Anda di halaman 1dari 14

41

DAFTAR ISI

Tema April 2021


HIDUP KARENA PASKAH

Minggu, 4 April 2021 ........................................................................................................................................ 43


HIDUP SECARA BARU

Minggu, 11 April 2021 ..................................................................................................................................... 46


KASIH PERSAUDARAAN

Minggu, 18 April 2021 ..................................................................................................................................... 49


KITA ADALAH SAKSI

Minggu, 25 April 2021 ..................................................................................................................................... 52


LOVE IN ACTION

Sinode Gereja-gereja Kristen Jawa


Jl. Dr. Sumardi No. 8 & 10 Salatiga 50711
Rek: BritAmaBisnis 0081-000589-56-1 a/n Sinode GKJ
Telp: 0298.326684 email: sinode@gkj.or.id WA Center: +62 856 4066 6663
website: www.sinodegkj.or.id

Pemesanan dan berlangganan hubungi WA Center Sinode GKJ,


Toko Buku Kristen terdekat atau melalui toko online dengan akun GKJ Shop

42
Pengantar
Minggu Tuhan Yesus Kristus datang ke dunia untuk memberikan

4
hidup kepada setiap orang yang percaya kepadaNya.
Tuhan memberikan kesempatan kepada setiap orang
yang percaya kepadaNya untuk menjalani hidup baru
yang penuh dengan harapan.
April 2021
Pada perjumpaan ibadah saat ini, secara khusus kita
akan belajar perihal hidup baru di dalam Tuhan Yesus
Kristus dan penerapannya dalam kehidupan sehari-
Hidup Secara Baru
hari berdasarkan Surat I Korintus 5:6b-8
I Korintus 5:6b-8

Tujuan: PENJELASAN TEKS


Remaja berkomitmen untuk
Perikop yang kita baca hari ini merupakan bagian dari
menjalani hidup dalam
kemurnian dan kebenaran Surat Rasul Paulus kepada jemaat di Korintus. Kalau
kita perhatikan surat ini secara keseluruhan, terasa
jalinan yang erat di antara mereka. Terlihat pula harapan
besar Rasul Paulus terhadap jemaat di Korintus agar
bisa bertumbuh dan berkembang di dalam iman kepada Tuhan Yesus Kristus. Oleh karenanya,
walaupun Ia pada saat itu tidak tinggal disana, perhatiaannya tetap tertuju kepada mereka.

Setiap permasalahan yang muncul dalam kehidupan jemaat, diperhatikan Rasul Paulus
dengan seksama, kemudian dijadikannya sebagai bahan dalam memberi pesan Pastoral. Perikop
yang baru saja kita dengarkan tadi merupakan pesan rasul Paulus berdasarkan berita yang
ia terima dari keluarga Kloe. Berita itu bukanlah berita yang enak dan sedap didengar tetapi justru
membuatnya prihatin. Paulus mendengar kemerosotan moral terjadi pada kehidupan jemaat.

Paulus menerima berita dimana ada seorang jemaat yang hidup serumah dengan istri ayahnya.
“Istri ayahnya” disini dimaksudkan sebagai Ibu tiri dari orang tersebut. Walaupun hal yang
sangat buruk ini terjadi, banyak orang yang mendiamkan, seolah-olah tidak ada masalah.
Mungkin saja sebagian jemaat ada yang beranggapan sebagai hal yang biasa, karena melihat
kehidupan orang-orang diluar orang percaya pada saat itu banyak yang berbuat demikian.
Dengan demikian, diantara anggota jemaat masih ada yang terjebak dengan cara hidup yang lama.

