PENULISAN ILMIAH
DAN TULISAN POPULER
OLEH:
KELOMPOK 9 Tk. 1.2
KEMENTERIAN KESEHATAN
POLITEKNIK KESEHATAN DENPASAR
TAHUN AKADEMIK 2016/2017
i
KATA PENGANTAR
Om Swastyastu,
Puji syukur saya panjatkan kehadapan Ida Sang Hyang Widhi Wasa/ Tuhan Yang Maha
Esa, karena atas asung kerta wara nugraha-Nyalah penulisan Paper Penulisan Ilmiah dan
Tulisan Populer ini dapat diselesaikan tepat pada waktunya.
Paper ini berisikan tentang Penulisan Ilmiah dan Tulisan Populer yang dibuat dengan
tujuan untuk memenuhi tugas mata kuliah Bahasa Indonesia.
Paper ini disusun bukan semata-mata karena petunjuk untuk mendapatkan nilai, namun di
latarbelakangi pula untuk memperluas wawasan khususnya tentang penulisan ilmiah dan tulisan
populer.Untuk itu penyusun berusaha menyusun makalah ini dengan sebaik-baiknya.Paper ini
tentunya masih jauh dari kesempurnaan, untuk itu diharapkan kritik dan saran yang objektif yang
bersifat membangun guna tercapainya kesempurnaan yang diinginkan.
Penata sepenuhnya menyadari, tanpa bantuan dan kerjasama dari pihak yang terkait,
Paper Penulisan Ilmiah dan Tulisan Populer ini tidak akan sesuai dengan harapan. Untuk itu
pada kesempatan yang baik ini tidak lupa disampaikan terima kasih dan penghargaan kepada
Bapak Drs.I.G.N.K. Putrayasa, M.Hum. selaku dosen mata kuliah Bahasa Indonesia yang
selalu meluangkan waktu untuk memberikan bimbingan dan tuntunan dalam pembuatan Paper
Penulisan Ilmiah dan Tulisan Populer.
Penulis
ii
DAFTAR ISI
BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang.............................................................................................................. 1
1.2 Rumusan Masalah ........................................................................................................ 2
1.3 Tujuan Penulisan .......................................................................................................... 2
1.4 Manfaat Penulisan ........................................................................................................ 2
BAB II PEMBAHASAN
2.1 Penulisan Ilmiah ........................................................................................................... 3
2.2 Tulisan Populer............................................................................................................ 15
2.3 Perbedaan Tulisan Ilmiah dan Tulisan Populer ........................................................... 19
iii
BAB I
PENDAHULUAN
2
BAB II
PEMBAHASAN
3
C. Bentuk-Bentuk Karya Tulis Ilmiah
Berdasarkan ciri-ciri yang telah disebutkan maka karya tulis ilmiah terbagi menjadi
beberapa jenis, yaitu :
1) Laporan
Laporan adalah suatu tulisan yang dibuat oleh seseorang setelah melakukan
penelitian, pembacaan buku (referensi), percobaan yang disusun berdasarkan data dan
penilaian secara obyektif.Dalam laporan hendaknya dapat mengemukakan
permasalahan secara benar, jelas dan ringkas.
2) Makalah
Makalah merupakan tulisan yang berisikan pendapat yang membahas suatu
pokok persoalan.Dalam ruang lingkup mahasiswa makalah merupakan istilah karya
tulis yang merupakan segala jenis tugas tertulis yang berhubungan dengan bidang
studi, hasil pembahasan buku, tulisan tentang suatu persoalan.Mahasiswa biasa
menyebutnya paper.
3) Skripsi
Skripsi merupakan karya ilmiah yang ditulis berdasarkan hasil penelitian
sebagai prasyarat untuk memperoleh gelar sarjana strata satu (S1) di jenjang
perguruan tinggi dan dipertahankan di depan sidang ujian. Tebal skripsi terdiri dari 50
sampai 100 halaman yang isinya mengungkapkan pendapat penulis berdasarkan teori
orang lain didukung data dan fakta empiris-objektif
4) Tesis
Tesis adalah karya ilmiah yang tarafnya lebih mendalam dari skripsi dan
dijadikan persyaratan untuk mendapat gelar sarjana strata dua (S2).Pada tesis
mengungkapkan pengetahuan atau temuan baru yang diperoleh dari penelitian.Tebal
tesis mencapai 150 sampai 250 halaman.
