Anda di halaman 1dari 12

MAKALAH

PENDIDIKAN PANCASILA

PENJABARAN PANCASILA DALAM BATANG TUBUH UUD NRI


TAHUN 1945

DISUSUN OLEH :

1. KIRANA RAISSA EGASMARA I0118081


2. NUGRAHENI WIDHIARTI I0118114
3. REGINA PRASTIKA CAELI I0118122

PROGRAM S1 TEKNIK SIPIL


FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS SEBELAS MARET
SURAKARTA
2018
DAFTAR ISI

Cover..................................................................................................................................i
Daftar Isi............................................................................................................................ii
Kata Pengantar.................................................................................................................iii
Bab 1 Pendahuluan............................................................................................................1
A. Latar Belakang.................................................................................................1
B. Rumusan Masalah............................................................................................2
C. Tujuan..............................................................................................................2

Bab 2 Pembahasan.............................................................................................................3
A. Hubungan Pancasila dalam Batang Tubuh UUD NRI Tahun 1945................3
B. Penjabaran Pancasila dalam Batang Tubuh UUD NRI Tahun 1945............4-7

Bab 3 Kesimpulan.............................................................................................................8
A. Kesimpulan......................................................................................................8

Daftar Pustaka....................................................................................................................9

ii
KATA PENGANTAR

Puji syukur kami panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa yang masih
memberikan kami kesehatan, sehingga kami dapat menyelesaikan tugas
pembuatan makalah ini dengan judul “Penjabaran Pancasila dalam Batang Tubuh
UUD NRI Tahun 1945”.
Makalah ini dibuat untuk membnuhi salah satu tugas mata kuliah
Pendidikan Pancasila. Dalam makalah ini mengulas tentang penjabaran Pancasila
dalam batang tubuh UUD NRI tahun 1945 dan hubungan Pancasila dengan batang
tubuh UUD NRI tahun 1945.
Kami mengucapkan terimakasih sebesar-besarnya kepada semua pihak
yang telah membantu kami dalam menyusun makalah ini. Kami juga berharap
semoga makalah ini dapat bermanfaat bagi pembaca.
Dengan segala kerendahan hati, kritik dan saran yang konstruktif sangat
kami harapkan dari para pembaca guna untuk meningkatkan dan memperbaiki
pembuatan makalah pada tugas lain dan pada waktu mendatang.

Surakarta, 25 September 2018

Penyusun

iii
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Bangsa Indonesia memiliki pandangan hidup, filsafat hidup, dan
pegangan hidup dalam kehidupan bermasyarakat, berbangsa, dan bernegara,
yaitu Pancasila yang dibentuk berdasarkan suatu asas cultural yang dimiliki
dan melekat pada diri bangsa Indonesia sendiri. Nilai-nilai kenegaraan dan
kemasyarakatan yang terkandung dalam sila-sila Pancasila bukan hanya
merupakan hasil konseptual seseorang saja melainkan merupakan karya besar
bangsa Indonesia yang diangkat dari nilai-nilai kultural yang dimiliki bangsa
Indonesia sendiri melalui proses refleksi filosofis para pendiri negara, seperti
Soekarno, Moh. Yamin, Ki Bagoes Hadikoesoemo, Soepomo, dan lain-lain.
Pada dasarnya Pancasila adalah ideologi dasar bagi negara Indonesia.
Nama ini terdiri dari dua kata dari Sanskerta: pañca berarti lima dan śīla
berarti prinsip atau asas. Pancasila merupakan rumusan dan pedoman
kehidupan berbangsa dan bernegara bagi seluruh rakyat Indonesia.
Untuk mewujudkan masyarakat Pancasila, diperlukan suatu hukum
yang berisi norma-norma, aturan-aturan atau ketentuan-ketentuan yang harus
dilaksanakan dan ditaati oleh setiap warga negara Indonesia. Hukum yang
dimaksud yaitu UUD 1945 sebagai hukum dasar tertulis dinegara kita.
Pembukaan UUD NRI tahun 1945 mengandung pokok-pokok pikiran
yang meliputi suasana kebatinan, cita-cita dan hukum dan cita-cita moral
bangsa Indonesia. Pokok-pokok pikiran tersebut mengandung nilai-nilai yang
dijunjung tinggi oleh bangsa Indonesia karena bersumber dari pandangan
hidup dan dasar negara, yaitu Pancasila. Pokok-pokok pikiran yang bersumber
dari Pancasila itulah yang dijabarkan ke dalam batang tubuh melalui pasal-
pasal UUD NKRI tahun 1945.

