Anda di halaman 1dari 3

3 Makna Sakramen Ekaristi dalam Kehidupan Katolik

√ Quality Checked

 Post authorReview by : Redaksi Tuhan Yesus Org


Ekaristi merupakan salah satu sakramen/ritual dalam agama Katolik yang rutin dilakukan setiap
minggu saat ibadah. Ekaristi juga dianggap sebagai sumber dan puncak seluruh kehidupan
Kristiani. ( Baca KGK 1234) Istilah ekaristi sendiri berasal dari kata Yunani yang berarti
berterimakasih atau mengucap syukur. Pelaksanaannya identik dengan adanya roti dan anggur.
Hal tersebut dikarenakan makna kelahiran Yesus Kristus sendiri yang meminta umat-Nya untuk
menjadikan roti dan anggur sebagai peringatan akan Dia. (Baca Lukas 22:19-20)

Ada beberapa orang yang masih mempertanyakan mengapa ekaristi dilakukan. Terdapat tiga
alasan mengapa umat Katolik merayakan sakramen ekaristi. Pertama, karena ingin mematuhi
perintah Yesus. Kedua, perjamuan kudus merupakan pesan terakhir Yesus. Dan terakhir,
ekaristi yang dilakukan bersama seluruh jemaat bertujuan supaya jemaat senantiasa mengingat
karya penyelamatan Allah. Berikut makna sakramen ekaristi:

 Pengingat Akan Karya Penyelamatan Allah

Karena manusia telah berdosa, maka mereka tidak bisa bersatu dengan Allah Tritunggal Yang
Maha Kudus. Namun, kehadiran Yesus menghancurkan penghalang tersebut dengan peristiwa
wafat dan kebangkitan-Nya, sehingga Ia mengalahkan maut yang seharusnya diterima
manusia. Nah, dengan perayaan ekaristi, jemaat bersama-sama mengenang peristiwa
penebusan-Nya dan bersatu dalam tubuh Kristus.
Dalam Lukas 22:19-20 berbunyi, “Lalu Ia mengambil roti, mengucap syukur, memecah-
mecahkannya dan memberikannya kepada mereka, kata-Nya: ‘Inilah tubuh-Ku yang diserahkan
bagi kamu; perbuatlah ini menjadi peringatan akan Aku.’ Demikian juga dibuat-Nya dengan
cawan sesudah makan; Ia berkata: ‘Cawan ini adalah perjanjian baru oleh darah-Ku, yang
ditumpahkan bagi kamu.’”
Dengan pedoman ayat di atas, Katolik mempercayai bahwa saat Yesus berkata “Inilah tubuh-Ku
dan inilah darah-Ku,” maka roti dan anggur berubah menjadi tubuh dan darah-Nya. Mengapa
bisa demikian? Karena Yesus memiliki kuasa untuk mengubahnya. Hanya saja, bukan secara
fisik yang berubah. Namun, anggur dan roti tersebut berubah menjadi diri-Nya sendiri yang
diberikan pada kita dalam bentuk makanan dan minuman. Karena itulah saat perayaan ekaristi
imam akan mengulangi perkataan Yesus, dan dengan iman mereka mempercayai bahwa anggur
dan roti merupakan tubuh dan darah-Nya. Oleh karena Yesus disalib satu kali untuk selamanya,
maka ekaristi bertujuan supaya kita mendapat buah-buah arti penebusan dosa yaitu
keselamatan.
 Bersatu Dengan Kristus

“Barangsiapa makan daging-Ku dan minum darah-Ku, ia tinggal di dalam Aku dan Aku di dalam
dia. Sama seperti Bapa yang hidup mengutus Aku dan Aku hidup oleh Bapa, demikian juga
barangsiapa yang memakan Aku, akan hidup oleh Aku.” (Yohanes 6:56-57)
Ayat tersebut menjadi dasar bagi umat Katolik mengenai makna ekaristi, yaitu bersatunya kita
dengan Kristus. Mereka mempercayai bahwa Kristus hadir dan Dia sendiri yang memimpin saat
perayaan ekaristi. Selain itu, dengan makan tubuh dan darah-Nya, dan dengan kuasa Roh
Kudus, kita dipersatukan dengan kemanusiaan sekaligus ke-Allah-an Kristus. Dengan
dipersatukannya kita dengan Kristus, kita akan mengambil bagian dalam kehidupan-Nya dan
makna sakramen ekaristi akan diubah menjadi serupa dengan Dia.

“Tinggallah di dalam Aku dan Aku di dalam kamu. Sama seperti ranting tidak dapat bertumbuh
dari dirinya sendiri, demikian juga kamu tidak dapat bertumbuh jika kamu tidak tinggal di
dalam Aku. Akulah pokok anggur dan kamu ranting-rantingnya. Barang siapa tinggal di dalam
Aku, ia akan berbuah banyak. Sebab di luar Aku kamu tidak dapat berbuat apa-apa.” (Yohanes
15:4-5)
Kata “tinggal” pada ayat di atas merupakan μένω, ménō dalam bahasa Yunani, yang artinya
sama dengan “tinggal” pada Yohanes 6:56-57, yaitu saat Yesus mengajarkan tentang diri-Nya
sebagai Roti Hidup. Maka dari itu, dengan makan tubuh dan darah-Nya dalam bentuk anggur
dan roti, dan dengan adanya Roh Kudus dalam diri kita, artinya Yesus di dalam kita dan kita di
dalam Dia.

 Wujud Kesatuan dengan Jemaat dan Membentuk Satu Tubuh dalam Kristus

Selain untuk menjadi pengingat dan mempersatukan kita dengan Kristus, makna sakramen
ekaristi juga merupakan bersatunya jemaat dalam Tubuh Kristus. Ekaristi merupakan perayaan
dimana Yesus sebagai Tuan Rumah, dan perayaan tersebut dihadiri jemaat yang bersama-sama
berkumpul dan memiliki tujuan untuk mengingat  karya penyelamatan-Nya. Jadi, apabila
dirayakan sendiri, maka akan berbeda lagi maknanya dan bukan lagi ekaristi. Maka dari itu,
walaupun ekaristi lebih merupakan hubungan antara manusia, Roh Kudus, dan Kristus, namun
tetap saja, pada mulanya Yesus mengajarkan ekaristi dalam bentuk perkumpulan orang-orang
yang percaya kepada-Nya. Jadi, ekaristi dapat dipandang sebagai perayaan komunitas gereja.

Demikianlah beberapa ulasan artikel ini, banyak pendapat mengenai makna roti dan anggur
dalam ekaristi atau perjamuan kudus. Lutheran meyakini bahwa tubuh dan darah karakter
Kristus nyata dalam bentuk roti dan anggur. Sedangkan Cavinis mempercayai bahwa kehadiran
Kristus hanya dalam hal-hal rohani dan tidak secara sakramental. Faktanya, banyak orang yang
merasa bahwa roti dan anggur hanya merupakan lambang saja. Mereka beranggapan bahwa
mana mungkin roti dan anggur benar-benar tubuh dan darah Yesus. Hal tersebut dinilai tidak
rasional. Namun, Yohanes 6:55-56 menegaskan, “Sebab daging-Ku adalah benar-benar
makanan dan darah-Ku adalah benar-benar minuman. Barangsiapa makan daging-Ku dan
minum darah-Ku, ia tinggal di dalam Aku dan Aku di dalam dia.” Maka jelas bahwa roti dan
anggur tidak hanya sekedar lambang, melainkan Anggur dan Roti Hidup yaitu darah dan tubuh
Yesus sendiri.

Anda mungkin juga menyukai