Anda di halaman 1dari 29

BAB IV

Ekaristi Dalam Kitab Suci

1. KISAH INSTITUSI

1.1 Pengantar: Teks Ekaristi dalam Perjanjian Baru


Kitab Suci Perjanjian Baru mengungkapkan iman yang teguh
dan mantap mengenai Ekaristi. Namun, yang menarik, teks yang
berbicara secara langsung mengenai Ekaristi tidak sangat ba
nyak". Umumnya kita bisa membagikannya ke dalam 3 kelompok
teks, yaitu Kisah Intitusi, Yoh 6, dan teks "pemecahan roti”.
Kisah Intitusi merupakan teks Kitab Suci yang mengisahkan
apa yang dilakukan dan dikatakan oleh Yesus pada waktu perja
muan malam terakhir, terutama berkaitan dengan tindakan dan
sabda-Nya atas roti dan piala. Dalam Perjanjian Baru, ada 4
teks Kisah Institusi, yaitu 1Kor 11:23-26, Luk 22:15-20, Mrk
14:22-25, Mat 26:26-29. Teks-teks kisah institusi ini menjadi
sangat penting karena memberi legitimasi atas Perayaan Ekaristi.
Kisah institusi ini pula yang selalu kita kenangkan saat imam
mengucapkan DSA dalam Perayaan Ekaristi. Legitimasi atas
Perayaan Ekaristi itu berasal dari sabda atau perintah Tuhan
Yesus sendiri yang berkata: "Lakukanlah ini untuk mengenangkan
Daku!” Atas perintah Yesus inilah mengapa Gereja setia mera
yakan Ekaristi sepanjang sejarahnya.

13 Lih. X. Leon-Dufour, S.J., Sharing the Eucharistic Bread: The Witness of the New
Testament, hlm.15.
220 Ekaristi

Berbeda dari ketiga Injil Sinoptik dan teks 1 Kor 11 dari


Paulus, Injil Yohanes tidak mencantumkan kisah institusi.
Yohanes hanya menceritakan pembasuhan kaki (Yoh 13:1-17).
dan dor Yesus Sang Imam Agung (Yoh 17). Kisah dan doa
tersebut jelas ditempatkan dalam perjamuan perpisahan Yesus
dengan para murid-Nya (bdk. Yoh 13:1-2a). Akan tetapi, pada
Yoh 6 terdapat suatu bagian ajaran mengenai Ekaristi yang
dikembangkan secara kristologis. Kiranya bagian ini sudah
terbentuk sebelumnya, namun diedit dan diolah oleh Injil Yohanes
sehingga memperoleh bentuknya yang sekarang. Pada bagian
inti ajaran mengenai Ekaristi (Yoh 6:51b-58) terdapat keseluruhan
terminologi Ekaristi.
Perjanjian Baru juga mengenal beberapa teks tentang Eka
risti sebagaimana dipraktekkan oleh jemaat perdana. Lukas
memberitakan pertemuaan jemaat yang diisi dengan "pemecahan
roti" atau "memecahkan roti” (Kis 2:42.46; 20:7.11). Istilah
pemecahan roti menunjuk pada suatu ritus ibadah Yahudi yang
mengawali suatu perjamuan makan. Dengan demikian, Lukas
tidak memaksudkan pemecahan roti itu sebagai acara makan
bersama, tetapi suatu perayaan liturgis, yakni Ekaristi24. Semen
jak awal, Gereja menafsirkan kata "pemecahan roti" pada tulisan
Lukas itu sebagai Perayaan Ekaristi. Hal ini tampak, misalnya,
dalam kesaksian Didache (9:3-4), Ignatius dari Antiokhia (surat
nya pada Efesus 20:2). Demikianlah yang terjadi, yakni bahwa
bertolak dari kebiasaan ibadat perjamuan makan Yahudi muncul
Perayaan Ekaristi Gereja yang memiliki isi dan makna yang
baru sama sekali.
Teks-teks Ekaristi Perjanjian Baru yang lain ialah 1Kor
11:23-33, seperti sudah kita bahas, dan 1Kor 10:1-13.14-22.
Sedangkan Ibr 13:9-10 merupakan teks yang tidak terlalu jelas,

