100%(1)100% menganggap dokumen ini bermanfaat (1 suara)
96 tayangan11 halaman
Minat jemaat dalam kegiatan ibadah di GMIM Kalvari Wanga masih perlu ditingkatkan karena antusiasme beribadah mereka kurang optimal. Beberapa faktor yang mempengaruhi antusiasme rendahnya antara lain kesibukan kehidupan sehari-hari dan masalah pribadi belum terselesaikan. Gereja berupaya meningkatkan minat keibadahan dengan pembinaan dan pengajaran tentang pentingnya ibadah bagi pertumbuhan rohani."
Minat jemaat dalam kegiatan ibadah di GMIM Kalvari Wanga masih perlu ditingkatkan karena antusiasme beribadah mereka kurang optimal. Beberapa faktor yang mempengaruhi antusiasme rendahnya antara lain kesibukan kehidupan sehari-hari dan masalah pribadi belum terselesaikan. Gereja berupaya meningkatkan minat keibadahan dengan pembinaan dan pengajaran tentang pentingnya ibadah bagi pertumbuhan rohani."
Minat jemaat dalam kegiatan ibadah di GMIM Kalvari Wanga masih perlu ditingkatkan karena antusiasme beribadah mereka kurang optimal. Beberapa faktor yang mempengaruhi antusiasme rendahnya antara lain kesibukan kehidupan sehari-hari dan masalah pribadi belum terselesaikan. Gereja berupaya meningkatkan minat keibadahan dengan pembinaan dan pengajaran tentang pentingnya ibadah bagi pertumbuhan rohani."
Kata "gereja" bukanlah seperti anggapan pada umumnya,
diartikan sebagai bangunan gedung gereja. Bila kita membandingkan konsep "gereja" yang dibicarakan dalam Alkitab dengan konsep "gereja" umumnya. Menurut pemahaman jemaat pada umumnya akan terdapat perbedaan yang cukup besar. Gereja (eklesia) yang dimaksud adalah "sekelompok orang yang dipanggil" dan sekelompok orang tersebut merupakan sekelompok orang yang memiliki persekutuan yang indah dengan Tuhan dan sesama. Oleh sebab itu, "gereja" yang dimaksud bukan suatu bangunan gedung atau sistem organisasi melainkan sekelompok umat Allah, tubuh Kristus dan persekutuan yang sesungguhnya dalam Tuhan.
Kata ibadah berasal dari kata “äbodah” (bahasa Ibrani) atau
ibadah (bahasa Arab) yang secara harafiah berarti bakti, hormat, penghormatan (homage), suatu “sikap dan aktivitas“ yang mengakui dan menghargai seseorang (atau yang ilahi) atau dapat juga dikatakan suatu penghormatan hidup yang mencakup kesalehan (yang diatur dalam suatu tatacara), yang implikasinya nampak dalam tingkah laku dan aktivitas kehidupan sehari-hari.
Jadi ibadah disini merupakan ekspresi dan sikap hidup yang
penuh bhakti (penyerahan diri) kepada yang ilahi, yang pengaruhnya nampak dalam tingkah laku yang benar. Dalam kesaksian Alkitab ada beberapa kata atau ungkapan yang dipakai untuk ibadah. Kata kerja äbad (Bahasa Ibrani) berarti melayani atau mengabdi (seperti pengabdian/pelayanan yang utuh dari seorang hamba kepada tuannya). Sedangkan kata àbodah (bahasa Ibrani), latria (bahasa Yunani) berarti pelayan atau bisa juga berarti pemujaan dan pemuliaan. Disamping itu kita juga bertemu dengan kata histaaweh (proskuneo - bahasa Yunani) yang berarti sujud atau membungkuk atau meniarap dihadapan tuannya. Jadi sebenarnya ada dua kata kunci dalam pengertian ibadah itu, yaitu sikap hormat (pemuliaan) dan pelayanan (sikap hidup).
Dari pengertian di atas, menjadi jelas bahwa dasar dari ibadah
adalah pelayanan atau pengabdian seutuhnya dari hidup kita kepada Allah, yang dinyatakan baik dalam bentuk penyembahan (kultus) maupun dalam tingkah laku kita terhadap orang-orang yang ada disekitar kita. Dalam realitas kehidupan keagamaan diyakini bahwa ibadah sebagai amanat Tuhan, maka tidak ada suatu gereja pun tanpa peribadatan. Selain ibadah di gedung gereja dalam kelompok besar, ada juga ibadah dalam kelompok kecil baik secara teritorial maupun kategorial seperti ibadah kelompok ketegorial Bapa, Ibu, Pemuda, Remaja dan Anak, ibadah kolom dan ibadah-ibadah lainnya.
