Anda di halaman 1dari 61

DAFTAR ISI

1. Surat Gembala Ardas Tahun ke V – 2022..........................................................2


2. Gagasan Dasar Adven 2021.................................................................................10
Keluarga Membentuk Pribadi yang Militan......................................................10

Keluarga Membangun KBG..................................................................................12

Keluarga Menghadirkan Katekese Iman Berjenjang....................................... 15

Sukacita Keluarga Dasar Hidup Bersama Pasca Pandemi...............................18

3. Pengantar Adven 2021.........................................................................................20

4. Pertemuan Minggu Adven I.................................................................................23


5. Pertemuan Minggu Adven II................................................................................31

6. Pertemuan Minggu Adven III...............................................................................39

7. Pertemuan Minggu Adven IV...............................................................................47

8. Doa Ardas Tahun ke V–2022 : Tahun KBG.........................................................54

9. Doa Penyerahan Keluarga kepada Tuhan Yesus...............................................55

10. Doa Masa Adven....................................................................................................56


11. Doa Mohon Uskup Baru.......................................................................................57
12. Catatan....................................................................................................................58

1|Adven Lingkungan 2021


Surat Gembala Ardas
Tahun V: 2022
Tahun KBG
KOMUNITAS BASIS GEREJAWI: CARA BARU HIDUP MENGGEREJA

“Kamu lah Terang Dunia … kamu lah Garam Dunia …


hendaklah terangmu bercahaya di depan orang, supaya mereka melihat
perbuatanmu yang baik dan memuliakan Bapamu yang di sorga” (bdk.
Mat 5: 13 – 16)

Pendahuluan
Sabda Kristus di atas menjadi Visi Gereja Keuskupan
Tanjungkarang menurut amanat Perpasgelar III th. 2017: Gereja Katolik
Keuskupan Tanjungkarang, dengan menjadi Terang dan Garam Dunia
bersama Kristus Sang Jalan, Kebenaran dan Kehidupan, adalah
Sakramen Keselamatan bagi semua orang. Dalam Visi tersebut tercantum
predikat kita: Terang dan Garam Dunia. Terang dan Garam Dunia
sesungguhnya adalah predikat Kristus sendiri. Namun predikat itu, oleh
Kristus sendiri disematkan juga kepada kita.
Terang menjadikan orang tahu arah dan tujuan hidup, tidak akan
tersesat tetapi sampai pada tujuan. Garam adalah bumbu yang menyehatkan
dan membuat makanan tidak hambar melainkan berasa. Ketika orang
Kristen absen dari masyarakat, yakinlah kehidupan akan menjadi gelap,
hambar, menakutkan, penuh tindak kejahatan dan dosa. Ketika orang
Kristen hadir di masyarakat, kehidupan menjadi menyenangkan, penuh
harapan akan masa depan yang lebih baik dan penuh sukacita. Dengan
demikian orang Kristen tidak boleh absen dari masyarakatnya, karena dia,
sendiri maupun bersama adalah sakramen keselamatan bagi dunia (bdk. LG
1, 9, 59).

Ideal Predikat Kemuridan Kita


Semua orang beriman berkat rahmat pembaptisan dianugerahi
martabat yang luhur sebagai putera atau puteri Allah. Martabat luhur
tersebut mengandung tugas panggilan untuk ambil bagian dalam tugas
2|Adven Lingkungan 2021
Yesus sebagai imam, nabi dan raja. Dengan kata lain semua orang beriman,
segera setelah dia dipermandikan, dirinya adalah seorang rasul Tuhan.
Konsekwensinya, semua orang beriman, melalui cara hidup dan
keterlibatannya dalam kegiatan-kegiatan Gereja dan kegiatan-kegiatan
bermasyarakat sehari-hari: seharusnya memancarkan kasih Allah guna
„memanggil‟ semua orang untuk menjalani hidup dan karyanya dengan baik
sesuai dengan kehendak Allah (bdk. 1 Kor 12 , KHK 204, LG 12).
Panggilan keterlibatan itu melekat dan bersifat mutlak, bukan kalau senang
atau kalau ada waktu, sebab Kristus tidak menebus kita dengan setengah
hati atau setengah-setengah (bdk. LG 3). Setiap orang Kristen harus
mewartakan Kristus dengan penuh semangat kepada semua orang (AG 1).
“Hakekat Gereja peziarah bersifat missioner, sebab berasal dari perutusan
Putera dan perutusan Roh Kudus menurut rencana Allah Bapa” (LG
1).“Seluruh Gereja bersifat missioner, dan karya mewartakan Injil
merupakan tugas Umat Allah yang mendasar” (LG 35).
Sifat missioner dengan tugas yang mendasar ini ternyata mengalir
dari rencana Allah Bapa, yang kemudian diwujudkan melalui jalan
inkarnasi Yesus Kristus, Putera Allah, yang menjelma menjadi manusia
agar dapat berbicara dengan kita dan menyucikan kita dari dosa (bdk. Ibr 1:
1-4). Rencana Bapa yang terwujud dalam inkarnasi itu kemudian ditanggapi
oleh manusia dengan menerima Yesus dan percaya kepada-Nya. Oleh
kepercayaan itu, manusia mendapatkan kesempatan untuk diangkat menjadi
anak-anak Allah (bdk. Yoh 1: 12-13). Pengangkatan itu kemudian
diteguhkan secara sakramental melalui pembaptisan (bdk. AG 7).
Idealnya setiap orang kristiani adalah seorang militan dalam
beriman: Yesus dan Kitab Suci seharusnya menjadi dasar dan orientasi
hidupnya, baik ketika dia berada di lingkungan Gereja maupun ketika
berada di lingkungan masyarakatnya, pun kalau mayoritas masyarakatnya
bukanlah orang Kristen. Orang Kristen harus berani dan bangga mengakui
diri sebagai orang Kristen serta bangga berperilaku sebagai orang Kristen
(bdk. 2 Ptr 2: 9-10).
Idealnya, setiap kegiatan katekese dapat menghasilkan buah secara
nyata. Keuskupan setiap tahun memberikan katekese khusus kepada umat
3|Adven Lingkungan 2021
(minimal pada masa pra-Paskah, BKSN, dan Advent). Namun, berbagai
katekese tersebut sering hanya membuat Umat sibuk dengan kelompoknya
sendiri atau supaya ada kegiatan untuk mengisi bulan-bulan khusus tersebut.
Katekese itupun sering tidak diikuti oleh semua umat. Dan sebanyak apapun
umat yang ikut, biasanya tidak lebih dari setengah dari jumlah yang ada.
Bahkan di sejumlah tempat sering tampak keikutsertaan kaum perempuan
dan anak-anak jauh lebih besar dalam kegiatan-kegiatan umat. Tanpa
menghilangkan besarnya peran mereka yang bekerja „di belakang layar‟,
Komunitas Basis tidak cukup diwakili oleh wajah perempuan dan anak-
anak. Kita semua memiliki tanggung jawab yang sama baik ke dalam Gereja
maupun ke luar dunia.

Pentingnya Membentuk Komunitas Basis


Komunitas Basis Gerejawi (KBG) atau Komunitas Umat Basis
(KUB) adalah paguyuban kaum beriman dalam skala kecil. Th 1918 Rm. F.
Strater, SJ., sudah memperkenalkan istilah “kring” di Yogyakarta. Di
Keuskupan kita, Rm. Joe Gordon, MEP., pernah memperkenalkan istilah
“mawar” yang merupakan singkatan dari “lima warga” (maksudnya lima
rumah tangga warga Gereja) di Paroki Kalirejo dan kemudian juga di Paroki
Kota Gajah dan Metro. Paguyuban dengan skala kecil itu akan sangat
bermanfaat bagi Umat. Pada tataran sosial dan ekonomi, KBG membuat
Umat satu sama lain saling mengenal, hidup rukun, kompak, tidak ada orang
yang menjadi asing bagi yang lain, tidak ada yang bersembunyi, dan lupa
akan tanggung jawabnya; bisa merasa sehati seperasaan, peduli, senasib
sepenanggungan dan saling tolong-menolong. Sedangkan pada tataran
rohani - moral - spiritual, KBG dapat mendorong Umat mengadakan doa
bersama secara rutin, melakukan sharing Injil dan sharing iman, saling
menjaga dan meneguhkan, dan bersama saling mengingatkan untuk hidup
benar, adil dan jujur sebagai saksi-saksi Kristus. Dua dimensi tersebut tidak
bisa dipisahkan atau hanya salah satu saja yang mendapatkan penekanan.
Kedua dimensi tersebut harus seiring sejalan sedemikian sehingga Umat
Allah sungguh-sungguh bisa menjadi Garam dan Terang Dunia.

4|Adven Lingkungan 2021


Komunitas Basis Gerejawi sering disebut cara baru menggereja (new
way of being Church). Cara baru ini dimaksudkan sebagai lawan dari Gereja
pasif, Gereja pastor sentris, Gereja yang belum mandiri. Cara baru
menggereja adalah cara mengungkapkan iman yang dinamis dimana Umat
Allah, sebagai komunitas umat beriman terlibat dalam suka-duka perjalanan
hidup Gereja dan sesamanya. Dengan cara baru menggereja demikian,
Gereja akan tetap hidup walau gembalanya berganti atau tokoh panutannya
meninggal dunia. Selalu ada regenerasi karena setiap anggotanya berkualitas
sama sebagai rasul-rasul Tuhan.
Dasar biblis KBG adalah Kisah Para Rasul 4: 32-37, “Adapun
kumpulan orang yang telah percaya itu, mereka sehati sejiwa, dan tidak
seorang pun yang berkata, bahwa sesuatu dari kepunyaannya adalah
miliknya sendiri, tetapi segala sesuatu adalah kepunyaan mereka bersama
… sebab tidak ada seorangpun yang berkekurangan di antara mereka …”.
Situasi sangat ideal itu bagi banyak orang malah sering menakutkan.
Bagaimana mungkin segala sesuatu menjadi kepunyaan bersama? Apakah
KBG itu akan membentuk biara besar yang mencakup semua orang
beriman?
Dalam kenyataan sebenarnya tidaklah seharafiah seperti itu. Kita
tahu bahwa para rasul selalu berkeliling dan memecahkan roti dari rumah ke
rumah, sementara kaum beriman memecahkan roti di rumah masing-masing
secara bergiliran dan makan bersama (Kis 2; 46). Itu berarti bahwa setiap
Umat beriman masih memiliki rumahnya masing-masing. Masing-masing
keluarga masih juga mempunyai hartanya sendiri yang dapat digunakan
untuk kepentingan keluarganya dan untuk melakukan kegiatan sosial.
Namun karena saling mengenal, semua yang berlebih rela berbagi dengan
yang berkekurangan dan yang berkekurangan tidak perlu merasa sungkan
dan khawatir akan terlantar karena akan ada saudara lain yang akan
membantu dan memperhatikan. Persaudaraan dan kesetiakawanan dalam
komunitas Jemaat Perdana tersebut sungguh-sungguh nyata sehingga St.
Lukas membahasakannya dengan kata-kata, “Mereka tidak ada yang
berkekurangan”.

