Buku Pegangan
Edisi Revisi (2023)
Penyusun,
I. PERKENALAN
Peserta saling berkenalan dengan bernyanyi:”Apa kabar, kita
jumpa lagi...”
dalam sebuah lingkaran yang terdiri dari 3, 5, 10, dst.
IV. PERTANYAAN
I. PEMAHAMAN UMUM
Jumlah tujuh sakramen diajarkan oleh Gereja untuk pertama kalinya
dalam Konsili Lyon II (1274), lalu Konsili Florenz (1439). Ajaran ini
ditegaskan kembali oleh Konsili Trente pada tahun 1547.
Ketujuh sakramen itu dikelompokkan atas 3 (tiga), yaitu
1. Sakramen-sakramen inisiasi kristiani (sakramen permandian,
sakramen penguatan dan sakramen ekaristi);
2. Sakramen-sakramen Penyembuhan (sakramen tobat dan
sakramen pengurapan orang sakit); serta
3. Sakramen-sakramen pelayanan untuk persekutuan (sakramen
tahbisan dan sakramen perkawinan).
1. BAPTIS
Baptis merupakan Jalan Masuk dan pangkal hidup Kristen.
Baptis berarti mengikutsertakan seseorang untuk “dilahirkan
kembali” dan menjadi putra-putri Allah; awal kehidupan
bersama Allah dan menjadi murid di antara umat Allah. Roh
kudus datang dan merasuki jiwa serta membawanya ke
dalam kesatuan dengan kristus. Baptis membuat orang
diikutsertakan dalam wafat dan kebangkitan kristus. Dengan
baptis, jiwa pun dibersihkan dan dosa asal serta dosa yang
telah diperbuatnya.
2. EKARISTI
Ekaristi adalah puncak pengungkapan iman gereja. Dengan
ekaristi, umat merayakan imannya. Dalam Ekaristi, Gereja
mengenangkan karya agung Allah (wafat dan kebangkitan
kristus); Gereja menempatkan diri dalam arus karya
keselamatan Allah; Kristus sungguh hadir dalam rupa roti
dan anggur. - Kehadiran nyata kristus itu menjadi sumber
kehidupan gereja. Umat berpartisipasi penuh dalam ekaristi
dengan menyambut komuni.
3. PENGUATAN
Dengan penguatan orang diangkat dan ditugaskan menjadi
saksi gereja, oleh kekuatan Roh Kudus. Penguatan
menjadikan daya ilahi (roh kudus) sungguh tampak; serta
menggerakkan dan menyanggupkan orang terlibat aktif dan
penuh dalam tugas gereja. Penguatan membuat roh kudus
menjadi tampak sebagai kekuatan gereja. Pemberian
penguatan menjadi wewenang khusus uskup sebagai tanda
bahwa seorang beriman telah diterima secara penuh oleh
Gereja yang diwakili oleh Uskup sebagai otoritas tertinggi
Gereja lokal.
Penguatan Paroki St Arnoldus Bekasi
Halaman : 18
4. TOBAT
Disebut juga sakramen Rekonsiliasi. Syarat utama sakramen
Tobat adalah penyesalan yang mendalam. Sakramen ini
menyiratkan bahwa : Tobat menyangkut penyesalan yang
mendalam atas penolakan seseorang akan kasih Allah. Tobat
juga merupakan keinginan mendalam untuk memulihkan
kembali hubungannya dengan Allah dan dengan umat
beriman. Tobat juga menjadi tanda seorang beriman
kembali ke pangkuan Gereja.
5. TAHBISAN
Maknanya adalah sebagai berikut: Dengan sakramen
imamat, orang dilantik dan diangkat untuk memimpin umat
sebagai pembantu uskup. Dengan tahbisan, imam termasuk
dalam hirarki gereja serta kuasa roh kudus dan anugerah
istimewa diberikan untuk melaksanakan tugasnya
menggembalakan umat memelihara jiwa-jiwa (animae
curae) sehingga tidak ada satupun domba yang tersesat atau
hilang.
6. PERKAWINAN
Tanda Kesatuan Kristus dan Gereja. Cinta antara pria dan
wanita mencapai perwujudan yang paling luhur dalam
sakramen perkawinan. Dalam upacara suci ini, suami istri
menyatakan untuk saling mengikat saling menyerahkan diri
secara bebas, seutuhnya; dan untuk seumur hidup, melalui
suatu janji. Perjanjian kedua mempelai menjadi tanda yang
menandakan rahmat. Yang ditandakan adalah perjanjian
antara kristus dan gerejanya: Hubungan Kristus-gereja
menjadi model hubungan suami-istri. Kristus tinggal secara
tetap dalam suami-istri.
