Anda di halaman 1dari 93

PELATIHAN LEKTOR

PAROKI YESUS GEMBALA BAIK PANIKI


Penghantar
Lektor di kalangan umat Katolik bukan lagi hal yang asing
 Apa itu lektor dalam Gereja Katolik?
 Tugas dan fungsi lektor?
 Bagaimana menjadi Lektor?
 Kita yang sering membacakan Sabda Tuhan di Gereja (Misa/Ibadat
Sabda), sudahkah disebut sebagai Lektor yang baik dan benar?
Sebelum kita memahami PENTINGNYA DAN
BAGAIMANA PERAN LEKTOR DALAM
GEREJA KATOLIK terutama dalam LITURGI
SABDA, sebaiknya PEMAHAMAN
MENGENAI LITURGI SANGAT DIPERLUKAN
dan SANGAT MEMBANTU UMAT (LEKTOR)
dalam MENINGKATKAN PEMAHAMAN
TENTANG PERAYAAN LITURGI DALAM
GEREJA KATOLIK
POKOK BAHASAN MATERI:

• 1. LITURGI dalam Sejarah KITAB SUCI


• 2. LITURGI GEREJA KATOLIK
• 3. TATA RUANG dan PERLENGKAPAN
dalam GEREJA KATOLIK
Keberadaan seorang
“LEKTOR” telah ada sejak
Tradisi agama Yahudi
Jejaknya dapat dijumpai terutama dalam sumber
Perjanjian Lama. Bahkan, dalam sumber Perjanjian Baru,
jejak itu masih tampak saat Yesus datang ke Nazaret (Luk
4:16-30), masuk ke rumah ibadat, lalu membaca dan
mengajar dari teks Yesaya 61:1-21.
Lektor/pembaca sabda mempunyai peran
penting dalam Perayaan Liturgi. Oleh sebab
itu pemahaman mengenai Liturgi harus
dimiliki oleh lektor/pembaca sabda

Bagaimana Liturgi dalam Kitab Suci?


ARGUMENT DI AWAL

Tanpa pemahaman yang cukup tentang akar


dan latar belakang Liturgi dalam Tradisi Yahudi
seperti yang tertuang dalam Kitab Suci Perjanjian
Lama, sulit bagi umat Kristiani untuk memahami
liturgi dalam Gereja Katolik
“LITURGI” DALAM KITAB SUCI
IBRANI 9

1.Memang perjanjian yang pertama juga mempunyai


peraturan-peraturan untuk ibadah dan untuk tempat
kudus buatan tangan manusia.
2.Sebab ada dipersiapkan suatu kemah, yaitu bagian
yang paling depan dan di situ terdapat kaki dian dan
meja dengan roti sajian. Bagian ini disebut tempat yang
kudus.
3.Di belakang tirai yang kedua terdapat suatu kemah
lagi yang disebut tempat maha kudus.
IBRANI 9
4. Di situ terdapat mezbah pembakaran ukupan dari
emas, dan tabut perjanjian, yang seluruhnya disalut
dengan emas, di dalam tabut perjanjian itu tersimpan
buli buli emas berisi manna, tongkat Harun yang
pernah bertunas, dan loh-loh batu yang bertuliskan
perjanjian.
IBRANI 9
6.Demikianlah caranya tempat yang kudus itu diatur.
Maka imam-imam senantiasa masuk ke dalam kemah
yang paling depan itu untuk melakukan ibadah
mereka,
7.tetapi ke dalam kemah yang kedua hanya Imam
besar saja yang masuk sekali setahun, dan harus
dengan darah yang ia persembahkan karena dirinya
sendiri dan karena pelanggaran-perlanggaran, yang
dibuat oleh umatnya dengan tidak sadar.
IBRANI 9
11.Tetapi Kristus telah datang sebagai Imam Besar untuk
hal-hal yang baik yang akan datang: Ia telah melintasi
kemah yang lebih besar dan yang lebih sempurna, yang
bukan dibuat oleh tangan manusia.

