PENDAHULUAN
Etika, dalam bahasa Latin disebut ethos atau ethikos. Kata ini merupakan bentuk
tunggal sedangkan dalam bentuk jamak adalah ta etha. Istilah ini juga kadang-kadang
disebut juga dengan mores, mos, yang juga berarti “adat istiadat” atau “kebiasaan” yang
baik sehingga dari istilah ini lahir penyebutan moralitas atau moral. Bertolak dari arti
demikian, etika berkembang menjadi studi tentang berbagai kebiasaan manusia berupa
kebiasaan dalam konvensi/kesepakatan di antaranya dalam berbicara, berbusana,
bergaul dan lain sebagainya. Studi tentang etika lebih menekankan kepada perbuatan
yang dilandasi oleh tatanan nilai kodrat manusia yang tercermin dalam manifestasi
kehendak, bukan kebiasaan semata-mata.
Nilai-nilai budaya yang berawal dari perilaku yang bersifat bijaksana yang ada di dalam
suatu masyarakat yang sudah diajarkan secara turun temurun oleh orang tua kita kepada
kita selaku anak-anaknya. Sehingga nilai kearifan lokal akan berbeda antara satu
daerah dengan daerah lain. Dan kearifan lokal bukanlah suatu hal yang statis melainkan
dapat berubah sejalan dengan waktu, tergantung dari tatanan dan ikatan sosial budaya
yang ada di masyarakat.
Salah satu tujuan bangsa Indonesia yang tercantum dalam Undang-Undang Dasar 1945
adalah mencerdaskan kehidupan bangsa dan melindungi segenap tumpah darah
Indonesia. Selain itu, Pancasila merupakan dasar negara Indonesia yang kemudian
dijabarkan melalui Undang-Undang Dasar, hal tersebut perlu dipahami oleh seluruh
rakyat Indonesia dalam menjalankan kehidupan berbangsa dan bernegara. Nilai-nilai
musyawarah dan mufakat yang ada dalam masyarakat perlu menjadi pedoman bagi
masyarakat dalam menyelesaikan konflik yang ada di masyarakat. Secara teoritis,
konflik memiliki sisi positif dan sisi negatif, dalam hal tersebut konflik dapat terjadi
antar individu maupun antar kelompok. Sisi positif konflik adalah adanya kemajuan
dan inovasi, namun demikian konflik juga memiliki dampak negatif berupa adanya
kerusuhan maupun kerusakan. Tahapan terjadinya konflik yaitu munculnya konflik
kepentingan, yang berdampak munculnya konflik psikologi, apabila hal tersebut tidak
dapat diredusir akan menimbulkan terjadinya konflik fisik yang sangat merugikan.
Oleh karena itu, salah satu tugas penting Pemerintah Pusat dan Pemda adalah
memelihara keamanan dan ketertiban dalam menjalankan kehidupan berbangsa dan
bernegara, dengan terus menyelesaikan setiap permasalahan bukan dengan berdebat
yang diakhiri dengan sengketa atau konflik, melainkan melalui semangat gotong
royong dan mengedepankan kearifan lokal seperti yang diajarkan dalam Pancasila dan
UUD 1945. Disisi yang lain, masyarakat juga diharapkan dapat berperan aktif untuk
bersama-sama menjaga kondusifitas wilayahnya, sehingga pembangunan dapat
berjalan secara maksimal. Komposisi masyarakat Indonesia yang heterogen merupakan
suatu kelebihan kita bersama, oleh karena itu seluruh forum-forum di masyarakat dapat
dimaksimalkan oleh Pemda ataupun pemangku kepentingan lainnya untuk mendeteksi
dan mengantisipasi terjadinya konflik.
Untuk itu dalam makalah ini, penulis mencoba untuk menjelaskan mengenai
1. Apa pengertian kearifan lokal serta aplikasi nilai-nilai dalam era globalisasi?
2. Bagaimana perkembangan IPTEK dan pengaplikasiannya?
3. Pengertian etika lingkungan serta aplikasi dari etika lingkungan?
4. Apa etika akademik tersebut serta aplikasi dari etika akademik?
1. Dapat menjelaskan pengertian dari kearifan lokal serta aplikasi nilai-nilai dalam
era globalisasi.
