Anda di halaman 1dari 22

PENGANTAR

Syukur kepada Allah kita kembali diperkenankan memasuki masa Prapaskah, untuk secara
khusus mempersiapkan diri merayakan puncak karya keselamatan Tuhan dalam perayaan Paskah. Sekitar
2 tahun terakhir ini kita hidup di tengah Pandemi Covid-19, yang dampaknya mungkin masih kita rasakan
hingga saat ini. Situasi pandemi selama ini, juga menyadarkan bagi kita umat beriman akan kerapuhan
diri kita sebagai manusia. Namun dengan semangat solidaritas dan terus membangun pengharapan
bersama, kita dapat melewati masa-masa sulit pandemi ini.
Kita mengawali Masa Prapaskah dengan Rabu Abu. Dengan menerima abu, kita diingatkan
kembali akan kerapuhan kita di hadapan Tuhan. Hidup di dunia ini hanyalah sementara. Pada saatnya
nanti kita semua akan kembali menjadi debu tanah, tempat asal kita diciptakan. “sebab, engkau debu dan
engkau akan kembali menjadi debu.” (Kej 3:19). Masa Prapaskah menjadi masa pertobatan bagi kita
yakni meninggalkan segala dosa dan kembali kepada Tuhan. Selama 40 hari kita bersama mengolah diri,
yakni menyesali segala dosa kita dan bertobat memperbaharui diri dengan berbelarasa dan
berpengharapan di dalam kasih Tuhan. Masa Prapaskah sekaligus sebagai retret agung bagi kita agar kita
menjadi semakin dekat dengan Tuhan dan mengasihi sesama.
Pada masa Prapaskah kali ini, Panitia APP KAS telah menyusun Buku Pertemuan APP
Lingkungan. Buku panduan ini diharapkan bisa membantu umat untuk mengolah hidup selama masa
Prapaskah. Pengolahan hidup selama masa Prapaskah dapat dilaksanakan dalam kelompok-kelompok
kecil dengan tetap menjaga kesehatan dan keselamatan kita bersama sesuai situasi dan kondisi di tempat
kita masing-masing.
Seiring dengan Gerak Pastoral KAS yang tertuang dalam ARDAS KAS dan mempertimbangkan
dampak Pandemi Covid19 yang mungkin masih kita alami, pada tahun 2022 ini, Panitia APP KAS
mengajak seluruh umat untuk mengolah tema APP: Tinggal Dalam Kristus, Berbelarasa dan
Berpengharapan. Semoga dengan bahan dan tema APP kali ini, kita semua terbantu dalam mengolah
hidup kita selama retret agung masa Prapaskah tahun ini. Semoga kita semakin tinggal dalam Kristus,
turut bangkit bersama-Nya dan hidup kita pun berbuahkan belarasa dan pengharapan.

Semarang, 14 Desember 2021


Pada Peringatan St. Yohanes dari Salib

Herman Yoseph Singgih Sutoro, Pr


Ketua Panitia APP KAS
GAGASAN DASAR

Pendahuluan
Kita membuka masa Prapaskah di tahun 2022 dengan perayaan Rabu Abu yang dirayakan pada tanggal 2
Maret 2022. Masa Prapaskah yang kita jalani setiap tahunnya merupakan masa yang penuh rahmat,
karena kita mendaki Gunung Suci Hari Raya Paskah. Selama masa Prapaskah, ditengah kesibukan kita
setiap harinya, kita diajak untuk mengarahkan hati dan budi kita pada puncak misteri karya keselamatan
Tuhan bagi kita yang kita rayakan di Hari Raya Paskah. Dalam masa Prapaskah inilah, umat beriman
dipanggil untuk mempersiapkan diri selama 40 hari agar pantas merayakan Hari Raya Paskah.
“Masa Prapaskah mempunyai tugas ganda, mempersiapkan para katekumen dan kaum beriman untuk
perayaan misteri Paskah. Para calon diantar oleh perayaan pendaftaran, oleh perayaan tobat dan
pengajaran untuk menghayati sakramen-sakramen inisiasi; kaum beriman harus lebih rajin mendengarkan
Sabda Allah dan berdoa dan mempersiapkan diri dengan tobat atas pembaharuan janji baptis.” (Litterae
Circulares De Festis Paschalibus Praeparandis et Celebrandis no. 6)
“Keutamaan tobat dan pelaksanaan praktisnya merupakan bagian-bagian yang perlu persiapan Paskah;
dari pertobatan hati keluar praksis lahiriah tobat, baik bagi orang kristiani perorangan, maupun bagi
seluruh jemaat; praksis tobat ini haruslah sesuai dengan semangat tobat yang dinyatakan Injil dengan
jelas, dan dapat dimanfaatkan demi para saudara yang menderita kekurangan.” (Litterae Circulares De
Festis Paschalibus Praeparandis et Celebrandis no. 14) Sementara itu dalam Konstitusi Liturgi Suci,
Sacrosantum Concilium (SC), artikel 110 mengingatkan agar upaya pertobatan tidak hanya bersifat batin
dan perorangan, namun juga bersifat lahir dan sosial kemasyarakatan. Pertobatan yang dilaksanakan
diharapkan akan membawa perubahan ke arah yang lebih baik bagi masing-masing pribadi dan juga bagi
masyarakat.
Gerakan Aksi Puasa Pembangunan (APP) merupakan salah satu wujud gerakan tobat selama masa
prapaskah, yang bermanfaat bagi saudara yang menderita dan berkekurangan. Melalui gerakan APP, umat
beriman digerakkan bersama untuk dengan kemerdekaan hati membangun pertobatan mulai dengan
menyadari dan berusaha meninggalkan kebiasaan-kebiasaan buruk, bermatiraga dengan puasa dan
pantang, berusaha tekun dan setia dalam doa, membaca dan merenungkan Kitab Suci, mengikuti Ekaristi,
menyesali dosa dan menyambut sakramen Tobat, memperdalam pemahaman iman melalui aneka
katekese, dan belajar peduli serta berbelarasa dengan sesama yang menderita dan berkekurangan.
Tinggal dalam Kristus
Dalam Arah Dasar KAS 2021-2025, Keuskupan Agung Semarang mengajak seluruh umat untuk tinggal
dalam Kristus dan berbuah. Dengan tinggal dalam Kristus, hidup kita diharapkan dapat berbuah kebaikan
bagi sesama. Masa Prapaskah menjadi saat yang baik bagi kita untuk mengolah diri agar hidup kita benar-
benar tinggal dalam Kristus. Selama masa Prapaskah ini kita mengupayakan pertobatan misalnya dengan
melatih diri berhenti melakukan berbagai kebiasaan buruk, melatih penguasaan diri diri dengan pantang
dan puasa, menyesali dosa dan menyambut sakramen Tobat dan memperbaharui iman. Kita pun diajak
untuk semakin tinggal dalam Kristus dengan membangun hidup doa dan mengikuti Sakramen Ekaristi
lebih teratur, membaca Kitab Suci, berziarah dan berdevosi serta mengolah hidup melalui pendalaman
iman, rekoleksi dan retret. Harapannya, hidup kita pun makin berbuah baik, dalam sikap dan perbuatan,
dalam karya dan pelayanan serta dengan rela berderma dan beramal kasih.
Berbelarasa dan Berpengharapan
Hampir selama dua tahun ini kita hidup di tengah pandemi Covid19. Meskipun situasi sudah mulai
berangsur-angsur membaik, namun dampak pandemi mungkin masih kita alami dan rasakan. Beberapa
diantara kita mungkin masih berkesusahan karena kehilangan anggota keluarga yang bisa jadi selama ini
menjadi tulang punggung keluarga, kehilangan pekerjaan, usaha yang masih terpuruk dan sebagainya.
Wujud nyata Gerakan APP kita adalah dengan bermatiraga, berpantang dan berpuasa. Lewat matiraga,
pantang dan puasa kita bersama membangun semangat berbelarasa dengan sesama yang berkesusahan
terlebih bagi mereka yang terdampak pandemi Covid19. Dengan berpantang dan berpuasa, kita
meninggalkan kesenangan dan kenyamanan untuk membantu sesama kita yang berkesusahan. Dana APP
sebagai buah pantang dan puasa yang kita lakukan, kita kumpulkan bersama yang selanjutnya akan
dikelola oleh panitia APP baik ditingkat Paroki, Kevikepan maupun nasional untuk membantu sesama
yang miskin dan berkesusahan.
Semangat belarasa dan kebersamaan untuk membantu sesama ini semoga dapat menumbuhkan harapan
baru di tengah kehidupan yang tidak mudah. Belarasa dan kasih persaudaraan kita tumbuhkan karena kita
tinggal dalam kasih Kristus. Kristus sendiri telah berbelarasa dengan mau menjadi manusia sama seperti
kita serta membuka pintu harapan keselamatan lewat karya dan penebusan-Nya, maka sudah selayaknya
kita yang tinggal di dalam-Nya juga mau berbelarasa dengan sesama dan tetap terus berpengharapan
dalam hidup.
Dengan berpijak pada Ardas KAS 2021-2025, kita boleh berharap bahwa gerakan APP tahun ini dapat
menjadi salah satu sarana dan kesempatan bagi kita untuk membangun semangat tinggal dalam Kristus
dan berbuah yang secara nyata diwujudkan dengan berbelarasa dan berpengharapan di tengah situasi
pandemi covid19. Oleh karena itu, seluruh umat beriman Keuskupan Agung Semarang diajak untuk
menghayati tema gerakan APP 2022:

