“ BATUK ”
DISUSUN OLEH :
Kelompok V
3. PERTANYAAN-PERTANYAAN PENTING
1. Bagaimana proses terjadinya infeksi pada saluran pernafasan !
2. Bagaimana mekanisme pembentukan sputum ?
3. Bagaimana batuk dapat menyebabkan nyeri dada ?
4. Mengapa pada orang batuk saat diauskultasi terdengar bunyi ronkhi ?
5. Bagaimana penatalaksanaan farmakoterapi dan non farmakoterapi dari
batuk ?
6. Bagaimana mekanisme batuk ?
7. Mengapa batuk sering disertai dengan demam ?
8. Bagaimana pemeriksaan sputum ?
9. Diagnosa keperawatan apa yang bisa diangkat serta outcome dan
intervensi keperawatan yang berdasarkan scenario pada modul ?
4. JAWABAN PENTING
1. Jelaskan proses terjadinya infeksi pada saluran pernafasan !
Jawab : Masuknya agen penginfeksi seperti virus, bakteri, dan lain-lain
sebagai antigen ke saluran pernafasan menyebabkan silia yang terdapat pada
permukaan saluran nafas bergerak ke atas mendorong virus ke arah faring
atau dengan suatu tangkapan refleks spasmus oleh laring. Jika refleks
tersebut gagal maka virus merusak lapisan epitel dan lapisan mukosa saluran
pernafasan. Kerusakan stuktur lapisan dinding saluran pernafasan
menyebabkan pelepasan zat mediator inflamasi. Pelepasan zat mediator ini
akan menyebabkan vasodilatasi, peningkatan permeabilitas kapiler dan
infiltrasi selular (leukosit dan eritrosit) yang mengakibatkan peradangan dan
udema. Peradangan ini akan menyebabkan kenaikan aktifitas kelenjar
mucus pada dinding saluran nafas sehingga terjadi sekresi cairan mukosa
yang melebihi normal dan menumpuk di saluran pernapasan dan
menghambat jalan napas. Oleh karena itu dikeluarkan dengan refleks batuk.
Selain itu, leukosit akan melepas pirogen untuk mensintesis
prostaglandin yang akan mempengaruhi set point pada hipotalamus sehingga
tubuh merespon dengan peningkatan metabolisme (dengan cara menggigil).
Peningkatan ini menyebabkan kenaikan suhu (demam).
2. Bagaimana mekanisme pembentukan sputum ?
Jawab : Mucus bronchial (dengan cairan lapisan epitel alveolar) normalnya
bening, berkilau, dan sedikit jumlahnya. Orang dewasa normal bisa
memproduksi mukus sejumlah 100 ml dalam saluran napas setiap hari. Mukus
ini digiring ke faring dengan mekanisme pembersihan silia dari epitel yang
melapisi saluran pernapasan. Keadaan abnormal produksi mukus yang
berlebihan (karena gangguan fisik, kimiawi atau infeksi yang terjadi pada
membran mukosa), menyebabkan proses pembersihan tidak berjalan secara
normal sehingga mukus ini banyak tertimbun.
Mukus yang awalnya berwarna bening berubah menjadi kuning dan
akhirnya menjadi hijau karena bercampur dengan neutrofil atau eosinofil,
debris selular, mikroorganisme sebagai akibat dari perkembangan penyakit.
Bila hal ini terjadi membran mukosa akan terangsang dan mukus akan
dikeluarkan dengan tekanan intra thorakal dan intra abdominal yang tinggi,
dibatukkan udara keluar dengan akselerasi yg cepat beserta membawa sekret
mukus yang tertimbun tadi. Mukus tersebut akan keluar sebagai sputum.
Sputum yang dikeluarkan oleh seorang pasien hendaknya dapat dievaluasi
sumber, warna, volume dan konsistensinya, kondisi sputum biasanya
memperlihatkan secara spesifik proses kejadian patologik pada pembentukan
sputum itu sendiri (Price Wilson, 2012).
