Anda di halaman 1dari 17

PENELUSURAN EVIDENCE BASED NURSING MENGENAI

PELAKSANAAN SALAH SATU TINDAKAN KEPERAWATAN


DASAR

Disusun Oleh : SGD 3

Made Anggun Lestari (2002521003)


I Wayan Sukarya (2002521013)
Ni Luh Putu Sulyastini (2002521018)
Gracia Irin S Naibaho (2002521024)
Ni Wayan Regitha Widiastuti (2002521038)
Anak Agung Mahacahayani (2002521046)
Amtul Waheed (2002521047)
Luh Made Ayurda Prabhunjati M.U (2002521057)
Ni Putu Nesia Santika Dewi (2002521068)
Ida Ayu Made Dwi Karyanthi (2002521070)
Anak Agung Istri Pradnya Pemayun (2002521079)
Kadek Jodi (2002521088)

PROGRAM STUDI SARJANA EKEPERAWATAN DAN PROFESI NERS

FAKULTAS KEDOKTERAN

UNIVERSITAS UDAYANA

2020

i
KATA PENGANTAR

Puji syukur kami panjatkan kehadirat Tuhan yang telah memberikan rahmat dan
karunianya sehingga kami dapat menyelesaikan karya tulis yang berbentuk makalah ini
dengan judul “Penelusuran Evidence Based Nursing Mengenai Pelaksanaan Salah Satu
Tindakan Keperawatan Dasar”. Kami juga mengucapkan terima kasih kepada seluruh
pihak yang telah membantu dan membimbing dalam pembuatan makalah ini. Kami
menyadari bahwa kami hanyalah manusia yang mempunyai keterbatasan dalam
berbagai hal. Oleh karena itu, tidak ada hal yang dapat diselesaikan dengan sangat
sempurna, begitu pula dengan makalah ini yang telah kami selesaikan. Tidak semua hal
dapat kami deskripsikan dengan sempurna dalam makalah ini.

Semoga makalah ini bermanfaat bagi pembaca pada umumnya dan penulis pada
khususnya. Kami menyadari bahwa dalam pembuatan makalah ini masih jauh dari
sempurna, untuk itu kami mengharapkan saran dan kritik yang bersifat membangun
demi perbaikan kearah kesempurnaan. Akhir kata kami ucapkan terimakasih.

Denpasar, 16 Oktober 2020

Penulis

ii
DAFTAR ISI

iii
LAPORAN SMALL GROUP DISSCUSION
PENELUSURAN EVIDENCE BASED NURSING MENGENAI PELAKSANAAN
SALAH SATU TINDAKAN KEPERAWATAN DASAR

Learning Task 3

Cari evidence dan referensi untuk menjawab pertanyaan dan lakukan analisis kritis
terkait penerapan evidence based nursing mengenai pelaksanaan salah satu tindakan
keperawatan dasar
1. Jelaskan tentang evidence based nursing
2. Jelaskan mengapa evidence based nursing penting dalam pengembangan profesi
keperawatan
3. Jelaskan peran evidence/bukti ilmiah dalam pengembangan profesi keperawatan
4. Jelaskan cara penelusuran evidence
5. Cari evidence yang terkait trend dalam pelaksanaan tindakan keperawatan (pilih
satu sajatindakannya) sesuai dengan kelompok:
SGD 3: kebutuhan nutrisi
6. Pilihlah 3 artikel sebagai bukti ilmiah pendukung utama.
7. Lakukan analisis terkait relevansi dan kualitas bukti ilmiah yang didapatkan.
Berikan alasan yang kuat terkait pendapat kelompok
8. Jelaskan alasan kelompok memilih 3 artikel ini dibandingkan dai yang lain
9. Apakah penerapan evidence terkait tindakan keperawatan memungkinkan di
lingkup praktik di regional dan nasional (lakukan analisis terstruktur contohnya
dengan SWOT (Strengt,weakness, opportunity,threat) analysis