5|Adven Lingkungan 2021


Membentuk Komunitas Basis untuk Menjadi Saksi
Idealisme dibentuknya Komunitas Basis Gerejawi adalah semangat
kebersamaan yang saling meneguhkan untuk dapat menjadi rasul-rasul
Tuhan, seperti para murid dalam Gereja Perdana. Semangat tersebut pastilah
kurang bisa dicapai jika setiap lingkungan anggotanya terlalu banyak.
Lingkungan yang besar akan membuat sebagian anggotanya bersembunyi
atau tidak aktif. Dalam persembunyian dan sikap pasif, orang bisa menjadi
lupa akan tanggungjawabnya, tidak peduli, egois dan bahkan diam-diam
hilang dari persekutuan.
Cara baru hidup menggereja tidak hanya berlaku pada tataran jemaat
di lingkungan, melainkan juga pada kelompok-kelompok kategorial dan
devosan. Spirit sehati sejiwa dan senasib sepenanggungan adalah roh
komunitas dengan sharing Injil dan pengalaman hidup beriman merupakan
pusat kegiatan pertemuan dan doa.
Praksis cara baru hidup menggereja, yakni aktif berpartisipasi dalam
dinamika hidup Gereja dan sesamanya, sebaiknya ditanamkan sejak usia
dini atau sejak seseorang menjadi katekumen dalam Gereja Katolik. Sekolah
Minggu atau pendidikan katekumen seharusnya ada kelanjutannya dan tidak
selesai setelah seseorang menerima komuni pertama atau dipermandikan.
Kelanjutan itu bukan katekese untuk penerimaan Sakramen Krisma atau
Pernikahan, melainkan lebih merupakan pembinaan memperdalam
kehidupan beriman.
Hendaklah setiap Paroki merancang dan memprogramkan kegiatan-
kegiatan bagi ke-empat prioritas sasaran pastoral (anak-anak dan remaja,
kaum muda, keluarga, dan KBG) secara sistematis dan berkesinambungan.
Sebaiknya besarnya anggaran Paroki untuk pembinaan iman lebih besar
daripada anggaran untuk seremonial; dan pembinaan anak-anak harus
mengambil porsi yang lebih banyak dari yang lain.
Setiap KBG hendaknya dapat mengadakan kegiatan “Sekolah
Minggu” sendiri untuk anak-anak komunitas mereka, atau bergabung
dengan komunitas lain kalau belum ada yang menangani atau kalau anak-
anak dalam komunitas tersebut terlalu sedikit. Guru Sekolah Minggu-nya
tentu harus bergantian di antara para anggota komunitasnya. Sekolah ini
6|Adven Lingkungan 2021
kiranya terbuka bagi anak-anak lain yang tidak Katolik. Maka Sekolah
Minggu untuk anak-anak kecil tersebut tidak harus “terlalu serius”.
Pentinglah anak-anak tersebut dapat bermain, bernyanyi, berdoa bersama
dengan gembira dengan kawan-kawan seiman (atau sebaya sepermainan)
dalam suasana kekatolikan. Orang tua yang mempunyai anak kecil harus
diingatkan dan diwajibkan untuk mengirim anak-anaknya ke Sekolah
Minggu. Alangkah lebih baik jika “Sekolah Minggu” tersebut diadakan
bukan di hari Minggu, melainkan di hari-hari biasa; sehingga di hari
Minggu, anak-anak bisa bersama keluarganya mengikuti Ekaristi secara
penuh.
Harus ada kelanjutan katekese setelah mereka tidak tergolong dalam
Sekolah Minggu lagi. Paroki hendaklah mendorong dan mengutamakan
pemberian bantuan lebih untuk kegiatan-kegiatan yang melibatkan anak-
anak dan remaja dari pada kegiatan ibu-ibu atau bapak-bapak. Paroki
kiranya tidak pernah merasa rugi mengeluarkan biaya untuk kegiatan anak-
anak. Kalau anak-anak melakukan kegiatan, dengan sendirinya orang tua
mereka akan terlibat. Katekese tersebut dengan demikian berdampak ganda,
sekali dayung dua tiga pulau terlampaui.
Anak-anak harus diusahakan agar merasa at home dan happy dalam
kegiatan menggereja. Karena itu pastor paroki/pastor wilayah, juga ketua-
ketua Stasi/KBG harus bisa hadir dan memberikan motivasi serta terlibat
gembira bersama dengan anak-anak dalam kegiatan-kegiatan mereka.
Kegiatan tersebut sebaiknya diadakan rutin, sangat baik kalau bisa
menggunakan modul outbond atau pembinaan karakter, misalnya model
khalwat sebulan (khasebul).
Metode katekese untuk katekumen sebaiknya dipadukan dengan
metode pendalaman iman komunitas basis, bukan hanya metode tradisional
pengajaran satu arah melainkan interaksi dua arah. Umat Katolik sebaiknya
sejak awal diajak untuk menghormati dan mencintai Kitab Suci. Karena itu
Kitab Suci harus menjadi jiwa kegiatan katekese katekumen. Sharing Kitab
Suci dan pengalaman iman harus juga dibiasakan sejak awal, sehingga
ketika mereka menjadi Katolik, mereka sudah akan terbiasa untuk
menceriterakan imannya kepada orang lain. Untuk menambah wawasan,
7|Adven Lingkungan 2021
setiap Katekumen baik juga diberi tugas tambahan membaca beberapa buku
rohani selama masa katekumenatnya dan mensharingkan refleksinya di
depan kelas setiap kali selesai membaca satu buku. Tugas ini akan
membantu mereka biasa dan berani berbicara kepada orang lain.
Sangat baik jika setiap Katekumen dapat lulus untuk dipermandikan
setelah berusaha mendaftarkan sekurang-kurangnya satu orang menjadi
Katekumen baru. Dengan ini, jiwa misioner terus akan tertanam dalam diri
umat kita. Selama ini, di mana pun, terkesan Gereja Katolik hanya
menunggu orang yang ingin menjadi Katekumen. Ketika mereka datang,
Gereja baru menerima dan memberikan pengajaran. Belum menjadi upaya
bersama adanya usaha menjemput bola. Para baptisan baru seharusnya
diikutsertakan dalam bermisi mengembangkan Gereja.
Kalau mereka membentuk keluarga, katekese juga diwajibkan bagi
mereka yang akan mempermandikan anaknya. Kewajiban itu berlaku bagi
kedua orang tua (bapa dan ibunya, tentu saja kalau keduanya Katolik).
Kewajiban itu berlaku baik untuk anak pertama maupun untuk anak-anak
mereka selanjutnya.
Pada perayaan ulang tahun Kelompok/Stasi/Paroki hendaknya
dimunculkan suatu kegiatan bagi orang muda dan dewasa yang bersifat
misioner ke luar lingkup Gereja (yakni ke masyarakat) atau yang melibatkan
masyarakat yang bukan anggota Gereja, sehingga ada “kesaksian” dari
Gereja kepada masyarakat. Kegiatan tersebut bisa dalam bidang olah raga
(badminton atau futsal, jalan sehat), ziarah ke situs rohani atau piknik ke
pantai, atau gotong royong membersihkan lingkungan tempat tinggal,
menanam pohon untuk penghijauan, melakukan aksi sosial bedah rumah
atau pemberian sembako, atau pun bentuk lainnya, yang penting bisa
dikemas untuk tidak eksklusif. Jika Gereja tidak bisa membuat kegiatan
yang melibatkan masyarakat umum, berarti Gereja masih sangat tertutup,
masih eksklusif, masih sibuk dengan diri sendiri. Ini berarti juga Gereja
tidak akan bisa bersaksi atau takut bersaksi, dan maka berarti Gereja belum
merasa pede akan keberadaan dirinya di tengah masyarakat.
Kalau mungkin sebenarnya dalam seluruh kegiatan Gereja bisa
terbuka untuk diikuti orang dari luar Gereja, baik kegiatan keimanan
8|Adven Lingkungan 2021
maupun kegiatan sekular. Orang-orang yang ikut kegiatan tersebut bisa
diminta untuk mengajak kawan atau tetangganya yang tidak Katolik untuk
ikut terlibat juga. Ini salah satu cara memberi kesaksian kepada orang yang
bukan Katolik. Tujuan ber-KBG - yakni cara menggereja secara baru -
bukan hanya agar orang Katolik aktif melakukan kegiatan intern Gereja,
tetapi juga agar aktif dalam menjadi anggota atau bagian dari masyarakat
dengan menerangi dan menggaraminya. Menjadi garam dan terang hanya
mungkin terjadi jika kita bergaul dan berkegiatan bersama dengan
masyarakat yang non-Katolik.
Semua katekese dalam KBG tersebut ditangani oleh awam. Inilah
antara lain buah dari KBG yakni sebanyak mungkin awam terlibat dalam
aktivitas Gereja. Namun bukan berarti para imamnya kemudian lepas
tangan. Para imam harus mendukung, menyemangati dan mendampingi para
awam tersebut dengan juga terlibat dalam memberikan katekese. Sebab
sebaik apapun pengetahuan awam mengenai agama, para imam pastilah
mengetahuinya secara lebih baik. Dan selain sesekali memberikan
pengajaran, para imam hendaklah juga memberikan rekoleksi berkala
kepada kelompok-kelompok umat, misalnya untuk anak-anak sekolah
minggu, misdinar, anak remaja, mudika, para pengurus kelompok,
kelompok kategorial, para fasilitator dan animator, para anggota DPP, dan
lain sebagainya.

Penutup
Amanat agung Kristus kepada kita adalah, “Pergilah ke seluruh
dunia, beritakanlah Injil kepada segala mahluk” (Mrk 16: 15 ). Tuhan
menaruh kepercayaan besar kepada kita. Kita diberi tanggung jawab untuk
ambil bagian dan melanjutkan karya Kristus. Semoga kita dapat
melaksanakan tugas kita itu dengan baik dan menghasilkan buah berlimpah.
Tuhan memberkati.
Tanjungkarang, 25 Agustus 2021
Salam sehat berlimpah berkat,

Mgr. Yohanes Harun Yuwono.


Administrator Apostolik
9|Adven Lingkungan 2021
GAGASAN DASAR ADVEN 2021

Keluarga Membentuk Pribadi yang Militan


(Kisah Para Rasul 18 : 24 – 28)

Dalam pendahuluan Surat Gembala untuk ARDAS Tahun ke V:


Tahun Komunitas Basis Gerejawi (KBG), Mgr. Yohanes Harun Yuwono,
Administrator Apostolik Keuskupan Tanjungkarang menegaskan jati diri
umat Allah Keuskupan Tanjungkarang dalam Visi: Gereja Katolik
Keuskupan Tanjungkarang, dengan menjadi Terang dan Garam Dunia
bersama Kristus Sang Jalan, Kebenaran dan Kehidupan, adalah Sakramen
Keselamatan bagi semua orang. Dalam Visi tersebut tercantum predikat
kita: Terang dan Garam Dunia. Terang dan Garam Dunia sesungguhnya
adalah predikat Kristus sendiri. Namun predikat itu, oleh Kristus sendiri
disematkan juga kepada kita. Terang menjadikan orang tahu arah dan
tujuan hidup, tidak akan tersesat tetapi sampai pada tujuan. Garam adalah
bumbu yang menyehatkan dan membuat makanan tidak hambar
melainkan berasa. Ketika orang Kristen absen dari masyarakat, yakinlah
kehidupan akan menjadi gelap, hambar, menakutkan, penuh tindak
kejahatan dan dosa. Ketika orang Kristen hadir di masyarakat, kehidupan
menjadi menyenangkan, penuh harapan akan masa depan yang lebih baik
dan penuh sukacita. Dengan demikian orang Kristen tidak boleh absen dari
masyarakatnya, karena dia, sendiri maupun bersama adalah sakramen
keselamatan bagi dunia (bdk. LG. 1, 9, 59).
Kehadiran orang-orang yang dipanggil menjadi terang dan garam
dunia semakin menegaskan bahwa keluarga adalah Ecclesia Domestica,
Gereja Rumah Tangga. Gereja yang terdiri dari komunitas pribadi-pribadi
yang didalamnya menghadirkan kesaksian dari setiap keluarga, bagi dan
bersama dengan keluarga-keluarga yang lainnya.

10 | A d v e n Lingkungan 2021
Dalam seruan Apostoliknya, Santo Yohanes Paulus II menyebut
keluarga sebagai Gereja kecil. “Sebagai gereja kecil keluarga kristiani
dipanggil, seperti Gereja besar untuk menjadi tanda kesatuan bagi dunia
dan dengan demikian menunaikan peranan kenabiannya dengan
memberikan kesaksian tentang Kerajaan dan damai sejahtera Kristus,
yang menjadi tujuan perjalanan seluruh dunia.” (Familiaris Consortio, FC.
art. 48). Dalam keluarga nampaklah wujud Gereja yang paling kecil:
Persekutuan (Koinonia), doa peribadatan (Leiturgia), Pelayanan melalui
pekerjaan (Diakonia), memberi kesaksian dalam pergaulan (Martyria)
semuanya itu menjadi sarana penginjilan (Kerygma) yang baru. (Bdk.
Pedoman Pastoral Keluarga Konferensi Waligereja Indonesia, PPK KWI
No.17). Dalam Katekismus Gereja Katolik (KGK) No. 1656 ditegaskan
bahwa, “Dewasa ini, di suatu dunia yang sering kali berada jauh dari iman
atau malahan bermusuhan, keluarga-keluarga Kristen itu sangat penting
sebagai pusat suatu iman yang hidup dan meyakinkan. Karena itu Konsili
Vatikan II menamakan keluarga menurut sebuah ungkapan tua "Ecclesia
Domestica" [Gereja-Rumah tangga] (Lumen Gentium, LG. 11. Bdk. FC. art.
21). Dalam pangkuan keluarga, "Hendaknya orang-tua dengan perkataan
maupun teladan menjadi pewarta iman pertama bagi anak-anak mereka;
orang-tua wajib memelihara panggilan mereka masing-masing, secara
istimewa panggilan rohani" (LG. 11, 2).

Idealnya setiap orang kristiani adalah seorang militan dalam


beriman: Yesus dan Kitab Suci seharusnya menjadi dasar dan orientasi
hidupnya, baik ketika dia berada di lingkungan Gereja maupun ketika
berada di lingkungan masyarakatnya, pun kalau mayoritas masyarakatnya
bukanlah orang Kristen. Orang Kristen harus berani dan bangga mengakui
diri sebagai orang Kristen serta bangga berperilaku sebagai orang Kristen
(bdk. 2 Ptr. 2: 9-10).
Idealnya, setiap kegiatan katekese dapat menghasilkan buah
secara nyata. Keuskupan setiap tahun memberikan katekese khusus

11 | A d v e n Lingkungan 2021
kepada umat (minimal pada masa pra-Paskah, BKSN, dan Advent). Namun,
berbagai katekese tersebut sering hanya membuat umat sibuk dengan
kelompoknya sendiri atau supaya ada kegiatan untuk mengisi bulan-bulan
khusus tersebut. Katekese itupun sering tidak diikuti oleh semua umat.
Dan sebanyak apapun umat yang ikut, biasanya tidak lebih dari setengah
dari jumlah yang ada. Bahkan di sejumlah tempat sering tampak
keikutsertaan kaum perempuan dan anak-anak jauh lebih besar dalam
kegiatan-kegiatan umat. Tanpa menghilangkan besarnya peran mereka
yang bekerja ‘di belakang layar’, Komunitas Basis tidak cukup diwakili oleh
wajah perempuan dan anak-anak. Kita semua memiliki tanggung jawab
yang sama baik ke dalam Gereja maupun ke luar dunia.

Keluarga Membangun KBG


(Kisah Para Rasul 4 : 32 – 37)

Mengapa perlu dibangun dalam keluarga katolik menjadi


komunitas basis gerejawi? “Keluarga adalah kesatuan yang alamiah dan
fundamental dari masyarakat dan berhak mendapatkan perlindungan dari
masyarakat dan negara” (Deklarasi Universal Hak Asasi Manusia, Pasal 16,
Ayat 3). Pengertian keluarga itu menunjukkan betapa penting dan
mendasarnya eksistensi serta peran keluarga dalam kehidupan
bermasyarakat, sehingga masyarakat dan negara berkewajiban melindungi
entitas terkecil dalam masyarakat ini. Tak heran, keluarga pasti tak luput
dari sorotan jika timbul persoalan sosial. Oleh karena itu, seluruh elemen
masyarakat – termasuk gereja – bertanggungjawab terhadap pemuliaan
martabat keluarga. Sebagaimana disebutkan dalam KGK di atas
bahwasanya Keluarga disebut Gereja Rumah Tangga (Ecclesia Domestica),
di sinilah sekolah kehidupan kristen yang pertama (KGK. No. 1657) dan
“Suatu pendidikan untuk memperkaya kemanusiaan” (Gaudium et Spes,
GS. Art. 52). Maka, jelas bahwa keluarga juga melaksanakan imamat
12 | A d v e n Lingkungan 2021
umum yang diterima melalui pembaptisan, baik orang tua maupun anak-
anak. Entitas terkecil masyarakat ini menjadi cermin peziarahan Gereja
menuju kesucian hidup, dengan berjuang menghadapi semua
problematika manusiawi zaman ini. “Tidak ada seorang pun di dunia tanpa
keluarga. Gereja adalah rumah tangga dan keluarga bagi siapa pun juga,
khususnya bagi mereka yang letih lesu dan berbeban berat” (FC. Art. 85).

