Anda di halaman 1dari 4

Pertemuan Keempat

Berjalan Bersama Melaksanakan Warta Keselamatan

A. Pembuka
1. Nyanyian Pembuka
2. Pengantar Singkat
Adven keempat, menjadi muara dari beberapa pertemuan
sebelumnya yang ingin mengajak kita untuk siap sedia dalam
pengembangan karya menggereja, terutama di masa pemulihan
pandemi ini. Di tahun sinode ini juga, kita diajak memantapkan
gerak sinodalitas agar mampu berjalan maju bersama-sama,
dengan mendengarkan Roh Kudus dan Sabda Allah (Semakin
Katolik), untuk berperan serta dalam misi perutusan Gereja
(semakin apostolik). Kedalaman iman kekatolikan kita menjadi
dasar utama dalam melaksanakan tugas perutusan kerasulan
gereja di tengah umat dan masyarakat. RIKAS dan ARDAS KAS
2020-2025 menjadi pedoman bersama dalam melaksanakan
tugas perutusan kita bersama.
Dalam situasi pemulihan pandemi COVID 19 ini, kita perlu
satukan tekad untuk berjalan bersama mengandalkan karya
rahmat ilahi, berusaha berkembang dan berbuah kasih. Pada
pertemuan Adven ke empat ini kita sebagai umat KAS diajak
berjalan bersama mengembangkan paguyuban yang semakin
berelasi dengan Kristus sehingga semakin mendalam (semakin
Katolik) dan semakin berelasi dengan sesama serta semakin
berdaya (semakin apostolik).
3. Doa Pembuka
4. Penyalaan Lilin Korona Adven Keempat
Refren: Datanglah Tuhan Allahku, selamatkanlah umat-Mu.
P: Ya Bapa, berbelaskasihlah kepada kami,
Hamba-Mu yang merindukan Putera-Mu,
Nyalakanlah harapan kami yang gelap ini,
nyalakanlah harapan kami (Lilin adven dinyalakan).
Bagaikan nyala lilin yang semakin terang,
Sampai kami berjumpa dengan Juru Selamat kami,
Yang terbaring di palungan suci.
Angkatlah tangan Mu yang mungil, Putra Allah yang Agung,
Berkatilah seluruh umatMu
Ajarilah kami untuk selalu tabah, kuat dan percaya dalam iman
Sehingga kami siap sedia bertekad bulat
mewujudkan upaya “berjalan bersama” dalam persekutuan
bergiat mewujudkan peradaban kasih
Terangilah, lindungilah, bimbinglah dan hantarkanlah kami
selalu pada Yesus Kristus, Tuhan dan Pengantara kami.
U: Amin.
Refren : Datanglah Tuhan Allahku, selamatkanlah umat-Mu.
B. Mendengarkan dan Berbicara Pengalaman Iman
1. Pemantik
Suasana menuju endemi, ketika hidup menggereja mulai normal,
kita mulai merasakan pertemuan dan berkegiatan, baik di
lingkungan maupun paroki sudah mulai bergeliat kembali. Maka,
salah satu point peneguhan Uskup KAS dalam Temu Pastoral
tanggal 15-20 November 2021 yang dilaksanakan secara daring
tahun lalu pantas kita perhatikan dalam konteks kita saat ini:
Mari kita bersama-sama Bergerak! Hal ini dapat diartikan bahwa
ada tindakan bersama, terpadu dan terprogram (tidak sporadis
dan sendiri-sendiri), tanpa harus menjadi seragam. Dalam hal ini
yang dibutuhkan adalah: persamaan pemahaman dan
tindakan/kegiatan. Dengan demikian kita sejalan Mewujudkan
Ardas VIII: dengan “Tinggal dalam Kristus dan berbuah” melalui 5
prioritas garapan pastoral yakni Kekatolikan, Kerasulan,
Kebangsaan, Kerjasama dan Sinergi, Profesionalitas.
Bapa Suci Fransiskus juga mengajak seluruh umat Katolik di
dunia ambil bagian dalam Mewujudkan Gereja Sinodal.
Mengembangkan semangat sinodalitas dalam hidup menggereja
di tingkat lingkungan, wilayah, stasi, paroki, kevikepan dan
keuskupan ini dapat diwujudkan dengan “lungguh bareng –
rembugan bareng – mutuske bareng – nandangi bareng”. Gereja
ini menjadi tanggungjawab bersama seluruh umat beriman
karena Gereja merupakan suatu communio, persekutuan umat
beriman kristiani yg berkumpul di seputar Yesus Kristus (LG Bab
2 dan kanon 204-329). Dalam communio, semua mempunyai