1
PEMBAHASAN

1. Evidence based nursing Evidence based nursing telah lama diterapkan dalam
praktik pemberian pelayanan asuhan keperawatan pada pasien. Kini muncul
tantangan baru tentang pengembangan ilmu keperawatan berbasis penelitian
ilmiah yang masih kurang mendapat perhatian. Profesi perawat, baik praktisi
maupun akademisi, memiliki kewajiban untuk melakukan penelitian di bidang
asuhan keperawatan.
- EBN adalah penerapan keputusan klinis, yang memuat hasil dari informasi
yang relevan dan dilakukan oleh tenaga ahli dalam mengambil keputusan
klinis
- EBN dapat didefinisikan sebagai penggunaan teliti, eksplisit dan bijaksana
dari teori yang diturunkan,informasi berbasis penelitian dalam membuat
keputusan tentang pilihan dan pendekatan pendidikan dengan individu atau
kelompok dandengan mempertimbangkan kebutuhan dan preferensi
individu atau kelompok.
2. - Pentingnya EBN dalam perkembangan profesi keperawatan yaitu, antara lain
dapat membantu meningkatkan kolaborasi dengan tim kesehatan, menurunkan
biaya perawatan, membantu orang lain untuk mengerti apa yang dilakukan oleh
perawat, diperlukan untuk standar praktek profesional, meningkatkan partisipasi
klien dalam perawatan, meningkatkan otonomi pasien, meningkatkan perawatan
yang spesifik untuk masing-masing individu, meningkatkan efisiensi, menjaga
keberlangsungan dan koordinasi perawatan, dan meningkatkan kepuasan kerja
(Wilkinson, 2007').
- Dalam keperawatan sangalah penting untuk menerapkan EBN karena dapat
digunakan untuk meningkatkan mutu pelayanan, kepuasan pasien, dan motivasi
kerja perawat agar lebih bersemangat dalam meningkatkan kepuasan pasien dan
mutu pelayanan kesehatan.Hasil penelitian ini sesuai dengan (Almaskari, 2017)
yang menyatakan bahwa dapat meningkatkan kepuasan pasien, karena dengan
penerapan pasien menjadi cepat sembuh. Sehingga pasien akan cepat pulang
dan menurunkan length of stay pasien. Hasil akhir yang diharapkan adalah
peningkatan kepuasan pasien. EBN memberikan standar praktik keperawatan

2
yang baru, mengeliminasi praktik yang tidak layak (buruk), mendukung praktik
terbaik, dan meminimalkan biaya dan meningkatkan kualitas pelayanan. Oleh
karena itu EBN sangatlah penting bagi perawat dapam menjalankan tugasnya
baik di rumah sakit, pukesmas dll
3. Evidence based practice/Praktik berbasis bukti (EBP) merupakan satu cara
terbaik dalam penggunaan bukti terbaru dalam memandu pembuatan keputusan 
perawatan kesehatan dan nilai nilai pasien.  Karena itu, diperlukan  tiga
komponen penting dalam mewujudkan EBP, yakni: keahlian klinis, riset terbaru
terkait isu tertentu, dan perspektif klien / pasien.  Untuk mewujudkan EBP
diperlukan beberapa langkah penting yakni: mengajukan pertanyaan,
menemukan informasi / bukti untuk menjawab pertanyaan, menilai informasi /
bukti secara kritis, mengintegrasikan bukti yang dinilai dengan keahlian klinis
dan preferensi pasien sendiri dan evaluasi. Dalam dunia keperawatan EBP
adalah proses mengumpulkan data, memproses, dan menerapkan hasil
penelitian untuk meningkatkan praktik klinis, lingkungan kerja, atau outcome
pasien. 
- Penggunaan EBP untuk praktik klinik keperawatan sangat membantu
perawat dalam memberikan perawatan pasien dengan kualitas tertinggi
dan seefisien mungkin.  Sehingga asuhan berbasis pendekatan EBP
terbukti mampu meningkatkan kwalitas patient safety dan peningkatan
outcome asuhan keperawatan.Asuhan keperawatan adalah proses
kontinu dalam mengkaji hingga mengevaluasi pasien.  Dalam proses ini
terlibat perawat dan pasien, ataupun perawat dengan keluarga dan tenaga
kesehatan lainnya.  Sebagai salah satu profesi dalam layanan asuhan,
perawat melakukan pengkajian, menegakkkan diagnose keperawatan,
memberikan intervensi dan mengevaluasi setiap intervensi.  Untuk itu,
diperlukan pendekatan EBP untuk meningkatkan peran serta perawat
dalam layanan asuhan keperawatan dan meningkatkan outcome pasien
sebagai hasil akhir dari sebuah layanan. Dalam keperawatan sangalah
penting untuk menerapkan EBN karena dapat meningkatkan peran
perawat dalam pengembangan profesi keperawatan untuk meningkatkan
mutu pelayanan, kepuasan pasien, dan motivasi kerja perawat agar lebih

