Anda di halaman 1dari 7

SATUAN ACARA PENYULUHAN PENYAKIT USUS BUNTU

Dosen Pembimbing promosi kesehatan:


Ibu Tumiur Sormin, SKM.,M.Kes

Di Susun Oleh:
Nama : Meraley Diana
Nim : 2014401026
Kelas : Tingkat 2, reguler 1

KEMENTRIAN KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA


POLTEKES KEMENKES TANJUNG KARANG
JURUSAN DIII KEPERAWATAN
TAHUN 2021/2022
SATUAN ACARA PENYULUHAN
Pokok bahasan : Appendiksitis (Radang usus buntu)
Sub pokok bahasan : Appendiksitis (Radang usus buntu)
Sasaran : Pasien dan keluarga
Har/tanggal : Rabu, 18 Agustus 2021
Jam/waktu : 09.00.09.30 (30 menit)
Tempat : Ruang 15 RSSA
Penyuluh : Nr, Dina amelia, S.Kp

Latar belakang:
Appendiksitis merupakan suatu keadaan yang sering terjadi dan membutuhkan operasi
kegawatan perut pada anak. Diagnosisnya sulit pada anak-anak, merupakan faktor yang memberikan
angka perforasi 30-60%. Resiko untuk perforasi terbanyak pada anak usia 1-4 tahun (70-75%) dan
terendah pada remaja (30-40%), yang insiden tertingginya menurut umur adalah masa anak-anak.
Kejadian appendiksitis atau usus buntu meningkat dengan bertambahnya usia, memuncak pada
remaja dan jarang terjadi pada anak kurang dari satu tahun. Prognosis buruk sejak mulainya gejala
sampai perforasi biasanya terjadi setelah 36-48 jam. Jika hal tersebut terlambat 36-48 jam angka
perforasi menjadi meningkat. Berdasarkan hal tersebut saya mengangkat tema appendiksitis/usus
buntu pada topik penyuluhan ini.

Tujuan intruksional:
Tujuan umum
Setelah mengikuti ceramah, dan diskusi selama 30 menit diharapkan peserta mampu menjelaskan
konsep appendiksitis (Radang usus buntu)
Tujuan khusus
Setelah ceramah, dan diskusi selam 30 menit diharapkan peserta mampu:
1. Menjelaskan tentang pengertian radang usus buntu
2. Menjelaskan tentang penyeban radang usus buntu
3. Menjelaskan tentang tanda dan gejala radang usus buntu
4. Menjelaskab tentang penanganan radang usus buntu
A. Sub pokok bahasan:
1. Pengertian radang usus buntu
2. Penyebab radang usus buntu
3. Tanda dan gejala radang usus buntu
4. Penanganan radang usus buntu

B. Kegiatan penyuluhan
Tahap Waktu Kegiatan pemateri Kegiatan audiens metode media
Pembukaa 5 menit  Memperkenalkan  Menjawab Cerama Leafleat
n diri salam h dan
 Mmenyamakan  Memperhatikan tanya
persepsi dan menjawab jawab
 Menyampaikan pertanyaan
maksud dan
tujuan
dilaksanakannya
penyuluhan
 Menggali
pengetahuan
audiens

Penyajian 15  Menjelaskan  Menyimak Cerama Leafleat


menit tentang penjelasan h dan
pengertian gizi  Mengajukan tanya
buruk pertanyaa jawab

 Menjelaskan seputar materi


tentang
penyebab gizi
buruk
 Menjelaskan
tentang tanda gizi
buruk dan gizi
baik
 Menjelaskan
pencegahan gizi
buruk
 Menjelaskan
tetang
penanganan gizi
butuk

Evaluasi 5 menit  Memberikan  Menjawab Tanya -


pertanyaan pada pertanyaan jawab
audiens tentang yang diberikan
pengertian, pemateri
etiologi, tanda
gejala dan
Penutup 5 menit penanganan usus Cerama leafleat
buntu h dan
 Memperhatikan tanya
 Memberikan penjelasan jawab
kesimpulan  Menjawab
materi pertanyaan dari
 Menyampaikan pemateri
hasil evaluasi dan
umpan balik
 Menutup acara
penyuluhan

