Ringkasan Buku
Oleh :
Gideon Rusli
Buku ini dibagi dalam 5 bagian untuk menjelaskan seluruh konsep kebenaran
yang dipegang dan dijalankan yaitu : bagian satu untuk menjelaskan istilah-istilah
yang dipakai, bagian kedua untuk menjelaskan lahirnya visi pemuridan dan
"Intensional Disciplemaking Church" (IDMC) yang diterjemahkan sebagai Gereja
yang Intensional Memuridkan. Kemudian bagian ketiga berisi tentang strategi
Alkitabiah yang mendasari IDMC dan bagian keempat berisi tentang menetapkan
hasil pemuridan yang akan dicapai. Bagian terakhir atau kelima menyampaikan
strategi untuk memastikan penyelesaian misi pemuridan dalam gereja IDMC.
Agar bisa menangkap visi pemuridan ini dan menjadi gereja yang
memuridkan secara intensional maka pemimpin harus membangun visi melalui
empat proses utama :
1). Tekad kuat untuk menangkap visi Tuhan melalui proses berdoa, belajar dan
berbagi dengan pemimpin yang lain.
2). Membutuhkan waktu untuk visi meresap dalam kehidupan jemaat.
3). Membutuhkan intensionalitas untuk mengkomunikasikan visi secara berulang-
ulang dan dalam jangka waktu yang panjang. Menurut pengalaman
membutuhkan 5 - 7 tahun untuk visi meresap kuat dalam jemaat.
4). Membutuhkan partisipasi aktif dari jemaat melalui pembentukan kelompok
mentoring atau pemuridan dalam jemaat. Begitu orang merasakan manfaat
mentoring, maka mereka akan membagikan visi pemuridan kepada lebih
banyak orang dalam jemaat.
Selanjutnya agar gereja betul-betul melakukan pemuridan secara kuat,
maka akan dibutuhkan sepuluh komitmen yang dapat menjadi acuan :
1). Menjalankan Hukum yang Terutama secara radikal yang berarti mengasihi
Allah dengan segenap hati (Ulangan 6:5).
7
2). Menjalankan Amanat Agung secara radikal yang berarti bersedia melakukan
proses pemuridan seumur hidup melampaui semua tantangan yang ada.
3). Menjadikan kedewasaan rohani sebagai tujuan pertumbuhan kita.
4). Menjadikan pelipatgandaan rohani sebagai strategi pemuridan untuk
pertumbuhan Kerajaan Allah.
5). Memprioritaskan pemerlengkapan pemimpin sebagai langkah awal pergerakan
pemuridan.
6). Mengejar perubahan nilai dalam proses pemuridan sebagai hal yang penting
yang akan mengubahkan kehidupan.
7). Mengembangkan pelatihan yang disertai praktik langsung sehingga terjadi
pemahaman yang kuat tentang pemuridan.
8). Mempertahankan hal-hal yang mendasar melalui mengajar orang untuk setia
dalam doa, persekutuan dan penginjilan untuk menguatkan kerohanian
mereka.
9). Memiliki struktur berbasis kelompok sel.
10). Menjadikan akuntabilitas sebagai katalis untuk pertumbuhan bersama
saudara seiman.
8
3). Allah menghendaki pemuridan dilakukan setiap orang percaya, bukan hanya
kelompok tertentu.
4). Allah bermaksud menjadikan segala bangsa muridNya di sepanjang waktu
hingga kedatangan Kristus kembali.
Dalam menjalankan pemuridan khususnya di abad 21, ada 7 hal yang perlu
disesuaikan sehingga kita bisa memuridkan dengan efektif yaitu :
1). Dari wejangan rohani menjadi bimbingan rohani dimana murid dimentor untuk
melakukan firman Tuhan. Dalam proses pembimbingan rohani ini, kebutuhan
konseling yang alkitabiah untuk menyembuhkan luka masa lalu serta
memutuskan belenggu masa lalu adalah hal yang penting.
2). Pemuridan satu tingkat menjadi pemuridan bertingkat. Dengan luasnya lingkup
pelayanan di gereja, maka dibutuhkan pemuridan yang berjenjang yang dapat
dilakukan selain di kelas juga di dalam kelompok sel.
3). Dari pemuridan berorientasi program menjadi pemuridan berorientasi orang.
