Materi ini disusun dengan metode yang sangat sederhana dengan maksud agar
baik pembina maupun calon dapat lebih mudah memahami isinya. Oleh karena
itu, sangat diharapkan kepada para pembina untuk lebih dahulu membaca dan
menguasai materi yang tersaji secara sederhana ini dengan baik sebelum
menyampaikannya kepada para calon penerima Sakramen Krisma.
Kami menampilkan dalam dua model materi pembinaan sebagai pegangan bagi
para pembina. Model 1 terdiri dari 8 (delapan) kali pertemuan dan lebih
bersifat ringkas karena hanya berisi pokok-pokok ajaran tentang Sakramen
Krisma, yang dimaksudkan agar dalam penyajiannya, para pembina dapat lebih
kreatif dalam menjabarkannya kepada para calon Krisma. Sedangkan Model 2
terdiri dari 5 (lima) kali pertemuan dan memiliki nuansa pembahasan yang lebih
mendetail.
Sesungguhnya isi dari kedua model tersebut pada prinsipnya sama, dengan
sedikit catatan bagi para pembina agar lebih menambah wawasan
pengetahuannya dengan membaca referensi-referensi lain sebagai pelengkap.
Untuk itu, para pembina dipersilahkan untuk memilih salah satu Modul yang
ada sebagai Modul Utama dalam pembinaan, namun dengan pengandaian
bahwa kedua Modul yang ada ini dibaca dan dikuasai materi/isinya.
Akhirnya, dengan semangat kerendahan hati yang tulus, kami patut menerima
berbagai saran dan masukan yang bermanfaat demi menyempurnakan tulisan
sederhana ini. Semoga tulisan sederhana ini bermanfaat bagi siapa saja yang
ingin menambah wawasan pengetahuannya di bidang Sakramen Gereja Katolik.
Pertemuan 1
APA ITU SAKRAMEN ?
Arti etimologis : Kata sakramen berasal dari kata latin “sacramentum” : hal yang
berhubungan dengan yang kudus, yang ilahi. Istilah lain yang terdapat dalam
kitab suci “misalnyateri”, mysterion.
Arti luas: Sakramen adalah tanda dan sarana keselamatan, yang :
1. Terlihat, tanda yang mendatangkan rahmat, yang dapat ditangkap oleh
panca indera;
2. Dilembagakan oleh Yesus dan dipercayakan kepada Gereja, sebagai sarana
yang dengannya rahmat ilahi diindikasikan oleh tanda yang diterimakan;
3. Membantu pribadi penerimanya untuk berkembang dalam kekudusan;
4. Berkontribusi kepada pertumbuhan gereja dalam amal-kasih dan
kesaksian.
Melalui sakramen, orang mengalami Kristus dan keselamatan. Kalau begitu,
mengapa dan sekian banyak tanda dan sarana keselamatan, dibedakan tujuh
sakramen khusus itu? Meskipun tidak semua pribadi menerima semua
sakramen, Sakramen-sakramen secara keseluruhan dipandang sebagai : sarana
penting bagi keselamatan umat beriman dan yang menganugerahkan
rahmat tertentu dari tiap sakramen tersebut.
Gereja Katolik mengajarkan bahwa efek dari suatu sakramen itu ada yang ex
opere operato (oleh kenyataan bahwa sakramen itu di-layan-kan), artinya,
tanpa memperhitungkan kekudusan pribadi pelayan yang melayankannya
dan kurang layaknya kondisi penerima untuk menerima rahmat yang
dianugerahkan tersebut dapat menghalangi efektivitas sakramen itu bagi
yang bersangkutan.
Unsur Sakramen adalah segala hal yang wajib ada dalam setiap sakramen
agar suatu sakramen menjadi sah.
Unsur Sakramen terdiri dari:
1. Perkataan
2. Perbuatan
3. Tanda/Simbol/Benda
Unsur-unsur dalam sakramen harus dan pasti ada dalam setiap sakramen
namun dalam bentuk yang berbeda.
Aspek Sakramen adalah hal-hal yang mendasari atau menjiwai dalam setiap
sakramen.
Aspek Sakramen terdiri dari:
1. Iman (Kristologis): artinya semua dampak atau rahmat yang diterima dalam
sebuah sakramen dilakukan oleh Kristus.
2. Sosial (Antropologis): artinya setiap upacara dalm sakramen harus
menggunakan unsur perkataan, perbuatan, dan tanda yang dipahami
manusia.
3. Jemaat (Ecclesiologis): artinya dalam setiap sakramen harus dihadiri oleh
pemimpin ibadat, penerima sakramen, dan jemaat yang menyaksikan.
MATERI PEMBINAAN CALON KRISMA – PAROKI YKI AERAMO 2022 BY JOHNRO 3
Aspek-aspek dalam sakramen harus dan pasti ada dalam setiap sakramen
namun dalam bentuk yang sama.
Pertemuan 2
KRISTUS ADALAH SAKRAMEN DASAR
"Akulah jalan dan kebenaran dan hidup. Tidak ada seorang pun yang datang
kepada Bapa, kalau tidak melalui Aku” (Yoh 14:6).
KERAJAAN ALLAH ditawarkan oleh Yesus dan sekaligus hadir dalam diri Yesus
(bdk. Mat 11:4-5; Luk 10:23):
• Dengan tindakan-Nya menyembuhkan orang, Yesus memperlihatkan
Kerajaan Allah “sudah datang”, meskipun belum penuh (lih. Mrk 8:23-25;
Yoh 9:6).
• Dengan memanggil murid-murid-Nya, Yesus membangun “Keluarga
Baru” sebagai tanda Kerajaan Allah mulai terwujud (lih. Mat 10: 1-4).
Wafat Kristus merupakan penyerahan diri Yesus secara total kepada Bapa
(lih. Luk 23:4); Allah menyerahkan Putera bagi dosa-dosa kita (lih. Mat
26:2). Semua itu demi keselamatan kita.
• Dengan wafatNya, Allah meninggikan-membangkitkan Yesus. Dalam
Yesus Kristus karya keselamatan terwujud secara penuh dan sempurna
(Iih. Kis 2:36; Rom 10:9).
Di tengah dunia ini, Gereja mewartakan, menjadi saksi akan karya keselamatan
yang diterimanya. Gereja adalah Sakramen Kristus. Gereja Itu Sakramen Kristus
karena Kesatuannya Dengan Dia.
MATERI PEMBINAAN CALON KRISMA – PAROKI YKI AERAMO 2022 BY JOHNRO 4
Tujuh sakramen itu dikhususkan dan di dalamnya Kristus hadir dan menuntun
Gereja-Nya dalam Roh kudus. Kristus yang berkarya di dalam Gereja.
Itu berarti bahwa: Kristus melaksanakan karya keselamatan Allah di dalam
Gereja-Nya dan di dalam Gereja terjadi karya keselamatan Allah.
Pertemuan 3
KETUJUH SAKRAMEN - 1 (Pengenalan)
Pertemuan 4
TUJUH SAKRAMEN GEREJA - 2 (Pendalaman)
EKARISTI
Puncak Pengungkapan Iman. Ekaristi adalah puncak pengungkapan iman
gereja. Dengan Ekaristi, umat merayakan imannya.
• Dalam Ekaristi:
a. Gereja mengenangkan karya agung Allah (wafat dan kebangkitan
Kristus);
b. Gereja menempatkan diri dalam arus karya keselamatan Allah;
• Kristus sungguh hadir dalam rupa roti dan anggur.
Kehadiran nyata Kristus itu menjadi sumber kehidupan gereja. Umat
berpartisipasi penuh dalam Ekaristi dengan menyambut komuni.
KRISMA
Menjadi Saksi Gereja. Dengan Krisma orang diangkat dan ditugaskan menjadi
saksi gereja, oleh kekuatan Roh kudus.
1. Krisma menjadikan daya ilahi (Roh kudus) sungguh tampak; Serta
menggerakkan dan menyanggupkan orang terlibat aktif dan penuh dalam
tugas gereja.
2. Krisma membuat Roh kudus menjadi tampak sebagai kekuatan gereja.
3. Pemberian Krisma menjadi wewenang khusus Uskup.
REKONSILIASI / TOBAT
Penyesalan yang Mendalam. Sakramen ini menyiratkan bahwa :
1. Tobat menyangkut penyesalan yang mendalam atas penolakan seseorang
akan kasih Allah.
2. Tobat juga merupakan keinginan mendalam untuk memulihkan kembali
hubungannya dengan Allah dan dengan umat beriman.