1
B. Rumusan Masalah
Adapun rumusan masalah dibuatnya makalah ini adalah sebagai
berikut:
1. Bagaimana penjabaran Pancasila dalam Batang Tubuh UUD NRI tahun
1945?
2. Bagaimana hubungan Pancasila dengan Batang Tubuh UUD NRI tahun
1945?

C. Tujuan
Adapun tujuan dibuatnya makalah ini adalah sebagai berikut:
1. Untuk mengetahui penjabaran Pancasila dalam Batang Tubuh UUD NRI
tahun 1945
2. Untuk mengetahui hubungan dari Pancasila dalam Batang Tubuh UUD
NRI tahun 1945

2
BAB II
PEMBAHASAN

A. Hubungan Pancasila dengan Pembukaan UUD NRI Tahun 1945


Pancasila sebagai cerminan dari jiwa dan cita-cita hukum bangsa
Indonesia tersebut merupakan norma dasar dalam penyelenggaraan bernegara dan
yang menjadi sumber hukum sekaligus sebagai cita hukum (recht-idee), baik
tertulis maupun tidak tertulis di Indonesia. Cita-cita ini secara langsung
merupakan cerminan kesamaan-kesamaan kepentingan di antara sesama warga
bangsa.
Dalam pengertian yang bersifat yuridis kenegaraan, Pancasila yang
berfungsi sebagai dasar negara tercantum dalam Alinea Keempat Pembukaan
UUD NRI Tahun 1945, yang dengan jelas menyatakan, “…..maka disusunlah
Kemerdekaan Kebangsaan Indonesia itu dalam suatu Undang-Undang Dasar
Negara Indonesia, yang terbentuk dalam suatu susunan Negara Indonesia yang
berkedaulatan rakyat dengan berdasar kepada Ketuhanan Yang Maha Esa,
Kemanusiaan yang adil beradab, Persatuan Indonesia, dan Kerakyatan yang
dipimpin oleh hikmat kebijaksanan dalam permusyawaratan/perwakilan, serta
dengan mewujudkan suatu keadilan sosial bagi selutuh rakyat Indonesia”.
Sesuai dengan tempat keberadaan Pancasila yaitu pada Pembukaan UUD
NRI Tahun 1945, maka fungsi pokok Pancasila sebagai dasar negara pada
hakikatnya adalah sumber dari segala sumber hukum atau sumber tertib hukum di
Indonesia, sebagaimana tertuang dalam Ketetapan MPRS No. XX/MPRS/1966
(Ketetapan MPR No. IX/MPR/1978). Hal ini mengandung konsekuensi yuridis,
yaitu bahwa seluruh peraturan perundang-undangan Republik Indonesia
(Ketetapan MPR, Undang-undang, Peraturan Pemerintah, Keputusan Presiden,
dan Praturan-peraturan Pelaksanaan lainnya yang dikeluarkan oleh negara dan
pemerintah Republik Indonesia) harus sejiwa dan sejalan dengan Pancasila.
Dengan kata lain, isi dan tujuan Peraturan Perundanga-undangan RI tidak boleh
menyimpang dari jiwa Pancasila.

