Anda di halaman 1dari 101

KATA PENGANTAR

Formatio merupakan proses yang berkesinambungan dan


dinamis. Oleh karenanya Rapat Umum CSA tahun 2005 memberi
mandat untuk melakukan penyempurnaan dan pembaruan Buku
Panduan Pembinaan Formatio CSA ini, disesuaikan dengan
perkembangan dan kebutuhan pembinaan dalam tarekat. Karena
sifatnya yang dinamis itulah, dalam buku Panduan Pembinaan ini
selalu dimungkinkan adanya revisirevisi kecil yang konstruktif,
sebagai upaya penyesuaianpenyesuaian dengan situasi, tuntutan
tarekatdanperkembanganzamansehinggaterjadipembaruanhidup
yangterusmeneruspula.

SemogabukuPanduaninisungguhmembantuparaformator
dalammendampingiparaformandidanjugamembantuparabruder
dalammembinadirisendiribersamaTuhandansesamasaudarase
tarekat,sehinggahidupkitasungguhmenjadihidupyangdibaktikan.

1Maret2014

PemimpinUmumCSA

1
DAFTARISI

KataPengantar...............................................................................01
Daftarisi..........................................................................................02
I.Pendahuluan................................................................................03
A.TujuanPembinaan...............................................................03
B.GerejaTelahMengajarkan..................................................04
C.SuatuHarapandalamPembinaan......................................04
D.RincianTahapPembinaan..................................................05
II.PROGRAM PEMBINAAN MASA ASPIRAT
SAMPAI ON GOING FORMATION ...........................................06
A. MASAASPIRAT..........................................................................06
1. RencanaKerja........................................................................07
2. MasaAspirat..........................................................................07
3. TujuanMasaAspirat..............................................................07
4. TujuanPembinaanAspiran...................................................07
5. Yang Harus dilakukan Pendamping Aspiran ............................ 08
6. YangdibuatolehAspiran......................................................08

7. PenjabarnTemanuntukAspiran.........................................08
B. MASAPOSTULAT......................................................................12
1. TujuanUmum.......................................................................12
2. TujuanKhusus......................................................................12
3. YangharusdibuatolehPendampingPostulan...................13
4. YangharusdibuatPostulan.................................................14
5. MateriPembelajaran............................................................14
6. PenjabaranTemauntukPostulat........................................15
C. MASANOVISIAT.......................................................................27
1. TahunKanonik.....................................................................29
a. TujuanUmum.................................................................29
b. TujuanKhusus................................................................29
2. TahunKonstitusi..................................................................29
a. TujuanUmum.................................................................29
2
b. TujuanKhusus...............................................................29
3. ProsesyangHarusdialami.................................................30
4. YangharusdibuatolehPembimbingNovis.......................30
5. YangharusdibuatNovis.....................................................31
6. Materiyangdiberikan.........................................................31
7. PenjabaranTemauntukNovisiat.......................................32
D. YUNIORAT................................................................................46
1. Halyangperludiperhatikan...............................................46
2. TujuanUmum......................................................................48
3. TujuanKhusus.....................................................................49
4. SasaranKonkret...................................................................50
E. ONGOINGFORMATION.........................................................52
1. SesudahKaulKekal.............................................................52
2. FaseProduksi.......................................................................52
3. FaseOrientasiBaru.............................................................53

4. FaseSenja.............................................................................53
III.EVALUASI DINAMIKA DIRI SEBAGAI RELIGIUS BRUDER......53
1. KedewasaanManusiawi.......................................................54
2. KedewasaanKristiani...........................................................57
3. KedewasaanReligius...........................................................58
4. KedewasaanTarekat............................................................61
5. EvaluasiDiri.........................................................................62

LAMPIRAN1:PEDOMANBIMBINGAN...................................68
LAMPIRAN2:MENCEGAH PENYIMPANGAN ...............................75
DAFTAR PUSTAKA .................................................................................80

3
PANDUAN PEMBINAAN
ASPIRAN, POSTULAN, NOVIS, YUNIOR
YANG BERKESINAMBUNGAN
DALAM PEMBINAAN SEUMUR HIDUP

I. PENDAHULUAN

Situasi dunia dan zaman yang berdinamika mengalami perkembangan dan


perubahan, telah mempengaruhi pola hidup dan budaya manusia. Budaya
manusia yang menyangkut seluruh unsur pribadi juga mengalami perubahan.
Salah satu perubahan yang mencolok adalah cara memandang hidup itu sendiri.
Maka muncul pertanyaan bagaimana anak zaman sekarang memandang hidup?
Jika hidup dipandang sebagai suatu kenikmatan, suatu kesempatan, hidup
dipandang sebagai suatu peluang, hidup hanya dipandang sesuatu yang berlalu
begitu saja, hidup dipandang sebagai suatu kesibukan, bagaimana manusia dapat
sampai menuju CINTA KASIH SEMPURNA (P.C :1).
Suatu kesadaran, bahwa pembinaan religius bruder CSA merupakan
tanggung jawab bersama dan setiap bruder, sehingga Rapat Umum CSA 2005
menganjurkan adanya pembaharuan dan penyempurnaan Buku Panduan
Pembinaan yang berkesinambungan mulai dari calon aspiran, postulan, novis,
yunior sampai pada pembinaan seumur hidup. Karena CSA kiranya mau
bertumbuh dan berkembang dengan suatu pembaharuan dan penyesuaian terus
menerus.
Pembaharuan hidup religius dalam CSA senantiasa diusahakan dalam
bentuk pembinaan para anggota secara terus menerus dan berkesinambungan
dengan dinamikanya sebagai Bruder CSA, sehingga terjadi penyesuaian-
penyesuaian dengan situasi dan tuntutan tarekat serta zaman berdasarkan
anugerah Allah yang diterima masing-masing (P.C : 2).
Dinamika pembinaan harus dimulai sejak pendekatan dengan kaum
muda/ GSP dan dilakukan secara intensif, dengan pembinaan rohani yang
mendalam, akan menghasilkan benih yang berkualitas yang tergerak
menanggapi panggilannya dan mampu menyesuaikan diri dengan situasi baru.
Untuk mencapai suatu kualitas pembinaan dibutuhkan sikap dasar, salah satunya
4
adalah keterbukaan. Supaya tumbuh sikap keterbukaan, dalam proses pembinaan
dibutuhkan kerja sama yang baik antara para pembina dengan para binaan. Proses
pembinaan dimulai sejak proses pencarian calon/GSP, dan berlanjut sampai
menjadi anggota, maka proses pencarian dan pembinaan calon terus diusahakan,
sehingga mendapatkan anggota-anggota yang berkualitas, tidak sekedar
bergabung dengan jumlah banyak tetapi tidak ada isi.
Buku panduan ini juga mengacu dari buku pedoman Pembinaan dalam
lembaga religius. Maka setiap pembina harus menguasai dan mempelajari buku
panduan yang menjadi pegangan secara umum bagi Gereja untuk pembinaan
religius. Baik pedoman yang dibuat sendiri maupun yang dari Dokumen Gereja
No 16 Pedoman-pedoman Pembinaan Dalam Lembaga-lembaga Religius,
sehingga tujuan pembinaan dapat tercapai. Dalan dokumen No 16 telah
dituliskan tujuan Pembinaan Religius.
Tujuan umum adalah pembaharuan yang tepat dalam tarekat religius
tergantung terutama pada pembinaan para anggotanya. Hidup Religius
menghimpun murid-murid Kristus dibantu untuk menerima Kurnia Ilahi yang
diterima oleh Gereja dari Tuhan dan selalu dipelihara dengan bantuan
rahmatNya Secara langsung bertujuan:
Memperkenalkan calon dengan hidup religius dan menyadari
akan ciri khasnya di dalam Gereja.
Membantu mereka menyadari kesatuan hidup mereka dalam
Kristus melalui Roh dengan memadukan secara harmonis.

A. Tujuan Pembinaan:
1. Meneliti para calon CSA dan memberi ijin kepada mereka untuk
memasuki kehidupan religius, yang ditandai dengan profesi/kaul pertama.
Proses penemuan dan penyesuaian, pendalaman identitas diri, sehingga
dapat mempersembahkan diri kepada Tuhan masuk ke dalam dunia
sebagai kesaksian yang berarti, efektif dan dipercaya. Maka sejak awal
harus terus direnungkan Apakah maknanya rahmat hidup religius itu
bagi Gereja dan secara khusus dalam tarekat CSA masa sekarang?
2. Agar dimungkinkan penilaian sikap-sikap panggilan dan bukti-bukti sikap
religius yang sudah dicapai serta terjadi jembatan yang menghubungkan

5
antara kedewasaan afektif dan manusiawi yang memungkinkan untuk
menyangga kewajiban hidup religius dan memiliki kemampuan ke dalam
kedewasaan yang lengkap. Dengan kata lain pembinaan awal calon CSA
diharapkan menyediakan disposisi hati yang perlu dan harus ada dalam
diri calon CSA di bidang kemanusiaan dan kerohanian.
3. Berdasarkan Dokumen Gereja, Konstitusi dan Direktorium CSA
Semarang Menyediakan calon untuk masuk ke masa Novisiat, pendidikan
dasar masa Novisiat, Profesi sementara, Profesi seumur hidup,
Mengakhiri keanggotaan.
4. Agar menjadi bruder CSA yang mampu menghayati dan mewujudkan
spiritualitas salib dan ekaresti serta mewartakan kabar gembira kepada
kaum kecil, miskin, lemah tersingkir dengan membagi, menyebarkan
kasih dan damai bersumber dari khasanah dan warisan pendiri dalam
kesederhanaan, persaudaraan, kritis, berani kerja keras serta mau
menanggung resiko ketidakpastian, menjawab seruan jaman dalam
kepercayaan besar kepada Tuhan.
5. Menanamkan jiwa dan spirit pendidik iman kristiani dalam diri para
formandi sehingga nantinya menjadi bruder CSA yang siap melibatkan
dalam pembinaan kaum muda melalui tugas perutusan yang dipercayakan
kepadanya.
6. Agar menjadi bruder CSA yang tanggap dengan masalah-masalah
keadilan, perdamaian, dan keutuhan alam ciptaan serta memasukkan
kesadaran untuk berperan serta dalam hidup bermasyarakat.

B. Gereja Telah Mengajarkan


Hidup religius sebagai suatu persembahan seluruh hidup, mewujudkan
kesatuan istimewa yang dilaksanakan Tuhan di dalam Gereja-Nya,
suatu tanda anugerah hidupnya kepada kesempurnaan, sebagai korban
yang dipersembahkan kepada Allah, di mana seluruh keberadaannya
menjadi pujian terus menerus kepada Allah yang dicintai (Lumen
Gentium art .44).
1. Hidup yang disucikan dengan kaul menurut nasehat Injil, dimana para
religius mendapat corak khususnya. Adalah bentuk yang tetap dengan
orang beriman mengikuti Kristus lebih dekat di bawah bimbingan Roh

6
Kudus, sungguh-sungguh secara total dipersembahkan kepada Tuhan
yang mencintai semua orang sehingga dapat mempersembahkan diri
dengan hati gembira dalam kasih dan damai, membangun Gereja dan
keselamatan dunia. Dengan sebutan baru dan khusus mereka mengajak
kesempurnaan cinta dalam pelayanan kepada Kerajaan Allah, dan dengan
sesuatu pengakuan dari Gereja itu mereka mewartakan kemuliaan Allah.
2. Suatu komunitas membina; sejauh ia memungkinkan setiap anggotanya
bertumbuh dalam kesetiaan kepada Tuhan sesuai dengan kharisma
tarekatnya. Guna melaksanakan hal ini, para anggota harus memiliki
pengertian yang jelas diantara mereka sendiri tentang mengapa
komunitas itu ada dan tentang tujuan-tujuan dasarnya. Hubungan antar
pribadi mereka mesti ditandai oleh kesahajaan dan kepercayaan, karena
didasarkan pada iman dan cinta kasih. Untuk ini komunitas dibentuk
setiap hari oleh tindakan Roh Kudus dengan membiarkan dirinya dinilai
dan ditobatkan oleh sabda Allah, dimurnikan oleh pertobatan dibangun
ekaresti dan dihidupkan oleh kepercayaan kepada Tuhan dalam liturgi.
Dalam kis 2:32-42; menuntut diri bersumber teladan Gereja Perdana
ketika golongan kaum beriman hidup sehati sejiwa, doa persekutuan
semangat yang sama. Komunitas sebagai keluarga sejati dihimpun dalam
nama Tuhan menikmati kehadiran-Nya.
3. Ada kesetiaan terhadap semangat kharisma dan spiritualitas pendiri dan
warisan rohani, justru menumbuhkan kesetiaan terhadap inspirasi pendiri.
Sebab inspirasi yang dianugerahkan oleh Roh Kudus ada unsur-unsur
hakiki hidup bakti, yang dapat dikenali secara langsung dan dipraktekkan
dengan semangat kharisma pendiri. Karena setiap semangat dan kharisma
pendiri memberikan kesaksian untuk menyerupai Kristus yang mendalam
akan aspek misteri-misteriNya.

C. Suatu Harapan Dalam Pembinaan


Pembinaan bertujuan untuk menumbuhkan dan mengintegrasikan
panggilan Tuhan dalam semangat dan kharisma pendiri CSA. Kematangan
pribadi dan pemurnian motivasi sungguh diperlukan dalam pembinaan
para anggota yang bergabung di dalamnya. Maka pola dan bentuk
pembinaan dengan model peziarahan yang kiranya cocok dalam proses

7
pendampingan untuk para nggota CSA di abad ini. Pola peziarahan kiranya
bisa dipahami karena mengandung makna : Jalan setapak menuju titian hidup,
dibarengi laku doa, bertahan disengatan problema dan menahan kehausan
keduniawian yang sudah merasuk dalam hati dan pikiran manusia di
zaman ini. Memusatkan pembatinan diri dengan Spiritualitas Salib, dan
Ekaresti serta mewartakan kabar gembira kepada orang tersingkir dalam kasih
dan Damai salib Tuhan yang digariskan dalam khasanah warisan pendiri.

D. Rincian Tahap Pembinaan


1. Masa Aspirat (3 -12 bulan)
Masa pelatihan dan penyesuaian diri dengan cara hidup karya
bruder CSA. Belajar mengenal diri dan sesama dalam relasi dan hidup
CSA dalam Gereja.
Tujuan: Seseorang mampu menemukan pribadi sebagai
jawaban iman dalam mewujudkan realita dan panggilan CSA.

2. Masa Postulat (1th)


Masa memasukkan diri agar dapat berorientasi dan mengenal
hidup membiara secara umum dan kekhususnya dalam CSA .
Tujuan: Memperdalam kedewasaan manusiawi dan kristuiani
yang dikonfrotasikan dalam diri calon sebagai dasar untuk memperoleh
kedewasaan dalam memilih dan mulai mengenal CSA.

3. Masa Novisiat Kanonik (1th)


Masa ini, Novis melatih diri dalam dimensi kontemplatif dalam
hidup bersama, untuk menperdalam Kedewasaan Rohani. Dilatih
menghayati cara hidup CSA . Tujuan: Penanaman dan pendalaman
hidup dalam dimensi transendensi dengan penekanan dimensi
kontemplatif hidup seturut spiritualitas dan kharisma pendiri CSA.

4. Masa Novisiat Konstitusi (1th)


Masa untuk mengalami kenyataan hidup religius dengan latihan
kerasulan dan eksperimen. Membuktikan kemampuan pembatinan diri

8
akan nilai-nilai Injli dalam penghayatan semangat dan kharisma pendiri,
visi misi CSA .
Tujuan: meningkatkan kesungguhan dan kejujuran dalam
membina diri ke proses memiliki dasar nilai dan keseimbangan hidup
sebagai bruder CSA dalam perwujudan konkret hidup sehari-hari, menuju
pada kedewasaan manusiawi sampai kedewasaan religius.

5. Masa Yuniorat (3th -6th)


Merupakan kelanjutan dari masa eksperimen dan pendalaman
semangat kharisma dan spiritualitas pendiri, visi misi CSA dengan kaul
kekal dalam Gereja.
Tujuan: Yunior semakin terlibat perutusan CSA. Pembinaan yang
integral agar semakin melibatkan diri dalam tugas perkembangan pribadi
dengan semangat dan kharisma pendiri, visi misi CSA menuju kaul
kekal, untuk mencapai kedewasaan insani sampai pada kedewasaan
tarekat dan apostolik.

II . PROGRAM PEMBINAAN MASA ASPIRAT SAMPAI ON GOING


FORMATION

A. MASA ASPIRAT
Pembinaan sebagai suatu proses kesinambungan sejak promosi
panggilan, aspiran, postulat, novisiat dan yuniorat, bahkan terus tetap
berlangsung pada on going formation, hal ini perlu dipikirkan secara cermat
dan akurat karena masa depan tarekat CSA akan sangat tergantung pada
kualitas pribadi-pribadi dan pembinaannya.
Setiap usaha membantu sesama untuk bertumbuh selalu dihadapkan
pada pertanyaan dasar: Ke mana pribadi-pribadi mau dibawa? Pembinaan
selalu mengarah kepada tujuan serta asas dan dasar tarekat CSA. Tujuan yang
mau dicapai dalam proses pembinaan adalah meningkatkan kemampuan
seseorang untuk membatinkan nilai-nilai panggilan dan mewujudkannya
dalam kesaksian hidup efektif. Ini membutuhkan perubahan proses,
perubahan isi yaitu mengubah isi pribadi atas dasar nilai-nilai wahyu ilahi
yang terkandung dalam ajaran kristiani dan yang termuat dalam spiritualitas

9
tarekat CSA. Pembinaan yang membantu untuk pembatinan nilai nilai
panggilan ( transformasi diri).
Aspiran selama ini dipusatkan di komunitas karya, yang bertujuan
agar mereka mengenal langsung dan mengalami serta melihat langsung
bagaimana penampilan/ kesaksian kehidupan para bruder CSA, sehingga
dengan melihat dan mengalami hidup bersama para bruder, mereka tertarik
dan terdukung niatnya, semakin mantap untuk bergabung dengan CSA.
Aspiran walaupun selama ini masih banyak disubsidi dari tarekat.
Tetapi diharapkan dari pihak keluarga tetap memberikan secara suka rela
kontribusinya sesuai dengan kemampuan mereka. Dengan maksud untuk
meringankan biaya hidup mereka, terlebih untuk biaya transpotrasi ke Jawa,
jika melanjutkan ke masa postulat.

1. Rencana Kerja
a. Penerimaan Aspiran
Bulan Juli sampai Desember ( Masa Aspiran 3 bulan sampai 12
bulan). Dengan persyaratan sudah terpenuhi.
1). Foto copy ijasah terakhir
2). Surat baptis dan surat krisma
3). Surat ijin orang tua
4). Surat keterangan romo paroki
5). Surat kesehatan
6). Riwayat hidup
b.Pendampingan
2-3 minggu satu kali wawancara (melihat motivasi, latar belakang
keluarga, situasi batin, pengalaman kerja dan pergaulan).
c.Pelajaran
Setiap hari membaca, memahami dan merenungkan Kitab Suci,
berdoa sederhana ( Iman Katolik ) dan belajar bekerja, dan
melayani.
Belajar etiket sopan santun dalam hidup dan belajar pengetahuan
agama Katolik, liturgi praktis, bahasa inggris, psikologi umum,

10
ketrampilan menulis dan mengetik/komputer. Mulai ditanamkan
budaya membaca buku.
d. Evaluasi kelayakan termasuk kesehatan fisik dan mental: Pertengahan
bulan Mei.
e.Penerimaan menjadi postulan : 21 Juni

2. Masa Aspirat
Masa peralihan dan penyesuaian diri dengan cara hidup dan karya CSA.
Belajar mengenal diri dan sesama dalam realita dan hidup CSA.

