehari-hari, yaitu memberi kesaksian akan
Yesus Kristus dalam cinta kasih dan persaudaraan sejati kepada siapa
saja dalam masyarakat.

II. Langkah-langkah:

1. Pembukaan:
a. Lagu Pembuka rekoleksi
b. Doa pembuka
c. Mindfulness
d. Ice breaking, lagu pembuka, doa pembuka
e. Pengantar dari pembimbing:

2. Sesi Pertama: Kesadaran akan jati diriku sebagai Gereja

a. Kita adalah Gereja (ekklesia).


Gereja berasal dari kata Portugis Igreja. Dalam bahasa Yunani
disebut Ekklesia, yang dibentuk secara etimologis oleh Ek dan
Kalein. Ek berarti keluar dan Klesia atau kalein yang artinya
dipanggil keluar. Keluar dari zona nyaman kita untuk suatu
perubahan dengan perjumpaan dengan orang lain (transformasi).
b. Gereja adalah perjumpaan orang beriman.

Penguatan Paroki St Arnoldus Bekasi


Halaman : 66
Perjumpaan antara dua orang atau lebih selalu menghasilkan
perubahan. Perjumpaanku dengan Yesus melalui sesama
membuat perubahan dalam diriku. Dalam Injil dikisahkan Simon
ketika bertemu dengan Yesus menjadi penjala manusia dan
Petrus si batu karang. Yohanes menjadi murid yang dikasihi.
Saulus menjadi Paulus, dst.
c. Yesus melantik Gereja menjadi pewarta.
Peristiwa Yesus diangkat ke surga melantik orang –orang
sederhana (orang Galilea) menjadi pewarta (pengajar) mulai dari
Yerusalem, Samaria, sampai ke ujung dunia “ajarkanlah mereka
segala apa yang telah Aku ajarkan kepadamu, dan Baptislah
mereka ...” Namun Yesus menyadari bahwa mereka, orang-orang
sederhana ini memerlukan Penolong. Maka Yesus berpesan agar
mereka tidak meninggalkan Yerusalem sebelum Roh itu
dicurahkan atas mereka. Oleh karena itu peristiwa Pentakosta
menjadi momen terpenting dalam sejrah Gereja. Gereja berdiri
pada saat peristiwa Pentakosta, dimana para murid “go public’,
memproklamirkan Gereja dihadapan orang-orang dari berbagai
suku dan bangsa yang datang ke Yerusalem.

3. Sesi kedua: Menyadari Karunia Roh

Karunia Roh memenuhi seluruh hidup kita dan mengubah kita


supaya kita mulai mengenal dan mengalami cinta kasih Allah dan
hidup berkelimpahan seperti yang dijanjikan oleh Yesus.
a. Yesus datang dan menjanjikan karunia Karunia Roh Kudus
kepada manusia. Dalam keempat Injil Yohanes pembaptis
mengatakan tentang Yesus, “Aku membaptis dengan air, namun
Ia akan membaptis kamu dengan Roh Kudus, “ (Markus 1:8). Roh
Kudus yang sama dijanjikanNya ketika Ia terangkat ke surga,” ..
telah kamu dengar dari pada Ku, “sebab Yohanes membaptis
kamu dengan air, tetapi tidak lama lagi kamu akan dibaptis
dengan Roh Kudus.” (Kis 1:5)
b. Kuasa Roh Kudus ini terbukti nyata pada masa Gereja Purba.
Penguatan Paroki St Arnoldus Bekasi
Halaman : 67
- Pada saat Pentakosta (Kis 2)
Janji tersebut terpenuhi. Para rasul yang tadinya ketakutan
dan kurang percaya diri mampu berbahasa Roh, menyanyikan
pujian kepada Allah. Mereka berani keluar dan berbicara di
depan orang Yerusalem tentang Yesus Kristus yang telah
berbuat baik, mengajar, mengadakan mujizat dengan kuat
kuasa Allah, tetapi malah ditangkap, disiksa, dan diserahkan
ke bangsa kafir untuk disalibkan. Kotbah Petrus yang
diucapkan di serambi Salomo ini telah membakar hati para
pengunjung Yerusalem yang datang dari berbagai bangsa
sehingga mereka menyesal dan bertobat, serta meminta
untuk dibaptis.
- Sesudah Pentakosta
• Philipus di Samaria (Kis 8)
Peristiwa Philipus di Samaria yang memberitakan tentang
Mesias dan melakukan banyak tanda, terutama pengusiran
roh jahat sehingga mereka dengan bulat hati minta
dibaptis.
• Paulus dan Ananias. (Kis 7-9)
Saulus seorang murid terpandai Gamaliel, guru besar Farisi,
mendapat mandat khusus mengadakan pengejaran,
penangkapan, an pembunuhan pengikut Kristus. Salah satu
yang menjadi korbannya adalah Stefanus. Ketika Stefanus
dihukum rajam oleh anggota mahkamah agama Yahudi,
Saulus menjadi saksi (Kis 7:58). “Mereka menyeret dia ke
luar kota, lalu melemparinya. Dan saksi-saksi meletakkan
jubah mereka di depan kaki seorang muda yang bernama
Saulus.” Hati Saulus muda berkobar-kobar karena berhasil
membunuh pengikut Kristus yang militan bernama
Stefanus. Maka dia ingin mengejar mereka sampai ke
Damsyik (Damaskus). Namun di tengah jalan dia dihadang
Yesus Kristus melalui penglihatan yang membutakan
matanya. Tiga hari lamanya dia hidup dalam kebutaan,
seperti Yesus tiga hari terbaring dalam kubur yang dingin
Penguatan Paroki St Arnoldus Bekasi
Halaman : 68
dan gelap. Namun Yesus mengutus Ananias untuk
menemui Saulus, menyembuhkannya dan membaptisnya
dalam nama Yesus, sebab Yesus ingin memakainya.
Pertobatan Saulus mengubahnya menjadi Paulus. Pengikut
dan rasul Yesus Kristus yang militan dan konsisten.