5) Disertasi
Disertasi merupakan karya tulis ilmiah untuk memenuhi syarat salah satu
persyaratan mencapai gelar sarjana strata tiga (S3).Disertasi ditujukan untuk mencapai
gelar Doktor (Dr.), yaitu gelar tertinggi di perguruan tinggi. Permasalahan yang
dibahas sudah sangat kompleks dan detail dibanding tesis dan skripsi. Isinya
mengemukakan suatu dalil yang dapat dibuktikan faktanya oleh penulis dengan
analisis terperinci dengan temuan orisinil.Tebal disertasi 250 sampai 350 halaman.
6) Buku/Diktat
4
Buku atau diktat juga merupakan bentuk tulisan ilmiah yang memberikan
informasi faktual tentang suatu disiplin ilmu.Keduanya memiliki perbedaan yang
cukup jelas.Buku ditulis oleh pengarang untuk memperkenalkan isinya dengan
keadaan umum dan dicetak oleh suatu penerbit. Sedangkan diktat ditulis dalam
keadaan tertentu dan untuk mengarahkan proses belajar mahasiswa ataupun siswa.
(Ekosusilo dan Triyanto,1995:18).
5
Berisi persetujuan dari pembimbing atau lembaga yang
bersangkutan. (Nur Syifafatul Aimmah, ed) Biasanya dibuat
sebagai bukti bahwa sebuah makalah tersebut sudah disetujui.
Kata Pengantar
Berisi tentang pernyataan penulis kepada pembaca.Gambaran
umum tentang pelaksanaan tugas, ucapan terimakasih kepada
semua pihak, menyebutkan waktu penyusunan tulisan (tanggal,
bulan, tahun) dan penanggung jawab tulisan.Pada bagian akhir
berisi harapan penulis atas kritik dan saran.
Abstrak
Menurut Andrew dalam buku Technical Writing yang dikutip
pada buku pedoman penulisan karya ilmiah, mengartikan abstrak
sebagai rangkuman singkat dari sebuah dokumen, baik berupa
laporan penelitian, artikel, disertasi dan lembar kerja. Pada
pokoknya abstrak memberikan gambaran secara sepintas tentang
keseluruhan isi tulisan.
Daftar Isi
Kerangka tulisan yang terperinci yang telah ditulis. Mulai Kata
Pengantar sampai dengan Indeks disertai dengan nomor halaman
tempat bagian-bagian tersebut terdapat dalam tulisan.
Daftar Tabel, Gambar dan Lampiran
Jika menggunakan daftar tabel, gambar dan lampiran maka
harus cantumkan nomor urut dan halaman yang jelas.Bagian ini
berisi keterangan-keterangan untuk menunjang isi karya tulis.
b. Bagian Isi
Secara umum berisi :
Pendahuluan
Memaparkan latar belakang dan rumusan masalah yang
bertujuan untuk menarik dan memusatkan perhatian pembaca
terhadap pokok pikiran yang ada dalam tulisan
Landasan Teori
Berisi tinjauan pustaka menguraikan teori yang melandasi
hipotesis. Diuraikan secara luas dan terperinci
6
Metodologi Penelitian
Berisi tentang metode penentuan obyek dan subyek penelitian,
metode pengumpulan data dan metode analisis data
Laporan Penelitian
Menguraikan penyajian data dan analisis data
Kesimpulan, Ulasan dan Implikasi
Bagian kesimpulan dikemukakan secara singkat, jelas dan tegas
hasil analisis data. Kemudian diulas, misalnya mengapa hipotesis
diterima? Jika hipotesis ditolak kenapa?Pada bagian implikasi
berisi saran-saran yang diperlukan dalam penelitian tersebut.
c. Bagian Penutup
Pada umumnya terdiri dari :
Daftar Pustaka
Daftar pustaka disebut juga bibliografi merupakan sejumlah
sumber yang digunakan penulis dalam menyelesaikan tulisannya.
Memiliki fungsi sebagai alat untuk melihat kembali kepada
sumber aslinya dan sebagai pelengkap dari sebuah catatan kaki
yang digunakan untuk mengetahui kebenaran tentang sumber dan
referensi
Lampiran
Lampiran atau sering disebut appendiks biasanya disusun
setelah daftar pustaka dan sebelum indeks dengan memberikan
tulisan “lampiran”, nomor urut, dan judul lampiran. Berisikan
tentang tabel-tabel, gambar-gambar, bagan, peta dan lain-lain
yang tidak tercantum dalam teks.