3. . Tujuan Masa Aspirat:


Membantu calon agar mampu menemukan arah hidup sebagai jawaban
iman dalam mewujudkan realita cita-cita dan panggilannya di CSA.

4. Tujuan Pembinaan Aspiran:


a. Menciptakan iklim dan fasilitas, sehingga mengenal kemampuan dan
hambatan dalam dirinya jika bergabung dengan CSA untuk mewujudkan
cita-cita dan panggilannya.
b. Mampu mengambil keputusan untuk memilih CSA dengan terang iman
dan hati yang bebas.
c. Menyelaraskan afeksi seksualitas untuk menerima sesama.
d. Menumbuhkan hidup bersama dan keuletan kerja sebagai bagian
pribadinya.
e. Mengenal spiritualitas salib, ekaresti dalam kasih dan damai dalam hidup
sehari-hari.

5. Yang Harus dilakukan Pendamping Aspiran:

a. Menerima calon dengan baik


b. Membuat penjabaran program tahunan .
c. Mengajar, memberi teori dan mendampingi praksis harian.
d. Mengadakan wawancara sekali satu bulan
e. Mengadakan evaluasi dan seleksi untuk masuk postulan

11
6. Yang dibuat oleh Aspiran
a. Belajar menyesuaikan diri dengan kehidupan baru
b. Belajar mengenal orang lain
c. Belajar kehidupan sederhana
d. Belajar mengenal CSA secara lebih dekat.
e. Belajar berproses.

PENJABARAN TEMA UNTUK ASPIRAN

No Tema Sub tema Tujuan Materi Sumber


Bahan
1 Sejarah Kitab suci Dapat mengenal Mengenal K.S KSPL
kesela- sebagai K.S Membaca K.S KSPB
matan wahyu Dapat membaca Merenungkan (Suharyo)
Allah K.S K.S
Dapat K.S sebagai
merenungkan K.S inspirasi hidup
Dapat
menggunakan K.S
sebagai inspirasi
hidup
2. Liturgi Liturgi Mengenal arti Arti Liturgi Mengenal
praktis liturgi Liturgi Ekaresti Liturgi
Mengenal liturgi Simbol-simbol (A.
Ekaresti dan sarana Susanto)
Mengenal sarana dalam Ekaresti Mengenal
dan simbul-simbul Persiapan simbul
dalam Ekaresti liturgi Ekaresti dan
Mempersiapkan Penghayatan mengnal
liturgi Ekaresti. Ekaresti makna
12
Menghayati Cinta Ekaresti liturgi
Ekaresti ( E.M.
Mencintai Ekaresti Sudjita
Pr)
Sakramen
KWI
3 Psikolo Psikologi Dapat bergaul Bergaul dengan Cara
gi perkemba- dengan baik baik berpikir
ngan Dapat berpikir Berpikir dengan
Psikologi dengan baik dengan baik baik ( CV
Kepribadi Dapat berubah Perubahan bintang
an kepribadiannya kepribadian pelajar)
Bergaul
dengan
baik,
( Cliede.
M. Narra
more)
4 Etika Etika Mengenal sopan Sopan santun Adat
praktis santun Pergaulan yang Sopan
Bersikap santun sopan santun
dan sopan dalam Berkomunikasi (Siswardj
bergaul dan bekerja yang sopan a)
Etika dan
Pergaulan
(Ben
Handoyo)
5 Bhs Grammer Dapat menganal Pengenalan Grammer
Inggris cara menulis kata kata
Dapat mengenal Pengenalan
cara menulis bentuk kalimat
kalimat Penulisan kata
Dapat menulis Kata dan kalimat
dan kalimat bhs Membaca

13
Inggis tulisan bhs
Dapat membaca Inggris.
ABC bhs Inggis
6 Doa Doa Dapat mengenal Doa Bapa kami Datanglah
harian doa Kristiani Memahami arti Kerajaan-
Dapat memahami dan makna doa Mu
arti dan makna doa Mencintai doa ( Suharyo
Bapa kami latihan doa Pr)
Dapat mencintai Iman
doa Katolik
Dapat menekuni (KWI)
doa

7 Hidup Kerja Dapat mengenal Mengenal Dinamika


bersa- sama budaya sesama budaya daerah kelompok
ma Dapat menerima Mengenal
watak sesama watak
Dapat mengenal Mengenal
kelemahan sesama sesama
Dapat mengenal
kelebihan sesama
8 Penge- Pengetahu Dapat memahami Memahami Iman
tahuan -an agama makna agama makna agama Katolik
Agama Katolik Dapat membedakan Beriman dan (KWI)
iman dengan agama beragama Ringkasa
Dapat mengenal Mengenal n
agama-agama di agama-agama katekesm
Indonesia di Indonesia. us(Jemes.
A.
Griffin)
Kompend
ium
Katekism
us Gereja

14
Katolik.
9 Ketram- Menulis Dapat menulis Meringkas isi Aneka
pilan dengan benar. buku buku yang
Dapat mengetik Menulis dipilihkan
dengan benar dengan kalimat pendampi
Dapat menulis yang benar. ng.
cerita dan Latihan Latihan
mengarang komputer. praktek.
Latihan
menulis cerita
Latihan
mengarang
/hidup kita.
10 Praktek Makna Menyadari Kerja Panggilan dan Unit kerja
kerja dan arti sebagai suatu kerja
/refleksi kerja panggilan Kerja dan
Menghayati kerja hidup
sebagai kebutuhan Iman dan kerja
hidup.
Menyadari kerja
sebagai rasa syukur
akan rahmat.
Kerja sebagai
perwujudan iman.

11 Bimbin Kesadaran Membantu untuk Latar belakang Pengalam


gan diri semakin mengenal keluarga an
wawanc diri. Motivasi Sejarah
-ra Membantu untuk Hidup dan hidup
semakin menerima situasi
kenyataan. diri aktual dan
Membantu untuk diri ideal.
semakin dapat
menyesuaikan diri.

15
12 Evaluas Keberadaa Mengenal dinamika Potensi-potensi Pengalam
i hidup n diri hidup. dalam diri an
Mengenal dinamika Kekurangan-
motivasi kekurangan
dalam diri
Kerinduan
yang tumbuh
Niat-niat

13 Relaksa OR, Menumbuhkan Tubuh sehat Praktek


si Rekreasi, kesehatan jasmani jiwa sehat Pengalam
musik Memelihara Kehidupan an
kehidupan harus
Mengembangkan dipelihara
bakat Mengembangk
Memberi an bakat
penyegaran Perlunya
penyegaran
14 KPKC Melestari- Mengenal alam Mencintai KPKC
kan ciptaan Tuhan tanaman
lingkung- Menemukan Tuhan dikomplek
an alam dalam alam biara, merawat
ciptaan ciptaan. dan
Mencintai alam memeliharanya
ciptaan dan .
bersahabat
dengannya
15 Rekolek Panggilan Tuhan yang Panggilan
si memanggil. Kristen (J.
Menjawab Darminta,
panggilan. SJ)
Resiko panggilan Pengolaha
Panggilan adalah n praksis
anugerah. hidup

16
Bersyukur atas haria.
panggilan
16 Evalua- Kegiatan Melihat
si harian kekurangan
bersama Melihat kebaikan.
Menemukan nilai-
nilai yang baik
Menemukan
kehendak bersama

B. MASA POSTULAT
Postulat adalah masa peralihan dan perkenalan bagi calon agar dapat
berorientasi dan mengenal kehidupan membiara, khususnya kehidupan tarekat
yang dipilih. Selama masa postulat ia menyadari imannya dengan lebih jelas
melalui pendampingan, pelajaran dan kegiatan katekese. Bentuk
pendampingan bisa dilalukan sendiri oleh pemdamping postulan atau juga
bersama pendamping dari tarekat lain dalam wadah Kursus Bina Awal
(KUBINA). Selama masa postulat ia menyesuaikan diri dari segi rohani dan
psikologis dengan gaya hidup membiara yang masih baru baginya. Mereka
akan mengalami pergulatan dan kesulitan dalam mengolah diri, maka calon
harus dibantu untuk membebaskan diri dari hambatan-hambatan manusiawi
dan psikologis serta biologis sehingga terarah kepada kepribadian yang
dewasa. Pergulatan batin dari latar belakang keluarga, motivasi dan
kepribadian yang tidak dewasa yang mungkin menyebabkan ia kurang mampu
untuk memilih panggilannya dengan bebas dan bertanggung-jawab. Maka
tugas pembinaan adalah memperdalam kedewasaan manusiawi kristiani
yang integral dalam diri calon, sebagai dasar untuk memperoleh kematangan
dalam memilih panggilan hidupnya dan memperkenalkan tarekatnya yang
dipilih. Akhirnya dengan bebas postulan berani dan layak untuk melanjutkan
pembinaan masa novisiat.

1. Tujuan Umum:

17
Memperdalam manusia Kristiani yang integral dalam diri postulan, sebagai
dasar untuk memperoleh kedewasaan dalam pilihan panggilannya dan mulai
memperkenalkan mereka dengan kekhususan tarekat CSA.

2. Tujuan Khusus:
a. Kedewasaan Manusiawi
1) Mampu mengenal diri dan berkembang menjadi pribadi yang relatif
dewasa.
2) Mengembangkan nilai-nilai kepribadian, kemampuan untuk mengolah
hidup, mengarahkan emosi dan mengintegrasikan hidup rasa-perasaan yang
masih liar. Sehingga dapat menemukan kebebasan sejati dengan diri sendiri,
orang lain dan Tuhan.
3) Memperkembangkan rasa tanggung jawab yang kuat untuk menghayati
nilai-nilai pribadinya sebagai manusia Kristiani.
4) Menumbuhkan sikap kritis yang memungkinkan untuk mencari dan
menemukan kebenaran, tanggap dan peka.

b. Kedewasaan Kristiani
1) Pembinaan hidup Kristiani yang mendasar, sehingga hidupnya
merupakan pilihan bebas dari jawaban iman.
2) Pembinaan hidup rohani, masuk dalam irama doa pribadi dan doa
bersama serta hidup sakramental sebagai ajaran Gereja.
3) Pembinaan kebebasan hati nurani, sehingga dapat membuat pilihan
panggilan dan mampu mengambil keputusan untuk masuk dalam tahap
pembinaan selanjutnya.
4) Memahami lebih dalam tentang gerak kerajaan Allah di mana Gereja dan
tarekat menjadi pola perwujudan dan dinamikanya, sehingga tumbuh
kesadaran dan tanggung jawab sebagai anggota Gereja bersama yang lain
membangun kerajaan Allah.

c. Kedewasaan Religius
1) Dapat memahami dan mengerti tentang hidup bakti dan tarekat yang
dipilih secara umum.

18
2) Mengenal hidup bakti dan menghayati secara khusus dalam kharisma CSA
yang dipilih.
3) Mewujudkan dan menghayati secara sederhana kerohanian tarekat beserta
tanggung jawab sosial sesuai kharisma CSA.
4) Pengolahan hidup masa postulat sangat penting.

d. Kedewasaan tarekat
1) Mengenal hidup bakti pada umumnya dan dihayati secara khusus dalam
kharisma tarekat CSA.
2) Ikut serta mewujudkan dengan sederhana kerohanian tarekat serta
tanggung jawab sosial dengan kharisma tarekat.

3. Yang Harus dibuat oleh Pendamping Postulan:


1. Membuat perencanaan dan program kerja (Harian, mingguan, bulanan
dan tahunan)
2. Menyediakan sarana dan prasarana yang menunjang tercapainya tujuan
Postulat.
3. Memperhatikan seluruh apa yang ada dalam komunitas postulat,
mengontrol semua kegiatan harian dan urusan rumah tangga.
4. Memperhatikan dan mengamati perilaku postulan setiap hari dalam
berbicara, bersikap dan bertindak.
5. Mempersiapkan pelajaran dan mengajar, serta terlibat dalam
pendampingan di KUBINA.
6. Wawancara dan bimbingan minimal 3 minggu sekali.
7. Memperhatikan kecenderungan setiap postulan.
8. Menyeleksi dan menilai setiap postulan per semester.
9. Mengoreksi hasil renungan dan refleksi harian.
10. Memberi rekoleksi setiap bulan
11. Mencari romo pendamping retret dan romo pengakuan dosa
12. Membuat laporan akhir kepada Pemimpim Umum beserta Dewannya

4. Yang Harus dibuat Postulan:


1. Menyesuaikan diri dengan kehidupan baru di Postulat.
2. Mengikuti kegiatan yang diprogramkan di Postulat.

19
3. Menaati aturan-aturan di Postulat.
4. Belajar berdoa bersama dan doa pribadi.
5. Belajar merenung dan berefleksi.
6. Belajar mengolah hidup, sejarah hidup dan luka-luka hati.
7. Belajar mengembangkan bakat-bakat yang dimiliki.
8. Wawancara minimal 3minggu sekali.
9. Belajar bekerja sederhana dan kerja tangan.
10. Belajar mengurus rumah tangga.
11. Belajar hidup bersama dalam hidup berkomunitas.
12. Belajar menghayati dan menemukan nilai, keutamaan manusiawi dan
Kristiani
13. Menumbuhkan semangat berkorban.
14. Belajar beraskese, pengendalian diri.
15. Belajar keheningan dan kontemplasi.
16. Mengikuti pelajaran/Kursus Bina Awal.
18. Belajar menghadapi konflik dan mengolahnya.
20. Balajar menjaga kesehatan.
21. Belajar mengenal diri dan sesama.

5. Materi pembelajaran:
a. Kuliah bersama dengan berbagai tarekat dalam KUBINA
1) Pengantar Kitab Suci I-II
2) Sakramen
3) Liturgi
4) Sejarah Hidup Membiara dan Sejarah Gereja
5) Psikologi Perkembangan dan Psikologi Kepribadian
6) Antropologi / Kebudayaan
7) PIA (Pendampingan Iman Anak)
8) KOMSOS (Komunikasi Sosial)
9) Sexsualitas
10) Misteri Gereja dan Moral Kristiani

b. Pembinaan intern:
1) Pengolahan hidup:

20
- Menulis Sejarah Hidup
- Menemukan cacat pusaka dan mengolah luka-luka batin
- Mengolah rasa dan hidup afeksi
- Mendisposisikan hidup untuk panggilan/mendewasakan jenis
tanah.
- Ritme hidup rohani dan irama doa pribadi
- Latihan Rohani dan doa.
- Katekese/pengetahuan agama.
- Keterbukaan dan tanggungjawab kepada Tuhan dan pembimbing.
2) Perfectae Caretatis
3) Sejarah Pendiri CSA
4) Penghayatan Hidup Religius
5) Proses Pembinan Awal
6) Pembatinan Nilai-nilai Kristiani.
7) Mempelajari Bahasa: Indonesia, Inggris dan bahasa Jawa.
8) KPKC (Keadilan,Perdamaian dan Keutuhan Ciptaan).
9) Computer (Word, Excel, Powerpoint).
10) Latihan dasar : doa Pribadi dan Refleksi.
11) Latihan kerja, Penghayatan Nilai Kerja.
12) Latihan Kerasulan PIA.

c. Pengintegrasian Lewat Wawancara.

PENJABARAN TEMA UNTUK POSTULAT

No Tema Tujuan Materi Sumber


A Ekternal
KUBINA
(Kursus Bina
Awal)

01 Kitab Suci Postulan mampu Pengantar KS Membaca


Perjanjian Mengenal, memahami PL secara Kitab Suci
Lama dan mencintai Kitab umum dan latar pemahaman
21
Suci sebagai sumber, belakang. dasar
inspirasi dan Buku-buku (Suharyo, Pr).
spiritualitas kristiani Pentateuk Mengenal PL
dengan mempelajari (Taurat). (Suharyo, Pr).
buku baik PL maupun Mazmur. Diktat Kitab
PB. Mereka dibantu Nabi-nabi. Suci
untuk semakin
bersemangat
membaca dan
menghayati Kitab
Suci.
02 Liturgi Postulan dapat Difinisi, fungsi Mencinta
Memahami serta sejarah Ekaresti
pengertian-pengertian liturgi. (E.Martasudji
dasar liturgi. Pola dasar tata ta, Pr).
Membentuk sikap dan laksana liturgi. Mengikuti
semangat liturgi sejati. Ibadat harian Yesus
Membentuk sikap dan (E.Martasudji
terbuka terhadap sakramentali. ta, Pr).
pelaksanaan liturgi Liturgi Ekaristi Diktat Liturgi
sesuai dengan dan inkulturasi. (kebijakan
pedoman pastoral dosen).
liturgi maksudnya
supaya liturgi tidak
hanya dipahami
sebagi ritus / upacara
tetapi sebagai
pengungkapan iman.

03 Psikologi Postulan mampu : Pengertian Perkembanga


Perkembangan Memahami pengertian perkembangan, n Rentang
perkembangan, aspek- aspek-aspek, Kehidupan
aspek, prinsip-prinsip, prinsip-prinsip, jilid 1,2
dan faktor-faktor yang dan faktor- (Jhon. W.

22
mempengaruhi faktor yang Santrock).
perkembangan. mempengaruhi Psikologi
Memahami metode- perkembangan. Perkembanga
metode untuk Metode-metode n-Pengantar,
perkembangan untuk (Monks, FJ
manusia. perkembangan & A.
Memahami tahap- manusia. Haditomo,
tahap perkembangan Tahap-tahap S.R).
manusia serta perkembangan Diktat dari
karakteristiknya. manusia serta dosen.
Menerapkan karakteristiknya.
pemahaman tentang Perkembangan
perkembangan manusia dalam
manusia dalam kehidupan
kehidupan sehari-hari. sehari-hari.