12.Dan Ia telah masuk satu kali untuk selama-lamanya ke


dalam tempat yang kudus bukan dengan membawa
darah anak domba jantan dan darah anak lembu, tetapi
dengan membawa darahNya sendiri. Dan dengan itu Ia
telah mendapat kelepasan yang kekal.
IBRANI 9
13.Sebab, jika darah anak domba jantan dan darah
lembu muda menguduskan mereka yang najis, sehingga
mereka disucikan secara lahiriah,

14.betapa lebihnya darah Kristus, yang oleh Roh yang


kekal telah mempersembahkan diriNya sendiri kepada
Allah sebagai persembahan yang tak bercacat, akan
menyucikan hati nurani kita dari perbuatan-perbuatan
yang sia-sia, supaya kita dapat beribadah kepada Allah
yang hidup.
IBRANI 10
19.Jadi, Saudara-saudara, oleh darah Yesus, kita sekarang penuh
keberanian dapat masuk ke dalam tempat kudus
20. Karena Ia telah membuka jalan yang baru dan yang hidup bagi kita
melalui tabir, yaitu diriNya sendiri,
21. Dan kita mempunyai seorang Imam besar sebagai kepala Rumah
Allah.
22.Karena itu marilah kita menghadap Allah dengan hati yang tulus
ikhlas dan keyakinan iman yang teguh, oleh karena hati kita telah
dibersihkan dari hati nurani yang jahat dan tubuh kita telah dibasuh
dengan air yang murni
IBRANI 10
23.Marilah kita teguh berpegang pada pengakuan tentang
pengharapan kita, sebab Ia, yang menjanjikannya, setia.
24.Dan marilah kita saling memperhatikan supaya kita saling
mendorong dalam kasih dan dalam pekerjaan yang baik.
25.Janganlah kita menjauhkan diri dari pertemuan-
pertemuan ibadah kita.
Marilah kita saling menasehati, dan semakin giat kita
melakukannya menjelang hari Tuhan yang mendekat.
LITURGI LAHIR DAN BERKEMBANG DALAM
RELASI ANTARA ALLAH DENGAN UMATNYA

 Perjanjian Lama ➔ Perkembangan Israel sebagai umat Allah


 Perjanjian Baru ➔ Perkembangan Gereja Perdana sebagai
umat Allah yang baru

Dengan demikian
Liturgi Gereja tidak bisa dilepaskan dari yang Liturgi orang Israel
Jejak LITURGI dalam Perjanjian Lama

 Zaman para BAPA BANGSA (Dimulai dari KISAH PERJANJIAN;


ABRAHAM ISAHK DAN YAKUB)

 Zaman KELUARAN DARI MESIR (Ketaatan dan Kesetiaan pada


Perjanjian menjadi Kunci. [Musa ‘Keluaran sampai Ulangan’, Yosua,
Hakim-Hakim, dan Raja-Raja)

 Zaman SETELAH PEMBUANGAN: BAIT ALLAH DIBANGUN KEMBALI


PERJANJIAN BARU: Ajaran YESUS dan PAULUS

 (Mat.6) Dalam khotbah di bukit Yesus menegaskan kembali ibadah


yang sejati ➔ Hal Memberi Sedekah, Berdoa, dan Hal Berpuasa.

 Yesus mengutip Hosea 6:6 dalam Matius 12:7


➔ Yang Kukehendaki ialah Belas Kasihan dan Bukan Persembahan..
Yesus mengutip Yesaya dalam Matius 15:8
dalam menegur orang Farisi dan Ahli
Taurat
➔ Bangsa ini memuliakan Aku dengan
bibirnya, padahal hatinya jauh dari
padaKu. Percuma mereka beribadah
kepadaKu, sedangkan ajaran yang
mereka ajarkan ialah perintah manusia.
PERJAMUAN MALAM TERAKHIR YESUS BERSAMA
MURID-MURIDNYA

