Anda di halaman 1dari 11

I.

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Etika, dalam bahasa Latin disebut ethos atau ethikos. Kata ini merupakan bentuk
tunggal sedangkan dalam bentuk jamak adalah ta etha. Istilah ini juga kadang-kadang
disebut juga dengan mores, mos, yang juga berarti “adat istiadat” atau “kebiasaan” yang
baik sehingga dari istilah ini lahir penyebutan moralitas atau moral. Bertolak dari arti
demikian, etika berkembang menjadi studi tentang berbagai kebiasaan manusia berupa
kebiasaan dalam konvensi/kesepakatan di antaranya dalam berbicara, berbusana,
bergaul dan lain sebagainya. Studi tentang etika lebih menekankan kepada perbuatan
yang dilandasi oleh tatanan nilai kodrat manusia yang tercermin dalam manifestasi
kehendak, bukan kebiasaan semata-mata.

Nilai-nilai budaya yang berawal dari perilaku yang bersifat bijaksana yang ada di dalam
suatu masyarakat yang sudah diajarkan secara turun temurun oleh orang tua kita kepada
kita selaku anak-anaknya. Sehingga nilai kearifan lokal akan berbeda antara satu
daerah dengan daerah lain. Dan kearifan lokal bukanlah suatu hal yang statis melainkan
dapat berubah sejalan dengan waktu, tergantung dari tatanan dan ikatan sosial budaya
yang ada di masyarakat.

Salah satu tujuan bangsa Indonesia yang tercantum dalam Undang-Undang Dasar 1945
adalah mencerdaskan kehidupan bangsa dan melindungi segenap tumpah darah
Indonesia. Selain itu, Pancasila merupakan dasar negara Indonesia yang kemudian
dijabarkan melalui Undang-Undang Dasar, hal tersebut perlu dipahami oleh seluruh
rakyat Indonesia dalam menjalankan kehidupan berbangsa dan bernegara. Nilai-nilai
musyawarah dan mufakat yang ada dalam masyarakat perlu menjadi pedoman bagi
masyarakat dalam menyelesaikan konflik yang ada di masyarakat. Secara teoritis,
konflik memiliki sisi positif dan sisi negatif, dalam hal tersebut konflik dapat terjadi
antar individu maupun antar kelompok. Sisi positif konflik adalah adanya kemajuan
dan inovasi, namun demikian konflik juga memiliki dampak negatif berupa adanya
kerusuhan maupun kerusakan. Tahapan terjadinya konflik yaitu munculnya konflik
kepentingan, yang berdampak munculnya konflik psikologi, apabila hal tersebut tidak
dapat diredusir akan menimbulkan terjadinya konflik fisik yang sangat merugikan.
Oleh karena itu, salah satu tugas penting Pemerintah Pusat dan Pemda adalah
memelihara keamanan dan ketertiban dalam menjalankan kehidupan berbangsa dan
bernegara, dengan terus menyelesaikan setiap permasalahan bukan dengan berdebat
yang diakhiri dengan sengketa atau konflik, melainkan melalui semangat gotong
royong dan mengedepankan kearifan lokal seperti yang diajarkan dalam Pancasila dan
UUD 1945. Disisi yang lain, masyarakat juga diharapkan dapat berperan aktif untuk
bersama-sama menjaga kondusifitas wilayahnya, sehingga pembangunan dapat
berjalan secara maksimal. Komposisi masyarakat Indonesia yang heterogen merupakan
suatu kelebihan kita bersama, oleh karena itu seluruh forum-forum di masyarakat dapat
dimaksimalkan oleh Pemda ataupun pemangku kepentingan lainnya untuk mendeteksi
dan mengantisipasi terjadinya konflik.
Untuk itu dalam makalah ini, penulis mencoba untuk menjelaskan mengenai

1. Aplikasi nilai-nilai kearifan lokal dalam era globalisasi.


2. Perkembangan IPTEK dan aplikasinya.
3. Aplikasi etika lingkungan.
4. Aplikasi etika akademik.

1.2 Rumusan Masalah

1. Apa pengertian kearifan lokal serta aplikasi nilai-nilai dalam era globalisasi?
2. Bagaimana perkembangan IPTEK dan pengaplikasiannya?
3. Pengertian etika lingkungan serta aplikasi dari etika lingkungan?
4. Apa etika akademik tersebut serta aplikasi dari etika akademik?