04 Antropologi Para Postulan dapat: Pokok pokok Antropologi


Kebudayaan Mengetahui dengan alam pikiran Budaya-suatu
sadar bahwa mereka Indonesia: aneka perspektif
di panggil, warna kontemporer,
dipersatukan dari kebudayaan (Roger M
bermacam daerah, Indonesia. Keesing).
suku dan budaya. Kekhususan dan Antropologi
Mengetahui dan kekayaan dasar
memahami bahwa badaya lokal. pendekatan
keanekaragaman Sikap sikap pelayanan
budaya merupakan mental yang lintas budaya
milik dan kekayaan menghambat. (Dr. Yakob
bagi hidup bersama, Nilai-nilai Tomalata).
sehingga mereka akan tradisional yang Diktat dosen.
mampu untuk mendukung.
menghargai dan Pengaruh
menghormati budaya kebudayaan
orang lain. barat termasuk

23
Mengetahui dan kekristenan
memahami bahwa yang
keanekaragaman mempengaruhi
budaya itu dalam pikiran
menimbulkan sikap- Indonesia.
sikap dan nilai-nilai Dampak dalam
baik yang mendukung hidup bersama.
maupun yang
menghambat untuk
memilih nilai yang
mendukung
pembentukan manusia
dewasa kristiani.
05 Sejarah Postulan dapat: Arti Gereja : Gagasan
Gereja Mengetahui arti memahami yang Menjadi
Gereja dengan segala istilah dan Peristiwa
perkembangan dan perkembangan (Eddy
perjuangannya. peristilahan Kristiyanto,
Semakin mempunyai dalam Kitab OFM).
semangat iman dan Suci Perjanjian Konsili-
menyadari bahwa Lama dan Konsili
dirinya merupakan Perjanjian Baru. Gereja
anggota Gereja yang Gereja zaman (Norman P.
mempunyai tanggung para Rasul / Tanner).
jawab dan perutusan Gereja Perdana Diktat dosen.
yang sama. dan masa
Mampu hidup sesuai penganiayaan.
dengan pengetahuan Gereja dalam
dan kesadarannya, zaman abad
serta membentuk pertengahan.
sikap cinta terhadap Reformasi dan
Gereja. kontra
reforamasi.
Gereja setelah

24
Konsili Vatikan
II.
06 Teologi Mengajak postulan Manusia sebagai Pengantar
Sakramen untuk menggali makhluk sosial Liturgi (E.
kekayaan iman Gereja dan simbolis. Martasudjita,
mengenai sakramen- Panggilan dasar Pr).
sakramen bagi manusia untuk Sakramen-
kehidupan iman yang hidup bersama sakramen
semakin dewasa dan Allah. dalam
utuh. Makna dasar Gereja.
Mengajak postulan sakramen dalam Kompendium
untuk menemukan kitab suci dan Katekismus
nilai-nilai kekayaan ajaran Gereja. Gereja
iman Gereja, Sakramentalitas Katolik.
mengenai sakramen- Yesus Kristus. Misteri
sakramen bagi Sakramentalitas Kristus (E.
pembentukan hidup Gereja. Martasudjita,
membiara dan Pelayanan tujuh Pr).
cakrawal sakramen Diktat dosen.
pelayanannya dalam Gereja, syarat-
Gereja. syarat dan hal
ikhwal
penerimaan
sakramen-
sakramen.
Sakramen-
sakramen
inisiasi : Baptis
dan Krisma
Sakramen
Ekaristi.
Sakramen-
sakramen
penyembuhan

25
:rekkonsiliasi
dan pengurapan
orang sakit.
Sakramen-
sakramen
sosial :
perkawinan dan
imamat.
07 Moral Para Postulan dapat: Dasar-dasar Hukum
Krsitiani Memahami pengertian moral. Moral (Dr.
dasara moral kristiani.Moral Hidup. S.P. Lili
Bertindak sesuai Suara Hati. Tjahjadi).
dengan suara hatinya Moral Moralitas
dalam menghadapi Perkawinan. Lentera
peristiwa-peristiwa Peradaban
dalam kehidupan Dunia (Andre
sehari-hari. Ata Ujan,
Dengan mengetahui dkk).
dan arti kehidupan, Dikat dosen.
diharapkan postulan
dapat memelihara,
menghargai dan
menghormati
kehidupan sendiri dan
orang lain.
Menyadari bahwa
perkawinan itu adalah
panggilan hidup
manusia serta
menemukan nilai-nilai
luhur dari perkawinan.
08 Misteri Postulan diharapkan Gereja sebagai Misteri
Gereja dapat: Misteri dan Kristus (E.
Mengetahui arti Sakramen (arti Martasudjita,

26
Gereja dengan segala istilah misteri Pr).
perkembangan dan dan sakramen; Iman Katolik.
perjuangannya. Gereja menurut Diktat dosen.
Semakin mempunyai KS; Misteri
semangat iman dan Allah yaitu
menyadari bahwa Yesus Kristus)
dirinya merupakan Gereja dan
anggota Gereja yang Kesatuannya
mempunyai tanggung dengan Yesus
jawab dan perutusan Kristus (Pribadi
yang sama. Yesus Kristus,
Mampu hidup sesuai karya, ajaran
dengan pengetahuan dan warta
dan kesadarannya, gembiraNya;
serta membentuk Kelompok
sikap cinta terhadap penentang dan
Gereja. mereka yang
kecewa terhadap
Yesus; Yesus
Kristus dan Para
Rasul; Peristiwa
Pentakosta.
09 Seksualitas Postulan dapat: Paradigma Pendidikan
Memahami secara dalam Seksualitas
benar ttg seksualitas memandang Remaja
manusia, fungsi. seksualitas. (Yanuarius M
Perbedaan faal pria Skema umum You, Pr).
wanita serta sifat-sifat seksualitas Seksualitas
kodratinya. manusia. Kaum
Memahami hubungan Identitas Berjubah
seks, kehamilan serta kepriaan dan (Paul
persalilnan. kewanitaan. Suparno, SJ).
Memahami proses Faal pria dan Diktat dosen.
aborsi dan sikap moral wanita.

27
yang tepat. Kekhasan
Memahami manusia
penyimpangan- dibanding
penyimpangan moral binatang.
di bidang seksual. Penyimpangan
moral.
Seksualitas dan
panggilannya.
Upaya
melakukan
manajeman
seksualitas.
Belajar dari
Kitab Suci dan
pengalaman
hidup.
10 Kitab Suci Postulan dapat Pengantar Kitab Mengenal
Perjanjian mengenal, memahami Suci Perjanjian Tulisan
Baru. dan mencintai Kitab Baru secara Perjanjian
Suci sebagai sumber, umum dan latar Baru (I.
inspirasi dan belakang Suharyo, Pr).
spiritualitas kristiani terjadinya. Dunia
dengan mempelajari Injil Sinoptik. Perjanjian
buku baik PL maupun Injil Yohanes Baru.
PB. Mereka dibantu Kisah Para Tafsir Alkitab
untuk semakin Rasul. Perjanjian
bersemangat Baru
membaca dan (Lembaga
menghayati Kitab Biblika
Suci. Indonesia).
Cerita-cerita
Alkitab
Perjanjian
Baru (Anne

28
de Vries).
Diktat dosen.
11 Psikologi Postulan dapat: Pengertian Psikologi
Kepribadian Memahami faktor- kepribadian. Kepribadian
faktor yang Teori-teori (Drs. Sumadi
mempengaruhi kepribadian Suryabrata,
perkembangan yang sehat. Ph.D).
kepribadian. Hambatan Teori-teori
Memahami teori-teori dalam Psikodinamik
kepribadian. mengembangka a (editor : Dr.
Memahami n kepribadian. A.Supratikya
kepribadiannya ).
sendiri berdasarkan Psikologi
teori-teori Pertumbuhan
kepribadian. (Duane
Menganalisa Schlutz).
kepribadiannya Diktat dosen.
sendiri berdasarkan
teori kepribadian.
Menerapkan teori-
teori kepribadian
untuk
mengembangkan diri
menjadi pribadi yang
utuh.
Menerapkan teori-
teori kepribadian
dalam membantu
perkembangan pribadi
orang lain.
12 Sejarah Agar postulan dapat: Dasar-dasar Sejarah
Hidup Mengenal asal-usul, Hidup Gereja
Membiara latar belakang sejarah Membiara. Umum.
hidup membiara Hidup Sejarah

29
dalam Gereja Katolik. Membiara Gereja
Mengenal Kristiani. Kristus (Drs.
keanekaragaman Kehidupan WL.
kharisma dan Membiara di Helwig).
spiritualitas setiap Gereja Timur. Diktat dosen.
tarekat masing- Kehidupan
masing. Membiara di
Menempatkan konteks Gereja Barat.
tarekatnya masing- Perkembangan
masing dalam Hidup
perkembangan sejarah Membiara.
hidup membiara dan Pembaharuan
mengetahui latar Hidup
belakang tarekat Membiara.
masing-masing. Ordo-ordo
pengemis.
Serikat
kerasulan.
Religius Aktif.
Kehidupan
Membiara pada
abad XIX XX.
13 Paket kursus Postulan dapat Mengenal Sesuai
KOMSOS mengenal kerasulan sarana kebijakan
dan PIA Gereja melalui informasi. team dari
komunikasi sosial dan Tehnik mengajar KOMSOS
melatih diri dalam sekolah minggu KAS dan
kerasulan sekolah (PIA) IPPAK USD.
minggu (PIA).

B Internal

1 Pengolahan Membantu postulan Dengan Psikologi


Hidup agar mampu Pengolahan Hidup

30
menyadari diri dan Hidup Rohani I, II;
sejarah hidupnya membantu (Mardi
sehingga ia dapat postulan : Prasetya, SJ).
menerima diri sendiri Menemukan Tugas
dan cacat pusaka, Pembinaan
mengembangkannya mengolah luka- Demi Mutu
ke arah diri yang luka batin. Hidup Bakti
lebih dewasa. Mengolah rasa I, II; (Mardi
Menemukan cacat dan hidup Prasetya, SJ)
pusaka, luka-luka afeksi. Diktat-diktat
batin dan Mendisposisika hasil
mengolahnya n hidup untuk Workshop.
sehingga tidak panggilan /
menjadi hambatan mendewasakan
dalam menapaki jenis tanah.
panggilan, serta Ritme hidup
mampu berekonsiliasi rohani dan
dengan diri dan irama doa
orang-orang yang pribadi. Latihan
berpengaruh dalam Rohani dan doa.
hidupnya di masa Keterbukaan
lampau. dan tanggung
jawab kepada
Tuhan dan
Pembimbing.
02 Vita Memperkenalkan Hidup Bakti Dokumen
Consecrata + kepada postulan menurut Gereja. Gereja (Vita
Perfectae tentang Lembaga Kekhasan Hidup Concekrata).
Caretatis Hidup Bakti supaya Bakti. Perfecta
bisa beradaptasi dan Misi Hidup Caritatis.
berintegrasi dengan Bakti dalam
tepat. Gereja dan
Dunia.

31
03 Sejarah Dengan mengetahui Mengenalkan Sejarah
Kongregasi sejarah kongregasi secara singkat Kongregasi
(garis besar) dan sejarah pendiri, sejarah CSA, jilid 1,2,3.
dan Sejarah diharapkan postulan : khususnya saat Sejarah CSA
Hidup Pendiri berani awal berdirinya. Indonesia.
mengintegrasikan Mengenalkan Biarkah
nilai-nilai kesejarahan sejarah hidup Tunas itu
tarekat dan pendiri penidiri, Tetap
CSA sehingga semangat dan Tumbuh (150
menumbuhkan benih kharismanya. th jubileum
panggilan dalam CSA di
dirinya yang semakin Indonesia)
terintegral dengan
visi misi CSA.
04 Penghayatan Melalui pemahaman, Hidup Doa: Buku
Hidup praktik hidup Doa Pribadi, Sadhana. Doa
Religius keseharian, (hidup latihan Apostolis
doa, hidup bersama, kesadaran, aktif CSA.
hidup karya) postulan meditasi, Brevir.
dibantu untuk bisa kontemplasi, Dinamika
menghayati hidup doa apostolis hidup harian.
kereligiusan yang aktif CSA.
hendak dipeluknya. Melalui doa
Semakin mencintai bersama: brevir.
rahmat panggilannya Hidup
dan berupaya Bersama :
menumbuhkembangk dinamika hidup
annya. berkomunitas
dalam
keseharian yang
diolah dalam
evaluasi
bersama secara
temporal.

32
Hidup Karya:
melatih hidup
karya melalui
tugas-tugas
harian,
memberinya
makna secara
rohani.
05 Proses Postulan mampu Masih dalam Dinamika
Pembinaan menemukan jati konteks hidup harian.
awal dirinya yang sedang pengolahan Makalah
dalam proses hidup. Manajeman
pengintegrasian ke Menyiasati Konflik dan
dalam jenis hidup problem hidup realitas
baru, yakni hidup bersama dengan problem
membiara. manajemen keseharian
Lebih realistis dalam konflik. yang
menyikapi hidup dihadapi.
membiara yang akan
dipeluknya.
06 Pembatinan Postulan dibantu Kitab Suci Refleksi
Nilai-nilai untuk makin Dinamika hidup harian.
Kristiani. menyadari akan nilai- nyata harian. Wawan hati.
nilai keutamaan Bimbingan
kristiani yang mesti pribadi.
diperjuangkan dalam
hidup ini serta
menginternalisasikan
nya sehingga menjadi
pribadi yang
berkembang.
07 Bahasa Dengan belajar Grammar. Building
Inggris, Bahasa Inggris Membaca cerita Grammar
Bahasa diharapkan dapat pendek. skills.

33
Indonesia, menyegarkan kembali Convertation. Modul
Bahasa Jawa. materi selama bahasa
sekolah dan Inggris.
diperdalam lagi
dengan materi yang
relevan.
Tata bahasa.
Dengan Belajar Menulis dengan Tata Bahasa
Bahasa Indonesia. kaidah Indonesia.
Postulan dapat berbahasa yang Cermat
berbahasa Indonesia benar. Berbahasa
dengan benar baik Jurnalistik Indonesia.
lesan maupun tulisan. sederhana. Dasar
Publik speaking. jurnalistik.

Kosakata
Dengan belajar praktis. Belajar dari
Bahasa Jawa, Praktek penduduk
postulan dapat bersosialisasi setempat.
beradaptasi dengan dengan
masyarakat sekitar masyarakat.
yang notabene
berbudaya Jawa.
08 Etika, Postulan supaya Cara menerima Etika
Hospilatitas berbudaya santun, tamu, menerima (K.Bertens).
hormat pada orang telpon, cara Etika Kristen
lain atas dasar makan yang (Norman
kesamaan hak dan beretika, LG).
harkat secitra Allah. memperlakukan Pengalaman
Bisa lebih ramah, orang lain hidup,
hangat dalam dengan hormat, dinamika
menerima orang lain, dll. Bersikap hidup harian.
rasa hormat, serta ramah, hangat Evaluasi
rasa persahabatan dan dalam bersama

34
persaudaraan kepada persahabatan dalam hidup
orang lain. dan berkomunitas
persaudaraan. .
09 Liturgi praktis Dengan bekal dari Praktek dalam Menyiapkan
mata kuliah liturgi berliturgi di keperluan
dalam Kubina, komunitas setiapEkaristi
Postulan dapat saat. dengan benar.
menerapkannya Menambah
dalam berliturgi perbendahara
setiap hari. an lagu-lagu
rohani.
Memimpin
ibadat sabda,
adorasi.
10 Pelatihan Supaya postulan Latihan karya Semua bahan
Karya mempunyai beternak, sapi, dan media
semangat rendah hati unggas, ikan. yang tersedia
dan mau bekerja Membuat pupuk di dalam
sebagai bentuk kompos organik. komunitas.
tanggung jawab Menanam dan
orang dewasa. merawat
Mendidik postulan tanaman hias,
mempunyai jiwa tanaman buah,
kemandirian seiring sayur, dll.
dgn tekad kongregasi Merawat dan
yang ingin mandiri memperbaiki
dalam vinansial. alat-alat rumah
Semua latihan karya tangga.
tersebut direfleksikan
dalam doa untuk
melatih ketajaman
kontemplasi dalam
aksi
11 Pengembang- Postulan dapat Jam musik : Otodidak /

35
an Bakat, berkreasi dan Mengembangka guru les.
Minat - beraktualisasi diri n musik gitar,
Hobby secara sehat. keybord,
bernyanyi /
koor.
12 Computer Postulan dapat Memberi kursus Ketrampilan
mengoperasikan computer untuk pendamping.
komputer secara menunjang
benar, menguasai tugas-tugas
dasar word, excel, pribadi maupun
powerpoint, sehingga tugas Kubina.
dapat menunjang
tugas-tugas studi.
13 Pengantar Postulan dapat Sejarah mazmur Pengantar
Mazmur mengerti sejarah Garis besar Mazmur.
kitab mazmur mazmur, Diktat FTW
sehingga dapat Tafsir mazmur
membantu dalam (sederhana)
menghayati doa
brevir.

36
C. MASA NOVISIAT
Pembinaan masa novisiat merupakan proses pengintegrasian nilai-nilai
Injili dengan penghayatan hidup sehari-hari yang lebih konkret dalam proses
pengintegrasian dengan tarekat yang bersangkutan. Pembinaan novisiat
lebih difokuskan dalam pembentukan intern tarekat dengan kharisma dan
spiritualitasnya masing-masing, sehingga semakin mampu mengintegrasikan diri
dengan membatinkan nilai-nilai yang ditemukan dari pengalaman hidupnya.
Pengintegrasian diri dengan tarekat sebagai perwujudan akan cinta kepada
Tuhan, karena telah merasakan cinta Allah yang menghidupkan dan
menghantar para novis untuk semakin berani mengambil keputusan dengan
kebebasan batin dan berani menanggung segala konsekuensi, resiko
ketidakpastian atas keputusan yang diambil dan semakin berani mengikatkan diri
dengan tuntutan hidup menurut nasehat Injili, mau mempersembahkan cintanya
kepada Tuhan melalui tarekat.
Suatu tuntutan menjadi religius yang berkualitas adalah mempunyai
pengalaman relasi personal dengan Allah, mampu melihat segala pengalaman
dari sudut pandang Allah, mempunyai disposisi batin yang lepas bebas, tidak
terikat kepada kecenderungan/kelekatan pribadi, Mempunyai komitmen yang
tinggi terhadap keputusan panggilan, mampu mencari dan menemukan
kehendak Allah, mempunyai nilai-nilai yang diperjuangkan, mampu beraskese
dan mengendalikan diri, mempunyai cinta yang tulus, mampu hidup bersama dan
mempunyai sikap taat dan pasrah, sehingga mampu menyerahkan diri dengan
cintanya kepada Allah melalui tarekat. Untuk tercapainya suatu pengintegrasian
dan tuntutan sebagai religius dibutuhkan proses pendampingan dan
dukungan. Pendampingan dan dukungan itu diberikan secara personal dan secara
komunal, karena pada masa novisiat merupakan kesempatan melewati padang
gurun untuk memberi dasar dan fondasi yang kuat untuk mempersiapkan
menghadapi tantangan religius pada zamannya. Apa yang diperoleh dan dialami
masa novisiat masih membutuhkan pendalaman dan pengolahan, sehingga tidak
hanya lewat begitu saja, sebab yang penting bukan banyaknya yang diperoleh
tetapi lebih pada kedalamannnya.

37
Suatu harapan bagi para novis agar menjadi religius yang berkomitmen
terhadap pilihan panggilannya, menjadi religius yang semakin mempunyai
kebebasan batin serta berani menanggung segala resiko dan berani memberikan
cintanya yang murni kepada Tuhan melalui tarekat secara total yang diwujudkan
melalui penghayatan sebagai anggota tarekat dalam tugas pelayanannnya. Oleh
karena itu untuk lebih mendukung tercapainnya tujuan yang diharapkan bagi para
novis, masih dibutuhkan pemahaman dan pengertian yang dapat membantu
dalam pendalaman dan penghayatan selanjutnya. Ada empat hal yang lebih
dibutuhkan bagi para novis yang bisa membantu terbentuknya komitmen dalam
keputusan panggilan serta dalam penghayatan kharisma dan spiritulitas tarekat
masing-masing, yaitu; pertama, Keterbukaan terhadap Roh Kudus sendiri
sebagai pembimbing utama yang dapat menggerakan, mendorong dari kedalaman
akan cinta Tuhan; kedua, keterbukaan terhadap diri sendiri yang membantu untuk
semakin mengenal Allah dan menemukan kehendak-Nya; ketiga, keterbukaan
terhadap pendamping sebagai penghantar untuk menuju pengalaman Allah dalam
peristiwa hidup sehari-hari, dan keempat, adalah keterbukaan terhadap tarekat/
komunitas sebagai tempat penghayatan akan tugas perutusan melaksanakan
kehendak Allah.
Akhirnya para novis belajar mengosongkan diri agar kuasa Allah
memenuhinya atau semakin dikuasai oleh Roh Kristus. Yaitu dengan latihan
terus menerus mengadakan diskresi, discerntmen, dan dalam pilihan-pilihan
dengan segala resikonya. Semua itu sebagai proses kematangan dalam
menghayati tiga nasehat Injili, dalam praksis hidup sehari-hari di komunitas di
mana mereka diutus.

