PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
ABSTRAK
viii
PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
ABSTRACT
ix
PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
SKRIPSI
Oleh:
Festina Asnawati Mendröfa
NIM : 111124041
i
PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
SKRIPSI
Oleh
NIM : 111124041
Dosen Pembimbing
ii
PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
SKRIPSI
NIM : 111124041
Dekan,
iii
PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
PERSEMBAHAN
iv
PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
MOTTO
“Segala perkara
(Filipi 4:13)
v
PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
Saya menyatakan dengan sesungguhnya bahwa skripsi yang saya tulis ini
tidak memuat karya atau bagian karya orang lain, kecuali yang telah disebutkan
dalam kutipan dan daftar pustaka sebagaimana layaknya karya ilmiah.
vi
PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
vii
PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
ABSTRAK
viii
PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
ABSTRACT
ix
PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur kepada Tuhan yang maha baik, karena kasih-Nya penulis
secara khusus tim kerja bidang pewartaan paroki dan kepada para wali baptis yang
ada di paroki Kristus Raja Baciro Yogyakarta dan sekaligus untuk memenuhi
Proses penulisan skripsi ini tidak berjalan dengan mulus, namun penulis
dapat belajar untuk semakin tekun, sabar dan tidak mudah putus asa. Penulis
sangat berterimakasih kepada berbagai pihak yang telah menyumbangkan ide dan
kepada:
x
PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
4. P. Banyu Dewa HS, S.Ag., M.Si sebagai dosen penguji III yang bersedia
penulis.
5. Para dosen dan staf karyawan yang telah membimbing dan memberi
skripsi ini.
9. Orang tua (ibu) dan segenap anggota keluarga saya yang memberikan
xi
PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
10. Semua sahabat dan kenalan secara khusus Pastor Ando Gurning, Pr yang
kekurangan yang membutuhkan koreksi dari pembaca, baik dari segi penulisan
maupun dari segi isi. Oleh sebab itu, penulis mengharapkan saran dari para
pembaca demi perbaikan skripsi ii. Penulis berharap semoga karya tulis ini dapat
Penulis
xii
PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
DAFTAR ISI
Halaman
HALAMAN JUDUL........................................................................................ i
HALAMAN PERSETUJUAN ......................................................................... ii
HALAMAN PENGESAHAN .......................................................................... iii
PERSEMBAHAN ............................................................................................ iv
MOTTO ........................................................................................................... v
PERNYATAAN KEASLIAN KARYA .......................................................... vi
LEMBARAN PERNYATAAN PERSETUJUAN........................................... vii
ABSTRAK ....................................................................................................... viii
ABSTRACT ....................................................................................................... ix
KATA PENGANTAR ..................................................................................... x
DAFTAR ISI .................................................................................................... xi
DAFTAR SINGKATAN ................................................................................. xviii
BAB I. PENDAHULUAN ............................................................................... 1
A. Latar Belakang .................................................................................... 1
B. Rumusan Permasalahan ...................................................................... 7
C. Tujuan Penulisan ................................................................................ 8
D. Manfaat Penulisan .............................................................................. 9
E. Metode Penulisan ............................................................................... 9
F. Sistematika Penulisan ......................................................................... 10
BAB II. PERAN WALI BAPTIS TERHADAP PERKEMBANGAN
IMAN ANAK BAPTIS USIA REMAJA DAN GAMBARAN
UMUM PAROKI KRISTUS RAJA BACIRO YOGYAKARTA 12
A. SAKRAMEN BAPTIS ....................................................................... 12
1. Baptis, Gerbang Sakramen Lain ................................................... 12
2. Buah Rahmat dari Sakramen Baptis ............................................. 14
3. Makna Teologis Sakramen Baptis ................................................ 15
a. Baptis Mempersekutukan Orang Beriman dengan Kristus .... 15
b. Baptis Mempersatukan Orang Beriman dengan
xiii
PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
xiv
PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
d. Devosi ..................................................................................... 42
e. Bacaan Rohani ........................................................................ 44
f. Pengalaman Pribadi Seseorang ............................................... 45
D. PERAN KHAS WALI BAPTIS TERHADAP PERKEMBANGAN
IMAN ANAK BAPTIS USIA REMAJA ........................................... 45
1. Kebutuhan Perkembangan Iman Usia Remaja ............................. 45
2. Peran Wali Baptis dalam Perkembangan Iman Usia Remaja ....... 49
E. GAMBARAN UMUM PAROKI KRISTUS RAJA BACIRO
YOGYAKARTA ................................................................................ 50
1. Sejarah Paroki Kristus Raja Baciro Yogyakarta........................... 50
2. Tata Penggembalaan Paroki Kristus Raja Baciro Yogyakarta ..... 54
a. Bidang Liturgi dan Peribadatan .............................................. 54
b. Bidang Pewartaan ................................................................... 55
c. Bidang Pelayanan Kemasyarakatan........................................ 56
d. Bidang Paguyuban dan Tata Organisasi ................................. 57
e. Bidang Sarana dan Prasarana ................................................. 57
f. Bidang Penelitian dan Pengembangan ................................... 58
BAB III METODOLOGI LAPORAN DAN PEMBAHASAN HASIL
PENELITIAN ................................................................................... 59
A. Metodologi Penelitian ....................................................................... 59
1. Rumusan Permasalahan .............................................................. 59
2. Tujuan Penelitian ........................................................................ 60
3. Manfaat Penelitian ...................................................................... 61
4. Jenis Penelitian ............................................................................ 61
5. Metode Penelitian........................................................................ 62
6. Pengumpulan Data ...................................................................... 62
7. Analisis Data ............................................................................... 63
8. Tempat dan Waktu Penelitian ..................................................... 64
9. Responden Penelitian .................................................................. 65
10. Variabel Penelitian ...................................................................... 66
11. Instrumen Penelitian.................................................................... 68
B. LAPORAN HASIL PENELITIAN ................................................... 70
xv
PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
xvi
PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
xvii
PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
DAFTAR SINGKATAN
Kitab Suci sesuai dengan daftar singkatan Perjanjian Baru dalam Alkitab
Mat : Matius
Mrk : Markus
Yoh : Yohanes
Rm : Roma
Gal : Galatia
Ef : Efesus
Ende, 1995.
xviii
PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
Orang Dewasa).
Kan : Kanon.
C. Singkatan Lain:
Bdk : Bandingkan
xix
PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
BAB I
PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG
Sakramen baptis adalah awal kehidupan baru, sakramen Krisma (penguatan) yang
beriman dengan tubuh dan darah Kristus untuk mengubahnya kedalam Kristus
(KGK 1275).
sebagai anggotanya (KWI, 1996: 418). Pembaptisan suci merupakan dasar seluruh
kehidupan Kristen, pintu masuk menuju kehidupan dalam Roh (Vitae spiritualis
dibebaskan dari dosa dan dilahirkan kembali sebagai putera-puteri Allah. Kita
warga Kristiani dengan satu meterai (character) rohani yang tidak dapat
dihapuskan, satu tanda bahwa orang tersebut masuk bilangan Kristus. Tanda ini
PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
2
Kudus telah memeteraikan kita untuk hari penyelamatan (Ef 4:30). Orang beriman
yang telah mempertahankan “meterai” sampai akhir, artinya setia kepada tuntunan
menjadi jaminan bahwa iman anak bertumbuh dan berkembang. Pemeteraian Roh
Kudus yang terjadi lewat pembaptisan dan terlebih pengurapan minyak pada dahi
anak, membutuhkan usaha manusia untuk mengembangkan iman anak yang sudah
dibaptis. Oleh karena itu, Gereja sangat menganjurkan agar iman anak didampingi
baik oleh orang tua maupun wali baptis. Kitab Hukum Kanonik (KHK) sangat
menggarisbawahi betapa pentingnya peranan orang tua dan wali baptis dalam
“Umat yang akan menerima sakramen baptis sedapat mungkin diberi wali
baptis, yang berkewajiban mendampingi calon baptis dewasa dalam inisisi
Kristiani dan mengajukan bersama orang tua calon baptis bayi untuk
dibaptis, dan juga wajib berusaha agar yang dibaptis hidup secara Kristiani
yang sesuai dengan baptisnya serta memenuhi dengan setia kewajiban-
kewajiban yang melekat pada baptisan itu” (KHK, kan. 872).
Berkaitan dengan tugas umat beriman yang tertuang dalam KHK di atas,
peranan orang tua/wali baptis. Tugas mereka adalah jabatan gerejani yang
pengertian KHK maupun KGK, nampak bahwa rahmat pembaptisan ini dapat
berkembang atas bantuan orang tua dan wali baptis. Baik orang tua maupun wali
baptis harus menjadi orang Kristiani yang baik yang mampu dan siap
mendampingi anak dan orang dewasa yang baru dibaptis pada jalan kehidupan
Kristiani.
Menanggapi begitu pentingnya peran dan tanggung jawab wali baptis dan
pembaptisan ini serta bertitik tolak dari Injil Markus 16:15-16a. Yesus berkata
Atas dasar pemikiran di atas, penulis mencoba melihat peranan wali baptis
di gereja paroki Kristus Raja Baciro Yogyakarta. Sebagai paroki yang terhimpun
dalam satu wilayah tertentu, Paroki Kristus Raja Baciro berusaha untuk
mewujudkan cita-cita Injili yang coba diterjemahkan baik dalam KHK, KGK dan
terlebih buku Pedoman Dewan Paroki Kristus Raja Baciro. Buku Pedoman
tersebut tidak pernah lepas dari konteks Keuskupan Agung Semarang yang
(menggembalakan).
pewartaan, diantaranya adalah: tim kerja baptisan bayi, tim kerja inisiasi, tim
pendampingan iman anak (PIA), tim kerja pendampingan iman remaja (PIR), tim
PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
4
kerja pendampingan iman orang dewasa, tim kerja kerasulan Kitab Suci, dan tim
Yogyakarta selama ini adalah memilih beberapa orang yang menjadi penanggung
jawab dalam bidang tersebut dan dipercayakan untuk melaksanakan apa saja yang
kepada para orang tua anak yang akan dibaptis dan bagi para wali baptis yang
akan menjadi orang tua kedua bagi anak baptis dalam pendampingan iman anak
baptis untuk selanjutnya. Wali baptis yang dipilih menjadi orang tua kedua dalam
perkembangan iman anak baptis untuk selanjutnya bekerjasama dengan orang tua
anak baptis harus mampu menjadi teladan hidup. Bagi penulis dipilih menjadi
wali baptis menunjukkan suatu penghargaan dan kepercayaan dari keluarga yang
dibaptis. Wali baptis dipilih berdasarkan keteladanan hidup, kualitas pribadi dan
pada saat pembaptisan, tetapi juga bertanggung jawab mendampingi calon baptis
bukan hanya menjadi tanggung jawab romo, suster, katekis namun wali baptis dan
orang tua juga mempunyai tanggungjawab yang besar pula untuk kehidupan
beriman umat. Orang tua dan wali baptis sendiri harus menjadi orang Kristiani
yang baik yang mampu dan siap mendampingi anak dan orang dewasa yang baru
dibaptis pada jalan kehidupan Kristiani (KGK 1255). Melalui perkataan dan
PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
5
terlebih teladan hiduplah orang tua dan wali baptis membina anak baptis mereka
dalam iman dan praktek kehidupan Kristani (KHK, kan. 774 §2). Wali baptis
dalam hidup doa kepada seluruh umat. Karena seorang wali baptis telah berjanji
untuk membantu orang yang baru dibaptis dan setuju untuk mewakili komunitas
iman dan mendorong anak baptisnya untuk tetap berada dalam persekutuan penuh
Penulis melihat bahwa pada umumnya wali baptis masih kurang berperan
remaja, menurut para ahli psikologi (Feist, 2008: 233), anak berada dalam
masalah identitas diri (ego identity). Dalam kaitan dengan iman dan sesuai
agama ke dalam hati dan praksis hidup. Mereka juga mengamati secara kritis
memperdulikan nilai agama, bersifat munafik, tidak jujur, dan perilaku amoral
yang di maksud dalam konteks liturgi adalah orang tua dan wali baptis (sebagai
atau pendalaman iman di lingkungan (bdk.KWI, 1996: 353-355) dapat dilihat atau
dirasakan. Pernyataan di atas dapat juga kita buat dalam bentuk pertanyaan
lingkungan dan gereja disebabkan oleh peranan wali baptis? Untuk asumsi
sementara dan berdasarkan tugas dan tanggung jawabnya, penulis melihat bahwa
pemahaman yang benar mengenai peran dan tugasnya. Para wali baptis dalam
melaksanakan tugas dan peran mereka selama ini belum merupakan suatu
menggendong pada saat bayi hendak dibaptis; sebagian besar beranggapan bahwa
mereka hanya berperan dalam proses baptisan. Pemahaman ini sedikit terlalu
tanggungjawab sebagai wali baptis. Sebab dalam teori dikatakan bahwa wali
baptis wajib mendampingi iman anak mulai sejak dibaptis sampai pada tingkat
bagi para orang tua anak baptis dan wali baptis di paroki Kristus Raja Baciro
Yogyakarta, saat itu wali baptis tidak hadir. Suatu hal yang sangat
penting bagi wali baptis. Melalui pembekalan wali baptis mengetahui dan
imannya.
Penulis melihat bahwa merupakan hal yang sangat penting bagi para wali
dilaksanakan. Peran mereka sebagai pendamping iman bagi anak baptis tidak
berhenti pada saat upacara pembaptisan saja melainkan berkelanjutan sampai pada
anak yang telah dibaptis dewasa dalam imannya. Penulis melihat bahwa masih
ada wali baptis yang tidak mengetahui perkembangan iman anak baptis. Banyak
wali baptis kurang menjadi teladan iman terhadap anak baptis dalam penghayatan
iman Kristiani yang diwujudkan dalam kehidupan nyata. Sering terjadi bahwa
hubungan yang berkelanjutan dengan anak yang dibaptis tidak ada kelanjutannya.
meneliti lebih lanjut dan mengambil judul skripsi PERAN WALI BAPTIS
B. RUMUSAN PERMASALAHAN
3. Sejauh mana kepentingan peran wali baptis dalam pengembangan iman remaja
selama ini?
anak baptisnya ?
5. Upaya apa yang dilakukan untuk meningkatkan peran wali baptis dalam
pengembangan iman anak baptis usia remaja supaya anak baptisnya dapat
C. TUJUAN PENULISAN
Adapun tujuan yang hendak dicapai dari penelitian ini adalah sebagai berikut:
D. MANFAAT PENULISAN
1. Membantu para wali baptis agar dapat memahami dan menjalankan tugas dan
2. Mendorong pihak Gereja, yakni pastor paroki dan katekis untuk memberikan
pengajaran atau pembinaan kepada orang tua dan wali baptis agar mereka
mengetahui tugas dan tanggungjawab mereka sebagai orang tua dan wali baptis
baptisnya menjadi dewasa dalam iman serta mampu melihat peran Allah yang
E. METODE PENULISAN
Ketiga teknik pengumpulan data ini akan digunakan untuk memperkaya temuan
menggambarkan dan mengungkap dan kedua adalah untuk menjelaskan apa yang
pengumpulan dan penggunaan data yang dipakai oleh penulis yakni, pertama:
penggunaan multi sumber; kedua: penciptaan data dasar bagi studi kualitatif; dan
sumber data yang akan dipakai penulis dalam penenelitian ini yakni: pertama
F. SISTEMATIKA PENULISAN
Judul yang dipilih yaitu: peran wali baptis terhadap perkembangan iman
anak baptis usia remaja di Paroki Kristus Raja Baciro Yogyakarta. Secara
keseluruhan penulisan ini terbagi dalam lima bab. Adapun perinciannya sebagai
berikut:
sistematika penulisan.
Bab II berisi peran wali baptis terhadap perkembangan iman anak baptis
usia remaja di paroki Kristus Raja Baciro Yogyakarta. Bab kedua ini merupakan
kajian teori yang menyajikan teori-teori dari berbagai buku dan literatur untuk
PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
11
perkembangan iman anak baptis usia remaja di paroki Kristus Raja Baciro
Yogyakarta. Kajian teori juga meliputi: sakramen baptis, buah rahmat dari
baptis dan nama baptis, pelayan dan petugas sakramen baptis, sejarah wali baptis,
pengertian wali baptis, partisipasi serta peran dan tugas wali baptis, pengertian
wali baptis terhadap perkembangan iman anak baptis usia remaja, dan gambaran
umum paroki Kristus Raja Baciro Yogyakarta. Pengertian remaja serta sejarah
Bab III berisi metodologi penelitian, laporan dan hasil penelitian tentang
peran wali baptis terhadap perkembangan iman anak baptis usia remaja di paroki
Kristus Raja Baciro Yogyakarta. Dengan pemahaman ini diharapkan para wali
baptis di paroki Kristus Raja Baciro di masa yang akan datang semakin serius,
BAB II
Mengetahui bahwa calon baptis sedapat mungkin diberi wali baptis, yang
mengajukan bersama orang tua calon baptis bayi untuk dibaptis, dan juga wajib
berusaha agar yang dibaptis hidup secara Kristiani yang sesuai dengan baptisnya
serta memenuhi dengan setia kewajiban-kewajiban yang melekat pada baptisan itu
(KHK, kan.872). Oleh karena itu pada bab II ini pada variabel pertama penulis
akan menjelaskan tentang sakramen baptis, buah rahmat dari sakramen baptis,
empat makna teologis sakramen baptis, simbol- liturgi sakramen baptis dan nama
baptis, pelayan dan petugas sakramen baptis, sejarah wali baptis, pengertian wali
baptis, partisipasi serta peran dan tugas wali baptis. Variabel kedua membahas
A. SAKRAMEN BAPTIS
Dalam Gereja Katolik, ada tujuh sakramen yang dipahami dan dihayati
manusia” (KHK kan. 840). Salah satuya adalah sakramen baptis. Baptis berasal
217). Sakramen ini selalu ditempatkan di awal ketujuh sakramen yang ada karena
tersebut didasarkan pada KHK kan. 849 yang berbunyi: “Baptis, gerbang
sakramen-sakramen lain, yang perlu untuk keselamatan”. Hal ini berarti bahwa
Katolik kalau orang tersebut sudah menerima sakramen baptis terlebih dahulu,
lain secara sah. Hal tersebut juga dikatakan dalam KHK kan. 842 § 1 bahwa:
lain dengan sah”. Hal ini selaras dengan kehendak Kristus, bahwa semua orang
yang dibaptis memiliki kehidupan kekal (Yoh 3:5). Seorang yang menjadi
Kristiani berarti menggabungkan diri atau menjalani suatu masa perkenalan dan
masa latihan yang biasa disebut dengan inisiasi. Inisiasi Kristiani ini merupakan
perkembangan yang berlangsung cukup lama mengikuti suatu pola yang kurang
lebih sama, pola tersebut dapat dibedakan dalam tiga tahap empat masa. Tiga
pemilihan calon baptis, dan tahap ke tiga sakramen-sakramen inisiasi. Ada empat
sebagai anggotanya (Iman Katolik, 1996: 418). Umat yang akan menerima
a. Seseorang yang dibaptis telah menjadi manusia baru dan tentu saja
b. Seseorang yang dibaptis telah mendapatkan pengampunan dosa asal dan dosa
mengenakan busana kebakaan karena telah ditutupi dari noda-noda dosa serta
c. Seseorang yang dibaptis telah menjadi anak angkat Allah, anggota Kristus
dan kenisah Roh Kudus. Orang yang dibaptis digabungkan dengan Gereja,
Kristus tetapi juga memasukkan orang ke dalam seluruh peristiwa Yesus Kristus
yang meliputi sengsara, wafat, hingga kebangkitan serta hidup-Nya bagi Allah.
Dengan baptisan kita mengenakan Kristus (Gal 3:27), artinya apa yang terjadi
Dari kutipan rasul Paulus kepada jemaat di Roma 6:1-14 terdapat tiga hal
dengan Kristus yang wafat dan bangkit, dan persatuan orang beriman dengan
Allah sendiri.
relasi kasih antara Allah Bapa, Putra, dan Roh Kudus. Dalam diri Allah ada relasi
komunikatif antara Allah Bapa, Putra dan Roh Kudus. Komunikasi Trinitas berarti
komunikasi kasih antara Allah Bapa, Putra, dan Roh Kudus sedemikian rupa
PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
16
sehingga ketiga pribadi tetap merupakan satu keilahian (Allah Yang Maha Esa)
dan sekaligus masing-masing pribadi tidak pernah terpisah dan tidak pernah
tercampur. Komunikasi kasih yang membangun komunitas Ilahi dalam Trinitas ini
Yesus Kristus, di mana keseluruhan hidup Yesus tetap bersama dengan Allah
Bapa dan yang menyatukan Bapa dengan Yesus adalah Roh Kudus. Pada saat
wafat Putra Allah menyerahkan diri secara total kepada Allah Bapa dalam Roh
kasih Trinitas tersebut. Berkat Roh Kudus yang dianugerahkan kepada orang
beriman, orang Kristiani masuk ke dalam dinamika hubungan kasih Allah Bapa
dan Putra. Dengan baptis, orang beriman mengalami kesatuan dan kebersamaan
dengan Allah Tritunggal yang merupakan anugerah semata, bukan karena jasa
kita.
Proses inisiasi merupakan suatu saat di mana orang harus tetap bertumbuh dan
berkembang dalam iman Gereja. Baptis meliputi dua macam gerak yang
seseorang masuk dalam Gereja, diterima dan diakui sebagai warga baru dengan
segala hak dan kewajibannya. Kedua, dalam baptis Gereja menjadi hidup dan
tumbuh dalam orang Kristiani. Artinya dalam diri orang Kristiani terjadi
satu sakramen yang diterima dan diakui oleh Gereja. Gereja yang satu sudah
semakin dapat mengakui validitas praktek baptisan dari Gereja lain. Meskipun
memiliki ritus yang berbeda. Dokumen Lima mengatakan bahwa pada umumnya
yang baik dan sesuai dengan tradisi para rasul. Yang dipermasalahkan hanyalah
baptisan bayi. Meskipun demikian, baptisan diterima oleh semua Gereja dan
ekumenis. Dari pihak Gereja Katolik, pengakuan akan makna baptis sebagai
a. Simbol
Dalam sakramen baptis ada simbol atau lambang dan liturgi yang
1) Air
Roh Kudus. Dengan demikian baptisan hanya dapat diterimakan secara sah
dengan pencurahan air dan dengan rumusan kata-kata yang diwajibkan, yaitu:
PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
18
“Aku membaptis engkau dalam nama Bapa, Putra, dan Roh Kudus”. Air yang
air yang diberkati menurut ketentuan-ketentuan buku liturgi ( KHK kan. 853). Air
yang digunakan dalam keadaan terpaksa adalah air baptis yang sudah diberkati
lilin yang bernyala yang diterima oleh baptis baru dalam upacara sakramen
baptis merupakan lambang bahwa seseorang yang dibaptis diterangi oleh Kristus
dan harus senantiasa berusaha hidup dalam terang Kristus (Komisi Kateketik
3) Minyak Krisma
Minyak wangi yang telah diberkati Uskup, berarti bahwa Roh Kudus
diserahkan kepada yang baru dibaptis. Ia menjadi seorang Kristen, artinya seorang
yang diurapi oleh Roh Kudus, digabungkan sebagai anggota dalam Kristus, yang
4) Kain Putih
Kain putih (KGK 1243) berarti bahwa orang yang telah dibaptis
b. Liturgi
Ritus utama dalam upacara baptis meliputi: litani dan pemberkatan air,
penyerahan lilin bernyala (Komisi Kateketik KAS, 2012: 27). Namun, dalam
keadaan darurat, setiap orang dapat membaptis, sejauh ia mempunyai niat untuk
melakukan apa yang dilakukan Gereja, dan menuangkan air diatas kepala orang
yang dibaptis dan berkata: “Aku membaptis engkau dalam nama Bapa dan Putera
c. Nama Baptis
orang kudus yang ada dalam Gereja Katolik, mempunyai makna pertama, agar
keutamaan, kesucian,dan keteladanan orang kudus itu terpancar pada orang yang
menyandang nama orang kudus itu. Kedua, agar orang kudus itu membantu calon
baptis melalui doa dan relasi secara khusus dengan calon baptis sehingga calon
baptis dapat hidup pantas di hadapan Allah. Ketiga, nama baptis juga merupakan
simbol anugerah hidup baru yang diterima (Komisi kateketik KAS, 2012: 27).
darurat, dengan tetap mengindahkan aspek keabsahan sakramen baptis itu sendiri,
baptis), Aku membaptis engkau dalam nama Bapa, dan Putra, dan Roh Kudus”.
Dalam keadaan normal, sakramen baptis dapat diterimakan uskup, imam, dan
PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
20
diakon tertahbis: “Pelayan baptis adalah uskup, imam, dan diakon” (KHK kan.861
§1). Sedangkan dalam keadaan darurat, sakramen baptis dapat diterimakan semua
orang Katolik yang sudah dibaptis seperti yang dikatakan dalam KHK kan. 861 §
secara licit oleh katekis ataupun oleh orang lain yang oleh Ordinaris wilayah yang
ditugaskan untuk fungsi itu, bahkan dalam darurat oleh siapapun yang mempunyai
memberikan sakramen baptis kepada orang yang berada dalam bahaya maut atau
dalam sakrat maut, kalau tidak ada imam ataupun diakon” (Ga I, 2014:95).