3
bersemangat dalam meningkatkan kepuasan pasien dan mutu pelayanan
kesehatan.Hasil penelitian ini sesuai dengan (Almaskari, 2017) yang
menyatakan bahwa dapat meningkatkan kepuasan pasien, karena dengan
penerapan pasien menjadi cepat sembuh. Sehingga pasien akan cepat
pulang dan menurunkan length of stay pasien. Hasil akhir yang
diharapkan adalah peningkatan kepuasan pasien. EBN memberikan
standar praktik keperawatan yang baru, mengeliminasi praktik yang
tidak layak (buruk), mendukung praktik terbaik, dan meminimalkan
biaya dan meningkatkan kualitas pelayanan. Oleh karena itu EBN
sangatlah penting bagi perawat dapam menjalankan tugasnya baik di
rumah sakit, pukesmas dll
- evidence sangat diperlukan untuk meningkatkan kualitas pelayanan,
keselamatan pasien, keefektifan managemen dalam pengelolaan
pelayanan keperawatan, dan meningkatkan kesadaran akan pentingnya
bukti empiris dalam melaksanakan pelayanan.
- EBN memberikan data pada perawat praktisi berdasarkan bukti ilmiah
agar dapat memberikan perawatan secara efektif dengan menggunakan
hasil penelitian yang terbaik, menyelesaikan masalah yang ada di tempat
pemberian pelayanan terhadap pasien, mencapai kesempurnaan dalam
pemberian asuhan keperawatan dan jaminan standar kualitas"dan untuk
memicu adanya inovasi (Grinspun, Virani & Bajnok, 2OOll2OO2).
- Kunci penggunaan bukti/hasil penelitian adalah dengan memastikan
bahwa desain penelitian yang tepat digunakan untuk menjawab
pertanyaan penelitian. Masing-masing desain penelitian mempunyai
tujuan, kekuatan dan kelemahan. Penelitian kuantitatif (randomized
trials dan review sistematik) merupakan desain penelitian yang terbaik
untuk mengevaluasi interuensi keperawatan. Di lain pihak, penelitian
kualitatif merupakan desain terbaik yang dapat digunakan untuk
memahami pengalaman, tingkah laku dan kepercayaan pasien. Dalam
proses keperawatan, terdapat banyak aktivitas pengamtilan keputusan
dari saat tahap pengkajian, diagnosis, perencanaan, implementasi dan
evaluasi. Pada setiap fase proses keperawatan tersebut, hasil-hasil