1. Tahun Kanonik
a.Tujuan Umum:
- Dapat hidup dalam Roh sesuai kekhasan CSA, sehingga memperoleh
kemajuan dalam hidup rohani.
- Dapat masuk hidup dalam pengalaman akan Allah secara baru melalui
proses pengalaman doa, kontemplasi dan refleksi, pengalaman
komunitas dan praktek kerja.
- Dapat mencecap kharisma CSA

38
b.Tujuan Khusus:
1) Dapat hidup kontemplatif dalam pengalaman hidup bersama,
persaudaraan, penghayatan hidup tarekat dalam dimensi transedental.
2) Latihan Rohani dan memupuk keutamaan, hidup sakramen, refleksi,
mawas diri, keheningan, menjauh dari hubungan pribadi eksklusif,
menjauh dari bahaya yang mengancam dan latihan penghayatan kaul.
3) Latihan melawan godaan, saling ingkar diri, koreksi, laku tapa dengan
mencintai, kelembutan, kerendahan hati dan membangun dengan
bimbingan.
4) Memelihara kesehatan, memperhatikan sikap-sikap yang benar terhadap
kesehatan, dengan hidup teratur, kerja keras.
5) Menumbuhkan sikap terbuka, tanggap, peka terhadap karya Roh lewat
kharisma CSA.

2.Tahun Konstitusi
a.Tujuan Umum :
- Dapat mengkonfrontasikan hidupnya dalam eksperimen- eksperimen.
- Dapat menginkorporasikan ke dalam tarekat apostolik.

b.Tujuan Khusus;
1) Dapat mengalami kenyataan hidup religius secara realistis dalam
eksperimen.
2) Dapat memiliki kemampuan untuk menghayati spiritualitas CSA beserta
tuntutannya secara praktis, konsekuen, membatinkan nilai-nilai atas dasar
pengenalan kemampuan dan kelemahan diri.
3) Dapat memiliki kesungguhan dan kejujuran dalam membina diri,
semaksimal mungkin atas dasar nilai-nilai hidup dalam roh.
4) Dapat menemukan arti komunitas apostolik dalam realita hidup pada
kesediaan untuk mengikat diri dengan cara hidup CSA.
5) Dapat memahami tuntutan-tuntutan pengutusan dalam tanggung jawab
sosial, menguji kemampuan dalam membaktikan diri sepenuhnya dalam
pelayanan apapun dari perutusan CSA.

39
6) Dapat memperdalam hidup apostolis, sehingga mampu mengambil
keputusan secara sadar dan bebas untuk memeluk cara hidup dan
semangat CSA.
7) Dapat memiliki gairah untuk ikut serta mewujudkan rasa tanggung jawab
sosial dan apostolik sesuai dengan semangat tarekat.
8) Dapat memiliki kemampuan untuk mengubah diri dan mengarahkan
hidup bagi tarekat dengan tetap merasa bahagia di dalamnya, kesediaan
untuk diutus.

3. Proses yang Harus dialami:


1) Pengintegrasian hidup pribadi dengan hidup berkomunitas.
2) Pengintegrasian hidup intelek, afektif dengan kemampuan spiritual,
rasional.
3) Pengintegrasian hidup dalam psiko-sosial dengan psiko-fisik.
4) Pengintegrasian hidup rohani dan hidup karya.
5) Pengintegrasian hidup berkaul dengan kebebasan batin yang dipupuk.
6) Pengintegrasian hidup sebagai anggota baru, bertanggung jawab secara
penuh. Karena tahu pilihan hidup adalah jawaban panggilan terus
menerus ditingkatkan.

4. Yang Harus dibuat oleh Pembimping Novis:


1) Membuat perencanaan dan program kerja (harian, mingguan, bulanan dan
tahunan)
2) Menyediakan sarana dan prasarana yang menunjang tercapainya tujuan
novisiat.
3) Memperhatikan seluruh apa yang ada dalam komunitas novisiat,
mengontrol semua kegiatan harian dan urusan rumah tangga.
4) Menperhatikan dan mengamati perilaku novis setiap hari dalam berbicara,
perbuatan.
5) Mempersiapkan pelajaran dan mengajar
6) Wawancara dan bimbingan 2 minggu sekali.
7) Memperhatikan kecenderungan setiap novis.
8) Menyeleksi dan menilai setiap novis per semester.
9) Mengoreksi hasil refleksi doa dan buku harian.

40
10) Memberi rekoleksi setiap bulan
11) Mencari romo pendamping retret dan romo pengakuan dosa
12) Menyiapkan untuk mengadakan kegiatan stage
13) Menyiapkan untuk mengadakan kegiatan live in.
14) Membuat laporan akhir kepada Pemimpim Umum beserta Dewannya

5. Yang Harus dibuat Novis:


1) Menyesuaikan kehidupan baru di novisiat.
2) Mengikuti kegiatan yang yang diprogramkan di novisiat.
3) Mentaati aturan-aturan di novisiat.
4) Belajar berdoa bersama dan doa pribadi.
5) Belajar berefleksi dan mengolah diri.
6) Belajar mengembangkan bakat-bakat yang dimiliki.
7) Wawancara setiap dua minggu sekali.
8) Belajar bekerja sederhana dan kerja tangan.
9) Belajar mengurus rumah tangga.
10) Belajar hidup bersama dalam hidup berkomunitas sebagai bruder.
11) Belajar menghayati dan menemukan nilai spiritual.
12) Balajar membangun keutamaan-keutamaan manusiawi dan kristiani.
13) Menumbuhkan semangat religius.
14) Belajar beraskese, pengendalian diri.
15) Belajar keheningan dan kontemplasi.
16) Mengikuti pelajaran/kuliah.
17) Belajar menghayati nilai-nilai Injili/tiga kaul
18) Belajar menghadapi konflik dan mengolahnya.
19) Belajar kepekaan terhadap gerak Roh dan kebutuhan sesama.
20) Balajar menjaga kesehatan
21) Mengenal diri, sesama,Tuhan dan tarekat (mengintegrasikan).
22) Menyatu dengan diri sendiri, sesama,Tuhan dan tarekat

6. Materi yang diberikan:

1). Pembinaan Dosen Luar:

41
a) Pengolahan hidup (novis I)
b) Kristologi (novis I)
c) Pembedaan Roh (novis I)
d) Pekan Kaul dan Seksualitas (Novis II)
e) Bahasa Inggris (novis I&II)

2). Pembinaan Dosen Dalam:


a) Konstitusi dan Direktorium, Pedoman CSA (novis I &II)
b) KHK. (novis I)
c) Sejarah kemandirian CSA Indonesia Semarang (novis I, II)
d) Kharisma dan Spiritualitas,Visi/Misi CSA (novis I)
e) Spiritualitas Kristiani,
f) Nilai nilai dan pilihan hidup (novis I)
g) Latihan Rohani St. Ignasius, kontemplasi aktif
h) Kaul-kaul, Hidup religius(novis I &II)
i) Komunitas dan hidup bersama.(novis II)
j) Sejarah keselamatan, Kemuridan dan Kenabian.
k) Injil Sinoptik,Yohanes dan Surat-surat Paulus .
l) Mazmur. (novis I & II)
m) Hidup menggereja, liturgy dan katekese. (novis II)
n) Psikologi, emosi (IQ,EQ,SQ), afeksi.
o) Dinamika kelompok dan ketrampilan ( novis I & II)
p) Doa, wawancara, dan pengolahan hidup, Hidup harian (novis I & II)
q) Ilmu Pendidikan, Spirit Pendidik, Latihan berkatekese (novis II)
r) Stage dan live in, pembatinan nilai (novis II)

7. PENJABARAN TEMA UNTUK NOVISIAT

No Tema Tujuan Materi Sumber


01 Orientasi Agar para novis 1. Perkenalan dan Rumah
Novisiat baru dapat dinamika kelompok
komunitas
42
mengenal suasana bersama novis II. novisiat
baru dan segala 2. Sejarah
kegiatan yang Novisiat.
dilaksanakan di 3. Jumlah ruang-
Novisiat, sehingga ruang yang ada di
menyadari dan bisa Novisiat.
menyesuaikan diri 4. Tugas-tugas
dengan lingkungan yang dilakukan di
baru dan bisa Novisiat.
menjadikan milik 5. Hak dan
bagi para novis kewajiban sebagai
yang sedang novis, lihat konstitusi
berproses dan KHK.
pembentukan
menjadi religius
muda.
02 Mengenal Agar para novis 1. Memahami 1.Seri
Novisiat dapat mengenal panggilan Ilahi, Dokumen
berdasarkan dan memahami khususnya yang khas Pedoman-
KHK masa Novisiat yang dari terekat, pedoman
dijalankan mengalami cara Pembinan
berdasarkan hidup lembaga, dalam
norma-norma membentuk budi dan Lembaga
Hukum Gereja hati dengan lembaga
Universal, sehingga semangatnya, agar Religius
menyadari akan terbukti niat art 45.
proses sertakecakapannya. 2.
pembentukan diri 2. Mengenal Konstitusi
menjadi religius panggilannya sendiri 3.1
harus melalui secara lebih baik dan 3.1.14.
tahap-tahap dan mengenal kehidupan 3. KHK
aturan yang kongregasi yang
ditentukan oleh nyata. Membentuk
tarekat ke dalam budi dan hati,

43
konstitusi. sehingga niat dan
kecocokannya
diteguhkan. Belajar
membaca dan
merenungkan Kitab
Suci, serta
memperdalam
tentang liturgi.
Bimbingan ,
percakapan, studi dan
doa harus
menjelaskan
latarbelakang
kehidupan sebagai
bruder dalam
kongregsi.

03 DOA Agar novis 1. Penggunaan Buku 1. Buku


BREVIER memahami dan doa Brevir. doa
mengerti doa brevir 2. Penggunaan Brevir.
sbg doa resmi kalender Liturgi. 2.Kalender
Gereja yang wajib 3. Ibadat hari biasa Liturgi
didoakan oleh dan hari khusus. Tahun.
setiap orang 4. Lagu-lagu Brevir. 3.Konstitu
kristiani. 5. Menyiapkan doa si
Agar novis brevir. (Kons 2.5-
semakin setia dan 6. Praktek 2.5.5).
bisa berdoa & /demontrasi.
mempersiapkan,
mengidungkan dan
menghayati doa
brevir dengan baik.

04 KSPL/ Para novis semakin 1. Wahyu Allah dan 1. Memb

44
Sejarah menyadari bahwa Iman aca Kitab
Keselama- Kitab Suci 2. Prakarsa Allah dan Suci
tan merupakan Karya Allah pemaham
pedoman hidup 3. Dosa manusia dan an
sebagai orang Keselamatan dasar .
kristiani, dan Manusia (Suharyo.
betapa pentingnya 4. Panggilan )
memahami Kitab Abraham 2. Tafsir
Suci sehingga 5. Musa di utus Kitab suci
semakin dapat 6. Pembebasan 3. Kitab
menghayatinya bangsa Israel. Suci.
sebagai suatu 7. 10 Perintah Allah 4. Menge
rahmat, Anugerah 8. Nabi sebagai nal PL
pewahyuan, utusan Allah ( Suharyo
pemberian diri 9. Nabi-nabi besar. Pr)
Allah karena kasih- 10. Nabi-nabi kecil 5. Dektat
Nya melalui 11. Nabi palsu dan Kitab suci
kejadian-kejadian nabi yang benar 6. Tindak
kepada Manusia, 12. Kontekstual nabi nabi
sehingga para novis zaman sekarang. (Darmawi
semakin mencintai 13. Kitab jaya)
Kitab Suci sebagai kebijaksanaan 7. Dektat
sarana untuk 14. Mengenal dan Nabi-nabi
membangun Mendalami jenis- 8.
keakraban relasi jenis Mazmur Mengenal
dengan Allah. dengan pengalaman Tokoh-
hidupnya. tokoh
15. Membuat mazmur Perjanjian
baru dari Lama,
pengalaman (Dani
pribadi. Agusto)

05 Panggilan Memahami a)Semua manusia 1. K. Suci

45
Kristen panggilan sebagai dipanggil. .
anugerah yang b)Rahmat panggilan 2. Seri
mulai diimani sejak dan hidup
pembabtisan kasih Allah. Roh
menjadi anggota c)Jawaban manusia 3. Seri
Gereja dan dan hidup Roh
dihayati dan iman. 2
diwujudkan dalam d)Dipanggil untuk Hardjawij
kehidupan dan menjadi murid. ata)
kesaksian dalam e)Dipanggil untuk ikut 4. Menja
hidup bersama, ambil bagian dalam di Murid.
Sehingga hidup Yesus. 5. Menja
menyadari f)Dipanggil untuk di murid
panggilan sebagai diutus. Yesus
religius merupakan g)Syarat-syarat untuk (Segundo)
karunia istimewa mengikuti Yesus. 6. Mengi
yang harus dihayati h)Resiko dan kuti Yesus
dan diwujudkan konsekwensi hidup secara
secara istimewa Panggilan radikal
pula, dan akhirnya 7. Kateki
mampu bersyukur smus
atas panggilannya. Gereja
Katolik
(Komkat
KWI)

06 Spiritualitas Mengenal dan 1. Kerohaian Kristen. 1. Dinami


Kristiani/din memahami 2. Hidup Rohani. ka dasar
amika hidup dinamika hidupnya 3. Sikap rohani Hidup
rohani dalam peran karya dasar. rohani
Allah di dalam 4. Dinamika 2. Yesus
peziarahan pengenalan akan Mendidik
hidupnya dari masa Allah. para
lampau sampai 5. Manusia dididik murid

46
masa sekarang, Allah. 3. Berena
sehingga mampu 6. Perjalanan dan ng di arus
melihat dan pertumbuhan. Zaman
merasakan kasih 7. Pilihan-pilihan 4. Devosi
Allah didalam Yesus. dan Hidup
penyertaannya, 8. Devosi dan rohani
Allah sejak semula kontemplasi. 5. Mene
telah membentuk 9. Mengikuti Yesus mukan
dan zaman sekarang. hidup
merencanakannya. 10. Mendengarkan baru
Menyadari akan Suara batin. dalam
kehidupan adalah 11. Manusia rohani Roh
anugerah yang dalam Kristus. 6. Pembic
paling berhargadan araan
mempunyuai nilai bersama
tertinggi. dalam
Roh

07 Sejarah Menyadari 1. Pentingnya sejarah 1. Buku


pentingnya bagi kehidupan. sejarah
CSA
mempelajari 2. Latarbelakang CSA jilid
sejarah CSA yang CSA. I
mempunyai peran 3. Mengenal para 2. Buku
yang amat besar pendiri. sejarah
terhadap 4. Dinamika CSA jilid
pembentukan diri panggilan Pastor II
sebagai bruder Willem.H. 3. Kekini
CSA, sehingga 5. Dinamika an Pastor
dapat menjadikan panggilan Vader Willem
milik dan bagian Vincentius. Hellmons.
hidup yang 6. Pergulatan dan 4. Kharis
membentuk jiwa tantangan para ma dan
yang menyertai dan pendiri. spiritualit
mempengaruhi 7. Faktor-faktor as CSA.

47
pembentukan pendukung . 5. Pering
Identitas diri dalam 8. Nilai-nilai yang atan Vader
spiritualitas khas diperjuangakan Vincentiu
CSA. para pendiri. s.
9. Pilihan-pilihan 6. Konstit
Pastor Willem usi CSA.
Hellmons. 7. Ensikl
10. Pendidikan iman opedi
kaum muda. Gereja
11. Karya misi ke /Sejarah.
Indonesia. 8. Sejarah
12. Tradisi dan singkat
khasanah para CSA.
pendiri. 9.
13. Strategi Pastor Biarkah
Willem Hellmons. Tunas itu
14. Kenabian Pastor Tetap
Willem Hellmons. Tumbuh
15. Relevansi dengan (150 th
zaman sekarang. jubileum
16. Kemandirian CSA CSA di
Indonesia. Indonesia)

08 Melalui liturgi para 1.Pengertian liturgi. 1. KHK.


LITURGI novis dapat 2.Latarbelakang 2. Dokum
meningkatkan liturgi Gereja en konsili/
iman, sehingga 3.Kegiatan-kegiatan Sacrosanc
mampu liturgi Gereja tum
membaktikan 4.Makna dan nilai concilium.
seluruh hidupnya liturgi bagi 3. Iman
sebagai suatu kehidupan Katolik /
peribadatan sejati beriman. KWI
melalui kegiatan 5.Mencintai doa-doa 4. Menci
bersama dan liturgy Gereja. nta

48
pelayanan. 6.Mencintai Ekaresti. Ekaresti
7.Berliturgi yang 5. Liturgi
menyentuh hati. Anggun
8.Tahun liturgi . 6. Ecclec
ia
Euchariti
a
7. Mengi
kuti Yesus
09 Membantu para 1. Pengertian hidup 1. Dinami
HIDUP novis untuk bersama. ka Hidup
BERSAMA membangun 2. Mengenal sesama bersama/
persahabatan yang dan orang lain. dinamika
tulus dalam 3. Mengenal diri apa kelompok
panggilan yang adanya. 2. Pengen
sama, sehingga 4. Mengenal orang alan
mampu untuk lain apa adanya. antar
bekerja sama, dan 5. Mencintai sesama. budaya.
saling menguatkan 6. Bekerja sama. 3. Menge
dalam menjalankan 7. Komunikasi nal
tugas panggilan. terbuka. kecenderu
8. Membangun ngan diri
persahabatan. dan
9. Buah-buah hidup sesama.
bersama. 4. Tumbu
10. Strategi hidup h bersama
bersama. sahabat.
11. Mengelola konflik 5. Konstit
12. Pentingnya Team usi CSA.
Work 6. Seri
Hidup
dalam
Roh

49
10 Hidup Membantu para 1. Mengenal hidup 1. Sehati
berkomuni- novis untuk berkomunitas. sejiwa
tas semakin 2. Unsur-unsur hidup 2. Konstit
menghayati hidup komunitas. usi CSA.
berkomunitas, 3. Latarbelakang 3. Seri
sehingga hidup komunitas. hidup
menyadari 4. Faktor-faktor dalam
komunitas pendukung . Roh.
merupakan pusat 5. Model-model 4. KHK.
dan sekolah hidup hidup komunitas. 5. Komun
religius untuk 6. Peran dan makna itastransfo
semakin mampu hidup komunitas. rmasi.
menemukan 7. Praksis hidup 6. Komun
kehendak Allah berkomunitas. itas
dan melakukan 8. Tantangan- peziarah.
kehendak Allah tantangan 7.
dalam tugas berkomunitas. Pedoman
perutusan tarekat. 9. Buah- buah hidup CSA
berkomunitas. 8. PKD
10. Strategi hidup CSA
komunitas.

