Anda di halaman 1dari 11

HALAMAN PENGESAHAN

Judul:

Minat Jemaat Dalam Kegiatan Ibadah

Disusun oleh

Onchy Giovany Aramana

Mengetahui
Badan Pekerja Majelis Jemaat
GMIM Kalvari Wanga
Wilayah Motoling Timur

Ketua Sekretaris

Pdt. SENDRA KAWATU. S.Th. Pnt. JOOTJE PANTOW, S.IP


1

PENDAHULUAN

Kata "gereja" bukanlah seperti anggapan pada umumnya,


diartikan sebagai bangunan gedung gereja. Bila kita membandingkan
konsep "gereja" yang dibicarakan dalam Alkitab dengan konsep "gereja"
umumnya. Menurut pemahaman jemaat pada umumnya akan terdapat
perbedaan yang cukup besar. Gereja (eklesia) yang dimaksud adalah
"sekelompok orang yang dipanggil" dan sekelompok orang tersebut
merupakan sekelompok orang yang memiliki persekutuan yang indah
dengan Tuhan dan sesama. Oleh sebab itu, "gereja" yang dimaksud
bukan suatu bangunan gedung atau sistem organisasi melainkan
sekelompok umat Allah, tubuh Kristus dan persekutuan yang
sesungguhnya dalam Tuhan.

Kata ibadah berasal dari kata “äbodah” (bahasa Ibrani) atau


ibadah (bahasa Arab) yang secara harafiah berarti bakti, hormat,
penghormatan (homage), suatu “sikap dan aktivitas“ yang mengakui dan
menghargai seseorang (atau yang ilahi) atau dapat juga dikatakan suatu
penghormatan hidup yang mencakup kesalehan (yang diatur dalam
suatu tatacara), yang implikasinya nampak dalam tingkah laku dan
aktivitas kehidupan sehari-hari. 

Jadi ibadah disini merupakan ekspresi dan sikap hidup yang


penuh bhakti (penyerahan diri) kepada yang ilahi, yang pengaruhnya
nampak dalam tingkah laku yang benar. Dalam kesaksian Alkitab ada
beberapa kata atau ungkapan yang dipakai untuk ibadah. Kata
kerja äbad (Bahasa Ibrani) berarti melayani atau mengabdi (seperti
pengabdian/pelayanan yang utuh dari seorang hamba kepada
tuannya).  Sedangkan kata àbodah (bahasa Ibrani), latria (bahasa
Yunani) berarti pelayan atau bisa juga berarti pemujaan dan pemuliaan.
Disamping itu kita juga bertemu dengan kata histaaweh (proskuneo -
bahasa Yunani) yang berarti sujud atau membungkuk atau meniarap
dihadapan tuannya. Jadi sebenarnya ada dua kata kunci
dalam pengertian ibadah itu, yaitu sikap hormat (pemuliaan) dan
pelayanan (sikap hidup).

Dari pengertian di atas, menjadi jelas bahwa dasar dari ibadah


adalah pelayanan atau pengabdian seutuhnya dari hidup kita kepada
Allah, yang dinyatakan baik dalam bentuk penyembahan (kultus)
maupun dalam tingkah laku kita terhadap orang-orang yang ada
disekitar kita. Dalam realitas kehidupan keagamaan diyakini bahwa
ibadah sebagai amanat Tuhan, maka tidak ada suatu gereja pun tanpa
peribadatan. Selain ibadah di gedung gereja dalam kelompok besar, ada
juga ibadah dalam kelompok kecil baik secara teritorial maupun
kategorial seperti ibadah kelompok ketegorial Bapa, Ibu, Pemuda,
Remaja dan Anak, ibadah kolom dan ibadah-ibadah lainnya.

Dalam jurnal ini akan melihat bagaimana minat jemaat dalam


penyelenggaraan ibadah. Apakah ibadah tersebut dengan bagian-
bagian di dalamnya telah berfungsi dengan baik untuk mendorong
jemaat yang hadir ikut serta dalam perwujudan misi Gereja ataukah
hanya sekedar simbolis orang kristen untuk dekat dengan Tuhan. Yang
akan diteliti dalam tulisan ini adalah bagaimana minat anggota jemaat
GMIM Kalvari Wanga dalam kegiatan ibadah.
3