Komunitas Basis Gerejawi (KBG) atau Komunitas Umat Basis (KUB)


adalah Paguyuban kaum beriman dalam skala kecil. Tahun 1918 Rm. F.
Strater, SJ., sudah memperkenalkan istilah “Kring” di Yogyakarta. Di
Keuskupan kita, Rm. Joe Gordon, MEP., pernah memperkenalkan istilah
“Mawar” yang merupakan singkatan dari “Lima Warga” (maksudnya lima
rumah tangga warga Gereja) di Paroki Kalirejo dan kemudian juga di Paroki
Kota Gajah dan Metro. Sesuai amanat Sidang FABC di Bandung tahun
1990, Keuskupan Tanjungkarang bertekad untuk meningkatkan dan
menghidupkan serta memberdayakan Kelompok Mawar menjadi
Komunitas Basis Gerejawi (KBG). Tujuannya agar umat Katolik dapat guyub
rukun saling memperhatikan satu sama lain, sehati sejiwa, senasib
sepenanggungan sebagai satu kesatuan tak terpisahkan di lingkungannya.
Dengan demikian mereka satu sama lain saling menjaga dan menguatkan.
Semoga akan dapat diatasi berbagai ketakutan atau kekuatiran bahwa ada
“domba-domba yang lompat pagar”.
Dengan Komunitas Basis Gerejawi diharapkan juga tidak ada umat
Katolik yang menjadi penonton dalam kehidupan iman dan bermasyarakat
melainkan aktif berpartisipasi, ambil bagian sepenuh hati dalam berbagai
segi.
Paguyuban dengan skala kecil itu akan sangat bermanfaat bagi
Umat. Pada tataran sosial dan ekonomi, KBG membuat umat satu sama
lain saling mengenal, hidup rukun, kompak, tidak ada orang yang menjadi
asing bagi yang lain, tidak ada yang bersembunyi, dan lupa akan tanggung
jawabnya; bisa merasa sehati seperasaan, peduli, senasib sepenanggungan

13 | A d v e n Lingkungan 2021
dan saling tolong-menolong. Sedangkan pada tataran rohani – moral –
spiritual, KBG dapat mendorong umat mengadakan doa bersama secara
rutin, melakukan sharing Injil dan sharing iman, saling menjaga dan
meneguhkan, dan bersama saling mengingatkan untuk hidup benar, adil
dan jujur sebagai saksi-saksi Kristus. Dua dimensi tersebut tidak bisa
dipisahkan atau hanya salah satu saja yang mendapatkan penekanan.
Kedua dimensi tersebut harus seiring sejalan sedemikian sehingga Umat
Allah sungguh-sungguh bisa menjadi Garam dan Terang Dunia.
Komunitas Basis Gerejawi sering disebut cara baru menggereja
(new way of being Church). Cara baru ini dimaksudkan sebagai lawan dari
Gereja pasif, Gereja pastor sentris, Gereja yang belum mandiri. Cara baru
menggereja adalah cara mengungkapkan iman yang dinamis dimana Umat
Allah, sebagai komunitas umat beriman terlibat dalam suka-duka
perjalanan hidup Gereja dan sesamanya. Dengan cara baru menggereja
demikian, Gereja akan tetap hidup walau gembalanya berganti atau tokoh
panutannya meninggal dunia. Selalu ada regenerasi karena setiap
anggotanya berkualitas sama sebagai rasul-rasul Tuhan.
Dasar biblis KBG adalah Kisah Para Rasul 4: 32 – 37, “Adapun
kumpulan orang yang telah percaya itu, mereka sehati sejiwa, dan tidak
seorang pun yang berkata, bahwa sesuatu dari kepunyaannya adalah
miliknya sendiri, tetapi segala sesuatu adalah kepunyaan mereka bersama
…sebab tidak ada seorangpun yang berkekurangan di antara mereka …”.
Situasi sangat ideal itu bagi banyak orang malah sering menakutkan.
Bagaimana mungkin segala sesuatu menjadi kepunyaan bersama? Apakah
KBG itu akan membentuk biara besar yang mencakup semua orang
beriman?
Dalam kenyataan sebenarnya tidaklah seharafiah seperti itu. Kita
tahu bahwa para rasul selalu berkeliling dan memecahkan roti dari rumah
ke rumah, sementara kaum beriman memecahkan roti di rumah masing-
masing secara bergiliran dan makan bersama (Kis. 2: 46). Itu berarti bahwa
setiap umat beriman masih memiliki rumahnya masing-masing. Masing-
14 | A d v e n Lingkungan 2021
masing keluarga masih juga mempunyai hartanya sendiri yang dapat
digunakan untuk kepentingan keluarganya dan untuk melakukan kegiatan
sosial. Namun karena saling mengenal, semua yang berlebih rela berbagi
dengan yang berkekurangan dan yang berkekurangan tidak perlu merasa
sungkan dan khawatir akan terlantar karena akan ada saudara lain yang
akan membantu dan memperhatikan. Persaudaraan dan kesetiakawanan
dalam komunitas Jemaat Perdana tersebut sungguh-sungguh nyata
sehingga Santo Lukas membahasakannya dengan kata-kata, “Mereka tidak
ada yang berkekurangan”.
Sebagaimana tertuang dalam Arah Dasar Pastoral Keuskupan
Tanjungkarang 2018-2027, Sasaran Prioritas Per-Tahun huruf 5), halaman
33: Hendaknya lingkungan atau kelompok umat yang besar berani
berbesar hati memekarkan diri menjadi kelompok atau lingkungan dengan
anggota yang tidak terlalu banyak (idealnya 10 – 15 KK setiap lingkungan).
Dengan demikian rumah-rumah warga akan cukup menampung semua
umat yang datang untuk doa lingkungan dan tidak ada alasan untuk
mangkir atau mewakilkan saja pada anggota keluarga tertentu.

Keluarga Menghadirkan Katekese Iman Berjenjang


(Markus 9 : 30 – 37)

Sebagaimana terungkap di atas, betapa pentingnya keluarga katolik


membangun komunitas basis gerejawi. Keluarga (gereja) menemukan
kembali cara baru menggereja (new way of being Church). Idealisme
dibentuknya Komunitas Basis Gerejawi adalah semangat kebersamaan
yang saling meneguhkan untuk dapat menjadi rasul-rasul Tuhan, seperti
para murid dalam Gereja Perdana. Semangat tersebut pastilah kurang bisa
dicapai jika setiap lingkungan anggotanya terlalu banyak. Lingkungan yang
besar akan membuat sebagian anggotanya
15 | A d v e n Lingkungan 2021
bersembunyi atau tidak aktif. Dalam persembunyian dan sikap pasif, orang
bisa menjadi lupa akan tanggungjawabnya, tidak peduli, egois dan bahkan
diam-diam hilang dari persekutuan.

Idealisme ini bisa terjadi bila kita masing-masing menyadari akan


pentingnya katekese iman berjenjang. Apa itu katekese iman berjenjang?
Pembinaan iman umat merupakan suatu proses panjang. Di dalam proses
itu ada serangkaian kegiatan yang harus dilakukan, satu sesudah yang lain
(suksesif – berjenjang atau bersama-sama, serentak). Rangkaian kegiatan
itu kita sebut unsur-unsur pembinaan. Tujuan akhir pembinaan adalah
terbentuknya sikap hidup kristiani sejati di dalam pribadi penganut Kristus.
Sikap-sikap hidup itu berpegang teguh pada ajaran Kristus dan berusaha
mengikuti teladan Kristus. Maka pada tempat pertama harus diusahakan
agar umat benar-benar mengenal pribadi Yesus Kristus, ajaran-ajaran-Nya
dan mengetahui dengan baik teladan-teladan hidup-Nya. Untuk itu, unsur
pertama yang penting di dalam pembinaan iman umat adalah pengajaran
agama dan bentuk-bentuk lain penyajian ajaran dan teladan Kristus. Itulah
bentuk pewartaan Sabda atau bentuk penyampaian Kabar Baik yang
disebut Katekese. Kata “Katekese” berasal dari bahasa Yunani “Katechein”,
yang berarti menggemakan, mengumandangkan. Katekese merupakan
salah satu “fungsi” utama Gereja di tengah dunia, yaitu sebagai “nabi”
yang harus “menggemakan” dan “mengumandangkan” berita gembira
Tuhan kepada dunia, selain fungsinya sebagai imam dan raja. Konsili
Vatikan II dalam Konstitusi Dogmatis Lumen Gentium nomer 33,
menegaskan bahwa tugas “menggemakan” dan “mengumandangkan”
berita gembira Tuhan itu merupakan bagian penting dari kerasulan awam:
“Maka kerasulan awam adalah peran serta dalam perutusan
penyelamatan Gereja. Untuk kerasulan ini, semua orang ditugaskan Tuhan
sendiri, melalui pembaptisan dan penguatan”.

Dalam rangka “mengumandangkan” itu ada metode berkatekese


bermacam-macam. Salah satu metode berkatekese yang dikembangkan
16 | A d v e n Lingkungan 2021
ialah katekese kontekstual. Katekese Kontekstual ingin agar pewartaan
tidak saja bersumber pada Kitab Suci dan tradisi Gereja, tetapi juga pada
pengalaman manusia sekarang ini di dalam lingkungan hidup konkritnya:
lingkungan sosial, lingkungan kultural, lingkungan sosial-ekonomi, sosial-
politik, ekologi, dan sebagainya. Semua usaha menyesuaikan cara
pewartaan Sabda dengan tuntutan perkembangan dan perubahan zaman
adalah wajar-wajar saja, bahkan diperlukan. Akan tetapi, yang disesuaikan
adalah cara, metode pewartaan, bukan isi pewartaan itu sendiri. Memang,
isi pewartaan harus dikaji sesuai dengan situasi dan kondisi (sikon)
terungkapnya pewartaan tersebut. Jika tidak hati-hati, dapat terjadi bahwa
upaya menyesuaikan cara, akhirnya berubah menjadi upaya menyesuaikan
isi warta seturut keinginan, kebutuhan dan aspirasi pewarta di dalam
lingkungan hidupnya. Dalam arti ini, kita mesti berguru pada Yesus sendiri.
Pewartaan Sabda harus tetap pewartaan Sabda, bukan pewartaan paham-
paham kita tentang sabda. Kita tidak mewartakan diri kita dan paham kita,
melainkan warta Tuhan, sama seperti Kristus bukan menyampaikan pesan
diri-Nya, tetapi pesan Bapa. “Aku berkata-kata bukan dari diri-Ku sendiri,
tetapi Bapa yang mengutus Aku, Dialah yang memerintahkan Aku untuk
mengatakan apa yang harus Aku katakan, dan Aku sampaikan” (Yoh.
12:49).

Katekese yang demikian seyogyanya dimulai sejak kecil atau usia


dini, sebagaimana ditegaskan oleh Mgr. Yohanes Harun Yuwono dalam
surat gembala ARDAS Tahun ke V, “Praksis cara baru hidup menggereja,
yakni aktif berpartisipasi dalam dinamika hidup Gereja dan sesamanya,
sebaiknya ditanamkan sejak usia dini atau sejak seseorang menjadi
katekumen dalam Gereja Katolik. Sekolah Minggu atau pendidikan
katekumen seharusnya ada kelanjutannya dan tidak selesai setelah
seseorang menerima komuni pertama atau dipermandikan. Kelanjutan itu
bukan katekese untuk penerimaan Sakramen Krisma atau Pernikahan,
melainkan lebih merupakan pembinaan memperdalam kehidupan

17 | A d v e n Lingkungan 2021
beriman”. Dan inilah yang dimengerti sebagai katekese iman berjenjang:
usia, cara dan isinya. Mengapa dimulai dari usia dini? Dalam Injil Markus
digambarkan sangat indah tentang anak kecil, “Yesus mengambil seorang
anak kecil dan menempatkannya di tengah-tengah mereka, kemudian Ia
memeluk anak itu dan berkata kepada mereka: "Barangsiapa menyambut
seorang anak seperti ini dalam nama-Ku, ia menyambut Aku. Dan
barangsiapa menyambut Aku, bukan Aku yang disambutnya, tetapi Dia
yang mengutus Aku" (Mrk. 9: 36 – 37).

Sukacita Keluarga Dasar Hidup Bersama Pasca Pandemi

(Lukas 1 : 14 – 20)

Situasi pandemi Virus Corona (Covid – 19) mewarnai kehidupan


keluarga-keluarga hingga waktu sekarang ini, banyak yang terpapar dan
juga terdampak. Situasi yang menjadikan setiap keluarga menegaskan diri
sebagai komunitas pribadi-pribadi yang tidak terlepas dari persoalan atau
tantangan hidup, termasuk hidup rohani atau hidup beriman di tengah
pandemi. Militansi iman setiap anggota keluarga katolik sungguh diuji
selama pandemi kali ini. Di satu sisi, keluarga-keluarga dihadapkan pada
situasi kehilangan, kedukaan, ketidaksetiaan, kelelahan, kekecewaan dan
lain sebagainya. Seperti halnya Keluarga Zakaria dan Elisabet (lih. Luk. 1: 14
– 20). Di sisi lain, amanat agung Kristus kepada kita adalah, “Pergilah ke
seluruh dunia, beritakanlah Injil kepada segala mahluk” (Mrk. 16: 15 ).
Tuhan menaruh kepercayaan besar kepada kita. Kita diberi tanggung
jawab untuk ambil bagian dan melanjutkan karya Kristus.

Dalam seruan Apostolik “Amoris Laetitia (AL): Sukacita Cinta”, Paus


Fransiskus memulai refleksinya dengan membahas bab-bab awal Kitab Suci
berpangkal pada renungan atas Mazmur 128 (Mazmur ini digunakan baik
dalam liturgi perkawinan Yahudi maupun dalam perkawinan katolik).