7
Pada tipe ini judul bab bernomor angka Romawi. Bagian pokok bab
(subbab) berhuruf kapital, bagian lebih kecil lagi berangka Arab,
perincian lebih kecil lagi diberi tanda huruf kecil
b. Tipografi Kesatuan Desimal
Pada tipe ini semua perincian bab menggunakan angka Arab,
kecuali pada judul bab menggunakan angka Romawi
4) Membuat Kutipan dan Catatan Kaki
Kutipan ada dua bentuk, yaitu kutipan langsung dan kutipan tidak langsung.
Pada kutipan langsung artinya mengutip secara keseluruhan tanpa pendapat dari ahli
tertentu tanpa mengubah sedikitpun.Semua kalimat yang diutarakan kita kutip
semuanya.Kutipan langsung ini penulisannya ditandai dengan tanda petik ganda.
Kutipan langsung yang terlalu panjang boleh dipersingkat sesuai dengan maksud
kita, cara semacam ini disebut elipsis. Dengan ketentuan:
Tidak boleh mengganti kata atau kalimat tertentu dengan kalimat kita
sendiri
Arti dan maksud yang dipersingkat tidak boleh berubah
Kata-kata atau kalimat yang dihilangkan diganti tanda titik sebanyak
tiga buah (...)
Elipsis artinya pelepasan unsur bahasa yang maknanya telah diketahui
sebelumnya berdasarkan konteksnya. (Winarto, Suhardiyanto dan Choesin(ed),
2004:106).
Sedangkan kutipan tidak langsung, yang dikutip adalah isi, maksud atau jiwa
pendapat ahli.Kutipan langsung ini disebut parafrase. Kutipan tidak langsung dalam
penulisannya tidak menggunakan tanda petik ganda. Ditulis dengan bahasa kita
sendiri dan pada akhir kalimat harus disertai sumber referensi bisa menggunakan
footnote atau bodynote. Baik kutipan langsung atau tidak langsung harus
mencantumkan sumber dengan catatan kaki.
Catatan kaki juga terbagi menjadi 2, yaitu catatan kaki tidak langsung dan
catatan kaki langsung. Catatan kaki tidak langsung adalah penyertaan sumber
referensi yang tidak langsung disertakan pada kutipan yang kita acu, melainkan
penulisannya diletakkan pada halaman bawah atau pada halaman akhir. Format
penulisan referensi berturut-turut adalah [nama depan, tengah, belakang, judul buku
ditulis miring, nama penerbit, kota terbit,tahun terbit, halaman (hal).]
8
Catatan kaki langsung merupakan sistem penulisan yang lebih praktis
dibanding catatan kaki tidak langsung. Penulisan sumber referensi setelah kutipan
adalah nama belakang pengarang diikuti koma (,) tahun terbit diikuti titik dua (:) dan
halaman yang terdapat dalam tanda kurung (). Tapi bila nama sudah disebutkan lebih
dulu maka tinggal menuliskan tahun dan halaman saja dalam tanda kurung.
Penulisan catatan kaki disusun dengan tujuan sebagai berikut :
Untuk menyatakan hutang budi, mengambil pendapat dari penulis
lain berupa kutipan sebenarnya penulis tersebut telah berbuat baik.
Maka sepantasnya kita yang mengutip membalas budi baik mereka
dengan mencantumkan namanya
Untuk menyusun pembuktian, maksudnya untuk menunjukkan suatu
kebenaran yang telah dibuat oleh orang lain
Untuk menyampaikan keterangan tambahan, bisa menjadi informasi
tambahan untuk memperkuat tulisan
Untuk merujuk bagian lain dari teks
5) Membuat Daftar Pustaka
Daftar pustaka kalimat yang sering kita dengar dan bagian penting dalam
mencantumkan sumber pada penulisan karya ilmiah. Namun, masih saja banyak yang
bingung dan salah dalam penulisannya. Seperti yang sudah dijelaskan sebelumnya
mengenai fungsi daftar pustaka, maka hendaknya penulisan daftar pustaka memenuhi
kaidah yang sudah lazim. Disusun secara alfabetis dari A sampai Z. Secara
keseluruhan susunan penulisan daftar pustaka sebagai berikut :
o Nama pengarang dengan nama akhir tanpa menggunakan gelar,
penulisannya dibalik dan diikuti tanda koma (,) diakhiri tanda titik (.)
o Kemudian cantumkan tahun penerbit buku dan diberi tanda titik (.)
o Setelah itu judul buku dengan huruf miring dan tambahkan tanda petik
ganda (“….”) bila itu judul artikel yang dimuat dalam majalah sertai
tanda titik (.)
o Lalu kota penerbit disertai tanda titik dua (:)
o Bagian akhir cantumkan nama penerbit buku dan akhiri dengan tanda
titik (.)