1) Orang Tua
Dalam peristiwa pembaptisan bayi, kehadiran orang tua sangat penting dan
(Prasetya, 2008:25-26). Mengingat pentingnya peranan orang tua baik pada saat
2) Wali Baptis
umat beriman. Setiap orang beriman hanya dapat beriman dalam iman Gereja.
Iman yang dituntut untuk pembaptisan tidak harus sempurna dan matang,
cukuplah satu tahap awal yang hendak berkembang. Kepada para katekumen dan
wali baptis disampaikan pertanyaan: “Apa yang kamu minta dalam Gereja
akhirnya bayi atau anak baptis dapat hidup secara Kristiani dan setia
3) Penjamin (fakultatif)
memberikan jaminan bahwa bayi ini pantas diterima dalam Gereja Katolik dan
akan dididik dalam iman Katolik. Oleh karena itu, keberadaan penjamin hanya
berkaitan dengan kasus-kasus khusus agar bayi tersebut dapat dibapits; misalnya,
keberadaan bayi yang tidak diketahui siapa orang tuanya atau keberadaan bayi
yang berasal dari perkawinan yang tidak sah atau keberadaan bayi disebabkan
karena kehamilan di luar nikah atau pada saat pembaptisan, orang tuanya tidak
orang tua sendiri, bayi tersebut akan dibesarkan dan dididik imannya secara
Katolik dan itu sesuai dengan maksud baptisan yang telah diterimanya.
4) Umat
menerima sakramen baptis dan meneguhkan pengakuan iman yang dilakukan oleh
orang tua dan wali baptis, juga sebagai perwujudan pengakuan iman Gereja. Umat
Allah ikut serta secara aktif untuk menampakkan penerimaan para baptisan baru
ke dalam Gereja. Dengan demikian, iman yang menjadi dasar pembaptisan bukan
hanya milik keluarganya saja, melainkan milik seluruh Gereja (Prasetya, 2008:
29).
baptis. Penulis akan mengajak melihat beberapa pendapat tentang wali baptis.
Pada bagian awal ini penulis akan membahas mengenai sejarah wali baptis,
Adanya wali baptis atau saksi baptis dalam sakramen pembaptisan tidak
menjadi syarat mutlak bagi sahnya sakramen baptis. Dalam keadaan darurat,
baptisan tetap sah bila dilakukan tanpa ada wali baptis. Namun, adanya wali
baptis atau saksi baptis ini merupakan kebiasaan lama yang sudah mengakar
dalam tradisi katolik. Oleh karena itu, keberadaan wali baptis atau saksi baptis
pembaptisan Gereja Purba. Sebelum menjadi wali baptis para penjamin saat
48). Sebagai penobat, penjamin bertindak sebagai saksi para calon baptis. Setelah
upacara pelantikkan para penjamin dapat menjadi wali baptis. Mereka dapat
bertindak sebagai wali baptis terutama karena mereka telah menjadi saksi untuk
Barnabas terhadap St. Paulus yang baru bertobat (Kis 9:27). Peran wali baptis
kekaisaran Romawi sampai munculnya Edict Milan (313 M). Pada masa itu
menjadi Kristen berarti mesti siap untuk menjadi martir, dibunuh demi iman,
karena kekristenan dianggap sebagai musuh negara yang harus ditumpas. Maka
20). Untuk mengetahui apakah lawan bicara juga Kristen digunakan gambar ikan
sebagai sandi (Yun, ikan = ICHTUS singkatan dari Yesus Kristus, Anak Allah,
Penyelamat). Bila ada seseorang yang tertarik menjadi Kristen, dia akan
menghadap Uskup setempat. Dan Uskup meminta dia mencari teman seorang
Sebelum abad IX beberapa orang tua sudah memilih orang lain bertindak
sebagai wali baptis anaknya. Baru pada abad IX ada peraturan resmi sponsor
haruslah di luar kedua orang tuanya. Maka muncullah istilah latin patrinus (bapa
baptis) dan Matrina (ibu baptis). Melalui kelahiran baru dalam pembaptisan itu
mereka menjadi orang tua spiritual bagi anak baptisnya. Dengan adanya wali
baptis yang bukan orang tuanya, pembinaan iman bisa berkelanjutan, kalaupun
orang tua tiba-tiba meninggal. Sejak awal relasi spiritual antara wali baptis dan
anak baptis sedemikian erat sehingga Kaisar Yustinus (abad VI) mengeluarkan
larangan penikahan antara wali baptis dengan anak baptis (Bagiyowinadi, 2009:
22).
Dalam liturgi pembaptisan bayi masa itu, wali baptis berperan untuk
menerimakan anak baptis dari bejana baptis. Selanjutnya Karel Agung, raja Frank
sebagai pendidikan iman bagi kaum awam. Dia menggaris bawahi tugas wali
baptis sebagai pendidik iman bagi anak baptisnya termasuk untuk mengajarkan
bahwa setiap calon baptis yang akan dibaptis sedapat mungkin diberi wali baptis
yang mendampingi calon baptis menghayati hidup Kristiani yang sesuai dengan
baptis itu.
Katolik yang dipilih oleh katekumen untuk menjadi pendampingnya dalam tahap-
berkewajiban menolong anak baptis sebaik mungkin dengan kata dan teladan
dalam perkembangan hidup rohani. Kewajiban seorang wali baptis sangat penting
terlebih-lebih jika orang tua anak baptis tidak mau mengembang tanggung
jawabnya dan dengan demikian wali baptis dapat menjadi orang tua kedua bagi
anak baptis tersebut. Wali baptis wajib berusaha supaya orang anak baptis yang
dan tetap setia pada janji baptis (Ernest Mariyanto, 2004: 226).
perempuan, yang sudah dewasa usia dan imannya yang ditunjuk untuk
maupun orang dewasa. Menurut Prasetya (2011: 49), wali baptis adalah orang
yang dianggap tepat untuk menjadi penjamin pada sakramen penguatan ketika
PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
26
anak sudah cukup besar untuk menerimanya. Apabila terjadi hal-hal yang tidak
diinginkan atau sesuatu yang menghalangi orang tua untuk membesarkan anaknya
dalam iman Katolik, wali baptis mempunyai tanggung jawab untuk memastikan
keberadaan dan tugas wali baptis tidak hanya penting pada saat pembaptisan,
tetapi juga bertugas untuk mendampingi calon baptis terus menerus sampai dapat
Wali baptis oleh Yohanes Chrysostomus yang dikutip dalam buku Bina
liturgia 5 juga disebut “Bapa rohani” hal ini mau menunjukkan sifat kemesraan
seorang ayah yang mendidik anak-anaknya dalam hal-hal rohani dan mendorang
1. Ditunjuk oleh calon baptis atau orang tuanya atau oleh orang yang mewakili
mereka, atau bila mereka itu tidak ada, oleh pastor paroki atau pelayan baptis,
2. Telah berumur genap enambelas tahun, kecuali jika umur lain ditentukan oleh
Uskup diosesan, atau pastor paroki ataupun pelayan baptis menilai bahwa
3. Seorang Katolik yang telah menerima penguatan dan sakramen Ekaristi Maha
Kudus, lagi pula hidup sesuai dengan iman dan tugas yang diterimanya;
5. Bukan ayah atau ibu dari calon baptis; seseorang yang telah dibaptis dalam
suatu jemaat gerejawi bukan Katolik hanya dapat diizinkan tampil hanya
bersama dengan seorang wali baptis Katolik, dan itu sebagai saksi baptis.
baptis adalah orang yang sungguh mempunyai kewajiban penting untuk menjaga,
semakin hari anak semakin memiliki iman yang kokoh sehingga tidak mudah
untuk mengikuti arus zaman yang semakin deras serta semakin hari semakin aktif
Setiap calon baptis hendaknya mempunyai wali baptis namun bukan demi
sahnya pembaptisan karena tanpa wali wali baptis, pembaptisan tetap sah. Dalam
keadaan darurat, baptisan tetap sah bila dilakukan tanpa adanya wali baptis.
Namun adanya wali baptis atau saksi baptis ini merupakan kebiasaan lama yang
sudah mengakar dalam tradisi Katolik. Oleh karena itu, keberadaan wali baptis
atau saksi baptis sebaiknya tetap diusahakan (Irwanto, 2005: 25). Dalam Kitab
menjaga perkembangan hidup Kristiani para baptis baru agar tetap setia pada janji
baptis. Dengan melihat begitu besarnya tugas seorang wali baptis, seorang wali
baptis tidak begitu saja lepas dari tanggungjawabnya karena hal ini sangat
berpengaruh bagi perkembangan iman anak baptis (KWI, 1996: 426). Supaya
rahmat pembaptisan dapat berkembang, bantuan orang tua dan wali baptis sangat
penting. Mereka harus turut bertangung jawab dan harus menjadi orang Kristiani
yang baik, yang mampu dan siap mendampingi anak dan orang dewasa yang baru
dibaptis pada jalan kehidupan Kristiani. Tugas mereka adalah jabatan gerejani
Bila yang dibaptis adalah seorang bayi atau anak kecil yang orang tuanya
adalah umat beriman Katolik, wali baptis membantu orang tuanya di mana orang
Educationis, GE 3). Bila yang dibaptis adalah seorang bayi atau anak kecil yang
orang tuanya bukan Katolik, atau yang dibaptis adalah seorang dewasa, wali
baptis harus menjadi teladan utama dalam pertumbuhan spiritual anak baptisnya.
Pertolongan yang dapat diberikan oleh seorang wali baptis adalah teladan iman.
Seorang wali baptis tidak dapat memberikan teladan iman bila ia tidak berbagi
kebajikan dalam dirinya sendiri dan memberikan teladan dalam hidup doa kepada
PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
29
seluruh umat. Karena seorang wali baptis telah berjanji untuk membantu orang
yang baru dibaptis dan setuju untuk mewakili komunitas iman dan mendorong
anak baptisnya untuk tetap berada dalam persekutuan penuh dengan Gereja
Katolik sendiri.
dan Sakramentali menurut Kitab Hukum Kanonik (2011: 125) memaparkan apa
yang merupakan tanggung jawab ibu/bapa wali baptis itu sendiri yaitu:
mempraktekkan ajaran Allah dan Injil Suci dalam hidup pribadi dan sosial.
Di samping itu, ibu/bapa wali baptis bertugas juga serentak sebagai pembawa
2) Membantu calon baptis dewasa atau orang tua calon baptis bayi yang
pemurnian).
3) Menyertai calon baptis dewasa dalam mengajukan diri menjadi calon wali
baptis dan serantak berdiri sebagai seorang saksi atas hidup dan perilaku
Gereja kepada calon baptis sebagai seorang bunda. Ibu/bapa wali baptis
peran wali baptis adalah mendampingi katekumen pada hari “pemilihan”, dalam
Melihat keberadaan peran wali baptis yang berlangsung selama hidup ini,
sebaiknya ditanggapi dengan upaya pencarian wali baptis secara bijaksana, jangan
asal-asalan, sesuai dengan syarat wali baptis. Khususnya untuk baptisan anak-
anak, tidaklah bijaksana jika orang tua memilih wali baptis yang sudah lanjut
usianya karena yang sering terjadi adalah wali baptis tersebut sakit-sakitan,
bahkan meninggal dunia, pada saat anak sangat memerlukan kehadirannya itu.
Itulah sebabnya, keberadaan wali baptis jangan dipahami sebatas formal saja,
dalam menatap masa depannya yang masih panjang dengan segala tantangan dan
Di atas telah diuraikan apa yang menjadi peran dan tanggung jawab wali
baptis. Bagiyowinadi (2009: 63-74) dalam buku Wali Baptis peran dan tanggung
PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
31
jawabnya, menguraikan apa saja yang merupakan partisipasi wali baptis dalam
pembekalan. Kegiatan pembekalan ini cukup penting bagi wali baptis karena akan
misalnya: siapa yang memasang busana putih pada baptisan baru, siapa yang
menyalakan lilin baptis pada lilin paska, dan lain sebagainya (Bagiyowinadi,
2009: 64).
Sama halnya dengan orangtua anak yang dibaptis, wali baptis dalam
2) Wali baptis ikut membubuhkan tanda salib pada dahi calon baptis setelah
orangtua,
5) Menyeka kepala anak baptis dengan handuk sesudah penuangan air baptis,
PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
32
Pada upacara pemilihan calon baptis untuk baptis dewasa yang juga
disebut sebagai inisiasi tahap ke dua, wali baptis mulai ambil peran dalam liturgi.
Pada bagian awal upacara pemilihan calon baptis dewasa, wali baptis akan
diminta kesaksiannya apakah calon baptis dewasa tersebut sudah siap untuk
menerima baptisan.
janji baptis, wali baptis mempunyai peran (Bagiyowinadi: 2009: 71-72), yakni:
1) Pada penuangan air baptis pada kepala calon baptis, salah satu atau kedua
(OICA 229).
3) Wali baptis menyalakan lilin baptis dari api lilin paskah dan memberikan
Krisma, salah satu atau kedua wali baptis mendampingi anak baptis dengan
PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
33
diselenggarakan baik dalam liturgi (tujuh kali misa mistagogi selama masa Paskah
hingga hari raya Pentakosta) maupun dalam pertemuan kateketis. Wali baptis
Dari teori di atas penulis melihat bahwa adanya wali baptis meskipun tidak
merupakan syarat mutlak bagi sebuah sakramen baptis dalam Gereja Katolik,
namun menjadi seorang wali baptis adalah tugas penting dalam Gereja Katolik.
Maka orangtua dan wali baptis sendiri harus menjadi orang Kristiani yang baik
yang mampu dan siap mendampingi anak dan orang dewasa yang baru dibaptis
pada jalan kehidupan Kristen (KGK 1255). Melalui perkataan dan terlebih
teladan hiduplah orang tua dan wali baptis membina anak baptis mereka dalam
C. PERKEMBANGAN IMAN
iman.
orang yang mau dibaptis diminta untuk mengucapkan pengakuan iman” (KKGK,
259). Bagi anak yang dibaptis, pengakuan itu dilakukan oleh orang tua dan
Gereja. Sekalipun dilakukan oleh orangtua dan Gereja, perkembangan iman anak
Menurut KGK, iman adalah ikatan pribadi manusia dengan Allah. Iman
mengimani secara absolut, bahwa apa yang oleh Allah adalah tepat dan benar
(KGK 150). Adapun yang merupakan ciri-ciri iman menurut KKGK 28 adalah,
pertama: iman merupakan anugerah cuma-cuma dari Allah dan tersedia bagi
semua orang yang memintanya dengan rendah hati. Kerendahan hati adalah
keutamaan adikodrati yang perlu untuk memperoleh keselamatan. Ciri iman yang
kedua, yakni: iman adalah tindakan manusiawi, yaitu tindakan akal budi manusia
yang atas dorongan kehendak yang digerakkan oleh Allah mengimani dengan
yang berurutan dan dapat dikenali. Adapun pemahaman Fowler mengenai iman
yakni:
fundamental yang mewarnai dan membentuk segala sesuatu yang datang setelah
iman. Dengan demikian bagi Fowler iman adalah fokus utama, disposisi atau
keberadaan seseorang.
Fowler memahami iman bukanlah sebagai keadaan atau milik statis, tetapi
pengertian ini, bagi Fowler iman mempunyai dua kutub yakni hubungan antara
diri kita dengan dunia sehari-hari dan orang lain. Dalam penelitiannya, Fowler
menemukan bahwa hubungan seseorang dengan sebuah kutup manapun dari tiga
serangkai (diri kita, sesama kita, Allah) mempengaruhi hubungan dengan kutup
yang lain. Dengan demikian, hubungan kita dengan dunia sehari-hari dan dengan
orang lain membentuk dan dibentuk oleh hubungan kita dengan pusat-pusat nilai
akhir kita membentuk dan dibentuk oleh hubungan kita dengan dunia sehari-hari
Bagi Fowler, karena iman adalah mengetahui dunia secara aktif dan cara
berhubungan dengan dunia luar, maka kegiatan beriman berdimensi baik kognitif
atau mengartikan di mana “kognisi” (sang rasional) tidak dapat dipisahkan dengan
“afeksi” (sang perasaan). Dimensi perasaan adalah aspek emosional afektif yang
muncul dari iman sebagai cara berhubungan. Dimensi perasaan berarti mengasihi,
5) Iman sebagai hal yang universal yang ada dalam diri manusia
mengambil keputusan moral, cara yang dipakai untuk mengatur dunia, peran yang
sudah diambil, tempat outoritas mereka, batas-batas kesadaran sosial mereka, dan
Berkaitan dengan definisi iman, penulis mengikuti definisi yang dikatakan oleh
“Jawaban positif “ya” dari manusia terhadap Allah yang terdorong oleh
hasrat menyelamatkan manusia, mewahyukan Diri dan rencanaNya kepada
manusia. Iman juga merupakan perjumpaan diagonal antara Allah dan
manusia; Allah menyapa, manusia menjawab; Allah menyatakan diri,
manusia menanggapi”.
Tentu saja pandangan tentang iman menurut Ernest Maryanto tidak jauh berbeda
dengan apa yang dikatakan oleh Buku Iman Katolik. Dalam Iman Katolik sangat
digaris bawahi bahwa iman itu merupakan jawaban atas panggilan Allah, yang
dalam skripsi ini lebih tertuju kepada formatio iman berjenjang sebagaimana
dijelaskan oleh Dewan Karya Pastoral KAS. Formatio iman secara berjenjang
artinya formatio iman dilaksanakan melalui tahap-tahap usia, mulai dari balita
sampai usia lanjut (Dewan Karya Pastoral KAS, 2014: 39). Tujuan utama dari
menjadikan Kristus sebagai dasar, pusat dan arah hidupnya. Dengan demikian
masuk, berelasi dan bersatu dengan Yesus sehingga dari pengalaman itu,
2014: 26). Kemuridan yang menjadi tujuan dari formasi iman adalah kesadaran
diri dipanggil oleh Yesus untuk berrelasi dan tinggal bersama-Nya, belajar
KAS, 2014: 27). Dalam kemuridan ada inisiasi, relasi, imitasi, dan misi. Seorang
murid adalah seorang yang dipanggil untuk masuk dalam persekutuan dengan
Orang semakin berakar dan bertumbuh dalam Kristus sampai akhirnya hidupnya
menjadi sebuah tanda kehadiran Kristus sendiri (Dewan Karya Pastoral KAS,
2014: 28). Kristus tidak hanya diterima, tetapi dibatinkan sampai akhirnya
merasuki seluruh hidupnya. Hal ini sama seperti yang dikatakan oleh Paulus
sendiri kepada jemaat di Galatia: “Sekarang bukan lagi aku yang hidup, tetapi
Kristus yang hidup di dalam aku” (Gal 2: 20). Sedangkan formatio iman misioner
atas gantang. Misioner berarti seseorang berani bersaksi tentang imannya, berani
berbicara tentang Kristus kepada orang lain (Dewan Karya Pastoral KAS, 2014:
31).
tahap perkembangan iman menurut James Fowler yang dikutip oleh Dewan Karya
PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
39
menurut James Fowler (Dewan Karya Pastoral KAS, 2014: 40-41), yaitu:
Dalam tahap ini, di mana orang mengalami Tuhan sebagai yang perkasa
yang menuntut kepatuhan dan memberikan hukuman, surga imaginatif dan nereka
yang mengerikan.
Dalam tahap kedua ini, menurut Fowler, orang mulai percaya melalui
dan mulai mencari identitas diri dalam hubungannya dengan Tuhan, namun
Orang yang berada dalam tahap ini, mulai memeriksa imannya secara
Menurut Fowler, mereka yang berada dalam tahap ini sering mengalami
Dalam tahap keenam ini, di mana orang telah mencapai kepenuhan hidup
rohani, hidupnya menyatu dengan Tuhan sehingga berani berkorban demi iman.
PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
40
dan pertolongan dari roh kudus, karena iman adalah suatu kegiatan manusia.
hidup dalam Kristus sampai dapat mengatakan bersama Paulus: “Aku hidup,
tetapi bukan lagi aku sendiri yang hidup melainkan Kristus yang hidup di dalam
aku. Dan hidupku yang kuhidupi sekarang ini di dalam daging adalah hidup oleh
iman dalam Anak Allah yang telah mengasihi aku dan menyerahkan diri-Nya
a. Ekaristi
Ekaristi adalah sumber dari puncak hidup Kristiani (LG, 11). Ekaristi
adalah Gereja dalam bentuk sakramen. Ekaristi merupakan tanda dan sarana
persatuan mesra dengan Allah dan kesatuan umat manusia (LG 1). Ekaristi
PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
41
merupakan tanda dan sarana, artinya “Sakramen” persatuan dengan Allah dan
kesatuan antara manusia. Ekaristi itu perayaan iman bersama umat. Suatu
Ekaristi umat sungguh menghayati dalam iman kesatuan dengan Tuhan yang hadir
seperti Gereja yaitu segi Ilahi dan segi insani atau gerejawi. Ekaristi tidak hanya
menjadi ikatan antara umat sendiri (KWI, 1996: 402). Pusat perayaan Ekaristi
bukanlah roti dan anggur, melainkan Kristus yang karena iman hadir dalam
b. Doa
Doa adalah pertemuan antara pribadi Allah dan manusia yang saling
mengasihi, saling mencari dan saling merindukan. Doa adalah bersatu dengan
kepada-Nya. Bagi jiwa, doa mirip dengan makanan bagi tubuh. Bagi para
pengikut Kristus doa adalah kehidupan (Hadrys, 2007: 1). Doa dapat timbul dari
kesusahan hati yang bingung, tetapi juga dari kegembiraan jiwa menuju kemasa
depan yang bahagia. Doa tidak membutuhkan banyak kata (Mat 6:7), tidak terikat
pada waktu dan tempat tertentu, tidak menuntut sikap badan atau gerak-gerik yang
seseorang dalam membangun relasi yang erat dengan Tuhan dalam doa dapat
c. Kitab Suci
Sabda Allah yang mengundang siapa saja untuk dapat berdialog dengan Tuhan,
dengan demikian dialog itu mampu membangkitkan iman seseorang untuk selalu
berelasi dengan Tuhan yang adalah tujuan hidup sebagai umat beriman ( Kis 1:11;
Yoh 3:21). Hidup rohani lahir dari perjumpaan antara Allah yang
d. Devosi
Karena itu, devosi memerlukan penerapan atau perwujudan konkrit dari aspirasi
hidup rohani, yang secara indrawi dapat dirasakan, disentuh, dipandang, serta
kehidupan afektif. Kehidupan devosional mempunyai makna dan nilai bila bentuk
1) Doa Rosario
Doa Rosario adalah sebuah doa yang paling sederhana yang dapat
Salam Maria, kita masuk dalam suasana doa dan renungan. Dalam doa Rosario
seseorang diajak untuk merenungkan hidup Yesus bersama dengan Bunda Maria.
semakin memampukan seseorang untuk tekun dan setia memelihara iman bersama
Bunda Maria. “Memelihara devosi khusus kepada Santa Perawan Bunda Allah,
teladan dan pelindung segenap hidup bakti, juga dengan doa “ KHK 662, 4).
Bakti atau devosi kepada Bunda Maria bersumber pada iman yang sejati,
mengajak siapa saja yang mendoakannya mengakui keunggulan Bunda Allah, dan
2) Adorasi
Maha Kudus muncul dalam hubungannya dengan kerinduan umat beriman untuk
2005: 424).
PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
44
3) Ziarah
Ziarah adalah salah satu jalan yang memampukan manusia Kristiani pada
khususnya menemukan makna pencarian tujuan hidup. Bagi umat Katolik, tujuan
tempat yang terkait dengan peristiwa kehidupan Yesus dan Bunda Maria. Kedua,
mengunjungi situs makam para kudus, tempat mereka hidup dengan relikwi
mereka. Ketiga, untuk merayakan Sakramen Tobat dan Ekaristi di tempat tertentu
guna memperoleh indulgensi (Majalah Hidup No. 20 Tahun ke-36, 2009: 11).