 Di
sinilah YESUS memperkenalkan Ekaristi, warisan
yang Ia tinggalkan kepada GerejaNya.
“LAKUKANLAH INI UNTUK MENGENANGKAN DAKU”

 Mat. 6:2-29; Mrk. 14:17-25; Yoh. 13:21-30; 1 Kor. 11:23-


25.
SEKIAN POKOK BAHASAN I
“LITURGI DALAM SEJARAH KITAB SUCI”
LITURGI GEREJA KATOLIK
Apa itu Liturgi?
❑Asal-usul kata Liturgi
Etimologis dari bahasa Yunani LEITOURGIA:
• Leitos (Kata Sifat) – Laos (Kata Benda)= Bangsa/rakyat.
• Ergon (Kata Benda) = Karya
Secara Harafiah Leitourgia: Karya Rakyat, karya yang dilaksanakan
oleh rakyat dan untuk rakyat. Atau kerja, pelayanan yang dibaktikan
bagi kepentingan bangsa.

Belum mempunyai makna kultis


Dalam masyarakat Yunani kuno, kata leitourgia dimaksudkan
untuk menunjuk kerja bakti atau kerja pelayanan yang tidak
dibayar, iuran atau sumbangan dari warga masyarakat yang kaya,
dan pajak untuk masyarakat atau bangsa.

Sejak abad keempat sebelum masehi, pemakaian kata


leitourgia diperluas, yakni untuk menyebut berbagai macam karya
pelayanan. Liturgi juga dapat diartikan sebagai pelayanan ibadat
Liturgi mengandung makna peribadatan kepada Allah dan
pelaksanaan kasih. Di sini Kristus sebagai Kepala dan seluruh
jemaat-Nya yang masih ada di dunia, yaitu Gereja yang
merupakan Tubuh Kristus, dalam korban pujian dan syukur
kepada Allah.
Dengan demikian dapat dikatakan bahwa liturgi sebenarnya
adalah kultus peribadatan liturgi gereja dan umumnya istilah
liturgi lebih banyak digunakan dalam Gereja Katolik.
Menurut SC Liturgi:
+Misteri atau Sakramen
+Bagi Paulus pusat misteri adalah Salib Kristus
+Karena dalam Salib tersembunyi sesuatu yang kita tidak mampu
mengerti tanpa diungkapkan secara nyata. 1 Kor. 2:7-8.

+Sakramen: Karya Keselamatan Allah


Tindakan Suci untuk membuat sesuatu yang tersembunyi menjadi
konkrit.
Perjamuan roti dan anggur: Tindakan Suci untuk membuat Tubuh
dan darah Kristus menjadi Konkrit.
Liturgi adalah sebuah relasi/kontak/perjumpaan
antara Allah dan manusia