18 | A d v e n Lingkungan 2021
Paus mengatakan bawah Kitab Suci itu “penuh dengan kisah keluarga,
kelahiran, cinta dan krisis keluarga” (AL. 8). Kenyataan ini mengajak kita
untuk merenungkan bahwa keluarga bukanlah sebuah bentuk hidup
abstrak dan ideal, tetapi lebih seperti sebuah “trade” (ketrampilan) praktis
yang ditularkan dari yang satu kepada yang lain (AL. 16) dengan penuh
kelembutan (AL. 28). Tetapi bentuk hidup yang juga ditantang oleh dosa,
ketika relasi kasih itu berubah menjadi dominasi (bdk. AL. 19). Menurut
Paus Fransiskus, Sabda Allah “bukanlah seri gagasan abstrak tetapi lebih
merupakan sumber penghiburan dan sarana berbagi hidup bagi setiap
keluarga yang mengalami kesulitan atau penderitaan. Kitab Suci
menunjukkan kepada mereka tujuan dari perjalanan hidup mereka…” (AL.
22).
Lebih lanjut, Paus Fransiskus sangat menekankan pentingnya
melihat kenyataan hidup keluarga yang sebenarnya; karena dengan
melihat dan mendalami situasi hidup yang senyatanya ini dan sehari-hari
ini, kita dapat melihat mana mana teori-teori penafsiran hidup yang dapat
diterima dan mana ideologi-ideologi yang tidak benar. Mengutip dari
Seruan Apostolik Familiaris Consortio, Paus Fransiskus menyatakan bahwa
“kita harus sungguh-sungguh fokus pada kenyataan konkret, karena
“panggilan dan tuntutan Roh bergema di dalam setiap peristiwa sejarah”,
dan melalui cara demikian ‘Gereja juga dapat dihantar untuk semakin
mendalami misteri perkawinan dan keluarga yang tiada habis-habisnya
itu” (AL. 31). Sebaliknya, jika kita gagal mendengarkan kenyataan, kita
tidak dapat memahami kehadiran atau gerakan Roh Kudus. Paus mencatat
bahwa individualisme yang merajalela itu menyulitkan seseorang untuk
memberikan diri kepada orang lain (bdk. AL. 33). Demikian gambaran
situasi sekarang ini: “Ketakutan akan kesepian dan kerinduan akan
kesetiaan dan stabilitas ada bersama-sama dengan tumbuhnya rasa takut
atas relasi yang membuat orang merasa terkurung, sehingga dapat
menghambat orang untuk meraih tujuan hidup pribadinya” (AL. 34).
19 | A d v e n Lingkungan 2021
Dengan sangat jelas, menghadapi situasi pandemi ini, penegasan
dari Paus Fransiskus rasanya sangat relevan,“Mereka yang mempunyai
kerinduan rohani yang dalam tidak seharusnya merasakan bahwa
keluarga, hidup berkeluarga menjauhkan mereka dari pertumbuhan
mereka di dalam Roh, tetapi melihatnya sebagai sebuah jalan yang dipakai
Tuhan untuk mengantar mereka secara lebih tinggi dalam kesatuan mistik”
(AL. 316). Segala sesuatu, “saat-saat sukacita, santai, perayaan, dan
bahkan seksualitas dapat dialami sebagai suatu ambil bagian dalam
kepenuhan hidup dalam kebangkitan” (AL. 317)”. Hal yang juga diharapkan
oleh Paus Fransiskus adalah setiap keluarga memiliki spiritualitas:
perhatian, penghiburan dan dukungan. Paus mengajarkan bahwa “seluruh
hidup keluarga adalah sebuah “penggembalaan” dalam belas kasih. Setiap
dari kita, melalui cinta dan perhatian, meninggalkan jejak dalam hidup
orang lain” (AL. 322). Hidup perkawinan dan keluarga adalah sebuah
“pengalaman rohani (yang membuat kita mampu) memandang orang yang
kita kasihi dengan mata Allah dan melihat Kristus di dalam mereka” (AL.
323).

Sukacita itu akan hadir bila setiap pribadi yang beriman, di dalam
keluarga, mengusahakan secara bersama-sama kerinduan untuk
bertumbuh dalam iman dan berkembang dalam kasih. Paus Fransiskus
menegaskan,“Tidak ada keluarga jatuh dari surga dalam bentuk yang
sempurna; keluarga perlu terus menerus bertumbuh dan dewasa dalam
kemampuan untuk mencintai… Kita semua dipanggil untuk terus
mengarah kepada sesuatu yang lebih besar dari kita dan keluarga kita, dan
setiap keluarga harus terus merasakan dorongan ini. Marilah kita berjalan
sebagai keluarga, marilah kita terus berjalan bersama. (…) Semoga kita
tidak patah semangat karena keterbatasan kita, atau berhenti mencari
kepenuhan kasih dan kesatuan dengan Allah yang menuntun kita” (AL.
325).

20 | A d v e n Lingkungan 2021
PENGANTAR ADVEN 2021

Seiring perjalanan perziarahan hidup di tengah pandemi COVID 19,


menghantar kita semua memasuki masa Adven. Peristiwa kelahiran Yesus
– Sang Sabda telah menjadi Manusia – bagi umat Katolik sangat
menginspirasi lahirnya kehidupan baru dan kerinduan untuk mengalami
keselamatan. Masa Adven sebagai masa persiapan kedatangan Tuhan ke
dalam dunia. Kata Adven, berasal dari kata adventus (bahasa Latin), yang
artinya kedatangan. Oleh karenanya, masa adven menjadi saat persiapan
akan kedatangan Tuhan di satu sisi, di sisi lain sebagai ungkapan iman akan
Tuhan Yesus yang hadir sekarang sekaligus ungkapan penantian harapan
akan kedatangan-Nya yang kedua – akhir zaman, eskatologis.

Selain mempersiapkan liturgi yang mendukung, masa adven juga


digunakan untuk merenungkan kesiapan hati, rumah atau keluarga kita
sebagai tempat atau ruang hadirnya Tuhan. Mendukung sekaligus
menyambut Tahun 2022 sebagai Tahun Komunitas Basis Gerejawi (KBG),
maka masa Adven tahun 2021 ini hendak mengajak keluarga-keluarga
membangun keluarga menjadi Komunitas Basis Gerejawi (KBG). Setiap
keluarga Katolik diundang membangun Komunitas Basis Gerejawi (KBG)
untuk mensyukuri dan mempersembahkan keluarga memiliki cara baru
menggereja (new way of being Chrurch)(Lih. Kis. 4: 32 – 37). Setiap
keluarga diharapkan semakin menunjukkan seorang militan dalam
beriman: Yesus dan Kitab Suci menjadi dasar dan orientasi hidupnya.

Pada Adven 2021 ini, Keuskupan Tanjungkarang mengundang keluarga-


keluarga untuk merenungkan tema:

“MEMBANGUN KELUARGA MENJADI KOMUNITAS BASIS GEREJAWI”

21 | A d v e n Lingkungan 2021
Tema ini akan dikonkretkan dalam 4 Sub Tema yang harapannya
direnungkan selama 4 pekan masa Adven:

1. Keluarga Membentuk Pribadi yang Militan (2 Petrus 2: 9 – 10)


2. Keluarga Membangun KBG (Kisah Para Rasul 4: 32 – 37)
3. Keluarga Menghadirkan Katekese Iman Berjenjang (Markus 9: 30 – 37)
4. Sukacita Keluarga Dasar Hidup Bersama Pasca Pandemi (Lukas 1: 14 – 20)

Bentuk pertemuan yang ditawarkan adalah sarasehan dalam kemasan ibadat


sabda di Komunitas Basis Gerejawi-KBG (10 – 15 KK terdekat di lingkungan)
dengan berlaku protokol kesehatan: 3M (Memakai Masker, Mencuci Tangan, dan
Menjaga Jarak).
Urutan Sarasehan dalam Ibadat:
Tujuan Pertemuan, Penyalaan Corona Adven, Nyanyian Pembuka, Tanda
Salib, Salam, Pengantar, Tobat dan Permohonan Ampun, Doa Pembuka,
Bacaan Kitab Suci, Pendalaman Bacaan Kitab Suci dan Refleksi,
Peneguhan, Membangun Niat, Saat Hening, Doa Umat, Doa Ardas Tahun
ke V–2022: Tahun Komunitas Basis Gerejawi (KBG), Doa Bapa Kami, Doa
Penutup, Mohon Berkat Tuhan, Nyanyian Penutup.

Pemandu bisa menyampaikan Tujuan Pertemuan dan mengawali Sarasehan


dengan menyalakan lilin Corona Adven diiringi Nyanyian Pembuka. Setelah
pendalaman Bacaan Kitab Suci dan Refleksi, pemandu bisa memberikan
kesempatan untuk berbagi (sharing), baru kemudian diteruskan dengan
Peneguhan. Setelah itu diberikan waktu secukupnya untuk membangun niat dan
saat hening. Pemandu mengantar doa umat dan memberikan kesempatan untuk
doa spontan, dilanjutkan dengan mendoakan bersama Doa Ardas Tahun ke V
(halaman 54), lalu disatukan dengan doa Bapa Kami. Setelah doa penutup,
sebelum mohon berkat Tuhan, bisa ditambahkan doa-doa bersama yang lain
(halaman 54, 56 atau 57). Sarasehan diakhiri dengan nyanyian penutup.

Selamat memasuki Masa Adven


sekaligus
membangun Keluarga menjadi Komunitas Basis Gerejawi (KBG)

22 | A d v e n Lingkungan 2021
Pertemuan Keluarga Membentuk Pribadi
Minggu Adven I
yang Militan
Tujuan:

1. Keluarga Katolik semakin menyadari sebagai komunitas pribadi-pribadi


2. Keluarga Katolik semakin mensyukuri kualitas hidup dan imannya
3. Keluarga Katolik semakin militan dalam hidup bersama dengan yang
lain

Penyalaan Corona ADVEN (Lilin pertama dinyalakan)

Lagu Pembuka: “Hai Dunia, Buka Pintumu” (PS. 549)

Tanda Salib
P Dalam nama Bapa dan Putra dan Roh Kudus.
U Amin.

Salam
P Semoga kasih karunia Tuhan Yesus Kristus, cinta kasih Allah, dan
persekutuan Roh Kudus beserta kita.
U Sekarang dan selama-lamanya.

Pengantar
Bapak, Ibu, orang muda dan anak-anak yang terkasih dalam Kristus,
selamat memasuki masa Adven 2021 sekaligus memasuki Tahun Baru
Liturgi. Kata Adven berasal dari kata latin “Adventus” yang artinya
kedatangan. Oleh sebab itu, masa Adven menjadi masa persiapan akan
kedatangan Tuhan ke dalam dunia, sekaligus sebagai ungkapan iman akan

23 | A d v e n Lingkungan 2021
Tuhan Yesus yang hadir sekarang serta ungkapan penantian harapan akan
kedatangan-Nya yang kedua pada akhir zaman.
Sebagai kelanjutan tema ”Tahun Ekaristi” yang telah kita
renungkan selama Tahun Liturgi 2020 – 2021, Tahun Liturgi 2021 – 2022
ini sebagai Tahun Komunitas Basis Gerejawi (KBG) sesuai yang tertulis
dalam Ardas Pastoral keuskupan kita.
Selama masa Adven 2021 ini, kita diajak untuk merenungkan tema
“MEMBANGUN KELUARGA MENJADI KOMUNITAS BASIS GEREJAWI”.
Tema ini akan kita dalami dan renungkan dalam 4 pertemuan, yaitu:
 Pertemuan I : Keluarga Membentuk Pribadi yang Militan (Kisah
Para Rasul 18: 24 – 28)
 Pertemuan II : Keluarga Membangun KBG (Kisah Para Rasul 4: 32
– 37)
 Pertemuan III : Keluarga Menghadirkan Katekese Iman
Berjenjang (Markus 9: 30 – 37)
 Pertemuan IV : Sukacita Keluarga Dasar Hidup Bersama Pasca
Pandemi (Lukas 1: 14 – 20)

Ada ungkapan yang sangat menarik: “Yen wani ojo wedi-wedi. Yen
wedi ojo wani-wani”. Dalam ungkapan tersebut, mengandung makna
bahwa setiap dari kita adalah pribadi yang berkualitas: berani dan
sekaligus rendah hati. Dua kata tersebut mewakili apa yang disebut
sebagai pribadi yang militan.

“Idealnya setiap orang kristiani adalah seorang militan dalam


beriman: Yesus dan Kitab Suci seharusnya menjadi dasar dan orientasi
hidupnya, baik ketika dia berada di lingkungan Gereja maupun ketika
berada di lingkungan masyarakatnya, pun kalau mayoritas masyarakatnya
bukanlah orang Kristen. Orang Kristen harus berani dan bangga mengakui
diri sebagai orang Kristen serta bangga berperilaku sebagai orang Kristen
(bdk. 2 Ptr 2: 9-10)”, demikianlah kata-kata Mgr. Yohanes Harun Yuwono
dalam Surat Gembala Tahun V ARDAS: Tahun Komunitas Basis Gerejawi

24 | A d v e n Lingkungan 2021
(KBG). Menjadi jelas bagi kita, bahwa setiap keluarga hendaknya semakin
memiliki militansi dalam hidup berkeluarga dan beriman.

Melalui pertemuan Adven I ini yang mengambil tema: “Keluarga


Membentuk Pribadi yang Militan”, kita semua diundang untuk semakin
menyadari bahwa Yesus dan Kitab Suci menjadi sangat penting untuk
dasar membangun keluarga Katolik. Nilai-nilai yang kita temukan
didalamnya semakin menjadikan kita mengerti hadir-Nya Sang Sabda
dalam kehidupan keluarga sehari-hari.

Tobat dan Permohonan Ampun


P Marilah kita bersama-sama mengakui segala dosa dan kekurangan
kita dalam Terang Sabda Tuhan.
P+U Saya mengaku kepada Allah yang Mahakuasa dan kepada saudara
sekalian, bahwa saya telah berdosa dengan pikiran dan perkataan,
dengan perbuatan dan kelalaian. Saya berdosa, saya berdosa, saya
sungguh berdosa. Oleh sebab itu, saya mohon kepada Santa
Perawan Maria, kepada para malaikat dan orang kudus dan kepada
saudara sekalian, supaya mendoakan saya pada Allah, Tuhan kita.
P Semoga Allah memandang dan memperhatikan kita. Semoga Ia
menunjukkan kerelaan hati-Nya serta memberikan pengampunan
dosa dan damai sejahtera kepada kita.
U Amin.

Doa Pembuka
P Marilah berdoa:
Allah Bapa yang Mahabaik. Kembali kami memasuki masa Adven,
masa persiapan menyambut kedatangan Putra-Mu, Sang
Juruselamat dunia. Berkatilah perjumpaan kami saat ini, agar melalui
Sabda-Mu yang hendak kami dengar dan renungkan, kami semakin
menyadari sebagai komunitas pribadi-pribadi yang semakin
berkualitas dalam hidup dan iman kami sehingga nyatalah militansi
kami dalam hidup bersama dengan yang lain.
25 | A d v e n Lingkungan 2021
Dengan pengantaraan Tuhan kami, Yesus Kristus, Putra-Mu, yang
Hidup dan Berkuasa bersama Dikau dalam persekutuan Roh Kudus,
Allah, sepanjang segala masa.
U Amin.

