Anda di halaman 1dari 15

MAKALAH

EVIDENCE BASE PRACTICE DALAM KEPERAWATAN MATERNITAS

DI SUSUN OLEH :
KELOMPOK XII
1. Awinda Nova Setia Murni (2114901069)
2. Dewi Yuliana (
3. Eka Iriyanto (2114901070)
4. Ferriyal Sepriza FH (2114901071)
5. Habib Budiansyah (2114901072)
6. Meiqi Suhendra (2114901073)
7. Mulyono (
8. Sevilla Rain Dinianti (
9. Tesi Noviana (2114901074)

POLTEKKES TANJUNGKARANG KEMENKES RI


JURUSAN KEPERAWATAN TANJUNGKARANG
PRODI PROFESI NERS
TAHUN 2021

i
Kata Pengantar

Puji dan syukur kami kirimkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa, karena atas
rahmat dan karunia-Nya kami dapat membuat dan menyelesaikan makalah kami yang
berjudul “ Evidence Based Practiced Pada keperawatan Maternitas”.
Pada makalah ini kami tampilkan hasil diskusi kami, kami juga mengambil
beberapa kesimpulan dari hasil diskusi yang kami lakukan.
Kami mengucapkan terima kasih kepada berbagai pihak yang telah membantu kami
dalam menyelesaikan laporan ini serta kepada Ibu Ns. Anita Bustami, M. Kep selaku
dosen mata kuliah Keperawatan Maternitas.
Makalah ini diharapkan dapat bermanfaat untuk menambah pengetahuan bagi
para pembaca dan dapat digunakan sebagai salah satu pedoman dalam proses
pembelajaran. Namun, kami menyadari bahwa masih banyak kekurangan dalam
penulisan maupun pembahasan dalam makalah ini, sehingga belum begitu sempurna.
Oleh karena itu, kami sangat mengharapkan kritik dan saran dari pembaca agar kami
dapat memperbaiki kekurangan- kekurangan tersebut sehingga makalah ini dapat
bermanfaat bagi kita semua.

Bandar Lampung, Juli 2021

Penulis

ii
Daftar Isi
HALAMAN JUDUL.....................................................................................i
KATA PENGANTAR .................................................................................ii
DAFTAR ISI ................................................................................................iii

BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang ............................................................................ 1
B. Tujuan .......................................................................................... 3
C. Manfaat ....................................................................................... 3

BAB II TINJAUAN PUSTAKA


A. Definisi ........................................................................................ 4
B. Tujuan .......................................................................................... 5
C. Manfaat........................................................................................ 5
D. Persyaratan dan Penerapan.......................................................... 5
E. Langkah-langkah Penerapan Evidence base ..............................6
F. Penerapan Evidence Base............................................................6
G. Evidence base dalam praktik keperawatan..................................9

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN


A. Kesimpulan................................................................................... 11
B. Saran.............................................................................................11

DAFTAR PUSTAKA

iii
BAB I
PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG
Evidence-Based Practice adalah pendekatan sistematis untuk
meningkatkan kualitas praktik keperawatan dengan mengumpulkan bukti
terbaik, Almaskari (2017). Evidence adalah kumpulan fakta yang diyakini
kebenarannya. Ada dua bukti yang dihasilkan oleh evidence yaitu bukti
eksternal dan internal. Evidence-Based Practice in Nursing adalah
penggunaan bukti ekternal dan bukti internal (clinical expertise), serta
manfaat dan keinginan pasien untuk mendukung pengambilan keputusan di
pelayanan kesehatan, Chang, Jones, & Russell (2013). Hal ini menuntut
perawat untuk dapat menerapkan asuhan keperawatan yang berbasis bukti
empiris atau dikenal dengan Evidance Based Nursing Practice (EBNP).
Kebijakan penerapan EBNP di Indonesia terdapat dalam Undang-Undang
Keperawatan Nomor 38 Tahun 2014 Pasal 2 huruf b yang menyatakan bahwa
praktik keperawatan berasaskan nilai ilmiah sebagaimana dijelaskan bahwa
praktik keperawatan harus dilandaskan pada ilmu pengetahuan dan teknologi
yang diperoleh baik melalui penelitian, pendidikan maupun pengalaman
praktik. Meskipun kebijakan penerapan EBNP telah tertuang dalan UU
Keperawatan namun fenomena keperawatan dalam menerapkan EBNP masih
terbilang rendah di Indonesia. Banyaknya hasil penelitian keperawatan yang
sudah dihasilkan di institusi pendidikan namun belum optimal penyerapannya
ke pelayanan praktik keperawatan sehingga banyak perawat yang belum
terpapar dengan penelitian. Mukti (2012) mengatakan bahwa EBNP sangat
diperlukan untuk meningkatkan kualitas pelayanan, keselamatan pasien,
keefektifan managemen dalam pengelolaan pelayanan keperawatan, dan

