Anda di halaman 1dari 12

MAKALAH

HAKIKAT AGAMA ISLAM

Disusun Oleh:

1. Kartika (06520210161)
2. Nur Rahmah (06520210145)
3. Dhiaul Aulia Ifthitha (06520210157)
4. Alviona Kandowangko (06520210162)

UNIVERSITAS MUSLIM INDONESIA

FAKULTAS SASTRA DAN ILMU KOMUNIKASI

2023/2024
KATA PENGANTAR

Assalamualaikum Wr.Wb

Puji syukur saya panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa karena atas rahmat yang
sudah diberikan saya dapat menyelesaikan makalah ini dengan baik dan benar

Kita sebagai makhluk Allah SWT harus mengetahui apa hakikat-hakikat Agama
islam. Hakikat-hakikat itu berisi Pengertian – pengertian Agama Islam. Dengan adanya
makalah ini diharapkan para pembaca bisa kembali lebih mendekatkan diri kepada Allah
SWT dan bisa menjalankan perintah-Nya dan menjauhi segala larangan-larangan-Nya

Penulis menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari kesempurnaan yang mana
semua itu tejadi karena keterbatasaan pemahaman penulis. Kemudian penulis megharapkan
kritik dan saran dari pembaca yang sifatnya membangun untuk perbaikan makalah ini, dan
penulis bisa mengetahui sampai dimana kemampuan penulis.

Akhir kata semoga makalah ini dapat bermanfaat bagi para pembaca. Jika ada
kesalahan tutur kata dalam pembuatan makalah ini mohon dimaklumi karena tidak ada
didunia ini yang sempurna selain Allah SWT

Wassallamualaikum Wr.Wb

Makassar,19 September 2023

Penulis
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang Masalah
Di dalam hidup bermasyarakat banyak kita mengenal agama. Di Indonesia saja ada 5
agama yang kita kenal. Agama merupakan hak asasi yang dimiliki oleh diri setiap individu
yang diatur dalam undang- undang yang ada di Negara.
1.2 Rumusan Masalah
Dalam penyusunan makalah ini penulis mencoba mengidentifikasi beberapa pertanyaan
yang akan dijadikan bahan dalam penyusunan dan penyelesaian makalah. Diantaranya yaitu :
1. Apa- apa saja pengertian agama dan unsur- unsure pokoknya
2. Apa- apa saja klasifikasi agama
3. Apa- apa itu islam rahmatan lil‟alamin
1.3 Tujuan Penulisan
Tujuan dari penyusunan makalah ini selain untuk memenuhi salah satu tugas dari mata
kuliah Pendidikan Agama, juga bertujuan antara lain :
1. Mengetahui apa pengertian agama dan unsur- unsur pokok yang terdapat di dalam agama
Islam
2. Mengetahui apa- apa saja klasifikasi agama dan
3. Mengetahui islam sebagai rahmatan lil‟alamin
1.4 Manfaat Penulisan
Makalah ini bermanfaat agar kita bisa mengetahui apa- apa saja lingkup dalam agama Islam
yang mencakup apa itu pengertian agama, unsur pokok dalam agama, klasifikasi agama dan
agama islam sebagai rahmatan lil‟alamin.