“Tinggal Dalam Kristus, Berbelarasa dan Berpengharapan”


Tema tersebut di atas selanjutnya akan diolah, baik secara pribadi maupun secara bersama, dalam lima
kali pertemuan. Tema APP tersebut juga selaras dengan Tema APP KWI tahun 2022 yakni: Pemulihan
Kehidupan Pasca Pandemi Covid-19; Membangun Ekonomi Ekologis. Semoga buah permenungan
kita selama masa Prapaskah nanti akan menghasilkan aksi nyata yang tetap memperhatikan kelestarian
keutuhan ciptaan.
Melalui pertemuan APP ini pula, kita turut ambil bagian dalam gerak Gereja Universal yang sedang
melaksanakan Sinode Para Uskup yang bertemakan “Menuju Gereja Sinodal: Persekutuan, Partisipasi,
dan Misi.” Sinode ini telah dibuka oleh Paus Fransiskus di Roma pada hari Minggu, 10 Oktober 2021 dan
akan berlangsung hingga Oktober 2023. Melalui pertemuan APP yang kita selenggarakan kita
mewujudkan Persekutuan yang merupakan kebersamaan semua umat beriman yang terhimpun dalam
dan karena Yesus Kristus. Dalam pertemuan APP tersebut diharapkan kita ber-Partisipasi dan terlibat
secara aktif, secara khusus dalam mewujudkan belarasa dan membangun harapan. Selanjutnya kita pun
siap sedia ber-Misi, mewartakan kabar suka cita dan memberikan kesaksian mengenai kasih Allah kepada
semua orang lewat hidup dan karya kita.
Akhirnya, selamat memasuki masa Prapaskah. Semoga melalui permenungan APP ini, umat dapat
terbantu dalam membina pertobatan agar semakin erat bersatu dengan Kristus, semakin berbelarasa
dengan sesama, serta semakin berpengharapan dalam hidup dan karya pelayanan. Berkah Dalem. Tuhan
memberkati.
PERTEMUAN I

“KOYAKKANLAH HATIMU DAN BUKAN PAKAIANMU”


MEMBANGUN SEMANGAT PERTOBATAN

Sasaran Pertemuan
Melalui pertemuan APP pertama ini, seluruh umat diajak untuk menyadari maksud adanya masa
prapaskah dalam konteks peristiwa-peristiwa iman yang dirayakan sepanjang tahun liturgi. Gerakan
Aksi Puasa Pembangunan merupakan salah satu wujud usaha untuk menghayati masa prapaskah sebagai
masa retret agung untuk merenungkan dan mensyukuri misteri sengsara dan wafat Tuhan Yesus. Di awal
masa prapaskah ini, seluruh umat juga diajak untuk mengenangkan atau mempersiapkan baptisan dan
membina pertobatan.

Lagu Pembuka

Tanda Salib dan Salam


P : Dalam nama Bapa, Putera, dan Roh Kudus
U : Amin
P : Rahmat Tuhan Kita Yesus Kristus, cinta kasih Allah dan persekutuan Roh Kudus, beserta kita
U : Sekarang dan selama-lamanya.

Pengantar
Bapak-ibu dan saudara-saudari yang terkasih,
Dalam rasa syukur kita dapat kembali berjumpa dan berkumpul dalam pertemuan pertama APP, marilah
kita juga bersyukur bahwa dengan masa prapaskah, kita semua diberi kesempatan selama 40 hari untuk
menjalani retret agung. Dalam retret agung inilah, kita hendak mensyukuri rahmat belaskasih Allah dalam
misteri sengsara dan wafat Tuhan kita Yesus Kristus. Dalam rahmat belas kasih Allah pula, kita hendak
mensyukuri rahmat baptisan yang membuat kita menjadi pendosa yang tertebus. Oleh karena itu pula,
selama 40 hari masa prapaskah ini, kita hendak membina pertobatan sejati dengan dengan lebih tekun dan
sungguh mengusahakan keutamaan hidup sebagai murid-murid Kristus. Mengawali pertemuan ini,
marilah dengan rendah hati kita mengakui kerapuhan kita di hadapan Tuhan dan sesama dan berharap
akan limpah berkat belas kasihNya.

Seruan Tobat
P + U : Saya mengaku ….
P : Semoga Allah yang mahakuasa mengasihani kita, mengampuni dosa kita, dan menghantar kita
ke hidup yang kekal.
U : Amin.

Doa Pembuka
Marilah kita berdoa (bersama-sama),
Allah yang Maharahim, kami bersyukur atas limpah berkat kerahimanMu yang akan kami renungkan dan
rayakan selama masa prapaskah. Bantulah kami dengan rahmatMu agar selama menjalani retret agung
masa Prapaskah ini, kami sungguh menyadari kerapuhan dan dosa-dosa kami dan membangun niat yang
tulus untuk bertobat dan mengusahakan kebajikan serta keutamaan hidup sebagai para pendosa yang telah
Engkau tebus. Demi Yesus Kristus, PutraMu, yang bersama Dikau dan Roh Kudus, hidup dan berkuasa,
Allah, kini dan sepanjang masa. Amin.

Bacaan Kitab Suci


Pemandu dapat membacakan atau menunjuk salah satu umat yang hadir atau mengajak umat untuk
bergiliran membacakan perikop Kitab Suci berikut.

“Koyakkanlah Hatimu Dan Bukan Pakaianmu”

Bacaan diambil dari Kitab Yoel (Yoel 2:12-17)

12
Pada waktu itu, TUHAN berfirman,”Tetapi sekarang juga berbaliklah kepada-Ku dengan segenap
hatimu, dengan berpuasa, dengan menangis dan dengan mengaduh." 13Koyakkanlah hatimu dan jangan
pakaianmu, berbaliklah kepada TUHAN, Allahmu, sebab Ia pengasih dan penyayang, panjang sabar dan
berlimpah kasih setia, dan Ia menyesal karena hukuman-Nya. 14Siapa tahu, mungkin Ia mau berbalik dan
menyesal, dan ditinggalkan-Nya berkat, menjadi korban sajian dan korban curahan bagi TUHAN,
Allahmu. 15Tiuplah sangkakala di Sion, adakanlah puasa yang kudus, maklumkanlah perkumpulan raya;
16
kumpulkanlah bangsa ini, kuduskanlah jemaah, himpunkanlah orang-orang yang tua, kumpulkanlah
anak-anak, bahkan anak-anak yang menyusu; baiklah penganten laki-laki keluar dari kamarnya, dan
penganten perempuan dari kamar tidurnya; 17baiklah para imam, pelayan-pelayan TUHAN, menangis di
antara balai depan dan mezbah, dan berkata: "Sayangilah, ya TUHAN, umat-Mu, dan janganlah biarkan
milik-Mu sendiri menjadi cela, sehingga bangsa-bangsa menyindir kepada mereka. Mengapa orang
berkata di antara bangsa: Di mana Allah mereka?"

