Anda di halaman 1dari 59

PENGANTAR

Materi ini disusun dengan metode yang sangat sederhana dengan maksud agar
baik pembina maupun calon dapat lebih mudah memahami isinya. Oleh karena
itu, sangat diharapkan kepada para pembina untuk lebih dahulu membaca dan
menguasai materi yang tersaji secara sederhana ini dengan baik sebelum
menyampaikannya kepada para calon penerima Sakramen Krisma.
Kami menampilkan dalam dua model materi pembinaan sebagai pegangan bagi
para pembina. Model 1 terdiri dari 8 (delapan) kali pertemuan dan lebih
bersifat ringkas karena hanya berisi pokok-pokok ajaran tentang Sakramen
Krisma, yang dimaksudkan agar dalam penyajiannya, para pembina dapat lebih
kreatif dalam menjabarkannya kepada para calon Krisma. Sedangkan Model 2
terdiri dari 5 (lima) kali pertemuan dan memiliki nuansa pembahasan yang lebih
mendetail.
Sesungguhnya isi dari kedua model tersebut pada prinsipnya sama, dengan
sedikit catatan bagi para pembina agar lebih menambah wawasan
pengetahuannya dengan membaca referensi-referensi lain sebagai pelengkap.
Untuk itu, para pembina dipersilahkan untuk memilih salah satu Modul yang
ada sebagai Modul Utama dalam pembinaan, namun dengan pengandaian
bahwa kedua Modul yang ada ini dibaca dan dikuasai materi/isinya.
Akhirnya, dengan semangat kerendahan hati yang tulus, kami patut menerima
berbagai saran dan masukan yang bermanfaat demi menyempurnakan tulisan
sederhana ini. Semoga tulisan sederhana ini bermanfaat bagi siapa saja yang
ingin menambah wawasan pengetahuannya di bidang Sakramen Gereja Katolik.

MATERI PEMBINAAN CALON KRISMA – PAROKI YKI AERAMO 2022 BY JOHNRO 1


MODUL 1
MATERI PEMBINAAN CALON KRISMA

Pertemuan 1
APA ITU SAKRAMEN ?

Arti etimologis : Kata sakramen berasal dari kata latin “sacramentum” : hal yang
berhubungan dengan yang kudus, yang ilahi. Istilah lain yang terdapat dalam
kitab suci “misalnyateri”, mysterion.
Arti luas: Sakramen adalah tanda dan sarana keselamatan, yang :
1. Terlihat, tanda yang mendatangkan rahmat, yang dapat ditangkap oleh
panca indera;
2. Dilembagakan oleh Yesus dan dipercayakan kepada Gereja, sebagai sarana
yang dengannya rahmat ilahi diindikasikan oleh tanda yang diterimakan;
3. Membantu pribadi penerimanya untuk berkembang dalam kekudusan;
4. Berkontribusi kepada pertumbuhan gereja dalam amal-kasih dan
kesaksian.
Melalui sakramen, orang mengalami Kristus dan keselamatan. Kalau begitu,
mengapa dan sekian banyak tanda dan sarana keselamatan, dibedakan tujuh
sakramen khusus itu? Meskipun tidak semua pribadi menerima semua
sakramen, Sakramen-sakramen secara keseluruhan dipandang sebagai : sarana
penting bagi keselamatan umat beriman dan yang menganugerahkan
rahmat tertentu dari tiap sakramen tersebut.

Gereja Katolik mengajarkan bahwa efek dari suatu sakramen itu ada yang ex
opere operato (oleh kenyataan bahwa sakramen itu di-layan-kan), artinya,
tanpa memperhitungkan kekudusan pribadi pelayan yang melayankannya
dan kurang layaknya kondisi penerima untuk menerima rahmat yang
dianugerahkan tersebut dapat menghalangi efektivitas sakramen itu bagi
yang bersangkutan.

MATERI PEMBINAAN CALON KRISMA – PAROKI YKI AERAMO 2022 BY JOHNRO 2


Sakramen memerlukan adanya iman, meskipun kata-kata dan elemen-elemen
ritualnya : menyuburkan, menguatkan dan memberi ekspresi bagi iman
(kompendium Katekismus Gereja Katolik, 224).
Gereja mengajarkan adanya tujuh sakramen dan ketujuhnya diurutkan dalam
Katekismus Gereja Katolik (KGK) sebagai berikut:
1. PemBaptisan: KGK 1213–1284
2. Penguatan / Krisma (KGK 1289): KGK 1285–1321
3. Ekaristi : KGK 1322–1419
4. Rekonsiliasi / Pengakuan Dosa : KGK 1422–1498
5. Pengurapan Orang Sakit: KGK 1499–1532
6. Imamat: KGK 1536–1600
7. Perkawinan: KGK 1601–1666.

Unsur Sakramen adalah segala hal yang wajib ada dalam setiap sakramen
agar suatu sakramen menjadi sah.
Unsur Sakramen terdiri dari:
1. Perkataan
2. Perbuatan
3. Tanda/Simbol/Benda
Unsur-unsur dalam sakramen harus dan pasti ada dalam setiap sakramen
namun dalam bentuk yang berbeda.

Aspek Sakramen adalah hal-hal yang mendasari atau menjiwai dalam setiap
sakramen.
Aspek Sakramen terdiri dari:
1. Iman (Kristologis): artinya semua dampak atau rahmat yang diterima dalam
sebuah sakramen dilakukan oleh Kristus.
2. Sosial (Antropologis): artinya setiap upacara dalm sakramen harus
menggunakan unsur perkataan, perbuatan, dan tanda yang dipahami
manusia.
3. Jemaat (Ecclesiologis): artinya dalam setiap sakramen harus dihadiri oleh
pemimpin ibadat, penerima sakramen, dan jemaat yang menyaksikan.
MATERI PEMBINAAN CALON KRISMA – PAROKI YKI AERAMO 2022 BY JOHNRO 3
Aspek-aspek dalam sakramen harus dan pasti ada dalam setiap sakramen
namun dalam bentuk yang sama.

Pertemuan 2
KRISTUS ADALAH SAKRAMEN DASAR

"Akulah jalan dan kebenaran dan hidup. Tidak ada seorang pun yang datang
kepada Bapa, kalau tidak melalui Aku” (Yoh 14:6).

Hal ini berarti :


1. Di dalam Kristus telah terwujud karya keselamatan Allah secara penuh dan
sempurna;
2. Kristus adalah satu-satunya Juru Selamat kita;
3. Tindakan-tindakan dan peristiwa hidup Yesus melambangkan dan
mewujudkan keselamatan.

KERAJAAN ALLAH ditawarkan oleh Yesus dan sekaligus hadir dalam diri Yesus
(bdk. Mat 11:4-5; Luk 10:23):
• Dengan tindakan-Nya menyembuhkan orang, Yesus memperlihatkan
Kerajaan Allah “sudah datang”, meskipun belum penuh (lih. Mrk 8:23-25;
Yoh 9:6).
• Dengan memanggil murid-murid-Nya, Yesus membangun “Keluarga
Baru” sebagai tanda Kerajaan Allah mulai terwujud (lih. Mat 10: 1-4).
Wafat Kristus merupakan penyerahan diri Yesus secara total kepada Bapa
(lih. Luk 23:4); Allah menyerahkan Putera bagi dosa-dosa kita (lih. Mat
26:2). Semua itu demi keselamatan kita.
• Dengan wafatNya, Allah meninggikan-membangkitkan Yesus. Dalam
Yesus Kristus karya keselamatan terwujud secara penuh dan sempurna
(Iih. Kis 2:36; Rom 10:9).
Di tengah dunia ini, Gereja mewartakan, menjadi saksi akan karya keselamatan
yang diterimanya. Gereja adalah Sakramen Kristus. Gereja Itu Sakramen Kristus
karena Kesatuannya Dengan Dia.
MATERI PEMBINAAN CALON KRISMA – PAROKI YKI AERAMO 2022 BY JOHNRO 4
Tujuh sakramen itu dikhususkan dan di dalamnya Kristus hadir dan menuntun
Gereja-Nya dalam Roh kudus. Kristus yang berkarya di dalam Gereja.
Itu berarti bahwa: Kristus melaksanakan karya keselamatan Allah di dalam
Gereja-Nya dan di dalam Gereja terjadi karya keselamatan Allah.

Pertemuan 3
KETUJUH SAKRAMEN - 1 (Pengenalan)

1. Sakramen dalam kaitannya dengan liturgi terdiri dari unsur :


a. Materia: Barang yang digunakan (misalnyaalnya air dan/atau minyak)
dan tindakan yang kelihatan (misalnyaalnya pencurahan air).
b. Forma: Kata-kata yang menjelaskan peristiwa itu.
2. Kristus sendiri memberikan janji-Nya bahwa Ia akan memberikan rahmat-
Nya pada kesempatan-kesempatan tertentu, seperti terdapat dalam Kitab
Suci. Ini menunjukkan peristiwa-peristiwa gerejani di mana orang beriman
menghayati saat-saat penting dalam hidupnya di hadapan Allah (misalnyaal:
kelahiran = Baptis, dewasa = Ekaristi, Krisma, perkawinan, dan seterusnya).
3. Sebelum abad pertengahan setiap peristiwa hidup kita dapat menjadi
SAKRAMEN, asal dilakukan sesuai kehendak Kristus. Dewasa ini, istilah
SAKRAMEN dipahami dalam arti yang lebih luas lagi: KRISTUS ADALAH
SAKRAMEN DASAR.

Pertemuan 4
TUJUH SAKRAMEN GEREJA - 2 (Pendalaman)

BAPTIS - Jalan Masuk Dan Pangkal Hidup Kristen


• Baptis : mengikutsertakan seseorang untuk “dilahirkan kembali” dan
menjadi putera-putri Allah; awal kehidupan bersama Allah dan menjadi
murid di antara umat Allah.
• Roh kudus datang dan merasuki jiwa serta membawanya ke dalam
kesatuan dengan Kristus.

MATERI PEMBINAAN CALON KRISMA – PAROKI YKI AERAMO 2022 BY JOHNRO 5


• Baptis membuat orang diikutsertakan dalam wafat dan kebangkitan
Kristus.
• Dengan Baptis, jiwa pun dibersihkan dan dosa asal serta dosa yang telah
diperbuatnya.

EKARISTI
Puncak Pengungkapan Iman. Ekaristi adalah puncak pengungkapan iman
gereja. Dengan Ekaristi, umat merayakan imannya.
• Dalam Ekaristi:
a. Gereja mengenangkan karya agung Allah (wafat dan kebangkitan
Kristus);
b. Gereja menempatkan diri dalam arus karya keselamatan Allah;
• Kristus sungguh hadir dalam rupa roti dan anggur.
Kehadiran nyata Kristus itu menjadi sumber kehidupan gereja. Umat
berpartisipasi penuh dalam Ekaristi dengan menyambut komuni.

KRISMA
Menjadi Saksi Gereja. Dengan Krisma orang diangkat dan ditugaskan menjadi
saksi gereja, oleh kekuatan Roh kudus.
1. Krisma menjadikan daya ilahi (Roh kudus) sungguh tampak; Serta
menggerakkan dan menyanggupkan orang terlibat aktif dan penuh dalam
tugas gereja.
2. Krisma membuat Roh kudus menjadi tampak sebagai kekuatan gereja.
3. Pemberian Krisma menjadi wewenang khusus Uskup.

REKONSILIASI / TOBAT
Penyesalan yang Mendalam. Sakramen ini menyiratkan bahwa :
1. Tobat menyangkut penyesalan yang mendalam atas penolakan seseorang
akan kasih Allah.
2. Tobat juga merupakan keinginan mendalam untuk memulihkan kembali
hubungannya dengan Allah dan dengan umat beriman.

MATERI PEMBINAAN CALON KRISMA – PAROKI YKI AERAMO 2022 BY JOHNRO 6


IMAMAT
Anugerah Istimewa. Maknanya adalah sebagai berikut:
• Dengan sakramen Imamat, orang dilantik dan diangkat untuk memimpin
umat sebagai pembantu Uskup.
• Dengan tahbisan, Imam termasuk dalam hirarki gereja serta kuasa Roh
kudus dan anugerah istimewa diberikan untuk melaksanakan tugasnya
menggembalakan umat.

PERKAWINAN
Tanda Kesatuan Kristus dan Gereja. Cinta antara pria dan wanita mencapai
perwujudan yang paling luhur dalam sakramen perkawinan.
1. Dalam upacara suci ini, suami isteri menyatakan :
✓ Saling mengikat;
✓ Saling menyerahkan diri secara bebas, seutuhnya; dan
✓ Untuk seumur hidup, melalui suatu janji.
2. Perjanjian kedua mempelai menjadi tanda yang menandakan rahmat.
Yang ditandakan adalah perjanjian antara Kristus dan gerejanya:
3. Hubungan Kristus-gereja menjadi model hubungan suami-isteri.
4. Kristus tinggal secara tetap dalam suami-isteri.

PENGURAPAN ORANG SAKIT

Rahmat Penyembuhan. Gereja - melalui para Imamnya - mendoakan dan


mengurapi orang sakit.
• Gereja mengajak orang sakit untuk:
a. Menyatukan diri dengan sengsara dan wafat Kristus;
b. Mempercayakannya kepada tuhan yang telah sengsara dan
dimuliakan.
• Sakramen pengurapan memberikan rahmat Roh kudus.
Berkat rahmat itu, orang dibantu untuk memperoleh keselamatan; diperkuat
dengan kepercayaannya kepada Allah; ditabahkan hatinya untuk melawan
godaan-godaan serta rasa takut akan kematian; atau bahkan mendapat rahmat
MATERI PEMBINAAN CALON KRISMA – PAROKI YKI AERAMO 2022 BY JOHNRO 7
kesembuhan. Berkat sakramen ini pula, orang memperoleh pengampunan
dosa. Dalam sakramen dilambangkan dan diwujudkan karya penyelamatan
Allah

Pertemuan 5
SAKRAMENTALI

• Sakramentali adalah tanda suci yang dengan cara yang mirip dengan
sakramen, menandakan akibat-akibat (terlebih) yang rohani, dan diperoleh
berkat doa permohonan gereja. Dasar rahmat yang diperoleh adalah
tindakan Kristus yang mengabulkan permohonan gereja.
• Sakramentali yang resmi diakui :
1. Sejumlah ritus tambahan pada sakramen (misalnya. Upacara simbolis
masa katekumen, pembaharuan janji Baptis pada malam paskah,
persembahan, dan lain-lain).
2. Yang bersifat berkat (misalnyaalnya, Orang mau berkhotbah, ibu yang
mau melahirkan, dan sebagainya. Yang diberkati : rosario, rumah, mobil
dan seterusnya. ).
Sakramentali tidak bekerja secara otomatis dan magis.

Pertemuan 6
UNSUR-UNSUR SAKRAMEN

A. Tanda yang kelihatan:


1. Materi (materia), terdiri dari: Materia remota: barang yang dipakai (air,
minyak, roti, anggur, dan lain-lain). Materia proxima: tindakan yang
menyertai penggunaan barang itu (pencurahan air, pengolesan minyak,
dan lain-lain.)
2. Forma, yaitu kata-kata yang menjelaskan tindakan (“…terimalah tanda
karuni Roh kudus; dan lain-lain).
3. Pelayan, yaitu orang yang menerimakan sakramen tersebut (Uskup,
Imam, Diakon, awam; bahkan non Katolik).
MATERI PEMBINAAN CALON KRISMA – PAROKI YKI AERAMO 2022 BY JOHNRO 8
B. Dari segi Arti. Arti biasa-manusiawi: dari tanda sakramen yang kelihatan
(misalnya. Baptis = masuk dalam kelompok jemaat). Arti rohani: yang tidak
langsung kelihatan, meskipun dilambangkan dengan tanda yang kelihatan
(Baptis = dibersihkan dari dosa; lahir kembali.).
C. Tujuan dan Akibat Sakramen: Sacramentum Tantum, yaitu upacara yang
kelihatan (upacara sendiri bukan menjadi tujuannya). Sacramentum Et
Res merupakan akibat, yaitu keadaan, status baru (dengan diBaptis – orang
dipersatukan dengan Allah; menjadi anggota gereja, bersifat kekal dan tidak
bisa diulangi. Dengan Tahbisan – orang diangkat, dilantik dalam tugas
kepemimpinan Gereja, bersifat kekal; dan lainnya). Res Tantum yaitu
rahmat sakramen; hubungan dengan Allah dilambangkan dan diwujudkan
dalam sakramen (dengan Baptis – orang dimasukkan ke dalam karya
penyelamatan Allah yang terjadi dalam dan melalui GerejaNya. Dengan
tahbisan – orang dipersatukan dengan Allah sebagai pelayan-Nya; dan
lainnya.

