Salah satu tugas gereja yang cukup strategis adalah tugas pendidikan atau
pembinaan bagi umat atau jemaatnya. Tugas ini dianggap penting karena
bagaimanapun apa yang diinginkan terjadi bagi jemaat, baik secara invidivu
maupun komunal hanya mungkin kalau ada tugas pendidikan atau apapun
namanya. Tugas seperti ini selalu melekat dalam komunitas apapun, apalagi
komunitas dalam iman atau agama.1 Itu artinya, Gereja bukanlah sekedar tempat
warga gereja. Dalam konteks ini gereja harus memberikan layanan pendidikan
atau Gereja sebagai pusat pendidikan, tidak harus kita pahami secara formal
tinggi.2 Akan tetapi gereja dengan segala tugas pelayanannya kepada jemaat harus
penerapannya dalam hidup jemaat. Selain itu mengandung dorongan agar jemaat
1
Nuhamara, op.cit.,1
2
Marbun, Purim (Departemen Pendidikan dan Latihan) BPH GBI, Gereja sebagai Pusat Pendidikan
Jemaat, http://www.beritabethel.com/artikel/detail/92, diakses tanggal 3 Februari 2015
12
mulai dari usia kanak-kanak sampai dengan usia lanjut mampu bertumbuh dan
Harus diakui bahwa pelayanan gereja kepada setiap kategori usia tidak bisa
penelitian ini adalah kelompok keluarga muda. Penggunaan istilah keluarga muda
GKJ Manahan. Pada tahun 2014 dalam visitasi tersebut, Komisi Warga Dewasa
Sidang Majelis Terbuka GKJ Manahan tahun 2013, yang termasuk dalam
kelompok keluarga muda ini adalah pasangan yang usia perkawinannya 0 (nol)
tahun sampai dengan 10 (sepuluh) tahun.3 Sesuai dengan teori perkembangan usia
perkawinan 0-10 tahun jika hal ini dapat dikategorikan dalam usia dewasa muda.
bahwa keluarga muda berada di rentang usia dewasa muda yaitu usia 18 (21)
tahun sampai dengan 40 tahun. Pada usia 18 tahun sampai dengan 40 tahun
Mereka juga kaya dengan idealisme yang mewarnai perasaan, sikap dan perilaku.
Segala impian atau cita-cita ingin diwujudkan mengingat kondisi fisiologis masih
3
Laporan Visitasi (kunjungan gerejawi) Badan Pelaksana Klasis Kartasura pada tahun 2014.
Dengan catatan bahwa yang kategorikan usia perkawinan 0 (nol) sampai 10 (sepuluh) tahun
adalah mereka yang menikah dibawah usia 40 tahun.
13
mendukung. Mereka sibuk bekerja (in market place), mungkin sendiri, bekerja
dan kebutuhan pribadi, kebutuhan keluarga dan komunitas juga turut menjadi
faktor motivasi kerja mereka. Bahkan, pantang bagi golongan usia itu untuk
diharapkan dapat membantu kelompok usia itu untuk meraih dan mewujudkan
Berkaitan dengan hal tersebut, bab ini akan menjelaskan tentang tanggung
Pendidikan Agama Kristen kepada warga gereja yang berusia dewasa (baca:
Pendidikan Warga Dewasa) khususnya kategori dewasa awal. Oleh sebab itu,
yang pertama dikemukakan adalah pengertian gereja dan tanggung jawab gereja
dalam pembinaan warga gereja. Kedua, berkaitan dengan hakikat dan tujuan
Pendidikan Agama Kristen (disingkat PAK) dan PAK Dewasa. Sedangkan yang
Hurlock dan teori perkembangan kepercayaan James Fowler, serta hal-hal yang
4
B.S. Sidjabat, Pendewasaan Manusia Dewasa : Pedoman Pembinaan Warga Jemaat Dewasa dan
Lanjut Usia (Jawa Barat : Kalam Hidup, 2014), 96
14
II.1 GEREJA DAN PENDIDIKAN WARGA GEREJA
Kata “Gereja” berasal dari kata Portugis igreya, yang jika mengingat
akan cara pemakaiannya sekarang ini, adalah terjemahan dari kata Yunani
kyriake, yang berarti menjadi milik Tuhan. Adapun yang dimaksud dengan
persekutuan para orang yang menjadi milik Tuhan, belum terdapat di dalam
Perjanjian Baru (PB). Istilah ini baru dipakai sesudah zaman para rasul,
persekutuan para orang beriman adalah ekklesia, yang berarti rapat atau
telah dipanggil berkumpul oleh Allah sendiri. Istilah ekklesia tidak harus
5
Hadiwijono, Harun, Iman Kristen, (Jakarta: BPK.Gunung Mulia, 2000) 362
15
ke luar”. Gereja dipanggil keluar dari dunia bangsa-bangsa, “keluar dari
pengakuan mereka bahwa Yesus adalah Juru Selamat, dan mereka yang
sama-sama mengakui pengakuan itu, terikat satu sama lain sebagai suatu
Jadi, melalui hal itu. maka gereja mempunyai tanggung jawab yang
Tuhan bagi dunia. Kata memperlengkapi menjadi relevan jika hal ini
dikaitkan dengan tugas dan tanggung jawab gereja dalam hal mendidik
dikatakan oleh Yesus kepada para muridnya, dalam Injil Matius 28:19,20 :
6
Boland, B.J, op.cit., 359-360
16
ajarlah mereka melakukan segala sesuatu yang telah Kuperintahkan
kepadamu. Dan ketahuilah, Aku menyertai kamu senantiasa sampai
kepada akhir zaman.”