Bacaan Kitab Suci


P : Bacaan dari Kisah Para Rasul (Kis. 18: 24 – 28)

18:24 Sementara itu datanglah ke Efesus seorang Yahudi bernama Apolos,


yang berasal dari Aleksandria. Ia seorang yang fasih berbicara dan
sangat mahir dalam soal-soal Kitab Suci.
18:25 Ia telah menerima pengajaran dalam Jalan Tuhan. Dengan
bersemangat ia berbicara dan dengan teliti ia mengajar tentang
Yesus, tetapi ia hanya mengetahui baptisan Yohanes.
18:26 Ia mulai mengajar dengan berani di rumah ibadat. Tetapi setelah
Priskila dan Akwila mendengarnya, mereka membawa dia ke
rumah mereka dan dengan teliti menjelaskan kepadanya Jalan
Allah.
18:27 Karena Apolos ingin menyeberang ke Akhaya, saudara-saudara di
Efesus mengirim surat kepada murid-murid di situ, supaya mereka
menyambut dia. Setibanya di Akhaya maka ia, oleh kasih karunia
Allah, menjadi seorang yang sangat berguna bagi orang-orang
yang percaya.
18:28 Sebab dengan tak jemu-jemunya ia membantah orang-orang Yahudi
di muka umum dan membuktikan dari Kitab Suci bahwa Yesus
adalah Mesias.

P : Demikianlah Sabda Tuhan


U : Syukur kepada Allah

Pendalaman Bacaan Kitab Suci dan Refleksi


1. Siapakah tokoh yang disebut dalam bacaan di atas?
2. Apa yang mereka lakukan dalam hidup bersama dengan yang lain?
26 | A d v e n Lingkungan 2021
3. Sikap mana yang menunjukkan nilai militansi imannya?
4. Dalam kisah hidup yang mana, Anda merasa sudah menjadi pribadi
yang militan?
5. Apa saja tantangan keluarga-keluarga Katolik dalam membentuk
pribadi-pribadi yang militan?

Peneguhan
Apolos (Απολλως, Apollos; bisa jadi singkatan dari Apollonius) adalah
seorang Yahudi yang menjadi orang Kristen dan penginjil pada abad
pertama Masehi. Ia berasal dari Alexsandria. Ia seorang yang fasih
berbicara dan sangat mahir dalam soal-soal Kitab Suci. Ia telah menerima
pengajaran dalam Jalan Tuhan. Dengan bersemangat ia berbicara dan
dengan teliti ia mengajar tentang Yesus, tetapi ia hanya mengetahui
baptisan Yohanes. Ia mulai mengajar dengan berani di rumah ibadat, dan
membuktikan bahwa Yesus adalah Mesias sebagaimana yang tertulis
dalam Kitab Suci.

Akwila dan Priskila adalah sepasang suami-istri Kristen pada abad


pertama Masehi. Keduanya orang Yahudi asli berasal dari Pontus
(Alexsandria). Sebelum bertemu dengan Paulus di Korintus, mereka tinggal
di Roma. Mereka bekerja sebagai tukang kemah (pembuat tenda). Priskila
dan Akwila dicatat bekerja dengan tekun untuk menguatkan gereja awal.
Karena disebut bersama paling banyak di kitab suci, mereka dinamakan
"pasangan paling populer" di kalangan orang Kristen. Menurut catatan
Kisah Para Rasul, mereka mengkoreksi ajaran iman Apolos, salah satu
pengkhotbah penting pada zaman itu. Pelayanan dan kepemimpinan
mereka sebagai orang awam memberi inspirasi bagi pasangan suami-istri
dalam bekerja sama sebagai guru dan pembawa kabar sukacita (Injil) di
manapun mereka berada.

Baik Apolos maupun Pasutri Akwila dan Priskila sama-sama menunjukkan


kebersamaan dan kesatuannya dalam mewartakan kabar keselamatan,
Injil Tuhan. Mereka hidup berdasarkan Sabda Tuhan. Apa yang dilakukan
oleh Apolos saat ada sesamanya, orang Yahudi yang salah dalam hidup

27 | A d v e n Lingkungan 2021
dan cara hidup berimannya: “Dengan bersemangat ia berbicara dan
dengan teliti ia mengajar tentang Yesus” (Kis. 18: 25b), “Ia mulai mengajar
dengan berani di rumah ibadat” (Kis. 18: 26), dan “Sebab dengan tak
jemu-jemunya ia membantah orang-orang Yahudi di muka umum dan
membuktikan dari Kitab Suci bahwa Yesus adalah Mesias (Kis. 18: 28).
Apolos sangat jelas dan tegas bahwa Yesus adalah Mesias, sebagaimana
yang tertulis dalam Kitab Suci. Seluruh tindakannya berdasarkan Kitab Suci
karena Apolos seorang yang fasih berbicara dan sangat mahir dalam soal-
soal Kitab Suci. Di sinilah kita bisa melihat dan mengerti militansinya
seorang Apolos.

Begitu juga militansi Pasutri Akwila dan Priskila sangat nampak dalam
koreksi, kritikan dan pengajaran yang dilakukan terhadap Apolos. Menurut
catatan Kisah Para Rasul, mereka mengkoreksi ajaran iman Apolos, “Tetapi
setelah Priskila dan Akwila mendengarnya, mereka membawa dia ke
rumah mereka dan dengan teliti menjelaskan kepadanya Jalan Allah”. (Kis.
8: 26b).

Sebagaimana Keluarga Akwila dan Priskila, serta Apolos, keluarga-keluarga


diundang untuk membangun sikap dan memiliki nilai militansi dalam
keluarga masing-masing dengan cara mau terlibat dan hadir di tengah
kehidupan bersama, berani mengakui diri sebagai murid Yesus dan bangga
berperilaku sebagai orang Katolik.

Mgr. Yohanes Harun Yuwono menegaskan bahwa “Idealnya setiap orang


kristiani adalah seorang militan dalam beriman: Yesus dan Kitab Suci
seharusnya menjadi dasar dan orientasi hidupnya, baik ketika dia berada
di lingkungan Gereja maupun ketika berada di lingkungan masyarakatnya,
pun kalau mayoritas masyarakatnya bukanlah orang Kristen. Orang Kristen
harus berani dan bangga mengakui diri sebagai orang Kristen serta bangga
berperilaku sebagai orang Kristen” (bdk. 2 Ptr 2: 9-10).

28 | A d v e n Lingkungan 2021
Membangun Niat
P Setelah membaca dan merenungkan Sabda Tuhan, kini saatnya kita
menanggapi-Nya dengan membuat niat untuk diri pribadi maupun
untuk keluarga kita masing-masing.

Saat Hening …
 Bagaimana meningkatkan kualitas hidup, semakin militan dan berani
berbagi pengalaman iman? ..... dalam kesempatan apa dan dimana?
.... putuskan sendiri. Ambillah kesempatan yang ada dan beranilah
untuk memulainya.

Doa Umat
Pemimpin dapat menyiapkan doa pujian, syukur dan permohonan sendiri.
Baik juga bila diberi kesempatan untuk doa spontan dari umat yang hadir
dalam sarasehan.
Pemimpin mengawali dan mengakhiri doa umat.

Doa Ardas Tahun V–2022: “Tahun Komunitas Basis Gerejawi” (hal. 54)

Bapa Kami
P Atas petunjuk Penyelamat kita dan menurut ajaran ilahi, maka
beranilah kita berdoa.
P+U Bapa kami yang ada di surga ...

Doa Penutup
P Marilah berdoa:
Allah Bapa di Surga. Terima kasih atas anugerah kesempatan
berjumpa bersama keluarga dan lingkungan kami di minggu adven
yang pertama. Semoga kami menjadi pribadi, keluarga dan
komunitas yang militan: mendasarkan hidup kami dalam nama Yesus
dan Kitab Suci. Berkatilah saudara-saudari kami yang belum bisa

29 | A d v e n Lingkungan 2021
hadir dalam perjumpaan kali ini sehingga mereka pun tetap menjadi
pribadi yang militan.
Dengan pengantaraan Tuhan kami, Yesus Kristus, Putra-Mu, yang
Hidup dan Berkuasa bersama Dikau dalam persekutuan Roh Kudus,
Allah, sepanjang segala masa.
U Amin.

Mohon Berkat Tuhan


P Saudara-saudari terkasih, sebelum mengakhiri sarasehan Adven I ini,
marilah kita menundukkan kepala, memohon berkat Tuhan.
P Semoga Tuhan memberkati kita, melindungi kita terhadap dosa dan
menghantar kita ke hidup yang kekal: Dalam nama Bapa dan Putra
dan Roh Kudus.
U Amin.

Lagu Penutup: “Hidup Kita Dalam Dunia” (PS. 663).

30 | A d v e n Lingkungan 2021
Pertemuan
Minggu Adven II Keluarga Membangun KBG
Tujuan:

1. Keluarga katolik semakin mengusahakan kesempatan dan ruang


berbagi hidup dan iman
2. Keluarga katolik semakin merasakan pentingnya dasar hidup
berkomunitas
3. Keluarga Katolik semakin terlibat secara aktif dan kreatif dalam KBG

Penyalaan Corona ADVEN (Lilin pertama dan kedua dinyalakan)

Nyanyian Pembuka : “Siapa yang Berpegang” (PS. 650)

Tanda Salib
P Dalam nama Bapa dan Putra dan Roh Kudus.
U Amin.

Salam
P Semoga kasih karunia Tuhan Yesus Kristus, cinta kasih Allah, dan
persekutuan Roh Kudus beserta kita.
U Sekarang dan selama-lamanya.
Pengantar

Santo Yohanes Paulus II menyampaikan kepada setiap keluarga


Kristiani bagaimana bersikap dengan anak-anak yang dilahirkan dalam
keluarga mereka, “Khususnya dalam keluarga Kristianilah...anak-anak
harus diajar sejak dini, menurut iman yang diterima dalam baptis, untuk
mempunyai PENGETAHUAN tentang Allah, BERSEMBAH SUJUD kepadaNya
dan MENCINTAI sesama mereka” (Familiaris Consortio No. 60).

31 | A d v e n Lingkungan 2021
Kesadaran akan tanggung jawab dalam mewariskan nilai-nilai iman
dan kehidupan dalam keluarga, mengundang mereka untuk membangun
komunitas basis gerejawi (KBG). Maka melanjutkan pertemuan Adven I
tentang keluarga sebagai tempat hadirnya Yesus – Keluarga Membentuk
Pribadi yang Militan – kita hendak memasuki pertemuan Adven II ini.

Tema Adven II adalah “Keluarga Membangun Komunitas Basis


Gerejawi”. Harapannya melalui pertemuan Adven II ini, kesadaran
bersama bahwa setiap anggota dari keluarga-keluarga katolik dipanggil
meletakkan pondasi untuk bangunan KBG yang didalamnya terlahir
kesempatan, terbentuk perjumpaan dan mengokohkan iman secara aktif
dan kreatif.

Tobat dan Permohonan Ampun


P Marilah kita bersama-sama mengakui segala dosa dan kekurangan
kita dalam Terang Sabda Tuhan.
P+U Saya mengaku kepada Allah yang Mahakuasa dan kepada saudara
sekalian, bahwa saya telah berdosa dengan pikiran dan perkataan,
dengan perbuatan dan kelalaian. Saya berdosa, saya berdosa, saya
sungguh berdosa. Oleh sebab itu, saya mohon kepada Santa
Perawan Maria, kepada para malaikat dan orang kudus dan kepada
saudara sekalian, supaya mendoakan saya pada Allah, Tuhan kita.
P Semoga Allah memandang dan memperhatikan kita. Semoga Ia
menunjukkan kerelaan hati-Nya serta memberikan pengampunan
dosa dan damai sejahtera kepada kita.
U Amin.

Doa Pembuka
P Marilah berdoa:
Allah Bapa yang Mahabijaksana. Anugerahkanlah kebijaksanaan-Mu
dalam diri kami masing-masing sehingga melalui perjumpaan
minggu Adven yang kedua, semakin terbangun kesempatan dan
ruang berbagi hidup dan iman. Semakin merasakan pentingnya

32 | A d v e n Lingkungan 2021
dasar hidup berkeluarga dan berkomunitas sehingga semakin
terlibat secara aktif dan kreatif, bukan menjadi penonton dalam
Komunitas Basis Gerejawi yang hendak kami bangun bersama.
Dengan pengantaraan Tuhan kami, Yesus Kristus, Putra-Mu, yang
Hidup dan Berkuasa bersama Dikau dalam persekutuan Roh Kudus,
Allah, sepanjang segala masa.
U Amin.

Bacaan Kitab Suci


P : Bacaan dari Kisah Para Rasul (Kis. 4: 32 – 37)

4:32 Adapun kumpulan orang yang telah percaya itu, mereka sehati dan
sejiwa, dan tidak seorang pun yang berkata, bahwa sesuatu dari
kepunyaannya adalah miliknya sendiri, tetapi segala sesuatu
adalah kepunyaan mereka bersama.
4:33 Dan dengan kuasa yang besar rasul-rasul memberi kesaksian
tentang kebangkitan Tuhan Yesus dan mereka semua hidup dalam
kasih karunia yang melimpah-limpah.
4:34 Sebab tidak ada seorang pun yang berkekurangan di antara mereka;
karena semua orang yang mempunyai tanah atau rumah, menjual
kepunyaannya itu, dan hasil penjualan itu mereka bawa
4:35 dan mereka letakkan di depan kaki rasul-rasul; lalu dibagi-bagikan
kepada setiap orang sesuai dengan keperluannya.
4:36 Demikian pula dengan Yusuf, yang oleh rasul-rasul disebut
Barnabas, artinya anak penghiburan, seorang Lewi dari Siprus.
4:37 Ia menjual ladang, miliknya, lalu membawa uangnya itu dan
meletakkannya di depan kaki rasul-rasul.

P : Demikianlah Sabda Tuhan


U : Syukur kepada Allah

Pendalaman Bacaan Kitab Suci dan Refleksi


1. Kisah apakah yang terjadi dalam bacaan di atas?

33 | A d v e n Lingkungan 2021
2. Mengapa mereka melakukan hal tersebut?
3. Atas dasar apa Yusuf atau Barnabas menjual ladang, miliknya?
4. Dari kisah di atas, apa yang Anda hendak lakukan?
5. Tantangan terbesar apa yang akan dihadapi untuk bisa
mewujudkan KBG di lingkungan?