Pertemuan 7
SYARAT- SYARAT MENERIMA SAKRAMEN

1. Demi sahnya (ad validitatem): apa saja yang harus dipenuhi supaya
sakramen dapat diterimakan.
Syarat-sayarat itu antara lain:
a. Segi upacara : materia dan forma-nya;
b. Pihak penerima : ada sikap hati yang rela, siap dan tulus, ada halangan
atau tidak, dan sebagainya.;
c. Pelayannya : harus Uskup, Imam atau boleh awam
2. Demi layaknya/bolehnya (ad liceitatem): syarat ini bisa mencapai taraf
minimal. Syarat-syarat ini selalu mencakup syarat ad validitatem. Artinya,
kalau salah satu syarat ad validitatem tidak terpenuhi dengan sendirinya
syarat ad liceitatem juga tidak terpenuhi. Syarat itu menyangkut: segi
upacara, penerima, pelayan (misalnyaalnya, dosa berat menjadi halangan

MATERI PEMBINAAN CALON KRISMA – PAROKI YKI AERAMO 2022 BY JOHNRO 9


demi layaknya orang menerima sakramen perkawinan atau sakramen
Ekaristi).

Pertemuan 8
PELAKSANAKAN SAKRAMEN-SAKRAMEN

Sakramen-sakramen harus dilaksanakan menurut maksud Gereja. Dalam


sakramen diberikan rahmat, namun itu tergantung pada Allah. Kalau sakramen
diterima dengan sah dan dengan sikap hati pada pihak penerima sesuai dengan
maksud Gereja, pasti ada hasilnya. Rahmat sakramen tidak tergantung pada
layak tidaknya pelayan (misalnyaalnya pastor yang “dianggap berdosa”), tetapi
pada tindakan Allah yang selalu penuh kasih serta sikap hati si penerima.
Dalam hal ini kita kenal terminologi:
a. Ex opere operato, yaitu “berkat karya yang dikerjakan oleh Kristus atau oleh
Kristus dalam Gereja-Nya” (keselamatan dikerjakan oleh Allah atau Kristus).
b. Ex opere operantis, yaitu “berkat karya manusia yang mengerjakan” (di sini
ditekankan usaha dari pihak manusia).

MATERI PEMBINAAN CALON KRISMA – PAROKI YKI AERAMO 2022 BY JOHNRO 10


MODUL 2
MATERI PERSIAPAN PENERIMAAN SAKRAMEN KRISMA

PERTEMUAN PERTAMA
INISIASI KRISTIANI

A. Doa Pembuka/Nyanyian
(Pembina meminta seorang peserta untuk membuka pertemuan dengan doa)

B. Pengantar
Baptis-Ekaristi-Krisma, ketiganya disebut pula sebagai SAKRAMEN INISIASI:
artinya tiga serangkai yang mengukuhkan seseorang menjadi anggota penuh
dari Gereja. Dengan Baptis, orang secara resmi menjadi anggota Gereja;
Dengan Krisma keanggotaannya dikukuhkan; Dengan Ekaristi pengukuhan itu
dirayakan: Gereja "makan bersama" merayakan masuknya anggota-anggota
baru. Baptis dan Krisma sebenarnya hanya ingin memberi tekanan khusus
kepada dua aspek dari misalnyateri yang sama, yakni inisiasi. Dalam
pembaptisan pencurahan air mendapat tekanan khusus sebagai lambang
bahwa calon Baptis menerima hidup baru dan diterima sebagai anggota
jemaah. Sedangkan Krisma ingin memberi tekanan istimewa kepada Roh
kudus.
Artinya calon Krisma diajak lebih menyadari dan menghayati kehadiran Roh
kudus dalam diri mereka; mereka harus semakin dijiwai oleh Roh kudus, Roh
Kristus sendiri, yang menjiwai seluruh jemaah Kristen dan kegiatannya.
Dengan Sakramen Krisma dijelaskan bahwa orang yang sudah diBaptis kini
dikukuhkan sebagai anggota penuh jemaah, turut bertanggung jawab atas
kesejahteraan umat, dan mendapat kedudukan serta peranan yang sama
seperti semua warga lainnya. la memperoleh hak dan kewajiban menjadi salah
satu tenaga penyelamat, baik penyelamat diri sendiri maupun penyelamat
masyarakat.

MATERI PEMBINAAN CALON KRISMA – PAROKI YKI AERAMO 2022 BY JOHNRO 11


Menurut buku liturgi, "proses inisiasi Kristen dilanjutkan dalam sakramen
Krisma. Dalam sakramen Krisma itu orang beriman menerima Roh kudus yang
pada hari Pentekosta diutus Tuhan kepada para rasul serta anugerah Roh
kudus ini, orang beriman menjadi lebih serupa dengan Kristus dan dikuatkan
untuk memberi kesaksian tentang Kristus, demi pembangunan tubuh-Nya
dalam iman dan cinta kasih.
Begitu juga dengan Pembaptisan dan Krisma. Pembaptisan, yang disebut
"pintu" (LG 11) untuk "masuk menjadi anggota umat Allah" (PO 5),
mengarah ke dalam. Sebaliknya Krisma, yang mewajibkan orang
"menyebarluaskan dan membela iman sebagai saksi Krisus yang sejati" (LG 11),
mengarah ke luar. Tentu saja "dengan Baptis dan Penguatan/Krisma orang
ditugaskan untuk kerasulan" (LG 33; lih. AG 36). Dengan demikian, kelihatan
bahwa inisiasi merupakan proses: masuk kemudian diutus. Tentp, saja,
seseorang tidak masuk Gereja untuk "mapan" di situ, melainkan supaya
diutus. Oleh karena itu kedua sakramen bersama membuat orang
menjadi, anggota Gereja dalam arti penuh. Tetapi karena arahnya yang
berbeda, kedua sakramen ini pantas dibedakan.
C. Materi Pokok
Sakramen sebagaimana dipahami oleh Gereja Katolik, adalah tanda yang
terlihat, yang dapat ditangkap oleh panca indera, yang dilembagakan
oleh Yesus dan dipercayakan kepada Gereja, sebagai sarana yang dengannya
rahmat dari Allah dinyatakan melalui tanda yang diterimakan, yang membantu
penerimanya untuk berkembang dalam kekudusan, dan berkontribusi kepada
pertumbuhan Gereja dalam amal-kasih dan kesaksian (bdk. KHK, Kan. 840).
Gereja Katolik mengajarkan bahwa dampak dari suatu sakramen itu ada,
yaitu ex opere operato (oleh kenyataan bahwa sakramen itu dilayankan), tanpa
memperhitungkan kekudusan pribadi pelayan yang melayankannya. Tetapi
kurang layaknya kondisi penerima untuk menerima rahmat yang
dianugerahkan tersebut dapat menghalangi efektivitas sakramen itu baginya;
sakramen memerlukan adanya iman meskipun kata-kata dan elemen-elemen
ritualnya berdampak menyuburkan, menguatkan, dan memberi ekspresi bagi
iman (Kompendium Katekismus Gereja Katolik, 224).
MATERI PEMBINAAN CALON KRISMA – PAROKI YKI AERAMO 2022 BY JOHNRO 12
Dalam gereja katolik ada tiga sakramen yang disebut sebagai sakramen inisiasi,
ketiga sakramen ini merupakan sakramen yang menandakan bahwa sorang
katolik telah sah menjadi anggota penuh gereja dan terlibat penuh dalam tri
tugas gereja. Kata inisiasi sendiri berasal dari bahasa Latin Inire yang berarti
masuk ke dalam. Jadi, inisiasi adalah perayaan ritus yang menjadi tanda
masuknya seorang yang diterima masuknya seseorang dalam sebuah
kelompok dan juga tanda diterima menjadi dewasa. Melalui inisisi kristiani
dalam gereja katolik, seseorang resmi menjadi anggota gereja, yang tampak
nyata dalam peristiwa pemBaptisan. Adapun sakramen-sakramen yang ada
dalam inisiasi Gereja Katolik adalah : Sakramen Baptis, Sakramen Ekaristi dan
Sakramen Krisma.

1. SAKRAMEN BAPTIS
Sakramen Baptis adalah sakramen pertama yang diterima oleh seseorang yang
hendak menjadi anggota Gereja Katolik. Sakramen Baptis adalah sakramen
pertama dalam inisiasi Katolik. Inisiasi adalah penerimaan seseorang masuk ke
dalam atau menjadi anggota kelompok tertentu. Pembaptisan membebaskan
penerimanya dari dosa asal serta semua dosa pribadi dan dari hukum akibat
dosa-dosa tersebut, dan membuat orang yang dibaptis itu mengambil bagian
dalam kehidupan Tritunggal Allah melalui “rahmat yang menguduskan”
(rahmat pembenaran yang mempersatukan pribadi yang bersangkutan dengan
Kristus dan Gereja-Nya). Pembaptisan juga membuat penerimanya mengambil
bagian dalam Imamat Kristus dan merupakan landasan komunio (persekutuan)
antar semua orang Kristen.
Sakramen Baptis ini merupakan gerbang sakramen-sakramen, yang perlu
untuk keselamatan, entah diterima secara nyata ataupun dalam kerinduan,
dengan mana manusia dibebaskan dari dosa, dilahirkan kembali sebagai anak-
anak Allah serta digabungkan dengan gereja setelah dijadikan serupa dengan
Kristus setelah dimateraikan yang tak terhapuskan, dan hanya diterima secara
sah dengan pembasuhan air sungguh serta bersama rumusan-rumusan kata-
kata yang diwajibkan ( bdk. KHK, Kan. 849 ).

MATERI PEMBINAAN CALON KRISMA – PAROKI YKI AERAMO 2022 BY JOHNRO 13


Sebelum penerimaan sakramen Baptis, seorang calon Baptis (dewasa) harus
melewati 3 Tahap Inisiasi (pembaptisan) Katolik, dan dilanjutkan dengan 1
tahap setelah pembaptisan sebagai berikut :
1) Masa pra-katekumenat/simpatisan menjadi Katekumen  (Masa
pemurnian motivasi calon, dituntut pertobatan dan iman).
2) Masa katekumen menjadi calon Baptis  (Masa perkembangan iman calon
Baptis, merupakan masa pengajaran dan pembinaan iman).
3) Masa calon Baptis menjadi Baptisan Baru  (Masa persiapan Baptisan dan
penerimaan menjadi anggota Gereja Katolik).
4) Masa Mystagogi  (Sesudah dibaptis, para Baptisan baru menerima atau
mengalami masa pembinaaan iman sebagai Baptisan baru yang disebut
mystagogi).
Untuk dibaptis, seseorang harus percaya dan beriman kepada Kristus. Percaya
kepada Kristus berarti hidup sesuai dengan ajaran Kristus dalam kehidupan
sehari-hari. Melalui sakramen Baptis seseorang dilahirkan kembali dalam air
dan roh. Lilin bernyala yang diterima oleh Baptisan baru dalam upacara
sakramen Baptis merupakan lambang baptisan baru yang sudah diterangi oleh
Kristus dan harus senantiasa berusaha hidup dalam terang Kristus.

Perayaan dan Pelayan Baptis


Sakramen Baptis dalam Gereja Katolik, hendaknya dirayakan menurut
tata perayaan dalam buku-buku liturgi yang disetujui, kecuali dalam keadaan
darurat, dimana seorang pelayan Baptis harus menggunakan forma dan
materia yang sudah ditentukan menurut hukum gereja, sebagai tanda sahnya
pembaptisan tersebut. Pelayan Baptis dalam perayaan Baptis yang dirayakan
pada dasarnya haruslah para kaum tertahbis, seperti Uskup, pastor, dan
Diakon yang disebut sebagai pelayan biasa. Namun bilamana pelayan biasa
tidak dapat hadir atau ada halangan, Baptisan bisa dilaksanakan secara licit
oleh katekis atau orang lain yang ditugaskan oleh Ordinaris wilayah, bahkan
dalam keadaan darurat siapapun yang mempunyai maksud semestinya
dengan forma dan materia yang sudah ditentukan menurut hukum gereja (
bdk. KHK, Kan. 861 $ 2). Harus diingat juga bilamana tidak dalam keadaan
MATERI PEMBINAAN CALON KRISMA – PAROKI YKI AERAMO 2022 BY JOHNRO 14
darurat tidak seorangpun diijinkan melakukan pembaptisan tanpa seijin
Ordinaris wilayah.

Calon Baptis dan Wali Baptis :


Calon Baptis pada umumnya ialah setiap dan hanya manusia yang belum
dibaptis. Baik itu dewasa maupun banyi. Bilamana ia seorang dewasa ia harus
mempunyai niat sungguh yang diutarakan untuk menerima sakramen Baptis
tersebut, dan harus mendapatkan pengajaran mengenai kebenaran iman
kristiani dan kewajiban-kewajiban kristiani dan telah teruji dalam hidup
kristiani melalui katekumenat ( bdk. KHK, Kan.865 $ 1 ). Apabila calon Baptisnya
seorang bayi, maka orang tualah yang bertanggung jawab penuh untuk
pendidikan dan pembinaan imannya, selain dari pihak Gereja. Seorang calon
Baptis haruslah memilih wali Baptisnya, yang dipilih sendiri ataupun oleh orang
tuanya. Wali Baptis haruslah orang Katolik yang sudah menerima sakramen-
sakramen inisiasi dalam gereja katolik, berusia 16 tahun ke atas, tidak terkena
hukuman kanonik, dan bukan ayah dan ibu dari calon Baptis.

Materi dan Forma Sakramen Baptis :


Materi (bahan dan tindakan) : Air, kain putih, lilin (dan sarana lain yang
menunjang, yang sifatnya tidak wajib)
Forma (rumusan kata-kata) : Aku membaptis kamu, dalam nama Bapa, Putera,
dan Roh kudus

Buah atau Rahmat Sakramen Baptis :


1. Mendapat pengampunan dari segala dosa, baik dosa asal maupun dosa yang
dibuatnya.
2. Menjadi ciptaan baru dan dilantik menjadi anak Allah.
3. Memperoleh rahmat pengudusan yang membuatnya sanggup semakin
percaya kepada Allah, berharap kepada-Nya, dan mencintai-Nya.
Membuatnya hidup di bawah bimbingan dan dorongan Roh kudus.
Membuatnya sanggup bertumbuh dalam kebaikan.

MATERI PEMBINAAN CALON KRISMA – PAROKI YKI AERAMO 2022 BY JOHNRO 15


4. Digabungkan menjadi Anggota Gereja, sebagai bagian dari Tubuh
Misalnyatik Kristus.
5. Dimateraikan secara kekal dalam sebuah materai rohani yang tak
terhapuskan, sebagai bagian dari Kristus.

Macam-macam Baptisan :
1. Baptisan Bayi: Baptisan yang diterima saat masih bayi.
2. Baptisan Dewasa: Baptisan yang diterima saat sudah dewasa.
3. Baptisan Rindu: Saat seseorang ingin dibaptis dan ingin menjadi anggota
Gereja Katolik, menjalani masa katekumenat namun sebelum sempat
diaptis, ia sudah meninggal. Maka ia sudah menerima Baptisan Rindu.
4. Baptisan Darah: Saat seseorang ingin dibaptis dan ingin menjadi anggota
Gereja Katolik, menjalani masa katekumenat namun sebelum sempat
dibaptis, ia sudah meninggal karena membela imannya.

2. SAKRAMEN EKARISTI
Perayaan Ekaristi diimani sebagai “sumber dan puncak” kehidupan Kristiani. Di
dalamnya terdapat tindakan pengudusan yang paling istimewa oleh Allah
kepada umat beriman, karena terdapat kehadiran dan pengorbanan Yesus
Kristus dalam rupa Tubuh dan Darah-Nya atau Sakramen Ekaristi. Ekaristi juga
menjadi tindakan penyembahan yang paling istimewa oleh umat beriman
kepada Allah. Ekaristi juga menjadi representasi umat beriman terhubung
dengan liturgi di surga. Betapa pentingnya sakramen ini sehingga partisipasi
dalam perayaan Ekaristi dipandang sebagai kewajiban pada setiap hari
Minggu dan hari raya khusus, serta dianjurkan untuk hari-hari lainnya.
Sakramen Ekaristi berasal dari Yesus sendiri. Dalam Perjamuan Terakhir
bersama para murid, Yesus mengucap syukur dan memberikan pesan-Nya:
Inilah Tubuh-Ku yang diserahkan bagi kamu, perbuatlah ini menjadi kenangan
akan Aku. Ia juga berkata: Cawan ini adalah perjanjian baru oleh darah-Ku yang
ditumpahkan bagimu. Ia juga memberikan perintah untuk melakukan hal itu
sebagai kenangan akan diri-Nya: Perbuatlah ini menjadi peringatan akan Daku.
Perjamuan Tuhan diteruskan oleh Gereja dalam perjamuan Ekaristi. Perjamuan
MATERI PEMBINAAN CALON KRISMA – PAROKI YKI AERAMO 2022 BY JOHNRO 16
Ekaristi adalah peringatan syukur untuk mengenangkan dan sekaligus
menghadirkan kembali Yesus yang mempersembahkan diri-Nya dalam
kematian di salib demi keselamatan manusia, sesuai dengan perintah Yesus.
Melalui Ekaristi, kita mengambil bagian dari Tubuh dan Darah Yesus Kristus
(Komuni Suci) serta turut serta dalam pengorbanan diri-Nya. Roti dan anggur
ditransformasi menjadi Tubuh dan Darah Kristus. Perubahan ini disebut
transubstansiasi. Hanya Uskup atau Imam yang dapat menjadi pelayan
Sakramen Ekaristi, dengan bertindak selaku pribadi Kristus sendiri (in persona
christi).