1.3 Tujuan Penulisan

1. Dapat menjelaskan pengertian dari kearifan lokal serta aplikasi nilai-nilai dalam
era globalisasi.
2. Dapat menjelaskan perkembangan IPTEK dan pengaplikasiannya.
3. Dapat menejelaskan pengertian dari etika lingkungan serta aplikasi dari etika
lingkungan.
4. Dapat menejelaskan apa etika akademik serta aplikasi dari etika akademik.
1.4 Manfaat Penulisan

1. Agar mahasiswa mampu menjelaskan pengertian dari kearifan lokal serta


aplikasi nilai-nilai dalam era globalisasi.
2. Agar mahasiswa dapat mampu menjelaskan perkembangan IPTEK dan
pengaplikasiannya.
3. Agar mahasiswa mampu menejelaskan pengertian dari etika lingkungan serta
aplikasi dari etika lingkungan.
4. Agar mahasiswa mampu menejelaskan apa etika akademik serta aplikasi dari
etika akademik.
II. TEORI DAN PEMBAHASAN

2.1 Aplikasi nilai-nilai kearifan lokal dalam era globalisasi.

A. Pengertian Kearifan Lokal

Kearifan Lokal terdiri dari dua kata yaitu kearifan (wisdom ) yang artinya
kebijaksanaan dan lokal ( local ) yang berarti daerah setempat. Jadi secara
umum pengertian dari Kearifan Lokal adalah Gagasan-gagasan, nilai-nilai
atau pandangan dari suatu tempat yang memiliki sifat bijaksana dan bernilai
baik yang diikuti dan dipercayai oleh masyarakat di suatu tempat tersebut dan
sudah diikuti secara turun temurun.

Menurut Antariksa (2009), kearifan lokal merupakan unsur bagian dari tradisi-
budaya masyarakat suatu bangsa, yang muncul menjadi bagian-bagian yang
ditempatkan pada tatanan fisik bangunan (arsitektur) dan kawasan (perkotaan)
dalam geografi kenusantaraan sebuah bangsa.

Kearifan Lokal merupakan pengetahuan eksplisit yang muncul dari periode


yang panjang dan berevolusi bersama dengan masyarakat dan lingkungan di
daerahnya berdasarkan apa yang sudah dialami. Jadi dapat dikatakan, kearifan
lokal disetiap daerah berbeda-beda tergantung lingkungan dan kebutuhan hidup.

Jadi, dapat dikatakan bahwa kearifan lokal terbentuk sebagai keunggulan


budaya masyarakat setempat berkaitan dengan kondisi geografis dalam arti luas.
Kearifan lokal merupakan produk budaya masa lalu yang patut secara terus-
menerus dijadikan pegangan hidup. Meskipun bernilai lokal tetapi nilai yang
terkandung di dalamnya dianggap sangat universal.
Kearifan lokal merupakan pengetahuan yang eksplisit yang muncul dari periode
panjang yang berevolusi bersama-sama masyarakat dan lingkungannya dalam
sistem lokal yang sudah dialami bersama-sama. Proses evolusi yang begitu
panjang dan melekat dalam masyarakat dapat menjadikan kearifan lokal sebagai
sumber energi potensial dari sistem pengetahuan kolektif masyarakat untuk
hidup bersama secara dinamis dan damai.
(sumber : modul 4 etika dan kearifan loka, persaingan global dan kearifan
lokal)
B. Aplikasi Nilai-Nilai Kearifan Lokal dalam Era Globalisasi.
Di era sekarang banyak anak muda kita yang masih duduk di bangku sekolah
menguasai bahasa asing dengan lancar tapi lupa dengan bahasanya sendiri,
katakanlah bahasa jawa. Bagaimana tidak, mereka di wajibkan menguasai
bahasa asing tanpa di imbangi dengan penguasaan bahasa jawa terlebih dahulu.
Yang seharusnya lebih dulu dikuasainya bahkan tidak diminati lagi. Mungkin
ini yang disebut dengan penguasaan bahasa yang kebablasan dan terasing di
Negeri sendiri.

