Matra Laut
“Keracunan Ikan atau Tumbuhan Laut”
1. Rahmawati Polpoke
2. Santi Lestari Budiman
3. Firdiani Sri A. La Abudan
KEMENTRIAN KESEHATAN RI
POLTEKKES KEMENKES MALUKU
PRODI KEPERWATAN MASOHI
TAHUN AKADEMIK 2018/2019
KATA PENGANTAR
Segala puji bagi Allah Tuhan Semesta Alam, yang karena atas limpahan rahmat dan
anugerah-Nyalah penulis dapat menyelesaikan tugas makalah ini dengan baik. Tak lupa
pula penulis mengucapkan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada dosen mata kuliah
Matra Laut yang telah memberikan ilmu dan pengetahuannya kepada penulis, terutama
terkait penulisan makalah ini.
Adapun makalah ini penulis rangkum dari sumber yang dapat dipercaya yang
penyajiannya penulis sajikan dalam lembar Daftar Pustaka. Penulis menyadari penulisan
makalah ini masih jauh dari kesempurnaan, oleh karena itu saran dan kritik sangat penulis
harapkan guna penyempurnaannya di masa mendatang.
Akhir kata semoga makalah ini dapat menambah ilmu pengetahuan dan kemampuan
kita dalam bidang Ilmu Matra Laut sebagaimana yang kita semua harapkan.
Penyusun
Kelompok I
DAFTAR ISI
Kata Pengantar
Daftar Isi
BAB I. Pendahuluan
A. Latar Belakang
B. Rumusan Masalah
C. Tujuan
BAB II. Pembahasan
A. Pengertian
B. Jenis-Jenis Ikan atau Tumbuhan Laut yang Beracun
C. Prinsip Penatalaksanaan
BAB III. Penutup
A. Kesimpulan
B. Saran
Daftar Pustaka
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Pertolongan terhadap keracunan yang ditimbulkan oleh zat apapun haruslah
dipersiapkan dengan sebaik-baikanya. Pertolongan yang keliru atau secara berlebihan justru
mendatangkan bahaya baru. Identifikasi racun merupakan usaha untuk mengetahui bahan,
zat, atau obat yang diduga sebagai penyebab terjadi keracunan, sehingga tindakan
penganggulangannya dapat dilakukan dengan tepat, cepat dan akurat. Dalam menghadapi
peristiwa keracunan, kita berhadapan dengan keadaan darurat yang dapat terjadi dimana
dan kapan saja serta memerlukan kecepatan untuk bertindak dengan segera dan juga
mengamati efek dan gejala keracunan yang timbul.
Racun adalah zat atau senyawa yang masuk ke dalam tubuh dengan berbagai cara
yang menghambat respons pada sistem biologis dan dapat menyebabkan gangguan
kesehatan, penyakit, bahkan kematian. Keracunan sering dihubungkan dengan pangan atau
bahan kimia. Pada kenyataannya bukan hanya pangan atau bahan kimia saja yang dapat
menyebabkan keracunan.
Di sekeliling kita ada racun alam yang terdapat pada beberapa tumbuhan dan hewan.
Pada pembahasan makalah kali ini, penyusun akan membahas mengenai keracunan ikan
atau tumbuhan laut.
B. Rumusan Masalah
Adapula rumusan masalah yang kemudian akan penyusun bahas pada makalah ini,
yaitu :
1. Apa itu racun dan keracunan ?
2. Apa itu keracunan ikan atau tumbuhan laut ?
3. Ikan atau tumbuhan laut apasajakah yang apabila dimakan akan menimbulkan efek
keracunan ?
4. Tindakan apasajakah yang harus segera dilakukan untuk menangani orang dengan
keracunan karena memakan ikan atau tumbuhan laut ?
5. Tindakan-tindakan apasajakah yang dapat dilakukan untuk mencegah terjadinya
absorpsi lanjut pada orang dengan keracunan ?
6. Bagaimanakah cara untuk mengeluarkan racun yang telah terserap didalam tubuh ?
C. Tujuan
1. Tujuan umum
Secara umum tujuan dari penyusunan makalah ini adalah untuk memenuhi
kelengkapan tugas dari dosen pembimbing mata kuliah matra laut.
2. Tujuan khusus
Tak hanya sebagai pemenuhan tugas dari dosen pembimbing mata kuliah matra
laut, makalah ini juga penyusun susun agar pembaca sekaligus penyusun dapat
mengetahui dan memahami mengenai :
a. Pengertian racun dan keracunan,
b. Jenis-jenis ikan atau tumbuhan laut yang beracun, dan
c. Prinsip penatalaksanaan (tindakan pada kedaruratan, pencegahan absorpsi
lanjut, serta mengeluarkan racun yang telah terserap).