PERKAWINAN
Tanda Kesatuan Kristus dan Gereja. Cinta antara pria dan wanita mencapai
perwujudan yang paling luhur dalam sakramen perkawinan.
1. Dalam upacara suci ini, suami isteri menyatakan :
✓ Saling mengikat;
✓ Saling menyerahkan diri secara bebas, seutuhnya; dan
✓ Untuk seumur hidup, melalui suatu janji.
2. Perjanjian kedua mempelai menjadi tanda yang menandakan rahmat.
Yang ditandakan adalah perjanjian antara Kristus dan gerejanya:
3. Hubungan Kristus-gereja menjadi model hubungan suami-isteri.
4. Kristus tinggal secara tetap dalam suami-isteri.
Pertemuan 5
SAKRAMENTALI
• Sakramentali adalah tanda suci yang dengan cara yang mirip dengan
sakramen, menandakan akibat-akibat (terlebih) yang rohani, dan diperoleh
berkat doa permohonan gereja. Dasar rahmat yang diperoleh adalah
tindakan Kristus yang mengabulkan permohonan gereja.
• Sakramentali yang resmi diakui :
1. Sejumlah ritus tambahan pada sakramen (misalnya. Upacara simbolis
masa katekumen, pembaharuan janji Baptis pada malam paskah,
persembahan, dan lain-lain).
2. Yang bersifat berkat (misalnyaalnya, Orang mau berkhotbah, ibu yang
mau melahirkan, dan sebagainya. Yang diberkati : rosario, rumah, mobil
dan seterusnya. ).
Sakramentali tidak bekerja secara otomatis dan magis.
Pertemuan 6
UNSUR-UNSUR SAKRAMEN
Pertemuan 7
SYARAT- SYARAT MENERIMA SAKRAMEN
1. Demi sahnya (ad validitatem): apa saja yang harus dipenuhi supaya
sakramen dapat diterimakan.
Syarat-sayarat itu antara lain:
a. Segi upacara : materia dan forma-nya;
b. Pihak penerima : ada sikap hati yang rela, siap dan tulus, ada halangan
atau tidak, dan sebagainya.;
c. Pelayannya : harus Uskup, Imam atau boleh awam
2. Demi layaknya/bolehnya (ad liceitatem): syarat ini bisa mencapai taraf
minimal. Syarat-syarat ini selalu mencakup syarat ad validitatem. Artinya,
kalau salah satu syarat ad validitatem tidak terpenuhi dengan sendirinya
syarat ad liceitatem juga tidak terpenuhi. Syarat itu menyangkut: segi
upacara, penerima, pelayan (misalnyaalnya, dosa berat menjadi halangan
Pertemuan 8
PELAKSANAKAN SAKRAMEN-SAKRAMEN
PERTEMUAN PERTAMA
INISIASI KRISTIANI
A. Doa Pembuka/Nyanyian
(Pembina meminta seorang peserta untuk membuka pertemuan dengan doa)
B. Pengantar
Baptis-Ekaristi-Krisma, ketiganya disebut pula sebagai SAKRAMEN INISIASI:
artinya tiga serangkai yang mengukuhkan seseorang menjadi anggota penuh
dari Gereja. Dengan Baptis, orang secara resmi menjadi anggota Gereja;
Dengan Krisma keanggotaannya dikukuhkan; Dengan Ekaristi pengukuhan itu
dirayakan: Gereja "makan bersama" merayakan masuknya anggota-anggota
baru. Baptis dan Krisma sebenarnya hanya ingin memberi tekanan khusus
kepada dua aspek dari misalnyateri yang sama, yakni inisiasi. Dalam
pembaptisan pencurahan air mendapat tekanan khusus sebagai lambang
bahwa calon Baptis menerima hidup baru dan diterima sebagai anggota
jemaah. Sedangkan Krisma ingin memberi tekanan istimewa kepada Roh
kudus.
Artinya calon Krisma diajak lebih menyadari dan menghayati kehadiran Roh
kudus dalam diri mereka; mereka harus semakin dijiwai oleh Roh kudus, Roh
Kristus sendiri, yang menjiwai seluruh jemaah Kristen dan kegiatannya.
Dengan Sakramen Krisma dijelaskan bahwa orang yang sudah diBaptis kini
dikukuhkan sebagai anggota penuh jemaah, turut bertanggung jawab atas
kesejahteraan umat, dan mendapat kedudukan serta peranan yang sama
seperti semua warga lainnya. la memperoleh hak dan kewajiban menjadi salah
satu tenaga penyelamat, baik penyelamat diri sendiri maupun penyelamat
masyarakat.
1. SAKRAMEN BAPTIS
Sakramen Baptis adalah sakramen pertama yang diterima oleh seseorang yang
hendak menjadi anggota Gereja Katolik. Sakramen Baptis adalah sakramen
pertama dalam inisiasi Katolik. Inisiasi adalah penerimaan seseorang masuk ke
dalam atau menjadi anggota kelompok tertentu. Pembaptisan membebaskan
penerimanya dari dosa asal serta semua dosa pribadi dan dari hukum akibat
dosa-dosa tersebut, dan membuat orang yang dibaptis itu mengambil bagian
dalam kehidupan Tritunggal Allah melalui “rahmat yang menguduskan”
(rahmat pembenaran yang mempersatukan pribadi yang bersangkutan dengan
Kristus dan Gereja-Nya). Pembaptisan juga membuat penerimanya mengambil
bagian dalam Imamat Kristus dan merupakan landasan komunio (persekutuan)
antar semua orang Kristen.
Sakramen Baptis ini merupakan gerbang sakramen-sakramen, yang perlu
untuk keselamatan, entah diterima secara nyata ataupun dalam kerinduan,
dengan mana manusia dibebaskan dari dosa, dilahirkan kembali sebagai anak-
anak Allah serta digabungkan dengan gereja setelah dijadikan serupa dengan
Kristus setelah dimateraikan yang tak terhapuskan, dan hanya diterima secara
sah dengan pembasuhan air sungguh serta bersama rumusan-rumusan kata-
kata yang diwajibkan ( bdk. KHK, Kan. 849 ).
Macam-macam Baptisan :
1. Baptisan Bayi: Baptisan yang diterima saat masih bayi.
2. Baptisan Dewasa: Baptisan yang diterima saat sudah dewasa.
3. Baptisan Rindu: Saat seseorang ingin dibaptis dan ingin menjadi anggota
Gereja Katolik, menjalani masa katekumenat namun sebelum sempat
diaptis, ia sudah meninggal. Maka ia sudah menerima Baptisan Rindu.
4. Baptisan Darah: Saat seseorang ingin dibaptis dan ingin menjadi anggota
Gereja Katolik, menjalani masa katekumenat namun sebelum sempat
dibaptis, ia sudah meninggal karena membela imannya.
2. SAKRAMEN EKARISTI
Perayaan Ekaristi diimani sebagai “sumber dan puncak” kehidupan Kristiani. Di
dalamnya terdapat tindakan pengudusan yang paling istimewa oleh Allah
kepada umat beriman, karena terdapat kehadiran dan pengorbanan Yesus
Kristus dalam rupa Tubuh dan Darah-Nya atau Sakramen Ekaristi. Ekaristi juga
menjadi tindakan penyembahan yang paling istimewa oleh umat beriman
kepada Allah. Ekaristi juga menjadi representasi umat beriman terhubung
dengan liturgi di surga. Betapa pentingnya sakramen ini sehingga partisipasi
dalam perayaan Ekaristi dipandang sebagai kewajiban pada setiap hari
Minggu dan hari raya khusus, serta dianjurkan untuk hari-hari lainnya.
Sakramen Ekaristi berasal dari Yesus sendiri. Dalam Perjamuan Terakhir
bersama para murid, Yesus mengucap syukur dan memberikan pesan-Nya:
Inilah Tubuh-Ku yang diserahkan bagi kamu, perbuatlah ini menjadi kenangan
akan Aku. Ia juga berkata: Cawan ini adalah perjanjian baru oleh darah-Ku yang
ditumpahkan bagimu. Ia juga memberikan perintah untuk melakukan hal itu
sebagai kenangan akan diri-Nya: Perbuatlah ini menjadi peringatan akan Daku.
Perjamuan Tuhan diteruskan oleh Gereja dalam perjamuan Ekaristi. Perjamuan
MATERI PEMBINAAN CALON KRISMA – PAROKI YKI AERAMO 2022 BY JOHNRO 16
Ekaristi adalah peringatan syukur untuk mengenangkan dan sekaligus
menghadirkan kembali Yesus yang mempersembahkan diri-Nya dalam
kematian di salib demi keselamatan manusia, sesuai dengan perintah Yesus.