14 Bdk. J. Jeremias, ibid., hlm. 65; E. Hạenchen, Die Apostelgeschichte, Goettingen


1956, hlm. 523-525.
221

apakah berbicara mengenai Ekaristi atau tidak, meskipun


barangkali orang masih bisa mengartikan makna Ekaristi's
Kiranya teks-teks lain, seperti 1Kor 12:13; 1 Ptr 2:3; Why 3:20
dan Yoh 15:1, bukan teks yang berbicara tentang Ekaristi
1.2 Teks kisah-kisah institusi (Einsetzungsberichten)
1.2.1 Catatan umum
Secara historis kita tidak mungkin lagi merekonstruksikan
sabda rumusan asli yang dipakai Yesus pada saat menyampaikan
roti dan anggur (kata-kata institusi) pada perjamuan malam
terakhir. Namun, kiranya masih mungkin bagi kita untuk menge
nali maksud dan makna kata-kata institusi Ekaristi.
Perayaan Ekaristi Gereja jelas memiliki hubungan historis
dengan perjamuan malam terakhir Yesus bersama murid-murid
Nya. Sebagaimana telah disinggung, dalam Perjanjian Baru kita
memiliki 4 teks kisah institusi, yaitu dua menurut bentuk teks
Paulus (1Kor 11:23-26) dan Lukas (Luk 22:15-20) dan dua lagi
menurut bentuk teks Markus (Mrk 14:22-25) dan Matius (Mat
26:26-29).
Keempat teks kisah institusi itu dapat dibagikan ke dalam
dua kelompok atau tipe. Pertama ialah tipe Markus-Matius. Teks
Matius tampak jelas sebagai teks hasil redaksi lebih lanjut dari
teks Markus yang lebih tua. Dengan demikian, Matius tergantung
pada Markus. Itulah sebabnya teks ini sering disebut tipe Markus.
Kedua ialah tipe Paulus-Lukas. Teks Paulus mempunyai kemirip
an dengan teks Lukas. Menurut penelitian para ahli, walaupun
usia Injil Lukas lebih muda daripada tulisan Paulus, tetapi teks
kisah institusi pada Lukas tidak begitu saja merupakan hasil
redaksi lebih lanjut dari teks Paulus. Para ahli memperkirakan
bahwa teks Paulus dan teks Lukas sama-sama tergantung atau

15 F.J. Schierse, Verheissung und Heilsvollendung, Muenchen 1955, hlm. 184-195.


222 Ekaristi

diturunkan dari satu sumber yang sama, yaitu tradisi Antiokhia


yang berbahasa Yunani (sekitar tahun 40). Bahkan menurut H,
Schürmann, teks Lukas untuk beberapa poin masih lebih asli
daripada teks Paulus.

Berikut kami sajikan genealogi (silsilah) kisah perjamuan


malam terakhir16

Tradisi awal
(† 35)

Yerusalem Antiokhia
(+40) ( 40)

Markus Lukas 1Kor

(† 70) (+90) (55)


C

Matius
!!

(+80)

1.2.2 Perbandingan 4 teks perjamuan malam terakhir


Sumber: X.L.-Dufour, Sharing the Eucharistic Bread, New
York 1987, hlm. 78-79.

16 Berdasarkan: W. Beinert, Glaubenszugänge: Lehrbuch der Katholischen Dogmatik,


vol. 3, Paderborn: Schöning, hlm. 424.
moLoot ExARISTI: Tinjauan Biblis-Teologis 223

Aku

minu m
kseb lum epad mu sampai

bhw kamu kepada


antara

.
ini

"

akan
. :

Nya lagi Al ah
mer ka Paskah berkat , di

. ”
-

piala
,

datang
rasul
22 Luk

kamu tidak
Kmeaknya eraj an b a g i k a n l h
,syukur
sa tnya kepada makan

Aku
Aku

anggur pokok
mdalam enrima
)

telah Allah
makan dengan rindu dengan Sebab

berkata

ini
dan
tiba
sama berkat sama akan

sekarang mulai
mengucap
(

ini

Aku Sebab
16

ketika duduk sangat tidak sambil


Ambillah
:
.

berkata
d i g e n a p i

Kerajaan
-

Ia

hasil lagi
-

Dan
Yesus bersam bersam mend rita Aku Dan sambil
Dan Aku
.

