Anda di halaman 1dari 14

JKI MENORAH COMMUNITY CHURCH

Visi: Panen Raya dan Pengembangan Gereja Tanpa Batas

Misi: Menjadi dan Menjadikan Murid

Tujuan: Untuk Menggenapi Amanat Agung (Matius 28:18-)

LIMA PILAR PELAYANAN GEREJA

1. Kerygma (Pewartaan)
“Kerygma” berasal dari bahasa Yunani yang berarti karya pewartaan Kabar Gembira.
Penekanan utama dalam tugas pewartaan Gereja ini bukan saja pewartaan verbal tetapi juga
pewartaan melalui kesaksian hidup sebagai bentuk pewartaan yang ampuh dan sebagai daya
dorong untuk ikut berpartisipasi dalam kegiatan yang nyata. Partisipasi tersebut dapat dilakukan
dengan mengambil bagian melalui tugas-tugas pelayanan Gerejani dalam kehidupan bersama
umat di dalam kelompok basis. Kelompok umat basis merupakan tempat persemaian benih
pewartaan sabda Allah sehingga Gereja tetap tumbuh, hidup dan berkembang. Senada dengan itu
dokumen Dialog dan Pewartaan menegaskan bahwa pewartaan adalah komunikasi pesan Injil,
misteri keselamatan yang dilaksanakan Allah bagi semua orang dalam Yesus Kristus berkat
kuasa Roh Kudus. Pewartaan merupakan suatu ajakan untuk menyerahkan diri dalam iman
kepada Yesus Kristus dan melalui pembaptisan masuk ke dalam persekutuan kaum beriman yang
adalah Gereja. Pewartaan biasanya terarah pada katekese yang bertujuan untuk memperdalam
iman kepada Yesus Kristus. Pewartaan adalah dasar, pusat dan sekaligus puncak dari
evangelisasi (DP 10). Dialog Pewartaan mencantumkan sejumlah kualitas yang justru
mencirikan karya pewartaan itu sendiri. Kualitas-kualitas pewartaan itu adalah pertama;
pewartaan yang meyakinkan, karena tugas mewartakan itu bukan berhubungan dengan perkataan
manusia melainkan kesaksian tentang Firman Allah dan kehadiran Roh yang berkesinambungan
di semua tempat dan dalam segala waktu. Kedua; pewartaan yang setia kepada amanat yang
disampaikan Gereja yakni “yang secara mendalam bersifat Gerejawi”. Pewartaan itu mesti
rendah hati yakni bahwa orang-orang yang mewartakan hanyalah “sarana” yang sempurna di
dalam tangan Allah. Ketiga; penuh hormat dan dialogal yakni dengan kesadaran bahwa Allah

1
sudah lebih dahulu berkarya sebelum kedatangan para misionaris (pewarta). Akhirnya pewartaan
itu semestinya terinkulturasi oleh sikap hormat yang ada lebih dahulu dalam diri pewarta
terhadap konteks budaya dan agama di mana Injil itu akan diajarkan.

2. Diakonia (Pelayanan)
Diakonia berarti pelayanan. Terminologi diakonia ini berasal dari kata bahasa Yunani
yakni dari kata kerja “diakon” yang berarti melayani.
Tugas pelayanan yang dilakukan oleh Gereja ini dilaksanakan dengan suka rela tanpa
menuntut. Tujuannya ialah agar Gereja tumbuh dan berkembang ke arah yang semakin
membebaskan dan menyelamatkan umat manusia. Santo Paulus dengan tepat mengungkapkan
landasan pelayanan Gereja pada pola kehidupan dan pelayanan Yesus sendiri. Yesus dalam rupa
Allah telah mengosongkan diriNya dan mengambil rupa seorang diakonos atau doulos (hamba)
(bdk. Filipi 2:5-7). Oleh karena itu Gereja menggalakkan aktivitas pelayanan karena didorong
oleh panggilan untuk mencintai Tuhan dan sesama. Dasarnya adalah karena Yesus sendiri sudah
lebih dahulu melayani kita. Seluruh hidup Yesus selama 33 tahun ditandai oleh jiwa melayani.
Tujuan hidup Yesus bukan untuk mendapatkan pelayanan tetapi memberikan pelayanan. Isi
hidupNya bukan dilayani melainkan melayani. Seluruh Kitab Perjanjian Baru tidak pernah
menggambarkan Yesus sebagai manusia yang mengandalkan kehormatan dan kuasa tetapi Tuhan
yang melayani dan menghamba. Dia adalah sang diakonos (pelayan) dan bahkan doulos
(hamba). Dengan demikian Gereja terpanggil untuk melayani dan bukan untuk berkuasa.
Panggilan Gereja untuk mewujudnyatakan diakonia sebagai suatu panggilan relasional agar
saling menolong dalam kesetikawanan. Suatu panggilan untuk memperjuangkan prinsip hidup
memberi dan bukan mengambil demi kepentingan, kepuasan dan kekenyangan pribadi.
Dalam perkembangan dan eksistensi Gereja dewasa ini, maka panggilan untuk
melaksanakan diakonia bukan hanya menjadi tugas para pemimpin saja, melainkan juga
dikembangkan di antara anggota Gereja Perdana. Semangat diakonia itu terungkap dan
terlaksana dalam persaudaraan sejati yang dibangun di antara anggota umat. Hal itu amat jelas
terwujud dalam tindakan berkumpul, menyatukan diri dalam prinsip hidup bersama yakni
“segala kepunyaan mereka adalah kepunyaan bersama. Dan selalu dari antara mereka yang
menjual harta miliknya, lalu dibagi-bagikannya kepada semua orang sesuai dengan keperluan
masing-masing” (bdk. Kis 2:44-45; 4:32-37).