Melalui Ekaristi, kita mengambil bagian dari Tubuh dan Darah Yesus Kristus
(Komuni Suci) serta turut serta dalam pengorbanan diri-Nya. Roti dan anggur
ditransformasi menjadi Tubuh dan Darah Kristus. Perubahan ini disebut
transubstansiasi. Hanya Uskup atau Imam yang dapat menjadi pelayan
Sakramen Ekaristi, dengan bertindak selaku pribadi Kristus sendiri (in persona
christi).
3. SAKRAMEN KRISMA
Menurut buku liturgi, “proses inisiasi Kristen dilanjutkan dalam sakramen
Krisma. Dalam sakramen Krisma itu orang beriman menerima Roh kudus yang
pada hari Pentekosta diutus Tuhan kepada para rasul. Berkat anugerah Roh
kudus ini, orang beriman menjadi lebih serupa dengan Kristus dan dikuatkan
untuk memberi kesaksian tentang Kristus, demi pembangunan tubuh-Nya
dalam iman dan cinta kasih”. Di sini terletak kesulitan sakramen Krisma: Roh
kudus itu sudah diterima dalam pembaptisan, yang merupakan kelahiran
kembali dari air dan Roh (lih. Yoh 3:6; Kis 2:38).
E. Doa Penutup/Nyanyian
( kembali seorang peserta menutup pertemuan dengan doa/nyanyian)
PERTEMUAN KEDUA
SAKREMEN DILUAR INISIASI KRISTIANI
DAN SAKRAMENTALI
A. Doa Pembuka/Nyanyian
(Pembina meminta seorang peserta untuk membuka pertemuan dengan doa)
B. Pengantar
Ketujuh sakramen (Pembaptisan, Penguatan, Ekaristi, Pengakuan Dosa,
Tahbisan, Perkawinan, dan Pengurapan Orang Sakit) merupakan tanda yang
menyalurkan rahmat dan kasih Tuhan secara nyata. Hal ini merupakan
pemenuhan janji Kristus yang tidak akan pernah meninggalkan kita sebagai
yatim-piatu (Yoh 14:18). Melalui sakramen tersebut, Allah mengirimkan Roh
kudus-Nya untuk menyembuhkan, memberi makan dan menguatkan kita.
Keberadaan sakramen sebenarnya telah diperkenalkan sejak zaman Perjanjian
Lama, tetapi pada saat itu hanya merupakan simbol saja -seperti sunat dan
perjamuan Paskah (pembebasan Israel dari Mesir)- dan bukan sebagai tanda
MATERI PEMBINAAN CALON KRISMA – PAROKI YKI AERAMO 2022 BY JOHNRO 20
yang menyalurkan rahmat Tuhan. Kemudian Kristus datang, bukan untuk
menghapuskan Perjanjian Lama melainkan untuk menggenapinya. Maka
Kristus tidak menghapuskan simbol-simbol itu tetapi menyempurnakannya,
dengan menjadikan simbol sebagai tanda ilahi. Sunat disempurnakan menjadi
Pembaptisan, dan perjamuan Paskah menjadi Ekaristi. Dengan demikian,
sakramen bukan hanya sekedar simbol semata, tapi menjadi tanda yang
sungguh menyalurkan/menghadirkan rahmat Tuhan secara nyata, sekarang
dan di sini (hic et nunc).
Di sini kita melihat bagaimana Allah tidak menganggap benda-benda lahiriah
sebagai sesuatu yang buruk, sebab di akhir penciptaan Allah melihat
semuanya itu baik (Gen 1:31). Bukti lain adalah Kristus sendiri mengambil
rupa tubuh manusia (yang termasuk ‘benda’ hidup) sewaktu dilahirkan ke
dunia (lih. Ibr 10:5) Kita dapat melihat pula bahwa di dalam hidup-Nya, Yesus
menyembuhkan, memberi makan dan menguatkan orang-orang dengan
menggunakan perantaraan benda-benda, seperti tanah sewaktu
menyembuhkan orang buta (Yoh 9:1-7); air sewaktu mengubahnya menjadi
anggur di Kana (Yoh 2:1-11), roti dan ikan dalam mukjizat pergandaan untuk
memberi makan 5000 orang (Yoh 6:5-13), dan roti dan anggur yang diubah
menjadi Tubuh dan DarahNya di dalam Ekaristi (Mat 26:26-28). Jika Yesus
mau, tentu Ia dapat melakukan mukjizat secara langsung, tetapi Ia memilih
untuk menggunakan benda- benda tersebut sebagai perantara. Janganlah kita
lupa bahwa Ia adalah Tuhan dari segala sesuatu, dan karenanya Ia bebas
menentukan seturut kehendak dan kebijaksanaan-Nya untuk menyampaikan
rahmat-Nya kepada kita. Selain ketujuh sakramen dalam Gereja Katolik,
dikenal juga sakramentali, yaitu merupakan pengudusan yang berupa doa-
doa dan devosi di luar ketujuh sakramen dalam gereja katolik.
C. Materi Pokok
1. Sakramen-sakramen (di luar inisiasi kristiani)
Di dalam Gereja Katolik, selain ketiga sakramen yang masuk dalam inisiasi
kristiani ada juga beberapa sakramen lain yang merupakan satu kesatuan juga
dengan ketiga sakramen inisiasi tersebut.
MATERI PEMBINAAN CALON KRISMA – PAROKI YKI AERAMO 2022 BY JOHNRO 21
a. Sakramen Tobat/Rekonsiliasi
Sakramen Rekonsiliasi adalah yang pertama dari kedua sakramen
penyembuhan, dan juga disebut Sakramen Pengakuan Dosa, Sakramen
Tobat, dan Sakramen Pengampunan[2]. Sakramen ini adalah sakramen
penyembuhan rohani dari seseorang yang telah dibaptis yang terjauhkan
dari Allah karena telah berbuat dosa. Sakramen ini memiliki empat unsur:
penyesalan si peniten (si pengaku dosa) atas dosanya (tanpa hal ini ritus
rekonsiliasi akan sia-sia), pengakuan kepada seorang Imam (boleh saja
secara spirutual akan bermanfaat bagi seseorang untuk mengaku dosa
kepada yang lain, akan tetapi hanya Imam yang memiliki kuasa untuk
melayankan sakramen ini), absolusi (pengampunan) oleh Imam, dan
penyilihan. "Banyak dosa yang merugikan sesama. Seseorang harus
melakukan melakukan apa yang mungkin dilakukannya guna
memperbaiki kerusakan yang telah terjadi (misalnya, mengembalikan
barang yang telah dicuri, memulihkan nama baik seseorang yang telah
difitnah, memberi ganti rugi kepada pihak yang telah dirugikan). Keadilan
yang sederhana pun menuntut yang sama. Akan tetapi dosa juga merusak
dan melemahkan si pendosa sendiri, serta hubungannya dengan Allah dan
sesama. Si pendosa yang bangkit dari dosa tetap harus memulihkan
sepenuhnya kesehatan rohaninya dengan melakukan lagi sesuatu untuk
memperbaiki kesalahannya: dia harus 'melakukan silih bagi' atau
'memperbaiki kerusakan akibat' dosa-dosanya. Penyilihan ini juga
disebut 'penitensi'" (KGK 1459). Pada awal abad-abad Kekristenan, unsur
penyilihan ini sangat berat dan umumnya mendahului absolusi, namun
sekarang ini biasanya melibatkan suatu tugas sederhana yang harus
dilaksanakan oleh si peniten, untuk melakukan beberapa perbaikan dan
sebagai suatu sarana pengobatan untuk menghadapi pencobaan
selanjutnya.
Imam yang bersangkutan terikat oleh "meterai pengakuan dosa", yang tak
boleh dirusak. "Oleh karena itu, benar-benar salah bila seorang konfesor
(pendengar pengakuan) dengan cara apapun mengkhianati peniten,
MATERI PEMBINAAN CALON KRISMA – PAROKI YKI AERAMO 2022 BY JOHNRO 22
untuk alasan apapun, baik dengan perkataan maupun dengan jalan lain"
(KHK kanon 983). Seorang konfesor yang secara langsung merusak
meterai sakramental tersebut otomatis dikenai ekskomunikasi (hukuman
pengucilan) yang hanya dapat dicabut oleh Tahta Suci (kanon 1388).