Skema besar Perayaan Ekaristi terdiri dari:


• Ritus Pembukaan
• Liturgi Sabda
• Liturgi Ekaristi
• Ritus Penutup

Materi dan Forma Sakramen Ekaristi:


Materi: Roti dan Anggur
Forma: “Inilah Tubuh-Ku yang diserahkan bagi kamu, perbuatlah ini menjadi
kenangan akan Aku”. “Cawan ini adalah perjanjian baru oleh darah-Ku, yang
ditumpahkan bagimu. Perbuatlah ini menjadi peringatan akan Daku”.

3. SAKRAMEN KRISMA
Menurut buku liturgi, “proses inisiasi Kristen dilanjutkan dalam sakramen
Krisma. Dalam sakramen Krisma itu orang beriman menerima Roh kudus yang
pada hari Pentekosta diutus Tuhan kepada para rasul. Berkat anugerah Roh
kudus ini, orang beriman menjadi lebih serupa dengan Kristus dan dikuatkan
untuk memberi kesaksian tentang Kristus, demi pembangunan tubuh-Nya
dalam iman dan cinta kasih”. Di sini terletak kesulitan sakramen Krisma: Roh
kudus itu sudah diterima dalam pembaptisan, yang merupakan kelahiran
kembali dari air dan Roh (lih. Yoh 3:6; Kis 2:38).

MATERI PEMBINAAN CALON KRISMA – PAROKI YKI AERAMO 2022 BY JOHNRO 17


Sakramen Krisma adalah salah satu dari tiga sakramen inisiasi Kristen
yaitu Baptis, Krisma dan Ekaristi. Sakramen Krisma memiliki dasar Kitab Suci
dari Kis 8:16-17 "Sebab Roh kudus belum turun di atas seorangpun di antara
mereka, karena mereka hanya dibaptis dalam nama Tuhan Yesus. Kemudian
keduanya menumpangkan tangan di atas mereka, lalu mereka menerima Roh
kudus." dan dari Kis 19:5-6 "Ketika mereka mendengar hal itu, mereka
memberi diri mereka dibaptis dalam nama Tuhan Yesus. Dan ketika Paulus
menumpangkan tangan di atas mereka, turunlah Roh kudus ke atas mereka,
dan mulailah mereka berkata-kata dalam bahasa roh dan bernubuat". Dari
kedua kutipan ini, jelas bahwa Sakramen Krisma membutuhkan penumpangan
tangan untuk mengundang Roh kudus.
Di dalam sakramen Krisma, kita menerima "Kepenuhan Roh kudus" sehingga
kita dapat secara penuh dan aktif berkarya dalam Gereja. Bandingkan dengan
para rasul yang menerima Roh kudus saat Pantekosta, sebelum peristiwa
Pantekosta mereka sudah menerima Roh kudus (lihat Yoh 20:22) tetapi mereka
baru 'aktif' sesudah Pantekosta. Demikian juga halnya dengan kita karena
sebenarnya Roh kuduspun sudah kita terima saat Permandian, yaitu Roh yang
menjadikan kita Anak-Anak Allah, dan yang membersihkan kita dari Dosa Asal
(lebih Jelasnya lihat tentang Sakramen Babtis). Itulah mengapa sering
disebutkan bahwa Sakramen Babtis adalah Sakramen Paskah dan Sakramen
Krisma adalah Sakramen Pantekosta.
Dalam Sakramen Krisma juga ada Pengurapan dengan minyak Krisma yang
berarti kita yang sudah menerima Krisma dikuduskan, dikhususkan, dan
menerima Kuasa untuk melakukan tugas perutusan kita sebagai umat beriman
(bdk. 1 Samuel 10:1; 1Samuel 16:13; 1 Raj 1:39). Dengan menerima Sakramen
Krisma, kita menerima Roh kudus yang merupakan meterai, tanda bahwa kita
ini milik Allah. Dengan menerima Krisma berarti kita dinilai sudah dewasa
dalam Iman, dilantik menjadi saksi Iman dan terlibat penuh dalam Gereja.
Sakramen Krisma adalah sakramen yang meneguhkan, menguatkan kembali
iman seseorang dan mengobarkan semangat Roh kudus yang diterima saar
dibaptis.

MATERI PEMBINAAN CALON KRISMA – PAROKI YKI AERAMO 2022 BY JOHNRO 18


Untuk menandai kedewasaan seseorang secara imani, maka diberikan
Sakramen Krisma kepada orang tersebut. Sakramen Krisma mencurahkan
serta mempersatukan kita lebih sempurna dengan Gereja. Sakramen Krisma
dapat disebut juga Sakramen Penguatan. Sakramen Penguatan juga disebut
Sakramen Roh kudus karena dalam sakramen ini Roh kudus menjiwai orang
beriman atas cara yang istimewa dan memampukannya untuk menjadi
pewarta kabar sukacita Kristus bagi banyak orang.
Orang beriman Kristiani yang telah menerima Sakramen Krisma akan dipenuhi
Roh kudus dan beroleh kekuatan iman serta terpanggil untuk :
1. Menjadi dewasa akan dalam iman, harapan dan kasih
2. Mau terlibat dalam Gereja umat Allah
3. Bersedia menjadi saksi Kristus yang menampakkan iman dan kebenaran
kepada semua orang
4. Mampu menjadi ragi, terang dan garam dunia di dalam masyarakat, dan
melakukan kebaikan, kasih, sukacita, damai sejahtera, kesabaran, kelemah
lembutan, kemurahan hati, kesetiaan, kejujuran, penguasaan diri, supaya
semakin banyak orang mengalami cinta dan kehadiran Allah.

Oleh karena Pembaptisan, Ekaristi, dan Penguatan membentuk satu kesatuan


maka “ umat beriman …. diwajibkan menerima sakramen itu tepat pada
waktunya” (KHK, kanon 890). Tanpa penguatan dan pembaptisan, sakramen
pembaptisan memang sah dan berhasil guna, namun inisiasi Kristen masih
belum lengkap ( KGK, Art, 1306 )
Dalam ritus latin, sakramen penguatan diberikan “melalui pengurapan dengan
Krisma di dahi dengan peletakan tangan dan dengan perkataan : “Semoga
dimaterai oleh karunia Allah, Roh kudus” ( KGK, Art. 1299-1300 ). Pemberi
Penguatan yang sebenarnya adalah Uskup ( KGK, Art. 1312 ). Berkat Sakramen
Krisma, kita terikat pada Gereja secara lebih sempurna dan diperkaya dengan
daya kekuatan Roh kudus yang istimewa. Dengan demikian, kita diwajibkan
untuk menyebar luaskan dan membela iman sebagai saksi Kristus yang sejati,
dengan perkataan maupun perbuatan (Lumen Gentium art. 11)

MATERI PEMBINAAN CALON KRISMA – PAROKI YKI AERAMO 2022 BY JOHNRO 19


D. Diskusi
Bentuk sebuah kelompok, lalu diskusikanlah beberapa hal di bawah ini :
1. Menurut kalian mengapa inisiasi kristiani sangat penting dalam Gereja
Katolik?
2. Jelaskan mengenai ketiga sakramen yang masuk dalam inisiasi kristiani?
3. Menurut pendapat kalian, sebagai seorang katolik yang sudah menerima
inisiasi kristiani, apa saja tugas dan tanggung jawab kita, dalam hidup
berkeluarga, bermasyarakat, dan menggereja.
(Jawaban dari pertanyaan diskusi bisa dipaparkan dalam bentuk pleno setiap
kelompok, sesuai waktu dan kondisi yang ada)

E. Doa Penutup/Nyanyian
( kembali seorang peserta menutup pertemuan dengan doa/nyanyian)

PERTEMUAN KEDUA
SAKREMEN DILUAR INISIASI KRISTIANI
DAN SAKRAMENTALI

A. Doa Pembuka/Nyanyian
(Pembina meminta seorang peserta untuk membuka pertemuan dengan doa)

B. Pengantar
Ketujuh sakramen (Pembaptisan, Penguatan, Ekaristi, Pengakuan Dosa,
Tahbisan, Perkawinan, dan Pengurapan Orang Sakit) merupakan tanda yang
menyalurkan rahmat dan kasih Tuhan secara nyata. Hal ini merupakan
pemenuhan janji Kristus yang tidak akan pernah meninggalkan kita sebagai
yatim-piatu (Yoh 14:18). Melalui sakramen tersebut, Allah mengirimkan Roh
kudus-Nya untuk menyembuhkan, memberi makan dan menguatkan kita.
Keberadaan sakramen sebenarnya telah diperkenalkan sejak zaman Perjanjian
Lama, tetapi pada saat itu hanya merupakan simbol saja -seperti sunat dan
perjamuan Paskah (pembebasan Israel dari Mesir)- dan bukan sebagai tanda
MATERI PEMBINAAN CALON KRISMA – PAROKI YKI AERAMO 2022 BY JOHNRO 20
yang menyalurkan rahmat Tuhan. Kemudian Kristus datang, bukan untuk
menghapuskan Perjanjian Lama melainkan untuk menggenapinya. Maka
Kristus tidak menghapuskan simbol-simbol itu tetapi menyempurnakannya,
dengan menjadikan simbol sebagai tanda ilahi. Sunat disempurnakan menjadi
Pembaptisan, dan perjamuan Paskah menjadi Ekaristi. Dengan demikian,
sakramen bukan hanya sekedar simbol semata, tapi menjadi tanda yang
sungguh menyalurkan/menghadirkan rahmat Tuhan secara nyata, sekarang
dan di sini (hic et nunc).
Di sini kita melihat bagaimana Allah tidak menganggap benda-benda lahiriah
sebagai sesuatu yang buruk, sebab di akhir penciptaan Allah melihat
semuanya itu baik (Gen 1:31). Bukti lain adalah Kristus sendiri mengambil
rupa tubuh manusia (yang termasuk ‘benda’ hidup) sewaktu dilahirkan ke
dunia (lih. Ibr 10:5) Kita dapat melihat pula bahwa di dalam hidup-Nya, Yesus
menyembuhkan, memberi makan dan menguatkan orang-orang dengan
menggunakan perantaraan benda-benda, seperti tanah sewaktu
menyembuhkan orang buta (Yoh 9:1-7); air sewaktu mengubahnya menjadi
anggur di Kana (Yoh 2:1-11), roti dan ikan dalam mukjizat pergandaan untuk
memberi makan 5000 orang (Yoh 6:5-13), dan roti dan anggur yang diubah
menjadi Tubuh dan DarahNya di dalam Ekaristi (Mat 26:26-28). Jika Yesus
mau, tentu Ia dapat melakukan mukjizat secara langsung, tetapi Ia memilih
untuk menggunakan benda- benda tersebut sebagai perantara. Janganlah kita
lupa bahwa Ia adalah Tuhan dari segala sesuatu, dan karenanya Ia bebas
menentukan seturut kehendak dan kebijaksanaan-Nya untuk menyampaikan
rahmat-Nya kepada kita. Selain ketujuh sakramen dalam Gereja Katolik,
dikenal juga sakramentali, yaitu merupakan pengudusan yang berupa doa-
doa dan devosi di luar ketujuh sakramen dalam gereja katolik.

C. Materi Pokok
1. Sakramen-sakramen (di luar inisiasi kristiani)
Di dalam Gereja Katolik, selain ketiga sakramen yang masuk dalam inisiasi
kristiani ada juga beberapa sakramen lain yang merupakan satu kesatuan juga
dengan ketiga sakramen inisiasi tersebut.
MATERI PEMBINAAN CALON KRISMA – PAROKI YKI AERAMO 2022 BY JOHNRO 21
a. Sakramen Tobat/Rekonsiliasi
Sakramen Rekonsiliasi adalah yang pertama dari kedua sakramen
penyembuhan, dan juga disebut Sakramen Pengakuan Dosa, Sakramen
Tobat, dan Sakramen Pengampunan[2]. Sakramen ini adalah sakramen
penyembuhan rohani dari seseorang yang telah dibaptis yang terjauhkan
dari Allah karena telah berbuat dosa. Sakramen ini memiliki empat unsur:
penyesalan si peniten (si pengaku dosa) atas dosanya (tanpa hal ini ritus
rekonsiliasi akan sia-sia), pengakuan kepada seorang Imam (boleh saja
secara spirutual akan bermanfaat bagi seseorang untuk mengaku dosa
kepada yang lain, akan tetapi hanya Imam yang memiliki kuasa untuk
melayankan sakramen ini), absolusi (pengampunan) oleh Imam, dan
penyilihan. "Banyak dosa yang merugikan sesama. Seseorang harus
melakukan melakukan apa yang mungkin dilakukannya guna
memperbaiki kerusakan yang telah terjadi (misalnya, mengembalikan
barang yang telah dicuri, memulihkan nama baik seseorang yang telah
difitnah, memberi ganti rugi kepada pihak yang telah dirugikan). Keadilan
yang sederhana pun menuntut yang sama. Akan tetapi dosa juga merusak
dan melemahkan si pendosa sendiri, serta hubungannya dengan Allah dan
sesama. Si pendosa yang bangkit dari dosa tetap harus memulihkan
sepenuhnya kesehatan rohaninya dengan melakukan lagi sesuatu untuk
memperbaiki kesalahannya: dia harus 'melakukan silih bagi' atau
'memperbaiki kerusakan akibat' dosa-dosanya. Penyilihan ini juga
disebut 'penitensi'" (KGK 1459). Pada awal abad-abad Kekristenan, unsur
penyilihan ini sangat berat dan umumnya mendahului absolusi, namun
sekarang ini biasanya melibatkan suatu tugas sederhana yang harus
dilaksanakan oleh si peniten, untuk melakukan beberapa perbaikan dan
sebagai suatu sarana pengobatan untuk menghadapi pencobaan
selanjutnya.
Imam yang bersangkutan terikat oleh "meterai pengakuan dosa", yang tak
boleh dirusak. "Oleh karena itu, benar-benar salah bila seorang konfesor
(pendengar pengakuan) dengan cara apapun mengkhianati peniten,
MATERI PEMBINAAN CALON KRISMA – PAROKI YKI AERAMO 2022 BY JOHNRO 22
untuk alasan apapun, baik dengan perkataan maupun dengan jalan lain"
(KHK kanon 983). Seorang konfesor yang secara langsung merusak
meterai sakramental tersebut otomatis dikenai ekskomunikasi (hukuman
pengucilan) yang hanya dapat dicabut oleh Tahta Suci (kanon 1388).
Sakramen pengampunan dosa atau rekonsiliasi adalah salah satu dari dua
sakramen penyembuhan (KGK 1423-1424). Sakramen ini adalah sakramen
penyembuhan rohani dari seseorang yang telah diBaptis yang terjauhkan
dari Allah karena telah berbuat dosa.
Dosa adalah perbuatan melawan cinta kasih Tuhan dan sesama. Setiap
dosa berarti manusia menjauhkan diri dari Tuhan. Dosa dilakukan secara
sadar, dengan sengaja (diinginkan), dan dalam keadaan bebas, akan
berakibat merugikan orang lain dan dirinya sendiri serta merusak
hubungan dengan Tuhan. Akibat dosa, manusia kehilangan rahmat Allah
yang pernah ia terima dalam sakramen Baptis. Dosa ikut mengotori
kesucian Gereja Kristus. Relasi dengan sesama pun ikut rusak. Jika
seseorang bertobat, maka ia pun berdamai kembali dengan Allah, Gereja,
dan sesama. Gereja melalui mereka yang memiliki kuasa para rasul,
menjadi saluran rahmat pengampunan dan pendamaian Allah dalam
sakramen pengakuan dosa atau sakramen tobat. Yang dituntut dalam
sakramen tobat bukan sekedar rasa sesal dan air mata, melainkan
“metanoia“, atau perubahan hati dan seluruh sikap hidup. Yang diminta
Allah dari manusia adalah niat baik dan usaha pertobatan yang
dilakukan manusia. Allah selalu siap menerima orang yang bertobat.
Adapun langkah-langkah pertobatan seseorang:
1. Menyadari dan mengakui dosa.
2. Menyesali dosa.
3. Berniat untuk tidak berbuat dosa lagi.
4. Mohon ampun.
5. Mau menghidupi cara hidup yang baru.
(Pada saat kita memasuki kamar yang telah dipersiapkan, kita berlutut
dan menerima berkat pengantar dari Imam. Kemudian membuat tanda
salib sebagai pembukaan pertobatan kita).
MATERI PEMBINAAN CALON KRISMA – PAROKI YKI AERAMO 2022 BY JOHNRO 23
Kemudian katakanlah:
U: Bapa, Sakramen Tobat yang terakhir saya terima adalah (sebutkan
kapan terakhir kali menerima Sakramen Tobat)
(Catatan: jika ini pertama kalinya menerima Sakramen Tobat,
katakanlah):
U: Bapa, ini penerimaan Sakramen Tobat saya untuk pertama kalinya.
Kemudian ucapkanlah:
U: Bapa, dari saat terakhir saya menerima Sakramen Tobat sampai saat
ini, saya sadari telah melakukan dosa-dosa. Dan oleh karena itu pada saat
ini dihadapan Bapa, saya mau mengaku kepada Allah Bapa Yang maha
kuasa dan kepada seluruh umat Allah yang kudus, bahwa saya telah
berdosa dengan pikiran dan perkataan, dengan perbuatan dan kelalaian,
khususnya bahwa saya telah berdosa (sebutkan dosa anda dengan
jujur)......(Setelah selesai menyebutkan dosa-dosa, dilanjutkan dengan..)
Saya sungguh menyesal atas semua dosa saya itu, dan dengan hormat,
saya meminta pengampunan serta penitensi yang berguna bagi saya.
(Setelah itu, dengarlah nasehat dari Romo dan apa yang harus anda
lakukan sebagai penintensi atas dosa anda dengan seksama. Jika sudah
mendapatkan nasehat, Romo akan meminta anda untuk mengucapkan
doa tobat sebagai berikut):
Allah yang maha rahim, aku menyesal atas dosa-dosaku. Sungguh patut
Engkau hukum, terutama karena aku telah tidak setia kepada Engkau Yang
maha pengasih dan maha baik bagiku. Aku benci akan segala dosaku, dan
berjanji dengan pertolongan rahmat-Mu hendak memperbaiki hidupku
dan tidak akan berbuat dosa lagi. Allah Yang maha murah, ampunilah aku
orang berdosa ini. Amin
(Pada waktu Imam memberikan absolusi, anda harus membuat tanda
salib, mengucapkan kata terima kasih, lalu keluar dari kamar pengakuan).