2
3. Koinonia (Paguyuban)

Koinonia adalah bahasa Yunani, berasal dari kata “koin” yang berarti mengambil bagian.
Dalam perspektif biblis, koinonia diartikan sebagai paguyuban atau persekutuan (bdk. Kis. 2:41-
42). Koinonia dapat diidentikan dengan sebuah paguyuban dalam melaksanakan sabda Tuhan.
Suasana hidup dalam persekutuan tersebut ialah persekutuan hidup yang guyub dalam arti hidup
rukun dan damai. Dan suasana hidup seperti itulah yang digambarkan oleh Tuhan Yesus dengan
bersabda: “Saudara-saudaraKu ialah mereka yang mendengarkan Firman Allah dan
melaksanakannya” (Luk 8:21). Oleh karena itu dokumen Konsili Vatikan II pertama-tama
menggambarkan Gereja bukan sebagai suatu institusi duniawi melainkan sebagai suatu
persekutuan ataupun paguyuban umat beriman yang menerima dan meneruskan cahaya Kristus
yang diwujudkan dalam warna dasar perbuatan atau amal yang baik dan berguna bagi sesama.
Gereja sebagai sakramen yakni tanda dan sarana persatuan mesra dengan Allah dan dalam
kesatuan dengan seluruh umat manusia dihantar kepada segala kebenaran, dipersatukan dalam
persekutuan serta pelayanan, dilengkapi dan dibimbing dengan aneka karunia hierarkis dan
karismatis serta disemarakkan dengan buah-buahNya. Demikianlah seluruh Gereja tampak
sebagai “Umat yang disatukan berdasarkan kesatuan Bapa dan Putera dan Roh Kudus (LG art
4)”. Selanjutnya Gereja mendapat arti dalam diri umat beriman Kristiani itu sendiri, di mana
berkat sakramen Baptis telah menjadi anggota Tubuh Kristus terhimpun dalam persekutuan atau
paguyuban menjadi satu umat Allah. Dengan cara mereka sendiri, mereka ikut mengemban tri
tugas Kristus di dunia ini sebagai imam, nabi dan rajawi Kristus (LG art 31). Dari gambaran ini
dapatlah dimengerti bahwa semua umat Kristiani adalah umat Allah atau Gereja itu sendiri. Oleh
karena itu setiap anggota dituntut untuk berpartisipasi dalam persekutuan atau paguyuban
sebagai bagian dari hidupnya sendiri. Sebab, dengan demikian Gereja akan tetap hidup, terpikat
dan berkembang dalam dunia hingga keabadian.
Koinonia memiliki konotasi sebagai milik bersama atau bersolidaritas. Dalam terang
Sabda Tuhan syarat untuk membangun paguyuban Kristiani adalah orang-orang yang suka
mendengarkan Sabda Allah dan berusaha melaksanakannya. Pelaksanaan Sabda Allah dapat
berupa aktivitas pewartaan, liturgi, pelayanan, kesaksian dan berjuang untuk hidup dalam
semangat rukun-guyub dan aktif dalam melakukan solidaritas.