BAB II
PEMBAHASAN
2.1 Definisi
Agama menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia adalah sistem atau prinsip
kepercayaan kepada Tuhan, atau juga disebut dengan nama Dewa atau nama lainnya dengan
ajaran kebhaktian dan kewajiban-kewajiban yang bertalian dengan kepercayaan tersebut.
Kata "agama" berasal dari bahasa Sansekerta āgama yang berarti "tradisi". Sedangkan
kata lain untuk menyatakan konsep ini adalah religi yang berasal dari bahasa
Latin religio dan berakar pada kata kerja re-ligare yang berarti "mengikat kembali".
Maksudnya dengan bereligi, seseorang mengikat dirinya kepada Tuhan.
Sedangkan kaum agamawan berpendapat bahwa agama diturunkan TUHAN Allah
kepada manusia. Artinya, agama berasal dari Allah. Ia menurunkan agama agar manusia
menyembah-Nya dengan baik dan benar; ada juga yang berpendapat bahwa agama adalah
tindakan manusia untuk menyembah TUHAN Allah yang telah mengasihinya. Dan masih
banyak lagi pandangan tentang agama, misalnya:
1. Agama ialah [sikon manusia yang] percaya adanya TUHAN, dewa, Ilahi; dan manusia yang
percaya tersebut, menyembah serta berbhakti kepada-Nya, serta melaksanakan berbagai
macam atau bentuk kewajiban yang bertalian dengan kepercayaan tersebut
2. Agama adalah cara-cara penyembahan yang dilakukan manusia terhadap sesuatu Yang
Dipercayai berkuasa terhadap hidup dan kehidupan serta alam semesta; cara-cara tersebut
bervariasi sesuai dengan sikon hidup dan kehidupan masyarakat yang menganutnya atau
penganutnya
3. Agama ialah percaya adanya TUHAN Yang Maha Esa dan hukum-hukum-Nya. Hukum-
hukum TUHAN tersebut diwahyukan kepada manusia melalui utusan-utusan-Nya; utusan-
utusan itu adalah orang-orang yang dipilih secara khusus oleh TUHAN sebagai pembawa
agama. Agama dan semua peraturan serta hukum-hukum keagamaan diturunkan TUHAN
[kepada manusia] untuk kebahagiaan hidup manusia di dunia dan akhirat
Jadi, secara umum, agama adalah upaya manusia untuk mengenal dan menyembah
Ilahi [yang dipercayai dapat memberi keselamatan serta kesejahteraan hidup dan kehidupan
kepada manusia] upaya tersebut dilakukan dengan berbagai ritus [secara pribadi dan
bersama] yang ditujukan kepada Ilahi.
Secara khusus, agama adalah tanggapan manusia terhadap penyataan TUHAN Allah.
Dalam keterbatasannya, manusia tidak mampu mengenal TUHAN Allah, maka Ia
menyatakan Diri-Nya dengan berbagai cara agar mereka mengenal dan menyembah-Nya.
Jadi, agama datang dari manusia, bukan TUHAN Allah. Makna yang khusus inilah yang
merupakan pemahaman iman Kristen mengenai Agama.
2.2 Pembahasan Masalah
1. Pengertian Agama
Pengertian agama islam dapat kita lihat melalui dua aspek yaitu aspek kebahasaan dan
peristilahan. Dari segi kebahasaan islam bersal dari bahasa Arab yaitu dari kata salima yaitu
selamat, sentosa dan damai.
Dari kata salima selanjutnya dilanjutkan ke kata aslama yang berarti berserah diri
masuk dalam kedamaian. Oleh sebab itu orang yang berserah diri, patuh dan taat kepada
ALLAH adalah orang muslim.
Dari uraian tersebut, dapat ditarik kesimpulan bahwa kata Islam dari segi kebahasaan
mengandung arti patuh, tunduk, dan taat dan berserah diri kepada ALLAH S.W.T dalam
mencari keselamatan hidup di dunia maupun di akhirat.
Adapun dari segi istilah banyak para ahli yang mengatakan salah satunya Prof. Dr.
Harun Nasution. Ia mengatakan bahwa islam menurut istilah ( islam sebagai agama ) adalah
agama yang ajaran- ajarannya diwahyukan Tuhan kepada masyarakat manusia melalui nabi
Muhammad S.A.W sebagai rasul. Islam pada hakikatnya mengajarkan banyak aspek bukan
hanya dari satu aspek saja. Sementara Maulana Muhammad Ali mengatakan bahwa agama
islam adalah agama perdamaian dua ajaran pokoknya yaitu Keesaan ALLAH dan kesatuan
dan persatuan umat manusia yang menjadi bukti bahwa agama islam selaras dengan
namanya.
2. Unsur- unsur dalam agama
Setiap agama pada dasarnya terdiri dari empat unsur, yaitu:
1. Ajaran (= teori; konsep) sebagai sisi gaib
2. Iman sebagai interaksi antara pelaku dan konsep,
3. Ritus (= upacara) sebagai sistem lambang, dan
4. Praktik ( = amal) sebagai perwujudan konsep dalam segala segi kehidupan individu dan
masyarakat.
Dalam dïnul-islãm („agama Islam‟) keempat unsur itu terungkap melalui Hadis Jibril,
yang mencakup butir-butir di bawah ini.
1. Ajaran Allah sebagai konsep hidup
Dalam dialog tentang iman, Rasulullah menegaskan tentang masalah terpenting
dari dïnul-islãm, yaitu adanya interaksi antara seorang mu‟min dengan ajaran Allah, yang
disampaikan (diajarkan) melalui malaikat-malaikatNya, dalam bentuk kitab-kitab, yang
diterima rasul-rasulNya, untuk mencapai tujuan akhir (kehidupan yang baik di dunia dan