(Umat diberi kesempatan bila ada yang mau sharing tentang tanggapan
diantara pertanyaan-pertanyaan refleksi tersebut)

Peneguhan

Para rasul hadir dalam keluarga-keluarga, mewartakan Tuhan Yesus yang


bangkit dan mengundang semua orang menjadi percaya. “Dengan
bertekun dan dengan sehati mereka berkumpul tiap-tiap hari dalam Bait
Allah. Mereka memecahkan roti di rumah masing-masing secara bergilir
dan makan bersama-sama dengan gembira dan dengan tulus hati, sambil
memuji Allah. Dan mereka disukai semua orang. Dan tiap-tiap hari Tuhan
menambah jumlah mereka dengan orang yang diselamatkan” (Kis. 2: 46 –
47). Tuhan melalui kita masing-masing yang percaya, membuat banyak
jiwa diselamatkan. Mereka menjadi orang-orang yang percaya karena
menerima pewartaan.

Setiap orang yang percaya, “Adapun kumpulan orang yang telah percaya
itu, mereka sehati dan sejiwa, dan tidak seorang pun yang berkata, bahwa
sesuatu dari kepunyaannya adalah miliknya sendiri, tetapi segala sesuatu
adalah kepunyaan mereka bersama” (Kis. 4: 32), hadir menguatkan satu
dengan yang lain (sehati dan sejiwa) dalam kebersamaan kelompok kecil.
Mereka menyadari diri sebagai pribadi yang senasib sepenanggungan,
tidak ada egoisme diri dalam memiliki, dan tidak ada ketakutan untuk
berbagi.

Buah dari tindakan itu sungguhlah luar biasa: “Sebab tidak ada seorang
pun yang berkekurangan di antara mereka”. (Kis. 4: 33a). Kebersamaan
yang menghadirkan kehidupan dan membawa sukacita. Setiap pribadi
34 | A d v e n Lingkungan 2021
mendapatkan ruang untuk bisa berbagi dan mendapatkannya sesuai
dengan keperluan, “lalu dibagi-bagikan kepada setiap orang sesuai
dengan keperluannya”. (Kis. 4: 35b).

Seperti halnya Yusuf atau Barnabas (Kis. 4: 36), karena berjumpa dengan
para rasul dalam komunitas gereja perdana, selain semakin menjadi
pribadi yang percaya, semakin militan, juga menjual ladang miliknya, untuk
dibagikan kepada yang lain. Demikian pulalah kita, keluarga dan komunitas
kita, diundang untuk membangun komunitas basis gerejawi (KBG) sebagai
cara baru hidup menggereja (new way of being Church).

Cara baru ini dimaksudkan sebagai lawan dari Gereja pasif, Gereja pastor
sentris, Gereja yang belum mandiri. Cara baru menggereja adalah cara
mengungkapkan iman yang dinamis dimana Umat Allah, sebagai
komunitas umat beriman terlibat dalam suka-duka perjalanan hidup
Gereja dan sesamanya. Dengan cara baru menggereja demikian, Gereja
akan tetap hidup walau gembalanya berganti atau tokoh panutannya
meninggal dunia. Selalu ada regenerasi karena setiap anggotanya
berkualitas sama sebagai rasul-rasul Tuhan.

Dengan demikian mereka satu sama lain saling menjaga dan menguatkan.
Semoga akan dapat diatasi berbagai ketakutan atau kekuatiran bahwa ada
“domba-domba yang lompat pagar”. Dengan Komunitas Basis Gerejawi
diharapkan juga tidak ada umat Katolik yang menjadi penonton dalam
kehidupan iman dan bermasyarakat melainkan aktif berpartisipasi, ambil
bagian sepenuh hati dalam berbagai segi. KBG adalah paguyuban kaum
beriman dalam skala kecil.

Paguyuban dengan skala kecil itu akan sangat bermanfaat bagi Umat. Pada
tataran sosial dan ekonomi, KBG membuat umat satu sama lain saling
mengenal, hidup rukun, kompak, tidak ada orang yang menjadi asing bagi
yang lain, tidak ada yang bersembunyi, dan lupa akan tanggung jawabnya;
35 | A d v e n Lingkungan 2021
bisa merasa sehati seperasaan, peduli, senasib sepenanggungan dan saling
tolong-menolong. Sedangkan pada tataran rohani – moral – spiritual, KBG
dapat mendorong umat mengadakan doa bersama secara rutin,
melakukan sharing Injil dan sharing iman, saling menjaga dan
meneguhkan, dan bersama saling mengingatkan untuk hidup benar, adil
dan jujur sebagai saksi-saksi Kristus. Dua dimensi tersebut tidak bisa
dipisahkan atau hanya salah satu saja yang mendapatkan penekanan.
Kedua dimensi tersebut harus seiring sejalan sedemikian sehingga Umat
Allah sungguh-sungguh bisa menjadi Garam dan Terang Dunia.

Sebagaimana tertuang dalam Arah Dasar Pastoral Keuskupan


Tanjungkarang 2018-2027, Sasaran Prioritas Per-Tahun huruf 5), halaman
33: Hendaknya lingkungan atau kelompok umat yang besar berani
berbesar hati memekarkan diri menjadi kelompok atau lingkungan dengan
anggota yang tidak terlalu banyak (idealnya 10 – 15 KK setiap lingkungan).
Dengan demikian rumah-rumah warga akan cukup menampung semua
umat yang datang untuk doa lingkungan dan tidak ada alasan untuk
mangkir atau mewakilkan saja pada anggota keluarga tertentu.

Membangun Niat
P Setelah membaca dan merenungkan Sabda Tuhan, kini saatnya kita
menanggapi-Nya dengan membuat niat untuk diri pribadi maupun
untuk keluarga kita masing-masing.

Saat Hening …
 Ruang perjumpaan: keluarga, komunitas atau paguyuban manakah
yang membawaku menghadirkan Tuhan Yesus yang bangkit? .....
apakah aku merindukan terjadinya komunitas basis gerejawi terlahir di
lingkunganku? .... putuskan sendiri. Ambillah kesempatan yang ada dan
beranilah untuk memulainya.

36 | A d v e n Lingkungan 2021
Doa Umat
Pemimpin dapat menyiapkan doa pujian, syukur dan permohonan sendiri.
Baik juga bila diberi kesempatan untuk doa spontan dari umat yang hadir
dalam sarasehan.
Pemimpin mengawali dan mengakhiri doa umat.

Doa Ardas Tahun V – 2022: “Tahun Komunitas Basis Gerejawi” (hal. 54)

Bapa Kami
P Saudara-saudari terkasih, kita telah dipersatukan oleh iman yang
sama. Maka, sebagai putra-putri Bapa yang satu dan sama, marilah
kita berdoa sebagaimana yang diajarkan oleh Putra-Nya sendiri.
P+U Bapa kami yang ada di surga ...

Doa Penutup
P Marilah berdoa:
Allah Sang Kehidupan. Betapa kami bahagia saat ini. Engkau
menganugerai kesempatan untuk meyakinkan kami dalam
kebersamaan bahwa kami rindu membangun komunitas basis
gerejawi sebagai cara hidup menggereja yang baru. Semoga
kerinduan dan harapan kami ini semakin terwujud dalam keluarga-
keluarga kami.
Dengan pengantaraan Tuhan kami, Yesus Kristus, Putra-Mu, yang
Hidup dan Berkuasa bersama Dikau dalam persekutuan Roh Kudus,
Allah, sepanjang segala masa.
U Amin.

Mohon Berkat Tuhan

P Saudara-saudari terkasih, sebelum mengakhiri sarasehan Adven II


ini, marilah kita menundukkan kepala, memohon berkat Tuhan.

37 | A d v e n Lingkungan 2021
P Semoga Tuhan memberkati kita, melindungi kita terhadap dosa dan
menghantar kita ke hidup yang kekal: Dalam nama Bapa dan Putra
dan Roh Kudus.
U Amin.

Nyanyian Penutup: “Jiwaku Memuji Tuhan” (PS. 675)

38 | A d v e n Lingkungan 2021
Pertemuan Keluarga Menghadirkan
Minggu Adven III
Katekese Iman Berjenjang
Tujuan:

1. Orang tua semakin terpanggil untuk memberi keteladanan hidup


bersama dan hidup beriman
2. Anak-anak semakin bertumbuh dalam iman dan berkembang di tengah
masyarakat
3. Terciptanya suasana katekese yang mendalam di masing-masing
keluarga katolik

Penyalaan Corona ADVEN (Lilin pertama, kedua dan ketiga dinyalakan)

Lagu Pembuka : “Biar Anak-Anak Datang Kepada-Ku” (PS. 338)

Tanda Salib
P Dalam nama Bapa dan Putra dan Roh Kudus.
U Amin.
Salam
PSemoga kasih karunia Tuhan Yesus Kristus, cinta kasih Allah, dan
persekutuan Roh Kudus beserta kita.
U Sekarang dan selama-lamanya.

Pengantar

Sebuah ungkapan kebijaksanaan, “Nemo dat quod non habet”:


ANDA tak mungkin memberi CINTA, mengkomunikasikan IMAN, jika ANDA
tidak mempunyai dan menghidupinya. Setiap orang tua sudah punya
modal dasar: cinta yang mempertemukan mereka dan iman yang
menyempurnakan cinta mereka dengan Allah. Bukan tingkat pendidikan
dan tingginya ilmu orang tua yang menjamin mutu pendidikan anak, tetapi
justru KASIH dan IMAN itulah yang diperlukan. Semua adalah soal
KETELADANAN.

39 | A d v e n Lingkungan 2021
Proses untuk menjadikan semua orang tua mampu mewariskan
nilai tersebut adalah sebuah katekese. Dan semuanya berawal dari anak-
anak usia dini. “Praksis cara baru hidup menggereja, yakni aktif
berpartisipasi dalam dinamika hidup Gereja dan sesamanya, sebaiknya
ditanamkan sejak usia dini atau sejak seseorang menjadi katekumen dalam
Gereja Katolik. Sekolah Minggu atau pendidikan katekumen seharusnya
ada kelanjutannya dan tidak selesai setelah seseorang menerima komuni
pertama atau dipermandikan. Kelanjutan itu bukan katekese untuk
penerimaan Sakramen Krisma atau Pernikahan, melainkan lebih
merupakan pembinaan memperdalam kehidupan beriman”, demikian
penegasan Mgr. Yohanes Harun Yuwono dalam surat gembalanya.
Tema Adven III adalah “Keluarga Menghadirkan Katekese Iman
Berjenjang”. Harapannya melalui pertemuan Adven III ini, semakin
menghargai proses beriman mulai dari anak-anak usia dini (bahkan sejak
dalam kandungan) sampai orang tua atau orang dewasa yang akan
mengakhiri pertandingan dalam hidup dengan imannya.

Tobat dan Permohonan Ampun


P Marilah kita bersama-sama mengakui segala dosa dan kekurangan
kita dalam Terang Sabda Tuhan.
P+U Saya mengaku kepada Allah yang Mahakuasa dan kepada saudara
sekalian, bahwa saya telah berdosa dengan pikiran dan perkataan,
dengan perbuatan dan kelalaian. Saya berdosa, saya berdosa, saya
sungguh berdosa. Oleh sebab itu, saya mohon kepada Santa
Perawan Maria, kepada para malaikat dan orang kudus dan kepada
saudara sekalian, supaya mendoakan saya pada Allah, Tuhan kita.
P Semoga Allah memandang dan memperhatikan kita. Semoga Ia
menunjukkan kerelaan hati-Nya serta memberikan pengampunan
dosa dan damai sejahtera kepada kita.
U Amin.

40 | A d v e n Lingkungan 2021
Doa Pembuka
P Marilah berdoa:
Allah Bapa yang Mahasetia. Kami kembali bersyukur atas
perjumpaan kami memasuki minggu adven yang ketiga. Kami
sebagai orang tua semakin terpanggil untuk memberi keteladanan
hidup bersama dan hidup beriman dalam komunitas basis gerejawi
sehingga anak-anak kami semakin bertumbuh dalam iman dan
berkembang dalam kasih di tengah masyarakat yang majemuk.
Semoga suasana katekese iman yang mendalam dan berjenjang,
berkelanjutan senantiasa kami usahakan mulai dari keluarga kami
masing-masing.
Dengan pengantaraan Tuhan kami, Yesus Kristus, Putra-Mu, yang
Hidup dan Berkuasa bersama Dikau dalam persekutuan Roh Kudus,
Allah, sepanjang segala masa.
U Amin.

Bacaan Injil (Mrk. 9: 30 – 37)


P : Marilah kita bersama-sama mendengarkan Injil Suci menurut Markus.

9:30 Yesus dan murid-murid-Nya berangkat dari situ dan melewati


Galilea, dan Yesus tidak mau hal itu diketahui orang;
9:31 sebab Ia sedang mengajar murid-murid-Nya. Ia berkata kepada
mereka: "Anak Manusia akan diserahkan ke dalam tangan
manusia, dan mereka akan membunuh Dia, dan tiga hari sesudah
Ia dibunuh Ia akan bangkit."
9:32 Mereka tidak mengerti perkataan itu, namun segan
menanyakannya kepada-Nya.
9:33 Kemudian tibalah Yesus dan murid-murid-Nya di Kapernaum.
Ketika Yesus sudah di rumah, Ia bertanya kepada murid-murid-
Nya: "Apa yang kamu perbincangkan tadi di tengah jalan?"
9:34 Tetapi mereka diam, sebab di tengah jalan tadi mereka
mempertengkarkan siapa yang terbesar di antara mereka.

41 | A d v e n Lingkungan 2021
9:35 Lalu Yesus duduk dan memanggil kedua belas murid itu. Kata-Nya
kepada mereka: "Jika seseorang ingin menjadi yang terdahulu,
hendaklah ia menjadi yang terakhir dari semuanya dan pelayan
dari semuanya."
9:36 Maka Yesus mengambil seorang anak kecil dan menempatkannya
di tengah-tengah mereka, kemudian Ia memeluk anak itu dan
berkata kepada mereka:
9:37 "Barangsiapa menyambut seorang anak seperti ini dalam nama-
Ku, ia menyambut Aku. Dan barangsiapa menyambut Aku, bukan
Aku yang disambutnya, tetapi Dia yang mengutus Aku."

P : Demikianlah Sabda Tuhan


U : Terpujilah Kristus.

Pendalaman Bacaan Kitab Suci dan Refleksi


1. Apa yang dilakukan Yesus dalam bacaan di atas? Mengapa para
murid segan bertanya kepada Yesus?
2. Apa yang hendak dimaknai oleh Yesus dengan menghadirkan anak
kecil?
3. Dari bacaan di atas, apa yang penting menurut Anda?
4. Bagaimana caranya supaya katekese iman berjenjang terwujud
dengan baik di setiap keluarga, KBG maupun paguyuban lainnya?
5. Hambatan atau tantangan apa yang akan dihadapi untuk
mempraktekkan Katekese Iman Berjenjang?