Demikianlah Sabda Tuhan.


Syukur kepada Allah

Pendalaman Katekese
Dalam kesempatan ini, Pemandu menyampaikan beberapa gagasan pokok permenungan yang digali dari
Kitab Suci yang baru saja dibacakan.

• Kerapuhan kita sebagai manusia, membuat kita jatuh dalam dosa. Ketika masa pandemi pun kita
tergoda untuk jatuh dalam dosa karena situasi yang menghimpit kita. Mungkin kita diliputi ketakutan
yang berlebih, bermalas-malasan, menjadi mudah marah dan tersinggung, atau bahkan hanya
berusaha mencari selamat sendiri dan tidak peduli pada sesama.
• Dalam bacaan yang kita dengarkan dalam pertemuan ini, Nabi Yoel menyerukan agar umat Israel
kembali berbalik kepada Tuhan dan bertobat. Untuk itu ia meminta umat berpuasa, menangis, dan
mengaduh kepada Tuhan yang adalah pengasih, penyayang, dan panjang sabar. Namun demikian,
Yoel juga mengingatkan bahwa pertobatan yang sejati adalah perubahan hati, perubahan hidup yang
sejalan dengan aneka ungkapan pertobatan di hadapan Tuhan. Pertobatan sejati bukanlah kepura-
puraan, tetapi dari hati yang hancur, yang dikoyakkan oleh keindahan rahmat kerahiman Tuhan yang
merengkuh setiap orang bahkan dalam kedosaannya yang besar.
• Dalam masa Prapaskah, kita semua diajak untuk mengingat Kristus yang telah merendahkan diriNya
dan taat sampai wafat, bahkan wafat di kayu salib (Flp 2:8). Kita diajak untuk memperbarui iman kita
dan menimba harapan, syukur dan sukacita atas rahmat belas kasih Allah yang menjadikan kita semua
saudari-saudara dalam Kristus.
• Dengan ajakan Nabi Yoel, marilah kita juga belajar mengungkapkan pertobatan kita, entah dengan
ketekunan doa, matiraga (puasa dan pantang), dan mengupayakan kebajkan dan keutamaan hidup.
Semoga dalam masa Prapaskah ini, kita juga dapat belajar untuk menjadi pribadi yang peduli
terhadap orang lain, bertutur kata yang memberi penghiburan, kekuatan, pelipur, dan penyemangat,
bukan malah sebaliknya mengumbar kata-kata yang merendahkan, menyedihkan, mengandung ujaran
kebencian, amarah, memecah belah, atau cemoohan.
• Marilah kita juga mohon rahmat Tuhan agar dapat tekun dan setia memanfaatkan masa 40 hari masa
prapaskah ini untuk bertumbuh dalam pertobatan sejati dan bersukacita melihat pertumbuhan dalam
diri orang-orang di sekitar kita.

Renungan dan Sharing


(Pemandu dapat membimbing umat untuk merefleksikan pengalaman mereka dengan beberapa
pertanyaan berikut)
1. Apakah masa prapaskah kali ini menjadi kesempatan yang istimewa bagiku? Mengapa demikian?
2. Bagaimanakah aku mengalami Allah yang sungguh mengasihiku?
3. Apakah tindakan dan kecenderungan buruk yang ada dalam diriku khususnya saat Pandemi yang
perlu aku tinggalkan (ketakutan berlebihan, tidak sabar dan mudah marah, malas, serakah dan suka
menimbun, dsb)?
4. Niat pertobatan seperti apakah yang hendak dengan tekun kuusahakan selama 40 hari masa
Prapaskah kali ini? Mengapa demikian?

Doa Umat
Dalam kesempatan ini, Pemandu dapat mempersilakan umat untuk menyampaikan doa-doa
permohonannya, terutama untuk mohon rahmat pertobatan sejati selama masa prapaskah. Doa umat
ditutup dengan doa “Bapa Kami”.

Bapa Kami

Doa Penutup
Marilah kita berdoa (bersama-sama),
Ya Allah Bapa yang Maharahim, kami bersyukur atas misteri sengsara dan wafat PutraMu yang
mendapatkan kami kembali sebagai anak-anakMu. Kami bersyukur atas masa prapaskah ini. Bantulah
kami dengan rahmatMu agar dapat mensyukuri rahmat baptisan kami masing-masing dan dengan tekun
dan setia membina pertobatan di hadapanMu. Bantulah kami untuk menyesali segala kerapuhan dan dosa-
dosa kami dan dalam syukur atas limpah kerahimanMu, kami bangkit untuk membina keutamaan hidup
sebagai para pendosa yang telah Engkau tebus. Demi Yesus Kristus, Tuhan dan Pengantara kami.
Amin.

Lagu Penutup
PERTEMUAN II

“YESUS MELIHAT IMAN MEREKA”


BELARASA KEHIDUPAN: KESEHATAN DAN PENDERITAAN SESAMA

Sasaran Pertemuan
Dalam pertemuan yang kedua ini, kita diajak untuk merefleksikan pengalaman sakit dan kehilangan, baik
yang dialami secara pribadi maupun orang-orang yang ada di sekitarnya. Kita juga diajak untuk
membangun kepedulian terhadap mereka yang sakit dan kehilangan anggota keluarga dan sanak
saudaranya sehingga mampu menjadi penyembuh bagi yang sakit, penghibur bagi yang bersusah hati,
penolong bagi yang menderita, dan peneguh bagi yang lemah (membangun komunitas pengharapan).
Lagu Pembuka
Tanda Salib dan Salam
P : Dalam nama Bapa, Putera, dan Roh Kudus
U : Amin
P : Rahmat Tuhan Kita Yesus Kristus, cinta kasih Allah, dan persekutuan Roh Kudus, beserta kita
U : Sekarang dan selama-lamanya