Oleh sebab itu Rasul memberi nasehat kepada jemaat di Korintus:


1. Menerapkan disiplin kehidupan jemaat.
“Tidak tahukah kamu, bahwa sedikit ragi mengkamiri seluruh adonan?.” (ay.6b)
“Ragi” di dalam Alkitab mewakili “kejahatan” (bnd Kel 12:15; Mat 16:11,12). Seorang anggota
jemaat saja yang dengan sengaja hidup didalam kejahatan sudah cukup untuk mengotorkan
seluruh persekutuan Kristen. Yang perlu dilakukan terhadap orang tersebut adalah
mengingatkannya dengan kasih supaya kembali dan hidup dalam pertobatan. Namun
apabila tidak mengindahkan, orang tersebut diserahkan kembali kepada dunia dengan
segala kecemarannya.

43
2. Membuang cara hidup yang lama.
“Buanglah ragi yang lama itu, supaya kamu menjadi adonan yang baru, sebab kamu memang
tidak beragi. Sebab anak domba Paskah kita juga telah disembelih, yaitu Kristus.” (ayat 7)
Ragi yang lama merupakan gambaran cara hidup yang lama, yaitu segala macam kejahatan,
kecemaran dan dosa. Karena jemaat telah dikuduskan oleh Tuhan Yesus Kristus sebagai
Anak Domba Paskah yang telah disembelih guna menebus umat-Nya dari kuasa dosa,
maka segala cara hidup yang lama mesti dibuang dan digantikan dengan cara hidup yang
baru seturut dengan kehendak Anak Domba Paskah yang telah dikorbankan tersebut.
3. Berkomitmen menjalani hidup yang baru.
“Karena itu marilah kita berpesta, bukan dengan ragi yang lama, bukan pula dengan ragi
keburukan dan kejahatan, tetapi dengan roti tidak beragi, yaitu kemurnian dan
kebenaran”(ayat 8). Oleh karena kesadaran akan kasih Allah yang begitu besar melalui
karya kasih yang lakukan oleh Tuhan Yesus Kristus, setiap orang percaya dipanggil untuk
berkomitmen menjalani hidup baru dengan sukacita dalam kemurnian dan kebenaran
seturut dengan Firman Tuhan.

APLIKASI
Kehidupan masa sekarang nampaknya sangat menghargai kebebasan personal, ditambah
arus teknologi informatika yang berkembang pesat. Di satu sisi memang memberi ruang luas
kepada setiap orang terkhusus para remaja untuk mengembangkan diri sesuai dengan bakat
dan minat, dan juga kemudahan dalam menjalani aktifitas serta mengakses informasi yang
dibutuhkan. Tetapi disisi lain, bila tidak disikapi dengan bijaksana, bisa menjadi penyebab
masalah-masalah personal dan sosial, diantaranya: segala macam perilaku menyimpang dan
perbuatan yang tidak mengindahkan Firman Tuhan. Dengan demikian, tantangan dan
godaan yang dihadapi para remaja sangatlah banyak. Oleh sebab itu, para remaja perlu
diarahkan untuk memanfaatkan penghargaan atas kebebasan personal dan perkembangan
teknologi informatika tersebut untuk pengembangan segala potensi diri. Dan mengingatkan
mereka supaya terus membentengi diri dengan kasih dan keyakinan yang teguh kepada
Tuhan. Sebagaimana yang dinasihatkan oleh Rasul Paulus kepada jemaat di Korintus.
Membuang cara hidup yang lama, yaitu segala kecemaran, kejahatan dan dosa. Dan
menggantikanya dengan cara hidup yang baru yang didasarkan pada kasih kepada Tuhan,
kemurnian dan kebenaran.

LANGKAH PENYAMPAIAN
1. Peserta Ibadah dibagi menjadi 2 sampai dengan 4 Kelompok.
2. Mengajak untuk membaca teks Alkitab, Penjelasan Teks dan menanggapi Firman Tuhan
3. Diskusi kelompok (waktu 10 menit)
a. Bagaimana pemahaman remaja tentang hidup lama dan hidup baru
b. Berbagi pengalaman tentang hidup lama yang pernah dijalani

44
c. Pesan apa yang diperoleh setelah mendengar pewartaan firman hari ini
d. Membangun komitmen untuk menjalani hidup baru dalam terang firman Tuhan
4. Setiap kelompok mempresentasikan hasil diskusi secara singkat
5. Tutup dengan doa