liturgi bukan semata-mata perayaan ritual


belaka, tetapi perayaan yang menyatakan
kehadiran dan perjumpaan antara Allah dan
Manusia. Allah hadir dalam seluruh Perayaan
Karya Keselamatan Allah: Sakramen
+Contoh Ekaristi:
+Ritus Pembuka: Allah hadir sebaga Maharahim, Maha Agung.
+Liturgi Sabda: Allah hadir lewat Sabda yang diwartakan {Allah Bersada}
+Liturgi Ekaristi: Allah hadir dalam Tubuh dan DarahNya. Ia tidak hanya
hadir untuk dipuji/disembah tetapi juga untuk bersabda dan
memberikan diri-Nya bagi manusia.
+Ritus Penutup: Allah hadir sebagai yang mengutus umat-Nya dan
menyertai dengan berkat-Nya.
Ciri-ciri Liturgi
+Liturgi adalah kebaktian bersama yang sifatnya resmi.
Bersama berarti liturgi dirayakan dalam kebersamaan
seluruh umat sebagai suatu persekutuan. Dirayakan bersama
Kristus, bertindak sebagai pemimpin perayaan dalam diri pribadi
pelayan (KL 7).
Lanjutan ...
+Liturgi tidak dapat dilaksanakan secara pribadi atau perorangan.
Liturgi bukanlah tindakan perorangan melainkan perayaan
umat beriman. Umat yang hadir, selalu hadir sebagai Gereja
dalam arti hadir bukan untuk dirinya sendiri, tetapi untuk seluruh
umat, atas nama seluruh umat.
+Karena merupakan kebaktian bersama maka, perlu sedikit
keseragaman demi kesatuan doa dan pengungkapan iman.
contoh: Tata Gerak Tubuh (Membungkuk, Hormat, Berlutut)
Liturgi dalam sejarah perkembangan
Gereja diartikan sebagai
keikutsertaan umat dalam karya
keselamatan di dalam, dengan dan
melalui Gereja.
Apa saja yang termasuk dalam Liturgi?
+Cakupan/ bagian Liturgi:
❑Perayaan Sakramen
Sakramen-sakramen yang diterima
dimaksudkan untuk menguduskan
manusia, membangun Tubuh
Kristus, dan akirnya
mempersembahkan ibadat kepada
Allah. Liturgi sakramen meliputi:
Baptis, Ekaristi, Krisma, Pengakuan
Dosa, Pengurapan Orang Sakit,
Perkawinan dan Imamat.
Cakupan/Bagian Liturgi
❑Sakramentali
Sakramentali adalah “tanda-tanda suci,
yang memiliki kemiripan dengan
sakramen-sakramen. Sakramentali itu
menandakan kurnia-kurnia, terutama
yang bersifat rohani, dan yang diperoleh
berkat doa permohonan Gereja” (SC
60). Sebagai contoh dari bentuk sakramentali
yakni aneka pemberkatan yang ada dalam Gereja
Katolik seperti benda-benda rohani, pengusiran
setan, pengikraran kaul-kaul.
Cakupan/Bagian Liturgi:
❑Perayaan Ofici (Brevier/ibadat harian) KHK 1173
Perayaan ofici yang dimaksudkan adalah ibadat harian (Horarium),
doa brevir atau doa ofisi. Horarium merupakan doa seluruh Gereja
dan karena itu ibadat harian (brevir) termasuk dalam liturgi resmi.
Setiap orang ambil bagian di dalamnya sesuai dengan tempatnya di
Gereja dan menurut status hidupnya: para imam, biarawan dan
biarawati. Ibadat harian dapat dilakukan bersama atau secara
perorangan. Adapun Ibadat Harian didoakan untuk pengudusan
seluruh hari. Selain itu ibadat harian adalah sumber kesalehan.
Urutan doa brevier
+Invitatorium/ pembukaan ibadat harian
+Ibadat bacaan Pukul 03.30
+Ibadat pagi (laudes) Pukul 06.00
+Ibadat sebelum tengah hari Pukul 08.15
+Ibadat siang (horamedia) Pukul 12.00
+Ibadat sesudah tengah hari Pukul 14.30
+Ibadat sore (vesper) Pukul 16.00, 17.30, 18.00

+Ibadat penutup (completorium) Pukul 19.45 ke atas


Cakupan/ Bagian Liturgi
+Upacara Pemakaman (KHK 1176)
Apa saja yang tidak termasuk Liturgi?
+Yang tidak termasuk Liturgi:
+Kegiatan doa pribadi, meditasi, devosi, novena dll.
+Devosi; Kebaktian Khusus kepada Pribadi atau misteri iman yang
dikaitkan dengan pribadi tertentu
Sifat Liturgi: Resmi, Komunal, Obyektif dan Mutlak
+Sifat Devosi: tidak resmi, lebih personal, cenderung afektif dan
fakultatif.
SEKIAN
“LITURGI” DALAM GEREJA KATOLIK
TATA RUANG DAN
PERLENGKAPAN GEREJA
Pelatihan Lektor & Pemazmur di Paroki Yesus Gembala Baik Paniki
Selasa, 09 Maret 2021
ASAS UMUM

1. Gereja menyebut bangunan gereja sebagai rumah Allah (domus


Dei) sekaligus rumah Ekaristi Suci (domus Eucharistica).