PEMBAHASAN

Kehidupan orang percaya tidak dapat dilepaskan dari kebutuhan


untuk beribadah, sebab manusia diciptakan Tuhan sebagai makhluk
rohani. Di dalam suatu ibadah akan terjadi persekutuan yang intim
antara manusia sebagai yang dicipta dan Allah sebagai pencipta,
sehingga manusia dapat merasakan dan memberi respons dengan
kerendahan hati menyatakan penghormatan, dan kekaguman terhadap
penciptanya. Ketika orang percaya mengerti tentang pengertian ibadah
yang benar, maka jemaat akan mengalami perubahan dalam
menunjukkan antusiasme ibadahnya. Antusiasme beribadah disini
adalah kegairahan, gelora semangat dan minat yang besar terhadap
sesuatu, yaitu untuk datang beribadah ke gereja sesuai jadwal yang
telah dirancang oleh gereja apalagi di masa pandemic Covid-19 diatur
berdasarkan kolom dan dibagi menjadi Dua Sesi. Antusiasme untuk
beribadah akan membuat orang percaya menjadi bergairah dan penuh
semangat untuk mencari hadirat-Nya dan menunjukkan rasa syukur
yang mendalam kepada Tuhan.

Namun pada kenyataannya masih ada jemaat yang


mengabaikan persoalan tentang ibadah. Ada begitu banyak problem
kehidupan dihadapi yang membuat sebagian anggota jemaat GMIM
Kalvari Wanga mengurungkan niat mereka untuk datang kepada Tuhan,
baik dalam ibadah di gereja maupun ibadah Kolom dan BIPRA. Hal ini
mempengaruhi intensitas dan antusiasme persekutan jemaat dengan
Tuhan. Tentunya hal ini membawa pengaruh tersendiri bagi para Hamba
Tuhan (Pendeta) dan Pelayan Khusus yang dengan penuh gairah
mengobarkan semangat untuk setia dalam pelayanan kepada jemaat.

Pentingnya kegiatan ibadah ini membuat gereja seharusnya


terbeban dengan belum maksimalnya kesetiaan dan minat jemaat
dalam mengerjakan keselamatannya melalui antusiasme dalam
beribadah. Padahal ibadah merupakan sasaran akhir yang menjadi
ujung atas pengabdian manusia kepada Allah. Kalau kegiatan ibadah
hanya dikerjakan dengan seadanya dan biasa-biasa saja tanpa rasa
antusiasme yang tinggi maka bisa dipastikan kualitas ibadah itu sendiri
akan mengalami degradasi waktu demi waktu. Kelemahan dari jemaat
GMIM Kalvari Wanga dalam beribadah yaitu: jemaat pada umumnya
menunjukkan sikap yang kurang aktif dalam ibadah, Hal-hal yang
menjadi penyebab lemahnya antusiasme jemaat dalam beribadah yaitu:
Jemaat masih memiliki persoalan dalam kehidupan pribadinya yang
belum terselesaikan sehingga membuatnya menjadi tidak tergerak
hatinya dalam mengikuti ibadah bahkan juga karena kesibukan dalam
pekerjaan sehingga pada kegiatan-kegiatan ibadah kurang melibatkan
diri. Bahkan ada juga dalam kegiatan ibadah syukur jemaat terlihat
banyak ketika akan memasuki resepsi.

Melemahnya sikap dalam kegiatan ibadah merupakan hal yang


membahayakan kerohanian, apabila terjadi secara terus menerus akan
membuat jiwa kehilangan semangat, gairah, kesungguhan dan totalitas
untuk mencari dan menikmati hadirat Tuhan. Allah yang Maha Baik
rindu umatnya selalu meresponi kebaikan dan anugerah
keselamatanNya melalui datang beribadah, menaikkan ucapan syukur
5

dan menyembahNya. Sebab pemilihan keselamatan dari Tuhan Yesus


Kristus merupakan karya terbesar dalam sejarah hidup orang percaya.

Apabila persoalan ibadah tidak segera diatasi, gereja akan


mengalami kesulitan dalam mewujudkan tujuan gereja untuk
pertumbuhan dan pendewasaan rohani jemaat GMIM Kalvari Wanga.
Kerohanian jemaat akan mengalami kegersangan dan jauh dari
kematangan. Menciptakan kondisi jemaat dengan iman yang kerdil,
kekanak-kanakan, terhanyut dalam rupa-rupa angin pengajaran dan
penyesatan bahkan memiliki pemahaman yang salah dalam
menjalankan prinsip-prinsip kekristenan dalam hidupnya.