AKTIVITAS
Diskusi kelompok dan mempresentasikan hasil Diskusi

45
Pengantar
Minggu, Damai sejahtera merupakan keadaan yang diharapkan

11
setiap orang, baik dalam kehidupan pribadi maupun
bersama. Dalam hubungan antara Allah dengan manusia,
damai sejahtera telah diberikan oleh Allah melalui karya
penebusan yang dilakukan oleh Tuhan Yesus. Damai
April 2021 sejahtera diberikan-Nya dengan cuma-cuma sebagai
kasih karunia. Namun dalam kaitannya dengan kehidupan
bersama kita dengan sesama, setiap kita perlu terus-
Kasih Persaudaraan
Mazmur 133 menerus mengupayakannya.

Tujuan: Bagaimana mengupayakan damai sejahtera dalam


kehidupan sosial kita? Salah satunya adalah dengan
Menumbuhkan kasih kesediaan menumbuhkan dan memupuk kasih
persaudaraan dan kepedulian
dalam diri remaja persaudaraan serta kepedulian kepada sesama ditengah
berbagai perbedaan yang mungkin ada. Dalam pertemuan
ibadah saat ini, kita akan belajar menumbuhkan dan
memupuk kasih persaudaraan serta kepeduliaan kepada
sesama di tengah perbedaan supaya tercipta damai sejahtera dalam kehidupan bersama
berdasarkan kitab Mazmur 133.

PENJELASAN TEKS

Mazmur 133 merupakan ungkapan isi hati pemazmur dalam bentuk syair saat melihat
kebersamaan umat TUHAN yang rukun dalam peziarahan. Hatinya bergelora karena besarnya
sukacita dan takjub akan indahnya persatuan dalam kerukunan umat TUHAN tersebut.
Pemazmur menggambarkan indahnya kebersamaan dalam kerukunan dengan dua cara yaitu:

Pertama, Seperti minyak yang baik diatas kepala meleleh kejanggut, yang meleleh ke janggut
Harun dan ke leher jubahnya (ayat 2). Indahnya kebersamaan dalam kerukunan digambarkan
seperti minyak khusus yang digunakan untuk mengurapi para Imam dalam pentahbisannya.
Minyak urapan mempunyai makna: sukacita, keharuman dan kekudusan. Melimpahnya minyak
urapan yang dituangkan ke atas kepala Imam Harun sampai membasahi janggut dan jubahnya,
hendak menjelaskan limpahan berkat Tuhan yang memberi sukacita, mengharumkan dan
mengkuduskan kehidupan bersama tersebut dan setiap orang yang hidup didalamnya.

Kedua, Seperti embun gunung Hermon yang turun ke atas gunung-gunung Sion. Sebab ke
sanalah TUHAN memerintahkan berkat, kehidupan untuk selama-lamanya (ayat 3). Embun
mempunyai makna kesegaran dan kedamaian Ilahi. Gambaran embun dari gunung Hermon
yang terletak di Israel Utara turun atau mengalir ke gunung-gunung Sion yang terletak di
Israel Selatan, hendak menunjukan keindahan menyatunya umat TUHAN dalam kerukunan.

46
Keadaan tersebut memberi kesegaran dan kedamaian yang bersifat Ilahi. Terhadap keadaan
tersebut, TUHAN berkenan. Dan oleh karenanya Ia memberikan berkat kehidupan untuk
selama-lamanya kepada setiap orang yang hidup di dalamnya.
Harapan pemazmur, sebagaimana terkandung dalam kitab Mazmur 133 adalah: agar umat
TUHAN dalam kehidupan bersama senantiasa menumbuhkan, memupuk dan memelihara
kerukunan dengan sesamanya. Sebab keaadan yang demikian dikenan oleh TUHAN dan
menjadi sarana mengalirnya limpahan berkat TUHAN kepada mereka yaitu damai sejahtera
dan kehidupan sampai selama-lamanya