2. Bangunan gereja adalah bangunan yang secara khusus


didedikasikan sebagai tempat ibadah dan dibedakan dari bangunan
dengan fungsi lainnya.

• KGK 1181.
3. Menjadi tempat pelbagai kegiatan liturgis
Sakramental dan devosional.

Tata ruang gereja haruslah disusun sedemikian rupa,


sehingga mencerminkan susunan umat yang
berhimpun, memungkinkan pembagian tempat
sesuai dengan susunan itu, dan mempermudah
pelaksanaan tugas masing-masing anggota jemaat.
• PUMR 294.

4
6
Gereja sebagai rumah ibadat dengan segala
perlengkapannya hendaknya sungguh pantas, indah, serta
merupakan tanda dan lambang alam surgawi. Seluruh
perlengkapan gereja hendaknya mendukung
pendidikan iman umat dan martabat ruang ibadat.
• PUMR 288.
• PUMR 292.
TATA RUANG LITURGI DI DALAM BANGUNAN GEREJA
Tata ruang bangunan gereja katolik sebaiknya dapat menampung semua
ritus Sakramen:
• Sakramen Baptis
• Sakramen Krisma
• Sakramen Ekaristi (termasuk misa requiem dengan
penghormatan kepada jenazah)
• Sakramen Perkawinan
• Sakramen Imamat
• Sakramen Tobat
• Sakramen Minyak Suci

Dan bila bangunan gereja atau kapel menjadi bagian dari biara maka
sebaiknya juga dapat dipergunakan untuk,
Liturgia Horarum (Ibadat waktu-waktu kudus): Matins, Laudes, Prima,
Terce,Sext, Nona, Vespers, Kompletorium.
KLASIFIKASI RUANG LITURGI:
A. Ruang Dalam Gereja
1. Panti Imam
2. Ruang Umat
3. Panti Koor
4. Ruang Pengakuan Dosa
5. Ruang Baptis
6. Tabernakel

B. Ruang – ruang khusus yang melekat pada


badan bangunan gereja:
1. Sakristi
2. Sakrarium
3. Kapel 2
4. Teras
RUANG DALAM GEREJA

1. PANTI IMAM
Panti Imam adalah bagian utama dari gedung
gereja, bagian yang terkudus:
• Tempat di mana altar dibangun.
• Tempat Sabda Allah dimaklumkan.
• Tempat imam, diakon, serta pelayan-pelayan
lain melaksanakan tugasnya.
• Tempat kegiatan perayaan kudus
dilaksanakan dengan semestinya dan dapat
dilihat dengan jelas.
*(PUMR 295)

Panti Imam, hendaknya harus berbeda dari


bagian gereja lainnya, dibuat dengan lebih tinggi
sedikit atau karena rancangan dan hiasannya.
RUANG DALAM GEREJA

Perlengkapan di Panti Imam :


• Salib dan Corpus wajib ada dan dapat dilihat oleh
seluruh umat.
• Altar
• Sedelia (Kursi Imam)
• Ambo
• Meja Kredens
*SC21, PUMR 308, DTKUL
RUANG DALAM GEREJA

Altar
• Simbol dari Misteri Paskah
• Tuhan mengorbankan diriNya untuk menebus dosa
manusia dan bangkit dari kematian.
• Simbol pemenuhan janji Allah kepada manusia.
(bdk. Yer. 31:31-34, Luk.4:16-21)

• Altar adalah pusat dari perayaan Ekaristi,


sekaligus pusat dari bangunan gereja (bdk. ODEA, Cap. IV,
nos. 4 & 49 dan DOL art. 4401).

• Simbol dari Kristus sendiri.