1 15
itu kamu sampai
18
"

"
17 Ia
.

murid
itu

mebrikan
piala

246
dan
datang belas
meinumya
:

piala la dari mereka


14
Yesus kedua ,

syukur minum kepada


1

mengambil
anggur pokok hasil

Aku

Mrk
-

malam dengan mereka kepad mu makaninum


semua

.
Sesungguhnya

terakhir
hari
)
186-21

makan
sambil mengucap berkat Al ah
kepada

pada sampai
berkata

sama duduk
mereka

hari ,
(

ketika sedang tidak baru


-

Ia

Ketika bersam Dan mereka Keraj an


,
)

yang dalam
Aku

malam
Dan
sambil -nya dan Dan
lagi
" 25

Aku
.

dan
itu

17 23 ( 24

lagi
.

itu

perjamuan murid
belas
minum
akan
meinumya dalam
:

kamu
kepadamu berkata Aku

teks 26 kedua tidak


ini

Aku
Mat dengan Ku
,

malam dengan makan


Aku
anggur pokok hasil

hari
-

Perbandigan hari makan sama sedang


Bapa
ketika sekar ng pada sama
( duduk

baru
-

Ketika bersam Dan mereka mulai sampai yang bersam Keraj an


" 29

20 la 21
datang la sampai
Tuban kematian memberitakan
Ekaristi

kamu i
, ni piala minum dan ini
roci makan kamu kali setiap Sebab 26
Aku
"
memperingan guna m
, eminumnya
kamu kali sedap i
, ni Perbuadah bagi ditumpahkan yang
dosa pengampunan untuk
kamu
. ”
29
banyak orang bagi ditumpahkan yang
.
banyak
orang bagi ditumpahkan yang
Ku
. -darah dalam Ku - darah dalam
perjan ian
baru

baru perjanjian

perjanian

perjan ian
darah
adalah ini Piala *
) adalah ( ini Piala
Ku - darah
"
Inilah "
inilah sebab 28
semua
,
kamu ini
, piala dari Minumlah *
: berkata sambil : berkata sambil mereka kepada berkata
: Ia Dan 24
berkata sambil
:
. itu
piala dari minum semuanya mereka dan
mereka kepada
, )-nya
memberikan la
(
mereka kepada
, )-nya( memberikan La
syukur
, mengucap sambil
s
, yukur mengucap sambil dan
,perjamuan sesudah perjamuan sesudah
,
piala juga Demikian 23 piala juga demikian , piala piala
,
Dan 20
mengambil sambil ,Dan 23
mengambil sambil Dan
,
27

yang guna
mepringat
yang guna
mepringat
Aku

Aku
! ”
" .

perbuatlh
ini
Perbuatlh
ini

bagi
;
bagi

diserahkn
)

adalah (

kamu
kamu
.

Ku - tubuh Inilah " Ku - tubuh Inilah " Ku -tubuh inilah


Ku
. " - tubuh inilah
, Ambillah " makanlah
, ,Ambillah "
berkata sambil dan berkata dan berkata
:

dan
:

berkat
:

kepada

kepada
murid kepada

mereka
Nya

mereka

murid
-
, -
-
) nya memberikan
memberikan dan memberikan sambil dan
(
)-nya ( )-nya (
)-nya memecahkan la )-nya ( memecahkan la
)-nya ( memecahkan
) -oya (memecahkan (

mengucap
syukur

syukur
syukur mengucap sambil mengucap dan

,
syukur meogucap
, sambil , dan 24 ,
mengambil mengambil sambil sambil
sambil roti sambil Dan 19 ,roti roti mengambil
roti mengambil ,
Y
, esus
Yesus Tuhan
makan sedang mereka
, ketika Dan makan sedang mereka Ketika 26
malam Pada »

22
,
diserahkan la
22 Luk Mrk

26

Mat
14
11 Kor 1
224

perjamu n
teks

Perbandig
malam
terakhir
2 -

1
TEOLOGIEKARISTI: Tinjauan Biblis-Teologis 225

1.2.3 Mana teks tertua?

Dari kedua kelompok teks perjamuan malam terakhir, para


ahli belum menemukan kesepakatan tentang teks mana yang
tertua7. Berikut hanya dapat kita laporkan dua pandangan utama.
.
Pendapat pertama:
memandang tradisi Markus lebih tua daripada tradisi Paulus
Tokohnya: J. Jeremias 18 dan R. Pesch%.
Alasan mereka ialah:

* Perbandingan teks Markus dan Paulus menunjukkan


bahwa bagian kisah pada Mrk lebih banyak daripada
Paulus. Sedangkan 1Kor lebih banyak memuat bagian
sabda/pembicaraan. Kalau begitu, teks Mrk lebih
sedikit memuat stilisasi liturgis perjamuan malam
terakhir. Itu berarti, Mrk lebih tua.
* Kerangka cerita pada Mrk lebih dikembangkan, yakni
dalam kerangka perjamuan paskah, daripada teks
Paulus. Paulus merumuskan kerangka secara singkat
dan liturgis. Karena kerangka cerita lebih detail dan
konkret, Mrk lebih tua.
Mrk merupakan teks yang bersumber pada jemaat
Yahudi (Yerusalem). Maka Mrk dipandang lebih dekat
pada tradisi perjamuan malam terakhir Yesus.
Pendapat kedua:
memandang tradisi Paulus-Lukas lebih tua daripada tradisi
Markus
Tokohnya: H. Schürmann.