Dengan memahami keunikan setiap orang maka pemuridan dapat dilakukan
dengan dua cara : pemuridan dalam kelas dengan kurikulum tertentu dan juga
interaksi antar pribadi (mentoring).
4). Dari pemuridan di ruang kelas menjadi pemuridan di kehidupan nyata. Harus ada
upaya yang disengaja untuk mengintegrasikan dan menerapkan apa yang telah
dipelajari dalam kehidupan nyata sehingga ada perubahan yang terjadi.
5). Dari perubahan diluar saja menjadi perubahan nilai dalam diri. Pemuridan harus
membawa perubahan nilai di dalam diri secara total yang mentransformasi
kehidupan. Tidak cukup hanya mengetahui kebenaran sebab kebenaran yang
dipraktekkanlah yang akan mengubah kehidupan.
6). Dari pelajaran teologis ke perenungan teologis. Program pemuridan perlu lebih
mendalam dari tentang "apa" (fakta) dan "bagaimana" (keterampilan) menjadi
"mengapa"(alasan) sehingga orang percaya menjadi orang yang terbiasa dengan
pemikiran kritis berdasarkan perenungan teologis yang akan membawa mereka
kepada pengenalan akan Kristus yang kuat.
7). Dari manajemen pelayanan menjadi manajemen kehidupan. Dalam pemuridan
abad 21, orang perlu dilatih bukan hanya untuk tujuan pelayanan saja tetapi butuh
dilatih untuk mengelola kehidupan dengan cara memimpin diri sendiri sehingga
dapat bertanggungjawab dalam setiap aspek hidupnya sebelum melayani Tuhan
dan sesama.
Dalam membangun gereja yang intensional memuridkan maka kita perlu
membangun nilai-nilai pemuridan sebagai berikut :
1). Yesus akan segera datang kembali, mungkin hari ini.
2). Karena Yesus akan segera datang kembali tugas yang harus segera dituntaskan
adalah penginjilan dunia.
3). Kunci penginjilan dunia adalah komunitas yang intensional.
4). Agenda pemuridan yang terpenting adalah menjadi seorang murid Yesus yang
radikal sebagaimana catatan Perjanjian Baru.
5). Hidup sebagai murid Kristus itu bukan suatu pilihan bagi sekelompok rohaniwan
tetapi bagi semua anggota gereja.
6). Hidup sebagai murid Kristus tidak terjadi secara otomatis namun dibentuk melalui
upaya intensional untuk membentuk murid yang tertentu.
7). Hidup sebagai murid Kristus adalah sebuah perjalanan yang memulihkan dan
membaharui kehidupan.
8). Hidup sebagai murid Kristus adalah hidup yang mengalami terobosan di dalam
Tuhan, di mana kita meninggalkan cara hidup kita yang lama.
9
9). Dunia terpenting yang kita hidupi adalah dunia yang tak kelihatan di mana firman
Allah menjadi fondasi dalam menjadi murid Kristus.
10). Kebenaran tidak mengubah hidup, hanya kebenaran yang diterapkanlah itu
yang mengubahkan hidup.
11). Mandat harus melalui mendahului misi, di mana murid harus tinggal dalam
Kerajaan sang Raja sebelum kerajaannya diperluas. Amanat Agung adalah
panggilan untuk menyelaraskan diri dengan Allah.
12). Keserupaan dengan Kristus adalah ciri utama yang menandai kehidupan
seorang murid Kristus.
Dalam melakukan pemuridan yang berhasil maka dibutuhkan proses
mentoring, dimana mentoring adalah kunci untuk pertumbuhan dan pembaharuan.
Istilah mentoring digunakan karena implikasinya yang lebih luas untuk
pengembangan kepemimpinan. Definisi mentoring adalah sebuah investasi hidup
yang memberdayakan dalam sebuah relasi yang dapat dipertanggungjawabkan,
dimana melalui relasi tersebut ada pengetahuan, keterampilan, dan sikap yang
dicontohkan dan diajarkan secara efektif sehingga terjadi transformasi hidup.
Mengapa mentoring itu penting sebab :
1). Mentoring itu mengubahkan hidup. Melalui mentoring yang berfungsi sebagai
sistem pendukung pribadi bagi orang yang dibimbing, para murid bertumbuh lebih
lagi.