akhirat), dengan menjadikan ajaran Allah sebagai qadar (ukuran; standard; teori nilai) baik-
buruk menurutNya.
Ajaran Allah yang dimaksud adalah Al-Qurãn. Al-Qurãn
sebagai qadr atautaqdïr adalah sisi gaib (abstract level) dari dïnul-islãm, yang merupakan
“teori nilai” untuk menentukan baik buruknya segala sesuatu menurut pandangan Allah.
2. Îmãn sebagai interaksi
Iman pada hakikatnya adalah interaksi (aksi timbal balik) antara Allah sebagai
pemberi konsep hidup dengan si mu‟min yang menyambut da’wah (ajakan; tawaran) Allah
melalui rasulNya. Selanjutnya, interaksi itu berlangsung intensif melalui penghayatan si
mu‟min terhadap Al-Qurãn, sehingga Al-Qurãn menjadi satu-satunya konsep hidup yang
tumbuh subur dalam „organ kesadaran‟ (al-qalbu) si mu‟min, yang selanjut meledak dan
membanjir keluar melalui indra pengucapan (al-lisãnu), dan akhirnya menjelma menjadi
berbagai bentuk tindakan dan kretifitas (al-‘amalu). Tepat seperti dinyatakan Rasulullah,
misalnya dalam hadis riwayat Ibnu Majah: ‫اإلي مان ع قد ب ال ف لب و إق رار ب ال ل سان و عمل‬
. ‫ب األرك ان‬
3. Ritus sebagai sistem lambang
Dalam dïnul-islãm ada sejumlah ritus yang dalam Hadis Jibril disebut dengan namaAl-
Islãm pula, yaitu:
1. Syahãdah sebagai sumpah setia (bay’ah). Pada masa Rasulullah jelas bahwa syahadat
(syahãdah) adalah sebuah „upacara‟ (ritus) untuk menyatakan sumpah setia seseorang
terhadap dïnul-islãm, alias untuk meresmikan rekrutmen seseorang atau sejumlah orang
sebagai anggota bun-yãnul-islãm (organisasi Islam).
2. Shalat sebaga sarana pembatinan nilai-nilai Al-Qurãn, sekaligus pembinaan jama’ah/korp
Islam. Orang-orang yang menyatakan diri (bersyahadat) sebagai anggota organisasi Islam
tentu harus memahami dan menghayati konsep organisasinya, yakni Al-Qurãn. Hal itu
dilakukan melalui shalat, yang bacaan pokoknya adalah surat Al-Fãtihah (ummul-qurãn)
ditambah dengan surat-surat lain yang terus dipelajarinya. Selain itu, melalui shalat jama‟ah,
mereka juga belajar untuk membangun sebuah jama‟ah atau korp yang rapi dan kompak.
3. Zakat sebagai sistem ekonomi. Zakat, mulai dari zakat harta sampai zakat fitrah, pada
hakikatnya melambangkan kesediaan setiap mu‟min yang mampu untuk mendanai organisasi
dan memperkuat jama‟ah. Lebih lanjut, setelah organisasi menjelma menjadi sebuah sistem
yang dipercaya untuk menata kehidupan umat (jama‟ah mu‟min plus komunitas-komunitas
lain, seperti terlihat pada Piagam Madinah), maka zakat itu pun dikembangkan menjadi
sistem ekonomi masyarakat secara umum.
4. Shaum Ramadhan sebagai pembina ketahanan mental dan fisik dalam menerapkan nilai-
nilai Al-Qurãn. Seluruh anggota organisasi jelas membutuhkan pembinaan mental dan fisik,
supaya menjadi anggota-anggota yang militan dan tangguh. Shaum Ramadhan adalah sarana
yang tepat untuk itu.
5. Haji sebagai sarana pemersatu umat Islam sedunia. Ibadah haji merupakan ritus yang
paling istimewa di antara kelima ritus dalam dïnul-islãm. Melalui hajilah umat Islam sedunia
berkumpul, menjalin persahabatan, persaudaraan, dan persatuan berdasar kesamaan iman.
4. Praktik sebagai perwujudan konsep
Dïnul-islãm pada dasarnya adalah agama yang berorientasi pada praktik (amal). Tapi
supaya praktiknya tidak dilakukan sembarangan, Allah menempatkan rasulNya sebagai tokoh
sentral untuk memimpin dan memberikan contoh penerapan setiap aspek ajaran Islam, mulai
dari yang bersifat individu sampai pada yang bersifat kemasyarakatan. Tegasnya, pribadi
Rasulullah adalah contoh sempurna dari individu mu‟min, dan masyarakat yang dibangun
beliau bersama jama‟ahnya juga, otomatis, merupakan bentuk masyarakat yang ideal. Sebuah
masyarakat yang mewakili Al-Qurãn sebagai konsepnya.
5. Ihsãn sebagai sistem kendali
Seperti ditegaskan Rasulullah dalam Hadis riwayat Muslim, bahwa Allah
menentukan al-ihsãn(u) pada setiap urusan, sampai pada urusan menyembelih hewan, maka
bisa disimpulkan bahwa ihsan adalah sistem kendali (kontrol) atas setiap pelaksanaan ajaran
Allah.
Dengan demikian, harfiah, ihsan bisa diterjemahkan sebagai “kecermatan, ketelitian,
dan keseksamaan dalam melaksanakan ajaran Allah”.
Bagi kita sekarang, sikap ihsan harus diterapkan pertama-tama dalam konteks studi
ajaran Allah itu sendiri, yang mencakup musshaf Al-Qurãn, kitab-kitab Hadits, plus buku-
buku sejarah, dan lain-lain yang berkaitan. Studi ini harus mengarah pada“ditemukannya
makna Al-Qurãn yang utuh dan murni”, yaitu suatu makna yang mampu merekonstruksi
pribadi-pribadi (tokoh-tokoh), jama‟ah, dan umat yang dulu dibangun Rasulullah bersama
para sahabat beliau. Suatu makna yang pertama-tama, mampu menegaskan bahwa persatuan
para mu‟min adalah mutlak wajib, dan perpecahan mereka adalah mutlak haram.

