Anda di halaman 1dari 30

Pendahuluan

Hari Rabu Abu yang dirayakan pada tanggal 26 Februari 2020


membuka dan mengawali masa Prapaskah di tahun 2020. Sungguh baik bila
seluruh umat beriman memperhatikan dan menghayati semangat masa
Prapaskah sebagaimana ditulis di dalam Konstitusi Liturgi
Suci, Sacrosanctum  Concilium dalam artikel nomor 109:
“Hendaklah baik dalam Liturgi maupun dalam katekese  liturgis ditampilkan
lebih jelas dua ciri  khas masa  “empat puluh hari”,  yakni terutama
mengenangkan atau menyiapkan Baptis dan membina pertobatan. Masa itu
secara  lebih intensif mengajak umat beriman untuk mendengarkan sabda
Allah dan berdoa, dan dengan demikian menyiapkan mereka untuk merayakan
misteri Paska. Maka dari itu: a) Unsur-unsur Liturgi empat puluh hari  yang
berkenaan dengan Baptis hendaknya dimanfaatkan secara lebih luas; bila
dipandang bermanfaat, hendaknya beberapa unsur dari Tradisi zaman dahulu
dikembalikan; b) HaI itu berlaku juga bagi unsur-unsur yang menyangkut
pertobatan. Mengenai katekese hendaknya ditanamkan dalam hati kaum
beriman baik dampak sosial dosa, maupun hakekat khas pertobatan, yakni
menolak dosa sebagai penghinaan terhadap Allah; jangan pula diabaikan
peran Gereja dalam tindak pertobatan, dan hendaknya doa-doa untuk para
pendosa sangat dianjurkan.” 
Dalam uraian di atas menunjukkan bahwa melalui liturgi,
katekese, maupun penghayatan yang berdampak, seluruh umat diajak untuk
lebih sadar dan sungguh dalam memanfaatkan masa prapaskah sebagai
kesempatan untuk mengenang atau menyiapkan baptisan dan membina
pertobatan. Dengan demikian, kesadaran dan kesungguhan dengan
ditopang melalui katekese yang cukup, seluruh umat beriman tidak hanya
menjalani masa prapaskah sebagai suatu rutinitas, namun selama empat
puluh hari masa prapaskah, dapat bertumbuh sebagai seorang beriman
melalui syukur atas rahmat baptisan, atas rahmat belas kasih Allah, atas
kesempatan untuk membina pertobatan dan pertumbuhan hidup rohani
dengan lebih tekun mendengarkan Sabda Allah, berdoa, dan matiraga.
Dalam usaha membina pertobatan, Konstitusi Liturgi
Suci, Sacrosanctum Concilium dalam arlikel nomor 110 dengan jelas
menguraikan bahwa:
“Pertobatan selama masa empat puluh hari hendaknya jangan hanya bersifat
batin dan perorangan,  melainkan hendaknya bersifat lahir dan sosial
kemasyarakatan.    Adapun praktek pertobatan,  sesuai dengan kemungkinan–
kemungkinan zaman kita sekarang dari  pelbagai daerah pun juga dengan
situasi Umat beriman, hendaknya makin digairahkan, dan  dianjurkan  oleh
pimpinan  gerejawi  seperti  disebut dalam artikel 22.    Namun puasa Paska
hendaknya  dipandang keramat, dan dilaksanakan di mana-mana pada hari
Jumat dengan Sengsara dan Wafat Tuhan,  dan bila  dipandang berfaedah,
diteruskan sampai Sabtu suci, supaya dengan demikian hati kita  terangkat
dan  terbuka, untuk menyambut  kegembiraan hari Kebangkitan Tuhan.”
Dari uraian di atas, Kontitusi Liturgi mengingatkan agar seluruh umat
beriman dengan sunguh-sungguh memanfaatkan masa prapaskah ini untuk
mengupayakan pertobatan, bertumbuh dalam kebajikan dan keutamaan
hidup, yang tidak hanya berdaya ubah bagi diri sendiri, namun juga bagi
sesama dan alam semesta. Banyak hal dapat dilakukan untuk membina
pertobatan ini: melatih diri berhenti melakukan berbagai kebiasaan buruk,
melatih penguasaan diri dalam pantang dan puasa. Misalnya: melatih diri
dalam kebiasan baik dengan membaca Kitab Suci, berdoa, mengikuti
Sakramen Ekaristi lebih teratur, menyesali dosa dan menyambut sakramen
pengakuan dosa, memperbaharui iman, serta mempersiapkan diri
menyambut sukacita perayaan Paskah.
Dengan demikian, untuk menyosong Paska dapat dilakukan
pendalaman selama masa prapaska untuk memaknai pertobatan dengan
memberi, berbuah berkat bagi sesama merupakan semangat APP 2020 yang
memperhitungan ekonomi yang bermartabat bagi kehidupan umat. Dengan
fokus pastoral Keuskupan Manokwari-Sorong 2020, yakni “Keluarga sebagai
Gereja Rumah Tangga” kita boleh berharap bahwa gerakan APP dapat
menjadi salah satu sarana dan kesempatan yang berdaya ubah di tengah
umat dan masyarakat. Oleh karena itu, seluruh umat beriman Keuskupan
Manokwari-Sorong diajak untuk menghayati tema gerakan APP 2020:
“BERTOBAT DAN BERBUAH BERKAT”

********
PENGANTAR

Tidak terasa sebentar lagi kita sudah memasuki masa Prapaskah 2020, yang
dibuka dengan Hari Rabu Abu yang jatuh pada tanggal 26 Februari 2020,
dimana kita mengawalinya dengan penerimaaan abu. Selama masa Prapaskah
ini kita diajak berbenah diri, membangun sikap tobat dan membaharui relasi kita
dengan Allah sumber belas kasih yang abadi. Untuk mendukung usaha tobat
selama masa Prapaskah, kita mengadakan Katekese Aksi Puasa Pembangunan
(APP). Tema APP 2020: “Bertobat, Terlibat dan Berbuah Berkat”. Tema ini
adalah bagian dari tema kerangka dasar APP Nasional tiga tahunan (2020-
2022), yakni gerakan melindungi dan mengelola sumber Hak Ekonomi
masyarakat yang bermartabat, berbela rasa dan berkelanjutan.
Berdasarkan tema besar ini maka dibagi dalam 5 kali pertemuan katekese
dengan tahap sebagai berikut :
Pertemuan I : Puasa Panggilan Membangun Pertobatan Dalam
MengelolaEkonomi Yang Baik
Pertemuan II: Tantangan Membangun Hidup Ekonomi Yang
Bekelayakan
Pertemuan III : Terlibat Dalam Membangun Hidup Ekonomi Yang
Berkelayakan
Pertemuan IV : Diutus Untuk Mewujudkan Hidup Ekonomi Yang
Berkelayakan
Pertemuan V : Berdaya Ubah Dan Berbuah Berkat
Buku panduan ini mengikuti alur gagasan oleh PSE-KWI. Sangat dianjurkan
agar para pemandu mempersiapkan diri agar umat dapat mengikuti katekese ini
dengan baik sebagai persiapan menyambut Hari Raya Paskah (Kebangkitan
Tuhan). Bahan ini dapat disesuaikan dengan kondisi umat setempat.
Akhirnya semoga bahan-bahan ini dapat membantu para pemandu dan
pemimpin katekese di lingkungan masing-masing.
Selamat berkatekese
Sorong, 11 Februari 2020

Komisi Katekese KMS


PERTEMUAN I

PUASA PANGGILAN MEMBANGUN PERTOBATAN DALAM


MENGELOLA EKONOMI YANG BAIK

Tujuan :

Agar peserta menyadari bahwa memperjuangkan hidup sejahtera secara


bermartabat merupakan panggilan dan tanggung jawab setiap orang
beriman Katolik.