2. Dapat menjelaskan perkembangan IPTEK dan pengaplikasiannya.
3. Dapat menejelaskan pengertian dari etika lingkungan serta aplikasi dari etika
lingkungan.
4. Dapat menejelaskan apa etika akademik serta aplikasi dari etika akademik.
1.4 Manfaat Penulisan
Kearifan Lokal terdiri dari dua kata yaitu kearifan (wisdom ) yang artinya
kebijaksanaan dan lokal ( local ) yang berarti daerah setempat. Jadi secara
umum pengertian dari Kearifan Lokal adalah Gagasan-gagasan, nilai-nilai
atau pandangan dari suatu tempat yang memiliki sifat bijaksana dan bernilai
baik yang diikuti dan dipercayai oleh masyarakat di suatu tempat tersebut dan
sudah diikuti secara turun temurun.
Menurut Antariksa (2009), kearifan lokal merupakan unsur bagian dari tradisi-
budaya masyarakat suatu bangsa, yang muncul menjadi bagian-bagian yang
ditempatkan pada tatanan fisik bangunan (arsitektur) dan kawasan (perkotaan)
dalam geografi kenusantaraan sebuah bangsa.
(sumber : http://penafauzan.blogspot.co.id/2016/02/kearifan-lokal-di-era
globalisasi.html)
Kearifan lokal tidak lepas dari berbagai tantangan seperti: bertambahnya terus
jumlah penduduk, teknologi modern dan budaya, modal besar serta kemiskinan dan
kesenjangan. Adapun prospek kearifan lokal di masa depan sangat dipengaruhi oleh
pengetahuan masyarakat, inovasiteknologi, permintaan pasar, pemanfaatan
dan pelestarian keanekaragaman hayatidi lingkungannya serta berbagai
kebijakan pemerintah yang berkaitan langsung dengan pengelolaan sumberdaya alam
dan lingkungan serta peran masyarakat local Di era globalisasi saat ini,dengan
era globalisasi yang diikuti masuknyabudaya asing seharusnya budaya kearifan lokal
harus dapat disinergikan.
Dengan demikian akan tetap menjaga kelestarian adat istiadat peninggalan nenek
moyangyang juga merupakan budaya bangsa Indonesia, pelestarian budaya
kearifan lokalini perlu dilakukan untuk menjaga penyelewengan budaya bangsa
Indonesia dari bangsa lain. Ini sangat perlu dilestarikan dan dijaga karena sudah
banyak contoh budaya hasil peninggalan nenek moyang bangsa Indonesia justru
diadopsi bangsa lain. Apalagi dia menilai budaya peninggalan nenek moyang
bangsa Indonesia merupakan warisan keanekaragaman budaya bagi bangsa Indonesia
yang memiliki keunikan dan daya tarik tersendiri.
A. Perkembangan IPTEK
B. Pengaplikasian IPTEK
Bidang Informasi dan Komunikasi
a) Kita akan lebih cepat mendapatkan informasi-informasi yang
akurat dan terbaru di bumi bagian manapun melalui internet.
b) Kita dapat berkomunikasi dengan teman, maupun keluarga yang
sangat jauh hanya melalui handphone.
Bidang Pendidikan
a) Munculnya media massa, khususnya media elektronik sebagai
sumber ilmu dan pusat pendidikan. Seperti android dan iphone
yang digunakan sebagai alat untuk mencari materi pembelajaran.
b) Fasilitas pendidikan yang dapat dipenuhin dengan cepat, seperti
penggandaan soal ujian dengan mesin foto copy.
Bidang Ekonomi dan Industri
a) Pertumbuhan ekonomi yang semakin tinggi.
b) Kemajauan ekonomi mampu menghasilkan produk kedokteran
menjadi komoditi.
Bidang Sosial dan Budaya
a) Meningkatnya rasa percaya diri dan ketahanan diri sebagai suatu
bangsa akan semakin kokoh sehingga bangsa-bangsa Barat
tidak lagi dapat melecehkan bangsa-bangsa Asia.
b) Tekanan, kompetisi yang tajam di pelbagai aspek kehidupan
sebagai konsekuensi globalisasi, akan melahirkan generasi yang
disiplin, tekun dan pekerja keras.