3
B. Penjabaran Pancasila dalam Batang Tubuh UUD NRI Tahun 1945
Pembukaan UUD NRI tahun 1945 mengandung pokok-pokok pikiran yang
meliputi suasana kebatinan, cita-cita dan hukum dan cita-cita moral bangsa
Indonesia. Pokok-pokok pikiran tersebut mengandung nilai-nilai yang dijunjung
tinggi oleh bangsa Indonesia karena bersumber dar pandangan hidup dan dasar
negara, yaitu Pancasila. Pokok-pokok pikiran yang bersumber dari Pancasila
itulah yang dijabarkan ke dalam batang tubuh melalui pasal-pasal UUD NRI
tahun 1945.
Hubungan Pembukaan UUD NRI tahun 1945 yang memuat Pancasila
dalam batang tubuh UUD 1945 bersifat kausal dan organis. Hubungan kausal
mengandung pengertian Pembukaan UUD NRI tahun 1945 merupakan penyebab
keberadaan batang tubuh UUD NRI tahun 1945, sedangkan hubungan organis
berarti Pembukaan dan batang tubuh UUD tahun 1945 merupakan satu kesatuan
yang tidak terpisahkan. Dengan dijabarkannya popok-pokok pikiran Pembukkan
UUD NRI tahun 1945 yang bersumber dari Pancasila ke dalam batang tubuh,
maka Pancasila tidak saja merupakan suatu cita-cita hukum, tetapi telah, menjadi
hukum positif.
Sesuai dengan penjelasan UUD NRI tahun 1945, pembukaan mengandung
4 pokok pikiran yang diciptakan dan dijelaskan dalam batang tubuh. Keempat
pokok pikiran tersebut adalah sebagai berikut:
1. Pokok pikiran pertama berintikan “Persatuan”, yaitu “negara melindungi
segenap Bangsa Indonesia dan seluruh tumpah darah Indonesia dengan
berdasar atas persatuan dengan mewujudkan keadilan sosial bagi seluruh
rakyat Indonesia”.
2. Pokok pikiran kedua berintikan “Keadilan sosial”, yaitu “negara hendak
mewujudkan keadilan sosial bagi seluruh rakyat.”
3. Pokok pikiran ketiga berintikan “Kedaulatan Rakyat”, yaitu “negara yang
berkedaulatan rakyat, berdasar atas kerakyatan dan permusyawaratan
perwakilan”

4
4. Pokok pikiran keempat berintikan “Ketuhanan Yang Maha Esa”, yaitu
negara berdasar atas Ketuhanan Yang Maha Esa menurut dasar
kemanusiaan yang adali dan beradab”.

Pokok pikiran pertama menegaskan bahwa aliran pengertian negara


persatuan diterima dalam Pembukaan UUD NRI tahun 1945, yaitu negara yang
melindungi bangsa Indonesia seluruhnya. Negara, menurut pokok pikiran pertama
ini, mengatasi paham golongan dan segala paham perorangan. Demikian
pentingnya pokok pikiran ini maka persatuan merupakan dasar negara yang
utama. Oleh karena itu, penyelenggara negara dan setiap warga negara wajib
mengutamakan kepentingan negara di atas kepentingan golongan atau perorangan.
Pokok pikiran kedua merupakan causa finalis dalam Pembukaan UUD
NRI tahun 1945 yang menegaskan suatu tujuan atau sutu cita-cita yang hendak
dicapai. Melalui pokok pikiran ini, dapat ditentukan jalan dan aturan-aturan yang
harus dilaksanakan dalam UUD sehingga tujuan atau cita-cita dapat dicapai
dengan berdasar kepada pokok pikiran pertama, yaitu persatuan. Hal ini
menunjukkan bahwa pokok pikiran keadilan sosial merupakan tujuan negara yang
didasarkan pada kesadaran bahwa manusia Indonesia mempunyai hak dan
kewajiban yang sama untuk menciptakan keadilan sosial dalam kehidupan
bermasyarakat, berbangsa, dan bernegara.
Pokok pikiran ketiga mengandung konsekuensi logis yang menunjukkan
bahwa sistem negara yang terbentuk ke dalam UUD harus berdasar atas
kedaulatan rakyat dan permusyawaratan perwakilan. Menurut Bakry (2010: 209),
aliran sesuai dengan sifat masyarakat Indonesia. kedaulatan rakyat dalam pokok
pikiran ini merupakan sistem negara yang menegaskan kedaulatan berada di
tangan rakyat dan dilakukan sepenuhnya oleh Majelis Permusyawaratan Rakyat
(MPR).
Pokok pikiran keempat menuntut konsekuensi logis, yaitu UUD harus
mengandung isi yang mewajibkan pemerintah dan lain-lain penyelenggara negara
untuk memelihara budi pekerti kemanusiaan yang luhur. Pokok pikiran ini juga
mengandung pengertian taqwa terhadap Tuhan Yang Maha Esa dan pokok pikiran
kemanusiaan yang adil dan beradab sehingga mengandung maksud menjunjung