b. Sakramen Pengurapan Orang Sakit


Pengurapan Orang Sakit adalah sakramen penyembuhan yang kedua.
Dalam sakramen ini seorang Imam mengurapi si sakit
MATERI PEMBINAAN CALON KRISMA – PAROKI YKI AERAMO 2022 BY JOHNRO 24
dengan minyak yang khusus diberkati untuk upacara ini. "Pengurapan
orang sakit dapat dilayankan bagi setiap umat beriman yang, karena
telah mencapai penggunaan akal budi, mulai berada dalam bahaya yang
disebabkan sakit atau usia lanjut" (KHK kanon 1004; KGK 1514). Baru
menderita sakit ataupun makin memburuknya kondisi kesehatan
membuat sakramen ini dapat diterima berkali-kali oleh seseorang. Dalam
tradisi Gereja Barat, sakramen ini diberikan hanya bagi orang-orang yang
berada dalam sakratul maut, sehingga dikenal pula sebagai "Pengurapan
Terakhir", yang dilayankan sebagai salah satu dari "Ritus-Ritus Terakhir".
"Ritus-Ritus Terakhir" yang lain adalah pengakuan dosa (jika orang yang
sekarat tersebut secara fisik tidak memungkinkan untuk
mengakui dosanya, maka minimal diberikan absolusi, yang tergantung
pada ada atau tidaknya penyesalan si sakit atas dosa-dosanya),
dan Ekaristi, yang bilamana dilayankan kepada orang yang sekarat dikenal
dengan sebutan "Viaticum", sebuah kata yang arti aslinya dalam bahasa
Latin adalah "bekal perjalanan".
Dengan pengurapan orang sakit, Gereja dalam keseluruhannya
menyerahkan si sakit kepada kemurahan Tuhan, agar Ia menguatkan dan
meluputkannya. Jika si sakit telah melakukan dosa, maka dosanya itu
diampuni. Dan doa yang lahir dari iman akan menyelamatkan orang sakit
itu dan Tuhan akan membangunkan dia; dan jika ia telah berbuat dosa,
maka dosanya itu akan diampuni (Yak 5:15). Dalam bahaya maut,
pengurapan orang sakit menguatkan manusia dalam menghadapi
perjuangan terakhir dan menghantarnya kepada persatuan dengan
Tuhan, yang melalui kematian telah masuk ke dalam kehidupan.

Tata Cara Pengurapan Orang Sakit


(I: Imam, U: Umat)
Tanda Salib
I:Semoga damai sejahtera dari Allah meliputi tempat ini dan semua yang
tinggal di dalamnya.
U: Sekarang dan selama-lamanya.
MATERI PEMBINAAN CALON KRISMA – PAROKI YKI AERAMO 2022 BY JOHNRO 25
Percikan Air Suci:
I:Semoga air suci ini mengingatkan saudara akan Sakramen Baptis yang
telah saudara terima dan mengingatkan pula akan Yesus Kristus yang
telah menebus kita melalui sengsara, wafat, dan kebangkitan-Nya. Amin
Tobat (kalau perlu dan bisa, si sakit dapat mengaku dosa)
Doa Pembukaan: Ya Bapa yang maha pengasih, kami berkumpul disini ikut
merasakan penderitaan Saudara…kami berharap Engkau berkenan
melepaskan kami dari beban hati ini dan memberikan ketenangan,
ketabahan, serta keselamatan kepada saudara kami. Kami mohon dengan
sangat, sudilah Engkau mendengarkan keluh kesah dan kerinduan hati
kami semua. Demi Kristus Tuhan dan Pengantara kami. Amin
Bacaan (Mat 8: 5-8. 10.13; Yak 5: 14-16, atau yang sesuai) dilanjutkan
Homili singkat.
Pengurapan:
I: Semoga dengan pengurapan suci ini, Allah yang maha rahim menolong
Saudara dengan rahmat Roh kudus.
U: Amin
I: Semoga Ia membebaskan Saudara dari dosa, menganugerahkan
keselamatan dan berkenan menabahkan hati Saudara.
U: Amin
I: Marilah berdoa, Ya Allah, hamba-Mu yang sedang terbaring sakit ini
telah menerima Sakramen Pengurapan. Ia sangat mendambakan
rahmatMu untuk keselamatan jiwa dan raganya. Tunjukkanlah kasih
sayang-Mu dan tabahkanlah hatinya dengan Roh-Mu. Semoga ia menjadi
teladan kesabaran dan kebahagiaan oleh karena imannya yang teguh dan
pengharapannya yang tak tergoncangkan. Semua ini kami mohonkan
demi Kristus, Tuhan dan Pengantara kami.
U: Amin
Bapa Kami…(Doa Bapa Kami)
Komuni Bekal Suci (Viaticum) fakultatif

c. Sakramen Perkawinan
MATERI PEMBINAAN CALON KRISMA – PAROKI YKI AERAMO 2022 BY JOHNRO 26
Pernikahan atau Perkawinan, seperti Imamat, adalah suatu sakramen
yang mengkonsekrasi penerimanya (pria dan wanita) untuk suatu
misi/tugas khusus dalam pembangunan Gereja, serta menganugerahkan
rahmat demi perampungan tugas tersebut. Sakramen ini, yang dipandang
sebagai suatu tanda cinta-kasih yang menyatukan Kristus dengan
Gereja, menetapkan di antara kedua pasangan suatu ikatan yang
bersifat permanen dan eksklusif, yang dimeteraikan oleh Allah. Dengan
demikian, suatu pernikahan antara seorang pria yang sudah dibaptis dan
seorang wanita yang sudah dibaptis, yang dimasuki secara sah dan telah
disempurnakan dengan persetubuhan, tidak dapat diceraikan sebab di
dalam kitab suci tertulis, “Justru karena ketegaran hatimulah
maka Musa menuliskan perintah ini untuk kamu. Sebab pada awal dunia,
Allah menjadikan mereka laki-laki dan perempuan, sebab itu laki-laki
akan meninggalkan ayahnya dan ibunya dan bersatu dengan isterinya,
sehingga keduanya itu menjadi satu daging. Demikianlah mereka bukan
lagi dua, melainkan satu. Karena itu, apa yang telah dipersatukan Allah,
tidak boleh diceraikan manusia. Ketika mereka sudah di rumah, murid-
murid itu bertanya pula kepada Yesus tentang hal itu. Lalu kata-Nya
kepada mereka: ”Barangsiapa menceraikan isterinya lalu kawin dengan
perempuan lain, ia hidup dalam perzinaan terhadap isterinya itu. Dan jika
si isteri menceraikan suaminya dan kawin dengan laki-laki lain, ia
berbuat zina." (Mrk. 10:1–12)
Sakramen ini menganugerahkan kepada pasangan yang bersangkutan
rahmat yang mereka perlukan untuk mencapai kekudusan dalam
kehidupan perkawinan mereka serta untuk menghasilkan dan
mengasuh anak-anak mereka dengan penuh tanggung jawab. Sakramen
ini dirayakan secara terbuka di hadapan Imam (atau saksi lain yang
ditunjuk oleh Gereja) serta saksi-saksi lainnya, meskipun dalam
tradisi teologis Gereja Latin yang melayankan sakramen ini adalah kedua
pasangan yang bersangkutan. Demi kesahan suatu pernikahan, seorang
pria dan seorang wanita harus mengutarakan niat dan persetujuan-bebas
(persetujuan tanpa paksaan) masing-masing untuk saling memberi diri
MATERI PEMBINAAN CALON KRISMA – PAROKI YKI AERAMO 2022 BY JOHNRO 27
seutuhnya, tanpa memperkecualikan apapun dari hak-milik esensial dan
maksud-maksud perkawinan. Jika salah satu dari keduanya adalah
seorang Kristen non-Katolik, maka pernikahan mereka hanya dinyatakan
sah jika telah memperoleh izin dari pihak berwenang terkait dalam Gereja
Katolik. Jika salah satu dari keduanya adalah seorang non-Kristen (dalam
arti belum dibaptis), maka diperlukan izin dari pihak berwenang terkait,
demi sahnya pernikahan.

Perkawinan menurut Kitab Suci :


Menjadi suami dan isteri berarti suatu perubahan total dalam kehidupan
seseorang. Dalam kitab Kejadian dikatakan: “Seorang laki-laki
meninggalkan ayah-ibunya dan bersatu dengan isterinya, sehingga
keduanya menjadi satu daging” (Kej 2:24). Orang meninggalkan masa
hidupnya sebagai anak dan mulai hidup sebagai suami-isteri. Hidup itu
tidak berarti hidup dua orang bersama, tetapi hidup menjadi satu orang
(dalam bahasa Ibrani “daging” berarti makhluk, khususnya manusia).
Dengan demikian mau diungkapkan kesatuan dalam perkawinan atau
“monogami” (sebagaimana dengan jelas diungkapkan dalam Im 18:18).
Itulah arti yang oleh Yesus diberikan kepada ayat ini dalam Mat 19:5 dan
Mrk 10:7-8: Namun tidak salah pula, kalau ajaran Surat Paulus kepada
Jemaat di Efesus dihubungkan dengan sakramen perkawinan, sebab oleh
kesatuan dengan Kristus hubungan suami-isteri termasuk “misteri’ Allah.
Artinya, karena kesatuan dengan Kristus, karya Allah dinyatakan dan
dilaksanakan dalam perkawinan. Sama seperti sakramen tobat, begitu
juga untuk sakramen perkawinan tidak ditentukan upacaranya dalam
Kitab Suci. Bahkan mengenai inti perkawinan serta sifat sakramentalnya,
jarang disebut. Tetapi dalam Ef 5:11-33 ditunjukkan bahwa cinta Kristus
kepada Gereja-Nya merupakan dasar yang sesungguhnya bagi kesatuan
suami-isteri yang telah dibaptis. Cinta perkawinan mereka mengambil
bagian dalam cinta Kristus kepada Gereja-Nya. Dengan demikian
ditunjukkan yang paling pokok dalam setiap sakramen yaitu arti

MATERI PEMBINAAN CALON KRISMA – PAROKI YKI AERAMO 2022 BY JOHNRO 28


keselamatannya. Suami-isteri dalam kesatuan dengan Kristus
diselamatkan oleh cinta perkawinan mereka sendiri.
Pernikahan sah sakramental antara seorang pria yang sudah dibaptis dan
seorang wanita yang sudah dibaptis dan telah disempurnakan dengan
persetubuhan, tidak dapat diceraikan, dan bersifat monogami. Karena
mereka bukan lagi dua, melainkan satu. Karena itu, apa yang telah
dipersatukan Allah, tidak boleh diceraikan manusia. Sakramen ini
menganugerahkan kepada pasangan yang bersangkutan rahmat yang
mereka perlukan untuk mencapai kekudusan dalam kehidupan
perkawinan mereka serta untuk menghasilkan dan mengasuh anak-anak
mereka dengan penuh tanggung jawab.
Demi sahnya suatu pernikahan Katolik, seorang pria dan seorang wanita
harus:
1. Terbebas dari halangan nikah.
2. Ada konsensus atau kesepakatan kedua belah pihak. Masing-masing
calon mengutarakan niat dan persetujuan-bebas (persetujuan tanpa
paksaan) untuk saling memberi diri seutuhnya, tanpa
memperkecualikan apa pun dari hak-milik esensial dan maksud-
maksud perkawinan.
3. Dirayakan dalam “forma canonika” (Kan. 1108-1123) atau tata
peneguhan. Suatu perkawinan harus dirayakan dihadapan tiga orang,
yakni petugas resmi Gereja sebagai peneguh, dan dua orang saksi.
4. Jika salah satu dari keduanya adalah seorang Kristen non-Katolik, maka
pernikahan mereka hanya dinyatakan sah jika telah memperoleh izin
dari pihak berwenang terkait dalam Gereja Katolik.
5. Jika salah satu dari keduanya adalah seorang non-Kristen (dalam arti
belum dibaptis), maka diperlukan izin dari pihak berwenang terkait
demi sahnya pernikahan.

d. Sakramen Imamat
Imamat atau Pentahbisan adalah sakramen yang dengannya seseorang
dijadikan Uskup, Imam, atau Diakon, sehingga penerima sakramen ini
MATERI PEMBINAAN CALON KRISMA – PAROKI YKI AERAMO 2022 BY JOHNRO 29
dibaktikan sebagai citra Kristus. Hanya Uskup yang boleh melayankan
sakramen ini. Pentahbisan seseorang menjadi Uskup menganugerahkan
kegenapan sakramen Imamat baginya, menjadikannya anggota badan
penerus (pengganti) para rasul, dan memberi dia kewenangan/hak untuk
mengajar, menguduskan, dan menuntun, disertai kepedulian dari semua
Gereja. Pentahbisan seseorang menjadi Imam mengkonfigurasinya
menjadi Kristus selaku Kepala Gereja dan Imam Agung, serta
menganugerahkan baginya kuasa, sebagai asisten Uskup yang
bersangkutan, untuk merayakan sakramen-sakramen dan kegiatan-
kegiatan liturgis lainnya, teristimewa Ekaristi. Pentahbisan seseorang
menjadi Diakon mengkonfigurasinya menjadi Kristus selaku Hamba
semua orang, menempatkan dia pada tugas pelayanan Uskup yang
bersangkutan, khususnya pada kegiatan Gereja dalam mengamalkan
cinta-kasih Kristiani terhadap kaum papa dan dalam memberitakan
firman Allah.
Orang-orang yang berkeinginan menjadi Imam dituntut oleh Hukum
Kanonik (KHK kanon 1032) untuk menjalani suatu program seminari yang
selain berisi studi filsafat dan teologi sampai lulus, juga mencakup suatu
program formasi yang meliputi pengarahan rohani, berbagai retreat,
pengalaman apostolat (semacam Kuliah Kerja Nyata), dan seterusnya.
Proses pendidikan sebagai persiapan untuk pentahbisan sebagai Diakon
permanen diatur oleh Konferensi Wali Gereja terkait. Berkat Sakramen
Pembaptisan, semua orang diikutsertakan dalam Imamat Kristus. Namun
berkat Sakramen Tahbisan, orang beriman “atas caranya yang khas
mengambil bagian dalam Imamat Kristus” dan “diarahkan satu kepada
yang lain”, walaupun “berbeda dalam kodratnya” (LG 10), untuk
mengembangkan rahmat pembaptisan dalam penghayatan iman,
harapan dan cinta, dalam hidup sesuai dengan Roh kudus. Sakramen
Imamat diterima oleh seseorang sekali seumur hidup. Dengan sakramen
ini maka seorang manusia diangkat untuk mengabdikan hidupnya sebagai
citra Kristus. Gereja menyatakan ini dengan berkata bahwa seorang
Imam, berkat Sakramen Tahbisan, bertindak “atas nama Kristus, Kepala”
MATERI PEMBINAAN CALON KRISMA – PAROKI YKI AERAMO 2022 BY JOHNRO 30
[in persona Christi capitis]. Menjadi konfigurasi Kristus selaku Kepala
Gereja dan Imam Agung, serta menganugerahkan baginya kuasa, sebagai
asisten Uskup setempat, untuk merayakan sakramen-sakramen dan
kegiatan-kegiatan liturgis lainnya, teristimewa Ekaristi. Hanya Uskup yang
boleh melayani sakramen ini.
Imamat ini adalah satu pelayanan. “Adapun tugas yang oleh Tuhan
diserahkan kepada para gembala umat-Nya itu, sungguh-sungguh
merupakan pengabdian” (LG 24). Ia ada sepenuhnya untuk Allah dan
manusia. Ia bergantung seutuhnya dari Kristus dan Imamat-Nya yang
satu-satunya dan ditetapkan demi kesejahteraan manusia dan
persekutuan Gereja. Sakramen Tahbisan menyampaikan “satu kuasa
kudus”, yang tidak lain dari kuasa Kristus sendiri. Karena itu, pelaksanaan
kuasa ini harus mengikuti contoh Kristus, yang karena cinta telah menjadi
hamba dan pelayan untuk semua orang.

