Anda di halaman 1dari 3

REFLEKSI KASUS

“PERAWATAN LUKA”
RUANG PERAWATAN BEDAH SARAF
DI RSUP WAHIDIN SUDIROHUSODO MAKASSAR

Disusun Oleh:

MELYANI TUTI
R014192021

PRESEPTOR LAHAN PRESEPTOR INSTITUSI

(Patm awat i, S.Kep.,Ns) (Dr. Takdir Tahir.,S.Kep.,Ns.,M.Kes)

PROGRAM STUDI PROFESI NERS


FAKULTAS KEPERAWATAN
UNIVERSITAS HASANUDDIN
MAKASSAR
2020
REFLEKSI KASUS

A. DESKRIPSI
Pengalaman kasus yang bisa saya ambil kebanyakan dari tiap ruang bedah saraf
adalah proses merawat luka yang tidak saya lakukan di ruangan sebelumnya. Banyak
pasien dengan kasus-kasus baru yang saya temui. Di ruang HCU bedah saraf kebanyakan
pasien tidak sadar dan tidak terkontrol. Contohya An.R berusia 12 tahun dirawat di HCU
dengan diagnosa hidrocepalus dan terdapat luka dekubitus. Sudah dirawat diruangan
selama sebulan. Sebelumnya pasien sudah pernah dirawat untuk operasi Up Shunt 9 bulan
yang lalu di RSUD Tarakan, semenjak itu pasien tidak bisa bergerak dan hanya bisa
berbaring di tempat tidur
Saat melakukan perawatan kepada An. R saya menemukan bahwa An. R terpasang
cairan infus di kaki kanan, terpasang trakeostomi yang tersambung dengan tabung O2,
terpasang EKG, selang shunt, kateter dan NGT. Pasien juga sudah tidak bisa berbicara
dan berkomunikasi, tidak dapat menggerakkan anggota tubuhnya, pasien sangat kurus dan
terdapat ulkus dekubitus derajat 4 di bokong belakang dan panggul kiri dan kanan. Pasien
total care dengan perawatan mengganti perban dan merawat luka ulkus dekubitus.
B. PERASAAN
Pertama kali melakukan perawatan terlebih terdapat luka ulkus dekubitus derajat 4
yang cukup banyak saya takut dan sedikit kewalahan dengan keadaan ini. Selain karena
derajat keparahan yang tinggi dan luka yang mengeluarkan bau dan pus yang banyak.
Hal ini tentu membutuhkan pengalaman yang cukup untuk dapat melakukan tindakan
dengan baik.
C. EVALUASI
Sisi positif dari kasus ini saya dapat melihat secara langsung jenis luka yang cukup
parah dan belajar mengambil tindakan pembersihan dan merawat luka. Ada sisi kepuasan
ketika mendapati tantangan dalam menangani pasien pasien dengan derajat tinggi, namun
terbayar ketika dapat menyelesaikan tindakan pemberisihan luka dan merawat luka.
Sehingga luka lebih baik dari sebelumnya.
Sisi negatifnya pada saat melakukan tindakan pertama kali ada rasa gugup karena
takut salah dan menyakiti pasien ada juga beberapa prinsip aseptik/steril saat merawat
luka yang tidak dilakukan, pada kasus An. R handscoon yang digunakan dalam perawatan
luka itu terbatas sehingga dalam penggunaanya 1 handscoon bisa dipakai untuk
membersihkan beberapa pasien sehingga memungkinkan terjadinya kontaminasi virus
maupun bakteri. Kelemahan lainnya adalah pasien merupakan yang termasuk rentan
terhadap perubahan hemodialisis banyak alat bantu yang sedang terpasang ditubuh
pasien, sehingga kadang sangat sulit membuat pasien untuk mika-miki karena bisa saja
hal tersebut dapat mempengaruhi keadaan pasien. Selama seminggu observasi yang
dilakukan dalam perawatan luka, didapati luka tidak kunjung menunjukkan perubahan
yang signifikan. Hal ini dapat menjadi bukti bahwa perawatan yang diberikan selama ini
kurang maksimal dan terdapat kelemahan-kelemahan yang sebenarnya bisa dicegah.
D. ANALISIS
Hal yang membuat menarik pada perawatan luka ini adalah karena An. R adalah
pasien total care yang tidak memberi respon saat dilakukan perawatan. Dari beberapa
pasien yang lain An. R termasuk yang memiliki derajat dekubitus yang tinggi dan paling
banyak di tubuhnya. Hal yang menarik lainnya karena kasus perawatan dan
membersihkan luka masih banyak ketidaksesuain antara praktik dan teori dilapangan
karena beberapa keterbatasan yang dialami baik dari institusi RS maupun dari mahasiswa
sendiri.
E. KESIMPULAN
Perawatan dan membersihkan luka merupakan hal terpenting guna membantu
proses penyebuhan luka. Perawatan yang tepat merupakan kunci mempercepat
regenerasi/penyembuhan luka pasien. Dan memperhatikan keamanan dan prinsip steril
sudah menjadi kewajiban bagi perawat pelaksana dan hak pasien. Sehingga menggunakan
alasan apapun yang melanggar/melupakan prinsip tersebut merupakan tindakan keliru dan
dapat merugikan pasien dan keluargaya.
F. RENCANA TINDAKAN
Rencana tindakan yang dapat dilakukan adalah sungguh mengusahakan dan
mempersiapkan diri sebaik mungkin dari segi kesiapan psikis perawat dan persiapan alat
yang memadai sebelum tindakan dilakukan.

Anda mungkin juga menyukai