C. Evaluasi

a. Evaluasi terstruktur

1. Audiens hadir di tempat penyuluhan tepat waktu

2. Perorganisasian penyelenggaraan penyuluhan dilakukan sebelum dan sesudah

penyuluhan

b. Evaluasi proses

1. Audiens berkonsentrasi terhadap materi yang disampaikan oleh pemateri

2. Audiens mengikuti kegiataan penyuluhan sampai selesai


3. Audiens mengajukan pertanyaan pada pemateri

4. Audiens mampu menjawab pertanyaan dari pemateri dengan lengkap dan benar

c. Evaluasi hasil

1. Audiens dapat menjelaskan tentang pengertian radang usus buntu

2. Audiens dapat menjelaskan tentang penyebab radang usus buntu

3. Audiens dapat menjelaskan tentang tanda dan gejala radang usus buntu

4. Audiens dapat menjelaskan tentang penanganan radang usus buntu

Materi penyuluhan

1. Definisi

Apendiks adalah ujung seperti jari yang kecil panjangnya kira-kira 10 cm melekat pada

sakum tepat dibawah katup ileosekal. Apendiks berisi makanan dan mengosongkan diri

secara teratur ke dalam sekum. Karena pengosongan tidak efektif dan lumayan kecil,

apendiks cenderung menjadi tersumbat dan rentan terhadap infeksi.

2. Penyebab

Penyakit radang usus bunti ini umumnya disebabkan oleh infeksi bakteri, namun faktor

pencetusnya ada beberapa kemungkinan yang sampai sekarang belum dapat diketahui

secara pasti. Di antaranya faktor penyumbatan pada lapisan saluran appendiks oleh

timbunan tinja/feces yang keras, pembesaran, jaringan limfoid, penyakit cacing, parasit,

benda asing dalam tubuh, cancer premier dan striktur. Diantara beberapa faktor diatas,

maka yang paling sering ditemukan dan kuat dugaannya sebagai penyebab adalah faktor

penyumbatan oleh tinja/feces dan hyperlasia jaringan limfoid. Penyumbatan atau

pembesaran inilah yang menjadi media bagi bakteri untuk berkembang biak. Perlu diketahui

bahwa dalam tinja/feces manusia sangat mungkin sekali telah tercemari oleh bakteri/kuman

escherichia coli, inilah yang sering kali mengakibatkan infeksi yang berakibat pada

peradangan usus buntu. Makan cabai bersama bijinya atau jambu klutuk beserta bijinya
sering kali tak tercerna dalam tinja dan menyelinap kesaluran appendiks sebagai benda

asinnh, begitu pula terjadinya pengerasan tinja/feces dalam waktu lama sangat mungkin ada

bagiannya yang terselip masuk kesaluran appendiks yang pada akhirnya menjadi media

kuman/bakteri bersarang dan berkembang biak sebagai infeksi yang menimbulkan

peradangan usus buntu tersebut. Seseorang yang mengalami penyakit cacing, apabila cacing

yang beternak didalam usus besar lalu tersasar memasuki usus buntu maka dapat

menimbulkan penyakit radang usus.

3. Tanda dan gejala

Serangan peradangan usus buntu tidak selalu khas sebagaimana lazimnya yang khas, diawali

dengan tidak enak perut, biasanya rasa tak enak perut di sekitar pusar. Pada saat yang sama

muncul demam ringan, disertai mual dan muntah-muntah, mungkin diare, ada pula yang

malah sembelit, namun yang pasti nyeri tidak enak perut berlanjut kendati sudah diredakan

dengan obat. Nyeri berkembang dari sekitar pusar, kemudian menyebar sampai ke perut

kanan bawah. Tergantung posisi usus buntunya terhadap usus besar, rasa nyeri dan keluhan

tak enak perut tidak selalu khas. Apabila ujung usus buntu menyentuh saluran kencing

ureter, nyerinya akan sama dengan sensasi nyeri kolik saluran kemih, dan mungkin ada

ganggan berkemih. Pada kasus peradangan usus buntuk spesifik, akan muncul nyeri tekan

pada perut kanan bawah. Nyeri semakin memberat dari jam ke jam.

Tanda-tanda umumnya terjadi:

 nyeri difus yang timbul mendadak di daerah apigastrium atau perfumblikus

 dalam beberapa jam, nyeri lebih terlokasi dan dapat dijelaskan sebagai nyeri tekan

di daerah kuadran kanan bawah

 nyeri tekan lepas

 demam

 leukosit meningkat (10.000-18.000/mm)

 mual dan muntah dan rasa ngilu


 kurang nafsu makan

 konstipasi

4. Penanganan

Pembedahan di indikasikan bila diagnosa appendiks telah ditegakkan antibotic dan cairan IV

diberikan sampai pembedahan dilakukan. Analgesic dapat diberikan setelah diagnosa

ditegakkan. Apendektomi (pembedahan untuk mengangkat apendiks) dilakukan sesegera

mungkin untuk menurunkan resiko perforasi. Apendektomi dapat dilakukan dibawah

anastesi umum atau sepinal dengan insisi abdomen bawah atau dengan laparoskopi yang

merupakan metode terbaru yang sangat efektif.

Anda mungkin juga menyukai