• Petrus dan Kornelius. (Kis 10)


Kornelius seorang perwira Roma yang dikenal dengan
perwira Italia. Dia dan seluruh keluarganya sudah
mengenal Allah. Dia mengalami penglihatan akan malaikat
Tuhan yang memintanya untuk memanggil Petrus yang
pada waktu itu tinggal di Yope. Perjumpaan Petrus dengan
Kornelius dan seluruh keluarganya menjadi tonggak sejarah
Gereja yang amat penting karena nyatalah bahwa iman
akan Yesus Kristus harus diwartakan ke semua orang tanpa
pandang suka dan bangsa; bahwa Roh Kudus juga berkarya
diantara segala bangsa bukan hanya pada bangsa Yahudi
saja meskipun mereka mengklaim diri sebagai Bangsa
Pilihan Allah. Perjumpaan itu menyulut konflik teologis
diantara pengikut Kristus yang akhirnya diselesaikan dalam
suatu sinode di Yerusalem yang menyepakati bahwa Roh
Kudus semua bangsa dan untuk menjadi orang Kristen
tidak perlu melakukan sunat seperti syarat menjadi
pengikut agama Yahudi. (Kis 15)

4. Kesimpulan
Gereja Purba mengalami kuasa Roh Kudus secara nyata dan
mengalami sungguh-sungguh perubahan-perubahan yang
menentukan masa depan Gereja. Mereka mengalami perubahan ke
dalam dalam bentuk pemahaman dan persaudaraan dan keluar
dalam bentuk kesaksian hidup dalam Roh.

5. Merefleksikan situasi Gereja dewasa ini

Penguatan Paroki St Arnoldus Bekasi


Halaman : 69
Fasilitator mengajak peserta merefleksikan dalam kelompok,
keprihatinan Gereja yang terjadi ditengah-tengah mereka:

a. Sebagai anggota Gereja, apakah aku sudah berani “keluar” untuk


mewartakan Kristus? Kalau belum apa alasannya? Kalau sudah
dalam bentuk apa?
.........................................................................................................
.........................................................................................................
.........................................................................................................
.........................................................................................................
.........................................................................................................
.........................................................................................................
b. Kontribusi apakah yang dapat aku berikan untuk membangun
lingkunganku setelah menerima sakramen Penguatan?
.........................................................................................................
.........................................................................................................
.........................................................................................................
.........................................................................................................
.........................................................................................................
.........................................................................................................
.........................................................................................................
.........................................................................................................
c. Apakah aku berperan di lingkungan RT ku atau organisasi
kemasyarakatan lainnya? Dalam bentuk apa? Jika belum,
sekurang-kurangnya apa yang bisa aku lakukan sebagai
perwujudan kerasulanku yang konkrit di tengah masyarakatmu?
.........................................................................................................
.........................................................................................................
.........................................................................................................
.........................................................................................................
.........................................................................................................
.........................................................................................................
.........................................................................................................

Penguatan Paroki St Arnoldus Bekasi


Halaman : 70
6. Kesimpulan dari fasilitator
Fasilitator membuat kesimpulan berdasarkan presentasi dari
masing-masing kelompok.

7. Penutup
Misa atau ibadat sabda peneguhan dengan tema:
“Menerima Roh Kudus berarti siap menjadi pelaku Firman Tuhan”.

Penguatan Paroki St Arnoldus Bekasi


Halaman : 71
AKU TERLIBAT DALAM HIDUP MENGGEREJA

No Tanggal Nama kegiatan Tema Tandatangan/paraf


kotbah/tujuan pemimpin kegiatan
kegiatan

Penguatan Paroki St Arnoldus Bekasi


Halaman : 72

Penguatan Paroki St Arnoldus Bekasi

Anda mungkin juga menyukai