4
penelitian dapat membantu perawat dalam membuat keputusan dan
melakukan tindakan yang mempunyai dasar/rasional hasil penelitian
yang kuat.
4. Praktik EBN terdiri atas lima langkah (Sackett, 1997; Straus et al., 2005) yaitu
yang pertama merumuskan pertanyaan klinis terdiri atas empat komponen:
Population, Intervention, Comparison, Outcome. Langkah 2 Memukan bukti-
bukti yang bisa menjawab pertanyaan itu. Langkah 3 Melakukan penilaian kritis
apakah bukti-bukti benar (valid), penting (importance), dan dapat diterapkan di
tempat praktik (applicability) Langkah 4 Menerapkan bukti-bukti kepada
pasien. Langkah 5 Melakukan evaluasi dan perbaiki efektivitas dan efisiensi
dalam menerapkan keempat langkah tersebut. Kelima langkah EBN dapat
disingkat 5A: asking, acquiring, appraising, applying, assessing.
1) Merumuskan pertanyaan klinis
a. BACKGROUND QUESTIONS.
merupakan pertanyaan rutin dan sederhana yang mudah dijawab
(Sackett et al., 2000; Hawkins, 2005). Pertanyaan latar belakang
dikemukakan untuk memperoleh pengetahuan medis yang bersifat
umum yang lazim dikemukakan oleh mahasiswa kedokteran, misalnya
fisiologi dan pato-fisiologi penyakit mudah dijawab dengan
menggunakan pengetahuan yang diperoleh dari pendidikan dokter,
pengalaman praktik klinis, mengikuti seminar, continuing medical
education (CME), membuka buku teks, ataupun membaca kajian
pustaka.
b. FOREGROUND QUESTIONS.
Merupakan pertanyaan yang sulit dijawab (Sackett et al., 2000;
Hawkins, 2005). Pertanyaan latar depan bertujuan untuk memperoleh
informasi spesifik yang dibutuhkan untuk membuat keputusan klinis.
Pertanyaan latar depan tentang keakuratan diagnosis, kebenaran kausa,
keakuratan prognosis, efektivitas dan kerugian terapi, tidak memadai
dan tidak dibenarkan jika diperoleh jawabnya hanya berdasarkan
mengikuti seminar, membaca tinjauan pustaka dan buku teks melainkan
menggunakan bukti-bukti dari sumber database hasil riset yang otoritatif

5
dan terpercaya kebenarannya. Agar jawaban yang benar atas pertanyaan
klinis latar depan bisa diperoleh dari database, maka pertanyaan itu perlu
dirumuskan dengan spesifik, dengan struktur terdiri atas lima
komponen, disingkat ―PICO
P= Population. Pertanyaan klinis perlu mendeskripsikan dengan jelas
karakteristik pasien dan masalah klinis pasien yang dihadapi pada
praktik klinis. Karakteristik pasien dan masalahnya perlu dideskripsikan
dengan eksplisit agar bukti-bukti yang dicari dari database hasil riset
relevan dengan masalah pasien dan dapat diterapkan,
I=Intervention. Pertanyaan klinis perlu menyebutkan dengan spesifik
intervensi yang ingin diketahui manfaat klinisnya. Intervensi diagnostik
mencakup tes skrining, tes/ alat/ prosedur diagnostik, dan biomarker.
Intervensi terapeutik meliputi terapi obat, vaksin, prosedur bedah,
konseling, penyuluhan kesehatan, upaya rehabilitatif, intervensi medis
dan pelayanan kesehatan lainnya..
C= Comparison, untuk dapat menarik kesimpulan mengenai manfaat
suatu tes diagnostik, maka akurasi tes diagnostik itu perlu dibandingkan
dengan keberadaan penyakit yang sesungguhnya, tes diagnostik yang
lebih akurat yang disebut rujukan standar (standar emas), atau tes
diagnostik lainnya. Pembanding yang digunakan tidak harus tanpa
intervensi (do nothing). Pembanding bisa juga merupakan intervensi
alternatif atau terapi standar yang digunakan selama ini.
O=Out Come. intervensi diukur berdasarkan perubahan pada hasil klinis
(clinical outcome). Bukti yang digunakan dalam EBN adalah bukti yang
bernilai bagi pasien (Patient Oriented Evidence that Matters, “POEM”),
bukan bukti yang berorientasi penyakit (Disease Oriented Evidence,
“DOE”) (Shaughnessy dan Slawson, 1997, Mathew, 2010).
2) Mencari Bukti
Bukti adalah hasil dari pengamatan dan eksperimentasi
sistematis (McQueen dan Anderson 2001). Bukti ilmiah yang dicari
dalam EBN memiliki ciri-ciri EUREKA - Evidence that is
Understandable, Relevant, Extendible, Current and Appraised yaitu