BAB II
PEMBAHASAN
A. Pengertian
Racun adalah zat yang ketika tertelan, terhisap, diabsorbsi, menempel pada kulit, atau
dihasilkan di dalam tubuh dalam jumlah yang relatif kecil menyebabkan cedera dari tubuh
dengan adanya reaksi kimia. Keracunan melalui inhalasi dan menelan materi toksik, baik
kecelakaan dan karena kesengajaan, merupakan kondisi bahaya yang mengganggu
kesehatan bahkan dapat menimbulkan kematian.
Keracunan atau intoksikasi adalah keadaan patologik yang disebabkan oleh obat,
serum, alkohol, bahan serta senyawa kimia toksik, dan lain-lain. Keracunan dapat
diakibatkan oleh kecelakaan atau tindakan tidak disengaja, tindakan yang disengaja seperti
usaha bunuh diri atau dengan maksud tertentu yang merupakan tindakan kriminal.
Keracunan yang tidak disengaja dapat disebabkan oleh faktor lingkungan, baik lingkungan
rumah tangga maupun lingkungan kerja. Keracunan dapat terjadi karena berbagai macam
penyebab yang mengandung bahan berbahaya dan potensial yang dapat menjadi racun.
Keracunan ikan laut adalah masuknya suatu zat yang bersumber dari ikan laut yang
tidak diinginkan ke dalam tubuh manusia, sehingga zat tersebut menjadi berbahaya bagi
fungsi organ-organ tubuh manusia.
Sedangkan keracunan tumbuhan laut adalah masuknya suatu zat yang bersumber dari
tumbuhan laut yang tidak diinginkan ke dalam tubuh manusia, sehingga zat tersebut menjadi
berbahaya bagi fungsi organ-organ tubuh manusia.
2. Histamin / skrombotoksin
Histamin yaitu senyawa yang terdapat pada daging ikan yang umumnya dari family
scombroid yang di dalam dagingnya terdapat kadar histidin yang tinggi. Gejala
keracunan akan muncul apabila kita mengkonsumsi ikan dengan kandungan histamin
yang berlebih, yaitu dalam jumlah diatas 70-1000 mg.
Keracunan histamin juga ditulis sebagai keracunan skombrotoxin karena
keterkaitannya dengan keluarga scombroidae, yaitu ikan laut besar yang sebagian
dagingnya berwarna agak gelap. Contoh ikan yang bermotif tersebut, terutama warna
gelap yang memanjang dari kepala ke pangkal ekor adalah tuna, bonito, mackerel,
skipjack dan mahi – mahi (varietas ikan lumba – lumba) tetapi juga oleh etnis non-
scrombroidae seperti sardine, ikan herring dan salmon. Ikan yang termasuk keluarga ini
adalah tongkol, cakalang, kuwik, dan kembung. Jika pengolahan ikan golongan
scromboid tidak tepat, ikan tersebut akan mengalami penguraian bakteri dimana histidin
berubah menjadi histamin dan terbentuk racun skombrotoxin. Histamin bersifat stabil
dalam panas dan dingin.
Berikut gambar dari ikan-ikan tersebut :
a. Tuna
b. Bonito
c. Mackerel
d. Skipjack
f. Sardine
g. Ikan herring
h. Salmon
3. Ciguatera
Disamping histamin, terdapat pula ciguatera. Ciguatera merupakan kondisi
keracunan pada manusia yang diakibatkan karena mengkonsumsi hewan laut (ikan)
yang mengandung ciguatoxin. Penyakit ini telah dikenal sejak berabad-abad yang lalu.
Ciguatera telah sering terjadi di kawasan tropis dan sub-tropis Samudra Pasifik dan
Samudra Hindia. Indonesia yang terletak di antara kedua samudra tersebut merupakan
salah satu kawasan yang banyak terjadi ciguatera.Racun ini dihasilkan oleh alga
dinoflasgelata yang disebut Gambierdiscus toxicus. Organisme ini biasanya tertelan oleh
ikan herbivor, selanjutnya ikan herbivor dimangsa ikan predator sehingga jumlah
kandungan racun makin meningkat. Pada ikan racun tersebut tidak berdampak namun
dapat menyebabkan sakit luar biasa bahkan dapat menyebabkan kematian pada
manusia maupun mamalia yang memakan ikan beracun tersebut.
