Anda di halaman 1dari 12

UJIAN TENGAH SEMESTER

Nama : Punik Dan Dipera


NIM : 1214010129
Semester/kelas : BKI 4 B
Mata Kuliah : Perbandingan Sistem Dakwah
Dosen : Dr. Hajir Tajiri, M.Ag.

Jawaban
1. Jelaskan pengertian dan tujuan perbandingan dakwah!
Jawab:
Dalam KBBI perbandingan berasal dari kata banding yang berarti persamaan, dan
membandingkan mempunyai arti mengadu dua hal untuk diketahui sisi perbandingannya,
atau juga dapat disebut selisih dari persamaan menurut (Bambang Marhiyanto, 2000:
57).
Mulyani (2016), menyatakan bahwa sistem adalah suatu kumpulan atau himpunan
dari unsur, komponen, atau variable yang terorganisir, saling berinteraksi, saling
bergantung satu sama laindan terpadu.
Kemudian arti dakwah menurut Kusnawan ialah sebagai seruan atau ajakan kepada
masyarakat/umat kepada ebaikan atau mengubah suatu situasi menjadi situasi lebih baik
sesuai ajaran Islam.
Dapat disimpulkan bahwa perbandingan system dakwah adalah mencari seilisih atau
mencari perbedaan bagaimana sistematika berdakwah dari berbagai kalangan, daerah,
ormas, dan lain sebagainya.
Adapun salah satu tujuan dari perbandinggan dakwah adalah menemukan
bagaiamana menemukan konsep dakwah yang tepat berdasarkan pengalaman, riset, dan
analisis tentang studi akwah islam.
Maka dari mempelajari perbandingan dakwah ini, sebagai umat muslim bisa
mengetahui bagaimana pola dan sistem dakwah dari berbagai agama lainnya agar pola
dan sitem dakwah Islam lebih maju dan kuat.

2. Bagaimanakah model perbandingan dakwah dirumuskan jika proses penalarannya


mengacu kepada pendapat Clifford Geertz tentang perbandingan tokoh penyebar
agama!
Jawab:
Menurut Clifford Geertz, Agama merupakan sebagian dari sitem kebudayaan.
Maka dari itu untuk masuk kedalam kajian agama, salahsatunya adalah melewati jalur
kebudayaan Agama juga bisa berakulturasi dengan budaya lingkungannya itu sendiri.
Dalam bukunya tertulis bahwa di Jawa terbagi tiga varian utama diantaranya abangan
(diasosiakan dengan desa dan tradisi), santri (pelaksanaannya lebih kepada rukun iman
dan islam), dan varian priyai (menekankan kepada tata krama)
Dari pernyataan Geertz, perbandingan dakwah bisa dirumuskan dengan memasuki
budayanya terlebih dahulu dan tidak cenderung memaksa yang menimbulkan
kesan penjajahan, agama haruslah berdampingan dengan budaya tersebut tanpa menindas
keberadaaan dari salah satunya.

3. Jelaskan, apa maksud spirit misi/ dakwah Kristen berikut: Setelah memperoleh
otoritas penuh, kemudian Yesus memberikan mandat/amanat/perintah kepada para
murid-Nya. Kuasa Tuhan yang universal membawa tugas universal untuk
mengabarkan Injil. Mandat itu berupa empat kata kerja yaitu “Pergi, Jadikan
Murid, Baptislah dan Mengajarlah.

