Anda di halaman 1dari 6

TUGAS GEREJA -7

GEREJA YANG MENGUDUSKAN (LITURGYA)

DOA DAN IBADAT


Doa dan ibadat merupakan salah satu tugas Gereja untuk menguduskan umatnya dan umat manusia
pada umumnya. Inilah yang disebut tugas imaniah Gereja. Artinya Kristus Tuhan sebagai Imam
Agung yang dipilih umat manusia dan menjadikan dunia baru. Maka bagi mereka yang sudah
dipermandikan berarti telah diurapi Roh Kudus, disucikan dan menjadi tuan rumah/kediaman imamat
suci dan mempersembahkan segala kekuatan-Nya dalam hidupnya. Maka Gereja selalu bertekun
dalam doa dan mepersembahkan kurban yang hidup, suci, dan berkeman kepada Allah.
Dalam karya dan tugas imamat Gereja mempunyai dua tugas imamat yaitu:
Imamat umum; melaksanakan tugas penugudusan antara lain dengan berdoa menyambut
sakramen-sakramen, memberi kesaksian hidup , pengingkaran diri, serta melaksanakan cintakasih
secara aktif dan kreatif.
Imamat jabatan; membentuk dan memimpin umat serta memberikan pelayanan sakramen-
sakramen.

DOA Yang Biasa:


a. Arti Doa :
Doa berarti berbicara dengan Tuhan secara pribadi, doa juga merupakan ungkapan iman secara
pribadi dan bersama-sama, yang berakar dari dunia nyata.
Sacara singkat doa adalah :
@ doa selalu merupakan bentuk komunikasi anatra manusia dengan Tuhan.
@ komunikasi ini dalam bentuk batin, (meditasi) atau lisan (doa vokal).

b. Fungsi Soa :
@ Mengkomunikasikan diri kepada Tuhan
@ Mempersatukan diri denan Tuhan.
@. Mengungkapkan cinta, kepercayaan, dan harapan kita kpada Tuhan.
@.dst................

c. Syarat Doa :
@ Syarat Doa : didoakan dengan hati, berakar dari pengalaman, dan diucapak dengan rendah hati.
@Cara Doa yang baik; berdoa secra batiiah dan doa dengan jujur dan sederhan.

SAKRAMEN-SAKARAMEN -7 Sakramen.
Tanda /simbol kehadiran Allah dalam diri manusia.
Sakramen yang di terimakan berulangkali : Tobat, Ekaresti, Pernikahan dan perminyakan.
Sakramen yang diterimakan sekali : Baptis, Imamat dan Penguatan/Krisma.

Skaramentali ; Hal yang berkaitan doa dan ibadat yang menyerupai Sakramen.
Contoh; tujuh bulanan, pemberkatan rumah, dll.

DEVOSI : Bentuk penghormatan/kebaktian khusus orang /umat beriman kepada rahasia kehidupan
Yesus yang tertentu dan penghormatan pada orang kudus. Misal : Bunda Maria, santo-santa.

Permandian :
Orang yang ikutan doa kebaktian di Gereja Katolik dsebut : Simpatisan.
Orang yang mengikuti pelajaran calon babtis disebut; Katekumen.
Masa/waktu proses seseorang mengikuti pelajaran calon babtis disebut : Katekumnat
Orang yang memberi pelajaran calon babtis disebut : Katekis.
Masa pembinaan stelah orang babtis disebut : Mestagogi.

BACA PAHAMI..Pasti Keluar di PAS Ganjil!!


.
PELAJARAN 8
GEREJA YANG MEWARTAKAN (KERYGMA)
KABAR GEMBIRA

A. TUGAS MEWARTAKAN.
Ada tiga bentuk sabda Allah dalam Gereja, yaitu :
1. Sabda/pewartaan para rasul sebagai daya yang membangun Gereja
2. Sabda Allah dalam Kitab Suci sebagai kesaksian nomatif.
3. Sabda Allah dalam pewartaan actual Gereja sepanjang zaman.
Tiga bentuk pewartaan diatas saling berhubungan satu dengan yanglainnya.Pewartaan Sabda
Allah oleh Gereja bukan hanya sekedar informasi mengenai Allah dan Yesus Kristus, melainkan
sungguh-sungguh menghadirkan Kristus yang mulia. Di dalamnya Kristus menyelamatkan,
menyembuhkan hati dari setiap orang yang mendengar dan membuka diri tehadap sabda yang
disampaikan karena Yesus Kristus membebaskan kita dari dosa melalui sabda-Nya.

1. Pola Pewartaan.
a. Pewartaan Verbal (kerygma)
@ Kotbah atau homili :
Kotbah adalah pewartaan secara tematis.
Homili adalah pewartaan yang berdasrkan suatu perikope Kitab Suci.
Keduanya merupakan pewartaan dari mimbar dan kotbah dan homili yang baik adalah
terjadinya komunikasi dua arah yang secara batiniah dan menyapa manusia/pendengar.