17 Lih. H. Feld, Da Verständnis des Abendmahls, Darmstadt 1976,31-39; R. Pesch,


Wie Jesus das Abendmahl hielt, Freiburg 1977.
18 J. Jeremias, Die Abendmahlsworte Jesu, Goettingen 1966.
19 R. Pesch, Wie Jesus das Abendmahl hielt, Freiburg 1978.
226
Ekaristi

Alasannya ialah:

Tradisi Paulus-Lukas tidak menyampaikan keterangan


mengenai tindakan simbolis tentang roti dan piala
sebagai satu kesatuan konsepsi (bdk. Luk 22:20 dan
1Kor 11:25 dengan Mrk 14:23. Pada Mrk ada keterang
an tindakan Yesus atas piala persis seperti atas roti:
mengucap syukur, memberikan kepada para murid dst).
Lalu tradisi Paulus-Lukas memiliki perintah penge
nangan "Perbuatlah ini guna memperingati Aku” dan
memuat kata-kata "sesudah perjamuan” (Luk 22:20 dan
1Kor 11:25). Data-data ini memberi kesimpulan bahwa
tradisi Paulus-Lukas lebih tua.
Kata-kata Yesus atas roti dan piala belum disesuaikan
pada tradisi Paulus-Lukas. can pada Mrk-Mat
itu sudah disesuaikan: ”Inilah Tubuh-Ku - Inilah Darah
Ku”.

* Tradisi Mrk memuat konsepsi "darah perjanjian” yang


berasal dari Kel 24:8. Dengan demikian, tradisi Mrk
menunjuk suatu refleksi lebih lanjut.

1.2.4 Kedudukan kisah institusi dalam Perayaan Ekaristi


Kisah institusi menjadi norma dasar bagi Perayaan Ekaristi
sebab Perayaan Ekaristi yang dirayakan Gereja dilandaskan pada
perintah Tuhan: "Perbuatlah ini guna memperingati Aku”. Untuk
menunjuk dasar. teologis Perayaan Ekaristi Gereja, Paulus
menyebutnya sebagai paradosis (1Kor 11:23). Justru inilah yang
menjadi interese pokok dari penulis Perjanjian Baru ketika mere
ka menuliskan perjamuan malam terakhir. Aneka perbedaan
yang ada di antara tulisan mereka menunjuk bahwa interese
penulis Perjanjian Baru bukanlah interese historis pertama-tama,
melainkan interese teologis, yakni bahwa Perayaan Ekaristi
Gereja didasarkan pada tindakan dan sabda Yesus sendiri. Itulah
TEOLOGI Ekaristi: Tinjauan Biblis-Teologis 227

sebabnya para penulis Perjanjian Baru itu tidak terlalu setia


dengan kata-kata Yesus dan tidak menceritakan secara lengkap
urutan perjamuan malam terakhir. Akibat bagi kita, kita tidak
pernah tahu kata-kata asli Yesus sendiri tatkala Ia mengadakan
perjamuan malam terakhir bersama dengan para murid-Nya.
Kata-kata asli Yesus dalam perjamuan malam terakhir pasti
tidak mungkin lagi dikenal. Akan tetapi, suatu rekonstruksi akan
kisah institusi itu tetap mungkin. Kita tidak perlu menyesali hal
itu sebab akhirnya yang paling penting bukan kata-kata asli Yesus
itu sendiri, melainkan kehendak Yesus akan Perayaan Ekaristi
yang tetap dipelihara. Kata-kata institusi Yesus memang tidak
secara setia diwariskan, tetapi dikembangkan secara valid sebab
makna dan isi pesan Yesus senantiasa tersampaikan.
1.3 MAKNA TEOLOGIS KATA-KATA INSTITUSI

1.3.1 Partisipasi dalam perjamuan eskatologis


”Sesungguhnya, Aku berkata kepadamu, Aku tidak akan minum lagi
hasil pokok anggur sampai pada hari Aku meminumnya yang baru, dalam
Kerajaan Allah” (Mrk 14:25; lih. Mat 26:29 dan Luk 22:18).