DEKORASI ALTAR
Evangeliarium (setelah
dibacakan, Evangeliarium
diletakkan pada tempat yang
pantas di sekitar ambo)
Jika tidak terdapat kredens, bejana-bejana suci diletakkan di sisi altar
(piala lengkap dengan patena dan hosti imam, sibori berisi hosti kecil,
korporale, purifikatorium, ampul anggur dan air, dan bejana cuci
tangan imam beserta purifikatorium untuk cuci tangan.
Nobili Simplicitate

Kesederhanaan yang luhur


*PUMR 292
RUANG DALAM GEREJA

Mengenai Relikwi,
• Meletakkan relikwi para Martir atau para Kudus di bawah
altar hendaknya tetap dipertahankan menurut norma-norma
yang diberikan dalam buku-buku liturgi. (PUMR 302)
• Relikwi para orang suci diletakan dibawah altar.
(bdk. Chapter 2, Ordo of Dedication of a Church n.5, Chapter 4, ODEA, n.10).

Mengapa ?
Karena Perayaan Ekaristi hanya dipersembahkan
kepada Tuhan.
RUANG DALAM GEREJA

Ambo
“Jadi, iman timbul dari pendengaran,
dan pendengaran oleh firman Kristus”.
(Roma 10:17)

• Ambo adalah monument, simbol Yesus yang telah bangkit.


• Tempat Sabda Tuhan diwartakan.
• Prosesi Imam membawa evangeliarium dari altar ke ambo adalah
simbol membawa Sang Sabda dari tempat Ia wafat,
mempersembahkan diri (di altar) untuk menjadi Sabda Yang
Hidup yang akan diwartakan kepada umat beriman.
RUANG DALAM GEREJA

• Mimbar (ambo) adalah pusat


perhatian umat selama
Liturgi Sabda.
• Sebaiknya ambo adalah
mimbar yang tetap.
• Mimbar adalah tempat untuk
membawakan:
a. Bacaan-bacaan.
b. Mazmur Tanggapan.
c. Pujian Paskah.
d. Homili.
e. Doa Umat.
f. Hanya Pelayan Sabda
yang melaksanakan tugas
di mimbar. 43

*(PUMR 309)
RUANG DALAM GEREJA

Kursi Imam ( Sedelia )

• Kursi untuk Imam sebagai pemimpin Ibadat.


• Sesuai dengan martabat Imamat khusus yang
diterima para Imam, sebagai Gembala, Raja dan
Nabi.

• Tempat yang paling sesuai untuk kursi Imam selebran


adalah :
a. Menghadap umat.
b. Berada di Panti Imam.

• Kursi Imam selebran sama sekali tidak boleh


menyerupai tahta.
*(PUMR 310)
RUANG DALAM GEREJA

• Di Panti Imam hendaknya


dipasang kursi-kursi lain untuk
para imam konselebran sesuai
kebutuhan.
• Kursi diakon hendaknya
ditempatkan di dekat Imam
selebran.

45
RUANG DALAM GEREJA

Tabernakel
a.Tabernakel adalah tempat untuk menyimpan
Sakramen Mahakudus dengan ketentuan :
• Sungguh mencolok.
• Indah.
• Cocok untuk berdoa.
• Hendaknya hanya ada satu tabernakel di dalam satu
gereja.
• Dibangun permanen.
• Dibuat dari bahan yang kokoh.
• Tidak mudah dibongkar.
• Tidak tembus pandang.
• Dilengkapi dengan kunci yang aman.
• Terhindarkan dari setiap bahaya pencemaran.
46

*(PUMR 314, RS 130)


RUANG DALAM GEREJA

b.Tabernakel tidak diletakkan di atas altar dan sesuai


dengan kebijakan Uskup diosesan, tabernakel lebih
baik ditempatkan :

• Bila diletakan di panti imam: terpisah dari altar yang


digunakan untuk merayakan Ekaristi, dalam bentuk
dan tempat yang serasi.