Tiga Jenjang Tahbisan:


Pelayanan Gereja yang ditetapkan oleh Allah dijalankan dalam berbagai
pangkat oleh mereka, yang sejak kuno disebut Uskup, Imam, dan Diakon
(LG 28). Ajaran iman Katolik yang dinyatakan dalam liturgi, dalam
magisterium dan dalam cara bertindak Gereja yang berkesinambungan,
mengenal dua jenjang keikutsertaan dalam Imamat
Kristus; episkopat dan presbiterat. Diakonat mempunyai tugas untuk
membantu dan melayani mereka. Karena itu istilah “sacerdos” dalam
pemakaian dewasa ini menyangkut Uskup dan Imam, tetapi bukan
Diakon. Meskipun demikian ajaran iman Katolik mengajarkan bahwa
ketiga jenjang jabatan; kedua jenjang Imamat (episkopatdan presbiterat)
dan jenjang jabatan pelayanan (Diakonat), diterimakan oleh satu
kegiatan sakramental, yang dinamakan “penahbisan”, artinya melalui
Sakramen Tahbisan.
Pentahbisan Uskup merupakan kegenapan sakramen Imamat.
Menjadikannya anggota badan penerus (pengganti) para rasul dan
memberi misalnyai untuk mengajar, menguduskan, dan menuntun,
MATERI PEMBINAAN CALON KRISMA – PAROKI YKI AERAMO 2022 BY JOHNRO 31
disertai kepedulian dari semua Gereja. Orang-orang yang berkeinginan
menjadi Imam dituntut oleh Hukum Kanonik (Kanon 1032 dalam Kitab
Hukum Kanonik) untuk menjalani suatu program seminari yang selain
berisi studi filsafat dan teologi sampai lulus, juga mencakup suatu
program formasi.

2. Sakramentali
Sakramentali (bahasa Inggris: sacramentals), atau sakramentalia, adalah
tanda-tanda yang dari segi tanda mirip dengan tujuh sakramen namun berbeda
dari beberapa segi antara lain yaitu sakramentali tidak ditetapkan Kristus
sebagai sarana rahmat.
Gereja berwenang menetapkan maupun menghapuskan materi-materi
sakramentali. Sakramen menghantar rahmat berkat ritus itu sendiri, sedangkan
sakramentali bergantung pada sikap (atau disposisi batin) si penerima
dan doa pengantaraan umat. Dengan perantaraan tanda itu, rahmat ditandai
dan diperoleh berkat doa pengantaraan seluruh umat Gereja. Sebagian
sakramentalia berupa benda seperti air suci, skapulir, manik rosario, dan
lainnya; sebagian lain berupa tindakan seperti berkat dan eksorsisme.
Konsili Trente membela manfaat sakramentali terhadap tuduhan kaum
Reformator Protestan yang menyatakan bahwa sakramentali merupakan
sarana usaha manusia untuk menyelamatkan diri. Tanda-tanda penglihatan
sangat sesuai dengan kodrat manusia sebagai makhluk jasmani dan
rohani untuk membuka hatinya terhadap rahmat ilahi yang tak kelihatan dan
untuk berterimakasih atasnya. Selain itu, Marthin Luther
mempertahankan tanda salib dan pendeta-pendeta Protestan tetap
memberikan berkat kepada orang yang beriman.

D. Diskusi
Pembina mengajak siswa masuk dalam kelompok lalu mendiskusikan beberapa
pertanyaan berikut :
1. Jelaskan apa yang kalian ketahui tentang sakramen!

MATERI PEMBINAAN CALON KRISMA – PAROKI YKI AERAMO 2022 BY JOHNRO 32


2. Sebut dan jelaskan beberapa sakramen lain yang tidak masuk dalam inisiasi
kristiani secara lengkap!
3. Menurut pendapat kalian mengapa kita perlu menerima sakramen-
sakramen tersebut?
4. Apa yang dimaksud dengan sakramentalia, hal-hal apa saja yang masuk
dalam sakramentalia? berikan contohnya!
(jawaban dari pertanyaan diskusi bisa dipaparkan dalam bentuk pleno setiap
kelompo, sesuai waktu dan kondisi yang ada)

E. Doa Penutup/Nyanyian
( kembali seorang peserta menutup pertemuan dengan doa/nyanyian)

PERTEMUAN KETIGA
ROH KUDUS

A. Doa Pembuka/Nyanyian
(Pembina meminta seorang peserta untuk membuka pertemuan dengan doa)

B. Pengantar
Dalam kehidupan sehari-hari, manusia bisa hidup dan beraktifitas, dikarenakan
ada roh yang memberikan hidup dan mendorong manusia untuk melakukan
sesuatu. Kehadiran roh itu terlihat dari nafas manusia. Roh itulah yang
membuat manusia bergerak. Roh itu berasal dari Allah yang telah memberikan
manusia nafas kehidupan, yang berawal dari kisah penciptaan manusia.
Roh mencakup bidang iman dan kepercayaan. Roh merupakan tempat
pertemuan manusia dengan Allah. Maka roh sebetunya bukan lagi kemampuan
manusia. Allah sendirilah yang memberikan roh kepada manusia, yang
memampukan dia menyambut Allah (bdk.Iman Katolik, hal.10. 3.Roh). Roh
yang berasal dari Allah ini dalam perkembangan selanjutnya disebut sebagai
Roh kudus.
Roh kudus adalah pribadi Tuhan dalam konsep Tritunggal. Roh kudus
(dalam bahasa Ibrani = Ruah haqodesh) hanya dipercayai oleh
MATERI PEMBINAAN CALON KRISMA – PAROKI YKI AERAMO 2022 BY JOHNRO 33
umat Kristiani dan adalah pribadi penolong yang memimpin kita, dalam
bentuk Roh yang dijanjikan oleh Yesus Kristus sebelum kenaikan-Nya ke surga.
Menurut ajaran Kristiani, seorang Kristen memiliki Roh kudus di dalam dirinya.
Roh kudus merupakan Roh Allah yang menolong, memimpin, menghibur, dan
menjadi Teman Yang Setia. Roh kudus menuntun umat Kristiani agar hidup
sejalan dengan kehendak Tuhan. Roh kudus juga merupakan penghubung
antara umat Kristiani dengan Allah.

C. Materi Pokok
Pendamping menggali pengalaman peserta mengenai peran serta Roh (Roh
kudus) dalam hidupnya sehari-hari dengan pertanyaan-pertanyaan berikut:
a. Apakah peranan "roh" dalam hidup manusia?
b. Tanpa "roh" apa yang terjadi atas manusia?
(peserta menjawab pertanyaan tersebut secara lisan sesuai pengalaman
hidupnya)

Pandangan Mengenai Roh kudus


Kepada umat yang berkumpul pada hari pentekosta, Petrus berkata,
“Sesudah Yesus ditinggikan oleh tangan kanan Allah, dan menerima Roh kudus
yang dijanjikan, maka dicurahkan-Nya sebagaimana kamu lihat dan dengar di
sini”(Kis 2:33). Ini sesuai dengan janji Yesus pada perjamuan terakhir,”Aku akan
meminta kepada Bapa, dan Ia akan memberikan kepadamu seorang Penolong
yang lain, supaya Ia menyertai kamu, yaitu Roh Kebenaran”(Yoh 14:16).
Ada rupa-rupa karunia, tetapi satu Roh. Dan ada rupa-rupa pelayanan,
tetapi satu Tuhan. Dan ada, berbagai-bagai perbuatan ajaib, tetapi Allah adalah
satu, yang mengerjakan semuanya dalam semua orang. Tetapi kepada tiap-tiap
orang dikaruniakan pernyataan Roh untuk kepentingan bersama. Sebab
kepada yang seorang Roh memberikan karunia untuk berkata-kata dengan
hikmat, dan kepada yang lain Roh yang sama memberikan karunia berkata-kata
dengan pengetahuan. Kepada yang seorang Roh yang sama memberikan
iman, dan kepada yang lain la memberikan karunia untuk menyembuhkan.
Kepada yang seorang Roh memberikan kuasa untuk mengadakan mujizat, dan
MATERI PEMBINAAN CALON KRISMA – PAROKI YKI AERAMO 2022 BY JOHNRO 34
kepada yang lain la memberikan karunia bernubuat, dan kepada yang lain lagi
la memberikan karunia untuk membedakan bermacam-macam roh. Kepada
yang seorang la memberikan karunia untuk berkata-kata dengan bahasa roh,
dan kepada yang lain la memberikan karunia untuk menafsirkan bahasa roh itu.
Tetapi semuanya ini dikerjakan oleh Roh yang satu dan yang sama, yang
memberikan karunia kepada tiap-tiap orang secara khusus, seperti yang
dikehendaki-Nya. Yang diajarkan mengenai Kristus dalam arti tertentu juga ber-
laku untuk Roh kudus, sebab dari satu pihak juga karya Roh kudus adalah karya
Allah (lih. Rom 5:5) dan dari pihak lain Roh kudus tidak sama dengan
Kristus (Uh. Yoh 16:7-15 dan Mat 28:19). Maka dari itu Roh kudus terbedakan
dari Kristus (dan tentu juga dari Allah Bapa), tetapi Roh kudus juga harus
dikatakan Allah, sama seperti Kristus. Keallahan-Nya sama, kepribadianNya
lain. Sebab, seandainya Roh kudus hanya makhluk saja atau "sesuatu"
yang bukan ilahi, maka manusia sesungguhnya tidak benar-benar tersentuh
oleh Allah melalui Roh kudus. Rahmat Allah berarti bahwa kita sungguh-
sungguh bertemu dengan Allah. Kalau dikatakan, dalam Kitab Suci, bahwa
pertemuan itu terjadi oleh Roh kudus, maka Roh kudus sendiri bersifat "tak
tercipta" atau ilahi. "Allah telah memeteraikan tanda milik-Nya atas kita dan
memberikan Roh kudus di dalam hati kita" (2Kor 1:22).
Oleh karena itu Konsili Konstantinopel I (381) menambahkan
pada syahadat Konsili Nicea (325) kata-kata ini: "[dan akan Roh kudus], Tuhan
yang menghidupkan, yang berasal dari Bapa, yang serta Bapa dan Putera
disembah dan dimuliakan, yang bersabda dengan perantaraan para nabi".
Para ahli teologi Barat, mulai dengan St. Agustinus (354-430),
biasanya mengajarkan bahwa Roh kudus berasal dari Bapa dan Putera
(karena hubungan antara Roh kudus dan Kristus). Tetapi secara resmi hal itu
dimasukkan ke dalam syahadat (bahasa Latin) baru oleh Konsili Lyon II (1274).
Pada tahun 1981 (perayaan 1600 tahun Konsili Konstantinopel I) Paus
Yohanes Paulus II memberi izin menghilangkan kata-kata "dan Putera" dari
syahadat Latin itu. Sebab dalam syahadat Yunani (dari 381 itu) memang tidak
ada kata "dan Putera". Gereja Timur berpegang teguh pada pendapat bahwa
Roh kudus berasal dari Bapa, sama seperti Putera. Sebetulnya Gereja Barat
MATERI PEMBINAAN CALON KRISMA – PAROKI YKI AERAMO 2022 BY JOHNRO 35
secara prinsip juga tidak berkeberatan terhadap rumus Timur. Konsili Florence
(1442) menyatakan: "Apa pun Bapa dan apa pun milik-Nya, Ia tidak punya dari
yang lain, tetapi dari diri-Nya sendiri, Ia adalah dasar tanpa dasar. Apa pun
Putera dan apa pun milik-Nya, Ia adalah dari Bapa, Ia adalah dasar dari dasar.
Apa pun Roh kudus dan apa-Nya, Ia punya dari Bapa bersama dengan Putera.
Tetapi Bapa dan Putera bukanlah dua dasar bagi Roh kudus, melainkan satu
dasar".

Karya Roh kudus


Seluruh kehidupan jemaat perdana, sebagaimana dilukiskan oleh Lukas
dalam Kisah Para Rasul, ditandai oleh karya Roh, bukan hanya pada awal atau
kesempatan istimewa, tetapi selalu dan di mana-mana (lih.Kis 6-8). Maka
seperti halnya peristiwa pertobatan Kornelius dilaporkan oleh Petrus dengan
berkata :”Ketika aku mulai berbicara, Turunlah Roh kudus ke atas mereka, sama
seperti dahulu ke atas kita’(Kis 11:15).
Roh kudus adalah daya kekuatan Allah yang mengangkat dan
mengarahkan hidup kaum beriman. Roh kudus sendiri tidak kelihatan. Yang
dikenal adalah pengaruh-Nya, akibat karya-Nya. Pertama-tama Roh kudus
adalah Roh Iman, yang menggerakan orang supaya bertobat kepada Yesus.
Iman berarti pertemuan dengan Allah, dan Allah hadir oleh Roh-Nya. Maka
“oleh Roh dan karena iman kita menantikan kebenaran yang kita harapkan’(Gal
5:5). Roh kudus merupakan daya ilahi yang menggerakan orang beriman, dan
dialami kehadiran-Nya dlam daya-daya kekuatan yang diperoleh daripada-Nya
(lih. 1 Kor 2:12 atau Rm 14:17). Oleh Roh-Nya Alah telah memateraikan tanda
milik-Nya atas kita dan memberi Roh kudus di dalam hati kita sebagai jaminan
dari semua yang telah disediakan untuk kita”(bdk. 2 Kor 1:22; bdk. Ef 1:13).
Karena Roh ini juga kita diangkat sebagai anak-anak Allah. Roh ini berdoa untuk
kita kepada Allah dengan keluhan-keluhan yang tidak terucapkan (Rm 8:26).

Buah-Buah Roh
Buah Roh kudus (bahasa Yunani: καρπος, karpos, = "buah"; bahasa
Yunani: πνευματος, pneumatos, = "roh") adalah istilah Alkitab yang
MATERI PEMBINAAN CALON KRISMA – PAROKI YKI AERAMO 2022 BY JOHNRO 36
merangkum 9 sifat nyata dari hidup Kristen yang sejati menurut rasul Paulus
dalam suratnya kepada jemaat di Galatia pasal 5. Meskipun tertulis ada 9 sifat
(atau "atribut"), tetapi istilah aslinya dalam bahasa Yunani untuk "buah" adalah
kata tunggal, menegaskan bahwa hanya ada satu macam "Buah", dengan 9
sifat. Di seluruh Alkitab, orang saleh diibaratkan seperti pohon, dan di pasal ini
Paulus menjelaskan buah macam apa yang dihasilkan oleh "pohon yang baik"
yaitu orang saleh atau orang benar. Buah ini akan dihasilkan oleh mereka yang
sungguh-sungguh bertobat, yang menjadi pengikut sejati Yesus Kristus.
Sebaliknya, jika seseorang tidak menghasilkan buah ini, ia bukanlah seorang
Kristen sejati.
Roh kudus yang merupakan pemberian/rahmat dari Allah ini,
membawakah buah-buah dalah kehidupan manusia. Buah-buah Roh itu
sebagai berikut:
1. Kasih
2. Sukacita
3. Damai Sejahtera
4. Kesabaran
5. Kebaikan hati
6. Kebajikan
7. Kemurahan hati
8. Kelemahlembutan
9. Kesetiaan
10. Kesederhanaan
11. Penguasaan diri
12. Kemurnian