banyak tugas kepada warga gerejanya. Namun secara garis besar tugas
gereja dibedakan dalam tiga hal yang sering disebut “Tri Tugas Gereja”
terpisah satu dengan yang lain. Ketika orang percaya menjalankan tugas
jemaat tetap hidup berakar dan dibangun di dalam Kristus, bertambah teguh
7
Sumiyatiningsih, dkk, op.cit., 19-20
17
Dapat dikatakan bahwa, Pendidikan Warga Gereja merupakan usaha
pembelajaran dan perubahan diri yang terus menerus, mereka mau dan
terhadap umat Allah. Istilah pendidikan warga gereja yang dipakai dalam
penelitian ini, bukan berarti mencoba meniadakan istilah lain yang lazim
bersama agar tidak terjadi pemahaman yang keliru. Hubungan PAK dan
tahun 1980. Menurut pandangan Clement,8 tugas PAK lebih banyak ke arah
mana ia berada, dengan segala apa yang ada padanya. Dengan demikian
tugas PAK dan PWG tidak sekali-kali bertentangan atau berlawanan satu
8
Ismail, Andar, op.cit., 29-30
18
bertumbuh dalam iman Kristiani menuju kepada tingkat kedewasaan penuh
di dalam Kristus. Tetapi di samping itu juga, menolong setiap warga gereja
hanya ditujukan kepada anak kecil dan remaja sedangkan orang dewasa
pembinaan. Pendidikan tidak selalu formal, ada juga yang non formal dan
dapat dipakai oleh semua usia dan dalam berbagai bentuk formal, informal,
(pembinaan), tetapi juga masih butuh pendidikan yang formal dan informal.
9
B.S, Sidjabat, op.cit., 3
19
pelatihan dan bimbingan dan pengajaran adalah bagian dari pendidikan. Jadi
Kristen dan tujuannya. Mengingat bahwa pendidikan orang dewasa dalam hal ini
tidak hanya dilihat dari sudut pandang pendidikan pada umumnya, tetapi
Dewasa.
Latin, ducere yang berarti membimbing (to lead), ditambah awalan “e”
yang berarti keluar (out). Dengan demikian, arti kata pendidikan adalah
10
Nuhamara, Daniel, Pendidikan Agama Kristen Dewasa, (Bandung: Jurnal Info Media, 2008), 2
11
Sumiyatiningsih, Dien, Mengajar dengan Kreatif & Menarik (Yogyakarta : Penerbit ANDI,
2006), 3-4
20
Groome mengacu pada pendapat Cremin, mengatakan bahwa
oleh dan dari tradisi tertentu, maka tradisi agamawi itulah yang menamai
Kristen.14
Pendidikan Agama Kristen (PAK). Istilah ini berasal dari bahasa Inggris
a. Hieronimus (345-420)
b. Augustinus (345-430)
14
Ibid., 23
15
Robert Boehlke, Sejarah Perkembangan Pikiran dan Praktek Pendidikan Agama Kristen dari
Plato Sampai Ig. Loyola, (Jakarta: BPK Gunung Mulia, 2011) 111.
16
Ibid., 128.