4) Litani
Kata `litani' berasal dari bahasa Latin `litania', `letania'. Artinya suatu
mengenai suatu subyek utama atau suatu tema suci utama. Litani biasanya
didoakan dalam perayaan liturgis yang penting: baptis, tahbisan imam, kaul
biarwan-biarawati, dan lain-lain. adapun maksud dari doa litani adalah sebelum
e. Bacaan Rohani
dalam bacaan rohani sangat inspirataif dan menarik baik itu pengalaman yang
dialami oleh pengarang sendiri maupun pengalaman orang lain yang membantu
pengalaman hidup konkrit yang secara langsung bisa diolah dan dipahami oleh
manusia itu sendiri. Dari pengalaman itulah seseorang bisa melihat dan mengolah
hidupnya sehingga wujud dari seseorang bisa berarti dan dapat dirasakan bila itu
sungguh merupakan pengalaman iman. Orang baru dapat merasakan apa makna
kontemplasi, bila dipraktekkan cara kontemplasi itu, dari usaha itulah orang baru
2007: 14).
baptis, iman-perkembangan iman serta tugas dan peran wali baptis. Pada bagian
ini penulis akan memaparkan sekilas tentang remaja dalam kaitannya dengan
perkembangan imannya.
remaja. Secara etimologis kata remaja berasal dari kata Latin adolescere
(adolescintia yang berarti remaja) yang berarti “tumbuh” atau “tumbuh menjadi
seorang remaja juga tetap masih diperdebatkan. Namun dalam skripsi ini, penulis
PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
46
tidak masuk pada perdebatan para ahli, hanya untuk memberi batasan sejauh
Remaja adalah suatu masa dimana individu berjuang untuk tumbuh dan
menjadi orang yang mampu diterima dalam masyarakat pada umumnya, menggali
serta memahami arti dan makna dari panggilan yang ada. Wihtherington membagi
dua masa remaja yaitu masa remaja awal (pre adolence) yang berkisar usia 12-15
tahun dan masa remaja akhir (late adolence) yang berkisar pada usia 15-18 tahun
bahwa manusia sering berada dalam konflik. Pada usia 12-18 (pre dan late
adolence), Erik Erikson mengatakan bahwa manusia sedang berada dalam konflik
identitas dan kacau peranan. Penyebab utama dari identitas-kacau peran ialah
karena sedang terjadi prose peralihan yang sukar dari masa remaja menuju
dewasa. Juga termasuk menyangkut kepekaan sosial dan sejarah yang sebelumnya
kurang disadari. Konflik ini dapat menjadi penyebab bagi remaja merasa kosong,
penting yang sangat berguna untuk dirinya, tetapi ia merasa tidak mampu
masyarakat, yang dalam arti negatif dapat menyebabkan remaja menolak untuk
mengambil keputusan sering juga terlihat dari usahanya untuk memahami dan
memiliki pandangan tokoh atau figur yang dikaguminya yang terlihat dalam
Bila dilihat dari sudut tingkah laku, umumnya remaja inkonsisten dan
tidak dapat diduga. Pada suatu saat ia mempunyai reservasi dari dalam untuk tidak
melibatkan dirinya pada orang lain, dan masuk dalam rasa takut untuk ditolak,
dikecewakan atau salah arah. Pada saat berikutnya ia dapat menjadi penurut,
Karya Pastoral KAS, 2014: 44). Ketakutan oleh perubahan besar yang dialami
dalam dirinya sendiri, apalagi bila dorongan masyarakat yang tidak berfungsi
Krisis identitas ini dapat sangat berbahaya, karena seluruh masa depan
seseorang dan generasi berikutnya tergantung padanya. Apalagi krisis itu semakin
terarah pada perkembangan identitas yang negatif, yakni rasa memiliki sejumlah
kemampuan yang jelek atau ciri-ciri yang tak panta seperti terungkap dalam
ungkapan remaja: “Merekalah yang jahat, bukan saya” (Feist, 2008: 223-225).
sesuai dengan kesamaan dan kontinuitas dari arti seseorang bagi orang lain.
Dengan perkataan lain, identitas adalah kesadaran menjadi “diri yang koheren”.
Ciri khas dari kesadaran “diri yang koheren” adalah adanya kesinambungan,
kesamaan akan kesadaran diri. Yang dituntut dari “diri yang koheren” ialah proses
identifikasi dan internalisasi sebagai pembentuk dasar yang kokoh dan tetap bagi
kepribadian.
ideologi (sistem kepercayaan) dan komitmen terhadap hal-hal yang ideal terutama
PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
48
utama relasi yang intim antara manusia dengan Allah sering dilihat pada diri
James Fowler sendiri melihat bahwa iman seperti yang disebut di atas
adalah tahap Iman Sintesis Konvensional (13-21 Tahun). Dalam kaitannya dengan
formasio iman terutama untuk jenjang remaja yang mengalami krisis identitas
(Erik Erikson) dan iman yang sintetis dan konvensional (Fowler), Keuskupan
Agung semarang sangat mengharapkan agar pada usia 13-21 tahun, para remaja
Pada masa ini remaja lebih senang berkegiatan kalau ada teman sebayanya yang
juga hadir dan terlibat. Dorongan teman lebih kuat dari pada anjuran dan ajakan
pendampingan dari orang dewasa (wali baptis) sangat dibutuhkan oleh para
dalam pertemanan dengan remaja. Dalam hal ini pendamping tidak tampil
sebagai guru yang memerintah, tetapi sebagai sahabat yang mengajak dan
perkembangan iman usia remaja, peran wali baptis yang menjadi orangtua kedua
memanfaatkan media digital, seni dan hobby untuk mengembangkan iman remaja.
misalnya: ikut misdinar, lektor, paduan suara, atau kelompok teater (Dewan Karya
Pastoral KAS, 2014: 44). Secara sakramental, anak diajak untuk bertekun dalam
semangat yang lebih untuk terlibat dalam Gereja bersama dengan teman-teman
atau biara suster/bruder/frater yang juga merupakan salah satu acara dalam
persiapan penerimaan Sakramen Penguatan. Sangat lebih baik lagi apa bila anak-
permasalahan lingkungan hidup dan lain sebagainya (Dewan Karya pastoral KAS,
2014: 45).
Yogyakarta. Paroki Kristus Raja Baciro dipilih sebagai tempat untuk mengadakan
dijangkau, penulis adalah salah seorang umat paroki Kristus Raja Baciro. Dengan
bagian ini penulis membahas tentang sejarah paroki Kristus Raja Baciro
Paroki Gereja Kristus Raja Baciro Yogyakarta Keuskupan Agung Semarang dan
Umat Allah di Paroki Kristus Raja Baciro adalah persekutuan umat beriman
yang merupakan bagian dari umat Allah Keuskupan Agung Semarang yang
disatukan berdasarkan kesatuan Bapa dan Putera dan Roh Kudus (LG 4). Umat
yang disatukan dalam persekutuan Gereja (Yoh. 17:21-22) tetapi juga sumber dan
tujuan hidup seluruh umat manusia (LG: GS 19). Dalam peziarahannya, umat
Allah paroki Baciro dipanggil untuk terlibat dalam karya keselamatan yang
PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
51
Cikal bakal paroki Kristus Raja Baciro berasal dari salah satu kring paroki
Santo Antonius Kota Baru yang dirintis pada tahun 1943. Saat itu paroki Kristus
St.Antonius Kota Baru berusaha menambah tempat ibadat di Kring Baciro karena
perambahan penduduk. Banyak umat Katolik baik yang datang dari Pulau Jawa
maupun dari daerah Jawa sendiri berpindah ke wilayah ini sehingga pemekaran
demi pemekaran pun harus dilakukan untuk memenuhi kebutuhan pastoral umat.
menjadi satu paroki dan diresmikan dengan bangunan Panti Paroki yang berpusat
pada jalan Melati Wetan No. 13 Yogyakarta. Bersamaan dengan hari berdirinya,
salah satu ordo yang ikut dalam pelayanan pastoral adalah para suster dari Ordo
bangsa, pada tahun 1964 Paroki Kristus Raja Baciro mengembangkan pendidikan
pastoran dan susteran di lahan persawahan milik paroki sendiri. Anggota Barisan
Tani Indonesia menanami tanaman secara paksa di lahan tersebut. Konflik ini
PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
52
pertumbuhan yang cukup menggembirakan sebab sejak tahun 1995 hingga 1996
pertumbuhan umat yang semakin pesat, paroki ini dimekarkan kembali ke dalam
beberapa paroki yakni paroki santo Yohanes Pringulung, Paroki Babarsari dan
Pada tahun 2006, satu tahun setelah gempa di Nias, wilayah Yogyakarta
mengalami gempa dengan kekuatan 5,8 scala righter (SR). Cukup banyak
bangunan yang rusak sebagai akibat gempa. Bagian altar dari gereja Kristus Raja
misalnya, runtuh dan menyebabkan konstruksi bangunan gereja tidak aman untuk
di atas gereja lama. Karena umat tidak tertampung maka dibangunlah gereja baru
Pada tahun 2010 pembangunan gereja baru masih berjalan dan aktivitas
pembangunan gereja baru. Harapan ini telah terwujud, pada tanggal 25 November
2012 diadakan pemberkatan dan peresmian gedung baru Gereja Kristus raja
Yogyakarta. Bentuk bangunan kubah yang berbentuk Joglo, bangunan rumah adat
Yogyakarta. Gereja yang sangat indah dengan sentuhan budaya Jawa yang khas.
lingkungan. Wilayah pertama yang terdiri dari lima lingkungan berada di sebelah
utara gereja paroki Kristus Raja Baciro. Wilayah kedua terdiri dari enam
lingkungan berada sebelah Timur dan Utara gereja Baciro. Wilayah tiga berada di
sebelah Selatan dan Barat Gereja Baciro. Wilayah empat berada di bagian Timur
laut dari gereja Baciro. Waliyah Lima berada dibagian Timur kali dan wilayah
enam berada di bagian paling Timur gereja paroki Kristus Raja Baciro.
semakin luas dan sedekat mungkin menyentuh setiap individu umat. Untuk di
dan puncak hidup, umat paroki Baciro merayakan ekaristi pada hari Sabtu sore
dan tiga kali pada hari minggu. Menariknya, setiap hari minggu pagi perayaan
Ekaristi dirayakan dalam bahasa Jawa dengan tujuan untuk lebih menyentuhkan
iman Katolik kepada seluruh umat yang berbudaya Jawa sebagai salah satu usaha
memenuhi teks Kitab Yohanes: “Sabda telah menjadi daging, dan tinggal di antara
menghadirkan persekutuan hidup Ilahi dalam setiap paguyuban yang ada, itu
dilaksanakan melalui karya kegiatannya yang konkrit (AG 5), baik itu di bidang
dan tata organisasi. Untuk melaksanakan panggilan dan perutusannya, umat Allah
paroki menghayati Roh dan jiwa communio dalam tata penggembalaan umat
beriman. Intisari atau Roh communio adalah persekutuan Allah Tritunggal sendiri.
Jiwa communio tampak pada keterlibatan setiap orang beriman pada tingkat
apapun dan bentuk apapun dalam mewartakan dan menghadirkan communio Allah
kepengurusan dalam Gereja menjadi tanda dan sarana keterlibatan seluruh umat
Gereja tidak pernah lepas dari liturgi dan peribadatan. Untuk mendukung
pelaksanaan Liturgi dan peribadatan, paroki Kristus Raja Baciro membentuk tiga
belas tim yakni: tim kerja koor/paduan suara dan dirigen; kerja musik liturgi; tim
kerja lektor; tim kerja pemazmur; tim kerja putra altar; tim kerja prodiakan paroki;
tim kerja Ekaristi harian; tim kerja devosi; tim kerja panduan liturgi; tim kerja
PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
55
paramenta/peralatan misa; tim kerja kolekte; tim kerja dekorasi altar; tim kerja
tata laksana.
hal yang dapat ditimba dari tiap-tiap tim. Setiap tim membuat rencana program
menyusun lagu liturgi bahkan inovasi terhadap panduan liturgi sesuai dengan
mengkontekstualkan liturgi.
b. Bidang Pewartaan
Iman tanpa pewartaan merupakan kesia-sian belaka. Oleh karena itu, iman
harus diwartakan. Pewartaan itu dilaksanakan dalam pelbagai cara. Untuk paroki
Tim bidang pewartaan terdiri dari: Tim kerja katekis; Tim kerja baptisan
bayi; Tim kerja inisiasi; Tim kerja pendampingan iman anak (PIA); Tim kerja
pendampingan iman remaja (PIR); Tim kerja pendampinan iman orang dewasa
Tim kerja kerasulan Kitab Suci; Tim kerja pemandu; Tim kerja komunikasi sosial.
terlaksananya baptisan bayi. Dalam konteks tim kerja inisiasi, pendampingan dan
pemberian pelajaran juga termasuk tugas penting sehingga nantinya Iman anak
PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
56
yang akan didampingi oleh Tim Kerja Pendampingan Iman Anak berjalan dengan
Agar pewartaan tetap berakar menurut semangat Injil Tuhan kita Yesus
Kristus, maka Tim Kerasulan Kitab Suci perlu melakukan suatu koordinasi mulai
dari tingkat lingkungan sampai ke keuskupan. Segala sarana perlu dipakai agar
Injil yang sering tertuang dalam ajaran Gereja terkomunikasikan dengan efektif,
efisien, dan realistis baik secara internal (umat) maupun eksternal (masyarakat).
bantuan dana duka kepada salah satu anggota yang meninggal, melakukan
salah satu usaha untuk mencoba menangkap apa yang menjadi kebutuhan umat
berdasarkan usia. Tiap-tiap tim yang tergabung dalam bidang paguyuban dan tata
salah satu usaha agar umat yang lansia dapat berperan dalam berbagai segi
Selanjutnya, potensi kaum muda digali oleh tim kerja mudika lewat
pendampingan dan kaderisasi sedangkan dari tim kerja ibu-ibu Paroki juga
tata organisasi.
Bidang sarana dan Prasarana terdiri dari tim: kerja inventarisasi harta benda;
rumah tangga paroki; listrik, telepon, dan air; dan sound system
memelihara apa yang sudah ada terutama yang berkaitan dengan fasilitas parokial.
Bidang sarana dan prasarana juga berusaha untuk menciptakan rasa nyaman di
gereja agar umat dapat memuji dan memuliakan Allah, misalnya: mengusahakan
berusaha untuk menga-update diri sesuai dengan tuntutan zaman. Yesus yang
bertanya kepada para murid-Nya: “menurut orang siapakah anak manusia... dan
menurut kamu siapakah aku?” merupakan salah satu usaha untuk mengkaji apa
yang sudah dilakukan-Nya. Demikian juga halnya dengan paroki Baciro yang
terhadap perkembangan dan dinamika umat. Lebih spesifik tim kerja sumber daya
Untuk mendukung satu sama lain, tim kerja Pengembangan Teritori, tim
kerja Data bahkan tim kerja sumber daya harus bahu membahu mewujudkan tiap-
tiap program antara yang satu dengan yang lain. Kerjasama antar tim akan
Dari seluruh programa kerja dari setiap bidang dan tim, penulis akan
pembinaan iman remaja. Tujuan utamanya, untuk lebih mudah melihat hal-hal
yang menolong pendampingan. Juga yang paling utama ialah apakah poin-point
BAB III
METODOLOGI, LAPORAN
memperoleh data tentang peran wali baptis terhadap perkembangan iman anak
A. METODOLOGI PENELITIAN
data, analisis data, tempat dan waktu penelitian, responden penelitian, variabel
1. Rumusan Permasalahan
perkembangan iman anak baptis usia remaja di paroki Kristus Raja Baciro.
e. Upaya apa yang dapat dilakukan untuk meningkatkan peran wali baptis dalam
mengembangkan iman anak baptis usia remaja supaya anak baptisnya dapat
2. Tujuan Penelitian
mengembangkan iman anak baptis usia remaja di paroki Kristus Raja Baciro.
mengembangkan iman anak baptis usia remaja di paroki Kristus Raja Baciro.
anak baptis.
3. Manfaat Penelitian
a. Setelah memahami peran wali baptis terhadap perkembangan iman anak baptis
usia remaja paroki Kristus Raja Baciro Yogyakarta, penelitian ini diharapkan
bidang pewartaan baik sebagai religius maupun sebagai katekis dalam hidup
b. Hasil penelitian ini diharapkan dapat menjadi input bagi paroki Kristus Raja
Baciro secara khusus bidang pewartaan untuk meningkatkan peran wali baptis
dalam pelaksanaan pendampingan iman untuk anak baptis usia remaja di paroki
c. Semoga penelitian ini dapat menjadi sumbangan bagi prodi IPPAK Sanata
4. Jenis Penelitian
dalam Riduwan (2008: 50) menyatakan penelitian ex post facto adalah suatu
penelitian yang dilakukan untuk meneliti peristiwa yang telah terjadi dan
5. Metode Penelitian
pada kondisi obyek yang alamiah (sebagai lawannya adalah eksperimen) di mana
2014: 347).
6. Pengumpulan Data
terstruktur. Oleh karena itu dalam melakukan wawancara penulis telah menyiapkan
selain harus membawa instrumen sebagai pedoman untuk wawancara, penulis juga
menggunakan alat bantu seperti Handphone (untuk merekam), kamera yang dapat
informasi tentang keadaan responden. Penulis akan mencatat data yang diperoleh
ini penulis melibatkan tiga unsur pokok, yakni; teknik wawancara, teknik observasi,
dan pencatatan melalui dokumen. Ketiga teknik pengumpulan data ini akan
digunakan untuk memperkaya temuan yang ada di lapangan (paroki Kristus Raja
Baciro Yogyakarta).
adalah merupakan pertemuan dua orang untuk bertukar informasi dan ide melalui
tanya jawab, sehingga dapat dikonstruksikan makna dalam suatu topik (Sugiyono,
2014: 384). Dengan wawancara, maka peneliti akan mengetahui hal-hal yang lebih
yang terjadi yang tidak bisa ditemukan melalui observasi (Sugiyono, 2014: 386).
7. Analisis Data
dan menyusun secara sistematis data yang diperoleh dari hasil observasi,
melakukan sintesa, menyusun ke dalam pola, memilih mana yang penting dan
yang akan dipelajari, dan membuat kesimpulan sehingga mudah difahami oleh
jawaban-jawaban dari responden dan akan diuraikan pada bagian laporan dan
hasil penelitian.
a. Tempat
Paroki Kristus Raja Baciro Yogyakarta dipilih sebagai tempat atau lokasi
oleh penulis. Kedua: penulis lebih mudah memperoleh izin melakukan penelitian
karena penulis adalah salah seorang umat paroki Kristus Raja Baciro Yogyakarta.
b. Waktu Penelitian
Waktu penelitian ini dilaksanakan pada bulan Mei 2015 dan awal bulan
Juni 2015. Adapun alasan penelitian dilakukan pada bulan ini yakni, pertama:
menetapkan bulan Mei ini sebagai Bulan Katekese Liturgi yang memasuki tahun
ke- 17 dengan tema “Liturgi sebagai Syukur atas Iman dan Panggilan”. Dengan
himbauan tersebut, Gereja Kristus Raja Baciro mempunyai moment untuk lebih
mendalami tentang liturgi sebagai syukur atas iman dan panggilan. Dan sebagai
setiap lingkungan untuk memahami tema tersebut melalui bahan yang telah
disediakan oleh KAS. Penulis juga turut ambil bagian dalam kegiatan tersebut.
Pada awal bulan juni ada penerimaan komuni pertama bagi anak-anak serta ada
baptisan bayi. Dengan demikian penulis bisa lebih mudah untuk bertemu dengan
9. Responden penelitian
a. Populasi
situation” atau situasi sosial yang terdiri atas tiga elemen, yaitu: tempat (place),
(Sugiyono, 2014: 363). Dalam penelitian ini, yang menjadi populasi adalah,
pertama: wali baptis yang pernah menjadi wali baptis, remaja Katolik Kristus Raja
Baciro Yogyakarta, ketua bidang pewartaan, prodiakon paroki Kristus Raja Baciro
penulis untuk memperoleh data-data yang hendak diperoleh. Dalam penelitian ini
penulis telah mewawancarai romo paroki Kristus Raja Baciro untuk memperoleh
b. Sampel Penelitian
diselidiki dan dianggap bisa mewakili keseluruhan populasi (jumlah lebih sedikit
dari pada jumlah populasi (Sunyoto, 2009: 125). Sampel penelitian ini adalah
umat (representatif) paroki Kristus Raja Baciro Yogyakarta) yang terdiri dari:
tujuh orang anak baptis usai remaja (13-21 tahun) yang telah dibaptis di paroki
Kristus Raja Baciro Yogyakarta dan delapan orang wali baptis yang masih aktif
dalam kehidupan menggereja serta masih menjadi wali baptis selama tiga tahun
terakhir dan tidak tertutup kemungkinan bagi mereka yang pernah menjadi wali
baptis di paroki Baciro. Selain itu romo paroki, ketua bidang pewartaan, dan
PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
66
prodiakon Kristus Raja Baciro juga menjadi sampel dalam penelitian ini. Sampel
yang berjumlah 20 orang ini dipilih karena dianggap mampu mewakili populasi
Benediktus XVI tentang PORTA FIDEI (pintu kepada iman). Bapak Paus
Benediktus melihat krisis iman yang mendalam yang dialami oleh umat Kristiani
dibanyak bangsa sebagai akibat dari sekularisasi global. Menanggapi ini, KAS
menegaskan dan memberi perhatian pada formation iman berjenjang yang telah
dibagi menjadi enam tahap sebagai gema dari Tahun Iman (Oktober 2012-
Teragung tahun 2033 dalam mengenangkan 2.000 tahun penebusan oleh Yesus
Kristus.
Variabel penelitian adalah suatu atribut atau sifat atau nilai dari orang,
obyek, organisasi atau kegiatan yang mempunyai variasi tertentu yang ditetapkan
a. Variabel Independen
ini yang menjadi variabel independen yakni peran wali baptis di paroki Kristus
b. Variabel Dependen
merupakan variabel yang dipengaruhi atau yang menjadi akibat, karena adanya
variabel bebas. Dalam penelitian ini yang menjadi variabel dependen yakni
perkembangan iman anak baptis usia remaja di paroki Kristus Raja Baciro
Yogyakarta.
NO Variabel Indikator
yang
diungkap
(1) (2) (3)
1 Peran wali 1. Pengertian wali baptis.
baptis
2. Peran, tugas, dan tanggungjawab wali baptis sebelum,
pada saat pembaptisan, dan sesudah pembaptisan.
3. Pelaksanaan peran, tugas, dan tanggungjawab wali
baptis.
4. Kepentingan kehadiran wali baptis terhadap
pendampingan iman.
5. Faktor pendukung dan penghambat dalam
melaksanakan peran, tugas dan tanggungjawab sebagai
wali baptis.
6. Pengetahuan wali baptis tentang simbol-simbol liturgis
dalam upacara baptisan.
7. Keteladanan hidup wali baptis.
8. Perasaan karena terpilih sebagai wali baptis.
9. Pesan atau harapan kepada para wali baptis
10. Pendampingan yang khas bagi iman remaja.
2 Perkembangan 1. Pengetahuan tentang wali baptis
PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
68
iman anak
baptis
2. Nasehat yang masih mereka ingat dari wali baptis.
3. Bentuk pendampingan yang diharapkan dari wali
baptis.
4. Teladan hidup dari wali baptis
5. Kepentingan kehadiran wali baptis.
6. Harapan remaja kepada para wali baptis.
ini setiap responden diberi pertanyaan yang sama, dan penulis mencatatnya
bantu pada saat wawancara agar penulis dapat berkonsentrasi pada proses
Hasil rekaman kemudian ditulis kembali dalam bentuk print out sebagai
sebagai berikut:
sebagai wali baptis ketika melaksanakan peran dan tugas bapak/ibu dalam
7. Menurut bapak/ibu keteladanan hidup macam apakah yang harus dihidupi oleh
8. Menurut bapak/ibu pendampingan yang khas macam apa yang diberikan bagi
9. Apakah bapak/ibu bangga atau senang karena terpilih menjadi wali baptis?
10. Apakah bapak/ibu mempunyai pesan atau harapan kepada para wali baptis?
saudara/saudari alami?
PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
70
baptis.
baptis.
1. Hasil Dokumen
diambil dari buku induk paroki Kristus Raja Baciro, buku pedoman pelaksanaan
dewan paroki Kristus Raja Baciro Yogyakarta 2011 dan dari lampiran SK
tiga tahun terakhir (2012-2015) Paroki Kristus Raja Baciro menunjukkan bahwa
jumlah anak yang dibaptis terdiri dari 70 jiwa. Secara liturgis-kanonik dari
ketujuh puluh jiwa terdapat 58 orang baptisan bayi dan 22 orang termasuk sebagai
perempuan berjumlah 27 orang. Dari dokumen ini, baptisan bayi berarti mereka
yang lahir dalam tahun yang bersangkutan atau satu dan dua tahun sebelum anak
menerima baptisan. Sedangkan baptisan dewasa berarti mereka yang lahir dan
PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
71
dibaptis tidak termasuk pada tahun yang telah didefenisikan oleh penulis.
Sedangkan yang menjadi wali baptis bagi peserta baptis berjumlah 63 orang.
Nampak bahwa terdapat peserta wali baptis menjadi emban baptis tidak hanya
2. Hasil Observasi
pembekalan bagi orangtua dan wali baptis yang didampingi oleh ibu Monika
pembaptisan dilaksanakan pada minggu ke III pukul 08.00-09.30 pada saat misa
bersama dengan orang tua dan wali baptis yang diadakan di paroki Kristus Raja
Baciro ada keprihatinan yang dirasakan dan dialami oleh penulis. Pertama, pada
saat pembekalan peserta yang hadir tidak diberikan buku panduan. Pendamping
mempermudah dan memperdalam pemahamam orang tua dan wali baptis tentang
materi pembekalan bisa ditampilkan dalam bentuk power point dan diberikan
Hand out kepada peserta. Kedua: pada saat pembekalan para wali baptis tidak
semuanya hadir. Dari tujuh orang calon baptisan baru hanya ada satu orang wali
baptis yang hadir. Akibat dari tidak hadirnya wali baptis pada saat pembekalan
PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
72
ini, maka pada saat pembaptisan berlangsung ada wali baptis yang tidak tahu apa
yang seharusnya dilakukan, mereka serba canggung. Wali baptis ada yang hanya
penerimaan baptisan baru pada saat itu berlangsung kurang hikmah. Romo yang
bertugas pada saat itu serba buru-buru sehingga menimbulkan kesan bahwa
makna terdalam dari penerimaan baptisan baru menjadi anggota Tubuh Kristus
sebagai wali baptis dan tujuh responden sebagai anak baptis. Untuk lebih
memperoleh data yang lebih valid, penulis telah mewawancarai ketua tim bidang
pewartaan, prodiakon dan romo paroki Kristus Raja Baciro. Dalam penelitian ini
3. Hasil Wawancara
pertanyaan yang diajukan penulis kepada wali baptis, anak baptis usia remaja, ketua
tim bidang pewartaan, prodiakon dan romo paroki Kristus Raja Baciro Yogyakarta.