Sakramen pengampunan dosa atau rekonsiliasi adalah salah satu dari dua
sakramen penyembuhan (KGK 1423-1424). Sakramen ini adalah sakramen
penyembuhan rohani dari seseorang yang telah diBaptis yang terjauhkan
dari Allah karena telah berbuat dosa.
Dosa adalah perbuatan melawan cinta kasih Tuhan dan sesama. Setiap
dosa berarti manusia menjauhkan diri dari Tuhan. Dosa dilakukan secara
sadar, dengan sengaja (diinginkan), dan dalam keadaan bebas, akan
berakibat merugikan orang lain dan dirinya sendiri serta merusak
hubungan dengan Tuhan. Akibat dosa, manusia kehilangan rahmat Allah
yang pernah ia terima dalam sakramen Baptis. Dosa ikut mengotori
kesucian Gereja Kristus. Relasi dengan sesama pun ikut rusak. Jika
seseorang bertobat, maka ia pun berdamai kembali dengan Allah, Gereja,
dan sesama. Gereja melalui mereka yang memiliki kuasa para rasul,
menjadi saluran rahmat pengampunan dan pendamaian Allah dalam
sakramen pengakuan dosa atau sakramen tobat. Yang dituntut dalam
sakramen tobat bukan sekedar rasa sesal dan air mata, melainkan
“metanoia“, atau perubahan hati dan seluruh sikap hidup. Yang diminta
Allah dari manusia adalah niat baik dan usaha pertobatan yang
dilakukan manusia. Allah selalu siap menerima orang yang bertobat.
Adapun langkah-langkah pertobatan seseorang:
1. Menyadari dan mengakui dosa.
2. Menyesali dosa.
3. Berniat untuk tidak berbuat dosa lagi.
4. Mohon ampun.
5. Mau menghidupi cara hidup yang baru.
(Pada saat kita memasuki kamar yang telah dipersiapkan, kita berlutut
dan menerima berkat pengantar dari Imam. Kemudian membuat tanda
salib sebagai pembukaan pertobatan kita).
MATERI PEMBINAAN CALON KRISMA – PAROKI YKI AERAMO 2022 BY JOHNRO 23
Kemudian katakanlah:
U: Bapa, Sakramen Tobat yang terakhir saya terima adalah (sebutkan
kapan terakhir kali menerima Sakramen Tobat)
(Catatan: jika ini pertama kalinya menerima Sakramen Tobat,
katakanlah):
U: Bapa, ini penerimaan Sakramen Tobat saya untuk pertama kalinya.
Kemudian ucapkanlah:
U: Bapa, dari saat terakhir saya menerima Sakramen Tobat sampai saat
ini, saya sadari telah melakukan dosa-dosa. Dan oleh karena itu pada saat
ini dihadapan Bapa, saya mau mengaku kepada Allah Bapa Yang maha
kuasa dan kepada seluruh umat Allah yang kudus, bahwa saya telah
berdosa dengan pikiran dan perkataan, dengan perbuatan dan kelalaian,
khususnya bahwa saya telah berdosa (sebutkan dosa anda dengan
jujur)......(Setelah selesai menyebutkan dosa-dosa, dilanjutkan dengan..)
Saya sungguh menyesal atas semua dosa saya itu, dan dengan hormat,
saya meminta pengampunan serta penitensi yang berguna bagi saya.
(Setelah itu, dengarlah nasehat dari Romo dan apa yang harus anda
lakukan sebagai penintensi atas dosa anda dengan seksama. Jika sudah
mendapatkan nasehat, Romo akan meminta anda untuk mengucapkan
doa tobat sebagai berikut):
Allah yang maha rahim, aku menyesal atas dosa-dosaku. Sungguh patut
Engkau hukum, terutama karena aku telah tidak setia kepada Engkau Yang
maha pengasih dan maha baik bagiku. Aku benci akan segala dosaku, dan
berjanji dengan pertolongan rahmat-Mu hendak memperbaiki hidupku
dan tidak akan berbuat dosa lagi. Allah Yang maha murah, ampunilah aku
orang berdosa ini. Amin
(Pada waktu Imam memberikan absolusi, anda harus membuat tanda
salib, mengucapkan kata terima kasih, lalu keluar dari kamar pengakuan).
c. Sakramen Perkawinan
MATERI PEMBINAAN CALON KRISMA – PAROKI YKI AERAMO 2022 BY JOHNRO 26
Pernikahan atau Perkawinan, seperti Imamat, adalah suatu sakramen
yang mengkonsekrasi penerimanya (pria dan wanita) untuk suatu
misi/tugas khusus dalam pembangunan Gereja, serta menganugerahkan
rahmat demi perampungan tugas tersebut. Sakramen ini, yang dipandang
sebagai suatu tanda cinta-kasih yang menyatukan Kristus dengan
Gereja, menetapkan di antara kedua pasangan suatu ikatan yang
bersifat permanen dan eksklusif, yang dimeteraikan oleh Allah. Dengan
demikian, suatu pernikahan antara seorang pria yang sudah dibaptis dan
seorang wanita yang sudah dibaptis, yang dimasuki secara sah dan telah
disempurnakan dengan persetubuhan, tidak dapat diceraikan sebab di
dalam kitab suci tertulis, “Justru karena ketegaran hatimulah
maka Musa menuliskan perintah ini untuk kamu. Sebab pada awal dunia,
Allah menjadikan mereka laki-laki dan perempuan, sebab itu laki-laki
akan meninggalkan ayahnya dan ibunya dan bersatu dengan isterinya,
sehingga keduanya itu menjadi satu daging. Demikianlah mereka bukan
lagi dua, melainkan satu. Karena itu, apa yang telah dipersatukan Allah,
tidak boleh diceraikan manusia. Ketika mereka sudah di rumah, murid-
murid itu bertanya pula kepada Yesus tentang hal itu. Lalu kata-Nya
kepada mereka: ”Barangsiapa menceraikan isterinya lalu kawin dengan
perempuan lain, ia hidup dalam perzinaan terhadap isterinya itu. Dan jika
si isteri menceraikan suaminya dan kawin dengan laki-laki lain, ia
berbuat zina." (Mrk. 10:1–12)
Sakramen ini menganugerahkan kepada pasangan yang bersangkutan
rahmat yang mereka perlukan untuk mencapai kekudusan dalam
kehidupan perkawinan mereka serta untuk menghasilkan dan
mengasuh anak-anak mereka dengan penuh tanggung jawab. Sakramen
ini dirayakan secara terbuka di hadapan Imam (atau saksi lain yang
ditunjuk oleh Gereja) serta saksi-saksi lainnya, meskipun dalam
tradisi teologis Gereja Latin yang melayankan sakramen ini adalah kedua
pasangan yang bersangkutan. Demi kesahan suatu pernikahan, seorang
pria dan seorang wanita harus mengutarakan niat dan persetujuan-bebas
(persetujuan tanpa paksaan) masing-masing untuk saling memberi diri
MATERI PEMBINAAN CALON KRISMA – PAROKI YKI AERAMO 2022 BY JOHNRO 27
seutuhnya, tanpa memperkecualikan apapun dari hak-milik esensial dan
maksud-maksud perkawinan. Jika salah satu dari keduanya adalah
seorang Kristen non-Katolik, maka pernikahan mereka hanya dinyatakan
sah jika telah memperoleh izin dari pihak berwenang terkait dalam Gereja
Katolik. Jika salah satu dari keduanya adalah seorang non-Kristen (dalam
arti belum dibaptis), maka diperlukan izin dari pihak berwenang terkait,
demi sahnya pernikahan.
d. Sakramen Imamat
Imamat atau Pentahbisan adalah sakramen yang dengannya seseorang
dijadikan Uskup, Imam, atau Diakon, sehingga penerima sakramen ini
MATERI PEMBINAAN CALON KRISMA – PAROKI YKI AERAMO 2022 BY JOHNRO 29
dibaktikan sebagai citra Kristus. Hanya Uskup yang boleh melayankan
sakramen ini. Pentahbisan seseorang menjadi Uskup menganugerahkan
kegenapan sakramen Imamat baginya, menjadikannya anggota badan
penerus (pengganti) para rasul, dan memberi dia kewenangan/hak untuk
mengajar, menguduskan, dan menuntun, disertai kepedulian dari semua
Gereja. Pentahbisan seseorang menjadi Imam mengkonfigurasinya
menjadi Kristus selaku Kepala Gereja dan Imam Agung, serta
menganugerahkan baginya kuasa, sebagai asisten Uskup yang
bersangkutan, untuk merayakan sakramen-sakramen dan kegiatan-
kegiatan liturgis lainnya, teristimewa Ekaristi. Pentahbisan seseorang
menjadi Diakon mengkonfigurasinya menjadi Kristus selaku Hamba
semua orang, menempatkan dia pada tugas pelayanan Uskup yang
bersangkutan, khususnya pada kegiatan Gereja dalam mengamalkan
cinta-kasih Kristiani terhadap kaum papa dan dalam memberitakan
firman Allah.