III. SAKRAMENTALI
Konsili Vatikan II merumuskan arti sakramentali sebagai tanda-
tanda suci yang memiliki kemiripan dengan sakramen-
sakramen. Sakramentali itu menandakan kurnia-kurnia,
terutama yang bersifat rohani dan yang diperoleh berkat doa
permohonan Gereja.
Perbedaan dasar sakramentali dengan sakramen ialah bahwa
1. Sakramentali pertama-tama adalah doa permohonan Gereja,
agar Allah memberkati dan menguduskan orang atau benda
tertentu.
2. Dalam sakramen, Kristuslah yang mengubah dan
menguduskan orang itu dan karya Kristus itu tidak
berhubungan dengan moral si pelayan.
Berbagai upacara sakramentali
1. Pemberkatan air suci,
2. Pemberkatan dengan tanda salib pada dahi anak-anak
merupakan upacara atau pemberkatan dalam rangka menuju
atau mengenangkan atau menghadirkan sakramen baptis;
Penguatan Paroki St Arnoldus Bekasi
Halaman : 20
3. Pemberkatan roti atau doa sebelum dan sesudah makan
mengingatkan kita pada ekaristi;
4. Berbagai doa untuk orang sakit bagi sakramen pengurapan
orang sakit;
5. Upacara pertunangan bagi sakramen perkawinan; upacara
tobat bagi sakramen tobat;
6. Selain itu, ada macam-macam sakramentali, seperti aneka
ibadat dan pemberkatan atau juga prosesi.
IV. PERTANYAAN
Baptisan Pelayan biasa (baptisan meriah) Setiap orang yang belum pernah
ialah uskup, imam dan diakon. dibaptis
Dalam kasus darurat : siapa saja
asal memiliki wewenang dari
Uskup
Penguatan/ Pelayan biasa : Uskup. Pelayan Orang yang sudah dibaptis dan yang
Penguatan luar biasa adalah imam yang belum pernah menerima penguatan
telah mendapat kuasa dari uskup ad liceitatem : hidup dalam rahmat
atau ordinaris setempat
Ekaristi Uskup dan imam : Setiap orang yang dibaptis, hidup
· Pelayan penerimaan komuni dalam rahmat dan tidak dalam
yang biasa : uskup, imam dan halangan Gereja (untuk komuni).
diakon
· Pelayan penerimaan komuni
yang luar biasa : siapa saja yang
secara resmi diberi kuasa oleh
Gereja
Tobat/ Uskup dan imam yang selain Orang yang sudah dibaptis yang
Rekonsiliasi ditahbiskan secara sah juga jatuh dalam dosa. Ia harus sudah
memiliki kuasa yurisdiksi untuk dapat menggunakan akal budi,
menerimakan sakramen mempunyai rasa sesal, tobat dan mau
rekonsiliasi melakukan denda dosa
Pengurapan Uskup dan imam, juga umat Orang yang sudah dibaptis, yang
Orang Sakit beriman lainnya (dalam situasi sedang menderita sakit dan
darurat), asalkan sudah tersedia kemungkinan dalam bahaya
minyak pengurapan kematian
Perkawinan Uskup dan imam Laki-laki dan perempuan yang telah
dibaptis dan bebas halangan
Baptisan Penuangan dengan air pada dahi “ N…aku membaptis kamu dalam
nama Bapa dan Putra dan Roh
Kudus” (U : Amin)
Penguatan Penumpangan tangan dan “ N…terimalah tanda karunia Roh
pengurapan minyak penguatan Kudus “ (U : Amin)
pada dahi
Ekaristi Konsekrasi atas roti dan anggur Seluruh Doa Syukur Agung
dan penerimaan komuni
Tobat/ Ungkapan dan pernyataan sesal, “ Allah, Bapa yang berbelas kasih
Rekonsiliasi tobat dan pengakuan dosa, telah mendamaikan dunia dengan
penguluran tangan dan berkat Diri-Nya melalui wafat dan
tanda salib oleh Bapa Pengakuan kebangkitan Putera-Nya dan telah
atas kepala penitent saat absolusi mengutus Roh Kudus bagi
pengampunan dosa. Melalui
pelayanan Gereja Ia
menganugerahkan kepada Saudara
pengampunan dan damai. Dan
dengan ini aku melepaskan Saudara
dari segala dosa, dalam nama † Bapa
dan Putera dan Roh Kudus “
( U : Amin)
IV. PERTANYAAN
X. PERTANYAAN
Lukas 4: 14-21
V. PERTANYAAN
V. PERTANYAAN
II. Roh Kudus mengubah hidup orang percaya masuk dalam hidup
baru
Yesus tahu bahwa apa Dia tidak lagi berada di dunia ini, para
muridNya tidak akan mampu mengalami kehidupan sebagaimana
Dia memanggil mereka dengan kekuatan dan kemampuan mereka
sendiri. Dia tahu bahwa orang Kristen membutuhkan kekuatan
adikodrati, yaitu mereka membutuhkan kekuatan dan kuasa Allah
sendiri. Maka Dia menjanjikan kepada para muridNya RohNya
sendiri. Dan pada hari Pentakosta, Roh itu dicurahkan ke atas
mereka untuk tetap tinggal dengan orang-orang Kristen untuk
selama-lamanya. Hidup para rasul secara radikal telah diubah oleh
Roh Kudus: mereka dapat mewartakan Injil Yesus dengan
kebenaran dan kuasa, kata-kata mereka disertai tanda dan
mujizat. Mereka terdorong untuk hidup bersama dalam komunitas
–komunitas yang baru, persaudaraan yang sehati dan sejiwa.