Sumber : Kej. 2 : 15-17

1. Lagu Pembuka : PS. 664

2. Tanda Salib dan Salam


P : Dalam nama Bapa, dan Putra dan Roh Kudus
U : Amin
P : Semoga rahmat dari Tuhan kita Yesus Kristus, cita kasih Allah Bapa
dalam perseutuan
dengan Roh Kudus selalu beserta kita.
U : Sekarang dan selama-lamanya.

3. Pengantar
Bapak, ibu, sdr/i yang terkasih dalam Kristus
Selamat datang dan selamat berjumpa dalam rangkaian Katekese APP 2020
yang mengambil tema “Bertobat, Terlibat dan Berbuah Berkat”. Mengapa
demikian?
Di sekitar kita ada begitu banyak masyarakat bahkan umat kita yang
hidupnya sangat memprihatinkan. Di mana saja kita menjumpai ada orang
yang berkekurangan dalam hal: makanan, minuman, pakaian, rumah, obat,
pekerjaan, pendidikan. Kemudahan yang diperoleh untuk hidup yang benar-
benar manusiawi.
Karna itudalam masa Prapaskah ini kita mencoba melihat bagaimana
keterlibatan kita dalam membangun dan mengelola ekonomi secara baik
sebagai suatu gerak maju dalam memperbaiki ekonomi umat kita, agar hidup
mereka semakin baik dan berbudaya guna. Disinilah tanggung jawab kita
dalam masa tobat ini untuk menumbuhkan sikap tanggungjawab dan
keutamaan kristiani agar kita semakin peduli terhadap kehidupan sesama kita
maupun generasi mendatang.
Maka wujud pertobatan ada bermacam-macam dan selalu berkaitan erat
dengan keadilan. Sebagaimana dikatakan Nabi Yesaya: “Inilah puasa yang
Kusukai: membuka belenggu kelaliman, melepaskan tali-tali kuk,
membebaskan yang teraniaya, mematahkan setiap penindasan….” (bdk.
Yes.58).
Agar doa-doa kita layak dihadapan Tuhan, mari kita hening sejenak,
menyadari segala kelemahan dan dosa-dosa kita teristimewa dosa melawan
hak orang lain atau merampas milik orang lain dan memohon ampun.

4. Pernyataan Tobat (bisa diambil dari MB. 97-102)


P : Saya mengaku....
P : Semoga Allah yang Mahakuasa mengasihani kita, mengampuni dosa
kita dan menghantar
dan menghantar kita ke hidup yang kekal.
U : Amin.

5. Doa Pembuka
Allah Bapa Mahapengasih, terima kasih karena Engkau telah
menghimpunkan kamidi tempat ini. Karena kasih-Mu yang begitu besar
kepada kami, Engkau telah menyediakan berbagai sumber kehidupan
perekonomian yang harus kami kelola secara bijaksana agar memberi berkat
bagi kehidupan kemanusiaan kami dan keberlangsungan pemeliharaan
semesta.
Kami mohon bimbinglah kami dalam masa tobat ini agar kami mampu
menghayati panggilan-Mu kepada kami untuk ambil bagian dalam
mengupayakan hidup ekonomi yang baik dengan semangat solidaritas dan
berkesinambungan satu dengan yang lain. Kami mohon hadirlah disini
dengan Roh-Mu yang kudus agar kami dengan terbuka mau berbagi
pengalaman hidup dan iman kami. Demi Kristus Tuhan dan pengantara kami.
Amin.
6. Kisah Inspiratif
Kisah Seorang Petani Yang Membagikan Bibit Unggulnya

Alkisah, ada seorang petani yang memiliki bibit unggul di desanya. Dia
adalah satu-satunya pemilik bibit unggul tersebut. Dia tidak menyimpan dan
menanam bibit unggul itu di ladangnya sendiri, tapi dia membagikan bibit itu
pada seluruh petani yang lain. Petani itu tidak rugi, malah dia mendapat
panen yang sukses dan berlimpah. Saat ditanya mengapa dia mau membagi
bibit unggulnya pada petani lain, dia menjelaskan demikian, “jika saya
menyimpan dan menanam bibit unggul itu sendiri, panen saya mungkin tidak
akan berhasil karena angin akan menerbangkan serbuk sari dari lahan
disekitar saya ke lahan saya. Jika saya tidak memberikan bibit unggul kepada
mereka, maka ia akan menanam padi dengan kualitas jelek, maka serbuk
sarinya juga berkualitas jelek. Jika membuahi tanaman saya, padi saya juga
akan berkualitas jelek.”

7. Pertanyaan Sharing
a. Apa makna ekonomi yang baik yang dilakukan oleh Si Petani dalam cerita
tadi?
b. Nilai-nilai Kristiani apa yang mau diperjuangkan oleh Si Petani dalam
cerita diatas?

8. Peneguhan
 Allah memanggil manusia untuk berusaha agar ia bertahan hidup. Allah
juga menghendaki manusia hidup sejahtera.
 Ekonomi adalah usaha manusia menuju hidup sejahtera. Allah
mempercayakan tugas dan tanggungjawab kepada manusia untuk merawat
bumi agar kehidupan terus berlangsung/diwariskan dalam keadaan baik.
Mengusahakan hidup sejahtera harus berprinsip pada ekonomi yang
bermartabat yaitu demi manusia dan manusia sebagi pelaku usahanya.

Manusia harus menaklukkan bumi dan menguasainya, karena sebagai “citra


Allah” ia seorang pribadi. Artinya: subyek yang mampu bertindak secara
berencana dan rasional, mampu mengambil keputusan tentang dirinya, dan
membawa dorongan ke arah realisasi diri. Maka manusia selaku pribadi menjadi
subyek atau pelaku kerja. Sebagai pribadi ia bekerja, ia menjalankan pelbagai
tindakan yang termasukproses kerja;terlepas dari isi obyektifnya, kegiatan itu
semua harus mendukung realisasi kemanusiaannya, terpenuhinya panggilannya
selaku pribadi justru berdasarkan kemanusiaannya (LE 6).