5
tinggi hak asasi manusia yang luhur dan budi pekerti kemanusiaan yang luhur.
Pokok pikiran keempat Pembukaan UUD NRI tahun 1945 merupakan asas moral
bangsa dan negara (Bakry, 2010; 210).
MPR RI telah melakukan amandemen UUD NRI tahun 1945 sebanyak
empat kali secara berturut-turut terjadi pada 19 Oktober 1999, 18 Agustus 2000, 9
November 2001, dan 10 Agustus 2001. Menurut Rindjin (2012: 245-246),
keseluruhan batang tubuh UUD NRI tahun 1945 yang telah mengalami
amndemen dapat dikelompokkan menjadi tiga bagian, yaitu;
1. Pasal-pasal yang tertakait aturan pemerintahan negara dan kelembagaan
negara
2. Pasal-pasal yang mengatur hubungan antara negara dan penduduknya yang
meliputi warga negara, agama, pertahanan negara, pendidikan, dan
kesejahteraan sosial
3. Pasal-pasal yang berisi materi lain berupa aturan mengenai bendera
negara, bahasa negara, lambing negara, lagu kebangsaan, peerubahan
UUD, aturan peralihan, dan aturan tambahan.

Berdasarkan hasil amandemen dan pengelompokan keseluruhan Batang


Tubuh UUD NRI Tahun 1945, berikut disampaikan beberapa contoh penjabaran
Pancasila kedalam batang tubuh melalaui  pasal-pasal UUD NRI Tahun 1945.
1. Sistem pemerintahan negara dan kelembagaan negara
a. Pasal 1 ayat (3) : Negara Indonesia adalah negara hukum. Negara
hukum yang dimaksud adalah negara yang menegakkan supremasi
hukum untuk menegakkan keadilan dan kebenaran dan tidak ada
kekuasaan yang tidak dipertanggungjawabkan.
b. Pasal 3
ayat (1) : MPR berwenang mengubah dan menetapkan UUD
ayat (2) : MPR melantik Prisiden dan / atau Wakil Presiden
ayat (3) : MPR hanya dapat memberhentikan Presiden dan / atau Wakil
Presiden
dalam masa jabatannya menurut UUD