22
c. Marthin Luther (1483-1548)
khususnya kaum muda, agar bisa belajar secara teratur dan tertib
d. Calvin (1509-1664)
sendiri dan oleh dan dalam Dia mereka terhisap pula pada
17
Ibid., 342
18
Calvin, Yohanes, Institutio Pengajaran Agama Kristen, diseleksi oleh Th. Van den End,
terjemahan Ny. Winarsih dan J.S. Aritonang, Arifin dan Th. Van den End (Jakarta: BPK Gunung
Mulia, 2011), 230.
19
Homrighausen, E.G. & I.H. Enklaar, op.cit., 26.
23
f. Clement Suleeman/Lee Sian Hui (1980)
dengan tugas ini, maka dapatlah dimengerti bahwa di mana gereja ada, di
PAK bukan satu-satunya tugas gereja namun pengajaran ini adalah suatu
20
Ismail, Andar (ed), op.cit., 6-7.
21
Homrighausen, E.G. dan Enklaar, I.H, op.cit., 20
24
masalah pribadi dan sosial.22 Di Indonesia, melalui komisi PAK dari
untuk mengenal kasih Allah yang nyata dalam Yesus Kristus, sehingga
hidup dengan Tuhan.23 Dengan kata lain yang menjadi tujuan PAK
Tuhan dan amanat Tuhan ini terdapat dalam FirmanNya. Alkitab adalah
hidup manusia.26
22
Nuhamara, Daniel, op.cit., 13.
23
Ibid., 31
24
Groome, Thomas H., op.cit., 107
25
Budiyana, Hardi, Dasar-Dasar Pendidikan Agama Kristen, (Solo: Berita Hidup Seminary, 2011),
22
26
Ibid, 23
25
Ada banyak fondasi Alkitab yang dapat diambil dan dirajut untuk
karya tenunan yang indah sekali dari pelayanan kepada Yesus Kristus.
orang yang telah diangkat menjadi anggota keluarga Allah, yaitu mereka
menjadi inspirasi bagi jemaat Tuhan. Apalagi, Roh Kudus hadir dalam
27
Pazmino, Robert W., Fondasi Pendidikan Kristen, (Jakarta : BPK Gunung Mulia, 2012), 66
28
Sidjabat, op.cit., 66
29
Budiyana, Hardi, Dasar-dasar Pendidikan Agama Kristen, (Solo: Berita Hidup Seminary) 2011,
22
26
gereja dalam mendidik warganya, untuk kategori usia dewasa dan
dewasa adalah orang Kristen garis depan yang menghadapi dunia ini
30
Nuhamara, Daniel, op.cit., 9
31
Nuhamara, Daniel, op.cit., .5
27
dewasa sehingga mereka dapat melayani Tuhan sesuai dengan bakat
yang diorganisasikan; apa pun isi, tingkatan, dan metode baik formal
32
Tim Penyusun dan Redaksi BPK Gunung Mulia, Memperlengkapi bagi Pelayanan dan
Pertumbuhan : Kumpulan Karangan Pendidikan Kristiani dalam Rangka Penghormatan kepada
Pdt. Prof. Dr. Robert R. Boehlke, (Jakarta : BPK Gunung Mulia, 2002), 46
33
GP, Harianto, Pendidikan Agama Kristen dalam Alkitab & Dunia Pendidikan Masa Kini,
(Yogyakarta: Penerbit Andi, 2012), 83
34
Craig, Yvonne, Learning For Life : A Handbook of Adult Religious Education, (London: Mowbray
A Cassel Imprint, 1994), 9
28
Sidjabat menyatakan beberapa alasan mengapa orang dewasa
29
bertanggung jawab (education for responsible living) itu sangat
ciri psikologis, dan ciri biologis. Jika ditinjau dari segi umur,
pengajarannya.
empat kategori kunci, yakni : self concept (Konsep diri) yang artinya
sendiri daripada diarahkan oleh orang lain, dengan kata lain ia sudah
31
langsung dalam persoalan besar dan kecil yang dihadapinya. Atas
kepada warga gereja yang secara usia telah dewasa dan telah
dengan baik dan benar, sehingga berdampak positif bagi orang lain,
PAK dapat dibagi kedalam tiga dimensi yaitu: Pertama, Aims adalah
37
Nuhamara, Daniel, op.cit.,56-60
38
Nuhamara, Daniel, op.cit., 29
32
Sedangkan tujuan pendidikan orang dewasa dapat kita lihat
dan kematangan yang dia miliki yang ditujukan dalam berbagai hal
39
Sudirman Lase, Pendidikan Agama Kristen Kepada Orang Dewasa, (Medan: Mitra Medan,
2011),
33
orang kudus, untuk pekerjaan pelayanan, mengajar orang dewasa di
Oleh karena itu orang dewasa perlu terus dididik agar ia semakin
40
Katji Mariany, Diktat Pembimbing Pendidikan Agama Kristen (Jakarta: STT IKSM Santosa
Asih, 2012), 21.