“Betapapun benar manusia itu dimaksudkan dan dipanggil untuk bekerja, kerja
pertama-tama demi manusia dan bukan manusia demi kerja.” (LE 8)

 Laborem Exercens juga menunjukkan ancaman-ancaman terhadap tata


nilai kerja yang benar terhadap tata nilai kerja yang benar pada zaman
modern ini. Ditunjuk dua teori keliru dan sesat dalam sejarah ekonomi.
Pertama, kerja manusia dilihat semata-mata darisudut pandang tujuan
ekonomi (ekonomistis). Kedua, sarana dan alat produksi dianggap lebih
penting daripada buruh/pekerja. Manusia diperlakukan sebagai alat
produksi (materialistis)
 Dalam masa prapaskah ini, marilah kita membangun sikap tobat dengan
kembali kepada panggilan kita untuk mewujudkan kehidupan ekonomi
yang baik, yaitu hidup sejahtera dengan prinsip berkeadilan dan solider
untuk saling menumbuhkan/mengembangkan satu sama lain.

9. Sabda Tuhan
Kej 2 : 15-17
15
Tuhan Allah mengambil manusia itu dan menempatkannya dalam taman
Eden untuk mengusahakan dan memelihara taman itu. 16Lalu Tuhan Allah
memberi perintah itu kepada manusia: “Semua pohon dalam taman iniboleh
kaumakan buahnya dengan bebas, 17tetapi pohon pengetahuan tentangyang
baik dan yang jahat itu, janganlah kau makan buahnya, sebab pada hari
engkau memakannya, pastilah engkau mati.”
10. Pertanyaan Refleksi
a. Apa panggilan dasar manusia yang ditempatkan di taman Eden itu?
b. Apa maksud perintah Allah tentang larangan makan buah dari pohon
kehidupan itu?

11. Peneguhan dari Pemandu


 Sejak semula Allah menghendaki manusia hidup sejahtera, hal ini bisa
kita lihat dari bagaimana Allah menciptakan segala sesuatu yang
dibutuhkan manusia (Kej 1:29). Tanah beserta sumber daya yang
terkandung di dalamnya merupakan sumber utama bagi keberlangsungan
hidup manusia. Tanah menjadi tempat hidup dan bertumbuhnya segala
makhluk ciptaan Allah, teristimewa manusia memperoleh sumber
kehidupannya dari apa yang disediakan dari tanah.
 Agar kehidupan manusia terus berlangsung, Allah menghendaki manusia
untuk “mengusahakan” dan “memelihara”nya (Kej 2 : 15-17). Inilah
panggilan Allah kepada manusia untuk berupaya agar hidup sejahtera dan
terus mewariskan kehidupan kepada generasi berikutnya.
 Usaha manusia untuk menata, mengatur, dan menyelenggarakan
kehidupan bersama dengan manusia lainnya disebut dengan istilah
“ekonomi”. Aktifitas ekonomi dimaksudkan agar terjadinya tatanan atau
aturan agar segala sumber-sumber hidup tersedia bagi semua manusia,
sehingga harapannya manusia dapat hidup secara manusiawi.
 Manusia memang memiliki kehendak bebas dan diberi kuasa untuk
memanfaatkan sumber daya yang tersedia di alam. Namun, perintah Allah
tentang larangan memakan buah dari pohon kehidupan mengingatkan kita
untuk berhati-hati agar tidak tamak (serakah), karena dengan demikian
manusia akan jatuh ke dalam sikap egois yaitu tidak memiliki kepedulian
terhadap hidup orang lain dan mengabaikan kelestarian alam ciptaan yang
merupakan sumber keberlangsungan hidup manusia

12. Lagu Pujian / Selingan (sambil edarkan kolekte)

13. Doa Umat : (Spontan)

14. Doa Bapa Kami : (Bisa dilagukan atau didoakan)


15. Doa Penutup
Allah Bapa yang penuh kasih, kami mengucap syukur dan berterima kasih
atas pendampingan dan penyertaan-Mu pada hari ini. Terima kasih pula atas
karunia-Mu sehingga kami semakin memahami kemuliaan-Mu. Bantulah
kami agar mampu memancarkan kemuliaan-Mu dalam hidup kami, baik
dalam keluarga, maupun dalam lingkungan kami. Untuk itu, kuatkanlah kami
semua agar mampu mendengar sabda Putra-Mu serta mampu
melaksanakannya dalam hidup kami sehingga kami dapat menjadi saksi
kemuliaan-Mu. Doa ini kami panjatkan kepada-Mu dengan perantaraan
Yesus Kristus Juruselamat kami. Amin

16. Berkat Penutup


P : (Semoga) Tuhan beserta kita
U : Sekarang dan selama-lamanya
P : Semoga kita semua dilindungi oleh berkat Allah yang Mahakuasa,
Dalam nama Bapa dan Putera dan Roh Kudus
U : Amin
P : Dengan demikian pertemuan pertama kita malam ini sudah selesai
U : Syukur kepada Allah

17. Lagu Penutup : PS no. 703


PERTEMUAN II

TANTANGAN MEMBANGUN HIDUP EKONOMI YANG


BEKELAYAKAN

Tujuan :

Agar peserta menyadari dan mengatasi tantangan-tantangan dalam


mengupayakan hidup sejahtera seperti: keinginan untuk menguasai dan
mencari keuntungan sebanyak-banyaknya.

Sumber : Mat. 21 : 33-34

1. Lagu Pembuka : MB. 221

2. Tanda Salib dan Salam


P : Dalam nama Bapa, dan Putra dan Roh Kudus
U : Amin
P : Semoga rahmat dari Tuhan kita Yesus Kristus, cita kasih Allah Bapa
dalam perseutuan
dengan Roh Kudus selalu beserta kita.
U : Sekarang dan selama-lamanya.

3. Pengantar
Bapak, ibu, sdr/i yang terkasih dalam Kristus
Pada pertemuan pertama kita telah menyadari bahwa salah satu panggilan
hidup manusia adalah berusaha mengelola segala sumber daya yang ada
untuk kelangsungan hidupnya. Usaha manusia untuk memenuhi kebutuhan
hidupnya itu seringkali dihadapkan pada tantangan hasrat untuk menguasai
dan mencari keuntungan dengan cara-cara yang tidak adil. Hal ini tidak
sejalan dengan prinsip kehidupan ekonomi yang baik yaitu pada
kesejahteraan semua manusia. Melalui tantangan, kesulitan dan derita itu, kita
menyadari bahwa kasih Tuhan tetap menyertai kita sehingga kita harus tetap
bersyukur. Karena itu dalam pertemuan kedua ini kita diajak untuk
merefleksikan kembali, apakah usaha-usaha kita demi membangun hidup
sejahtera sudah sejalan dengan prinsip ekonomi yang lebih layak? Agar
kegiatan pendalaman serta doa-doa kita senantiasa berkenan kepada Tuhan,
mari kita hening sejenak dan menyadari segala dosa dan kekurangan kita agar
kita pantas di hadapan Tuhan.

4. Pernyataan Tobat (bisa diambil dari MB. 97-102)


P : Saya mengaku....
P : Semoga Allah yang Mahakuasa mengasihani kita, mengampuni dosa
kita dan menghantar
dan menghantar kita ke hidup yang kekal.
U : Amin.