Pak Tresno (R5) memahami wali baptis sama dengan saksi dalam
perkembangan iman anak. Pengertian ini sama dengan apa yang dikatakan Dewa
(R11) bahwa wali baptis adalah saksi ketika Dewa dibaptis, orang yang
baptis menyaksikan anak baptis ketika dibaptis. Dan mereka adalah orang yang
telah dipilih dan dipercaya oleh orang tua anak yang dibaptis, mereka yang
mendampingi anak baptis bersama orangtua saat pembaptisan, sebagai polisi iman,
mereka yang membimbing dan mengarahkan anak baptis, sebagai orang tua kedua,
ibu atau bapak wali, orang yang memberi kekuatan dan contoh kepada anak baptis.
Orang yang berperan dalam kehidupan iman anak baptis, orang yang
baptis, yakni: sebagai penyeimbang dari sebuah keluarga, orang tua dari sisi iman,
Menurut ibu Ning (R5) peran, tugas dan tanggungjawab seorang wali
tua dan mereka yang dibaptis. Peran wali baptis long live. Ibu Ananta (R6)
menanyakan motivasi mengapa mau menjadi Katolik. Pak Rudi (R7) dan bu
Harni berperan mengarah mereka (baptis dewasa) untuk aktif ke lingkungan dan
meminta untuk mencarikan nama baptis bagi calon baptis itulah yang menjadi
Pada saat liturgi pembaptisan berlangsung, menurut ibu Debby (R1) yang
menjadi peran wali baptis adalah: mengendong anak yang dibaptis, mendampingi
anak baptis dan melayani romo. Beberapa responden mengatakan pada saat
secara resmi, mendampingi mereka yang dibaptis, hening dalam mengikuti proses
selanjutnya.
pak Anung (R3) dan pak Windu (R19) yakni menjadi pendamping iman bagi
anak baptisnya dan ini berlangsung seumur hidup (long live). Memantau anak
mengingatkan mereka yang dibaptis supaya iman yang dibaptis itu jangan sampai
PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
76
hilang, mengingatkan apakah anak baptis sudah ke gereja atau belum, sebagai
lengkap.
Tabel : 7 Peran Wali Baptis Pada Saat Liturgi Pembaptisan Menurut Wali
Baptis
NO Responden Jawaban Responden
R1 Mengendong anak yang dibaptis, membantu memegang saat
anak dituangi air, membantu romo.
R2, R3, R6, Berdiri mendampingi pada saat upacara pembaptisan,
R8, R9, R10 membawakan lilin. Memberikan tanda salib di kening
baptisan baru, melap kepala anak baptis setelah air
dituangkan di kepala anak baptis, melap setelah kepala anak
diminyaki, meletakkan kain putih di dada anak baptis dan
memegang dan kemudian menyerahkan lilin yang bernyala
kepada orang tua yang dibaptis.
R4 Menyaksikan bahwa pembaptisan itu benar-benar terlaksana
secara resmi. Ikut membubuhkan tanda salib pada dahi anak
baptis.
PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
77
pelaksanaan peran mereka selama ini dijalankan. Ada berbagai macam cara yang
telah responden lakukan. Ibu Debby (R1) dan bu Candra (R8) masih tetap
menjalin komunikasi dengan anak baptis dalam bentuk sharing pengalaman. Ibu
Thersia (R2) dan Pak Tresno (R4) bersikap sebagai orang tua, yakni menyapa,
mengajak ikut terlibat dalam kegiatan rohani seperti koor dan misdinar, komuni
orang tua anak baptis. Pak Anung (R3) membuat pertemuan sekali sebulan
dengan anak baptis (Trah). Bagi ibu Ning (R5) komunikasi dengan anak baptis
berhenti karna kehilangan jejak di mana mereka berada. Selain itu beberapa
untuk rajin berdoa dan ke Gereja, kepoh positif. Sedangkan ibu Harni ((R10)
mengatakan bahwa selama ini sama sekali belum melaksanakan perannya. Peran,
Data yang diperoleh penulis dari anak baptis bahwa pelaksanaan peran
wali baptis ada yang sudah terlaksana dan ada juga yang belum terlaksana. Tidak
terlaksana menurut Dewa (R11) karena wali baptis sudah meninggal dunia.
Terlaksana pada saat ada acara keluarga (Trah) wali baptis membimbing dan
memberi nasehat. Venti (R12) mengatakan bahwa wali baptisnya pada acara
pendampingan dari wali baptis selama ini tidak pernah ada atau putus karena
jarang ketemu.
Romo paroki (R18), pak Windu (R19) dan pak Mantri (R20) mengatakan
satu atau dua orang sudah melaksanakan peran itu. Wali baptis masih belum
adalah Sebagai orang tua kedua bagi anak. Maka wali baptis juga
melihat kehadiran wali baptis adalah sebagai orang tua yang harus mendampingi
bagi anak baptis sampai dewasa dalam imannya, membuka hati atau jiwa anak
baptis untuk dekat pada Tuhan, mendampingi anak dalam menghadapi kemajuan
zaman (IT), mengingatkan anak baptis bahwa dia sudah dibaptis dan dengan
sendirinya dia telah menjadi anggota Gereja dan menjadi anak Tuhan, menjadi
orang tua kedua bagi anak baptis, anak remaja masih labil dan gampang
terpengaruh maka kepercayaan mereka belum kuat dengan demikian mereka perlu
didampingi.
PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
82
orang tua yang mengakrabkan dan memperkenalkan para remaja yang belum
kelompok ada wajah-wajah baru. Wali baptis menjadi pembimbing apalagi jika
orang tua sibuk dan tidak tahu bagaimana membimbing anak, menguatkan iman
anak baptis supaya tidak goyah. Sedangkan jawaban yang diberikan oleh
responden lain tentang kepentingan kehadiran wali baptis adalah kehadiran wali
baptis sejajar dengan orang tua, mereka sebagai orang tua dari sisi iman bagi anak
Jawaban para responden secara rinci penulis uraikan pada tabel 15, 16 dan
17 di bawah ini.
Jawaban ibu Theresia (R2) dan ibu Debby (R1) tentang faktor pendukung
yang mereka alami dalam menjalankan peran sebagai wali baptis yakni: adanya
dukungan dari anggota keluarga dan niat yang tulus dalam melaksanakan peran
tersebut, peran orang tua anak baptis, adanya pembekalan yang diadakan di Paroki
Baciro, kerjasama antara orang tua dengan ketua lingkungan dan wali baptis,
media elektronik seperti Handphone, relasi personal yang sudah dijalankan sejak
terpilih sebagai wali baptis, keterlibatan anak dalam perkumpulan atau kegiatan
gerejani.
sebagai wali baptis selama ini menurut pak Anung (R3) adalah: privasi orang
sangat berpengaruh, kecenderungan orang jika tidak sesuai di hatinya maka dia
akan berontak dengan mengatakan: siapa kamu? Maka jika wali baptis sering
bertemu dengan anak baptisnya sangat berbeda dengan mereka yang jarang
PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
85
menurut pak Tresna (R4) termasuk faktor penghambat dalam melaksanakan peran
sebagai wali baptis. Ada orang tua yang tidak mendukung kegiatan wali baptis,
jarak yang jauh (pindah tempat tinggal) dan hilangnya HP anak baptis, situasi
yang kurang mengenakkan dalam keluarga, orang tua yang masih sibuk mencari
nafkah. Orang tua anak baptis tidak menganjurkan atau tidak mengharuskan agar
selanjutnya selama ini. Tidak tahu bahwa tugas sebagai wali baptis itu
Seorang wali baptis diharapkan mampu menjadi teladan kepada siapa saja.
hidup seorang wali baptis adalah teladan dalam hal iman, aktif di gereja dan di
lingkungan, menjadi teladan dalam bertutur kata dan bersikap ataupun dalam
bergaul, dewasa dalam berpikir dan bijaksana, tidak suka bertengkar dan
seorang wali baptis menurut Laras (R17) adalah rajin berdoa, mau berbagi kepada
sesama, membacakan cerita sabagai pengantar tidur, mendidik baik dalam segi
iman maupun moral yang sifatnya harus “balance” karena iman tanpa perbuatan
adalah sia-sia dan seorang wali baptis mampu memberi inspirasi. Beberapa anak
baptis juga mengatakan keteladan hidup dari wali baptis adalah: keteladanan yang
dapat dilihat dari sikap, peduli, aktif ikut kegitan di gereja dan di lingkungan
menjadi pendidik baik dari segi moral maupun dari segi iman dan memberi
inspirasi.
Hal yang sama juga diungkapkan oleh romo paroki dan pak Windu bahwa
seorang wali baptis harus bisa menjadi teladan dalam hal ikut ambil peran serta
dalam masyarakat, beriman teguh, minimal tiap hari minggu ke gereja, aktif di
selalu mengikuti 10 perintah Allah, menyapa dan mengajak anak baptis untuk
aktif ikut dalam kegiatan menggereja. Sedangkan menurut pak Mantri seorang
wali baptis menjadi teladan dalam kehidupan sehari-hari, menyapa dan mengajak
Dalam Liturgi pembaptisan Gereja Katolik ada banyak simbol atau lambang
yang digunakan pada saat proses pembaptisan berlangsung seperti: air, minyak,
PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
89
kain putih dan lilin. Masing-masing dari lambang atau simbol tersebut tentu
mengandung makna. Pada saat penenlitian ada wali baptis yang bisa memberi
makna atau arti dari lambang tersebut. Namun ada juga wali baptis yang kurang
paham tentang makna dari lambang atau simbol-simbol tersebut. Menurut ibu
Harni makna dari simbol air adalah: air merupakan sumber kehidupan yang selalu
dibutuhkan oleh setiap orang. Dengan air menurut ibu Harni seseorang mendapat
kesegaran rohani atau siraman rohani. Siraman rohani diartikan dengan Firman
Tuhan dan Tubuh Kristus yang kita santap dalam perayaan Ekaristi. Ada juga
responden yang mengatakan bahwa dengan air seseorang dibersihkan dari dosa
asal. Pak Mantri mengatakan air merupakan syarat utama dari pembaptisan. Air
Makna dari minyak Krisma menurut ibu Candra adalah: pengurapan seperti
Yesus diurapi menjadi nabi. Maka kitapun menjadi nabi di manapun kita berada.
Beberapa wali baptis memahami makna dari minyak krisma adalah: dilahirkan
kembali, Roh Kudus mulai berkarya pada mereka yang baru menerima baptisan,
iman diperbaharui lagi sebagai Katolik, sebagai tanda pembebasan manusia dari
dosa, pengurapan atau diurapi seperti Yesus. Dengan demikian mereka yang telah
dibaptis ikut ambil bagian dalam tugas Yesus Kristus, minyak menguatkan iman
seseorang.
anak yang baru dibaptis itu telah mengenakan Kristus, lambang kesucian (kita
bersih). Untuk membersihkan atau melap. Baju menurut pak Mantri merupakan
“jati diri”. Pakaian yang kotor, yaitu dosa-dosa diganti dengan pakaian baru. Dan
PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
90
hendaknya anak baptis bisa juga menjadi terang di tengah keluarga dan
Tabel : 22 Makna Simbol Air Baptis Menurut Wali Baptis dan Responden
Lain
Menjadi wali atau emban baptis tidak semua orang bisa terpilih. Pada saat
baptis ketika dipilih menjadi wali baptis. Mereka dengan jujur, ceria dan penuh
semangat mengatakan bahwa mereka bangga karena dipilih dan dipercaya oleh
orang tua anak yang dibaptis untuk menjaga, mendampingi iman anak
selanjutnya. Menjadi wali baptis menurut pak Tresno ada “kepuasan bathin”,
senang karena berguna bagi orang lain. Pak Anung mengatakan tidak terlalu
bangga karena dipilih menjadi wali baptis karena menjadi seorang wali baptis
adalah merupakan kewajiban sebagai orang Katolik. Dan ada wali baptis (Pak
PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
92
Rudi, R7) yang dengan spontan mengatakan bahwa tidak bangga menjadi wali
baptis karena menjadi wali baptis itu merupakan beban. Kualitas bangga adalah
bagaimana supaya ke depan anak baptis lebih baik, tetap teguh pada imannya.
Dalam tabel 23 di bawah ini penulis memaparkan lebih jelas jawaban dari
dalam bentuk rekoleksi dan ada out bound, anak remaja diberikan pendalaman
iman baik itu dalam keluarga maupun lingkungan, mereka diajak untuk terlibat
Menurut pak Windu, bentuk pendampingan yang khas bagi remaja harus
dicari kegiatan yang sesuai dengan usia mereka, misalnya : Gedget. Ilmu
bagaimana cara menggunakan media komunikasi yang baik dan benar. Bagaimana
menggunakan facebook dengan benar. Juga harus disadari bahwa anak remaja
mereka.
cukup dinamis.
R6 Pendampingan ini dimulai dari keluarga. Pencarian jati
diri merupakan ciri khas remaja. Dengan ciri khas ini
perlu penegasan bagi remaja apa yang seharusnya
dilakukan. Ketegasan itu juga menuntut suatu keteladanan
dari orangtua, bukannya hanya kata-kata tetapi juga
perbuatan. Dalam situasi yang seperti ini sangat tepat bila
anak remaja diperlakukan sebagai teman
R7 Pendampingan yang berkualitas akan membuat anak
bertahan pada iman yang sudah diterimanya sejak
pembaptisan
R8 Dalam bentuk rekoleksi dan ada out bound.
R9 Anak-anak remaja diberikan pendalaman iman baik itu
dalam keluarga maupun lingkungan
R10 Anak diajak untuk terlibat dalam kegiatan putra-putri
altar jika mereka sudah menerima komuni.
Harapan wali baptis kepada para wali baptis yang lainnya adalah: supaya
menjadi teladan/contoh, tidak cukup hanya berperan pada saat pesta pembaptisan
saja, supaya para wali baptis mendorong dan menggerakkan anak-anak baptisnya
ikut serta dalam kegiatan lingkungan dan gereja, supaya tidak begitu saja
PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
95
mengabaikan anak-anak baptis, menjadi wali baptis itu tidak hanya formalitas,
Harapan anak baptis kepada wali baptis adalah: sekali dalam sebulan ada
pendampingan atau pertemuan kepada anak baptis, supaya wali baptis tetap
membimbing sampai tua, jangan lelah dalam mendidik anak baptisnya, karena
sepanjang hidup manusia itu terus belajar. Tetap ada perhatian, kepedulian kepada
Tabel 24 : Harapan-Harapan
Dari data yang telah diperoleh, bagi sebagian anak baptis ada nasehat-
nasehat dari wali baptis yang pernah mereka terima dan masih mereka ingat
nasehat-nasehat yang sampai sekarang masih dia ingat dari wali baptis yaitu:
belajar yang baik dan diingatkan untuk tidak pacaran dulu. Selain itu bagi Tifani
PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
97
nasehat yang sampai sekarang masih diingat dari wali baptis adalah: jangan hanya
belajar tetapi ikut jugalah dalam kegiatan-kegiatan yang ada di lingkungan dan
Gereja, rajin berdoa. Dalam hal sopan-santun Laras juga dinasehati misalnya:
Pada tabel 25 penulis akan menuliskan dengan jelas jawaban dari anak
baptis tentang nasehat yang masih mereka ingat dari wali baptis.
Tabel 25: Nasehat-Nasehat yang Diterima Anak Baptis dari Wali Baptis
bentuk pendampingan yang diharapkan Dewa kepada wali baptis adalah: dalam
bentuk sharing pengalaman iman dengan anak baptis dan menjadi jembatan antara
teman, orang tua dan anak karena dalam kelompok anak remaja masih belum
saling kenal. Bagi Venti dan Tifani bentuk pendampingan yang diharapkan dari
wali baptis adalah mengajak agar rajin mengikuti kegiatan gerejani, yakni: diajak
untuk melibatkan diri dalam kegiatan gerejani. Dalam tabel 26 di bawah ini
R 12, R13, R17 Supaya mengajak agar rajin ke gereja, ikut kegiatan yang
ada di lingkungan, rajin doa Rosario.
wali baptis tentang siapa wali baptis menjadi kunci utama untuk memahami
tentang peran dan tugas seorang wali baptis. Pemahaman diri ini akan mendorong
para wali baptis menjalankan peran dan tugas mereka semaksimal mungkin.
Pemaparan berikut ini terarah pada paham para wali baptis tentang wali baptis itu
sendiri.
Dari hasil penelitian responden mengatakan wali baptis ialah orang yang
menjadi saksi atas pembaptisan seorang anak. Karena mereka adalah sebagai saksi
maka menurut pak Tresno (R4) dan Dewa (R11) mereka bertanggungjawab
(R1) dan beberapa responden mendefinisikan bahwa wali baptis adalah mereka
PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
99
yang telah dipilih dan dipercaya oleh orang tua anak untuk mendampingi anak
baptis pada saat upacara pembaptisan dan sudah berjanji akan menjadi
pendamping iman bagi anak baptis sampai dewasa dalam imannya bahkan sampai
dituliskan oleh Ernest Maryanto dalam kamus Liturgi. Selain wali baptis seorang
beriman Katolik yang dipilih oleh orang tua menjadi pendamping pada saat
sebaik mungkin dengan kata dan teladan dalam perkembangan hidup rohani.
Kewajiban seorang wali baptis dalam mendampingi iman anak menurut Tifani
(R13) dan romo paroki (R18) sangat penting terlebih-lebih jika orang tua anak
baptis tidak mau mengemban tanggungjawabnya dan dengan demikian wali baptis
dapat menjadi orang tua kedua bagi anak baptis tersebut. Wali baptis wajib
pembinaan dan pendidikan Katolik dan tetap setia pada janji baptis (bdk. Ernest
Maryanto).
Penentuan atau pemilihan wali baptis yang terpercaya dari pihak orang
tua untuk mendampingi anak baptis secara implisit berkaitan dengan kesediaan
wali baptis untuk mendampingi iman anak sampai iman anak mencapai usia yang
dewasa. Secara konkret liturgis pendampingan itu tampak pada saat upacara
anak dengan salib Kristus (Ibu Debby (R1) dan pak Tresno (R4)). Penggendongan
PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
100
itu menunjukkan suatu hak dan tanggungjawab untuk membimbing iman anak
tersebut sampai dewasa bahkan sampai anak baptis menikah (pak Anung, R3).
seorang wali baptis akan lebih tampak apabila kualitas iman anak baptis semakin
bertumbuh dan berkembang. Apalagi berkat baptisannya anak telah menjadi anak
Tuhan seperti yang dikatakan oleh pak Rudi (R7). Setidak-tidaknya kualitas iman
itu tampak dari kesanggupan anak, berkat pendampingan wali baptis, menerima
sakramen yang lain seperti komuni pertama, pengakuan dosa dan sakramen
krisma.
nasehat bijak yang datang dari wali baptis tentu menjadi sangat penting. Sebab
iman sama sekali tidak bisa dipisahkan dengan kepribadian anak. Pengalaman
seperti ini terungkap dari responden yang berstatus sebagai anak baptis (Venti, R
12) dan Tifani (R13)). Nasehat-nasehat bijak dari wali baptis mengajak supaya
anak rajin berdoa, terlibat dalam kegiatan yang ada di lingkungan dan kegitatan-
kegiatan praktis gerejani. Apalagi pada bulan Mei selalu ada kegiatan doa rosario
bersama di lingkungan. Salah satu alasan mengapa anak baptis selalu diarahkan
kepada kegiatan menggereja yakni timbulnya suatu kecemasan yang dialami oleh
bu Ning (R5). Kecemasan itu berupa anak menjauh dari Tuhan. Ibu Ning
suri” dari tahun ke tahun tidak ada gemanya”. Ketidak aktifnya para remaja dalam
kegitan hidup menggereja disebabkan oleh ego remaja yang tinggi dan kurangnya
PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
101
sapaan dari romo. Satu prinsip bahwa orang muda membutuhkan sapaan yang bisa
Pola pendampingan yang dilakukan oleh ibu Candra (R8) dan bu Debby
(R1) terhadap anak baptis menyikapi hal di atas adalah dengan menjadikan anak
baptis sebagai anak sendiri dan teman yang memberi dorongan dan semangat,
menjadi orang tua kedua dari sisi iman bagi anak (pak Windu, R19).
pendampingan yang ditunjukkan oleh ibu Ning (R5). Sama seperti Polisi Lalu
Lintas yang menentukan dan membuat lancarnya jalan lalu lintas, demikian juga
wali baptis membimbing, mengarahkan iman anak seperti polisi sehingga iman
sinilah, dalam arti tertentu wali baptis berperan sebagai penyeimbang dari sebuah
keluarga; bukan sebagai pelengkap atau tempelan pada saat upacara liturgi
Keseimbangan itu dapat dilihat dalam arti bahwa orang tua yang lebih
mengusahakan kebutuhan rohani anak baptis (bdk. Bina Liturgi 5); menunjukkan
rohani dan mendorong mereka dalam kebajikan. pemahaman ini senada dengan
apa yang dikatakan oleh pak Mantri (R20) bahwa wali baptis adalah mereka yang
mendampingi katekumen yang dibaptis disamping orang tua bagi kehidupan anak
tentang air. Responden memahami air sebagai sumber hidup yang dibutuhkan oleh
setiap orang. Sebagai sumber hidup, air juga mempunyai fungsi membersihkan
menandakan pembersihan dosa asal anak seperti yang dikatakan oleh bu Ning
(R5), bu Ananta (R6) dan ibu Candra (R8). Sebagaimana diimani Gereja Katolik,
anak yang lahir berada dalam keadaan status berdosa yang merupakan warisan
dari manusia pertama. Penjelmaan Allah menjadi manusia yang tinggal di antara
kita memutus rantai dosa. Atas perintah Tuhan Yesus, setiap orang yang percaya
kepada-Nya harus dibaptis sehingga pemakaian air menjadi syarat utama yang
dipakai oleh Gereja untuk sakramen Baptis (Pak Mantri (R5)). Air dicurahkan
mengungkapkan “N…aku membaptis engkau dalam nama Bapa, Putra dan Roh
Kudus.
Air yang dicurahkan pada dahi anak menyimbolkan siraman rohani yang
menguduskan tubuh-jiwa dan raga anak baptis. Ritus air yang dicurahkan pada
dahi disertai dengan pengucapan Sabda Allah (bdk. Baptislah mereka dalam nama
Bapa, dan Putra dan Roh Kudus, Matius 28:19). Pada saat anak mencapai usia
dewasa anak yang sudah menerima pencurahan air akan mendapat kesempatan
hidup umat beriman (bdk. bu Harni, (R10)). Setelah pembaptisan, para wali
PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
103
baptis mempunyai tugas agar anak baptis tetap berada dalam kesegaran iman atau
pada dahi anak baptis berarti menjadikan anak sama seperti Yesus sebagai Nabi,
Imam dan Raja (Pak Mantri (R20) dan Ibu Candra R8)). Anak baptis ambil bagian
dalam tugas Perutusan Yesus. Tiga misi keselamatan Yesus, mulai berkarya sejak
anak baptis menerima pengurapan minyak Krisma (Pak Tesno, R4). Makna
pengurapan harus dihidupkan oleh orang tua dan wali baptis pada diri anak.
Pengurapan minyak Krisma membebaskan diri anak baptis dari segala dosa dan
pada saat mencapai usia dewasa anak baptis sendiri terlibat dalam pembebasan
manusia dari dosa (Ibu Ananta, R7). Nilai simbolis dari pengurapan harus terus
menerus diperbarui lewat iman sebagai Katolik (Ibu Ning, R5) yang mencapai
Simbol ke tiga adalah lilin. Lilin tidak akan pernah lepas dari setiap
yang menjadi cahaya dan terang bagi yang percaya kepadanya (Pak Tresno, R4).
Penyerahan lilin kepada orang tua anak baptis mengingatkan keluarga agar tetap
mengandalkan cahaya Kristus sebagai penerang dalam “ruang” gelap (Ibu Harni,
R10). Berkat pendampingan wali baptis dan orang tua maka anak baptis bisa juga
menjadi terang di tengah keluarga dan masyarakat. Dengan lilin seseorang yang
dibaptis menjadi keluarga baru dan diharapkan cahaya itu terus bersinar (Pak
Mantri, R20).
PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
104
“Kain putih ini bukan sembarangan kain putih. Kain putih tersebut
melambangkan Kristus. Maka anak yang baru dibaptis itu telah mengenakan
Kristus mulai saat ini. Anak tersebut jangan dinodai. Anak merupakan titipan
Tuhan. Maka hendaknya dikembalikan kepada Tuhan. Untuk itu anak tersebut
didik supaya menjadi anak yang saleh, anak yang soleha”. Sebagai pakaian iman,
kain putih menandakan dimulainya hidup baru dalam terang Kristus, simbol
manusia (Pak Mantri, R20). Kain putih melambangkan kebangkitan Kristus dari
kegiatan rohani seperti koor, ikut misdinar, komuni pertama dan krisma,
Peran wali baptis menurut pak Anung (R3) dan pak Windu (R19)
berlangsung seumur hidup. Peran mereka sama seperti orang tua yang mendidik,
mendampingi iman anak baptis. Wujud konkrit peran dan tanggungjawab seorang
dapat diwujudkan dengan menjadi teman atau tempat curhat/sharing bagi anak,
mengingatkan supaya rajin ke gereja dan ikut komuni pertama dan menjadi putra
PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
105
Altar, mendoakan anak baptis (ibu Debby, R1) dan memberikan nasehat sejauh itu
Sebagai komunikator, wali baptis terlibat dalam pesan yang didengarnya dari
orang tua anak baptis sehingga perhatian pada dirinya dan aspek-aspek yang tidak
terlalu penting bagi wali baptis menjadi hilang. Tujuan komunikasi antara wali
baptis dan anak baptis lebih merangsang anak baptis untuk bertindak. Unsur
penting yang perlu dihayati wali baptis sebagai komunikator adalah empati.