Jawab

o Pergi
Kata “pergilah” seakan-akan merupakan kata kerja pokok yang mengindikasikan inti
Amanat Agung. Penafsiran lebih seksama dalam bahasa Yunani memperlihatkan
bahwa kata ini bukan merupakan kata kerja pokok melainkan salah satu kata kerja
pembantu. Kata kerja pokok Amanat Agung adalah “memuridkan atau menjadikan
murid”. Pendapat diatas mendapat dukungan dari Peters yang mengatakan bahwa dari
empat kata kerja itu, kata kerja “disciple” adalah satu-satunya yang merupakan perintah
(langsung). Kata ini menyatakan inti dari Amanat Agung. Tiga kata kerja lainnya
berbentuk participle yang terkait dengan amanat pokok sebagai cara dan metode untuk
melaksanakan amanat itu. Poreuthentes adalah bentuk participle maskulin jamak yang
berfungsi sebagai subyek, aorist pertama dari kata poreumai, sebuah kata kerja deponen
(kata kerja pasif). Kata ini mengalami perubahan bentuk kata sesuai dengan subyek dari
kata perintah yang ada di belakangnya secara langsung (dalam hal ini matheteusate).
Dengan demikian, pengertian yang lebih tepat adalah “karena itu, sementara pergi,
jadikanlah murid”. Shipman yang menulis bahwa Amanat Agung tidak menyuruh
orang-orang pergi, melainkan berasumsi para murid Yesus pasti akan pergi
mengabarkan Injil. Hal ini disebabkan kata “pergilah” lebih tepat diterjemahkan
sebagai “sambil pergi”. Sebuah masalah di sini adalah konteks pengertian “pergi” itu
sendiri. Perjanjian Baru Interlinear mencatat kata poreuo digunakan sebanyak 153 kali
dan memiliki arti “pergi, berangkat, bepergian, berjalan, meneruskan perjalanan,
berlalu, hidup, dan meninggal”. Sedangkan menurut bahasa Yunani, poreuthentes dapat
dimengerti sebagai go (pergi), proceed (lanjutkan), dan travel (melakukan perjalanan).
Dari tiga arti ini, dapat disimpulkan bahwa pelaksanaan Amanat Agung harus dilakukan
dalam setiap situasi, di mana saja kita berada (sementara kamu pergi….), di komunitas
hidup sehari-hari (melanjutkan….), dan terlibat dengan proyek misi, baik sebagai
misionaris atau sebagai pengutus (melakukan perjalanan…..). Penjelasan kedua arti
kata poreuthentes dalam Bible Works 8 adalah sebagai berikut: “as a euphemism go to
one's death” Penjelasan ini mempunyai arti setiap murid dipanggil untuk menjadi
radikal dalam arti taat sampai mati seperti Kristus sendiri. Sebuah hal lagi yang perlu
dijelaskan pada bagian ini adalah “siapa saja yang dimaksud dengan murid”. Apakah
hanya berlaku bagi para rasul dan orang-orang tertentu saja. Penelitian teks pada ayat
19 menunjukkan bahwa Yesus memang berbicara dengan ke-sebelas murid-Nya.
Penelaan lebih cermat menunjukkan bahwa Paulus mengatakan bersama sebelas murid
itu ada “lebih daripada 500 saudara” (1Korintus 15:6). Dari data ini dapat disimpulkan
bahwa Amanat Agung diberikan kepada semua orang percaya dan tidak hanya
ditujukan kepada orang-orang tertentu saja.

o Jadikan Murid
Kata ini adalah bentuk kedua plural dari μαθητεύω (matheteuo) dan mempunyai kata
dasar mathetes (murid). Sangat menarik, Matius dengan sengaja merubah kata benda
“murid” menjadi kata kerja (jadikan murid). Bentuk kata kerja dari kata ini hanya
muncul empat kali dalam Perjanjian Baru (Mat. 13:52; 27:57; 28:29; Kis. 14:21).32
Kata ini adalah “jangkar” yang menjadi titik tolak ketiga kata kerja lainnya. Kata ini
adalah perintah, baik dilihat bentuk maupun artinya – satusatunya bentuk perintah
verbal dalam ayat 16 sampai ayat 20. Inilah penekanan dari Amanat Agung yaitu
menjadikan murid orang-orang yang belum mengenal-Nya. Tomatala menyatakan
bahwa para murid diperintahkan untuk menjadikan murid melalui pergi, mengajar,
dan membaptis. Pada bagian inilah dapat dilihat arti penginjilan secara “operasional-
objektif”, yaitu penginjilan yang aktif dan dinamis umat Allah dengan tujuan untuk
menjadikan murid.33 Pengertian “mengajar” di bagian ini tentun pengajaran tentang
keselamatan yang menuntun orang yang tidak percaya menjadi percaya dan
menuntunnya untuk mengikrarkan kepercayaannya dalam upacara baptisan.