5. Doa Pembuka
Allah Bapa sumber segala kebaikan dan kasih, kami bersyukur atas segala
berkat yang telah Engkau berikan kepada kami. Secara istimewa dalam masa
Prapaskah ini Engkau menghimpun kami untuk memperdalam iman kami
melalui permenungan. Kami mohon bukalah hati kami agar mampu
mendengar sabda-Mu dan sanggup melaksanakan-Nya dalam hidup kami.
Kiranya melalui pertemuan kedua ini, kami semakin sadar akan tantangan-
tantangan di sekitar kami. Berikanlah kepada kami kemampuan untuk dapat
mengatasi semua ini agar kami dapat mengupayakan kehidupan yang
sejahtera selaras dengan kehendak-Mu. Berilah kami kepekaan terhadap
kebutuhan orang lain dan mampu bertindak adil, tidak merampas hak orang
lain. Semuanya ini kami sampaikan kepada-Mu ya Bapa dengan perantaraan
Kristus Tuhan dan pengantara kami.
Amin.

6. Merenungkan Kisah Inspiratif (dibaca oleh Pemandu/Petugas)

Fandi yang berbakti

Fandi adalah seorang siswa SMA yang mungkin terhitung istimewa


dibandingkan teman-teman seusianya. Sejak ia masih duduk di bangku
Sekolah Dasar, ayahnya sudah meninggal dunia, sehingga perekonomian
keluarga sangat bergantung dari usaha ibunya yang membuat dan berjualan
tempe. Setiap hari Fandi bangun pagi. Ia memiliki inisiatif untuk membantu
ibunya, mempersiapkan lapak di pasar sebelum pergi ke sekolah. Bahkan
sembari ke sekolah ia juga mampir ke warung-warung untuk menitipkan
tempe buatan ibunya.
Suatu ketika harga kedelai pernah mengalami kenaikan, banyak para
produsen tempe mengubah ukurannya menjadi lebih kecil agar mereka tetap
untung. Tidak sedikit juga para pedagang memanfaatkan situasi ini untuk
memperoleh keuntungan besar dengan dalih harga kedelai sedang naik maka
harga tempe pun naik drastis. Namun dalam situasi itu Fandi dan ibunya
tetap menjual tempe dengan harga yang wajar sesuai dengan biaya produksi
yang harus mereka keluarkan. Mereka tidak ingin dalam situasi
perekonomian yang serba sulit, banyak orang kecil yang sehari-harinya
mungkin hanya mampu membeli tempe juga semakin sulit untuk
mendapatkannya.
Usaha yang ditekuni dengan semangat kejujuran rupanya membuahkan hasil
yang besar. Tanpa diduga uang tabungan dari produksi dan berjualan tempe
telah terkumpul banyak. Karena memiliki cukup banyak uang, dan ingin
menyenangkan hati Fandi, Ibunya menawari Fandi untuk membeli
smartphone dan sepatu dengan model kekinian seperti teman-temannya.

7. Pertanyaan Sharing
a. Insipirasi apa yang bisa kita ambil dari cerita diatas?
b. Tantangan-tantangan apa saja yang sering muncul dari kegiatan ekonomi
kita?
c. Bagaimana sikap kita dalam mengatasi tantangan-tantangan yang muncul?

8. Peneguhan

 Suatu komunitas dapat bertahan dan tetap solid apabila masing-masing


anggotanya saling memperhatikan dan mendahulukan kebutuhan orang
lain, bukan mencari keuntungan diri sendiri. Namun, hal ini tidak mudah
dilakukan karena manusia seringkali dihadapkan pada tantangan untuk
bersikap egois/mementingkan diri sendiri. Pada saat sifat egois muncul
perlahan-lahan manusia tertutup terhadap kasih, manusia mulai tidak
peduli terhadap sesama dan lingkungannya, bahkan tidak takut kepada
Tuhan.

9. Sabda Tuhan
Mat 21 : 33-34
33
”Dengarkanlah suatu perumpamaan yang lain. Adalah seorang tuan tanah
membuka kebun anggur dan menanam pagar sekelilingnya. Ia menggali
lobang tempat memeras anggur dan mendirikan menara jaga di dalam kebun
itu. Kemudian ia menyewakan kebun itu kepada penggarap-penggarap lalu
berangkat ke negeri lain. 34ketika hampir tiba musim petik, ia menyuruh
hamba-hambanya kepada penggarap-penggarap itu menerima hasil yang
menjadi bagiannya.

10. Pendalaman teks Kitab Suci


a. Kewajiban apa yang harus dipenuhi oleh para penggarap kebun anggur
kepada tuan yang mempunyai tanah itu?
b. Mengapa para penggarap kebun anggur itu berani dan tega
menyingkirkan para hamba utusan tuannya, bahkan anaknya?
c. Berdasarkan sabda Tuhan ini, pesan apa yang dapat kita peroleh untuk
hidup harian kita?

11. Renungan
 Tantangan untuk menguasai rupanya sudah mulai tampak sejak dahulu
kala. Hal ini dapat kita baca dalam kisah manusia pertama yang tergoda
untuk memakan buah terlarang karena dengan memakan buah tersebut
manusia akan memiliki kelebihan bahkanseperti Allah (Kej 3 : 1-7).
 Kecenderungan sikap serakah ini juga diingatkan oleh Yesus dalam
perumpamaan tentang para penggarap kebun anggur (Mat 21 : 33-34).
Dari perumpamaan tersebut diceritakan bagaimana sang pemilik anggur
sudah sangat berbaik hati memberikan sumber penghidupan kepada para
penggarap, namun karena sikap serakah dan ketidakpuasan yang
menguasai para penggarap itu membuat mereka berupaya untuk
menguasai kebun anggur dan hasilnya bahkan dengan cara-cara yang
tidak benar.
 Dari sini kita belajar bahwa ketika manusia tidak mensyukuri segala
sesuatu yang tersedia adalah cukup baginya, manusia akan mudah
didorong pada kecenderungan untuk menguasai, bahkan menguasai
dengan cara-cara yang tidak adil, dan tidak ada lagi rasa kepedulian
terhadap kebutuhan orang lain.

12. Lagu Pujian / Selingan (sambil edarkan kolekte)

13. Doa Umat : (Spontan)


14. Doa Bapa Kami : (Bisa dilagukan atau didoakan)

15. Doa Penutup


Allah Bapa yang Mahabijaksana, hanya pada-Mu kami berharap. Kami
mohon bimbingan-Mu supaya kami semakin menemukan tekad untuk
membangun kehidupan yang sejahtera dengan mengedapankan keadilan,
kejujuran dan kepedulian pada mereka yang kecil dan menderita. Demi Yesus
Kristus Putera-Mu, Tuhan dan pengantara kami yang hidup dan berkuasa,
bersama Bapa dalam persekutuan Roh Kudus, kini dan sepanjang masa.
Amin

16. Berkat Penutup


P : (Semoga) Tuhan beserta kita
U : Sekarang dan selama-lamanya
P : Semoga kita semua diberkati dan dilindungi oleh berkat Allah yang
Mahakuasa,
Dalam nama Bapa dan Putera dan Roh Kudus
U : Amin
P : Dengan demikian pertemuan kita malam ini sudah selesai
U : Syukur kepada Allah

17. Lagu Penutup : “BETAPA HATIKU”

Betapa hatiku, berterima kasih Yesus


Kau mengasihiku, Kau memilikiku
hanya ini Tuhan persembahanku segenap
hidupku jiwa dan ragaku s’bab tak
kumiliki harta kekayaan yang cukup
berarti tuk kupersembahkan hanya ini
Tuhan permohonanku terimalah Tuhan
persembahanku pakailah hidupku
ebagai alat-Mu seumur hidupku.
PERTEMUAN III

TERLIBAT DALAM MEMBANGUN HIDUP EKONOMI

YANG BERKELAYAKAN

Tujuan :

Agar peserta memiliki sikap dan cara pandang menurut ajaran Kristiani
dalam mengusahakan kehidupan ekonomi yang berkelayakan.