Dalam konteks peran wali baptis, empati berarti wali baptis berusaha
menempatkan diri pada apa yang sedang dialami oleh anak baptis sekarang ini dan
saat ini. Dengan komunikasi yang empatif, jarak geografis tidak menjadi
penghalang dalam menjalankan peran sebagai wali baptis (ibu Ananta, R6).
Responden menyatakan sikap empati ini dalam istilah “kepoh positif” (Ibu Titik,
R9). Dengan adanya “kepoh positif” yang empati pada diri wali baptis akan ada
sikap kontrol sosial pada anak baptis dan orang tua baptis yang akan memudahkan
proses penanaman nilai-nilai iman pada diri anak. Sehingga dengan demikian
setiap saat orang tua dan anak baptis bisa lebih peduli terhadap kegiatan gerejani.
pelaksanaan masa-masa liturgi. Hal ini jauh lebih mudah untuk dijalankan
misalnya: mengajak anak baptis mengikuti devosi dan Rosario, ziarah atau
Agung Semarang.
PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
106
hanya sebatas formalitas-liturgis. Sebab banyak wali baptis tidak lagi menjalankan
komunikasi dengan anak baptis. Terhadap pernyataan ini Pastor Paroki (R18)
menyatakan bahwa satu atau dua orang sudah melaksanakan peran itu. Namun ini
masih merupakan pekerjaan rumah yang tidak gampang karena pasti dalam jangka
waktu yang cukup lama peran wali baptis hanya sebagai pelengkap upacara
memperoleh pendampingan iman secara khusus dari orang tua karena kelalaiaan.
ialah kesiapannya untuk mengikuti pembekalan bersama dengan orang tua sesuai
dengan program paroki Kristus Raja Baciro (Pak Tresno (R4), bu Candra (R8),
pak Anung, R3). Keikutsertaan untuk mengikuti pembekalan sendiri dapat dipakai
oleh wali baptis sebagai sarana untuk menjelaskan arti menaati ajaran-ajaran
Gereja sebagai pedoman hidup yang perlu dihayati oleh setiap orang yang
memeluknya.
Ibu Harni (R10) mengatakan selama beberapa kali menjadi emban baptis
tidak pernah mengikuti pembekalan karena orang tua yang dibaptis tidak pernah
pembekalan para wali baptis dapat mengetahui apa yang menjadi peran, tugas dan
menunjukkan awal mula komunikasi dan akan berlanjut pada saat anak baptis
semakin dewasa.
pembekalan bersama dengan orang tua menjadi kesempatan untuk mengenal latar
mendidik anak baptis yang berjenjang mulai dari sejak pembaptisan serta dalam
misalnya: siapa yang memasangkan busana putih pada baptisan baru, siapa yang
menyalakan lilin paskah, apa makna simbol-simbol yang dipakai dalam liturgi
pembaptisan.
baptisan baru, melap kepala anak baptis setelah air dituangkan di kepala anak
baptis, meletakkan kain putih di dada anak, memegang dan menyerahkan lilin
yang bernyala kepada orang tua yang dibaptis dan menyaksikan bahwa
pembaptisan berlangsung hampir sama dengan apa yang telah diuraikan oleh
dipakai oleh penulis untuk memaparkan partisipasi wali baptis pada saat upacara
sebelumnya. Selain dari apa yang diungkapkan oleh para responden di atas,
PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
108
Secara garis besar para responden mengatakan bahwa peran, tugas dan
tanggungjawab seorang wali baptis itu berlangsung seumur hidup (Long Live).
Mereka menjadi pendamping iman bagi anak baptis. Mendidik iman anak
sebagaimana orang tua terhadap anak kandungnya sendiri. Mereka bisa menjadi
kepada mereka sejauh itu diterima oleh anak baptis (Debby, (R1), pak Anung,
(R3) dll ). Pernyataan para responden ini senada dengan apa yang telah dituliskan
oleh Ga I dalam buku Sakramen dan sakramentali menurut Kitab Hukum Kanonik
bahwa wali baptis mewakili Gereja dalam menerima calon baptis menjadi anggota
keluarga Kerajaan Allah secara spiritualitas dan memainkan peran nyata Gereja
kepada calon baptis sebagai seorang bunda. Peran wali baptis tidak sederhana,
Iman anak yang sudah dibaptis yang dimasukkan menjadi anggota Gereja
para wali baptis ikut ambil bagian. Partisipasi yang dimaksud dapat dibandingkan
dengan peran sebagai “polisi iman” dan pemelihara iman anak baptis seperti yang
dinyatakan oleh ibu Ning. Sebagai “Polisi iman” berarti wali baptis mengarahkan,
Apabila anak tidak dibawa ke dalam kegiatan imani seperti yang disebutkan, wali
orang tuanya sehingga sampai pada waktunya anak sanggup untuk mengatakan
kurang lebih tujuh tahun sejak dibaptis terarah kepada orang tua anak sendiri.
Rentang waktu yang demikian sering membuat wali baptis bisa kehilangan kontak
sehingga tidak dapat mengenali lebih dalam siapakah anak baptis dan sebaliknya
oleh Gereja untuk menerima komuni pertama, wali baptis mengingatkan orang tua
dan terlebih anak sendiri untuk ikut belajar menerima komuni pertama. Peran
yang seperti ini sangat sederhana tetapi bagi wali baptis sangat perlu, mengingat
usia anak baptis yang sudah bertumbuh dan berkembang. Walaupun tidak formal,
menganjurkan anak baptis untuk mengikuti komuni pertama justru bagi wali
baptis membutuhkan pengetahuan iman yang benar. Secara amat sederhana dan
sangat singkat, wali baptis dapat memberikan katekese singkat untuk apa
mengikuti komuni pertama bagi anak. Juga pada saat belajar komuni pertama,
wali baptis dapat bertanya kepada anak apakah sudah ikut pengakuan dosa atau
pelajaran apa yang diperoleh selama kursus. Dalam hal ini pun wali baptis secara
akan makna sakramen pengakuan dosa dan sakramen Ekaristi sebagai sakramen
Gerejani.
bergaul dengan orang yang seiman dan seusia. Pada usia komuni pertama, tugas
kehadiran anak baptis ke gereja. Relasi personal pun akan terbentuk bila anak
Pak Anung dan ibu Theresia mengatakan bahwa wali baptis “berhak
pilihan hidup menikah atau hidup menjadi kaum berjubah (bu Candra, R8).
Dengan demikian, tugas wali baptis tidak semata-mata cukup hanya pada saat
sakramen perkawinan dari anak baptis itu sendiri. Pendapat ini nyata dikatakan
oleh pak Tresno (R4). Setiap orang yang memasuki jenjang atau tahap-tahap
kedewasaan iman itu menunjukkan suatu bentuk kedewasaan. Bagi pak Tresno
Seorang wali baptis harus mendidik dan menyarankan hal-hal yang berharga bagi
kepribadian anak. Anak yang berada dalam usia remaja akan cenderung
berkelompok (peer group). Oleh karena kebutuhan ini, wali baptis perlu
menganjurkan anak untuk masuk dalam kelompok yang seusia dengan usia anak.
kebutuhan psikologis anak. Di dalam kelompok ini, anak akan dilatih disiplin dan
menjadi pelayan. Keberanian untuk tampil di muka umum juga merupakan salah
satu usaha pendewasaan diri secara baik. Dengan masuk kelompok misdinar anak
Pemahaman para wali baptis terhadap tugas dan perannya sebagai wali
baptis persis sama dengan apa yang diketahui oleh anak baptis. Sebagai responden
anak baptis, Dewa (R11) misalnya mengungkapkan bahwa yang menjadi tugas
Kegiatan kerohanian yang dimaksud berupa ikut kegiatan PA (Putra Altar), OMK
(Orang Muda Katolik), ikut doa devosi mis: doa rosario apa lagi pada saat ini
yang kebetulan bulan rosario, ikut koor anak, lingkungan, PIA, PIR). Dewa
menambahkan lagi bahwa dalam berbagai kegiatan yang diikuti oleh anak-anak
baptis (remaja, OMK), wali baptis dapat menjadi fasilitator untuk mengakrabkan
muda pada zaman ini tidak bisa dipungkiri bahwa anak usia remaja yang masih
labil dalam pencarian jati diri lepas dari situasi ini. Iman yang masih rapuh dan
belum matang jika tidak didampingi dan diarahkan maka anak remaja akan lebih
Seperti yang dikatakan oleh ibu Candra (R8) dan beberapa responden lainnya
Melihat bahwa tugas dan peran wali baptis dalam pendampingan anak
sangat penting dan itu berlangsung seumur hidup, maka seperti yang diungkapkan
hampir semua responden bahwa untuk memilih seorang wali baptis tidak hanya
asal dicopot begitu saja. Hendaknya diperhatikan kriteria untuk menjadi wali
baptis. Pak Windu (R19) dan beberapa responden lainnya dalam wawancara
sepikiran dengan apa yang dikatakan oleh romo paroki (R18) tentang kriteria jika
seseorang menjadi wali baptis. Kriteria tersebut adalah, pertama: sudah disebut
dewasa dalam iman. Ke dua: orang yang sudah menerima sakramen inisiasi secara
penuh. Ke tiga: tidak menjadi batu sandungan bagi keluarga itu sendiri maupaun
umat beriman lainya. Ke empat: bukan orang yang terkena hukum Gereja
(ekskomuniksi). Ke lima: dekat dengan keluarga anak yang dibaptis (bdk KHK
874).
PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
113
rekan utama orang tua membentuk pribadi anak baptis yang mengenal kasih
Allah. “Iman anak itu rapuh, anak itu tidak punya pegangan. Apalagi dalam situasi
Membuka hati/jiwa anak itu untuk semakin dekat dengan Tuhan” (Pak Anung,
R3). Anak remaja itu masih labil dan gampang terpengaruh. Kepercayaan mereka
belum kuat. Mereka menghadapi banyak godaan dalam pergaulan. Jika tidak
yang begitu cepat pada zaman ini jika tidak didasari dengan iman yang kuat, maka
akan sia-sia. Kenyataan bahwa orang pada zaman sekarang ini banyak orang tidak
takut akan Tuhan. Ada banyak kejadian kriminal yang terjadi yang tidak sesuai
dengan kehendak Tuhan pada zaman ini. Orang tidak lagi segan mengorbankan
sesamanya hanya demi kepentingannya sendiri. Orang zaman ini lebih gampang
untuk putus asa dan kehilangan pegangan hidup. Menghadapi situasi konkrit ini,
dibutuhkan suatu usaha yang besar dan usaha yang sangat kuat agar iman
bertumbuh dalam diri anak baptis. Perkenalkanlah Tuhan setiap saat kepada
melalui pendengaran akan firman Tuhan, iman akan timbul di dalam hati mereka
(Roma 10:17).
keluarga sebagai sekolah iman. Untuk menampakkan kasih Allah, orang tua
tugas ini karena orang tua telah menyalurkan kehidupan kepada anak-anak,
sehingga orang tua terikat kewajiban amat serius untuk mendidik anak-anak
mereka. Maka orang tualah yang harus diakui sebagai pendidik yang pertama dan
utama bagi anak- anak mereka” (Gravissimum Educationis 3, lihat juga KGK
1653). Dengan demikian, orang tua harus menyediakan waktu bagi anak- anak
Allah. Kewajiban dan hak orang tua untuk mendidik anak-anak mereka tidak
dapat seluruhnya digantikan ataupun dialihkan kepada orang lain (Paus Yohanes
membantu perkembangan pendidikan iman anak baptis apalagi bila orang tua
sangat sibuk untuk mencari nafkah. Apalagi berhadapan dengan kuatnya pengaruh
negatif dari mass media maupun lingkungan pergaulan di sekitar; terlalu banyak
menonton TV tidak memberikan efek yang baik pada anak; bermain video game
yang bersifat kekerasan yang sadis yang secara tidak langsung merangsang sifat
(face book). Jika terlalu banyak „bermain‟ sendiri, lama kelamaan ia menjadi
PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
115
tidak terbiasa untuk berinteraksi dengan orang lain, berpusat pada diri sendiri.
Tidak berarti bahwa TV, game internet dan FB memberikan efek buruk semuanya.
Efek negatif itu terjadi jika yang ditonton, atau yang dimainkan tidak sesuai
dengan ajaran iman dan moral; atau yang diajak berkomunikasi adalah orang-
orang yang tidak membangun iman, atau malahan menjerumuskan mereka; atau
jika hal menonton TV dan bermain komputer tersebut sampai menyita hampir
semua waktu luang. Mengapa? Sebab jika ini yang terjadi, hati dan pikiran anak
tidak lagi terarah kepada Tuhan dan Kerajaan-Nya (Pak Rudi (R7), bu Ananta
(R6), ibu Deby (R1), bu Candra (R8),pak Tresno (R4)). Control terhadap perilaku
anak seperti yang disebut di atas, tidak cukup hanya diserahkan kepada orang tua,
sangat membutuhkan tenaga lain yang sifatnya “hampir sama dengan tenaga
kedua orang tua”. Dalam hal ini sangatlah penting kehadiran wali baptis yang
telah dipilih orang tua untuk ikut mendampingi anak (Tifani (R13) dan Laras,
(R17)).
Tugas sebagai wali baptis untuk mendampingi iman anak baptis merupakan
perutusan yang diberikan oleh Gereja kepada umat beriman seperti yang
dikatakan oleh pak Rudi (R7) dan Dewa (R11). Karena itu merupakan tugas dari
memperkenalkan para remaja yang belum saling kenal dalam kegiatan menggerja
Menurut pak Windu (R19), wali baptis itu posisinya penting. Karena
penting, wali baptis itu tidak asal copot, besok dibaptis dan sekarang dicopot wali
baptisnya. Romo paroki Kristus Raja Baciro (R18) mengatakan: “ kedudukan wali
PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
116
baptis sejajar dengan orang tua, tanggungjawab kepada anak yang dibaptis itu
orang tua membaptis anak-anak dan ini terimbas kepada pendampingan yang
kepastian bahwa sianak nanti akan didampingi dalam proses pendidikan imannya
penanggungjawab utamanya adalah orang tua lalu dibantu oleh orang yang lebih
pendampingan iman secara khusus dari orang tua karena berbagai kelalaian.
iman usia remaja, peran wali baptis sebagai orang tua kedua sangat dibutuhkan.
Untuk menyikapi hal tersebut remaja membutuhkan figur pendamping yang bisa
hati untuk anak-anak, kreatif dan inovatif, pendamping yang mampu memahami
dan pendamping yang bisa memanfaatkan media digital, seni dan hobby untuk
PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
117
a. Faktor pendukung:
tim bidang pewartaan paroki Kristus Raja Baciro merupakan faktor pendukung
dalam menjalankan peran dan tugas sebagai wali baptis. Dalam pembekalan
disampaikan apa yang merupakan peran dan tanggungjawab orang tua dan wali
baptis. Maka sangat penting untuk dihadiri oleh orang tua dan wali baptis.
melaksanakan peran dan tugasnya untuk selanjutnya. Relasi personal dan kerja
sama yang sudah terjalin selama ini sejak terpilih sebagai wali baptis baik
terhadap orang tua dan anak baptis sendiri menurut pak Rudi (R7) dan bu Candra
(R8) juga menjadi faktor pendukung dalam proses menjalankan peran sebagai
wali baptis. Relasi yang baik ini tidak menimbulkan ada rasa sungkan dari wali
baptis bila hendak menegur dan mengingatkan anak baptis. Bahkan wali baptis
tidak hanya anak baptisnya saja yang diingatkan, tetapi kedua orang tua mereka
yang ada di lingkungan (ibu Theresia, R2). Dengan demikian keterlibatan anak
koor, misdinar akan mendukung proses pendampingan anak baptis bagi wali
Sebagai seorang wali baptis perlu mempunyai integritas diri atau dalam
bahasa Jawa “Jarkoni (Iso ujar, ora iso lakonia), Gajah diblangkoni, iso khotbah
ora iso nglakoni” (Ibu ananta (R6) dan Theresia Sumartini (R2)). Sebagai
pendamping iman, wali baptis mampu menjadi teladan dalam kehidupan sehari-
hari. Sederhananya, wali baptis mempunyai sikap dan tutur kata yang baik, ikut
secara aktif dalam berbagai kegiatan menggereja dan bermasyarakat (bdk, KGK
fundamen untuk menunjuk pada suatu bobot keberimanan secara kristiani (ibu
Harni dan pak Mantri, Candra). Keteladanan wali baptis dapat menjadi ragi,
garam dan terang. Ketiga unsur yang disebut terakhir dalam praksis hidup
manusia mengandaikan bahwa tiap-tiap pribadi yang dewasa secara Kristiani tidak
hanya memikirkan dirinya sendiri (Ibu Candra) tetapi juga siap sedia berbagi
Selain hal tersebut di atas, ibu Ananta (R6) mengatakan bahwa media
sebagai wali baptis. Perpindahan anak baptis ke daerah lain dan sebaliknya tidak
lagi menjadi penghalang untuk menjalankan peran sebagai wali baptis dalam
remaja berpribadi labil, mudah marah, dan terkadang sangat sulit memahami
orang lain. Apalagi anak remaja yang sedang mencari identitas diri sangat
konsistensi hidup juga menjadi modal besar bagi wali baptis yang dapat ditiru
oleh anak baptis. Dalam situasi zaman sekarang, tidaklah mudah bertahan dalam
suatu komitmen tertentu apalagi bila hal tersebut menyangkut kesaksian hidup
kepribadian. Rasa tertarik terhadap lawan jenis atau berpacaran misalnya, kalau
tidak didampingi maka akan membuat anak baptis tidak fokus pada masa depan
sesuai dengan pengalaman Venti (R12), Tifani (R13), Laras (R17) dan
Dewa(R11). Terhadap masalah remaja yang dialami oleh anak baptis, wali baptis
dapat memberi kesaksian hidupnya bagaimana cara untuk membuat suatu skala
prioritas.
b. Faktor Penghambat
dalam menjalankan peran sebagai wali baptis selama ini. Pertama, menurt pak
Tresno (R4) filosofi Jawa yang mengatakan “Pekewoh” sering menghalangi tugas
PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
120
sebagai wali baptis. “Jika orang tidak membutuhkan saya maka untuk apa saya
datang,”. Makna Pekewoh menurut pak Tresno yakni saya menunggu dimintai
bantu maka baru saya mau membantu. Selain itu, menurut ibu Ning (R5) dan pak
Anung (R3) adalah: orang tua sendiri juga tidak memperkenalkan kepada anak
siapa yang menjadi wali baptisnya dan juga sebaliknya. Ada orang tua yang tidak
mendukung dan tidak bisa diajak kompromi. Usaha wali baptis untuk mengajak
anak baptis aktif dalam lingkungan tidak ditanggapi dengan baik oleh orang tua.
lingkungan. Jarak yang berjauhan dengan anak baptis. Banyak anak-anak baptis
sudah berada di luar kota Yogyakarta (ibu Ning). Sebagian ada yang berada di
Purwokerto, Malang, Tangerang bahkan ada mereka yang sudah pindah ke agama
Selain responden yang berperan sebagai wali baptis, romo paroki (R18),
pak Windu (R19) dan pak Mantri (R20) melihat bahwa yang menjadi faktor
penghambat dalam menjalankan peran wali baptis selama ini disebabkan oleh wali
baptis dipilih tanpa pertimbangan yang matang oleh orang tua dan kurangnya
katekese. Pengetahuan yang kurang akan pendidikan iman membuat wali baptis
baptis itu sangat minim. Mengikuti pembekalan dan katekese tentang pendidikan
iman masih belum menjadi prioritas. Sehingga kesan bahwa kehadiran para wali
PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
121
baptis hanya merupakan formalitas belaka. Kepentingan mereka pada saat upacara
Upaya yang akan dilakukan untuk meningkatkan peran wali baptis dalam
kesadaran dan pemahaman bagi umat bahwa wali baptis itu mempunyai peran
yang penting bagi pendidikan iman anak baptis. Untuk menyikapi ini, dilakukan
pendidikan iman terutama pada saat pembekalan bagi orang tua dan wali baptis
untuk memilih secara serius yang menjadi wali baptis, di mana diharapkan untuk
memiliki cukup kedekatan kepada keluarga dan memberikan teladan kepada anak-
anak baptis supaya mereka bertumbuh menjadi anak yang baik dan teguh pada
Relasi personal serta kerjasama yang baik antara orang tua, anak dan wali
baptis selama ini perlu menjadi perhatian dalam proses pendidikan iman anak.
Orang tua perlu memperkenalkan wali baptis kepada anaknya. Jika perlu diundang
dalam acara-acara tertentu misalnya: ulang tahun kelahiran, ulang tahun baptisan,
ulang tahun krisma dan jika perlu ulang tahun perkawinan. Dalam pertemuan
PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
122
Anak remaja lebih aktif dalam dunia maya bila dibandingkan dengan kegiatan
gerejani. Lebih sibuk main handphone dari pada menghadiri perayaan ekaristi dan
berbagai kegiatan-kegiatan yang telah disediakan oleh paroki Kristus Raja Baciro.
Beberapa saja remaja yang kelihatan aktif mengikuti kegiatan yang ada di paroki.
Sama halnya seperti yang diungkapkan oleh ibu Ning (R5) bahwa para remaja
sekarang “ mati suri”, tidak kelihatan, tidak ada gemanya. Kecemasan utama dari
para wali baptis terhadap anak baptis menyangkut dunia teknologi di samping
efek positifnya, teknologi juga mempunyai pengaruh negatif terhadap manusia itu
tidak beriman. Belum lagi anak juga disibukkan dengan sekolah. Kurikulum
sekolah juga ikut menyita perhatian anak. Hampir seluruh kegiatan sekolah
iman.
Iman anak rapuh, anak tidak mempunyai pegangan (pak Anung, R3). Jika
anak tidak mempunyai pendampingan atau orang yang bisa mengarahkan kearah
dan masalah dalam menempatkan diri dalam menyikapi dunia IT dengan segala
titik tolak pendampingan yang harus dibuat adalah sesuai dengan ARDAS KAS.
Dalam Arah Dasar Keuskupan Agung Semarang ditegaskan dengan jelas bahwa
keluarga merupakan Gereja Basis. Sebagai Gereja Basis, keluarga Katolik setidak-
tidaknya menunjukkan dalam bentuk doa bersama. Doa bersama ini menjadi
bahan utama dalam mengembangan dan mendampingi iman anak. Dalam konteks
Sikap dialogis ini menjadi modal utama dalam keterlibatan wali baptis
dalam proses pendampingan iman sekalipun misalnya anak tidak berada dalam
sehubungan dengan dunia teknologi cukup menarik dengan apa yang dilakukan
oleh Ananta dan Ibu Debby dengan menggunakan dunia facebook, BBM dan SMS.
Tentu saja dengan dunia face book sebagai wali baptis dapat mengetahui isi dari
face book dan juga BBM tersebut. Etika sopan santun dalam menggunakan kata
akan jauh terarah dengan dunia menggunakan dunia maya tersebut. Nasehat-
nasehat rohani dan biblis tersampaikan lewat dunia IT tanpa harus melakukan
(Bu Theresia, R2). Kehadiran wadah di Paroki Kristus Raja Baciro untuk
dengan usia yang serba tanggung, agak sulit menempatkan diri dalam wadah
terebut. “Mau ke PIA tidak juga, mau ke OMK juga tidak” demikian ungkapan
kelompok CREBO dalam bentuk teater, tarian, ziarah dan dokumentasi peristiwa
lewat video membuat anak remaja berkumpul. Kreativitas dan imajinasi secara
mengusulkan agar apa yang telah ditemukan penulis dalam penelitian ini
disampaikan kepada tim inisiasi paroki dalam bentuk sharing pengalaman atau
mengadakan seminar yang nantinya akan disampaikan kepada para wali baptis
Kenyataan bahwa para wali baptis kurang menghayati peran dan tanggug
jawabnya sebagai emban baptis, maka ibu Ning (R5) mengharapkan agar
dibentuk wadah/paguyuban bagi wali baptis sehingga jika ada baptisan orang tua
tidak perlu lagi mencari-cari siapa yang menjadi wali baptis bagi calon baptisan
baru. Dari kelompok wali baptis inilah orang tua bisa memilih yang menjadi
emban baptis. Selain itu, Pak Windu (R19) mengharapkan agar penulis membuat
sebuah buku kecil sebagai rezume dari hasil penelitian yang di dalam buku
tersebut berisi tentang apa yang menjadi peran dan tanggung jawab wali baptis.
kepada PASUTRI muda yang ada di paroki Kristus Raja Baciro bersama dengan
PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
125
wali baptis dan tim pewartaan. Dalam pertemuan itu hendaknya diberi
pemahaman agar PASUTRI Muda lebih selektif dalam memilih siapa yang akan
menjadi emban baptis bagi anak mereka. Ini demi pendampingan iman bagi anak
6. Rangkuman
Pada umumnya para wali baptis mengetahui apa yang merupakan peran,
tugas, dan tanggungjawab mereka sebagai wali baptis. Pemahaman tentang apa
yang menjadi peran, tugas, dan tanggungjawab wali baptis sangat berkaitan
dengan pengetahuan tentang siapa wali baptis. Wali baptis adalah mereka yang
dipilih karena dipercayai oleh orang tua anak untuk menjadi saksi pada saat
untuk selanjutnya sampai anak dewasa dalam imannya. Tugas wali baptis adalah
sebagai orang tua kedua dari sisi iman bagi anak, menjadi oasis/penyeimbang
pendamping dan pendidik iman ini tersirat melalui empat simbol yang dipakai
dalam upacara liturgi pembaptisan, yakni: air, minyak, kain putih, dan lilin. Untuk
menjaga keutuhan makna dari keempat simbol tersebut kehadiran wali baptis
dalam bentuk siraman rohani, menjadi teman sharing bagi anak dan keteladanan
ini satu atau dua orang sudah melakukannya. Dari penelitian penulis menemukan
bahwa masih banyak wali baptis yang masih belum melaksanakan peran, tugas,
dan tanggungjawabnya selama ini. Kehadiran para wali baptis masih hanya
kesadaran dan pembathinan yang serius tentang peran, tugas, dan tanggungjawab
Kristus Raja Baciro Yogyakarta, relasi pribadi yang baik antara anak, orang tua
dan wali baptis selama ini sangat membantu para wali baptis dalam melaksanakan
dalam pelaksanan peran, tugas, dan tanggungjawab selama ini sering membuat
putusnya relasi rohani dengan anak baptis. Jarak yang jauh, mentalitas pekewoh,
relasi yang kurang baik dengan orang tua, dan pengetahuan yang kurang akan
pendidikan iman membuat peran, tugas, dan tanggungjawab sebagai wali baptis
tidak berkelanjutan. Komunikasi iman dengan anak baptis putus. Dari kenyataan
tersebut banyak anak baptis yang tidak mengetahui siapa wali baptisnya.