Tertanamnya nilai-nilai kearifan lokal dan karakter kebangsaan, diharapkan


mampu menfilter budaya asing yang masuk. Dalam catatan sejarah, Indonesia
merupakan bangsa yang bijaksana dan selektif dalam menerima budaya baru
yang masuk. Sikap “lokal genius” sebagai cara alami bangsa untuk menyeleksi
budaya baru yang masuk.

(sumber : http://penafauzan.blogspot.co.id/2016/02/kearifan-lokal-di-era
globalisasi.html)

Haryati Soebadio mengatakan bahwa kearifan lokal sebagai cultural identity,


identitas/kepribadian budaya bangsa yang menyebabkan bangsa tersebut
mampu menyerap dan mengolah kebudayaan asing sesuai watak dan
kemampuan sendiri. Dari penjelasan beliau mestinya dapat menjadikan sebuat
bahan renungan bagi kita semua. Apakah akan hanyut dalam gempuran
globalisasi atau bangsa kita akan bertahan dan mampu beradaptasi dengan
serbuan kebudayaan asing yang masuk melalui globalisasi.

Kearifan lokal tidak lepas dari berbagai tantangan seperti: bertambahnya terus
jumlah penduduk, teknologi modern dan budaya, modal besar serta kemiskinan dan
kesenjangan. Adapun prospek kearifan lokal di masa depan sangat dipengaruhi oleh
pengetahuan masyarakat, inovasiteknologi, permintaan pasar, pemanfaatan
dan pelestarian keanekaragaman hayatidi lingkungannya serta berbagai
kebijakan pemerintah yang berkaitan langsung dengan pengelolaan sumberdaya alam
dan lingkungan serta peran masyarakat local Di era globalisasi saat ini,dengan
era globalisasi yang diikuti masuknyabudaya asing seharusnya budaya kearifan lokal
harus dapat disinergikan.
Dengan demikian akan tetap menjaga kelestarian adat istiadat peninggalan nenek
moyangyang juga merupakan budaya bangsa Indonesia, pelestarian budaya
kearifan lokalini perlu dilakukan untuk menjaga penyelewengan budaya bangsa
Indonesia dari bangsa lain. Ini sangat perlu dilestarikan dan dijaga karena sudah
banyak contoh budaya hasil peninggalan nenek moyang bangsa Indonesia justru
diadopsi bangsa lain. Apalagi dia menilai budaya peninggalan nenek moyang
bangsa Indonesia merupakan warisan keanekaragaman budaya bagi bangsa Indonesia
yang memiliki keunikan dan daya tarik tersendiri.

(sumber : modul 4 etika dan kearifan lokal/persaingan global dan kearifan


lokal)

2.2 Perkembangan IPTEK dan Pengaplikasiannya.

A. Perkembangan IPTEK

Perkembangan dunia iptek yang demikian pesatnya telah membawa manfaat


luar biasa bagi kemajuan peradaban umat manusia. Jenis-jenis pekerjaan yang
sebelumnya menuntut kemampuan fisik cukup besar, kini relatif sudah bisa
digantikan oleh perangkat mesin-mesin otomatis. Sistem kerja robotis telah
mengalihfungsikan tenaga otot manusia dengan pembesaran dan percepatan
yang menakjubkan.

Begitupun dengan telah ditemukannya formulasi-formulasi baru aneka


kapasitas komputer, seolah sudah mampu menggeser posisi kemampuan otak
manusia dalam berbagai bidang ilmu dan aktivitas manusia. Ringkas kata,
kemajuan iptek yang telah kita capai sekarang benar-benar telah diakui dan
dirasakan memberikan banyak kemudahan dan kenyamanan bagi kehidupan
umat manusia. Bagi masyarakat sekarang, iptek sudah merupakan suatu
religion. Pengembangan iptek dianggap sebagai solusi dari permasalahan yang
ada.

Sementara orang bahkan memuja iptek sebagai liberator yang


akan membebaskan mereka dari kungkungan kefanaan dunia. Iptek diyakini
akan memberi umat manusia kesehatan, kebahagiaan dan imortalitas.
Sumbangan iptek terhadap peradaban dan kesejahteraan manusia tidaklah dapat
dipungkiri. Namun manusia tidak bisa pula menipu diri akan kenyataan bahwa
iptek mendatangkan malapetaka dan kesengsaraan bagi manusia. Dalam
peradaban modern yang muda, terlalu sering manusia terhenyak oleh disilusi
dari dampak negatif iptek terhadap kehidupan umat manusia. Kalaupun iptek
mampu mengungkap semua tabir rahasia alam dan kehidupan, tidak berarti
iptek sinonim dengan kebenaran. Sebab iptek hanya mampu menampilkan
kenyataan. Kebenaran yang manusiawi haruslah lebih dari sekedar kenyataan
obyektif. Kebenaran harus mencakup pula unsur keadilan.
(sumber : http://www.tipspendidikan.site/2015/12/perkembangan-ilmu-
pengetahuan-dan.html).