tanggungjawab yang sama dalam pembangunan jemaat, meski
pelaksanaannya tergantung dari fungsi dan kedudukan/status. “
2. Berbagi Pengalaman
a. Seturut dengan pesan Bapak Uskup tersebut, apakah keluarga
dan lingkungan kita telah “Tinggal dalam Kristus dan Bergerak”
di tengah situasi pemulihan pandemi ini?
b. Apa yang kita lakukan untuk mewujudkan gereja sinodal “
lungguh bareng – rembugan bareng – mutuske bareng –
nandangi bareng?”
C. Merenungkan Bersama Pengalaman Iman
1. Kitab Suci
Bacaan Matius 1: 18-24
Kelahiran Yesus Kristus adalah seperti berikut: Pada waktu
mengandung dari Roh Kudus, sebelum mereka hidup sebagai
suami isteri. Karena Yusuf suaminya, seorang yang tulus hati dan
tidak mau mencemarkan nama isterinya di muka umum, ia
bermaksud menceraikannya dengan diam-diam. Tetapi ketika ia
mempertimbangkan maksud itu, malaikat Tuhan nampak
kepadanya dalam mimpi dan berkata: ”Yusuf, anak Daud,
janganlah engkau takut mengambil Maria sebagai isterimu, sebab
anak yang di dalam kandungannya adalah dari Roh Kudus. Ia
akan melahirkan anak laki-laki dan engkau akan menamakan Dia
Yesus, karena Dialah yang akan menyelamatkan umat-Nya dari
dosa mereka.”
2. Renungan
- Kisah kelahiran Yesus merupakan kisah inspiratif, dimana ada
orang-orang yang dengan kesanggupan dan ketulusan hatinya
terlibat dalam karya keselamatan Allah. Salah satunya adalah
Yusuf. Yusuf memainkan peranan yang sangat penting.
Walaupun dalam dilema yang teramat berat, Ia tetap
mendengarkan hati nuraninya dalam mengambil keputusan
dan terlibat sepenuhnya dalam karya keselamatan Allah
ini.Yusuf pada akhirnya berani mengambil Maria sebagai
istrinya. Dengan hal itu, ia mengajarkan kepada kita tentang
perlunya tanggungjawab dan ketulusan hati dalam membuat
keputusan-keputusan hidup imannya itu. Keputusan dan
tanggungjawabnya yang tulus tentu merupakan buah dari
kedalaman hidup dan imannya kepada Allah yang mendalam.
- Kisah Pengorbanan Maria dan Yusuf merupakan sebuah kisah
inspiratif atas tanggungjawab dalam mengemban perutusan
demi menjadi berkat bagi siapapun itu. Kita juga telah
menerima anugerah tanggungjawab keselamatan atas
baptisan kita sebagai orang Katolik. Karena itu, kita pun
mengemban tanggungjawab untuk menjadi berkat bagi orang
lain. Oleh sebab itu, mari kita peka terhadap rencana dan
panggilan Allah dalam hidup kita.
- Menjadi umat yang semakin Katolik dan semakin Apostolik
adalah dua sisi keseimbangan beriman kita dewasa ini. Di satu
sisi kita diajak semakin mendalam beriman kepada Kristus,
namun sekaligus di lain sisi kita diajak semakin merasul dalam
karya-karya kita baik secara internal di lingkungan maupun di
masyarakat.
- Di masa pemulihan ini, kita diajak semakin menyadari bahwa
kita juga dipanggil untuk membuat harapan bagi orang-orang
agar semakin pulih dan berkembang, semakin menjalin
hubungan-hubungan baru dan lebih dalam, serta belajar dari
satu sama lain, memulihkan kekuatan dalam misi dan
kerasulan bersama.
Untuk itu, berdasarkan apa saja yang sudah kita temukan, kita
perlu membangun komitmen atau sikap-sikap baru sebagai
bentuk rasa syukur yang secara terus menerus perlu kita
usahakan agar hidup beriman Katolik kita semakin mendalam,
tangguh dan misioner. Kita perlu membuat komitment-komitment
agar menjadi nyata dan konkret sebagai gerakan di dalam
lingkungan dan keluarga kita. Tentu saja, hal ini tidak hanya
gerakan pribadi, melainkan juga gerakan bersama sebagai
paguyuban lingkungan, bahkan paroki.
D. Penutup
1. Doa Umat dilanjutkan Doa Bapa Kami
2. Doa Penutup
3. Nyanyian penutup

Anda mungkin juga menyukai