Di masa kini orang-orang Kristen menemukan kembali kuasa yang
diberikan oleh Yesus. Mereka hidup sehati dan sejiwa dalam umat
basis, dalam kasih dan damai sejahtera, menghibur dan
menyembuhkan orang-orang sakit, baik sakit fisik maupun sakit
rohani. Mereka melayani dan memuji Allah dengan gembira.
Kuasa Roh Kudus telah mengubah sesuatu yang nyata, yang
semakin kelihatan sehingga banyak orang menyaksikan dan
Penguatan Paroki St Arnoldus Bekasi
Halaman : 50
menjadi percaya. Oleh karena itu hari demi hari jumlah umat
Kristen makin bertambah karena makin banyak orang yang tertarik
untuk masuk dan bergabung dan terutama karena Allah yang
menambahkannya.
Kuasa Roh Kudus membuat perubahan yang sungguh nyata
didalam hidup mereka dan semakin banyak orang yang dapat
melihat kuasa ini bekerja, membuat mereka menginginkan hidup
baru bagi diri mereka sendiri. Di mana saja, orang-orang mulai
hidup di dalam hidup baru dalam Roh Kudus, dan mereka ingin
tahu lebih banyak tentang hidup itu, mereka ingin menemukan
suatu hubungan baru dengan Yesus.
Sumber bacaan:
Kumar, Lalit. 2001. Mother Teresa ... Mother To All, Angel of Mercy,
dalam http://www.geocities.com/teresaofindia/teresa.html.
Mother Teresa of Calcutta (1910 -- 1997), dalam
http://www.vatican.va/news_services/liturgy/saints/ns_lit_doc_20031
019_madre-teresa_en.html.
Mother Teresa of Calcutta: Peacemaker, Pione
5. PERTANYAAN
MATERI 9
Merujuk pada Roma 6:23 bahwa upah dosa adalah maut. Maka
rekonsiliasi mengmbalikan kondisi KEMATIAN kepada
KEHIDUPAN, karena memperbaiki terputusnya relasi kita dengan
Allah.
Istilah “rekonsiliasi” ini merangkum sakaligus: inisiatif Allah yang
lebih dahulu menawarkan pendamaian kepada umat-Nya
(pendamaian dengan Allah), pendamaian kita dengan sesama,
dan seluruh alam ciptaan sebagai dimensi sosial ekologis, dan
penyembuhan yang bermakna penemuan kembali kehidupan
damai pada hati orang yang bertobat dan telah menerima
pengampunan dosa
I. Tujuan:
1. Peserta menyadari konsekuensi setelah menerima sakamen
Penguatan adalah menjadi seorang utusan atau pelaku Firman
Tuhan.
2. Peserta berani dengan kesadaran penuh melibatkan diri dalam
kegiatan hidup menggereja di lingkungannya, wilayah, dan paroki.
3. Peserta berkat Roh Kudus menjadi pelaku firman Tuhan yang hidup
dalam kesaksian hidup sehari-hari, yaitu memberi kesaksian akan
Yesus Kristus dalam cinta kasih dan persaudaraan sejati kepada siapa
saja dalam masyarakat.
II. Langkah-langkah:
1. Pembukaan:
a. Lagu Pembuka rekoleksi
b. Doa pembuka
c. Mindfulness
d. Ice breaking, lagu pembuka, doa pembuka
e. Pengantar dari pembimbing:
4. Kesimpulan
Gereja Purba mengalami kuasa Roh Kudus secara nyata dan
mengalami sungguh-sungguh perubahan-perubahan yang
menentukan masa depan Gereja. Mereka mengalami perubahan ke
dalam dalam bentuk pemahaman dan persaudaraan dan keluar
dalam bentuk kesaksian hidup dalam Roh.
7. Penutup
Misa atau ibadat sabda peneguhan dengan tema:
“Menerima Roh Kudus berarti siap menjadi pelaku Firman Tuhan”.