6. Sã‟ah sebagai peluang da‟wah


Harfiah, sã’ah berarti waktu, tapi waktu di sini bukanlah sembarang waktu. Dalam
konteks Nabi Muhammad pada masanya, sã’ah yang dimaksud adalah waktu yang
dibentangkan Allah sebagai wilayah da‟wah hingga mencapai hasil. Tepatnya, waktu yang
dimaksud adalah 13 tahun dalam Periode Makkah, dan 10 tahun dalam Periode Madinah.
Yang pertama (Periode Makkah) merupakan masa perjuangan untuk memperkenalkan konsep
Allah dan membangun jama‟ah. Yang kedua (Periode Madinah) adalah masa pembangunan
konsep Allah itu menjadi sebuah sistem pemerintahan.
Tanda-tanda sã‟ah sebagai gambaran tujuan
Melalui Hadis Jibril kita mendapat gambaran bahwa tujuan penegakan ajaran Allah pada
dasarnya adalah demi mencapai target-target:
1. Lenyapnya diskriminasi kelas dan gender, yang merupakan produk feodalisme dan antek-
anteknya, dan
2. Lenyapnya kemiskinan struktural, yang merupakan produk kapitalisme dan antek-anteknya.
Feodalisme dan kapitalisme adalah musuh Al-Qurãn pada masa Rasulullah, dan juga pada
masa sekarang.
3. Klasifikasi Agama dan Agama Islam
Ditinjau dari sumbernya, agama dibagi 2 yaitu:
1. Agama wahyu (revealed religion) disebut juga dengan agama langit yang artinya agama
yang diterima oleh manusia dari Allah Sang Pencipta melalui malaikat jibril dan disampaikan
serta disebarkan oleh Rasul-Nya kepada umat manusia.
Ciri-cirinya adalah:
a. Secara pasti dapat ditentukan lahirnya, dan bukan tumbuh dari masyarakat, melainkan
diturunkan kepada masyarakat.
b. Disampaikan oleh manusia yang dipilih Allah sebagai utusan-Nya
c. Memiliki kitab suci yang bersih dari campur tangan manusia
d. Ajarannya serba tetap, walaupun tafsirnya dapat berubah sesuai dengan kecerdasan
dan kepekaan manusia
e. Konsep ketuhanannya monotheisme mutlak (tauhid)
f. Kebenarannya adalah universal yaitu berlaku bagi setiap manusia, masa dan keadaan.
Yang termasuk dalam kelompok agama wahyu adalah sebagai berikut :
1. Agama Islam dengan kitab sucinya Alquran yang diturunkan Allah kepada Nabi
Muhammad SAW, melalui malaikat Jibril, untuk seluruh manusia dan semesta alam.
2. Agama Kristen (nasrani) dengan kitab sucinya “Injil” diturunkan Allah kepada Isa AS,
melalui malaikat Jibril kepada untuk Kaum Bani Israil.
3. Agama Yahudi, dengan kitab sucinya “Taurat” diturunkan kepada nabi Musa AS, melalui
malaikat Jibril untuk kaum Bani Israil.