o Baptislah
Baptizontes adalah bentuk perticiple maskulin jamak yang berfungsi sebagai subyek.
Kata ini tidak berbentuk perintah, namun karena hubungan dan kedudukannya dengan
kata kerja yang mempengaruhinya, maka kata ini mempunyai kedudukan untuk
menyampaikan gagasan perintah.34 Sutanto menerjemahkan baptizo sebagai
“membasuh (dalam penyucian ritual orang Yahudi); membaptis”.35 Sementara itu
Mounce menambahkan nuansa baptisan sebagai tindakan yang mencerminkan
dedikasi.36 Sebagai langkah lanjut setelah percaya dan menerima Yesus sebagai
Tuhan dan Juru-selamatnya, orang itu memasuki fase yang baru yaitu baptisan.
Baptisan bukan sarana untuk menerima keselamatan melainkan justru setelah
diselamatkan, maka orang itu mengikrarkan kepercayaan-nya yang baru di hadapan
Tuhan dan orang-orang lain melalui upacara baptisan. Baptisan juga merupakan
pengakuan penerimaan mereka yang dibaptis ke dalam persekutuan tubuh Kristus.
Setelah baptisan dilakukan dan mereka diterima di antara murid Kristus, mereka harus
diajarkan semua hal yang diperintahkan Kristus. Baptisan harus dilakukan dalam
nama Allah Bapa, Allah Anak, dan Allah Roh Kudus.
Setiap orang telah menerima baptisa mempunyai lima kewajiban yaitu: (a) Untuk
menjadikan perintah Kristus sebagai penguasa dalam hidupnya. (b) Untuk mentaati
apa yang diperintahkan Kristus. (c) Untuk mentaati semua hal yang diperintahkan
padanya, tanpa kecuali. (d) Untuk membatasi dirinya pada perintahperintah Kristus
dan bukan untuk menguranginya. (e) Untuk belajar kewajibannya terhadap hukum
Kristus.

o Mengajarlah
Kata mengajar adalah untuk mengajarkan semuanya. Kata ini harus dianalisa sama
dengan baptizontes. Artinya aktivitas mengajar dikaitkan secara langsung dengan

aktivitas membaptis. Dengan kata lain, setelah baptisan dilakukan, aktivitas yang
harus dilakukan beruikutnya adalah mengajarnya
Yesus memerintahkan agar petobat baru itu dibantu dengan diajarkan semua hal yang
diperintahkan-Nya. Disini jelas penekanan Yesus alaah pada pengajaran yang sehat
dan berkesinambungan. Pengajaran yang baik akan menghasilkan murid yang pada
waktunya juga akan memuridkan orang lain

4. Berdasarkan soal nomor sebelumnya, bagaimanakah spirit dakwah Islam yang


sebanding dengan spirit misi pada kaum kristiani?
Jawab
Dakwah dalam Islam adalah sebuah hak juga kewajiban bagi seluruh umat islam,
karena pada dasarnya dakwah adalah mengajak dan menyeru kepada kebaikan. Dakwah
juga sebagai pelaksanaan dari firman-firman Tuhan. Dalam Islam, Allah memerintahkan
kepada umatnya agar mencari ilmu dan mengamalkannya juga mengajarkannya. Hal
tersebut tercantum dalam hadits-hadits dan ayat-ayat, salah satunya pada QS Ali Imran
104. “Dan hendaklah di antara kamu ada segolongan orang yang menyeru kepada
kebajikan, menyuruh (berbuat) yang makruf, dan mencegah dari yang munkar. Dan
mereka itulah orang-orang yang beruntung”

5. Nikah beda agama boleh jadi sangat strategis bagi kaum Kristen dalam melancarkan
misinya, ini berbeda dengan muslim, mengapa, jelaskan!
Jawab
Sebagian umat Kristen yang memperbolehkan menikah beda agama dikarenakan
mungkin berpegang teguh pada “Tetapi yang terutama: kasihilah sungguh-sungguh seorang
akan yang lain, sebab kasih menutupi banyak sekali dosa. 1 Petrus 4:8”
“Barangsiapa tidak mengasihi, ia tidak mengenal Allah, sebab Allah adalah kasih. 1
Yohanes 4:8”
“Sebab itu seorang laki-laki akan meninggalkan ayahnya dan ibunya dan bersatu
dengan isterinya, sehingga keduanya menjadi satu daging. Kejadian 2:24”
Sedangakn dalam Agama Islam menikah berbeda agama sangat dilaranag apalagi jika
dipakai sebagai strategi untuk menyebarkan agama (sama dengan mencemarkan agama,
karena melanggar ayat al-Quran) ayatnya: QS. Al-Baqarah ayat 221:
“Dan janganlah kamu nikahi perempuan musyrik, sebelum mereka beriman.
Sungguh, hamba sahaya perempuan yang beriman lebih baik daripada perempuan musyrik
meskipun dia menarik hatimu. Dan janganlah kamu nikahkan orang (laki-laki) musyrik
(dengan perempuan yang beriman) sebelum mereka beriman.”

