NPM : 1906373443
Kelas : MPKT-AGAMA
A. Pengetian Gereja
Gereja memilki pengertian yang selalu berkembang, perkembangan ini berjalan secara
bersamaan dengan penyebaran gereja di dunia. Sejak dahulu para rasul-rasul mendapatkan amanah
untuk membangun gereja yang memilki fungsi sebagai tempat penyebaran kabar sukacita dan
menjadikan semua bangsa sebagai anak Allah.
Dengan adanya perkembangan gereja yang semakin luas pada setiap zamannya, gereja
dibagi ke dalam wilayah-wilayah dan memiliki beberapa tempat tetap untuk beribadah, dari hal itu
berkembanglah pengertian akan sebuah gereja, berbagai pengertian dan pemaknaan tersebut
sebenarnya menuju kepada esensi yang sama secara non fisik. Dalam perkembangannya, gereja
secara fisik dikenal sebagai tempat beribadah umat Kristiani.[1]
Melainkan bangunan gereja tersebut hanya represntasi sebagai tempat ibadah, pengertian
gereja sebenarnya ialah pribadi individu yang ada didalamnya. Seperti yang tertulis pada kitab
Keluaran 6:7 “(6-6) Aku akan mengangkat kamu menjadi umat-Ku dan Aku akan menjadi
Allahmu, supaya kamu mengetahui, bahwa Akulah, TUHAN, Allahmu, yang membebaskan kamu
dari kerja paksa orang Mesir.”.
1. Gereja adalah Am
Dalam KBBI am memiliki arti umum atau awam. Gereja tidak terikat pada satu kalangan
atau zaman tertentu melainkan Gereja merupakan persekutuan orang percaya dari segala suku,
bangsa, kaum, dan bahasa, dan meliputi segala zaman. Gereja harus mampu membuka diri untuk
berbagai kalangan masyarakat dan menolak diskriminasi. Hal ini digambarkan bahwa bagi seluruh
jemaat yang percaya dan mengakui Yesus sebagai Tuhan dan Juruselamat adalah bagian dari
gereja Am. Gambaran mengenai Gereja sebagai Gereja Universal dapat ditemukan dalam kitab 1
Korintus 12:13-14 “Sebab dalam satu Roh kita semua, baik orang Yahudi, maupun orang Yunani,
baik budak, maupun orang merdeka, telah dibaptis menjadi satu tubuh dan kita semua diberi
minum dari satu Roh...”
Gereja memiliki panggilan untuk melayani seluruh masyarakat dari berbagai kalangan dan
latar belakang dan menyebarkan kabar sukacita. Dalam pelayanan ini harus terdiri dari tiga unsur
utama, yaitu Koinonia memiliki pengertian persekutuan ibadah dengan saudara seiman, Diakonia
memilki pengertian pelayanan dan melayani sesuai dengan bimbingan Roh Kudus, dan yang
terakhir adalah Marturia yang memilki pengertian memberitakan Injil bahwa Yesus adalah Tuhan
dan Juruselamat dunia.
D. Radikalisme
Radikalisme timbul dari rasa ketersingkirkan seorang didalam kalangan tertentu sehingga,
membuat identitas yang baru dalam diri seseorang[1]. Ada banyak sekali faktor yang dapat
mempengaruhi pemikiran seorang mengenai jati dirinya salah satu penyebabnya adalah latar
belakang sosial yang tidak sesuai dengan pemahaman orang disekitarnya. Hal ini sangat bertolak
belakang dengan sifat-sifat gereja yaitu Gereja adalah Am. Gereja memiliki tugas untuk merangkul
dan memperbaiki pemahaman yang salah atau tidak sesuai dengan ajaran Kristus.
Radikalisme dapat dibedakan menjadi dua tahapan, tahapan yang pertama ialah pikiran dan
tahapan yang kedua ialah aksi. Keduanya memilki potensi negatif untuk kalangan masyarakat, hal
ini mampu memicu perpecahan bangsa dan Bhineka Tunggal Ika.
1
Al Syafi’ AS, (Analisis Kritis dan Upaya Pencegahannya Melalui Basis Keluarga Sakinah),2017
Berikut ini terdapat berbagai cara gereja dalam menyikapi radikalisme di Indonesia, antara
lain sebagai berikut :
1. Hard Power adalah penegakkan hukum yang tegas,keras, dan tanpa kompromi hal ini
berguna untuk memberatasi persoalan radikalisme dan terorisme hingga akarnya.
2. Soft Power adalah membentengi masyarakat dengan ideologi yang sesuai dengan
Alkitab, UUD 1945, dan Pancasila. Hal ini berguna untuk menanamkan nilai postif
sejak awal kepada masyarkat sehingga memiliki dasar pemikiran yang kuat.
E. Penutup
Gereja memiliki pemahaman bahwa setiap jemaat yang ada didalamnya adalah pengertian
dari gereja itu sendirir. Sebagai warga gereja kita harus mampu menerapkan sikap-sikap gereja
dalam kehidupan kita sehari-hari dan menjadi teladan bagi sesama dan mampu menjalankan fungsi
gereja dilingkungan masyarakat. Dengan penerapan fungsi gereja dan sikap gereja dikehidupan
maka, akan menghilangkan benih pemikiran radikalisme dikehidupan masyarakat dan nama Tuhan
dapat dimuliakan.
DAFTAR PUSTAKA
1. Al Syafi’ AS, 2017,1, Radikalisme Agama (Analisis Kritis dan Upaya Pencegahannya
Melalui Basis Keluarga Sakinah).
2. https://pgi.or.id/gereja-gereja-menyikapi-persoalan-radikalisme-dan-terorisme/ Surya
Adhy Kusuma | 05 01 12245 | Gereja Bethany Fresh Anointing di Yogyakarta