6
bukti yang dapat dipahami, relevan, dapat diterapkan/ diekstrapolasi,
terkini, dan telah dilakukan penilaian (Mathew, 2010). Sumber bukti
klinis dapat dibagi menjadi dua kategori: sumber primer dan sumber
sekunder. Sumber bukti primer adalah bukti dari riset asli. Sumber
sekunder adalah bukti dari ringkasan atau sintesis dari sejumlah riset
asli. Strategi pencarian yang efektif bertujuan untuk menghasilkan
evidence yang sesuai dengan pertanyaan klinis (Burns & Chung, 2010;
Staunton, 2007). Sebelum mencari evidence maka perlu mencermati
hierarchy of evidence dari yang tertinggi hingga terendah (Clinical
Practice Guidelines/ Pedoman Praktek Klinis, randomised controlled
trial/uji coba secara acak, controlled trial/uji coba kontrol, case
study/studi kasus, descriptive study/studi deskriptif, dan expert
opinion/pendapat ahli). Langkah-langkah untuk dalam penelusuran
evidence yaitu yang pertama mentukan “the working topic” & “the
nature of your search” (topik kerja selalu diawali dengan suatu
pertanyaan, teori, pernyataan atau thesis. Dalam penelusuran evidence
kita bisa menggunakan strategi yang cepat dan mudah atau
menggunakan strategi yang komprehensif). Yang kedua menentukan
key concepts dimana menggunakan kata kunci atau frase umum yang
dapat digunakan untuk menjelaskan suatu konsep yang akan dicari.
Untuk dapat memperoleh hasil yang relevan juga dapat menambah
sinonim atau akronim ke daftar key concepts serta menggunakan tools
lain untuk mengeliminasi hasil yang tidak berkaitan dengan topik yang
dicari seperti menggunakan boolean operators (And, Or, Not) dan
truncations (*). Yang ketiga mentukan pilihan databases yaitu bisa
diawali dengan mencari sumber online melalui perangkat berkoneksi
internet seperti menggunakan Google Scholar, PubMed, the Cochrane
Library, dan lainnya. Databases dapat dicari dengan menggunakan key
concepts yang secara spesifik berkaitan dengan the working topic
berdasarkan index jurnal. Yang keempat menentukan Primary vs.
secondary literature sources dengan mencari sumber utama melalui
alamat yang terpercaya atau bisa juga mencari sumber kedua melalui

7
Textbooks serta sumber lain: theses, disertasi, laporan pemerintah,
prosiding konferensi, koran, majalah populer, dan internet. Yang kelima
memulai proses penelusuran literature dengan menentukan kriteria
deganm mengidentifikasi jangka waktu publikasi, kelompok umur,
bahasa, wilayah geografis, animal versus human studies, dan jenis
materi yang dipublikasikan untuk mempersempit pencarian. Selanjutnya
yaitu search options dengan menginput concept atau istilah pada field
“basic search” dari sebuah database yang nanti hasilnya dapat berupa
judul dan sitasi yang mengandung salah satu atau kedua isstilah dalam
jangka waktu tertentu, dapat juga menggunakan metode lain yaitu
daengan “berry pick” daftar pustaka di textbook atau “related articles
tool” pada PubMed. Yang keenam mengatur hasil-hasil yang ditemukan
dengan menghindari pengumpulan terlalu banyak artikel dalam jumlah
waktu yang tidak realistis dengan gunakan limiters, mencari informasi
yang terpenting dan paling relevan karena tidak mungkin membaca
semua hal sehingga gunakan filters untuk membatasi pencarian yang
tepat dan jumlah yang memadai, tulis ketika membaca, menyusun
sebuah detailed log untuk mencatat segala informasi bibliografi, judul,
penulis, keterangan penerbitan, jumlah halaman, alamat korespondensi
online, dan gunakan filters untuk membatasi (Czaplewski, 2012;
Webster et al.) (Burns & Chung, 2010; Timm, Banks & McLarty, 2012).
3) Menilai Kritis Bukti
EBN merupakan praktik penggunaan bukti riset terbaik yang
tersedia tetapi tidak semua sumber bukti memberikan kualitas bukti
yang sama. Oleh karena itu, diperlukan untuk berpikir kritis dan menilai
kritis bukti (critical appraisal). Nilai bukti ditentukan oleh dua hal:
Desain riset; dan Kualitas pelaksanaan riset. Tidak semua desain riset
memberikan bukti yang sama kuatnya. Karena itu berdasarkan desain
riset, dikenal hirarki bukti desain riset. Di samping desain riset, kualitas
pelaksanaan riset juga menentukan kualitas bukti. meliputi penilaian
tentang validitas (validity), kepentingan (importance), dan kemampuan
penerapan (applicability) disingkat “VIA”.