Contohnya : Sasongko, Sandiyawan. 2014. Jurus Sakti Presentasi Memikat.
Yogyakarta : Araska.
9
E. Bahasa Dalam Karya Tulis Ilmiah
Dalam sebuah karya tulis kalimat merupakan tataran bahasa yang menghasilkan
tulisan yang efektif jika dirakit secara logis dan cermat. (winarto et.al (ed), 2004:124).
Hal yang perlu dikenali dalam penulisan ilmiah adalah kalimat efektif dan jenis-jenis
kalimat dalam tulisan.Penggunaan bahasa dalam karya ilmiah juga mencakup EYD (Ejaan
Yang Disempurnakan).
1) Kalimat Efektif
Kalimat efektif merupakan kalimat atau bentukkalimat yang dengan sadar dan
sengaja disusun untuk mencapai daya informasi yang tepat dan baik. Kalimat
efektif dibutuhkan untuk mempermudah pemahaman terhadap apa yang kita tulis.
Menurut Jos Daniel Parera yang ada dalam kutipan buku pedoman penulisan karya
ilmiah menyebutkan kalimat dapat dikatakan efektif apabila kalimat itu didukung
oleh :
a. Kesepadanan antara struktur bahasa dan jalan pikiran yang logis
Yang dimaksud dengan kesepadanan adalah kemaksimalan
struktur bahasa mendukung gagasan yang dikandung. Hal yang harus
diperhatikan meliputi : setiap kalimat mayor harus memiliki subjek dan
predikat, ide pokok harus terdapat dalam induk kalimat, penggabungan
kalimat dengan partikel dan, yang. Untuk memperoleh efektivitas
kalimat, maka dapat ditempuh dengan partikel tersebut
b. Paralelisme bentuk bahasa yang dipakai untuk tujuan efektivitas
tertentu
Paralelisme dalam penulisan karya ilmiah adalah penggunaan
bentuk-bentuk bahasa yang sama atau konstruksi bahasa yang sama
dalam susunan serial. Bisa dikatakan kesejajaran pengungkapan ide-ide
dalam suatu kalimat
c. Ketegasan dalam menonjolkan pikiran utama
Untuk dapat mencapai ketegasan dan keutamaan dalam suatu
tulisan dapat dilakukan dengan cara a) mengubah-ubah posisi kalimat
dengan meletakkan bagian yang penting pada awal kalimat; b)
mengulang gagasan yang penting; c) mempertentangkan gagasan yang
satu dengan yang lain; d) menekankan gagasan yang penting dengan
partikel
10
d. Kehematan dan pilihan kata yang kadang kala bertumpuk-tumpuk
dalam satu kalimat
Dimaksudkan untuk berhemat dalam pemakaian kata, frase,
atau bentuk-bentuk bahasa. Kehematan ini dapat ditempuh dengan
menghindari pengulangan subjek kalimat, menghindari kata yang
tanggal bulan tahun,menghindari pemakaian kata-kata yang berlebihan
yaitu kata-kata yang memiliki makna sama.
e. Kevariasian dalam penyusunan kalimat
Variasi dimaksudkan untuk membuat kalimat agar menarik dan
tidak monoton. Bisa dilakukan dengan cara variasi penggunaan kata,
pembukaan kalimat, susunan subjek-predikat-objek.
2) Pungtuasi
Pungtuasi dapat diartikan sebagai pembubuhan tanda baca. Dalam tulis
menulis peranan pungtuasi sangat penting karena dapat memberi kunci kepada
pembaca terhadap apa yang ingin disampaikan oleh penulis.
3) Diksi
Selalin ejaan dan tanda baca diharuskan juga memperhatikan masalah diksi.
Diksi atau pilihan kata merupakan hal yang sangat penting dan utama dalam
mencapai tulisan yang efektif. Dalam diksi harus bisa membedakan makna
konotatif-denotatif, kata standar-non standar, dialek dan bahasa umum, kata
tunggal dan idiom, kata umum dan istilah.