Sumber : Luk. 12 : 13-21

1. Lagu Pembuka : PS. 331

2. Tanda Salib dan Salam


P : Dalam nama Bapa, dan Putra dan Roh Kudus
U : Amin
P : Semoga rahmat dari Tuhan kita Yesus Kristus, cita kasih Allah Bapa
dalam persekutuan
dengan Roh Kudus selalu beserta kita.
U : Sekarang dan selama-lamanya.

3. Pengantar
Bapak, ibu, sdr/i yang terkasih dalam Tuhan
Membangun hidup ekonomi yang berkelayakan untuk kesejahteraan bersama
bukanlah hal yang mudah. Ada yang dengan susah payah bekerja untuk
memenuhi kebutuhan hidupnya, sementara ada yang dengan mudah mencari
keuntungan dengan jalan mengorbankan atau merampas hak orang lain.
Pada malam ini, kita diajak untuk melihat dalam diri kita masing-masing
apakah kita sering berusaha untuk mencari keuntungan bagi diri sendiri
dengan cara yang tidak adil dan tidak jujur dengan sesama? Keterlibatan saya
seperti apa dalam usaha membangun hidup ekonomi yang berkelayakan.
Sadar bahwa kita sering kali tidak adil dan tidak jujur dalam membangun
hidup ekonomi yang berkelayakan, mari kita hening sejenak dan menyadari
segala dosa dan kekurangan kita serta mohon ampun dan berusaha
membangun hidup yang lebih bermartabat.
4. Pernyataan Tobat (bisa diambil dari MB. 97-102)
P : Saya mengaku....
P : Semoga Allah yang Mahakuasa mengasihani kita, mengampuni dosa
kita dan menghantar
dan menghantar kita ke hidup yang kekal.
U : Amin.

5. Doa Pembuka
Allah Bapa yang Mahakasih, kami bersyukur karena Engkau senantiasa
memelihara dan mencukupi kebutuhan hidup kami. Ampunilah kami karena
kurang tahu bersyukur atas setiap berkat yang telah Engkau berikan kepada
kami. Kami sering merasa tidak puas dengan apa yang ada pada diri kami,
karena itu kami sering bersikap curang dan tidak adil. Bimbinglah kami agar
mampu memperbaiki diri dan selalu bersyukur atas apa yang sudah kami
miliki. Buatlah kami selalu peduli dengan mereka yang menderita. Demi
Yesus Kristus, Tuhan dan Pengantara kami.
Amin.

6. Ilustrasi

Cerita Petani Teluk jambe Perjuangkan


Lahan di Depan Jokowi
Liputan6.com, Jakarta- Presiden Joko
Widodo atauJokowimeng-
undang para petani Teluk jambe, Karawang,
Jawa Barat, yang masih terlibat konflik lahan
dengan perusahaan. Mereka merasa tanah
yang sudah ditempati selama puluhan tahun
direbut begitu saja oleh perusahaan.
Seorang petani yang ikut dalam pertemuan,
Budiono mengata-
kan, Jokowi memang belum memberikan
solusi pasti atas perma-
salahan ini. Presiden meminta waktu tiga hari
ke depan agar para menteri bisa menemukan
jalan keluarnya.
"Ya untuk ini tadi tidak ada. Hanya
menyampaikan dua sampai
tiga hari baru ada keputusan. Makanya kami
akan tetap
menunggu di penampungan Muhammadiyah.
Tapi kalau kami
belum dapat hasil, ya kami akan tetap enggak
punya apa-apa lagi," kata Budiono di Istana
Kepresidenan, Jakarta, Rabu (3/5/2017).
Budiono menjelaskan para petani sudah
menampati tanah negara itu sejak 1962. Tiba-
tiba saja muncul PT Pertiwi Lestari yang
menyebut memiliki hak atas tanah itu sejak
1998.
Sampai kini, Budiono mengaku, perusahaan
terus mengintimi-
dasi warga. Lahan-lahan warga sebagian
besar sudah digusur dan diambil alih
perusahaan. Karena itu, para petani tetap
akan tinggal di Jakarta sampai ada keputusan
dari Jokowi.
Para petani heran, perusahaan bisa begitu
saja mengambil alih lahan mereka. Budiono
mengakui banyak warga awam dengan
permasalahan lahan seperti ini, tapi tidak
berarti buta permasalahan ini.
Selama ini, menurut Budiono, perusahaan
memiliki tiga hak guna bangunan (HGB). Para
petani diklaim perusahaan berada di lahan
yang berizin itu.
"Kamu kalau enggak ngambil kerohiman Rp
30 juta atau Rp 50
juta, kami akan laporkan karena
penyerobotan tersebut. Sedangkan itu kan
cacat hukum, HGB-nya itu enggak ada di
Margakaya. Posisinya enggak ada di
Margakaya. Adanya di Margamulya,
Wanajaya, sama Wanajaya," dia
memaparkan.
Sumber:
https://www.liputan6.com/news/read/29399
47/ceritapetani-telukjambe-perjuangkan-
lahan-di-depan-jokowi

7. Pertanyaan Sharing
a. Situasi apa yang hendak digambarkan dalam karikatur atau berita diatas?
b. Bentuk ketidakadilan apa saja yang ada di sekitar kita dalam usaha
membangun hidup sejahtera?
c. Apakah anda memiliki pengalamandiperlakukan tidak adil atau mungkin
pernah berbuat tidak adil dalam usaha-usaha anda membangun hidup
sejahtera?

8. Peneguhan

 Suatu Tanah merupakan gambaran sumber kehidupan manusia.


Kepemilikan tanah identik dengan penguasaan sumber kehidupan.
Persoalan-persoalan kesejahteraan hidup manusia seringkali dihubung-
hubungkan dengan penguasaan tanah. Konflik-konflik seringkali juga
terjadi karena perebutan hak atas tanah.
 Ilustrasi di atas adalah salah satu gambaran yang mau menunjukkan
bahwa untuk hidup sejahtera diperlukan adanya penghormatan terhadap
hak milik orang lain dan keadilan bagi setiap manusia dalam mengakses
sumber kehidupan.
 Ada bentuk-bentuk ketidakadilan lain yang terjadi di sekitar kita yang
menghambat orang untuk hidup sejahtera, antara lain: penguasaan sumber
daya alam oleh kelompok tertentu, pemberian upah yang tidak sesuai
dengan beban pekerjaan, sulitnya akses untuk memperoleh pekerjaan
atau fasilitas kesehatan, dan lain sebagainya (contoh ditambahkan dari
sharing peserta).
 Bisa jadi kita pernah mengalami ketidakadilan dalam usaha kita
memperjuangkan hidup yang sejahtera. Atau mungkin kita pernah berbuat
tidak adil sehingga membuat orang lain tidak mendapatkan haknya untuk
hidup sejahtera.
 Lalu bagaimana seharusnya kita membangun hidup sejahtera, hidup
ekonomi yang layak seturut ajaran Kristiani?