11 KATEKE- Membantu para 1. Pengetian, 1. Kitab


novis untuk latarbelakang suci.
SE.
menyadari katekese. 2. Buku
pentingnya akan 2. Makna dan nilai sekolah
tugas pewartaan, katekese. minggu.
sehingga mampu 3. Unsur-unsur 3. Diktat
mengembangkan katekese. katekese.
iman dengan 4. Faktor-faktor 4. Kateke
mempersiapkan pendukung se umat.
diri dalam tugas katekese. 5. Seri
pewartaan dan 5. Memepersiapkan Puskat
memberi kesaksian katekese 370-373.

50
hidup. 6. Simulasi dan 6. Arah
evaluasi. katekese
7. Buah-buah Indonesia.
katekese.
8. Strategi katekese.

12 Kharisma Agar dapat 1. Pengertian 1. Skripsi


memahami dan dan pemahaman pemaha-
dan
mengenal kharisma kharisma dan man
spiritualitas dan spiritualitas spiritualitas. kharisma
dengan benar, 2. Tokoh dan
CSA
sehingga dapat kharisma dan spiritualit
menghayati spiritualitas dalam as.
kharisma dan kitab suci.Tkoh 2. Kharis
spiritualitas CSA kahrisma dan ma dan
dengan benar serta spiritualitas dalam spiritualit
mampu gereja. as CSA
mengindentitaskan 3. Menggali 3. Sejarah
diri sebagai bruder kharisma dan CSA I-II
CSA dalam tugas spiritualitas CSA 4. Konstit
perutusan di mana 4. Kharisma usi CSA
ia diutus. dan spiritualitas CSA 5. PKD -
5. Relevansi
CSA
kharisma dan
spiritualitas CSA
zaman sekarang.

13 Kristologi Agar para novis 1. Iman Gereja 1. Menci


mengenal Yesus kepada Kristus. ntai Yesus
Kristus dan 2. Masa kanak-kanak Kristus
menyadari Yesus 2.
pentingnya 3. Hidup dan karya Gelar-
membangun relasi Yesus. gelar
pribadi dengan 4. Sengsara,wafat Yesus

51
Yesus Kristus dan kebangkitan (Tom
sebagai dasar hidup Yesus. Yakob
religius, sehingga : SJ)
1. Semakin
mampu
memahami
iman Gereja
kepada Yesus
Kristus dan
lewat
pemahaman itu
mampu
merefleksikan
imanya sendiri.
2. Semakin
mengenal hidup
serta perutusan
Yesus dan
semakin
mampu
meneladani
Yesus dalam
hidup sehari-
hari.
3. Semakin
mampu
memahami dan
meghayati
miteri Kristus
dalam liturgi.
14 Pengolahan Menyadari 1. Mengenal macam- Tugas
Hidup pentingnya macam kesulitan pembinaan
pegolahan hidup dalam hidup. dan
Untuk semakin 2. Kekhasan sebagai pengolaha

52
mengenal diri manusia. n hidup
seutuhnya sehingga 3. Mengenal unsur- (Mardi
sebagai religius unsur pribadi Prasetyo
mampu dalam diri. Sj).
mengembangkan 4. Menganal hal Dektat
sikap radikal, total, potensi yang Healing
lepas bebas, dan positif dan yang
terbuka dalam negatif dalam diri.
mengikuti Yesus, 5. Mengenal pilihan-
serta mampu pilihan hidup yang
mempersembahkan sederhana, serta
diri seperti apa tujuan serta nilai
adanya dengan yang dihayati.
segala keberadaan 6. Mengenal orang-
diri dapat orang yang
bertumbuh dalam berperan dalam
kesiapsedia dalam hidupnya, baik
menjalankan tugas yang mendukung
perutusan tarekat di dan yang tidak
dunia ini. mendukung.
7. Menemukan yang
tidak mendukung
serta luka- luka
batin(cacat
pusaka) dari yang
kecil sampai
yang besar.
8. Menemukan
tokoh-tokoh dalam
hidupnya yang
dikagumi.
9. Menemukan
disposisis diri.
15 Nilai-nilai Menyadari betapa 1.Tujuan dan nilai 1. Pendid

53
penting hidup 2. Nilai moral zaman ikan Nilai
berdasarkan nilai- sekarang 2000 (
nilai unntuk 3. Dinamika nilai Sewaka,
mencapai arah dan 4. Hirarki nilai SJ)
tujuan hidup yang 5. Hidup dalam 2. Akar
dicita-citakan, pilihan dan Sayap
hidup dalam 6. Nilai-nilai yang (Darminta
panggilan dan diperjuangkan SJ)
hidup rohani yang 7. Keseimbangan
lepas bebas, hidup
terlebih dalam 8.Yesus mendidik para
penghayatan nilai Murid
kerajaan Allah.
16 Pembedaan Agar para novis 1. Roh baik dan roh 1. Roh
Roh memahami jahat Baik dan
gerakan-gerakan 2. Cara kerja roh Roh
roh, membedakan baik dan roh jahat. buruk
roh baik /yang 3. Konsulasi dan ( Paul
positif maupun roh desolasi. Suparno
jahat /yang negatif 4. Pengaruh SJ)
serta gejala- konsulasi atau 2. Latiha
gejalanya,dan cara desolasi. n rohani
kerja roh, 5. Cara menghadapi (Spirituali
pengaruhnya konsolasi atau tas
terhadap diri desolasi. Girisonta)
mereka serta cara- 6. Pilihan dan 3. Pengak
cara keputusan yang aman
menghadapinya, sesuai dengan harian.
sehingga mereka bimbingan Roh
dapat: Kudus.
1. membedakan
roh baik dan roh
jahat
2. mengenal cara
54
kerja roh baik dan
roh jahat.
3. mengenali
gerak konsulasi
dan desolasi dalam
dirinya.
4. mengenali
pengaruh
konsulasi dan
desolasi terhadap
perkembangan
diri.
5. menerapkan
cara-cara
menghadapi
konsulasi dan
desolasi dalam
dirinya
mengadalkan
pilihan-pilihan dan
mengambil
keputusan-
keputusan yang
sesuai dengan
bimbingan Roh
Kudus.
17 HIDUP Menyadari bahwa 1. Sejarah kaul 1. Konstit
KAUL hakekat hidup 2. Kaul kemurnian. usi
religius, hidup 3. Kaul kemiskinan. 2. Persem
bakti ditandai 4. Kaul ketaatan. bahan
dengan hidup 5. Tantangan hidup Hati
mengikrarkan tiga berkaul. (Darminta
kaul/ nasehat Injil 6. Penghayatan SJ)
dalam mengikuti hidup berkaul 3. Inti

55
Kristus dan yang Hidup
dihayati dalam Religius
kehidupan dan (Seri roh
tugas perutusan 4)
tarekat, sehingga 4. Makala
para novis dapat: h tentang
kaul
1. Mengenal dan
(Rm .
mampu
Mardi
menghadapi
prasetya
realitas
SJ)
kehidupan
5. Berena
berkaul sebagai
ng di Arus
religius dalam
Zaman.
dunia
denganlebih
riil.
2. Mengenali dan
mencoba
menghidupi
kaul dalam
dunia yang
terus
berkembang
dan terus
berubah yang
membutuhkan
kekritisan.
3. Mengenali
demensi misior
dan apostolitas
hidup berkaul.

18 KSPB Dengan mendalami 1. Injil Sinoptik 1. Tafsir


Sejarah Injil, para novis ( Markus , Mateus Perjanjian
56
Keselamata semakin mengenal dan Lukas) baru
n Yesus lebih dekat. 2. Surat Paulus Pengantar
Dialah yang ( perjalanan perjanjian
mewartakan kabar Paulus, dan surat- baru
gembira suratnya) 2. Dektat
keselamatan 3. Injil Yohanes sinoptik
sekaligus yang ( cara membaca Paulus
diwartakan, Injil Yohanes. 3. Dektat
sehingga berani surat-surat
mengambil Paulus.
keputusan untuk 4. Injil
mengikuti Yesus Yohanes
mewartakan
kerajaan Allah,
menderita, di salib
dan wafat serta
bangkit.
19 Doa Menyadari 1.Doa penyadaran 1. Sadana
Meditasi pentingnya hidup 2.Doa Relaksasi 2. Dektat
dan doa sebagai sarana 3.Latihan bentuk latihan
Kontempla- yang utama, dalam bentuk doa doa,
si proses mengenalan 4.Leksio Devina relaksasi
diri dan kasih 5.Persiapan doa dan
Tuhan, sehingga 6.Meditasi healing.
mampu mengubah 7.Konteplasi 3. Doa
diri menuju hidup 8.Doa Healing Ignasian
yang baru. 9.Refleksi doa dan
Latihan
Rohani.

20 Kecerdasan Menyadari 1. Mengenal IQ, EQ 1. Intelle


Pribadi pentingnya dan SQ genci and
keseimbangan 2. Emosi-emosi Emociona
IQ,EQ dan SQ, dalam diri. litas

57
sehingga berusaha 3. Penilaian 2. Dektat
untuk membangun perkembangan IQ, EQ
kecerdasan secara emosi dalam diri. dan SQ
seimbang. 4. Hidup seimbang.
1. Dapat
mengenal IQ,
EQ dan SQ.
2. Dapat
mengenal
emosi dalam
diri.
3. Dapat menilai
perkembangan
emosi dalam
diri.
4. Dapat berusaha
hidup
seimbang.
21 Dinamika Saling 1. Menghias dengan Dinamika
Kelompok mengembangkan bakat. Kelompok
bakat, dan saling 2. Kerelaan paling Formatio
membagikan nilai panjang Damai (
yang ditemukan 3. Noda hiitam dan Harsono
lewat permainan. bejana tanah liat. Probho SJ)
Membangun 4. Memindah air.
kebersamaan dan 5. Mencari yang
keakraban dalam hilang dan
hidup bersama. keterikatan.
Membangun 6. Mendengarkan
kepekaan dan dalam kegelapan
kreatifitas. 7. Kelembutan dan
kekerasan
8. Kacang hijau dan
kedelai

58
9. Patung penderitaan
10.Menyuarakan
penderitaan sosial.

22 Bahasa Menyadari 1. Mengenal dan 1. Gram


Inggris pentingnya bahasa memahami tata mar
bagi kehidupan bahasa inggris. 2. Kamus
zaman sekarang, 2. Menulis dan 3. Latiha
sehingga tumbuh membaca inggris n-latihan
niat untuk belajar 3. berbicara dan Englishda
bahasa inggris baik berkomunikasi y
secara teori Inggris.
maupun secara
praktis.
1. Dapat
mengenal dan
memahami
tata bahasa
Inggris
(Grammer)
2. Dapat menulis
dan membaca
bahasa Inggris.
(writing and
reading)
3. Dapat
berbicara dan
berkomunikasi
bahasa Inggris.
(speaking and
comunication)

59
23 Paedago- Mengenal, 1. Makna mendidik 1.Ilmu
gie/ mengerti dan berdasarkan Pendidika
Mengenal memahami teori- beberapa teori/ahli n,
Ilmu teori Pendidikan pendidikan. Drs.Tatan
Pendidikan sehingga dalam diri 2. Teori praktis g, MSi
novis mulai mengajar dan 2.Psikolo
tertanam sejak dini mendidik. gi
jiwa dan spirit 3. Spritualitas Pendidika
pendidik. Pendidik. n, Jhon.
4. Praktek mengajar W.
katekese di Santrock.
SD/PIA. 2.Sekolah
:
Mengajar
atau
Mendidik,
J. Drost,
SJ.

D. YUNIORAT

Yunior merupakan lanjutan eksperimen dan pendalaman semangat serta cara


hidup tarekat sampai betul-betul mempunyai sikap mencintai tarekat secara
mendalam, sehingga terekat mempunyai cukup alasan untuk menerima ke kaul
definitive (inkorporasi).
Sebagai yunior dituntut kreatif dan rela untuk membina diri agar menjadi
pribadi religius yang matang dan dewasa sesuai dengan kharisma dan
spiritualitas CSA dan penuh dedikasi menjalankan perutusannya dalam
tarekat.

1. Hal yang perlu diperhatikan:

60
a. Mengusahakan suatu pembinaan integral yang intensif dengan memberi
bekal-bekal yang dibutuhkan agar semakin siap melibatkan diri dalam tugas
apostolik.
1) Mendalamai iman dan masalah-masalah teologis yang memungkinkan
mereka memberi kesaksian tentang nilai-nilai Kerajaan Allah, nilai-nilai
kerohanian tarekat yang dibutuhkan untuk menerangi dan memotivasi
tugas perutusan.
2) Membantu mereka dalam proses perkembangan kedewasaan psiko-
spiritual selaras dengan kharisma CSA, sehingga memiliki disposisi
batin yang diperlukan untuk bersaksi secara efektif, tanpa terombang-
ambingkan oleh gejolak emosi dan perasaan yang bertentangan dengan
hukum kasih.
3) Mendampingi mereka dalam memperkembangkan tanggung jawab
pribadi sehingga mereka secara tetap memberikan jawaban yang otentik
dalam tugas-tugas mereka, dalam waktu-waktu refleksi dan menyadari
kemampuannya untuk pelayanan.

b. Mendampingi mereka dalam perkembangan yang integral, mengarahkan


dan melibatkan mereka dalam kerasulan tarekat. Melihat kemampuan
mereka membatinkan nilai-nilai tarekat.
1) Kesempatan agar dapat secara aktif mengambil bagian dalam kerasulan
tarekat dan menjalankannya secara serius dan bertanggung jawab.
2) Membina dan menumbuhkan semangat kerasulan secara kreatif
sehingga menemukan dan menyadari kebutuhan sesama, dan bersama
mereka berjuang meningkatkan kehidupan yang lebih kristiani.
3) Menumbuhkan gairah hidup aktif yang didasari oleh kerohanian dan
semangat mendalam yang ditimba terus menerus dari imannya yang
secara khas dituangkan dalam spiritualitas CSA.

c. Mendampingi mereka dalam mempersiapkan profesi kekal dengan


memperkuat rahmat panggilan dan semangat kerasulan selama waktu
persiapan khusus, untuk menjawab panggilan Allah, dengan menyerahkan
diri dalam profesi kekal di tarekat CSA.

61
1) Pendalaman pengertian Yesus Kristus secara radikal, total dan
konsekuen dan menjadikan Kristus sebagai satu-satunya nilai yang
mutlak dan utama, melalui kenyataan hidup harian dan refleksi.
2) Pendalaman kharisma dan spiritualitas CSA dan siap diutus kemana
saja.
3) Bersatu dengan tarekat yang real dan mencintainya sedemikian rupa
sehingga mempunyai kesediaan bekerja sama dengan saudara-saudara
setarekat dan rekan kerja.
4) Menghayati pelayanan kerasulan sebagai pengabdian yang dijiwai
nasehat-nasehat Injil dan diwujudkan dalam semangat khusus tarekat.
5) Masuk dalam kehidupan nyata masyarakat kecil, ikut serta dalam
perjuangan mereka, menjadi peka dan kritis terhadap diri sendiri dan
situasi sosial masyarakat Indonesia, sehingga dapat mengusahakan
perwujudan opsi tarekat ke dalam tugas dan lingkungan hidup masing-
masing.

d. Bila tarekat merasa perlu mengirimkan orang untuk menjalani studi khusus,
hal ini perlu diletakkan dalam konteks tugas perutusan dan bukan keinginan
tiap pribadi. Oleh karena itu anggota yang diutus perlu mempersiapkan diri
dan meningkatkan kemampuan dalam bidang tertentu agar dapat ikut serta
penuh dan lebih profesional sesuai bidangnya dalam tanggung jawab
pelayanan kelak sebagai anggota tarekat.
1) Ia ikut serta melibatkan diri secara aktif dan kritis dalam kehidupan
intelektual lewat bidang yang didalaminya.
2) Mengembangkan sikap kritis dan terbuka dalam menangkap dan
menanggapi pandangan sesama.
3) Terbuka terhadap perkembangan Gereja, masyarakat, ilmu yang
diperolehnya dari studi dan dapat mengintegrasikannya dalam
spiritualitas tarekat serta membaktikan untuk perkembangan Gereja,
tarekat dan masyarakat.
4) Melaksanakan studi secara serius dan penuh tanggung jawab dengan
senantiasa mempunyai keterbukaan terhadap pimpinan.

62
5) Memberi kesaksian hidup sebagai utusan tarekat di manapun ia berada,
sehingga semakin menemukan identitas diri sebagai utusan yang dapat
diandalkan dan dipercaya.

2. Tujuan Umum
Mendampingi yunior untuk terlibat pada perutusan Gereja dan bersama-
sama mendukung perutusan CSA, yang didasarkan salib Kristus sebagai
pengabdian dan persembahan.

a. Dengan cara menurut konstitusi dan semangat CSA. Di bawah bimbingan


yang baik para bruder akan berusaha agar pekerjaan dan hidup
rohaninya terpadu secara harmonis, sehingga mencapai kematangan
rohani dan manusiawi. Para bruder dituntut keaktifan dan kerelaan untuk
membina diri agar semakin menjadi pribadi religius yang matang/dewasa
dan tangguh sesuai dengan kharisma dan spiritualitas kongregasi,
kemudian dengan penuh dedikasi melaksanakan pengutusannya dalam
CSA.

b.. Yang menjadi fokus adalah kepribadian sebagai religius


1) Dewasa Dimensi II jika:
Yunior mempunyai horizon nilai kodrati dan adikodrati.
Yunior mempunyai motivasi tindakan yang murni dan sungguh
disadari.
Yunior berorientasi pada nilai-nilai inkarnatoris dan berusaha
bertindak atas dasar kebaikan sejati, bukan tampaknya baik.
2) Mampu menata batin dan mengolah rasa demi nilai panggilan.
3) Mampu membatinkan nilai; mencerna dan mempribadikan cita-cita
transenden diri Kristus sedemikian rupa sehingga diubah atau
dibaharui terus menerus oleh cita-cita tersebut.
4) Mempunyai kemampuan untuk disucikan oleh Roh Kudus. Hal ini
ditinjau dengan melihat sejauh mana Yunior de fakto yunior
memanfaatkan kemampuan, kemungkinan bebas yang dianugerahkan
Allah untuk menanggapi, menjawab, dan menghayati panggilan.