Pernyataan Yesus bahwa Ia tidak akan minum lagi hasil


pokok anggur sampai pada hari Ia meminumnya yang baru jelas
menunjuk makna eskatologis. Menarik sekali bahwa kedua tradisi
(tradisi Mrk dan tradisi Lukas) sama-sama menyebut dimensi
eskatologis ini. Dari data tersebut, kita dapat menyimpulkan
beberapa hal.
. Perjamuan malam terakhir merupakan perjamuan perpi
sahan. Lukas menyebut jelas akan hal ini "Aku sangat rindu
makan Paskah ini bersama-sama dengan kamu sebelum Aku
menderita” (Luk 22:15; lih. 1Kor 11:23; bdk. Yoh 13:1).
. Perjamuan malam terakhir juga merupakan perjamuan
Paskah baru, sebagaimana disebutkan oleh Luk 22:15 tadi.
228 Ekaristi

Perjamuan Paskah baru berarti bahwa perayaan Paskah


perjanjian lama kini sudah diperbarui bahkan diganti dengan
perayaan Paskah baru. Justru penempatan perjamuan malam
terakhir pada hari raya Paskah oleh Injil Sinoptik memiliki
interese teologis ini. Kini Paskah lama telah diganti dengan
Paskah baru yang berpuncak pada penyerahan diri Yesus
Kristus dalam peristiwa wafat-Nya. Inti kenangan perayaan
Paskah lama ialah tindakan penyelamatan Allah yang
membebaskan bangsa Israel dari perbudakan Mesir. Paskah
lama itu kini telah mendapat isi baru dalam perayaan Paskah
baru, yakni tindakan penyelamatan Allah yang membebaskan
seluruh umat manusia dari perbudakan dosa dan maut
melalui wafat dan kebangkitan Yesus Kristus. Kalau Paskah
perjanjian lama hanya berlaku bagi bangsa Israel, kini dalam
Paskah perjanjian baru Allah bertindak bagi seluruh umat
manusia melalui Kristus. Paskah baru menandai dimensi
universal tindakan penyelamatan Allah melalui Kristus.
Perjamuan malam terakhir akhirnya merupakan perayaan
partisipasi dalam perjamuan eskatologis. Perjamuan
eskatologis ini sering disinggung Yesus dalam pewartaan
Nya tentang Kerajaan Allah. Yesus sering melukiskan Kera
jaan Allah sebagai pesta perjamuan makan (Mat 8:11; 22:1
14; 25:1-13; bdk. Yes 25:6; 65;13; Why 19:9). Dengan demi
kian, perjamuan malam terakhir merupakan jembatan yang
menghadirkan kebersamaan dan kesatuan kita dengan Allah
yang kekal dalam sejarah. Demikianlah Perayaan Ekaristi
berciri eskatologis. Dengan Perayaan Ekaristi, kita mencici
pi perjamuan eskatologis yang berupa kebersamaan dengan
Allah secara kekal (bdk. 1Kor 11:26).
1.3.2 Kehadiran Yesus

"Inilah tubuh-Ku” (Mat 26:26; Mrk 14:22; Luk 22:19; 1Kor 11:24)
"Inilah darah-Ku” (Mat 26:28; Mrk 14:24)
TEOLOGI EKARISTI: Tinjauan Biblis-Teologis 229