6
2. Hubungan antara negara dan penduduknya yang meliputi warga negara,
agama, pertahanan negara, pendidikan, dan kesejahteraan sosial.
a. Pasal 26 ayat (2) : Penduduk ialah warga negara Indonesia dan orang
asing yang bertempat tinggal di Indonesia.
b. Pasal 27 ayat (3) : setiap warga negara berhak dan wajib ikut serta
dalam upaya pembelaan negara.
c. Pasal 29 ayat (2) : negara menjamin kemerdekaan tiap-tiap penduduk
untuk memeluk agamanya masing-masing dan untuk beribadat
menurut agamanya dan kepercayaannya itu.
d. Pasal 31 ayat (2) : setiap warga negara wajib mengikuti pendidikan
dasar dan pemerintah wajib membiayainya.
e. Pasal 33 ayat (1) : perekonomian disusun sebagai usaha bersama
berdasar atas asas kekeluargaan.
f. Pasal 34 ayat (2) : negara mengembangkan sistem jaminan sosial bagi
seluruh rakyat dan memberdayakan masyarakat yang lemah dan tidak
mampu sesuai dengan martabat kemanusiaan.
3. Materi lain berupa aturan bendera negara, bahasa negara, lambing negara,
dan lagu kebangsaan.
a. Pasal 35 : Bendera Negara Indonesia adalah Sang Merah Putih
b. Pasal 36 : Bahasa Negara ialah Bahasa Indonesia
c. Pasal 36A : Lambang negara ialah Garuda Pancasila dengan
semboyan Bhineka Tunggal Ika
d. Pasal 36B : Lagu kebangsaan adalah Indonesia Raya

7
BAB III
PENUTUP

A. Kesimpulan
Berdasarkan penjelasan diatas hubungan Pancasila dengan Batang Tubuh
UUD NRI Tahun 1945 yaitu Pancasila yang berfungsi sebagai dasar negara
tercantum dalam Alinea Keempat Pembukaan UUD NRI Tahun 1945.
Berdasarkan tempat keberadaan Pancasila dalam Batang Tubuh UUD NRI Tahun
1945, maka fungsi pokok Pancasila sebagai dasar negara pada hakikatnya adalah
sumber dari segala sumber hukum atau sumber tertib hukum di Indonesia.
Hubungan Pembukaan UUD NRI tahun 1945 yang memuat Pancasila
dalam batang tubuh UUD 1945 bersifat kausal dan organis. Hubungan kausal
mengandung pengertian Pembukaan UUD NRI tahun 1945 merupakan penyebab
keberadaan batang tubuh UUD NRI tahun 1945, sedangkan hubungan organis
berarti Pembukaan dan batang tubuh UUD tahun 1945 merupakan satu kesatuan
yang tidak terpisahkan. Dengan dijabarkannya popok-pokok pikiran Pembukkan
UUD NRI tahun 1945 yang bersumber dari Pancasila ke dalam batang tubuh,
maka Pancasila tidak saja merupakan suatu cita-cita hukum, tetapi telah, menjadi
hukum positif. Tanpa adanya Pancasila, tidak akan terbentuk sebuah Batang
Tubuh UUD NRI tahun 1945, karena Pancasila merupakan pedoman pembuatan
Batang Tubuh UUD NRI 1945. Dengan kata lain, Pancasila dan UUD NRI tahun
1945 sangatlah berkaitan erat.

8
DAFTAR PUSTAKA

[1] “Pancasila dalam Batang Tubuh UUD NRI”. Reymandasianipar. 21


Oktober 2013. Web. 23 September 2018.
<http://reymandasianipar.blogspot.com/2013/10/pancasila-dalm-batang-
tubuh-uud-nri.html>

[2] “Pancasila sebagai Dasar Negara”. Fauziyyahziya. 3 November 2015.


Web. 23 September 2018.
<http://fauziyyahziya.blogspot.com/2015/11/pancasila-sebagai-dasar-
negara.html>

[3] “Masyarakat Indonesia Masyarakat yang Bernilai Pancasila”. Sinergi


Bangsa. 21 Mei 20108. Web. 23 September 2018.
<http://sinergibangsa.org/masyarakat-indonesia-masyarakat-yang-bernilai-
pancasila/>

[4] “Alasan Mengapa Pembukaan UUD 1945 Tidak Dapat Diubah”. 28 Juli
2016. Web. 23 September 2018.
<https://pengayaan.com/alasan-mengapa-pembukaan-uud-1945-tidak-
dapat-diubah/>

Anda mungkin juga menyukai