Orang-orang yang berkeinginan menjadi Imam dituntut oleh Hukum
Kanonik (KHK kanon 1032) untuk menjalani suatu program seminari yang
selain berisi studi filsafat dan teologi sampai lulus, juga mencakup suatu
program formasi yang meliputi pengarahan rohani, berbagai retreat,
pengalaman apostolat (semacam Kuliah Kerja Nyata), dan seterusnya.
Proses pendidikan sebagai persiapan untuk pentahbisan sebagai Diakon
permanen diatur oleh Konferensi Wali Gereja terkait. Berkat Sakramen
Pembaptisan, semua orang diikutsertakan dalam Imamat Kristus. Namun
berkat Sakramen Tahbisan, orang beriman “atas caranya yang khas
mengambil bagian dalam Imamat Kristus” dan “diarahkan satu kepada
yang lain”, walaupun “berbeda dalam kodratnya” (LG 10), untuk
mengembangkan rahmat pembaptisan dalam penghayatan iman,
harapan dan cinta, dalam hidup sesuai dengan Roh kudus. Sakramen
Imamat diterima oleh seseorang sekali seumur hidup. Dengan sakramen
ini maka seorang manusia diangkat untuk mengabdikan hidupnya sebagai
citra Kristus. Gereja menyatakan ini dengan berkata bahwa seorang
Imam, berkat Sakramen Tahbisan, bertindak “atas nama Kristus, Kepala”
MATERI PEMBINAAN CALON KRISMA – PAROKI YKI AERAMO 2022 BY JOHNRO 30
[in persona Christi capitis]. Menjadi konfigurasi Kristus selaku Kepala
Gereja dan Imam Agung, serta menganugerahkan baginya kuasa, sebagai
asisten Uskup setempat, untuk merayakan sakramen-sakramen dan
kegiatan-kegiatan liturgis lainnya, teristimewa Ekaristi. Hanya Uskup yang
boleh melayani sakramen ini.
Imamat ini adalah satu pelayanan. “Adapun tugas yang oleh Tuhan
diserahkan kepada para gembala umat-Nya itu, sungguh-sungguh
merupakan pengabdian” (LG 24). Ia ada sepenuhnya untuk Allah dan
manusia. Ia bergantung seutuhnya dari Kristus dan Imamat-Nya yang
satu-satunya dan ditetapkan demi kesejahteraan manusia dan
persekutuan Gereja. Sakramen Tahbisan menyampaikan “satu kuasa
kudus”, yang tidak lain dari kuasa Kristus sendiri. Karena itu, pelaksanaan
kuasa ini harus mengikuti contoh Kristus, yang karena cinta telah menjadi
hamba dan pelayan untuk semua orang.
2. Sakramentali
Sakramentali (bahasa Inggris: sacramentals), atau sakramentalia, adalah
tanda-tanda yang dari segi tanda mirip dengan tujuh sakramen namun berbeda
dari beberapa segi antara lain yaitu sakramentali tidak ditetapkan Kristus
sebagai sarana rahmat.
Gereja berwenang menetapkan maupun menghapuskan materi-materi
sakramentali. Sakramen menghantar rahmat berkat ritus itu sendiri, sedangkan
sakramentali bergantung pada sikap (atau disposisi batin) si penerima
dan doa pengantaraan umat. Dengan perantaraan tanda itu, rahmat ditandai
dan diperoleh berkat doa pengantaraan seluruh umat Gereja. Sebagian
sakramentalia berupa benda seperti air suci, skapulir, manik rosario, dan
lainnya; sebagian lain berupa tindakan seperti berkat dan eksorsisme.
Konsili Trente membela manfaat sakramentali terhadap tuduhan kaum
Reformator Protestan yang menyatakan bahwa sakramentali merupakan
sarana usaha manusia untuk menyelamatkan diri. Tanda-tanda penglihatan
sangat sesuai dengan kodrat manusia sebagai makhluk jasmani dan
rohani untuk membuka hatinya terhadap rahmat ilahi yang tak kelihatan dan
untuk berterimakasih atasnya. Selain itu, Marthin Luther
mempertahankan tanda salib dan pendeta-pendeta Protestan tetap
memberikan berkat kepada orang yang beriman.
D. Diskusi
Pembina mengajak siswa masuk dalam kelompok lalu mendiskusikan beberapa
pertanyaan berikut :
1. Jelaskan apa yang kalian ketahui tentang sakramen!
E. Doa Penutup/Nyanyian
( kembali seorang peserta menutup pertemuan dengan doa/nyanyian)
PERTEMUAN KETIGA
ROH KUDUS
A. Doa Pembuka/Nyanyian
(Pembina meminta seorang peserta untuk membuka pertemuan dengan doa)
B. Pengantar
Dalam kehidupan sehari-hari, manusia bisa hidup dan beraktifitas, dikarenakan
ada roh yang memberikan hidup dan mendorong manusia untuk melakukan
sesuatu. Kehadiran roh itu terlihat dari nafas manusia. Roh itulah yang
membuat manusia bergerak. Roh itu berasal dari Allah yang telah memberikan
manusia nafas kehidupan, yang berawal dari kisah penciptaan manusia.
Roh mencakup bidang iman dan kepercayaan. Roh merupakan tempat
pertemuan manusia dengan Allah. Maka roh sebetunya bukan lagi kemampuan
manusia. Allah sendirilah yang memberikan roh kepada manusia, yang
memampukan dia menyambut Allah (bdk.Iman Katolik, hal.10. 3.Roh). Roh
yang berasal dari Allah ini dalam perkembangan selanjutnya disebut sebagai
Roh kudus.
Roh kudus adalah pribadi Tuhan dalam konsep Tritunggal. Roh kudus
(dalam bahasa Ibrani = Ruah haqodesh) hanya dipercayai oleh
MATERI PEMBINAAN CALON KRISMA – PAROKI YKI AERAMO 2022 BY JOHNRO 33
umat Kristiani dan adalah pribadi penolong yang memimpin kita, dalam
bentuk Roh yang dijanjikan oleh Yesus Kristus sebelum kenaikan-Nya ke surga.
Menurut ajaran Kristiani, seorang Kristen memiliki Roh kudus di dalam dirinya.
Roh kudus merupakan Roh Allah yang menolong, memimpin, menghibur, dan
menjadi Teman Yang Setia. Roh kudus menuntun umat Kristiani agar hidup
sejalan dengan kehendak Tuhan. Roh kudus juga merupakan penghubung
antara umat Kristiani dengan Allah.
C. Materi Pokok
Pendamping menggali pengalaman peserta mengenai peran serta Roh (Roh
kudus) dalam hidupnya sehari-hari dengan pertanyaan-pertanyaan berikut:
a. Apakah peranan "roh" dalam hidup manusia?
b. Tanpa "roh" apa yang terjadi atas manusia?
(peserta menjawab pertanyaan tersebut secara lisan sesuai pengalaman
hidupnya)
Buah-Buah Roh
Buah Roh kudus (bahasa Yunani: καρπος, karpos, = "buah"; bahasa
Yunani: πνευματος, pneumatos, = "roh") adalah istilah Alkitab yang
MATERI PEMBINAAN CALON KRISMA – PAROKI YKI AERAMO 2022 BY JOHNRO 36
merangkum 9 sifat nyata dari hidup Kristen yang sejati menurut rasul Paulus
dalam suratnya kepada jemaat di Galatia pasal 5. Meskipun tertulis ada 9 sifat
(atau "atribut"), tetapi istilah aslinya dalam bahasa Yunani untuk "buah" adalah
kata tunggal, menegaskan bahwa hanya ada satu macam "Buah", dengan 9
sifat. Di seluruh Alkitab, orang saleh diibaratkan seperti pohon, dan di pasal ini
Paulus menjelaskan buah macam apa yang dihasilkan oleh "pohon yang baik"
yaitu orang saleh atau orang benar. Buah ini akan dihasilkan oleh mereka yang
sungguh-sungguh bertobat, yang menjadi pengikut sejati Yesus Kristus.
Sebaliknya, jika seseorang tidak menghasilkan buah ini, ia bukanlah seorang
Kristen sejati.