Dalam jurnal ini akan melihat bagaimana minat jemaat dalam
penyelenggaraan ibadah. Apakah ibadah tersebut dengan bagian- bagian di dalamnya telah berfungsi dengan baik untuk mendorong jemaat yang hadir ikut serta dalam perwujudan misi Gereja ataukah hanya sekedar simbolis orang kristen untuk dekat dengan Tuhan. Yang akan diteliti dalam tulisan ini adalah bagaimana minat anggota jemaat GMIM Kalvari Wanga dalam kegiatan ibadah. 3
PEMBAHASAN
Kehidupan orang percaya tidak dapat dilepaskan dari kebutuhan
untuk beribadah, sebab manusia diciptakan Tuhan sebagai makhluk rohani. Di dalam suatu ibadah akan terjadi persekutuan yang intim antara manusia sebagai yang dicipta dan Allah sebagai pencipta, sehingga manusia dapat merasakan dan memberi respons dengan kerendahan hati menyatakan penghormatan, dan kekaguman terhadap penciptanya. Ketika orang percaya mengerti tentang pengertian ibadah yang benar, maka jemaat akan mengalami perubahan dalam menunjukkan antusiasme ibadahnya. Antusiasme beribadah disini adalah kegairahan, gelora semangat dan minat yang besar terhadap sesuatu, yaitu untuk datang beribadah ke gereja sesuai jadwal yang telah dirancang oleh gereja apalagi di masa pandemic Covid-19 diatur berdasarkan kolom dan dibagi menjadi Dua Sesi. Antusiasme untuk beribadah akan membuat orang percaya menjadi bergairah dan penuh semangat untuk mencari hadirat-Nya dan menunjukkan rasa syukur yang mendalam kepada Tuhan.
Namun pada kenyataannya masih ada jemaat yang
mengabaikan persoalan tentang ibadah. Ada begitu banyak problem kehidupan dihadapi yang membuat sebagian anggota jemaat GMIM Kalvari Wanga mengurungkan niat mereka untuk datang kepada Tuhan, baik dalam ibadah di gereja maupun ibadah Kolom dan BIPRA. Hal ini mempengaruhi intensitas dan antusiasme persekutan jemaat dengan Tuhan. Tentunya hal ini membawa pengaruh tersendiri bagi para Hamba Tuhan (Pendeta) dan Pelayan Khusus yang dengan penuh gairah mengobarkan semangat untuk setia dalam pelayanan kepada jemaat.
Pentingnya kegiatan ibadah ini membuat gereja seharusnya
terbeban dengan belum maksimalnya kesetiaan dan minat jemaat dalam mengerjakan keselamatannya melalui antusiasme dalam beribadah. Padahal ibadah merupakan sasaran akhir yang menjadi ujung atas pengabdian manusia kepada Allah. Kalau kegiatan ibadah hanya dikerjakan dengan seadanya dan biasa-biasa saja tanpa rasa antusiasme yang tinggi maka bisa dipastikan kualitas ibadah itu sendiri akan mengalami degradasi waktu demi waktu. Kelemahan dari jemaat GMIM Kalvari Wanga dalam beribadah yaitu: jemaat pada umumnya menunjukkan sikap yang kurang aktif dalam ibadah, Hal-hal yang menjadi penyebab lemahnya antusiasme jemaat dalam beribadah yaitu: Jemaat masih memiliki persoalan dalam kehidupan pribadinya yang belum terselesaikan sehingga membuatnya menjadi tidak tergerak hatinya dalam mengikuti ibadah bahkan juga karena kesibukan dalam pekerjaan sehingga pada kegiatan-kegiatan ibadah kurang melibatkan diri. Bahkan ada juga dalam kegiatan ibadah syukur jemaat terlihat banyak ketika akan memasuki resepsi.
Melemahnya sikap dalam kegiatan ibadah merupakan hal yang
membahayakan kerohanian, apabila terjadi secara terus menerus akan membuat jiwa kehilangan semangat, gairah, kesungguhan dan totalitas untuk mencari dan menikmati hadirat Tuhan. Allah yang Maha Baik rindu umatnya selalu meresponi kebaikan dan anugerah keselamatanNya melalui datang beribadah, menaikkan ucapan syukur 5
dan menyembahNya. Sebab pemilihan keselamatan dari Tuhan Yesus
Kristus merupakan karya terbesar dalam sejarah hidup orang percaya.