Gereja mempunyai tugas untuk, bersaksi, bersekutu dan


melayani oleh karena itu gereja terpanggil untuk melakukan pembinaan
bagi warga gereja, pendidikan dan pengajaran dengan bertitik tolak dari
kesaksian Alkitab sebagai dasar pemberitaan dan pengejaran. Melihat
berbagai akibat yang mengakibatkan merosotnya persektuan jemaat,
maka gereja yang digadirkan oleh Allah di dunia ini terpanggil untuk
membimbing, membina dan menolong warga Kristen bagi umat, yang di
dalamnya adalah anggota jemaat yang masih belum memahmi
pentingnya ibadah. Pentingya kepedulian gereja dalam hal ini pelayanan
khusus untuk melihat dan menagani masalah ini.

Pada dasarnya Pelayan Khusus setiap komisi kategorial dalam


jemaat dengan pengawasan dan tanggung jawab BPMJ terus berupaya
dengan semangat memberikan pengarahan dan ajaran kepada jemaat-
jemaat untuk ikut serta dalam persekutuan umat yang beribadah.
Gereja perlu mengadakan kegiatan pembinaan warga gereja
tentang fungsi ibadah yang sebenarnya. Pembinaan warga gereja
adalah proses belajar mengajar terutama dari segi pengalaman yang
dapat seluruh kehidupan rohani dan jasmani yang lebih terarah pada
segi penyadaran dan peningkatan iman kristen.

Allah pernah memberi perintah kepada kita untuk menjadi


anggota anggota dalam persekutuan. Bila memasuki ibadah dalam
persekutuan orang Kristen, kita telah mengambil bagian dalam empat
fungsi ibadah: perayaan, pendidikan, pertobatan dan penyerahan diri.
Ibadah merupakan suatu perayaan. Dari ibadah bangsa Israel dalam
Perjanjian Lama dan ibadah jemaat dalam Perjanjian Baru, sampai
ibadah jemaat gereja masa kini, seluruhnya meninggikan dan
merayakan kuasa abadi dan kasih setia Allah. Melalui Yesus Kristus
menyelesaikan karya besar penyelamatan dan penebusan umat
sederhana, juga merayakan karya ajaib Roh Kudus hingga kini, melalui
jemaat memuliakan Allah dan menjadi berkat bagi sesama. Dalam
ibadah terdapat pendidikan. Dalam ibadah Allah berfirman kepada kita
melalui Roh Kudus. Dia membimbing ke jalan yang benar. Tatkala
Firman Tuhan dibacakan, diceritakan atau disampaikan, Roh Kudus
juga berkarya menggerakkan kita, berfirman kepada kita, mendidik dan
membimbing kita agar kerohanian kita dapat bertumbuh. Dalam ibadah
kita sadar akan dosa kita dan bertobat. Mendengar Firman Tuhan dalam
ibadah, kita memberi respon terhadap Firman Allah biasanya berupa
puji-pujian dan perayaan. Tetapi ada juga respon lebih khusus yakni
kesadaran akan dosa dan pertobatan pribadi. Contohnya, ketika nabi
Yesaya melihat Kemuliaan Allah, dia menyadari kenajisan dan dosa
7

dalam dirinya. Yesaya 6 Penyerahan diri dalam ibadah. Tatkala kita


melihat dosa dan kenajisan yang ada dalam diri kita dan Allah dengan
kasih setiaNya mengampuni dosa kita, menyucikan dan menerima kita,
sepatutnya kita sekali lagi menyatakan komitmen kita
mempersembahkan diri untuk hidup bagi Tuhan.

Persekutuan jemaat yang baik akan menghasilkan cara hidup


jemaat yang baik pula terhadap sesama anggota jemaat. Kehidupan
persekutuan berfungsi sebagai Terang dan Garam. Dalam persekutuan
di gereja, jemaat harus berperan sebagai Terang dan Garam. Di
dalamnya terdapat bagi rasa, pengajaran, penghiburan dan nasehat
sesama jemaat. Kehidupan jemaat seperti bara api, bila berpisah dari
sumber api akan kehilangan energi panasnya. Dalam Alkitab dikatakan
"menjadi satu dengan Kristus" artinya adalah menjalin hubungan erat
dengan anggota tubuh Allah lainnya. Saling berpengaruh dalam karunia
roh agar hidup berkelimpahan begitu juga yang ada di jemaat GMIM
Kalvari Wanga.