3. Bagaimana batuk dapat menyebabkan nyeri dada ?
Jawab : Umumnya saat terjadi batuk tidak terjadi nyeri dada namun saat batuk
yang berkepanjangan akan merangsang intra thorakal dan intra abdominal
secara terus-menerus dengan akselarasi yang cepat sehingga menyebabkan
otot lelah dan mengakibatkan nyeri dada (Price Wilson,2012)
4. Mengapa pada orang batuk saat diauskultasi terdengar bunyi ronkhi ?
Jawab : Bunyi ronkhi pada orang batuk terjadi akibat aliran turbulensi udara
di sekitar mucus atau debris cairan lain yang besar dan menjadi
hambatan/obstruksi di dalam saluran pernafasan. Bunyi ini bersifat kasar,
terus-menerus, dan dapat bervariasi dari pernafasan satu ke pernafasan
berikutnya kalau posisi bahan tersebut berubah. Ronkhi juga dapat disebakan
oleh benda padat yang sebagian menyumbat bronkus
5. Bagaimana penatalaksanaan farmakoterapi dan non-farmakoterapi dari
batuk?
Jawab :
Penatalaksanaan farmakoterapi :
Zat pelunak batuk (Emolliensa) yang memperlunak rangsangan batuk,
melumas tenggorokan agar tidak kering dan melunakkan mukosa yang
teriritasi. Contoh :Thymi dan Altheae (sirup)
Ekspektoransia, contoh : Minyak Terbang/ Atsiri, Guaiakol, Radix Ipeca,
dan Ammonium Klorida. Zat-zat ini memperbanyak produksi dahak (yang
encer) dan dengan demikian mengurangi kekentalannya, sehingga
mempermudah pengeluarannya dengan batuk. Mekanisme kerjanya adalah
merangsang reseptor–reseptor di mukosa lambung yang kemudian
meningkatkan kegiatan kelenjar-sekresi dari saluran lambung-usus dan
sebagai refleks memperbanyak sekresi dari kelenjar yang berada di saluran
napas.
Mukolitika, contoh : Asetilsistein, Mesna, Bromheksin dan Ambroxol. Zat-
zat ini berdaya merombak dan melarutkan dahak sehingga viskositasnya
dikurangi dan pengeluarannya dipermudah. Lendir memiliki gugus
sulfihidril yang saling mengikat makromolekulnya. Senyawa sistein dan
mesna berdaya membuka jembatan disulfide ini. Bromheksin dan ambroxol
bekerja dengan jalan memutuskan rantai panjang dari
mucopolysaccharida.. mukolitika efektif digunakan pada batuk dengan
dahak yang kental sekali akan tetapi pada umumnya tidak berguna bila
gerakan silia terganggu seperti pada perokok dan infeksi.
Zat pereda, contoh : Kodein, noskapin, dekstrometorfan dan pentoksiverin.
Obat ini bekerja sentral dengan menekan pusat batuk di sumsum lanjutan
dan otak dengan efek menenangkan. Zat-zat ini menaikkan ambang bagi
impuls batuk.
Antihistaminika, contoh: Prometazim, Akasomemazim, Difenhidranin, dan
d-Klorfeniramin. Obat ini sering kali efektif pula berdasarkan efek
sedatifnya dan juga dapat menekan perasaan menggelitik di tenggorokkan.
Biasa dalam penggunaannya dikombinasikan dengan obat batuk lain.
Anestetika local; contoh pentoksiverin. Obat ini bekerja dengan
menghambat penerusan rangsangan batuk ke pusat batuk.
Penatalaksanaan non farmakoterapi:
Perbanyak minum air hangat
Latihan napas dalam
Fisioterapi dada; vibrasi, perkusi, postural drainase, serta batuk efektif
untuk mengeluarkan sekret secara maksimal.
6. Bagaimana mekanisme batuk ?
Jawab :
7. KLARIFIKASI INFORMASI
Burnade, J.W & Thomas J. McGlynn. 1995. Diagnosis Fisik. Jakarta: EGC
Kozier, B. Erb, G., Berman, A., & Snyder, S.J. (2010). Buku Ajar Fundamental
Keperawatan: Konsep, Proses & Praktik. Edisi 7. Vol.1. Jakarta : EGC
LeMone, P., Bauldoff, G., & Burke, K.M .(2015). Buku Ajar Keperawatan Medikal
Bedah. Edisi 5. Vol. 4. Jakarta: EGC
Ross & Wilson. 2011. Dasar- Dasar Anatomi dan Fisiologi. Jakarta : Salemba karya
Smelzer & Bare (2006). Buku ajar Keperawatan medikal bedah Brunner &
Suddarth. Edisi 8. Vol 1. Penerbit buku kedokteran. EGC. Jakarta
Tjay,T.H & Kirana Rahardja. 2008. Obat-obat Penting: Khasiat, Penggunaan, dan
Efek Sampingnya. Jakarta: PT Elex Media Komputindo