Roh kudus yang merupakan pemberian/rahmat dari Allah ini,
membawakah buah-buah dalah kehidupan manusia. Buah-buah Roh itu
sebagai berikut:
1. Kasih
2. Sukacita
3. Damai Sejahtera
4. Kesabaran
5. Kebaikan hati
6. Kebajikan
7. Kemurahan hati
8. Kelemahlembutan
9. Kesetiaan
10. Kesederhanaan
11. Penguasaan diri
12. Kemurnian
2) Karunia Kesalehan
Dengan karunia takut akan Allah, orang dihantar pada karunia yg lebih tinggi
yaitu karunia kesalehan. Dengan karunia ini maka Roh kudus memampukan
kita untk menghaturkan sembah sujud kepada Allah, dan memberi diri taat
MATERI PEMBINAAN CALON KRISMA – PAROKI YKI AERAMO 2022 BY JOHNRO 41
kepada-Nya. Di sini, orang menyatakan rasa hormat pada Allah sebagai Bapa
yang penuh belas kasih dan belas kasihan, dengan setia berdoa, bersekutu,
berserah dan mengandalkan-Nya dalam segala perkara. Serta menghormati
sesamanya sebagai anak-anak Allah yang saling mengasihi dan mendukung
dalam segala hal kebaikan. Dengan demikian, karunia kesalehan memampukan
orang untuk memenuhi segala kewajibannya kepada Tuhan dan sesama; ia
dimotivasi oleh hubungan cinta kasih yang dialaminya bersama Allah dan
sesama.
Buah dari karunia kesalehan ini adalah, menjadikan orang rendah hati,
penuhkasih, damai dan ketulusan di dalam hidupnya. Juga membuat orang
tersebut selalu merindukan kebersamaan dengan Allah, terus mencari dan
selalu ingin dekat pada kasih-Nya. Karunia ini menjadi karunia yang indah
karena kita dimampukan untuk menjalankan hukum kasih seperti perintah
utama Yesus: “ Jawab Yesus kepadanya: “Kasihilah Tuhan, Allahmu, dengan
segenap hatimu dan dengan segenap jiwamu dan dengan segenap akal
budimu. Itulah hukum yang terutama dan yang pertama. Dan hukum yang
kedua, yang sama dengan itu, ialah: Kasihilah sesamamu manusia seperti
dirimu sendiri. (Matius 22: 37-39).
3) Karunia Pengenalan
Karunia yang memampukan orang untuk mengenal dan menilai sesuatu
dengan benar. Menilai dalam hal kebenaran iman sesuai dengan dasar dan
prinsip dari kebenaran yang telah dinyatakan melalui arahan Roh
kudus. Dengan bimbingan Roh kudus, maka jiwa kita dimampukan untuk
mengenal perbuatan-perbuatan yang benar, dan juga yang tidak. Sehingga kita
didorong untu melakukan yang benar tersebut dan menghindari yang tidak
benar.
Pada saat yang sama, karunia pengenalan memampukan orang untuk
melihat melalui karya ciptaan-Nya: bumi dan isinya, alam dengan
segala keindahannya, keberadaan kita sebagai manusia dalam tubuh dan jiwa,
dan segala yang ada; bahwa Allah yang menjadikan dan mengatur semuanya
dengan sangat baik dan demi kebaikan semua mahluk hidup.
MATERI PEMBINAAN CALON KRISMA – PAROKI YKI AERAMO 2022 BY JOHNRO 42
4) Karunia Keperkasaan
Dengan karunia sebelumnya yaitu: Takut akan Allah, Kesalehan dan
Pengenalan; jiwa sudah bersatu mesra dengan Allah. Persatuan ini menjadikan
jiwa beroleh damai sejahtera, keyakinan dan kekuatan dari Allah, dalam segala
hal. Atas dorongan Roh kudus, jiwa diberikan kekuatan untuk bertahan dalam
percobaan, bertekun dalam derita, berjuang dalam menyelesaikan
permasalahan dengan benar, berjuang memurnikan diri dengan melawan
segala ajakan dosa, berjuang membebaskan diri dari segala yang jahat, serta
bertekun dalam kebenaran; demi memperoleh kehidupan yang berkenan
kepada Allah. Karunia keperkasaan memampukan orang untuk mengamalkan
kebajikan-kebajikan lain dengan gagah berani, untuk menderita dengan tabah
dan penuh sukacita, untuk mengatasi dan memperbaiki segala sikap yang suam
suam kuku terhadap Tuhan dan sesama. Karunia ini menghantar kita pada
kesempurnaan jiwa, mengisi jiwa dengan energi, ketekunan dan ketangkasan.
5) Karunia Nasehat
Karunia Roh kudus untuk membangkitkan ketaatan dan pasrah pada nasehat
Allah dalam segala tindakannya demi mencapai kekudusan dan
keselamatan. Karunia nasehat memampukan orang untuk menilai tindakan
pribadi apakah baik dan harus dilakukan, atau apakah jahat dan harus dihindari.
Roh kudus akan mendorong orang untuk melakukan yang baik dan benar, dan
mendorong orang untuk membebaskan diri dari hal yang tidak baik.
Karunia nasehat membantu jiwa mengenal tentang hal kebijaksanaan, dan
mengarahkannya pada kesempurnaan. Karunia ini juga mendatangkan banyak
manfaat: memelihara suara hati yang baik, mampu mendengarkan
dengan jernih suara Allah; mampu memahami rencana dan kehendak Allah;
menyediakan solusi dalam menghadapi situasi-situasi sulit dan tak terduga,
bahkan mampu membantu memberikan nasehat kepada orang-orang lain dan
mendorong org lain untk berbuat baik dan benar. Buah dari karunia
ini adalah Roh kudus membentuk org memiliki jiwa yang sangat tegas untk
menolak ajakan yang tidak baik.
7) Karunia Kebijaksanaan
Karunia untuk menilai dan mengatur segala sesuatu sesuai dengan norma-
norma Ilahi dan dengan kewajaran yang memancar dari persatuan kasihnya
dengan Allah. Roh kudus membantu menterjemahkan dan menyatukan
perkara-perkara Ilahi sehingga orang dapat memahami apa rencana, maksud
dan kehendak Allah atas kejadian-kejadian dalam hidup orang tersebut. Orang
dimampukan untuk mengenal dan menyelami misalnyateri Allah. Karunia
kebijaksanaan menerapkan ilham-ilham Tuhan untuk menilai perkara-perkara
MATERI PEMBINAAN CALON KRISMA – PAROKI YKI AERAMO 2022 BY JOHNRO 44
duniawi maupun perkara Ilahi. Karenanya, karunia ini mengarahkan tindakan-
tindakan manusia agar sesuai dengan yang Ilahi. Karunia ini memampukan
orang untuk bertumbuh dalam persatuan mesra dengan Tuhan.
D. Diskusi
(jawaban dari pertanyaan diskusi bisa dipaparkan dalam bentuk pleno setiap
kelompok, sesuai waktu dan kondisi yang ada)
1. Apa yang dimaksud dengan Roh kudus?
2. Apa yang dikerjakan Roh kudus dalam jemaah?
3. Sebuatkanlah dan jelaskan buah-buah dari Roh kudus!
4. Apa-apa saja karunia Roh kudus? Untuk apa semua karunia itu?
5. Apakah masih ada karunia lain dari Roh kudus yang diberikan kepada kita,
yang belum disebutkan oleh Paulus tadi? (lih. Gal 5:22-23; Yes 11:2).
E. Doa Penutup/Nyanyian
( kembali seorang peserta menutup pertemuan dengan doa/nyanyian)
PERTEMUAN KEEMPAT
SAKRAMEN KRISMA
A. Doa Pembuka/Nyanyian
(Pembina meminta seorang peserta untuk membuka pertemuan dengan doa)
B. Pengantar
Seperti kita tahu, manusia adalah makhluk ekspresif. Ketika menyampaikan
suatu maksud, orang tidak puas hanya dengan mengungkapkan isi atau maksud
hatinya itu melalui kata-kata atau tulisan. Orang yang mengungkapkan isi atau
maksud hatinya juga dengan tanda, lambang, atau simbol yang meneguhkan
ungkapan kata-kata atau tulisan tadi. Untuk itu, dipakai simbol atau lambang
yang sedekat mungkin artinya dengan yang dikatakan atau dimaksudkan. Kata
biasanya menjelaskan isi hati atau maksud; lambang atau simbol meneguhkan
apa yang dikatakan. Dengan demikian, kata dan simbol atau lambang tidak
MATERI PEMBINAAN CALON KRISMA – PAROKI YKI AERAMO 2022 BY JOHNRO 45
dapat dipisahkan; keduanya saling terkait. Simbol atau lambang yang dibuat
biasanya menggunakan sarana. Sarana pun dicari yang sesuai atau searti
dengan lambang atau simbol dan katakata. Dalam pelantikan seorang pejabat,
misalnyaalnya, kata yang diucapkan adalah kata-kata sumpah atau janji. Karena
ada janji atau sumpah, maka di atas kepala pejabat itu ada Kitab Suci. Kitab Suci
itu adalah sarana yang cocok pada saat orang mengucapkan sumpah atau janji,
karena Kitab Suci menjadi tanda kehadiran Allah yang menjadi saksi orang yang
mengucapkan janji atau sumpah. Banyak contoh lain dalam kehidupan sehari-
hari mengenai lambang atau simbol.