@ Pelajaran Agama.
Dalam proses pembelajaran diharapkan para guru agama mampu mendampingi para siswa
untuk menemukan makna hidupnya dalam terang Kitab Suci dan ajaran Gereja dalam terang
iman.

@ Katekese Umat.
Katekese umat adalah kegiatan suatu kelompok umat, dimana mereka aktif berkomunikasi untuk
menafsirkan hidup nyata dalam terang Injil, yang diharapkan berkelanjutan dengan aksi nyata,
sehingga dapat membawa perubahan dalam masyarakat kearah yang lebih baik.

@ Pendalaman Iman.
Pendalaman Kitab Suci merupakan pertemuan baik secara pribadi maupun kelompok
berdasarkan inspirasi man yang bersumberkan pada Kitab Suci dapat dilakukan dalam keluarga,
Mudika, APP dll.

b. Pewartaam dalam bentuk kesaksian (materya)


Pewartaan dalam bentuk kesaksian ini pada dasarnya lebih dipercayakan kepada peranan awam.
(lebih jelasanya dibahas pada Pelajaran 9)

2. Tuntutan dalam Pewartaan .


a. Mendalami dan mengahayati sabda tuhan.
Pengenalan dan penghayatan yang diwartakan adalah sabda Allah, dimana orang tidak dapat
mewartakan sabda Allah dengan baik, jika ia sendiri tidak mengenal dan mengahayatinya. Maka
sebelum menjadi pewarta seseorang harus menyiapkan diri baik dari materinya maupun persiapan
pribadi yang berkaitan dengan bahan pewartaan.

b. Mengenal umat/masyarakat konteksnya.


Pengenalan dan kepekaan terhadap lingkup budaya seseorang/masyarakat sangat dibutuhkan
karena dengan latar belakang tersebut kepadanya sabda Allah disampaikan sehingga sungguh-
sungguh dapat menyapa para pendengarnya . Tuntutan kita adalah menyatu dengan mereka yang
kepadanya kita wartakan kabar gembira.

B. MAGISTERIUM DAN PARA PEWARTA SABDA.


1. Magisterium atau Wewenang Mengajar.
Magisterium adalah kuasa mengajar dalam Gereja. Umat Allah hanya dapat menjalankan tugas
kenabiannya dalam kepatuhan kepada pemimpin Gereja, yang disebut Magisterium., tapi bukan
berarti dalam pewrtaan hanya hirartki yang aktif. Hirarki adalah pengajar otentik ( yang
mengembang kewibaab Kristus) tentang perkara iman dan kesusilaan dalam memaklumkan Kristus.
Para uskup selaku gembala umat melaksanakan ewewnang tertinggi untuk mengajar sebagai
pengganti Petrus mempunyai empat syarat yang harus dipenuhi yaitu :
1. Ajaran itu harus menyangkut iman dan kesusilaan.
2. Ajaran itu harus bersifat ajaran otentik, artinya jelas dikemukakan dengan kewibawaan Kristus.
3. Ajaran dinyatakan dengan tegas / definitive (tak dapat diganggu gugat)
4. Disepakati bersama (sejauh hal ini menyangkut pernyataan para uskup sebagai dewan).

2. Para Pewarta Sabda.


Menjadi pewarta tidaklah ringan sama seperti para nabi dan Yesus sendiri, maka seorang pewarta
harus mempunyai syarat-syarat sebagai berikut :
 dekat dengan yang diwartakannya
 menjadi senasib dengan yang diwartakannya
 berani menanggung derita seperti yang diwartakannya
 siap diutus dan “diserahkan” kepada umat yg mendengar pewartaan
 memiliki komitmen utuh kepada umat.

Para petugas pewarta adalah :


a. Para Pengkotbah.
Sebagian besar umat dalam pearayaan liturgy sabda tidak selalu ada imam, maka tidak menutup
kemungkinan dipimpin awam (umat) yang memberikan kotbah dan homili di dalamnya.
b. Para Katekis.
Banyak katekis lulusan akdemi/lembaga katekis, namun mereka tidak bekerja sebagai katekis,
mereka praktis di berbagai bidang hidup dalam masyarakat, seperti sebagai anggota DPR,
petani, wiraswasta, guru , pejabat dll.
c. Guru Agama
Jaman sekarang guru agama lebih banyak dijumpai di sekolah-sekolah daripada dalam
masyarakat, karena tuntutan jaman maka pola pelajaran agama sekarang memerlukan
pengetahuan dan ketrampilan yang cukup tinggi.

