Anda di halaman 1dari 5

RESUME PEMBERIAN SUCTION

Materi Diskusi Mata Kuliah KDM

Dosen Pembimbing : Sutrisno, S.Kep.,Ns.,M.Kes.


Oleh :
Kelompok 5
1. Inayatul Maula P17331194066
2. Rima Ella Wadani P17331194057
3. Kurnia Rahmawati P17331194056
4. Diva Dwi Aditya P17331194058
5. Ika Rahayu Ningsih P17331194059
6. Elsa Tria Qorita P17331194060

KEMENTERIAN KESEHATAN RI POLITEKNIK KESEHATAN KEMENKES


MALANG PRODI DIV KEBIDANAN
Semester Genap 2019-2020
PENGHISAPAN LENDIR (SUCTION)
A. Definisi

Suctioning atau penghisapan merupakan tindakan untuk mempertahankan jalan nafas


sehingga memungkinkan terjadinya proses pertukaran gas yang adekuat dengan cara
mengeluarkan sekret pada klien yang tidak mampu mengeluarkannya sendiri (Timby, 2009).
Tindakan suction merupakan suatu prosedur penghisapan lendir, yang dilakukan dengan
memasukkan selang catheter suction melalui selang endotracheal (Syafni, 2012).
Dapat disimpulkan hisap lendir merupakan tindakan untuk mempertahankan kepatenan jalan
nafas dengan mengeluarkan sekret pada klien yang tidak mampu mengeluarkannya sendiri
dengan memasukkan catheter suction ke endotracheal tube sehingga memungkinkan terjadinya
proses pertukaran gas yang adekuat.

B. Indikasi
Menurut Smeltzer et al, (2002), indikasi penghisapan lendir lewat endotrakeal adalah untuk:
1. Menjaga jalan napas tetap bersih (airway maintenance), apabila:
a. Pasien tidak mampu batuk efektif.
b. Diduga aspirasi
2. Membersihkan jalan napas (bronchial toilet), apabila ditemukan:
a. Pada auskultasi terdengar suara napas yang kasar atauu ada suara napas tambahan.
b. Diduga ada sekresi mucus pada saluran pernapasan.
c. Apabila klinis memperlihatkan adanya peningkatan beban kerja sistem pernafasan.
3. Pengambilan specimen untuk pemeriksaan laboratorium.
4. Sebelum dilakukan radiologis ulang untuk evaluasi.
5. Untuk mengetahui kepatenan dari pipa endotrakeal.

C. Tujuan
1. Membersihkan jalan nafas
2. Memenuhi kebutuhan oksigenasi
D. PRINSIP SUCTION 4A
1. Aseptik : Segala upaya yang dilakukan untuk mencegah masuknyamikroorganisme ke
dalam tubuh yang kemungkinan besar akan mengakibatkan infeksi.
2.  Asianotik : Tindakan yang tidak boleh menimbulkan sianosis.
3. Afektif : Tindakan yang dilandaskan gaya atau makna yang menunjukan perasaan dan
emosi.
4.  Atraumatik : Tindakan yang mencegah terjadinya trauma

E.  Persiapan klien
1. Informasikan tentang tindakan yang akan dilakukan
2.  Atur posisi tidur sesuai dengan kondisi klien
3. Kaji adanya tanda dan gejala yang mengindikasikan adanya penumpukan sekret pada
jalan napas bagian atas, seperti bunyi cegukan, gelisah, muntah (vomitus), pengeluaran
air liur berlebihan.
4. Jelaskan kepada klien mengenai prosedur dalam membersihkan jalan napas
dan meredakan masalah-masalah pernapasan. Jelaskan bahwa batuk atau bersin adalah
normal.

F. Persiapan petugas
Jumlah petugas yang dibutuhkan adalah dua orang, dimana satu orang bertanggung jawab
atas pengisapan.

G. Persiapan alat
Persiapan alat dan bahan-bahan yang dibutuhkan adalah sebagai berikut :
1. Unit pengisapan dinding atau unit pengisapan yang dapat dibawa (portable) 
      dengan selang penghubung dan konektor Y, jika dibutuhkan.
2. Kateter steril (kateter suction)
3. Kateter yankauer (orofaring)
4. Air steril / air normal salin serta baskom steril (alkohol 70%, cairan NaCl 0,9%).
5. Sarung tangan steril dan sarung tangan tidak steril.
6. Kassa steril atau handuk.
7. Jalan napas oral atau nasal, jika diperlukan.
8. Masker/penutup mata
9. Oksigen dengan perlengkapanya.
10. Stetoskop, bengkok, dan spuit steril 5cc.

H. Prosedur kerja

Langkah – langkah melakukan suction secara umum atau melakukan tindakan penghisapan
adalah sebagai berikut :
1. Kaji adanya kebutuhan untuk dilakukannya tindakan penghisapan. ( usahakan tidak rutin
melakukan penghisapan) Jika terlalu sering dapat menyebabkan kerusakan mukosa,
perdarahan, dan bronkospasme
2. Lakukan cuci tangan dan gunakan alat pelindung diri. Tujuanya untuk menghindari
kemungkinan terjadinya penularan penyakit melalui secret.
3. Jelaskan kepada pasien mengenai sensasi yang akan dirasakan. Jelaskan selama
penghisapan seperti nafas pendek, batuk, dan rasa tidak nyaman.
4. Check mesin penghisap, siapkan tekanan mesin suction pada level 80 –220 mmHg
Tujuanya untuk menghindari hipoksia dan trauma mukosa
5. Siapkan tempat yang steril. Tempat yang steril mencegah komplikasi dari bakteri dan
mikroorganisme sekitar lingkungan
6. Lakukan preoksigenasi dengan O2 200% selama 30 detik sampai 3 menit.
Tujuanya untuk mencegah terjadinya hipoksemia.
7. Secara cepat dan gentle masukkan kateter, jangan lakukan suction saat katetersedang
dimasukkan.
Karena hisapan alat suction dapat menciderai jaringan
8. Tarik kateter 2-2 cm, dan mulai lakukan suction.  Lakukan suction secaran.intermitten,
tarik kateter sambil menghisap dengan cara memutar. Jangan pernah melakukan suction
lebih dari 20 –25 detik. Karena dalam melakukan penghisapan akan menutup jalan nafas
sementara
9. Hiperoksigenasi selama 2-5 menit atau bila nadi dan SaO2 pasien normal. Penuhi
kebutuhan oksigen yang telah dihentikan sementara karena tindakan suction
10. Ulangi prosedur bila diperlukan ( maksimal 3 x suction dalam 2 waktu), lebih dari 3 kali
dapat menciderai jaringan karena gesekan
11. Tindakan suction pada mulut boleh dilakukan jika diperlukan, lakukan juga mouth care
setelah tindakan suction pada mulut.
Bersihkan area mulut untuk kenyamanan klien
12. Catat tindakan dalan dokumentasi keperawatan mengenai karakteristik sputum (jumlah,
warna, konsistensi, bau, adanya darah ) dan respon pasien.

I. Dokumentasi

1. Mencatat tanggal dan waktu pelaksanaan tindakan.

2. Mencatat hasil pengkajian sebelum, selama dan setelah tindakan prosedur.

3. Mencatat hasil observasi klien selama dan setelah tindakan.

4. Mencatat sputum / sekret dan karakteristiknya (jumlah, konsistensi, dan warnanya).

J. Sikap

1. Sistematis.

2. Hati-hati.

3. Berkomunikasi.

4. Mandiri.

5. Teliti.

6. Tanggap terhadap respon klien.

7. Rapih.

8. Menjaga privacy.

Anda mungkin juga menyukai