1
2

meningkatkan kesadaran akan pentingnya bukti empiris dalam melaksanakan


pelayanan.
Tingginya tuntutan secara internasional untuk meningkatkan keefektifan
klinik dan serta keefektifan biaya dalam kebijakan kesehatan telah menyoroti
kebutuhan akan layanan kesehatan agar dibangun berdasarkan penggunaan
ilmu pengetahuan berdasarkan hasil penelitian dengan baik. Pemerintah di
berbagai negara telah mendukung pembangunan sistem pelayanan kesehatan
berdasarkan hasil penelitian dimana keputusan yang dibuat oleh pelaksana
pelayanan kesehatan, manajer, pembuat keputusan, dan pasien berdasarkan
pada ilmu pengetahuan yang berkualitas tinggi, Chang, Jones, & Russell
(2013)
Perawat sebagai salah satu komponen utama pemberi pelayanan
kesehatan kepada masyarakat memiliki peran penting karena terkait langsung
dengan pemberi asuhan kepada pasien sesuai dengan kemampuan yang
dimiliki. Perawat sebagai ujung tombak sangat menentukan pemberian asuhan
keperawatan yang aman. World Health Organization (WHO)
merekomendasikan agar asuhan keperawatan yang aman bisa diberikan pada
pasien, maka upaya penelitian dan penerapan hasil penelitian perlu dilakukan.
Upaya penerapan hasil/penelitian ini dikenal dengan asuhan keperawatan
berbasis Evidence Based Practice (EBP). Tujuan dari penerapan EBNP
mengidentifikasisolusi dari pemecahan masalah dalam perawatan serta
membantu penurunan bahaya pada pasien, Almaskari (2017).
Praktik keperawatan, EBNP merupakan ciri khas dari praktik
keperawatan profesional untuk meningkatkan kualitas asuhan keperawatan.
EBNP digunakan oleh perawat sebagai pemberi pelayanan asuhan
keperawatan yang baik karena pengambilan keputusan klinis berdasarkan
pembuktian. Mengambil keputusan yang tepat dalam asuhan keperawatan
yang dilakukan seorang perawat profesional dipengaruhi oleh beberapa hal
diantaranya pengalaman klinik yang dimiliki dan hasil-hasil riset yang terbaik

2
3

sehingga kualitas asuhan keperawatan berbasis pembuktian terjaga. Selain itu,


EBNP juga merupakan suatu proses yang sistematik yang digunakan dalam
membuat keputusan tentang perawatan pasien, termasuk mengevaluasi
kualitas dan penggunaan hasil penelitian, preferensi pasien, pembiayaan,
keahlian dan pengaturan klinis, Lagita (2012).
B. TUJUAN

1. Untuk mengetahui konsep dari Evidence Based Practiced


2. Untuk mengetahui tujuan dan manfaat Evidence Based Practiced
3. Untuk mengetahui persyaratan, penerapan dan model implementasi dari
Evidence Based Practiced
4. Untuk menegtahui langkah-langkah dalam menerapkan Evidence Based
Practiced
5. Untuk mengetahui penerapan Evidence Based Practiced dalam proses
keperawatan.
6. Untuk mengtahui Evidence Based Practiced pada keperawatan maternitas

C. MANFAAT
1. Manfaat Teoritis
Menambah pengetahuan dan wawasan, serta bahan dalam penerapan ilmu
keperawatan maternitas.
2. Bagi Institusi Pendidikan
Hasli laporn ini diharapkan dapat menambah referensi penulisan laporan tugas
pada mata kuliah keperawatan maternitas.