Gereja mempunyai tradisi melaksanakan tugas pastoralnya untuk
menguduskan umat yang sedang dalam perjalanan menuju Bapa. Dalam
menguduskan umatnya, Gereja diberi wewenang untuk mencurahkan rahmat
Allah. Rahmat Allah itu tidak kelihatan. Supaya umat merasakan, melihat, dan
diteguhkan bahwa rahmat Allah itu dicurahkan, maka Gereja membuat tanda
atau simbol atau lambang yang mewujud nyatakan bahwa rahmat itu sungguh
sudah dicurahkan. Supaya umat mengetahui rahmat apa yang
dicurahkan, maka Gereja tidak cukup hanya membuat tanda, simbol, atau
lambang. Gereja menyertai tanda, lambang, atau simbol itu dengan kata-kata
yang jelas dan pasti bahwa rahmat itu dicurahkan. Hal yang sama terdapat pula
di dalam Kitab Suci. Ketika berhadapan dengan seorang yang lumpuh, Yesus
berkata: "Hai anak-Ku, dosamu sudah diampuni" (Mrk 2:5). Namun, karena
tuntutan ahli Tuarat, maka Yesus kemudian membuat tanda: "Kepadamu
Kukatakan, bangunlah, angkatlah tempat tidurmu dan pulanglah ke rumahmu!"
Orang itu pun bangun, segera mengangkat tempat tidurnya dan pergi ke luar di
hadapan orang-orang itu, sehingga mereka semua takjub lalu memuliakan Allah
..." (Mrk 2:11-12). Dalam Sakramen Krisma, Gereja mencurahkan rahmat Roh
kudus agar seorang umat menyadari kehadiran Roh kudus yang memberinya
rahmat agar mampu melaksanakan karya Kristus, membuat ia semakin dewasa
dalam iman karena bimbingan Roh kudus, mendapat jaminan akan apa yang
dibutuhkan untuk hidupnya. Orang yang menerima Sakramen Krisma semakin
berani menyatakan kebenaran, berani menghadirkan Kristus di dalam
kehidupan bermasyarakat. Rahmat Roh kudus yang dicurahkan kepada orang
MATERI PEMBINAAN CALON KRISMA – PAROKI YKI AERAMO 2022 BY JOHNRO 46
yang menerima Sakramen Krisma ditandai dengan penumpangan tangan dan
pengurapan dengan minyak Krisma disertai kata-kata: “Semoga dimeterai oleh
karunia Allah, Roh kudus”. Allah yang telah mengurapi umatNya dengan minyak
Krisma, menjamin hidupnya dengan jaminan Roh kudus yang dicurahkan
kepada umatNya (lih. 2Kor 1:21-22). Dengan memahami arti Sakramen Krisma
dan maknanya bagi kehidupan, penerima Krisma diharapkan semakin
menghayati peranan Roh kudus dalam hidupnya setiap saat.
C. Materi Pokok
Sakramen Krisma merupakan tanda kedewasaan iman seseorang. Penerimaan
sakramen Krisma melengkapi rahmat pemBaptisan, dan menyempurnakan
inisiasi. Melalui sakramen Krisma, seseorang diikat secara kebih kuat dan
sempurna dengan Gereja serta diperkaya dengan daya kekutan Roh kudus.
Konsekuensi dari sakramen Krisma adalah tanggung jawab iman dan semakin
wajib untuk menyebarluaskan dan membela iman sebagai saksi Kristus.
Sakramen Krisma merupakan sakramen yang memberikan materai dan
dengannya orang yang telah diBaptis melanjutkan perjalanan inisiasi kristiani
dan diperkaya dengan anugerah Roh kudus serta di persatukan secara lebih
sempurna dengan gereja, menguatkan dan semakin mewajibkan umat beriman
untuk dengan perkataan dan perbuatan menjadi saksi-saksi Kristus,
menyebarkan dan membela iman (lih. KHK, Kan.879).
Perlu diperhatikan bahwa dalam sakramen Krisma, orang beriman”diperkaya
dengan daya kekuatan Roh kudus yang istimewa (LG 11). Keistimewaan itu
ditunjuk dengan pengkhususan Roh kudus, yang Sakramen Krisma atau juga
disebut Sakramen Penguatan adalah sakramen yang melengkapi apa yang
sudah dimulai dalam pemBaptisan. Hidup Ilahi yang diterima pada waktu
pemBaptisan perlu ditumbuhkan, menjadi kuat, dan dewasa. Seorang anak
menjadi pemuda atau pemudi yang sanggup mengambil keputusan dalam
pergaulan umum dan umat. Pada saat itu, ia menerima Sakramen Krisma
supaya kehidupan rohaninya secara khusus diperkuat oleh Roh kudus agar ia
menjadi mampu memberi kesaksian dengan perkataan dan perbuatan dan
seluruh kehidupannya. Maka Sakramen Krisma adalah sakramen pendewasaan
MATERI PEMBINAAN CALON KRISMA – PAROKI YKI AERAMO 2022 BY JOHNRO 47
dalam Gereja: orang beriman disangupkan untuk hidup sesuai dengan
kehendak Allah baik dalam hidup pribadi, dalam menjalankan pekerjaannya,
maupun dalam mengamalkan peranannya dalam masayarakat dan umat
beriman. Sakramen Krisma diterimakan satu kali karena menandai jiwa secara
tak terhapuskan (meterai rohani), yaitu sebagai orang dewasa dalam Kristus
dan sebagai anggota Gereja dengan segala kewajiban dan haknya.
Sakramen Krisma adalah salah satu dari tiga sakramen inisiasi Kristen
yaitu Baptis, Krisma dan Ekaristi. Sakramen Krisma memiliki dasar Kitab Suci
dari Kis 8:16-17, "Sebab Roh kudus belum turun di atas seorang pun di antara
mereka, karena mereka hanya diBaptis dalam nama Tuhan Yesus. Kemudian
keduanya menumpangkan tangan di atas mereka, lalu mereka menerima Roh
kudus." dan dari Kis 19:5-6, "Ketika mereka mendengar hal itu, mereka
memberi diri mereka diBaptis dalam nama Tuhan Yesus. Dan ketika Paulus
menumpangkan tangan di atas mereka, turunlah Roh kudus ke atas mereka,
dan mulailah mereka berkata-kata dalam bahasa roh dan bernubuat". Dari
kedua kutipan ini jelas bahwa Sakramen Krisma membutuhkan penumpangan
tangan untuk mengundang Roh kudus.
Di dalam Sakramen Krisma, kita menerima "Kepenuhan Roh kudus" sehingga
kita dapat secara penuh dan aktif berkarya dalam Gereja. Bandingkan dengan
para rasul yang menerima Roh kudus saat Pentakosta, sebelum peristiwa
Pentakosta mereka sudah menerima Roh kudus (lihat Yoh 20:22) tetapi mereka
baru 'aktif' sesudah Pentakosta. Demikian juga halnya dengan kita karena
sebenarnya Roh kudus pun sudah kita terima saat Sakramen PemBaptisan,
yaitu Roh yang menjadikan kita Anak-anak Allah, dan yang membersihkan kita
dari Dosa Asal (lebih Jelasnya lihat penjelasan tentang Sakramen Pembaptisan
oleh kelompok lain). Itulah disebutkan bahwa Sakramen PemBaptisan adalah
Sakramen Paskah dan Sakramen Krisma adalah Sakramen Pentakosta.