Dalam pemilihan kata inilah harus hati-hati. Penggunaan bahasa yang baik
mempermudah dalam menulis karya ilmiah.
11
Salah dalam cara mengutip pendapat orang lain sehingga berkesan menjiplak
(plagiat),
Salah dalam menuliskan bagian Kesimpulan,
Penggunaan Bahasa Indonesia yang belum baik dan benar,
Tata cara penulisan “Daftar Pustaka” yang kurang tepat.
G. Sikap-Sikap Ilmiah
Dalam penulisan karya ilmiah ada 7 sikap ilmiah yang merupakan sikap yang harus
ada. Sikap-sikap ilmiah yang dimaksud adalah sebagai berikut :
Sikap ingin tahu. Sikap ingin tahu ini terlihat pada kebiasaan bertanya tentang
berbagai hal yang berkaitan dengan bidang kajiannya.
Sikap kritis. Sikap kritis ini terlihat pada kebiasaan mencari informasi sebanyak
mungkin berkaitan dengan bidang kajiannya untuk dibanding-banding kelebihan-
kekurangannya, kecocokan-tidaknya, kebenaran-tidaknya, dan sebagainya.
Sikap terbuka. Sikap terbuka ini terlihat pada kebiasaan mau mendengarkan
pendapat, argumentasi, kritik, dan keterangan orang lain, walaupun pada akhirnya
pendapat, argumentasi, kritik, dan keterangan orang lain tersebut tidak diterima
karena tidak sepaham atau tidak sesuai.
Sikap objektif. Sikap objektif ini terlihat pada kebiasaan menyatakan apa adanya,
tanpa diikuti perasaan pribadi.
Sikap rela menghargai karya orang lain. Sikap menghargai karya orang lain ini
terlihat pada kebiasaan menyebutkan sumber secara jelas sekiranya pernyataan
atau pendapat yang disampaikan memang berasal dari pernyataan atau pendapat
orang lain.
Sikap berani mempertahankan kebenaran. Sikap ini menampak pada ketegaran
membela fakta dan hasil temuan lapangan atau pengembangan walapun
bertentangan atau tidak sesuai dengan teori atau dalil yang ada.
Sikap menjangkau ke depan. Sikap ini dibuktikan dengan selalu ingin
membuktikan hipotesis yang disusunnya demi pengembangan bidang ilmunya.
12
yang digunakan dan penyebutan sumber data atau informasi.Etika dan kode etik yang
ditumbuh budayakan dalam penulisan karya ilmiah harus diikuti.Hak cipta dari segi hukum
harus diikuti dan dipahami dengan baik.Penulis harus memahami etika penulisan karya
ilmiah secara baik.Kode etik adalah norma-norma yang telah diterima dan diakui oleh
masyarakat dan citivitas akademik perlu diperhatikan dalam penulisan karya ilmiah.Norma
ini berkaitan dengan pengutipan, perujukan, perijinan terhadap bahan yang digunakan, dan
penyebutan sumber data ataupun informasi.Penulisan karya ilmiah membutuhkan kejujuran
yang tinggi dalam penyusunannya untuk menghindari plagiarisme.Plagiarisme adalah
kegiatan mengambil suatu data dalam berbagai bentuk tanpa mencantumkan sumber dengan
sengaja. Bentuk-bentuk plagiarisme berdasarkan yang saya ketahui dalam buku panduan
penyusunan proposal dan skripsi antara lain:
Meringkas atau menyajikan bacaan tanpa menyebutkan sumbernya dengan teknik
referensi yang benar
Menjiplak, yaitu mereproduksi tulisan orang lain sama persis tanpa menyebutkan
sumber dengan teknik referensi yang benar
Parafrase, mengambil ide inti suatu karya dengan bentuk narasi yang berbeda
tanpa menyebutkan sumber
Mengklaim tulisan orang lain sebagai karya sendiri
Disebutkan pula jenis-jenis plagiarisme pada website kompasiana.com yaitu:
1. Akademik dan jurnalistik plagiarisme merupakan praktek usia tua. Namun,
plagiarisme internet sekarang merajalela dengan munculnya Internet, dan
plagiarisme telah mengambil banyak bentuk-bentuk baru. Sekarang hanya tentang
cut, copy, dan paste, atau mengulang sedikit.