Pengantar
Bapak/ibu dan saudara/i yang terkasih,
Pandemi Covid-19 sudah berlangsung hampir dua tahun. Meski gejolak pandemi mulai mereda, namun
dampak dan pengaruhnya masih menancapkan luka yang dalam, menyingkapkan kerapuhan kita. Seperti
yang kita tahu, ada banyak yang meninggal dan ada banyak yang terjangkit. Kasus positif dan angka
kematian yang tertera bukanlah sekadar angka. Mereka adalah orang-orang yang ada di sekitar kita,
keluarga, ayah, ibu, adik, kakak, kakek, nenek, suami, istri, anak, dan orang-orang yang kita kenal.
Seperti yang kita tahu juga, pandemi ini mengubah ritme kedukaan kita -kita diharuskan menjaga social
distancing; kadang pun, kita tidak bisa hadir secara nyata saat orang terdekat kehilangan orang-orang
yang dicintainya. Jika anggota keluarga yang meninggal didiagnosis corona, keluarga tak dapat
menyentuh untuk berpamitan terakhir kalinya, dan ini berat sekali rasanya. Tidak banyak sahabat dan
kerabat untuk bisa menghantar.
Melalui pertemuan ini, kita diajak berempati pada orang-orang yang berduka di masa pandemi. Empati
artinya kita peduli, turut kehilangan dan turut bersedih. Dengan berempati membuat perasaan kita
menjadi peka atas kesulitan orang lain. Atas kepekaan ini, membuat kita jadi lebih menghargai hidup,
menghargai kebersamaan dengan orang-orang terkasih, membuat kita jadi lebih merawat diri sendiri dan
orang terkasih.
Mengawali pertemuan ini, marilah dengan rendah hati kita mengakui kerapuhan kita di hadapan Tuhan
dan sesama dan berharap akan limpah berkat belas kasihNya.
Seruan Tobat
Ulangan: Berbahagialah orang bila dosanya diampuni
P : Selama kusembunyikan dosaku, batinku tertekan, dan aku mengeluh sepanjang hari.
U : Berbahagialah orang bila dosanya diampuni.
P : Aku mengakui dosaku di hadapan-Mu, Tuhan dan kesalahanku tidak kusembunyikan.
U : Berbahagialah orang bila dosanya diampuni.
P : Nasib orang berdosa sengsara belaka, tetapi orang yang percaya kepada Tuhan dilimpahi kasih
setia.
U : Berbahagialah orang bila dosanya diampuni.
P : Semoga Allah yang Mahakuasa mengasihani kita, mengampuni dosa kita, dan menghantar kita ke
hidup yang kekal.
U : Amin

Doa Pembuka
Marilah berdoa,
Allah Bapa yang penuh kasih, kami bersyukur boleh kembali memasuki masa prapaskah, masa yang
penuh rahmat ini. Kami mohon, hadirlah di tengah-tengah kami dan kobarkanlah di hati kami rahmat
belas kasih-Mu. Dalam rahmat-Mu yang berlimpah, semoga kami dapat senantiasa mengupayakan hidup
yang berdaya ubah dan berbuah berkat sehinngga kami dapat bersatu padu dalam gerakan belas kasih-Mu.
Demi Yesus Kristus Putera-Mu, yang bersama Dikau dalam persekutuan dengan Roh Kudus, hidup dan
berkuasa, kini dan sepanjang masa. Amin.

Bacaan Kitab Suci


Pemandu dapat membacakan atau menunjuk salah satu umat yang hadir atau mengajak umat untuk
bergiliran membacakan perikop Kitab suci berikut.
“Orang Lumpuh Disembuhkan”
Inilah Injil Suci menurut Lukas (Luk 5:17-26)
17
Pada suatu hari ketika Yesus mengajar, ada beberapa orang Farisi dan ahli Taurat duduk mendengarkan-
Nya. Mereka datang dari semua desa di Galilea dan Yudea dan dari Yerusalem. Kuasa Tuhan menyertai
Dia, sehingga Ia dapat menyembuhkan orang sakit. 18Lalu datanglah beberapa orang mengusung seorang
lumpuh di atas tempat tidur; mereka berusaha membawa dia masuk dan meletakkannya di hadapan Yesus.
19
Karena mereka tidak dapat membawanya masuk berhubung dengan banyaknya orang di situ, naiklah
mereka ke atap rumah, lalu membongkar atap itu, dan menurunkan orang itu dengan tempat tidurnya ke
tengah-tengah orang banyak tepat di depan Yesus.
20
Ketika Yesus melihat iman mereka, berkatalah Ia: “Hai saudara, dosamu sudah diampuni.”
Tetapi ahli-ahli Taurat dan orang-orang Farisi berpikir dalam hatinya: “Siapakah orang yang menghujat
21

Allah ini? Siapa yang dapat mengampuni dosa selain dari pada Allah sendiri?”
22
Akan tetapi Yesus mengetahui pikiran mereka, lalu berkata kepada mereka: “Apakah yang kamu
pikirkan dalam hatimu? 23Manakah lebih mudah, mengatakan: Dosamu sudah diampuni, atau
mengatakan: Bangunlah, dan berjalanlah? 24Tetapi supaya kamu tahu, bahwwa di dunia ini Anak Manusia
berkuasa mengampuni dosa” – berkatalah Ia kepada orang lumpuh itu -: “Kepadamu Kukatakan,
bangunlah, angkatlah tempat tidurmu dan pulanglah ke rumahmu!”
25
Dan seketika itu juga bangunlah ia, di depan mereka, lalu mengangkat tempat tidurnya dan pulang ke
rumahnya sambil memuliakan Allah, dan mereka sangat takut, katanya: “Hari ini kami telah menyaksikan
hal-hal yang sangat mengherankan.”
Demikianlah Sabda Tuhan.
Terpujilah Kristus

Pendalaman Katekese
Dalam kesempatan ini, pemandu menyampaikan beberapa gagasan pokok permenungan yang digali dari
Kitab Suci yang baru saja didengarkan.

• Peristiwa orang lumpuh yang digotong beberapa orang untuk dibawa kepada Yesus merupakan
peristiwa yang melahirkan belarasa dan persaudaraan sesama. Keyakinan para orang yang membawa
orang lumpuh mampu menumbuhkan semangat belarasa dan pengharapan. Pengalaman membawa
orang lumpuh kepada Yesus itu mampu melahirkan sikap senasib, sepenanggungan. Di dalam
belarasa itu, mereka memaknai hidup sebagai perjuangan di saat orang terlibat di dalam pengalaman
nyata untuk menemukan Allah dan pergulatan untuk mengisi kehidupan.
• Pengalaman sakit dan kehilangan mesti diterima sebagai bagian dari hidup dan dimaknai dengan
kacamata iman. Pengalaman tersebut mesti dimaknai sebagai kekuatan dan dengan melaluinya orang
akan disadarkan tentang keterbatasan. Pengalaman sakit, kehilangan, dan derita memang tak dapat
ditolak, namun manusia dapat berjuang bersama Tuhan untuk mengatasinya. Berjuang bersama
Tuhan berarti ikut bekerja dalam karya keselamatan-Nya, yakni dengan membangun kepedulian
terhadap mereka yang sakit dan kehilangan sehingga tercipta komunitas yang berpengharapan dan
menyembuhkan.
• Sebagai murid-murid Kristus, kita semua diutus untuk terlibat dalam karya keselamatan Tuhan. Kita
diutus untuk menjadi penyembuh bagi saudara-saudari kita yang kehilangan dan berduka. Semoga
kita dapat belajar untuk semakin peka dan berbelarasa dengan sesama untuk peduli mengulurkan
tangan.

Sharing
Pemandu dapat membimbing umat untuk merefleksikan pengalaman mereka. Kemudian dilanjutkan
dengan sharing dari beberapa umat dengan beberapa pertanyaan berikut yang dapat dipilih sendiri
sesuai dengan pergulatan masing-masing.
1. Melalui pengalaman covid-19 ini, kita diajak untuk memaknai dan merenungkan pengalaman
kehilangan. Selama mereka (orang-orang yang sudah meninggalkan kita) masih hidup bersamaku,
Tuhan menganugerahkan apa saja melalui mereka? Kira-kira Tuhan mempunyai maksud apa terhadap
kita? Anda ditantang untuk apa?
2. Saat menerima berita duka, kita biasanya dapat “membagi” rasa kehilangan dengan berkumpul dengan
orang terdekat. Bagaimana menemukan dukungan, saat kita mengalami keterbatasan tidak dapat
bertemu secara fisik dengan orang terdekat?
3. Selain rasa duka yang kita rasakan lewat kehilangan, masa ini juga memberikan rasa duka berupa
kekhawatiran yang berhubungan dengan ketidakpastian. Bagaimana kita bisa meringankan rasa
tersebut? (Komunitas berpengharapan) Apa yang bisa kita lakukan untuk dapat bangkit dari rasa duka
yang mendalam di tengah pandemi?
4. Sebagai sebuah harapan berakhirnya pandemi nanti, kita kelak akan bersyukur dengan tegar hati
sebagaimana Rasul Paulus, ‘Hai maut (baca: virus) di manakah kemenanganmu? Hai maut, di
manakah sengatmu? (1 Kor. 15:55)

Doa Umat
Dalam kesempatan ini, Pemandu dapat mempersilakan umat untuk menyampaikan doa-doa
permohonannya, terutama untuk mendoakan mereka yang telah meninggal dunia terutama karena
terpapar Covid19, mereka yang kehilangan sanak keluarga terlebih yang selama ini menjadi tulang
punggung keluarga, mereka yang menderita sakit dan yang berkesusahan karena terdampak pandemi
Covid-19. Doa umat ditutup dengan doa “Bapa Kami”.