Kata tubuh (bhs Yunani: soma) dalam Kitab Suci bukan


sekadar berarti bagian fisik kita seperti kepala, kaki, dada, perut,
dan sebagainya. Kata tubuh atau soma merupakan konsepsi biblis
yang menunjuk seluruh pribadi manusia. Jadi, tubuh menunjuk
seluruh diri, nasib dan hidup manusia seluruhnya. Kalau begitu,
tubuh dalam kata-kata institusi itu mau mengungkapkan bahwa
Yesus mengidentikkan roti itu dengan Diri-Nya sendiri. Kata
!
kata tambahan pada Lukas "yang diserahkan bagi kamu” dan
pada Paulus "yang bagi kamu” menunjuk wafat Yesus yang
segera terjadi. Dengan demikian, sabda "Inilah tubuh-Ku" me
nunjuk janji (dan itu berarti realitas dalam Ekaristi) akan keha
diran dan kebersamaan dengan Yesus yang sedang siap-siap wafat.
Kata darah dalam Perjanjian Lama menunjuk sumber, haki
kat, dan intisari kehidupan (bdk. Im 17:11.14; UI 12:23; UI 19:10;
Kej 9:6). Kalau begitu, kata darah juga menunjuk seluruh priba
di manusia, dan bukan hanya darah dalam arti bagian tubuh kita
yang berupa cairan merah itu. Dengan mengikuti tradisi Per
janjian Lama itu, maka kata-kata Yesus ”Inilah darah-Ku”
berarti kehadiran dan kebersamaan sebagai solidaritas dengan
hidup dan diri Yesus yang bersedia mati untuk semua orang.
Menurut perspektif surat Ibrani, Yesus adalah Imam Agung
(2:17; 4:14; 5:10; 6:20; 9:11; 10:20-21). Dengan bantuan pers
pektif surat Ibrani ini, kita dapat menjelaskan makna ”Inilah
tubuh-Ku" dan "Inilah darah-Ku” sebagai berikut: sebagaimana
Imam Agung selalu mempersembahkan suatu kurban persembah
an, demikian pula kini Kristus sebagai Imam Agung juga mem
persembahan kurban persembahan, yang berupa roti dan anggur.
Yesus ternyata menyebut roti itu sebagai tubuh-Nya dan anggur
itu sebagai darah-Nya, itu berarti bahwa kurban persembahan
yang disampaikan Yesus tidak lain adalah Diri-Nya sendiri. Di
situlah kekhasan imamat Yesus Kristus, yakni bahwa yang mem
persembahkan (=Sang Imam) dan yang dipersembahkan
(=kurban persembahan) adalah satu dan sama, yakni diri Yesus
230 Ekaristi

sendiri. Itu berbeda sekali dengan imam agung Perjanjian Lama


yang selalu mempersembahkan anak domba, dan bukan dirinya.
Demikianlah Yesus mengidentikkan diri-Nya dengan kurban per
sembahan. Artinya, dalam rupa roti dan anggur itu, Yesus mena
warkan (=memberikan) Diri-Nya sendiri untuk membangun
suatu kebersamaan dan kesatuan dengan Allah yang tetap dan
melampaui kematian-Nya. Dalam rupa roti dan anggur, hadirlah
seluruh kebersamaan dan kesatuan dengan Allah dalam Yesus
Kristus. Dengan kata lain: Yesus memberikan Diri-Nya sendiri
sebagai karunia keselamatan yakni kebersamaan dengan Allah.
1.3.3 Penebusan (dan pengampunan) dosa
99

yang diserahkan bagi kamu" (Luk 22:19) atas roti


99

yang bagi kamu" (1Kor 11:24)

yang ditumpahkan bagi orang


banyak" (Mrk 14:24) atas piala
95

... yang ditumpahkan bagi orang


banyak untuk pengampunan dosa” (Mat 26:28)

Semua teks di atas merupakan pengartian dan penafsiran


Gereja perdana atas wafat Yesus menurut teks Yes 53:12. Teks
tersebut memuat gagasan mengenai "tebusan" atau "penebusan”
yang dijalankan oleh Hamba Yahwe yang bersengsara. Kalau
begitu, wafat Yesus merupakan kematian untuk penebusan orang
banyak. Apa arti "orang banyak” di sini? Dalam pemikiran
semitis atau orang Yahudi, orang banyak bukan hanya menunjuk
beberapa atau sebagian orang, melainkan semua. Jadi, wafat
Yesus dipahami oleh Gereja sebagai kematian untuk menebus
dosa semua orang. Teks Mrk 10:45 berbunyi: "Anak Manusia
juga datang bukan untuk dilayani, melainkan untuk melayani dan
untuk memberikan nyawa-Nya menjadi tebusan bagi banyak
orang”. Teks ini menegaskan perspektif penebusan dan penda
maian. Yesus wafat dengan menumpahkan darah bagi pendamai
TEOLOGI EKARISTI: Tinjauan Biblis-Teologis 231

an dunia dan penebusan dosa. Teks 1Mak 7:17 yang melukiskan


"penumpahan darah” merupakan kematian martir.
Matius masih menambahkan bahwa kematian Yesus "untuk
pengampunan dosa” (Mat 26:28). Kata "pengampunan dosa”
itu kiranya berhubungan dengan penebusan dosa yang berlangsung
melalui wafat Yesus. Dalam perspektif seluruh hidup Yesus,
jelaslah bahwa hidup Yesus bersangkut-paut dengan soal peng
ampunan dosa. Yesus selalu dekat dan bersama orang berdosa
untuk membangun kebersamaan dengan mereka atas dasar
pertobatan, iman dan pengampunan dosa (bdk. Mat 9:2 par; 9:9
13 par). Sejak semula Yesus menegaskan bahwa Dia berkuasa
untuk mengampuni dosa (Mat 9:6; Mrk 2:10; Luk 5:24). Dengan
wafat-Nya, pengampunan dosa itu diberikan secara universal,
yaitu kepada semua orang. Di samping itu, kata "pengampunan
dosa” dalam Mat 26:28 berhubungan dengan gagasan perjanjian,
yang menjadi poin berikut.