APLIKASI
Dalam kehidupan bersama, perbedaan merupakan sebuah keniscayaaan. Berbagai perbedaan
yang ada adalah kehendak TUHAN dalam karya agung-Nya yang tak terselami oleh pikiran
kita. TUHAN pasti mempunyai kehendak yang baik dalam setiap keputusan-Nya; termasuk
dengan menciptakan perbedaan. Oleh karena itu perbedaan gender, suku, bangsa, bahasa,
agama, ideologi, hobi, kesenangan dan lain sebagainya jika dapat disikapi dengan baik dan
benar akan melahirkan keindahan bagi umat manusia; seperti perpaduan indahnya warna-
warni pelangi atau bunga-bunga di padang. Namun, bila tidak disikapi dengan bijaksana,
perbedaan bisa mengakibatkan rusaknya damai sejahtera dalam kehidupan bersama.

Dalam bagian penerapan ini, Pelayan Firman ibadah remaja mengajak para remaja
memperhatikan satu masalah dalam kehidupan bersama yang ter-ekspos dalam berita (melalui
Surat Kabar atau Youtube). Misalnya aksi perundungan kepada sesama yang dipandang
lemah atau aksi intoleransi dalam kehidupan berkeyakinan oleh orang atau kelompok tertentu,
dan lain sebagainya. Setelah menentukan satu kasus permasalahan kehidupan bersama tersebut,
para remaja dipandu untuk memikirkan apa yang mesti dilakukan supaya tercipta damai
sejatera dalam kehidupan bersama dengan mendasarkan diri pada pesan Firman Tuhan dalam
Kitab Mazmur 133. Para remaja diberi kesempatan untukmenanggapi. Kemudian Pelayan Firman
Ibadah Remaja menyampaikan kesimpulan dan menyampaikan ulang inti pesan teks Alkitab,
bahwa melalui perwartaan Sabda hari ini, Tuhan menghendaki kita supaya menumbuhkan
dan memupuk kasih persaudaraan serta kepeduliaan kepada sesama ditengah perbedaan. Amin.

Langkah Penyampaian
1. Peserta Ibadah dibagi menjadi beberapa kelompok kecil.
2. Remaja diajak untuk membaca teks Alkitab, Penjelasan Teks dan menanggapi Firman
Tuhan
3. Diskusi kelompok (waktu 10 menit)
a. Berbagi pengalaman tentang indahnya hidup bersama dengan mereka yang berbeda
baik di lingkungan sekolah maupun di rumah

47
b. Berbagi pengalaman tentang “ketidak nyamanan” yang dirasakan ketika perbedaan
dipersoalkan
c. Pesan firman apa yang diperoleh setelah mendengar pewartaan firman hari ini
d. Membangun komitmen untuk menghargai dan menerima perbedaan sebagai anugerah
4. Setiap kelompok mempresentasikan hasil diskusi secara singkat
5. Tutup dengan doa

AKTIVITAS
Diskusi kelompok dan presentasi

48
Pengantar
Minggu, Setiap orang percaya dipanggil untuk menjadi saksi

18
Kristus. Hal ini sesuai dengan perkataan Tuhan Yesus
kepada para murid-Nya: “Kamu adalah saksi dari
semuanya ini” (ay. 48). Sebuah pernyataan yang
menimbulkan pertanyaan tentang apakah maksud dari
Aprill 2021 menjadi saksi Kristus dan bagaimanakah penerapannya
dalam kehidupan sehari-hari?
Kita Adalah Saksi Pada perayaan Ibadah Remaja saat ini, kita akan bersama-
Lukas 24;36b-48 sama menggumulkan makna menjadi Saksi Kristus dan
Tujuan: penerapannya dalam kehidupan sehari-hari didasarkan
Meneguhkan Iman remaja dan pada Injil Lukas 24:36b-48
menumbuhkan kerinduan
untuk menjadi saksi Kristus
dalam kehidupan sehari-hari
PENJELASAN TEKS
Lukas menceritakan bahwa kebangkitan Tuhan Yesus
merupakan peristiwa yang nyata. Dalam menyampaikan
tujuan tulisannya, Lukas tidak serta-merta langsung menyampaikan demikian. Mula-mula ia
menyampaikan tanggapan para murid, setelah menerima berita kebangkitan Tuhan Yesus dari
Maria Magdalena, Yohana dan Maria Ibu Yakobus. Mereka tidak percaya terhadap berita
tersebut dan menganggapnya sebagai omong-kosong. Walaupun demikian, Rasul Petrus.
segera bangkit dan pergi ke kubur Yesus untuk membuktikan kebenaran berita tersebut. Dan
setelah sampai, memang didapatinya kubur telah kosong.