Karunia-Karunia Roh kudus


Roh kudus adalah daya kekuatan Allah yang mengangkat dan mengarahkan
hidup kaum beriman. Roh kudus sendiri tidak kelihatan dan juga jarang
dibicarakan, Yang dikenal adalah pengaruh-Nya, akibat karya-Nya. Pertama-
tama Roh kudus adalah “Roh iman” (2Kor 4:13; lih. 1Kor 12:9), yang
menggerakkan orang supaya bertobat kepada Yesus. Oleh karena itu juga dapat
MATERI PEMBINAAN CALON KRISMA – PAROKI YKI AERAMO 2022 BY JOHNRO 37
dibalik: “oleh iman kita menerima Roh” (Gal 3:14). Iman berarti pertemuan
dengan Allah, dan Allah hadir oleh Roh-Nya. Maka “oleh Roh dan karena iman
kita menantikan kebenaran yang kita harapkan” (Gal 5:5). Oleh karena Roh kita
dapat menerima sabda Allah. Roh yang sama juga menggerakkan para pewarta
(lih. 2Ptr 1:21; Why 14:13; 22:17; Mrk 12:36). Bahkan dengan tegas Paulus
berkata: “Tidak seorangpun, yang dapat mengaku: Yesus adalah Tuhan, selain
oleh Roh kudus” (1Kor 12:3). Roh lah yang mempertemukan orang dengan
Allah, dan oleh Roh orang boleh mengalami kehadiran dan daya kekuatan Allah.
Santo Paulus menekankan peranan Roh kudus dalam kehidupan orang
beriman: “Jika orang tidak memiliki Roh Kristus, ia bukan milik Kristus” (Rm 8:9).
Sebaliknya, “siapa yang mengikatkan dirinya pada Tuhan, ia menjadi satu Roh
dengan Dia” (1Kor 6:17), dan “dalam satu Roh kita semua telah diBaptis
menjadi satu tubuh” (1Kor 12:13). Roh kudus merupakan daya ilahi yang
menggerakkan orang beriman, dan dialami kehadiran-Nya dalam daya-
kekuatan yang diperoleh daripada-Nya (lih. 1Kor 2:12; juga 6:11; Rm 14:17; Gal
5:22-26). “Karena kasih Allah telah dicurahkan di dalam hati kita oleh Roh kudus
yang dikaruniakan kepada kita” (Rm 5:5). Oleh Roh-Nya “Allah telah
memeteraikan tanda milik-Nya atas kita dan memberikan Roh kudus di dalam
hati kita sebagai jaminan dari semua yang telah disediakan untuk kita” (2Kor
1:22; bdk. Ef 1:13).
Roh yang kita terima adalah “Roh sebagai anak” Allah. “Oleh Roh itu kita
berseru: ya Abba, ya Bapa. Roh itu bersaksi bersama-sama dengan roh kita,
bahwa kita adalah anak-anak Allah” (Rm 8:15-16). Karunia Roh merupakan awal
kehidupan rohani, yang makin berkembang ke arah kesamaan dengan Kristus
(lih. 2Kor 3:18; Gal 6:8; Rm 8:29), yang mencapai puncaknya dalam kebangkitan
badan: “Jika Roh Dia, yang telah membangkitkan Yesus dari antara orang mati,
diam di dalam kamu, maka Ia yang telah membangkitkan Kristus Yesus dari
antara orang mati, akan menghidupkan juga tubuhmu yang fana itu oleh Roh-
Nya yang diam di dalam kamu” (Rm 8:11). Oleh karena itu ada ketegangan terus
menerus antara Roh dan “daging”, penampilan manusia baru dan penampakan
daya-kekuatan dosa (lih. Rm 8:5-8). Namun “oleh kekuatan Roh kudus kita
berlimpah-limpah dalam pengharapan” (Rm 15:13; Gal 6:8). Sebab “Roh sendiri
MATERI PEMBINAAN CALON KRISMA – PAROKI YKI AERAMO 2022 BY JOHNRO 38
berdoa untuk kita kepada Allah dengan keluhan-keluhan yang tidak
terucapkan” (Rm 8:26), maksudnya dengan doa yang hanya dimengerti oleh
Allah sendiri (lih. 2Kor 12:4). “Kita beribadah oleh Roh Allah dan bermegah
dalam Kristus Yesus” (Flp 3:3; Ef 6:18). Ini tidak berarti bahwa sudah tidak ada
perbedaan lagi antara orang beriman. Sebaliknya, “kepada tiap-tiap orang
dikaruniakan pernyataan Roh untuk kepentingan bersama” (1Kor 12:7.11).
“Ada rupa-rupa karunia, tetapi satu Roh” (12:4).
Pewahyuan karunia-karunia Roh kudus berakar pada nubuat nabi Yesaya
mengenai kedatangan Mesias: “Suatu tunasakan keluar dari tunggul Isai, dan
taruk yang akan tumbuh dari pangkalnya akanberbuah. Roh TUHAN akan ada
padanya : kebijaksanaan, pengertian, nasehat, keperkasaan,pengenalan, rasa
takut akan Allah, dan kesalehan -yaitu yang kesukaannya adalahtakut akan
Allah.” (Yesaya 11:2-3).
Karunia-karunia ini diberikan juga kepada semua orang beriman, dan juga
melalui Sakramen Baptis dan teristimewa Sakramen Krisma. St Paulus
menyampaikan:“Sebab semua orang yang dipilih-Nya darisemula, mereka juga
ditentukan-Nya dari semula untuk menjadi serupa dengangambaran Anak-
Nya…” (Rm 8:29). Hal ini menyatakan bahwamelalui rahmat sakramen, orang
mengenakan identitas Kristus dan beroleh bagiandalam karunia-karunia
tersebut.
Disebut “karunia Roh kudus” karena Roh kudus yang mengaruniakannya.
Karunia tsb diberikan keseseorang, bukan pada saat orang tersebut dalam
keadaan panik/genting; namun pada jiwa yang tenang dan rendah hati. Karena
seperti ulasan sebelumnya, sifat Roh kudusadalah lemah lembuh, penuh kasih
dan damai. Karunia-karunia tersebut membantu orang untuk mencapai
kemurnian dan menghantarnya pada kesempurnaan kebajikan, baik kebajikan
Ilahi (iman, harapan dan kasih – dalam hubungannya dengan Allah) maupun
kebajikan hidup pokok (kebijaksanaan, keadilan, keberanian dan penguasaan
diri – dalam hubungannya dengan sesama manusia). Karunia Roh kudus
membantu orang untuk ambil bagian dalam hubungan mesra dengen Bapa dan
Putera yang intim dan lekat, baik sekarang dalam kehidupan ini maupun kelak
dalam kehidupan kekal. Karunia ini merupakan sikap yang tetap, yang
MATERI PEMBINAAN CALON KRISMA – PAROKI YKI AERAMO 2022 BY JOHNRO 39
mencondongkan manusia, supaya mengikuti dorongan Roh kudus. Roh
kudus melengkapkan dan menyempurnakan kebajikan dari mereka yang
menerimanya. Roh kudus membuat umat beriman siap mematuhi tuntunan
dan ilham Ilahi dengan tulus, sadar dan sukarela.
Perjalanan spiritual, dengan bekal karunia-karunia Roh kudus tersebut,
seperti melangkahi tangga-tangga, yaitu dari anak tangga yang terbawah
menuju ke atas menapaki tangga berikutnya. Dengan urutan karunia sebagai
berikut: “Dengan takut akan Allah, kita dihantar pada kesalehan; dari kesalehan
diantar kepada pengenalan akn kebenaran;dari pengenalan kita diantar
untuk menimba kekuatan (keperkasaan), dari keperkasaan diantar kepada
nasehat, dengan nasehat kita bergerak menuju pengertian, dan dengan
pengertian kita menuju pada kebijaksanaan, dengan demikian, dengan
ketujuh karunia Roh kudus, terbukalah bagi kita pintu di akhir pendakian, yaitu
pintu masuk ke dalam kehidupan Surga”.
Sehingga urutan karunia-karunia Roh kudus menuju ’tangga teratas’
adalah: karunia takut akan Allah, kesalehan, pengenalan, keperkasaan,
nasehat, pengertian, dan akhirnya kebijaksanaan.

1) Karunia Takut Akan Allah


Karunia ini adalah karunia dalam urutan yang terbawah, karena inilah karunia
yg menjadi dasar/alas dari perjalanan menuju karunia berikutnya. Karunia ini
memampukan orang untuk menghindari dosa dan menghindari cinta diri
(egoisme) dan kelekatan pada barang-barang duniawi. Cintanya
pada Allah, melebihi dari semuanya itu. Teristimewa, karunia ini
membangkitkan rasa hormat mendalam kepada Allah segala kuasa yang
Mahatinggi dan Maha Kasih. Di sini, orang menyadari keterbatasannya,
bahwa ia hanyalah sebagai ciptaan, hanya setitik kecil debu di bumi yang
hidupnya tergantung kepada Allah, bahkan ia hanya bisa bernafas atas ijin
Allah, sehingga ia tidak akan pernah mau dipisahkan dari Tuhan yang penuh
belas kasih dan belas kasihan. Karunia takut akan Allah ini membangkitkan
dalam jiwa semangat sembah sujud dan takwa kepada Allah yang Mahakuasa
serta rasa ngeri serta sesal atas dosa dan akibatnya.
MATERI PEMBINAAN CALON KRISMA – PAROKI YKI AERAMO 2022 BY JOHNRO 40
Takut yang dimaksudkan di sini bukanlah seperti rasa takut seorang
budakterhadap tuannya; di mana seorang budak patuh pada tuannya, hanya
melulu tunduk pada kewajibannya dan takut dimarahi tuannya. Seperti juga
menjalani ketaatan pdAllah hanya karena orang tersebut sekedar menjalankan
kewajiban rohaninya; dan takut pdAllah hanya karena ia takut akan
penghukuman, baik hukuman yang sifatnya sementara di dunia ataupun
hukuman abadi di neraka.
Hubungan sejati dengan Tuhan didasarkan atas KASIH, bukan takut. Sebab itu,
“takut akan Allah” ini lebih merupakan takut anak kepada
bapanya (orangtuanya); ia takut seperti seorang anak yg mengasihi dan
menghormati orang tuanya dan anak tersebut tidak mau menyakiti orang
tuanya. Takut yang benar adalah yang menggerakkan orang untuk melakukan
kehendak Tuhan dan menghindari dosa karena kasih dan hormat kepada
Tuhan, yg telah lebih dulu mengasihi kita dengan segala berkat dan kebaikan-
Nya dalam hidup kita.
Karunia takut akan Allah menghantar orang pada kesempurnaan
terutama kebajikan akan pengharapan: manusia menghormati Tuhan sebagai
Tuhan, percayapada kehendak-Nya dan mempercayakan hidupnya dalam
tangan-Nya. Di samping itu, ia rindu untuk bersatu dengan Tuhan saat di dunia
dan selamanya di surga. Karunia ini juga merupakan landasan bagi karunia-
karunia yang lain. Seperti ditegaskan dalam Kitab Suci, “Berbahagialah orang
yang takut akan TUHAN,yang sangat suka kepada segala perintah-Nya.” (Mzm
112:1) dan “Awalkebijaksanaan ialah ketakutan akan Tuhan.” (Sir 1:14). Orang
yang digerakkan oleh ’karunia takut akan Allah’ akn slalu berjuang untuk
hidup murni dan berkenan kepada-Nya, karena Tuhan adalah pencipta
darisegala kebajikan itu dan dengan hidup demikian ia mendatangkan
kemuliaan serta penghormatanbagi-Nya.

2) Karunia Kesalehan
Dengan karunia takut akan Allah, orang dihantar pada karunia yg lebih tinggi
yaitu karunia kesalehan. Dengan karunia ini maka Roh kudus memampukan
kita untk menghaturkan sembah sujud kepada Allah, dan memberi diri taat
MATERI PEMBINAAN CALON KRISMA – PAROKI YKI AERAMO 2022 BY JOHNRO 41
kepada-Nya. Di sini, orang menyatakan rasa hormat pada Allah sebagai Bapa
yang penuh belas kasih dan belas kasihan, dengan setia berdoa, bersekutu,
berserah dan mengandalkan-Nya dalam segala perkara. Serta menghormati
sesamanya sebagai anak-anak Allah yang saling mengasihi dan mendukung
dalam segala hal kebaikan. Dengan demikian, karunia kesalehan memampukan
orang untuk memenuhi segala kewajibannya kepada Tuhan dan sesama; ia
dimotivasi oleh hubungan cinta kasih yang dialaminya bersama Allah dan
sesama.
Buah dari karunia kesalehan ini adalah, menjadikan orang rendah hati,
penuhkasih, damai dan ketulusan di dalam hidupnya. Juga membuat orang
tersebut selalu merindukan kebersamaan dengan Allah, terus mencari dan
selalu ingin dekat pada kasih-Nya. Karunia ini menjadi karunia yang indah
karena kita dimampukan untuk menjalankan hukum kasih seperti perintah
utama Yesus: “ Jawab Yesus kepadanya: “Kasihilah Tuhan, Allahmu, dengan
segenap hatimu dan dengan segenap jiwamu dan dengan segenap akal
budimu. Itulah hukum yang terutama dan yang pertama. Dan hukum yang
kedua, yang sama dengan itu, ialah: Kasihilah sesamamu manusia seperti
dirimu sendiri. (Matius 22: 37-39).

3) Karunia Pengenalan
Karunia yang memampukan orang untuk mengenal dan menilai sesuatu
dengan benar. Menilai dalam hal kebenaran iman sesuai dengan dasar dan
prinsip dari kebenaran yang telah dinyatakan melalui arahan Roh
kudus. Dengan bimbingan Roh kudus, maka jiwa kita dimampukan untuk
mengenal perbuatan-perbuatan yang benar, dan juga yang tidak. Sehingga kita
didorong untu melakukan yang benar tersebut dan menghindari yang tidak
benar.
Pada saat yang sama, karunia pengenalan memampukan orang untuk
melihat melalui karya ciptaan-Nya: bumi dan isinya, alam dengan
segala keindahannya, keberadaan kita sebagai manusia dalam tubuh dan jiwa,
dan segala yang ada; bahwa Allah yang menjadikan dan mengatur semuanya
dengan sangat baik dan demi kebaikan semua mahluk hidup.
MATERI PEMBINAAN CALON KRISMA – PAROKI YKI AERAMO 2022 BY JOHNRO 42
4) Karunia Keperkasaan
Dengan karunia sebelumnya yaitu: Takut akan Allah, Kesalehan dan
Pengenalan; jiwa sudah bersatu mesra dengan Allah. Persatuan ini menjadikan
jiwa beroleh damai sejahtera, keyakinan dan kekuatan dari Allah, dalam segala
hal. Atas dorongan Roh kudus, jiwa diberikan kekuatan untuk bertahan dalam
percobaan, bertekun dalam derita, berjuang dalam menyelesaikan
permasalahan dengan benar, berjuang memurnikan diri dengan melawan
segala ajakan dosa, berjuang membebaskan diri dari segala yang jahat, serta
bertekun dalam kebenaran; demi memperoleh kehidupan yang berkenan
kepada Allah. Karunia keperkasaan memampukan orang untuk mengamalkan
kebajikan-kebajikan lain dengan gagah berani, untuk menderita dengan tabah
dan penuh sukacita, untuk mengatasi dan memperbaiki segala sikap yang suam
suam kuku terhadap Tuhan dan sesama. Karunia ini menghantar kita pada
kesempurnaan jiwa, mengisi jiwa dengan energi, ketekunan dan ketangkasan.

5) Karunia Nasehat
Karunia Roh kudus untuk membangkitkan ketaatan dan pasrah pada nasehat
Allah dalam segala tindakannya demi mencapai kekudusan dan
keselamatan. Karunia nasehat memampukan orang untuk menilai tindakan
pribadi apakah baik dan harus dilakukan, atau apakah jahat dan harus dihindari.
Roh kudus akan mendorong orang untuk melakukan yang baik dan benar, dan
mendorong orang untuk membebaskan diri dari hal yang tidak baik.
Karunia nasehat membantu jiwa mengenal tentang hal kebijaksanaan, dan
mengarahkannya pada kesempurnaan. Karunia ini juga mendatangkan banyak
manfaat: memelihara suara hati yang baik, mampu mendengarkan
dengan jernih suara Allah; mampu memahami rencana dan kehendak Allah;
menyediakan solusi dalam menghadapi situasi-situasi sulit dan tak terduga,
bahkan mampu membantu memberikan nasehat kepada orang-orang lain dan
mendorong org lain untk berbuat baik dan benar. Buah dari karunia
ini adalah Roh kudus membentuk org memiliki jiwa yang sangat tegas untk
menolak ajakan yang tidak baik.

MATERI PEMBINAAN CALON KRISMA – PAROKI YKI AERAMO 2022 BY JOHNRO 43


6) Karunia Pengertian
Karunia Roh kudus untuk memberikan pengertian dan pemahaman mendalam
akan kebenaran Ilahi dalam iman, bukan sebagai pencerahan sementara,
melainkan sebagai pemahaman tetap terhadap seseorang. Dengan
pencerahan akal budi terhadap kebenaran, Roh kudus membantu orang untuk
mengerti kebenaran iman dengan mudah dan mendalam, serta memahami
kedalaman kebenaran-kebenaran tersebut. Karunia ini akan memberikan
pengertian mendalam mengenai Allah Bapa dan Allah Putera, bahkan
memahami bagaimana Allah mengasihi manusia sejak bumi diciptakan, sampai
pada karya keselamatan Yesus Kristus. Juga bahwa Allah tetap dan terus
mengasihi, melindungi setiap kita yang mengasihi-Nya di bumi ini, dengan
segala pekerjaan-Nya (setiap hari) demi kebaikan setiap kita.
Karunia ini, yang memberikan pemahaman akan kebenaran-kebenaran iman,
bekerja dalam beberapa cara: menyingkapkan makna tersembunyi dalam Kitab
Suci; menunjukkan tangan Tuhan yang berkarya dalam hidup manusia,
bahkan dapat memahami peristiwa-peristiwa yang paling misterius atau penuh
persoalan hidup (misalnya penderitaan); dan mampu mengungkapkan
kebenaran rohani yang tersembunyi di balik peristiwa-peristiwa (misalnya
pemahaman akan misteri kurban Kristus dalam Ekaristi). Karunia ini
menghantar kebajikan akan iman pada kesempurnaan. Karenanya, St. Thomas
Aquino mengatakan, “Dalam hidup ini,apabila mata rohani dimurnikan oleh
karunia pengertian, orang dapat dengan suatu cara tertentu melihat Tuhan”
(dikutip dari: Summa theologiae II-II, q.69, a. 2, ad. 3).