Apabila persoalan ibadah tidak segera diatasi, gereja akan
mengalami kesulitan dalam mewujudkan tujuan gereja untuk pertumbuhan dan pendewasaan rohani jemaat GMIM Kalvari Wanga. Kerohanian jemaat akan mengalami kegersangan dan jauh dari kematangan. Menciptakan kondisi jemaat dengan iman yang kerdil, kekanak-kanakan, terhanyut dalam rupa-rupa angin pengajaran dan penyesatan bahkan memiliki pemahaman yang salah dalam menjalankan prinsip-prinsip kekristenan dalam hidupnya.
Gereja mempunyai tugas untuk, bersaksi, bersekutu dan
melayani oleh karena itu gereja terpanggil untuk melakukan pembinaan bagi warga gereja, pendidikan dan pengajaran dengan bertitik tolak dari kesaksian Alkitab sebagai dasar pemberitaan dan pengejaran. Melihat berbagai akibat yang mengakibatkan merosotnya persektuan jemaat, maka gereja yang digadirkan oleh Allah di dunia ini terpanggil untuk membimbing, membina dan menolong warga Kristen bagi umat, yang di dalamnya adalah anggota jemaat yang masih belum memahmi pentingnya ibadah. Pentingya kepedulian gereja dalam hal ini pelayanan khusus untuk melihat dan menagani masalah ini.
Pada dasarnya Pelayan Khusus setiap komisi kategorial dalam
jemaat dengan pengawasan dan tanggung jawab BPMJ terus berupaya dengan semangat memberikan pengarahan dan ajaran kepada jemaat- jemaat untuk ikut serta dalam persekutuan umat yang beribadah. Gereja perlu mengadakan kegiatan pembinaan warga gereja tentang fungsi ibadah yang sebenarnya. Pembinaan warga gereja adalah proses belajar mengajar terutama dari segi pengalaman yang dapat seluruh kehidupan rohani dan jasmani yang lebih terarah pada segi penyadaran dan peningkatan iman kristen.
Allah pernah memberi perintah kepada kita untuk menjadi
anggota anggota dalam persekutuan. Bila memasuki ibadah dalam persekutuan orang Kristen, kita telah mengambil bagian dalam empat fungsi ibadah: perayaan, pendidikan, pertobatan dan penyerahan diri. Ibadah merupakan suatu perayaan. Dari ibadah bangsa Israel dalam Perjanjian Lama dan ibadah jemaat dalam Perjanjian Baru, sampai ibadah jemaat gereja masa kini, seluruhnya meninggikan dan merayakan kuasa abadi dan kasih setia Allah. Melalui Yesus Kristus menyelesaikan karya besar penyelamatan dan penebusan umat sederhana, juga merayakan karya ajaib Roh Kudus hingga kini, melalui jemaat memuliakan Allah dan menjadi berkat bagi sesama. Dalam ibadah terdapat pendidikan. Dalam ibadah Allah berfirman kepada kita melalui Roh Kudus. Dia membimbing ke jalan yang benar. Tatkala Firman Tuhan dibacakan, diceritakan atau disampaikan, Roh Kudus juga berkarya menggerakkan kita, berfirman kepada kita, mendidik dan membimbing kita agar kerohanian kita dapat bertumbuh. Dalam ibadah kita sadar akan dosa kita dan bertobat. Mendengar Firman Tuhan dalam ibadah, kita memberi respon terhadap Firman Allah biasanya berupa puji-pujian dan perayaan. Tetapi ada juga respon lebih khusus yakni kesadaran akan dosa dan pertobatan pribadi. Contohnya, ketika nabi Yesaya melihat Kemuliaan Allah, dia menyadari kenajisan dan dosa 7
dalam dirinya. Yesaya 6 Penyerahan diri dalam ibadah. Tatkala kita
melihat dosa dan kenajisan yang ada dalam diri kita dan Allah dengan kasih setiaNya mengampuni dosa kita, menyucikan dan menerima kita, sepatutnya kita sekali lagi menyatakan komitmen kita mempersembahkan diri untuk hidup bagi Tuhan.
Persekutuan jemaat yang baik akan menghasilkan cara hidup
jemaat yang baik pula terhadap sesama anggota jemaat. Kehidupan persekutuan berfungsi sebagai Terang dan Garam. Dalam persekutuan di gereja, jemaat harus berperan sebagai Terang dan Garam. Di dalamnya terdapat bagi rasa, pengajaran, penghiburan dan nasehat sesama jemaat. Kehidupan jemaat seperti bara api, bila berpisah dari sumber api akan kehilangan energi panasnya. Dalam Alkitab dikatakan "menjadi satu dengan Kristus" artinya adalah menjalin hubungan erat dengan anggota tubuh Allah lainnya. Saling berpengaruh dalam karunia roh agar hidup berkelimpahan begitu juga yang ada di jemaat GMIM Kalvari Wanga.