Dalam Sakramen Krisma juga ada Pengurapan dengan minyak Krisma yang
berarti, kita yang sudah menerima Krisma, dikuduskan, dikhususkan, dan
menerima Kuasa untuk melakukan tugas perutusan kita sebagai umat
beriman (bdk. 1 Sam. 10:1; 1 Sam. 16:13; 1 Raj. 1:39). Dengan menerima
Pelayan Krisma :
Pada dasarnya, Sakramen Krisma diterimakan oleh seorang Uskup tetapi juga
oleh Imam. Seorang Uskup atau Imam menumpangkan tangan di atas penerima
seraya mengurapi dahi dengan minyak Krisma sambil berkata: “Saudara……
terimalah tanda karunia Roh kudus.” Penumpangan tangan yang dilakukan oleh
Uskup atau Imam ini menjadi tanda lahiriah penerimaan Roh kudus (Bdk. Kis
8:14-17; 10,44-48; 19, 1-7).
Pelayan biasa sakramen penguatan adalah Uskup; sakramen itu dapat juga
diberikan secara sah oleh seorang Imam yang memiliki kewenangan itu
berdasarkan hukum universal atau pemberian khusus dari otoritas yang
berwenang (bdk. KHK, Kan. 882).
MATERI PEMBINAAN CALON KRISMA – PAROKI YKI AERAMO 2022 BY JOHNRO 50
Calon Penguatan/Krisma
Orang yang dapat menerima sakramen Krisma adalah semua orang yang
sudah dibaptis sah secara katolik dan belum menerimanya. Secara licit
sakramen Krisma ini, diluar bahaya maut yang dapat menerimanya ialah orang
yang dapat menggunakan akal, diberikan pengajaran, berdisposisi baik dan
dapat memperbaharui janji Baptisnya.
Wali Penguatan/Krisma :
Wali penguatan hendaknya seorang beriman, karena ia mempunyai
tugas bertindak sebagai saksi Kristus yang sejati dengan setia memenuhi
kewajiban-kewajiban yang melekat pada sakramen Krisma. Disarankan wali
Krisma sebisa mungkin adalah wali yang menjadi wali Baptis calon Krisma, bila
memang memungkinkan.
D. Diskusi
(Jawaban dari pertanyaan diskusi bisa dipaparkan dalam bentuk pleno setiap
kelompo, sesuai waktu dan kondisi yang ada)
1. Apa saja rahmat dari Sakramen Krisma?
E. Doa Penutup/Nyanyian
( kembali seorang peserta menutup pertemuan dengan doa/nyanyian)
PERTEMUAN KELIMA
TATA CARA PENERIMAAN SAKRAMEN KRISMA
A. Doa Pembuka/Nyanyian
(pendamping meminta peserta memimpin doa)
B. Tata Cara Penerimaan Sakramen Krisma
Homili
Kemudian Uskup mengadakan homili singkat. Ia menerangkan isi bacaan
kepada calon Krisma, para wali Krisma, orang tua, serta umat beriman, supaya
mereka mengerti lebih jelas dari sakramen Krisma
Penumpangan tangan
Dengan tangan terkatup Uskup (bersama Imam pembantu) berdiri menghadap
umat dan berkata:
U : Saudara-saudara terkasih, Marilah kita berdoa kepada Allah Bapa yang
maha Kuasa agar Ia sudi mencurahkan Roh kudus kepada para anak-Nya ini,
yang telah dilahirkan kembali bagi hidup abadi dalam sakramen pembaptisan.
Semoga Roh kudus yang menguatkan mereka dengan anugerah-Nya yang
berlimpah, dan semoga berkat pengurapanNya mereka menjadi serupa dengan
Kristus, Putera Allah.
Semua hadirin berdoa sejenak dan batin.
Kemudian Uskup (bersama Imam pembantu) mengulurkan kedua belah tangan
ke arah calon Krisma, lalu Uskup mengucapkan doa Krisma
Liturgi Ekaristi
Sesudah doa umat menyusul Liturgi Ekaristi menurut aturan upacara
misalnyaa. Kecuali hal-hal berikut:
1. Syahadat tidak diucapkan karena sudah ada pengakuan iman
2. Beberapa orang yang baru saja menerima Krisma dapat ikut serta
membawa persembahan ke altar
3. Apabila dipergunakan Doa Syukur Agung I, diucapkan “Tuhan sambutlah”
khusus
Jika mungkin para wali Krisma, orang tua, suami atau isteri dan para katekis
bersama para penerima Krisma dapat menyambut komuni dua rupa
Sebagai ganti berkat biasa, misa dapat diakhiri dengan rumus berkat khusus
sambil mengulurkan kedua belah tangan ke arah umat atau dengan doa untuk
umat dan ditutup dengan berkat
Liturgi Sabda
Dalam liturgi sabda sekurang-kurangnya dibacakan satu dari bacaan-bacaan
yang disediakan. Contoh: Efesus 4:1-6, Efesus 1:3a,4a, 13-19a). Apabila ada
lebih dari satu bacaan, hendaknya diikuti urutan biasa yakni Perjanjian Lama,
Doa Umat
Lalu Uskup mengucapkan doa penutup Krisma
Berkat
Kemudian Uskup memberkati semua hadirin. Sebagai ganti rumus berkat yang
biasa, dapat digunakan rumus berkat khusus atau doa untuk umat dan ditutup
dengan berkat .
MATERI PEMBINAAN CALON KRISMA – PAROKI YKI AERAMO 2022 BY JOHNRO 57
C. Upacara Krisma dalam Bahaya Maut
Seseorang yang telah diBaptis sebaiknya menerima juga sakramen Krisma dan
Ekaristi supaya inisiasinya lengkap. Jadi, kalau ia berada dalam bahaya maut,
hendaknya ia menerima sakramen Krisma dan kemudian, kalau ia sudah cukup
umur, komuni bekal suci (viaticum) sejauh keadaan mengizinkan, hendaknya ia
diberi sekadar penjelasan sebelumnya.
Bila keadaan mengizinkan hendaknya dipergunakan upacara lengkap seperti
upacara sakramen Krisma di dalam atau di luar misalnyaa.
Dalam keadaan darurat petugas Krisma menumpangkan tangan atas orang
sakit dan berkata.
Kemudian petugas Krisma mencelupkan ibu jari kanan dalam minyak Krisma
lalu membuat tanda salib pada dahi orang sakit sambil berkata:
P: …….(nama) terimalah tanda karunia Roh kudus
Kalau dapat orang sakit menjawab:
CK: Amin
Bagian-bagian upacara persiapan dan penutup dapat ditambahkan sejauh
keadaan mengizinkan.
Dalam keadaan yang sangat mendesak, cukup orang sakit diurapi dengan
Krisma dengan rumus berikut:
P: …….(nama) terimalah tanda karunia Roh kudus
C. Doa Penutup
(Pendamping meminta salah satu calon Krisma untuk memimpin doa guna
menutup pertemuan)
a. Perbuatan-perbuatan daging :
Kesombongan, keras kepala, kemalasan, ketidaktaatan, penindasan,
meremehkan, keserakahan, kerakusan/loba, percabulan, kecemaran diri, hawa
nafsu, penyembahan berhala, sihir, perseteruan, perselisihan, iri hati, cemburu,
amarah, kepentingan diri sendiri (egois), percideraan, roh pemecah-belah/adu-
domba, kedengkian, dendam, kemabukan, pesta pora, kepura-puraan, tipu
daya/tipu muslihat, kemunafikan, pembunuhan, makian/kata-kata kasar dan
kotor, pelecehan, penghasutan, penghujatan, mengejek/mengolok, menghina,
pencemaran/fitnah, perjudian, perkosaan, perzinahan, pornografi,
kerisauan/kecemasan/kekhawatiran, ketakutan, boros/royal, huru-hara, suka
ingkar, acuh-tak acuh, sembrono, brutal, dan sebagainya.
(Pembina dapat meminta para calon untuk menyebutkan selain yang sudah
ada)
b. Perbuatan-perbuatan roh :
Kasih, sukacita, damai sejahtera/suka damai, kesabaran, kemurahan hati,
kebaikan, kesetiaan, kelemahlembutan, penguasaan diri, keikhlasan,
ketulusan, amal baik, kejujuran, sopan santun, tahu berterima kasih, tahu
bersyukur, rendah hati, suka menolong, ramah, setia kawan, tenggang rasa,
sikap tabah, berani karena benar, bertanggung jawab, disiplin, rajin, ulet, tekun,
sederhana, kerja keras, penuh perhatian, pengertian, sadar diri/tahu diri,
penyesalan, memaafkan, mengampuni, menghormati/menghargai orang lain,
selalu rukun, menepati janji, konsekwen, taat aturan, memelihara dan menjaga
kelestarian lingkungan, dan sebagainya.
(Pembina dapat meminta para calon untuk menyebutkan selain yang sudah
ada)