63
5) Memperlihatkan efektifitas kerasulannya. Hal ini akan nampak dalam
perwujudan konkret setiap hari dan dalam mengkomunikasikan nilai-
nilai Kristus melalui hidup eksistensialnya.
6) Menampakkan kebebasan efektif dan kebebasan vertikal dalam
hidupnya; kebebasan untuk memilih apa yang sungguh bernilai pada
dirinya terlebih kebaikan sejati. Yunior secara efektif bebas sejauh
struktur dinamis dirinya terbuka untuk menangkap, memotivasi, dan
mengambil keputusan di antara kemungkinan-kemungkinan luas atau
sempit dari tindakannya.
Yunior secara vertical, memiliki kebebasan untuk memilih Allah
di atas segala. Yunior mempunyai kebebasan yang dapat melangkah
dari horizon satu ke horizon yang lebih tinggi, yang mengarahkan
pribadi ke transendensi diri teosentris.

c. Prinsip-prinsip hidup religius sebagai dasar hidup membiara yang


diterima selama novisiat mulai disetiai dalam hidup dan diwujudkan
dalam karya.
d. Membimbing yunior berarti merawat dan memelihara benih panggilan
mengikuti Kristus.
1) Tinggal bersama Kristus
2) Bekerja bersama Kristus.
3) Bekerja seperti Kristus.
4) Tumbuh dewasa dalam identitas Kristus.
e. Karena Yunior terdiri dari berbagai angkatan maka pelaksanaan progran
dengan sistim putar.

3. Tujuan Khusus
a.. Mendampingi yunior agar:
1) Berkembang dalam tiga dimensi.
2) Berkembang dalam kebebasan efektif untuk transendensi diri yang
teosentris, menghayati nilai-nilai panggilan, internalisasi.
3) Menghayati nilai-nilai panggilan secara radikal.
4) Mampu menghayati hidup panggilan dalam ketiga eksistensi:

64
Hidup rohani, spiritualitas CSA dan tiga kaul.
Hubungan antar pribadi dan hidup berkomunitas.
Tanggung jawab akan tugas, karya/studi.
b.. Mengusahakan suatu pembinaan integral yang intensif dengan
memberikan bekal-bekal yang dibutuhkan agar semakin siap melibatkan
diri dalam tugas - tugas apostolik.
c.. Mengarahakn dan melibatkan mereka dalam kerasulan kongregasi.
Melibatkan kemampuan membatinkan nilai-nilai kongregasi.

4. Sasaran Konkret
a. Pendalaman iman dan masalah-masalah teologis yang memungkinkan
yunior memberikan kesaksian tentang nilai-nilai kerajaan Allah dan nilai-
nilai rohani kongregasi yang dibutuhkan untuk menerangi dan
memotivasi tugas perutusannya.
b. Proses perkembangan kedewasaan psiko-spiritual selaras dengan
kharisma kongregasi, sehingga memiliki disposisi batin yang diperlukan
untuk bersaksi secara efektif, tanpa diombang-ambingkan oleh emosi dan
perasaan yang bertentangan dengan hukum kasih.
c. Memperkembangkan tanggung jawab pribadi sehigga seorang yunior
secara tetap memberikan jawaban iman yang otentik dalam tugas-tugas
mereka, dalam refleksi menyadari kemampuannya untuk pelayanan.
d. Pemurnian dan penjernihan motivasi.
1) Mendapatkan kesempatan secara aktif ambil bagian dalam
kerasulan kongregasi dan menjalankan secara serius serta tanggung
jawab.
2) Membina dan menumbuhkan semangat kerasulan secara kreatif
sehingga menemukan dan menyadari kebutuhan sesama, dan
bersama mereka berjuang meningkatkan kehidupan yang lebih
kristiani.
3) Menumbuhkan gairah hidup afektif yang dilambari oleh
kerohanian dan semangat yang mendalam yang ditimba terus
menerus dari imannya yang secara khas dituangkan dalam
spiritualitas CSA.

65
4) Pendalaman pengertian mengikuti Yesus Kristus secara radikal,
total dan konsekuen dan menjadikan Kristus satu-satunya, nilai
yang mutlak dan utama, melalui kenyataan hidup dan refleksi.
5) Pendalaman kharisma dan spiritualitas CSA dan siap diutus
kemanapun.
6) Bersatu dengan kongregasi yang real, CSA dan mencintainya
sedemikian rupa serta mempunyai kesediaan bekerja sama dengan
saudara sekongregasi dan rekan kerja.
7) Menghayati pelayanan kerasulan sebagai pengabdian yang dijiwai
nasehat-nasehat Injil, dan diwujudkan dalam semangat kongregasi.
8) Masuk ke kehidupan nyata rakyat kecil, ikut serta dalam
perjuangan mereka, menjadi peka dan kritis terhadap diri sendiri
dan situasi sosial masyarakat Indonesia serta mengusahakan
perwujudan opsi kongregasi ke dalam tugas lingkungan hidup
masing-masing.
9) Mengembangkan diri secara aktif dan kritis dalam kehidupan
intelektual lewat bidang yang didalami.
10) Mengembangkan sikap kritis dan terbuka dalam menangkap dan
menanggapi pandangan sesama.
11) Terbuka terhadap perkembangan Gereja, masyarakat, ilmu yang
diperolehnya dari studi dan dapat mengintegrasikan dalam
spiritualitas CSA serta membaktikannya untuk perkembangan
Gereja, kongregasi dan masyarakat.
12) Melaksanakan studi secara serius dan penuh tanggung jawab
dengan senantiasa mempunyai keterbukaan terhadap pimpinan;
mahasiswa yang sebagai anggota kongregasi.
13) Memberi kesaksian hidup sebagai utusan CSA di manapun ia
berada, sehingga semakin menemukan identitas diri sebagai bruder
CSA yang dapat diandalkan.

e. Perincian
1) Pendampingan pribadi secara teratur, dengan mengintregrasikan unsur-
unsur spiritual/germinatif dan dimensi II. (bimbingan motivasi dan
bimbingan pribadi).

66
2) Memberi kesempatan untuk mendewasakan struktur pribadi dan
menunjukannya dalam pengalaman eksistensial, integral, proporsional
dan supportif.
3) Pendampingan kelompok.
4) Komunitas pembinaan.
5) Program yang berkesinambungan dari pra novisiat sampai on going
formation.

f. Pelaksanaan
1) Yang berperan dalam pembinaan: Roh Kudus, Yunior sendiri, staf
pembina dan komunitas.
2) Yang harus dilakukan yunior :
a) Berdialog untuk mengadakan wawancara/bimbingan (membuat
refleksi bulanan diserahkan) paling tidak satu bulan sekali kepada
pembina yunior /pemimpin komunitas.
b) Menjalankan tugas perutusan masing-masing karya/studi dengan
penuh tanggung jawab.
c) Mengikuti pelajaran, rekoleksi, kursus, sharing dan live in yang
mendukung kualitas dan perkembangan kebruderannya .
d) Pelayanan, teladan dan memecahkan persoalan dalam hidup
komunitas yang konkret.
e) Terlibat dalam acara/aturan hidup komunitas.
f) Meneruskan, memperdalam, serta memperkembangkan ritme dari
hidup rohani dari tahap pembinaan sebelumnya.
g) Menumbuhkan potensi, daya kreatif dan kreasi dalam segala hal
yang positif .
h) Menyusun kegitan secara bersama-sama sesuai dengan tujuan
yunior.
i) Menjalankan retret yunior

3) Yang dilakukan Pendamping/PIKO:


a) Menyediakan diri untuk mendengarkan dalam dialog, dan
bersama-sama menemukan nilai-nilai positif yang perlu
dibatinkan.

67
b) Memberi kesempatan dan kebebasan yang tidak mengekang
dalam mengembangkan potensi untuk berkreatif dan berkreasi
sebagai bruder.
c) Memberi motivasi / dorongan serta dukungan baik spiritual
maupun berupa sarana yang menunjang perkembangan hidup
rohani yang berkualitas.
d) Memberi kesempatan untuk terlibat dalam kegiatan/kehidupan
komunitas.
e) Memberi masukan dalam persoalan dan kesulitan hidup konkret
demi perkembangan yang lebih baik.
f) Mendoakan dan mengevaluasi serta melihat dinamika perjalanan
panggilan sebagai bruder CSA.
g) Bersama yunior menyusun dan mengevaluasi kegiatan bersama.
h) Pendampingan retret yunior.

E. ON GOING FORMATION
Usaha untuk terus menerus memperbaharui diri sesuai dengan tuntutan
zaman dan tuntutan spiritualitas, dengan konsekuensi tidak mau mandeg,
terus menerus memperkembangkan kemampuan dan ketrampilan dalam
membaktikan nilai-nilai religius dan mewujudkan cita-cita tarekat,
mewujudkan pengabdiannya sebagai ungkapan iman bersama dengan
kharisma persekutuan, terus berusaha memberi bentuk kesaksian hidup bakti
tarekat dalam Gereja dan masyarakat sesuai dengan tempat dan kemampuan
dalam tarekat.
Hal yang perlu diperhatikan:
1. Sesudah kaul kekal:
a. Memperkembangkan kemampuan dan ketrampilan membatinkan
nilai-nilai religius dalam hidup sehari-hari.
b. Mengolah ketegangan-ketegangan hidup dan berusaha bertahan di
dalamnya dengan mengarahkan diri pada keselamatan Allah.
c. Menyumbangkan semua kemampuan yang dimiliki sesuai dengan
keberadaannya sebagai anggota tarekat.

68
d. Menyadari dan melaksanakn hidup sebagai anggota tarekat yang
mempunyai tugas perutusan.

2. Fase produksi
a. Menghayati fase hidupnya yang khas dan mempertaruhkan semua
potensi yang ada pada dirinya untuk kelangsungan hidup tarekat
sesuai dengan kharismanya yang khas.
b. Mengakui dan menerima diri sebagai religius dengan segala
perubahan yang terjadi ( fisik, psikis dan rohani) dan menemukan
nilai transedental dalam hidupnya yang membuahkan kerasulan
efektif.
c. Mempersiapkan diri untuk melepaskan semua yang selama itu
menjadi pegangan dan kebanggaan ( posisi, prestasi, ambisi,
kemampuan), selanjutnya lebih mengarahkan diri kembali kepada
Allah yang menjadi asas dan dasar hidupnya.
d. Mempersiapkan generasi penerus dengan memberikan
pendampingan yang intensif dan efektif demi masa depan Gereja
dan tarekat, tanpa mengurangi mutu,tuntutan dan semangat tarekat,
mengusahakan warisan semangat sejati pada anggota muda.

3. Fase Orientasi Baru


a. Masuk ke dalam komunikasi relasi yang akrab dengan Allah dan
sesama yang memungkinkan seseorang menemukan nilai-nilai dan
cakrawala baru yang berarti bagi dirinya.
b. Mulai mencari bentuk kerasulan baru sesuai dengan usia dan
kharisma tarekat.
c. Menyadari dan menghayati secara konsisten bahwa hidup
merupakan peziarahan bersama menuju kepenuhan kerajaan Allah.

4. Fase senja
Mendampingi seseorang untuk dapat menerima ketergantungan diri
kepada sesama dan Allah sebagai kesaksian hidup seorang anggota Gereja,
religius yang beriman, pendoa, yang dalam penyerahan diri secara total
kepada Allah siap siaga menyongsong kedatangan Kristus.

69
Hal-hal di atas adalah merupakan ideal, cita-cita dan harapan tarekat,
yang seharusnya terjadi, tetapi bagaimana realitasnya? Inilah yang
menjadi pergulatan hidup terus menerus bagi setiap bruder, maka perlunya
refleksi terus menerus.

III. EVALUASI DINAMIKA DIRI SEBAGAI RELIGIUS BRUDER

Cara mengisi format penilaian cukup mengisi dengan angka/huruf, ini dilaukan
oleh kedua belah pihak (formator/piko dan formandi)
Evaluasi yang berlaku untuk :
1. Aspiran : Kedewasaan manusiawi
2. Postulan : Kedewasaan manusiawi dan kristiani.
3. Novis : Kedewasaan manusiawi, kristiani dan religius.
4. Yunior : Kedewasaan manusiawi, kristiani, religius dan tarekat.
5. Senior : Kedewasaan sempurna/penuh

1. Kedewasaan Manusiawi
a. Keutamaan manusiawi yang telah bertumbuh

No Indikator N N N
pribadi Pendping akhir
1 Mudah untuk mendengarkan
2 Mudah mengerti
3 Toleran
4 Sabar
5 Mudah menyesuaikan diri
6 Mampu bekerja sama
7 Baik hati
8 Tulus iklas
9 Jujur
10 Murah hati
11 Tabah
12 Tangguh
13 Tahan banting
70
14 Bertanggung jawab
15 Mandiri
16 Berani menanggung resiko
17 Dapat dipercaya
18 Dapat menyelesaikan tugas
19 Tidak mengorbankan sesama
20 Mampu membangun relasi
21 Mencintai persaudaraan
22 Tidak bermuka dua
23 Mampu menyimpan rahasia
24 Mampu menilai secara sehat
25 Uga hari
26 Tidak berlebihan
27 Rela dan sedia melayani
28 Cepat tanggap
29 Professional
30 Terampil
31 Besar hati
32 Hati nurani tidak tumpul

JUMLAH
Keterangan: A=Bagus : 80 <.:selalu
B=Baik : 65 79 :sering kali
C=Cukup : 45 64 :kadang-kadang
D=Kurang : >44 :tidak pernah

b. Kedewasaan Intelektual:

No Indikator N N N
Pribadi Pendping akhir
1 Dapat menggunakan penalaran sehat
2 Dapat berpikir sendiri

71
3 Selalu tergantung pada orang lain
4 Tidak pernah serius
5 Punya sikap mawas diri
6 Terlalu mudah terpengaruh
7 Terlalu mudah berubah pendirian
8 Tidak dapat menolak permintaan
9 Dapat mengambil keputusan sendiri
10 Bertindak sesuai dengan keputusan
11 Kritis
12 Berinisiatif
13 Kreatif
14 Suka membaca buku rohani
15 Suka membaca pengetahuan yang aktual

c. Kedewasaan Afeksi /Seksual

No Indikator N N N
Pribadi Pendping akhir
1 Diterima oleh sesame
2 Teman yang menyenangkan
3 Punya rasa humor
4 Gembira
5 Murung
6 Sulit bergaul
7 Mempunyai teman dekat
8 Menerima kepriaan
9 Berrelasi dengan sehat dengan lain jenis
10 Senang waktu bergaul dengan lain jenis
11 Mampu memeluk hidup selibat
12 Mampu menanggung segala resiko dan
konsekuensi selibat
13 Pria yang matang
14 Menerima dan mengembangkan sebagai

72
pria

d. Kedewasaan Olah Hidup dan Olah Rasa:

No Indikator N N N
Pribadi Pendping akhir
1 Tidak mudah puas
2 Mudah kecewa
3 Mudah mengeluh
4 Hidupnya pahit
5 Mudah dibawa ke perasaanya
6 Tahan sakit
7 Tidak mudah tersinggung
8 Terlalu agresif
9 Defensif
10 Kasar
11 Dingin
12 Kebal/tidak peka
13 Mengasihani diri
14 Mengasingkan diri
15 Tetap tenang
16 Tidak mengalami kesukaran menghadapi
orang lain
17 Cukup kuat mengatasi konflik
18 Frustrasi
19 Memperlihatkan kepercayaan diri dengan
tenang
21 Bangga akan karyanya
22 Sadar akan talentanya
23 Sadar akan harga diri

73
24 Mau dibina
25 Membina diri
26 Mampu untuk berubah

e. Hidup Bersama:

No Indikator N N N
Pribadi Pendping Akhir
1 Dapat menyesuaikan diri:
2 Mampu bekerja sama:
3 Ambil peran aktif:
4 Rela menyumbang dan memberi diri:
5 Acuh tak acuh:
6 Bersembunyi dalam kelompok:
7 Bahagia dalam hidup bersama:
8 Mengembangkan diri:
9 Tidak hanyut /ikut-ikutan:
10 Peka terhadap dukungan:
11 Peka terhadap kebutuhan orang lain:
12 Dikenal banyak anggota:

2. Kedewasaan Kristiani

No Indikator N N N
pribadi Pendping akhi
r
1 Kristus menjadi pegangan hidupnya
2 Memiliki cinta bakti kepada Kristus
3 Memiliki devosi tertentu
4 Hormat terhadap Gereja dan pimpinan
5 Mau bekerja sama dengan pimpinan

74
Gereja
6 Mampu mengatasi situasi sulit dalam
hidup
7 Cinta terhadap Ekaresti
8 Mengaku dosa dan bertobat
9 Ada ketekunan dalam doa harian
10 Memiliki hidup doa yang dapat
diandalkan
11 Mampu mengampuni
12 Mampu mencintai sesama
13 Mampu memuliakan Bapa
14 Mampu melaksanakan kehendak Bapa
15 Mampu membuat pembedaan Roh
16 Setia mencari kehendak Allah
17 Memiliki keutamaan iman
18 Memiliki keutamaan pengharapan
19 Memiliki keutamaan kasih
20 Menghayati hidup sacramental dan
sakramentali

3. Kedewasaan Religius

a.Semangat Kemurnian
No Indikator N N N
pribadi Pendping akhir
1 Tidak berkeluarga demi kerajaan Allah
2 Mengasihi dan mengabdi Tuhan, sesama
dengan hati tak terbagi
3 Berpantang dari segala sesuatu untuk
menjaga kemurnian lahir batin
4 Mampu menyuburkan hidup selibat
5 Penyangkalan diri
6 Kewaspadaan

75
7 Kesetiaan pada perutusan
8 Gembira terhadap pilihannya
9 Penyerahan total
10 Bebas menanggapi cinta Kristus dan
sesama
11 Memperhatikan kepentingan Bapa
12 Merelakan diri mengabdi Tuhan dan
sesama
13 Bersatu akrab dengan Kristus
14 Memiliki cinta bakti kepada Bunda
Maria
15 Membangun setia kawan dengan tarekat
16 Membangun persahabatan yang tulus
tanpa pamrih

b. Semangat Kemiskinan
No Indikator N N N
Pribadi Pendping akhir
1 Mampu hidup sederhana
2 Lepas bebas menggunakan harta duniawi
3 Ambil bagian dalam kemiskinan Kristus
4 Mampu memberi kesaksian Kristus
sentries
5 Menghayati semangat Kristus,
menghamba
6 Menyerahkan kepada tarekat apa yang
diterima yang menjadi miliknya
7 Merawat dan memelihara barang-barang
8 Menyerahkan hak milik
9 Mampu menggunakan waktu dengan
baik
10 Melaksanakan tugas dengan segala
potensi

76
11 Mengembangkan bakat demi
kesejahteraan bersama
12 Tidak lekat pada apapun
13 Mampu bersyukur rela menerima apa
yang telah diterima
14 Percaya kepada penyelenggaraan Ilahi
15 Mampu mengendalikan kebutuhan
16 Bisa mengatur kebutuhan secara
bertanggungjawab
17 Bersahaja dalam makan
18 Pakaian sederhana
19 Mampu membantu mereka yang
menderita
20 Dengan bebas mengabdikan diri bagi
pengembangan kerajaan Allah

c.Semangat Ketaatan
No Indikator N N N
Pribadi Pendping akhir
1 Taat kepada keputusan pemimpin
2 Mempersembahkan kemauan seluruhnya
kepada Allah
3 Ambil bagian dalam ketaatan Kristus
4 Melibatkan diri pada rencana kongregasi
5 Mampu berdialog dengan pemimpin
6 Mempertanggungjawabkan hidup kepada
Allah lewat pemimpin
7 Mampu mengikuti Kristus yang menaati
kehendak Allah sampai mati
8 Tekun mencari kehendak Allah
9 Melaksanakan dengan cermat tugas
10 Peka terhadap sabda-Nya lewat gerak
batin