6. Bagaimanakah sudut pandang tentang nikah mut’ah menurut perbandingan dakwah


antara Suni dan Syi’ah? (minimal 7 baris)
Jawab
Menurut Syiah nikah mut’ah adalah pernikahan dalam masa waktu yang telah
ditetapkan dan setelah itu ikatan perkawinan tersebut sudah tidak berlaku lagi atau bisa
juga disebut dengan kawin kontrak.
Contoh beberapa ketentuan dala nikah mut’ah:
o Tidak ada Batasan istri dalam nikah Mut’ah

Dari Abubakar bin Muhammad Al Azdi dia berkata, “Aku bertanya kepada Abu Hasan
tentang mut’ah, apakah termasuk dalam pernikahan yang membatasi empat istri?” Dia
menjawab, “Tidak.” (Al-Kafi, Jilid:5 Hal. 451).

Wanita yang dinikahi secara mut’ah adalah wanita sewaan, jadi diperbolehkan nikah
mut’ah walaupun dengan 1000 wanita sekaligus, karena akad mut’ah bukanlah
pernikahan. Jika memang pernikahan, maka hanya akan dibatasi sampai empat istri.

Dari Zurarah dari Ayahnya dari Abu Abdullah, “Aku bertanya tentang mut’ah pada
beliau apakah merupakan bagian dari pernikahan yang membatasi 4 istri?” Jawabnya,
“Menikahlah dengan seribu wanita, karena wanita yang dimut’ah adalah wanita
sewaan.” (Al-Kafi, Jilid: 5, Hal. 452).

o Syarat Utama Nikah Mut’ah

Hal yang penting dalam pelaksanan nikah mut’ah yang adalah waktu (masa
pernikahan) dan mahar. Jika keduanya telah disebutkan ketika akad, maka sahlah akad
nikah mut’ah laki-laki dan perempuan yang akan mut’ah ini. Karena seperti yang akan
dijelaskan kemudian bahwa hubungan pernikahan mut’ah berakhir dengan selesainya
waktu yang disepakati. Jika pernikahan ini tidak memiliki batas waktu yang harus
disepakati, maka nikah mut’ah tidak berbeda dengan pernikahan biasa yang dikenal
dalam Islam.

Dari Zurarah bahwa Abu Abdullah berkata, “Nikah mut’ah tidaklah sah kecuali dengan
menyertakan 2 perkara; waktu tertentu dan bayaran tertentu.” (Al-Kafi, Jilid:5,
Hal.455). Sama seperti barang sewaan, misalnya mobil. Jika kita menyewa mobil harus
ada dua kesepakatan dengan si pemilik mobil, berapa harga sewa dan berapa lama kita
ingin menyewa.

o Batas minimal Mahar

Telah disebutkan bahwa rukun akad mut’ah adalah adanya kesepakatan atas waktu dan
mahar. Berapa batas minimal mahar nikah mut’ah? Dari Abu Bashir dia berkata, “Aku
bertanya pada Abu Abdullah tentang batas minimal mahar mut’ah, lalu beliau
menjawab bahwa minimal mahar mut’ah adalah segenggam makanan, tepung, gandum,
atau kurma.” (Al-Kafi, Jilid:5, Hal. 457).

Maka tidak ada batasan mahar untuk nikah mut’ah jika merujuk pada kondisi zaman
sekarang, berapapun harta yang dimiliki bisa untuk dijadikan sebagai mahar dengan
digarisbawahi sesuai dengan kesepakatan diantara dua belah pihak.

o Tak ada talak

Dalam nikah mut’ah tidak mengenal istilah talak (cerai), karena nikah mut’ah adalah
pernikahan yang tidak lazim dalam Islam. Jika hubungan pernikahan yang lazim
dilakukan dalam Islam, maka pernikahan berakhir dengan beberapa hal dan salah
satunya adalah talak atau cerai. Adapun dalam nikah mut’ah, hubungan pernikahan
dikatakan selesai adalah dengan berlalunya waktu yang telah disepakati bersama.
Seperti yang diterangkan

dalam riwayat di atas, kesepakatan atas jangka waktu mut’ah adalah salah satu
rukun/elemen penting dalam mut’ah selain kesepakatan atas mahar.

Dari Zurarah, dia mengatakan, “Masa iddah bagi wanita yang mut’ah adalah 45 hari.
Seakan saya melihat Abu Abdullah menunjukkan tangannya tanda 45. Jika selesai
waktu yang disepakati, maka mereka berdua terpisah tanpa adanya talak.” (Al-Kafi,
Jilid:5, Hal. 458).

o Jarak waktu minimal mut’ah

Dalam nikah mut’ah juga tidak ada batas minimal mengenai kesepakatan waktu
berlangsungnya mut’ah. Jadi boleh saja nikah mut’ah dalam jangka waktu satu hari,
satu minggu, satu bulan, bahkan untuk sekali hubungan suami istri.