2. Agama budaya (cultural religion) disebut juga dengan agama bumi yang artinya
bersandar semata-mata kepada ajaran seorang manusia yang dianggap memiliki pengetahuan
tentang kehidupan dalam berbagai aspeknya secara mendalam.
Ciri-cirinya adalah:
a. Tumbuh secara komulatif dalam masyarakat penganutnya
b. Tidak disampaikan oleh utusan Tuhan (Rasul)
c. Umumnya tidak memiliki kitab suci
d. Ajarannya dapat berubah-ubah, sesuai dengan perubahan akal pikiran penganutnya
e. Konsep ketuhanannya: dinamisme, animisme, politheisme, dan paling tinggi adalah
onotheisme nisbi
f. Kebenaran ajarannya tidak universal, yaitu tidak berlaku bagi setiap manusia, masa dan
keadaan.
Yang termasuk agama non wahyu yaitu Zoroasterianisme, Konfusionisme, Thaoisme,
Shintoisme, Budhisme.
Perbedaan ke2 agama ini dikemukakan Al Masdoosi dalam Living Religious of the World
sebagai berikut:
1. Agama wahyu berpokok pada konsep keesaan Tuhan, sedangkan agama budaya
tidak demikian
2. Agama wahyu beriman kepada Nabi, sedangkan agama budaya tidak
3. Agama wahyu sumber utamanya adalah kitab suci yang diwahyukan, sedangkan
agama budaya kitab suci tidak penting
4. Semua agama wahyu lahir di Timur Tengah, sedangkan agama budaya lahir di luar itu
5. Agama wahyu lahir di daerah-daerah yang berada di bawah pengaruh ras simetik
6. Agama wahyu memberikan arah yang jelas dan lengkap baik spiritual maupun material,
sedangkan agama budaya lebih menitik beratkan aspek spiritual saja.
7. Ajaran agama wahyu jelas dan tegas, sedangkan agama budaya kabur dan elastis.
4. Islam rahmatan lil’alamin
Pengertian rahmatan. Kata „rahmatan” kata bahas Arab yaitu “rohima” yang
didasarkan menjadi “ rahmatan’ yang artinya kasih sayang. Pengertian lil‟alamin. Kata “Al-
alamin” adalah kata bahasa Arab yaitu “alam” yang dijama‟kan menjadi “alamin” yang
artinya alam semesta yang mencakup bumi beserta isinya.
Maka yang dimaksud dengan islam rahmatan lil‟alamin adalah islam yang
kehadirannya ditengah kehidupan masyarakat mampu mewujudkan kedamaian dan kasih
sayang bagi manusia maupun alam.
Keadaan Bumi Sebelum Islam
Islam merupakan agama yang diturunkan kepada nabi Muhammad SAW yaitu pada saat
Rasulullah SAW berumur 14 tahun. Keadaan bumi sebelum masuknya Islam merupakan
keadaan yang amat buruk dan menggenaskan dimana sebagian dari manusia ada menyembah
pohon, batu, patung (berhala), matahari, bulan dan bintang, bahkan ada yang menyembah
sesama manusia yang mana kesemuanya itu adalah ciptaan Allah SWT. Manusia yang hidup
dimasa itu tidak lagi mempunyai rasa kemanusiaan dan keadilan. Yang kuat akan semakin
berdiri tegak dan ditakuti, sedangkan yang lemah akan semakin tertindas.
Kebiasaan-kebiasaan manusia pada saat itu tidak lagi mencerminkan manusia yang
mempunyai akal seperti yang telah diberikan Allah SWT untuk berfikir dan merenungkan
karunia dan ni‟mat Allah SWT melainkan akal mereka telah ditundukkan oleh hawa nafsu.
Kezaliman terjadi dimana-mana. Bahkan mereka tega untuk mengubur hidup-hidup anak
perempuan yang baru saja dilahirkan oleh ibunya. Karena mereka menganggap anak
perempuan itu adalah aib bagi mereka.
Islam Dibawa Oleh Nabi Muhammad
Muhammad SAW lahir di Makkah pada tahun 570 M. Karna ayahnya meninggal
sebelum ia dilahirkan dan ibunya meninggal dalam waktu yang tidak lama setelah ayahnya, maka ia
di besarkan oleh pamannya yang berasal dari suku Quraisy yang terhormat. la, besar dalam, keadaan
buta huruf, tidak dapat membaca dan menulissampai ia wafat. Masyarakatnya, sebelum ia
mendapatkan risalah kenabian, adalahmasyarakat yang tidak memperdulikan pengetahuan dan
kebanyakan dari mereka,adalah buta huruf. Ketika ia menginjak, dewasa, ia dikenal sebagai