B. Pengaplikasian IPTEK
 Bidang Informasi dan Komunikasi
a) Kita akan lebih cepat mendapatkan informasi-informasi yang
akurat dan terbaru di bumi bagian manapun melalui internet.
b) Kita dapat berkomunikasi dengan teman, maupun keluarga yang
sangat jauh hanya melalui handphone.
 Bidang Pendidikan
a) Munculnya media massa, khususnya media elektronik sebagai
sumber ilmu dan pusat pendidikan. Seperti android dan iphone
yang digunakan sebagai alat untuk mencari materi pembelajaran.
b) Fasilitas pendidikan yang dapat dipenuhin dengan cepat, seperti
penggandaan soal ujian dengan mesin foto copy.
 Bidang Ekonomi dan Industri
a) Pertumbuhan ekonomi yang semakin tinggi.
b) Kemajauan ekonomi mampu menghasilkan produk kedokteran
menjadi komoditi.
 Bidang Sosial dan Budaya
a) Meningkatnya rasa percaya diri dan ketahanan diri sebagai suatu
bangsa akan semakin kokoh sehingga bangsa-bangsa Barat
tidak lagi dapat melecehkan bangsa-bangsa Asia.
b) Tekanan, kompetisi yang tajam di pelbagai aspek kehidupan
sebagai konsekuensi globalisasi, akan melahirkan generasi yang
disiplin, tekun dan pekerja keras.

Namun dalam pengaplikasian perkembangan IPTEK ini juga harus sesuai


dengan etika, norma, dan nilai yang berlaku agar tidak terjadi penyimpangan
atau perilaku yang melanggar aturan-aturan tersebut, walaupun dalam
pengaplikasian IPTEK saat ini sudah banyak terjadi penyimpangan ataupun
pelanggaran, dan untuk mengurangi hal-hal tersebut kita perlu meningkatkan
pemahaman tentang norma serta nilai-nilai yang berlaku di masyarakat agar hal-
hal tersebut tidak berluang secara terus-menerus.
(sumber : https://popykomalasari12.wordpress.com/2015/01/08/peran-iptek-
dalam-kehidupan-manusia/)

2.3 Aplikasi Etika Lingkungan

A. Pengertian Etika Lingkungan.

Secara konseptual etika lingkungan merupakan ranting dari cabang ilmu baru
yaitu cabang ilmu filsafat dan ilmu lingkungan. Kata etika juga sering digunakan
secara bersamaan dengan kata moral. Oleh karena itu pada bagian ini terlebih
dahulu perlu diberikan pemahaman secara singkat tentang etika, moral, dan
lingkungan.

Secara etimologis, etika berasal dari kata Yunani ethos (jamaknya: ta etha), yang
berarti “adat istiadat” atau “kebiasaan”. Ada tiga teori mengenai pengertian
etika, yaitu: etika Deontologi, etika Teologi, dan etika Keutamaan. Etika
Deontologi adalah suatu tindakan di nilai baik atau buruk berdasarkan apakah
tindakan itu sesuai atau tidak dengan kewajiban.

