Anda di halaman 1dari 11

Nama : Elfrida N.

Indriyani Talan
NIM : 045260593

Buatlah deskripsi pembinaan iman di Paroki di tempat Anda tinggal dan berilah data dan
dokumentasi berkenaan dengan hal tersebut!

Iman merupakan dasar dari segala sesuatu yan kita harapkan dan bukti dari segala sesuatu
yang tidak kita lihat. Karena iman kita paham bahwa alam semesta dijadikan oleh Firman Allah,
sehingga apa yang kita lihat telah terjadi dari apa yang tidak kita lihat (bdk Ibr 11:1,3).
Pembinaan adalah bagian dari pendidikan yang bertujuan mengembangkan kepribadian
manusia untuk mencapai tujuan akhirnya. Mangunhardjana (1986: 11) menegaskan bahwa
“sebagaimana dikatakan dewasa ini, pembinaan menekankan pada pengembangan manusia pada
praktik: pengembangan sikap, kemampuan dan keterampilan. Sedangkan pendidikan
menekankan pengembangan manusia pada sisi teoritis: pengembangan pengetahuan dan ilmu”.
Pembinaan iman adalah konsekuensi langsung dari identitas misionaris Gereja. Misi
Gereja untuk selalu melaksanakan evangelisasi yang mengarahkan pada pertobatan dan iman.
Mereka yang pada awalnya tidak percaya kepada Kristus, kemudian menerima warta Injil,
percaya, dan memberikan diri untuk dibaptis. Tugas gereja selanjutnya adalah melindungi,
menjaga, memelihara, menyuburkan, dan membantu semua orang Kristen untuk bertumbuh
dalam Kristus. Proses melindungi, menjaga, memelihara, menyuburkan, dan membantu semua
orang ini dinamakan pembinaan iman. Oleh karena itu, pembinaan iman ialah langkah lanjutan
dari evangelisasi. Evangelisasi menghasilkan pertobatan dan iman, sedangkan pembinaan iman
memelihara dan mengembangkan iman. (Dewan Karya Pastoral KAS, 2014: 21).
Pembinaan iman sebenarnya sudah terjadi dalam kehidupan Gereja. Segala hal yang
terkait dengan pelayanan iman bisa disebut pembinaan iman, mulai dari kegiatan liturgi,
pewartaan, pelayanan, dan paguyuban yang diperuntukan bagi orang-orang yang sudah dibaptis.
Dalam ilmu kateketik, pembinaan iman dapat disamankan dengan katekese. Katekese artinya
aslinya adalah membuat bergema, menyebabkan sesuatu bergaung. Catechesi Tradendae
merumuskan katekese sebagai pembinaan iman orang-orang yang telah dibaptis yang diberikan
secara organis dan
sistematis dengan maksud mengantar mereka memasuki kepenuhan hidup Kristen. Dalam
konteks biblis, katekese dirumuskan sebagai pengajaran, pendalaman, dan pendidikan iman agar
orang kristen semakin dewasa dalam iman (Kis. 18:25; Kis. 21:21; Gal. 6:6; 1Kor. 14:19). Dari
rumusan tersebut, kita bisa melihat bahwa di dalam katekese atau pembinaan iman terdapat unsur
pewartaan, pengajaran, pendidikan, pendalaman, pembinaan, pengukuhan, serta pendewasaan
iman (Dewan Karya Pastoral KAS, 2014: 21-22). Buku Iman Katolik mengatakan bahwa iman
itu
adalah “penyerahan diri seutuhnya kepada Allah”. Collins mengatakan bahwa iman itu adalah
penyerahan diri secara pribadi kepada Allah (fides qua) Ia menekankan sisi dari iman adalah
tanggapan yang bebas, bertanggung jawab, dan utuh (DV, 4). Dengan iman kita mengakui
kebenaran mengenai pewahyuan ilahi yang definitive dalam diri Kristus (Yoh 20:13; Rm 10:19),
dengan taat mengikatkan diri kita (Rm 1:5; 16:26) dan mempercayakan masa depan kita kepada
Allah (Rm 6:8; Ibr 11:1).
Jenis-Jenis Pengembangan Iman Katolik yang dilakukan di Paroki St. Yosep Pekerja Penfui
Kupang khususnya di Gereja Stasi Hati Kudus Yesus Bimoku yaitu.
1. Doa
Pembiaan iman yang pertama adalah berdoa. Berdoa harus ditanamkan agar berdoa dalam setiap
keadaan baik dalam suka, duka, syukur, sakit dan lain-lain. Rasul Paulus mengingatkan umat di Filipi
dan juga umat kristiani “... nyatakanlah dalam segala hal keinginanmu kepada Allah dalam doa dan
permohonan dengan ucapan syukur.” (Flp 4:6).
Doa merupakan upaya mengatasi ilusi (mimpi) yang sering menguasai manusia (bahkan yang
bersikap tenang dan baik hati), yaitu ilusi bahwa manusia ialah mahluk yang tidak bisa mati. Doa
adalah ‘tangan yang terbuka’ untuk menerima sesuatu dari Tuhan, tetapi juga agar Tuhan dapat
mengambil sesuatu dari kita.
Contoh yang dilakukan di Gereja Stasi Hati Kudus Yesus Bimoku dan pastinya dilakukan
oleh setiap orang dimanapun ia berada yaitu berdoa baik sendiri maupun bersama. Umat
selalu diingatkan dan diajak untuk berdoa untuk hidup yang lebih bersyukur kepada Tuhan.
Ilustrasi diambil dari google.com
2. Liturgi
Secara etimologis, liturgi itu berasal dari bahasa Yunani yaitu leitourgia. Kata tersebut
berasal dari gabungan kata leit (dari leios-laos = bangsa/rakyat) yang berarti “publik/umum”,
dan ergon (dari ergatsomai = bekerja) yang berarti “karya amal”. Oleh karena itu, liturgi
dapat diartikan sebagai “karya untuk publik” atau “karya publik”. Kata leitourgein (kata kerja)
itu sendiri berarti “melakukan tugas-tugas umum dalam kota/negara”.
Seluruh kehidupan liturgi Gereja berkisar di pada kurban Ekaristi dan sakramen-
sakramen yang ditetapkan oleh Yesus Kristus sendiri (KGK, 1113-1114). Sakramen-
sakramen itu dimaksudkan untuk menguduskan orang, membangun Tubuh Mistik Kristus,
dan memuliakan Allah.
Liturgi ialah sebuah pertemuan anak-anak Allah dengan Bapa mereka. Jadi, ada unsur
dialog yang diungkapkan melalui kata-kata dan tindakan. Sebagai pelajaran dan tanda, serta
sebgai perwujudan dari yang diartikan, perkataan dan perbuatan tak dapat dipisahkan satu
sama lain (KGK, 1153-1155). Liturgi mengisi hari-hari atau momen-momen kehidupan umat
beriman. Jadi, ada yang disebut masa liturgi, hari Tuhan, tahun liturgi, peringatan orang-
orang kudus dalam tahun liturgi, dan ibadat harian (KGK, 1163-1178).