Evaluasi : (Dikerjakan Berdua, satu laporan pada Kertas Ulangan)


(Baca Buku Siswa)
1. Diskusikan bersama bagaimana cara/metode pewartaan yang tepat untuk saat ini. (Khususnya
dalam agama Anda) Sebut dan jelaskanlah !
2. Carilah kesulitan-kesulitan (minimal 3) serta kemudahan (mnimal 3) yang ada dalam pewartaan
dewasa ini. Uraikanlah satu persatu dengan jelas!
3. Sebutkan dan uraikanlah secara singkat (minimal 5) langkah yang harus diperhatikan agar dalam
pewartaan yang kita berikan itu bermanfaat dan berdaya guna baik bagi diri sendiri maupun
orang banyak.
4. Apa komentarmu masing-masing tentang kotbah pada setiap pemimpin jemaat yang Anda
dengar saat pemimipin Anda berkotbah (sharingkan lalu buat kesimpulan singkat) . berilah
kritik dan saran !
5. Bagaimana menurut Anda ,dengan pewartaan dalam agama Anda. Apakah cukup menarik dan
Anda senang ? Mengapa? Beri kritik dan saran!
6. Menurut Anda jaman sekarang ini lebih pas/cocok pewartaan verbal atau kesaksian dalam
agama Anda? Mengapa? Jelaskan!
Selamat Bekerja. Berdua satu laporan. Tuhan Memberkati.
Pelajaran 9
GEREJA YANG MENJADI SAKSI KRISTUS
(MARTYRIA)

Umat Kristiani dipanggil untuk menjadi saksi Kristus di tengah-tengah dunia dengan perkataan
dan perbuatan dimana pun mereka berada. Hal ini sesuai dengan pesan Yesus kepada para rasulNya; “
Tetapi kamu akan menerima kuasa, kalau Roh Kudus turun atas kamu, dan kamu akan menjadi saksi-
Ku di Yerusalem dan seluruh Yudea dan Samaria dan sampai ke ujung bumi” (kis 1:8).

Kata “saksi” sering diartikan : (1) “orang yang melihat/mengetahui sendiri suatu
peristiwa/kejadian. (2) orang yang diminta hadir pada suatu peristiwa untuk mengetahuinya agar suatu
ketika apabila diperlukan dapat memberikan keterangan yang membenarkan bahwa peristiwa itu
sungguh-sungguh terjadi.” Dari kedua arti tersebut nampak bahwa “saksi” disini menunjuk pada
personal/pribadi seseorangyang mengetahui,mengalami dan mampu memberikan keterangan yang
benar.

Menjadi saksi Kristus berarti menyampaikan/menunjukan pa yang dialami dan diketahuinya


tentang Kristus kepada orang lain. Penyampaian, pengahayatan, atau pengalamannya itu dapat
dilakasanakan melalui kata-kata, sikap, dan tindakan nyata. (baca Yoh 18:37 dan Yoh 16:2). Bagi kita
sekarang menjadi saksi Kristus berarti menjadi saksi Kristus dari diri sendiri/pribadi, rumah/keluarga,
sanak saudara, tetangga, lingkungan sekolah, masyarakat, sampai keujung bumi dimanapun kita hidup
dan berada.

Menjadi saksi kristus ternyata dapat menuai resiko. Dalam sejarah banyak dikisahkan tidak
sedikit yang bersedia menumpahkan darahnya demi imannya akan Kristus dan ajaran-Nya. Mereka
disebut martir karena mati demi imannya kepada Kristus.

Ada beberapa contoh martir yang menyerahkan nyawanya demi Kristus :


1. Santo Sebastian:
Seorang pengawal istana kaisar Diokletianus, yang mati dihujani panah karena menolak paksaan
untuk menyangkal imannya akan Kristus.
2. Santo Tarsisius (abad III):
Seorang anak yang diserahi tugas menghatar sakramen Mahakudus kepada orang-orang
Kristiani yang berada di penjara namun ia mati dikeroyok karena menolak untuk menyerahkan
hosti kepada orang-orang kafir.
3. Santa Maria Gorety:
Maria Goretty rela mati daripada diperlakukan tidak senonoh. Dll.

Pewartaan dalam bentuk kesaksian hidup mugkin lebih relevan/cocok untuk saat ini daripada
pewartaan verbal (kata-kata/dialog). Kita dapat menunjukan hidup yang penuh kasih dan persaudaraan
di tengah-tengah situasi yang sarat dengan permusuhan, kekerasan, terror. Kita dapat menunjukan
hidup yang bersemangat solider di tengah-tengah suasana hidup yang serakah dan korup karena
didorang oleh nafsu dan kepentingan pribadi/golongan.