orang yang berkata benar, jujur, dapat dipercaya, dermawan dan berhati mulia. Dia sangat
dapat dipercaya sehingga ia mendapat julukan al-amin (orang yang dapat dipercaya).
Muhammad SAW adalah orang yang taat beragama. Dan ia sangat membenci kerusakan
moral dan penyembahan berhala yang dilakukan masyarakatnya.
Pada umur 40 tahun, Muhammad SAW menerima Wahyu yang pertama, dari Allah
SWT dengan perantaraan, malaikat Jibril. Wahyu-wahyu itu turun selama 23 tahun, dan
kurnpulan wahyu itu disebut Al-Qur'an.
Tidak lama setelah ia mulai membacakan Al-Qur'an dan menyebarkan kebenaran
yang telah di turunkan Allah SWT kepadanya, ia dan sekelompok kecil sahabat meadapatkan
siksaan dari orang-orang kafir. Karena siksaan itu semakin bertambah hebat maka pada tahun
622M Allah SWT memerintahkan mereka untuk berhijrah. Dari Makkah ke kota Madinah
yang berjarak 260 mil utara. Yang menjadi tanda di mulainya permulaan, kalender bagi umat
Islam.
Setelah beberapa tahun, Muhammad SAW dan para sahabatnya dapat kembali ke
Makkah, dimana mereka memberi maaf pada musuh-musuhnya. Sebelum Muhammad SAW
wafat pada umur 63 tahun, sebagian besar orang-orang sememjung Arab telah memeluk
agarna Islam dan pada abad kemangkatannya, Islam telah tersebar ke Spayol dibagian barat
dan timur sampai ke Cina. diantara faktor-faktor yang menjadikan Islam berkembang dengan
cepat dan damai adalah karena kebenaran dan kejelasan. Islam hanya mengajak beriman
kepada Allah SWT Yang Maha Esa Dialah Tuhan Yang Patut di Sembah.
Islam Agama Rahmatan Lil‟alamin
Hadirnya Islam di dunia membuat perubahan besar dalam kehidupan manusia,
terutama dalam pengembangan i1mu. pengetahuan. Karma Islam memerintalikan untuk
menggunakan kekuatan intelegasinya dan obsesinya, dalam beberapa tahun penyebaran
agama Islam peradaban dan universitas-universitas berkembang dengan pesat, Serta
pemikiran yang baru dengan yang lama menghasilkan kemajuan dalam bidang medis,
matematika, fisika, astronomi, geografi, arstektur, seni sastra dan sejarah. Banyak system
yang krusial seperti Aljabar, Angka Arab, dan konsep angka nol (bilangan yang amat
dipadukan dalam kemajuan ilmu eksakta) yang disebarkan ke Eropa pada abad pertengahan
berasal dan duma Islam. Peralatan-peralatan yang canggih memungkinkan orang-orang Eropa
melakukan perjalanan untuk penemuan seperti astrolabe, kuadran, pets navigasi yang " juga
dikembangkan oleh umat Islam. Itulah sebabnya Islam disebut agama yang rahmat dan
al'amin karena Islam hadir ke dunia mambawa karma yang amat berarti bagi manusia bukan
saja umat Muslim tapi seluruh ciptaan Allah SWT di jagad raya termasuk non mislim.
Banyak sekali sumbangan Islam terhadap perkembangan ilmu pengetahuan di bumi,
beberapa diantaranya :
Rahmat adalah karunia yang dalam ajaran agama terbagi dua. Rahmat dalam konteks
rahman dan rahmat dalam konteks rahim. Rahmat dalam konteks rahman adalah
bersifat amma kulla syai’ meliputi segala hal, sehingga orang-orang non Muslim mempunyai
hak kerahmanan. Rahim adalah kerahmatan Allah yang hanya diberikan kepada orang islam.
Jadi rahim itu adalah Khoshshun lil Muslim. Apabila islam dilakukan secara benar, rahman
dan rahim allah akan turun semuanya.
Dengan demikian berlaku hukum Sunnatullah. Baik muslim maupun non muslim
kalau mereka melakukan hal-hal yang diperlukan kerahmanan, maka mereka akan
mendapatkan hasilnya. Kendati mereka muslim tetapi mereka tidak melakukan iktiar
kerahmanan, maka mereka tidak akan mendapatkan hasilnya. Dengan kata lain, karunia
rahman itu berlaku hukum kompetitif. Misalnya orang islam tidak melakukan kegiatan
belajar maka tidak bisa dan tidak akan menjadi pintar. Sementara orang yang melakukan
ikhtiar kerahmanan meski dia non muslim mereka akan mendapatkan pengetahuan.

