Anda di halaman 1dari 18

Permasalahan

dalam Gereja
Katolik
Kelompok 5 :

Gabrela Jeny K.M.


Gavrila Lenny Satar
Priscilia Yoviani Sole
Yelina Priscillia
Menyembah Patung ?

Mendoakan orang yang sudah


meninggal

Api Penyucian

Tahun Liturgi
Menyembah Patung ???
Apa Orang
Katolik
Menyembah
Patung?
Menyembah Patung ???
Jangan membuat patung yang menyerupai
apapun yang ada di langit di atas, atau yang
ada di bumi di bawah, atau yang ada di dalam
air di bawah bumi. Jangan sujud menyembah
kepadanya atau beribadah kepadanya, sebab
aku, Tuhan Allahmu, adalah Allah yang
cemburu yang membalaskan kesalahan bapa
kepada anak-anaknya, kepada keturunan
yang ketiga dan keempat dari orang-orang
yang membenci aku.
(Kel 20 : 4-5)
Sebenarnya Allah tidak melarang adanya
penggunaan patung-patung dalam Gereja
Katolik. Tetapi ia melarang penyembahan
patung-patung tersebut.

Patung dibuat bukan untuk disembah tetapi


membantu umat Katolik untuk lebih fokus
beribadah dan berdoa kepada Allah. Yang kita
hormati adalah tokoh dari patung tersebut.

Patung atau gambar adalah tanda yang


menyatakan orang atau tokoh yang
digambarkan. Tanda itu merupakan sarana
agar manusia lebih mudah mengingat.
Mendoakan Orang yang
Sudah Meninggal
Setiap tanggal 2 November, umat Katolik
mengadakan misa arwah semua orang
beriman. Di luar tanggal tersebut, umat
juga sering mendoakan secara personal
anggota keluarganya yang sudah
meninggal, entah melalui ujud dalam
ekaristi maupun dengan ibadat khusus.

Mengapa orang Katolik mendoakan orang


yang sudah meninggal?
Gereja Katolik mengajarkan bahwa Tuhan berkuasa
menentukan apakah seseorang yang meninggal itu
masuk surga, neraka, atau api penyucian.

Umat Kristen non-Katolik tidak mengakui adanya


api penyucian, mereka mungkin menganggap
tidak ada gunanya mendoakan jiwa-jiwa yang
sudah meninggal.

Tetapi bagi umat Katolik, doa tersebut dapat


berguna bagi jiwa-jiwa orang yang sudah
meninggal yang sedang dalam tahap pemurnian
bahkan dengan mendoakannya kita telah
mengamalkan kasih kepada-Nya dan perbuatan ini
berkenan bagi Tuhan (Rm 8:38-39)
Prinsip dasar Gereja Katolik untuk mendoakan jiwa-jiwa
orang yang sudah meninggal adalah adanya
Persekutuan Orang Kudus yang tidak terputuskan oleh
maut.

Kuasa kasih Kristus mengikat kita semua di dalam satu


Tubuh-Nya itulah yang menjadikan adanya tiga status
Gereja
1. Yang masih mengembara di dunia
2. Yang sudah jaya di surga
3. Yang dimurnikan di Api Penyucian.

. Oleh karena itu kita selayaknya saling tolong menolong


dalam menanggung beban (Gal 6:2). Maka jika kita
mengetahui adanya anggota keluarga kita yang masih
dimurnikan di Api penyucian maka kita yang hidup
dapat mendoakan dan mengajukan intensi Misa khusus
( 2 Mak 12:42-46)
Api Penyucian
Api penyucian erat kaitannya dengan ajaran Katolik tentang dosa
dan hukuman dosa.
Dosa adalah pelanggaran perintah Tuhan. Dosa mengakibatkan
cacat atau kelemahan pada jiwa
Berdasarkan Yoh 20:22-23 dan Mat 16:19, Gereja Katolik yakin dosa
perlu dibereskan dengan Tuhan, lewat Gereja yang mendapat titipan
kuasa untuk mengampuni dosa lewat Sakramen Tobat
Bagaimana kalau penitensi tidak selaras dengan dosa? Terus
bagaimana bila orang meninggal sebelum menjalankan penitensi?
Sisa hukuman dosanya dijalani di api penyucian, yakni suatu
keadaan untuk pemurnian jiwa sebelum masuk surga
Gereja sejak dahulu menghargai peringatan akan orang-orang yang
telah meninggal dan membawakan doa terutama kurban Ekaristi
untuk mereka supaya mereka disucikan dan dapat memandang
Allah dalam kebahagiaan.
Gereja juga menganjurkan amal, indulgensi dan karya penitensi
demi orang-orang yang sudah meninggal.
Tahun Liturgi
Tahun Liturgi berbeda dengan Tahun
Masehi karena tahun ini dimulai pada
Hari Minggu Adven I (menantikan
kedatangan Tuhan Yesus yang
pertama) dan berakhir pada Hari Raya
Kristus Raja Semesta Alam (merayakan
kedatangan Tuhan Yesus yang kedua
kalinya, yakni pada akhir zaman)
Sejarah Singkat
Tahun liturgi baru dipakai tahun 1589 oleh Johanes Pomartius,
ahli Liturgi Lutheran

Tahun 1948 istilah Tahun Liturgi Gereja secara resmi dipakai


dalam ensiklik Mediator Dei oleh Pius XII

Proses terbentuknya Tahun Liturgi berakar pada tradisi Yahudi

Perayaan paskah tahunan dikembangkan menjadi Pekan Suci

Abad V muncul masa Adven dan pesta-pesta lain

Konsili Vatikan II menata ulang perayaan liturgi sepanjang


tahun dalam kesatuan
Apa maksud dibuatnya Tahun Liturgi
??

Sepanjang tahun liturgi, Gereja


menghadirkan seluruh misteri
keselamatan Allah yang terlaksana
dalam diri Tuhan Yesus Kristus.

Puncak Tahun Liturgi adalah Misteri


Paskah Tuhan yang dirayakan selama
Trihari Paskah yang puncaknya pada
Malam Paskah.
Susunan Tahun Liturgi Gereja
Tahun Liturgi terbagi dalam 3 masa :
1. Masa Khusus, terdiri dari lingkaran Natal
(masa Adven dan masa Natal) dan lingkaran
Paskah (masa Prapaskah dan masa Paskah)
2. Masa Biasa, terdiri dari 34 pekan biasa
berakhir pada Hari Raya Kristus Raja
Semesta Alam
3. Pesta atau peringatan orang kudus,
kebiasaan Gereja untuk menghormati orang-
orang suci dan untuk memuliakan Tuhan.
Lingkaran Tahun Liturgi
1. Tahun A (2005, 2008, 2011, 2014), Injil yang
dibacakan adalah Injil Matius.
2. Tahun B (2006, 2009, 2012, 2015), Injil yang
dibacakan adalah Injil Markus
3. Tahun C (2007, 2010, 2013, 2016), Injil Lukas

. Injil Yohanes diselipkan dalam ketiga tahun


tersebut berdasarkan misteri iman yang dirayakan.
. Penentuan Tahun A,B, dan C adalah dengan
membagi tahun bersangkutan dengan angka 3, jika
bersisa 1 berarti Tahun A, bersisa 2 berarti tahun B,
bersisa 3 berarti Tahun C
TERIMA KASIH

Anda mungkin juga menyukai