2. Plagiarisme Lengkap: Isi yang telah disajikan sebagai sendiri, tanpa ada
perubahan yang dibuat untuk bahasa, pikiran, aliran, dan bahkan tanda baca
dikenal sebagai plagiarisme penuh. Banyak akademisi percaya bahwa umumnya
pekerjaan orang-orang yang tidak kompeten dalam mata pelajaran tertentu, atau
sekadar malas untuk berusaha.
3. Plagiarisme parsial: Ketika konten yang disajikan adalah kombinasi dua sampai
tiga sumber yang berbeda, di mana penggunaan mengulang dan sinonim
merajalela, maka dikenal sebagai plagiarisme parsial. Di sini, penulis
menggunakan beberapa orisinalitas, tapi tidak memadainya pengetahuan tentang
mata pelajaran tertentu adalah alasan umum untuk kejadian plagiarisme parsial.
13
4. Plagiarisme minimalis: Di sini, penulis plagiator orang lain konsep, gagasan,
pikiran, atau pendapat dalam kata-kata mereka sendiri dan dalam aliran yang
berbeda. Meskipun banyak yang tidak menganggap ini sebagai plagiarisme
(mungkin seseorang yang melakukannya!), Itu dianggap sebagai mencuri
someones studi atau pikiran. Plagiarisme minimalis melibatkan banyak parafrase.
5. Sumber Kutipan: Ketika informasi sumber lengkap dengan kutipan disediakan,
tidak berjumlah plagiarisme. Namun, definisi sumber kutipan lengkap bervariasi
jauh. Beberapa penulis mengutip nama sumber, tetapi tidak memberikan
informasi yang dapat diakses lainnya. Sementara beberapa mudah memberikan
referensi palsu, beberapa hanya menggabungkan informasi mereka dengan karya
asli penulisan. Seorang penulis hantu adalah contoh sempurna dari plagiator. Di
sini penulis merasa bebas untuk sumber informasi dan mereproduksi itu sebagai
milik mereka.
6. Self-plagiarisme: Bentuk plagiarisme yang mungkin paling diperebutkan sebagai
"itu" dan "tidak". Menggunakan karya sendiri, sepenuhnya atau sebagian, atau
bahkan pikiran yang sama dan re-menulisnya, dikenal sebagai self-plagiarisme
oleh banyak orang. Penerbitan bahan yang sama melalui media yang berbeda
tanpa referensi itu benar adalah kebiasaan yang sangat umum di antara banyak
penulis. Konten pada banyak situs adalah contoh sempurna dari diri plagiarisme.
Plagiarisme merupakan pelanggaran akademik. Diketahui plagiarisme dalam
penulisan skripsi diberikan sanksi nol atas skripsi tersebut dan di skorsing selama
1 semester sehingga tidak harus mengulang dan memperbaiki atau bahkan tidak
lulus sehingga akan di Drop Out/DO. Untuk menghindari kejadian itu, maka
colan sarjana strata satu dituntut untuk menguasai teknik referensi dengan baik.
Bagaimana caranya? Jadi sumber referensi ada 2 macam, yang pertama sumber
yang harus dicantumkan dan sumber yang tidak harus dicantumkan.
1) Sumber harus dicantumkan
a. Ketika mengutip gagasan, ide dari media apa saja mau buku, internet,
berita, majalah dan lain-lain
a. Ketika mengutip istilah-istilah tertentu yang digunakan seseorang atau
kelompok tertentu
b. Ketika mengutip hasil interview atau wawancara dengan orang lain
2) Sumber yang tidak harus dicantumkan
14
a. Ketika menulis pendapat sendiri, observasi sendiri, pengalaman pribadi
atau pemikiran sendiri
b. Ketika mengutip pendapat umum, mitos yang beredar dalam masyarakat
tanpa diketahui penciptanya
D. Terdapat Beberapa Tips Atau Cara Untuk Menulis Tulisan Populer, Antara Lain
Adalah (Jamaludin, 2006) :
Menulis populer adalah menulis untuk pembaca ‘awam’.Karena itu, berempatilah
terhadap pembaca.Mudahkan urusan mereka dalam memahami tulisan kita, jangan
mempersulit atau bahkan menyiksa pembaca.