3
4. Leitourgia (Liturgi)
Liturgi berasal dari kata bahasa Yunani yakni dari kata kerja “Leitourgian” (leos artinya
rakyat dan ergon artinya kerja) yang berarti bekerja untuk kepentingan umum, kerja bakti atau
gotong royong. Orang yang melakukan pekerjaan itu disebut “Leitourgos”. Dan pekerjaan luhur
itu disebut “Leitourgia”. Dari pemahaman ini sekarang kita menggunakan kata “Liturgi” untuk
Ekaristi dan ibadah. Dalam konteks pilar pelayanan Gereja liturgi merupakan upaya yang sangat
membantu kaum beriman untuk penghayatan iman demi mengungkapkan misteri Kristus serta
hakikat asli pelayanan Gereja yang sejati. Dengan demikian maka Liturgi itu sungguh
mengagumkan, menguatkan tenaga umat beriman untuk mewartakan Kristus dan dengan
sendirinya terpanggil mewartakannya juga kepada mereka yang berada di luar Gereja. Di pihak
lain liturgi mendorong umat beriman supaya sesudah dipuaskan dengan sakramen-sakramen
Paskah menjadi sehati dan sejiwa dalam kasih. Jadi Liturgi terutama Ekaristi, bagaikan sumber
yang mengalirkan rahmat kepada umat beriman dan menjadi puncak kehidupan Gereja dalam
seluruh aktivitas umat menuju kehidupan yang sejati.
Dari pemahaman di atas maka sudah sepantasnya semua umat beriman Kristiani
terdorong untuk berpartisipasi mengambil bagian dalam pelayanan liturgi Gereja demi rahmat
dan berkat untuk kehidupan sekarang dan yang akan datang. Konsili suci menasihati agar umat
beriman tidak saja berpartisipasi, tetapi lebih dari itu menghadiri liturgi suci dengan sikap-sikap
batin yang serasi. Hendaknya hati disesuaikan dengan apa yang mereka ucapkan dan bekerja
sama dengan rahmat surgawi agar tidak sia-sia menerimanya. Keikutsertaan sepenuhnya harus
berawal dari kesadaran mendalam dan keaktifan yang sadar dalam perayaan-perayaan liturgi
yang dirayakan tersebut. Untuk itu dibutuhkan bimbingan dan arahan dari petugas pastoral
(pemimpin paroki) sehingga dalam kegiatan liturgi tersebut tidak hanya dipatuhi hukum-hukum
untuk merayakannya secara sah dan halal, melainkan supaya umat beriman berpartisipasi
merayakannya dengan kesadaran yang optimal, keaktifan yang gembira dan penuh makna bagi
kehidupan jiwa dan raga.
Dalam dan melalui peristiwa penerimaan Tubuh dan Darah Kristus justru Kristus sendiri
membagikan Tubuh-Nya kepada setiap umat beriman yang hadir. Buah dari persatuan umat
beriman dengan Yesus Kristus dalam perayaan suci itu mendorong umat beriman untuk
menghadirkan Kristus kembali di tengah kehidupan sehari-hari dalam dan melalui perbuatan-
perbuatan baik seperti rela berkorban dalam cinta kasih melalui karya pelayanan kepada sesama.