1.3.4 Perjanjian Baru - Pembaruan Perjanjian


”... darah-Ku perjanjian” (Mrk 14:24; Mat 26:28)
"... perjanjian baru dalam darah-Ku” (Luk 22:20; 1Kor 11:25).

Kita memperhatian istilah perjanjian. Ada perbedaan antara


tipe Mrk-Mat (darah-Ku perjanjian) dan tipe Paulus-Lukas (per
janjian baru). Dengan demikian, meskipun kedua tradisi sama
sama menyebut "perjanjian”, ternyata makna istilah itu dime
>

ngerti secara berbeda. Secara teologis, tentu saja berbeda antara


istilah darah perjanjian dan perjanjian baru.
”Darah perjanjian” dalam Injil Mrk dan Mat menunjuk pada
teks Kel 24:8 "Kemudian Musa mengambil darah itu dan menyi
ramkannya pada bangsa itu serta berkata: 'Inilah darah perjanjian
yang diadakan Tuhan dengan kamu, berdasarkan segala firman
ini?”. Kerangka teks tersebut adalah ikatan perjanjian di Sinai.
Perjanjian Sinai berintikan pada ikatan antara Yahwe dan umat

MMMMM-*
232 Ekaristi

Israel, yaitu bahwa Yahwe menjadi Allah Israel dan Israel


menjadi umat Yahwe (Im 26:12). Di dalam upacara pengikatan
perjanjian itu, darah menjadi simbol pengikat, yakni sebagai daya
yang mendamaikan Allah dan umat-Nya. Di situ darah berfungsi
sebagai kurban pendamaian. Mrk dan Mat menyebut "darah
perjanjian”, itu berarti bahwa darah Kristus kini menjadi pen
damai Allah dan umat manusia. Perjanjian yang diadakan dalam
perjanjian lama itu kini digenapi dan berlaku universal dalam
perjanjian yang diadakan atas dasar darah Kristus. Darah Kristus
itu mendamaikan Allah dan umat manusia sehingga kini tercipta
lah tata relasi baru antara Allah dan umat manusia. Dengan
darah Kristus, muncullah suatu umat baru yang dimeteraikan
bukan hanya dengan darah lembu jantan (bdk. Kel 24:5), melain
kan dengan darah Kristus sendiri. Dengan demikian, Perayaan
Ekaristi merupakan perayaan penggenapan ikatan perjanjian dari
perjanjian lama itu. Piala Ekaristik yang disampaikan Yesus
dalam perjamuan malam terakhir adalah sarana bagi partisipasi
kita dalam perjanjian baru yang didasarkan atas darah, dan itu
berarti wafat, Yesus.
"Perjanjian baru" dalam teks Lukas dan Paulus menunjuk
Yer 31:31-34 (bdk. Yes 54:10; Yeh 16:60-63; 34:25; 37:21-28).
Pada pokoknya, teks "perjanjian baru” dalam Yer 31 ini memiliki
konteks dan perspektif eskatologis. Sesudah Yeremia menyam
paikan berita kehancuran Kerajaan Yehuda dan bangsa Israel
dan bahwa mereka akan dibuang (ke Babel), Yeremia juga diutus
Allah untuk mewartakan zaman pemulihan. Pada zaman
pemulihan itu, Allah akan memperbarui perjanjian yang dahulu
selalu dikhianati oleh bangsa Israel. Perjanjian baru itu sungguh
sungguh lain dan baru sebab "Aku akan menaruh Taurat-Ku da
lam batin mereka dan menuliskannya dalam hati mereka; maka
Aku akan menjadi Allah mereka dan mereka akan menjadi umat
Ku” (Yer 31:33). Yesus dalam perjamuan malam terakhir me
nyampaikan piala sebagai "perjanjian baru”, itu berarti janji
TeoLoGI EKARISTI: Tinjauan Biblis-Teologis 233

eskatologis yang dijanjikan dalam perjanjian lama tersebut (Yer


31) kini dihadirkan dan terlaksana melalui dan dalam diri Yesus
Kristus. Dengan demikian, Yesus Kristus bukan hanya pewarta
saja, melainkan juga pembawa keselamatan eskatologis seba
gaimana telah dinantikan dalam Perjanjian Lama.
1.3.5 Penetapan Ekaristi
"Perbuatlah ini guna memperingati Aku” (Luk 22:19; 1Kor 24.25)