(Umat diberi kesempatan bila ada yang mau sharing tentang tanggapan
diantara pertanyaan-pertanyaan refleksi tersebut)

Peneguhan

Kebersamaan Yesus dengan para murid-Nya menjadi kesempatan yang


baik untuk pengajaran. Pengelompokan yang Yesus lakukan, kadang
dengan banyak orang, kadang pengajaran khusus para murid yang
42 | A d v e n Lingkungan 2021
disebut-Nya, Rasul (12 orang saja). Hal ini tentu terkandung maksud
bahwa selain cara mengajar juga penting prioritas pengajaran dari Yesus
untuk para pengikut-Nya. dalam hal ini menjadi penting untuk diingat dari
pertemuan Adven ke 2, bagaimana pentingnya KGB, sebagai paguyuban
orang beriman yang lebih kecil dibanding lingkungan. Selain
pengelompokan jumlah orang yang hadir, juga usia peserta untuk
pembinaan iman (bina iman anak-BIR, bina iman remaja-BIR, bina iman
orang muda-BIOM, bina iman orang dewasa-BIOD dan bina iman usia
lanjut-BIUL).

Dari Injil Markus di atas, Yesus memberi tema dalam pengajaran-Nya, “Ia
sedang mengajar murid-murid-Nya. Ia berkata kepada mereka: "Anak
Manusia akan diserahkan ke dalam tangan manusia, dan mereka akan
membunuh Dia, dan tiga hari sesudah Ia dibunuh Ia akan bangkit" (Mrk.
9:31). Temanya adalah bagaimana akhir perjalanan Yesus di dunia? Dalam
katekese iman berjenjang, tentunya penting dibuat tema-tema yang
berkesinambungan dalam keseluruhan katekese. Tema untuk anak-anak
usia dini sampai dengan orang lanjut usia (lansia).

Menarik karena dalam pengajaran yang dilakukan Yesus, sebenarnya para


murid belum mengerti apa yang diajarkan Yesus, tetapi mereka segan
bertanya, “Mereka tidak mengerti perkataan itu, namun segan
menanyakannya kepada-Nya” (Mrk. 9: 32). Antara apa yang Yesus ajarkan
dan apa yang mereka pikirkan ternyata berbeda. Mereka memikirkan soal
akhir perjalanan mereka,“ "Apa yang kamu perbincangkan tadi di tengah
jalan?" Tetapi mereka diam, sebab di tengah jalan tadi mereka
mempertengkarkan siapa yang terbesar di antara mereka.” (Mrk. 9: 33b –
34). Mereka memikirkan siapa yang terbesar diantara mereka. Hal ini
menjadi tantangan atau hambatan dalam katekese iman di tingkat mana
pun.

Pembinaan iman umat merupakan suatu proses panjang. Di dalam proses


itu ada serangkaian kegiatan yang harus dilakukan, satu sesudah yang lain
(suksesif – berjenjang atau bersama-sama, serentak). Rangkaian kegiatan
itu kita sebut unsur-unsur pembinaan. Tujuan akhir pembinaan adalah

43 | A d v e n Lingkungan 2021
terbentuknya sikap hidup kristiani sejati di dalam pribadi penganut Kristus.
Sikap-sikap hidup itu berpegang teguh pada ajaran Kristus dan berusaha
mengikuti teladan Kristus. Maka pada tempat pertama harus diusahakan
agar umat benar-benar mengenal pribadi Yesus Kristus, ajaran-ajaran-Nya
dan mengetahui dengan baik teladan-teladan hidup-Nya. Untuk itu, unsur
pertama yang penting di dalam pembinaan iman umat adalah pengajaran
agama dan bentuk-bentuk lain penyajian ajaran dan teladan Kristus. Itulah
bentuk pewartaan Sabda atau bentuk penyampaian Kabar Baik yang
disebut Katekese.

Katekese yang demikian seyogyanya dimulai sejak kecil atau usia dini,
sebagaimana ditegaskan oleh Mgr. Yohanes Harun Yuwono dalam surat
gembala ARDAS Tahun ke V, “Praksis cara baru hidup menggereja, yakni
aktif berpartisipasi dalam dinamika hidup Gereja dan sesamanya,
sebaiknya ditanamkan sejak usia dini atau sejak seseorang menjadi
katekumen dalam Gereja Katolik. Sekolah Minggu atau pendidikan
katekumen seharusnya ada kelanjutannya dan tidak selesai setelah
seseorang menerima komuni pertama atau dipermandikan. Kelanjutan itu
bukan katekese untuk penerimaan Sakramen Krisma atau Pernikahan,
melainkan lebih merupakan pembinaan memperdalam kehidupan
beriman”. Dan inilah yang dimengerti sebagai katekese iman berjenjang:
usia, cara dan isinya. Mengapa dimulai dari usia dini? Dalam Injil Markus
digambarkan sangat indah tentang anak kecil, “Yesus mengambil seorang
anak kecil dan menempatkannya di tengah-tengah mereka, kemudian Ia
memeluk anak itu dan berkata kepada mereka: "Barangsiapa menyambut
seorang anak seperti ini dalam nama-Ku, ia menyambut Aku. Dan
barangsiapa menyambut Aku, bukan Aku yang disambutnya, tetapi Dia
yang mengutus Aku" (Mrk. 9: 36 – 37).

Membangun Niat
P Setelah membaca dan merenungkan Sabda Tuhan, kini saatnya kita
menanggapi-Nya dengan membuat niat untuk diri pribadi maupun
untuk keluarga kita masing-masing.

44 | A d v e n Lingkungan 2021
Saat Hening …
 Sejak kapan aku menerima pengajaran tentang Yesus? ..... Apa yang
masih kuingat saat pelajaran agama atau katekese iman di masing-
masing jenjang? .... Akrabi diri. Apa yang aku bisa lakukan untuk
katekese iman berjenjang?

Doa Umat
Pemimpin dapat menyiapkan doa pujian, syukur dan permohonan sendiri.
Baik juga bila diberi kesempatan untuk doa spontan dari umat yang hadir
dalam sarasehan.
Pemimpin mengawali dan mengakhiri doa umat.

Doa Ardas Tahun V–2022: “Tahun Komunitas Basis Gerejawi” (hal. 54)

Bapa Kami
P Saudara-saudari seiman terkasih, kita telah mendengarkan sabda
Tuhan dan merenungkannya, serta mengungkapkan isi hati dalam
doa-doa permohonan dan pujian. Marilah kita sekarang berdoa
seperti yang diajarkan oleh Tuhan kita Yesus Kristus.
P+U Bapa kami yang ada di surga ...

Doa Penutup
P Marilah berdoa:
Allah Sang Perancang kehidupan. Engkau menjadikan kami pribadi-
pribadi yang militan, yang terpanggil untuk berani berbagi
keteladanan: kasih dan iman. Mohon berkat-Mu, agar kami menjadi
katekis-katekis di jaman modern ini dengan aktif, kreatif dan
inovatif. Semoga katekese iman berjenjang terjadi melalui keluarga
dan komunitas basis gerejawi yang hendak kami bangun bersama.

45 | A d v e n Lingkungan 2021
Dengan pengantaraan Tuhan kami, Yesus Kristus, Putra-Mu, yang
Hidup dan Berkuasa bersama Dikau dalam persekutuan Roh Kudus,
Allah, sepanjang segala masa.
U Amin.

Mohon Berkat Tuhan


P Saudara-saudari terkasih, sebelum mengakhiri sarasehan Adven III
ini, marilah kita menundukkan kepala, memohon berkat Tuhan.
P Semoga Tuhan memberkati kita, melindungi kita terhadap dosa dan
menghantar kita ke hidup yang kekal: Dalam nama Bapa dan Putra
dan Roh Kudus.
U Amin.

Lagu Penutup : “Kudapatkan di Hatiku” (PS. 696)

46 | A d v e n Lingkungan 2021
Pertemuan
Sukacita Keluarga Dasar Hidup
Minggu Adven IV
Bersama Pasca Pandemi

Tujuan:

1. Keluarga Katolik semakin bersyukur atas iman yang kuat di tengah


pandemi
2. Keluarga Katolik semakin bersukacita dalam hidup bersama dengan
semua orang
3. Melalui KBG keluarga katolik menghadirkan semangat hidup yang baru
dalam menggereja

Penyalaan Corona ADVEN (Semua lilin dinyalakan)

Lagu Pembuka: “O Datanglah, Imanuel (PS. 442)

Tanda Salib
P Dalam nama Bapa dan Putra dan Roh Kudus.
U Amin.

Salam
P Semoga kasih karunia Tuhan Yesus Kristus, cinta kasih Allah, dan
persekutuan Roh Kudus beserta kita.
U Sekarang dan selama-lamanya.

Pengantar

Habis Gelap Terbitlah Terang. Ungkapan yang terkenal dari RA.


Kartini ini sangat menginspirasi kita sebagai orang beriman dalam
menghadapi persoalan hidup, salah satunya seperti pandemi sekarang ini.
Ciri kekatolikan adalah mengikuti Yesus, menyangkal diri dan memanggul
47 | A d v e n Lingkungan 2021
salib. Penderitaan atau gambaran kegelapan adalah situasi yang setiap dari
murid Kristus dipanggil untuk menghadapi dengan penuh iman, harapan
dan kasih. Pandemi COVID-19 yang berangsur-angsur menghilang adalah
gambaran yang nyata akan kerinduan dari kita semua yang menantikan
SANG FAJAR, Terang yang akan datang, Sang Imanuel. Kegelapan hidup
akan dihalau oleh Terang yang akan datang.

Ada sukacita yang besar – seperti pengalaman iman keluarga


Zakaria dan Elisabet – saat penderitaan mereka berakhir dengan lahirnya,
Yohanes – Perintis Jalan Tuhan. Begitu juga dengan kita semua, setiap
pribadi dan setiap keluarga – akan mengalami sukacita setelah
penderitaan, kehilangan, kekecewaan akibat pandemi. Dalam hal inilah,
kita diundang oleh Bapa Suci, Paus Fransiskus, “Tidak ada keluarga jatuh
dari surga dalam bentuk yang sempurna; ...”.

Tema Adven IV adalah “Sukacita Keluarga Dasar Hidup Bersama


Pasca Pandemi”. Pertemuan terakhir sebelum kita merayakan Natal ini
mengundang kita semua untuk menghadirkan sukacita, semangat pantang
menyerah meski dikelilingi pandemi dan persoalan hidup sehari-hari.

Tobat dan Permohonan Ampun


P Marilah kita bersama-sama mengakui segala dosa dan kekurangan
kita dalam Terang Sabda Tuhan.
P+U Saya mengaku kepada Allah yang Mahakuasa dan kepada saudara
sekalian, bahwa saya telah berdosa dengan pikiran dan perkataan,
dengan perbuatan dan kelalaian. Saya berdosa, saya berdosa, saya
sungguh berdosa. Oleh sebab itu, saya mohon kepada Santa
Perawan Maria, kepada para malaikat dan orang kudus dan kepada
saudara sekalian, supaya mendoakan saya pada Allah, Tuhan kita.
P Semoga Allah memandang dan memperhatikan kita. Semoga Ia
menunjukkan kerelaan hati-Nya serta memberikan pengampunan
dosa dan damai sejahtera kepada kita.
U Amin.

48 | A d v e n Lingkungan 2021
Doa Pembuka
P Marilah berdoa:
Allah Bapa yang Maharahim. Semakin dekatlah kelahiran Putra-Mu,
Sang Imanuel. Dalam suasana pandemi yang masih kami rasakan,
kami tetap bersyukur atas iman yang bertumbuh dan kami boleh
setia sampai saat ini. Itu semua menjadikan kami bersukacita dalam
hidup bersama dengan semua orang yang berkehendak baik.
Berkatilah kami yang hendak mendengarkan dan merenungkan
Sabda-Mu di minggu adven yang keempat ini. Semoga melalui
komunitas basis gerejawi, keluarga-keluarga kami menghadirkan
semangat hidup yang baru dalam menggereja. Semakin terlibat aktif
dan kreatif menjadi palungan bagi lahirnya kehidupan yang baru,
Sang Fajar, Imanuel.
Dengan pengantaraan Tuhan kami, Yesus Kristus, Putra-Mu, yang
Hidup dan Berkuasa bersama Dikau dalam persekutuan Roh Kudus,
Allah, sepanjang segala masa.
U Amin.

Bacaan Injil (Luk. 1: 14 – 20)


P : Marilah kita bersama-sama mendengarkan Injil Suci menurut Lukas.

1:14 Engkau akan bersukacita dan bergembira, bahkan banyak orang


akan bersukacita atas kelahirannya itu.
1:15 Sebab ia akan besar di hadapan Tuhan dan ia tidak akan minum
anggur atau minuman keras dan ia akan penuh dengan Roh Kudus
mulai dari rahim ibunya;
1:16 ia akan membuat banyak orang Israel berbalik kepada Tuhan,
Allah mereka,
1:17 dan ia akan berjalan mendahului Tuhan dalam roh dan kuasa Elia
untuk membuat hati bapa-bapa berbalik kepada anak-anaknya
dan hati orang-orang durhaka kepada pikiran orang-orang benar
dan dengan demikian menyiapkan bagi Tuhan suatu umat yang
layak bagi-Nya."
49 | A d v e n Lingkungan 2021
1:18 Lalu kata Zakharia kepada malaikat itu: "Bagaimanakah aku tahu,
bahwa hal ini akan terjadi? Sebab aku sudah tua dan isteriku sudah
lanjut umurnya."
1:19 Jawab malaikat itu kepadanya: "Akulah Gabriel yang melayani
Allah dan aku telah diutus untuk berbicara dengan engkau dan
untuk menyampaikan kabar baik ini kepadamu.
1:20 Sesungguhnya engkau akan menjadi bisu dan tidak dapat berkata-
kata sampai kepada hari, di mana semuanya ini terjadi, karena
engkau tidak percaya akan perkataanku yang akan nyata
kebenarannya pada waktunya."

P : Demikianlah Sabda Tuhan


U : Terpujilah Kristus.

Pendalaman Bacaan Kitab Suci dan Refleksi


1. Siapa saja tokoh dalam Injil di atas? Persoalan apa yang ada kisah
di atas?
2. Bagaimana sikap Keluarga Zakaria dan Elisabet menerima situasi
yang tidak mudah itu?
3. Apa konsekuensi yang diterima oleh Zakaria?
4. Belajar dari Keluarga Zakaria dan Elisabet, apa yang kualami
selama pandemi ini?
5. Kebahagiaan atau sukacita seperti apa yang Anda bersama
Keluarga alami pasca pandemi (sakit, beban hidup, persoalan
keluarga, persoalan anak, dan lain sebagainya)?