Dalam zaman Perjanjian Lama banyak nabi-nabi yang


kehidupannya menjadi saksi bahwa Tuhan itu adalah Allah yang luar
biasa, sehingga dari hidup mereka, banyak orang yang diselamatkan
oleh nama Allah dan banyak orang yang bertobat dan mengikuti apa
yang telah difirmankan Allah lewat hamba-Nya. Jemaat GMIM Kalvari
Wanga di dalam gereja adalah 'saksi', memberi kesaksian tentang Allah
yang penuh kasih, mengaruniakan Anak-Nya yang tunggal Yesus
Kristus, disalibkan demi dosa manusia, mati menanggung dosa
manusia, dan bangkit dari kematian supaya setiap orang yang percaya
kepada-Nya memperoleh hidup yang kekal untuk kehidupan jemaat.
Selain itu juga memberi saksi hidup dalam kehidupan memuliakan
nama-Nya. Dalam Alkitab tertulis, "Jika engkau makan, atau jika engkau
minum, atau jika engkau melakukan sesuatu yang lain, lakukanlah
semuanya itu untuk kemuliaan Allah." (I Korintus 10:31), memberi
kesaksian bahwa kita "saling memperhatikan, supaya kita saling
mendorong dalam kasih dan dalam pekerjaan baik" (Ibrani 10:24). Inilah
makna keberadaan gereja yang nyata.

Untuk itu gereja harus segera melangkah untuk memperbaiki


dan meningkatkan kembali semanat jemaat dalam beribadah dengan
cara:

Pertama, jemaat yang memiliki persoalan dalam kehidupan


pribadi dan belum terselesaikan sehingga menghalangi ibadahnya harus
segera dilakukan pemulihan melalui pelayanan pastoral. Artinya setiap
Pelayan Khusus hamba Tuhan yang merasa terbeban dengan jiwa-jiwa
yang demikian, seharusnya segera memprioritaskan untuk datang
menjemput bola guna melakukan pelayanan pastoral. Dengan
melakukan pelayanan pastoral yang dapat memberikan empati, dapat
mengidentifikasi titik masalah, mengarahkan kepada pengambilan
keputusan yang benar dan Alkitabiah, serta mengajak jemaat
mengalami pemulihan hubungan kembali dengan Tuhan. Sebagai orang
Kristen harus diajar untuk melihat tujuan hidup lebih daripada
“kebahagiaan”nya sendiri. Tentunya melalui pendekatan, jemaat diajak
untuk mengarahkan hidupnya untuk meraih perkenanan Tuhan melalui
respon yang benar untuk beribadah.
9

Kedua, jemaat terus menerus dimotivasi untuk memiliki


hubungan yang indah dengan Tuhan melalui komitmen pribadinya.
Sebab manusia sebagai peta dan gambar Allah adalah makhluk yang
mempunyai Roh. Makhluk rohani yang punya kemampuan
berkomunikasi dan bersekutu dengan Khaliknya. Jemaat diajak untuk
selalu memiliki komunikasi yang indah dengan Tuhan dalam doa dan
penyembahan.
KESIMPULAN

Gereja perlu memotivasi dan mengajak seluruh jemaat dalam


hal ini jemaat Kalvari Wanga dan pelayan Tuhan untuk memiliki
hubungan pribadi yang indah dengan Tuhan. Jemaat didoktrin untuk
memprioritaskan ibadah lebih dari apapun dalam hidupnya dan
diarahkan hatinya untuk tetap berjalan dalam pimpinan Roh Kudus.
Gereja jangan sampai kehilangan api semangat dan antusiasme dalam
beribadah dan menyembah Tuhan Sang Gembala Agung.

Pengajaran tentang apa itu ibadah, bagaimana motivasi yang


benar dalam beribadah dan tentang antusiasme dalam menyembah
Tuhan perlu sering disampaikan kepada jemaat baik melalui khotbah
secara tematis, melalui tulisan-tulisan dalam media gereja atau dengan
cara-cara lain.

Melalui pengajaran dari gereja, jemaat diajak untuk menyadari


perilaku-perilaku yang salah dalam beribadah dan komitmen
kerohaniannya diharapkan dapat mengalami pembaharuan. Pengajaran
yang berulang-ulang dan mendalam akan mendukung keberhasilan
penerapan strategi dalam pelayanan pastoral, sebab proses itu sendiri
selalu berupaya menolong jemaat GMIM Kalvari Wanga untuk memiliki
pengetahuan rohani yang benar akan Allah.

Anda mungkin juga menyukai