Anda di halaman 1dari 7

MENJUNJUNG TINGGI NILAI KEMANUSIAAN DALAM MENJALANKAN TUGAS

BERDASARKAN AGAMA,MORAL,DAN ETIKA

“KASUS MENINGGALNYA ANGGOTA BANSER NU SAAT MENJAGA PERAYAAN


NATAL DI GEREJA EBEN HAEZAR,MOJOKERTO”

Disusun oleh :

Fitriani Darojatul Hikmah

195100900111018

Dosen Pengampu :

Muhammad Anwar Hidayat, M.H

Mata Kuliah :

Kewarnegaraan

PROGRAM STUDI TEKNIK LINGKUNGAN

FAKULTAS TEKNOLOGI PERTANIAN

UNIVERSITAS BRAWIJAYA

2019
I. Latar Belakang

Nilai kemanusiaan adalah nilai mengenai harkat dan martabat manusia. Manusia merupakan
makhluk yang tertinggi di antara makhluk ciptaan Tuhan sehingga nilai-nilai kemanusiaan
tersebut mencerminkan kedudukan manusia sebagai makhluk tertinggi di antara makluk-
makhluk lainnya. Seseorang mempunyai nilai-nilai kemanusiaan yang tinggi menghendaki
masyarakat memiliki sikap dan perilaku sebagai layaknya manusia. Sebaliknya dia tidak
menyukai sikap dan perilaku yang sifatnya merendahkan manusia lain.

Agama adalah suatu ajaran dan sistem yang mengatur tata keimanan/ kepercayaan dan
peribadatan kepada Tuhan yang Maha Kuasa, serta tata kaidah terkait pergaulan manusia dengan
manusia serta lingkungannya.Pendapat lain mengatakan arti agama adalah suatu kepercayaan
dan penyembahan terhadap kuasa dan kekuatan sesuatu yang luar biasa di luar diri manusia.
Sesuatu yang luar biasa itu disebutkan dengan beragam istilah sesuai dengan bahasa manusia,
misalnya; Aten, Tuhan, Yahweh, Elohim, Allah, Dewa, God, Syang-ti, dan lain sebagainya.Kata
“Agama” berasal dari bahasa Sansekerta yang secara umum berarti suatu tradisi, dimana “A”
artinya tidak dan “Gama” artinya kacau. Sehingga bila dilihat dari asal katanya, definisi agama
adalah suatu peraturan yang dapat menghindarkan manusia dari kekacauan, serta mengarahkan
manusia menjadi lebih teratur dan tertib.

Pengertian moral secara umum adalah suatu hukum tingkah laku yang di terapkan kepada
setiap individu untuk dapat bersosialiasi dengan benar agar terjalin rasa hormat dan
menghormati. Kata moral selalu mengacu pada baik dan buruknya perbuatan
manusia (akhlak).Jadi, moral dapat diartikan sebagai tindakan seseorang untuk menilai benar
dalam cara hidup seseorang mengenai apa yang baik dan apa yang buruk. Yaitu pengetahuan dan
wawasan yang menyangkut budi pekerti manusia yang beradab. Moral merupakan produk dari
budaya dan Agama. Setiap budaya memiliki standar moral yang berbeda-beda sesuai dengan
sistem nilai yang berlaku dan telah terbangun sejak lama.

Etika (Yunani Kuno: "ethikos", berarti "timbul dari kebiasaan") adalah sebuah sesuatu di
mana dan bagaimana cabang utama filsafat yang mempelajari nilai atau kualitas yang menjadi
studi mengenai standar dan penilaian moral. Etika mencakup analisis dan penerapan konsep
seperti benar, salah, baik, buruk, dan tanggung jawab.Etika dimulai bila manusia merefleksikan
unsur-unsur etis dalam pendapat-pendapat spontan kita. Kebutuhan akan refleksi itu akan kita
rasakan, antara lain karena pendapat etis kita tidak jarang berbeda dengan pendapat orang
lain.Untuk itulah diperlukan etika, yaitu untuk mencari tahu apa yang seharusnya dilakukan oleh
manusiaSecara metodologis, tidak setiap hal menilai perbuatan dapat dikatakan sebagai
etika Etika memerlukan sikap kritis, metodis, dan sistematis dalam melakukan refleksi. Karena
itulah etika merupakan suatu ilmu. Sebagai suatu ilmu, objek dari etika adalah tingkah laku
manusia. Akan tetapi berbeda dengan ilmu-ilmu lain yang meneliti juga tingkah laku manusia,
etika memiliki sudut pandang normatif. Maksudnya etika melihat dari sudut baik dan buruk
terhadap perbuatan manusia.