Saat berita tentang kubur kosong dan kebangkitan Tuhan Yesus yang disampaikan beberapa
murid menjadi pembicaraan hangat diantara mereka, ditengah kabut keragu-raguan,
selanjutnya Lukas menyampaikan kisah lain mengenai penampakan diri Tuhan Yesus. Tuhan
Yesus menampakan diri kepada Kleopas dan seorang murid yang lain yang tidak disebutkan
namanya saat mereka dalam perjalanan dari Yerusalem menuju Emaus. Saat dalam perjalanan,
mereka tidak menyadari kalau yang berbicara dengan mereka membahas segala peristiwa
yang terjadi adalah Tuhan Yesus. Sampai mereka mengundang orang tersebut bermalam di
rumah tinggalnya. Dan pada saat orang tersebut memecah-mecah roti, terbukalah mata mereka
dan mengenal bahwa orang yang berbicara dengan mereka sepanjang perjalanan tadi dan yang
sekarang ada didepan mereka adalah Tuhan Yesus. Setelah mereka mengenali-Nya, kemudian
Tuhan Yesus hilang lenyap dari hadapan mereka. Oleh karenanya mereka berdua dengan segera
memutuskan kembali ke Yerusalem untuk memberitahukan warta tersebut kepada para
murid yang lain.

Pada saat Kleopas dan murid yang lain tersebut sampai kembali ke Yerusalem, didapati mereka
bahwa para murid yang lain telah berkumpul dalam suatu persekutuan. Dan dalam persekutuan
tersebut mereka mendengar warta bahwa Tuhan Yesus telah menampakan diri kepada Rasul

49
Petrus. Selanjutnya mereka pun menceritakan bahwa Tuhan Yesus juga telah menampakan
diri dan bercakap-cakap dengan mereka di sepanjang perjalanan mereka menuju desa Emaus
sampai pemecahan roti oleh Tuhan Yesus di rumah tinggal mereka.

Memperhatikan tanggapan para murid terhadap berita kebangkitan Tuhan Yesus yang
disampaikan oleh para perempuan, dan mereka menganggapnya sebagai berita omong
kosong. Juga kesaksian Kleopas dan seorang murid yang lain bahwa Tuhan Yesus telah
bangkit dan menampakan diri kepada mereka, kemungkinan masih ada keraguaan didalam
hati para murid yang lain, mengingat Tuhan Yesus belum menampakan diri kepada mereka.

Dalam situasi demikian, Tuhan Yesus menampakan diri kepada mereka. Mereka semua
terkejut. Dan sangka mereka bahwa yang ada di depan mereka adalah hantu. Ini pun juga
menunjukan keragu-raguan dan ketidakpercayaan mereka terhadap berita yang
disampaikan oleh para saksi sebelumnya. Tuhan Yesus memahami kedegilan hati dan
ketidakpercayaan mereka, oleh sebab itu dengan sabar Tuhan Yesus kemudian meyakinkan
mereka bahwa yang berada dihadapan mereka bukanlah hantu, melainkan diri-Nya. Sebagai
pembuktian, Tuhan Yesus menunjukan bekas luka di tangan dan kaki serta menanyakan
adakah makanan untuk dimakan. Dan setelah mereka memberikan makanan kepada-Nya,
Tuhan Yesus mengajak mereka makan. Dengan demikian, keraguan mereka terobati dan
keyakinan mereka bahwa Tuhan Yesus telah bangkit semakin teguh dan kuat. Dan berkaitan
dengan segala peristiwa yang dialamiNya, Tuhan Yesus menjelaskan bahwa segala sesuatu
yang terjadi pada diri-Nya merupakan penggenapan atas Firman Tuhan dalam Kitab Taurat,
Kitab Para Nabi dan Mazmur.