Dari Khalaf bin Hammad, dia berkata, “Aku mengutus seseorang untuk bertanya pada
Abu Hasan tentang batas minimal jangka waktu mut’ah. Apakah diperbolehkan mut’ah
dengan kesepakatan jangka waktu satu kali hubungan suami istri?” Jawabnya, “Ya
(boleh ed.). (Al-Kafi, Jilid:5, Hal.460).

Orang yang melakukan nikah mut’ah diperbolehkan melakukan apa saja layaknya
suami istri dalam pernikahan yang lazim dikenal dalam Islam, sampai habis waktu yang
disepakati. Jika waktu yang disepakati telah habis, mereka berdua tidak menjadi suami
istri lagi, dan kembali ke hukum semula yang haram dipandang, disentuh, dan lain
sebagainya. Bagaimana jika terjadi kesepakatan mut’ah atas sekali hubungan suami
istri? Padahal setelah berhubungan layaknya suami istri mereka sudah bukan suami istri
lagi, yang mana berlaku hukum hubungan pria wanita yang bukan mahram? Tentunya
diperlukan waktu untuk berbenah dan mengenakan pakaian sebelum keduanya pergi.

Dari Abu Abdillah, ditanya tentang orang nikah mut’ah dengan jangka waktu sekali
hubungan suami istri. Jawabnya, “Tidak mengapa, tetapi jika selesai berhubungan
hendaknya memalingkan wajahnya dan tidak melihat pasangannya.” (Al-Kafi, Jilid:5,
Hal.460

Sedangakn menurut sunni nikah mut,ah adalah haram Kalangan Sunni


diantaranya adalah Imam asy-Syafi‟I sangatlah gigih mempertahankan argumennya
bahwa nikah mut‟ah adalah haram sampai hari kiamat. Karena beliau mengatakan
Amr bin al-Hutsaim telah menggambarkan kepada kami dari bapaknya, dari Ibnu
Mas‟ud tentang seorang laki-laki yang berzina dengan seorang wanita, kemudian dia
menikahinya. Ia berkata, “keduanya tetap dianggap berzina”. Sementara kami maupun
mereka tidak berpendapat seperti ini. Bahkan kami katakana bahwa keduanya memang
berdosa ketika berzina, namun melakukan hubungan yang halal setelah menikah tidak
dianggap berzina. Umar dan Ibnu Abbas telah mengatakan pendapat yang serupa
dengan hal ini.

7.

Makna Lambang Karakterisitik Faktor Keberhasilan


Pemahaman Agama Dakwah

NU menganut paham Melalui pendekatan teori


Ahlussunah waljama’ah, gerakan sosial,
sebuah pola pikir yang diantaranya:
mengambil jalan tengah (a). Adanya momentum
- Bintang sembilan
antara ekstrim aqli atau kesempatan politik,
menggambarkan
(rasionalis) dengan kaum (b). Adanya mobilisasi
Ahlissunnah Wal Jamaah
ekstrim naqli sumber daya menurut
An Nahdliyyah. - Bintang
(skripturalis). Karena itu janine mobilisasi Sumber
Sembilan menggambarkan
sumber pemikiran bagi daya itu dapat terbentuk
9 wali yang berjuang dan
NU tidak hanya al- karena adanya ketegangan
mengembangkan agama
Qur’an, sunnah, tetapi yang terjadi antara massa
Islam di belahan
juga menggunakan dengan struktur
Nusantara. - Buku
kemampuan akal pemerintah ketegangan
melambangkan sumber
ditambah dengan realitas dipicu karena respon atas
dan berkembangnya ilmu
empirik. Cara berpikir ketidakpuasan atau
pengetahuan dan
semacam itu dirujuk dari kepercayaan yang terjadi
teknologi. - Warna hijau
pemikir terdahulu seperti terhadap masyarakat, (c).
melambangkan kesuburan,
Abu Hasan Al-Asy’ari Framing atau
kemakmuran dan
dan Abu Mansur Al- pembingkaian
kedamaian
Maturidi dalam bidang
teologi. Kemudian dalam
bidang fikih mengikuti
empat mazhab: Hanafi,
Maliki, Syafi’i, dan
Hanbali. Sementara
dalam bidang tasawuf,
mengembangkan metode
Al-Ghazali dan Junaid Al-
Baghdadi, yang
mengintegrasikan antara
tasawuf dengan syariat.