41
Nuhamara, Daniel, op.cit., 9-11
34
3. Dunia di mana orang Kristen dan gereja ditempatkan adalah dunia
hierarkhi.
Istilah dewasa (adult) berasal dari kata kerja latin, seperti juga
partisiple dari kata kerja adultus yang berarti “telah tumbuh menjadi
42
Hurlock, Elisabeth, B., Psikologi Perkembangan : Suatu Pendekatan Sepanjang Rentang
Kehidupan (Jakarta: Penerbit Erlangga, 1980), 246
35
kanak atau remaja lagi); telah mencapai kematangan kelamin; telah
43
B.S, Sidjabat, op.cit., 1-2
36
dengan perubahan fisik sebagai penanda kedewasaan, dari segi fisik,
lebih luas dan panjang yaitu mulai orang disebut dewasa sampai
telah diamati.
44
Jahja, Yudrik, Psikologi Perkembangan Edisi Pertama, (Jakarta: Kencana Prenadamedia Group,
2011), 249
45
Ismail, Andar, Selamat Panjang Umur: 33 renungan tentang hidup, (Jakarta : BPK Gunung
Mulia, 1997), 75-77
37
Seorang ahli psikologi kepribadian, Ericson menyebutkan ada
kemampuan reproduktif.
orang.
46
Berk, L. Child Development. (Berlin: Pearson Education, Inc., 2003), 18
47
Hurlock, Elisabeth, B., op.cit.,246
38
dan dandanan, memungkinkan pria dan wanita berpenampilan,
seperti cinta, bukti logis, dan nilai. Ia tidak melihat segala sesuatu
hanya dalam bentuk hitam dan putih, namun ada “gradasi abu-abu”
masa yang satu dengan masa yang lain memiliki ciri khas sebagai hal
lainnya.48
48
Berk, L., op.cit., 21
39
dewasa awal merupakan periode penyesuaian diri terhadap pola-pola
yaitu jenis berpikir logis yang mungkin muncul pada masa dewasa,
implikasi.52
49
Elisabeth, op.cit., 246
50
Santrock, W., John, Life-Span Development, Perkembangan Masa Hidup Edisi Ketigabelas jilid
2, (Jakarta : Penerbit Erlangga, 2002), 2
51
Papalia, Diane E., Sally, Olds, Wendkos and Fledman, Duskin Ruth, Human Development :
Perkembangan Manusia, (Jakarta : Salemba Humanika, 2013), 116-11738
52
Ibid., 138
40
utama. Pertama, dalam aspek kepribadian yang berkaitan dengan
pada masa dewasa awal, dewasa awal adalah masa peralihan dari
53
Hurlock, Elisabet, op.cit., 247
41
masa dewasa awal tersebut terdapat banyak perubahan yang dialami
nilai baru sesuai dengan tugas baru ini. Di bawah ini diuraikan ciri-
keluarga besar pada awal masa dewasa atau najkan pada tahun-
54
Hurlock, Elisabeth, op.cit., 246-252
42
c. Masa Dewasa Awal sebagai masa bermasalah
barunya.
Masa dewasa awal adalah status baru yang sedang dijalani oleh
43
akrab. Akibatnya, mereka menjadi egosentris dan tentu
orang yang berbeda usia dan karena nilai-nilai itu dapat dilihat
44
kembali menyadari bahwa kelompok sosial berpedoman pada
Hidup Baru
penyesuaian diri pada pola peran seks. Pola peran seks atas
Orang yang dewasa tidak terikat lagi oleh ketentuan dan aturan
kemampuan individualnya.
45
perkembangan yang tidak hanya karena kebutuhan pribadi tetapi
dan penyesuaian peran seks pada masa ini juga sangat berpengaruh
55
Ibid., 252
46
Di bawah ini adalah beberapa kondisi yang mempengaruhi
mereka.