9. Sabda Tuhan

Orang Kaya yang Bodoh


(Lukas 12:13-21)
13
Seorang dari orang banyak itu berkata kepada Yesus: "Guru, katakanlah
kepada saudaraku supaya ia berbagi warisan dengan aku." 14Tetapi Yesus
berkata kepadanya: "Saudara, siapakah yang telah mengangkat Aku menjadi
hakim atau pengantara atas kamu?" 15Kata-Nya lagi kepada mereka:
"Berjaga-jagalah dan waspadalah terhadap segala ketamakan, sebab
walaupun seorang berlimpah-limpah hartanya, hidupnya tidaklah tergantung
dari pada kekayaannya itu." 16Kemudian Ia mengatakan kepada mereka suatu
perumpamaan, kata-Nya: "Ada seorang kaya, tanahnya berlimpah-limpah
hasilnya. 17Ia bertanya dalam hatinya: Apakah yang harus aku perbuat, sebab
aku tidak mempunyai tempat di mana aku dapat menyimpan hasil tanahku.
18
Lalu katanya: Inilah yang akan aku perbuat; aku akan merombak lumbung-
lumbungku dan aku akan mendirikan yang lebih besar dan aku akan
menyimpan di dalamnya segala gandum dan barang-barangku. 19Sesudah itu
aku akan berkata kepada jiwaku: Jiwaku, ada padamu banyak barang,
tertimbun untuk bertahun-tahun lamanya; beristirahatlah, makanlah,
minumlah dan bersenang-senanglah! 20Tetapi firman Allah kepadanya: Hai
engkau orang bodoh, pada malam ini juga jiwamu akan diambil dari padamu,
dan apa yang telah kausediakan, untuk siapakah itu nanti? 21Demikianlah
jadinya dengan orang yang mengumpulkan harta bagi dirinya sendiri, jikalau
ia tidak kaya di hadapan Allah."

10. Pertanyaan Refleksi


a. Kata atau kalimat mana yang menarik bagi anda?
b. Pesan apa saja yang dapat anda petik dari bacaan Kitab Suci tadi tentang
“Orang Kaya yang Bodoh”?

11. Peneguhan

 Melalui Perumpamaan orang kaya yang bodoh tadi setidaknya kita belajar
bahwa ketamakan membawa konflik yaitu rusaknya relasi antar manusia
bahkan antar saudara.
 Yesus menegaskan bahwa memiliki dan menguasai harta kekayaan untuk
dirinya sendiri bukanlah jaminan keselamatan. Manusia harus
mengusahakan hidupnya kaya di hadapan Allah, yaitu dengan
membangun relasi yang baik dengan sesama melalui sikap solider, jujur,
dan adil (Kolose 3: 22-25, 4: 1-2), sehingga orang lainpun mengalami
hidup sejahtera.
Prinsip apa saja yang perlu kita perhatikan dalam membangun hidup
ekonomi yang bermartabat menurut ajaran Kristiani:
1) Kita perlu menyadari bahwa tujuan manusia berusaha adalah untuk
kesejahteraan manusia itu sendiri bukan untuk mencari keuntungan
(KGK. 2426).
2) Manusia memiliki hak atas pribadi untuk diusahakan sendiri memenuhi
kebutuhan pokoknya sendiri (KGK. 2402). Namun harus diingat bahwa
bumi ini pada awalnya diberikan kepada seluruh manusia, maka hak
kepemilikan memungkinkan kita untuk membangun sikap saling
menghormati atas hak milik itu dan sikap solider kepada orang lain
(KGK. 2403).
3) Kita perlu membangun sikap penguasaan diri dari ketergantungan barang-
barang duniawi yang seringkali membawa kecenderungan pada sikap
ingin menguasai, ketidakpedulian pada orang lain, dan sikap tidak adil
(KGK. 2407).
4) Dalam melakukan kegiatan ekonomi hendaknya selalu menghargai hak
milik orang lain, tidak mengambil secara paksa dan cara-cara yang tidak
adil (KGK. 2408). Contoh tindakan mengambil hak orang lain seperti
melakukan penipuan dalam perdagangan, memalsukan bukti transaksi,
tidak membayar/memotong upah karyawan, dan lain sebagainya dengan
maksud memanfaatkan ketidaktahuan mereka (KGK. 2409).
5) Perlu ada aturan-aturan yang adil untuk menjaga hak-hak pribadi tiap
manusia untuk berusaha memenuhi kebutuhan hidupnya (KGK. 2410).
Bagi yang memiliki lapangan usaha tidak diperkenankan memperhamba
manusia dengan mengekspoitasi tenaganya, memperlakukan dengan tidak
manusiawi (seperti barang), dan menjadikan sebagai sumber keuntungan,
karena hal-hal tersebut bertentangan dengan perintah Allah ke-7 (KGK.
2414)
.
12. Lagu Pujian / Selingan (sambil edarkan kolekte)

13. Doa Umat : (Spontan)

14. Doa Bapa Kami : (Bisa dilagukan atau didoakan)

15. Doa Penutup : Lihat PS.144 (didoakan bersama)

16. Berkat Penutup


P : (Semoga) Tuhan beserta kita
U : Sekarang dan selama-lamanya
P : Semoga kita semua diberkati dan dilindungi oleh berkat Allah yang
Mahakuasa,
Dalam nama Bapa dan Putera dan Roh Kudus
U : Amin
P : Dengan demikian pertemuan kita malam ini sudah selesai
U : Syukur kepada Allah

17. Lagu Penutup : PS. 707


PERTEMUAN IV

DIUTUS UNTUK MEWUJUDKAN HIDUP EKONOMI YANG


BERKELAYAKAN

Tujuan :

Agar peserta mulai mewujudkan hidup ekonomi yang berkelayakan


melalui cara hidup atau gerakan bersama secara sederhana namun
berdampak bagi kesejahteraan bersama.

Sumber :Luk. 16 : 10-13

1. Lagu Pembuka :

2. Tanda Salib dan Salam


P : Dalam nama Bapa, dan Putra dan Roh Kudus
U : Amin
P : Semoga rahmat dari Tuhan kita Yesus Kristus, cita kasih Allah Bapa
dalam perseutuan
dengan Roh Kudus selalu beserta kita.
U : Sekarang dan selama-lamanya.