Bapa Kami

Doa Penutup
Marilah kita berdoa (bersama-sama),
Allah Bapa yang Penuh Kasih, kami bersyukur atas kehadiran orang-orang di sekitar kami. Kami
bersyukur atas limpah berkat kasih-Mu. Bantulah kami untuk mau bertanggungjawab, terutama agar kami
semakin peduli dan berbelarasa kepada mereka yang kehilangan dan berduka. Semoga kami mau untuk
berbuat nyata, berbagi, dan bersaksi bagi sesama sehingga senantiasa bisa bersyukur dan belajar
menebarkan kasih dengan ketulusan bagi sesama. Demi Kristus Tuhan dan Pengantara kami, yang hidup
dan berkuasa, Allah sepanjang segala masa. Amin.
Lagu Penutup

PERTEMUAN III

“KAMU HARUS MEMBERI MEREKA MAKAN”


MEMBANGUN KOMUNITAS YANG BERBELARASA

Sasaran Pertemuan
Melalui pertemuan ini, seluruh umat diajak untuk menyadari hakikat dan perutusan Gereja sebagai
paguyuban murid-murid Kristus yang diutus untuk membangun komunitas belarasa yang mewartakan
belas kasih Allah. Di tengah pandemi yang masih berlangsung, umat diajak untuk merefleksikan tentang
perjuangan setiap keluarga di lingkungan dalam membangun kemandirian hidup, membangun harapan,
kepedulian, dan belarasa terhadap umat lingkungan / anggota masyarakat lainnya, serta belajar
mensyukuri penyelenggaraan ilahi.
Lagu Pembuka

Tanda Salib dan Salam


P : Dalam nama Bapa, Putera, dan Roh Kudus
U : Amin
P : Rahmat Tuhan Kita Yesus Kristus, cinta kasih Allah dan persekutuan Roh Kudus, beserta kita
U : Sekarang dan selama-lamanya.

Pengantar
Bapak-ibu dan saudara-saudari yang terkasih,
Kita patut bersyukur atas rahmat Tuhan dengan mulai meredanya gejolak pandemi yang telah sekian lama
kita hadapi bersama. Kita juga bersyukur dengan situasi demikian, kita dapat kembali berkumpul dan
merajut kembali hidup berkomunitas di lingkungan kita. Adalah tantangan bagi kita saat ini, bagaimana
kita dengan situasi baru, dengan berbagai protokol kesehatan dan kewaspadaan terhadap situasi pandemi
yang masih berlangsung, tetap dapat memelihara hidup iman kita, bersama-sama mengupayakan
lingkungan kita ini sebagai sebuah komunitas atau paguyuban yang saling meneguhkan dan
menyembuhkan. Marilah kita bawa seluruh pengalaman keluarga kita masing-masing dan lingkungan
dalam permenungan kali ini. Semoga rahmat Tuhan senantiasa membantu kita untuk menemukan rahmat
penyelengaraan ilahinya dalam kebersaman hidup kita di tengah keluarga dan lingkungan di mana kita
mengalami perjumpaan dengan sesama dalam ikatan kasih, menemukan wajah kerahiman Allah yang
menyapa dan meneguhkan kita melalui orang-orang di sekitar kita.

Seruan Tobat
Mengawali pertemuan ini, marilah dengan rendah hati kita mengakui kerapuhan kita di hadapan Tuhan
dan sesama dan berharap akan limpah berkat belas kasihNya.

P : Tuhan Yesus Kristus, Engkaulah sumber keselamatan sejati yang datang dari Allah.
Tuhan, kasihanilah kami.
U : Tuhan, kasihanilah kami.
P : Engkau menguatkan kami dan melindungi kami terhadap yang jahat.
Kristus, kasihanilah kami.
U : Kristus, kasihanilah kami.
P : Engkau selalu menuntun kami kembali ketika kami jatuh dan tersesat.
Tuhan, kasihanilah kami.
U : Tuhan, kasihanilah kami.
P : Semoga Allah yang mahakuasa mengasihani kita, mengampuni dosa kita, dan menghantar kita ke
hidup yang kekal.
U : Amin.

Doa Pembuka
Marilah kita berdoa (bersama-sama),
Allah yang penuh belaskasih, kami mengucap syukur atas kasih karunia yang selalu Engkau limpahkan,
terutama di tengah aneka kesulitan selama menjalani masa pandemi hingga saat ini. Bantulah kami dalam
rahmatMu untuk semakin setia dan mewujudkan kasih di tengah keluarga dan lingkungan kami tempat
Engkau hadir, memberkati, dan menyelenggarakan hidup kami. Jadikanlah hati kami seperti hatiMu
sendiri agar kami senantiasa tergerak oleh belas kasih, mampu untuk saling berbagi dan meneguhkan,
serta mensyukuri karya keselamatan-Mu yang senantiasa hadir melalui orang-orang di sekitar kami. Demi
Yesus Kristus, PutraMu, yang bersama Dikau dan Roh Kudus, hidup dan berkuasa, Allah, kini dan
sepanjang masa. Amin.

Bacaan Kitab Suci


Pemandu dapat membacakan atau menunjuk salah satu umat yang hadir atau mengajak umat untuk
bergiliran membacakan perikop Kitab Suci berikut.

“Kamu Harus Memberi Mereka Makan”

Inilah Injil suci menurut Markus (Mrk. 6:30-44)

30
Setelah menunaikan tugas perutusan mewartakan Injil, rasul-rasul itu kembali berkumpul dengan Yesus
dan memberitahukan kepada-Nya semua yang mereka kerjakan dan ajarkan. 31Lalu Ia berkata kepada
mereka: "Marilah ke tempat yang sunyi, supaya kita sendirian, dan beristirahatlah seketika!" Sebab
memang begitu banyaknya orang yang datang dan yang pergi, sehingga makanpun mereka tidak sempat.
32
Maka berangkatlah mereka untuk mengasingkan diri dengan perahu ke tempat yang sunyi. 33Tetapi pada
waktu mereka bertolak banyak orang melihat mereka dan mengetahui tujuan mereka. Dengan mengambil
jalan darat segeralah datang orang dari semua kota ke tempat itu sehingga mendahului mereka.
34
Ketika mendarat, Yesus melihat orang banyak berkerumun, maka tergeraklah hati-Nya oleh belas
kasihan kepada mereka, karena mereka seperti domba yang tidak mempunyai gembala. Lalu mulailah Ia
mengajarkan banyak hal kepada mereka.
35
Pada waktu hari mulai malam, datanglah murid-murid-Nya kepada-Nya dan berkata, “Tempat ini
terpencil dan hari mulai malam. 36Suruhlah mereka pergi ke kampung-kampung dan desa-desa sekitar
sini, supaya mereka dapat membeli makanan bagi diri mereka.”
37
Tetapi jawab-Nya, “Kamu harus memberi mereka makan!” Kata mereka kepada-Nya, “Haruskah kami
pergi membeli roti seharga dua ratus dinar untuk memberi mereka makan?”
38
Tetapi Ia berkata kepada mereka, “Berapa banyak roti yang ada padamu? Cobalah periksa!” Sesudah
mengetahuinya mereka berkata, “Lima roti dan dua ikan.”
39
Lalu Ia menyuruh orang-orang itu, supaya semua duduk berkelompok-kelompok di atas rumput hijau.
40
Mereka pun duduk berkelompok-kelompok, ada yang seratus, ada yang lima puluh orang.
41
Setelah mengambil lima roti dan dua ikan itu, Ia menengadah ke langit dan mengucap syukur, lalu
memecah-mecahkan roti itu dan memberikannya kepada murid-murid-Nya, supaya menyajikannya
kepada orang-orang itu; begitu juga Ia membagikan kedua ikan itu kepada mereka semua. 42Lalu mereka
semuanya makan sampai kenyang. 43Kemudian orang mengumpulkan potongan-potongan roti sebanyak
dua belas bakul penuh dan sisa-sisa ikan. 44Yang ikut makan roti itu ada lima ribu orang laki-laki."