BAB III
PENUTUP
3. 1 Kesimpulan
Selama 15 abad-Islam di muka bumi ini, implementasi rahmat bagi semesta alam
sudah meluas hampir ke berbagai belahan dunia. Secara etimologis, Islam berarti damai,
sedangkan rahmatan lil `alamin berarti `kasih sayang bagi semesta alam'. Maka yang
dimaksud dengan Islam Rahmatan lil'alamin adalah Islam yang kehadirannya di tengah
kehidupan masyarakat mampu mewujudkan kedamaian dan kasih sayang bagi manusia
maupun alam.
Rahmatan lil'alamin adalah istilah qurani dan istilah itu sudah terdapat dalam
Alquran, yaitu sebagaimana firman Allah dalam Surat Al- Anbiya' ayat 107:
Dan tiadalah kami mengutus kamu, melainkan untuk (menjadi) rahmat bagi semesta
alam.
Ayat tersebut menegaskan bahwa kalau Islam dilakukan secara benar, dengan
sendirinya akan mendatangkan rahmat untuk orang Islam maupun untuk seluruh alam.
3.2 Saran
Dalam kehidupan beragama harus ditanamkan sikap saling menghormati dan
menghargai satu sama lain. Karena sesama muslim atau manusia adalah bersaudara. Dan
Agama Islam sangat cinta perdamaian.

Anda mungkin juga menyukai