56
Ibid., 254
47
kehidupan mereka yang baru atau apakah hal-hal itu masih
masa remaja.
48
kehilangan kesempatan mengembangkan minat ini dan sebagian
8. Perubahan Kesenangan
setelah ia dewasa.
awal yaitu: 57
a. Jenis Kelamin
kelompok agama.
b. Kelas Sosial
57
Ibid., 258
49
Golongan kelas menengah sebagai kelompok, lebih tertarik
atau yang lebih rendah; orang lebih banyak ambil bagian dalam
kurang peduli.
50
Pasangan yang berbeda agama cenderung kurang aktif dalam
sama.
realitik.
h. Pola Kepribadian
kegiatan agamanya.
Kerajaan Allah dipengaruhi oleh banyak faktor, baik dari dalam maupun dari
51
luar diri yang mendengar dan mempelajarinya.58 Seorang ahli teori
tertentu yang bersifat historis, budaya dan kultus di mana suatu masyarakat
tertentu melalui khazanah simbol, upacara, norma etis dan ekspresi estetis
pemaknaan: menemukan makna dan membuat makna dalam diri kita dan di
dunia di mana kita hidup, bergerak dan ada. Iman adalah orientasi kita
mana kita memberikan hati dan yang memberikan makna bagi hidup kita.60
sebagai berikut:61
58
Sidjabat, B.S, op.cit., 255
59
Fowler, James, op.cit., 21-22
60
Astley, Jeff and Leslie J. Francis, Christian Perspctives on Faith Development, (Leominster,
London : William B. Eerdmand Publishing Company, 1992), xviii
61
Fowler, James, op.cit., 26-37
52
1. Tahap 0 : Kepercayaan Elementer Awal (Primal Faith) berlangsung pada
umur 0-3 tahun. Pada tahap ini disebut juga sebagai iman dasar yaitu
yang diambil atau diajarkan. Iman dasar ini disebut juga kepercayaan
atau tidak teratur. Ciri dari iman ini adalah dunia pengalaman sudah
Pada umur ini yang paling berperan dalam perkembangan iman anak
12-20 tahun. Pada umur ini muncul kemampuan kognitif baru, yaitu
tahun ke atas (awal masa dewasa). Ciri dari umur ini adalah lahirnya
53
Pribadi sudah mampu melihat diri sendiri dan orang lain sebagai bagian
berkembang pada umur 45 tahun ke atas. Ciri dari tahap 6 ini adalah
Gaya hidup langsung berakar pada kesatuan dengan Tuhan, yaitu pusat
nilai, kekuasaan dan keterlibatan yang terdalam. Ada rasa keutuhan dan
keinginan untuk bertindak berdasarkan apa yang baik bagi semua orang.
54
Luasnya pergaulan, banyaknya peran, meningkatnya wawasan dan
banyaknya krisis yang telah dilalui, dapat mengarahkan orang dewasa awal
untuk menghayati imannya lebih bersifat pribadi. Oleh karena itu, tidak
jarang kita melihat orang dewasa awal, khususnya dalam usia 30-40 tahun,
kebenaran bagi dirinya sendiri. Adapun pandangan yang berbeda dari dirinya
dianggap salah atau keliru. Mereka pun tampil sebagai orang-orang yang
berpendirian keras dan fanatik, kalau yang diyakini itu benar dalam arti sesuai
dengan firman Tuhan serta bersesuaian pula dengan pengalaman. Sikap dan
cara beriman seperti itu tidak menjadi masalah. Namun, sebaliknya, kalau apa
yang dipercayai itu keliru, mereka dapat menstransfer hal itu kepada orang
seluruhnya.
Oleh sebab itu, gereja patut mengajarkan tidak hanya iman yang berupa
dogma atau isi ajaran Alkitab, ia juga harus mengerti cara beriman orang
dewasa itu sendiri. Cara beriman dengan berbagai tahapan atau kemungkinan
62
Sidjabat, B.S. op.cit., 114-115
55
berimannya. Selain itu, gereja perlu membantu warga jemaat untuk mengenali
hubungan pola pikir, keputusan moral, dan pengaruh interaksi sosial serta
budaya terhadap caranya memahami Allah. Artinya, sangat baik jika warga
belajar dari hal tersebut, lalu berkembang ke tahap berikutnya sesuai dengan
perkembangan kedewasaan.63
63
Ibid, 269
56