Dalam perjumpaan itu, Tuhan Yesus memberi perintah kepada para murid supaya mereka
memberitakan pertobatan dan pengampunan dosa kepada dunia supaya seluruh umat
manusia beroleh damai sejahtera. Dan untuk itu mereka adalah Saksi. Yaitu Saksi atas segala
karya kasih yang dikerjakan oleh Allah melalui Tuhan Yesus Kristus.

APLIKASI
Menjadi Saksi Kristus berarti menjadi Saksi akan Kasih Allah kepada dunia melalui karya
kasih yang dilakukan oleh Tuhan Yesus Kristus, “supaya setiap orang yang percaya kepada-
Nya tidak binasa melainkan beroleh hidup yang kekal” (Yohanes 3:16). Oleh sebab itu setiap
orang yang percaya, termasuk para remaja, dipanggil untuk memberitakan tentang
pertobatan dan pengampunan dosa dalam Tuhan Yesus Kristus.

Bagaimana kita menerapkan perintah Tuhan Yesus ini dalam kehidupan kita?. Pertama,
diawali dari diri sendiri, bahwa kita telah menyatakan percaya dan menyerahkan segenap
hidup kepada Tuhan Yesus. Hal ini penting dan merupakan dasar dalam kita mewujudkan
perintah Tuhan. Kedua, menjadi Saksi Kristus dengan cara yang sederhana, sesuai dengan
talenta yang dianugerahkan Tuhan kepada kita masing-masing, yaitu melalui ucapan dan

50
perbuatan yang seturut dengan Firman Tuhan. Bukankah Tuhan menghendaki kita hidup
didalam kasih dan kekudusan? Lakukanlah itu! Selanjutnya kita harus menyerahkan segala
sesuatunya kepada Tuhan serta membiarkan Roh Kudus berkarya menjamah hidup saudara-
saudara kita, sehingga mereka bisa menentukan sikap untuk percaya kepada Tuhan Yesus.

Langkah Penyampaian
1. Mengajak peserta ibadah untuk berbagi pengalaman iman mereka mengikut Kristus
selama ini
2. Mendaftar hal-hal yang sering membuat mereka kesulitan untuk membagikan pengalaman
iman tersebut kepada orang lain.
3. Berbagi pengalaman hal-hal sederhana yang bisa dilakukan sebagai wujud kesaksian
iman selaku pengikut Kristus
4. Mengajak untuk membaca teks Alkitab, Penjelasan Teks dan menanggapi Firman Tuhan
5. Saling mendukung agar dimampukan membagikan pengalaman iman tersebut dalam
kehidupan sehari-hari

AKTIVITAS
1. Fasilitator menyiapkan kertas & pulpen untuk kegiatan ini
2. Membuat daftar kesulitan yang dirasakan
3. Bersama-sama membangun komitmen untuk berani menyaksikan iman dalam hidup sehari