Dalam memenuhi tanggung jawab dalam melaksanakan sebuah tugas haruslah didasari oleh
keempat hal tersebut,yakni kemanusiaan,moral,agama,dan etika.Seseorang yang sedang berada
dalam sebuah tugas haruslah dapat memenuhi tugasnya dengan baik.Dalam menjalankan
tugasnya,sebagai seorang individu yang baik haruslah peduli terhadap kondisi
disekitarnya.Dalam hal ini,sebagai manusia harus saling melindungi satu sama lainnya tanpa
membedakan segala jenis perbedaan yang ada contohnya ialah pada hal agama.Nilai
kemanusiaan harus selalu dijunjung tinggi karena orang yang memiliki jiwa kemanusiaan
tentunya memiliki moral yang baik pula.

II. Contoh Kasus

Meninggalkan anggota Banser NU saat menjalankan tugas untuk mengamankan gereja Eben
Haezar,Mojokerto.

III. Penjelasan Kasus

Lancarnya pelaksanaan ibadah Natal tentu tak lepas dari peran aparat keamanan yang
mengamankan ibadah Natal. Pengamanan tidak hanya dilakukan oleh Polri, tetapi juga oleh
elemen lain yang ikut mengamankan Natal seperti Banser Nahdlatul Ulama (NU). Berbicara
tentang peran Banser dalam pengamanan Natal, sebagian masyarakat mungkin akan ingat dengan
jasa salah seorang anggota Banser NU Mojokerto bernama Riyanto.Riyanto meninggal pada 24
Desember 2000 lalu saat mengamankan ibadah Natal. Pada 24 Desember 2000, Riyanto bersama
petugas pengamanan gereja dan polsek menemukan bungkusan mencurigakan di dalam gereja
Eben Haezar, Mojokerto. Riyanto memberanikan diri membuka bungkusan tersebut dan ternyata
bungkusan itu adalah bom.Tiba-tiba terlihat percikan api dari dalam bungkusan.Riyanto dengan
sigap berteriak: Tiarap!Riyanto berusaha membuang bom keluar dari gereja agar tidak meledak
di dalam gereja yang saat itu penuh jemaat Natal.Bom dilempar keluar oleh Riyanton ke tempat
sampah tapi terpental.Riyanto ini dengan cepat mengambil kembali bom itu untuk dibuang lebih
jauh lagi dari gereja.Namun, bom keburu meledak dan meledak di pelukan pemuda NU berusia
25 tahun tersebut.Anggota Banser NU ini meninggal dunia di tempat dengan kondisi jari-jari dan
wajah yang menyedihkan.Riyanto meninggal lantaran mendekap bom yang ia bawa keluar dari
gereja.

Sekitar dua juta personil Barisan Ansor Serbaguna (Banser) Nahdlatul Ulama dari Gerakan
Pemuda Ansor pada tahun tersebur dikerahkan untuk menjaga gereja-gereja selama perayaan
Natal di Indonesia, yang dianggap 'kafir' oleh sejumlah kelompok Muslim.Menjaga gereja-gereja
di seluruh Indonesia telah dilakukan Banser, bekerja sama dengan kepolisian, selama puluhan
tahun untuk memberikan rasa aman dan nyaman kepada saudara umat lain,yaitu
Nasrani.Namun,dalam menjalankan tugasnya,anggota Banser mendapatkan pernyataan yang
tidak baik dari orang-orang sekitar yang mengatakan bahwa anggota Banser kafir karena ikut
menjaga perayaan hari raya agama lain.Pendapat pastur gereja mengenai ketersediaan anggota
Banser untuk membantu mengamankan gereja saat peryaan natal ialah usaha sungguh-sungguh
yang sangat harmoni dalam menjaga persaudaraan antar umat beragama.

IV. Pembahasan Kasus

Dari kasus meninggalnya anggota Banser NU saat menjalankan tugasnya dalam menjaga
gereja saat perayaan ibadah Natal menunjukkan bahwa terdapat dua hal dari peristiwa
tersebut.Hal yang pertama ialah dapat diambil pelajaran bahwa anggota Banser Nu,yaitu
Almarhum Riyanto rela meninggal demi menyelamatkan nyawa orang banyak.Dari hal
tersebut,dapat dilhat bahwa Almarhum Riyanto merupakan sosok yang memiliki rasa
kemanusiaan yang tinggi hingga rela mengorbankan nyawanya demi menyelamatkan nyawa
orang banyak.Selain itu,jika dilihat dari sisi moral dan agama,Almarhum Riyanto dan anggota
Banser NU yang lain dapat memberikan contoh bahwa meskipun berbeda agama bukanlah
penghalang untuk bisa saling melindungi karena pada dasarnya kita semua ialah sama,yaitu
sebagai masyarakat Indonesia yang terdiri dari berbagai keragaman dalam hal
suku,ras,agama,dan budaya.Perbedaan agama bukanlah suatu penghalang untuk bisa ikut andil
dalam menjaga keamanan dan keharmonisan dalam kehidupan bermasyarakat.