2). Mentoring itu penting karena menolong mentor juga untuk tumbuh. Yang
dibimbing dan yang membimbing saling mengawasi dan memberikan dorongan
sehingga sama-sama bertumbuh. Selain itu mentoring menolong para mentor
untuk selalu segar dalam pelayanan mereka.
3). Mentoring itu penting karena memperkuat basis kepemimpinan dalam pelayanan.
Kita perlu memperbanyak orang-orang yang dapat memimpin bersama dengan
kita dan pembentukan paling baik para pemimpin dilakukan dalam lingkup
hubungan antar pribadi. Melalui mentoring orang yang dibimbing keluar dari zona
nyaman dan dapat bertumbuh lebih baik.
4). Mentoring itu penting karena merupakan sebuah investasi yang paling
menguntungkan. Investasi hidup ini luar biasa penting dan alkitabiah karena
melalui mentoring akan membawa banyak manfaat dalam kelanjutan organisasi di
masa depan.
Ada 7 prinsip untuk menolong mentoring yang efektif yaitu :
1). Mentoring itu lebih banyak tentang siapa diri kita daripada apa yang kita lakukan.
Melalui proses mentoring kita membentuk orang dengan kualitas hidup seperti
pementor. Oleh karena itu "siapa" harus mendahului "apa". Melalui teladan
sehari-hari nilai hidup dibagikan dan inilah yang namanya transfer hidup.
2). Seleksi adalah kunci mentoring. Tidak semua orang siap dan harus dibimbing
sebab itu kita harus berdoa sungguh-sungguh saat memilih orang yang akan
dibimbing. Carilah orang yang bisa sehati dan sepikir dengan anda.
3). Kejarlah perubahan nilai. Pendekatan mentoring adalah perubahan dari dalam
keluar dimana mentoring mengejar perubahan batin dari dalam diri seseorang
yang dihasilkan oleh keyakinan orang tersebut terhadap apa kata Alkitab. Firman
Allah menjadi nilai utama.
4). Memberi teladan adalah jantung mentoring. Manfaat memberi teladan adalah
teladan akan menjelaskan segalanya, sehingga memberi teladan itu sangatlah
penting. Selain itu teladan akan membangun kredibilitas dan menciptakan relasi
yang kuat antara pembimbing dan orang yang dipimpinnya. Yesus sendiri
menunjukkan teladan melalui pembasuhan kaki murid-muridnya.
10
5). Terapkan prinsip "Bersama Dia". Jangan pernah membimbing tanpa kehadiran
Allah. Selain itu dalam membimbing kita perlu menerapkan prinsip "bersama dia"
yang artinya menginvestasikan waktu dalam momen informal yang dilewati
bersama. Kita perlu pergi bersama, luangkan waktu bersama karena dinamika
nonformal diperlukan untuk memuridkan secara holistik sehingga hubungan lebih
kuat.
6). Bimbinglah orang secara holistik. Untuk membentuk pemimpin secara
intensional, kita perlu melakukan mentoring yang lebih intensif meliputi
pembinaan rohani misalnya disiplin-disiplin rohani, fondasi teologis (misalnya :
cara pandang hidup yang alkitabiah), keterampilan strategis (misalnya : isu
kepemimpinan, manajemen waktu dan hidup).
7). Berdoa itu bekerja. Tugas mentoring sesungguhnya melampaui kemampuan kita.
Kita membutuhkan pertolongan Tuhan dan itulah sebabnya kita harus berdoa bagi
orang-orang yang kita mentor.
Ada 8 prinsip fundamental dari Matius 5 - 7 yang dapat dipakai sebagai
kurikulum inti untuk memuridkan yaitu :
1). Teologi yang alkitabiah. Bagian ini membahas pertanyaan tentang : "siapakah
Allah?" Melalui khotbah di bukit Yesus memberi tahu kita Allah seperti apa yang
kita sembah. Teologi yang alkitabiah akan menanamkan di dalam diri kita
pandangan yang tinggi tentang pribadi Allah dan membangkitkan sukacita kita
untuk mengabdi kepada Allah.