51
Pengantar
Minggu, Inti ajaran Tuhan Yesus adalah supaya setiap orang

25
yang percaya kepada-Nya hidup didalam kasih. Dalam
perjumpaan dengan para murid, Tuhan Yesus mengajar
mereka demikian: “Inilah perintah-Ku, yaitu supaya kamu
saling mengasihi, seperti Aku telah mengasihi kamu. Tidak
April 2021 ada kasih yang lebih besar dari pada kasih seorang
yang memberikan nyawanya untuk sahabat-sahabatnya”
(Yoh. 15:12-15). Dengan demikian kasih merupakan
Love in Action hal yang mendasar dalam kekristenan. Artinya seseorang
I Yohanes 3:16-24 bisa disebut Kristen tidak hanya didasarkan pengakuan
Tujuan: imannya secara pribadi bahwa telah percaya kepada
Tuhan Yesus, tetapi juga terlihat dari laku hidupnya
Remaja mewujudkan kasih (hati, pikiran dan perbuatan) yang penuh kasih.
dalam perbuatan dan
kebenaran Pada pelayanan Firman Ibadah Remaja saat ini, melalui
tema: Love in Action, kita akan belajar mengenai
bagaimana mewujudkan kasih berdasarkan nasihat
Rasul Yohanes dalam Kitab 1 Yohanes 3:16-24

PENJELASAN TEKS
Jemaat yang tersebar pada masa awal keristenan rupanya sedang menghadapi masalah serius
berkaitan dengan ajaran. Masalah tersebut disebabkan oleh masuknya ajaran Gnostik dalam
tubuh gereja. Gnostik, berasal dari kata “gnosis” yang artinya pengetahuan, yang secara khusus
dipakai untuk menyebut aliran kepercayaan sinkretis yang mulai tumbuh dan berkembang
pada masa awal kekristenan. Gnostik menyangkal inkarnasi atau penyataan diri Tuhan Yesus
Kristus dalam rupa manusia. Pandangan mereka, benda atau daging adalah jahat. Sedangkan
Allah adalah suci adanya, oleh sebab itu tidak mungkin Allah menjadi manusia. Berkaitan
dengan diri dan pribadi Tuhan Yesus Kristus yang diwartakan dalam Injil, dalam keadaannya
hanya maya semata atau seolah-olah hidup di dalam daging, termasuk juga peristiwa penyaliban.
Yang disalib adalah tubuh maya Tuhan, sehingga Ia hanya pura-pura saja mati di atas kayu
salib. Tuhan Yesus menebus manusia bukan dengan jalan kematian dan kebangkitan melainkan
melalui pengajaran yang diberikan-Nya, mengenai hal-hal yang diperlukan supaya selamat.
Keselamatan itu diperoleh dengan jalan mengingkari tubuh (askese) dan memiliki pengetahuan
rahasia tentang jalan kedunia terang sebagaimana yang diajarkan mereka. (Bdk. Th Van Den
End, Harta dalam Bejana, hal.43).

Pandangan mereka ditentang oleh Rasul Yohanes, dan baginya ini merupakan masalah serius
yang perlu segera diluruskan. Kristus sungguh-sungguh telah menjadi manusia, menderita
sengsara, mati dan dikuburkan serta bangkit dari antara orang mati, demi keselamatan dunia. Jadi
yang disalibkan bukanlah tubuh maya Tuhan Yesus, melainkan benar-benar dalam keadaan-
Nya sebagai manusia. Kehidupan moral-etis juga menjadi penekanan Rasul Yohanes. Segenap

52
jemaat yang telah menerima pendamaian atau keselamatan, perlu memperhatikan segala
teladan dan pengajaran yang disampaikan oleh Tuhan Yesus, dan menerapkannya dalam
kehidupan sebagai perwujudan rasa syukur, bakti dan hormat kepadaNya. Surat I Yohanes
3:16-24, mengandung sanggahan terhadap pandangan Gnostik diatas sekaligus berisi nasihat
kehidupan moral-etis yang perlu diperhatikan oleh segenap jemaat. Dalam bagian suratnya
tersebut, Rasul Yohanes menyampaikan bahwa oleh karena kasih, Tuhan Yesus telah
menyerahkan nyawa-Nya untuk segenap jemaat supaya beroleh keselamatan, oleh sebab itu
segenap jemaat pun berkewajiban menyerahkan nyawanya untuk keselamatan saudara-
saudaranya. Sebab tidak ada kasih yang lebih besar daripada orang yang mau meyerahkan
nyawanya demi keselamatan saudara-saudaranya (ay. 16). Penerapannya dengan melakukan hal-
hal yang praktis; barangsiapa mempunyai harta duniawi dan melihat saudaranya kekurangan,
janganlah menutup hati, bersegeralah menolongnya. Kasih hendaknya tidak hanya diperkataan
atau mulut saja, tetapi diwujudkan dengan perbuatan dan dalam kebenaran (ay. 17-18).
Kebenaran adalah segenap jemaat telah mendapat jaminan keselamatan dan hidup oleh karena
karya penyelamatan yang dikerjakan oleh Tuhan Yesus Kristus, Anak tunggal Allah. Dan segenap
jemaat dipanggil untuk percaya kepadaNya dan hidup saling mengasihi. Barangsiapa
menuruti perintahNya, ia telah diam di dalam Allah dan Allah di dalam Dia (ay.19-24).