3
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

A. Definisi
Arti kata evidence dalam Bahasa Indonesia adalah bukti. Bukti dalam Kamus
Besar Bahasa Indonesia berarti sesuatu yang menyatakan kebenaran suatu peristiwa.
Arti based dalam Bahasa Indonesia adalah dasar atau berdasarkan. Dalam Kamus
Besar Bahasa Indonesia berdasarkan memiliki arti memakai sebagai dasar;
beralaskan; bersendikan. Sedangkan practice dalam Bahasa Indonesia mempunyai
arti praktek atau proses, dimana dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia memiliki
makna pelaksanaan secara nyata apa yang disebut dalam teori.
Secara umum, Evidence-Based Practice adalah sebuah pendekatan yang
bertujuan untuk meningkatkan proses melalui pertanyaan yang manakah bukti
penelitian ilmiah yang berkualitas tinggi yang dapat diperoleh dan diterjemahkan ke
dalam keputusan praktik terbaik untuk meningkatkan kesehatan (Steglitz, Warnick,
Hoffman, Johnston, & Spring, 2015). Sackett et al di dalam Gerrish et al (2006), EBP
adalah segala tindakan yang berbasis bukti, baik dalam pengobatan, eksplisit dan
bijaksana dalam penggunaan EBP untuk mengambil keputusan dalam perawatan
pasien.
Menurut Carlon (2010) Evidence Based Practice merupakan suatu kerangka kerja
yang menguji, mengevaluasi dan menerapkan temuan-temuan penelitian dengan
tujuan untuk memperbaiki pelayanan keperawatan kepada pasien. Majid et al (2011)
mengatakan bahwa EBP merupakan salah satu teknik yang cepat untuk
perkembangan dalam praktik keperawatan karena EBP mampu memberikan
penanganan masalah – masalah klinis secara efektif yang mungkin terjadi disaat
pemberian pelayanan kesehatan serta pemberian perawatan berdasarkan hasil – hasil
penelitian yang tertera

4
5

B. Tujuan
1. Tujuan EBP yaitu memberikan data pada perawat praktisi berdasarkan bukti
ilmiah agar dapat memberikan perawatan secara efektif dengan menggunakan
hasil penelitian yang terbaik, menyelesaikan masalah yang ada di tempat
pemberian pelayanan terhadap pasien, mencapai kesempurnaan dalam
pemberian asuhan keperawatan dan jaminan standar kualitas dan untuk memicu
adanya inovasi (Grinspun, Virani & Bajnok, 200l / 2002).

2. Menurut Stout & Hayes (2005), EBP bertujuan untuk memberi alat,
berdasarkan bukti-bukti terbaik, untuk mencegah, mendeteksi dan menangani
gangguan kesehatan artinya dalam memilih suatu pendekatan pengobatan kita
hendaknya secara empiris melihat kajian penelitian yang menunjukkan
keefektifan suatu pendekatan terapi tertentu pada diri individu tertentu.

C. Manfaat
1. Menjadi jembatan antara penelitian dan praktik keperawatan.
2. Mengeliminasi penelitian dengan kualitas penelitian yang buruk.
3. Mencegah terjadinya informasi yang overload terkait hasil-hasil penelitian.
4. Mengeliminasi budaya layanan kesehatan dimana praktik yang tidak berbasis
bukti.
5. Meningkatkan kepercayaan diri dalam mengambil keputusan
6. Integrasi EBP dan praktik asuhan keperawatan sangat penting untuk
meningkatkan kualitas perawatan pada pasien