8
4) Menerapkan Bukti Langkah
EBM diawali dengan merumuskan pertanyaan klinis dengan
struktur PICO, diakhiri dengan penerapan bukti intervensi yang
memperhatikan aspek PICO.
5) Mengevaluasi Kinerja Penerapan
Penerapan masing-masing langkah EBN membutuhkan berbagai
kompetensi yang berbeda, yang menentukan keberhasilan implementasi
EBN. Langkah pertama EBN memerlukan pengetahuan untuk
merumuskan pertanyaan dengan struktur PICO. Langkah kedua
memerlukan pengetahuan dan keterampilan untuk menelusuri literatur
pada aneka database hasil-hasil riset pada web. Langkah ketiga
memerlukan pengetahuan dan keterampilan untuk menilai kritis
validitas, kepentingan, dan kemampuan penerapan bukti. Langkah
keempat memerlukan pengetahuan dan keterampilan mensintesis bukti-
bukti untuk pengambilan keputusan klinis. Langkah kelima memerlukan
keterampilan untuk mengevaluasi kinerja penerapan bukti (Price, 2000;
Ilic, 2009).
5. MELAMPIRKAN JURNAL
6. MELAMPIRKAN JURNAL
7. Alasan kami memilih jurnal tersebut karana dalam jurnal tersebut terdapat unsur
PICO
P(population): yaitu orang-orang yang terkena stunting
I (Intervention) :
- dilakukan Program Pangan PBB(WFP) bekerja sama dengan kementrian
kesehatan membuat peta kerawanan dan ketahanan pangan Indonesia
melalui riset kesehatan dasar tahun 2010.
- Ibu Hamil dengan pemberian suplementasi besi folat, pemberian
makanan tambahan pada ibu hamil KEK, penanggulangan kecacingan
pada ibu hamil, pemberian kelambu berinsektisida dan pengobatan bagi
ibu hamil yang positif malaria
a. Kelompok 0 – 6 Bulan dengan promosi menyusui (konseling
individu dan kelompok)

9
b. Kelompok 7 – 23 Bulan dengan promosi menyusui, KIE perubahan
perilaku untuk
- perbaikan MP – ASI, suplementasi Zink untuk manajemen diare,
pemberian obat cacing, fortifikasi besi, pemberian kelambu
berinsektisida dan malaria
- penyediaan air besih dan sanitasi, ketahanan pangan dan gizi, Keluarga
Berencana, Jaminan Kesehatan Masyarakat, Jaminan Persalinan Dasar,
fortifikasi pangan, pendidikan gizi masyarakat, intervensi untuk remaja
perempuan dan pengentasan kemiskinan.
C (comperation) : membandingkan dengan intervensi yang sudah pernah di
lakukan sebelumnya
O (Outcome) : Orang-orang yang terkena stunting akan berkurang
8. Alasan kami memilih ketiga artikel tersebut karena karena ketiga artikel
tersebut relevan, berhubungan dengan topik yang kita dapat dan informasi
mengenai artikel lengkap sehingga dapat dijadikan daftar pustaka. jurnal
tersebut memiliki ketentuan jurnal yang lengkap serta tahun di terbitkannya
jurnal masih 5 tahun terakhir.
9. Penerapan evidence terkait tindakan keperawatan memungkinkan di lingkup
praktik di regional dan nasional
- Faktor Internal (Strength dan Weakness)Untuk faktor internal atau
faktor yang berasal dari dalam terdiri dari dua poin yaitu kekuatan dan
kelemahan. Adapun bagian bagian dari faktor internal itu
sendiri,Keunggulannya adalah perawat bisa melakukan berbagai
penambahan ilmu, penelitian yang dapat membantu dalam dunia
keperawatan, meningkatnya kualitas dari sumber daya manusia, dan
berkembangnya ilmu dan metode baru dalam merawat pasien.
Kekurangannya adalah bisa membutuhkan tenaga dan waktu yang lebih,
keuangan atau finansial besarnya biaya yang dibutuhkan dalam
penerapan evidence membuat terjadinya hambatan bagi perawat dalam
menerapkannya, kelebihan atau kelemahan internal organisasi, serta
pengalaman-pengalaman organisasi sebelumnya baik yang berhasil

10
maupun yang gagal sangat mempengaruhi dari penerapan evidence
tersebut.