Secara konseptual etika lingkungan merupakan ranting dari cabang ilmu baru
yaitu cabang ilmu filsafat dan ilmu lingkungan. Kata etika juga sering digunakan
secara bersamaan dengan kata moral. Oleh karena itu pada bagian ini terlebih
dahulu perlu diberikan pemahaman secara singkat tentang etika, moral, dan
lingkungan.
Secara etimologis, etika berasal dari kata Yunani ethos (jamaknya: ta etha), yang
berarti “adat istiadat” atau “kebiasaan”. Ada tiga teori mengenai pengertian
etika, yaitu: etika Deontologi, etika Teologi, dan etika Keutamaan. Etika
Deontologi adalah suatu tindakan di nilai baik atau buruk berdasarkan apakah
tindakan itu sesuai atau tidak dengan kewajiban.
Sementara kata “lingkungan” atau yang sering juga dipakai secara bergantian
dengan istilah “lingkungan hidup” secara umum memiliki makna, yaitu
menunjuk pada lingkungan fisik, kimia, maupun biologi (lingkungan hidup
manusia, lingkungan hidup hewan dan lingkungan hidup tumbuhan). Secara
konseptualmenurut Munadjat Danusaputro (1985), lingkungan atau lingkungan
hidup adalah semua benda dan daya serta kondisi, termasuk di dalamnya
manusia dan tingkah-perbuatannya, yang terdapat dalam ruang di mana manusia
berada dan mempengaruhi kelangsungan hidup serta kesejahteraan manusia dan
jazad-jazad hidup lainnya. Otto Soemarwoto (1991) mengartikan lingkungan
hidup sebagai ruang yang ditempati suatu makhluk hidup bersama dengan benda
hidup dan takhidup di dalamnya. Manusia bersama tumbuhan, hewan dan jasad
renik menempati suatu ruang tertentu. Kecuali makhluk hidup, dalam ruang itu
terdapat juga benda takhidup, seperti udara yang terdiri atas bermacam gas, air
dalam bentuk uap, cair dan padat, tanah dan batu. Ruang yang ditempati makhluk
hidup bersama benda hidup dan takhidup inilah dinamakan lingkungan hidup.
Menurut Sonny Keraf (2005), bahwa etika lingkungan merupakan refleksi kritis
tentang norma dan nilai atau prinsip moral selama ini dikenal dalam komunitas
manusia untuk diterapkan secara lebih luas dalam komunitas biotis atau
komunitas ekologis.
Etika lingkungan merupakan bagian filsafat lingkungan dan berupa filsafat
terapan, di mana persoalan filsafati direfleksikan sebagai persoalan substantif
berdasar pengalaman–pengalaman manusia.
(sumber : modul 8 etika dan kearifan lokal, etika lingkungan)
b) Lingkungan Sekolah
Insitusi pendidikan merupakan wahana efektif untuk menyematkan
kesadaran akan sikap ramah dan mencintai lingkungan sejak dini
dalam hal ini, menempati peranan mula-mula dan pertama (disamping
keluarga). Sejak PAUD, SD SMP, dan SMA (dan sederajat), siswa
harus lebih mendapat pendidikan ramah lingkungan dan
menumbuhkan kesadaran akan pentingnya sikap demikian.
Hal yang dapat dilakukan :
Bersih - bersih dikelas (melaksanakan piket).
Diskusi tentang lingkungan hidup.
Belajar pendidikan lingkungan hidup dengan serius.
Melakukan penanaman pohon disekitar area kelas.
c) Lingkungan Masyarakat
Sering mengikuti kegiatan kerja bakti.
Melakukan sosialisasi ke masyarakat lainnya.
Mendaur ulang sampah yang dapat didaur ulang.
Melakukan pembuangan sampah secara teratur.
(sumber : http://rpm-saga.blogspot.co.id/2013/01/penerapan-
etika-lingkungan.html)