Anda di halaman 1dari 2

Liturgi dan spiritual

Kedua bagian ini kini menjadi bahan kajian dalam pendidikan. Keduanya berhubungan dan
menjadi ungkapan perayaan misteri Kristen. Secara sederhana kedua bagian ini dapat disebut
spiritualitas liturgis. Spiritualitas liturgi adalah pengalaman spiritual yang dikembangkan dan
diungkapkan dalam liturgi. Dengan demikian liturgi tidak hanya berupa urutan ritual saja tapi
mencangkup keseluruhan hidup orang Kristen yang dibaptis dan krisma serta disuburkan
melalui sakramen dan doa.
1. Liturgi dan spiritualitas: Penjelasan teologis
Paulus VI dalam Sacrosanctum Consilium no. 14 menjelaskan liturgi sebagai sekolah
perdana dan sumber utama semangat Kristiani. Ungkapan sekolah berarti liturgi
melaksanakan pendidikan spiritual melalui sabda, doa dan sakramen dalam ritus.
Ungkapan pembina berarti liturgi sebagai sumber dan puncak misteri spiritualitas
Kristen. Liturgi secara khusus ekaristi menjadi sumber kekuatan orang Kristen.
Dengan demikian liturgi menjadi sarana rahmat. Memang liturgi merupakan saran
perjumpaan dengan Kristus, namun bukan liturgi saja yang menjadi sarana kontak
dengan Kristus. Tindakan amal, berbuat baik, dan sebagainya juga merupakan
tindakan yang mampu membawa orang pada Kristus. Maka liturgi harus diaplikasikan
dalam hidup konkrit bukan hanya dalam ritual. Umat sudah dipuaskan dan dipupuk
oleh sakramen haruslah mengamalkannya dalam tindakan konkrit. Akan tetapi
tindakan konkrit juga harus selalu bersumber pada liturgi.
Hubungan antara liturgi dan spiritual tergambar dalam hubungan antara ritual dengan
kehidupan konkrit. Dengan demikian orang menimba spiritualitas dalam liturgi harus
menunjukkan tindakan konkrit. Semangat doa dan liturgi bukan hanya dalam ruang
liturgi tetapi di setiap tempat dan waktu. Degan itu tampaklah buah dari liturgi dan
spiritualitas. Liturgi dalam konteks Perjanjian baru tidak hanya ibadat, tapi juga
pewartaan. Maka pewartaan dalam segala bentuk juga merupakan tindakan liturgi.
Gereja menjadi pewarta dan pelayan Kristus dalam dunia ini.
2. Spiritualitas Liturgi
Spiritualitas yang berdasarkan pada liturgi berarti menerapkan lex orandi dan lex
credenda dalam kehidupan konkret (les vivendi). Pewahyuan Yesus yang menjadi
manusia mengajarkan agar seluruh sabda Allah disampaikan kepada semua orang
terutama melalui tindakan. Liturgi harus dinyatakan dalam tindakan konkret dan
pengalaman konkret harus bersumber dari liturgi. Menjadi pertanyaan, dapatkah
seorang disebut beriman dengan hanya berdoa atau hanya bertindak. Seorang beriman
berarti berdoa dan bertindak. Spiritualitas liturgi dapat diartikan sebagai tindakan atau
cara hidup Kristen yang berdasarkan baptisan dan disuburkan melalui sakramen serta
diwujudkan dalam kekudusan hidup harian. Liturgi dan spiritualitas harus berjalan
sejajar sehingga ditemukan suatu pengalaman rohani yang autentik.
Spiritualitas Liturgi berkarakter
 Trinitas dan teosentris
 Ekklesial dan komunitas
 Misteri (lewat simbol-simbol)
 Mengikuti siklus tahun liturgi
 Personal sekalipun tetap komunal
 Missionaris-ekklesial- epiphania-diakonia
 Eskatologis dan
 Mariana
Reza Vanianta Ginting

Anda mungkin juga menyukai