Hal lain yang dapat dilihat dari kasus ini ialah masih ada manusia yang tidak beretika dan
bermoral dengan menaruh bom saat perayaan ibadah natal.Dengan menaruh bom disaat perayaan
ibadah sedang berlangsung ialah termasuk melakukan tindakan keji karena bisa mengancam
nyawa orang banyak.Para pelakunya sudah jelas tidak memiliki rasa kemanusiaan dan toleransi
karena berusaha mengganggu perayaan hari besar suatu agama.Para pelaku yang terlibat dalam
peletakkan bom di gereja Eben Haezar,Mojokerto ini sudah sepantasnya untuk mendapatkan
hukuman yang berat karena berusaha untuk mengganggu jalannya peribatan umat
beragama,mengancam nyawa orang banyak,dan telah mengakibatkan adanya korban jiwa.

V. Solusi
1. Meningkatkan rasa toleransi antar umatberagama
2. Memupuk rasa Nasionalisme dalam diri sehingga lebih mementingkan kepentingan
khalayak dibandingkan individu
3. Meningkatkan rasa kemanusiaan yang ada pada diri dengan berusaha untuk lebih peduli
terhadap lingkungan sekitar
VI. Pasal-Pasal Terkait

Pasal 28E ayat (1) Undang-Undang Dasar Tahun 1945 (UUD 1945) :
“Setiap orang bebas memeluk agama dan beribadat menurut agamanya, memilih pendidikan
dan pengajaran, memilih pekerjaan, memilih kewarganegaraan, memilih tempat tinggal di
wilayah negara dan meninggalkannya, serta berhak kembali.”.
Pasal 28E ayat (2) Undang-Undang Dasar Tahun 1945 (UUD 1945) :
“Setiap orang berhak atas kebebasan meyakini kepercayaan, menyatakan pikiran dan sikap,
sesuai dengan hati nuraninya”.
Pasal 29 ayat (2) Undang-Undang Dasar Tahun 1945 (UUD 1945) :
“Negara menjamin kemerdekaan tiap-tiap penduduk untuk memeluk agamanya masing-
masing dan untuk beribadat menurut agamanya dan kepercayaannya itu”.
Pasal 28J ayat (1) Undang-Undang Dasar Tahun 1945 (UUD 1945) :
“Setiap orang wajib menghormati hak asasi manusia orang lain dalam tertib kehidupan
bermasyarakat, berbangsa, dan bernegara”.
Pasal 28J ayat (1) Undang-Undang Dasar Tahun 1945 (UUD 1945) :
“Dalam menjalankan hak dan kebebasannya, setiap orang wajib tunduk kepada pembatasan
yang ditetapkan dengan undang-undang dengan maksud semata-mata untuk menjamin
pengakuan serta penghormatan atas hak kebebasan orang lain dan untuk memenuhi tuntutan
yang adil sesuai dengan pertimbangan moral, nilai-nilai agama, keamanan, dan ketertiban
umum dalam suatu masyarakat demokratis”.
VII. Pertanyaan

1. Apakah anggota Banser NU ini melebihi batas toleransi sehingga dikafirkan oleh banyak
orang ?

Jawaban: Menurut saya, anggota Banser NU tidak melebihi batas toleransi yang ada.Anggota
Banser NU hanya membantu menjaga pelaksaan ibadah natal umat nasrani dan tidak ikut
merayakan perayaan hari besar umat tersebut.Tindakan yang dilakukan oleh Banser NU ialah
suatu hal yang mulia karena telah membantu meningkatkan rasa keharmonisan antar umat
beragama dan dalam kasus ini peran anggota Banser juga sangat besar karena telah
menyelamatkan nyawa orang banyak.

2. Orang yang berusaha mengganggu pelaksanaan ibadah dari suatu agama mayoritas
dikarenakan minimnya rasa toleransi.Bagaimana cara toleransi bisa terbentuk selain dari
kemauan diri sendiri ?

Jawaban: Menurut saya, rasa toleransi bisa terbentuk dari faktor-faktor lain,contohnya ialah
sosialisasi yang diberikan kepada masyarakat tentang makna keberagaman yang ada di
Indonesia,dimana keberagaman tersebut seharusnya dijadikan dasar untuk membangun
Indonesia menjadi negara yang lebih kuat.Selain sosialisasi, pendidikan mengenai toleransi
sejak dini juga sangat diperlukan untuk membangun pribadi yang lebih mengedepankan
kepentingan umum dibanding kepentingan sendiri.

VIII. Referensi

https://surabaya.tribunnews.com/2017/12/25/damai-natal-4-fakta-anggota-banser-riyanto-
tewas-karena-mendekap-bom-di-gereja-mojokerto?page=all

https://www.bbc.com/indonesia/trensosial-42478497

https://eprints.uny.ac.id/9913/2/BAB%202%20-%2005210144030.pdf

https://id.wikipedia.org/wiki/Etika

https://id.wikipedia.org/wiki/Agama

Anda mungkin juga menyukai