Evaluasi : (tugas kelompok)


1. Carilah kesaksian-kesaksian yang pernah kamu alami/lakukan dalam hidupmu. Apa kesan dan
makna/nilai yang kamu peroleh.
2. Mengapa pewartaan kesaksia hidup melalui perbuatan konkret lebih simpatik/relevan
dibandingkan dengan kesaksian secara verbal (kata-kata).
3. Carilah, sebutkan kriteria-kriteria / cirri menurutmu perbuatan itu disebut bentuk-bentuk
pewartaan kesaksian . uraikanlah dengan singkat.
4. Apa kesan dan makna yang kelompok peroleh Dalam pewartaan kesaksian hidup sebagai orang
yang beragama.
5. ……………………………….(menyusul)

PELAJARAN 10
GEREJA YANG MELAYANI (DIAKONIA)

Gereja tidak pernah ada untuk berdiri sendiri. Gereja sebagai “Sakramen keselamatan” didirikan
sebagai tanda dan sarana yang memperbaikainsituasi dunia dan masyarakat sehingga semua orang dapat
hidup sejagtera dan berbahagia seturut kehendak Tuhan..Semangat orang Kristen dalam Gereja
mempunyai prinsip seperti Santo Paulus bahwa setiap orang dianggap lebih utama daripada dirinya
sendiri (flp 2:3) jadi beda dengan ambisi dunia adalah mengusai tetapi cita-cita Gereja adalah melayani.
Gereja dipanggil untuk melayani. Jika orang ingin menjadi terkemuka, ia harus rela menjadi
pelayan. Yesus sendiri menegaskan :”Anak manusia datang bukan untuk dilayani, melainkan untuk
melayani.” (Mark 10:45). Maka Gereja mempunyai tanggungjawab untuk melayani manusia.

A. Dasar Pelayanan dalam Gereja.


Dasar pengabdian Gereja adalah imannya kepada Yesus Kristus, dimana: Barang siapa
menyatakan diri sebagai murid Yesus, berarti “ia wajib hidup seperti Kristus (1 Yoh 2:6). Perwujudan
iman Kristiani adalah pelayanan. Pelayanan Kristiani adalah sikap pokok para pengikut Yesus. Dengan
kata lain, melayani sesame adalah tanggungjawab setiap orang. Kristiani sebagai konsekwensi dari
imannya. Jadi orang Kristen bukan hanya bertanggungjawab terhadap Allah dan Putra-Nya, Yesus
Kristus, tetapi juga bertanggungjawab terhadap orang lain dengan menjadi sesamanya.

B. Ciri-ciri Pelayanan Gereja (Diakonia).


1. Bersikap sebagai pelayan.
Yesus menyuruh dan menghendaki para muridNya selalu bersikap sebagai hamba yang rendah dari
semua dan sebagai pelayan dari semua (Mrk 9:35). Maka menjadi sikap iman yang radikal.
2. Kesetiaan kepada Kristus sebagai Tuhan dan Guru.
Cirikahs pelayanan Gereja adalah menimba kekuatan dari teladan Yesus Kristus sendiri.
3. Orientasi pelayanan gereja terutama ditunjukan kepada kaum miskin.
Pelayanan berarti kerja sama, yang di dalamnya semua orang merupakan subyek yang ikut
bertanggungjawab, yang menyangkut harkat, martabat dan harga diriyang bersumber pada sikap
pelayanan itu sendiri.
4. Krendahan hati.
Dalam pelayanan Gereja bersikap rendah hati (“hamba yang tak berguna”)

C. Bentuk-Bentuk Pelayanan Gereja.


Ada sifat pelayanan Gereja yaitu:
1. Pelayanan Gereja kedalam: pelayanan untuk membangun jemaat.
2. Pelayanan Gereja ke luar : pelayanan demi kepentingan masyarakat.
Bentuk-bentuk pelayanan Gereja Katolik Indonesia diantaranya yaitu :
a. Pelayanan dibidang kebudayaan dan pendidikan.
Dibidang pendidikan Gereja berupaya membangun sekolah-sekolah untuk pendidikan formal,
tetapi juga membangun kursus-kursus ketrampilan yang berguna.
b. Pelayanan Gereja dibidang Kesejahteraan.
Gereja mendirikan lembaga-lembaga sosial, Rumah sakit, poli klinik untuk kesehatan dan
kesejahteraan masyarakat.
c. Pelayanan Gereja di Bidang Politik dan Hukum.
Dalam tugas kenabiannya Gereja menyerukan untuk menciptan situasi olitik dan hokum yang
berorientasi pada masyarakat banyak.

Beberapa Tokoh Gereja yang mempunyai semngat pelayanan diantaranya :


Ibu Theresia (Rasul Kaum Miskin), Uskup Agung Helder Camera, Romo B. Mangunwijaya, Pr. Kisah
seengkapnya baca di buku diktat.
&&&&&&

Anda mungkin juga menyukai