77
11 Meneladan bunda Maria dalam ketaatan

d.Semangat Hidup Berkomunitas


No Indikator N N N
Pribadi Pendping akhir
1 Sehati sejiwa
2 Memberi kesaksian akan kehadiran Allah
dan kasih Allah yang menyatukan
3 Saling memberi inspirasi untuk
mengambil sikap hidup kristiani
4 Mengabdikan diri penuh kasih satu sama
lain
5 Mewujudkan cinta kasih Kristus dalam
hidup bersama
6 Saling membantu dalam mengalami
kesulitan
7 Saling memahami
8 Saling percaya
9 Saling memberi peluang gerak hidup
10 Ambil bagian dalam suka duka
11 Sanggup mendengarkan
12 Rela berkorban dengan tulus
13 Beriman dewasa
14 Percaya pada penyelenggaraan ilahi
15 Bersyukur kepada semua yang diberikan
16 Percaya akan karya Allah dalam Gereja,
Kongregasi, komunitas dan peristiwa
harian
17 Peka terhadap gerak Roh
18 Peka terhadap diri sendiri
19 Peka terhadap orang lain
20 Berani menyerahkan semua kepada Allah
21 Merefleksikan pengalaman hidupnya

78
22 Ikut dengan dan bangga terhadap
keberhasilan orang lain
23 Bersahaja dan sederhana
24 Menerima dan bertingakah laku apa
adanya
25 Merasa kecil di hadapan Allah
26 Tidak fanatik terhadap pedapat sendiri
27 Rela menggunakan bakat yang dimiliki
28 Menghargai sesama
29 Setia kawan dengan tulus
30 Pengabdian dengan gembira

4. Kedewasaan Tarekat

a. Ambil Bagian dalam Hidup Mistik Tarekat

No Indikator N N N
Pribadi Pendping akhir
1 Mistik salib
2 Sekali-kali tidak bermegah kecuali dalam
salib Yesus Kristus
3 Perjuangan sampai pada puncak salip
Kristus
4 Bekerja keras, berjerih payah dalam
keprihatianan
5 Menghayati dan mewujudkan visi, misi
CSA
6 Ambil bagian dalam pendidikan kaum
muda
7 Penanaman nilai-nilai adikodrati
8 Bekerja sama dengan semua yang
berkehendak baik dan merangkul semua
orang

79
b.Bersatu dengan Kharisma Tarekat

No Indikator N N N
Pribadi Pendping akhir
1 Menimba daya kekuatan dari Kristus
sendiri
2 Menimba daya Kristus melalui pendiri
tarekat CSA
3 Daya pastor Willem Hellmons yang
diwariskan
4 Menghidupi khasanah para pendiri
5 Daya juang yang tinggi seperti pendiri
6 Teguh, tabah, kerja keras, rendah hati
demi masa depan

b. Bersatu dalam Apostolik Tarekat

No Indikator N N N
Pribadi Pendping akhir
1 Dapat menjalankan karya pengudusan,
tugas sebagai imam
2 Dapat melaksanakan karya
penggembalaan tugas sebagai raja
3 Dapat menjalankan karya pengajaran
tugas sebagai nabi

c. Menghayati Cara Hidup Tarekat

No Indikator N N N
pribadi Pendping akhir

1 Membangun hidup Kristus yang menjadi


pusat
80
2 Membangun hidup persaudaraan
3 Memperjuangkan kasih dan damai dalam
salib Yesus Kristus
4 Menghormati Bunda Maria
5 Devosi kepada sakramen Maha Kudus
6 Dekerja keras dan berjerih payah demi
masa depan tarekat dan Gereja
7 Membela ketidakadilan
8 Solidaritas dengan yang lemah
9 Demi kesejahteraan bersama

5. EVALUASI DIRI

HIDUP DOA

Hal yang mendukung (+)diriku: Hal yang kurang mendukung (-)


dalam diriku:

1. 1.

2 2

3 3

4 4

5 5

6.... 6.

7... 7

8... 8
.
81
9....... 9

10..... 10

HIDUP KERJA

Hal yang mendukung (+)diriku: Hal yang kurang mendukung (-)


dalam diriku:

1. 1.

2.. 2

3 3

4 4

5 5

6... 6.

7... 7

8... 8

9....... 9

10..... 10

82
HIDUP BERSAMA
Hal yang mendukung (+) diriku: Hal yang kurang mendukung (-)
dalam diriku:

1. 1.

2. 2

3 3

4. 4

5. 5

6.... 6.

7.... 7

8... 8

9...... 9

10.... 10

REFLEKSI PENGALAMAN/PENGOLAHAN HIDUP

Hal yang mendukung (+) diriku: Hal yang kurang mendukung (-)
dalam diriku:

1. 1.

2. 2
83
3 3

4. 4

5. 5

6... 6.

7... 7

8.... 8

9....... 9

10..... 10

Rangkuman

Berdasarkan data evaluasi dan penemuan diri dari segala potensi/kekuatan-


kekuatan serta keterbatasan/kerapuhan-kerapuhan anda di atas, buatlah
rangkuman refleksi secara umum dinamika hidup rohani anda sebagai bruder
CSA sekarang dan yang akan datang! Melihat benang merah, dari sebelumnya
(cita-cita) sekarang (nyata) dan strategi/niat untuk yang akan datang,

....
..............................................
....................................................................................................

84
Catatan dari
pendamping
..........................................................................................................................
.

......................................................................................................
.

Kelainan khusus:
......................
..................................................................................................................................
..
......................
..................................................................................................................................
..

IV . PENUTUP

Subyek pembinaan adalah pribadi itu sendiri, perkembangan dan


pertumbuhan pribadi juga dipengaruhi oleh pribadi dan berbagai faktor. Pertama
faktor jenis tanahnya, lingkungan, tradisi serta kerja sama dengan pembimbing.
Pembimbing utama adalah Roh Allah sendiri, kita yang sebagai pendamping juga
selalu terbuka terhadap gerak Roh itu bekerja. Roh bekerja lewat pengalamannya,
lewat orang-orang tertentu, pendamping dan bisa langsung dalam diri. Peran
dalam proses pembinaan hanya membantu sebagain kecil dari peran Roh Allah
sendiri.
Kita sebagai bruder-bruder CSA dapat berubah, jika kita bekerja sama
dengan rahmat. Proses pembentukan diri dan kerja sama dengan rahmat
dibutuhkan sikap keterbukaan, pertobatan, kesungguhan hati dan kerendahan
hati. Karena Allah telah memberi segala rahmat dan segala anugerah, dan Allah
menghormati kebebasan kita dalam menggunakan dan menghidupi segala
anugerah itu.

85
Namun manusia sering cenderung tidak bisa mempergunakan anugerah
kebebasan secara penuh, karena kebebasan efektifnya ternodai oleh
kecenderungan kodrat manusiawi kita, kecuali Allah sungguh menghendaki
perubahan, sehingga Allah menganugerahkan secara khusus untuk berubah,
karena memang dengan kekuatan kita sendiri kita tidak mampu.
Pembinaan tidak menghasilkan perubahan sejati dalam segi yang justru
sangat penting untuk internalisasi panggilan dari diri ideal dan diri aktual.
Transendensi diri dan nilai-nilai Kristus menjadi kriteria terakhir. Mungkin
pembinaan selama 4 tahun tidak mengalami perubahan jika tidak sampai
menyentuh psikodinamika bawah sadar, kecuali yang sudah dewasa dalam
dimensi II.
Krisis panggilan berakar pada psikodinamika bawah sadar yang
menumbuhkan kesulitan-kesulitan dalam panggilan (muncul bentuk-bentuk
inkonsisten). Setelah beberapa waktu di biara kemudian keluar, itu terjadi
pertumbuhan hanya pada dimensi I. Setelah novisiat merasa terbebaskan, bebas
menghirup udara segar, yang nampaknya hebat di novisiat kemudian tidak lama
tidak konsisten setelah selesai novisiat. Maka perlu proses integrasi psikologi
dan spiritual dengan penyertaan pemahaman dari sudut teologi, filosofi,
antropologi dan psikososial.
Pengolahan hidup dan pembinaan diri adalah suatu proses
berkesinambungan yang terjadi seumur hidup. Maka selalu dikaitkan dengan On-
Going Formation. Kita yang berada dalam profesi kekal dan berada dalam
kategori formator harus selalu menumbuhkan cara hidup dan menggunakan
kesempatan untuk melukan sendiri, supaya kualitas hidup sebagai religius tetap
bertumbuh. On Going Formation menjadi tugas hidup yang penting dengan
pengolahan dan pembinaan diri terus menerus.
Peziarahan hidup selalu mengikuti gerak Roh, maka senantiasa kita
berefleksi. Kemana kita mau berjalan? Apa tujuan akhir perjalanan hidup kita?
Apakah kita masih setia, bertekun atau sudah mulai bersarang menjadi tidak
konsisten? Visi hidup CSA hendaknya selalu hidup di dalam batin. Berjalan
setapak demi setapak maju terus ke depan. Sebagai rasa tanggung jawab kita
menekuni sampai akhir. Orang yang mau maju selalu mengolah hidupnya demi
panggilan.

86
Lampiran 1

PEDOMAN BIMBINGAN

I . Bimbingan Rohani
A. Yang Harus dihindari oleh Pembimbing
1. Jangan memaksakan nilai-nilai pada orang yang dibimbing tetapi
hendaknya berbicara jelas tentang nilai-nilai yang penting.
Mengulanginya, tetapi membiarkan orang yang dibimbing bebas,
supaya dia dapat memilih suatu nilai untuk dirinya dengan
merdeka.
2. Jangan membuat perangkap untuk menangkap dia. Jadilah jujur
penuh hormat kepadanya.
3. Jangan menjadi orang pemecah persoalan/masalah.
4. Jangan membuat mereka menjadi obyek pemeriksaan sejak
permulaan.
5. Jangan mencoba untuk mencobai dia, yang saya tahu dia belum
siap untuk menerima pada saat itu.
6. Jangan bersikap seperti punya tujuan-tujuan yang tegas dan pasti:
(saya ingin membimbing dengan cara ini.).
7. Jangan takut akan ketenangan. Jadilah enak dan krasan dengan
ketenangan, dengan begitu akan menunjukkan bahwa saya enak,
tidak ada apa-apa.
8. Jangan menyelesaikan kalimat-kalimat bagi dia.
9. Jangan terlalu menjadi ekspresif dan terlalu banyak menjelaskan,
dengan orang yang tidak ekspresif.
10. Jangan tergesa-gesa untuk meperbaiki semua pengertian salah
seketika itu juga.
11. Jangan menggunakan orang untuk memenuhi kebutuhan-
kebutuhan sendiri.
12. Jangan mengharapkan terlalu banyak segera.

87
13. Jangan meyakinkan dia segera.
14. Jangan menjawab pertanyaan-pertanyaannya dengan cara tepat,
sekali-kali saya harus memberikan pertanyaan kembali
kepadanya: (ini suatu pertanyaan yang baik).

B. Yang Harus dilakukan Pembimbing.


1. Mendengarkan. Berikan kepadanya suatu kesempatan untuk
memahami pengalaman sendiri.
2. Mendengarkan bersama kepada sabda Allah yang eksistensial,
proportis dan aktual.
3. Menyiapkan dasar untuk mengadakan penyerahan bebas dan
penuh atau penyerahan kembali kepada seluruh hidupnya, nilai
dan makna hidupnya, untuk membentuk identitas pribadinya lewat
kesetiaan yang kreatif.
4. Suatu keputusan dalam hidupnya haruslah dalam suatu saat
kemerdekaan.
5. Cara hidupnya, penafsiran tentang pengalaman hidupnya akan
diperjelas dengan pengalaman-pengalaman yang terulang dan
ditafsirkan kembali dan dinilai kembali bersama saya.
6. Bawalah dia di mana ia berada. Jangan memberi kesan bahwa
pembimbing tahu jawab-jawab atas masalah-masalahnya. Hanya
dengarkan saja. Ajaklah berdoa bersama-sama tentang masalah itu
dan cobalah mencari jawab bersama.
7. Saya harus tahu bagaimana dia membaca Kitab Suci, seperti
umpama terlalu berat sebelah, hanya sebagaian-sebagaian yang
mudah dan indah. Apakah dia juga membaca bagian-bagian yang
keras dan sukar? Singkatnya apakah dia membaca menerima Injil
seluruhnya?
8. Ciptakanlah kepercayaan kepada kemampuannya untuk mengenal
dan menafsirkan, tetapi juga hendaknya jelas pula bahwa dia
dapat dan boleh tidak mempercayai kemampuannya pada waktu
itu juga: (saya punya kebenaran, tetapi tidak seluruh kebenaran).
9. Teguhkan dan kuatkan dia. Tunjukkan kepadanya bahwa dia tidak
abnormal, dan tidak ada hal yang luar biasa.

88
10. Sejauh mungkin, yang dibimbing harus diajak untuk belajar dari
kesalahan-kesalahannya, dia harus belajar bagaimana menemukan
dan menafsirkannya dengan benar dan tepat. Dia harus
membetulkan pengertian-pengertiannya yang salah dan keliru.
11. Saya harus mengenal dan memperkembangkan kecenderungan-
kecenderungan yang positif, untuk menemukan struktur egonya
yang positif dan membangun hidup berdasarkan itu.
12. Sebagai pembimbing, saya harus siap untuk mengalami
kekeliruan dan kegagalan, sadar bahwa apa yang dapat saya
lakukan ialah bahwa saya harus bekerja dalam kemiskinan dan
doa-doa saya.
13. Hendaknya menghindari benturan-benturan, bila saya marah
disakiti dan mengalami frustrasi.
14. Tegaskan, tetapi secara dasariah percayalah pada persaan-perasaan
intuitif saya. Tetapi waspadalah, menanti dan jangan tergesa-gesa
dalam membuat keputusan yang penting.
15. Saya harus berdoa dan merefleksikan terhadap jawab affektif saya
kepada sikap-sikapnya. Proses bimbingan adalah sebagai berikut:
doa---wawancara----doa. Itu sangat sukar, bahkan tidak mungkin,
untuk memberikan bimbingan rahani di luar konteks doa. Sikap
saya hendaknya membiarkan Tuhan Allah memenuhi dia dalam
doa. Bila saya memberikan tantangan kepadanya, itu pun harus
saya berikan dalam konteks doa. Doa pada permulaan dan pada
akhir setiap wawancara sangat penting.
16. Anggaplah bahwa penting juga pengalaman-pengalamannya
tentang ketakutan, kegembiraan dls. Mungkin semua itu
merupakan pengalaman rohani dan petunjuk baik akan sesuatu
yang lebih dalam.
17. Saya harus tahu bahwa masa sekarang maupun masa depannya itu
dilandasi oleh masa lampau. Pengalaman yang telah lalu
menciptakan harapan-harapan batiniah dan rohaniah maupun
bangunan hidup dalam dirinya, yang mungkin dapat merupakan
bantuan untuk pertumbuhan atau hambatan.

89
18. Dalam bertanya, tujuanku tidaklah untuk menghakimi. Tetapi
maksudku ialah supaya dia kenal akan dirinya dan proses yang
sedang terjadi alam dirinya agar menghindari perangkap menipu
diri.

C. Sikap-sikap yang arus ditanamkan


1. Memperkembangkan saling mempercayai sampai dapat saling
memberi tantangan.
2. Perbedaan nilai dalam hidup bersama maupun komunitas sebagai
suatu kekuatan bukannya sebagai ancaman terhadap kesatuan dan
persatuan.
3. Saling mendukung dan saling belajar tanpa takut untuk dilihat
kelemahannya.
4. Keadaan dalam ketegangan dan konflik dilihat sebagai
kesempatan untuk dihadapi dengan kehendak keras dari pada
sebagai sesuatu yang harus dihindari.
5. Mempertahankan iklim hubungan yang merdeka, namun
menuntut.
6. Untuk menantang diri sendiri, atau sekurang-kurangnya menerima
adanya tantangan, untuk menemukan dan menghayati sedapat-
dapatnya untuk radikal dari identitas religius.
7. Menanamkan suatu kesadaran dari dan memusatkan perhatian
pada kekuatan-kekuatan positif dan baik dalam dirinya.
8. Untuk menemukan keamanan bukan dalam menguasai dan
memiliki pribadi-pribadi atau keadaan, melainkan dalam
keyakinan bahwa keamanan datang dari sikap keterbukaan, yaitu
keamanan iman.
9. Suatu kemauan dan kerelaan untuk dipermalukan.
10. Mengenal dan menggunakan ketrampilan-ketrampilan untuk
menumbuhkan kepekaan akan Allah.
11. Kesetiaan untuk mengadakan pemeriksaan batin, saat-saat doa
dengan memperhatikan cara-cara Allah yang bermacam-macam
bersabda kepada dirinya dan memanggilnya.

90
12. Memperkembangkan suatu kemampuan untuk menghidupi rasa
was-was dan kekuatiran, yang kemungkinan seseorang untuk
belajar dan tumbuh.

D. Petunjuk Untuk Menyapa


1. Saya menafsirkan sedikit lebih dalam dari pada dia menafsirkan
suatu peristiwa hidupnya, atau dari pertanyaan yang tak dibuat
olehnya.
2. Menunjuk aspek-aspek dalam hidup Yesus, yang tak diperhatikan
dan disadari.
3. Menafsirkan bersama-sama nilai di belakang tindakan-
tindakannya dan situasi di mana ia berada.
4. Mencoba untuk meluaskan kesadarannya, kepekaanya atas
tafsiran hidup.
5. Setelah beberapa pertemuan; menurut rabaan saya bentuk ini
mungkin ada dalam hidupnya.
6. Saya harus sadar akan bahaya untuk membuat suatu pernyataan
kategorial, misal: kamu adalah........ kamu datang sebagai......saya
melihat kamu .........saya mempunyai kesan bahwa kamu..........
7. Jangan pernah mencoba untuk mencobakan sesuatu kepadanya
bila jelas dia menunjukkan suatu perlawanan atau penolakan.
Lebih baik menanti dan mula-mula mendalami aspek-aspek yang
kedua-duanya tetuju. Mencoba untuk membuat dia menemukan
apa yang ingin kau tunjukkan kepadanya.
8. Berikan kepadanya beberapa teks Kitab Suci yang sesuai, yang
kiranya akan mengundangnya. Mendorong dia untuk mendoakan
teks-teks itu. Itu akan berpengaruh baik dari pada saya mengira
bahwa saya akan menyelamatkan dia. Doaku dan puasaku akan
jauh lebih baik bagi dia dari pada kata-kata.

II. Bimbingan Rohani Doa


A. Mengenal Hidup Doa
1. Manakah teks Kitab suci, yang dianggap merupakan sabda Allah
yang sangat kuat bagi dia sekarang.

91
2. Bagaimana kamu sekarang berdoa? Kapan? Posisi badan,
bagaimana persiapan?
3. Bagaimana kamu menggambarkan Allah? Yesus?
4. Kapan dan di mana engkau menemukan Allah dalam ciptaan pada
alam?
5. Bagaimana kamu akan menjawab pertanyaan-pertanyaan berikut:
Bagaimana Tuhan mencintai kamu? Apakah Tuhan mencintai
kamu? Bagaimana Tuhan melihat kamu? Bagaimana caranya saya
dapat tahu untuk menemukan Tuhan?
6. Kenalilah dirimu; kata-kata apakah yang terlintas dalam budi dan
hatimu bila kamu mendengar Allah, iman, pengalaman religius,
dls?
7. Berikan suatu singkatan hidupmu bersama Allah; kalimat-kalimat,
atau kata-kata, bayangan dan gambaran, gambar, ilustrasii, teks
Kitab Suci, atau cerita singkat dls.