Hindari istilah teknis dan jargon
Istilah teknis adalah istilah yang hanya dikenal dalam disiplin ilmu tertentu
Contoh :
“Tiga Primata Endemik Indonesia Lahir di TSI Cisarua Bogor”
Jargon adalah istilah yang hanya berlaku di lingkungan tertentu (instansi
pemerintah, militer, atau LSM tertentu )
Contoh :
“Jakarta Memasuki Status Kejadian Luar Biasa Deman Berdarah”
Hindari Akronim, Kata Asing, atau Serapan
Akronim banyak diciptakan instansi pemerintah, militer, dan polisi.
Contoh :
“Tersangka Kasus Korupsi Sisminbakum Ditjen AHU diperiksa”
“Jumlah Kasus Curat dan Curas Tahun Ini Meningkat”
Kata asing/serapan
Contoh :
“Inflasi àharga-harga melambung”
17
Pakailah Kalimat Sederhana
- Dengan pola S-P-O. mengetahui dimana subyek, predikat dan obyek dalam
kalimat itu. Jika tidak, sederhanakan kalimat. Pecah kalimat panjang menjadi dua
atau mungkin tiga.
- Kalimat Jangan terlalu panjang, jangan beranak-cucu. Makin panjang kalimat,
makin mudah pembaca tersesat. Satu kalimat maksimal 13 kata.
- Pecahkan tulisan dalam paragraf singkat. Maksimal lima baris dalam format
Word.
Sajikan Secara Konkret dan Spesifik
Jangan memakai pernyataan umum yang tidak jelas artinya.
Contoh pernyataan pejabat polisi:
“Kasus ini sedang kami kembangkan”. Apakah yang dimaksud adalah
“tersangka sudah ditahan”, “saksi sudah diperiksa“ atau “bukti sedang dicari dan diuji
di laboratorium forensik”?
Salah satu cara menyajikan tulisan spesifik adalah dengan meniadakan kata
sifat.
o Tinggi. Seberapa tinggi: dua meter, setinggi menara Monas?
o Kaya. Seberapa kaya: punya sedan Jaguar lima biji?
o Luas. Seberapa luas: 10 meter persegi, seukuran lapangan sepakbola?
Hanya Detil yang Relevan
Menulis populer = menulis jelas = (kadang) rinci atau mendetil. Tapi, terlalu
banyak detil bisa mengganggu pemahaman atau kelancaran membaca.
Contoh:
“Bali pada tahun 2004 memiliki lahan sawah produktif 142.971 hektare,
menyusut sekitar 1.306 hektar dari tahun sebelumnya (2003) yang total arealnya
144.277 hektare. Tahun 2000 areal sawah Bali seluruh seluas 153.228 hektare.”
Sederhanakan:
“Lima tahun terakhir Bali kehilangan lahan sawah sekitar 10.000 hektare.”
Permudah dengan Analogi
Konsep dan angka yang abstrak dan ruwet bisa disederhanakan dalam analogi
yang mudah dicerna pembaca.
Contoh:
Pekarangan seluas tiga hektare = seluas tiga kali lapangan sepakbola.
Kabupaten seluas 17.800 km2 = sekitar separo Provinsi Jawa Tengah”.
18
2.3 Perbedaan Tulisan Ilmiah dan Tulisan Populer
Perbedaan yang mendasar antara penulisan populer dan penulisan artikel ilmiah
terletak pada tujuan dan cara penulisannya. Dari tujuan-tujuan yang telah diuraikan tentang
penulisan populer dapat dilihat bahwa penulisan populer adalah tulisan untuk meberikan
informasi atau wacana sesuai dengan pemikiran dan perenungan dari penulis tidak harus
berdasarkan pada fakta-fakta empirik (penelitian), tidak harus mengikuti aturan penggunaan
tata bahasa yang berlaku di dunia akademik, menggunakan istilah-istilah yang mudah dicerna
dan populer dimasyarakat, namun logika serta sistematika pemikiran harus tetap diperhatikan,
agar pembaca dapat menangkap pesan sesuai dengan yang ingin disampaikan (Wiyata,2008).