Kata-kata Yesus, ”Perbuatlah ini guna memperingati Aku”,


dipandang sebagai kata-kata penetapan Ekaristi. Artinya, dengan
kata-kata itu, Yesus memerintahkan Gereja untuk mengenangkan
Dia dan seluruh karya penebusan-Nya melalui Perayaan Ekaristi.
Di sinilah Perayaan Ekaristi mendapat legitimasi dan dasarnya.
Dengan der an, Perayaan Ekaristi bukan inisiatif dan buatan
Gereja sendiri.
Kata peringatan (Yunani: anamnesis=peringatan, kenangan)
dalam tradisi biblis-Yahudi bukan dalam arti profan Yunani
(=peringatan orang mati) atau arti filosofis (=mengingat-ingat
secara intelektual), melainkan menurut arti zikkaron (bhs. Ibrani,
yang berarti kenangan) yang menunjuk kesatuan antara kenangan
dan actio (bdk. Kej 8:1; 19:29; 30:22). Artinya, anamnese bukan
hanya menunjuk gagasan mengingat-ingat secara intelektual
subjektif, melainkan menghadirkan apa yang dikenangkan itu
sedemikian rupa sehingga apa yang dikenangkan itu kini betul
betul ada, hadir, berdaya, dan bertindak. Aspek anamnese men
>

jadi unsur pokok dalam liturgi kita. Dalam Perayaan Ekaristi,


kita tidak hanya mengingat-ingat secara intelektual peristiwa salib
Kristus, tetapi peristiwa salib Kristus itu kini benar-benar hadir
dan bermakna dan berdaya bagi kita. Siapa yang memungkinkan
kehadiran peristiwa salib dalam liturgi kita? Roh Kudus!
Kalau Yesus menyuruh agar para murid melakukan ini,
maka "ini” di situ adalah Perayaan Ekaristi. Perayaan Ekaristi
234 Ekaristi

ditetapkan Yesus dalam perjamuan malam terakhir itu. Tujuan


perbuatan itu ialah untuk mengenang Kristus. Mengenang Kristus
berarti menghadirkan Kristus dan seluruh tindakan penebusan
Nya yang meliputi peristiwa wafat dan kebangkitan-Nya. Dengan
demikian, Perayaan Ekaristi dirayakan Gereja bukan karena
kemauan dan inisiatif sendiri, melainkan ditetapkan oleh Tuhan
sendiri.

Rangkuman: teologi perjamuan malam terakhir


. Pada malam menjelang penderitaan-Nya, Yesus mengiden
tifikasikan roti dan piala itu dengan diri-Nya sendiri dan dengan
kasih-Nya. Melalui roti dan piala itu, Yesus memberikan kepada
para murid-Nya kemungkinan partisipasi dalam hidup-Nya,
perjuangan-Nya, dan nasib-Nya yang diserahkan melalui wafat
Nya agar mereka tetap memiliki kebersamaan dan kesatuan
dengan-Nya.. Ekaristi merupakan perayaan perjanjian baru,
kurnia pengampunan dan penebusan dosa, partisipasi antisipatif
dalam keselamatan kekal dan perjamuan surgawi dalam
Kerajaan Allah. Sabda-sabda Yesus atas roti dan piala memuat
semua ide besar Perjanjian Lama: perjanjian, Kerajaan Allah,
penebusan dan kemartiran, ibadat dan pewartaan eskatologis.
Dan untuk semua itu, Yesus Kristus menjadi pusat, pelaksana,
dan pemenuh yang menggenapi Perjanjian Lama.

2. EKARISTI DALAM TULISAN PAULUS

2.1 Teks dan Konteks mengenai Ekaristi


Dibandingkan dengan teks mengenai baptisan, teks tentang
Ekaristi dalam tulisan Paulus jauh lebih sedikit. Teks tentang
Ekaristi dalam surat-surat Paulus hanya terdapat dalam 1Kor
10:1-5.14-22 dan 1Kor 11:17-34. Apakah Paulus tidak terlalu
peduli dengan Ekaristi? Atau apakah Ekaristi memainkan peranan

Anda mungkin juga menyukai