Demikianlah Sabda Tuhan.


Terpujilah Kristus

Pendalaman Katekese
Dalam kesempatan ini, Pemandu menyampaikan beberapa gagasan pokok permenungan yang digali dari
Kitab Suci yang baru saja dibacakan.

• Dalam bacaan yang kita dengarkan dalam pertemuan kali ini, Yesus memberi perintah kepada para
murid, “Kamu harus memberi mereka makan.” (Mat 14:16). Suatu perintah yang bagi para murid sulit
dilakukan, mengingat keadaan saat itu ketika hari sudah malam, dengan lokasi yang jauh dari orang
berjualan serta persediaan yang tidak cukup. Para murid sendiri merasa bahwa dalam situasi
keterbatasan itu, akan lebih baik kalau mereka disuruh mencari makan sendiri. Namun perintah Yesus
tersebut menjadi perutusan bagi para murid untuk mau meninggalkan kenyamanan mereka,
menyambut kehadiran banyak orang itu, sampai menjadi berkat bagi mereka.
• Yesus yang hati-Nya tergerak oleh belas kasihan, menanyakan apa yang mereka punya. Hanya lima
roti dan dua ikan, kata para Rasul. Suatu kondisi keterbatasan lagi. Tetapi Yesus dengan kuasa-Nya,
mengubah keterbatasan itu menjadi suatu kelimpahan. Dia mengubah lima roti dan dua ikan itu
menjadi cukup untuk memberi makan lima ribu laki-laki, tidak termasuk perempuan dan anak-anak.
Bahkan masih tersisa dua belas bakul.
• Para murid mungkin lupa bahwa mereka berada bersama dengan Yesus. Yesus sanggup melakukan
segalanya; Yesus mempunyai kuasa untuk mengubah yang terbatas menjadi berlimpah; Yesus
sanggup mengubah yang mustahil menjadi mungkin; Yesus sanggup mengubah yang sulit menjadi
mudah. Para Rasul telah mengalami perjumpaan pribadi dengan Yesus, sehingga seharusnya mereka
mampu memberi mereka makan.
• Perintah Yesus kepada para murid juga menyapa kita terutama dalam kebersamaan hidup di
lingkungan. Kebiasan untuk berkumpul, berdoa bersama, dll tidak lagi dapat kita lakukan seperti
masa sebelum pandemi. Namun demikian, dalam situasi yang membatasi perjumpaan, panggilan
untuk tetap menjaga semangat membangun paguyuban umat di lingkungan, menantang kita semua
untuk lebih kreatif dalam mewujudkan semangat gotong royong, saling membantu, saling menjaga
satu sama lain. Ada banyak hal yang masih dapat kita syukuri dalam kebersamaan hidup di
lingkungan.

Sharing
(Pemandu dapat membimbing umat untuk merefleksikan pengalaman mereka. Kemudian dilanjutkan
dengan sharing dari beberapa umat dengan beberapa pertanyaan berikut yang dapat dipilih sendiri
sesuai dengan pergulatan masing-masing)
1. Bagaimana aku memaknai perjuangan hidup setiap keluarga di lingkungan selama pandemi
hingga hari ini? Adakah hal atau peristiwa yang menarik dan menggerakkanku?
2. Apakah situasi pandemi sungguh telah menggerus semangat membangun paguyuban (beriman) di
lingkungan? Bagaimana hal itu terjadi?
3. Dalam situasi pandemi yang mulai mereda ini, kita mendapat kesempatan untuk kembali menata
dan menyuburkan kembali semangat membangun paguyuban (beriman) di lingkungan.
Bagaimana hal itu mau kita upayakan agar komunitas umat lingkungan dapat menjadi komunitas
yang meneguhkan dan menyembuhkan?

Doa Umat
Dalam doa umat ini, masing-masing umat yang hadir diminta untuk mendoakan orang yang ada di
sebelah kanannya. Doa umat ditutup dengan doa “Bapa Kami”.

Bapa Kami

Tugas Pribadi
Setelah pertemuan III ini, Pemandu memberi tugas kepada seluruh umat agar tugas mendoakan orang
yang ada di sebelah kanannya tetap dilanjutkan selama satu minggu ke depan di dalam doa harian. Baik
bila pemandu meminta semua umat, setiap hari pada jam tertentu (misalnya jam 19.00 WIB), “on-line”
saling mendoakan dari tempat masing-masing.

Doa Penutup
Marilah kita berdoa (bersama-sama),
Ya Allah yang penuh belaskasih, kami bersyukur kepada-Mu karean Yesus Kristus Putera-Mu Kauutus
untuk menjadi Penyelamat kami. Tuntunlah kami agar kami sanggup untuk membangun keluarga dan
komunitas kami yang saling ngrengkuh, nggemateni, dan meneguhkan satu sama lain. Semoga HatiMu
yang senantiasa berkobar-kobar untuk mengasihi, juga mengobarkan hati kami dalam mengasihi supaya
kami dapat menjadi saluran berkatMu, terutama di dalam komunitas lingkungan kami. Demi Yesus
Kristus, Tuhan dan Pengantara kami.
Amin.

Lagu Penutup

PERTEMUAN IV

“BIARKANLAH ANAK-ANAK ITU DATANG KEPADA-KU”


GENERASI MUDA HARAPAN MASA DEPAN GEREJA

Sasaran Pertemuan:
Melalui pertemuan ini, seluruh umat dan anggota komunitas diajak untuk menyadari peran kaum muda
dan anak-anak di dalam karya perutusannya sebagai duta-duta kasih Kristus. Karya belas kasih Allah itu
hendaknya melibatkan semua komponen umat, khususnya kaum muda, bahkan anak-anak sesuai dengan
talenta, pola kekinian pelayanan, konteks alam pikir, dan berbagai bentuk kekhasannya masing-masing.
Upaya pemulihan umat terutama yang terdampak Covid 19 hendaknya juga menyentuh persoalan
mendasar yang dialami oleh kaum muda dan anak-anak, baik dalam pendidikan formal maupun
pendidikan iman dan hidup menggereja. Kita sadari bahwa di pundak merekalah Gereja hari ini dan
Gereja masa depan diletakkan.

Lagu Pembuka

Tanda Salib dan Salam


P : Dalam nama Bapa, Putera, dan Roh Kudus
U : Amin
P : Rahmat Tuhan Kita Yesus Kristus, cinta kasih Allah dan persekutuan Roh Kudus,
beserta kita
U : Sekarang dan selama-lamanya.