D. Persyaratan, Penerapan Dan Model Implementasi Dari Evidence Based


Practiced

Dalam menerapkan EBP, perawat harus memahami konsep penelitian dan tahu
bagaimana secara akurat mengevaluasi hasil penelitian. Konsep penelitian meliputi
6

antara lain proses/langkah-langkah dalam penelitian kuantitatif dan penelitian


kualitatif, etika penelitian, desain penelitian, dan sebagainya. Keakuratan dalam
mengevaluasi hasil penelitian antara lain dapat ditingkatkan dengan menggunakan
panduan yang sesuai dengan desain dan jenis penelitian yang dilakukan

Tingkatan hirarki digunakan untuk mengukur kekuatan suatu evidence dari


rentang tingkatan rendah menuju ke tingkatan tinggi :
1. Laporan fenomena atau kejadian - kejadian yang kita temuai sehari - hari
2. Studi kasus
3. Studi lapangan atau laporan deskriptif
4. Studi percobaan tanpa penggunaan teknik pengambilan sampel secara acak
(random)
5. Studi percobaan yang menggunakan setidaknya ada satu kelompok pembanding
dan menggunakan sampel secara acak
6. Systemic reviews untuk kelompok bijak bestari atau metaanalisa yaitu
pengkajian berbagai penelitian yang ada dengan tingkat kepercayaan yang
tinggi.

E. langkah-langkah dalam menerapkan Evidence Based Practiced


1. Langkah 1: Kembangkan semangat penelitian
Sebelum memulai dalam tahapan yang sebenarnya didalam EBP, harus
ditumbuhkan semangat dalam penelitian sehingga klinikan akan lebih
nyaman dan tertarik mengenai pertanyaan - pertanyaan berkaitan dengan
perawatan pasien.
2. Langkah 2: Ajukan pertanyaan klinis dalam format PICOT
Pertanyaan klinis dalam format PICOT untuk menghasilkan evidence yang
lebih baik dan relevan.
a. Populasi pasien (P) : Siapa yang menjadi populasi yang menderita
masalah ?
7

b. Intervensi (I) : Intervensi keperawatan seperti apa yang kira - kira


menyebabkan masalah bagi pasien, bagi organisasi, bagi perawat?
c. Perbandingan intervensi / Comparison intervensi (C) : intervensi
standar atau intervensi yang biasa dilakukan.
d. Hasil yang diharapkan / Outcome (O) : berupa pengetahuan, praktik /
proses dan pasien.
e. Batas waktu / Time (T) : berapa waktu yang diperlukan ?

3. Langkah 3 : Cari bukti terbaik


Mencari bukti untuk menginformasikan praktek klinis adalah sangat
efisien ketika pertanyaan diminta dalam format PICOT jika perawat dalam

F. Penerapan Evidence Based Practiced Dalam Proses Keperawatan.

Proses keperawatan merupakan cara berpikir perawat tentang bagaimana


mengorganisir perawatan terhadap individu, keluarga dan komunitas. Banyak
manfaat yang dapat diperoleh dalam proses ini, antara lain membantu meningkatkan
kolaborasi dengan tim kesehatan, menurunkan biaya perawatan, membantu orang
lain untuk mengerti apa yang dilakukan oleh perawat, diperlukan untuk standar
praktek profesional, meningkatkan partisipasi klien dalam perawatan, meningkatkan
otonomi pasien, meningkatkan perawatan yang spesifik untuk masing-masing
individu, meningkatkan efisiensi, menjaga keberlangsungan dan koordinasi
perawatan, dan meningkatkan kepuasan kerja (Wilkinson, 2007).