B. Masuk ke dalam Doa


1. Bantulah dia untuk menikmati keindahan, kebaikan dan belajar
dari ketakutan dan kekawatiran.
2. Bawalah dia ke pengalaman Israel, Kristus, dan para rasul.
Bawalah dia untuk berkontak dengan sabda eksternal Allah supaya
dia dapat mendengarkan, memperhatikan dan ditantang olehnya.
3. Tanyakan kepadanya apakah yang dialaminya dalam doa. Jangan
terlalu menekankan aspek konsolasi.
4. Doronglah orang itu untuk tetap tinggal pada pengalaman yang
menyentuh hati.

C. Berkembang dalam Doa


1. Mulai meninggalkan yang ideal dan melaksanakan hal-hal
berdasarkan hubungan pribadi dengan Allah.
2. Berhenti dari berfikir tentang Tuhan, dan mulai melihat padaNya.
3. Melihat keluar dari dirinya sendiri, dan melihat Injil.
4. Membuatnya sadar akan bermacam-macam kemungkinan untuk
doa dalam hidupnya: permohonan, sujud, syukur dll.

92
5. Ajarilah dia untuk mendoakan beberapa teks Kitab Suci, dan
menghubungkan dengan peristiwa-peristiwa hidupnya
ketidakmerdekaannya.
6. Membantu dia untuk menyadari tindakan Allah dalam hidupnya,
dan menerima apa yang dikehendaki oleh Allah, bukan yang
dikehendakinya sendiri.
7. Doa harus berubah dari rasa wajib ke bagian natural dalam hidup,
sesuatu yang ingin dilakukan.

D. Bahaya-bahaya yang harus dihindari.


1. Mengira bahwa ada pengalaman murni tentang Allah. Sebetulnya
tidak ada pengalaman tentang Allah tanpa mengalami sesuatu
yang lain, yang bukan Allah. Allah selalu mengatasi medium
(antara), seperti pengalaman itu sendiri.
2. Mencampuradukkan krisis iman yang sungguh-sungguh dan krisis
iman yang semu.
3. Meremehkan kepentingan, keraguan, kegelapan, kekosongan
dalam doa dan penyerahan iman. Meragukan kemungkinan akan
adanya perubahan, kemungkinan untuk mengadakan penyerahan
diri secara lebih dalam.
4. Mengubah bentuk ekspresi tidak boleh disamakan dengan
kesinambungan pengalaman.
5. Terikat oleh pengalaman tertentu. Ini akan menghambat
pertumbuhan.
6. Ungkapan atau ekspresi selalu tidak memadai, pengalaman sendiri
selalu lebih kaya. Demikian juga semua pengalaman doa.
7. Mulai dari suatu sikap a-priori atau ide tertentu mengenai doa
yang baik. Sebab Tuhan datang untuk menjumpai kita di sini dan
sekarang. Tak ada yang dapat memuat kehadiran-Nya.
8. Menemukan cara yang lebih baik tidak berarti bahwa cara doa
yang dulu dan pengalaman yang lampau itu suatu kesalahan.
Tuhan dapat menggunakan apapun juga untuk
mengkomunikasikan diri-Nya. Doa itu suatu pertemuan dengan
Allah, bukan suatu pengetahuan yang sempurna tentang Dia.

93
9. Tidak mencoba untuk mengesyahkan doa tertentu dalam hidup.
Doa yang tidak menghantar ke suatu pertobatan terus menerus
bukanlah doa yang sejati. Saya mengesyahkan doaku dengan
mengakui dan memahami ketidakmerdekaanku, dengan
menemukan bagian-bagian hidupku yang kutolak untuk kuhadapi,
dengan menyadari rasa perasaanku.
10. Terlalu memperhatikan bagaimana saya berdoa, lebih dari pada
sikap kompulsif untuk berdoa dan lain sebagainya.

E. Bimbingan Kelompok dalam Hidup Doa.


1. Mengadakan aturan-aturan dasar untuk sharing iman. Sharing
iman bukanlah diskusi kelompok, atau kelompok sensitivity.
Tetapi lebih merupakan sharing akan tindakan-tindakan besar dari
Allah. Mendengarkan dengan penuh hormat sangat penting. Mutu,
kualitas kehadiran saya pada orang lain merupakan unsur yang
paling penting. Tunjukkan bahwa reaksi itu otentik.
2. Mengungkapkan dengan kata-kata dan sharing merupakan sebuah
cara untuk memperkokoh doa dalam hidup.
3. Orang harus sadar bahwa dirinya perlu dicintai oleh orang lain
untuk mengenal apakah artinya dicintai oleh Allah. Bila
kelompokku menerima saya atas adanya saya, bukan atas yang
saya buat, maka saya akan mampu untuk menghubungi Tuhan
dengan lebih mudah.
4. Bila pengalaman-pengalaman doa saling ditukarkan, maka saya
akan dapat menerima peneguhan-peneguhan, pembetulan-
pembetulan dan ajakan-ajakan dll. Saya dibantu Dewan untuk
mengungkapkan dan memperjelas pengalaman sendiri.

DEWAN UMUM
94
Yayasan Pembinaan Komisi
Kongregasi Berkesinambungan Pengelolaan Aset

Tim Promosi Tim Pembinaan Pembinaan Kemitraan Medior


Panggilan Calon Bruder Muda & Senior
.

Lampiran 2

MENCEGAH PENYIMPANGAN
Dalam kenyataan, perjalanan panggilan hidup para bruder ada kemungkinan akan
muncul permasalahan berkaitan dengan hidup pribadi, hidup bersama, serta
penghayatan nasihat-nasihat Injil. Permasalahan yang bisa timbul dalam
perjalanan panggilan, khususnya di antara para yunior antara lain:
1. Hilangnya visi dan misi. Yunior kehilangan daya penggerak dan daya
kekuatan untuk hidup dan berjuang atau sekurang-kurangnya daya hidup
dan daya juang meredup dan semakin kecil. Oleh karena itu, para yunior
perlu dibantu untuk selalu bergumul membarui dan merumuskan kembali
visi dan misi yang utuh (motivasi panggilannya).
2. Pergeseran pusat-pusat hidup. Yunior mengalami kehilangan atau
pergeseran penunjuk kehidupan yang merupakan tata perangkat
memperjuangkan visi dan misi. Perangkat tata nilai atau prinsip-prinsip
yang semestinya adalah berpusat pada prinsip asasi atau nilai asasi yang
diperjuangkan dan dijabarkan sebagai kekuatan untuk mewujudkan visi dan
misi. Oleh karena itu para bruder perlu selalu dibantu untuk mengadakan
95
pemilahan yang penting dari yang tidak penting, yang perlu dari yang tidak
perlu untuk perkembangan hidupnya sebagai religius.
3. Keseimbangan atau keselerasan jelek. Yunior yang masih labil belum
mampu atau kadang kehilangan keseimbangan atau keselarasan dalam
berpikir, berpendapat, dan merasakan. Oleh karena itu para yunior perlu
dibantu menciptakan keseimbangan yang benar dan tepat sehingga
memungkinkan mereka menghayati hidup dengan akar dan fundamen
kemerdekaan dan memungkinkan mengungkapkan kreatifitasnya tanpa
harus berbenturan dengan kemerdekaan orang lain.
4. Gaya hidup yang salah. Yunior dalam pertumbuhannya mengalami
pergumulan memilih gaya hidup yang sungguh mendukung tercapainya
tujuan hidup sebagaimana dirumuskannya dalam visi dan misi. Gaya hidup
merupakan salah satu hasil dari perjalanan formatif yang sekaligus
merupakan hasil sistem nilai, sistem afeksi, sistem berpikir, sistem
kehendak, dan sistem bertindak. Oleh karena itu yunior perlu dibantu untuk
bersikap adaptif terhadap gaya hidup yang lebih membantu penghayatan
panggilannya sebagai bruder.
5. Kehilangan integritas. Yunior dalam pertumbuhannya banyak mengalami
inkonsistensi antara kata dan perbuatan. Pribadi yang tidak memiliki
integritas, akan mudah mencari sebab kesalahan atau keadaan pada pihak
lain daripada diri sendiri. Oleh karena itu perlu dibantu untuk berani
konfrontasi dan refleksi diri.
6. Miskin keterampilan dan kepercayaan diri rendah. Para yunior sedang
dalam proses belajar untuk menerjemahkan kemampuan dan kemauan
kreatifnya. Kemampuan dan kemauan merupakan sarana untuk
merealisasikan cita-cita dan visi yang dilihat. Dengan miskinnya
keterampilan menyebabkan pula kepercayaan diri rendah sehingga tampak
mudah ragu, khawatir, cemas, dan tidak aman. Oleh karena itu perlu
dibantu untuk menghidupkan daya cipta sebagaimana tampak dalam daya
imaginatif, daya kreatif, dan daya inovatif serta ditantang untuk
membangun hidup berdasarkan kedalaman yang akan memberikan
kepercayaan diri yang kuat dan tinggi. (Darminta, SJ, 1998)

96
Sedangkan di kalangan para mediores dan seniores, berikut ini kemungkinan-
kemungkinan kesulitan yang bisa timbul:
1. Masa medior diharapkan sudah berada dalam identitas (terpesona, terpaut,
hidup, terlibat). Kalau bina dasar dan bina awal sudah beres, tidak perlu ada
on-going formation. Masa medior ditentukan oleh masa postulat, apakah
kualitas hidupnya dapat diandalkan.
Kemungkinan, ada religius yang mengalami kesulitan untuk berubah dari
doing ke being, misalnya anggota yang diterima berprasetia walaupun
sudah nampak kelemahannya menjadi being, karena orientasi yang hidup
dalam tarekat masih dalam taraf doing. Untuk beralih ke being sulit tetapi ini
sangat urgen diusahakan.
Bukan banyaknya program yang menentukan perkembangan para anggota,
tetapi apakah dalam pembinaan itu terjadi dialog pewarisan hidup. Dalam hal
ini perlu disadari bahwa pembina sendiri sudah beralih dari doing ke being
agar dapat mewariskan hidup. Pembina setidaknya adalah seorang kristiani
sejati.
Persoalan yang terjadi dalam kehidupan religius harus dikembalikan ke
kualitas doing menjadi being. Kuncinya adalah keterpesonaan. Keterpesonaan
ini membawa orang sampai kepada prasetia.
2. Salah satu tanggung jawab kaum religius sebagai anggota yang sudah
berprasetia seumur hidup dalam propinsi adalah memudahkan terjadinya
proses regenerasi dalam tubuh kongregasi, karena merekalah yang sedang
memegang tongkat estafet, sedang menjadi generasi penerus dan yang
bertanggung jawab menyiapkan generasi muda kongregasi. Beberapa
masalah dan kelemahan yang secara serius menghambat proses regenerasi:
(i) Melihat kedudukan, peranan, fungsi dan tugas perutusan sebagai status
dan jenjang karier yang sulit untuk dilepaskan. Status ini dari sedikit
demi sedikit telah diusahakan sepanjang hidupnya, menjadi perjuangan
inti hidupnya sehingga dengan cara lembut atau kasar ingin
dipertahankan. Akibatnya ia menjadi tidak mampu lagi taat pada
institusi.
(ii) Pada suatu saat, pekerjaan dan karya yang dirintis menjadi kebanggaan
sampai mengakar dan membuatnya tidak mampu lagi mengambil jarak
97
dari pekerjaan tersebut. Ada kelekatan yang tidak teratur dalam
pekerjaan dan proyek yang diprakarsainya sampai merasakan bahwa
pekerjaannya adalah hidupnya. Terlebih kalau pekerjaan ini sempat
mendatangkan popularitas dan penghargaan yang tinggi.
(iii) Sikap tertutup dan kurang mendengarkan karena kerohanian dangkal
dan cenderung mengikuti apa yang lebih disenangi membuat seseorang
tergoda untuk mengikuti hukum senang daripada mencari apa yang
bekenan pada Tuhan, maka terjadilah sistem nilai subyektif yang
membuatnya tidak terbuka pada situasi yang nyata, tidak mau lagi
mendengarkan pengarahan dari pimpinan. Ia menjadi tidak relistis
dalam sikap, mempunyai idealisme sendiri atau bahkan utopi yang sulit
diintegrasikan dengan gerak kongregasi.
(iv) Kebutuhan-kebutuhan psikologis tertentu dapat cukup dominan (cari
popularitas dan prestasi akibat kelekatan akan kedudukan dan status,
misalnya) sampai membuatnya fanatik dan tidak terbuka pada
kenyataan obyektif di dalam kongregasi.
(v) Sistem senioritas yang cenderung feodal kadang-kadang masih
menyelinap dalam sikap para religius. Mereka ini diam-diam menuntut
haknya sebagai senior dan menjadi mudah tersinggung kalau tidak
diperhitungkan. Dengan kata lain mereka diam-diam ingin memegang
pos-pos penting dalam tarekat dan enggan menyerahkan pada yang
muda.
(vi) Regenerasi membuat sementara merasa terancam kedudukannya
terlebih mereka yang sudah mengakar dalam karya tertentu, punya
kavling dan wilayah kerajaan tertentu dengan segala kemudahan dan
popularitasnya, maka kehadiran anggota muda yang akan menggantikan
selalu dijegal dan dipersulit, dibuat tidak kerasan. Mereka merasa
disaingi dan terancam tidak akan dipakai lagi.
(vii) Timbul juga kadang-kadang perasaan tidak percaya pada generasi
muda, takut kalau gagal, maka takut dan enggan menyerahkan betul-
betul pada yang muda, sehingga dengan berbagai macam dalih berusaha
untuk tetap menguasainya.
(viii) Sementara malah masih ada yang mendasarkan kebanggaannya pada
kejayaan masa lalu dan menjadikan hal ini sebagai referensi hidupnya

98
dan menjadi dasar untuk mengkritik keadaan sekarang, namun diam-
diam tersembunyi maksud untuk mempertahankan kedudukan jangan
sampai diambil orang muda karena mereka adalah pewaris masa lalu.
Maka setelah yang muda memegang pimpinan, yang tua justru menjadi
rewel, banyak kritik yang tidak membangun dan tidak menunjukkan
adanya dukungan.
(ix) Segi fisik dan kemampuan yang menurun tidak dimbangi dengan
kerohanian yang makin mendalam, akibatnya kurang dapat menerima
pertumbuhan secara realistis, kurang mampu melihat kemajuan-
kemajuan dari dirinya sendiri yang mulai tidak mampu. Tidak bisa
memahami bahwa Yesus pun menyerahkan kepemimpinan pada para
murid dan pengganti-penggantinya dalam Gereja sampai sekarang.

Pada umumnya, terjadinya penyimpangan di dalam seorang pribadi


disebabkan oleh pengalaman-pengalaman yang berpengaruh negatif terhadap
perkembangan hidup selanjutnya. Misalnya, trauma yang menimpa seseorang
karena dituntut tegas, keras, dimarahi, dibentak-bentak, dihukum dengan
kekerasan seperti ditempeleng, dicambuki, dibodoh-bodohkan, dsb. Pengalaman-
pengalaman seperti itu membekas, menjadi luka hati, sakit hati, dan
mengakibatkan timbulnya penyimpangan-penyimpangan. Dalam bahasa
psikologi-spiritual, pengalaman itu membentuk struktur pribadi seseorang:
disposisi pribadi. Maka, untuk membantu mereka bebas dari kemungkinan-
kemungkinan penyimpangan, berikut ini ditawarkan beberapa cara pembinaan:
1. Pendampingan pribadi dengan mengusahakan proses pendewasaan disposisi
pribadi dan pendewasaan di dalam hidup yang nyata.
2. Bentuk wadah-wadah untuk bertukar pengalaman, berdiskusi, sharing,
dengan tujuan saling menimba inspirasi, saling menguatkan, saling
mendukung, saling mengingatkan, dll.
3. Diadakan seminar-seminar kecil, atau sarasehan sederhana yang
menyangkut berbagai topik aktual dan menarik.
4. Medical chek-up secara periodik, misalnya setahun sekali untuk mereka
yang berusia lebih dari 40 tahun, atau dua tahun sekali untuk mereka yang
di bawah 40 tahun.

99
5. Kadang-kadang diadakan tes-tes psikologis sebagai alat refleksi diri atau
alat bantu untuk evaluasi diri.
6. Dianjurkan untuk mengembangkan hobi-hobi yang konstruktif dan olah
raga secara teratur.

MENYEMBUHKAN PENYIMPANGAN

Menyadari keterbatasan dan kerapuhan kemanusiawian kita, apapun


usaha pembinaan dan pencegahan terjadinya penyimpangan tidak mampu
menjawab semua persoalan hidup calon dan/atau para bruder. Karenanya, kita
tetap terbuka terhadap kemungkinan-kemungkinan terjadinya penyimpangan dan
menyediakan sarana-sarana penyembuhan. Beberapa hal berikut merupakan
tawaran untuk membantu mereka yang terlanjur jatuh ke dalam penyimpangan.
1. Sikap merangkul pribadi yang menyimpang: menerima pribadi itu lebih-
lebih segi kerapuhannya, memahami bahwa penyimpangannya hanyalah
bagian dari pribadinya dan bukan menutup totalitas dirinya. Menerima dia
sebagai pribadi yang masih berharga.
2. Cara tradisional: cuti panjang, retret bimbingan pribadi, dibebastugaskan,
alih profesi, pindah rumah, dll.
3. Konsultasi dan terapi psikologis.
4. Meditasi terstruktur, yoga, visualisasi kreatif, hypnotis, psikofarmakolo

100
DAFTAR PUSTAKA:

1. Kitab Suci,
1981 Kitab Suci Perjanjian Baru dengan Pengantar dan Catatan
kaki, Ende: Nusa Indah.
2. Hardawiryana, R. SJ, (Penerjemah) Seri Dokumen Pedoman-
pedoman Pembinan dalam Lembaga-lembaga Religius, Dok.Pen.
KWI, Jakarta: Obor.
3. Hardawiryana, R. SJ, (Penerjemah),
1993 Dokumen Konsili Vatikan II --Dekrit Perfectae
Caritatis:Dekrit tentang pembaharuan dan
Penyesuaian hidup religiusi--, Jakarta: Obor.
4. Hardawiryana, R. SJ, (Penerjemah),
1993 Dokumen Konsili Vatikan II --Dekrit Vita
Concecrata--, Jakarta: Obor.
5. Bruder-bruder Kongregasi Santo Aloisius Semarang,
2005 Kharisma dan Spiritualitas, Surabaya: CTC Sanggar
Bina Tama.
6. Christophorus, Br (Penerjemah)
2005 Sejarah Perkembangan Kongregasi Bruder-Bruder
Santo Aloysius, Jilid 1, 2 dan 3, Surabaya: CTC
Sanggar Bina Tama.
7. Konstitusi Direktorium Kongregasi Para Bruder St. Aloysius
Gonzaga Semarang Indonesia.

101

Anda mungkin juga menyukai