Masa remaja adalah suatu masa dimana individu berjuang untuk tumbuh
dan menjadi orang yang dewasa. Dalam kaitannya dengan iman kepercayaan,
pribadi dengan Allah. Dalam rentang usia tersebut iman anak masih belum kuat
dan iman anak rapuh, labil dan mudah goyah. Pada masa tersebut remaja sangat
mampu menemani dan mengarahkan mereka sehingga iman mereka tidak akan
wali baptis adalah menjadi rekan utama orang tua untuk membantu membentuk
kepribadian anak terutama untuk lebih mengenal kasih Allah dalam hidup mereka.
Keluarga yang disebut sebagai Basis Gereja adalah tempat pertama dan yang
utama bagi anak untuk menerima pendidikan dan pendampingan iman yang
secara alami melalui kebiasaan dan pengalaman dalam hidup sehari-hari di tengah
keluarga. Perhatian orang tua turut menjadi faktor kunci sukses perkembangan
iman anak.
Menanggapi bahwa kehadiran wali baptis yang menjadi rekan orang tua
dalam membimbing dan mendidik iman anak sangat dibutuhkan pada proses
perkembangan iman anak baptis usia remaja dan mengingat bahwa regenerasi
iman itu sangat penting untuk dilakukan bagi anak, maka perlu adanya upaya yang
dan pendidik iman anak. Dan untuk ke depan, wali baptis lebih serius,
sebagai pendidik iman. Oleh karena itu, dalam bab IV ini penulis mengusulkan
bagi wali baptis yang ada di paroki Kristus Raja Baciro Yogyakarta. Penyegaran
ini dilaksanakan dalam bentuk rekoleksi bersama dengan para wali baptis paroki
BAB IV
Wali baptis ialah orang yang menjadi saksi atas pembaptisan bagi baptisan
baru. Karena mereka adalah sebagai saksi, maka wali baptis bertanggungjawab
sampai anak dewasa dalam imannya. Terpilihnya seorang menjadi wali baptis
karena dipercaya oleh orang tua. Oleh karena itu, wali baptis wajib berusaha agar
yang dibaptis menghayati hidup Kristiani yang sesuai dengan baptisannya dan
Dari hasil penelitian, penulis mengetahui bahwa para wali baptis secara
garis besar mengetahui apa yang merupakan tugas, peran dan tanggung mereka
mereka sebagai wali baptis. Tugas mereka adalah sebagai orang tua kedua dari
sisi iman bagi anak, menjadi oasis/penyeimbang dalam sebuah keluarga ketika
pendampingan iman secara khusus dari orang tua karena berbagai kelalaian.
bagi mereka karena merasa dipercayai oleh orang tua anak yang dibaptis untuk
menjaga dan mendampingi iman anak untuk selanjutnya. Para wali baptis
mereka sebagai orang Katolik. Dengan pemahaman tersebut, ada wali baptis yang
telah melakukan pendampingan iman berkelanjutan bagi anak baptis selama ini.
Namun tidak dipungkiri juga bahwa pelaksanaan peran wali baptis selama ini
banyak wali baptis tidak lagi menjalankan komunikasi dengan anak baptisnya.
Relasi dengan anak baptis sama sekali tidak ada lagi. Bahkan ada wali baptis yang
sampai saat ini tidak mengetahui lagi di mana anak baptisnya berada dan tidak
mengetahui bagaimana kehidupan mereka. Janji yang telah diungkapkan oleh para
wali baptis kepada Gereja pada saat liturgi pembaptisan untuk mendampingi iman
Selanjutnya, bertitik tolak dari faktor penghambat yang dialami oleh para
wali baptis dalam pelaksanaan peran dan tugas dalam mengembangkan iman anak
baptis selama ini, yakni, pertama: Filosofis orang Jawa yang mengatakan
“pekewoh” yang artinya jika orang tidak membutuhkan kehadiran saya atau
meminta bantuan saya maka untuk apa saya datang. Kedua, orang tua anak baptis
kurang mendukung peran wali baptis itu sendiri. Adanya harapan-harapan yang
telah diungkapkan oleh responden baik kepada penulis maupun untuk para wali
baptis secara umum. Salah satu yang menjadi harapan responden kepada penulis,
yakni supaya diadakan pertemuan dengan para wali baptis yang ada di paroki
Kristus Raja Baciro. Dan untuk para wali baptis yakni, pertama: supaya wali
baptis betul-betul menjalankan tugas mereka sebagai wali baptis, karena tugas
mereka adalah sebagai saksi bagi iman anak yang dibaptis. Sehingga dengan rasa
Kedua: supaya wali baptis harus sadar akan posisinya. Kalau dulu hanya
formalitas saja, maka sekarang mereka harus belajar. Para wali baptis juga harus
mengikuti perkembangan zaman sama seperti para guru dan juga orang tua.
mengatakan bahwa wali baptis adalah sebagai orang tua, sebagai sarana untuk
dalam kegiatan yang ada di lingkungan, gereja dan masyarakat. Kehadiran wali
baptis adalah untuk menguatkan iman anak baptis supaya teguh dalam imannya.
Mengingat juga bahwa iman anak itu rapuh, apalagi dengan perkembangan zaman
jika anak tidak didampingi maka iman mereka akan mudah beralih.
dan secara khusus harapan para responden, maka penulis tertarik untuk
mengadakan penyegaran kembali panggilan sebagai pendidik iman bagi para wali
baptis paroki Kristus Raja Baciro Yogyakarta melalui rekoleksi. Dalam rekoleksi
Dengan melihat situasi yang ada dimana wali baptis banyak yang belum
berkaitan dengan tema pembaptisan masih sangat kurang, penulis merasa tertarik
untuk mengadakan penyegaran rohani dalam bentuk rekoleksi kepada wali baptis
PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
132
paroki Kristus Raja Baciro Yogyakarta yang akan dilaksanakan pada tanggal 26
September 2015
Kata “rekoleksi” berasal dari dua kata yaitu “re” yang berarti kembali dan
usaha untuk mengumpulkan kembali. Apa yang dikumpulkan? Banyak hal yang
Dalam rekoleksi para wali baptis kembali dibekali baik dari segi
tanggungjawab sebagai wali baptis tidak berhenti pada saat upacara liturgi
pembaptisan. Melalui materi dan pendalam Kitab Suci yang akan direnungkan
secara pribadi dan bersama selama rekoleksi diharapkan para wali baptis untuk ke
yang jauh lebih berpengalaman dari mereka yang bisa membimbing dan
meneguhkan langkah mereka sebagai generasi penerus Gereja di masa yang akan
datang.
Usulan program ini juga didasarkan pada Tema skripsi dan hasil
wawancara. Para responden memberikan usul dan harapan kepada penulis dan
menyampaikan supaya diadakan pertemuan dengan para wali baptis yang ada di
PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
133
paroki Kristus Raja Baciro. Dan kepada wali baptis umumnya responden berpesan
supaya di masa yang akan datang para wali baptis tetap setia dalam menjalankan
tugasnya dalam mendampingi dan mengembangkan iman anak. Untuk itu, dalam
Semoga dengan diadakannya rekoleksi ini wali baptis lebih serius dalam
menjalankan perannya sebagai wali baptis di masa yang akan datang. Wali baptis
C. Tujuan Program
Regenerasi iman dari wali baptis dan para pendidik iman selama ini masih
sangat kurang. Kehadiran dan pendampingan iman dari para wali baptis dalam
mengembangkan iman anak sangat dibutuhkan pada zaman ini. Wali baptis bukan
pendamping dan pembimbing iman sehingga tidak terjadi sikap “ pekewoh “. Wali
baptis disebut sebagai pelayan dan pendidik iman yang mengarahkan dan menjadi
masa yang akan datang para wali baptis lebih serius, bersemangat, dan setia dalam
PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
134
menjalankan tugasnya sebagai pendamping dan pendidik iman. Juga program ini
D. Usulan Program
Dengan tujuan yang sudah dipaparkan di atas, maka yang menjadi usulan
masa kini
untuk selanjutnya
Tujuan Sub Tema : Agar peserta mengenal dan memahami lebih mendalam
Tujuan Sub Tema : Agar peserta semakin memahami peran, tugas, dan
Tujuan Sub Tema : Peserta semakin menyadari bahwa dalam pelayanan perlu
PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
135
02 Tugas dan Agar peserta Panduan Metode Laptop Irwanto (2005) “Panduan
peran wali memahami peran, pelayanan umat Informasi LCD pelayanan umat di paroki”
baptis tugas, dan di paroki penugasan Mariyanto (2004) “Kamus
tanggungjawab Kamus liturgi Liturgi sederhana”
sebagai wali sederhana Ga I (2014) “ Sakramen dan
baptis Baptis gerbang sakramen tali menurut KHK
sakramen lain Bagiyowinadi (2009).
Bina liturgia “Wali-baptis peran dan
Sakramen dan tangung jawabnya”
sakramen tali Kitab Hukum Kanonik
menurut KHK (2006)
wali-baptis
peran dan
tanggungjawab
nya
KHK
03 Spiritualitas Bersama 1 Ptr 5,1-4 Informasi Teks lagu Dianne Bergant, SCA dan
seorang wali pendamping “Sikap kerelaan Refleksi “jangan Robert J. Karris, OFM,
baptis peserta dalam pribadi lelah” dan 2002” Tafsiran Alkitap
menghayati sikap melayani” dan Tanya jawab betapa Perjanjian Baru”
seorang pelayan Mrk 12:41-44 Diskusi Baiknya Kitap Suci Perjanjain Baru
yang mempunyai ”Persembahan kelompok Gitar Jakarta, 2002, Lembaga
hati dalam seorang janda Sharing Laptop Alkitab Indonesia.
melayani, siap miskin” pengalaman LCD Yogyakarta: Kanisius
PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
138
4 16.30-17.00 Kegiatan IV
“Belajar dari pola kepemimpinan
PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
141
kegembalaan Yesus”.
Peserta diajak mengamati
gambar Yesus yang
menggendong domba.
Peserta diajak untuk
mengambil makna dari
gambar tersebut secara
pribadi (refleksi pribadi).
Peserta memplenokan hasil
17.00-17.45 refleksi/makna dari gambar
“Yesus mengendong domba”.
Peneguhan
17.45-18.00 Penutup:
Doa penutup
Lagu penutup “jadilah saksi
Kristus”.
Bubar
Langkah-langkah:
5. Proses Pelaksanaan
a. Pembukaan
1) Doa Pembuka:
PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
142
sehingga kami para wali baptis dapat berkumpul di tempat ini dan dapat
bagaimana kami sebagai wali baptis yang telah dipercaya oleh Gereja dan
orang tua calon baptisan baru untuk menjadi pendamping iman bagi
yang Maha kasih, kami menyadari bahwa Engkau memilih kami dalam tugas
haturkan kepada-Mu, atas kepercayaan itu. Tuhan Bapa yang Maha baik,
semoga lewat rekoleksi ini kami disadarkan dan semakin aktif, serius, dan
orang yang telah Engkau percayakan kepada kami. Demi Yesus Kristus Tuhan
3) Pengantar
Bapak/ibu yang terkasih dalam Tuhan, dalam pertemuan ini kita secara
belajar dan serius dalam melaksanakan tugas kita sehingga setiap pelayanan
PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
143
yang kita lakukan dijiwai oleh semangat pelayan yang sungguh dijiwai oleh
b. Kegiatan Inti I:
sebagian. Sakramen ini selalu ditempatkan di awal ketujuh sakramen yang ada
lain. Hal tersebut didasarkan pada KHK kan. 849 yang berbunyi: “Baptis,
oleh Gereja Katolik kalau orang tersebut sudah menerima sakramen baptis
terlebih dahulu, sebab sakramen ini menjadi syarat mutlak untuk menyambut
sakramen-sakramen lain secara sah. Hal tersebut juga dikatakan dalam KHK
kan. 842 § 1 bahwa: “Orang yang belum dibaptis tidak dapat diizinkan
air dan Roh, ia tidak dapat masuk ke dalam Kerajaan Allah. Semua orang yang
Agung Semarang dalam buku Katekese Inisiasi (2012: 28) menguraikan buah-
Seseorang yang dibaptis telah menjadi manusia baru dan tentu saja
Seseorang yang dibaptis telah menjadi anak angkat Allah, anggota Kristus
dan kenisah Roh Kudus. Orang yang dibaptis digabungkan dengan Gereja,
yang bagi Allah. Dengan baptisan kita mengenakan Kristus (Gal 3:27), artinya
apa yang terjadi dalam diri Kristus juga terlaksana dalam diri kita.
PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
145
relasi kasih antara Allah Bapa, Putra, dan Roh Kudus. Dalam diri Allah ada
relasi komunikatif antara Allah Bapa, Putra dan Roh Kudus. Komunikasi
Trinitas berarti komunikasi kasih antara Allah Bapa, Putra, dan Roh Kudus
(Allah yang Maha Esa) dan sekaligus masing-masing pribadi tidak pernah
Sang Putra menjadi manusia dalam Yesus Kristus, di mana keseluruhan hidup
Yesus tetap bersama dengan Allah Bapa dan yang menyatukan Bapa dengan
Yesus adalah Roh Kudus. Pada saat wafat Putra Allah menyerahkan diri
secara total kepada Allah Bapa dalam Roh dan dalam kebangkitan-Nya Bapa
Roh Kudus yang dianugerahkan kepada orang beriman, orang Kristiani masuk
ke dalam dinamika hubungan kasih Allah Bapa dan Putra. Dengan baptis,
baru. Proses inisiasi merupakan suatu saat di mana orang harus tetap
PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
146
bertumbuh dan berkembang dalam iman Gereja. Baptis meliputi dua macam
melalui baptis, seseorang masuk dalam Gereja, diterima dan diakui sebagai
warga baru dengan segala hak dan kewajibannya. Kedua, dalam baptis Gereja
menjadi hidup dan tumbuh dalam orang Kristiani. Artinya dalam diri orang
ungkapannya.
salah satu sakramen yang diterima dan diakui oleh Gereja. Gereja yang satu
sudah semakin dapat mengakui validitas praktek baptisan dari Gereja lain.
Air
Roh Kudus. Dengan demikian baptisan hanya dapat diterimakan secara sah
dengan pencurahan air dan dengan rumusan kata-kata yang diwajibkan, yaitu:
“Aku membaptis engkau dalam nama Bapa, Putra, dan Roh Kudus”. Air yang
kan. 853). Air yang digunakan dalam keadaan terpaksa adalah air baptis yang
PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
147
air.
lilin yang bernyala yang diterima oleh baptis baru dalam upacara
oleh Kristus dan harus senantiasa berusaha hidup dalam terang Kristus.
Minyak Krisma
Minyak wangi yang telah diberkati Uskup, berarti bahwa Roh Kudus
seorang yang diurapi oleh Roh Kudus, digabungkan sebagai anggota dalam
Kain Putih, berarti bahwa orang yang telah dibaptis mengenakan Kristus
(sebagai busana).
2) Nama Baptis
Pemberian nama baptis yang dipilih diambil dari deretan nama-nama orang
kudus yang ada dalam Gereja Katolik, mempunyai makna pertama, agar
keutamaan, kesucian,dan keteladanan orang kudus itu terpancar pada orang yang
menyandang nama orang kudus itu. Ke dua, agar orang kudus itu membantu calon
baptis melalui doa dan relasi secara khusus dengan calon baptis sehingga calon
baptis dapat hidup pantas di hadapan Allah. Ke tiga, nama baptis juga merupakan
darurat, dengan tetap mengindahkan aspek keabsahan sakramen baptis itu sendiri,
baptis), Aku membaptis engkau dalam nama Bapa, dan Putra, dan Roh Kudus”.
Dalam keadaan normal, sakramen baptis dapat diterimakan uskup, imam, dan
diakon tertahbis: “Pelayan baptis adalah uskup, iman, dan diakon” (KHK kan.861
semua orang Katolik yang sudah dibaptis seperti yang dikatakan dalam KHK kan.
dilaksanakan secara licit oleh katekis ataupun oleh orang lain yang oleh Ordinaris
wilayah yang ditugaskan untuk fungsi itu, bahkan dalam darurat oleh siapapun
orang beriman dapat memberikan sakramen baptis kepada orang yang berada
dalam bahaya maut atau dalam sakrat maut, kalau tidak ada imam ataupun
Orang Tua
Dalam peristiwa pembaptisan bayi, kehadiran orang tua sangat penting dan
(Prasetya, 2008:25-26). Mengingat pentingnya peranan orang tua baik pada saat
Wali Baptis
yang kamu minta dalam Gereja Allah?” dan ia menjawab; “Iman” (KGK 1253).
Berdasarkan pernyataan tersebut, wali baptis tidak hanya bertugas pada saat
bayi atau anak baptis dapat hidup secara Kristiani dan setia melaksanakan
Kan 872).
Penjamin (fakultatif)
laki-laki ataupun perempuan yang berani memberikan jaminan bahwa bayi ini
pantas diterima dalam Gereja Katolik dan akan dididik dalam iman Katolik. Oleh
karena itu, keberadaan penjamin hanya berkaitan dengan kasus-kasus khusus agar
bayi tersebut dapat dibapits; misalnya, keberadaan bayi yang tidak diketahui
siapa orang tuanya atau keberadaan bayi yang berasal dari perkawinan yang tidak
sah atau keberadaan bayi disebabkan karena kehamilan di luar nikah atau pada
saat pembaptisan, orang tuanya tidak dapat hadir karena alasan berat.
PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
150
orang tua sendiri, bayi tersebut akan dibesarkan dan dididik imannya secara
Katolik dan itu sesuai dengan maksud baptisan yang telah diterimanya.
Umat
menerima sakramen baptis dan meneguhkan pengakuan iman yang dilakukan oleh
orangtua dan wali baptis, juga sebagai perwujudan pengakuan iman Gereja. Umat
Allah ikut serta secara aktif untuk menampakkan penerimaan para baptisan baru
ke dalam Gereja. Dengan demikian, iman yang menjadi dasar pembaptisan bukan
pembaptisan Gereja Purba. Sebelum menjadi wali baptis para penjamin saat
penjamin bertindak sebagai saksi para calon baptis. Setelah upacara pelantikkan
PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
151
para penjamin dapat menjadi wali baptis. Mereka dapat bertindak sebagai wali
baptis terutama karena mereka telah menjadi saksi untuk Gereja dan untuk Kristus
di hadapan manusia. Nama wali baptis dalam masa awal Gereja disebut dengan
Barnabas terhadap St. Paulus yang baru bertobat (Kis 9:27). Peran wali baptis
b) Wali baptis
wali baptis adalah orang beriman Katolik yang dipilih oleh katekumen
baptisan baru tersebut. Wali baptis berkewajiban menolong anak baptis sebaik
mungkin dengan kata dan teladan dalam perkembangan hidup rohani. Kewajiban
seorang wali baptis sangat penting terlebih-lebih jika orang tua anak baptis tidak
mau mengemban tanggung jawabnya dan dengan demikian wali baptis dapat
menjad orang tua kedua bagi anak baptis tersebut. Wali baptis wajib berusaha
pembinaan dan pendidikan Katolik dan tetap setia pada janji baptis.
Ditunjuk oleh wali baptis atau orang tuanya atau oleh orang yang mewakili
mereka, atau bila mereka itu tidak ada, oleh pastor paroki atau pelayan baptis,
Telah berumur genap enambelas tahun, kecuali jika umur lain ditentukan oleh
Uskup diosesan, atau pastor paroki ataupun pelayan baptis menilai bahwa
Seorang Katolik yang telah menerima penguatan dan sakramen Ekaristi Maha
Kudus, lagi pula hidup sesuai dengan iman dan tugas yang diterimanya;
Bukan ayah atau ibu dari calon baptis; seseorang yang telah dibaptis dalam
suatu jemaat gerejawi bukan Katolik hanya dapat diizinkan tampil hanya
bersama dengan seorang wali baptis Katolik, dan itu sebagai saksi baptis.
ajaran Allah dan Injil Suci dalam hidup pribadi dan sosial. Di samping itu,
ibu/bapa wali baptis bertugas juga serentak sebagai pembawa dan pemberi
6) Membantu calon baptis dewasa atau orang tua calon baptis bayi yang
pemurnian).
PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
153
7) Menyertai calon baptis dewasa dalam mengajukan diri menjadi calon wali
baptis dan serantak berdiri sebagai seorang saksi atas hidup dan perilaku
Gereja kepada calon baptis sebagai seorang bunda. Ibu/bapa wali baptis
9) Wali baptis ikut membubuhkan tanda salib pada dahi calon baptis setelah
orang tua,
10) Bersama orang tua memperbaharui janji baptis dengan menolak setan dan
mengakui iman,
12) Menyeka kepala anak baptis dengan handuk sesudah penuangan air baptis,
Pada saat upacara pembaptisan dewasa, setelah calon baptis mengucapkan janji
5) Pada penuangan air baptis pada kepala calon baptis, salah satu atau kedua
baptis.
7) Wali baptis menyalakan lilin baptis dari api lilin paskah dan memberikan
Krisma, salah satu atau kedua wali baptis mendampingi anak baptis dengan
Yesus Kristus.
1) Pengertian Spiritualitas
putus asa dalam melaksanakan tugasnya. Para wali baptis mampu setia dalam
PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
155
muda Gereja.
tidak mudah putus asa dalam melaksanakan tugasnya dengan setia dan penuh
spiritualitas Injil yang dihayati yakni ”Bukan aku sendiri yang hidup dalalm
2) Kegiatan
tugas untuk merenungkan bersama dalam kelompok kecil teks Kitab Suci yang
kelompok untuk memilih teks Kitab Suci yang menjadi bahan permenungan,
yaitu:
(Untuk saling memperkaya satu sama lain, setelah peserta membahas teks
c) Peserta diajak untuk merefleksikan makna dari gambar dan teks Kitab Suci
menggembalakan domba-domba-Nya?
Sikap-sikap apa saja yang perlu kita perjuangkan untuk menjadi pelayan
d) Niat-niat apa saja yang hendak kita lakukan untuk meningkatkan peran,
tugas, dan tangungjawab kita sebagai pendamping dan pendidik iman anak
sikap dan niat yang telah dibuat dan menyimpulkannya menjadi komitmen.
f. Penutup:
BAB V
Penutup
A. Kesimpulan
Peran, tugas, dan tanggungjawab wali baptis bekerja sama dengan orang
tua adalah merupakan jabatan gerejani yang sebenarnya officium (KGK 1255).
membantu orang tua bagaimana mempraktekkan ajaran Allah dan Injil Suci dalam
hidup pribadi dan sosial. Di samping itu, ibu/bapak wali baptis bertugas sebagai
pertumbuhan hidup beriman calon baptis sebagai buah dari sakramen baptis.
Untuk itu, kehadiran wali baptis sebagai pendampingan dan pendidikan iman
bagi perkembangan iman anak usia remaja pada zaman ini sangat dibutuhkan.
Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan pada awal bulan Mei 2015
sampai awal Juni 2015 yang lalu dinyatakan bahwa sebagian besar wali baptis
mengembangkan iman anak baptis usia remaja di paroki Kristus Raja Baciro
Yogyakarta. Kehadiran wali baptis selama ini di paroki Kristus Raja Baciro masih
sebatas formalitas saja atau tempelan pada saat litugi pembaptisan. Janji yang
telah mereka ucapkan di hadapan Tuhan dan umat pada saat upacara pembaptisan
pembathinan akan peran, tugas, dan tanggungjawab sebagai seorang wali baptis
selama ini masih belum merupakan suatu kesadaran penuh. Namun meskipun
demikian tidak dapat dipungkiri bahwa ada satu atau dua orang wali baptis di
PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
158
paroki Kristus Raja Baciro yang telah melaksanakan peran, tugas, dan
dan harapan kepada penulis dan kepada para wali baptis umumnya. Kepada penulis
responden menyampaikan supaya diadakan pertemuan dengan wali baptis yang ada
di paroki Kristus Raja Baciro Yogyakarta. Dan kepada wali baptis pada umumnya
responden menyampaikan supaya di masa yang akan datang wali baptis sungguh-
sungguh menjalankan tugasnya sebagai wali baptis karena tugas seorang wali baptis
adalah sebagai saksi bagi iman anak baptis dan tugas tesebut berlangsung seumur
iman yang diperkenalkan kepada para wali baptis atau yang mau ditawarkan dalam
skripsi ini adalah rekoleksi bagi wali baptis. Berpedoman pada spiritualitas Yesus
mempunyai hati adalah seorang pribadi yang rela berkorban, siap berbagi, dan siap
diutus.
adalah rekoleksi. Dengan rekoleksi mau mengajak para wali baptis untuk
hidup untuk selanjutnya. Dengan demikian para wali baptis semakin serius,
PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
159
A. Saran
Baciro Yogyakarta dan berdasarkan hasil penelitian yang diperoleh penulis dari
Sangat baik bila pembinaan berupa pembekalan, katekese iman bagi para
Perlu melengkapi buku pegangan berupa buku pedoman tentang wali baptis-
peran dan tanggungjawabnya dan diberikan kepada para wali baptis ataupun
3. Orang Tua
Supaya membina kerjasama yang baik dengan para wali baptis agar
kepada anak siapa wali baptisnya dan juga sebaliknya. Sehingga dalam
pendampingan baik wali baptis, anak baptis dan orang tua sudah saling
keluarga misalnya: ulang tahun anak, ulang tahun baptisan anak, kegiatan
Bertitik tolak dari ARDAS KAS, bahwa keluarga merupakan Gereja Basis.
ke gereja.
4. Kaum Remaja
Supaya kaum remaja Katolik sedapat mungkin melibatkan diri dalam segala
DAFTAR PUSTAKA:
Bergant, Dianne CSA dan Robert J. Karris, OFM. (2002). Tafsiran Alkitab
Perjanjian Baru. Yogyakarta: Kanisius.
Darminta, J. SJ. (1995). Mistik, Devosi dan Hidup Rohani. Yogyakarta: Kanisius.
Hartana. (2008). Sebelas Langkah Menuju Pribadi Unik, Cerdas, Solider, dan
Beriman. Yogyakarta: Kanisius.
Rukyanto, B. A. (2009). Makna Ziarah. Majalah Hidup No. 20, Thn. Ke-63 Mei
2009. Hal. 11. Jakarta: Obor.
Jacek Hadrys . (2007). 101 Tanya-Jawab Tentang Doa. Dari: Fidei Press.
Kitab Hukum Kanonik (2005). (V. Kartosiswo, Lic. Iur. Can. Dkk, penerjemah).
Lembaga Alkitab Indonesia. 2002. Kitab Suci Perjanjian Baru. Jakarta: LAI.
Sunyoto Danang. (2009). Analisis Regresi dan Uji Hipotesi. Yogyakarta: Media
Pressindo.
Lampiran 2
Hasil Wawancara
b. Hasil wawancara:
Penulis : Menurut ibu siapa itu wali baptis?
Responden : Mereka yang telah dipilih dan dipercaya oleh orang tua anak
untuk mendampingi anak baptis pada saat upacara pembaptisan
dan sudah berjanji pada saat upacara pembaptisan akan menjadi
pendamping iman bagi anak baptisnya.
Penulis : Menurut ibu apa yang merupakan tugas, peran, dan
tanggungjawab wali baptis pada saat pembaptisan, dan sesudah
pembaptisan?
Responden : Pada saat pembaptisan, mereka yang menggendong anak baptis
dan membantu memegang saat anak dituangi air, membantu romo.
Sesudah pembaptisan menjadi tempat cuhat/sharing, mendoakan
mereka, memberi nasehat sejauh itu diterima.
Penulis : Bagaimana peran, tugas dan tanggungjawab sebagai wali
baptis ibu jalankan selama ini?
Responden : Anak baptis telah menggangap saya sebagai orang tua. Segala
kesulitan yang dialami oleh anak baptis disharingkan kepada saya.
Dengan demikian, komunikasi tetap berjalan. Hubungan
kekeluargaan di anrara kami semakin akrab dan bahkan say
dianggap sebagai keluarga sendiri.
Penulis : Menurut ibu mengapa penting kehadiran wali baptis terhadap
pendampingan iman anak remaja pada zaman masa kini?
Responden : Menjadi pendamping iman bagi anak baptis sampai dewasa dalam
imannya.
(2)
PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
Responden II (R2)
a. Identitas responden :
Nama : Ibu Theresia Sumartini.
Usia : : 58 Tahun
Waktu pelaksanaan wawancara : 15 Mei 2015
b. Hasil wawancara:
Penulis : Menurut ibu siapa itu wali baptis?
Responden : Untuk menjawab siapa itu wali baptis, dapat dilihat dari tugas,
peran, dan tanggungjawab seorang wali baptis
Penulis : Kalau begitu, menurut ibu apa yang merupakan tugas, peran, dan
tanggungjawab wali baptis?
Responden :
Seorang wali baptis mempunyai kewajiban untuk menguatkan iman anak
tersebut. Kewajiban ini berkesinambungan sampai mereka dewasa, jangan
sampai meleset dari iman mereka.
Seorang wali baptis juga mendidik, dan menyarankan agar anak bersekolah di
sekolah Katolik agar pendidikan iman anak tersebut berkesinambungan.
Seorang wali baptis mengingatkan anak baptisnya apakah sudah ke Gereja
atau belum, sudah komuni atau belum, diberi motivasi agar ikut terlibat dalam
kegiatan-kegiatan yang bersifat rohani misalnya: ikut koor.
Saya tidak hanya mengingatkan anak baptis, tetapi saya juga mengingatkan
orang tua anak baptis karena yang lebih berperan dalam perkembangan iman
anak adalah orang tua.
Jadi, yang menjadi tugas wali baptis sebelum pembaptisan adalah;
(3)
PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
ikut pembekalan. Pembekalan ini penting diikuti oleh para wali baptis karena:
pada saat pembekalan disitu akan dijelaskan apa yang menjadi
tanggungjawab seorang wali baptis terhadap anak baptis, dan apa yang akan
dilakukan oleh oleh wali baptis pada saat proses pembaptisan terjadi. Pada
saat pembaptisan yakni: mendampingi, melayani romo, melap, membawakan
lilinnya. Dan tugas selanjutnya adalah: mendampingi anak baptis.
Penulis : Menurut ibu apakah penting kehadiran wali baptis terhadap
pendampingan iman anak remaja pada zaman masa kini?
Responden : Penting, mengingat pada zaman sekarang banyak pergaulan
bebas. Maka dalam situasi tersebut, wali baptis sebagai orang tua
harus mendampingi remaja dengan segala kegiatannya atau
organisasi. Tetapi sekali lagi saya menekankan bahwa orang tualah
yang lebih berperan. Anak tidak perlu dibiarkan begitu saja, jika
perlu mengantar dan mendampingi mereka di mana tempat
kegiatan anak berlangsung. Anak tidak hanya disuruh begitu saja.
Penulis : Sesuai dengan pengalaman ibu, apa yang merupakan faktor
pendukung dan penghambat dalam melaksanakan peran, tugas dan
tanggungjawab selama ini?
Responden : Yang merupakan faktor pendukung adalah saya menjalankan
tugas itu dengan tulus hati, tidak merasa itu seperti beban, keluarga
juga sangat memberi dukungan kepada saya. Selama ini saya tidak
menemukan faktor pengambat dalam pelaksanaan peran sebagai
wali baptis.
Penulis : Menurut ibu, pendampingan yang khas macam apa yang
diberikan bagi pendampingan iman remaja pada zaman ini?
Responden : Pendampingan iman itu dimulai dari dasar (keluarga),wali baptis
mengingatkan orang tua. Iman seorang anak itu akan menjadi
teguh jika pendidikan dasarnya kuat. Pendidikan dasar itu sangat
penting dan pendidikan dasar ini diterima/diperoleh oleh anak-
anak di dalam keluarga mereka sendiri. Anak disekolahkan di
sekolah-sekolah Katolik, supaya pendidikan itu berkesinambungan
Penulis : Apakah ibu bangga karena terpilih menjadi wali baptis?
Responden : Ya..bangga karena, saya dipilih dan dipercaya oleh orang tua anak
yang dibaptis untuk mendampingi iman anak ini selanjtunya. Tidak
semua orang dipilih menjadi wali baptis. Seorang wali baptis
mempunyai kewajiban untuk mendampingi iman anak.
Penulis : Apakah ibu mempunyai pesan atau harapan kepada wali baptis,
anak baptis, dan penulis:
Responden :
a. Harapan kepada wali baptis:
Supaya para wali baptis menjadi teladan/contoh.
Para wali baptis tidak hanya berperan pada saat pesta pembaptisan saja.
Supaya wali baptis betul-betul menjalanan tugas mereka sebagai wali
baptis, karena tugas mereka adalah sebagai saksi bagi iman anak yang
dibaptis. Sehingga dengan rasa tanggung jawab tersebut, para wali baptis
tahu perjalanan anak tersebut.
(4)
PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
(5)
PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
Responden : Banyak anak yang tidak mengenal wali baptisnya. Penting karena
iman anak itu rapuh, anak itu tidak punya pegangan, tidak ada
pendampingan. Apalagi dalam situasi keluarga yang sedang
bermasalah itu. Kehadiran seorang wali baptis sangat penting.
Pendampingan itu juga penting demi iman anak itu sendiri.
Penulis : Apakah bapak menemukan faktor pendukung dan penghambat
dalam melaksanakan peran sebagai wali baptis selama ini?
Responden : Ya, saya menemukan.
Faktor penghambat adalah:
prefasi seseorang sangat berpengaruh. Kecenderungan orang, jika itu tidak
sesuai di hatinya, maka dia tidak akan berontak dengan mengatakan “kamu
siapa”?. Maka jika seorang wali baptis sering bertemu dengan anak
baptisnya sangat berbeda dengan mereka yang jarang bertemu. Kepedulian
seseorang jika sesuatu hal tidak diinginkan dari orang tersebut, maka akan
berontak.
Masalah waktu/keterbatasan waktu. Seharusnya saya mau mengadakan
pendampingan, karena sesuatu hal, maka pendampingan tidak terjadi.
Apalagi jika ada hal yang penting untuk ditanggapi tetapi karena
keterbatasan waktu, maka tertunda.
Faktor pendukung:
Peran dari orang tua. Jika orang tua memahami, menyadari mengenai
baptisan, khususnya pendampingan terhadap iman anak maka
hubungannya dengan wali baptis, itu semuanya akan berjalan dengan baik-
baik saja. Tetapi jika orang tua tidak memahami, menyadari mengenai
baptisan maka persis hanya sebagai formalitas, itulah merupakan
kesalahan besar.
Penulis : Menurut bapak, apa makna dari simbol-simbol yang dipakai
dalam sakramen pembaptisan?
Responden : Minyak. Lilin, sebagai lambang penerang. Air sebagai sarana dan
kain putih lambang kesucian.
Penulis : Menurut bapak, keteladanan hidup macam apa yang perlu
diberikan oleh wali baptis?
Responden : Wali baptis harus menjadi teladan dalam iman, para wali baptis
hendaknya menjadi teladan bagi hidup menggereja.
Penulis : Menurut bapak pendampingan iman yang khas yang harus
diberikan kepada para remaja pada zaman ini, mengingat mereka
adalah generasi penerus Gereja?
Responden : Ini dilematis, apalagi jika yang menjadi emban baptisnya tidak
dari keluarga. Karena ada orang tua yang tidak memperkenalkan
wali baptis kepada anaknya dan akhirnya anak baptis kurang
menerima dan jika permasalahan ada, maka bisa terjadi bahwa ini
adalah urusan saya. Pendampingan yang khas menurut saya adalah
dibiasakan anak untuk rajin ke gereja.
Penulis : Apakah bapak bangga karena dipilih sebagai wali baptis?
Responden : Kalau bangga tidak, karena itu sebagai kewajiban yang harus saya
lakukan. Jika itu saya artikan sebagai kebanggaan, konotasinya
(6)
PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
Responden IV(R4)
a. Identitas :
Nama: pak Tresno
Umur: 58 tahun
Waktu pelaksanaa wawancara : 18 Mei 2015
b. Hasil wawancara:
Penulis : Menurut bapak siapa itu wali baptis?
Responden : Wali baptis adalah sama dengan saksi dalam pernikahan
Penulis : Menurut bapak apa yang merupakan tugas, peran, dan
tanggungjawab wali baptis?
Responden : Wali baptis bertanggung jawab terutama dalam perkembangan
iman anak tersebut. Itulah yang menjadi inti dari tugas, peran dan
tanggung jawab seorang wali baptis. Wali baptis itu itu sama
dengan saksi dalam pernikahan. Dan yang menjadi peran, tugas,
dan tanggungjawab wali baptis
Sebelum pembaptisan adalah : para wali baptis mengikuti pembekalan.
Pada saat pembaptisan:
Wali baptis menyaksikan bahwa pembaptisan itu benar-benar terlaksana
secara resmi.
Sesudah romo membubuhi tanda salib pada kening mereka uyang
dibaptis, maka wali baptis juga memberikan tanda salib pada dahi anak
yang dibaptis.
Mengikuti proses pembaptisan selanjutnya.
Sesudah pembaptisan: bertanggungjawab dalam perkembangan iman anak
tersebut.
Penulis : Bagaimana peran sebagai wali baptis bapak jalankan selama ini?
Responden : Mengingatkan anak baptis (jika itu masih anak) apakah sudah ke
gereja. Mengingatkan anak baptis untuk komuni pertama, ikut
misdinar (sejauh itu masih satu daerah). Sesudah SMP
mengingatkan anak baptisya untuk mempersiapkan diri untuk
menyambut Krisma. Tidak hanya anak baptis orang tua anak juga
diingatkan. Bagi mereka yang dibaptis secara dewasa, ada banyak
yang menjadi harapan saya, yakni: supaya memberikan hadiah
kepada saya yaitu mereka menjadi Suster, Romo, Bruder. Bagi
mereka yang sudah dewasa, pak Tresno juga membimbing mereka
(7)
PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
(8)
PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
Responden : Bangga tidak, tetapi ada “kepuasan bathin”, dimana membuat hati
senang karena berguna bagi orang lain.
Penulis : Apakah bapak mempunyai pesan atau harapan kepada wali baptis,
anak remaja Katolik, dan kepada orang tua?
Responden : Pesan saya kepada wali baptis, supaya wali baptis menjalankan
tugasnya dalam mendapingi iman anak untuk selanjutnya. Kepada
para remaja, kalau ada kegiatan-kegaitan hendaknya diikuti.
Kepada orang tua, hendaknya orang tua mendukung anak-anaknya.
Kepentingan anak jangan dikalahkan oleh kepentingan orang tua.
Orang tua hendaknya memperkenalkan wali baptis kepada
anaknya. Jika perlu mengundang dalam acara-acara tertentu
sehingga terjalin relasi yang baik dan berkelanjutan antara wali
baptis dengan anak baptisnya. Dan kepada pemberi materi
persiapan wali baptis, hendaknya lebih melibatkan orang tua dan
wali baptis.
Penulis : Terima kasih bapak atas waktunya.
Responden V (R5)
a. Identitas :
Nama : Ibu Ning.
Usia : 50 tahun.
Waktu pelaksanaan wawancara : 19 Mei 2015
b. Hasil wawancara :
Penulis : Menurut ibu siapa itu wali baptis?
Responden : Wali baptis itu diistilahkan dengan “polisi iman” yakni mereka
yang membimbing, mengarahkan iman anak seperti polisi sehingga
iman anak tidak meleset atau nyleneh ke mana-mana.
Penulis :Menurut ibu apa yang merupakan peran, tugas dan tanggungjawab
wali baptis?
Responden : Mendampingi iman anak sejak anak tersebut dibaptis. Seharusnya
sampai nanti, nanti dan nanti, setiap saat. Sampai sekarang saya
mengalami kehilangan arah kemana anak baptis berada. Karena
selama saya kehilangan kontak dengan anak baptis saya. Tidak
terlacak di mana mereka berada. Dengan demikian sampai saat ini,
saya tidak ada kelanjutan dari peran, tugas, dan tanggungjawab
saya sebagai wali baptis. Tidak berkelanjutan, berhenti saat
upacara pembaptisan terjadi. Sesuai dengan apa yang saya
mengerti dan pahami bahwa menurut romo sebagai emban baptis
harus terus dan terus mengingatkan anak baptisnya tentang ajaran
Gereja. Mereka perlu didampingi terus menerus sampai nanti
supaya mereka tidak kehilangan arah karena tidak ada kontak atau
sapaan. Jadi, yang menjadi peran atau tanggungjawab wali baptis:
Sebelum pembaptisan adalah:
Para wali baptis mengikuti pembekalan. Pada saat pembekalan tersebut, para
wali baptis diberi pengertian dan informasi tentang apa yang merupakan tugas,
(9)
PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
(10)
PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
Responden VI (R6)
a. Identitas responden:
Nama : Ibu Titik Ananta
Usia : 55 Tahun
Waktu pelaksanaan wawancara: 20 Mei 2015
b. Hasil wawancara:
Penulis : Menurut ibu siapa itu wali baptis?
Responden : Mereka yang telah berjanji dan dipercaya oleh orang tua
anak yang dibaptis untuk mendampingi dan mengarahkan
iman anak baptis.
Penulis : Menurut ibu apa yang merupakan tugas, peran, dan
tanggungjawab wali baptis baik sebelum pembaptisan, pada
saat pembaptisan dan sesudah pembaptisan?
Responden : Seharusnya mendampingi secara iman, mengarahkan cara
hidup anak baptis. Sampai sekarang meskipun berjauhan jaraknya,
saya masih ada kontak dengan anak baptis. Saya menanyakan
bagaimana hidupnya, bukan bagaimana kehidupannya. Maka yang
menjadi peran wali baptis sebelum pembaptisan secara khusus
(11)
PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
(12)
PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
Penulis : Menurut ibu, keteladanan hidup macam apa yang perlu diberikan
oleh wali baptis?
Responden : Jarkoni…iso ujar ora iso lakoni, gajah diblangkoni. Wali baptis
jika mau melangkah atau jika mau mengucapkan sesuatu harus
lebih hati-hati atau punya rem.
Penulis : Apakah ibu bangga karena dipilih sebagai wali baptis?
Responden : Sangat bangga dan bersyukur karena terpilih menjadi wali baptis.
Tidak setiap orang terpilih menjadi wali baptis. Saya lebih
bersyukur menjadi wali baptis dari pada sebagai saksi pengantin.
Karena menjadi wali baptis lebih bisa melihat proses dan
perkembangan iman anak selanjutnya. Proses ini saya lambangkan
sebagai “Embrio” yang secara pelan-pelan menjadi badan manusia.
Penulis : Menurut ibu, pendampingan iman yang khas macam apa yang
harus diberikan kepada para remaja pada zaman ini, mengingat
mereka adalah generasi penerus Gereja?
Responden : Pendampingan iman dimulia dari keluarga. Sekarang para remaja
sedang pencarian jati diri, maka ada banyak hal yang mau dicoba-
coba oleh anak remaja. Sejak dini ditegaskan kepada anak, ini yang
boleh dan ini yang harus dan sebaliknya. Dari awal harus ada
ketegasan-ketegasan kepada anak supaya anak tidak mengalami
kebingungan. Keteladanan hidup dari orang tua, bukan hanya
OMDONG (omong doang). Memperlakukan anak sebagai teman.
Penulis : Apakah ibu mempunyai pesan atau harapan kepada wali baptis,
anak remaja Katolik
Responden :
Usul/harapan untuk para remaja:
supaya kaum remaja lebih mengeksplor talenta yang mereka miliki. Sedapat
mungkin digali, diwujudkan dengan perbuatan-perbuatan yang positfi. Peran
orang tua sangat besar karena orang tualah yang mengenal mereka secara
penuh.
Harapan kepada para wali baptis:
Supaya para wali baptis tidak begitu saja mengabaikan anak-anak baptisnya.
Sesekali mungkin/intensif memperhatikan mereka supaya mereka tetap teguh
dalam imannya. Tugas menjadi emban baptis bukan merupakan formalitas.
Usul untuk Sr.Martina: untuk lebih mendaya gunakan para wali baptis entah
bagaimana caranya. Pembekalan sangat penting bagi para wali baptis.
Penulis : Terima kasih ibu atas waktu dan informasinya.
b. Hasil wawancara:
Penulis : Menurut bapak siapa itu wali baptis?
(13)
PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
Responden : pembimbing anak dalam hal iman sampai anak dewasa dalam
iman dan dalam rohani. Sebagai orang tua pembimbing dalam hal
iman.
Penulis :Menurut bapak apa yang merupakan tugas peran, dan
tanggungjawab wali baptis baik sebelum pembaptisan, pada saat
upacara pembaptisan dan sesudah pembaptisan?
Responden:
Sebelum pembaptisan :
mengarahkan (baptis dewasa) untuk aktif ke lingkungan, mengikuti
pendalaman iman.
Pada saat pembaptisan :
Lebih hening dalam mengikuti proses pembaptisan, supaya lebih menghayati
arti pembaptisan itu.
Setelah upacara pembaptisan:
Mengingatkan anak baptis supaya jangan lupa berdoa, rajin ke Gereja, jadilah
manusia yang kuat dalam imannya.
Penulis : Bagaimana peran sebagai wali baptis bapak jalankan selama ini?
Responden : Setiap ketemu dikunjungi dan mengingatkan mereka untuk rajin
ke gereja.
Penulis : Menurut bapak apakah penting kehadiran wali baptis terhadap
pendampingan iman anak remaja pada zaman masa kini?
Responden : Penting, agar anak remaja tidak lepas dari koridor imannya. Wali
baptis mempunyai tanggungjawab dalam pendampingan iman
kepada anak.
Penulis : Sesuai dengan pengalaman bapak apa yang merupakan faktor
pendukung dan penghambat dalam melaksanakan peran, tugas dan
tanggungjawab selama ini?
Responden : Faktor pendukung adalah: keluarga, adanya kesadaran akan peran
dan tugas sebagai wali baptis. Faktor penghambat, yaitu: jarak
yang jauh dengan anak baptisnya terutama mereka yang menerima
baptisan dewasa.
Penulis : Menurut bapak, keteladanan hidup macam apa yang perlu
diberikan oleh wali baptis?
Responden : Aktif di gereja dan lingkungan, mau melayani.
Penulis : Apakah bapak bangga karena dipilih sebagai wali baptis?
Responden : Bangga (tidak), karena menjadi wali baptis itu merupakan beban.
Tetapi, kualitas bangga bagaimana supaya kedepan anak baptis itu
lebih baik, lebih teguh dalam hal imannya.
Penulis : Menurut bapak pendampingan iman yang khas macam apa yang
harus diberikan kepada para remaja pada zaman ini, mengingat
mereka adalah generasi penerus Gereja?
Responden : Dalam bentuk pendampingan umum supaya mereka tumbuh
dalam iman, agar tidak keluar dari koridor imannya. Pendampingan
yang berkualitas agar anak itu tidak terlepas dari imannya.
Penulis : Apakah bapak mempunyai pesan atau harapan kepada wali baptis,
anak remaja Katolik?
(14)
PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
Responden : Menjadi wali baptis itu tidak hanya formalitas. Wali baptis itu
membimbing, mengarahkan anak baptis agar lebih berkualitas
terutama dalam iman karena mereka adalah anak Tuhan. Menjadi
teladan, melayani, rendah hati. Dan pesan saya kepada anak remaja
adalah: ikutlah apa yang menjadi aturan, ajaran Gereja.
Penulis : Terima kasih bapak atas info dan waktunya.
b. Hasil wawancara:
Penulis : Menurut ibu siapa itu wali baptis?
Reponden : Sebagai orang tua ke dua (kalau dia baptis bayi), mendampingi
perkembangan iman anak tersebut. Sebagai teman yang bisa
memberikan dorongan, semangat bagi mereka yang dibaptis
dewasa, menegur dengan cara yang tidak menyakiti hati mereka
yang ditegur.
Penulis : Menurut ibu apa yang merupakan tugas, peran, dan
tanggungjawab wali baptis sebelum pembaptisan, pada saat
pembaptisan dan sesudah pembaptisan?
Responden : Sebelum pembaptisan wali baptis mengikuti pembekalan. Pada
saat pembaptisan wali baptis sebagai pendamping, tidak hanya di
gereja tetapi mendamping terus menerus sampai anak itu menjadi
dewasa. Memberikan tanda salib di dahi anak baptis sesudah romo.
Sesudah pencurahan air baptis, wali baptis membersihkan air dari
dahi anak baptis, dan pada saat menerima minyak krisma, wali
baptis juga membersihkan. Dan selanjutnya, wali baptis berperan
sebagai orang tua kedua. Maka mereka mendampingi anak, paling
tidak mengingatkan anak (karena ada mereka yang cuek) misalnya:
ikut komuni pertama, diajak untuk didaftarkan kalau belum (kelas
III SD). Dan kalau krisma, juga mereka diingatkan.
Penulis : Bagaimana peran, tugas, dan tanggungjawab sebagai wali baptis
ibu laksanakan selama ini?
Responden :Saya sering ketemu dengan anak baptis, setiap malam
mengadakan doa lingkungan terlebih-lebih pada bulan Mei ini ada
rosario setiap malam. Jadi ada kesempatan untuk bertemu dengan
anak baptis.
Penulis : Menurut ibu apakah penting kehadiran wali baptis dalam
mendapingi perkembangan iman anak pada zaman ini? mengapa?