• Diletakan di kapel yang cocok untuk sembah sujud


dan doa pribadi umat beriman, di mana kapel ini
hendaknya terhubung dengan gereja dan mudah
dilihat oleh umat.
*(PUMR 315)

c. Kursi pemimpin tidak ditempatkan di depan tabernakel.


d.Kapel Sakramen Mahakudus hendaknya berdekatan
dengan panti imam.
RUANG DALAM GEREJA

e. Di dekat tabernakel harus


dipasang lampu khusus yang
menyala terus-menerus,
sebagai tanda dan ungkapan
hormat akan kehadiran
Kristus (PUMR 316).

f. Semua hal lain yang berkaitan


dengan penyimpanan
Sakramen Mahakudus dan
ditetapkan oleh hukum,
hendaknya selalu
diperhatikan. (PUMR 317).
RUANG DALAM GEREJA

Panti Baptis (Baptisterium)

• Pada bangunan gereja katolik,


Baptisterium wajib diadakan (KHK
858).

• Gereja harus mempunyai satu


tempat untuk perayaan
Pembaptisan (baptisterium) dan
melalui bejana air berkat,
menghidupkan terus
peringatan akan janji-janji
Pembaptisan (KGK 1185)
RUANG DALAM GEREJA

a. Letak panti Baptis yang baik dan layak (SC 128) sesuai
dengan martabat sakramen (SC 10, SC 59)
b. Sakramen baptis diadakan di gereja atau ruang doa
yang dipersiapkan, kecuali keadaan darurat (KHK 857).
c. Di area baptisterium diletakan lilin paskah.
RUANG DALAM GEREJA

RUANG PENGAKUAN DOSA

• Prinsip dasar pengakuan dosa adalah “anonymous” =


tidak saling mengenal antara peniten dengan Imam.
• Disiapkan tempat yang layak dan pantas agar martabat
sakramen tetap terjaga.
• Tempat semestinya untuk menerima Sakramen
Pengakuan Dosa adalah di Gereja atau ruang doa (Kan
964,1)
• Pengakuan diadakan di tempat terbuka, dilengkapi
dengan penyekat yang kokoh antara peniten dan bapa
pengakuan (Kan 964,1)
RUANG YANG MELEKAT PADA BADAN GEREJA

Sakristi
Ruang Sakristi (PUMR 119), di dalamnya disiapkan :
• Busana liturgis digunakan di dalam perayaan liturgi (RS 121-
128).

• Altar Kecil (Kan. 1235)


• Aumbri (Kan 1205, PUMR 325-326)
• Sacrarium + Pischina (PUMR 278-280, PUMR 334)
• Lemari Busana Suci/Liturgis (PUMR 335, PUMR 347, RS 121-128)
• Bejana ( tempat penyimpanan ) Air Suci dan Air Baptis
(PUMR 327, RS 117-120)

• Tempat Penyimpanan Hosti dan Anggur (Kan 1205, PUMR 325-


326)
• Tempat Penyimpanan Buku - Buku Liturgis (PUMR 349)

• Gudang Suci / tempat penyimpanan benda-benda


Liturgis / Sakramentali. (Kan 1205, PUMR 325-326)
• Wastafel
• Ruang Ganti untuk petugas tidak tertahbis dengan
fasilitas standar ruang ganti
RUANG YANG MELEKAT PADA BADAN GEREJA

Sumur Suci & Sacrarium


Sacrarium (Sumur Suci) adalah tempat pembuangan benda-
benda suci.
Ada dua jenis Sacrarium :
a.Sacrarium cair :
tempat pembuangan benda-benda suci yang cair, seperti
Hosti Suci yang sudah tidak layak untuk dikonsumsi yang
dicairkan dengan air lalu dibuang, air bekas mencuci
bejana-bejana suci, dan lainnya. Bentuk Sakrarium cair
biasanya menyerupai wastafel yang diberi tanda (Piscina)
untuk membedakannya dengan wastafel biasa. Cairan dari
Sakrarium cair langsung menuju sumur resapan yang
dibuat tersendiri dari sumur resapan lainnya, dan langsung
meresap ke dalam tanah.
RUANG YANG MELEKAT PADA BADAN GEREJA

b. Sacrarium bakar :
tempat pembakaran untuk semua
perlengkapan Liturgi yang sudah
diberkati namun sudah tidak
dipakai lagi dengan alasan rusak,
kecuali perlengkapan yang terbuat
dari logam.