4
5. Martyria (Kesaksian)
Martyria berasal dari kata bahasa Yunani yakni “marturion” yang artinya kesaksian.
Saksi sering diartikan sebagai orang yang melihat atau mengetahui suatu kejadian. Makna saksi
merujuk kepada pribadi seseorang yang mengetahui atau mengalami suatu peristiwa dan mampu
memberikan keterangan yang benar. Yesus adalah saksi yang memberikan “berita” tentang
rencana Allah Bapa untuk menyelamatkan manusia. Dia-lah saksi yang setia dan benar (Why
3:14). Maka di depan Pilatus, Yesus mengakui bahwa Dia-lah Raja, namun kerajaan-Nya bukan
dari dunia ini. Dia lahir dan datang ke dalam dunia, untuk memberikan kesaksian tentang apa
yang dilihat dan didengarNya di hadirat BapaNya (Yoh 3:32). Para Rasul dipanggil Yesus untuk
menjadi saksiNya mulai dari Yerusalem, Yudea dan Samaria bahkan sampai ke ujung bumi (Kis
1:8). Tetapi menjadi saksi Kristus bukan tanpa resiko. Bahkan Yesus sendiri telah menjadi martir
atau saksi hidup karena melaksanakan kehendak Allah Bapa untuk membebaskan dan menebus
umat manusia.
Gereja hadir bagi semua orang dan bangsa lengkap dengan tantangan realitanya maka
melalui teladan hidup (kesaksian hidup), maupun pewartaannya, dan dengan sakramen-sakramen
serta daya-daya rahmat surgawi, Tuhan menghantarkan semua orang dan bangsa kepada iman,
kebebasan dan damai Kristus (Bdk. LG art. 1). Oleh karena itu kesaksian Gereja atau umat Allah
hendaknya berbuah dan berhasil ketika mereka menggabungkan diri sebagai anggota masyarakat
di lingkungannya dengan sikap penghargaan dan cinta kasih, ikut serta dalam kehidupan budaya
dan sosial melalui pelbagai kegiatan (AG art 1). Point kesaksian yang hendak dibidik adalah
agar anggota masyarakat dihantar kepada kerinduan akan kebenaran dan cinta kasih yang
diwahyukan oleh Allah. Hendaknya seperti Kristus yang berkeliling sambil berbuat baik (bdk.
Mat 9:35) demikian juga Gereja membangun relasi dengan semua orang, khususnya dengan
mereka yang miskin dan tertimpa kemalangan dan dengan sukarela mengorbankan diri untuk
mereka (bdk. 2 Kor 12:15). Hendaknya Gereja – umat beriman, juga memberikan kesaksian
dengan membaktikan diri secara tepat dalam bidang-bidang kemasyarakatan dan secara istimewa
bagi pendidikan anak-anak dan kaum muda untuk memerangi kebodohan dan menciptakan
kondisi hidup yang lebih baik. Dalam semua itu, haruslah dicamkan bahwa Gereja tidak
bermaksud mencampuri urusan pemerintahan tetapi memberikan kesaksian yang benar tentang
Kristus dan berkarya demi keselamatan sesama manusia.

5
PELAYANAN YANG ADA DI JKI MENORAH COMMUNITY CHURCH

1. Kerygma (Pewartaan)
Jemaat Kristen Indonesia (JKI) MCC melakukan pewartaan dengan cara
- Berkhotbah di Gereja
- Berkhotbah di Komsel
- Berkhotbah di Youth
- Seminar
- kelas pemuritan
2. Diakonia (Pelayanan)
Jemaat Kristen Indonesia (JKI) MCC melakukan pelayanan dengan cara
- Memberi amplop diakonia setiap minggu kepada jemaat, dimana dana tersebut
untuk melakukan pelayanan misi, salah satunya ke Palu
3. Koinonia (Paguyuban)
Jemaat Kristen Indonesia (JKI) MCC melakukan paguyuban dengan cara
- Memberikan kebutuhan pokok kepada jemaat yang berusia lanjut, seperti beras,
minyak goring, supermi dll
- Mengadakan prasmanan di setiap minggu pertama
4. Leitourgia (Liturgi)
Jemaat Kristen Indonesia (JKI) MCC melakukan liturgi dengan cara
- Melakukan Perjamuan Kudus
- Melakukan Baptisan Selam
- Memberkati pasangan yang ingin menikah
5. Martyria (Kesaksian)
Jemaat Kristen Indonesia (JKI) MCC melakukan kesaksian dengan cara
- Dalam Ibadah doa pengerja, komsel, dan youth diberikan kesempatan bagi jemaat
maupun pengerja untuk bersaksi tentang kebaikan Tuhan

6
STRUKTUR ORGANISASI MCC SLIPI 2016-2019

Pdt. Natanael STh.


GEMBALA WILAYAH

Bhakti Sadeli
BENDAHARA

Effi Elisabeth Juniwati Rusli


ACCOUNTING FINANCE

Barita Samuel Panjaitan Raegen Sutanto W. Anastasya May Alexandra H. W.