APLIKASI
Rasul Yohanes menyampaikan pentingnya memperhatikan ajaran dan teladan Tuhan Yesus
Kristus. Sebagai guru dan Tuhan kita, Tuhan Yesus telah mengajarkan apa yang dikehendaki
Allah kepada setiap orang percaya, yaitu hidup di dalam kasih. Ia juga memberi teladan
bagaimana mewujudkannya, dengan menyerahkan nyawa-Nya kepada dunia supaya setiap
orang yang percaya beroleh hidup. Oleh sebab itu setiap orang yang percaya kepada-Nya
harus meneladani Dia, dengan juga mau berkorban untuk orang lain. Menyerahkan nyawa
demi kasih, berarti sebuah kesediaan untuk berusaha menjadi sarana mengalirnya damai
sejahtera dalam kehidupan dengan sesama kita. Rasul Yohanes menunjukan cara praktis
penerapannya. Kasih hendaknya jangan hanya diperkataan atau di mulut saja, tetapi mesti
diwujudkan dalam perbuatan. Barang siapa mempunyai harta dunia, padahal melihat saudaranya
menderita kekurangan, janganlah menutup mata, bersegeralah memberi pertolongan, didasari
kasih yang tulus dan kebenaran di dalam Tuhan Yesus Kristus.

Poin perwujudan kasih yang dinasihatkan Rasul Yohanes adalah memberi perhatian dan
pertolongan kepada sesama sesuai dengan kebutuhan. Dalam konteks kehidupan remaja,
banyak aspek yang bisa diperhatikan. Misalnya, pertama dalam pergaulan: kasih, penerimaan dan
dukungan terhadap hal-hal yang membangun merupakan hal yang dibutuhkan setiap remaja.
Maka kesediaan menjadi sahabat yang baik bagi sesama remaja yang lain merupakan hal
relevan untuk diwujudkan. Kedua, dalam hubungannya dengan keluarga: rasa hormat,
menghargai, penerimaan dan kasih kepada orang tua atau saudara-saudara pun merupakan
hal yang perlu mendapat perhatian khusus dan diwujudkan melalui ucapan dan perbuatan.
Kasih perlu diwujudkan dalam tindakan nyata, sebab demikianlah kehendak Tuhan kepada
setiap orang yang percaya.

53
Langkah Penyampaian
1. Peserta Ibadah dibagi menjadi beberapa kelompok kecil
2. Mengajak untuk membaca teks Alkitab, Penjelasan Teks dan menanggapi Firman Tuhan
3. Diskusi kelompok (waktu 10 menit).
a. Berbagi pengalaman tentang bagaimana relasi mereka dengan teman disekolah
maupun keluarga dirumah
b. Berbagi pengalaman tentang “ketidak nyamanan” yang dirasakan ketika ada persoalan
dalam relasi tersebut
c. Pesan firman apa yang diperoleh setelah mendengar pewartaan firman hari ini
4. Setiap kelompok mempresentasikan hasil diskusi secara singkat
5. Membangun komitmen untuk mau saling mengasihi baik dengan sesama remaja yang
lain maupun keluarga di rumah

AKTIVITAS
Diskusi Kelompok dan pesentasi hasi diskusi

54

Anda mungkin juga menyukai