3. Pengantar
Bapak, ibu, sdr/i yang dikasihi Tuhan
Malam ini adalah pertemuan yang ke-4. Kita sering dihadapkan pada
tantangan untuk bisa mengendalikan diri agar tidak jatuh pada sikap
rakus/tamak untuk menguasai segala sesuatu dengan cara-cara yang tidak
jujur dan tidak adil. Maka pertobatan kita yang hendak dibangun adalah
bagaimana sebagai orang Katolik mewartakan harapan keadilan untuk
menciptakan kesejahteraan bersama dengan terlibat dalam membangun
kehidupan ekonomi yang layak. Sadar bahwa kita sering kurang peka dalam
membangun kehidupan ekonomi yang layak, marilah kita mohon ampun
kepada Tuhan.

4. Pernyataan Tobat
P : Saya mengaku....
P : Semoga Allah yang Mahakuasa mengasihani kita, mengampuni dosa
kita dan menghantar
dan menghantar kita ke hidup yang kekal.
U : Amin.

5. Doa Pembuka
Allah Bapa sang Pencipta, kami bersyukur karena Engkau telah
mengumpulkan kami dalam pertemuan masa prapaskah ini. Semoga Roh
Kudus-Mu senantiasa menjiwai kami agar kami dimampukan untuk menjadi
saksi kebenaran dan cinta di tengah dunia ini. Demi Kristus, Tuhan dan
pengantara kami, yang hidup dan berkuasa bersama Dikau dan Roh Kudus,
kini dan sepanjang masa. Amin

6. Merenungkan Kisah

REFLEKSI TENTANG UANG


Sistem ekonomi dunia saat ini, menghargai karya seseorang dengan uang,
dan uang ini juga yang dipergunakan sebagai alat tukar untuk mencukupi
kebutuhan hidup manusia. Namun dalam kenyataannya, uang cenderung
menjadi tujuan dari hidup manusia dan manusia dikendalikan oleh uang.
Demi mengejar keinginan, manusia harus berusaha mencari uang sebanyak-
banyaknya. Kadang demi keinginan, manusia menjadi tidak peduli dengan
kemampuan ekonominya. Akhirnya, banyak orang mengalami permasalahan
yang sangat sulit dalam hal keuangan, oleh karena mereka tidak bisa
mengelola keuangan secara bijak. Satu prinsip bijak yang harus diterapkan
dalam mengelola keuangan adalah jangan 'besar pasak daripada tiang'.
Adalah petaka besar jika pengeluaran kita lebih besar dari pendapatan yang
kita peroleh. Kita harus bisa membedakan mana itu kebutuhan dan mana itu
keinginan. Berusahalah sedapat mungkin menyisihkan uang untuk ditabung,
meski dalam jumlah sedikit. "Harta yang cepat diperoleh akan berkurang,
tetapi siapa mengumpulkan sedikit demi sedikit, menjadi kaya." (Amsal
13:11). Dan bila kita memiliki berkat lebih, jangan lupa untuk menabur.
"Siapa banyak memberi berkat, diberi kelimpahan, siapa memberi minum, ia
sendiri akan diberi minum." (Amsal 11:25).

7. Pertanyaan Pendalaman
a. Penggunaan uang yang kurang bijak dapat membuat manusia celaka.
Adakah pengalaman anda terkait dengan peristiwa ini?
b. Penggunaan uang yang baik akan membawa berkat. Adakah pengalaman
yang menggambarkan peristiwa ini?

8. Simpul singkat

 Suatu Manusia diberi sumber daya oleh Allah agar dikelola untuk menjaga
kelangsungan hidup manusia. Uang merupakan salah satu sarana
bagaimana manusia mengelola kehidupan.
 Ketika kita dipercaya Tuhan dengan keuangan, entah itu berupa gaji, uang
saku, atau pendapatan yang lain, maka kita harus dapat
mempertanggungjawabkannya dengan baik. Kita harus mampu menguasai
uang, bukan uang yang menguasai kita, sebab uang adalah hamba yang
baik, namun bisa juga menjadi tuan yang sangat jahat. Berapa pun nilai
rupiah yang kita miliki hari ini adalah sebuah kepercayaan dari Tuhan dan
Ia ingin kita setia dengan apa yang sudah dipercayakan.
 Keserakahan dan ketidakmampuan dalam mengendalikan keinginan hanya
membuat manusia kehilangan martabatnya, dan hidupnya akan
dikendalikan oleh barang-barang fana.
9. Sabda Tuhan
Luk 16:10-13

10
"Barangsiapa setia dalam perkara-perkara kecil, ia setia juga dalam perkara-
perkara besar. Dan barangsiapa tidak benar dalam perkara-perkara kecil, ia
tidak benar juga dalam perkara-perkara besar. 11 Jadi, jikalau kamu tidak setia
dalam hal Mamon yang tidak jujur, siapakah yang akan mempercayakan
kepadamu harta yang sesungguhnya? 12 Dan jikalau kamu tidak setia dalam
harta orang lain, siapakah yang akan menyerahkan hartamu sendiri
kepadamu? 13 Seorang hamba tidak dapat mengabdi kepada dua tuan. Karena
jika demikian ia akan membenci yang seorang dan mengasihi yang lain, atau
ia akan setia kepada yang seorang dan tidak mengindahkan yang lain. Kamu
tidak dapat mengabdi kepada Allah dan kepada Mamon."

10. Pendalaman
a. Kata atau kalimat mana yang menarik atau menyentuh bagi anda?
b. Apa saja pesan yang kita dapat dari bacaan Kitab Suci tadi sehubungan
dengan membangun kehidupan ekonomi yang layak?
c. Berdasarkan sabda Tuhan ini, pesan apa yang dapat kita peroleh untuk
hidup harian kita?

11. Peneguhan

 Sejak awal mula Allah memberikan segala sumber daya untuk dikelola
dan dipergunakan demi kelangsungan hidup manusia. Kepada setiap
manusia Allah juga mengaruniakan berbagai talenta dan mempercayakan
tanggungawab yang salah satunya adalah membangun kehidupan
bersama yang sejahtera. Dan atas apa yang telah diberikan itu, Allah
menghendaki kita untuk setia terhadap panggilan kita.
 Bentuk ketidaksetiaan yang seringkali terjadi dalam hidup manusia
adalah keserakahan, gaya hidup konsumeris, dan hedonis yang berakibat
hilangnya kepekaan terhadap kebutuhan sesama.
 Kita sering bepikir bahwa kesetiaan seringkali berhubungan dengan
tanggungjawab yang besar. Justru sebaliknya kesetiaan akan nampak
karena dimulai dari tanggungjawab yang kecil. Oleh karena itu,
sehubungan dengan usaha kita mewujudkan kehidupan ekonomi yang
layak, kita bisa memulai dari diri sendiri, yaitu melalui kesaksian hidup
kita bagaimana kita mengusahakan hidup sejahtera dengan jujur dan adil
(GS. 72).
 Kita juga bisa memikirkan gerakan atau usaha-usaha bersama berupa
kegiatan ekonomi sederhana yang mensejahterakan. Melalui usaha-usaha
kecil dan sederhana yang dilakukan untuk kesejahteraan bersama, kita
telah turut serta dalam karya Allah merawat dan memelihara kehidupan
(Luk. 16: 10-13).