SEKRETARIAT & LIT-BANG WKL. GEMBALA WKL. GEMBALA WKL. GEMBALA
BIDANG IBADAH BIDANG KOMISI & BIDANG DOA & MISI
KOMSEL

Samuel P Cecep Adi Kristian Adellyn Lahama Merlyne A.


kANTOR IBADAH JEMAAT DOA MISI

Barita Samuel Panjaitan


Elsye Maliangkay Wiwis Januar Rusdi
TEAM LIT-BANG
GEREJA ANAK TEENS KOMSEL

Steven Sutanto
Rezki Pristiwanto - Rekha Rendra YOUTH
PRAISE & WORSHIP USHER CREATIVE

INTERNAL EKSTERNAL

Moudi Jocom

Priscilla Deaby Johanes Yesaya Tangka


DIAKONIA & ANAK ASUH PERLAWATAN

Struktur organisasi JKI MCC akan mengalami perubahan setiap empat tahun

7
SARANA DAN PRASARANA GEREJA MCC SLIPI

 Tempat parkir
 2 Lobi
 2 Toilet
 Ruang ibadah teens
 Ruang ibadah remaja
 Ruang ibadah umum
 Ruang sekretariat
 Ruang doa
 Ruang anak
 Ruang rekaman
 Ruang rapat
 Dapur
 AC
 Kursi
 Meja
 Karpet
 Alat musik
 Soundsystem
 LCD
 Layar
 TV
 Lighting
 Mimbar
 Jam dinding

8
PROGRAM GEREJA JKI MCC TAHUN 2017

TANGGAL YANG DILAKUKAN


08 Januari 2017 Sosialisasi program 4 pilar
14 Januari 2017 Doa pagi di MCC Tangerang
15 Januari 2017 Persembahan sulung & Pentahbisan MCC Tangerang
22 Januari 2017 Sosialisasi Encounter Class & HUT MCC BSD
29 Januari 2017 Sosialisasi Encounter Class & seminar usher di MCC BSD
05 Februari 2017 Encounter Class gelombang ke II
11 Februari 2017 Doa pagi di Kwitang
12 Februari -2017 Encounter Class gelombang ke II
19 Februari 2017 Encounter Class gelombang ke II
26 Februari 2017 Encounter Class gelombang ke II
02 Maret 2017 Menara Slipi
04 Maret 2017 Gathering keluarga Slipi & Kwitang
05 Maret 2017 Encounter Class gelombang ke II
09 Maret 2017 Meeting
11 Maret 2017 Doa pagi di MCC Tangerang & Baptis
12 Maret 2017 Encounter Class gelombang ke II
13 Maret 2017 Diktat Paud Perigi oleh CRDLL
14 Maret 2017 Diktat Paud Perigi oleh CRDLL
15 Maret 2017 Diktat Paud Perigi oleh CRDLL
16 Maret 2017 Diktat Paud Perigi oleh CRDLL
17 Maret 2017 Diktat Paud Perigi oleh CRDLL
19 Maret 2017 Encounter Class gelombang ke II
26 Maret 2017 Encounter Class gelombang ke II
02 April 2017 Encounter Class gelombang ke II
08 April 2017 Doa pagi di MCC Slipi
09 April 2017 Encounter Class gelombang ke II
14 April 2017 Jumat Agung
16 April 2017 Ibadah Paskah gabungan, Encounter Class gelombang ke II &
Perjalanan Misi ke Palu
07 May 2017 Senior Pastor di Slipi & Kwitang
13 May 2017 Doa pagi di MCC Tangerang
14 May 2017 Encounter Class gelombang ke II
21 May 2017 PS Amos
25 May 2017 Ibadah kenaikan & Gathering GA
26 May 2017 Gathering GA
27 May 2017 Gathering GA
01 Juni 2017 Gladi Resik
04 Juni 2017 Home Cell Celebration
10 Juni 2017 Doa pagi di MCC BSD

9
26 Juni 2017 Retreat remaja & youth
27 Juni 2017 Retreat remaja & youth
28 Juni 2017 Retreat remaja & youth
06 Juli 2017 Menara doa
08 Juli 2017 Doa pagi di MCC Kwitang
15 Juli 2017 Pra camp pria sejati
20 Juli 2017 Pray and worship night
21 Juli 2017 Pria Sejati
22 Juli 2017 Pria Sejati
30 Juli 2017 Home Cell training
03 Agustus 2017 Menara doa
12 Agustus 2017 Doa pagi di MCC Slipi
19 Agustus 2017 Pria sejati
25 Agustus 2017 Seminar Prophetic ( Pastor Amos)
26 Agustus 2017 Seminar Prophetic ( Pastor Amos)
27 Agustus 2017 Seminar Prophetic ( Pastor Amos)
03 September 2017 Baptis
09 September 2017 Doa pagi di MCC Tangerang
30 September 2017 Hut MCC Slipi & Kwitang
05 Oktober 2017 Menara doa
14 Oktober 2017 Doa pagi di Kwitang
19 Oktober 2017 Pray and worship night
30 Oktober 2017 Pelayanan misi di Palu
31 Oktober 2017 Pelayanan misi di Palu
01 November 2017 Pelayanan misi di Palu
02 November 2017 Pelayanan misi di Palu
03 November 2017 Pelayanan misi di Palu
04 November 2017 Wedding
08 November 2017 Gorontalo KKR
09 November 2017 Gorontalo KKR
10 November 2017 Gorontalo KKR
09 Desember 2017 Doa Pagi di Slipi
10 Desember 2017 Natal Menorah Community Church (MCC)