Dalam proses keperawatan, terdapat banyak aktivitas pengambilan keputusan


dari saat tahap pengkajian, diagnosis, perencanaan, implementasi dan evaluasi. Pada
setiap fase proses keperawatan tersebut, hasil-hasil penelitian dapat membantu
perawat dalam membuat keputusan dan melakukan tindakan yang mempunyai
dasar/rasional hasil penelitian yang kuat.
a. Tahap pengkajian
Pada tahap ini, perawat mengumpulkan informasi untuk mengkaji kebutuhan
8

pasien dari berbagai sumber. Informasi dapat diperoleh melalui wawancara


dengan pasien, anggota keluarga, perawat yang lain, atau tenaga kesehatan yang
lain dan juga dapat melalui rekam medis, dan observasi. Masing- masing
sumber tersebut berkontribusi secara unik terhadap hasil pengkajian secara
keseluruhan. Hasil penelitian yang dapat digunakan dapat berupa hal yang
terkait dengan cara terbaik untuk mengumpulkan informasi, tipe informasi ap
ayang perlu diperoleh, bagaimana menggabungkan seluruh bagian data
pengkajian, dan bagaimana meningkatkan akurasi pengumpulan informasi.
Hasil penelitian juga dapat membantu perawat dalam memilih alternative
metode atau bentuk untuk tipe pasien, situasi maupun pada tempat pelayanan
tertentu.
b. Tahap penegakkan diagnosis keperawatan
Hasil penelitian yang dapat digunakan antara lain adalah hal yang terkait
membuat diagnosis keperawatan secara lebih akurat dan frekuensi terjadinya
masing-masing batasan karaktersitik yang terkait dengan suatu diagnosis
keperawatan
c. Tahap perencanaan
Pada tahap ini, hasil penelitian yang dapat digunakan antara lain hasil penelitian
yang mengindikasikan intervensi keperawatan tertentu yang efektif untuk
diaplikasikan pada suatu budaya tertentu, tipe dan masalah tertentu, dan pada
pasien tertentu.

d. Tahap intervensi / implementasi

Idealnya, perawat yang bertanggung jawab akan melakukan intervensi


keperawatan yang sebanyak mungkin didasarkan pada hasil-hasil penelitian.
e. Tahap evaluasi
Pada tahap ini, evaluasi dilakukan untuk menilai apakah intervensi yang
dilakukan berdasarkan perencanaan sudah berhasil dan apakah efektif dari segi
biaya. Hasil penelitian yang dapat digunakan pada tahap ini adalah hal yang terkait
9

keberhasilan ataupun kegagalan dalam suatu pemberian asuhan keperawatan.


G. Evidence Based Practiced Pada Keperawatan Maternitas
Menurut MNH (Maternal Neonatal Health) asuhan antenatal atau yang dikenal
antenatal care merupakan prosedur rutin yang dilakukan oleh perawat dalam
membina suatu hubungan dalam proses pelayanan pada ibu hamil hingga persiapan
persalinannya. Dengan memberikan asuhan antenatal yang baik akan menjadi salah
satu tiang penyangga dalam safe motherhood dalam usaha menurunkan angka
kesakitan dan kematian ibu dan perinatal. Anda perlu memahami bahwa dengan
adanya evidence based practice maka praktik asuhan antenatal menjadi lebih terfokus
pada pilihan praktik yang terbukti menguntungkan. Hal-hal yang mendorong
efektifitas adalah hal-hal sebagai berikut:
1. Asuhan diberikan oleh perawat yang terampil dan berkesinambungan.
2. Asuhan yang diberikan berdasarkan evidence based practice.
3. Persiapan menghadapi persalinan yang baik dengan memperkirakan serta
komplikasi.
4. Mempromosikan kesehatan dan pencegahan penyakit (tetanus toksoid, suplemen
gizi, pencegahan konsumsi alkohol dan rokok dan lain-lain).
5. Mendeteksi dini komplikasi serta perawatan penyakit yang diderita ibu hamil
(HIV, sifilis, tuberkulosis, Hepatitis, penyakit medis lain yang diderita (misal:
hipertensi, diabetes, dan lainlain).
6. Memberikan pendidikan kesehatan kepada ibu hamil.
7. Kunjungan ANC secara rutin.
Dalam praktik keperawatannya Evidence Base terkini menurut proses repoduksi
sebagai berikut :
1. Evidence Base- ANC
Table 2.1 Evidence base ANC
Kebiasaan Keterangan
Diet rendah garam untuk mengurangi Hipertensi bukan karena retensi garam
hipertensi
Membatasi hubungan seksual untuk Dianjurkan untuk memakai kondom,
10