Hal tersebut berbeda dengan tata cara penulisan artikel ilmiah. Dalam penulisan
artikel ilmiah ditulis berdasarkan hasil penelitian lapangan sehingga memuat informasi-
informasi dan fakta-fakta empirik yang akurat, mutakhir dan komprehensif dengan
metodologi yang jelas. Laporan penelitian saja tidak cukup, karena sering kali hanya dibaca
oleh pemberi dana dalam lingkungan terbatas. Artikel ilmiah dipaparkan secara singkat, rinci,
logis, sistematis, padat, dan komprehensif (namun tidak bertele-tele), dengan menggunakan
bahasa Indonesia (asing) yang sesuai dengan “aturan main” yang berlaku di dunia akademik.
sehingga pembahasan dan analisisnya dapat dipahami dengan jelas dan tepat. Dengan artikel
ilmiah hasil penelitian menjadi lebih enak dibaca, dicerna dan dipahami karena telah melalui
proses penyempurnaan penulisan dan penyuntingan ulang (Wiyata,2008).
Menulis artikel ilmiah memerlukan persiapan lebih matang, lebih cermat, lebih teliti,
dan latihan berkelanjutan.Menulis artikel ilmiah memerlukan juga kesungguhan, keberanian
dan kepercayaan diri yang tinggi. Yang tidak kalah pentingnya menulis artikel ilmiah harus
dilakukan sebagai suatu kewajiban yang menyenangkan dan mengasyikkan, bukan karena
keterpaksaan (Wiyata,2008).
19
BAB III
PENUTUP
3.1 Simpulan
Tulisan ilmiah adalah ide yang tertuang dalam bentuk tertulis dari hasil penilitian dan
kebenarannya dapat dipertanggungjawabkan.Pada uumnya ada beberaoa ciri yang menandai
tulisan ilmiah yaitu, logis, sistematis, objektif, tuntas dan menyeluruh, seksama, jelas, akurat,
terbuka, berlaku umum, serta santun.Berdasarkan ciri yang disebutkan maka karya tulis
ilmiah terbagi menjadi beberapa jenis, yaitu laporan, makalah, skripsi, tesis, disertasi, dan
buku/diktat. Teknik dalam menulis karya ilmiah ada ketentuan umum dan sistematika karya
tulis ilmiah..
Menulis populer adalah menulis dengan kesadaran penuh akan pembaca.Penulisnya
mampu berempati kepada pembaca, tidak mempersulit atau bahkan menyiksa pembaca.
Penulis mampu berpikir sederhana.Tujuan menulis tulisan populer sekadar memberikan
sumbangan pemikiran berdasarkan informasi atau wawasan penulisnya dan selanjutnya
(lazimnya diharapkan) sebagai bahan wacana atau diskursus tentang topik itu bagi
pembacanya.
Perbedaan tulisan ilmiah dan tulisan popular
No . Factor Pembeda Tulisan Ilmiah Tulisan populer
1. Tujuan dan cara Meberikan informasi Memberikan informasi atau
penulisannya kepada pembaca dengan wacana sesuai dengan
berdasarkan fakta pemikiran dan perenungan
penelitian (empirik) dari penulis dan tidak harus
berdasarkan fakta
2. Tata cara penulisan Berdasarkan penelitian Berdasarkan pemikiran atau
lapangan pembuat tulisan dengan tidak
berdasarkan fakta
3. Bahasa yang Menggunakan Bahasa Menggunakan bahasa yang
digunakan Indonesia dengan mudah dicerna masyarakat
menggunakan istilah-istlah (populer) namun logika serta
yang berlaku di dunia sistematikanya tetap
akademik diperhatikan agar pesan yang
disampaikan dapat dipahami
20
pembaca
3.2 Saran
Setelah kita membaca makalah ini diharapkan pembaca memahami bagaimana penulisan
ilmiah dan tulisan populer, apa sajakah jenis karya ilmiah dan tulisan populer, bagaimanakah
prosedur pembuatannya serta perbedaan dari penulisan ilmah dengan tulisan populer. Maka
penulis mengharapkan agar kita semua mampu memahami dan mampu untuk menulis sebuah
karya ilmiah dan tulisan populer bahkan lebih, tanpa merasa bingung mengenai bagaimana
cara atau langkah awal penulisannya. Serta penulis mengharapkan semoga karya tulis ini
menjadi pedoman atau bahkan menambah wawasan dan pengetahuan mahasiswa maupun
pembaca pada umumnya.
21
DAFTAR PUSTAKA
Karet.Sepatoe. 2011.https://sepatoekaret.wordpress.com/2011/10/26/makalah-tulisan-
populer/, diakses 20 Oktober 2016
Sukartha, I Nengah.I Nyoman Suparwa, dkk. 2016. Bahasa Indonesia Akademik Untuk
Perguruan Tinggi. Denpasar : Swasta Nulus
22