2). Pengabdian yang alkitabiah. Bagian ini membahas pertanyaan : "siapakah Tuan
atas hidup saya?" Ketuhanan Yesus Kristus adalah tema utama Perjanjian Baru
dan pemberitaannya memanggil kita untuk menundukkan diri sepenuhnya di
bawah ketuhanan Yesus dalam semua bidang kehidupan kita. Ketika kita
melakukan pengabdian yang alkitabiah maka hal ini membawa kita untuk memiliki
identitas diri yang alkitabiah
3). Identitas yang Alkitabiah. Bagian ini membahas pertanyaan: "Siapakah diri
saya?". Identitas merupakan sebuah kata yang lahir dalam konteks relasi dengan
pribadi yang lain dalam hal ini Tuhan Yesus Kristus. Pemuridan adalah sebuah
perjalanan untuk memulihkan identitas kita sehingga pemahaman akan identitas
yang benar akan membuat kita mengerti tujuan hidup kita.
4). Tujuan yang Alkitabiah. Bagian ini membahas pertanyaan : "apa panggilan hidup
saya?". Identitas yang benar akan membawa kita menemukan tujuan yang benar
yaitu menuju panggilan yang luar biasa di dalam Tuhan
5). Nilai-nilai yang alkitabiah. Bagian ini membahas pertanyaan : "apa yang
terpenting dalam hidup saya?". Kata nilai-nilai berkaitan erat dengan tujuan. Kita
tidak bisa mengenali apa saja nilai yang kita anggap penting tanpa mengetahui
apa sebenarnya tujuan hidup kita. Saat tujuan kita diselaraskan dengan tujuan
Allah, nilai-nilai hidup kita pun diubahkan dan pembentukan karakter akan
menjadi nilai yang utama dalam hidup kita. Karakter kita yang dibentuk oleh nilai-
nilai yang alkitabiah adalah hal penting bagi Allah.
6). Prioritas yang alkitabiah. Bagian ini membahas pertanyaan : "apa yang harus
saya lakukan?". Prioritas dalam hidup seseorang menunjukkan nilai-nilai yang di
pegang dalam hidupnya. Prioritas yang benar menolong kita menata waktu dan
sumber daya yang kita miliki. Prioritas-prioritas yang berdasarkan Alkitab akan
membawa hidup kita diberdayakan sesuai dengan Alkitab.
7). Pemberdayaan yang alkitabiah. Bagian ini membahas pertanyaan : "bagaimana
agar hidup saya berdaya guna?" Ketika prioritas hidup kita jelas, maka hidup kita
akan berdayaguna. Supaya selalu berdaya guna, ada tiga lapis pemberdayaan
11
yang disediakan Allah yaitu : pemberdayaan oleh Roh Kudus, pemberdayaan oleh
Gereja (komunitas rohani) dan pemberdayaan oleh disiplin-disiplin rohani yang
berakar dalam firman Allah yang kudus. Pemberdayaan yang demikian akan
menolong kita memiliki fondasi alkitabiah yang kokoh.
8). Fondasi yang alkitabiah. Bagian ini membahas pertanyaan : "di atas dasar apa
saya harus membangun hidup?" fondasi yang benar di dalam firman Allah akan
membawa kita kepada prinsip yang pertama yaitu teologi yang alkitabiah karena
dasar dari segala teologi yang benar adalah Firman Allah.
Selanjutnya ada empat hal pengamatan yang penting terhadap kurikulum
diatas yaitu :
1). Kurikulum inti ini bersifat fundamental artinya merupakan hal-hal yang penting
bagi setiap murid Kristus di dalam zaman ini.
2). Kurikulum ini bersifat progresif artinya kurikulum ini tidak berdiri sendiri-sendiri
tetapi progresif dan berkembang secara bertahap. Tiap aspek dibangun diatas
aspek sebelumnya dan saling berkaitan erat satu sama lain.
3). Kurikulum inti ini bersifat diagnostik artinya dapat membantu menemukan akar
masalah dalam hidup seorang murid. Untuk mengetahui akar masalah, mundurlah
selangkah berlawanan dengan arah jarum jam pada siklus kurikulum inti.
4). Kurikulum inti ini bersifat preskriptif selain dapat menemukan sumber masalah,
kurikulum ini juga menyediakan solusi masalah, caranya adalah dengan mundur 2
langkah dalam kurikulum inti sebagai langkah pemecahan masalah dalam hidup
seorang murid.
15