10
ANALISIS SWOT

KEKUATAN: KELEMAHAN:
1. Fasilitas lengkap 1. Jika ibadah gabungan, maka sebagian
2. Jemaat banyak jemaat harus duduk diluar ruang ibadah
3. Gembala yang rama utama karena ruangan tidak cukup luas
4. Pengkhotbah yang berkualitas 2. Kurang saling mengenal antara jemaat
5. Tempat strategis dengan jemaat
6. Sebagian besar jemaat dijemput dan
diantar dengan mobil gereja
7. Selesai ibadah dibagikan makanan

11
PELUANG: ANCAMAN:
1. Mampu membuka cabang-cabang 1. Jemaat malas ke gereja jika ada ibadah
gereja gabungan
2. Dapat memenangkan banyak jiwa 2. Bisa terjadi ketidakpedulihan antara
datang ke Tuhan jemaat dengan jemaat
3. Bisa menjadi gereja yang berdampak
di Indonesia
4. Jemaat rajin ke gereja
5. Dapat menumbuhkan kerohanian
jemaat

STRATEGI UNTUK MENGATASI KELEMAHAN DAN ANCAMAN:

1. sewa gedung yang lebih besar jika ada ibadah gabungan, agar jemaat lebih merasa
nyaman.
2. Adakan fun gathering

SARAN

1. Terus Mempertahankan apa yang sudah baik di gereja


2. Terus berusaha untuk memperbaiki kesalahan-kesalahan yang terjadi di gereja
3. Ingat pada visi, misi dan tujuan gereja

12
DAFTAR PUSTAKA

Konferensi Wali Gereja Indonesia. Buku Iman Katolik - Buku Informasi Dan Referensi,
(Yogyakarta: Kanisius, 1996) ), hlm. 382.

Ladislao Csonka. Menyusuri Sejarah Pewartaan Gereja, (Judul asli: Storia Della
Catechesi), diterjemahkan oleh P. F.X. Adisusanto, SJ, (Jakarta: Komisi Kateketik KWI,
2010), hlm. 5-6

Felipe Gomez, SJ., The Good Shepherd, Cardinal Bea Institute, (Ateneo De Manila
University, Quezon City, Philippines: 1997), hlm. 102-104.

Mereka inilah umat dan kepada merekalah Injil, Kabar Gembira Kerajaan, Kabar
Gembira pembebasan diwartakan {Lih. Yanuarius Seran, Pr. M.Hum., Pengembangan
Komunitas Basis - Cara Baru Menjadi Gereja Dalam Rangka Evangelisasi Baru,
(Yogyakarta: Yayasan Pustaka Nusatama, 2007), hlm.42}.

13
Stephen B. Brevens & Roger P. Schroeder. Terus Berubah-Tetap Setia, Dasar, Pola,
Konteks Misi, (Judul asli: Theology of Mission for Today), diterjemahkan oleh Yosef
Maria Florisan, (Maumere:Ledalero, 2006), hlm. 608-611.

Andar Ismail. Selamat Melayani Tuhan, (Jakarta: BPK Gunung Mulia, 1996), hlm. 3.

Drs. Philipus Tule, Lic., Agama-agama Kerabat Dalam Semesta, Wilhelmus Djulei, Lic
(Editor), (Ende: Nusa Indah, 1994), hlm. 129-143.

Konferensi Waligereja Indonesia. Ecclesia De Eucharistia (Ekaristi dan Hubungannya


dengan Gereja), Seri Dokumen Gerejawi No. 67, Mgr. Anicetus B. Sinaga, OFM.Cap
(Penerj.), (Jakarta: Dokumentasi dan Penerangan KWI, 2005), hlm. 30-43.

Suwita, Pr., Seri Pancatugas Gereja Bidang: Kesaksian, (Malang: Dioma, 2003), hlm.
22-44.

14

Anda mungkin juga menyukai