Kebiasaan membangun sumur suci


(sacrarium) di sakristi hendaknya
dipertahankan (PUMR 334).
RUANG YANG MELEKAT PADA BADAN GEREJA

PELATARAN MASUK & TERAS PINTU MASUK

• Ruang persiapan sebagai


simbol persiapan bathin
umat dari kehidupan
duniawi memasuki yang
Ilahi.
• Tempat pemberkatan api
baru – Vigili paskah
• Ritur pemberkatan daun-
daun Palma.
• Penyambutan calon
mempelai
Seni Kudus
• Kebiasaan menempatkan gambar-gambar dan patung-
patung kudus di dalam gereja untuk dihormati umat
hendaknya dilestarikan, namun jumlahnya jangan
berlebihan, dan hendaknya disusun dengan selaras.
(SC 125)
• Hendaknya dipertahankan praktik untuk menempatkan
gambar atau patung suci dalam gereja-gereja, dengan
jumlah yang layak serta dengan tata susunan yang
wajar.
(Kan. 1188).
• Ruang ibadat dilengkapi juga dengan patung :
a.Tuhan Yesus.
b.Santa Perawan Maria.
c. Para Kudus.
d.Diupayakan agar patung kudus jangan sampai
jumlahnya berlebihan.
• Letaknya diatur sedemikian rupa sehingga tidak
membelokkan perhatian umat dari perayaan liturgi.
• Tidak boleh ada lebih dari satu patung orang kudus
yang sama.
• Keindahan dan keagungan patung kudus sungguh
dipertimbangkan manfaatnya untuk kesalehan seluruh
umat.
*PUMR 318
PERAN AHLI BANGUNAN DAN
SENIMAN

Para ahli bangunan dan seniman yang berhubungan


dengan Ibadat dan Liturgi Suci harus mendapat
pembinaan yang berwenang, yaitu; para Uskup atau
Imam yang ditunjuk oleh Uskup yang berwenang.
(SC 127)
Perencanaan gereja & lingkungan sekitarnya
hendaknya serasi dengan situasi setempat.
(PUMR 293)

Dalam membangun dan memugar Gereja - gereja,


selain nasihat para ahli hendaknya diindahkan azas-
azas dan norma-norma Liturgi dan Seni Kudus.
(Kan. 1216)

Penataan dan keindahan ruang serta semua


perlengkapan Gereja hendaknya menunjang
suasana doa dan mengantar umat kepada misteri-
misteri kudus yang dirayakan. (PUMR 294)
Melalui “daya cipta seni”-nya manusia tampil lebih dari
sebelumnya dalam “citra Allah”, dan ia menunaikan
tugas itu terutama dalam membentuk
“bahan”(material) kemanusiaannya sendiri, lalu
kemudian melaksanakan penguasaan kreatif atas
alam semesta yang mengelilinginya. Dalam
pandangan penuh cinta kasih Sang Seniman Ilahi
menyalurkan kepada seniman manusiawi percikan
kebijaksanaan-Nya sendiri yang serba mengatasi,
seraya memanggil perajin seni itu supaya ikut
serta dalam kekuasaan karya-cipta-Nya.
(Letter of His Holiness Pope John Paul II to Artist. Art.No.1)
Konstitusi “Sacrosanctum Concilium” tentang Liturgi
mengenangkan persahabatan historis Gereja terhadap kesenian
dan sambil mengacu secara lebih khas terhadap kesenian kudus,
“puncak” kesenian religius, dokumen itu tidak ragu-ragu
memandang seniman- seniwati sebagai pengemban
“pelayanan yang luhur”, bila karya-karya mereka dalam arti
tertentu mencerminkan keindahan Allah yang tak terbatas
dan mengangkat budi dan hati rakyat kepada-Nya.
(Letter of His Holiness Pope John Paul II to Artist. Art.No.11)
Selesai
&
Terima Kasih

Anda mungkin juga menyukai