Sementara kata “lingkungan” atau yang sering juga dipakai secara bergantian
dengan istilah “lingkungan hidup” secara umum memiliki makna, yaitu
menunjuk pada lingkungan fisik, kimia, maupun biologi (lingkungan hidup
manusia, lingkungan hidup hewan dan lingkungan hidup tumbuhan). Secara
konseptualmenurut Munadjat Danusaputro (1985), lingkungan atau lingkungan
hidup adalah semua benda dan daya serta kondisi, termasuk di dalamnya
manusia dan tingkah-perbuatannya, yang terdapat dalam ruang di mana manusia
berada dan mempengaruhi kelangsungan hidup serta kesejahteraan manusia dan
jazad-jazad hidup lainnya. Otto Soemarwoto (1991) mengartikan lingkungan
hidup sebagai ruang yang ditempati suatu makhluk hidup bersama dengan benda
hidup dan takhidup di dalamnya. Manusia bersama tumbuhan, hewan dan jasad
renik menempati suatu ruang tertentu. Kecuali makhluk hidup, dalam ruang itu
terdapat juga benda takhidup, seperti udara yang terdiri atas bermacam gas, air
dalam bentuk uap, cair dan padat, tanah dan batu. Ruang yang ditempati makhluk
hidup bersama benda hidup dan takhidup inilah dinamakan lingkungan hidup.
Menurut Sonny Keraf (2005), bahwa etika lingkungan merupakan refleksi kritis
tentang norma dan nilai atau prinsip moral selama ini dikenal dalam komunitas
manusia untuk diterapkan secara lebih luas dalam komunitas biotis atau
komunitas ekologis.
Etika lingkungan merupakan bagian filsafat lingkungan dan berupa filsafat
terapan, di mana persoalan filsafati direfleksikan sebagai persoalan substantif
berdasar pengalaman–pengalaman manusia.
(sumber : modul 8 etika dan kearifan lokal, etika lingkungan)

B. Aplikasi Etika Lingkungan.


 Sikap ramah lingkungan
Sebelumnya apa itu ramah lingkungan? Ramah lingkungan itu sendiri
adalah pemakaian produk dan metode yang tidak akan berdampak
negatif pada lingkungan, seperti dengan polusi atau pengurasan sumber
daya alam. Ketika beberapa orang skeptis mengenai bahaya dari
pemanasan global maka tidak ada seorangpun yang dapat meragukan
fakta bahwa polusi dan pengurasan sumber daya alam dapat
mempengaruhi keseimbangan planet di mana kita tinggal. Alam bukan
saja menyuguhkan berbagai kemanfaat bagi manusia dan makhluk hidup
lainnya sebagai "sumber kehidupan" yang tiada habis dikonsumsi.
Namun alam berfungsi pula sebagai penyeimbangan mikrokosmos
rumah sempuma segala macam rupa kehidupan. Alam selalu
menjanjikan kesejahteraan. Apalagi potensi alam bisa mendatangkan
omset negara dengan pendayagunaan alam sebagai panwisata. Betapa
banyak negara yang terkenal karena ikon pariwisata. Bahkan, negara
yang sebenarnya kurang menonjol sumber daya alamnya bisa mencipta
bentuk parinisata yang menggiurkan dunia karena masyarakat dan
pemerintahnya benar-benar merawat alam.

 Membiasakan diri bersikap ramah terhadap lingkungan


Contoh lain dapat dilakukan dalam membiasakan membudayakan sikap
ramah terhadap lingkungan didalam :
a) Lingkungan Keluarga
 Tidak membuang sampah sembarangan.
 Sering membersihkan rumah.
 Merawat tanaman yang ada dirumah.
 Melakukan aksi penanaman pohon disekitar rumah.
 Tidak merusak lingkungan sekitar.

b) Lingkungan Sekolah
Insitusi pendidikan merupakan wahana efektif untuk menyematkan
kesadaran akan sikap ramah dan mencintai lingkungan sejak dini
dalam hal ini, menempati peranan mula-mula dan pertama (disamping
keluarga). Sejak PAUD, SD SMP, dan SMA (dan sederajat), siswa
harus lebih mendapat pendidikan ramah lingkungan dan
menumbuhkan kesadaran akan pentingnya sikap demikian.
Hal yang dapat dilakukan :
 Bersih - bersih dikelas (melaksanakan piket).
 Diskusi tentang lingkungan hidup.
 Belajar pendidikan lingkungan hidup dengan serius.
 Melakukan penanaman pohon disekitar area kelas.

c) Lingkungan Masyarakat
 Sering mengikuti kegiatan kerja bakti.
 Melakukan sosialisasi ke masyarakat lainnya.
 Mendaur ulang sampah yang dapat didaur ulang.
 Melakukan pembuangan sampah secara teratur.
(sumber : http://rpm-saga.blogspot.co.id/2013/01/penerapan-
etika-lingkungan.html)

2.4 Aplikasi Etika Akademik.

Anda mungkin juga menyukai