Ilustrasi diambil dari google.com


3. Sakramen
Menurut Harun Hadiwijono, kata sakramen berasal dari kata sacramentum yang berarti:
Perbuatan atau perkara yang bersifat rahasia, yang kudus, yang dihubungkan dengan para
dewa. Di dalam gereja semula yang disebut sakramen adalah segala rahasia yang
bersangkutan dengan Allah, serta pelayanan-Nya, seperti: upacara- upacara kebaktian dengan
segala peralatannya, penyembuhan dan sebagainya (1982, p. 158). Sakramen disebut sebagai
tanda dan materai bagi orang percaya. Para ahli teologi berpendapat bahwa sakramen
merupakan tanda dan materai bagi orang percaya. Oleh karena itu, sebagai sarana
keselamatan, orang yang menerima dan memahami sakramen haruslah memiliki kerangka
iman yang kuat. Hal inilah yang menjadikan sakramen sebagai salah satu dasar pembinaan
iman semua umat beriman.

Ilustrasi diambil dari google.com


4. Rekoleksi
Pembinaan memiliki tujuan untuk menjadikan orang yang dibina menjadi lebih baik. Iman
seseorang juga harus terus dibina agar selalu terolah dan terjaga.
Istilah rekoleksi mengantar pada pengertian rekoleksi dalam Bahasa Inggris “re-col lect”
yang artinya mengumpulkan kembali dan istilah rec-ol lection yang memiliki arti
kemampuan mengingat (Salim Peter, 1990: 1597). Istilah rekoleksi yang dikenal dan sering
didengar di telinga umat, khususnya umat Katolik memiliki arti yang tidak jauh berbeda dari
arti kata dasarnya. Dalam Buku “Membimbing Rekoleksi”, dijelaskan pengertian rekoleksi
yaitu sebagai usaha untuk memperkembangkan kehidupan iman atau rohani
(Mangunhardjana, SJ., 1985: 7).
Rekoleksi juga membantu umat atau peserta rekoleksi meresapkan pengalaman hidup rohani,
mengevaluasi pengalaman selama ini, dan mencoba menemukan langkah- langkah baru, bagi
perjuangan hidup selanjutnya (Darmawijaya, Pr., 1990: 5).
Ilustrasi diambil dari google.com
5. Devosi
Devosi merupakan penyerahan diri, penghormatan, pengabdian. Devosi berbicara soal batin,
soal hati yang mau menyerahkan diri kepada Tuhan, bersedia menghormati-Nya melalui para
kudus-Nya (Wellem, 2006: 69). Devosi juga merupakan bentuk kebaktian, yang ciri khasnya
adalah objeknya sebagian terbatas dari keseluruhan iman Kristiani, misalnya pada sengsara
Yesus Kristus.
Tujuan utama devosi kepada untuk mengarahkan umat kepada Karya Keselamatan Allah
dalam Yesus. Devosi harus membawa manusia lebih dekat kepada Yesus (Kokoh, 2009:
138). Secara umum tujuan devosi adalah: Menggairahkan iman dan kasih kepada Allah;
menghantar umat pada penghayatan iman yang benar akan misteri karya keselamatan Allah;
mengungkapkan dan meneguhkan iman terhadap salah satu kebenaran misteri iman;
memperoleh buah-buah rohani.