7) Karunia Kebijaksanaan
Karunia untuk menilai dan mengatur segala sesuatu sesuai dengan norma-
norma Ilahi dan dengan kewajaran yang memancar dari persatuan kasihnya
dengan Allah. Roh kudus membantu menterjemahkan dan menyatukan
perkara-perkara Ilahi sehingga orang dapat memahami apa rencana, maksud
dan kehendak Allah atas kejadian-kejadian dalam hidup orang tersebut. Orang
dimampukan untuk mengenal dan menyelami misalnyateri Allah. Karunia
kebijaksanaan menerapkan ilham-ilham Tuhan untuk menilai perkara-perkara
MATERI PEMBINAAN CALON KRISMA – PAROKI YKI AERAMO 2022 BY JOHNRO 44
duniawi maupun perkara Ilahi. Karenanya, karunia ini mengarahkan tindakan-
tindakan manusia agar sesuai dengan yang Ilahi. Karunia ini memampukan
orang untuk bertumbuh dalam persatuan mesra dengan Tuhan.

D. Diskusi
(jawaban dari pertanyaan diskusi bisa dipaparkan dalam bentuk pleno setiap
kelompok, sesuai waktu dan kondisi yang ada)
1. Apa yang dimaksud dengan Roh kudus?
2. Apa yang dikerjakan Roh kudus dalam jemaah?
3. Sebuatkanlah dan jelaskan buah-buah dari Roh kudus!
4. Apa-apa saja karunia Roh kudus? Untuk apa semua karunia itu?
5. Apakah masih ada karunia lain dari Roh kudus yang diberikan kepada kita,
yang belum disebutkan oleh Paulus tadi? (lih. Gal 5:22-23; Yes 11:2).

E. Doa Penutup/Nyanyian
( kembali seorang peserta menutup pertemuan dengan doa/nyanyian)

PERTEMUAN KEEMPAT
SAKRAMEN KRISMA

A. Doa Pembuka/Nyanyian
(Pembina meminta seorang peserta untuk membuka pertemuan dengan doa)

B. Pengantar
Seperti kita tahu, manusia adalah makhluk ekspresif. Ketika menyampaikan
suatu maksud, orang tidak puas hanya dengan mengungkapkan isi atau maksud
hatinya itu melalui kata-kata atau tulisan. Orang yang mengungkapkan isi atau
maksud hatinya juga dengan tanda, lambang, atau simbol yang meneguhkan
ungkapan kata-kata atau tulisan tadi. Untuk itu, dipakai simbol atau lambang
yang sedekat mungkin artinya dengan yang dikatakan atau dimaksudkan. Kata
biasanya menjelaskan isi hati atau maksud; lambang atau simbol meneguhkan
apa yang dikatakan. Dengan demikian, kata dan simbol atau lambang tidak
MATERI PEMBINAAN CALON KRISMA – PAROKI YKI AERAMO 2022 BY JOHNRO 45
dapat dipisahkan; keduanya saling terkait. Simbol atau lambang yang dibuat
biasanya menggunakan sarana. Sarana pun dicari yang sesuai atau searti
dengan lambang atau simbol dan katakata. Dalam pelantikan seorang pejabat,
misalnyaalnya, kata yang diucapkan adalah kata-kata sumpah atau janji. Karena
ada janji atau sumpah, maka di atas kepala pejabat itu ada Kitab Suci. Kitab Suci
itu adalah sarana yang cocok pada saat orang mengucapkan sumpah atau janji,
karena Kitab Suci menjadi tanda kehadiran Allah yang menjadi saksi orang yang
mengucapkan janji atau sumpah. Banyak contoh lain dalam kehidupan sehari-
hari mengenai lambang atau simbol.
Gereja mempunyai tradisi melaksanakan tugas pastoralnya untuk
menguduskan umat yang sedang dalam perjalanan menuju Bapa. Dalam
menguduskan umatnya, Gereja diberi wewenang untuk mencurahkan rahmat
Allah. Rahmat Allah itu tidak kelihatan. Supaya umat merasakan, melihat, dan
diteguhkan bahwa rahmat Allah itu dicurahkan, maka Gereja membuat tanda
atau simbol atau lambang yang mewujud nyatakan bahwa rahmat itu sungguh
sudah dicurahkan. Supaya umat mengetahui rahmat apa yang
dicurahkan, maka Gereja tidak cukup hanya membuat tanda, simbol, atau
lambang. Gereja menyertai tanda, lambang, atau simbol itu dengan kata-kata
yang jelas dan pasti bahwa rahmat itu dicurahkan. Hal yang sama terdapat pula
di dalam Kitab Suci. Ketika berhadapan dengan seorang yang lumpuh, Yesus
berkata: "Hai anak-Ku, dosamu sudah diampuni" (Mrk 2:5). Namun, karena
tuntutan ahli Tuarat, maka Yesus kemudian membuat tanda: "Kepadamu
Kukatakan, bangunlah, angkatlah tempat tidurmu dan pulanglah ke rumahmu!"
Orang itu pun bangun, segera mengangkat tempat tidurnya dan pergi ke luar di
hadapan orang-orang itu, sehingga mereka semua takjub lalu memuliakan Allah
..." (Mrk 2:11-12). Dalam Sakramen Krisma, Gereja mencurahkan rahmat Roh
kudus agar seorang umat menyadari kehadiran Roh kudus yang memberinya
rahmat agar mampu melaksanakan karya Kristus, membuat ia semakin dewasa
dalam iman karena bimbingan Roh kudus, mendapat jaminan akan apa yang
dibutuhkan untuk hidupnya. Orang yang menerima Sakramen Krisma semakin
berani menyatakan kebenaran, berani menghadirkan Kristus di dalam
kehidupan bermasyarakat. Rahmat Roh kudus yang dicurahkan kepada orang
MATERI PEMBINAAN CALON KRISMA – PAROKI YKI AERAMO 2022 BY JOHNRO 46
yang menerima Sakramen Krisma ditandai dengan penumpangan tangan dan
pengurapan dengan minyak Krisma disertai kata-kata: “Semoga dimeterai oleh
karunia Allah, Roh kudus”. Allah yang telah mengurapi umatNya dengan minyak
Krisma, menjamin hidupnya dengan jaminan Roh kudus yang dicurahkan
kepada umatNya (lih. 2Kor 1:21-22). Dengan memahami arti Sakramen Krisma
dan maknanya bagi kehidupan, penerima Krisma diharapkan semakin
menghayati peranan Roh kudus dalam hidupnya setiap saat.

C. Materi Pokok
Sakramen Krisma merupakan tanda kedewasaan iman seseorang. Penerimaan
sakramen Krisma melengkapi rahmat pemBaptisan, dan menyempurnakan
inisiasi. Melalui sakramen Krisma, seseorang diikat secara kebih kuat dan
sempurna dengan Gereja serta diperkaya dengan daya kekutan Roh kudus.
Konsekuensi dari sakramen Krisma adalah tanggung jawab iman dan semakin
wajib untuk menyebarluaskan dan membela iman sebagai saksi Kristus.
Sakramen Krisma merupakan sakramen yang memberikan materai dan
dengannya orang yang telah diBaptis melanjutkan perjalanan inisiasi kristiani
dan diperkaya dengan anugerah Roh kudus serta di persatukan secara lebih
sempurna dengan gereja, menguatkan dan semakin mewajibkan umat beriman
untuk dengan perkataan dan perbuatan menjadi saksi-saksi Kristus,
menyebarkan dan membela iman (lih. KHK, Kan.879).
Perlu diperhatikan bahwa dalam sakramen Krisma, orang beriman”diperkaya
dengan daya kekuatan Roh kudus yang istimewa (LG 11). Keistimewaan itu
ditunjuk dengan pengkhususan Roh kudus, yang Sakramen Krisma atau juga
disebut Sakramen Penguatan adalah sakramen yang melengkapi apa yang
sudah dimulai dalam pemBaptisan. Hidup Ilahi yang diterima pada waktu
pemBaptisan perlu ditumbuhkan, menjadi kuat, dan dewasa. Seorang anak
menjadi pemuda atau pemudi yang sanggup mengambil keputusan dalam
pergaulan umum dan umat. Pada saat itu, ia menerima Sakramen Krisma
supaya kehidupan rohaninya secara khusus diperkuat oleh Roh kudus agar ia
menjadi mampu memberi kesaksian dengan perkataan dan perbuatan dan
seluruh kehidupannya. Maka Sakramen Krisma adalah sakramen pendewasaan
MATERI PEMBINAAN CALON KRISMA – PAROKI YKI AERAMO 2022 BY JOHNRO 47
dalam Gereja: orang beriman disangupkan untuk hidup sesuai dengan
kehendak Allah baik dalam hidup pribadi, dalam menjalankan pekerjaannya,
maupun dalam mengamalkan peranannya dalam masayarakat dan umat
beriman. Sakramen Krisma diterimakan satu kali karena menandai jiwa secara
tak terhapuskan (meterai rohani), yaitu sebagai orang dewasa dalam Kristus
dan sebagai anggota Gereja dengan segala kewajiban dan haknya.
Sakramen Krisma adalah salah satu dari tiga sakramen inisiasi Kristen
yaitu Baptis, Krisma dan Ekaristi. Sakramen Krisma memiliki dasar Kitab Suci
dari Kis 8:16-17, "Sebab Roh kudus belum turun di atas seorang pun di antara
mereka, karena mereka hanya diBaptis dalam nama Tuhan Yesus. Kemudian
keduanya menumpangkan tangan di atas mereka, lalu mereka menerima Roh
kudus." dan dari Kis 19:5-6, "Ketika mereka mendengar hal itu, mereka
memberi diri mereka diBaptis dalam nama Tuhan Yesus. Dan ketika Paulus
menumpangkan tangan di atas mereka, turunlah Roh kudus ke atas mereka,
dan mulailah mereka berkata-kata dalam bahasa roh dan bernubuat". Dari
kedua kutipan ini jelas bahwa Sakramen Krisma membutuhkan penumpangan
tangan untuk mengundang Roh kudus.
Di dalam Sakramen Krisma, kita menerima "Kepenuhan Roh kudus" sehingga
kita dapat secara penuh dan aktif berkarya dalam Gereja. Bandingkan dengan
para rasul yang menerima Roh kudus saat Pentakosta, sebelum peristiwa
Pentakosta mereka sudah menerima Roh kudus (lihat Yoh 20:22) tetapi mereka
baru 'aktif' sesudah Pentakosta. Demikian juga halnya dengan kita karena
sebenarnya Roh kudus pun sudah kita terima saat Sakramen PemBaptisan,
yaitu Roh yang menjadikan kita Anak-anak Allah, dan yang membersihkan kita
dari Dosa Asal (lebih Jelasnya lihat penjelasan tentang Sakramen Pembaptisan
oleh kelompok lain). Itulah disebutkan bahwa Sakramen PemBaptisan adalah
Sakramen Paskah dan Sakramen Krisma adalah Sakramen Pentakosta.
Dalam Sakramen Krisma juga ada Pengurapan dengan minyak Krisma yang
berarti, kita yang sudah menerima Krisma, dikuduskan, dikhususkan, dan
menerima Kuasa untuk melakukan tugas perutusan kita sebagai umat
beriman (bdk. 1 Sam. 10:1; 1 Sam. 16:13; 1 Raj. 1:39). Dengan menerima

MATERI PEMBINAAN CALON KRISMA – PAROKI YKI AERAMO 2022 BY JOHNRO 48


Sakramen Krisma, kita menerima Roh kudus yang merupakan meterai, tanda
bahwa kita ini milik Allah.
Kalau Sakramen PemBaptisan yang disebut pintu (LG. 11) untuk masuk menjadi
anggota umat Allah (PO. 5) mengarah ke dalam, maka sebaliknya Sakramen
Krisma mewajibkan orang menyebarluasan dan membela iman sebagai saksi
Kristus yang sejati (LG. 11) mengarah keluar. Tentu saja dengan Baptis dan
Krisma, orang ditugaskan untuk kerasulan (LG. 33; Lih. AG. 36). Dengan
demikian, kelihatan bahwa inisiasi merupakan proses: masuk kemudian diutus.
Tentu saja seseorang tidak masuk Gereja atau mapan di situ melainkan supaya
diutus.
Sakramen Krisma merupakan langkah kedua menjadi seorang Katolik. Krisma
merupakan sakramen. Artinya, “bahasa isyarat” dari Tuhan. Bahasa isyarat
seringkali berbicara lebih kuat dari bahasa-bahasa lain, karena bahasa isyarat
sifatnya universal. Dalam sakramen, Tuhan mempergunakan benda-benda
biasa seperti air, roti, minyak dan juga tindakan-tindakan tertentu untuk
berbicara secara langsung kepada jiwa kita. Tidak seperti bahasa isyarat
lainnya, bahasa isyarat Tuhan mempunyai kuasa untuk mengubah orang yang
menerimanya. Sakramen Krisma merupakan yang pertama dari serangkaian
sakramen yang disebut sebagai sakramen “pengurapan”. Sakramen-sakramen
tersebut mempergunakan bahasa isyarat yang sama, yaitu pengurapan dengan
minyak. Yang termasuk dalam sakramen “pengurapan” adalah: Sakramen
Penguatan atau Krisma, Sakramen Pengurapan Orang Sakit dan Sakramen
Imamat. Ketiga sakramen tersebut mempergunakan bahasa isyarat yang sama
untuk mengatakan sesuatu yang berbeda.
Minyak Krisma itu sendiri merupakan campuran minyak zaitun (atau kalau
tidak mungkin bisa juga dari minyak tumbuhan lain) dengan balsam (bahan
wang-wangian lain ). Minyak Krisma terbuat dari minyak zaitun. Karena
minyak zaitun memiliki aroma yang kurang sedap, maka ditambahkan balsem
wangi. Minyak Krisma diberkati oleh Uskup Diosesan (Kan. 880) biasanya
dalam misa Krisma pada pagi hari Kamis Putih dalam Pekan Suci di Gereja
Katedral bersama-sama dengan minyak suci yang lainnya (misalnya: minyak
pengurapan orang sakit). Kemudian minyak Krisma dibagi-bagikan ke seluruh
MATERI PEMBINAAN CALON KRISMA – PAROKI YKI AERAMO 2022 BY JOHNRO 49
wilayah Keuskupan sebagai lambang persatuan dalam Gereja. Minyak Krisma
tidak boleh terlalu tua, digunakan dalam menerimakan Sakramen Krisma.
Minyak Krisma juga digunakan untuk mengelus telapak tangan dan kepala
calon Imam dalam Sakramen Tahbisan. Selain itu juga bisa digunakan dalam
pemberkatan gedung gereja, altar, piala, dan lonceng.

Rahmat Dalam Sakramen Krisma antara lain :


1. Menjadikan kita sungguh anak Allah.
2. Rahmat pengudusan
3. Dijadikan dewasa dalam iman
4. Dijadikan Imam dan nabi
5. Menyatukan lebih teguh dengan Kristus.
6. Menambahkan karunia Roh kudus ke dalam diri kita.
7. Mengikat kita lebih sempurna dengan Gereja.
8. Menganugerahkan kepada kita kekuatan Roh kudus.

Materi dan Forma dalam Sakramen Krisma :


Materi: Minyak Krisma (Minyak Zaitun)
Forma: ……..(Nama Calon Krisma) terimalah tanda karunia Roh kudus (juga doa
epiklese; mohon turunnya Roh kudus kepada penerima Krisma)

Pelayan Krisma :
Pada dasarnya, Sakramen Krisma diterimakan oleh seorang Uskup tetapi juga
oleh Imam. Seorang Uskup atau Imam menumpangkan tangan di atas penerima
seraya mengurapi dahi dengan minyak Krisma sambil berkata: “Saudara……
terimalah tanda karunia Roh kudus.” Penumpangan tangan yang dilakukan oleh
Uskup atau Imam ini menjadi tanda lahiriah penerimaan Roh kudus (Bdk. Kis
8:14-17; 10,44-48; 19, 1-7).
Pelayan biasa sakramen penguatan adalah Uskup; sakramen itu dapat juga
diberikan secara sah oleh seorang Imam yang memiliki kewenangan itu
berdasarkan hukum universal atau pemberian khusus dari otoritas yang
berwenang (bdk. KHK, Kan. 882).
MATERI PEMBINAAN CALON KRISMA – PAROKI YKI AERAMO 2022 BY JOHNRO 50
Calon Penguatan/Krisma
Orang yang dapat menerima sakramen Krisma adalah semua orang yang
sudah dibaptis sah secara katolik dan belum menerimanya. Secara licit
sakramen Krisma ini, diluar bahaya maut yang dapat menerimanya ialah orang
yang dapat menggunakan akal, diberikan pengajaran, berdisposisi baik dan
dapat memperbaharui janji Baptisnya.

Wali Penguatan/Krisma :
Wali penguatan hendaknya seorang beriman, karena ia mempunyai
tugas bertindak sebagai saksi Kristus yang sejati dengan setia memenuhi
kewajiban-kewajiban yang melekat pada sakramen Krisma. Disarankan wali
Krisma sebisa mungkin adalah wali yang menjadi wali Baptis calon Krisma, bila
memang memungkinkan.