mencegah abortus dan kelahiran premature ada sel semen yang mengandung
prostaglandin tidak kontak langsung
dengan organ reproduksi yang dapat
memicu kontraksi uterus
Pemberian kalsium untuk mencegah kram Kram pada kaki bukan semata-mata
pada kaki disebabkan oleh kekurangan kalsium
Diet untuk mencegah bayi besar Bayi besar disebabkan oleh gangguan
metabolism pada ibu seperti diabetes
melitus
Sumber : Wilyani, 2015
2. Evidence base INC dan PNC
Table 2.2 Evidence Base INC dan PNC
Kebiasaan Keterangan
Tampon vagina Tampon vagina menyerap darah tetapi tidak
menghentikan perdarahan, bahkan perdarahan
akan tetap terjadi dan dapat menyebabkan
infeksi
Gurita atau sejenisnya Selama 2 jam pertama atau selanjutnya
menyebabkan kesulitan pemantauan involusi
rahim
Memisahkan ibu dan bayi Bayi benar-benar siaga selama 2 jam pertama
setelah kelahiran. Ini merupakan waktu yang
tepat untuk melakukan kontak kulit ke kulit
untuk mempererat bonding attachment serta
keberhasilan pemberian asi

Sumber : Wilyani, 2015


BAB III
PENUTUP

A. Kesimpulan

Evidence base practice sebuah pendekatan yang bertujuan untuk meningkatkan


proses melalui pertanyaan yang manakah bukti penelitian ilmiah yang berkualitas
tinggi yang dapat diperoleh dan diterjemahkan ke dalam keputusan praktik terbaik
untuk meningkatkan kesehatan.
1. Dalam keperawatan maternitas Asuhan diberikan oleh perawat yang terampil
dan berkesinambungan.
2. Asuhan yang diberikan berdasarkan evidence based practice.
3. Persiapan menghadapi persalinan yang baik dengan memperkirakan serta
komplikasi.
4. Mempromosikan kesehatan dan pencegahan penyakit (tetanus toksoid,
suplemen gizi, pencegahan konsumsi alkohol dan rokok dan lain-lain).
5. Mendeteksi dini komplikasi serta perawatan penyakit yang diderita ibu hamil

B. Saran

Sebagai seorang perawat pemahaman mengenai konsep Evidence Based


Practiced harus harus lebih ditingkatkan. Hal ini dikarenakan EBP merupakan salah
satu langkah atau metode untuk memberikan pelayanan yang maksimal dan
berkualitas. EBP juga merupakan salah satu langkah yang dapat menjamin
pelayanan keperawatan yang diberikan oleh perawat adalah berkualitas, tepat
sasaran dan memang didasarkan oleh studi yang kredibel dan dapat dipercaya.

11
12

Daftar Pustaka

Almaskari, M. (2017). Omani Staff Nurses’ and Nurse Leaders’ Attitudes toward and
Perceptions of Barriers and Facilitators to the Implementation ofEvidence -
Based Practice. Disertasi
Chang, H. C., Jones, M. K., & Russell, C. (2013). Exploring attitudes and barriers
toward the use of evidence-based nursing among nurse managers in Taiwanese
residential aged care facilities. Journal of Gerontological Nursing, 39(2), 36–
42. https://doi.org/10.3928/00989134-20130110-02
Lagita, T. (2012). Pengetahuan , Sikap dan Kesiapan Perawat Klinisi Dalam
Implementasi Evidence Based Practice. Ners Jurnal Keperawatan, 8(1).
Mukti, A. G. (2012). Penguatan Perawat dalam Evidence Base. Jakarta.
Unicef. Neonatal Mortality.https://data.unicef.org/topic/childsurvival/neonatal-
mortality/. Published September 2019
Wilyani, E. 2015. Asuhan Kebidanan pada Kehamilan. Yogyakarta: Pustaka Baru
Press.

Anda mungkin juga menyukai