Pengantar
Bapak, Ibu, Saudari-saudara yang terkasih
Syukur kepada Allah! Kiranya ungkapan inilah yang patut kita panjatkan kepada-Nya atas kasih dan
perlindungan, serta keselamatan yang sampai hari ini masih kita nikmati. Pandemi memang belum
sepenuhnya hilang, tetapi banyak tanda dan angka statistik yang menunjukkan bahwa pandemi ini kian
mereda. Kita sebagai umat beriman masih bisa berkumpul, berjumpa, dan saling sapa. Melalui pertemuan
prapaskah ini, kita bisa saling meneguhkan iman, pengharapan, dan kasih satu sama lain.
Pada pertemuan kali ini, kita diajak untuk memberi perhatian pada generasi muda, remaja, dan anak-anak,
khususnya mengenai pendidikan yang diperolehnya di masa pandemi ini. Kita bersama mengetahui
betapa beratnya dampak pandemi ini bagi keberlangsungan pendidikan mereka, baik formal maupun
nonformal. Pertemuan kita ini diharapkan dapat menjadi sarana yang konkrit untuk menyapa anak-anak
kita ini serta memikirkan langkah-langkah konkrit untuk mengatasi persoalan pendidikan mereka, terlebih
bagi mereka yang ada di sekitar kehidupan kita sehari-hari. Kita yakinkan dan pastikan bahwa harapan
masa depan mereka akan pendidikan yang baik akan terus hidup dan tumbuh dengan baik, meski pandemi
belum juga usai.

Seruan Tobat
Mengawali pertemuan ini, marilah dengan rendah hati kita mengakui kerapuhan kita di hadapan Tuhan
dan sesama dan berharap akan limpah berkat belas kasihNya.
P + U : Saya mengaku...
P : Semoga Allah yang mahakuasa mengasihani kita, mengampuni dosa kita, dan menghantar kita
ke hidup yang kekal.
U : Amin.

Doa Pembuka:
Marilah kita berdoa (bersama-sama),
Allah Bapa di surga, kami bersyukur kepada-Mu atas limpah kasih, hidup, perlindungan, kesehatan yang
masih boleh kami alami sampai saat ini. Kami mohon terang Roh Kudus, ya Bapa, agar kami mampu
terbuka akan keprihatinan mengenai pendidikan generasi muda Gereja. Biarlah kanak-kanak datang
kepada-Mu untuk merasakan kasih dan penyelenggaraan-Mu atas hidup dan masa depan mereka.
Libatkanlah kami dalam karya belas kasih-Mu khususnya untuk memikirkan keberlangsungan pendidikan
mereka agar kualitas generasi muda harapan Gereja dan bangsa tetap terjaga. Dengan pengantaraan Yesus
Kristus Putera-Mu, yang hidup dan berkuasa bersama Dikau dan Roh Kudus, Allah sepanjang segala
masa. Amin

Bacaan Kitab Suci


Pemandu dapat membacakan atau menunjuk salah satu umat yang hadir atau mengajak umat untuk
bergiliran membacakan perikop Kitab Suci berikut.

“Biarkanlah Anak-anak Itu Datang Kepada-Ku”

Inilah Injil suci menurut Mateus (Mat 19:13-15)

13
Sekali peristiwa orang-orang membawa anak-anak kecil kepada Yesus, supaya Ia meletakkan tangan-
Nya atas mereka dan mendoakan mereka; akan tetapi murid-murid-Nya memarahi orang-orang itu.
14
Tetapi Yesus berkata: "Biarkanlah anak-anak itu, janganlah menghalang-halangi mereka datang kepada-
15
Ku; sebab orang-orang yang seperti itulah yang empunya Kerajaan Sorga." Lalu Ia meletakkan tangan-
Nya atas mereka dan kemudian Ia berangkat dari situ.

Demikianlah Sabda Tuhan.


Terpujilah Kristus

Pendalaman Katekese
Dalam kesempatan ini, Pemandu menyampaikan beberapa gagasan pokok permenungan yang digali dari
Kitab Suci yang baru saja dibacakan.

• Ada tradisi baik yang dilakukan oleh keluarga-keluarga Kristiani, yakni jika anak mereka hendak
pergi, entah ke sekolah, kerja atau hendak pergi jauh, orang tua memberikan berkat tanda salib di
dahi anaknya (komuni bathuk). Itu berarti orangtua menyertai kepergian anak-anaknya dengan
berkat yang dimohonkan dari Kristus sendiri. Memberikan tanda salib di dahi merupakan
tindakan sederhana yang mempunyai makna yang sangat mendalam. Orangtua menunjukkan
iman yang hidup, menurunkan berkat atas anak-anaknya. Anak-anak menjalani hidup disertai
dengan doa dan berkat yang mengalir dari Kristus sendiri.
• Tuhan Yesus membiarkan anak-anak datang kepada-Nya dan memperoleh berkat. Tuhan Yesus
menjadikan anak-anak sebagai model yang perlu dicontoh, dan bukannya dihalang-halangi, untuk
masuk ke dalam Kerajaan Allah.
• Anak-anak, remaja, dan orang muda perlu menyadari berkat yang diterimanya itu dan didorong
untuk membagi berkat Tuhan yang diterima kepada sesamanya. Perlu senantiasa diberikan ruang
yang cukup bagi mereka untuk belajar melayani.
• Meneladan Yesus yang menerima anak-anak dan memberkati mereka, mari kita juga bertindak
seperti Yesus. Kita memberi berkat kepada mereka, terbuka akan orang muda yang
pendidikannya terlantar, tidak memperoleh kasih sayang dan perhatian yang baik entah dari
keluarga maupun lingkungan di sekitarnya. Anak-anak dan orang muda adalah harapan bagi
kehidupan masa datang yang lebih baik, maka selayaknya kita memberikan harapan baik bagi
mereka.

Tanggapan umat

(bisa berupa sharing/membangun niat/FGD/berbagi tugas, dll)

1. Bagaimana situasi pendidikan kaum muda di sekitarku? Apakah akibat pandemi ini pendidikan
mereka dapat berjalan dengan baik? Dalam arti apakah mereka juga bisa menjalani pendidikan
adaptif Covid ini dengan tekun dan serius?
2. Apakah ada kaum muda, remaja, anak-anak yang karena situasi ekonomi keluarganya menjadi
terlantar pendidikannya? Apa yang bisa kita buat untuk membantu mereka?
3. Dalam semangat Gereja Sinodal, apakah upaya konkrit yang bisa dipikirkan dan dikerjakan
bersama baik dalam lingkup keluarga, lingkungan, Gereja, masyarakat umum, untuk mengatasi
persoalan-persoalan pendidikan kaum muda?
4. Umat Allah di tempat lain membuat gerakan pendanaan pendidikan dengan mengumpulkan uang
Rp. 2.000,00 setiap bulan. Apakah kita juga tergerak untuk berpartisasi di dalam gerakan peduli
pendidikan itu?
Doa Umat

Doa umat spontan. Dalam doa umat ini bisa untuk mendoakan anak-anak, remaja dan orang muda,
orangtua, serta para tenaga pendidik. Doa umat ditutup dengan doa “Bapa Kami”.

Bapa Kami

Doa Penutup

Marilah kita berdoa (bersama-sama),


Allah Bapa di surga, kami kembali menghaturkan syukur kepada-Mu. Semoga butir-butir Sabda yang
kami drengarkan hari ini menggerakkan kami untuk hidup seturut dengan kehendak-Mu. Semoga kami
mampu mewujudkan karya-karya nyata dalam mendampingi dan mendukung pendidikan kaum muda
kami sehingga mereka tetap bersemangat untuk menyongsong masa depan yang cerah meski kami masih
berada di dalam bayang-bayang pandemi Covid 19. Demi Kristus Tuhan dan pengantara kami. Amin.