Muhammadiyah bergerak (a)Perlu ada pengkaderan


di bidang keagamaan dan yang serius untuk
pendidikan bertujuan memproduksi juru-juru
mengajak masyarakat dakwah dengan
Makna Lambang Matahari
Indonesia untuk pembagian kerja yang
Alasan digunakan simbol menjalankan ajaran Allah rapi. Ilmu dakwah tidak
matahari ternyata karena yang sebenarnya. cukup mendukung proses
Kiai Ahmad Dahlan Muhammadiyah dakwah, melainkan perlu
ingin Muhammadiyah bisa dibangun dengan tata didukung oleh oleh
menjadi organisasi yang kelola yang baik dan berbagai penguasaan
menyinari (mencerahkan) terstruktur dalam teknologi informasi
keberadaannya. Gerakan yang mutakhir. (b). Setiap

hati dan pikiran Muhammadiyah berciri organisasi Islam yang


masyarakat di mana saja semangat membangun berminat dalam tugas-
dengan ajaran-ajaran Islam tata sosial dan pendidikan tugas dakwah perlu
yang benar berdasarkan masyarakat yang lebih membangun laboratorium
Al-Qur'an dan As-sunnah maju dan terdidik. dakwah. (c). Proses
Menampilkan ajaran dakwah tidak lagi terbatas
Islam bukan sekadar pada dakwah bi al-lisan,
agama yang bersifat tapi harus diperluas
pribadi dan statis tetapi dengan dakwah bi al-hal,
juga dinamis. bi al-khitabah (lewat
Berkedudukan sebagai tulisan), bi al-hikmah
sistem kehidupan (dalam arti politik) bi al-
manusia dalam segala iqtishhadiyah (ekonomi),
aspeknya. Pembentukan dan sebagainya. (d).
Muhammadiyah banyak Media massa cetak dan
merefleksikan kepada terutama media elektronik
perintah-perintah Al harus dipikirkan sekarang
Quran. sebagai media dakwah.
(e). Merebut remaja
Indonesia adalah tugas
dakwah jangka panjang.

Persis selalu menekankan Organisasi persis


pentingnya untuk menjelma menjadi

Lambang Hima Persis berpegang teguh pada Al- organisasi yang konsen
adalah sebuah buku Qur’an dan As-Sunnah terhadap ajaran Islam yang
terbuka berwarna putih dalam topik pemikiran murni, secara umum di
yang melambangkan agama islam, di sisi lain bidang keagamaan

keilmuan dan kejernihan organisasi ini menilai masyarakat menilai bahwa


berpikir. bahwa landasan Al- organisasi persis

Pada lingkaran tengahnya Qur’an dan As-sunnah berdakwah demi tujuan


bertuliskan “Persatuan merupakan hal yang menciptakan generasi

Islam” dengan huruf Arab, sangat fundamental serta Qurani yaitu generasi
yang melambangkan signifikan dalam muslim muslimah yang

otonom. memahami ajaran agama berperilaku sesuai asas-


islam. Hal ini dapat asas dan nilai-nilai
dibuktikan dengan A. Alquran akan tetapi persis
Hassan yang selalu sendiri mengapresiasikan
mengusulkan betapa perjuangan dengan
pentingnya untuk mempertimbangkan
Kembali kepada Al- bahwa generasi milenial
Qur’an dan As-Sunnah setelah jauh dari nilai-nilai
dan yang bertentangan Islami, tidaktidak hanya
dengan dirinya harus dipandang di dalam
ditolak, meskipun dengan dakwah saja akan tetapi
usulannya dapat membuat organisasi Persatuan Islam
A.Hassan disebut sebagai sendiri dilihat dalam
tokoh yang kontroversial bidang ekonomi dan bisnis
karena berbeda dengan untuk meyakini sebagai
kaum tradisionalis. Tetapi bagian dari ibadah hal
beliau selalu terbuka tersebut akan
untuk berdialog dengan menimbulkan hal positif
tokoh atau kelompok
yang berbeda
pemikirannya dengan
beliau. A Hassan ini
menunjukkan bahwa
Persatuan Islam atau
Persis adalah organisasi
yang inklusif dari
organisasi-organisasi
yang lain selama tidak
bertentangan dengan
akidah islam. Maka di era
kontemporer Persis
dituntut untuk lebih
mengembangkan konsep
perjuangan (jihad).

Anda mungkin juga menyukai