Responden : Perkembangan zaman ini makin melaju. Jadi para remaja yang
masih mekar-mekarnya membutuhkan pendampingan. Penting
karena anak-anak remaja dengan adanya kamajuan IT. Mereka
banyak yang mengikuti perkembangan itu tanpa memikirkan
(15)
PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
(16)
PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
Responden IX (R9)
a. Identitas:
Nama : Ibu Fransiska Titik
Usia :52 Tahun
Waktu pelaksanaan wawancara : 3 Juni 2015
b. Hasil wawancara:
Penulis : Menurut ibu siapa itu wali baptis?
Responden : Sebagai pendamping calon baptis. Mereka adalah ibu atau bapak
wali dari calon baptisan. Bagi saya menjadi wali berarti mereka
bertanggungjawab, mengingatkan mereka yang dibaptis supaya
iman yang dibaptis itu jangan sampai hilang.
Penulis : Menurut ibu apa yang merupakan tugas, peran, dan
tanggungjawab wali baptis?
Responden : Sebagai orang tua, saya mengingatkan anak yang dibaptis jika ada
rasa malas dan menanyakan kepada orang tua jika tidak rajin ke
gereja.
Penulis : Bagaimana peran sebagai wali baptis ibu jalankan selama ini?
Responden : Di lingkungan Muja-muji ada istilah “KEPOH POSITIF”. jadi
dengan demikian umat yang tidak hadir di gereja diingatkan, itu
loh..kok nggak pernah ke gereja atau tidak pernah aktif ke
lingkungan…yuk…kita jenguk.
Penulis : Menurut ibu apakah penting kehadiran wali baptis terhadap
pendampingan iman anak remaja pada zaman masa kini?
Responden : Penting, anak-anak remaja dengan adanya kamajuan IT, mereka
banyak yang mengikuti perkembangan itu tanpa memikirkan
sejauh mana pengaruhnya. Maka pendampingan itu perlu.
Pergaulan anak remaja pada zaman ini sangat berbeda dengan
zamana ketika saya masih muda dulu. Sekarang ini pergaulan
muda-mudi sangat bebas dan diharapkan mereka dalam memilih
pasangan hidup, pilihlah pasangan yang seiman.
Penulis : Sesuai dengan pengalaman ibu, apa yang merupakan faktor
pendukung dan penghambat dalam melaksanakan peran, tugas dan
tanggungjawab selama ini?
Responden : Faktor penghambat yang saya temukan adalah: komunikasi yang
kurang, anak-anak ada yang sudah pindah agama karena kurang
pendampingan dari keluarga sendiri. Orang tua yang masih sibuk
mencari nafkah untuk memenuhi kebutuhannya. Dan yang menjadi
faktor pendukung adalah: kalau anak-anak itu aktif dalam kegiatan
misalnya: koor, jadi gampang untuk ditemui.
Penulis : Menurut ibu, pendampingan iman yang khas macam apa yang
harus diberikan kepada para remaja pada zaman ini, mengingat
mereka adalah generasi penerus Gereja?
Responden : pendampingan yang bersifat positf supaya anak-anak tersebut
tidak terjerumus. Anak-anak remaja diberikan pendalaman iman
(17)
PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
Respnden X (R10)
a. Identitas :
Nama : Ibu Harni
Usia :44 Tahun
Waktu pelaksanaan wawancara : 14 Juni 2015
b. Hasil wawancara:
Penulis : Menurut ibu siapa itu wali baptis?
Responden : Orang yang memberi kekuatan kepada anak baptis, memberi
contoh kepada anak baptis dan mengingat mereka untuk ke gereja.
Wali baptis membantu orang tua untuk mengembangkan iman
anak.
Penulis :Menurut ibu apa yang merupakan tugas, peran, dan
tanggungjawab wali baptis sebelum pembaptisan, dan pada saat
upacara pembaptisan, dan sesudah pembaptisan?
Responden : Karena saya diminta oleh keluarga, maka tugas saya sebelum
pembaptisan adalah siap-siap untuk mengikuti upacara
pembaptisan. Pada saat pembaptisan: saya mendampingi waktu
upacara pembaptisan. Duduk/berdiri di sebelah anak yang dibaptis,
maju dan membawa lilin. Saya memberikan tanda salib di kening,
menahan air dengan kain putih supaya air tidak kemana-mana,
meletakkan kain putih di dada anak yang dibaptis, memberikan
lilin kepada orang tua. Dan sesudah pembaptisan tugas
mengingatkan supaya anak ke gereja.
Penulis : Bagaimana peran sebagai wali baptis ibu jalankan selama ini?
Responden : Sampai sekarang saya belum menjalankan peran saya sebagai
wali baptis. Peran saya hanya berhetin pada saat upacara
pembaptisan saja. Selain itu anak baptis sudah pada pindah dan
tidak ada lagi komunikasi dengan mereka.
Penulis : Menurut ibu apakah penting kehadiran wali baptis terhadap
pendampingan iman anak remaja pada zaman ini?
Responden : Penting, karena anak remaja itu masih labil dan gampang
terpengaruh. Jadi kepercayaan mereka belum kuat. Mereka banyak
(18)
PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
Responden XI (R11)
a. Identitas:
Nama : Dewa
Usia : 16 Tahun
Waktu pelaksanaan wawancara : 24 Mei 2015
b. Hasil wawancara:
Penulis : Menurut saudara siapa wali baptis?
(19)
PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
Responden : Wali baptis ialah: saksi ketika saya dibaptis. Orang yang
bertanggungjawab dan sebagai pendamping waktu upacara
baptisan karena wali baptis menyaksikan anak baptisnya ketika
dibaptis. Orang yang berperan dalam kehidupan iman anak baptis.
Penulis : Sesuai pengalaman selama ini, bagaimana pelaksanaan peran wali
baptis saudara alami?
Responden : Peran wali baptis tidak ada karena sudah meninggal dunia. Tapi
sepengetahuan saya bahwa yang merupakan peran wali baptis
adalah: orang yang mendampingi saat menerima sakramen baptis
dan seterusnya. Orang yang mengingatkan, mengarahkan untuk
mengikuti kegiatan-kegiatan yang bersifat kerohanian (ikut
kegiatan OMK, disarankan untuk mengikuti kegiatan yang ada di
lingkungan, ikut doa devosi mis: doa rosario apa lagi pada saat ini
yang kebetulan bulan rosario, ikut koor anak, lingkungan, PIA).
Dalam kegiatan-kegiatan yang diikuti oleh anak-anak baptis
(remaja, OMK), wali baptis bisa menjadi alat untuk mengakrabkan
anak-anak yang belum saling kenal dalam kelompok tersebut.
Karena ada kesan, bahwa ada banyak anak merasa canggung untuk
masuk dalam kelompok-kelompok yang ada karena mereka masih
belum saling kenal. Jadi wali baptis bisa berperan di dalamnya
untuk mengakrapkan mereka.
Penulis : Nasehat-nasehat apa yang masih saudara ingat dari wali baptis?
Reponden : Tidak ada nasehat-nasehat yang diberikan, karena wali baptis
saya sudah meninggal dunia ketika saya masih kecil.
Penulis : Bentuk pendampingan macam apa yang saudara harapkan dari
wali baptis?
Responden : Sharing pengalaman iman dengan anak baptis dan menjadi
jembatan, antara teman, orang tua, dan anak.
Penulis : Keteladanan hidup macam apakah yang saudara harapkan dari
wali baptis?
Responden : Rajin ke gereja, peduli pada sesama.
Penulis : Menurut saudara, apakah penting kehadiran wali baptis bagi
perkembangan iman anak remaja pada zaman ini?
Responden : Cukup penting. Mereka adalah sebagai orang tua, sebagai sarana
untuk mengingatkan dan mendampingi anak baptisnya. Terutama
mengajak untuk aktif dalam kegiatan-kegiatan yang ada di
lingkungan, gereja,dan masyarakat. Selain itu, kepentingan wali
baptis itu adalah mengakrapkan, memperkenalkan para remaja
yang belum saling kenal dalam kegiatan menggerja karena sifatnya
dalam kelompok-kelompok ada wajah-wajah baru.
Penulis : Apa yang menjadi harapan saudara kepada wali baptis?
Responden : Hendaknya ditengah-tengah kesibukkannya para wali baptis
paling tidak sekali dalam sebulan ada pendampingan atau
pertemuan kepada anak baptis. Dalam pertemuan tersebut, ada
sharing pengalaman dari anak baptis. Jika para wali baptis
mengalami kesulitan dalam mengatasi kesulitan yang dihadapi oleh
(20)
PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
b. Hasil wawancara:
Penulis : Menurut saudari siapa wali baptis?
Responden : Mereka yang mendampingi saat kita menerima sakramen
pembaptisan selain orang tua. Ini sama juga dengan saat kita
menerima komuni pertama dan Krisma.
Penulis : Sesuai pengalaman selama ini, bagaimana pelaksanaan peran wali
baptis saudara alami?
Responden : Sampai sekarang masih ada kontak dengan wali baptis. Kalau ada
acara keluarga, misalnya: ada hari raya besar, misa arwah dalam
keluarga ada kesempatan untuk bertemu dengan wali baptis. Selain
itu, wali baptis saya, masih tinggal di Yogyakarta dan gampang
untuk dijumpai atau ketemunya. Dalam pertemuan tersebut, Budde
paling bertanya tentang kabar saya dan kabar orang tua saya. Untuk
menanyakkan perkembangan iman dan mengenai keaktifan di
gereja dan lingkungan, Budde jarang menanyakan.
Penulis : Nasehat-nasehat apa yang masih saudari ingat dari wali baptis?
Reponden : Belajar yang baik. Saya diingatkan untuk tidak pacaran dulu
sekarang, tetapi sekolah dulu. Wali baptis saya sangat senang jika
saya dan keponakkan lainnya bisa menyelesaikan studi dengan
baik.
Penulis : Bentuk pendampingan macam apa yang saudari harapkan dari
wali baptis?
Responden : Supaya mengajak agar rajin ke Gereja.
Penulis : Keteladanan hidup macam apakah yang saudari harapkan dari
wali baptis?
Responden : Wali baptis saya sampai sekarang hidup sendirian atau tidak
menikah. Yang masih saya ingat bahwa pernah suatu saat ketika
salah satu anggota keluarga meninggal dunia, maka Budde inilah
yang mempersiapkan segalanya terutama pakaian yang dibutuhkan
oleh yang meninggal itu. Selain itu, bagi saya yang bisa dijadikan
teladan dari wali baptis adalah Bude saya itu tidak menikah,
padahal zaman sekarang banyak orang yang membutuhkan
pendamping, butuh keramaian/tidak mau hidup sendiri. Tetapi
Bude saya mau.
Penulis : Menurut saudari, apakah penting kehadiran wali baptis bagi
perkembangan iman anak remaja pada zaman ini?
(21)
PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
Responden : Seharusnya itu perlu, karena yang mendampingi dari waktu kecil
sampai sekarang adalah para wali baptis. Namun, saya sendiri
sampai sekarang masih belum mempunyai relasi yang cukup
mendalam dengan wali baptis saya.
Penulis : Apa yang menjadi harapan saudari kepada wali baptis?
Responden : Tidak ada. Tapi mungkin kedepan saya yang lebih membina lagi
komunikasi dengan Bude saya.
Responden :Terima kasih atas waktu dan informasi yang telah diberikan.
(22)
PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
b. Hasil wawancara:
Penulis : Menurut saudara siapa wali baptis?
Responden : Orang yang bertanggungjawab untuk anak yang dibaptis. Dan
tanggungjawab mereka adalah menemani anak baptis pada waktu
menerima baptisan.
Penulis : Sesuai pengalaman selama ini, bagaimana pelaksanaan peran wali
baptis saudara alami?
Responden : Pernah disapa oleh wali baptis ketika saya ikut doa di lingkungan.
Pada saat itu wali baptis menegur “ mengapa selama ini tidak aktif
ikut kegiatan lingkungan”? Tegurannya hanya sebatas itu saja.
Untuk menanyakan tentang bagaimana di sekolah, tidak pernah.
Penulis : Nasehat-nasehat apa yang masih saudara ingat dari wali baptis?
Reponden : Tidak ada.
Penulis : Bentuk pendampingan macam apa yang saudara harapkan dari
wali baptis?
Responden : (Responden tidak memberi jawaban).
Penulis : Keteladanan hidup macam apakah yang saudara harapkan dari
wali baptis?
(23)
PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
Responden XV (R15)
a. Identitas :
Nama : Agung Prasetyo
Usia : 14 Tahun
Waktu pelaksanaan wawancara: 28 Mei 2015
b. Hasil wawancara:
Penulis : Menurut saudara siapa wali baptis?
Responden : Orang yang mendampingi saat dibaptis.
Penulis : Sesuai pengalaman selama ini, bagaimana pelaksanaan peran wali
baptis saudari alami?
Responden : Pendampingan dari wali baptis tidak ada. Karena jarang ketemu
dan tempat sangat berjauhan.
Penulis : Nasehat-nasehat apa yang masih saudara ingat dari wali baptis?
Reponden : Tidak ada, karena jarang bertemu dengan wali baptis saya.
Penulis : Bentuk pendampingan macam apa yang saudara harapkan dari
wali baptis?
Responden : Tidak tahu.
Penulis : Keteladanan hidup macam apakah yang saudari harapkan dari
wali baptis?
Responden : (Responden tidak memberi jawaban).
Penulis : Menurut saudara, apakah penting kehadiran wali baptis bagi
perkembangan iman anak remaja pada zaman ini?
Responden : Tugas wali baptis adalah mendampingi dan mengarahkan anak
baptisnya. Orang yang membantu mengembangkan iman supaya
iman lebih hidup. Selanjutnya penulis menanyakan maksudnya
iman supaya lebih hidup maksudnya apa? Responden menjawab:
supaya iman lebih bertumbuh, lebih berkembang.
Penulis : Apa yang menjadi harapan saudara kepada wali baptis?
Responden : (Responden tidak memberi jawaban).
Penulis :Terima kasih atas waktu dan informasi yang telah diberikan.
(24)
PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
Responden XI (R16)
a. Identitas :
Nama : Feni
Usia : 12 Tahun
Waktu wawancara : 03 Juni 2015
b. Hasil wawancara :
Penulis : Menurut saudari siapa itu wali baptis?
Responden :Yang menguatkan iman anak baptisnya. Mereka yang
mendampingi anak baptisnya saat dibaptis.
Penulis : Sesuai pengalaman selama ini, bagaimana pelaksanaan peran wali
baptis saudari alami?
Responden : Sampai sekarang masih ada hubungan dengan anak baptis dalam
bentuk ajakkan untuk rajin ke gereja.
Penulis : Nasehat-nasehat apa yang masih saudari ingat dari wali baptis?
Reponden : (Responden tidak memberi jawaban).
Penulis : Bentuk pendampingan macam apa yang saudari harapkan dari
wali baptis?
Responden : (Responden tidak memberi jawaban).
Penulis : Keteladanan hidup macam apakah yang saudari harapkan dari
wali baptis?
Responden : Rajin ke gereja, imannya kuat.
Penulis : Menurut saudari, apakah penting kehadiran wali baptis bagi
perkembangan iman anak remaja pada zaman ini?
Responden : Ya, penting, di dalam menguatkan iman anak baptisnya. Mengapa
perlu dikuatkan: supaya tidak goyah imannya.
Penulis : Apa yang menjadi harapan saudari kepada wali baptis?
Responden : (Responden tidak memberi jawaban).
Penulis :Terima kasih atas waktu dan informasi yang telah diberikan.
b. Hasil wawancara :
Penulis : Menurut saudari siapa itu wali baptis?
Responden : Mereka yang membimbing, yang mendidik selain orang tua. Wali
baptis berperan sebagai orang tua kedua.
Penulis : Sesuai pengalaman selama ini, bagaimana pelaksanaan peran wali
baptis saudari alami?
Responden : Ketika wali baptis saya (Eyang) masih hidup Eyang sering
membacakan cerita sebelum tidur. Ada banyak nasehat-nasehat
dari eyang.
Penulis : Nasehat-nasehat apa yang masih saudari ingat dari wali baptis?
(25)
PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
Reponden : Saya diajari supaya rajin berdoa baik sebelum dan sesudah makan
maupun kalau mau tidur. Diajari sopan-santun, misalnya: kalau
makan kakinya jangan naik-naik. Diajari etiket makan: cuci tangan
sebelum makan dan sesudah makan, pakai tangan yang benar
(tangan kanan). Biasakan mengucapkan terima kasih.
Penulis : Keteladanan hidup macam apakah yang saudari harapkan dari
wali baptis?
Responden : Eyang rajin berdoa, mau berbagi kepada sesama. Sebelum tidur
dibacakan cerita sebagai penghantar tidur. Mendidik iman dan
moral harus balance (seimbang). Disamping iman berkembang,
perbuatan juga harus berkembang atau sinkron. Iman tanpa
perbuatan adalah sia-sia.
Penulis : Menurut saudari, apakah penting kehadiran wali baptis bagi
perkembangan iman anak remaja pada zaman ini?
Responden : penting, dimana seperti pengalaman saya sendiri karena kedua
orang tua sibuk dan saya sering ditinggalkan sendirian di rumah,
maka Eyang (sebagai orangtua kedua yang menggantikan orang
tua).
Penulis : Apa yang menjadi harapan/pesan saudari kepada wali baptis dan
teman-teman remaja?
Responden : Jangan lelah dalam mendidik anak baptisnya, karena sepanjang
hidup manusia itu terus belajar. Dan untuk teman-teman remaja
saya berpesan supaya Lebih terlibat lagi dalam kegiatan
menggereja terutama terlibatlah dalam kegiatan yang ada di
lingkungan. Hasilnya tidak langsung besar, pedulilah di
lingkungan. Kita adalah generasi penerus di lingkungan dan juga di
gereja.
Penulis :Terima kasih atas waktu dan informasi yang telah diberikan.
(26)
PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
(27)
PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
(28)
PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
Penulis : Terima kasih romo atas informasi dan waktunya yang telah
diberikan kepada saya.
b. Hasil Wawancara :
Penulis : Menurut bapak siapa itu wali baptis?
Responden : Siapa wali baptis itu bisa dilihat dari tugas, peran, dan
tanggungjawab seorang wali baptis. Peran wali baptis tidak
sederhana, seorang yang menjadi wali baptis tugasnya tidak ringan.
Ia harus siap mendampingi orang yang dibaptis, di mana itu
seumur hidup. Dan seorang wali baptis harus menjadi teladan,
artinya orang tuapun dalam memilih wali baptis harus memilih
mereka yang benar hidupnya. Bisa dikatakan tidak ada celanya.
Karena sekali itu nanti dikatakan ada celanya, ini bagi anak yang
dibaptis itu pasti akan mengikuti. “Wali baptisnya saja begitu kok,
aku juga nanti begitu”. Bagi saya, wali baptis itu seperti orang tua
dari sisi iman bagi orang yang dibaptis. Maka seorang wali baptis
itu disarankan bukan dari keluarga. Karena, kalau dari keluarga itu
ada tidak enaknya. Mau menegur, tidak enak, itu khan masih
keluarga. Jadi kalau bukan dari keluarga, maka ia mengamati dari
luar dan bukan dari dalam.
Penulis : Menurut bapak, keteladanan hidup macam apa yang harus
dihidupi oleh seorang wali baptis?
Responden :Wali baptis itu tidak ada celanya, mereka harus memberikan
teladan. Keteladanan hidup maksudnya bahwa seorang wali baptis
minimal tiap minggu ke gereja. Ini sangat penting untuk anak. Dan
kalau ini sudah dipenuhi, tentu di dalamnya ada yang bisa dibuat.
Satu ungkapan dalam Gereja kita “ iman tanpa perbuatan adalah
sia-sia”. Kalau wali baptis setiap minggu datang ke Gereja, maka
diapun harus menerapkan itu di tengah-tengah masyarakat dan
umat, aktif di lingkungan, syukur-syukur di Gereja. Lebih idealnya
lagi, hidupnya selalu mengikuti 10 perintah Allah. Wali baptis itu
adalah orang tua dari sisi iman.
Penulis : Menurut bapak apakah penting kehadiran wali baptis dalam
pendampingan iman bagi anak remaja pada zaman ini? dan
mengapa itu penting?
Responden : Wali baptis itu posisinya penting. Maka, karena penting, wali
baptis itu tidak asal copot, besok dibaptis dan sekarang dicopot
wali baptisnya. Wali baptis itu harus disiapkan sebelumnya, karena
peran wali baptis itu sebagai orang tua dari sisi iman bagi anak
(29)
PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
(30)
PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
Responden XX (R 20)
a. Identitas :
Nama : Bapak Sumantri
Usia : 65 Tahun
Status : Prodiakon Paroki Kristus Raja Baciro Yogyakarta
Waktu pelaksanaan wawancara : 13 Juni 2015
b. Hasil wawancara :
Penulis : Menurut bapak siapa itu wali baptis?
Responden : Untuk menjawab siapa wali baptis, ini berkaitan dengan apa yang
merupakan peran, tugas dan tanggungjawab seorang wali baptis.
kedudukan seorang wali baptis adalah mendampingi katekumen
yang dibaptis disamping orang tuanya. Wali baptis mendidik,
mendorong baptis baru.
Penulis : Apa yang merupakan peran, tugas, dan tangungjawab wali baptis
sebelum pembaptisan, pada saat pembaptisan dan sesudah
pembaptisan?
Responden :
Sebelum pembaptisan:
(31)
PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
Pada masa ini peran wali baptis masih belum kelihatan. Barangkali membantu
orang tua (jika diminta) untuk mencarikan nama pelindung anak baptis.
Pada saat pembaptisan:
Mendampingi dan menjawab pertanyaan dari romo tentang kesanggupannya
dalam mendampingi anak baptis.
Sesudah pembaptisan:
Terlebih-lebih pada masa mistagogi. Wali baptis membantu baptisan baru
(baptisan dewasa).
Penulis : Menurut bapak, apa makna simbol-simbol yang dipakai dalam
liturgi pembaptis?
Responden : Air merupakan syarat utama dari pembaptisan. Air dicurahkan
sebanyak tiga kali pada saat formulasi pemabatisan (N..aku
membaptis kamu dalam nama Bapa, Putra, dan Roh Kudus).
Diurapi dengan minyak berarti batisan baru ambil bagian dalam
tugas Yesus Kristus yaitu sebagai imam, nabi, dan raja.
Lilin melambangkan bahwa seseorang yang dibaptis menjadi
keluarga baru, dan diharapkan cahaya itu terus bersinar. Sedangkan
kain putih (baju) merupakan “jati diri”. Pakaian yang kotor, yaitu
dosa-dosa diganti dengan pakaian baru.
Penulis : Bagaimana bapak melihat dan mengalami pelaksanaan peran,
tugas, dan tangungjawab wali baptis selama ini dalam
mendampingi perkembangan iman anak baptis usia remaja di
paroki Kristus Raja Baciro Yogyakarta?
Responden : Saya mengalami bahwa para wali baptis sekedar untuk seremonial
saja, asal memenuhi persyaratan saja. Selanjutnya tidak berperan
lagi. Ada seorang wali baptis yang saya kenal. Saya tidak bisa
membayangkan bagaimana bapak ini melaksanakan tugasnya
karena sudah dua tahun lebih dia tidak pernah datang ke gereja,
tidak mengadakan kontak dengan anak baptis. Bagi saya fungsinya
sebagai wali baptis tidak berjalan semestinya.
Penulis : Menurut bapak, apa yang membuat para wali baptis tidak
melaksanakan perannya atau hanya sebagai seremial saja?
Responden : Bagi saya menjadi wali baptis itu tidak sembarangan orang.
Mereka adalah orang yang mempunyai pengalaman hidup rohani
yang baik. mereka adalah orang yang mempunyaai posisi,
misalnya: seorang pendidik, ketua lingkungan, seorang yang aktif
dalam dewan paroki. Maka faktor yang menjadi penghambat dalam
melaksanakan peran itu adalah: tempat tinggal yang berjauhan
(perpindahan), wali baptis lupa kepada anak baptisnya, dan
persiapan pembekalan dan pengertian mengenai peran dan tugas
serta tanggungjawab wali baptis sangat kurang.
Penulis : Menurut bapak pendampingan iman yang khas macam apa yang
harus diberikan kepada para remaja pada zaman ini, mengingat
mereka adalah generasi penerus Gereja?
(32)
PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
(33)
PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
Lampiran 3
Reff:
Inilah yang ku punya
Hati s’bagai hamba
Yang mau taat dan setia
padaMu Bapa
Kemanapun ku bawa
Hati yang menyembah
Dalam roh dan kebenaran
Sampai s’lamanya
Bridge:
Bagaimana ku membalas kasihMu
S’gala yang kupunya itu milikMu
Itu milikMu oh…
(34)
PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
Lampiran 4
(35)
PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
Lampiran 5
10:11 Akulah gembala yang baik . Gembala yang baik memberikan nyawanya
bagi domba-dombanya; 10:12 sedangkan seorang upahan yang bukan gembala,
dan yang bukan pemilik domba-domba itu sendiri, ketika melihat serigala datang,
meninggalkan domba-domba itu lalu lari, sehingga serigala itu menerkam dan
mencerai-beraikan domba-domba itu. 10:13 Ia lari karena ia seorang upahan dan
tidak memperhatikan domba-domba itu.
(36)
PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
Lampiran 6
Ibu Ananta
(37)
PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
Lampiran 6
Pak Rudi
(38)
PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
Lampiran 7
(39)