Ikan belut laut dan kerapu karang (Plectropomus spp.) merupakan jenis ikan yang
banyak terkait dengan ciguatera, terutama di barat daya Samudra Hindia. Di Amerika
jenis ikan yang banyak terkait dengan ciguatera adalah kerapu sunu (Epinephelus spp.).
Di Australia, ikan-ikan yang dikenal dapat beracun meliputi tenggiri (Scomberomorus
commersoni), kerapu (Plectropomus dan Epinephelus), barakuda (Sphyraena jello),
kakap merah (Lutjanus sebae), dan kuwe (Caranx spp.). Berikut gambar dari jenis ikan
tersebut :
a) Ikan Belut Laut dan Kerapu Karang (Plectropomus Spp.)
Sedangkan keracunan akibat dari tumbuhan laut dapat diakibatkan karena tumbuhan
laut tersebut sudah terkontaminasi dengan zat-zat hasil limbah manusia atau dapat juga
disebabkan oleh protozoa, parasit, bakteri yang patogen dan juga bahan kimia yang bersifat
racun.
Berikut manifestasi klinis dari keracunan :
C. Prinsip Penatalaksanaan
1. Tindakan pada kedaruratan
a. Tujuan penatalaksanaan
Tujuan tindakan kedaruratan adalah menghilangkan atau meng-inaktifkan racun
sebelum diabsorbsi, untuk memberikan perawatan pendukung, untuk memelihara
sistem organ vital, menggunakan antidotum spesifik untuk menetralkan racun, dan
memberikan tindakan untuk mempercepat eliminasi racun terabsorbsi.
Penatalaksanaan umum kedaruratan keracunan antara lain :
1) Dapatkan kontrol jalan panas, ventilasi, dan oksigenisasi. Pada keadaan tidak
ada kerusakan serebral atau ginjal, prognosis pasien bergantung pada
keberhasilan penatalaksanaan pernapasan dan sistem sirkulasi.
2) Coba untuk menentukan zat yang merupakan racun, jumlah, kapan waktu
tertelan, gejala, usia, berat pasien dan riwayat kesehatan yang tepat.
3) Tangani syok yang tepat.
4) Hilangkan atau kurangi absorbsi racun.
5) Berikan terapi spesifik atau antagonis fisiologik secepat mungkin untuk
menurunkan efek toksin.
6) Dukung pasien yang mengalami kejang. Racun mungkin memicu sistem saraf
pusat atau pasien mungkin mengalami kejang karena oksigen tidak adekuat.
7) Bantu dalam menjalankan prosedur untuk mendukung penghilangan zat yang
ditelan, yaitu :
a) Diuresis untuk agen yang dikeluarkan lewat jalur ginjal
b) Dialisis Hemoperfusi (proses melewatkan darah melalui sirkuit
ekstrakorporeal dan cartridge containing an adsorbent [karbon atau resin],
dimana setelah detoksifikasi darah dikembalikan ke pasien.
8) Pantau tekanan vena sentral sesuai indikasi.
9) Pantau keseimbangan cairan dan elektrolit.
10) Menurunkan peningkatan suhu.
11) Berikan analgesik yang sesuai untuk nyeri.
12) Bantu mendapatkan spesimen darah, urine, isi lambung dan muntah.
13) Berikan perawatan yang konstan dan perhatian pada pasien koma.
14) Pantau dan atasi komplikasi seperti hipotensi, disritmia jantung dan kejan
Jika pasien dipulangkan, berikan bahan tertulis yang menunjukkan tanda dan
gejala masalah potensial dan prosedur untuk bantuan ulang.
b. Terapi Farmakologis
Untuk menangani korban keracunan dapat diberikan oralit. Oralit befungsi
menggantikan glukosa, garam dan mineral penting lain yang hilang akibat muntah
dan diare yang dialami oleh korban tersebut.
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Dari penyusunan makalah ini penyusun mengambil kesimpulan bahwa tidak semua
keracunan ikan atau tumbuhan laut berasal dari ikan atau tumbuhan laut tersebut. Tetapi
dapat juga disebabkan karena terkontaminasi dengan limbah manusia sendiri yang apabila
dimakan oleh manusia dapat berdampak pada terjadinya kejadian keracunan tersebut.
B. Saran
Diharapkan makalah ini dapat menambah wawasan penyusun sekaligus pembaca
dalam hal keracunan ikan atau tumbuhan laut.
DAFTAR PUSTAKA