Lagu penutup

PERTEMUAN V

“MEMBAGI-BAGIKAN KEPADA SEMUA ORANG SESUAI DENGAN KEPERLUAN”


MERENCANAKAN AKSI – MEWUJUDKAN HARAPAN

Sasaran Pertemuan
Dalam pertemuan kelima ini, umat diajak untuk menyadari perutusannya sehingga memiliki
kesiapsediaan untuk menjadi perpanjangan tangan kasih Tuhan. Umat juga diharapkan dapat
mempersiapkan dan merumuskan langkah serta kegiatan pastoral secara tepat guna, tepat waktu, tepat
sasaran, dan tepat cara sehingga semangat belarasa dapat terwujud dan menjadi berkat bagi banyak
orang.
Lagu Pembuka
Tanda Salib dan Salam
P : Dalam nama Bapa, Putera, dan Roh Kudus
U : Amin
P : Rahmat Tuhan Kita Yesus Kristus, cinta kasih Allah, dan persekutuan Roh Kudus, beserta kita
U : Sekarang dan selama-lamanya

Pengantar
Bapak/ibu dan saudara/i yang terkasih,
Dalam pertemuan pertama hingga keempat yang lalu, kita telah diajarkan mengenai makna dan tujuan
masa Prapaskah. Kita juga telah diajak untuk kembali menyadari semangat yang hendak kita bangun
dalam masa Prapaskah ini. Kini, pada pertemuan kelima kita akan merenungkan sekaligus membuat
tindakan nyata dalam diri kita masing-masing maupun bersama sebagai wujud semangat pertobatan
selama masa prapaskah ini.
Wujud semangat pertobatan menjadi tanda belarasa kita terhadap siapa pun yang menderita dan
membutuhkan perhatian. Siapa pun kita, kita semua diharapkan tergerak untuk secara nyata
mengupayakan aneka cara yang bisa kita lakukan sebagai berkat bagi mereka yang membutuhkan
perhatian dan pertolongan kita.

Seruan Tobat
Mengawali pertemuan ini, marilah dengan rendah hati kita mengakui kerapuhan kita di hadapan Tuhan
dan sesama dan berharap akan limpah berkat belas kasihNya.
Ulangan: Berbahagialah orang bila dosanya diampuni
P : Selama kusembunyikan dosaku, batinku tertekan, dan aku mengeluh sepanjang hari.
U : Berbahagialah orang bila dosanya diampuni.
P : Aku mengakui dosaku di hadapan-Mu, Tuhan dan kesalahanku tidak kusembunyikan.
U : Berbahagialah orang bila dosanya diampuni.
P : Nasib orang berdosa sengsara belaka, tetapi orang yang percaya kepada Tuhan dilimpahi kasih
setia.
U : Berbahagialah orang bila dosanya diampuni.
P : Semoga Allah yang Mahakuasa mengasihani kita, mengampuni dosa kita, dan menghantar kita
ke hidup yang kekal.
U : Amin

Doa Pembuka
Marilah berdoa,
Allah Bapa yang penuh kasih, ajarilah kami untuk senantiasa memiliki kepekaan dan hati rela berkorban.
Kobarkanlah di dalam hati kami, semangat untuk mau berbagi dan bersaksi bagi sesama kami. Semoga
kami berani menjadi garam dan terang dunia untuk senantiasa mau dan mampu berjuang mewujudkan
kasih terhadap sesama kami. Demi Yesus Kristus Putera-Mu dan Tuhan kami, yang bersama Dikau dan
Roh Kudus, hidup dan berkuasa, kini dan sepanjang masa. Amin.

Bacaan Kitab Suci


Pemandu dapat membacakan atau menunjuk salah satu umat yang hadir atau mengajak umat untuk
bergiliran membacakan perikop Kitab suci berikut.
“Cara Hidup Jemaat yang Pertama”
Pembacaan dari Kisah Para Rasul (Kis 2: 41-47)
41
Orang-orang yang menerima perkataannya itu memberi diri dibaptis dan pada hari itu jumlah mereka
bertambah kira-kira tiga ribu jiwa. 42Mereka bertekun dalam pengajaran rasul-rasul dan dalam
persekutuan. Dan mereka selalu berkumpul untuk memecahkan roti dan berdoa. 43Maka ketakutanlah
mereka semua, sedang rasul-rasul itu mengadakan banyak mujizat dan tanda. 44Dan semua orang yang
telah menjadi percaya tetap bersatu, dan segala kepunyaan mereka adalah kepunyaan bersama, 45dan
selalu ada dari mereka yang menjual harta miliknya, lalu membagi-bagikannya kepada semua orang
sesuai dengan keperluan masing-masing. 46Dengan bertekun dan dengan sehati mereka berkumpul tiap-
tiap hari dalam Bait Allah. Mereka memecahkan roti di rumah masing-masing secara bergilir dan makan
bersama-sama dengan gembira dan dengan tulus hati, 47sambil memuji Allah. Dan mereka disukai semua
orang. Dan tiap-tiap hari Tuhan menambah jumlah mereka dengan orang yang diselamatkan.
Demikianlah Sabda Tuhan.
Syukur kepada Allah

Pendalaman Katekese
Dalam kesempatan ini, pemandu menyampaikan beberapa gagasan pokok permenungan yang digali dari
Kitab Suci yang baru saja didengarkan.

• Cara hidup jemaat pertama, rupa-rupanya telah menjadi daya tarik bagi banyak orang pada saat
itu. Iman terhadap Yesus yang telah bangkit telah memampukan mereka hidup dalam suatu
persekutuan yang saling peduli dan berbagi. Di dalam kesatuan dan kebersamaan, mereka
bertumbuh untuk saling mendukung dan menopang permasalahan-permasalahan hidup yang
mereka hadapi. Keteladanan Yesus untuk peduli dan berbagi mereka hidupi dan praktikkan di
dalam komunitas mereka.
• Di era adaptasi kebiasaan baru pasca pandemic covid-19, cara hidup jemaat pertama ini menjadi
tantangan sekaligus ujian kemanusiaan. Kita diajak untuk menghayati cara hidup pribadi dan
bersama untuk mau peduli dan berbagi sebagai karunia sekaligus kesempatan untuk berkarya bagi
Tuhan dan sesama. Cara hidup jemaat pertama adalah undangan kemanusiaan, ajakan untuk
terlibat; berbelarasa dan berpengharapan kepada mereka yang berkekurangan.
• Mari merenung, apakah tetangga/teman menanti tindakan berbagi kita? Apakah lingkungan di
sekitar kita memerlukan tindakan berbagi kita?
Sharing
Pemandu dapat membimbing umat untuk merefleksikan pengalaman mereka. Kemudian dilanjutkan
dengan sharing dari beberapa umat dengan beberapa pertanyaan berikut yang dapat dipilih sendiri
sesuai dengan pergulatan masing-masing.
1. Bagaimana di tengah masa pandemi ini, kita dapat menghadirkan wajah Allah yang penuh kasih
dengan semakin mengasihi dan semakin terlibat di tengah masyarakat?
2. Apa aksi nyata yang bisa kita lakukan untuk menolong sesama yang terdampak Covid-19 ini?

Doa Umat
Doa umat spontan. Dalam doa umat ini bisa berdoa untuk segala rencana dan niat baik yang hendak
dilakukan baik secara pribadi maupun dalam kebersamaan dalam jemaat. Doa umat ditutup dengan doa
“Bapa Kami”.
Bapa Kami
Doa Penutup
Marilah kita berdoa,
Allah Bapa yang Penuh Kasih, kami bersyukur atas berkat dan limpah kasih-Mu. Semoga di masa
Prapaskah ini, kami dapat lebih sungguh mengusahakan pertobatan diri agar pantas menyambut karya
penebusan-Mu. Bantulah kami untuk senantiasa memiliki kepekaan dan hati rela berkorban untuk
senantiasa mau peduli dan berbagi kepada saudara-saudari kami yang berkekurangan. Ajarilah kami
untuk mau dan mampu berbuat nyata, berbagi dan bersaksi bagi sesama kami lewat segala upaya bersama
kami. Demi Kristus Tuhan dan Pengantara kami, yang hidup dan berkuasa, Allah sepanjang segala masa.
Amin.
Lagu Penutup

Anda mungkin juga menyukai