12. Lagu Pujian / Selingan (sambil edarkan kolekte)

13. Doa Umat : (Spontan)

14. Doa Bapa Kami : (Bisa dilagukan atau didoakan)

15. Doa Penutup


Allah Bapa yang Maha Kuasa, Engkaulah pencipta langit dan bumi. Melalui
sumber daya yang Engkau berikan, kami dipercayakan untuk mengelolanya
demi kelangsungan hidup kami dan kelangsungan hidup orang lain. Bapa,
bimbinglah kami, agar dalam usaha dan pekerjaan kami, kami mampu
membangun hidup sejahtera sebagaimana yang Engkau kehendaki supaya
bisa bermanfaat bagi sesama. Semoga kami dapat melaksanakan tugas kami,
sesuai dengan rencanaMu, Terpujilah Engkau, Allah Bapa bersama Putera,
dan Roh Kudus, kini dan sepanjang segala masa.
Amin

16. Berkat Penutup


P : (Semoga) Tuhan beserta kita
U : Sekarang dan selama-lamanya
P : Semoga kita semua diberkati dan dilindungi oleh berkat Allah yang
Mahakuasa, Dalam nama Bapa dan Putera dan Roh Kudus
U : Amin
P : Dengan demikian pertemuan kita malam ini sudah selesai
U : Syukur kepada Allah

17. Lagu Penutup : PS. 377


PERTEMUAN V

BERDAYA UBAH DAN BERBUAH BERKAT

Tujuan :

Agar peserta menyadari bahwa dengan daya juang untuk berubah dalam
mengelola hidup layak akan membawa buah – buah berkat dalam hidup

Sumber : Mat. 5 : 13-16

1. Lagu Pembuka :

2. Tanda Salib dan Salam


P : Dalam nama Bapa, dan Putra dan Roh Kudus
U : Amin
P : Semoga rahmat dari Tuhan kita Yesus Kristus, cita kasih Allah Bapa
dalam perseutuan
dengan Roh Kudus selalu beserta kita.
U : Sekarang dan selama-lamanya.

3. Pengantar
Bapak, ibu, sdr/i yang dikasihi Tuhan
Pertemuan ke-5 malam ini menghantar kita untuk berbuat sesuatu yang
konkrit dalam membangun kesejahteraan hidup manusia di tengah dunia
masa kini dengan segala macam problematiknya.
Tema terakhir: “Berdaya Ubah dan Berbuah Berkat” suatu ajakan dan
sekalipun tantangan yang menghantar kita untuk membuat sesuatu yang baru
dan yang membawa berkat seperti inspirasi dari penginjil Mat 5 : 13-16 :
Hendaklah kamu menjadi terang dan garam dunia. “Terang” untuk
menghantar orang keluar dari kegelapan hidup, kesulitan dan penderitaan.
“Garam” agar kehadiran kita memberi rasa damai, sukacita, menyenangkan
bagi sesama. Sadar bahwa kita sering tidak mau berubah bahkan tidak
menghasilkan buah-buah berkat dalam hidup menggereja, berkeluarga dan
komunitas maka marilah kita mohon ampun kepada Tuhan.
4. Pernyataan Tobat
P : Saya mengaku....
P : Semoga Allah yang Mahakuasa mengasihani kita, mengampuni dosa
kita dan menghantar
dan menghantar kita ke hidup yang kekal.
U : Amin.

5. Doa Pembuka
Allah sumber kebahagiaan sejati, pandanglah kami putra-putri-Mu yang hadir
pada malam ini dalam pendalaman katekese yang terakhir. Semoga oleh
rahmat-Mu kami boleh menjadi terang bagi mereka yang berada dalam
kegelapan agar cahaya kasih-Mu mampu menghantar mereka untuk bangkit
dari kelemahannya menuju hidup baru yang penuh sukacita dan berkat. Demi
Kristus Tuhan dan pengantara kami. Amin

6. Sabda Tuhan
Mat 5 :13-16

13
"Kamu adalah garam dunia. Jika garam itu menjadi tawar, dengan apakah ia
diasinkan? Tidak ada lagi gunanya selain dibuang dan diinjak orang. 14Kamu
adalah terang dunia. Kota yang terletak di atas gunung tidak mungkin
tersembunyi.15Lagipula orang tidak menyalakan pelita lalu meletakkannya di
bawah gantang, melainkan di atas kaki dian sehingga menerangi semua orang
di dalam rumah itu.16Demikianlah hendaknya terangmu bercahaya di depan
orang, supaya mereka melihat perbuatanmu yang baik dan memuliakan
Bapamu yang di sorga."

7. Pertanyaan Sharing
a. Dalam firman yang kita baca/dengar tadi, kata atau kalimat manakah yang
berkesan bagi anda?
b. Mengapa anda terkesan dengan kata/kalimat tersebut?
c. Apa pesan konkrit yang bisa anda buat sebagai terang dan garam di tengah
masyarakat?

8. Peneguhan
Belas kasih Allahsungguh nampak dalam seluruh pergulatan hidup kita.
Tuhan tak pernah meninggalkan kita. Dalam masa tobat ini, kita diajak untuk
membangun dan mengelola ekonomi secara layak artinya semua pihak harus
merasa mendapat hak atau bagiannya secara baik. Namun seringkali kita
menjumpai bahwa ada orang-orang kecil yang tanah atau hartanya dirampas
dengan alasan-alasan tertentu.
Dari sinilah kita diajak untuk bangkit berjuang atas nama keadilan agar kita
mampu menciptakan rasa aman bagi sesama kita yang tertekan dengan
memberikan pencerahan-pencerahan kepada masyarakat/umat agar mereka
sendiri sadar bahwa kehidupan ekonomi yang layak mendatangkan berkat
dalam hidup mereka. Mereka bisa menyekolahkananak, dapat membangun
rumah sendiri, bisa beli obat, mendapat tempat keraj, dan seterusnya.
Maka hidup mereka dari hari ke hari dapat membawa berkat bagi kehidupan
mereka.

9. Tindakan Konkrit : apa yang mau dikerjakan


(Peserta dibagi kertas untuk menulis tindakannya)

10. Lagu Pujian / Selingan (sambil edarkan kolekte)

11. Doa Umat : (Spontan)

12. Doa Bapa Kami : (Bisa dilagukan atau didoakan)

13. Doa Penutup


Allah sumber belas kasih, terima kasih atas berkat yang diberikan kepada
kami. Semoga kami mampu menjadi garam dan terang dunia agar semakin
banyak orang diselamatkan. Demi Yesus Kristus, Tuhan dan pengantara kami
kini dan sepanjang segala masa.
Amin

14. Berkat Penutup


P : (Semoga) Tuhan beserta kita
U : Sekarang dan selama-lamanya
P : Semoga kita semua diberkati dan dilindungi oleh berkat Allah yang
Mahakuasa,
Dalam nama Bapa dan Putera dan Roh Kudus
U : Amin
P : Dengan demikian pertemuan kita malam ini sudah selesai
U : Syukur kepada Allah

15. Lagu Penutup :

Anda mungkin juga menyukai