Ilustrasi diambil dari google.com

6. Katekese
Secara umum kata "katekese" (katechesis) berarti instruksi dari mulut ke mulut, terutama berupa
tanya jawab. Katekese merupakan suatu bentuk kegiatan Gereja yang tetap dan mendasar, bentuk
pewartaan lnjil yang menampilkan ciri kenabian Gereja, di mana kesaksian dan pengajaran
berlangsung serentak. Makin perlu diusahakan berbagai bentuk katekese dan aneka bidangnya,
antara lain katekese anak –anak oleh orangtua mereka. Lebih lanjut, jika dihubungkan dengan
pembinaan iman keluarga, Sinode Para Uskup pada tahun 1977 secara istimewa menaruh
perhatian pada katekese dalam keluarga modern. Sehingga katekese menjadi salah satu sarana
pembinaan iman khususnya dimulai dari dalam keluarga.

Ilustrasi diambil dari google.com

7. Pendalaman Kitab Suci


Dalam hal pembinaan iman diperlukan juga pendalaman Kitab Suci. Di Stasi HKY
Bimokusering dilakukan pendalaman Kitab Suci khususnya dibulan september yang
merupakan Bulan Kitab Suci Nasional (BKSN). Dilihat dari sejarahnya cikal bakal BKSN
berawal ketika Konsili Vatikan II (1962- 1965). Dei Verbum, salah satu dokumen yang
dihasilkan, berbicara tentang kitab suci. Para bapa Konsili menganjurkan jalan masuk
menuju kitab suci agar dibuka selebar-lebarnya untuk kaum beriman. Dari sanalah, muncul
ajakan untuk tekun membaca kitab suci.
https://kupang.tribunnews.com/2020/01/24/diskusi-kitab-suci-jelang-hari-minggu-sabda-
allah?page=all

8. Kunjungan OMK Ke Paroki lain dan kegiatan lainnya


Untuk Orang Muda di Stasi HKY Bimoku sangatlah hidup. Sudah banyak kegiatan
Pembinaan Iman yang dilakukan oleh mereka dalam rangka membentuk iman orang muda.
Seperti contoh-contoh dibawah ini.

https://kupang.tribunnews.com/2021/06/19/omk-hky-bimoku-adakan-kegiatan-
pendalaman-iman?page=all
https://nusalontar.com/2021/06/19/urus-jitu-omk-hky-hadapi-dunia-tipu-tipu/

https://www.sergap.id/omk-kapela-bimoku-berbagi-kasih-keluarga-tidak-mampu-dibantu/
https://www.korantimor.com/blog/2020/01/23/omk-kapela-hky-bimoku-bakal-gelar-konser-
pembangunan-kapela/

https://www.victorynews.id/komunitas/pr-3312439165/rayakan-dies-natalis-ke-20-kapela-
beumopu-omk-hati-kudus-yesus-gelar-aneka-kegiatan
Kegiatan lainnya : latihan koor, kunjungan ke Paroki Aryos Niki-Niki, menjadi Putra-Putri
Altar, dll.
Sumber pustaka:
Alkitab
Ardijanto, D. B. K., & Putra, I. D. (2015). Devosi Kepada Bunda Maria Berdasarkan Dokumen
Marialis Cultus Dan Pelaksanaannya Di Paroki Mater Dei Madiun. JPAK: Jurnal
Pendidikan Agama Katolik, 13(7), 43-54.
Budianto, A. S. (2018). Arah Katekese di Indonesia. Seri Filsafat Teologi, 28(27), 204-228.
Di Paroki Kristus, Raja Baciro Yogyakarta. Rekoleksi Untuk Melengkapi Pembinaan
Katekumen.
Kementrian Risetdikti RI. 2016. Pendidikan Agama Katolik Untuk Perguruan Tinggi. Cetakan I,
Kementrian Risetdikti RI, Jakarta
Kotan, Daniel Boli dan da Santo, Pr Fransiskus Emanuel. 2021. Pendidkan Agama Katolik dan
Budi Pekerti. Kementrian Risetdikti RI, Jakarta
Naat, D. E. (2020). Tinjauan Teologis-Dogmatis Tentang Sakramen Dalam Pelayanan Gerejawi.
Jurnal Teologi Pengarah, 2(1), 1-14.
Sinaga, Linda Risnawati. 2017. Deskripsi Penghayatan Hidup Menggereja Orang Muda Katolik
Paroki Santo Yusup Bintaran, Yogyakarta. Skripsi. Tidak diterbitkan, Universitas
Sanata Dharma. Yogyakarta

Anda mungkin juga menyukai