Dalam zaman Perjanjian Lama banyak nabi-nabi yang
kehidupannya menjadi saksi bahwa Tuhan itu adalah Allah yang luar biasa, sehingga dari hidup mereka, banyak orang yang diselamatkan oleh nama Allah dan banyak orang yang bertobat dan mengikuti apa yang telah difirmankan Allah lewat hamba-Nya. Jemaat GMIM Kalvari Wanga di dalam gereja adalah 'saksi', memberi kesaksian tentang Allah yang penuh kasih, mengaruniakan Anak-Nya yang tunggal Yesus Kristus, disalibkan demi dosa manusia, mati menanggung dosa manusia, dan bangkit dari kematian supaya setiap orang yang percaya kepada-Nya memperoleh hidup yang kekal untuk kehidupan jemaat. Selain itu juga memberi saksi hidup dalam kehidupan memuliakan nama-Nya. Dalam Alkitab tertulis, "Jika engkau makan, atau jika engkau minum, atau jika engkau melakukan sesuatu yang lain, lakukanlah semuanya itu untuk kemuliaan Allah." (I Korintus 10:31), memberi kesaksian bahwa kita "saling memperhatikan, supaya kita saling mendorong dalam kasih dan dalam pekerjaan baik" (Ibrani 10:24). Inilah makna keberadaan gereja yang nyata.
Untuk itu gereja harus segera melangkah untuk memperbaiki
dan meningkatkan kembali semanat jemaat dalam beribadah dengan cara:
Pertama, jemaat yang memiliki persoalan dalam kehidupan
pribadi dan belum terselesaikan sehingga menghalangi ibadahnya harus segera dilakukan pemulihan melalui pelayanan pastoral. Artinya setiap Pelayan Khusus hamba Tuhan yang merasa terbeban dengan jiwa-jiwa yang demikian, seharusnya segera memprioritaskan untuk datang menjemput bola guna melakukan pelayanan pastoral. Dengan melakukan pelayanan pastoral yang dapat memberikan empati, dapat mengidentifikasi titik masalah, mengarahkan kepada pengambilan keputusan yang benar dan Alkitabiah, serta mengajak jemaat mengalami pemulihan hubungan kembali dengan Tuhan. Sebagai orang Kristen harus diajar untuk melihat tujuan hidup lebih daripada “kebahagiaan”nya sendiri. Tentunya melalui pendekatan, jemaat diajak untuk mengarahkan hidupnya untuk meraih perkenanan Tuhan melalui respon yang benar untuk beribadah. 9
Kedua, jemaat terus menerus dimotivasi untuk memiliki
hubungan yang indah dengan Tuhan melalui komitmen pribadinya. Sebab manusia sebagai peta dan gambar Allah adalah makhluk yang mempunyai Roh. Makhluk rohani yang punya kemampuan berkomunikasi dan bersekutu dengan Khaliknya. Jemaat diajak untuk selalu memiliki komunikasi yang indah dengan Tuhan dalam doa dan penyembahan. KESIMPULAN
Gereja perlu memotivasi dan mengajak seluruh jemaat dalam
hal ini jemaat Kalvari Wanga dan pelayan Tuhan untuk memiliki hubungan pribadi yang indah dengan Tuhan. Jemaat didoktrin untuk memprioritaskan ibadah lebih dari apapun dalam hidupnya dan diarahkan hatinya untuk tetap berjalan dalam pimpinan Roh Kudus. Gereja jangan sampai kehilangan api semangat dan antusiasme dalam beribadah dan menyembah Tuhan Sang Gembala Agung.
Pengajaran tentang apa itu ibadah, bagaimana motivasi yang
benar dalam beribadah dan tentang antusiasme dalam menyembah Tuhan perlu sering disampaikan kepada jemaat baik melalui khotbah secara tematis, melalui tulisan-tulisan dalam media gereja atau dengan cara-cara lain.
Melalui pengajaran dari gereja, jemaat diajak untuk menyadari
perilaku-perilaku yang salah dalam beribadah dan komitmen kerohaniannya diharapkan dapat mengalami pembaharuan. Pengajaran yang berulang-ulang dan mendalam akan mendukung keberhasilan penerapan strategi dalam pelayanan pastoral, sebab proses itu sendiri selalu berupaya menolong jemaat GMIM Kalvari Wanga untuk memiliki pengetahuan rohani yang benar akan Allah.