(Umat diberi kesempatan bila ada yang mau sharing tentang tanggapan
diantara pertanyaan-pertanyaan refleksi tersebut)

Peneguhan

Elisabet adalah istri dari seorang Imam bernama Zakharia. Keduanya


adalah keturunan Harun, tinggal di sebuah kota di daerah Yudea. Lama
50 | A d v e n Lingkungan 2021
dalam perkawinan itu mereka tidak mempunyai anak, sebab Elisabet
mandul dan keduanya telah lanjut umurnya. Namun atas anugerah Tuhan
mereka memperoleh seorang putra pada masa tuanya.

Keluarga Zakaria dan Elisabet seperti halnya keluarga-keluarga yang lain


dalam Kitab Suci, tidak terlepas dari penderitaan, kekecewaan, sedih,
galau, tidak percaya, dan lain-lainnya. Diungkapkan dalam Injil Lukas di
atas, pasangan suami dan istri ini menantikan hadirnya anak sebagai buah
hati perkawinan mereka, sampai usia mereka lanjut. Dan ternyata, Elisabet
juga mandul. Lengkap sudah penderitaan Elisabet.

Di tengah situasi krisis itu, Malaikat Tuhan hadir membawa kabar gembira.
“Engkau akan bersukacita dan bergembira, bahkan banyak orang akan
bersukacita atas kelahirannya itu” (Luk. 1: 14). Bagi orang beriman seperti
Zakharia, lebih lagi seorang Imam keturunan Harun, tidak perlu
disangsikan lagi dalam menghadapi krisis: penantian seorang anak, tetapi
kenyataannya, Zakharia meragukan atas kehadiran Tuhan lewat malaikat-
Nya. “"Bagaimanakah aku tahu, bahwa hal ini akan terjadi? Sebab aku
sudah tua dan isteriku sudah lanjut umurnya" (Luk. 1: 18b). Zakharia tidak
percaya bahwa bagi Tuhan segalanya mungkin terjadi, tidak ada yang
mustahil bagi Tuhan. Seringkali krisis (pandemi) menjadikan orang kurang
peka, kurang menyadari kehadiran Tuhan dalam hidupnya. Dalam seruan
Apostolik “Amoris Laetitia (AL): Sukacita Cinta”, Paus Fransiskus memulai
refleksinya dengan membahas bab-bab awal Kitab Suci berpangkal pada
renungan atas Mazmur 128 (Mazmur ini digunakan baik dalam liturgi
perkawinan Yahudi maupun dalam perkawinan katolik). Paus mengatakan
bawah Kitab Suci itu “penuh dengan kisah keluarga, kelahiran, cinta dan
krisis keluarga” (AL. 8).

Sukacita itu akan hadir bila setiap pribadi yang beriman, di dalam keluarga,
mengusahakan secara bersama-sama kerinduan untuk bertumbuh dalam
iman dan berkembang dalam kasih. Paus Fransiskus menegaskan,“Tidak
ada keluarga jatuh dari surga dalam bentuk yang sempurna; keluarga perlu
terus menerus bertumbuh dan dewasa dalam kemampuan untuk
mencintai… Kita semua dipanggil untuk terus mengarah kepada sesuatu
51 | A d v e n Lingkungan 2021
yang lebih besar dari kita dan keluarga kita, dan setiap keluarga harus
terus merasakan dorongan ini. Marilah kita berjalan sebagai keluarga,
marilah kita terus berjalan bersama. (…) Semoga kita tidak patah semangat
karena keterbatasan kita, atau berhenti mencari kepenuhan kasih dan
kesatuan dengan Allah yang menuntun kita” (AL. 325).

Marilah menjadikan keluarga kita seperti keluarga kudus Nazaret.


Melahirkan Yesus dalam kehidupan yang sederhana, penuh iman dan
tindakan kasih. Bahagia itu sederhana.
Bapa Yusuf dan Bunda Maria, terimalah keluarga kami.
Keluarga Kudus Nazaret, doakanlah keluarga kami. Amin

Membangun Niat
P Setelah membaca dan merenungkan Sabda Tuhan, kini saatnya kita
menanggapi-Nya dengan membuat niat untuk diri pribadi maupun
untuk keluarga kita masing-masing.

Saat Hening …
 Bagaimana aku dan keluargaku mengelola krisis atau pandemi atau
persoalan hidup selama ini? ..... Bagaimana tetap merasakan kehadiran
Tuhan dan setia di tengah krisis atau pandemi yang sedang dihadapi?
.... Akrabi diri. Apa yang aku bisa lakukan untuk tetap bahagia dan
sukacita?

Doa Umat
Pemimpin dapat menyiapkan doa pujian, syukur dan permohonan sendiri.
Baik juga bila diberi kesempatan untuk doa spontan dari umat yang hadir
dalam sarasehan.
Pemimpin mengawali dan mengakhiri doa umat.

Doa Ardas Tahun V–2022: “Tahun Komunitas Basis Gerejawi” (hal. 54)

52 | A d v e n Lingkungan 2021
Bapa Kami
P Atas petunjuk Penyelamat kita dan menurut ajaran ilahi, maka
beranilah kita berdoa.
P+U Bapa kami yang ada di surga ...

Doa Penutup
P Marilah berdoa:
Allah Sang Sumber Sukacita Sejati. Terima kasih untuk penyertaan-
Mu sehingga kami boleh sampai pada akhir masa Adven dan siap
merayakan Kelahiran Putra-Mu, Sang Imanuel. Semoga sukacita
yang kami alami juga menjadi sukacita mereka yang masih hidup
dalam kegelapan: pandemi, sakit penyakit, beban hidup keluarga,
penolakan, kesendirian, ketidaksetiaan perkawinan, dan lain
sebagainya. Dan tidak lama lagi kami boleh bersukacita merayakan
Natal, bersama keluarga dan komunitas basis gerejawi yang kami
rindukan.
Dengan pengantaraan Tuhan kami, Yesus Kristus, Putra-Mu, yang
Hidup dan Berkuasa bersama Dikau dalam persekutuan Roh Kudus,
Allah, sepanjang segala masa.
U Amin.

Mohon Berkat Tuhan


P Saudara-saudari terkasih, sebelum mengakhiri sarasehan Adven IV
ini, marilah kita menundukkan kepala, memohon berkat Tuhan.
P Semoga Tuhan memberkati kita, melindungi kita terhadap dosa dan
menghantar kita ke hidup yang kekal: Dalam nama Bapa dan Putra
dan Roh Kudus.
U Amin.

Lagu Penutup: “Bahagialah Tiap Rumah Tangga” (PS. 613)

53 | A d v e n Lingkungan 2021
DOA ARDAS TAHUN V (2022): TAHUN KBG

Ya Allah yang Maharahim,


dalam diri Yesus Kristus Putera-Mu,
Engkau telah menebus dosa-dosa kami.
Dalam Roh Kudus-Mu,
Engkau memperkenankan kami memanggil-Mu Abba ya Bapa.
Kami adalah anak-anak-Mu yang Kau kasihi;
Terpujilah Engkau Allah dan Bapa kami.
Sebagai anak-anak-Mu,
kami ingin menghidupi ajaran cinta kasih Yesus, Saudara kami.
Kami bertekat hidup rukun, bersatu padu,
seiring sejalan, senasib sepenanggungan,
saling menghormati dan menghargai,
meretas setiap sikap diskriminatif dan sektarian,
sehingga menjadi bagian tak terpisahkan satu sama
lain. Semoga Roh Kudus-Mu selalu menyemangati
kami: untuk menjadi terang dan garam masyarakat,
untuk bertabiat baik dan benar, adil dan jujur;
untuk menjadi rekan perziarahan hidup yang
menyenangkan dan menentramkan bagi semua
orang di sekitar kami.
Semoga kami bersama hidup sejahtera penuh sukacita;
tidak ada lagi orang yang merasa asing
atau merasa terasingkan dalam komunitas kami;
tidak ada yang berkekurangan atau menderita
yang luput dari belarasa kami. Bunda Maria:
Puteri Allah Bapa, Bunda Allah Putera, dan
Mempelai Allah Roh Kudus; bantulah kami
hidup di hadirat Allah
sebagai anak-anak tertebus yang bersyukur tiada henti.
Amin.

Bapa Kami …. Salam Maria …. Kemuliaan …. Terpujilah ....

54 | A d v e n Lingkungan 2021
Doa Penyerahan Keluarga kepada Tuhan Yesus (MB. 19A)

Tuhan Yesus,
Engkau menguduskan hidup keluarga
dengan hidup dalam keluarga
bersama Bunda Maria dan Santo Yosef di Nasaret.

Kami sekeluarga berkumpul di hadapan-Mu


untuk membaharui penyerahan seluruh keluarga kami kepada-Mu,
raja dan pusat segala hati.
Kami mohon: tinggallah di dalam rumah kami ini,
dan kuasailah kami.

Semoga rumah kami merupakan pusat kehidupan kristiani,


dimana kami mengasihi Allah Bapa dengan segenap hati
dalam persatuan dengan Dikau, Putera Allah dan gembala
kami.

Ya Yesus Kristus,
semoga kami hidup menurut pedoman Injil-Mu,
rukun, bijaksana, sederhana, dengan sayang menyayangi,
hormat menghormati, tolong menolong dengan senang
hati. Berilah supaya keramahan dan cinta kasih,
semangat pengorbanan, kerajinan dan penghasilan yang
cukup selalu berada dalam keluarga kami. Semoga keluarga
kami menjadi teladan serta terang bagi keluarga-keluarga
di sekitar kami.

Berkatilah kami,
agar janganlah di antara kami menjauh dari pada-Mu,
satu-satunya sumber kebahagiaan kami.

Dikau kami puji bersama Bapa dan Roh Kudus,


sekarang dan selama-lamanya. Amin

55 | A d v e n Lingkungan 2021
Doa Masa ADVEN (PS. 86)

Ya Allah, Bapa yang Mahakudus


kami bersyukur ke hadirat-Mu
karena lewat masa penantian ini
Engkau menjanjikan Juruselamat yakni Yesus Kristus Putra-Mu.
Kedatangan-Nya dinubuatkan oleh para nabi, dan dinantikan
oleh Perawan Maria dengan cinta mesra. Dialah Adam baru yang
memulihkan persahabatan kami dengan Dikau. Ia menolong
yang lemah, dan menyelamatkan yang berdosa. Ia membawa
damai sejati bagi kami dan membuat semakin banyak orang
mengenal Engkau, dan berani melaksanakan kehendak-Mu. Ia
datang sebagai manusia biasa,

untuk melaksanakan rencana-Mu


dan membukakan jalan keselamatan bagi kami.
Pada akhir zaman
Ia akan datang lagi dengan semarak dan mulia
untuk menyatakan kebahagiaan yang kami nantikan.
Kami mohon kelimpahan rahmat-Mu,
agar selama hidup di dunia ini
kami selalu siap siaga dan penuh harap
menantikan kedatangan-Nya yang mulia, agar
pada saat Ia datang nanti,
kami Kauperkenankan ikut berbahagia bersama Dia
dan seluruh umat kesayangan-Mu. Sebab Dialah
Tuhan, pengantara kami, kini dan sepanjang
masa.
Amin

56 | A d v e n Lingkungan 2021
DOA MOHON USKUP BARU

Allah, Bapa kami yang mahabaik, kami bersyukur


kepada-Mu karena Engkaulah Gembala kekal kami
yang tidak pernah meninggalkan kami kawanan-
Mu, tetapi selalu menjaga dan melindungi kami

melalui Yesus Kristus, Putera-Mu, Tuhan kami.

Putera-Mu telah memilih Para Rasul untuk


menguduskan dan memimpin Umat-Mu dan untuk
memberitakan sukacita Injil kepada semua mahluk.

Pandanglah Umat-Mu di Keuskupan Tanjungkarang,


yang kini menantikan gembala baru Gereja-Mu yang
akan melanjutkan tugas kegembalaan para rasul.
Berikanlah kepada kami, Umat-Mu, seorang
gembala
yang akan memimpin dan menemani perziarahan
rohani kami dan melaksanakan Visi dan Misi
Keuskupan. Buatlah kami terbuka dan menyambut
dengan gembira hati siapapun yang akan dipilih oleh
Roh Kudus
sebagai Uskup Keuskupan Sufragan
Tanjungkarang. Semoga Maria - Bunda Putera-Mu
dan Bunda kami, juga berkenan berdoa bersama
kami
agar kami segera Kau anugerahi Uskup yang baru.

Doa ini kami mohonkan kepada-Mu


dengan perantaraan Kristus Tuhan kami.
Amin.

Bapa Kami …. Salam Maria …. Kemuliaan …. Terpujilah ....


57 | A d v e n Lingkungan 2021
Catatan:

........................................................................................................................

........................................................................................................................

........................................................................................................................

........................................................................................................................

........................................................................................................................

........................................................................................................................

........................................................................................................................

........................................................................................................................

........................................................................................................................

........................................................................................................................

........................................................................................................................

........................................................................................................................

........................................................................................................................

........................................................................................................................

........................................................................................................................

........................................................................................................................

........................................................................................................................

........................................................................................................................

........................................................................................................................

........................................................................................................................

58 | A d v e n Lingkungan 2021
........................................................................................................................

........................................................................................................................

........................................................................................................................

........................................................................................................................

........................................................................................................................

........................................................................................................................

........................................................................................................................

........................................................................................................................

........................................................................................................................

........................................................................................................................

........................................................................................................................

........................................................................................................................

........................................................................................................................

........................................................................................................................

........................................................................................................................

........................................................................................................................

........................................................................................................................

........................................................................................................................

........................................................................................................................

........................................................................................................................

........................................................................................................................

59 | A d v e n Lingkungan 2021
........................................................................................................................

........................................................................................................................

........................................................................................................................

........................................................................................................................

........................................................................................................................

........................................................................................................................

........................................................................................................................

........................................................................................................................

........................................................................................................................

........................................................................................................................

........................................................................................................................

........................................................................................................................

........................................................................................................................

........................................................................................................................

........................................................................................................................

........................................................................................................................

........................................................................................................................

........................................................................................................................

........................................................................................................................

........................................................................................................................

........................................................................................................................

60 | A d v e n Lingkungan 2021

Anda mungkin juga menyukai