Perlengkapan yang Mesti Disiapkan :


1. Pakaian liturgi: Kalau Krisma diberikan dalam misalnyaa: pakaian misalnyaa
baik untuk Uskup maupun untuk para konselebran. Kalau misalnyaa
dipimpin oleh Imam lain, hendaknya petugas Krisma dan Imam lainnya yang
membantu mengikuti misalnyaa dengan pakaian upacara: Alba, stola dan
petugas Krisma pluvial. Kalau diberikan di luar misalnyaa: Stola, alba,
petugas Krisma Pluviale.
2. Kursi untuk Uskup dan untuk para Imam yang membantu.
3. Wadah berisi minyak Krisma.
4. Buku upacara Krisma.
5. Perlengkapan untuk misa (jika Krisma diberikan waktu misa).
6. Perlengkapan untuk mencuci tangan sesudah pengurapan.

D. Diskusi
(Jawaban dari pertanyaan diskusi bisa dipaparkan dalam bentuk pleno setiap
kelompo, sesuai waktu dan kondisi yang ada)
1. Apa saja rahmat dari Sakramen Krisma?

MATERI PEMBINAAN CALON KRISMA – PAROKI YKI AERAMO 2022 BY JOHNRO 51


2. Apa tugas dan tanggungjawab kita bilamana sudah menerima sakramen
Krisma?
3. Apa yang diungkapkan melalui penumpangan tangan dan pengurapan
dengan minyak Krisma dalam upacara Krisma?
4. Dengan lambang perminyakan dan penumpangan tangan apa makna
sakramen Krisma bagi hidup orang beriman?
5. Siapakah pelayan Krisma dan siapa yang pantas sebagai calon Krisma?

E. Doa Penutup/Nyanyian
( kembali seorang peserta menutup pertemuan dengan doa/nyanyian)

PERTEMUAN KELIMA
TATA CARA PENERIMAAN SAKRAMEN KRISMA

A. Doa Pembuka/Nyanyian
(pendamping meminta peserta memimpin doa)
B. Tata Cara Penerimaan Sakramen Krisma

TATA PERAYAAN SAKRAMEN KRISMA

Upacara penerimaan sakramen Krisma terdiri dari 3 model: Upacara Krisma


dalam misa, Upacara Krisma di luar misa, dan upacara Krisma dalam bahaya
maut.

A. Upacara Krisma dalam Misa :


Liturgi Sabda dilangsungkan seperti Upacara Misa. Sesudah bacaan Injil Uskup
(dan para Imam pembantu) duduk. Para calon Krisma dipanggil oleh Pastor
Paroki, atau seorang Imam lain, atau Diakon, atau katekis menurut kebiasaan
setempat. Misalnya begini: Para calon dipanggil masing-masing, lalu maju ke
ruang Imam. Anak-anak hendaknya diantar oleh salah seorang dari para wali
Krisma atau dari orang tua, lalu mereka berdiri di depan petugas Krisma. Kalau
MATERI PEMBINAAN CALON KRISMA – PAROKI YKI AERAMO 2022 BY JOHNRO 52
jumlah calon Krisma terlalu besar tidak perlu dipanggil satu per satu, tetapi
hendaknya mereka berdiri secara teratur di depan Uskup

Homili
Kemudian Uskup mengadakan homili singkat. Ia menerangkan isi bacaan
kepada calon Krisma, para wali Krisma, orang tua, serta umat beriman, supaya
mereka mengerti lebih jelas dari sakramen Krisma

Pembaharuan Janji Baptis


Sesudah bacaan dan Homili, para calon penerima Krisma dianjukan oleh para
wali Krisma. Kemudian Uskup mengajak para calon penerima Krisma untuk
membarui janji-janji Baptis dan iman
Pemimpin bertanya kepada Calon Krisma:
U : Jadi, apakah kamu menolak setan, segala perbuatan dan tipu muslihat?
CK : Ya kami menolak
U : Percayakah saudara akan Allah Bapa yang Maha kuasa Pencipta langit
dan bumi
CK : Ya kami percaya
U : Percayakah saudara akan Yesus Kristus Putera-Nya yang tunggal Tuhan
kita, yang dilahirkan oleh Perawan Maria yang menderita sengsara, wafat dan
dimakamkan; yang bangkit dari alam maut dan duduk di sisi kanan Bapa?
CK : Ya kami percaya
U : Percayakah saudara akan Roh kudus, Gereja Katolik yang kudus, Tuhan
yang menghidupkan, yang pada hari ini dalam sakramen Krisma dianugerahkan
kepada saudara secara istimewa seperti kepada para rasul pada hari
Pentekosta?
CK : Ya kami percaya
U : Percayakah kamu akan Gereja Katolik yang kudus, persekutuan para
kudus, pengampunan dosa, kebangkitan badan, dan kehidupan kekal?
CK : Ya kami percaya
Uskup meneguhkan pengakuan Imam ini dengan menyerukan/
menyanyikan:
MATERI PEMBINAAN CALON KRISMA – PAROKI YKI AERAMO 2022 BY JOHNRO 53
U : Inilah iman kita, inilah iman Gereja yang kita akui dengan bangga
dalam Kristus Tuhan kita.
CK/U : Amin

Penumpangan tangan
Dengan tangan terkatup Uskup (bersama Imam pembantu) berdiri menghadap
umat dan berkata:
U : Saudara-saudara terkasih, Marilah kita berdoa kepada Allah Bapa yang
maha Kuasa agar Ia sudi mencurahkan Roh kudus kepada para anak-Nya ini,
yang telah dilahirkan kembali bagi hidup abadi dalam sakramen pembaptisan.
Semoga Roh kudus yang menguatkan mereka dengan anugerah-Nya yang
berlimpah, dan semoga berkat pengurapanNya mereka menjadi serupa dengan
Kristus, Putera Allah.
Semua hadirin berdoa sejenak dan batin.
Kemudian Uskup (bersama Imam pembantu) mengulurkan kedua belah tangan
ke arah calon Krisma, lalu Uskup mengucapkan doa Krisma

Pengurapan dengan Krisma


Diakon menyerahkan minyak Krisma kepada Uskup. Sesudah itu para calon
diantar satu persatu oleh wali Krisma atau orang tua kepada Uskup.Yang
mengantar calon meletakan tangan kanan atas bahu calon dan menyebutkan
nama calon kepada Uskup atau calon sendiri menyebutkan namanya .
Uskup mencelupkan ibu jari kanan dalam minyak Krisma lalu membuat tanda
salib pada dahi calon Krisma dengan berkata:
U : ……..(Nama Calon Krisma) terimalah tanda karunia Roh kudus
CK : Amin
U : Damai Kristus besertamu
CK : Dan sertamu juga
Bila ada Imam yang membantu memberikan sakramen Krisma maka semua
tempat minyak Krisma diserahkan dulu kepada Uskup, lalu Uskup sendiri yang
menyerahkannya kepada masing-masing Imam yang membantu itu. Upacara
ini dapat diiringi dengan nyanyian. Lihat lagu MB. No. 449, 452, 453, 454, 455.
MATERI PEMBINAAN CALON KRISMA – PAROKI YKI AERAMO 2022 BY JOHNRO 54
Sesudah pengurapan, Uskup (para Imam pembantu) membasuh tangan.
Setelah itu menyusul Doa Umat.
Setelah doa umat Uskup mengucapkan Doa Penutup Upacara Krisma. Marilah
berdoa

Liturgi Ekaristi
Sesudah doa umat menyusul Liturgi Ekaristi menurut aturan upacara
misalnyaa. Kecuali hal-hal berikut:
1. Syahadat tidak diucapkan karena sudah ada pengakuan iman
2. Beberapa orang yang baru saja menerima Krisma dapat ikut serta
membawa persembahan ke altar
3. Apabila dipergunakan Doa Syukur Agung I, diucapkan “Tuhan sambutlah”
khusus
Jika mungkin para wali Krisma, orang tua, suami atau isteri dan para katekis
bersama para penerima Krisma dapat menyambut komuni dua rupa
Sebagai ganti berkat biasa, misa dapat diakhiri dengan rumus berkat khusus
sambil mengulurkan kedua belah tangan ke arah umat atau dengan doa untuk
umat dan ditutup dengan berkat

B. Upacara Krisma di Luar Misa :


Upacara Pembukaan
Setelah para calon Krisma, para wali Krisma, para orang tua dan umat
berkumpul, Uskup (bersama Imam pembantu) disertai para Diakon dan pelayan
berarak menuju ke ruang Imam. Sementara itu umat melagukan Mazmur atau
nyanyian yang sesuai. Sesudah memberi hormat kepada altar, Uskup memberi
salam kepada umat yang hadir dan berdoa doa Pembukaan.

Liturgi Sabda
Dalam liturgi sabda sekurang-kurangnya dibacakan satu dari bacaan-bacaan
yang disediakan. Contoh: Efesus 4:1-6, Efesus 1:3a,4a, 13-19a). Apabila ada
lebih dari satu bacaan, hendaknya diikuti urutan biasa yakni Perjanjian Lama,

MATERI PEMBINAAN CALON KRISMA – PAROKI YKI AERAMO 2022 BY JOHNRO 55


Surat Para Rasul dan Injil. Antara Bacaan Pertama dan Kedua dapat
dinyanyikan Mazmur atau nyanyian lain.
Sesudah bacaan-bacaan, Uskup (dan para Imam pembantu) duduk. Para calon
Krisma dipanggil oleh Pastor Paroki, atau seorang Imam lain, atau Diakon, atau
katekis menurut kebiasaan setempat. Misalnyaalnya begini: Para calon
dipanggil masing-masing, lalu maju ke ruang Imam. Anak-anak hendaknya
diantar oleh salah seorang dari para wali Krisma atau dari orang tua, lalu
mereka berdiri di depan petugas Krisma. Kalau jumlah calon Krisma terlalu
besar tidak perlu dipanggil satu per satu, tetapi hendaknya mereka berdiri
secara teratur di depan Uskup

Homili atau Amanat


Kemudian Uskup mengadakan homili singkat. Ia menerangkan isi bacaan
kepada calon Krisma, para wali Krisma, orang tua, serta umat beriman, supaya
mereka mengerti lebih jelas dari Sakramen Krisma.

Pembaharuan Janji Baptis


Para calon Krisma berdiri, Uskup bertanya kepada mereka,dan mereka
menjawab bersama-sama (lih. Pembaharuan Janji Baptis seperti Upacara
Krisma di dalam Misa)
Uskup meneguhkan pengakuan Imam ini dengan menyerukan/menyanyikan:
U : Inilah iman kita, inilah iman gereja yang kita akui dengan bangga dalam
Kristus Tuhan kita
CK/U : Amin
Dengan tangan terkatup, Uskup (bersama Imam pembantu) berdiri menghadap
umat dan berkata
U : Saudara-saudara terkasih, Marilah kita berdoa kepada Allah Bapa yang
maha Kuasa agar Ia sudi mencurahkan Roh kudus kepada para anakNya ini,
yang telah dilahirkan kembali bagi hidup abadi dalam sakramen pemBaptisan.
Semoga Roh kudus yang menguatkan mereka dengan anugerahNya yang
berlimpah, dan semoga berkat pengurapanNya mereka menjaid serupa dengan
Kristus, Putera Allah.
MATERI PEMBINAAN CALON KRISMA – PAROKI YKI AERAMO 2022 BY JOHNRO 56
Semua hadirin berdoa sejenak dalam batin
Penumpangan Tangan
Kemudian Uskup (bersama Imam pembantu) mengulurkan kedua belah tangan
ke arah calon Krisma, lalu Uskup mengucapkan doa Krisma.

Pengurapan dengan Krisma


Diakon menyerahkan minyak Krisma kepada Uskup. Sesudah itu para calon
diantar satu persatu oleh wali Krisma atau orang tua kepada Uskup.Yang
mengantar calon meletakan tangan kanan atas bahu calon dan menyebutkan
nama calon kepada Uskup atau calon sendiri menyebutkan namanya .
Uskup mencelupkan ibu jari kanan dalam minyak Krisma lalu membuat tanda
salib pada dahi calon Krisma dengan berkata:
U : ………….(Nama Calon Krisma) terimalah tanda karunia Roh kudus
CK : Amin
U : Damai Kristus besertamu
CK : Dan sertamu juga
Bila ada Imam yang membantu memberikan sakramen Krisma maka semua
tempat minyak Krisma diserahkan dulu kepada Uskup, lalu Uskup sendiri yang
menyerahkannya kepada masing-masing Imam yang membantu itu. Upacara
ini dapat diiringi dengan nyanyian. Lihat lagu MB. No. 449, 452, 453, 454, 455.
Sesudah pengurapan, Uskup (para Imam pembantu) membasuh tangan.

Doa Umat
Lalu Uskup mengucapkan doa penutup Krisma

Doa Bapa Kami


Kemudian semua hadirin mengucapkan doa Bapa Kami

Berkat
Kemudian Uskup memberkati semua hadirin. Sebagai ganti rumus berkat yang
biasa, dapat digunakan rumus berkat khusus atau doa untuk umat dan ditutup
dengan berkat .
MATERI PEMBINAAN CALON KRISMA – PAROKI YKI AERAMO 2022 BY JOHNRO 57
C. Upacara Krisma dalam Bahaya Maut
Seseorang yang telah diBaptis sebaiknya menerima juga sakramen Krisma dan
Ekaristi supaya inisiasinya lengkap. Jadi, kalau ia berada dalam bahaya maut,
hendaknya ia menerima sakramen Krisma dan kemudian, kalau ia sudah cukup
umur, komuni bekal suci (viaticum) sejauh keadaan mengizinkan, hendaknya ia
diberi sekadar penjelasan sebelumnya.
Bila keadaan mengizinkan hendaknya dipergunakan upacara lengkap seperti
upacara sakramen Krisma di dalam atau di luar misalnyaa.
Dalam keadaan darurat petugas Krisma menumpangkan tangan atas orang
sakit dan berkata.
Kemudian petugas Krisma mencelupkan ibu jari kanan dalam minyak Krisma
lalu membuat tanda salib pada dahi orang sakit sambil berkata:
P: …….(nama) terimalah tanda karunia Roh kudus
Kalau dapat orang sakit menjawab:
CK: Amin
Bagian-bagian upacara persiapan dan penutup dapat ditambahkan sejauh
keadaan mengizinkan.
Dalam keadaan yang sangat mendesak, cukup orang sakit diurapi dengan
Krisma dengan rumus berikut:
P: …….(nama) terimalah tanda karunia Roh kudus

C. Doa Penutup
(Pendamping meminta salah satu calon Krisma untuk memimpin doa guna
menutup pertemuan)

MATERI PEMBINAAN CALON KRISMA – PAROKI YKI AERAMO 2022 BY JOHNRO 58


PERBUATAN DAGING DAN PERBUATAN ROH
(Materi tambahan sebagai pelengkap)

a. Perbuatan-perbuatan daging :
Kesombongan, keras kepala, kemalasan, ketidaktaatan, penindasan,
meremehkan, keserakahan, kerakusan/loba, percabulan, kecemaran diri, hawa
nafsu, penyembahan berhala, sihir, perseteruan, perselisihan, iri hati, cemburu,
amarah, kepentingan diri sendiri (egois), percideraan, roh pemecah-belah/adu-
domba, kedengkian, dendam, kemabukan, pesta pora, kepura-puraan, tipu
daya/tipu muslihat, kemunafikan, pembunuhan, makian/kata-kata kasar dan
kotor, pelecehan, penghasutan, penghujatan, mengejek/mengolok, menghina,
pencemaran/fitnah, perjudian, perkosaan, perzinahan, pornografi,
kerisauan/kecemasan/kekhawatiran, ketakutan, boros/royal, huru-hara, suka
ingkar, acuh-tak acuh, sembrono, brutal, dan sebagainya.
(Pembina dapat meminta para calon untuk menyebutkan selain yang sudah
ada)

b. Perbuatan-perbuatan roh :
Kasih, sukacita, damai sejahtera/suka damai, kesabaran, kemurahan hati,
kebaikan, kesetiaan, kelemahlembutan, penguasaan diri, keikhlasan,
ketulusan, amal baik, kejujuran, sopan santun, tahu berterima kasih, tahu
bersyukur, rendah hati, suka menolong, ramah, setia kawan, tenggang rasa,
sikap tabah, berani karena benar, bertanggung jawab, disiplin, rajin, ulet, tekun,
sederhana, kerja keras, penuh perhatian, pengertian, sadar diri/tahu diri,
penyesalan, memaafkan, mengampuni, menghormati/menghargai orang lain,
selalu rukun, menepati janji, konsekwen, taat aturan, memelihara dan menjaga
kelestarian lingkungan, dan sebagainya.
(Pembina dapat meminta para calon untuk menyebutkan selain yang sudah
ada)

Disusun oleh : Yohanes Roja


MATERI PEMBINAAN CALON KRISMA – PAROKI YKI AERAMO 2022 BY JOHNRO 59

Anda mungkin juga menyukai