- Faktor Eksternal (Opportunities dan Threats)Ini merupakan faktor dari


luar entitas, di mana faktor ini tidak secara langsung terlibat pada apa
yang sedang diteliti dan terdiri dari 2 poin yaitu ancaman dan peluang,
Ancamannya adalah kemungkinan tidak disetujui oleh pemerintah dan
hal hal lain terkait dengan kasus yang dibahas.antara lain tren, budaya,
sosial politik, ideologi, maupun perekonomian, sumber-sumber
permodalan, peraturan pemerintah, perkembangan teknologi, peristiwa-
peristiwa yang terjadi, dan lingkungan.Peluangnya adalah bisa dilakukan
oleh mahasiswa keperawatan maupun perawat dari rumah sakit serta
organisasi terkait lainya.

11
DAFTAR PUSTAKA
1. DiCenso A, Cullum N, Ciliska D. Implementing evidence-based nursing:
sornemisconceptions. Evid Based Nurse 1998.
2. Holleman G, Eliens A, van Vliet M, Achterberg T. Promotion of evidence-
based practiceby professional nursing association: literature review.
Journal of Advance Nursing53(6),702-
709.http://ebnperawat.blogspot.com/2012/07/?m=1
3. Almaskari, M. (2017). Omani Staff Nurses’ And Nurse Leaders’ Attitudes
Toward And Perceptions Of Barriers And Facilitators To The
Implementation Of Evidence -Based Practise
PREVIEWhttps://fkep.usu.ac.id/index.php/berita/85-seminar-keperawatan-
implementing-caring-as-evidence-based-practice.
4. Cullum N. Users' guides to the nursing literature: an introduction. Evid
Based Nurs 20003:ll-72.
5. DiCenso A, Cullum N, Ciliska D. Implementing evidence-based nursing:
sornemisconceptions. Evid BasedNurs 1998 t:lg-
lg.http://ehatnegeriku.kemkes.go.id/baca/rilis-
media/20120512/384131/penguatan-perawat-dalam-evidence-based-
practice/#:~:text=Mengingat%20Evidence%20Based%20Practice
%20sangat,bukti%20empiris%20dalam%20melaksanakan%20pelayanan.
6. Achadi, E.L, 2010. Gizi Ibu dan Kesehatan Reproduksi dalam Gizi dan
Kesehatan Masyarakat, FKM UI, Rajawali Press, Jakarta. Administrative
Committee on Coordination/Sub-Committee on Nutrition atau ACC/SCN,
2000. 4th Report – The World Nutrition Situation : Nutrition throughout
the Life Cycle. Geneva.https://www.google.com/url?
q=https://fk.uns.ac.id/static/materi/Pengantar_EBM_Prof_Bhisma_Murti.p
df&usg=AFQjCNEp0hud-ae1hesH$HkBbTqkqzCAPw.
7. Amaya-Castellanos, C. et al., (2015).Development of an educational
intervention to promote healthy eating and physical activity in Mexican
school-age children. Evaluation and Program Planning, 52, pp.159–168.
8. Hidayatno A. Development of a Production Planning and Control
Simulation Game To Enhance Learning Experience. 2005;(2).Afandi, A.T.
2016. Peer Group Support Effectivity Toward The Quality Of Life Among
Pulmonary Tuberculosis And Chronic Disease Client : A Literature
Review. NurseLine Journal, [S.l.], v. 1, n. 2, p. 219-227, nov. 2016. ISSN
2541-464X. https://jurnal.unej.ac.id/index.php/NLJ/article/view/4901

12
13
LAMPIRAN

14

Anda mungkin juga menyukai